Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN KEBAHASAAN

KELOMPOK 3
Anggota Kelompok :
1. Ghardina Aulia Nurevalina (22010644016)
2. Sella Hardianty Ratmana (22010644020)
3. Yessika Maharani (22010644021)
4. Lailatul Kurnia Ningrum (22010644023)
5. Ziyana Walida ‘Azizah (22010644037)

TUGAS DISKUSI
1. Jenis kata menurut Aristoteles/jenis kata tradisional ada 10 (jelaskan jenis, contoh, dan
fungsi)

Jawab :

1. KATA BENDA (Subtantive)


Kata benda adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang
dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya) dalam kalimat, kata benda adalah kata yang
lazimnya subjek (S) atau (O) objek.
Contoh :
Ibu membeli buku tulis
SOO
a. Pembagian Kata Benda
Menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat, kata benda dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu kata benda konkret dan kata benda abstrak.
1) Kata Benda Konkret
Kata benda konkret adalah kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau dapat
dirupakan. Yang termasuk kata benda konkret adalah:
a) Nama diri : nama-nama benda tertentu, misalnya Alfian, Bantaeng, Tolitoli
dan sebagainya.
b) Nama jens : benda-benda tertentu yang jenisnya bersamaan, misalnya : mobil,
rumah, orang, binantang, dan sebagainya.
c) Nama zat : benda-benda yang berarti bahan, misalnya: air, tanah, besi,
minyak, emas, dan sebagainya.
d) Nama kumpulan : misalnya, pegunungan, lautan, daratan, dan sebagainya.
2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak dapat diungkapakan oleh
pancaindera. Yang termasuk kata benda abstrak adalah:
a) Nama keadaan : misalnya kebahagian, kemakmuran, kemiskinan, dan
sebagainya.
b) Nama pekerjaan : misalnya tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya,dan
sebagainya.
c) Nama sifat : misalnya kemiskinan, kekayaan, kecurangan, kegemaran, dan
sebagainya.
d) Nama ukuran : misalnya, volume, isi, panjang, luas, beratnya, dan
sebagainya.
e) Nama panggilan : misalnya, keyakinan, kepercayaan, keuntungan,
kerugian, dan sebagainya.
b. Bentuk Kata Benda 
Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu:
1) Kata dasar, irama benda yang terdiri atas kata dasar, kata yang tidak berimbuhan
ataupun kata ulang.
Contoh: buku, pensil, orang, laut, air,dan sebagainya.
2) Kata jadian, kata benda yang merupakan kata jadian, yaitu nama benda yang terdiri
atas:
a) Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedududkan, kelahiran,
kecurangan, dan sebagainya.
b) Kata ulang, misalnya: rawa-rawa, pulau-pulau,rumah-rumah, dan sebagainya.
c) Kata majemuk, misalnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.

2. KATA GANTI ( Pronomina)


Kata ganti adalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dbendakan. Kata
ganti dapat dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang, yaitu kata yang menggantikan orang atau benda penggantinya.
Contoh :
1) Kata ganti orang 1 : orang yang berbicara, yaitu:
- Kata ganti orang I tunggal : aku , saya, hamba
- Kata ganti orang I jamak : kita , kami
2) Kata ganti orang II : orang yang diajak berbicara, yaitu:
- Kata ganti orang II tunggal : kamu, engkau, tuan
- Kata ganti orang II jamak : anda , kalian
3) Kata ganti orang III : orang yang dibicarakan, yaitu:
- Kata ganti orang III tunggal : ia, dia, beliau
- Kata ganti orang III jamak : mereka
b. Kata ganti kepunyaan, yaitu kata ganti yang menunjukkan milik, biasanya terletak
dibelakang kata benda yang diterangkan,dan bentuknya diringkaskan.
Misalnya: aku, ku, mu, nya.
c. Kata ganti penunjuk, yaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu :
biasanya ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian
yang ditunjukkan. Misalnya : ini, itu.
d. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan
sifat-sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.
Misalnya: yang, tempat, dimana
e. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta
keterangannya.
Misalnya: apa, siapa, mana, bagaimana, berapa
1) Fungsi kata ganti orang, antara lain:
- Penunjuk pelaku, sebagai subjek;
- Penunjuk milik/kepunyaan, selaku mengikuti kata benda miliknya;
- Menyatakan objek penderita (O1);
- Menyatakan objek penyerta (O2);
- Menyatakan objek pelaku (O3);
- Menyatakan pertalian maksud, ditempatkan dibelakang kata tugas/depan.
2) Fungsi kata ganti penunjuk, antara lain:
- Menunjuk waktu, dan
- Sebagai kata sandang.
3) Fungsi kata ganti penghubung, antara lain:
- Sebagai penghubung kata benda dengan kata lain;
- Pengantar anak kalimat;
4) Fungsi kata ganti tanya, antara lain:
-Menanyakan benda;
-Menanyakan sifat
·Menanyakan waktu;
-Menanyakan situasi,dan sebagainya.

3. KATA KERJA (Verb)


Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.
Contoh;
· Ibu memasak di dapur.
· Adik bermain-main di halaman.
· Matahari hampir terbenam.
a. Ciri – ciri kata kerja
1) Biasanya bukan kata pertama dalam kalimat;
2) Dapat didahului leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.
Contoh : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir
jatuh.
3) Tidak dapat didahului oleh awalan ter- yang berarti paling.
b. Bentuk – bentuk Kata Kerja
1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.
2) Bentuk kata berimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan
sebagainya.
3) Bentuk kata ulang, misalnya: berjalan-jalan, memukul-mukul,menari-nari,
berteriak-teriak,dan sebagainya.
4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat,
dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Kerja
1) Subtantiva (sebagai subjek/S)
Contoh :
Memahat/ memerlukan/ keahlian
SPO
2) Predikatif (sebagai predikat)
Contoh
Ibu / sedang memasak
SP
3) Atributif ( sebagai kata sifat menerangkan S/ Ket.S)
Contoh
Anak / belajar / jangan disuruh
S ket.S P
4. KATA SIFAT (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau
menyifatkan benda atau yang dibendakan.
Contoh:
· pekarangan luas.
· Barang mahal biasanya tahan lama.
a. Ciri-ciri Kata Sifat
Kata sifat umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang
menerangkan kata benda merupakan kata sifat.
Contoh
· Rumah kayu
· Buku bacaan
Kayu dan bacaan bukan kata sifat
b. Bentuk /macam Kata Sifat
1) Kata sifat yang berbentuk dari kata dasar.
Contoh: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.
2) Kata sifat yang berbentuk dari kata ulang.
Contoh: cantik-cantik, warna-warni,berlubang-lubang,dan sebagainya.
3) Kata sifat yang berbentuk dari frase.
Contoh: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.
4) Kata sifat yang berbentuk dari kata serapan/punggut
Contoh: primer, sekunder, amoral, produktif, asosial, aktivitas, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Sifat
1) Subtantif (sebagai subjek/S)
Contoh : putih / tanda suci
SP
2) Predikatif (sebagai predikat/ P)
Contoh : Barang itu / mahal
SP
3) Atributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)
Contoh : mobil mewah itu sangat mahal
S ket. S P
d. Tingkat Perbandingan Kata Sifat
Tingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan
kata lain/ imbuhan sehingga membentuk frase.
Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:
1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi
2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek
3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur
4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, paling mewah
e. Perluasan Kata Sifat
Kata sifat dapat diperluas dengan cara sebagai berikut:
1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah
dengan kata sekali.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai
sekali.
2) Menambah awalan se- dan akhiran –nya
Contoh : Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.
f. Perubahan Jenis Kata
1) Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut
Menambahkan akhiran –nya.
Contoh :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
2) Menambahkan awalan pe-
Contoh :
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
3) Menambahkan konfiks ke-an
Contoh :
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan
5. KATA KETERANGAN (Adverbia)
Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata yang bukan kata benda. Jadi kata
keterangan dapat menerangkan kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan sebagainya.
Contoh :
· Menerangkan kata kerja : berlari cepa
· Menerangkan kata sifat : lahan yang sangat subur
· Menerangkan kata bilangan : hampir satu bulan
Menurut artinya, kata keterangan dapat dibagi menjadi:
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku, misalnya : sedang, sekarang, lagi, baru, tengah, dan sebagainya.
2) Sudah lalu, misalnya : telah, baru-baru ini, sudah, habis, dan sebagainya.
3) Akan datang, misalnya: besok, lusa, nanti, kemudian, dan sebagainya.
4) Frekuensi, misalnya: kadang-kadang, jarang, sering, pernah, dan sebagainya.
5) Lamanya perbuatan, misalnya : berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan
sebagainya.
b. Kata Keterangan Tempat
Kata keterangan tempat umumnya ditambah dengan kata depan : di, ke, dari, ke sana,
ke sini, hingga, sampai, dan sebagainya.
c. Kata Modalitas
Kata keterangan modalitas adalah kata keterangan yang menyatakan:
1) Kepastian, misalnya ; tentu, pasti, misalnya, benar, dan sebagainya
2) Kesangsian, misalnya : mungkin, barangkali, entah, dan sebagainya.
3) Ingkaran, misalnya: tidak, jangan, mustahil, bukan, dan sebagainya.
4) Keinginan, misalnya : semoga, mudah-mudahan, sebaiknya, seharusnya, dan
sebagainya.
5) Ajakan, misalnya : mari, ayo, baik, dan sebagainya.
6) Pengakuan, misalnya : betul, benar, uya, dan sebagainya.
d. Kata Keterangan Tekanan
Kata keterangan tekanan memberi tekanan atau penegasan pada kata atau kelompok
kata dalam kalimat.
Misalnya: pun, lah, kah, dan sebagainya.
e. Kata Keterangan Sifat dan Jumlah
Kata keterangan sifat dan jumlah terdiri atas kata-kata seperti : sangat, amat, terlalu,
makin, hampir, hanya, dan sebagainya.
6. KATA BILANGAN (Numeralia)
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah
suatu benda.
a. Kata Bilangan Utama, yakni:
1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan
sebagainya.
2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, semua, dan sebagainya.
b. Kata Bilangan Tingkat, yakni:
1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat,
dan sebagainya.
2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan
sebagainya.
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang...., sebilah....., seutas...., secarik..., dan sebagainya.
cakrawala
bentuk-bentuk kata bilangan
1. Kata bilangan asal, misalnya: satu, sepuluh, ratus, ribu, juta, dan sebagainya.
2. Kata bilangan bersambungan, misalnya: kesatu, kedua, perempat, persepuluh, dan
sebagainya.
3. Kata bilangan berulang, misalnya: satu-satu, dua-dua, empat-empat, dan
sebagainya.
4. Kata bilangan majemuk, misalnya: dua ratus, tiga ratus, dua juta, lma belas, dan
sebagainya.

7. KATA DEPAN (Preposisi)


Kata depan atau kata perangkai adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan
kata
lainnya. Pada umumnya terletak di depan kata benda, dan kata-kata yang
dihubungkannya berlainan jabatannya. Contoh kata depan: dari, di, ke, dengan, karena,
sebab, oleh karena, untuk, perihal, guna, sampai, hingga, dan sebagainya. Jenis kata
depan ada dua, yaitu: kata depan sejati dan kata depan tak sejati.
a. Kata depan sejati (Asli) : di, ke, dan dari
- di : menunjukkan pada suatu tempat.
- Ke : menunjukkan temapt yang dituju
- Dari : menunjukkan tempat yang ditinggalkan/asal.
b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara,
serta, pada, tentang, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.
2) Kata depan majemuk, selalu diawali dengan kata depan sejati: misalnya: daripada,
dari luar, dari dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.
3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang,
melayang.
Contoh:
· Niatnya hendak pergi jauh (untuk)
· Menunggu sampai malam (hingga)
8. KATA SAMBUNG (Konjungsi)
Kata sambung atau kata penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan dua
kalimat menjadi satu kalimat yang utuh.
Contoh :
a. Ibu membeli sayur,ikan
Ibu membeli sayur dan ikan
b. Badar bekerja sampai malam, badannya pegal-pegal.
Badar bekerja sampai malam hingga badannya pegal-pegal.

Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata
sambung dapat menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan gabungan, misalnya : dan, serta, lagi, lagi pula.
b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.
c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, bila ketika, sambil.
d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab.
e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.
f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.
g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.
h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.
i. Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.
j. Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.
k. Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.
l. Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin.....makin, kian.....kian.
m. Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.
n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula......, akhirnya......., setelah itu......
catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan
sebagainya kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk
menentukan jenis-jenis kata tersebut.
Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan berikut!
- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)
- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)

9. KATA SANDANG (Artikel)


Kata sandang adalah kata yang menentukan atau membatasi kata benda. Kata sandang
umumnya terletak didepan (sebelum) kata benda.
Pengguna kata sandang
a. Menjadikan kata-kata atau bagian kalimat bersifat kata benda.
b. Memberikan kententuan kepada kata benda.
Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
a. Kata sandang si
Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si
kucing.
b. Kata sandang sang
Dibakai sebagai berikut:
- Di depan nama-nama dewa : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.
- Sebagai gelar raja: sang Prabu.
- Di depan jenis hewan dalam dongeng : sang Kancil, sang Gajah.
- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.
c. Kata sandang hang
Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia,
misalnya: hang tuah, hang jabat.
d. Kata sandang dang
Dipakai sebagai penunjuk wanita yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.
e. Kata sandang para
Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para
undangan, para pendengar, para hadirin.
f. Kata sandang yang
Dipakai sebagai berikut
- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.
- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.
- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.
- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.
Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.
Contoh:
- Siswa yang berkelahi.......
- Buku yang dibeli.......
g. Kata sandang se
Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.
h. Kata sandang nya
Dipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya:
bukunya, saatnya,kerjanya, waktunya.

10. KATA SERU (Interjeksi)


Kata seru adalah kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.
Kata seru, mempunyai ragam dan variasi.
a. Kata seru yang berdiri sendiri
Contoh:
Wah! Astafirullah!
b. Kata seru yang rangkaiannya berbeda, kedudukan terpisah, dan tidak
mempunyaijabatan dalam kalimat.
Contoh:
Ah kamu jangan berbuat kejam!
Hei/ mau/ kemana /engkau!
PKS

Anda mungkin juga menyukai