Anda di halaman 1dari 9

KATA BAHASA INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

Disusun oleh:

Dina Ana

Elna Yulianti

Fadila Soleha

Fitrianti

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

D III KEBIDANAN

TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kelas Kata”.
Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna
dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola
kalimat baku, Oleh karena itu, kita harus mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak
terjadi kesalahan. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca. aamiin.

Mataram, 26 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi

Kelas Kata

BAB I 1

A. Verba (Kata Kerja)........................................................................... 1

B. Adjecktiva (Kata Sifat) .................................................................... 1

C. Nomina (Kata Benda) ...................................................................... 1

D. Pronomina (Kata Ganti) .................................................................. 2

E. Numeralia(KataBilangan)................................................................. 2

F. Adverbia (Kata Keterangan) ............................................................ 3

G. Interogativa ................................................................................... 3

H. Demonstrativa ................................................................................ 3

I. rtikula ............................................................................................. 3

J. Preposisi ......................................................................................... 3

K. Konjungsi........................................................................................ 4

L. Fatis................................................................................................. 4

M. Interjeksi ......................................................................................... 5

Daftar Pustaka....................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kelas kata
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 13 kelompok, yaitu
verba, nomina, pronomina, dan numeralia, adjektiva, adverbia, dan kata tugas.
1. Verba (Kata Kerja)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.
Kata kerja dapatdibedakan menjadi dua, yaitu :
2. Kata Kerja Transitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang mempunyai objek langsung di belakangnya.
Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: Kata
kerja transitif berimbuhan (misalnya : makan), dan kata kerja transitif tak berimbuhan
(misalnya: menangkap).
3. Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif merupakan kata kerja yang tidak mempunya objek langsung yang
menyertainya. Misalnya : Saya tidur. pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai
predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelaskalimatnya, karena kalimat
itu sudah jelas.
B. Adjectiva (Kata Sifat)
1. Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi,
memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti. Kata sifat
dibagi menjadi :
a. Kata yang menyatakan emosional (perasaan) Contoh : marah, senang, kecewa, dan
lain-lain.
b. Kata sifat non-emosional (warna, ukuran, dan lain lain) Contoh : panjang, dingin,
cantik, dan lain-lain.
C. Nomina (Kata Benda)
Kata benda atau adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Bentuk benda itu sendiri
dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam bahasa Indonesia kata benda(nomina) terdiri dari
beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata bendaterdiri dari 2 jenis, yaitu :
1. Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah
kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah
tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dan lain-lain.
2. Kata Benda (Nomina) Turunan : Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata
benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses
pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
a. Verba + (-an), contoh: Makanan.
b. (Pe-) + Verba, contoh: Pelukis.
c. (Pe-) + Adjektiva, contoh: Pemarah, Pembohong. d. (Per-) + Nomina + (-an), contoh:
Perbudakan.

iv
D. Pronomina (Kata Ganti)
Pronomina atau kata ganti adalah kata pengganti kata benda. Kata ganti ini dapat dibedakan
menjadi enam bentuk, yaitu:
1. Kata Ganti Orang. Kata ganti orang terbagi menjadi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun
jamak.
a. Kata ganti orang tunggal pertama, misal : aku, saya.
b. Kata ganti orang jamak pertama, misal : kami, kita.
c. Kata ganti orang tunggal kedua, misal : kamu.
d. Kata ganti orang jamak kedua, misal : engkau, kalian, Anda.
e. Kata ganti orang tunggal ketiga, misal : dia.
f. Kata ganti orang jamak ketiga, misal : beliau, mereka.
2. Kata Ganti Pemilik. Kata ganti pemilik ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan
kepemilikan, misalnya : -ku, -mu, -nya.
Contoh kalimat :
a. Ini adalah buku milikku.
b. Bukankah ini makalahmu, Rin?
c. Minggu depan kami akan kerumahnya.
3. Kata Ganti Tanya. Kata ganti tanya adalah kata ganti yang berfungsi menanyakan benda,
waktu, tempat, keadaan, atau jumlah, dsb. Misalnya : apa, mengapa, bagaimana, di mana,
kapan, siapa, berapa, ke mana, dan lain-lain. Contoh kalimat :
a. Apa nama buku ini?
b. Siapa pengarangnya?
c. Dimana kamu membelinya?
4. Kata Ganti Penunjuk. Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk
suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh. Misalnya : ini, itu, dsb.
Contoh kalimat :
a. Ini adalah rumusan skripsiku, Jon.
b. Bukankah itu buku yang kamu cari, Lia?
5. Kata Ganti Penghubung. Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang digunakan untuk
menghubungkan anak kalimatdan induk kalimat. Misalnya : yang.
Contoh kalimat : Ibu mendoakan kami agar kami dapat menjadi orang yang berguna.
E. Numeralia(KataBilangan)
Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah bentuk benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan. Terbagi diantaranya :
1. Kata bilangan utama, yaitu kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah baik
menggunakan angka bilangan maupun dengan kata bilangan, misalnya : satu, dua, tiga,
empat, lima, dan seterusnya.
2. Kata bilangan tingkatan/urutan, kata bilangan yang menyatakan susunan/tingkatan
suatu hal, misalnya : kesatu, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya.
3. Kata bilangan tak tentu, yaitu kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sesuatu yang
jumlahnya relatif namun satuan hitungnya tidak pasti, misalnya : sekarung, separuh,
sekelompok, dan lain-lain.

v
4. Kata bilangan bantu, yaitu kat bilangan pelengkap yang berfungsi untuk membantu
menjelaskan satuan bilangan pada suatu hal, misalnya : sebuah, secarik, sepucuk,
sehelai, selusin, dan lain-lain.
F. Adverbia (Kata Keterangan)
Kata keterangan adalah kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat,dan kata
bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat
dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Kata keterangan alat, misalnya : dengan.
2. Kata keterangan kesetaraan, misalnya : bersama.
3. Kata keterangan perlawanan, misalnya : meskipun.
4. Kata keterangan tujuan, misalnya : untuk.
5. Kata keterangan sebab, misalnya : karena.
6. Kata keterangan akibat, misalnya : maka.
7. Kata keterangan waktu, misalnya : kemarin.
8. Kata keterangan tempat, misalnya : sana.
9. Kata keterangan syarat, misalnya : jika.
10. Kata keterangan derajat, misalnya : sedikit.
11. Kata keterangan keadaan, misalnya : sungguh-sungguh.
12. Kata keterangan kepastian, misalnya : mungkin.
13. Kata keterangan kesungguhan, misalnya : benar.
G. Interogativa
Interogativa berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh pembicara atau
mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya, misalnya : apa, siapa, berapa, mana, yang mana,
mengapa, dan kapan.
Contoh kalimat :
1. Berapa uang yang engkau perlukan?
2. Yang mana rumah orang itu?
3. Ia pergi lebih awal, mengapa?
H. Demonstrative
Demonstrativa berfungsi untuk menunjukkan sesuatu didalam atau diluar wacana. Sesuatu itu
disebut anteseden, misalnya : ini, itu, di sini, di situ, berikut, dan begitu.
Contoh kalimat :
1. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita.
2. Bukti ini merupakan indikator bahwa orang itu berniat baik.
3. Penjahat itu ditahan berikut barang bukti kejahatannya.
I. Artikula
Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba pasif, misalnya : si, sang, sri, para,
kaum, dan umat. Contoh kalimat :
1. Si kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu.
2. Sang Penyelamat akan datang saat kita perlukan.
3. Sri Baginda Raja selalu member nasihat kepada para prajurit.
J. Preposisi

vi
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbentuk rasa atau kelompok
kata. Preposisi terbagi menjadi 2, yaitu : Preposisi dasar, misalnya : di, ke, dari, pada, demi, dan
lain-lain.
Contoh kalimat :
1. Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hukum dan keadilan.
2. Perjuangan bangsa Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur dari awal kemerdekaan
hingga saat ini perlu ditingkatkan.
3. Preposisi turunan, misalnya : di antara, di atas, ke dalam, dari samping, dari luar, kepada,
dan lain-lain. Contoh kalimat :
4. Panitia lomba mengarang ilmiah nasional meminta kepada saya untuk menjadi penilai pada
tingkat final.
5. Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah menjuarai dua
kali berturut-turut.
K. Konjungsi
Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat yang satu
dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Konjungsi dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Konjungsi intrakalimat, misalnya : agar, atau, dan, hingga, sedang, sehingga, serta,
supaya, tatapi, dan sebagainya. Contoh kalimat :
a. Ia belajar hingga larut malam.
b. Mereka bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan cita-citanya.
c. Aku berbuat baik kepadamu agar engkau juga berbuat baik kepadaku.
d. Saya bekerja keras sedang Anda santai-santai saja.
e. Ia kaya raya tetapi hidup sederhana.
2. Konjungsi ekstrakalimat, misalnya : jadi, di samping itu, oleh karena itu,
oleh sebab itu, dengan demikian, walaupun demikian, akibatnya, tambahan pula, dan
sebagainya. Contoh kalimat :
a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh tetangga di
sekitar rumahnya.
b. Kualias pendidikan kita tertinggal dari negara maju. Oleh sebab itu, kita harus bekerja
keras untuk mengejar ketinggalan ini.
c. Pelestarian budaya hanya dapat dilakukan dengan kreativitas baru yang berakar pada
kekayaan budaya. Untuk itu, siswa harus dilatih memanfaatkannya sehingga
menghasilkan kreativitas baru.
d. Kreativitas barunya berakar pada tradisi kehidupan. Dengan demikian ia tidak akan
pernah kehabisan sumber kreativitas baru.
e. Ia senantiasa membangun karakternya. Di samping itu, ia juga memperluas wawasan
bisnisnya.
L. Fatis
Fatis berfungsi untuk menilai , mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan. Jenis kata ini
lazim digunakan dalam dialog atau wawancara, misalnya : ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah.
Contoh kalimat :

vii
1. Kita memiliki kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita menjadi produk baru
selera dunia.
a. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu.
b. Mari, kita bekerja sama menggapai cita-cita mulia tersebut.
c. Produk budaya kita banyak yang dipatenkan oleh orang asing. Nah, kita. harus
mematenkan segera sebelum mereka berbuat lebih banyak.
M. Interjeksi
Interjeksi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan, terdiri atas dua jenis :
1. Bentuk dasar : aduh, ah, eh, idih, ih, wah, dan sebagainya.
a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu.
b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini.
c. Kekayaan laut kita dicuri nelayan asing rata-rata 4 miliar USD setiap tahun. Eh, kita
harus berbuat sesuatu.
2. Bentuk turunan : Alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan sebagainya.
a. Alhamdulillah, ekonomi negara kita berangsur-angsur membaik.
b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris.
c. Kita harus bekerja keras mengolah kekayaan budaya. Masya Allah, maksud saya
mengolah makanan tradisional menjadi produk modern berkualitas internasional.

viii
DAFTAR PUSTAKA

Slideshare http://www.slideshare.net/luckynuki/jenis-kata-bahasa-blm-

sls?related=1

ix

Anda mungkin juga menyukai