0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang klausa dan diksi, termasuk definisi klausa, jenis-jenis klausa berdasarkan kelengkapan unsur internal dan kategori predikat, serta klausa berdasarkan fungsi. Dokumen juga menjelaskan pengertian diksi dan jenis-jenis diksi seperti makna denotatif dan konotatif, makna umum dan khusus, serta kata abstrak dan konkret.
Dokumen tersebut membahas tentang klausa dan diksi, termasuk definisi klausa, jenis-jenis klausa berdasarkan kelengkapan unsur internal dan kategori predikat, serta klausa berdasarkan fungsi. Dokumen juga menjelaskan pengertian diksi dan jenis-jenis diksi seperti makna denotatif dan konotatif, makna umum dan khusus, serta kata abstrak dan konkret.
Dokumen tersebut membahas tentang klausa dan diksi, termasuk definisi klausa, jenis-jenis klausa berdasarkan kelengkapan unsur internal dan kategori predikat, serta klausa berdasarkan fungsi. Dokumen juga menjelaskan pengertian diksi dan jenis-jenis diksi seperti makna denotatif dan konotatif, makna umum dan khusus, serta kata abstrak dan konkret.
DEFINISI KLAUSA a. Sekumpulan kata yang terdiri dari minimal subjek dan predikat, b. Meliliki hanya satu predikat, c. Mengandung unsur S P (O) (PEL) (KET), d. Belum memiliki intonasi akhir atau tanda baca tertentu.
Jadi, tidak semua kelompok kata dapat dikatakan sebagai klausa, karena kata yang membentuk konstruksi klausa harus mengandung definisi tersebut.
Contoh : Bersama dengan istrinya, Bapak Soleh datang membawa oleh-oleh
Kalimat tersebut terdiri atas tiga klausa : 1. Klausa (a) bersama dengan istrinya (terdiri atas unsur P diikuti Pel) 2. Klausa (b) Bapak Soleh datang (terdiri atas S dan P) 3. Klausa (c) membawa oleh-oleh (terdiri atas P diikuti O)
Akibat penggabungan ketiga klausa tersebut, S pada klausa (a) dan (c) dihilangkan.
JENIS-JENIS KLAUSA Berdasarkan kelengkapan unsur internalnya. 1. Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki unsur internal lengkap, yaitu S dan P. Berdasarkan struktur internalnya, dibedakan lagi menjadi 2 yaitu : Klausa lengkap susun biasa klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P. Contoh : Bunga menangis Klausa lengkap susun balik atau klausa lengkap inversi : klausa lengkap yang S-nya berada di belakang P. Contoh : Tulisan Winta sangat berbobot
2. Klausa tak lengkap ialah klausa yang unsur internalnya tidak lengkap karena di dalamnya tidak terdapat unsur S dan hanya terdapat unsur P, baik disertai maupun tidak disertai unsur P, Pel, dan Ket. Contoh : Terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu
Berdasarkan ada tidaknya kata negatif pada P 1. Klausa negatif ialah klausa yang di dalamnya terdapat kata negatif, yang menegasikan seperti : tidak, tak, tiada, bukan, dan belum. Contoh : Deni tidak mengurus kenaikan pangkatnya 2. Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi Predikat Contoh : Cindra seorang penari
Berdasarkan kategori primer kata atau frasa yang menduduki fungsi P pada konstruksinya
1. Klausa verbal ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frasa golongan V. Berdasarkan golongan verbalnya klausa verbal dibedakan lagi menjadi 2 : Klausa verbal transitif ialah klausa yang mengandung verba transitif (mempunyai objek) Contoh : Dewi membeli buku Klausa verbal intransitif ialah klausa yang mengandung verba intransitif (tidak mempunyai objek) Contoh : Jamal pergi ke sawah
2. Klausa nonverbal ialah klausa yang berpredikat selain verba. Klausa nonverbal dibedakan lagi menjadi 4 : Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata benda. Contoh : Nenekku dukun Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori kata keadaan. Contoh : Udaranya panas sekali Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berkategori kata bilangan. Contoh : Kerbau petani itu dua ekor Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori kata depan. Contoh : Berangkatnya dari rumah
Klausa Mandiri dan Klausa Tergabung
1. Klausa mandiri atau klausa bebas ialah klausa yang kehadirannya dapat berdiri sendiri. Contoh : Merokok dapat menyebabkan kanker 2. Klausa tergabung atau klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya untuk menjadi sebuah kalimat plural tergabung dengan klausa lainnya. Contoh : Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
KLAUSA BERDASARKAN FUNGSI a. Klausa yang menduduki fungsi subjek Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara (penulis). Di dalam bahasa Indonesia, subjek biasanya mendahului predikat, seperti: - kami sekeluarga berlibur -berenang itu menyehatkan Kedua klausa itu disebut klausa ini karena terdiri atas subjek (kami sekeluarga dan berenang itu) serta predikat (berlibur dan menyehatkan). Kedua klausa itu dapat menjadi inti kalimat, yang bagian-bagiannya tetap menduduki fungsi yang sama, seperti: - Kami sekeluarga bulan yang lalu berlibur di Bali. - Berenang itu ternyata dapat turut menyehatkan fisik dan mental. b. Klausa yang menduduki fungsi objek Objek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang melengkapi verba transitif. Objek dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Objek dapat dibagi menjadi dua, yaitu objek langsung dan objek tidak langsung. Objek langsung adalah objek langsung dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal; objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal. Contoh objek langsung: - bibi sedang menanak nasi Nasi pada contoh di atas merupakan objek bagi verba menanak Contoh objek tak langsung: - Bibi sedang menanankkan nasi untuk kita semua. Kata kita semua dalam kalimat di atas merupakan objek taklangsung bagi verba menanakkan.
c. Klausa keterangan Klausa keterangan adalah klausa yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjek atau makna predikat. Contohnya: - keterangan akibat : penjahat itu dihukum mati. - keterangan sebab : karena sakit, ia tidak jadi ikut. - keterangan jumlah : bagai pinang dibelah dua. - keterangan alat : dinaikkan dengan mesin pengangkat. - keterangan cara : diterima dengan baik. - keterangan kualitas : berlari bagai kilat. - keterangan modalitas : tidak mungkin itu terjadi.
- keterangan pewatas : keterangan lebih lanjut. - keterangan subjek : guru yang baik. - keterangan syarat : tolonglah kalau kau bisa - keterangan objek : menjadi pengusaha yang jujur - keterangan tujuan : bekerja untuk hidup - keterangan tempat : datang dari barat - keterangan waktu : ditunggu sampai besok pagi - Keterangan perlawanan: meskipun lambat, selesai juga dikerjakannya
d. Klausa pelengkap Klausa pelengkap adalah klausa yang terdiri atas nomina, frasa nomina, adjektiva yang merupakan bagian dari predikat verbal. Contoh : - kakakku menjadi pilot - kami bermain bola - persoalan itu dianggap penting - aku dianggap patung - adik menari bali - paman berdagang kain - negara kita berdasarkan pancasila
PENGERTIAN DIKSI Diksi ialah pilihan kata. Artinya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu Dalam berkomunikasi pilihan kata merupakan hal yang penting. Untuk menentukan tepat-tidaknya suatu kata, kita dapat memanfaatkan kamus. Kamus akan menuntun kita dalam mengguna-kan kata sesuai dengan keperluannya.
FUNGSI DIKSI Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca Menciptakan komunikasi yang baik dan benar Menciptakan suasana yang tepat Mencegah perbedaan penafsiran Mencegah salah pemahaman Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
JENIS-JENIS DIKSI 1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya. Contoh: kamar kecil, bermakna denotatif kamar yang berukuran kecil Makna konotatif adalah: makna tidak sebenarnya Contoh: kamar kecil dalam contoh diatas dapat diartikan toilet 2. Makna Umum dan Khusus
Makna Umum : makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain Makna Khusus : makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata lainnya Contoh : Rani senang makan buah-buahan segar (umum) Rani senang makan apel segar (khusus)
3. Kata Abstrak dan Konkret
Kata Konkret : kata yang acuannya mudah diserap panca indra dan digunakan untuk mengungkapkan hal yang nyata Kata Abstrak : acuan yang sulit diserap panca indra dan digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit Contoh : Ahmad adalah manusia (konkret) Kemanusiaan yang adil dan beradab (abstrak)
4. SINONIM
Sinonim : dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan Contoh : Orang tuanya sudah lama mati Orang tuanya sudah lama meninggal dunia mati = meninggal dunia (sinonim) 5. Kata Ilmiah dan Populer
Kata Ilmiah : kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, biasanya terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi Kata Populer : kata yang digunakan dalam sehari-hari Contoh : final, prediksi, kontradiksi (kata ilmiah) akhir, ramalan, pertentangan (kata populer)