Anda di halaman 1dari 14

1.

KATA BENDA (Subtantive)


Kata benda adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang
dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya) dalam kalimat, kata benda adalah kata yang lazimnya
subjek (S) atau (O) objek.
Contoh :
Ibu membeli buku tulis
SOO
a. Pembagian Kata Benda
Menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat, kata benda dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
kata benda konkret dan kata benda abstrak.
1) Kata Benda Konkret
Kata benda konkret adalah kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau dapat dirupakan.
2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak dapat diungkapakan oleh pancaindera.
b. Bentuk Kata Benda
Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu:
1) Kata dasar, irama benda yang terdiri atas kata dasar, kata yang tidak berimbuhan ataupun kata
ulang.
Contoh: buku, pensil, orang, laut, air,dan sebagainya.
2) Kata jadian, kata benda yang merupakan kata jadian, yaitu nama benda yang terdiri atas:
a) Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedududkan, kelahiran, kecurangan, dan
sebagainya.
b) Kata ulang, misalnya: rawa-rawa, pulau-pulau,rumah-rumah, dan sebagainya.
c) Kata majemuk, misalnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.
2. KATA GANTI ( Pronomina)
Kata ganti adadalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dbendakan. Kata ganti
dapat dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang, yaitu kata yang menggantikan orang atau benda penggantinya.
Contoh :
1) Kata ganti orang 1 : orang yang berbicara, yaitu:
- Kata ganti orang I tunggal : aku , saya, hamba
- Kata ganti orang I jamak : kita , kami
2) Kata ganti orang II : orang yang diajak berbicara, yaitu:
- Kata ganti orang II tunggal : kamu, engkau, tuan
- Kata ganti orang II jamak : anda , kalian
3) Kata ganti orang III : orang yang dibicarakan, yaitu:
- Kata ganti orang III tunggal : ia, dia, beliau
- Kata ganti orang III jamak : mereka
b. Kata ganti kepunyaan, yaitu kata ganti yang menunjukkan milik, biasanya terletak dibelakang
kata benda yang diterangkan,dan bentuknya diringkaskan.
Misalnya: aku, ku, mu, nya.
c. Kata ganti penunjuk, yaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu : biasanya
ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan.
Misalnya : ini, itu.
d. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-sifatnya
atau dengan kata yang menerangkannya.
Misalnya: yang, tempat, dimana
e. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta keterangannya.
Misalnya: apa, siapa, mana, bagaimana, berapa
1) Fungsi kata ganti orang, antara lain:
- Penunjuk pelaku, sebagai subjek;
1
- Penunjuk milik/kepunyaan, selaku mengikuti kata benda miliknya;
- Menyatakan objek penderita (O1);
- Menyatakan objek penyerta (O2);
- Menyatakan objek pelaku (O3);
- Menyatakan pertalian maksud, ditempatkan dibelakang kata tugas/depan.

2) Fungsi kata ganti penunjuk, antara lain:


- Menunjuk waktu, dan
- Sebagai kata sandang.

3) Fungsi kata ganti penghubung, antara lain:


- Sebagai penghubung kata benda dengan kata lain;
- Pengantar anak kalimat;

4) Fungsi kata ganti tanya, antara lain:


-Menanyakan benda;
-Menanyakan sifat
·Menanyakan waktu;
-Menanyakan situasi,dan sebagainya.
3. KATA KERJA (Verb)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.
Contoh;
· Ibu memasak di dapur.
· Adik bermain-main di halaman.
· Matahari hampir terbenam.
a. Ciri – ciri kata kerja
1) Biasanya bukan kata pertama dalam kalimat;
2) Dapat didahului leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.
Contoh : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir jatuh.
3) Tidak dapat didahului oleh awalan ter- yang berarti paling.
b. Bentuk – bentuk Kata Kerja
1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.
2) Bentuk kata berimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan sebagainya.
3) Bentuk kata ulang, misalnya: berjalan-jalan, memukul-mukul,menari-nari, berteriak-teriak,dan
sebagainya.
4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Kerja
1) Subtantiva (sebagai subjek/S)
Contoh :
Memahat/ memerlukan/ keahlian
SPO
2) Predikatif (sebagai predikat)
Contoh
Ibu / sedang memasak
SP
3) Atributif ( sebagai kata sifat menerangkan S/ Ket.S)
Contoh
Anak / belajar / jangan disuruh
S ket.S P

2
4. KATA SIFAT (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan
benda atau yang dibendakan.
Contoh:
· pekarangan luas.
· Barang mahal biasanya tahan lama.
a. Ciri-ciri Kata Sifat
Kata sifat umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan kata
benda merupakan kata sifat.
Contoh
· Rumah kayu
· Buku bacaan
Kayu dan bacaan bukan kata sifat
b. Bentuk /macam Kata Sifat
1) Kata sifat yang berbentuk dari kata dasar.
Contoh: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.
2) Kata sifat yang berbentuk dari kata ulang.
Contoh: cantik-cantik, warna-warni,berlubang-lubang,dan sebagainya.
3) Kata sifat yang berbentuk dari frase.
Contoh: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.
4) Kata sifat yang berbentuk dari kata serapan/punggut
Contoh: primer, sekunder, amoral, produktif, asosial, aktivitas, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Sifat
1) Subtantif (sebagai subjek/S)
Contoh : putih / tanda suci
SP
2) Predikatif (sebagai predikat/ P)
Contoh : Barang itu / mahal
SP
3) Atributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)
Contoh : mobil mewah itu sangat mahal
S ket. S P
d. Tingkat Perbandingan Kata Sifat
Tingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/
imbuhan sehingga membentuk frase.
Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:
1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi
2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek
3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur
4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, palingmewah
e. Perluasan Kata Sifat
Kata sifat dapat diperluas dengan cara sebagai berikut:
1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan kata
sekali.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.
2) Menambah awalan se- dan akhiran –nya
Contoh : Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.

3
f. Perubahan Jenis Kata
Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut
1) Menambahkan akhiran –nya.
Contoh :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
2) Menambahkan awalan pe-
Contoh :
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
3) Menambahkan konfiks ke-an
Contoh :
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan

5. KATA KETERANGAN (Adverbia)


Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata yang bukan kata benda. Jadi kata
keterangan dapat menerangkan kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan sebagainya.
Contoh :
· Menerangkan kata kerja : berlari cepa
· Menerangkan kata sifat : lahan yang sangat subur
· Menerangkan kata bilangan : hampir satu bulan
Menurut artinya, kata keterangan dapat dibagi menjadi:
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku, misalnya : sedang, sekarang, lagi, baru, tengah, dan sebagainya.
2) Sudah lalu, misalnya : telah, baru-baru ini, sudah, habis, dan sebagainya.
3) Akan datang, misalnya: besok, lusa, nanti, kemudian, dan sebagainya.
4) Frekuensi, misalnya: kadang-kadang, jarang, sering, pernah, dan sebagainya.
5) Lamanya perbuatan, misalnya : berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan sebagainya.
b. Kata Keterangan Tempat
Kata keterangan tempat umumnya ditambah dengan kata depan : di, ke, dari, ke sana, ke sini,
hingga, sampai, dan sebagainya.
c. Kata Modalitas
Kata keterangan modalitas adalah kata keterangan yang menyatakan:
1) Kepastian, misalnya ; tentu, pasti, misalnya, benar, dan sebagainya
2) Kesangsian, misalnya : mungkin, barangkali, entah, dan sebagainya.
3) Ingkaran, misalnya: tidak, jangan, mustahil, bukan, dan sebagainya.
4) Keinginan, misalnya : semoga, mudah-mudahan, sebaiknya, seharusnya, dan sebagainya.
5) Ajakan, misalnya : mari, ayo, baik, dan sebagainya.
6) Pengakuan, misalnya : betul, benar, uya, dan sebagainya.
d. Kata Keterangan Tekanan
Kata keterangan tekanan memberi tekanan atau penegasan pada kata atau kelompok kata dalam
kalimat.
Misalnya: pun, lah, kah, dan sebagainya.
e. Kata Keterangan Sifat dan Jumlah
Kata keterangan sifat dan jumlah terdiri atas kata-kata seperti : sangat, amat, terlalu, makin,
hampir, hanya, dan sebagainya.

4
6. KATA BILANGAN (Numeralia)
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah suatu
benda.
a. Kata Bilangan Utama, yakni:
1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan sebagainya.
2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, semua, dan sebagainya.
b. Kata Bilangan Tingkat, yakni:
1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat, dan
sebagainya.
2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan sebagainya.
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang, sebilah, seutas, secarik, dan sebagainya.
cakrawala

bentuk-bentuk kata bilangan


1. Kata bilangan asal, misalnya: satu, sepuluh, ratus, ribu, juta, dan sebagainya.
2. Kata bilangan bersambungan, misalnya: kesatu, kedua, perempat, persepuluh, dan sebagainya.
3. Kata bilangan berulang, misalnya: satu-satu, dua-dua, empat-empat, dan sebagainya.
4. Kata bilangan majemuk, misalnya: dua ratus, tiga ratus, dua juta, lma belas, dan sebagainya.

7. KATA DEPAN (Preposisi)


Kata depan atau kata perangkai adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata
lainnya. Pada umumnya terletak di depan kata benda, dan kata-kata yang dihubungkannya
berlainan jabatannya. Contoh kata depan: dari, di, ke, dengan, karena, sebab, oleh karena, untuk,
perihal, guna, sampai, hingga, dan sebagainya. Jenis kata depan ada dua, yaitu: kata depan sejati
dan kata depan tak sejati.
a. Kata depan sejati (Asli) : di, ke, dan dari
- di : menunjukkan pada suatu tempat.
- Ke : menunjukkan temapt yang dituju
- Dari : menunjukkan tempat yang ditinggalkan/asal.
b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada,
tentang, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.
2) Kata depan majemuk, selalu diawali dengan kata depan sejati: misalnya: daripada, dari luar, dari
dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.
3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang, melayang.
Contoh:
· Niatnya hendak pergi jauh (untuk)
· Menunggu sampai malam (hingga)
8. KATA SAMBUNG (Konjungsi)
Kata sambung atau kata penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan dua
kalimat menjadi satu kalimat yang utuh.
Contoh :
a. Ibu membeli sayur,ikan
Ibu membeli sayur dan ikan
b. Badar bekerja sampai malam, badannya pegal-pegal.
Badar bekerja sampai malam hingga badannya pegal-pegal.

5
Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung
dapat menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan gabungan, misalnya : dan, serta, lagi, lagi pula.
b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.
c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, bila ketika, sambil.
d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab.
e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.
f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.
g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.
h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.
i. Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.
j. Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.
k. Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.
l. Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin,.makin, kian, kian.
m. Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.
n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula., akhirnya, setelah itu.

catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya
kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk menentukan jenis-jenis kata
tersebut.
Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan berikut!
- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)
- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)

9. KATA SANDANG (Artikel)


Kata sandang adalah kata yang menentukan atau membatasi kata benda. Kata sandang
umumnya terletak didepan (sebelum) kata benda.
Pengguna kata sandang
- Menjadikan kata-kata atau bagian kalimat bersifat kata benda.
- Memberikan kententuan kepada kata benda.

Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
a. Kata sandang si
Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si kucing.
b. Kata sandang sang
Dibakai sebagai berikut:
- Di depan nama-nama dewa : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.
- Sebagai gelar raja: sang Prabu.
- Di depan jenis hewan dalam dongeng : sang Kancil, sang Gajah.
- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.
c. Kata sandang hang
Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia, misalnya: hang tuah,
hang jabat.
d. Kata sandang dang
Dipakai sebagai penunjuk wanita yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.
e. Kata sandang para
Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para
pendengar, para hadirin.

6
f. Kata sandang yang
Dipakai sebagai berikut
- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.
- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.
- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.
- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.
Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.
Contoh:
- Siswa yang berkelahi.......
- Buku yang dibeli.......
g. Kata sandang se
Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.
h. Kata sandang nya
Dipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya: bukunya,
saatnya,kerjanya, waktunya.

10. KATA SERU (Interjeksi)


Kata seru adalah kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.
Kata seru, mempunyai ragam dan variasi.
a. Kata seru yang berdiri sendiri
Contoh:
Wah! Astafirullah!
b. Kata seru yang rangkaiannya berbeda, kedudukan terpisah, dan tidak
mempunyaijabatan dalam kalimat.
Contoh:
Ah kamu jangan berbuat kejam!
Hei/ mau/ kemana /engkau!
PKS

7
Penyebab Pergeseran Makna
Pergeseran makna diartikan sebagai suatu proses perubahan makna pada suatu kata menjadi
suatu makna baru. Pergeseran makna dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

 Konteks kalimat, memiliki pengaruh terhadap pergeseran makna secara kontekstual. Situasi
ataupun kondisi penggunaan kata akan mempengaruhi makna yang timbul.
 Proses gramatikal, terdapat proses afiksasi atau reduplikasi dapat menghasilkan makna baru
yang berbeda dari makna sebelumnya.
 Perkembangan IPTEK, semakin berkembangnya zaman akan membuat perubahan makna
pada beberapa kata.
 Perbedaan sosial budaya, latar sosial dan budaya berpengaruh terhadap perbedaan makna dari
suatu kata.
 Perbedaan penafsiran, setiap orang dapat menafsirkan suatu kata dengan makna yang
berbeda-beda
 Proses asosiasi, persamaan sifat dari dua kata yang berbeda dapat menimbulkan makna yang
berbeda dari makna awal kata tersebut.

Jenis-Jenis Pergeseran Makna


Proses pergeseran makna dibagi menjadi beberapa jenis yaitu pergeseran makna meluas,
menyempit, membaik, memburuk, persamaan sifat, dan pertukaran tanggapan. Berikut adalah
penjelasan dari setiap jenisnya:

1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami
pergeseran makna generalisasi antara lain:

Kata Makna Dulu Makna Sekarang

Sebutan wanita yang lebih


Ibu Sebutan orang tua wanita
tua/dihormati

Kepala Bagian tubuh Ketua / Pemimpin

Arah tujuan yang hendak


Jurusan spesialisasi bidang pendidikan
ditempuh

2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih sempit jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran
makna spesialisasi antara lain:

Kata Makna Dulu Makna Sekarang

Sarjana Orang yang pandai Orang yang lulus strata-1

Madrasah Sekolah Sekolah berasas Islam

Guru mengajarkan sesuatu pengajar di sekolah

8
3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih baik atau lebih tinggi jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna ameliorasi antara lain:

Kata Dulu Kata Sekarang

Buta Tuna netra

Perempuan Wanita

Beranak Melahirkan

4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih buruk atau lebih rendah jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna peyorasi antara lain:

Kata Dulu Kata Sekarang

Pergi Kabur

Hamil Bunting

Sekelompok Gerombolan

5. Persamaan Sifat (Asosiasi)


Asosiasi adalah proses pergeseran makna secara kiasan. Berikut adalah beberapa contoh kata-
yang mengalami proses asosiasi:

Kata Makna sebenarnya Makna kiasan

Amplop Tempat surat Uang Sogokan

Kursi Tempat duduk Jabatan

Parasit Jenis tumbuhan Orang yang merugikan

9
6. Pertukaran Tanggapan (Sinestesia)
Sinestesia adalah proses pergeseran makna yang berkaitan dengan konteks alat indera sebagai
penerimanya. Berikut adalah beberapa contoh kata yang mengalami proses sinestesia:

Kata Indera 1 Indera 2 Contoh Kalimat

Manis Perasa Penglihatan Gadis desa itu manis sekali

Pedas Perasa Pendengaran Perkataannya sangat pedas di telinga

Sedap Perasa Pendengaran Suaranya sangat sedap di dengar

Contoh Pergeseran Makna


Setelah membahas mengenai jenis-jenis pergeseran makna dan beberapa contoh singkat
diatas, di bawah ini diberikan lagi contoh kata yang mengalami pergeseran makna dan contohnya
dalam kalimat.

1. Generalisasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses generalisasi:

Kata Kalimat Makna

Rani merelakan warisannya untuk saudara sekandung yang


Kakak
kedua kakak perempuannya. lebih tua

Jika ada materi yang belum jelas kalian dapat bertanya


orang yang lebih tua
pada kakak senior di kampus ini.

Kemudi Ayah memegang kemudi mobil secara hati-hati. setir kendaraan

Kemudi pemerintahan harus dipegang oleh orang jujur. kepemimpinan

Ibu menyebar benih cabai dan kacang-kacangan di


Benih bibit tumbuhan
halaman belakang.

Pertengkaran ini menjadi benih perceraian kami. penyebab, awal mula

10
2. Spesialisasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses spesialisasi:

Kata Kalimat Makna

Aneka bunga ini menghasilkan bau yang beraneka ragam semua jenis wangi-
Bau
pula. wangian

bau/aroma tidak
Bau sekali bajumu ini!
enak

Semua orang dapat berpartisipasi semua orang yang


Pembantu
sebagai pembantu pembangunan Masjid An Nur. membantu

Sekarang sedang marak berita tentang pembantu yang


asisten rumah tangga
disiksa majikannya.

Nelayan membutuhkan motor untuk mempermudah


Motor alat penggerak
menggerakkan kapal mereka.

Kakak minta dibelikan motor oleh ayah. sepeda motor

3. Ameliorasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses ameliorasi:

Kata Kalimat

Perempuan – Wanita Perempuan harus berani memperjuangkan hak-haknya.

Wanita harus berani memperjuangkan hak-haknya.

Bui – Lembaga Setelah bebas dari bui, mantan narapidana masih harus mendapat
Permasyarakatan sanksi dari masyarakat.

Setelah bebas dari lembaga permasyarakatan, mantan narapidana


masih harus mendapat sanksi dari masyarakat.

Pelacur – Wanita Tuna Keputusannya menjadi pelacur murni karena kondisi ekonomi
Susila keluarganya.

Keputusannya menjadi wanita tuna susila murni karena kondisi


ekonomi keluarganya.

11
4. Peyorasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses peyorasi:

Kata Kalimat

Meninggal – Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api


Mati dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api dinyatakan mati dalam
perjalanan ke rumah sakit.

Menikah –
Randy memutuskan untuk menikah karena paksaan kedua orangtuanya.
Kawin

Randy memutuskan untuk kawin karena paksaan kedua orangtuanya.

Talak – Cerai Anto mengucapkan kata talak kepada istrinya karena sedang marah besar.

Anto mengucapkan kata cerai kepada istrinya karena sedang marah besar.

5. Asosiasi
Berikut adalah contoh kata yang mengalami asosiasi:

Kata Kalimat Makna

Pohon ini mati karena ada benalu yang menumpang


Benalu tanaman pengganggu
hidup.

tidak memberikan manfaat,


Tina tidak ingin menjadi benalu di rumah adiknya.
pengacau

Nasi di rumah ibu sampai menjamur karena tidak ada


Menjamur ditumbuhi jamur
yang memakannya.

Sekarang ini, handphone canggih sudah menjamur. ada di mana-mana

Adik membantu ibu mengocok telur yang akan


Mengocok mengaduk
digoreng.

membuat tertawa
Lawakannya berhasil mengocok perut penonton.
terpingkal-pingkal

12
6. Sinestesia
Berikut adalah contoh kata yang mengalami sinestesia:

Kalimat Keterangan

Walaupun sudah berumur, Kata “empuk” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba yang
suara Vina masih empuk di berarti lunak, akan tetapi pada kalimat tersebut berkaitan
telinga. dengan indera pendengaran yang berarti merdu.

Kata “ramai” sebenarnya berkaitan dengan indera pendengaran


Masakan pertamamu
yang berarti meriah, akan tetapi dalam kalimat tersebut
ini ramai sekali rasanya.
berkaitan dengan indera perasa yang berarti bermacam-macam.

Kata “garing” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba yang


Leluconnya terasa garing bagi
berarti renyah, akan tetapi dalam kalimat tersebut berkaitan
kami.
dengan indera pendengaran yang berarti tidak menarik.

Contoh kata polisme dari kata kepala

 Ayah ku adalah kepala rumah tangga


 Saat berdoa biasanya orang merundukkan kepala
 Dia tidak mau diperintah karena dia keras kepala

Undang-Undang Yang Mengatur Tetang Berbahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang dinyataka sebagai bahasaresmi negara dalam pasal 36 undang-undang dasar
negara kesatuan repoblik Indonesia tahun1945 bersumber dari Bahasa yang di ikrarkan dalam sumpah
pemuda tanggal28 oktober 1928 sebagai Bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
dinamika peradapan bangsa
Undang-undang nomor 24 tahun 2009 tetang bndera, Bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan

13
14

Anda mungkin juga menyukai