2
4. KATA SIFAT (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan
benda atau yang dibendakan.
Contoh:
· pekarangan luas.
· Barang mahal biasanya tahan lama.
a. Ciri-ciri Kata Sifat
Kata sifat umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan kata
benda merupakan kata sifat.
Contoh
· Rumah kayu
· Buku bacaan
Kayu dan bacaan bukan kata sifat
b. Bentuk /macam Kata Sifat
1) Kata sifat yang berbentuk dari kata dasar.
Contoh: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.
2) Kata sifat yang berbentuk dari kata ulang.
Contoh: cantik-cantik, warna-warni,berlubang-lubang,dan sebagainya.
3) Kata sifat yang berbentuk dari frase.
Contoh: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.
4) Kata sifat yang berbentuk dari kata serapan/punggut
Contoh: primer, sekunder, amoral, produktif, asosial, aktivitas, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Sifat
1) Subtantif (sebagai subjek/S)
Contoh : putih / tanda suci
SP
2) Predikatif (sebagai predikat/ P)
Contoh : Barang itu / mahal
SP
3) Atributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)
Contoh : mobil mewah itu sangat mahal
S ket. S P
d. Tingkat Perbandingan Kata Sifat
Tingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/
imbuhan sehingga membentuk frase.
Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:
1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi
2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek
3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur
4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, palingmewah
e. Perluasan Kata Sifat
Kata sifat dapat diperluas dengan cara sebagai berikut:
1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan kata
sekali.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.
2) Menambah awalan se- dan akhiran –nya
Contoh : Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.
3
f. Perubahan Jenis Kata
Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut
1) Menambahkan akhiran –nya.
Contoh :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
2) Menambahkan awalan pe-
Contoh :
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
3) Menambahkan konfiks ke-an
Contoh :
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan
4
6. KATA BILANGAN (Numeralia)
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah suatu
benda.
a. Kata Bilangan Utama, yakni:
1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan sebagainya.
2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, semua, dan sebagainya.
b. Kata Bilangan Tingkat, yakni:
1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat, dan
sebagainya.
2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan sebagainya.
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang, sebilah, seutas, secarik, dan sebagainya.
cakrawala
5
Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung
dapat menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan gabungan, misalnya : dan, serta, lagi, lagi pula.
b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.
c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, bila ketika, sambil.
d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab.
e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.
f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.
g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.
h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.
i. Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.
j. Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.
k. Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.
l. Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin,.makin, kian, kian.
m. Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.
n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula., akhirnya, setelah itu.
catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya
kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk menentukan jenis-jenis kata
tersebut.
Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan berikut!
- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)
- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)
Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
a. Kata sandang si
Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si kucing.
b. Kata sandang sang
Dibakai sebagai berikut:
- Di depan nama-nama dewa : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.
- Sebagai gelar raja: sang Prabu.
- Di depan jenis hewan dalam dongeng : sang Kancil, sang Gajah.
- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.
c. Kata sandang hang
Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia, misalnya: hang tuah,
hang jabat.
d. Kata sandang dang
Dipakai sebagai penunjuk wanita yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.
e. Kata sandang para
Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para
pendengar, para hadirin.
6
f. Kata sandang yang
Dipakai sebagai berikut
- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.
- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.
- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.
- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.
Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.
Contoh:
- Siswa yang berkelahi.......
- Buku yang dibeli.......
g. Kata sandang se
Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.
h. Kata sandang nya
Dipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya: bukunya,
saatnya,kerjanya, waktunya.
7
Penyebab Pergeseran Makna
Pergeseran makna diartikan sebagai suatu proses perubahan makna pada suatu kata menjadi
suatu makna baru. Pergeseran makna dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Konteks kalimat, memiliki pengaruh terhadap pergeseran makna secara kontekstual. Situasi
ataupun kondisi penggunaan kata akan mempengaruhi makna yang timbul.
Proses gramatikal, terdapat proses afiksasi atau reduplikasi dapat menghasilkan makna baru
yang berbeda dari makna sebelumnya.
Perkembangan IPTEK, semakin berkembangnya zaman akan membuat perubahan makna
pada beberapa kata.
Perbedaan sosial budaya, latar sosial dan budaya berpengaruh terhadap perbedaan makna dari
suatu kata.
Perbedaan penafsiran, setiap orang dapat menafsirkan suatu kata dengan makna yang
berbeda-beda
Proses asosiasi, persamaan sifat dari dua kata yang berbeda dapat menimbulkan makna yang
berbeda dari makna awal kata tersebut.
1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami
pergeseran makna generalisasi antara lain:
2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih sempit jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran
makna spesialisasi antara lain:
8
3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih baik atau lebih tinggi jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna ameliorasi antara lain:
Perempuan Wanita
Beranak Melahirkan
4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih buruk atau lebih rendah jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna peyorasi antara lain:
Pergi Kabur
Hamil Bunting
Sekelompok Gerombolan
9
6. Pertukaran Tanggapan (Sinestesia)
Sinestesia adalah proses pergeseran makna yang berkaitan dengan konteks alat indera sebagai
penerimanya. Berikut adalah beberapa contoh kata yang mengalami proses sinestesia:
1. Generalisasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses generalisasi:
10
2. Spesialisasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses spesialisasi:
Aneka bunga ini menghasilkan bau yang beraneka ragam semua jenis wangi-
Bau
pula. wangian
bau/aroma tidak
Bau sekali bajumu ini!
enak
3. Ameliorasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses ameliorasi:
Kata Kalimat
Bui – Lembaga Setelah bebas dari bui, mantan narapidana masih harus mendapat
Permasyarakatan sanksi dari masyarakat.
Pelacur – Wanita Tuna Keputusannya menjadi pelacur murni karena kondisi ekonomi
Susila keluarganya.
11
4. Peyorasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses peyorasi:
Kata Kalimat
Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api dinyatakan mati dalam
perjalanan ke rumah sakit.
Menikah –
Randy memutuskan untuk menikah karena paksaan kedua orangtuanya.
Kawin
Talak – Cerai Anto mengucapkan kata talak kepada istrinya karena sedang marah besar.
Anto mengucapkan kata cerai kepada istrinya karena sedang marah besar.
5. Asosiasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami asosiasi:
membuat tertawa
Lawakannya berhasil mengocok perut penonton.
terpingkal-pingkal
12
6. Sinestesia
Berikut adalah contoh kata yang mengalami sinestesia:
Kalimat Keterangan
Walaupun sudah berumur, Kata “empuk” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba yang
suara Vina masih empuk di berarti lunak, akan tetapi pada kalimat tersebut berkaitan
telinga. dengan indera pendengaran yang berarti merdu.
13
14