Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Samosir Gideon Rahman Morales

NIM : 231010201094

KELAS : 01HUKE014

KODE MATA KULIAH : 22FHK0032

DOSEN PENGAMPU : Dadang Gandhi, S.H., M.H.

JAWABAN UTS ILMU NEGARA

SOAL

1. SILAHKAN SAUDARA JELASKAN PENGERTIAN UMUM TENTANG NEGARA , SELANJUTNYA


DIJELASKAN JUGA PENGERTIAN TENTANG ILMU NEGARA DAN PERSYARATAN ADANYA SUATU
NEGARA SERTA APA ALASANNYA SUATU NEGARA YANG BARU TERBENTUK HARUS DIAKUI
SECARA DE JURE?

2. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA PENGERTIAN SIKLUS KEKUASAAN NEGARA MENURUT


AJARAN POLYBIUS DAN BAGAIMANA MENURUT SAUDARA ADANYA SIKLUS KEKUASAAN
NEGARA MENURUT AJARANNYA.

3. SILAHKAN SAUDARA JELASKAN PERBEDAAN ANTARA ILMU NEGARA DENGAN HUKUM TATA
NEGARA DAN KENAPA SEBELUM MEMAHAMI HTN TERLEBIH DAHULU HARUS MEMAHAMI
ILMU NEGARA?

4. SIAPA YANG MENURUT SAUDARA DALAM JAMAN RENAISSANCE YANG PALING TERKENAL
DALAM MENGEMUKAN TEORI KEKUASAAN NEGARA DAN SILAHKAN KEMUKAKAN
TEORINYA?

5. DI DUNIA DIKENAL ADANYA DUA BENTUK NEGARA , SILAHKAN APA SAJA, SELANJUTNYA
BENTUK NEGARA INDONESIA ITU APA , LALU KENAPA NEGARA INDONESIA DISEBUT
SEBAGAI NEGARA KESATUAN , SILAHKAN JELASKAN OLEH SAUDARA ?

JAWABAN

1. Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan
lain sebagainya. Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga mayarakat menjadi anggota dari suatu negara dan
harus tunduk pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah
yang ada di dalamnya, masyarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti
terwujudnya ketentraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.
Ilmu negara merupakan ilmu yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial yang
mempelajari asal-usul, tujuan, formasi, dan lenyapnya negara secara umum, abstrak, dan
universal. Ilmu Negara juga mempelajari hakikat, struktur, dan bentuk negara, serta asal
muasal negara dan persoalan yang ada dalam pengertian umum.
Persyaratan suatu negara:
1) Rakyat
Keberadaan rakyat sangat penting dalam pembentukan suatu negara. Tanpa keberadaan
rakyat, negara tidak akan pernah terbentuk atau bahkan berdiri sama sekali. Sebab,
hanya melalui inisiatif dan partisipasi rakyatlah sebuah negara dapat didirikan.
2) Wilayah
Keberadaan suatu wilayah tertentu juga merupakan syarat formal suatu negara. Wilayah
ini harus jelas dan terdefinisi dengan baik.
3) Pemerintahan
Negara harus memiliki pemerintahan yang efektif dan berdaulat.
4) Pengakuan negara lain
Dalam menyelenggarakan hubungan internasional, suatu negara perlu diakui oleh
negara-negara lain sebagai negara yang berdiri secara resmi dan sah. Pengakuan
internasional tersebut dapat memberikan legitimasi bagi suatu negara dan
memungkinkannya untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara lain dalam
berbagai bidang.
Alasan suatu negara yang baru terbentuk harus di akui secara de jure:
1) Mengakui keberadaan negara
Pengakuan dari negara lain menunjukkan bahwa negara tersebut diakui
keberadaannya oleh negara-negara lain di dunia internasional.
2) Mendapatkan status hukum
Pengakuan de jure dari negara lain memberikan status hukum bagi negara yang baru
terbentuk.
3) Membuka peluang kerja sama
Negara yang sudah diakui oleh negara-negara lain dapat langsung melakukan kerja
sama di bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lainnya.
4) Menjadi subjek hukum internasional
Pengakuan de jure membuat suatu negara menjadi subjek hukum internasional yang
sah dan diakui oleh negara-negara lain.
5) Mendapatkan legitimasi
Pengakuan dari negara lain memberikan legitimasi bagi negara yang baru terbentuk.

2. Siklus Negara menurut ajaran Polybius adalah teori yang menjelaskan tentang siklus evolusi
politik dan menetapnya politik yang terjadi di suatu negara. Teori ini terdiri dari enam tahap,
yaitu Monarki, Tirani, Aristokrasi, Oligarki, Demokrasi, dan Okhlokrasi. Menurut Polybius,
tahap awal terbentuknya negara adalah Monarki, di mana seorang raja atau ratu
memerintah sebagai penguasa tunggal. Tahap selanjutnya adalah Tirani, di mana penguasa
menjadi otoriter dan menindas rakyat. Kemudian, muncullah Aristokrasi, di mana
sekelompok bangsawan yang berupaya menyejahterakan seluruh rakyat yang memerintah
negara. Tahap berikutnya adalah Oligarki, di mana kekuasaan dipegang oleh sekelompok kecil
orang kaya dan berkuasa. Setelah itu, muncul Demokrasi, di mana rakyat memerintah
negara. Tahap terakhir adalah Okhlokrasi, di mana pemerintahan menjadi liar dan tidak
teratur. Polybius berpendapat bahwa setiap tahapan dalam siklus negara memiliki
kelemahan dan kekuatan masing-masing. Tahap Monarki memiliki kekuatan dalam
mempertahankan stabilitas dan kelemahan dalam kecenderungan otoriter. Tahap Tirani
memiliki kekuatan dalam mempertahankan stabilitas dan kelemahan dalam kecenderungan
otoriter dan menindas rakyat. Tahap Aristokrasi memiliki kekuatan dalam mempertahankan
stabilitas dan kelemahan dalam kecenderungan elitisme. Tahap Oligarki memiliki kekuatan
dalam mempertahankan stabilitas dan kelemahan dalam kecenderungan korupsi. Tahap
Demokrasi memiliki kekuatan dalam mempertahankan stabilitas dan kelemahan dalam
kecenderungan populisme. Tahap Okhlokrasi memiliki kelemahan dalam kekacauan dan
ketidakteraturan. Polybius juga berpendapat bahwa siklus negara dapat dihentikan dengan
penerapan konstitusi yang efektif. Konstitusi yang efektif harus disesuaikan dengan kodrat
manusia dan mencegah terjadinya Anacyclosis, yaitu teori siklus evolusi politik dan
komunikasi politik. Konstitusi yang efektif dapat mencegah negara jatuh ke dalam tahap
Okhlokrasi dan mempertahankan stabilitas negara.
Menurut saya, siklus kekuasaan negara menurut ajaran Polybius masih relevan hingga saat
ini. Hal ini disebabkan siklus kekuasaan negara yang dijelaskan oleh Polybius masih dapat
ditemukan di berbagai negara di dunia. Siklus kekuasaan negara ini dapat menjadi acuan bagi
negara-negara untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan mencegah terjadinya
mengobarkan politik. Dalam memperbaiki sistem pemerintahan, negara dapat menerapkan
konstitusi yang efektif dan mencegah terjadinya Anacyclosis, yaitu teori siklus evolusi politik
dan komunikasi politik. Konstitusi yang efektif dapat mencegah negara jatuh ke dalam tahap
Okhlokrasi dan mempertahankan stabilitas negara. Oleh karena itu, penting bagi negara
untuk mempelajari siklus kekuasaan negara menurut ajaran Polybius dan menerapkannya
dalam sistem pemerintahan negara.

3. Perbedaan ilmu negara dengan Hukum Tata Negara adalah sebagai berikut:

1) Objek Kajian
Ilmu Negara memiliki objek kajian yang lebih luas, yaitu mengenai pertumbuhan, wujud,
pembentukan, dan lenyapnya negara atau dapat juga mengenai negara tertentu secara
umum. Sedangkan Hukum Tata Negara mempunyai objek kajian yang lebih spesifik, yaitu
mengenai tata cara penyelenggaraan negara, hubungan antara lembaga-lembaga negara,
dan hak serta kewajiban warga negara.
2) Fokus Kajian
Ilmu Negara lebih fokus pada aspek teoritis dan konseptual mengenai negara, seperti
hakikat, bentuk, dan asal mula negara. Sedangkan Hukum Tata Negara lebih fokus pada
aspek praktis dan teknis mengenai penyelenggaraan negara, seperti tata cara
pembentukan undang-undang, tata cara pemilihan presiden, dan tata cara pelaksanaan
pemilu.
3) Tujuan
Tujuan dari Ilmu Negara adalah untuk memahami asas-asas pokok dan pengertian pokok
tentang negara serta hukum tata negara. Sedangkan tujuan dari Hukum Tata Negara
adalah untuk mengatur tata cara penyelenggaraan negara dan hubungan antara
lembaga-lembaga negara.
Sebelum mempelajari Hukum Tata Negara, seseorang perlu memahami Ilmu Negara
terlebih dahulu karena Ilmu Negara menjadi dasar untuk mempelajari Hukum Tata
Negara. Ilmu Negara memberikan landasan teoritis bagi Hukum Tata Negara dan
membantu seseorang memahami pengertian pokok dan asas-asas pokok tentang negara
secara umum. Dengan memahami Ilmu Negara, seseorang dapat memahami dasar teori
Hukum Tata Negara yang bersifat positif.
4. Niccolo Machiavelli adalah tokoh paling terkenal dalam mengemukakan teori kekuasaan
negara pada masa Renaissance. Machiavelli menulis buku berjudul “The Prince” yang
membahas tentang cara mempertahankan kekuasaan politik. Teori Machiavelli
mengemukakan bahwa penguasa harus menggunakan segala cara untuk mempertahankan
kekuasaannya, termasuk cara-cara yang tidak bermoral. Menurut Machiavelli, penguasa
harus mempertahankan kekuasaannya dengan cara menakut-nakuti rakyat, menggunakan
kekerasan, dan melakukan tindakan yang tidak bermoral. Teori Machiavelli ini berbeda
dengan pandangan moral dan etika pada umumnya, namun teori ini dianggap sebagai salah
satu teori politik yang paling berpengaruh dalam sejarah.

5. Bentuk negara yang dikenal di dunia terdiri dari dua jenis, yaitu negara kesatuan dan negara
serikat. Negara kesatuan adalah negara yang seluruh wilayahnya dikuasai oleh satu
pemerintah pusat saja, sedangkan negara serikat adalah negara yang terdiri dari beberapa
negara bagian yang memiliki pemerintahan sendiri dan diatur oleh pemerintah pusat.
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini tercantum dalam Pasal 1
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.
Negara Indonesia disebut sebagai negara kesatuan karena pemerintahan pusat mempunyai
kekuasaan yang lebih tinggi daripada pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah memiliki
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat, dan pembagian wilayah administratif
tidak mengubah status kesatuan Indonesia menjadi satu negara. Dalam sistem pemerintahan
Indonesia, pemerintah pusat mempunyai kewenangan untuk mengatur seluruh daerah
provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dalam sistem pemerintahan Indonesia,
negara Indonesia juga dikenal sebagai negara kesatuan yang berbentuk Republik. Hal ini
berarti bahwa kepala negara dan kepala pemerintahan dijabat oleh satu orang yang dipilih
melalui proses pemilihan umum. Presiden adalah kepala negara dan pemerintahan serta
bertanggung jawab kepada rakyat dalam menjalankan tugas dan fungsi negara. Dalam
kesatuan negara Indonesia, terdapat pembagian wilayah administratif yang terdiri dari
provinsi dan kabupaten/kota. Pembagian administratif wilayah ini dilakukan untuk
memudahkan pengaturan dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai