Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Sintaksis, Penjelasan Kelas Kata dan Kategori Kata

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa
& Sastra Indonesia
Yang diampu oleh Dr. Lina Putriyanti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Izzatin Nisa NPM 22120153
Elsa Febriana NPM 22120154
Devina Rahayu W. NPM 22120155
M.Farid Alfa Fasyya NPM 22120156
Rizka Nur Hasanah NPM 22120157
Nur Intan Septera NPM 22120158
Agil Deris Setiawan NPM 22120159
Septi Setiyowati NPM 22120160

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama
(Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa analisis sintaksis
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang
disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Sintaksis adalah
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa,
dan frasa (Ramlan, 2001: 1). Verhaar (2004: 161) sintaksis adalah tata bahasa yang membahas
hubungan antarkata dalam tuturan. Tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Salah satu tuturan
adalah kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi
tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. Sebuah kalimat tersebut dapat terbentuk dari kata,
frasa, dan klausa. Dalam kaitan dengan kaidah sintaksis ini, peneliti menganalisis pemakaian
bentuk frasa dalam wacana yang terdapat di dalam buku teks.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Pengertian, sintaksis
2. Penjelasan sintaksis
3. Kelas kata atau kategori kata

Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian sintaksis
2. Mengetahui penjelasan sintaksis
3. Mengetahui kelas kata atau kategori kata
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sintaksis

Secara Bahasa, Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan”
dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas
struktur internalkalimat. Sehingga yang menjadi wilayah kajian sintaksis adalah struktur
internalkalimat yang berupa frasa, klausa, dan kalimat.

2. Kelas Kata
Kelas kata dibagi menjadi dua yaitu:
Kata Benda (Nomina) Dasar : Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang
secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi
diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dll.

Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis
katabenda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks.
Prosespembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Verba + (-an) contoh: Makanan.
(Pe-) + Verba contoh: Pelukis.
(Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.
(Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.
3. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata
kerja dapatdibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Kata Kerja Transitif : Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh
unsursubjek, contoh : membeli, membunuh memotong, dll. Dilihat dari segi bentuknya kata
kerjatransitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerjatransitif
tak berimbuhan.
2. Kata Kerja Intransitif : Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap.
Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut : saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang
berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena
kalimat itu sudah jelas. Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar
yang tanpaafiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang berafiks atau
turunan. Dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
a) Verba Dasar Bebas: ialah verba yang berupa morfem dasar bebas, misalnya: duduk,
makan, mandi, minum, dll.
b) Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses
atau berupa paduan leksem. Beberapa bentuk verba turunan :
• Verba berafiks : berbuat , terpikirkan, dll.
• Verba bereduplikasi : bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
• Verba berproses gabungan :bernyanyi-nyanyi ,tersenyum-senyum, dll.
• Verba majemuk : cuci mata, cuci tangan, dll.

Kata Sifat (Adjektifa)

Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda ataukata
ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan kuantitas dankualitas dari
kelompok kelas kata benda atau kata ganti.
Ciri-ciri kata sifat :
Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung makna
paling.
Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat dan cukup.
Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini : se-+ redupliasi
(pengulangan kata) +-nya. Contoh : sehebat-hebatnya, setinggi-tingginya, dll.

Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat :


Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah, terbodoh, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontang-panting, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang dada, keras
kepala, baik hati, dll.

Kata Ganti (Pronomina)


Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.Kelompok
kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:
Kata Ganti Orang: ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Kata ganti orang pertama tunggal, misal : aku, saya.
Kata ganti orang pertama jamak, misal : kami, kita.
Kata ganti orang kedua tunggal, misal : kamu.
Kata ganti orang kedua jamak, misal : kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
Kata ganti orang ketiga tunggal, misal : dia, ia.
Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.
Kata Ganti Kepemilikan : ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal : “buku
kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya”, dsb.
Kata Ganti Penunjuk : ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang
letakanya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb
Kata Ganti Penghubung : ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan
induk kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.
Kata Ganti Tanya : ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata
Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.
Kata Ganti Tak Tentu : ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu
benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal : masing-masing, sesuatu, para, dsb.

Kata Keterangan (Adverbia)


Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata
bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kataketerangan dapat dibagi lagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Kata Keterangan Tempat : ialah jenis kata yang memberikan informasi mengenai
suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dll.
2. Kata Keterangan Waktu : ialah jenis keterangan yang menginformasikan
berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal : sekarang, nanati, lusa, dll
3. Kata Keterangan Alat : ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu
dilakukan ataupun berlangsung, missal : “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll.
4. Kata Keterangan Syarat : ialah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya
suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal : jikalau, seandainya, dll
5. Kata Keterangan Sebab : ialah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa
sesuatu itu dapat terjadi, missal : sebab, karena, dsb.

Kata Bilangan (Numeralia)


Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan
sesuatuyang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Kata bilangan tentu, contoh : satu, dua, tiga, dst.
2. Kata bilangan tak tentu, contoh : semua, beberapa, seluruh, dll.
3. Kata bilangan pisahan, contoh : setiap, masing-masing, tiap-tiap.
4. Kata bilangan himpunan, contoh : berpuluh-puluh, berjuta-juta.
5. Kata bilangan pecahan, contoh : separuh setengah, sebagian, dll.
6. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.

Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Katatugas
juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat
transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan bentuk.
Kata-kata seperti : dengan, telah, dan, tetapidan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan.
Tapi, ada sebagian yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnyasangat
terbatas, misalnya : tidak , sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi
menidakkan dan menyudahkan.

Ciri-ciri Kata Tugas


Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk membentuk
kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi mendatangi, mendatangkan dan
kedatangan. Bentuk-bentuk seperti menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan
dari kata tugas sebab dan sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya
sama tapi kategorinya berbeda.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa. Sintaksis adalah cabang
linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Sehingga yang menjadi wilayah
kajian sintaksis adalah struktur internal kalimat yang berupa frasa, klausa, dan
kalimat. Mempelajari sintaksis sangatlah penting untuk kita agar mengetahui kalimat
itu sudah baik, sesuai dengan pola-pola, dan makna yang terkandung dalam kalimat
itu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka

2. Cipta.Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

3. Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa
Indonesia. Padang: Sukabina Press.

Anda mungkin juga menyukai