Dosen Pengampu:
Di Susun Oleh:
UNIVERSITAS ISLAM 45
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan karunianya kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kata Depan, Frasa, Gabungan Kata”, sebagai
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tanpan ada hambatan apapun.
Dalam pembuatan Tugas ini ada berbagai upaya atau langkah-langkah dari penulis yaitu
dengan menyusun kata-kata dan halaman agar menjadi Makalah yang sempurna. Penulis
menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna namun penulis berharap semoga Makalah ini
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis sebagai pembuat Makalah ini.
Untuk lebih menyempurnakan Makalah ini, penulis memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
benar. Apabila ada kalimat-kalimat yang salah dalam pengetikan tugas ini mohon dimaafkan dan
harap menjadikan maklum. Akhir kata, harapan penulis menyusun laporan ini agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Kelompok 1
PREPOSISI (KATA DEPAN)
A. Pengertian
Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga
terbentuk frase eksosentris direktif, (Kridalaksana, 2005: 95).
Kata depan menurut definisi tradisional adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau
bagian-bagian kalimat, (Keraf, 1984: 80).
Kata depan adalah kata yang menerangkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat. Kata
depan dapat diikuti kata benda atau nomina, (Rusmaji, 1993: 26).
Jika ditinjau dari perilaku sintaksisnya, preposisi berada di depan nomina, ajektiva, atau
adverbia, sehingga terbentuk frase yang dinamakan frase preposisional.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu: (1) preposisi tunggal,
seperti di, ke, dari, pada, selama, mengenai, dan sepanjang; serta (2) preposisi majemuk, seperti
daripada, kepada, oleh karena, sampai ke, sampai dengan, selain dari, dan sebagainya, (Alwi
dalam Bagus, 2007).
Kata depan di, ke, dari disebut juga kata depan asli (sejati), yaitu kata yang semata-
mata hanya sebagai kata depan. Kata depan ini disebut juga sebagai kata depan pengantar
tempat.
ke : pengantar tempat yang dituju
Contoh:
Dalam pemakaian di, ke, dari, kita tidak boleh menghubungkannya dengan akhiran
kata ganti -ku, -mu, -nya, kecuali dalam bentuk puisi. Karena biasanya penyair diberikan
semacam kebebasan dalam menggubah puisi yaitu kebebasan yang disebut licencia poetica.
a. Menyatakan “tempat tujuan”, digunakan di depan kata benda yang menjadikan benda itu
sebagai keterangan tempat.
Contoh: TKI illegal itu dideportasi ke Australia
b. Menyatakan “tempat tujuan”, dengan lebih tepat, preposisi ke dapat diikuti dengan kata
yang menunjukkan bagian dari tempat yang dimaksud.
Contoh: Klose menggiring bola ke daerah gawang
c. Menyatakan keadaan “gerak” atau “bergerak”, dipakai di depan kata benda tempat.
Contoh: Banyak wisatawan yang datang ke pulau Komodo
d. Preposisi ke tidak boleh digunakan di depan kata benda yang mengacu kepada orang
termasuk kata ganti orang.
Contoh: Gadis itu dikembalikan ke orangtuanya setelah diperisa polisi
Terkadang, kita salah menuliskan partikel di dan ke, mana yang sebagai kata depan
dan mana sebagai awalan. Kekeliruan penggunaan unsur tersebut dapat disebabkan oleh
kekurangtahuan fungsi masing-masing unsur, atau dapat juga disebabkan karena pengaruh
kebiasaan berbahasa daerah, sehingga tanpa disadari pengaruh itu terbawa ke dalam
penggunaan berbahasa Indonesia.
ke Surabaya ke sekolah.
Dari contoh di atas, kata depan di dan ke penulisannya dipisah. Karena kata yang
terdapat unsur di dan ke menduduki fungsi keterangan. Selain itu, kata depan selalu diikuti
oleh kata benda. Jika kata di dan ke diikuti oleh kata kerja, maka bukan lagi disebut sebagai
kata depan, tetapi sebagai awalan.
keahlian keputusan
Dengan demikian, kita dapat membedakan, mana kata depan dan mana yang awalan.
Kecuali pada kata kepada, kata depan ke dirangkaikan dengan kata yang diikutinya, karena
dianggap sudah senyawa.
Kata depan dari, selain berfungsi sebagai penunjuk tempat, juga berfungsi:
Menyatakan sebab
Contoh: Dari itulah, maka saya menolak permintaannya.
2. Kata Frasa
• Frasa benda/ nomina adalah frasa yang intinya/ unsur pusatnya berupa kata benda. Contoh :
Tadi malam adik saya telah menerima hadiah ulang tahun ( kado ulang tahun).
• Frasa kerja/ verba adalah unsur intinya berupa kata kerja Tadi pagi/ ibu/ telah membeli/
berbagai sayuran/ di pasar.
• Frasa sifat/ adjektif adalah unsur intinya berupa kata sifat Contoh : Anak penjual sayur itu/
sangat rajin.
• Frasa keterangan/ adverb adalah unsur intinya berupa kata keterangan Contoh : Rombongan itu/
akan berangkat/ ke lokasi itu /nanti malam.
• Frasa bilangan/ numeralia adalah frase yang dibentuk dengan menambahkan kata penggolong/
kata bantu bilangan
Contoh : Idul Adha nanti/ keluarga kaya itu/ akan me- nyembelih / lima ekor kambing.
• Frasa depan/ preposisional : frasa yang terdiri 6atas kata depan yang berfungsi sebagai penjelas.
• Frasa setara ( Koordinatif ): frasa yang unsur-unsurnya berkedudukan sama, biasanya terdiri
atas inti semua, dan biasanya bisa disisipi kata hubung dan serta kata hubung atau.
Contoh : Ayah ibunya/ sedang berbelanja /alat rumah tangga /di Pasar Glodok. ( S-P-PEL-K)
frase yang terdiri atas unsur inti dan penjelas/ atribut atau sebaliknya Contoh : -) Kakak saya/
sedang menulis/ di kamar.
• .Frasa eksosentris : unsur pembentuknya inti semua dan tidak dapat saling mengganti/ mewakili
berimbuhan
• Frasa apositif : frasa yang unsurnya bisa saling mengganti karena memiliki makna yang sama
dan biasanya penulisannya diapit dua tanda baca koma. Contoh : -)Soeharto, mantan presiden RI
kedua, telah meninggal dunia.
Gabungan kata adalah ketika dua atau lebih kata digabungkan untuk membentuk sebuah frasa
atau kalimat yang memiliki makna khusus.
1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
bersangkutan.
Misalnya:
Misalnya:
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia