Anda di halaman 1dari 17

KONSEP NEGARA

OLEH

KELOMPOK 7

YULISA FAIDAH 1820201104

ADELIA MAHARANI 1830201106

DEVA OKTARIANI 1830201126

DOSEN PENGAMPU:

SEPTI ROTARI

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tema
Konsep Nwegara.Makalah ini ditujukan untuk memahami tentang konsep negara, diharapkan
pembaca dapat memahami konsep negara.

Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Septi Rotari sekalu dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang konsep negara. Makalah ini juga ditunjukkan untuk
memenuhi tugas kelompok. Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan dan
kehilafan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah
yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan
kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari
teman-teman yang membacanya.

Penyusun,
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kedudukan Warga Negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, beberapa


konsep yang terkait dengan kedudukan warga negara antara lain Warga Negara, orang asing,
rakyat, penduduk, dan kewarganegaraan.

Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang
berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer
sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah dan memiliki pemerintahaan yang
berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.

Dalam kewarganegaraan tercipta ikatan anatara indiviidu dan Negara.Individu secara


politis dan yuridis merupakan anggota penuh dari Negara dan berkewajiban untuk setia kepada
Negara. Sebaliknya Negara berkewajiban melindungi warga negaranya. Akibatnya terjadilah
suatu ikatan antara individu dengan Negara. Individu merupakan anggota penuh secara politik
dalam negara dan berkewajiban untuk tetap setia kepada Negara (permanence of alligient)
sedangkan Negara berkewajiban untuk melindungi individu-individu tersebut dimanapun mereka
berada.

Dua pemikir besar Yunani Kuno, Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa kekuasaan
yang besar pada negara merupakan hal yang sepatutnya.Individu akan menjadi liar, tak dapat
dikendalikan, bila negara tidak memiliki kekuasaan yang besar. Negara harus menjinnakan
mereka dan mengajarkan nilai-nilai moral yang rasional.Seperti dikatakan oleh Plato (Schmid,
1965: 26):
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam-Macam Bentuk Negara

Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan.Negara juga merupakan suatu
wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi individu di wilayah
tersebut,dan berdiri secara independent.

Lahirnya suatu negara tertentu itu adalah merupakan suatu saat tertentu,karena negara itu
merupakan suatu bentuk pergaulan hidup yang mempunyai syarat-syarat.Negara itu sebagai
pergaulan hidup berlainan dari pergaulan hidup yang lainnya dan juga yang mendahului negara
itu.

Dengan demikian, maka negara itu lahir dan ada pada suaru saat tertentu dan terjadi pada
suatu tempat yang tertentu pula.Pendek kata,lahirnya negara itu bukanlah suatu periode.

B.Tipe-tipe negara menurut sejarah

Tipe-tipe negara menurut sejarah atau de historische hoofd typen van de staats meninjau
penggolongan negara berdasarkan sejarah pertumbuhannya .

a.Tipe Negara Timur Purba.

Negara-negara timur Purba tipenya Tyrani,raja-raja berkuasa mutlak.Kita dapat mengenali


negara-negara Timur Purba karena ciri-cirinya :

-Bersifat theocraties (keagamaan)

Raja merangkap dianggap dewa oleh warganya.

-Pemerintahan bersifat absolut (mutlak)


b.Tipe Negara Yunani Kuno

Negara Yunani Kuno mempunyai type sebagai negara kota atau polis (City State).Besarnya
negara kota hanyalah Satu

c.Tipe Negara Romawi

Tipe dari negara Romawi adalah Imperium. Yunani sendiri menjadi daerah jajahan dari
Romawi.Pemerintahan di Romaawi dipegang oleh Caesar yang menerima seluruh kekuasaan dari
rakyat atau apa yang dinamakan Caesarismus.Pemerintahan Caesar adalah secara mutlak.Suatu
undang-undang di Romawi apa yang dinamakan Lex Regia.

d.Tipe Negara Abad Pertengahan

Ciri khas tipe negara abad pertengahan adalah adanya dualisme (pertentangan).

1. Dualisme antara penguasa dengan rakyat


2. Dualisme antara pemilik dan penyewa tanah sehingga munculnya feodalisme
3. Dualisme antara negarawan dan gerajawan (secularisme).
Akibat adanya dualisme ini timbul keinginan rakyat untuk saling membatasi hak dan
kewajiban antara raja dan rakyat. Ini dikemukakan oleh aliran monarchomachen
(golongan anti raja yang mutlak). Perjanjian mereka disepakati dan diletakkan dalam
leges fundamentalis yang berlaku sebagai undang-undang.

e.Tipe negara Modern

Pada negara-negara modern tipenya adalah:

a. Berlaku asas demokrasi


b. Dianutnya paham negara hukum
c. Sususnan negaranya kesatuan. Didalam negara hanya ada satu permerintahan pusat yang
mempunyai wewenang tertinggi.

C.Tipe Negara Yang Ditinjau Dari Sisi hukum

Tipe negara yang tertinjau dari sisi hukum adalah penggolongan negara-negara dengan melihat
hubungan antara penguasa dan rakyat .

Disini kita akan menemui tiga tipe:


A. Tipe negara policie (polizei staat)
Pada tipe ini negara bertugas menjaga tata tertib saja atau dengan kata lain negara jaga
malam. Permerintahan bersifat monarchie absolut. Pengertian policie adalah
welvaartzorg, yang mencakup dua arti:
1. Penyelenggara negara positif (bestuur)
2. Penyelenggara negara negatif (menolak bahaya yang mengancam negara atau
keamanan) (djokosutomo dan harun al rasyid 1982 : 52)
B. Tipe Negara hukum (Rechts staat)
Disini tindakan penguasa dan rakyat harus berdasarkan hukum.
Ada tiga bentuk tipe negara hukum
1. Tipe negara Hukum liberal
Tipe negara hukum liberal ini menghendaki agar supay negara berstatus pasif
artinya bahwa warga negara harus tunduk pada peraturan-peraturan negara.
Penguasa dalam bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum liberal
menghendaki agar antara penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan
dalam bentuk hukm, serta persetujuan yang menguasai penguasa.

2. Tipe Negara Hukum Formil


Negara hukum formil yaitu negara Hukum yang mendapat pengesahan dari
rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus
berdasarkan undang-undang.Negara Hukum Formil ini disebut pula dengan
Negara Demokratis yang berlandaskan negara Hukum.
Dalam hal ini menurut STAHL seorang sarjan Denmark maka negara hukum
Formil itu harus memenuhi 4 (empat) unsur :
1.Bahwa harus adanya jaminan terhadap hak-hak asasi .
2.Adanya pemisahan kekuasaan
3.Pemerintahan didasarkan pada undang-undang
4.Harus ada peradilan administrasi
3. Tipe Negara Hukum Materil
Negara Hukum Materil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut
daripada Negara Hukum Formil.Jadi apabila pada negara Hukum Formil tindakan
dari penguasa harus berdasarkan undang-undang atau harus berlaku asas legalitas,
maka dalam negara Hukum Materil tindakan dari penguasa dalam hal mendesak
demi kepentingan warga negaranya dibenarkan bertindak menyimpang dari
undang-undang atau berlaku asas Opportunitas.
C. Tipe Negara Kemakmuran (Wohfaart Staats)
Pada tipe negara kemakmuran atau wohfaartsaats negara mengabdi sepenuhnya kepada
masyarakat. Dalam negara Kemakmuran maka negara adalah alat satu-satunya untuk
menyelenggarakan kemakmuran rakyat yang semaksimal mungkin. (Padmo Wahjono:
22)

D.Unsur-unsur Negara

1.Unsur-unsur Negara Secara Klasik:

a) Wilayah tertentu
b) Rakyat
c) Pemerintahan yang berdaulat
a. Wilayah tertentu
Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan
negara itu berlaku. Dengan kata lain kekuasaan negara tidak berlaku diluar batas
wilayahnya karena bisa menimbulkan sengketa internasional walaupun sebagai
pengecualalian dikenal apa yang disebut daerah-daerah eksteritorial yang artinnya
kekuasaan negara bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya. Sebagai pengecualian
misalnya di tempat kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan negara asing.
Oleh karena itu tidak jarang orang meminta politik asli kepada kedutaan asing
yang tidak dapat diganngu gugat .Juga suatu kapal perang bisa merupakan daerah
eksteritorial.Dan tidak heran pula jika seorang warga negara hendak melahirkan
anaknya suapaya anak itu tidak kehilangan kewarganegaraannya.
Penentuan dalam Undang-undang Dasar hanya suatu peringatan saja bahwa
negara mempunyai wilayah yang berbatas.
Wilayah mempunyai arti luas yang meliputi :
1. Udara
2. Darat
3. Laut

Ketiganya ditentukan oleh perjanjian Internasional (Moh. Koesnardi dan Bintan


R. Saragih opcit :91)

b. Rakyat Rakyat adalah sekumpulan orang yang hidup disuatu tempat.Ada istilah
Rumpun (Ras), bangsa (natie), suku yang erat pengertiannya dengan rakyat.
Rumpun (ras) adalah kumpulan orang yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah yang
sama (warna kulit, rambut, bentuk muka, bentuk badan). Misalnya : Rumpun
Melayu.
Bangsa (natie) adalah rakyat yang sudah berkesadaran membentuk negara.
Suku yaitu orang yang berkesamaan dalam kebudayaan.
c. Pemerintahan yang berdaulat
Organisasi negara mempunyai badan pimpinan dan badan pengurus yang
memimpin negara.Badan demikian disebut pemerintah, dan fungsinya disebut
pemerintahan. pemerintah berarti menjalankan tugas pemerintahan. Kita harus
tegas-tegas membedakan arti kata pemerintah dan pemerintahan.
Kata pemerintah dan pemerintahan dapat diartikan luas atau sempit.Dalam arti
luas pemerintah adalah kesekuruhan dari badan pengurus negara dengan segala
organisasi, segala bagian-bagiannya dan segala pejabat-pejabatnya yang
menjalankan tugas negara dari pelosok-pelosok daerah. Dalam arti yang sempit
pemerintah berarti suatu badan pimpinan terdiri dari seorang atau beberapa orang
yang mempunyai peranan pimpinan dan menentukan dalam pelaksanaan tugas
negara. Jelasnya pemerintah dalam arti ini ialah kepala negara dengan para
menteri yang kini lazim disebut kabinet.
Fungsi pemerintahan dalam arti luas meliputi tiga bidang,yaitu:
1. Legislatif, atau pembuatan undang-undang
2. Eksekutif, atau pelaksanaan pemerintahan menurut undang-undang
3. Yudikatif, atau peradilan menurut undang-undang.Dalam arti terbatas fungsi
pemerintahan itu hanya berarti tugas eksekutif saja. (G.S.Diponolo : 54)

2.Unsur-unsur Negara Secara Yuridis dikemukakan oleh Logemann yang terdiri


dari :

1) Gebiodsleer (wilayah hukum) yang meliputi darat, laut, Udara serta orang dan
batas wewenangnya.

2)Persoonsleer (subjek hukum)

Unsur subjek hukum daripada negara adalah Pemerintah yang berdaulat.

3) De leer van rechtsbetrekking (hubungan hukum)

Maksudnya adalah hubungan hukum antara penguasa dan dikuasai termasuk


hubungan hukum ke luar dengan negara lainnya secara internasional.

3.Unsur-unsur Negara Secara Sosiologis


Paham ini dikemukakan oleh Rudolf Kjelin yang melanjutkan ajaran Ratzel dalam
bukunya Der Staat als Lebensform. Menurut beliau unsur-unsur negara itu
adalah :

1) Faktor Sosial yang meliputi :


a. Unsur Masyarakat
b. Unsur ekonomis
c. Unsur Kultural
2) Faktor Alam yang meliputii :
a. Unsur Wilayah
b. Unsur Bangsa

E.Teori-Teori Asal Mula Negara (Ilmu Negara)

Asal mula terjadinya negara dilihat berdasarkan pendekatan teoretis ada beberapa macam,
yaitusebagai berikut:

Ø Teori Ketuhanan, Menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak Tuhan.

Ø Teori Perjanjian, Teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara
sekelompokmanusia yang tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu
perjanjian untukmengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan bersama.

Ø Teori Kekuasaan, Kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa.

Ø Teori Kedaulatan, Setelah asal usul negara itu jelas maka orang-orang tertentu didaulat
menjadipenguasa (pemerintah). Teori kedaulatan ini meliputi: Teori Kedaulatan Tuhan, Menurut
teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara itu adalah berasaldari Tuhan. Teori Kedaulatan
Hukum, Menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan penilaian yang terbitdari kesadaran
hukum manusia dan bahwa hukum merupakan sumber kedaulatan. Teori Kedaulatan Rakyat,
Teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang berdaulat dan mewakilikekuasaannya kepada suatu
badan, yaitu pemerintah. Teori Kedaulatan Negara, Teori ini berpendapat bahwa negara
merupakan sumber kedaulatandalam negara. Kemudian, teori asal mula terjadinya negara, juga
dapat dilihat berdasarkan prosespertumbuhannya yang dibedakan menjadi dua, yaitu terjadinya
negara secara primer dan teoriterjadinya negara secara sekunder.

Kapankah timbulnya negara (pemikiran tentang negara dan hukum) ? adanya pemikiran tentang
negara dan hukum tidaklah bersamaan dengan adanya negara, negara adanya mendahului, jadi
tegasnya adanya pemikiran tentang negara dan hukum idaklah setua umur dari mula adanya
negara. Jauh sebelum adanya pemikiran tentang negara dan hukum, negara telah ada, kita ingat
misalnya adanya negara-negara : Babylonia, Mesir dan Assyria. Negara-negara ini adanya sekitar
abad ke XVIII sebelum Masehi, dengan sistem pemerintahannya yang sangat absolut.

Tetapi disamping itu pada zaman bangunnya peradaban manusia ada juga raja-raja yang
memerintah dengan baik hati, yaitu dengan memberikan undang-undang yang menjamin hak-hak
dari pada warga negaranya. Raja yang berbuat demikian kiranya adalah raja dari Babylonia yang
bernama Chammurabi yang memerintah sekitar tahun 1800 SM yang terkenal mempersatukan
negaranya yang semula terpecah-belah. Jika diatas dikatakan bahwa adanya pemikiran tentang
negara dan hukum itu tidaklah setua dari pada adanya negara itu sendiri, lalu apakah kiranya
yang menyebabkan keadaan itu demikian? Keadaan demikian ini dapat dijelaskan bahwa pada
jaman purba (kuno) raja-raja itu memerintah dengan sewenang-wenang karena kekuasaannya
absolut, orang tidak sempat mempersoalkan tentang negara, mengapa orang-orang yang tertentu
itu berkuasa, sedangkan orang-orang lainnya tunduk, apa dasar kekuasaan penguasa itu dan lain
sebagainya. Ketidaksempatan itu tegasnya bahwa pada waktu itu orang tidak mempunyai
kebebasan untuk mengeluarkan pikiran dan pendapatnya secara bebas.

Jika pemikiran tentang negara dan hukum itu tidak mendahului ataupun bersamaan dengan
adanya negara atau pembentukan dan pertumbuhan peradaban, karena merupakan gejala sosial
(gejala kemasyarakatan) yang menampakkan diri setelah berabad-abad lamanya setelah negara
atau peradaban itu ada, maka pemikiran tentang negara dan hukum itu baru akan kita jumpa
ditempat (di negara), dimana sistem ketatanegaraanya memberikan kemungkinan kepada para
warganegaranya untuk secara bebas mengeluarkan pikiran dan pendapatnya, secara kritis.
Keadaan itu, menurut sejarah kenegaraan, terjadi mula-mula pada bangsa yunani kuno dalam
abad ke ke V SM yaitu di Athena. Jadi bangsa yunani kuno-lah yang pertama-tama memulai
mengadakan pemikiran tentang negara dan hukum, dan kebebasan berpikir dan mengeluarkan
pendapat secara kritis dan jujur dimulai pada bangsa Yunani kuno. Kalau demikian apakah
kiranya yang menyebabkan adanya keadaan demikian itu ?banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya,yaitu:

1. Adanya sifat agama yang tidak mengenal ajaran Tuhan yang ditetapkan sebaga kaidah
(kanon).

2. Keadaan geografi negara tersebut yang menjuruskan kepada perdagangan dan perantauan
sehingga bangsa Yunani sempat bertemu dan bertukar pikiran dengan bangsa-bangsa lain.

3. Bentuk negaranya, yaitu Republik-Demokrasi, sehingga rakyat memerintah sedikit dengan


tanggung-jawab sendiri.

4. Kesadaran bangsa Yunani sebagai satu kesatuan.

5. Semuanya itu (nomor 1 sampai dengan 4) menjadikan orang-orang bangsa Yunani sebagai
orang-orang ahli pikir dan bernegara.

Jadi, dengan demikian berpikir secara filosofis dan kritis sudah dimulai pada jaman
Yunani kuno, yaitu di Milite salah satu kota di Yunani. Tetapi pada waktu itu yang berkembang
adalah filsafat Barat, dan perhatiannya pada mulanya dtujukan semata-mata kepada kosmos,
pada bentuk dan susunan alam semesta. Sedangkan sekarang perhatian itu ditujukan pada
masyarakat manusia dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Justru Socrates selalu
mencari ukuran-ukuran obyektif tentang baik dan buruk, indah dan jelek, hukum dan tidak
hukum dan sebagainya. Ini semua akan dapat diketemukan, oleh karena suksma dan jiwa
manusia merupakan bagian dari pada alam semesta.

Jaman Yunani Kuno


Dengan sekedar uraian diatas sampailah kita pada pembicaraan mengena salah satu
pokok pembicaraan kita, yaittu asal mula negara, maksudnya dengan cara bagaimanakah sesuatu
yang disebut negara itu terbentuk, atau terjadi. Pemikiran ini telah dimulai juga sejak jaman
yunani kuno. Sarjana pertama yang mengarahkan pemikirannya ke arah itu adalah :

1. Socrates. Meninggal pada tahun

Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan suatu keharusan yang


bersifat obyektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedangkan tugas negara
adalah menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau para penguasa yang
dipilih secara saksama oleh rakyat. Disinilah tersimpul pikiran Demokratis dari pada Socrates. Ia
selalu menolak dan menentang keras apa yang dianggapnya bertentangan dengan ajarannya yaitu
mentaati undang-undang. Socrates meninggal, karena dipaksa (dihukum) minum racun, sebab
dianggap merusak alam pikiran dengan kepandaiannya yang telah ada waktu itu, dengan tidak
meninggalkan apa-apa, baik tulisan-tulisan yang telah dibukukan ataupun yang masih berupa
tulisan tangan.

Bahwa seorang Socrates hidup terus dalam alam pemikiran tentang negara dan hukum
adalah terutama berkat muridnya yang termasyur yaitu plato. Karena plato didalam buku-buku
karangannya memberikan tempat utama bagi gurunya yaitu Socrates. Dalam banyak hal buku
plato bersifat tanya-jawab, sedangkan jawaban-jawaban itu d utarakan menurut ajaran gurunya,
Socrates.

Maka dengan demikianlah sampalah kita sekarang pada ahli pemikir besar tentang negara
dan hukum, yang dihasilkan oleh sejarah kenegaraan dari bangsa Yunani kuno.

Bentuk negara Yunani kuno masih merupakan suatu polis. Terjadinya itu mula-mula
hanya merupakan benteng disebuah bukit, yang makin lama makin diperkuat. Kemudian orang-
orang lain yang juga ingin hidup dengan aman, ikut menggabungkan diri, bertempat tinggal di
sekeliling benteng itu dapat semakin meluas. Kelompok inilah yang kemudian dinamakan polis.
Jadi negara pada waktu itu tidaklah lebih dari pada suatu kota saja. Organisasi yang mengatur
hubungan antara orang-orang yang ada di dalam polis itu, tidak hanya mempersoalkan
organisasinya saja, tetapi juga tentang kepribadian orang-orang disekitarnya. Maka dalam
keadaan yang demikan ini sebetulnya tidak ada kepribadian dari pada orang-orang yang ada di
dalam polis itu, karena didalam segala hal selalu dicampuri organisasi yang mengatur polis. Oleh
karena itu polis dianggap identik dengan negara (organisasi) yang masih berbentuk polis itu.

Dengan demikian maka dapatlah kita mengerti sekarang mengapa pada jaman Yunani
kuno itu dapat di laksanakan suatu sistem pemerintahan negara yang bersifat demokratis, yaitu:

1. Negara Yunani pada waktu itu masih kecil, masih merupakan apa yang disebut Polis atau
City State, negara Kota.

2. Persoalan di dalam negara dahulu itu tidaklah seruwet dan berbelit-belit seperti sekarang
ini, lagi pula jumlah warga negaranya masih sedikit.

3. Setiap warganegara (kecuali yang masih bayi, sakit ingatan dan budak-budak belian) adalah
negara minded, dan selalu memikirkan tentang penguasa negara , cara memerintah dan
sebagainya.

Kalau diatas telah beberapa kali dikatakan bahwa pada jaman Yunani kuno itu sudah
dilaksanakan sistem pemerintahan demokrasi, itu yang dimaksud adalah demokrasi kuno, atau
demokrasi langsung, artinya bahwa setiap orang warga negara itu dapat ikut secara langsung
memerintah, atau ikut secara langsung menentukan kebijaksanaan pemerintahan negara. Dengan
keadaan demikian inilah bangsa Yunani di dalam sejarah pemikiran tentang negara dan hukum
menghasilkan ahli-ahli pemikir besarnya.

2. Plato ( 429 SM – 347 SM)Pencetus ajaran idealisme. Menurutnya tujuan Negara adalah
mengetahui, mencapai atau mengenalide yang sesungguhnya, sedang yang dapat mengetahui
atau mencapai ide adalah ahli filsafat saja.Maka pemerintahan seaiknya dipegang oleh ahli
filsafat.

3. Aristoteles (348 SM – 322 SM)Pencetus ajaran realisme. Menurutnya Negara merupakan


suatu kesatuan yang tujuannya mencapaikebaikan yang tertinggi.

4. Epicurus (342 SM – 271 SM)Pencetus ajaran individualisme. Menurutnya Negara adalah hasil
daipada perbuatan manusia yangdiciptakan untuk menyelenggarakan kepentingan angota –
angotanya.

D.Bentuk-Bentuk Negara
a.Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno

Pada masa yunani kuno dahulu hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara. Pada
waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat masih belum dibedakan, hal ini
disebabkan karena susunan negara masih sangat sederhana sekali, bila dibandingkan dengan luas
daerah negara dan jumlah penduduknya belum sebesar sekarang ini. Negara hanya seluas kota
saja oleh karena itu pada hakikatnya hanya merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini ada
istilahnya yaitu “polis”.Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekaliDalam
pandangan masyarakat dan para ahli negara, belum ada perbedaan antara pengertian negara,
pengertian masyarakat dan pengertian pemerintahan.1

Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut ialah: Monarchi,
Oligarchi, dan Demokrasi.

B.Bentuk Negara Pada Masa Modern Sekarang.

Menurut teori-teori sekarang ini, bentuk negara ytang terpenting ialah: negara kesatuan
(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi)2

1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
2. Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat.

1 Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, (jakarta: PT Bina Aksara, 1984), hal 18.
2 C. S. T., Kansil, Ilmu Negara (umum dan Indonesia), (jakarta: Pradya Paramita,2004) hal 135.
Studi Kasus
Rawan Penyeludupan di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Analisis:

Hingga saat ini wilayah tersebut rawan penyeludupan.Kasus penyeludupan bahan bakar
minyak (BBM) sering terjadi.diungkap anggota TNI yang bertugas disana.Kapendam
lX/Udayana Kolonel Kav Jonny Harianto G.,S.I.P.mengatakan pos napan bawah Satgas
pamtas RI-RTDL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN bertempat di Desa
Napan,Kecamatan Bikomi Utara,NTT,berhasil menggalkan penyelundupan 31 jerigen
yang berisi 215 liter BBM.BBM yang diamankan tersebut 95 Liter premium, 90liter solar
dan 30 liter minyak tanah.
Diduga BBM tersebut akan diselundupkan ke wilayah Timor Leste melalui jalan tikus
yang ada di desa itu.

Solusi nya:
Adanya kunjungan antar negara untuk menjalin dan meningkatkan sinergitas,keakraban
dan kerjasama yang sudah terjalin selama ini. Termasuk dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan fungsi masing-masing.
Disamping itu,ke depan antar institusi dapat saling bertukar informasi terkait tugas
masing-masing di lapangan ,baik pihak BEA Cukai dengan satuan-satuan TNI terdekat
untuk dapat dilakukan lebih intensif lagi.Dengan demikian,TNI dapat memberikan
dukungan sesuai dengan fungsi TNI dalam menjaga keamanan wilayah
Indonesia.Terutama di wilayah perbatasan Indonesia dengan Negara Timor Leste yang
sangat rawan dengan masalah penyeludupan.
PENUTUP

A.Kesimpulan

Konsep negara dan kewarganegaarn meliputi negara, orang asing, rakyat, penduduk dan
kewarganegaraan. Kedudukan warga negara bersifat khusus sebab hanya mereka yang menjadi
warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya. Unsur
kewarganegaraan terdiri dari ius soli, ius sanguinis dan naturalisasi. Masalah yang paling sering
timbul dalam problem kewarganegaraan ini adalah Apatride, Bipatride dan multipatride.

B.Saran

Untuk mempelajari materi tentang konsep negara itu harus benar-benar kita pahami
karena mencangkup pengetahuan kita mengenali negara. Apabila dalam pembuatan makalah ini
terdapat kekurangan kami mohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman,Arief.1996.Teori Negara,Jakarta:PT Gramedia

Busroh,Abu Daud.2015.Ilmu Negara,Jakarta:PT Bumi Aksara

Herdiwanto,Heri dan Jumanta Hamdayama.2010.Cerdas,Kritis,dan Aktif


Berwarganegara.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama

Mudzakkar,Abdul Qahhar.1999.Konsepsi Negara Demokrasi indonesia.Jakarta: Darul


Falah,1999

Nasroen.M.1986.Asal Mula Negara,Jakarta:Aksara Baru

Anda mungkin juga menyukai