Anda di halaman 1dari 24

MATERI 1 : ALIRAN DAN METODE ILMU NEGARA

Aliran dan metode ilmu negara yaitu membicarakan secara umum mengenai ilmu negara
dalam sistem Eropa kontinental terbagi menjadi dua aliran ilmu negara yaitu:
1. Aliran yuridis normatif yaitu aliran yang menyelidiki negara dari sudut pandang hukum
di mana aliran ini mempunyai empat metode yaitu:
a. Metode deduksi yaitu cara kerja apriori beranjak dari pemikiran umum sampai kepada
kesimpulan khusus atau spesifik dengan menggunakan ketentuan-ketentuan dasar dan
kaidah-kaidah umum untuk memperoleh Keterangan Keterangan mengenai negara
dipopulerkan oleh plato seorang filsuf Yunani kuno.
b. Metode filosofis yaitu dalam proses penyelidikan nya mengenai negara dilakukan
secara abstrak ideal dan Transcendetal atau bersifat metafisika metode ini berpangkal
pada pemikiran deduktif spekulatif.
c. Metode sistematis yaitu metode dengan cara penyelidikan nya menggunakan bahan-
bahan yang sudah dihimpun oleh ilmuwan lain metode ini didasarkan dengan
deskripsi analisis dan evaluasi secara sistematis metode ini dipopulerkan oleh Carl
Scmith dalam mengklasifikasikan konstitusi menjadi empat yaitu konstitusi Absolut
ideal relatif dan positif.
d. Metode hukum adalah suatu metode yang dalam proses penyelidikan nya mengenai
negara menggunakan pendekatan yuridis.
2. Aliran Empiris Genetis yaitu aliran yang menekankan pada realita melalui
pengalamanyang didasarkan pancaindra metode yang digunakan aliran ini adalah:
a. Metode historis perbandingan (dipopulerkan oleh Mac Iver)
b. Metode dialektika (dipopulerkan oleh socrates)
c. Metode fungsional (dipopulerkan oleh Herman Heller)
d. Metode sinkretis (dipopulerkan oleh George jellinek)
MATERI 2 : SIFAT DAN HAKIKAT NEGARA
Membicarakan mengenai hakikat negara menurut para pakar hukum:
1. Menurut Leon Duguit Mengatakan agar kita dapat mengetahui luas kekuasaan negara
serta kebebasan kebebasan dari para warga negaranya sebab yang menjadi persoalan
pokok di dalam negara itu ialah perimbangan antara kekuasaan negara di satu pihak
dengan kebebasan dari warga negara di pihak lain.
2. Menurut Soehino mengatakan hakikat negara adalah mencerdaskan sifat dan negara
dan tujuan negara dengan alasan bahwa hakikat negara sebagai wadah suatu bangsa
untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsa.
3. Menurut Harold J. Laski menyatakan hakikat Negara adalah suatu persekutuan
manusia yang mengikuti Jika perlu dengan tindakan paksaan satu cara hidup tertentu.
4. Menurut Plato menyatakan sifat-sifat manusia ada persamaannya dengan sifat-sifat
negara yaitu sifat manusia pertama pikiran sifat negara pertama golongan penguasa
sifat manusia kedua keberanian sifat negara kedua golongan tentara sifat manusia
ketiga aneka kebutuhan sifat negara ketiga golongan pekerja.
5. Menurut F. Oppenheimer dan Leon duguit yang menyatakan sifat dan hakikat negara
alat kekuasaan orang-orang atau golongan yang kuat untuk memerintah golongan yang
lemah.
6. Menurut R. Kranenburg menyatakan sifat dan hakikat Negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang diciptakan secara sadar oleh sekelompok manusia yang disebut
bangsa agar dapat mewujudkan kepentingan Dari sekelompok manusia tersebut.
7. Menurut logemann menyatakan sifat dan hakikat Negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang memiliki kewibawaan yang dapat memaksakan kehendaknya kepada
semua orang yang menjadi warga dari organisasi kekuasaan itu.
Sedangkan membicarakan mengenai sifat negara secara umum populer dikemukakan
oleh Miriam Budiardjo bahwa negara mempunyai tiga sifat yaitu:
1. Sifat memaksa yaitu agar peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian
penertiban dalam masyarakat tercapai serta dapat mencegah Anarki.
2. Sifat monopoli yaitu negara mempunyai sifat monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat dalam hal ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan karena
dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Sifat mencakup semua yaitu Semua peraturan perundang-undangan yang dibuat
negara berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
MATERI 3 : TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA

Fungsi negara menurut para ahli sebagai berikut:


1. Johann Locke membagi fungsi negara atas:
a. Fungsi legislatif (untuk membuat peraturan)
b. Fungsi eksekutif (untuk melaksanakan peraturan)
c. Fungsi federatif (untuk mengurusi urusan luar negeri, urusan perang dan damai)
2. Baron Montesquieu membagi fungsi negara atas fungsi legislatif, fungsi eksekutif,
fungsi yudikatif yaitu mengawasi Semua peraturan di ditaati fungsinya mengadili
Teori ini dikenal dengan teori trias politica, masing-masing fungsi ini dipisahkan satu
sama lain.
3. Van Vollen Hoven membagi fungsi negara atas:
a. Regeling (membuat peraturan)
b. Bestuur (menyelenggarakan pemerintahan)
c. Rechtspraak (fungsi mengadili)
d. Politie (fungsi ketertiban dan keamanan). Teori ini dikenal sebagai catur Praja.
4. Good Now fungsi negara ada dua yaitu
a. Policy making yaitu kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh
masyarakat.
b. Policy executing yakni kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mencapai Policy
making. Teori ini dikenal dengan teori Dwi Praja.
5. Moh. Kusnardi, fungsi negara diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk penertiban artinya untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokan dalam masyarakat maka harus melaksanakan penertiban.
b. Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
6. Socrates, fungsi negara adalah menciptakan hukum yang harus dilakukan oleh
pemimpin atau para penguasa yang dipilih seksama oleh rakyat.
Mengenai klasifikasi fungsi negara dibedakan menjadi:
1. Fungsi esensial ialah fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara meliputi
pemeliharaan Angkatan Perang, memelihara Kepolisian Negara, pemeliharaan
pengadilan, mengadakan hubungan luar negeri, mengatur sistem pemungutan pajak.
2. Fungsi perniagaan yaitu fungsi ini dapat diselenggarakan oleh individu dengan motif
untuk mencari keuntungan atau laba.
Tujuan negara secara umum ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan, kemakmuran
dan kebahagiaan bagi rakyatnya.
Tujuan negara menurut para pakar hukum yaitu:
1. Menurut Aristoteles, negara itu dimaksudkan untuk kepentingan warga negaranya,
supaya mereka itu dapat baik dan bahagia. Negara itu merupakan suatu kesatuan yang
tujuannya untuk mencapai kebaikan yang tertinggi, yaitu kesempurnaan diri manusia
sebagai anggota negara.
2. Menurut Dante alighieri berpendapat bahwa tujuan negara adalah untuk
menyelenggarakan perdamaian dunia dengan jalan mengadakan undang-undang yang
sama bagi semua umat.
3. Menurut Epicurus, menyatakan tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban
dan keamanan dan untuk terselenggaranya ketertiban dan keamanan, maka setiap
orang menundukkan diri kepada pemerintah.
4. Menurut Thomas Aquinas, berpendapat bahwa tujuan negara identik dengan tujuan
manusia. Tujuan manusia adalah untuk mencapai kemuliaan pribadi, yaitu kemuliaan
abadi pada waktu sesudah manusia mati (bukan kemudian abadi yang bersifat
keduniawian).
5. Menurut seorang filsuf Jerman yang bernama George Hegell (1770-1831) negara
adalah person yang mempunyai kemampuan sendiri dalam mengejar pelaksanaan
“idee” umum.
6. Menurut Shang Yang (menteri Tiongkok 428-523 SM) mengemukakan bahwa
didalam setiap negara terdapat subjek yang selalu bertentangan dan berhadapan yaitu
pemerintah dan rakyat. Apabila yang satunya kuat maka yang satunya lemah. Shang
Yang lebih memilih pemerintah (negara) yang kuat daripada pihak rakyat, supaya
tidak terjadi kekacauan dan anarkis, karena itu pemerintah harus selalu berusaha
supaya ia kuat daripada rakyat.
7. Menurut Niccolo Machiavelli (seorang diplomat Italia) menggagas teori tujuan negara
yang oleh para mirip pendapat Lord Shang yakni negara harus lebih kuat daripada
rakyatnya. Hanya penekanan Machiavelli adalah lebih pada kebesaran dan kehormatan
negara, yakni kekuasaan negara hanya sekedar perantara saja sedangkan tujuan
akhirnya terciptanya kebesaran dan kehormatan negara.
8. Menurut Plato, tujuan negara adalah untuk mengetahui atau mencapai atau mengenai
idea yang sesungguhnya itu hanyalah ahli-ahli filsafat saja.
9. Menurut Benedictus De Spinoza, tujuan negara adalah untuk menyelenggarakan
perdamaian, ketentraman dan menghilangkan ketakutan.
MATERI 4 : TEORI ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA

Teori asal mula negara


Asal mula negara ini dari berbagai referensi teori dan ilmu negara membagi dan melihat
dari berbagai perspektif. Ada yang melihat dari:
1. Zaman periodesasi (terbagi zaman yunani kuno, zaman romawi kuno, zaman abad
pertengahan, zaman renaissance)
2. Zaman kategorisasi (terbagi teori ketuhanan, teori hukum alam, teori kekuasaan, teori
perjanjian masyarakat, teori organis, dan teori garis kekeluargaan)
3. Zaman modern (terbagi negara secara primer dan negara secara sekunder)
Adapun asal mula lenyapnya negara, yaitu:
1. Zaman periodesasi kesejahteraan maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Zaman Yunani Kuno yaitu bangsa yunani kuno pada abad V sebelum masehi
pertama-tama mulai mengadakan pemikiran tentang negara dan hukum, yang
ditandai dengan adanya kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat. Zaman
Yunani Kuno dipopulerkan oleh:
a. Socrates adalah seorang filososfi yang ikut juga memikirkan tentang
keberadaan negara, sehingga ia disebut juga sebagai ahli negara. Socrates
meninggal karena dipaksa (dihukum) minum racun, sebab dianggap merusak
alam pikiran (orang banyak) dengan kepandaiannya yang telah ada pada
masanya. Menurut Socrates, negara bukanlah semata-mata sebuah keharusan
yang bersifat objektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia.
Pekerti dalam hal ini antara lain adalah keberadaan manusia itu sendiri,
kemanusiaan manusia yang beradab dalam mengorganisasikan dirinya agar
dapat terlindungi dari kepunahan oleh segala ancaman diluar diri manusia itu
sendiri.
b. Plato adalah murid terbesar dari Socrates. Ia hidup pada tahun 347-429 SM.
Pada abad 389 SM ia membuka sekolah filsafat di Athena yang diberi
“Academia” ajaran Plato mengenai asal mula negara adalah sangat sederhana.
Menurut Plato negara itu timbul dan ada karena adanya kebutuhan dan
keinginan manusia yang beraneka macam, yang menyebabkan mereka harus
bekerja sama untuk memnuhi kebutuhan mereka.
c. Aristoteles adalah murid terbesar Plato. Ia hidup antara 322- 348 SM. Ia adalah
putra dari Nicho Macus, seorang tabib pribadi dari istana raja di Macedonia.
Menurut Aristoteles, negara terjadi karena penggabungan keluarga menjadi
sekelompok yang lebih besar, kelompok itu bergabung menjadi desa, dari desa
itu bergabung lagi dengan desa-desa yang lain dan seterusnya hingga timbul
negara yang sifatnya masih merupakan suatu kota atau polis.
d. Menurut Epicurus pada tahun 271-342 SM hidup keyika kerajaan dunia
(imperium) Alexander yang agung jatuh (runtuh). Menurut Epicurus negara
merupakan hasil perbuatan manusia yang diciptakan untuk menyelenggarakan
kepentingan individu-individu dalam masyarakat. manusia sebagai individudan
sebagai anggota masyarakat yang mempunyai dasar-dasar kehidupan yang
mandiri dan realita.
2) Zaman Romawi Kuno yaitu berbeda dengan zaman Yunani, pada zaman Romawi,
ilmu pengetahuan, terutama kenegaraan tidak dapat berkembang akan tetapi
meskipun demikian masih ada ahli fikir besar tentang negara dan hukum yang ikut
berkontribusi tentang ilmu negara seperti polibius, cicero, dan seneca. Pada
umumnya teori kenegaraan pada zaman romawi tidak menunjukkan buah pikiran
yang asli karena mereka dalam banyak hal hanya melanjutkan saja ajaran-ajaran
dari pemikir-pemikir klasik dari Yunani.
a. Polybius adalah salah seorang ahli pikir besar tentang negara dan hukum pada
zaman romawi. Menurut Polybius asal mula negara sama persis dengan teori
tentang terjadinya negara secara sekunder yakni dilakukan baik melalui
pemberontakan, revolusi maupun penaklukan. Hal ini ditandai dengan teoriny
tentang siklus perubahan bentuk negara dengan wilayah negara yang sama
sehingga bentuk negara monarki (sebagai bentuk negara tertua) terus berubah
sampai pada akhirnya menjadi okhlokrasi sebagai titik balik dari pemerintah
demokrasi.
b. Cicero mengatakan asal mula negara merupakan suatu keharusan atau
kematian yang harus didasarkan atas rasio murni manusia yang didasarkan
pada hukum alam atau hukum kuadrat.
3) Zaman abad pertengahan, runtuhnya peradaban dan ketatanegaraan romawi
digantikan oleh peradaban dan kekuasaan agama kristen yang mencapai masa
perkembangan dan kejayaannya. Hal ini ditandai dengan munculnya organisasi
gereja yang berhubungan dengan kekuasaan keduniawian, yakni suatu kekuasaan
yang semula ditolak oleh kaum gereja sendiri. Pemikir-pemikir tentang negara dan
hukum pada abad pertengahan yang dapat dikenali adalah sebagai berikut:
a. Augustinus (354-430), ajaran Augustinus merupakan ajaran yang sangat
teokratis. Kedudukan gereja yang dipimpin oleh Paus itu lebih tinggi
kedudukannya daripada negara dipimpin oleh raja. Kedudukan negara yang
dipimpin oleh raja berada di bawah gereja. Justru itu Augustinus membagi
negara dalam dua macam yaitu Civitas Dei (negara Tuhan). Negara ini sangat
dipuji Augustinus karena negara seperti ini sangat diangan-angkan atau dicita-
citakan agama. Civitas Terrena (negara Iblis) atau negara dunia. Dalam
pandangannya mengenai asal mula negara adalah bahwa yang menciptakan
negara itu adalah Tuhan sehingga yang harus dibentuk adalah negara tuhan
(civitas dei).
b. Thomas Aquinas (1225-1274) mengenai asal mula negara, berpendapat bahwa
cikl bakal negara berasal dari manusia yang berhasrat untuk hidup
bermasyarakat, dan masyarakat itu menunjuk penguasa untuk memerintah
masyarakat sehingga terbentuklah negara.
c. Dente Allighieri (1270-1340) adalah seorang penyair Italia yang terkenal dan
mendapat kedudukan dan jabatan tinggi di kota kelahirannya, Florence. Dente
mengenai asal mula negara adalah gagasannya yang menginginkan agar
dibentuk sebuah negara dunia untuk kepentingan dunia sebagai penyelenggara
perdamaian umum.
d. Marsilius (1270-1340) mengatakan terbentuknya negara sebagai kekuasaan
dunia yang membawai gereja dan negara dimaksud harus memajukan
kemakmuran dan kebebasan warga negaranya.
4) Zaman Renaissance, benih-benih renaissance ini sesungguhnya telah ada pada
akhir abad pertengahan bagian kedua, yakni sesudah perang salib. Perang salib
antara kerajaan-kerajaan maupun kekaisaran-kekaisaran kristen di Eropa terhadap
penguasa islam di Jerusalem (Palestina) yang dipimpin oleh Eropa. Pakar hukum
dan negara pada zaman Renaissance yaitu:
a. Noccolo Machiavelli (1469-1527) dilahirkan di florence (Italia). Mengatakan
negara mempunyai sifat-sifat kancil dan singa. Seperti kancil yang mampu
mencari lubang jaring dan seperti singa yang mampu mengejutkan serigala.
Tujuannya untuk mencapai cita-cita atau tujuan politik demi kebesaran dan
kehormatan negara Italia, agar menjadi seperti masa keemasan Romawi.
b. Jean Bodin (1530-1596) adalah seorang pemikir besar tentang negara dan
hukum dari Perancis. Negara dibentuk haruslah absolut secara hukum
(kekuasaan absolut yang berdasarkan hukum) karena negara adalah pemegang
kekuasaan tertinggi terhadap para warga negara. Dengan kekuasaan negara
yang kuat, menurut Bodin warga negara akan lebih merasa aman dan tertib.
2. Zaman Kategorisasi, terbentuknya negara terbagi menjadi beberapa teori, yaitu:
1) Teori ketuhanan
Penganut teori ini adalah F. Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan
Augustinus. Lewat teori ini, para ahli berpendapat bahwa segala sesuatu terjadi
atas kehendak Tuhan. Jadi, terbentuknya suatu negara juga bisa terjadi atas
kehendak Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat ‘By the greece
of God’ (dengan rahmat Tuhan) pada undang-undang dasar suatu negara, seperti
pembukaan UUD 1945.
2) Teori kekuasaan
Teori ini berbeda dengan teori pertama, kalau menurut para ahli yang mendukung
hal ini ini, negara bisa terbentuk karena adanya kekuasaan. Kekuasaan berarti
perjuangan hidup yang terkuat, memkasakan kemauannya kepada yang lemah,
kekuasaan yang dimaksud ada 2, yaitu kekuasaan fisik dan kekuasaan ekonomi.
3) Teori perjanjian masyarakat
Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat. semua warga
mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup bersama. Jadi tidak ada paksaan untuk bernegara
dalam teori ini. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J. J.
Rousseau, dan Montequieu.
4) Teori hukum alam
Pada teori ini, negara dianggap terjadi karena faktor alamiah, sama seperti waktu
seseorang lahir atau meninggal. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber
dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul
dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Augustunis, dan Thomas Aquino.
5) Teori kedaulatan
Ada 2 sub teori yang berhubungan dengan kedaulatan, yaitu:
a. Teori kedaulatan negara, yaitu negara memegang kekuasaan tertinggi untuk
menciptakan hukum demi mengatur kepentingan rakyat. Penganut teori ini
adalah Paul Laband dan Jellinek.
b. Teori kedaulatan hukum, yaitu hukum memegang peranan tertinggi dan
kedudukannya lebih tinggi dari negara. Penganut teori ini adalah Krabbe.
6) Teori organis
Teori ini mengatakan bahwa terbentuknya negara seperti makhluk hidup
berkembang layaknya seperti manusia yang pada awalnya dilahirkan, merangkap
menjadi bayi akhirnya menjadi dewasa.
7) Teori kekeluargaan
Teori ini mengatakan terbentuknya negara seperti hubungan kekeluargaan dari
garis patrilineal dan matrilineal. Dimana garis patrilineal didasarkan pada sistem
kekeluargaan yang didasarkan keturunan ayah (laki-laki) sedangkan garis
matrilineal adalah sistem kekeluargaan yang di dasarkan pada garis keturunan ibu
(perempuan).
3. Zaman modern, mengatakan terbentuknya negara terbagi atas beberapa, yaitu:
1) Terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas tentang terjadinya
negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
2) Terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang membahas tentang terjadinya
negara dihubungkan dengan negara-negara yang telah ada sebelumnya. Jadi yang
penting dalam pembahasan terjadinya negara sekunder ini adalah masalah
pengakuan. Masalah pengakuan ada 3 macam, yaitu:
a. Pengakuan de facto (sementara) adalah pengakuan yang bersifat sementara
terhadap munculnya atau terbentuknya suatu negara baru, karena kenyataannya
negara baru itu memang ada namun apakah prosedurnya melalui hukum, hal
ini masih dalam penelitian hingga akibatnya pengakuan yang diberikan adalah
bersifat sementara.
b. Pengakuan de jure (pengakuan yuridis) adalah pengakuan yang seluas-luasnya
dan bersifat tetap terhadap munculnya atau timbulnya atau terbentuknya suatu
negara, dikarenakan terbentuknya negara baru adalah berdasarkan hukum.
c. Pengakuan atas pemerintahan de facto adalah suatu pengakuan hanya terhadap
pemerintahan dari suatu negara. Jadi yang diakui hanya terhadap pemerintah,
sedangkan terhadap wilayahnya tidak diakui. Unsur-unsur adanya negara
adalah harus ada pemerintah, wilayah, dan rakyat.
Teori lenyapnya Negara
Negara yang telah ada di dalam lingkup kenegaraan dapat terjadi keruntuhan, negara dapat
tenggelam, negara dapat lenyap. Hal yang menyebabkannya adalah:
1. Lenyapnya negara karena faktor alam adalah suatu negara yang tadinya sudah tercipta
atau sudah ada, tetapi dikarenakan faktor lenyapnya atau hilangnya negara tersebut.
Karena disebabkan oleh alam, maka wilayah dari negara akan hilang dan hilangnya
wilayah berarti lenyapnya negara itu dari dunia kenegaraan. Lenyapnya negara karena
faktor alam dapat disebabkan antara lain:
1) Gunung meletus, maka hilanglah suatu wilayah.
2) Pulau ditelan menjadi air laut maka hilanglah suatu wilayah.
2. Lenyapnya negara karena faktor sosial adalah suatu negara yang tadinya sudah ada
dan berdiri serta diakui oleh negara lain tetapi dikarenakan oleh faktor-faktor sosial,
maka negara lenyap atau hilang atau runtuh. Lenyapnya negara karena faktor sosial ini
dapat disebabkan antara lain:
1) Karena adanya penaklukan
2) Karena adanya suatu revolusi (kudeta berhasil)
3) Karena adanya perjanjian
4) Karena adanya penggabungan.
Sebagai kesimpulan, bahwa baik faktor alam maupun faktor sosial, semuanya mempengaruhi
terhadap lenyapnya, hilangnya atau runtuhnya suatu negara yang sebelumnya telah ada dalam
dunia kenegaraan. Contoh negara yang lenyap yaitu Uni Soviet.
MATERI 5 : BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

Bentuk-bentuk negara dan sistem pemerintahan


1. Teori bentuk negara merupakan sistem penjelmaan politis daripada unsur-unsur
negara.
2. Teori bentuk pemerintahan adalah meninjau bentuk negara secara yuridis, yang
bermaksud mengungkapkan sistem yang menentukan hubungan antara alat-alat
perlengkapan negara tertinggi dan tinggi dalam menentukan kebijakan kenegaraan, hal
ini ditemukan dalam konstitusi negara.
Sistem adalah susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain
dengan teratur dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Susunan negara adalah menyangkut bentuk negara yang ditinjau dari segi susunannya
yaitu berupa negara yang tersusun tunggal dan bersusun jamak.
Bentuk-bentuk negara yang dikemukakan para pemikir klasik itu sudah tidak sesuai dan
tidak dipraktikkan dalam konteks negara modern karena isinya campur aduk antara bentuk
negara dan bentuk pemerintahan yaitu:
1. Menurut Plato ada 5 macam bentuk negara sesuai dengan sifat-sifat tertentu dari jiwa
manusia.
a. Aristoraksi adalah bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh para cerdik
pandai yang dalam menjalankan pemerintahannya berpedoman pada keadilan.
b. Timokrasi adalah segala tindakan penguasa hanya dilaksanakan dan ditujukan
untuk kepentingan si penguasa itu sendiri.
c. Oligarki adalah pemerintahan negara yang dipegang oleh orang-orang kaya yang
mempunyai hasrat dan kecenderungan untuk lebih kaya lagi.
d. Demokrasi adalah pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dengan mengutamakan
kepentingan-kepentingan umum yang tidak lain adalah kepentingan rakyat melalui
prinsip kemerdekaan dan kebebasan.
e. Tyranni adalah pemerintahan yang keras dan kuat dipegang oleh satu orang saja
dan berhasrat agar tidak ada pesaing bagi dirinya dalam kekuasaan negara.
2. Menurut Aristoteles, bentuk negara terbagi 3, yaitu:
a. Negara yang pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja, jadi
kekuasaan itu hanya terpusat pada satu tangan, ini dibedakan lagi berdasarkan
sifatnya, yaitu:
1) Monarki adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang
dan sifatnya baik, karena pemerintahan ditujukan untuk kepentingan umum.
2) Tyranni adalah negara yang pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang
saja, tetapi pemerintahannya itu ditujukan untuk kepentingan si penguasa
sendiri.
b. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang. Terbagi atas 2,
yaitu:
1) Aristroraksi yaitu negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang
dan sifatnya baik, karena pemerintahan ditujukan untuk kepentingan umum.
2) Oligarki adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang
tetapi sifatnya jelek, karena pemerintahan hanya ditujukan untuk kepentingan
yang memerintah.
c. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Terbagi atas 2, yaitu:
1) Republik konstitusional yaitu negara yang pemerintahannya oleh rakyat dan
sifatnya baik karena memperhatikan kepentingan umum.
2) Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat tetapi
sifat pemerintahannya jelek karena pemerintahan hanya ditujukan untuk
kepentingan penguasa.
Bentuk-bentuk negara modern, yaitu:
1. Negara kesatuan adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat, di seluruh negara
berkuasa hanya ada satu pemerintahan (pusat) yang mengatur seluruh daerah. Ciri-ciri
negara kesatuan yaitu memiliki satu pemerintahan pusat yang memegang seluruh
kekuasaan pemerintahan. Hanya ada satu konstitusi (UUD), satu kepala negara.
Negara kesatuan terbagi 2, yaitu:
a. Negara kesatuan sentralisasi
b. Negara kesatuan disentralisasi
2. Negara federasi atau serikat yaitu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian
dimana pada mulanya negara tersebut merupakan negara merdeka dan berdaulat serta
berdiri sendiri tetapi mempersatukan diri untuk mencapai tujuan. Negara federasi
terbagi 3, yaitu:
a. Monarki. Monarki terbagi dua yaitu monarki absolut dan monarki konstitusional.
b. Demokrasi
c. Oligarki
3. Negara konferedasi yaitu negara yang didirikan atas dasar persatuan antara negara-
negara merdeka dan berdaulat melalui perjanjian hukum sebagai kebijakan bersama.
Bentuk negara konferedasi tidak diakui sebagai negara berdaulat tersendiri karena
setiap negara yang bergabung memang sudah diakui tersendiri kedaulatannya secara
internasional.
Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif koma
eksekutif koma dan yudikatif di suatu negara dalam mencapai tujuan negara titik bentuk
pemerintahan modern yaitu:
1. Monarki kerajaan adalah bentuk pemerintahan yang di kepalai oleh raja/ratu di mana
dalam sistem pemanfaatannya dipilih berdasarkan garis keturunan titik bentuk
pemerintahan monarki dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang di kepalai oleh
seorang raja, ratu, syah atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas. Raja
merangkap sebagai penguasa legislatif, executive dan yudikatif yang disatukan
dalam perbuatannya. Raja adalah undang-undang itu sendiri. Contoh: Perancis di
masa raja Louis XIV semboyannya L'etat C'est Moi.
b. Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang di kepalai
oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar
(konstitusi) terjadinya monarki konstitusional ada dua cara yaitu:
1) datang dari raja sendiri karena ia takut di kudeta contoh: Jepang dengan hak
octroi
2) karena adanya revolusi rakyat kepada raja contoh: Inggris yang melahirkan bill
of rights
c. Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang di kepalai
oleh seorang raja dengan sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi. dalam monarki parlementer kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet
perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja sebagai
kepala negara simbol kekuasaan dan tidak dapat diganggu gugat. contoh: Inggris,
Belanda, dan Malaysia.
2. Bentuk pemerintahan republik adalah bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh
Presiden di mana kepala pemerintahannya dipilih sekali dalam lima tahun. bentuk
pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan
titik parlemen kurang berfungsi, konstitusi diabaikan untuk legitimasi kekuasaan.
b. Republik konstitusional, Presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan yang dibatasi oleh konstitusi, pengawasan efektif dilakukan
oleh parlemen.
c. Republik parlemen, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara tapi presiden
tidak dapat diganggu gugat titik kepala pemerintahan dipegang oleh perdana
menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Kekuasaan legislatif lebih
tinggi dari kekuasaan eksekutif.
Sistem pemerintahan adalah tatanan pemerintahan yang bertitik tolak pada
hubungan antara eksekutif dan legislatif. Tatanan semacam ini melahirkan sistem
pemerintahan parlementer presidensial dan parlementer dan sistem pemerintahan campuran.
1. Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan dimana hubungan
antara eksekutif dan badan perwakilan sangat erat. Artinya bahwa eksekutif
bertanggung jawab kepada parlementer.
2. Sistem pemerintahan presidensial adalah kedudukan eksekutif tidak tergantung kepada
badan perwakilan rakyat. Adapun dasar hukum dari kekuasaan eksekutif
Dikembalikan pada pemilihan rakyat.
3. Sistem pemerintahan referendum adalah bentuk variasi dari sistem kuasi dan sistem
presidensial murni titik tugas pembuat undang-undang berada dibawah pengawasan
rakyat yang mempunyai hak pilih. Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk
referendum titik negara yang menerapkan adalah Swiss.
4. Sistem pemerintahan campuran adalah bentuk variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Kedudukan kepala negara dipegang
oleh presiden yang dipilih langsung oleh rakyat, tetapi juga ada kepala pemerintahan
yang dipimpin oleh perdana menteri yang didukung oleh parlemen seperti sistem
parlementer biasa. contoh negara yang menerapkan adalah Perancis.
MATERI 6 : TIPE-TIPE NEGARA
Teori tipe-tipe negara bermaksud membahas tentang penggolongan negara dengan
didasarkan kepada ciri-ciri yang khas.
1. Negara pada abad pertengahan yaitu abad pertengahan tidak banyak menemukan atau
menghasilkan teori negara atau teori politik formal yang sistematis. Akan tetapi
terdapat isu penting mengenai tipikal negara pada periode abad pertengahan yakni
kedudukan relatif gereja dan negara. Dalam arti gereja mempunyai otoritas terhadap
negara atau memperoleh otoritasnya melalui gereja. ciri khas negara pada abad
pertengahan adalah adanya dualisme atau pertentangan yakni:
a. Dualisme antara penguasa dengan rakyat.
b. Dualisme antara pemilik dan penyewa tanah sehingga memunculkan feodalisme.
c. Dualisme antara negarawan dengan gereja.
Akibat dualisme ini, timbul keinginan rakyat untuk saling membatasi hak dan
kewajiban antara raja dan rakyat.
2. Negara klasik yaitu negara kesejahteraan klasik yang juga disebut sebagai negara
politik negara dalam tipikal seperti ini hanya bertugas untuk menjaga tata tertib
masyarakat saja atau dikenal dengan istilah Negara penjaga malam. Jelasnya bahwa
Negara penjaga malam, keberadaan Negara hanya berfungsi untuk menjaga ketertiban
dan keamanan serta menjaga keselamatan negara dari serangan negara lain. Pada tipe
negara ini tidak ada campur tangan negara terhadap kesejahteraan masyarakat umum
seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan. kesejahteraan rakyat ditentukan ataupun
dicari sendiri oleh masyarakat untuk mensejahterahkan dirinya masing-masing.
3. Negara kesejahteraan modern atau disebut negara kemakmuran yakni karakteristik
negara yang menjadi fenomena khas Eropa. Tipikal negara seperti ini cenderung
banyak dianut oleh negara-negara muktahir sekarang ini, yakni peran aktif negara
untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum yang didalamnya juga berperan untuk
menjaga ketertiban dan keamanan rakyat nya. pada negara-negara modern tipenya
adalah:
a. Berlaku asas demokrasi
b. Dianutnya paham negara hokum
c. Susunan negara kesatuan. Di dalam negara hanya ada satu pemerintahan yaitu
pemerintahan pusat yang mempunyai wewenang tertinggi.
MATERI 7 : TEORI UNSUR-UNSUR NEGARA
Teori unsur-unsur Negara
Unsur-unsur negara adalah hal-hal yang menjadikan negara itu ada atau hal-hal yang
diperlukan untuk terbentuknya negara atau elemen daripada negara. Untuk mengetahui unsur-
unsur negara, ada tiga sudut pandang yaitu:
1. Meninjau unsur-unsur negara secara klasik atau tradisional.
2. Meninjau unsur-unsur negara secara yuridis.
3. Meninjau unsur-unsur negara secara sosiologis.
1. Unsur-unsur negara secara klasik
a. Wilayah tertentu
Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah batas wilayah di mana
kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah mempunyai arti luas yang meliputi udara,
darat, dan laut.
George Jellinek berpendapat bahwa unsur wilayah dapat pula dipandang dari
segi negatif dan positif. Wilayah dari segi negatif tidak organisasi kekuasaan lain yang
berpengaruh di atas wilayah tertentu itu, kecuali dalam hal ini:
1) Adanya perjanjian tertentu
2) Negara protektorat di mana negara yang lemah menyerahkan kekuasaan tertentu
urusan luar negeri dan pertahanan kepada negara yang kuat.
3) Negara yang kalah perang.
Negara dari segi positif adalah setiap orang yang berada di atas wilayah tertentu
dan tunduk kepada penguasanya.
b. Rakyat
Rakyat adalah sekumpulan orang yang hidup di suatu tempat titik ada istilah
rumpun atau ras, bangsa atau natie, suku yang erat pengertiannya dengan rakyat.
1) Rumpun atau ras adalah kumpulan orang yang mempunyai ciri-ciri jasmani yang
sama warna kulit, rambut comma bentuk badan dan bentuk muka.
2) Bangsa adalah rakyat yang sudah ber kesadaran membentuk negara.
3) Suku adalah orang yang berkesamaan dalam kebudayaan.
George Jellinek mengemukakan 4 macam status bangsa yaitu:
1) Status positif, seorang warga negara diberi hak kepadanya untuk menuntut
tindakan positif dari pada negara mengenai perlindungan atas jiwa, raga, milik,
kemerdekaan dan sebagainya.
2) Status negatif, Seorang warga negara akan dijamin kepadanya bahwa negara tidak
boleh campur tangan terhadap hak-hak asasi warga negaranya, itu terbatas untuk
mencegah timbulnya tindakan sewenang-wenang daripada negara.
3) Status aktif, status aktif memberi hak kepada setiap warga negaranya untuk ikut
serta dalam pemerintahan.
4) Status pasif, status pasif merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya untuk
mentaati dan tunduk kepada segala perintah negaranya.
c. Pemerintah yang berdaulaT
Organisasi negara mempunyai badan Pimpinan dan Barat dan pengurus yang
memimpin dan mengurus negara. Fungsi-fungsi pemerintahan dalam arti luas meliputi
tiga bidang yaitu:
1) Legislatif atau pembuat undang-undang
2) Eksekutif atau pelaksanaan pemerintahan menurut undang-undang
3) Yudikatif atau peradilan menurut undang-undang.
2. Unsur-unsur negara secara yuridis
Dikemukakan oleh Logemann terdiri dari:
a. Wilayah hukum yang meliputi darat, udara, laut beserta orang dan batas wewenang
b. Subjek hukum, unsur subjek hukum daripada negara adalah pemerintahan yang
berdaulat.
c. Hubungan hukum, antara Penguasa dan dikuasai termasuk hubungan hukum keluar
dengan negara lainnya secara internasional.
3. Unsur-unsur negara secara sosiologis
Paham ini dikemukakan oleh Rudolf Kjellin yang melanjutkan ajaran Ratsel dalam
bukunya Der Staat Als Lebensform. Menurutnya unsur-unsur negara terbagi atas:
a. Faktor sosial meliputi:
1) Unsur masyarakat
2) Unsur ekonomis
3) Unsur cultural
b. Faktor alam meliputi:
1) Unsur wilayah
2) Unsur bangsa
MATERI 8 : TEORI KEDAULATAN
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hokum dalam negara.
Kedaulatan itu tunggal, asli, abadi dan tidak terbagi. Untuk mengetahui yang memiliki
kekuasaan tertinggi dalam Negara adab eberapa teori:
1. Teori kedaulatan tuhan
2. Teori kedaulatan raja
3. Teori kedaulatan Negara
4. Teori kedaulatan hokum
5. Teori kedaulatan rakyat
Pengertian kekuasaan adalah kemampuan daripada seseorang ataupun golongan untuk
dapat merubah sikap dari kebiasaan orang lain.
1. Teori kedaulatan tuhan
Menurut sejarah Teori ini paling tua. Teori kedaulatan tuhan mengatakan
bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara adalah dimiliki Tuhan. Teori ini
berkembang pada zaman abad pertengahan yaitu antara abad ke V sampai abad ke
XV. Didalam perkembangannya, teori ini sangat erat hubungannya dengan
perkembangan agama baru yang timbul saat itu yaitu agama KristeN. Kemudian
diorganisir dalam suatu organisasi keagamaan yaitu gereja, dikepalai oleh seorang
paus. Jadi waktu itu ada dua organisasi kekuasaan yaitu organisasi kekuasaan Negara
yang diperintah oleh seorang raja dan organisasi kekuasaan gereja dikepalai oleh
seorang paus, karena pada waktu itu organisasi gereja tersebut mempunyai alat-alat
perlengkapan yang hampir sama dengan alat-alat perlengkapan organisasi negara.
2. Teori kedaulatan raja
Kekuasaan raja itu dalam lapangan duniawi. Menurut Marsilius kekuasaan
tertinggi dalam Negara ada pada raja karena raja wakil daripada Tuhan. Untuk
melaksanakan kedaulatan didunia. Oleh sebab itu, Raja berkuasa mutlak karena raja
merasa dalam tindak tanduknya menurut kehendak tuhan. Masa keemasan paham ini
pada zaman Renaissance.
3. Teorikedaulatannegara
Menurut George Jellinek yang menciptakan hokum bukan Tuhan dan bukan
pula Raja, tetapi negara. Adanya hokum Karena adanya negara. Jellinek mengatakan
hokum merupakan penjelmaan daripada kemauan negara. Negara adalah satu-satunya
sumber hukum, kekuasaan tertinggi harus dimiliki oleh negara.
4. Teorikedaulatanhukum
Hukum merupakan penjelmaan daripada kemauan Negara. Akan tetapi, dalam
keanggotaannya Negara sendiri tunduk kepada hokum yang dibuatnya. Menurut
Krabbe kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara dikendalikan oleh hukum.
5. Teori kedaulatan rakyat
Teori ini dipopulerkan oleh J. J. Rousseau dimana mengatakan bahwa
kekuasaan tertinggi dalam Negara dipegang oleh rakyat. Hukum alam inilah yang
menjadi dasar daripada kekuasaan raja, maka dengan demikian kekuasaan raja lalu
dibatasi oleh hokum alam, dan oleh karena raja tadi mendapatkan kekuasaannya dari
rakyat, dengan demikian yang mempunyai kekuasaan tertinggi adalah rakyat, jadi
yang berdaulat adalah rakyat. Raja hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah
diputuskan atau dikehendaki oleh rakyat.
MATERI 9 : TEORI ALAT-ALAT PERLENGKAPAN
1. Istilah alat perlengkapan negara di negara Indonesia dipergunakan secara resmi dalam
konstitusi Republik Indonesia dan dituangkan dalam undang-undang Dasar 1945.
2. Menurut kepustakaan ilmu negara, Ada tiga teori alat perlengkapan negara atau
lembaga negara yang mencakup tiga teori yaitu:
a. Teori konstitusional penekanannya pada sumber kewenangan lembaga negara dan
personifikasinya.
b. Teori yuridis penekanannya pada bentuknya, susunannya, tugas dan wewenang
atau otoritasnya.
c. Teori fungsional penekanannya pada fungsi-fungsi negara.
3. Dalam pengertiannya teori alat-alat perlengkapan negara ini menerangkan tentang
alat-alat yang harus dimiliki suatu negara titik paham yang menguraikan tentang alat-
alat perlengkapan negara ini ada 3 sudut pandang yaitu:
a. Paham George Jellinek yaitu teori konstitusional menurut George Jellinek
meninjau persoalan alat perlengkapan negara ini dalam 2 segi yaitu:
1) Alat perlengkapan negara yang bersumber langsung pada konstitusi yaitu:
a) Personifikasinya, dengan melihat kepada personifikasinya Maka menurut
Jellinek terbagi atas:
i. Alat perlengkapan negara yang terdiri dari 1 orang atau individual.
Seperti Ratu atau Raja, presiden sebagai kepala negara.
ii. Alat perlengkapan negara yang terdiri dari 1 dewan. Contohnya MPR,
DPR.
b) Dari segi wewenang pembentukannya terbagi atas dua yaitu:
i. Organ yang berwenang membentuk alat-alat perlengkapan negara.
ii. Organ yang merupakan hasil pembentukan.
c) Dari segi kehendak rakyat yaitu melihat hubungannya dengan kemauan
rakyat atau siapa yang mempunyai kehendak untuk membentuk alat
perlengkapan negara yaitu:
i. organ primair yaitu organ yang mempunyai wewenang untuk
membentuk alat perlengkapan Negara
ii. organ Scundair yaitu organ yang mempunyai kehendak untuk
membentuk alat perlengkapan negara.
d) Hubungan dengan negara serikat yaitu melihat hubungannya dengan
negara serikat pada waktu itu di Eropa terbagi yaitu:
i. alat perlengkapan negara langsung yang rangkap artinya merangkap
sebagai organ dari pusat dan dari negara bagian.
ii. alat perlengkapan negara yang langsung tidak rangkap hanya
merupakan organ negara bagian kalau tidak maka merupakan organ
negara Pusat.
2) Alat perlengkapan negara yang tidak bersumber langsung pada konstitusi
menurut jellinek terbagi dua yaitu:
a) Organ yang tidak langsung memiliki wewenang seperti organ langsung.
Contohnya otonomi daerah
b) Organ-organ yang tidak langsung menyelenggarakan pekerjaan rutin.
b. Teori yuridis, inti teorinya menjelaskan bentuk dalam arti struktur lembaga negara
terutama lembaga negara yang majemuk. Contohnya struktur majelis, struktur
suatu dewan, mengenai susunan lembaga negara menjelaskan penyusunan suatu
jabatan, melalui 3 cara yaitu:
1) Pemilihan, B pemilihan langsung atau pemilihan tidak langsung oleh rakyat
dalam hal jabatan tunggal. Contohnya presiden
2) penunjukan, jabatan ini didasarkan pada penilaian dari pejabat yang
bersangkutan, misalnya pengalamannya, kecakapan.
3) warisan, jabatan ditetapkan secara turun-temurun menurut garis keturunan.
Contohnya Kaisar atau Raja
c. Teori fungsional, inti teorinya bahwa keberadaan atau eksistensi dari lembaga-
lembaga negara berkaitan dengan fungsi negara untuk merealisasi tujuan negara
titik dengan perkataan lain lembaga atau organ negara itu tergantung dari fungsi
negara sebagaimana dikemukakan oleh para sarjana dari pendekatan historis dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok:
1) Teori klasik merujuk pada fungsi negara abad XVI, di Perancis. dicatat ada
lima lembaga negara atau organ negara yaitu:
a) Organ diplomasi menjalankan fungsi hubungan luar negeri/diplomatik.
b) Organ pertahanan menjalankan urusan pertahanan dan menjaga keutuhan
wilayah negara.
c) Organ keuangan menjalankan urusan keuangan terutama perpajakan dalam
menjaga neraca keuangan negara tetap positif
d) Organ yustisi menjalankan fungsi peradilan, urusan keimigrasian, dan
Pemasyarakatan.
e) Organ polisi menjalankan urusan ketertiban dan kesejahteraan
2) Teori modern Komariah didasarkan pada perkembangan pembagian kekuasaan
negara menurut doktrin Separation of power abad XVII-awal abad XX.
a) Mulai teori John Locke mengemukakan tiga organ negara yang
menjalankan fungsi negara yaitu:
i. organ legislatif menjalankan fungsi pembentukan undang-undang
ii. organ eksekutif menjalankan fungsi pelaksanaan undang-undang dan
fungsi peradilan
iii. organ federatif menjalankan fungsi hubungan luar negeri
b) Teori Montesquieu (teori trias politica), terbagi menjadi 3 yaitu:
i. organ legislative
ii. organ eksekutif
iii. organ Yudisial. Misalnya MA menjalankan fungsi peradilan.
c) Teori Hans Kelsen juga menganut ajaran Dwi Praja membagi kekuasaan
negara menjadi dua kekuasaan menurut fungsi yaitu:
i. organ legislation menjalankan fungsi legislasi
ii. organ legisexecution menjalankan fungsi melaksanakan UU dan fungsi
peradilan.
MATERI 10 : TEORI KERJASAMA ANTAR NEGARA
Kerjasama antar negara adalah suatu hubungan dari beberapa negara yang dalam
hubungan itu terjalin kerjasama dari negara negara yang berkedudukan sama dan sejajar.
Teori kerjasama antar negara dapat ditinjau dari:
1. Bentuknya, dalam meninjau dari segi bentuknya ini dapat dibagi menjadi:
a. Bentuk klasik, kerjasama antar negara ini menurut George Jellinek terbagi atas:
1) Kerjasama dalam arti luas yaitu segala macam kerjasama baik berdasarkan
hukum internasional baik karena geografis maupun karena soal-soal lainnya.
2) Kerjasama dalam arti sempit yaitu apabila beberapa negara sebagai kesatuan
politik bergabung, apakah suatu Republik atau monarki semuanya bergabung
menjadi satu kesatuan politik yang kemudian membentuk pola-pola tertentu.
b. Paham federalisme yaitu kerjasama antar negara menghasilkan suatu organ
tertentu atau tidak titik untuk itu terbagi atas beberapa:
1) Organisierten verbindungen yaitu kerja sama antarnegara yang menimbulkan
akibat terbentuknya alat perlengkapan negara yang baru atau alat perlengkapan
negara tertentu.
2) Kerjasama antar negara yang tidak menimbulkan alat perlengkapan Negara
tertentu.
3) Kerjasama antar negara yang kelihatannya atau seolah-olah sebagai
penggabungan negara tetapi kenyataannya tidak demikian, penggabungannya
hanya sebagai kedok saja.
4) Kerjasama antar negara yang berdasarkan hukum yang sebenarnya terjadi dan
betul-betul merupakan penggabungan beberapa negara titik Dalam hal ini
misalnya:
a) Protektorat
b) Persekutuan serikat
c) Negara serikat
2. Hukumnya, apabila meninjau kerjasama antar negara ini dari segi hukumnya maka
untuk ini masuk dalam lapangan hukum internasional atau hukum antar negara.
Hukum yang akan berlaku yaitu:
a. Hukum antar negara yang umum
b. Hukum antar negara yang khusus misalnya traktat.
3. Politiknya, Aspek politik yaitu kerjasama antar negara dari dimensi hubungan
internasional mencakup:
a. International Politic (politik internasional)
b. International organization (organisasi internasional)
4. Sumbernya, aspek sumbernya yakni kerjasama antar negara yang dibentuk
berdasarkan sumber hokum:
a. Traktak
b. Kebiasaan internasional
c. Pendapat sarjana-sarjana tentang sendi-sendi hokum
d. Keputusan-keputusan pengadilan internasional.
MATERI 11 : LEMBAGA PERWAKILAN NEGARA
1. Pengertian Lembaga Perwakilan
Lembaga perwakilan adalah cara yang sangat praktis untuk memungkinkan
anggota masyarakat menerapkan pengaruhnya terhadap orang-orang yang
menjalankan tugas kenegaraan. George Jellinek mengatakan timbulnya konstruksi
lembaga perwakilan dikarenakan adanya tiga hal:
a. Sebagai pengaruh hukum perdata Romawi di abad menengah
b. Adanya sistem feodal di abad menengah
c. Situasi abad menengah itu sendiri.
Dalam teorinya ada beberapa macam lembaga perwakilan yaitu:
a. Teori mandat, si wakil dianggap duduk di lembaga perwakilan karena mendapat
mandat dari rakyat sehingga disebut mandataris. Teori mandat terbagi atas 3 yaitu:
1) Mandat imperatif, menurut ajaran ini si wakil bertugas dan bertindak
dilembaga perwakilan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh yang
diwakilinya.
2) Mandat Bebas, ajaran ini dipelopori antara lain oleh Abbe Sleyes di Perancis
dan Black Stone di Inggris. ajaran ini berpendapat bahwa si wakil dapat
bertindak tanpa tergantung dari instruksi yang diwakilinya.
3) Mandat representative, si wakil dianggap bergabung dalam suatu lembaga
perwakilan atau parlemen. Rakyat memilih dan memberikan mandat kepada
lembaga perwakilan parlemen sehingga diwakili sebagai individu tidak ada
hubungan dengan pemiliknya apalagi pertanggungjawabannya.
b. Teori organ, teori yang dipopulerkan oleh Vin Gierke yang berasal dari Jerman.
Menurut teori ini negara merupakan suatu organisme yang mempunyai alat-alat
perlengkapannya seperti eksekutif, parlemen dan mempunyai rakyat yang
kesemuanya mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan saling tergantung satu sama
lain.
c. Teori sosiologi dan Rieker, Rieker menganggap bahwa lembaga perwakilan bukan
merupakan bangunan politis tetapi merupakan bangunan masyarakat sosial. Si
pemilih akan memilih wakil-wakilnya yang benar-benar ahli dalam bidang
kenegaraan dan akan benar-benar membela kepentingan si pemilik sehingga
terbentuk lembaga perwakilan dari kepentingan yang ada dalam masyarakat.
d. Teori hukum objektif dari Leon Duguit, Menurut teori ini dasar daripada hubungan
antara rakyat dan parlemen adalah solidaritas. Wakil rakyat dapat melaksanakan
tugas kenegaraan nya hanya Atas Nama Rakyat sedangkan rakyat tak akan dapat
melaksanakan tugas-tugas kenegaraannya tanpa mendukung wakilnya dalam
menentukan wewenang pemerintah jadi ada pembagian kerja, rakyat pasti akan
memilih wakilnya dan parlemen pasti akan menjalankan tugasnya.
e. Teori Gilbert Abcarian, menurut Gilbert Abcarian ada empat tipe mengenai
hubungan antara siswa kidal dengan yang diwakilinya yaitu:
1) Si wakil bertindak sebagai wali atau trustee. Disini si wakil bebas bertindak
atau mengambil keputusan menurut pertimbangannya sendiri tanpa perlu
berkonsultasi dengan yang diwakilinya.
2) Si wakil bertindak sebagai utusan. Disini wakil bertindak sebagai utusan atau
Duta dari yang diwakilinya, si wakil selalu mengikuti instruksi dan petunjuk
dari yang diwakilinya dalam melaksanakan tugasnya.
3) Si wakil bertindak sebagai politico di sini wakil kadang-kadang bertindak
sebagai wali dan Adakalanya bertindak sebagai utusan titik tindakannya
bergantung dari materi yang dibahas.
4) Si wakil sebagai partisan, di sini si wakil bertindak sesuai dengan keinginan
atau program dari partai si wakil.
2. Fungsi lembaga perwakilan Negara
Lembaga perwakilan yang disebut parlemen umumnya mempunyai tiga fungsi yaitu:
a. Fungsi perundang-undangan adalah untuk membentuk:
1) Undang-undang biasa seperti UU Pemilu, UU pajak dan sebagainya.
2) Undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara.
3) Ratifikasi terhadap Perjanjian perjanjian dengan luar negeri
b. Fungsi pengawasan adalah fungsi yang dijalankan oleh parlemen untuk
mengawasi eksekutif agar berfungsi menurut undang-undang yang dibentuk
parlementer untuk melaksanakan fungsi ini parlemen diberi beberapa hal antara
lain hak bertanya:
1) Interpelasi (minta keterangan)
2) Angket (mengadakan penyelidikan)
3) Mosi
4) Amandemen (mengadakan perubahan)
c. Fungsi atau peranan edukatif yaitu dalam pendidikan politik melalui pembahasan-
pembahasan kebijaksanaan pemerintah di DPR dimuat dan ditulis oleh media
massa, rakyat mengikuti persoalan yang menyangkut kepentingan umum dan
menilai menurut kemampuan masing-masing dan secara tidakk langsung Mereka
dididik ke arah warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya.
3. Lembaga perwakilan di Indonesia
Di Indonesia lembaga perwakilan ada tiga macam yaitu:
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disebut juga parlemen
c. Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) yang terdiri dari dua tingkat yaitu
DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II.
4. Partai politik
Lembaga perwakilan, partai politik dan Pemilihan umum merupakan suatu
rentetan kesatuan yang sulit dipisahkan titik biasanya aktivitas partai politik seperti
memperjuangkan program-programnya, menyampaikan aspirasi diwakilinya
diselenggarakan dalam lembaga perwakilan dan umumnya anggota Perwakilan Rakyat
terdiri dari orang-orang partai politik.
Partai politik adalah suatu golongan rakyat yang tersusun yang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik dan dengan penggunaan kekuasaan hak memberikan
suara bertujuan untuk mengawasi pemerintah dan melaksanakan politik untuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai