Anda di halaman 1dari 13

KATA SIFAT DAN KATA GANTI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:

“Metodologi Bahasa Indonesia”

Dosen Pengampu:

Drs. Kemas Masud Ali, M. Pd

Disusun Oleh:

Wulan Permata Sari 1820201103

Yulisa Faidah 1820201104

Adelia Maharani 1830201106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
Materi

A. Kata Sifat
1. Pengertian Kata Sifat
Kata sifat atau dalam bahasa Inggris Adjectiva merupakan kelas kata yang
mengubah kata benda dan kata ganti, seringkali dengan menerangkan atau
membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat ini bisa menjelaskan kuantitas,
kecukupan, urutan, kualitas, ataupun penekanan suatu kata.\
Definisi kata sifat (adjektiva) yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat
atau kondisi suatu hal, baik pada makhluk hidup, benda mati, tempat waktu dan
lain-lain. Pada suatu kalimat, kata sifat biasa dipakai untuk menerangkan kondisi
subjek (S) atau objek (O) kalimat tersebut.
2. Fungsi Kata Sifat (Adjektiva)
Terdapat fungsi dari kata sifat yaitu:
a. Menjadi pelengkap atau penjelasn pada suatu kalimat
b. Menjadi predikat pada suatu kalimat
3. Ciri-Ciri Kata Sifat (Adjektiva)
Ciri-ciri dari kata sifat adalah sebagai berikut:
a. Bisa diingkari/dibatalkan sifatnya dengan kata “tidak” atau “bukan”.
Contoh adalah: tidak bagus, tidak baik, tidak bahagia dan lain sebagainya.
b. Bisa diberikan keterangan penguat, seperti sangat, amat, paling, sekali,
benar. Contohnya: Sangat indah, amat luas, paling rendah dan lain-lain.
c. Bisa diberikan penjelasan pembanding, misalnya lebih, kurang, paling.
Contoh: Sandalku lebih bagus dari sepatunya; apabila dibandingkan baju
ini, baju itu paling bagus dari yang lainnya.
4. Jenis-Jenis Kata Sifat (Adjektiva)
Adapun jenis-jenis atau macam kata sifat (adjektiva) yaitu:
a. Jenis Kata Sifat Menurut Maknanya (Semantis)
Menurut maknanya, kata sifat dibagi menjadi dua yakni kata difat
bertaraf dan kata sifat tak bertaraf.
1) Kata Sifat Bertaraf
Kata sifat bertaraf memiliki beberapa jenis, yakni:
a) Adjektiva pemberi sifat. Yaitu kata sifat yang
menerangkan kualitas atau intensitas yang dinilai
secara fisik atau mental. Contohnya misalnya bersih,
rapi, nyaman.
b) Adjektiva ukuran. Yaitu kata sifat yang menerangkan
kualitas yang dapat diukur dengan ukuran kuantitatif
(dapat dijelaskan dalam bilangan). Contohnya
misalnya: Berat, panjang
c) Adjektiva Warna. Yaitu kata sifat yang menerangkan
warna. Contohnya adalah: Biru, putih
d) Adjektiva Waktu. Yaitu kata sifat yang
menggambarkan masa atau periode pada suatu
pekerjaan atau peristiwa. Contohnya adalah: sebentar,
lama.
e) Adjektiva Jarak: Yaitu kata sifat yang menerangkan
ruang antara dua benda atau tempat. Contohnya: Jauh,
dekat
f) Adjektiva Sikap. Yaitu kata sifat yang menerangkan
emosi atau suasana hati. Contohnya adalah: Bahagia,
sedih, marah
g) Adjektiva Serapan. Yaitu kata sifat yang menunjukkan
sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera.
Contohnya seperti: Pahit, manis, asam, bau.
2) Kata sifat tak bertaraf
Merupakan kata sifat yang menjelaskan keanggotaan pada
suatu golongan, contohnya misalnya: Abadi, bundar, dan lain-
lain.
b. Jenis Kata Sifat Menurut Sintaksis
Jenis kata sifat menurut sintaksis atau letak/fungsinya pada
kalimat, antara lain:
1) Adjektiva atribut.
Yaitu kata sifat yang memiliki fungsi sebagai pelengkap atau
memperjelas pada suatu kalimat. Jika jenis kata sifat ini
beradap sesudah subjek, maka seringkali merupakan penjelas
dari subjek tersebut. Sedangkan jika berada sesudah objek,
maka merupakan penjelas dari objek tersebut. Contohnya
seperti: Dila telah tumbuh menjadi putri yang cantik dan baik
hati.
Adjektiva Predikatif. Adalah kata sifat yang memiliki fungsi
sebagai predikat di suatu kalimat. Contohnya adalah: Rumah
lama itu tetap nyaman untuk ditinggali.
Adjektiva Predikatif Inversi. Adalah jenis kata sifat yang juga
mempunyai fungsi sebagai predikat pada suatu kalimat, tetapi
letaknya pada awal kalimat. Contohnya adalah Indahnya
pemandangan desa dari puncak bukit ini.
c. Jenis Kata Sifat Menurut Bentuknya.
1) Kata sifat dasar merupakan kata sifat asli yang tidak
mengalami proses afiksasi (pengimbuhan) dan tidak dapat
diurai menjadi bentuk yang lebih sederhana. Adapun beberapa
contoh kata sifat dasar antara lain: Indah, Baru, Banyak,
Tinggi, Sedikit, Lama dan lain-lain.
Kata sifat turunan (Polifermis) merupakan kata sifat yang telah
mengalami proses afiksasi (penambahan imbuhan),
pengulangan/reduplikasi, pemajemukan, dan penyerapan.
Secara umum ada empat kelompok kata sifat atau adjektiva
turunan, yakni:
a) Adjektiva Turunan Yang Mengalam Pengimbuhan
(Afiksasi)
Contohnya adalah sebaik (imbuhan se-) dan Terindah
(imbuhan ter-)
b) Adjektiva Turunan Yang Mengalami Pengulangan,
proses pengulangan itu seringkali mengikut pola “Se- +
kata sifat dasar + nya”. Contohnya adalah sepitar-
pintarnya, seburuk-buruknya, semarah-marahnya,
seberat-beratnya, dan sebaik-baiknya
c) Adjektiva Turunan Majemuk.
Kata sifat mejemuk merupakan kata sifat yang
terbentuk berasal dari penggabungan dua atau lebih
kata sifat dasar yang menghasilkan arti baru, atau
bermakna berbeda dari kata sifat dasar pembentuknya.
Contohnya adalah: Lemah lembut, Rendah hati,
Berjiwa besar dan lain-lain.
d) Kata Sifat Serapan
Kata sifat serapan merupakan kata sifat yang asalnya
dari bahasa asing yang selanjutnya diserap dan
dijadikan bagian dari bahasa Indonesia. Contohnya
adalah: Aktif, Struktural, Duniawi, dan lain-lain.
5. Contoh Pemakaian Kata Sifat
Dibawah ini adalah beberapa contoh pemakain kata sifat pada kalimat,
antara lain:
a) Dia anak pendiam, tetapi dia bukan anak nakal.
b) Kamu memang sahabat terbaik saya
c) Linda tidak suka pelajaran fisika
d) Sepertinya kamu lebih cocok mengenakan baju berwarna pink
e) Ruang kelas tertata dengan rapi.
B. Kata Ganti

1. Pengertian kata ganti


Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai pengganti subyek atau obyek yang
berupa orang dan benda. Kata ganti memiliki fungsi untuk efisiensi dan juga
efektifitas kalimat dalam wacana atau paragraf. Dengan kata ganti, maka tidak harus
menuliskan nama orang atau nama benda secara terus-menerus atau berulang-ulang.
Selain itu, kata ganti adalah salah satu jenis kata yang berfungsi sebagai kata benda
atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung. Istilah kata ganti disebut juga
sebagai pronomina. Penggunaan kata ganti ditujukan agar suatu kalimat disampaikan
secara lebih efektif agar tidak bertele-tele.
2. Ciri-Ciri Kata Ganti (Promina)
Ciri-ciri kata ganti, yakni sebagai berikut :
a. Kata ganti biasanya terletak diposisi Subjek & Objek dalam sebuah kalimat.
Hanya pada kalimat tertentu kata ganti digunakan sebagai predikat.
b. Jenis Kata ganti yang digunakan akan berubah-ubah yakni sesuai dengan kata
yang ingin digunakan dan penggunaannya dalam kalimat.
3. Jenis – Jenis Kata Ganti dan Contoh Penggunaannya
Berikut ini adalah kata ganti yang diklasifikasikan menjadi beberapa macam jenis,
diantaranya yaitu :
a. Kata Ganti Orang
Kata ganti orang adalah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan posisi
orang dalam kalimat. Terdapat enam jenis kata ganti orang, diantaranya yaitu :
b. Kata Ganti Orang Pertama Tunggal
Kata ganti orang pertama tunggal merupakan kata ganti untuk penulis yang
terlibat sebagai pelaku utama dalam kalimat. Contoh dari kata ganti orang pertama
tunggal diantaranya “aku” dan “saya”. Contoh dalam kalimat:
1) Saya adalah seorang santri
2) Aku akan pulang sebentar lagi.
c. Kata Ganti Orang Pertama Jamak
Kata ganti orang pertama jamak merupakan kata ganti penulis atau pembicara
yang terlibat sebagai pelaku utama (lebih dari satu orang) dalam sebuah kalimat.
Contoh kata ganti orang pertama jamak yakn ialah: “kita” & “kami”. Contohnya
dalam kalimat:
1) Kita akan segera berangkat ke surabaya.
2) Kami telah berusaha menghalanginya.
d. Kata Ganti Orang Kedua Tunggal
Kata ganti orang kedua tunggal merupakan kata ganti yang maksudkan untuk
lawan bicara atau orang lain (satu orang) yang terlibat langsung dengan penulis
atau pembicara dalam kalimat. Contoh kata ganti orang kedua tunggal yakni
adalah “kamu & “Anda”. Contohnya :
1) Kamu memang hebat.
2) Anda terlihat tampan mengenakan kemeja hitam itu.
e. Kata Ganti Orang Kedua Jamak
Kata ganti orang kedua jamak merupakan kata ganti yang ditujukan kepada lawan
bicara (lebih dari satu orang) yang terlibat langsung dengan penulis atau
pembicara dalam kalimat. Contoh kata ganti orang kedua jamak ialah “kalian”.
Contoh dalam kalimat: Kalian semua adalah sahabat terhebatku.
f. Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal
Kata ganti orang ketiga tunggal merupakan kata ganti yang ditujukan untuk orang
lain (bukan lawan bicara) yang tidak terlibat secara langsung terhadap penulis atau
pengucap suatu kalimat (satu orang). Contoh dari kata ganti orang ketiga tunggal
diantaranya “ia”, “dia” dan “beliau”. Contoh dalam kalimat:
1) Ia merupakan juara di kelasnya.
2) Dia hidup seorang diri
3) Beliau adalah guru yang bijaksana.
g. Kata Ganti Orang Ketiga Jamak
Kata ganti orang ketiga jamak merupakan kata ganti yang ditujukan untuk
orang lain yang (bukan lawan bicara) yang tidak terlibat langsung dengan penulis
atau pengucap kalimat (lebih dari satu orang). Contoh kata ganti orang ketiga
tunggal yaitu “mereka”. Contohnya dalam kalimat, mereka pergi ke bandung
malam ini.
h. Kata Ganti Kepemilikan
Kata ganti kepemilikan merupakan kata ganti yang pergunakan untuk
menggantikan posisi benda yang dimiliki seseorang. Aturan dalam penggunaan
kata ganti kepemilikan, yakni sebagai berikut :
1) Kata Benda yang dimiliki orang pertama tunggal berubah menjadi kata
benda atau kata kepunyaan+ku. Contohnya : Sayalah pemilik mobil itu.
Maka dengan penggunaan kata ganti kepemilikan kalimat tersebut
dapat diubah menjadi itu mobilku atau mobil itu milikku.
2) Kata Benda yang dimiliki orang kedua tunggal diubah menjadi kata benda
atau kata kepunyaan+mu. Contohnya: Kamu adalah pemilik mobil merah
itu. Dengan penggunaan kata ganti kepemilikan, kalimat tersebut dapat
diubah menjadi itu mobil merahmu atau mobil merah itu milikmu.
3) Kata Benda yang dimiliki orang ketiga tunggal berubah menjadi kata
benda atau kata kepunyaan+nya. Contohnya: Dia adalah pemilik mobil
merah itu. Dengan penggunaan kata ganti kepemilikan, kalimat tersebut
diubah menjadi “itu mobil merahnya atau mobil merah itu miliknya”.
i. Kata Ganti Penunjuk
Kata ganti penunjuk merupakan kata ganti yang dipergunakan untuk
menggantikan posisi kata benda yang ditunjuk dalam kalimat. Kata ganti penunjuk
digunakan untuk menunjukkan sesuatu, baik benda maupun tempat tertentu. Kata
ganti petunjuk yang sering digunakan, yakni sebagai berikut :
1) Kata ganti penunjuk umum, Contoh : ini dan itu. Contoh dalam kalimat :
a) Ini mobilku
b) Itu motorku
2) Kata ganti penunjuk tempat, Contoh : Sini (di sini, ke sini, dan lainnya)
dan Sana (di sana, ke sana, dari sana, dan lainnya). Contoh dalam kalimat :
a) Ilham tadi sore ke sini.
b) Aku juga mau pergi ke sana.
3) Kata ganti penunjuk ihwal (perihal), Contoh : “Begini” & “Begitu”.
Contoh dalam kalimat :
a) Kalau begini jadinya aku tak akan datang.
b) Aku baru tahu dia begitu selama ini di belakangku
4) Kata Ganti Penanya
Kata Ganti Penanya merupakan kata ganti yang digunakan untuk
menanyakan orang, benda, waktu, tempat, dan keadaan. Berikut ini
beberapa kata ganti penanya, diantaranya:
a) Penanya orang atau benda, seperti: “Apa”, “Siapa”, “Yang
Mana”. Contoh dalam kalimat :
(1) Apa yang saat ini kamu kerjakan?
(2) Siapa nama pamanmu?
(3) Yang mana lemariku?
b) Penanya tempat, seperti: “Di mana”, “Dari mana” dan “Ke
mana”. Contoh dalam kalimat :
(1) Di mana kau sekarang?
(2) Dari mana saja kamu?
(3) Ke mana kau tadi pagi?
c) Penanya waktu, seperti: “Kapan”. Contoh dalam kalimat, kapan
kamu pergi ke Bandar Lampung ?
Metode atau Model Pembelajaran yang Digunakan

A. Metode Konvensional/ Metode Ceramah


Metode pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara
lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis,
tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan untuk
mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli siswa
yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan
kelebihan.
1. Kekurangan metode ceramah yaitu:
a. Siswa menjadi pasif.
b. Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
c. Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
d. Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima
informasia tau pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori
hal ini mungkin cukup menarik.
e. Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin
pencapaian yang jelas.
f. Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian
kata- kata saja.
2. Kelebihan dari metode ini juga ada, antara lain:
a. Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.
b. Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
c. Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
d. Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
e. Mudah dilaksanakan.
B. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau
diskusi kelompok.
1. Kelebihan metode diskusi kelompok ini, sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman pada anak didik bahwa setiap permasalahan
pasti ada penyelesaiannya.
b. Siswa mampu berfikir kritis.
c. Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
d. Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
e. Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
f. Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga
mendengarkan orang lain.
2. Kekurangan dari metode diskusi ini yaitu sebagai berikut:
a. Cocok digunakan untuk kelompok kecil.
b. Tema diskusi terbatas.
c. Dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara.
d. Dibutuhkan penyampaian secara formal dalam berpendapat.
C. Model Number Head Together
Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural,
yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut
dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti
mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk
menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan
kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti
1. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29)
menjadi enam langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan
membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam
NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan
memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai
nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal
(pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
c. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku
paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
d. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa
tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam
LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
e. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
f. Memberi kesimpulan
g. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

D. Belajar Sambil Bermain


Dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa diharuskan memahami fungsi kata
keterangan dan penggunaannya dalam kalimat. Berikut ini metode yang bisa dipakai
dalam mengajarkan kata keterangan melalui permainan kelas kata, seperti yang
disampaikan dalam buku “Pembelajaran Aktif, Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di
Kelas” oleh Pat Hollingsworth dan Gina Lewis.
Berikut ini bahan yang perlu dipersiapkan:
1. Siapkan batang es krim. Tuliskan pada tiap batang tersebut masing-masing dari
kedelapan kelas kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata
ganti, kata depan, kata sambung, dan kata seru). Tuliskan satu kelas kata pada
setiap batang, begitu seterusnya sampai batang es krim anda habis. Taruh semua
batang es krim itu dalam kantong kertas.
2. Jelaskan ide dasar dari kegiatan ini dan tujuan yang akan dicapai siswa, kemudian
mintalah mereka untuk mengambil satu batang es krim dari dalam kantong kertas:
“Hari ini kita akan mempraktikkan kelas kata yang sudah kita pelajari. Kalian
akan mengambil satu batang es krim dari dalam kantong ini satu kali. Kalian akan
menjadi kelas kata yang tertulid pada batang es krim yang kalian ambil”
3. Minta siswa untuk bergabung dengan siswa lain yang mengambil batang es krim
dengan tulisan kelas kata yang sama. Bersama-sama, mereka akan memikirkan
dan menuliskan contoh-contoh kata dari kelas kata tersebut sebanyak mungkin.
4. Jelaskan bahwa siswa akan membuat kaliat dengan memposisikan badannya.
Mulailah dengan meminta siswa yang menjadi kata benda untuk maju ke depan,
kemudian dilajutkan dengan kelas kata yang lain: “Kata benda apa kamu? Anjing.
Baiklah, sekarang saya membutuhkan kata kerja untuk maju ke depab. Kata kerja
apa kamu? Berlari. Apa kata keterangan yang menjelaskan kata kerja ini? Dengan
cepat. Sekarang kita memiliki kalimat esederhaa. Anjing berlari dengan cepat.
Mari kita lanjutkan untuk mengembangkan kalimat kita,”.
5. Pastikan bahwa anda meneruskan permainan ini sampai setiap siswa
mendapatkan giliran untuk maju ke depan, paling tidak satu kali. Buatlah jenis-
jenis kalimat yang bervariasi sebanyak mungkin. Gunakan kegiatan ini untuk
diskusi dan juga memberi pertanyaan siswa. Misalnya: “Ingatlah bahwa kata sifat
itu menerangkan kata benda atau kata ganti. Apa yang diterangkan oleh kata
keterangan?”.

Anda mungkin juga menyukai