Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah, yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Para sarjana yang menekankan Negara sebagai inti dari politik (politics), memusatkan perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta bentuk formalnya.Definisi-definisi ini bersifat tradisional dan agak sempit ruang lingkupnya Kekuasaan adalah kemampuan seorang pelaku untuk mempengaruhi perilaku pelaku lain sehingga perilakunya menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan.Tentang sumber kekuasaan, maksudnya adalah mempersoalkan tentang dari manakah asal atau sumber kekuasaan yang ada di dalam negara itu.
BAB II MAKNA NEGARA
Negara hukum yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut serta dalam permusyawaratan negara. Menurut Kusnardi, “Yang dimaksud negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Kekuasaan adalah kemampuan seorang pelaku untuk mempengaruhi perilaku pelaku lain sehingga perilakunya menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan. Sedangkan istilah pemisahan kekuasaan dipakai dalam konteks pemisahan kekuasaan di pemerintah federal, yaitu antara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Fungsi negara ada lima: a) Fungsi diplomatic, b)Fungsi finance, c)Fungsi defencie, d)Fungsi justicie, e) Fungsi polisi Tujuan didirikannya negara dalam pandangan Aristoteles adalah: 1) menyelenggarakan kepentingan warga negaranya, 2) berusaha supaya warga negara hidup baik dan bahagia (good life) didasarkan atas keadilan, keadilan itu memerintah dan harus menjelma di dalam negara
BAB III UNSUR NEGARA
Pertama Teori Politik merupakan Suatu masyarakat politik, untuk dapat disebut sebagai negara harus memenuhi tiga unsur mencakup : 1. Harus ada rakyat atau penduduk, 2. Harus ada wilayah, dari segi geopolitik termasuk kekayaan alam yang merupakan ruang hidup bagi suatu negara, 3. Harus ada pemerintah yang berdaulat . Kedua adalah Teori hukum internasional adalah Unsur-unsur yang diperlukan bagi terbentuknya negara, ada yang termasuk unsur yang bersifat mutlak atau konstitutif, dan ada pula yang bersifat tambahan atau deklaratif. Ketiga Teori Kedaulatan Rakyat dimana kedaulatan rakyat adalah bahwa yang memberi kekuasan tertinggi adalah rakyat, atau juga disebut dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Rousseau mengatakan bahwa kehendak rakyat ada dua macam yakni: a.Kehendak rakyat seluruhnya yang dinamakan volunte de tous,b.Volunte general, dinyatakan sesudah negara ada sebab dengan keputusan suara terbanyak kini negara bisa berjalan. Keempat Teori Kedaulatan Hukum Menurut Krabbe yang menjadi sumber hukum itu adalah rasa hukum yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri. Jadi menurut Krabbe hukum itu tidaklah timbul atas kehendak negara, dan hukum berlaku terlepas dari kehendak negara.
BAB IV ASAL MULA TERBENTUKNYA NEGARA
Pendekatan faktual sangat menekankan pada kenyataan sejarah, yaitu bahwa kenyataan sejarah negara dapat dibentuk antara lain: Pendudukan, Melepaskan diri dengan dari negara itu dan menyatakan kemerdekaannya, Peleburan (fusi), Pemecahan, suatu negara pecah menjadi beberapa negara yang mereka Ada beberapa teori mengenai terjadinya atau asal mula terjadinya negara baik menurut pemikir barat maupun dalam pandangan pemikir Islam, teori dalam pandangan pemikir barat. Teori Terbentuknya Negara Berdasarkan Pemikir Barat, antara lain: a. Teori Ketuhanan (teori teokrasi),b. Teori Perjanjian Dasar (civitas naturalis), yakni sebelum terjadinya negara, manusia mengadakan perjanjian untuk mendirikan negara (civitas Civilis). c.Teori kekuatan d. Teori Garis Keturunan, e. Teori Organis Negara disamakan dengan makhluk hidup. f. Teori historis atau evolusi.g. Teori Alamiah.
BAB V TIPE - TIPE NEGARA
Dalam sejarah pertumbuhan ilmu negara, tipe-tipe pokok negara dapat dibagi atas lima bagian yaitu: 1. Negara Timur Kuno/Purba 2. Negara Yunani Kuno 3. Negara Romawi Kuno 4. Negara Abad Pertengahan 5. Negara hukum BAB VI BENTUK NEGARA, PEMERINTAHAN, DAN SISTEM PEMERINTAHAN Menurut Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 , Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Bentuk pemerintahan yang dianut dalam suatu negara, dalam kepustakaan Belanda dikenal dengan istilah “Staatvormen” yakni Monarkhi (monarkhi ) dan Republik Ken (republik).staatvormen diartikan sebagai bentuk negara atau susunan negara, yakni kesatuan atau serikat sedangkan regeringvorm berarti bentuk pemerintahan yakni republik atau monarki. Berdasarkan hubungan antara organ-organ yang diserahi kekuasaan yang ada dalam negara, khususnya berdasarkan sifat hubungan antara badan eksekutif atau kekuasaan pemerintahan dan badan legislatif/parlemen, terdapat tiga macam sistem sistem pemerintahan yakni: 1. Negara dengan sistem pemerintahan presidensial 2. Negara dengan sistem pemerintahan parlementer 3. Sistem dengan sistem pemerintahan referendum
BAB VII KONSTITUSI
K. C. Wheare: Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Herman Heller: konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis. BAB VIII DEMOKRASI Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara. Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan
BAB IX PEMILU DAN PARTAI POLITIK
Dalam negara demokrasi pemilu merupakan alat untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai demokrasi, mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Partai politik merupakan salah satu dari pilar negara demokrasi, yakni suatu kelompok yang memberikan wadah bagi anggotanya untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan kekuasaan negara. Menurut sejarahnya partai politik yang terorganisir timbul pada akhir abad ke 18 di Eropa Barat sebagai suatu usaha kelompok yang berada di luar kekuasaan untuk bersaing memperebutkan kekuasaan