Anda di halaman 1dari 35

MODEL

PERENCANAAN:
RATIONAL-
COMPREHENSIVE
KEL 4 - MK. TEORI PERENCANAAN (B) 2022
TABLE OF CONTENTS
PERENCANAAN
1
KOMPREHENSIF
PERENCANAAN
2
RASIONAL
PERENCANAAN
3
RATIONAL-COMPREHENSIVE
ANGGOTA KELOMPOK

Luh Putu Catherine Benita Innaufa Qonita Z


(0050) (0053) (0055)
1
PERENCANAAN
KOMPREHENSIF
PENGERTIAN “COMPREHENSIVE PLAN”

A comprehensive plan (also A comprehensive plan can be defined


The comprehensive plan is plan
called a master plan or as a long-range plan intended to
which looks at more than simply direct the growth and physical
comprehensive development
a single aspect of physical development of a community for a 20
plan) is a document prepared for
planning and often incorporates to 30 year or longer period. Ideally,
a community, county or specific
numerous aspects of the city and if feasible, it is appropriate to try to
region which establishes an prepare a comprehensive plan for the
plan and their inter-relationships
overall plan and recommended ultimate development of a community.
actions relevant to the current
and future needs of the area.

Sumber: Town of Ramapo Comprehensive Planning (2004), Asosiasi Perencanaan Amerika (2013), Alan M. Efrussy (1992)
PERENCANAAN KOTA SECARA KOMPREHENSIF
Untuk menciptakan kota yang berkelanjutan diperlukan lima prinsip dasar yang dikenal dengan Panca E
yaitu Environment (Ecology), Economy (Employment), Equity, Engagement, dan Energy. Proses ini telah
mencangkup inisiatif pada perkembangan atau pertumbuhan ekonomi, perlindungan keserasian
lingkungan, persamaan sosial, dan peran serta masyarakat. Selain itu, kota memiliki berbagai
komponen dan unsur, mulai dari komponen yang terlihat nyata secara fisik seperti perumahan dan
prasarana umum, hingga komponen non fisik berupa kekuatan politik dan hukum. Oleh sebab itu,
diperlukan perencanaan kota yang komprehensif untuk meninjau pandangan bidang bidang berlainan
yang memiliki pengaruh tidak langsung pada kegiatan perkotaan.

Sumber: Nazaruddin, T (2015) A


Comprehensive City Planning
towards a Sustainable City
Development.
SEJARAH COMPREHENSIVE PLANNING

>
1900 1901 Now
1901

Era modern Pembentukan Proses


Gerakan Kota
perencanaan untuk Komunitas dalam perencanaan ini
Indah adalah awal
pertumbuhan pada pembuatan sistem disebut sebaĀai
dari apa yang
Pertemuan taman Columbia “City Beautiÿul
sekarang lebih
tahunan American Movement”
sering disebut
Institute of
sebagai
Architects di
“Perencanaan
Washington
Komprehensif

Sumber: https://web.extension.illinois.edu/lcr/comprehensiveplanning.cfm
TUJUAN COMPREHENSIVE PLAN
(Asosiasi Perencanaan Amerika, 2014)

Memperbaiki lingkungan Memfasilitasi penetapan


Memajukan kepentingan
fisik masyarakat sebagai dan pelaksanaan
umum
tempat kegiatan manusia kebijakan masyarakat

Menyuntikkan
Melakukan koordinasi pertimbangan jangka Membawa pengetahuan
politik dan teknis panjang ke dalam profesional dan teknis
pembangunan penentuan tindakan dalam pengambilan
masyarakat. jangka pendek keputusan
KARAKTERISTIK COMPREHENSIVE PLANNING
(Asosiasi Perencanaan Amerika, 2014)

1 2 3 4 5

VISIONER FOKUS PEMBAHARUAN DINAMIS MEMANDU


10-20 DAN KEPUTUSAN
TAHUN FLEKSIBEL
ELEMEN COMPREHENSIVE PLAN
(Asosiasi Perencanaan Amerika, 2014)

Penggunaan
Transportasi Fasilitas Komunitas
Lahan

Drainase Utilitas Publik Pengelolaan


Sampah

Keamanan Pembangunan Perumahan Kesehatan,


Publik Ekonomi dan Layanan sosial
EMPAT JENIS COMPREHENSIVE
PLAN

MULTI KOTA
KOTA MADYA
MADYA

KABUPATEN SPESIFIK

Sumber: The Pennsylvania Municipalities Planning Code


PROSES COMPREHENSIVE PLANNING

Sumber: M. Spoelstra, et al (2014) Comprehensive Planning in Complex Endeavours


PERAN DALAM PROSES
COMPREHENSIVE PLANNING

Sumber: https://strategies.stateplanning.delaware.gov/
KELEMAHAN
COMPREHENSIVE PLANNING
1) rencana komprehensif itu terlalu kabur, terlalu subjektif, terlalu bias, terlalu
spesifik.
2) kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi
bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
3) Keterbatasan tindakan rasional dan kolektif oleh orang-orang juga terlibat

Sumber: https://strategies.stateplanning.delaware.gov/
2
PERENCANAAN
RASIONAL
Rasionalitas
The adjective rational refers in this case to the ‘objective and scientific’ nature
of planning, which means that its propositions can be borne out by logical
arguments and experiences ( Faragó, L. (2004)).

Secara sederhana dalam pengertian rasionalitas tercakup kriteria:

Efisiensi: Usaha minimum

Optimasi: Hasil optimal (maksimalkan sasaran atau optimasi semua


sasaran)

Sintesis: yang bersifat integrasi (saling melengkapi antar sasaran)


atau holistik (bersifat menyeluruh, tidak sebagian-sebagian)
Rational Planning

● The rational planning is structured and sequential approach to decision-making, aimed at


seeking precise solutions to well-defined problems using precise methods (Simon, 1976).
● The rational planning is the process of understanding a problem followed by establishing and
evaluating planning criteria, formulation of alternatives and implementing them and finally
monitoring the progress of the chosen alternatives (Sandercock, 1998).
● Supporting this view, Taylor (1998) maintained that the rational planning model is a model of
the planning process involving a number of rational actions or steps outline as follows:
a. Definition of the problems and/or goals;
b. Identification of alternative plans/policies;
c. Evaluation of alternative plans/policies;
d. Implementation of plans/policies;
e. Monitoring of effects of plans/policies
General principles guiding the
rational planning

● "Rationalism ideally assumes that all possible alternatives and its consequences will
be considered and the best eventually selected and implemented" (Goldstein 1978).
● It provides "The possibility of making accurate predictions concerning future states ... "
(Goldstein, 1978).
● Andreas Faludi states, "The aim of rational planning is not that of pursuing a distant
ideal of total rationality, but of producing optimal results in given circumstances,
which include the limited capacities of decision-makers" ( 1973 ).
Elemen Penting
Rational planning has roughly four classical elements (Hudson, 1979):

Goal-setting identification of evaluation of implementation


policy alternatives means against of decisions
ends
Tahapan

Formulation of goals,
objectives, and targets
Collection of data Analysis of data

Selection of an Development of
Implementation
alternatives alternatives

Monitoring Feedback

Iyoriobhe, Michael. (2019). Title: Rationalist Approach to Planning in Public Management.


Kelemahan

● Very often the quantity, quality, accuracy, and integrity of information may be found wanting.
Moreover, the reliance on scientific data to generate the most optimal choice works well in theory, but
the human ability has limit to gather, process, and understand all the information needed to optimize
a decision outcome.

● Lindblom (1959); Campbell and Fainstein (2003); and Altshuler (1965), argue that due to limited time
and resources available for making a decision and exploring all alternative options, it is practically
impossible to be thoroughly comprehensive.

● The following are the limitations of the rational decision-making model as summarised by Sandercock
(1998):
a. requires a great deal of time
b. requires a great deal of information
c. assumes accurate, stable and complete knowledge of all the alternatives, preferences, goals and
consequences
d. assumes a rational, reasonable, non – political world
3
PERENCANAAN
RASIONAL-KOMPREHENSIF
PENGERTIAN
RATIONAL-COMPREHENSIVE PLANNING

Rasionalitas Komprehensivitas
kondisi yang bersifat rasional dalam lingkup Dalam term perencanaan yaitu merupakan
perencanaan adalah yaitu menggunakan perencanaan yang bersifat menyeluruh (holistik),
pendekatan secara keilmuan (scientific Oleh karena itu komprehensifitas harus mencakup
approach) di dalam proses penganalisaan sebanyak mungkin faktor internal yang dapat
dan cara pemecahan masalah (problem). dikontrol dan faktor eksternal pokok yang terkait
(dapat ditangani dalam proses analisis).
PENGERTIAN
RATIONAL-COMPREHENSIVE PLANNING
Model perencanaan ini yang menurut para ahli dianggap sebagai “akar” dari
berbagai model perencanaan publik yang berkembang
Berpusat pada keputusan dan prinsip yang didasarkan pada alasan, logika &
fakta ilmiah dalam proses penganalisaan & pemecahan masalah (Banfield dalam
Faludi, 1983)
Perencanaan yang berfokus pada pengumpulan informasi dari lingkungan untuk
berbagai alternatif cara dalam menentukan masa depan dan mencapai tujuan

Hasil analisis mendalam karena mencakup semua faktor

Disebut “Teori Perencanaan Prosedural” karena cenderung pada sebuah prosedur


terkait metode ilmiah dan proses pengambilan keputusan (Faludi, 1978)
PENGERTIAN
RATIONAL-COMPREHENSIVE PLANNING
Disebut “Perencanaan Teknokratis” karena penekanannya pada keahlian dan
keterampilan teknis bahwa teknologi dan ilmu sosial dapat digunakan untuk
memecahkan masalah (Sandercock, 1998)
Pada negara berkembang mendasar pada perencanaan top-down (Dondero
dalam Wiratmaja, 2019)
CIRI UTAMA RCP
Dilandasi kebijakan umum yang tepat, strategis dalam
1 merumuskan tujuan yang ingin dicapai

Didasari seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap,


2 menyeluruh, dan terpadu

Ditunjang oleh sistem informasi dan data yang lengkap,


3 handal, dan rinci

4 Diarahkan pada tujuan strategis jangka panjang

Sumber : Banfield & Meyerson dalam Sujarto dalam Rafita (2016)


PERKEMBANGAN RCP

Sumber : A, Djunaedi. 2012. Proses Perencanaan Wilayah dan Kota. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
PERGESERAN PARADIGMA
PERENCANAAN DI INDONESIA

Sumber : A, Djunaedi. 2012. Proses Perencanaan Wilayah dan Kota. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
KEUNGGULAN RCP

Berbagai alternatif Citra holistik/menyeluruh Program yang disusun


rencana yang atas kemungkinan dapat dievaluasi oleh pihak
memungkinkan paling optimal di luar proses perencanaan

Proses perencanaan Bersifat lebih fleksibel


bersifat pengulangan Ada keterlibatan
terhadap kemungkinan
karena ada feedback publik
perubahan
untuk tiap sub proses
KELEMAHAN RCP DALAM
IMPLEMENTASI RENCANA
Belum siapnya
Membutuhkan keandalan,
kelembagaan yang
ketersediaan & validitas
mapan -> hilang
data -> butuh waktu lama
koordinasi

Produk “Master Plan”


kurang memberikan
informasi dan arahan
penanganan

Sumber :Sujarto (1990)


PENERAPAN RATIONAL-COMPREHENSIVE
PLANNING DI INDONESIA
CONTOH COMPREHENSIVENESS PADA RTRW
CONTOH COMPREHENSIVENESS PADA RTRW
CONTOH RATIONALISM PADA RTRW
KESIMPULAN
1) Comprehensive planning merupakan sebuah rencana yang melihat dari berbagai aspek
perencanaan fisik (multidisiplin). Perencanaan ini bersifat visioner untuk jangka panjang
yang bertujuan untuk pengembangan akhir suatu komunitas.
2) Rational planning merupakan merupakan suatu pendekatan terstruktur dan berurutan
dalam pengambilan keputusan, yang bertujuan untuk mencari solusi yang tepat dengan
menggunakan metode yang tepat pula.
3) Rational-Comprehensive Planning merupakan model perencanaan dengan dasar
komprehensivitas dan rasionalitas. Dimana model ini berpusat pada keputusan dan prinsip
yang didasarkan pada alasan, logika & fakta ilmiah yang holistik/menyeluruh faktornya
dalam proses penganalisaan & pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai