1.
2.
3.
4.
Secara etimologis, kata “politik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “politeia”,
yang akar katanya adalah polis dan teia. Polisi berarti kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri, yaitu negara, sedangkan teia berarti urusan. Dalam bahasa
Indonesia, politik, dalam arti politics memiliki makna kepentingan umum warga
negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan,
jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Politik pula yang berperan dalam pembentukan dan pelaksanaan
kebijakan (policy). Adanya kesejahteraan negara tidak lepas dari terbentuk dan
terlaksananya kebijakan yang tepat sasaran. Menurut UU No. 20 tahun 2003,
salah satu kewajiban warga negara adalah memajukan kesejahteraan umum.
Maka, berpartisipasi dalam politik tentunya termasuk dalam kewajiban warga
negara. Dalam UUD NKRI 1945, terdapat alinea yang mengamanatkan
terbentuknya suatu pemerintah negara Indonesia untuk melaksanakan dan
mencapai tujuan-tujuan pemerintahan. Pada dasarnya, bentuk pemerintahan
yang dianut oleh Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila, menjadikan rakyat
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Namun pada pelaksanaannya,
kekuasaan di Indonesia dipisahkan dengan paham trias politica. Menurut paham
ini, sebuah pemerintahan yang berdaulat harus dipisahkan menjadi dua atau
lebih kekuasaan yang bebas. Hal ini dilakukan agar kekuasaan tidak hanya
dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang tertentu. Untuk sempurnanya
pelaksanaan kedaulatan rakyat di Indonesia, maka dilakukanlah distribution of
power atau pembagian kekuasaan. Menganut prinsip trias politica dari
Montesqiue, kekuasaan dibagi menjadi tiga, yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Eksekutif adalah cabang kekuasaan kedaulatan rakyat yang
ditugaskan untuk melaksanakan pemerintahan dan kebijakan negara. Cabang
eksekutif di negeri ini dipimpin oleh seorang presiden yang merupakan kepala
pemerintahan sekaligus kepala negara. Dalam tugasnya, presiden dibantu oleh
wakil presiden dan para menteri yang juga merupakan pengawas
presiden. Cabang kekuasaan legislatif di Indonesia terbagi menjadi dua kamar
di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sementara
itu, cabang kekuasaan yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung (MA) dan
Mahkamah Konstitusi (MK). Di dalam kekuasaan yudikatif terdapat kekuasaan
inspektif, yang dilaksanakan oleh Komisi Yudisial dan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang memiliki cabang di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Mengingat bahwa dalam negara demokrasi politik berpusat pada kekuasaan
rakyat, maka menjadi penting bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
berpartisipasi dalam politik. Secara harfiah, partisipasi politik artinya adalah
keikutsertaan warga negara dalam berbagai proses politik, mulai dari pembuatan
kebijakan, penilaian kebijakan, termasuk pula ikut serta dalam pelaksanaan
kebijakan. Partisipasi politik bukan berarti bahwa rakyat harus selalu
mendukung keputusan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemimpinnya.
Konsep partisipasi masyarakat dalam politik sangat penting dalam arus
pemikiran demokrasi musyawarah. Dalam artikel ini akan dibahas 5 contoh
lengkap partisipasi masyarakat dalam sistem politik Indonesia. Berikut
contohnya: