NIM : 010002100017
JAWABAN UTS
Ilmu Politik
b). Menurut saya Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang pokok dan sendi-sendi pokok tentang negara dapat dijadikan dasar
teori dan kajian dari Ilmu Negara mencakup hal-hal yang bersifat umum,
seperti teori terbentuknya negara, sifat dan hakikat negara, unsur-unsur
negara, bentuk-bentuk negara, tujuan dan fungsi negara hal tersebut
menurut saya menunjukkan bahwa Ilmu Negara akan menjadi kiblat
terbentuknya Hukum Tata Negara dan Hukum-hukum lainnya yang ada di
lingkup negara.
2. Karena ilmu negaraa berasal dari bahasa belanda dan kata staatsleer
yang diambil dari bahasa jerman “Staatslehre” yang merupakan hasil
penyelidikan seorang sarjana jerman yang bernama georg jellink
itulah sebab beliau disebut sebagai bapak ilmu Negara dan metode
yang digunakan dalam menyusun Algemeine Staatslehre adalah
metode sistematika atau disebut method van systematesering.
6. Legitimasi Sosiologis
Pengakuan masyarakat atas adanya kekuasaan negara terlihat dari
kenyataan politik yang menunjukkan adanya kekuatan kelembagaan
negara yang menguasai kehidupan warga negaranya.
Legitimasi sosiologis yang telah mengalami proses artikulatif dalam
institusi-institusi politik yang artikulatif dipahami sebagai legitimasi
politik. Proses tarik menarik kepentingan antara pihak yang berkuasa
yang terwujud dalam keputusan politik dianggap telah memiliki
legitimasi politik.
b. Legitimasi Yuridis
Pembenaran dari sudut yuridis (hukum) terlihat dari adanya dasar
hukum yang jelas atas keberadaan suatu negara.
Dasar hukum dari keberadaan negara Repubik Indonesia adalah
proklamasi kemerdekaan. Jika dilihat dari Teori Kontrak maka
proklamasi merupakan Unilateral Contract yang mendapat pengakuan
dari dunia internasional. Karena sudah mendapat pengkuan dari dunia
internasional maka negara Republik Indonesia merupakan subjek
hukum internasional yang memiliki hak dan kewajiban tertentu
sebagai anggota masyarakat hukum internasional.
Keberadaan konstitusi negara yaitu UUD 1945 menegaskan dasar
yuridis eksistensi ketatanegaraan sebagai komunitas politik yang
mandiri, tidak berada di bawah kedaulatan negara lain dan mampu
mempertahankan kemerdekaan secara politis dan sosiologis. Selain
itu, keberadaan unsur-unsur negara menjadi dasar legitimasi de jure
bagi Republik Indonesia.
c. Legitimasi Etis-Filosofi
Dasar keabsahan negara secara etis dapat dilihat dari pendapat Wolf
dan Hegel, yaitu bahwa pembentukan negara merupakan keharusan
moral yang tertinggi untuk mewujudkan cita-cita tertinggi dari
manusia dalam suatu lingkungan politik yang bernama negara.
Legitimasi etis (moral) mempersoalkan keabsahan wewenang
kekuasaan politik dari segi norma moral, bukan dari kekuatan politik
riil yang ada dalam masyarakat, bukan pula atas dasar ketentuan
hukum (legalitas) tertentu.B
Legitimasi etis-filosofis merupakan penyempurnaan akhir dari
kemauan dan kemampuan pihak penguasa. Walaupun suatu
pemerintahan memiliki banyak legitimasi sebagai dasar kekuasaannya,
namun tanpa adanya legitimasi etis yang berpihak pada kepentingan
kepentingan kemanusiaan maka pemerintahan tersebut pasti akan
dijatuhkan, baik melalui pemberontakan sosial, demonstrasi people
power, revolusi, reformasi (evolusi) atau pergantian melalui
mekanisme konstitusional.
Tindakan berkuasa dari negara dibenarkan karena negara merupakan
cita-cita manusia yang membentuknya.
Dalam konteks negara Republik Indonesia, keberadaan negara
dimaksudkan untuk merealisasikan tujuan etis secara kolektif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu pemeritahan negara seharusnya
berdiri tergak di atas legitimasi yang kokoh, di atas seluruh legitimasi.
Tidak hanya bersifat teologis, sosiologis (mendapat pengkuan
masyarakat) dan yuridis (berlaku sebagai hukum positif dalam format
yuridis ketatanegaraan tertentu) namun juga etisfilosofis.
menurut saya yang menjadi dasar pembenar kekuasaan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah teori yuridis karena Pembenaran
dari sudut yuridis (hukum) terlihat dari adanya dasar hukum yang
jelas atas keberadaan suatu negara,dasar hukum dari keberadaan
negara Repubik Indonesia adalah proklamasi kemerdekaan.
Teori terjadinya negara secara primer juga merupakan salah satu teori
yang menawarkan penjelasan tentang asal mula negara. Menurut teori
ini, terjadinya negara secara primer dapat digolongkan menjadi empat
fase, yaitu fase genootshap (genossenchaft), fase reich (rijk), fase staat,
dan fase (democratische natie dan dictatuur atau dictatum). Fase-fase ini
merupakan tahapan dalam pembentukan negara.
Selain teori terjadinya negara secara primer, kita juga mendapati teori
terjadinya negara secara sekunder. Teori terjadinya negara secara
sekunder fokus pada terjadinya negara pada claim atau pengakuan
terhadap suatu negara,Adanya pengakuan tersebut menunjukkan bahwa
suatu negara dianggap ada karena dua hal. Pertama, sudah ada negara-
negara lain yang kemudianMmengakui terjadinya negara yang lainnya.
• Primer
- Inggris
- Belanda
• Sekunder