Anda di halaman 1dari 30

TEORI DAN MODEL

PERENCANAAN
WILAYAH
Kelompok Benuo Taka :
1. Kurnia Indah
2. Sumi Abdi
3. Rozihan Asward
4. Dedy Nugroho
5. Ricci Firmansyah
6. Ahmad Wahyudin
7. Muhajir
8. Kusnul Khotimah

Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah


Universitas Mulawarman
2017
Planning can be defined as selecting and relating knowledge, fact,
image and assumptions regarding the future for the purpose of
visualization and formulation of desire outcomes to be achieved,
sequential activities necessary to achieve those outcomes and limits
on acceptable behaviour to be used in their accomplishment
Cunningham (1982:5)
Prasyarat Perencanaan
 Pengetahuan yang berhubungan dengan bidang
yang direncanakan.
 Fakta dan data yang berhubungan dengan
kontens rencana.
 Pandangan-pandangan serta asumsi-asumsi
yang dapat dijadikan landasan dalam menentukan
kebijakan perencanaan.
 Tujuan lanjutannya sehingga perencanaan selalu
dipandang sebagai sebuah kegiatan yang selalu
memiliki tindak lanjut (sequel).
Taksonomi Model Perencanaan
(Junaedi, MPKD-UGM)

Master Planning
(Perencanaan Induk)

Comprehensive Planning
(Perencanaan Komprehensif)

Strategic Planning
(Perencanaan Strategis)

Participatory Advocacy Planning


Planning (Perenc. Advokasi)
(Perencanaan
Partisipatori) Equity Planning
(Perenc. Ekuiti)
MASTER PLANNING (RENCANA INDUK)
 Orthogonal planning/blue print planning yang lebih mengendepankan fisik design
 Kota/wilayah sebagai perluasan yang berwujud rancang kota (cetak biru) (linkage
design) termasuk dalam boulevard, contoh eco-city, kawasan pusat pemerintahan
PPU dll.
 Karakteristik berupa rancang fisik (tata ruang struktur dan pola pemanfaatan ruang)
 Proyeksi penduduk dan kebutuhan lahan selalu dihubungkan dengan alokasi
sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan saja.
 Tidak hanya membayangkan alokasi ruang melainkan untuk semua hasil yang
berbentuk tiga dimensi.
 Zoning regulation – zoning maps – zoning text
 Kelanjutannya : housing development, blok plan (sampai dengan persil
peruntukannya)
Contoh Rencana Induk
Eco-city
Eco city (Kota ekologis) adalah kota yang dirancang dengan mempertimbangkan dampak
lingkungan, dihuni oleh orang-orang yang berdedikasi untuk minimalisasi pemakain energi,
air, pengeluaran limbah panas, polusi udara, metana, dan polusi air

Upaya eco-city dapat dicapai dengan:


1. Menyediakan lahan pertanian, perkebunan di tepian kota
2. Maksimalkan penggunaan turbin angin, panel surya, bio-gas
3. Meminimalisir penggunaan energi di siang hari
4. Pengembangan transportasi publik (mengurangi emisi kendaraan)
5. Memperkirakan kepadatan bangunan
6. Penggunaan greenroof
7. Membuat sistem drainase
8. Taman kota, untuk konservasi air serta paru-paru kota
9. Mesin-mesin konservasi energi
Rancangan Eco city (Kota ekologis) Dongtan Eco City, China
Dongtan akan dibangun secara bertahap. Tahap pertama akan selesai pada 2020, dan akan dihuni oleh
sekitar 5 ribu orang. Diperkirakan Dongtan akan dihuni oleh sekitar 500 ribu orang pada tahun 2050.
Dongtan akan mendaur ulang dan menggunakan kembali 90% dari semua sampah di kota, dengan tujuan
menjadikan berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan kota
COMPREHENSIVE PLANNING
(PERENCANAAN UMUM)

 Rasionalitas menjadi dasar model Comprehensive


Planning (CP).
 Rasionalitas dilakukan secara sistematis dan
melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif
cara; dalam rangka memilih cara/strategi yg terbaik
utk mencapai tujuan.
Urutan Proses Perencanaan
Komprehensif
Menurut Alexander (1986):
Menurut Levy (1997): 1. Problem Diagnosis
1. Planning Research 2. Goal Articulation
2. Formulating Community Goals 3. Prediction and Projection
3. Formulating the Plan 4. “Design” of Alternatives
4. Implementing the Plan 5. Plan Testing
5. Review and Updating 6. Evaluation
7. Implementation
Sumber: Alexander, E.R. 1986.
Sumber: Levy, J.M. 1997 Contemporary Urban Planning. 4th Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts,
Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ, halaman 104-111. and Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York: halaman
44-56.
Urutan
(Junaedi,Proses Perencanaan Komprehensif
MPKD-UGM)
Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis Perencanaan

Masukan Perumusan Tujuan dan Sasaran


Balik/Feed
Back
Pengembangan Alternatif Rencana

Evaluasi dan Seleksi Alternatif Rencana

Penyusunan Dokumen Rencana

Penyusunan Program dan


Proyek/Tindakan

Moitoring &
Evaluasi Proyek/Tindakan
Penerapan CP di Indonesia
Dari dulu sampai sekarang CP diterapkan pada penyusunan rencana tata ruang wilayah
(RTRW) nasional sampai daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Mengacu: KepmenKimpraswil 327/ KPTS/M/2002
tentang Pedoman Penyusunan RTRW
Persiapan REVIEW RTRW

Teori Perencanaan Komprehensif

Pengumpulan Data Pengumpulan Data

Analisis Analisis Perencanaan

Perumusan Rencana Konsepsi Rencana

Diskusi Terbuka

Pengesahan
Kelebihan CP
 Mencakup liputan yang luas tentang berbagai elemen dan aspek
perencanaan serta menampilkan berbagai alternatif perencanaan yang
mungkin dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
perencanaan dengan mempertimbangkan pontensi dan kendala yang
ada.

 Walaupun mencakup liputan yang luas, dalam perencanaan


komprehensif terkandung unsur penyederhanaan (simplicity) dari
sistem entitas/komunitas/kesatuan yang bersifat kompleks dan
menyeluruh.

 Pendekatan yang dilakukan berdasar "scientific methods“ sehingga


memungkinkan dilakukannya pengkajian/evaluasi proses analisis
maupun proses penyusunan/penentuan alternatif usulan oleh pihak-
pihak yang tidak terlibat dalam proses perencanaan.

 Dengan adanya proses perencanaan yang bersifat literatif dan siklikal,


maka CP bersifat fleksibel terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi di lingkungan perencanaan
Kekurangan CP
 KETERBATASAN KEMAMPUAN PERENCANA: Lindblom
mengkritik CP merupakan perencanaan yang tidak realistik dan
tidak mungkin dicapai. Kritiknya menekankan pada
ketidakmampuan perencana dan pembuat keputusan untuk
mempertimbangkan semua tata nilai yang sebenarnya ada di
masyarakat karena keterbatasan informasi dan dinamika dari
sistem politik, yang merefleksikan proses penyesuaian
(adjustment) yang menerus. Sebagai reaksi atas limitasi yang
ada ini, Lindblom mengusulkan model perencanaan "Disjointed
Incremental Model“, yang menurut dia, secara politik, sosial dan,
ekonomi adalah lebih feasibel daripada CP.

Sumber : Teori & Proses Perencanaan : Model / StylePerencanaan Umum (A.Djunaedi,2009)—Hal.18


Kekurangan CP
 PERENCANA TIDAK AKAN MAMPU BERSIFAT ADIL: Davidoff, yang
merupakan salah seorang pendukung dari "Advocacy Planning Model“
menolak konsep "collective public interests" dimana semua grup sosial
mendapat perlakuan sama dan secara adil. Dia mempertanyakan
anggapan bahwa perencana yang berorientasi pada "value free“ dan
bersikap netral akan mampu menyelesaikan konflik.

 CP TERLALU MEKANISTIS: Oleh para teoritisi, CP dianggap terlalu


mekanistis, yaitu menganggap individu dan kelompok didalam
masyarakat sebagai elemen mesin. Secara lebih jauh pendekatan CP
yang merupakan penyederhanaan atas hal-hal yang sangat kompleks
menjadi suatu kesatuan struktur statis, adalah sudah tidak memadai lagi.
Sejak dasawarsa terakhir, para ilmuawan memandang bahwa
entitas/komunitas merupakan pola keseimbangan dinamis (bukan
kesatuan struktur yang statis), dimana bagian-bagiannya saling
tergantung dan berkaitan satu sama lain.

Sumber : Teori & Proses Perencanaan : Model / StylePerencanaan Umum (A.Djunaedi,2009)—Hal.18


STRATEGIC PLANNING
(PERENCANAAN STRATEGIS)
 Strategic planning originated in the private
sector, tied to the need of rapidly changing
and growing corporations
 The central features of public sector strategic
planning are captured in the acronym SWOT,
strengths, weakness, opportunities and
threats as a basis for devising action
strategies to achieve goals and objectives in
certain key issue areas.
 Menurut Kerzner Perencanaan strategis adalah sebuah
alat manajemen yang digunakan untuk mengelola
kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada
masa depan, sehingga rencana strategis adalah
sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari
kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai
10 tahun kedepan

 Menurut Robert N. Anthony perencanaan strategis


adalah proses memutuskan program-program yang
akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan
jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap
program selama beberapa tahun kedepan
Seven basic steps in strategic planning at the community
level (Sorkin, Ferris, and Hudak 1984):
1. Scan the environment.
2. Select key issues.
3. Set mission statements or broad goals.
4. Undertake external and internal analyses.
5. Develop goals, objectives and strategies with
respect to each issue.
6. Develop an implementation plan to carry out
strategic actions.
7. Monitor, update, and scan.
Action and Results Orientation
 Strategic planning is oriented more toward
action, results, and implementation.
 It is relevant for decision making.
 Proponents of strategic planning began to
articulate models of more decision-relevant
planning that were also more limited in scope,
shorter-range in time frame, and more
sensitive to the decision environment in which
planners operate.
Environmental Scanning
 Strategic planning gives more emphasis on understanding
the community in its external context, determining the
opportunities and threats to a community via an
environmental scan.
 Environmental planners base the justification for their
practice on the relation of local activities to broader
environmental systems and activities.
 Planners should examine resource use and economics
regionally, nationally, and even internationally.
 Within the context of an environmental scan, an
organization then assesses its strengths and weaknesses.
That is, strengths and weaknesses are determined relative
to opportunities and threats, which are given and
unchangeable.
Competitive Behavior
 Strategic planning embraces competitive behavior
on the part of communities.
 A successful community must view itself as a
competitive product.
 Under strategic planning, competition is seen as
inevitable. Communities therefore are exhorted to
identify their competitive niche and exploit it or
suffer the consequences.
Community Strengths and Weaknesses
 Strategic planning is supposed to encourage an
honest assessment of a community’s capacity to
act, seeking to maximize strengths and minimize
weaknesses in the context of opportunities and
threats and within the parameters of the other
features (action orientation, public involvement
process, and competitive perspective on
intergovernmental relations.
Manfaat dan Keterbatasan Srategic Planning

 Kerangka kerja untuk pengembangan


anggaran (Dokumen APBD)
 Alat pengembangan manajemen
 Mekanisme untuk memaksa manajemen agar
memikirkan jangka panjang (Dokumen
RPJMD)
 Alat untuk menyejajarkan manajer dengan
strategis korporate
Keterbatasan Perencanaan Strategis

 Perencanaan berakhir menjadi pengisian formulir


latihan birokrasi tanpa pemikiran strategis. Guna
meminimalkan risiko dari birokrasi, organisasi secara
periodik sebaiknya mempertanyakan apakah
perusahaan memperoleh ide-ide segar sebagai akibat
dari proses perencanaan strategis;
 Organisasi mungkin menciptakan departemen
perencanaan strategis yang besar dan
mendelegasikan pembuatan rencana strategis kepada
para staf dari departemen tersebut, sehingga dengan
demikian mengabaikan input dari manajemen lini
maupun manfaat pendidikan dari proses tersebut
PARTICIPATORY PLANNING
Perencanaan Partisipatif, suatu pendekatan atau
kumpulan teknik untuk memberdayakan masyarakat
dalam menganalisa, mengembangkan dan berbagi
pengetahuan tentang kehidupan setempat, keadaan
dan sumber dayanya untuk berencana dan bertindak
dengan lebih baik. (R. Chamber 1992).
Tiga Unsur
Perencanaan Partisipatif (ROBERT CHAMBERS)
 Mengalihkan pada masyarakat  Duduk bersama, mendengarkan,
 Percaya masyarakat bisa dan belajar
 Mengembangkan proses dan  Memfasilitasi
improvisasi  Tidak Terburu-buru
 Gembira  Santai dan informal
SIKAP PERILAKU

METODE -
METODE SALING
BERBAGI

Tujuan Praktis :
1. Menjadikan masyarakat sebagai Subyek, bukan Obyek Pembangunan
2. Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam :
- Menganalisa keadaan
- Menggagas program
- Melaksanakan kegiatan
3. Mengubah perilaku aktivitas pembangunan dgn. pendekatan terhadap masyarakat
Sebelas Prinsip
Perencanaan Partisipatif

1. Mengutamakan Yang Terabaikan : Prinsip ini memiliki makna


keberpihakan terhadap masyarakat yang terabaikan,
termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau terlindas oleh struktur
2. Penguatan Masyarakat : Penguatan masyarakat memiliki makna
bahwa masyarakat memiliki kemampuan tidak hanya ekonomi akan
tetapi juga sosial politik.
3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator: Posisi
orang luar hanya sebagai fasilitator artinya mereka mendorong
proses perubahan secara partisipatif yang bersumber dari dalam
diri masyarakat itu sendiri
4. Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan: Prinsip ini lebih
mengutamakan hubungan antar orang luar yang berperan sebagai
fasilitator dengan kelompok masyarakat yang difasilitasinya
5. Santai dan informal : Kegiatan yang dilakukan baik orang luar
bekerja sama dengan masyarakat setempat maupu antar
masyarakat setempat adalah memerlukan situsi santai, tidak
formal, luwes dan fleksibel.
6. Trianggulasi : Prinsip ini lebih berhubungan dengan
perolehan informasi. Adakalanya informasi yang
dikemukakan oleh individu ada kemungkinan tidak
dibenarkan menurut kelompok
7. Optimalisasi Hasil : Optimalisasi hasil sangat berkaitan
dengan informsi yang dikumpulkannya. Karena banyaknya
informasi yang dikumpulkan seringkali informasi itu sulit
dianalisis
8. Orientasi praktis : Artinya lebih berorientasi pada pemecahan
masalah secara praktis
9. Keberlanjutan : Dalam kehidupan masyarakat
masalah ekonomi itu berkembang terus, artinya
selama manusia itu ada maka masalah tidak pernah
akan selesai
10. Belajar dari kesalahan. Menyusun perencanaan
bukan juga hal yang bersifat coba-coba akan tetapi
telah mempertimbangkan banyak hal termasuk
tentang kesalahan.
11. Terbuka : Perencanaan sangat memungkinkan
ketidak sempurnaan oleh sebab itu keterbukaan
atas tanggapan orang lain sangat positif
DIAGRAM ALUR PERENC. PARTISIPATIF (PP)

ANALISA KEADAAN
• Pengenalan
masalah/kebutuhan dan
potensi
• Penyadaran
PERENCANAAN KEGIATAN
PEMANTAUAN / EVALUASI • Perumusan masalah,
 Penyesuaian rencana penetapan prioritas
 Perbaikan / PP • Identifikasi dan pemilihan
pengembangan kegiatan alternatif pemecahan masalah
• Penyusunan rencana
kegiatan/program
PELAKSANAAN
• Berbagai pengetahuan /
teknologi
• Bekerjasama
• Berbagi pengalaman

Contoh :
PNPM Mandiri Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP)

Anda mungkin juga menyukai