Anda di halaman 1dari 9

GABUNGAN KATA, FRASA, DAN KATA DEPAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:

TEGUH PRASETYO, M.Hum

Di Susun Oleh:

1. ADESYIFA FAUZIAH (41182037230001)


2. DWI SUMAWATI (41182037230002)
3. DINA ROSIYANA (41182037230003)
4. MELDA TRIANITA (41182037230004)
5. FITRI ALISYAH T. (41182037230048)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI SASTRA DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM 45

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan karunianya kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kata Depan, Frasa, Gabungan Kata”, sebagai
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tanpan ada hambatan apapun.

Dalam pembuatan Tugas ini ada berbagai upaya atau langkah-langkah dari penulis yaitu
dengan menyusun kata-kata dan halaman agar menjadi Makalah yang sempurna. Penulis
menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna namun penulis berharap semoga Makalah ini
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis sebagai pembuat Makalah ini.

Untuk lebih menyempurnakan Makalah ini, penulis memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
benar. Apabila ada kalimat-kalimat yang salah dalam pengetikan tugas ini mohon dimaafkan dan
harap menjadikan maklum. Akhir kata, harapan penulis menyusun laporan ini agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bangkalan, 30 Oktober 2023

Penulis

Kelompok 1
PREPOSISI (KATA DEPAN)

A. Pengertian

Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga
terbentuk frase eksosentris direktif, (Kridalaksana, 2005: 95).

Kata depan menurut definisi tradisional adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau
bagian-bagian kalimat, (Keraf, 1984: 80).

Kata depan adalah kata yang menerangkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat. Kata
depan dapat diikuti kata benda atau nomina, (Rusmaji, 1993: 26).

B. Fungsi dan Jenis Kata Depan

Jika ditinjau dari perilaku sintaksisnya, preposisi berada di depan nomina, ajektiva, atau
adverbia, sehingga terbentuk frase yang dinamakan frase preposisional.

Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu: (1) preposisi tunggal,
seperti di, ke, dari, pada, selama, mengenai, dan sepanjang; serta (2) preposisi majemuk, seperti
daripada, kepada, oleh karena, sampai ke, sampai dengan, selain dari, dan sebagainya, (Alwi
dalam Bagus, 2007).

1. Kata depan di, ke, dari


Dalam bahasa Indonesia, ada tiga buah kata depan utama, yaitu di, ke, dan dari. Kata
depan tersebut selalu berada di depan kata benda, dan menurut ketentuan dalam buku
pedoman ejaan baru, kata-kata itu dituliskan terpisah dari kata yang dibelakangnya.

Kata depan di, ke, dari disebut juga kata depan asli (sejati), yaitu kata yang semata-
mata hanya sebagai kata depan. Kata depan ini disebut juga sebagai kata depan pengantar
tempat.
ke : pengantar tempat yang dituju

di : pengantar tempat yang diduduki

dari : pengantar tempat yang ditinggalkan

Contoh:

di dalam di jalan raya

ke pasar ke toko buku

dari sana dari salon

Dalam pemakaian di, ke, dari, kita tidak boleh menghubungkannya dengan akhiran
kata ganti -ku, -mu, -nya, kecuali dalam bentuk puisi. Karena biasanya penyair diberikan
semacam kebebasan dalam menggubah puisi yaitu kebebasan yang disebut licencia poetica.

Preposisi ke umumnya digunakan dengan empat ketentuan berdasarkan makna yang


diembannya, yaitu:

a. Menyatakan “tempat tujuan”, digunakan di depan kata benda yang menjadikan benda itu
sebagai keterangan tempat.
Contoh: TKI illegal itu dideportasi ke Australia

b. Menyatakan “tempat tujuan”, dengan lebih tepat, preposisi ke dapat diikuti dengan kata
yang menunjukkan bagian dari tempat yang dimaksud.
Contoh: Klose menggiring bola ke daerah gawang

c. Menyatakan keadaan “gerak” atau “bergerak”, dipakai di depan kata benda tempat.
Contoh: Banyak wisatawan yang datang ke pulau Komodo

d. Preposisi ke tidak boleh digunakan di depan kata benda yang mengacu kepada orang
termasuk kata ganti orang.
Contoh: Gadis itu dikembalikan ke orangtuanya setelah diperisa polisi

Terkadang, kita salah menuliskan partikel di dan ke, mana yang sebagai kata depan
dan mana sebagai awalan. Kekeliruan penggunaan unsur tersebut dapat disebabkan oleh
kekurangtahuan fungsi masing-masing unsur, atau dapat juga disebabkan karena pengaruh
kebiasaan berbahasa daerah, sehingga tanpa disadari pengaruh itu terbawa ke dalam
penggunaan berbahasa Indonesia.

Contoh: di pasar di dalam

ke Surabaya ke sekolah.

Dari contoh di atas, kata depan di dan ke penulisannya dipisah. Karena kata yang
terdapat unsur di dan ke menduduki fungsi keterangan. Selain itu, kata depan selalu diikuti
oleh kata benda. Jika kata di dan ke diikuti oleh kata kerja, maka bukan lagi disebut sebagai
kata depan, tetapi sebagai awalan.

Contoh: dipukul ditendang

keahlian keputusan

Dengan demikian, kita dapat membedakan, mana kata depan dan mana yang awalan.
Kecuali pada kata kepada, kata depan ke dirangkaikan dengan kata yang diikutinya, karena
dianggap sudah senyawa.

Kata depan dari, selain berfungsi sebagai penunjuk tempat, juga berfungsi:

 Menyatakan asal atau bahan


Contoh: Cincin itu terbuat dari emas.

Baju yang dipakainya dari katun.

 Menyatakan sebab
Contoh: Dari itulah, maka saya menolak permintaannya.

 Menyatakan pengertian sejak


Contoh: Dari pagi Pedrosa belum istirahat.

Ia terlihat sibuk dari kemarin.

 Menyatakan arti di antara


Contoh: Dua orang dari empat pemain itu lolos ke babak final.
Seorang dari beberapa pengunjuk rasa telah tertangkap polisi.

 Menyatakan arti mewatasi (= tentang)


Contoh: Rindra menulis karangan dari hal bercocok tanam.

Dari hal itu, ia memperoleh banyak pengetahuan.

 Menyatakan perbandingan (+ pada)


Contoh: Ia lebih baik mati daripada terus menderita.

Daripada kelaparan, lebih baik kita makan seadanya.

2. Kata Frasa

Satuan pembentuk kalimat yang mempunyai sintaksis tertentu (S,P,O,Pel,K)

# JENIS FRASA BERDASARKAN JENIS KATA:

• Frasa benda/ nomina adalah frasa yang intinya/ unsur pusatnya berupa kata benda. Contoh :
Tadi malam adik saya telah menerima hadiah ulang tahun ( kado ulang tahun).

• Frasa kerja/ verba adalah unsur intinya berupa kata kerja Tadi pagi/ ibu/ telah membeli/
berbagai sayuran/ di pasar.

• Frasa sifat/ adjektif adalah unsur intinya berupa kata sifat Contoh : Anak penjual sayur itu/
sangat rajin.

• Frasa keterangan/ adverb adalah unsur intinya berupa kata keterangan Contoh : Rombongan itu/
akan berangkat/ ke lokasi itu /nanti malam.

• Frasa bilangan/ numeralia adalah frase yang dibentuk dengan menambahkan kata penggolong/
kata bantu bilangan

Contoh : Idul Adha nanti/ keluarga kaya itu/ akan me- nyembelih / lima ekor kambing.

• Frasa depan/ preposisional : frasa yang terdiri 6atas kata depan yang berfungsi sebagai penjelas.

Contoh : Mereka / sedang membeli/ buku gambar /di Toko Melati.


# BERDASARKAN HUBUNGAN UNSUR-UNSURNYA

• Frasa setara ( Koordinatif ): frasa yang unsur-unsurnya berkedudukan sama, biasanya terdiri
atas inti semua, dan biasanya bisa disisipi kata hubung dan serta kata hubung atau.

Contoh : Ayah ibunya/ sedang berbelanja /alat rumah tangga /di Pasar Glodok. ( S-P-PEL-K)

• Frasa bertingkat (subordinatif/ endosentris):

frase yang terdiri atas unsur inti dan penjelas/ atribut atau sebaliknya Contoh : -) Kakak saya/
sedang menulis/ di kamar.

-) Kakak saya/ sedang menulis /surat lamaran pekerjaan.

• .Frasa eksosentris : unsur pembentuknya inti semua dan tidak dapat saling mengganti/ mewakili

Contoh : Para saudagar/ sedang melaksanakan/ jual beli / di pasar.

• Frasa atribut berimbuhan : unsur penjelasnya / atributnya berupa kata

berimbuhan

Contoh : -)Para pengunjung/ sedang menaiki/ tangga berjalan.

-)Ayahku /guru kesenian /di sekolah itu.

• Frasa idiomatik : frasa berupa ungkapan

Contoh : Orang itu/ diajukan/ ke meja hijau /oleh lawan politiknya.

• Frasa apositif : frasa yang unsurnya bisa saling mengganti karena memiliki makna yang sama
dan biasanya penulisannya diapit dua tanda baca koma. Contoh : -)Soeharto, mantan presiden RI
kedua, telah meninggal dunia.

-)Soeharto telah meninggal dunia.

-)Mantan presiden RI kedua telah meninggal dunia.


3. Gabungan Kata

Gabungan kata adalah ketika dua atau lebih kata digabungkan untuk membentuk sebuah frasa
atau kalimat yang memiliki makna khusus.

Contoh: dasawisma, dekameter, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektromagnetik,


inframerah, inkonvensional, intrakurikuler, kooperatif, mahasiswa, multiguna, narapidana,
nonstop,pascasarjana, pancaindra, pan- Asia, paripurna, poligami, prasejarah, pramusaji,
purnatugas, reorganisasi, saptapesona, semifinal, subbab, swadaya, transmigrasi, tritunggal,
tunarungu, ultraviolet, serbaada, (EYD Plus:18).

1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

Misalnya:

duta besar model linear


kambing hitam orang tua

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis


dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur unsurnya untuk menegaskan
pertalian unsur yang

bersangkutan.

Misalnya:

anak-istri Ali anak istri-Ali


ibu-bapak kami ibu bapak-kami

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.

Misalnya:

acapkali darmasiswa puspawarna


adakalanya darmawisata radioaktif
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS. 1985. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Prima

__________ 1985. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima

Bagus Putrayasa, Ida. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama

Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi ketiga. “Kamus Besar Bahasa


Indonesia”. Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.
Rahayu, Sri. 2015. Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku “Bahasa Indonesia” Karya Atikah
Anindyarini dan Sri Ningsih. Jurnal EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai