2.1 Perencanaan............................................................................2
2.2. Teori Lokasi Perencanaan Kegiatan dan Perdagangan dan Jasa 7
2.3. Tinjauan Kebijakan................................................................9
2.3.1. Tinjauan Kebijakan RPJMD.............................................9
2.3.2. Tinjauan Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur Terhadap Wilayah Perencanaan 16
2.3.3. Tinjauan Kebijakan RTRW Situbondo Terhadap Wilayah Perencanaan 18
2.3.4. Tinjauan Isu Strategis dalam Kebijakan Dokumen Perencanaan. 20
2.4. Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Panji...................22
2.4.1. Konsep Pengembangan Perkotaan Panji.........................22
2.4.2. Review Kebijakan RTRW Terhadap RDTR...................23
2.4.3. Tinjauan Isu Strategis Terhadap Dokumen RDTR..........30
2.4.4. Tujuan Penetapan BWP kecamatan Panji.......................30
2.4.5. Rencana Pola Ruang.......................................................31
DAFTAR TABEL
i
Tabel 1 Hubungan RPJMD dengan RTRW Provinsi Jatim....................11
Tabel 2 Tinjauan Dokumen RTRW terhadap Isu Strategis.....................21
Tabel 3 Rencana Struktur Ruang dan Arahan.........................................23
Tabel 4 Rencana Pola Ruang dan Arahan...............................................27
Tabel 5 Tujuan Penetapan BWP Kecamatan Panji.................................30
Tabel 6 Rencana Pola Ruang..................................................................31
Tabel 7 Matriks Kebijakan RTRW dan RDTR.......................................34
i
3. Penetapan dan usaha pencapaian sasaran dan tujuan
pembangunan (setting up goals and objectives)
4. Penetapan dan usaha pencapaian sasaran dan tujuan
pembangunan (setting up goals and objectives)
5. Berfikir System, holistik, dan berkelanjutan (sustainable
development)
Manfaat dari adanya perencanaan yaitu :
1. Sebagai penuntun arah dan acuan pembangunan
2. Minimalisasi ketidakpastian
3. Minimalisasi inefisiensi sumber daya
4. Penetapan standar dalam pengawasan kualitas
BAB II 5. Menghasilkan keadaan yang lebih baik
Kajian Teori dan Tinjauan Kebijakan Teori perencanaan yang digunakan dalam sebuah perencanaan
2.1 Perencanaan yaitu :
Proses perencanaan dapat dilaksanakan menyeluruh, misalnya 1. Functional Theories
dalam perencanaan korporat, perencanaan strategis, Teori yang dikembangkan lebih berdasarkan pemikiran si
atau perencanaan jangka panjang. Bisa juga dilakukan perencana, dengan orientasi lebih pada target oriented planning
per divisi atau unit bisnis stategis menjadi rencana divisi atau anak atas dasari dugaan-dugaan, sehingga produk perencanaannya pada
perusahaan tertentu di dalam suatu korporasi yang lebih besar. Bisa umumnya lebih bersifat instrumental atau top-down.
juga dilakukan per fungsi baik di dalam korporasi, di dalam divisi 2. Behavioural Theories
maupun unit bisnis individual, misalnya rencana fungsi pemasaran, Merupakan teori yang dikembangkan dengan lebih memperhatikan
rencana fungsi keuangan, rencana fungsi produksi dan distribusi, fenomena behavioural melalui gejala-gejala empiris dan lebih
dan rencana fungsi personalia. berpikir pada trend oriented planning, serta hasil perencanaannya
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan pada umumnya lebih bersifat komunikatif atau bottom up.
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai (Kaufman,1972). Keterkaitan antara teori dan perencanaan dalam teori-teori
Dalam perencanaan terdapat lima prinsip, yaitu sebagai berikut : perencanaan (planning theory) terdiri dari 3 (tiga) teori, yaitu
1. Penentuan pilihan (setting up choices) sebagai berikut:
2. Penetapan pengagihan sumberdaya (resources allocation)
i
1. Theory in Planning, adalah pendekatan yang kemudian Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa
berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan yang dipakai denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi
dalam perencanaan, dimana dalam menyatakan eksistensinya (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai dengan fungsi
ditempuh dengan cara meminjam berbagai pandangan atau bangunan tersebut. Pada prinsipnya, pengertian land use (tata guna
paradigm cabang ilmu pengetahuan yang telah berkembang lahan) adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan
lebih dulu, seperti ilmu sosial, ekonomi, matematika, statistik, pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu,
antropologi dan lainnya. sehingga dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana
2. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
berkembang menjadi suatu teori, dimana proses terbentuknya Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan industri akan terdapat
adalah muncul dari suatu pengamatan yang original yaitu dari berbagai macam bangunan industri atau di dalam kawasan
suatu kerangka berpikir yang memang berbeda dengan perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula
kerangka berpikir lain. di dalam kawasan pemerintahan akan memiliki bangunan
3. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata guna lahan juga
mendukung berbagai kebijakan perencanaanbaik dalam proses membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan
atau prosedur dan cara melaksanakannya maupun substansi aktivitas/penggunaan individual. Hamid shirvani menyarankan
perencanaannya. suatu perencanaan fungsi bersifat campuran (Mix Use), sehingga
3. Teori Harmid Shirvani akan terjadi kegiatan 24 jam perhari, dan meningkatkan system
infrastruktur suatu kota.
Hamid shirvani (1985 dalam Fahmyddin 2012:86 )
merupakan ahli perancangan kota yang membuat teori delapan b) Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and
elemen perancangan kota sebagai pedoman dalam merancang Massing)
sebuah kota yaitu: Land Use, Building From and Massing,
Circulation and Parking, Open Space, Pedestrian Ways, Activity Building form and massing membahas mengenai
Support, Signage, Preservation. Adapun detail dari setiap bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat
komponen adalah sebagai berikut: membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa
(banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan
a) Tata Guna Lahan (Land Use) hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan, jarak antar-
bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus
diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur,
i
mempunyai garis langit - horizon (skyline) yang dinamis serta Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas
menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai). Bentuk dan lingkungan, yaitu:
massa bangunan dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan
penampilan bangunan, yaitu: 1. Kelangsungan aktifitas komersial
2. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan
1. Ketinggian bangunan 6. Langgam kota.
2. Kepejalan bangunan 7. Skala Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya
3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 8. Material memenuhi persyaratan:
4. Koefisien Dasar Bangunan 9. Tekstur
5. Garis Sempadan Bangunan 10. Warna Keberadaan sturkturnya tidak mengganggu aktivitas di
sekitar kawasan
c) Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking) Pendekatan program penggunaan berganda
Tempat parkir khusus
Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara Tempat parkir di pinggiran kota
langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parker
sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari perancangan kota harus selalu memperhatikan:
jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling
berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). 1. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang
Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat mendukung citra kawasan dan aktifitas pada kawasan
untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat 2. Jaringan jalan harus memberi orientasi pada pengguna dan
membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas membuat lingkungan yang nyaman
dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter 3. Kerjasama dari sector kepemilikan privat dan public dalam
suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. mewujudkan tujuan dari kawasan.
d) Ruang Terbuka (Open Space)
Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu
lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan Elemen ruang terbuka (open space) selalu menyangkut
mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape
Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual seperti : jalan, trotoar, patung, bebatuan dan sebagainya) serta
yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota. elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang Terbuka
(Open space) biasanya berupa lapangan, jalan, sempadan, sungai,
i
taman, makam, dan sebagainya. Dalam perencanaan open space yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki
akan senantiasa terkait dengan perabot taman/jalan (street dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai
futniture) berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku berikut :
taman, dan sebagainya.
1. Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana
Menurut S Gunardi (1974) dalam Yoshinobu Ashihara, komersial.
ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam.
Ruang luar dipisahkan dengan alam dengan member “frame”, jadi 2. Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-ramb, lampu,
bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga). Elemen tempat duduk, dan sebaginya.
ruang terbuka kota meliputilansekap, jalan, pedestrian, taman da Jalur pedestrian harus mempunyai syarat-syarat untuk dapat
ruang-ruang rekreasi. Langkah yang dapat diambil dalam digunakan dengan optimal dan memberi kenyaman pada
perancangan ruang terbuka: penggunanya.
Survey pada daerah yang direncanakan untuk menentukan f) Aktivitas pendukung (Activity support)
kemampuan daerah tersebut untuk berkembang.
Rencana jangkapanjang untuk mengoptimalkan potensi Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan
alami (natural) kawasan sebagai ruang publik. kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan
Pemanfaatan potensi alam kawasan dengan menyediakan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri
saran yang sesuai. khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan
Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space kegiatan pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya
circulation) mengarah pada kebutuhan akan penataan yang menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi juga
manusiawi. mempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan elemen-elemen
kota yang dapat menggerakkan aktivitas. Meliputi segala fungsi
e) Area pejalan kaki (Pedestrian Ways) dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka public, karea
aktivitas da ruang fisik saling melengkapi satu sama lain.
Elemen pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya
Pendukung aktivitas tidak hanya berupa saran pendukung jalur
pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan
pejalan kaki atau plaza tapi juga fungsi elem kota yang dapat
dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai
membangkitkanaktifitas seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi,
dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa
mendatang. Perubahan-perubahan rasio penggunaan jalan raya
i
alun-alun, dan sebaginya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam visual bangunan dibelakangnya. Oleh karena itu, pemasangan
penerapan desain activity support adalah: penandaan haruslah mampu menjaga keindahan visual bangunan
perkotaan.
1. Adanya koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan binaan
yang dirancang. h) Preservasi
2. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan
suatu ruag tertentu. terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan urban
places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan
3. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual. mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap
4. Pengadaan fasilitas lingkungan. bangunan bersejarah. Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
5. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk dan lokasi 1. Peningkatan nilai lahan.
dan fasilitas yang menampung activity support yang bertitik 2. Peningkatan nilai lingkungan.
tolak dari skala manusia. 3. Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena
aspek komersial.
g) Penanda (Signage) 4. Menjaga identitas kawasan perkotaan.
5. Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan,
Jenis perencanaan berdasarkan subtansi atau sektoral atau
rambu lalu lintas, media iklan, sclupture, dan berbagai bentuk
obyek dari suatu perencanaa yaitu :
penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi
visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya 1. Sosial. Dalam jenis perencanaan ini dimungkinkan
cukup banyak dan memiliki karakter yang berbeda. Sebagai penggunaan dua pendekatan atau lebih misalnya social reform,
contoh, jika banyak terdapat penandaan dan tidak diataur atau social learning. Contoh: Keluarga Berencana,
perletakannya, maka akan dapat menutup fasad bangunan Perencanaan Kesehatan, Pengentasan Kemiskinan, dll.
dibelakangnya. Dengan begitu visual bangunan tersebut akan 2. Ekonomi. Jenis perencanaan ini pada umumnya menggunakan
terganggu. pendekatan social reform – rational planning. Contohnya
Repelita, Repelitada dan Business Plan.
Namun jika dilakukan penataan dengan baik, akan
3. Spasial. Sama seperti perencanaan ekonomi, jenis perencanaan
kemungkinan penandaan tersebur dapat menambah keindahan
ini pada umumnya menggunakan pendekatan social dan
i
rational planning. Contohnya RUTRK, RDTRK, RTRK, b) Area tidak terbatas
Perencanaan Kawasan Wisata, dll. c) Aksesibilitasnya sama
d) Permintaan sama
2.2. Teori Lokasi Perencanaan Kegiatan dan
Analisa Wiliam Alonso (1964)
Perdagangan dan Jasa Analisa Wiliam Alonso (1964) yang didasarkan pada
Teori menurut Cristaller konsep sewa ekonomi (Economic Rent) atau sewa lokasi
Menurut Cristaller dalam Zulkarnain (1933), sistem (Location Rent ) menyebutkan bahwa:
perdagangan dan jasa ditentukan oleh permukiman dan a. Kota hanya mempunyai satu pusat (one centre / CBD)
transportasi. Asumsi yang digunakan adalah : b. Kota terletak pada daerah yang datar/dataran (Flat feature
1. Budaya dan tempat seragam less plant)
2. Area tidak terbatas c. Ongkos transportasi sesuai dengan jarak untuk ditempuh
3. Aksesibilitasnya sama ke segala arah, biaya transportasi menuju ke pusat kota
4. Permintaan sama. meningkat apabila jaraknya makin jauh dari pusat kota.
Teori menurut Morill (1982) CBD dianggap sebagai daerah yang mempunyai derajat
Pada teori Moril menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dan ketergantungan yang paling tinggi, makin kearah luar
mempengaruhi lokasi kegiatan perdagangan adalah : makin rendah derajad aksesibilitasnya.
Spasial atau geografis yang berkaitan dengan d. Setiap jengkal lahan akan dijual kepada penawar tertinggi.
karakteristik seperti ruang, jarak, aksesibilitas, ukuran, Hal ini berarti bahwa semua fihak mempunyai kesempatan
bentuk, aglomerasi dan posisi relatif lokasi dalam sama untuk memperoleh lahan, tidak untuk memonopoli
keseluruhan. dalam "land market" baik ditinjau dari pembeli maupun
Faktor-faktor lainnya yaitu ekonomi, politik, budaya penjual. Disamping itu tidak ada pula campur tangan
sehingga saling berpengaruh antara faktor spasial dan pemerintah (government intervention) dalam ekonomi
aspasial. Selain itu juga perlu diperhatikan konsumen. pasar, tidak ada pembatasan-pembatasan dalam kaitannya
Menurut Cristaller dalam Zulkarnain (1933) dengan " land use zoning" atau standar polusi lingkungan
Menurut Cristaller dalam Zulkarnain (1933), sistem dan jenisnya "free market competition" berjalan baik.
perdagangan ditentukan oleh permukiman dan transportasi. Asumsi Menurut Diana (2003)
yang digunakan adalah: Diana menyatakan bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya
a) Budaya dan tempat seragam lokasi perdagangan meliputi :
i
1. Jumlah penduduk pendukung Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah pemilihan lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja
ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat barang-barang tahan lama yang tidak dibeli secara tidak teratur
berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang
diketahui dari luas daerah pelayanan tetapi luas daerah layanan memiliki banyak pilihan barang yang dapat diperbandingkan. Oleh
tidak dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang
faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi
perdagangan. untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para
2. Aksesibilitas konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu kalau terdapat fasilitas yang memadai.
lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk
2.3. Tinjauan Kebijakan
fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran
lalu lintas dan kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat 2.3.1. Tinjauan Kebijakan RPJMD
penentuan lokasi dan kesuksesan kegaiatan perdagangan. A. Hubungan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Situbondo
3. Keterkaitan spasial RPJMD kabupaten Situbondo tahun 2016-2021
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa merupakan Rencana Pembangunan tahap ketiga dari
ambang batas penduduk dan pasar menjadi halyang penting pelaksanaan RPJPD kabupaten Situbondo 2005-2025. Oleh
sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, sebab itu, Penyusunan RPJMD selain memuat Visi, Misi dan
analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting. Program prioritas Bupati dan Wakil Bupatikabupaten
4. Jarak Situbondo, harus berpedoman pada RPJPD kabupaten
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang Situbondo. Visi Kabupaten Situbondo dalam RPJPD
dominan, namun menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak kabupaten Situbondo 2005-2025 yaitu: Membangun
merupakan pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan Kabupaten Situbondo Yang Maju, Religius Tangguh Dan
perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder Berkeadilan.Visi tersebut merupakan bagian yang tidak
yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan terpisahkan dari Visi Pembangunan Provinsi Jawa Timur
jarak antara pusat. Tahun 2005-2025 yaitu: Pusat Agrobisnis Terkemuka,
5. Kelengkapan fasilitas perdagangan. Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa
Timur Makmur dan Berakhlak dan Visi Pembangunan
i
Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada kabupaten atau beberapa kecamatan.Perwilayahan Jawa Timur
pencapaian Tujuan Nasional sebagaimana tertuang dalam juga direncanakan dalam Satuan Wilayah Pengembangan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. (SWP) dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Panjang perkotaan yang dibagi dalam 8 SWP yaitu 1) SWP
Daerah Kabupaten Situbondo tahun 2005-2025 tersebut Gerbangkertosusila Plus, 2) SWP Malang Raya, 3) SWP
ditempuh melalui 6 (enam) misi yaitu: (1) Mengembangkan Madiun dan sekitarnya, 4) SWP Kediri dan sekitarnya, 5) SWP
perekonomian berbasis agribisnis, (2) Mewujudkan SDM yang Probolinggo, Lumajang, 6) SWP Blitar, 7) SWP Jember, dan
handal, berakhlak mulia dan berbudaya, (3) Mewujudkan 8) SWP Banyuwangi.
kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan kualitas C. Hubungan RPJMD dengan RTRW Kabupaten Situbondo
hidup, (4) Mengoptimalkan pemanfatan sumberdaya alam dan Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan
buatan, (5) Mengembangkan infrastruktur bernilai tambah perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah
tinggi, (6) Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
baik. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat
B. Hubungan RPJMD dengan RTRW Provinsi Jatim digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, reformasi,
Arah Pengembangan Pemanfaatan Ruang Wilayah dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan
Provinsi Jawa Timur yang terkait dengan pembangunan di strategiselainmengagendakan aktivitas pembangunan, juga
Kabupaten Situbondo adalah tentang rencana struktur mengakomodasi segala program yang mendukung dan
pemanfaatan ruang wilayah, menggambarkan rencana sistem menciptakan layanan masyarakat yang dapat dilakukan dengan
pusat pelayanan permukiman perdesaan dan perkotaan serta baik, termasuk di dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan
sistem jaringan sarana perwilayahan di Provinsi Jawa Timur. kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi
Diharapkan dengan penetapan struktur pemanfaatan informasi. Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan
ruang tersebut mampu mendorong pemerataan pelayanan, sebelumnya maka strategi utama yang akan diterapkan dalam
khususnya pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan mengimplementasikan program-program pembangunan adalah:
di Kabupaten Situbondo sendiri maupun daerah lain di lingkup 1. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people
wilayah Jawa Timur. Dalam rencana sistem perkotaan, centered development).
Kabupaten Situbondo ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal 2. Pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat
yang selanjutnya disingkat PKL. PKL adalah kawasan miskin (pro-poor) yang bertujuan untuk mendukung
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala pertumbuhan ekonomi yang stabil dan dinamis (pro-growth)
i
serta mengedepankan prinsip partisipasi (participatoty based 1.
Revitalisasi penguatan nilai-nilai agama kepada masyarakat
development), penyediaan lapangan pekerjaan (pro-job), dan untuk mendukung pembangunan;
berwawasan lingkungan (pro-environment) 2. Peningkatan kualitas derajat kesehatan masyarakat dan
3. Berpusat pada potensi lokal (local based development) yang pemberdayaan masyarakat miskin;
dimiliki oleh masyarakat dan sumber daya alam. 3. Pemantapan kualitas sumber daya masyarakat melalui
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan pendidikan agama, pendidikan formal, dan pendidikan tinggi;
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 4. Pemantapan kualitas infrastruktur jalan, energi, dan
Strategi menjadi salah satu rujukan penting dalam perencanaan komunikasi.
pembangunan daerah (strategy focussed-management). Sedangkan 5. Penguatan penerapan teknologi informasi dalam sektor
arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan pemerintahan dan pelayanan dasar;
strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan 6. Penguatan fungsi kawasan penyangga second city untuk
sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah memperluas pemerataan pembangunan daerah;
kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan 7. pemantapan perekonomian dan kemandirian daerah melalui
sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. pengembangan potensi dan produk-produk unggulan daerah;
Adapun strategi prioritas yang akan diterapkan oleh 8. Percepatan reformasi birokrasi melalui penerapan teknologi
pemerintah Kabupaten Situbondo adalah: infomasi;
9. Peningkatan cakupan area pelayanan publik bagi masyaraka
Tabel 1Hubungan RPJMD dengan RTRW Provinsi Jatim
RTRW Kabupaten Situbondo RPJMD Kabupaten Situbondo
Perwujudan Rencana Struktur Ruang meliputi : Program perencanaan tata ruang
1. Perwujudan sistem pusat kegiatan meliputi:
a. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
b. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
c. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan
d. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
2. Pengembangan PKL Situbondo meliputi:
a. penyusunan RDTR, penyusunan peraturan zonasi, dan
penyusunan RP4D;
b. penyusunan masterplan kawasan pusat pemerintahan,
i
penyusunan rencana RTH kota; dan
c. pengembangan prasarana dan sarana dasar.
3. Pengembangan PKLp Besuki dan Asembagus:
a. penyusunan RTBL Kawasan;
b. penyusunan Rencana RTH; dan
c. pengembangan prasarana dan sarana dasar.
4. Pengembangan PPK Banyuglugur, Suboh, Mlandingan, Bungatan,
Jatibanteng, Sumbermalang, Kendit, Panarukan, Mangaran, Panji,
Arjasa, Kapongan, Jangkar, dan Banyuputih meliputi:
a. penyusunan RDTR kawasan perkotaan Banyuglugur, Suboh,
Mlandingan, Bungatan, Jatibanteng, Sumbermalang, Kendit,
Panarukan, Mangaran, Panji, Arjasa, Kapongan, Jangkar,
dan Banyuputih;
b. penyusunan RTBL Kawasan;
c. Penyusunan Rencana RTH; dan
d. pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar.
5. Pengembangan PPL Desa Kayumas, Patemon, Tanjung Pecinan,
Gelung, Kumbang sari, Curahcotok, Battal, Dawuhan, Kalirejo,
Kedunglo, Lubawang, Patemon, Kukusan, Alas Banyur dan
Blimbing :
a. penyusunan RDTR dan peraturan zonasi kawasan;
b. penyusunan RTBL kawasan;
b. pengembangan prasarana dan sarana dasar
1. Perwujudan sistem jaringan jalan meliputi: Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
a. jaringan jalan nasional meliputi pembangunan jaringan jalan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
bebas hambatan Probolinggo - Banyuwangi; Jembatan
b. pengembangan jaringan jalan provinsi berupa jaringan jalan
kolektor primer dan jalan strategis provinsi meliputi:
1) pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang
terdiri dari Jln. A. Jakfar, Jln. Diponegoro, Jln. Pemuda,
Batas Kabupaten Bondowoso – Batas Kota Situbondo,
i
Buduan – Batas Kabupaten Bondowoso
2) pengembanganjaringan jalan strategis provinsi adalah
Asembagus - Jangkar.
c. pengembangan jaringan jalan kabupaten berupa jalan lokal
primer di setiap kecamatan di Kabupaten Situbondo
Perwujudan sistem jaringan sumber daya air meliputi: Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air
a. pengembangan jaringan air minum baru di kecamatan- Minum dan Air Limbah Program Pembangunan
kecamatan yang belum terjangkau instalasi air bersih; Infrastruktur Perdesaan
b. pengembangan fasilitas air bersih;
c. pengembangan instalasi air bersih pada kawasan wisata
potensial
Perwujudan sistem jaringan drainase dilakukan peningkatan kapasitas Rehabilitasi/Pemeliharaan Saluran
sistem drainase di pusat-pusat kegiatan Drainase/Gorong-Gorong
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-
Gorong
Perwujudan jalur dan ruang evakuasi bencana meliputi : Program pencegahan dini dan penanggulangan
a. pengembangan jalur evakuasi bencana gempa bumi di korban bencana
seluruh Kecamatan; Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan
b. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan bahaya kebakaran
Situbondo, Kecamatan Panarukan, dan kecamatan-
kecamatan lain yang terkena jalur banjir melalui pola
jaringan jalan menuju lokasi-lokasi penampungan yang telah
di tetapkan
Perwujudan kawasan pertanian tanaman pangan meliputi: Program Peningkatan Produksi Pertanian/
a. peningkatan produktifitas lahan padi sawah melalui perkebunan Program peningkatan penerapan
intensifikasi dan pengembangan padi organik; teknologi pertanian/perkebunan Program
b. pengembangan dan pembangunan prasarana dan sarana Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
pendukung kegiatan pertanian;
c. penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan
sumber daya air untuk irigasi, pengadaan sarana produksi,
panen dan pasca panen;
i
d. pengembangan kawasan pertanian melalui pendekatan
agropolitan pada kawasan-kawasan potensial;
e. penyusunan Masterplan Agropolitan; dan
f. pengembangan pasar hewan yang didukung dengan sentra
peternakan
Perwujudan kawasan perikanan meliputi: Program Pengembangan Perikanan Tangkap
a. pengembangan kegiatan perikanan tangkap; Program pengembangan budidaya laut, air payau,
b. pengembangan fasilitas PPI; dan tawar Program Pengembangan Budidaya
c. pengembangan kegiatan perikanan budidaya laut dan Perikanan
tambak; dan
d. pengembangan kawasan minapolitan
Perwujudan kawasan pariwisata meliputi: Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
a. penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata daerah;
b. penyusunan rencana induk pengembangan obyek wisata;
c. pengembangan paket wisata potensial;
d. pengembangan kegiatan wisata kuliner;
e. pengembanagan pelabuhan wisata ;
f. pengembangan even rutin tahunan;
g. penguatan dan pemberdayaan masyarakat produksi
cinderamata;
h. pembuatan pusat informasi wisata pada titik – titik
berkumpulnya wisatawan; dan
i. pengembangan atraksi wisata pada kawasan wisata alam
Perwujudan kawasan pemukiman perkotaan meliputi: 1. Program Pengembangan Perumahan
a. pemetaan zona permukiman eksisiting dan kawasan siap bangun 2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
dengan memperhatikan : 3. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan
1. daya tampung kota, terkait dengan kawasan yang relatif dan Jembatan
aman dari ancaman bencana alam, lahan dengan kemiringan 4. Program Pembangunan Saluran
dibawah 15% (lima belas persen), dan pertumbuhan Drainase/Gorong-Gorong
penduduk; 5. Program Pengembangan Wilayah Strategis
2. rencana pembangunan sentra industri kecil; dan Cepat Tumbuh
i
3. rencana pengembangan fasilitas utama kota; dan 6. Program Pengembangan Kinerja
2. rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa. Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
b. identifikasi kelengkapan dan cakupan layan fasilitas dan utilitas 7. Program Pembangunan Infrastruktur
utama pada masing-masing blok dan perkiraan kebutuhan untuk Perdesaan
tahun 2033, seperti : 8. Rehabilitasi/Pemeliharaan Saluran
1. jalan lingkungan; Drainase/Gorong-Gorong
2. sistem jaringan prasarana air minum; 9. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
3. sistem jaringan prasarana listrik; (RTH)
4. sistem jaringan prasarana telekomunikasi; 10. Program Peningkatan pengendalian Polusi
5. sistem pengelolaan sampah; dan
6. sistem drainase dan pengelolaan limbah.
c. pencegahan banjir melalui pengelolaan daerah tangkapan air
berupa biophori maupun danau buatan di kawasan pemukiman;
d. identifikasi lokasi kelompok pemukiman yang berada pada kawasan
rawan bencana alam dan merekomendasikan mitigasinya/relokasi;
e. revitalisasi kawasan tradisional/etnis/ bersejarah yaitu kawasan
yang mempunyai bangunan bersejarah yang bernilai atau
bermakna penting;
f. peningkatan penyehatan lingkungan pemukiman;
g. identifikasi seluruh bangunan yang berada pada kawasan aman
bencana alam, namun tidak memenuhi syarat teknis tahan gempa
dan merekomendasikan solusi teknisnya;
h. penyusunan rencana teknis tata ruang kota dengan pendekatan
mitigasi bencana dan pencadangan kawasan permukiman baru
(kasiba dan lisiba) dengan rencana pembangunan prasarana
permukiman yang lebih terarah, efektif, efisien, produktif, aman
dan berkelanjutan;
i. pengadaan perumahan melalui subsidi KPR-Rumah Sangat
Sederhana; dan
j. penataan, perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
permukiman
i
perwujudan pengembangan pemukiman perdesaan meliputi : 11. Program Pengembangan Perumahan
a. identifikasi kebutuhan perumahan dan penyediaan perumahan 12. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
perdesaan melalui bantuan pemerintah dan pembangunan 13. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan
perumahan swadaya; Jembatan
b. relokasi kelompok permukiman perdesaan dalam kawasan lindung; 14. Program Pembangunan Saluran
c. klasifikasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan budi Drainase/Gorong-Gorong
daya yang mempunyai akses tinggi, sedang dan rendah; 15. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan
d. identifikasi kelengkapan prasarana dan sarana permukiman pada Cepat Tumbuh
masing-masing kelompok permukiman dan merekomendasikan 16. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
rencana pembangunannya; dan Air Minum dan Air Limbah
e. penyediaan prasarana dan sarana permukiman skala perdesaan 17. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
dengan memperhatikan prinsip pemerataan, pengentasan 18. Rehabilitasi/Pemeliharaan Saluran
kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, efesiensi dan efektivitas Drainase/Gorong-Gorong
19. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
20. Program Peningkatan pengendalian Polusi
internasional, kegiatan nasional, atau kegiatan beberapa provinsi.
Dapat disimpulkan bahwa strategi dan arah kebijakan Pusat Kegiatan Wilayah adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
pembangunan merupakan rumusan perencanaan komprehensif untuk melayani kegiatan skala provinsi atau kegiatan beberapa
dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Situbondo kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Lokal adalah kawasan perkotaan
Tahun 2016-2021 dengan efektif dan efisien. Untuk mewujudkan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Situbondo Tahun melayani kegiatan beberapa kecamatan.
2016-2021, yang dilaksanakan melalui 5 (lima) misi, agar lebih Menurut RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031,
terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran, menyebutkan bahwa PKN, PKW dan PKL yang terdapat di Jawa
2.3.2. Tinjauan Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur Timur adalah;
Terhadap Wilayah Perencanaan a. PKN
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–
Timur yang dimaksud sebagai Pusat Kegiatan Nasional adalah Surabaya–Sidoarjo–Lamongan (Gerbang kertosusila) dan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Malang;
b. PKW
i
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan
Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan; Kabupaten Ngawi dengan fungsi: pertanian tanaman pangan,
c. PKL perkebunan, hortikultura, kehutanan, peternakan,
Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, pertambangan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan
Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, industri;
Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, d. WP Kediri dan sekitarnya dengan pusat di Kota Kediri,
Kanigoro, dan Bangil meliputi: Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten
Pada RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031, membagi Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten
wilayah perencanaan menjadi 8 bagian wilayah perencanaan yaitu; Tulungagung dengan fungsi: pertanian tanaman pangan,
a. WP Germakertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan,
meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan,
Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, dan industri;
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, e. WP Probolinggo–Lumajang dengan pusat di Kota
Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Probolinggo meliputi: Kota Probolinggo, Kabupaten
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang, dengan fungsi:
Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep, dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata,
kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, pendidikan, dan kesehatan;
perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, f. WP Blitar dengan pusat di Kota Blitar meliputi: Kota Blitar
transportasi, dan industri; dan Kabupaten Blitar dengan fungsi: pertanian tanaman
b. WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang meliputi: pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan,
Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang, dengan perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan
fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, pariwisata;
kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, g. WP Jember dan sekitarnya dengan pusat di Perkotaan Jember
perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan meliputi: Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso dan
industri; Kabupaten Situbondo dengan fungsi pertanian tanaman
c. WP Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota Madiun pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan,
meliputi: Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten
i
perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan wilayah di kabupaten situbondo nantinya adalah
pariwisata; dan sebagai;
h. WP Banyuwangi dengan pusat di Perkotaan Banyuwangi Sebagai pusat pelayanan umum bagi kecamatan-kecamatan
meliputi: Kabupaten Banyuwangi dengan fungsi: pertanian yang menjadi wilayah pengaruhnya.
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, Sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun koleksi dan
kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, pendidikan, distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatan-kecamatan yang
kesehatan, dan pariwisata. menjadi wilayah pengaruhnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Situbondo direncanakan Strategi pengembangan pusat pelayanan ditujukan untuk
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang berfungsi untuk melayani pertumbuhan ekonomi wilayah yang mendukung perkembangan
kegiatan di kabupaten/kota Dimana Situbondo menjadi pusat industri, pertanian dan pariwisata bahari yang nantinya
pelayanan yang mempunyai fungsi pertanian tanaman pangan, dikembangkan pada pusat pelayanan;
hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, 1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Perkotaan
pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Situbondo.
Adanya rencana pengembangan jalan bebas hambatan yang 2. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp)
nantinya menghubungkan Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi, berada di Perkotaan Besuki dan Asembagus.
nantinya pada wilayah Situbondo sendiri akan dilewati oleh jalur 3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) berada di perkotaan
bebas hambatan tersebut. Nantinya akan diberikan 2 alternatif Banyuglugur, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Jatibanteng,
berbeda dimana masing masing alternatif akan memberikan Sumbermalang, Kendit, Panarukan, Mangaran, Panji,
keuntungan dan kerugian secara Ekonomi, Teknis dan Arjasa, Kapongan, Jangkar, Banyuputih.
pengembangan Wilayah Kabupaten Situbondo. Rencana jalan A. Rencana Struktur Ruang RTRW
bebas hambatan yang akan menghubungkan Probolinggo - Rencana kewilayahan akan dibagi menjadi beberapa kelompo,
Banyuwangi ini diarahkan mendekati jalan arteri sekunder. pada kelompok Wilayah Situbondo nantinya akan meliputi
2.3.3. Tinjauan Kebijakan RTRW Situbondo Terhadap Kecamatan Kendit, Panarukan, Situbondo, Mangaran, Panji, dan
Wilayah Perencanaan Kapongan. Karakter wilayah tengah ini lebih didominasi pada
Pusat Kegiatan akan dikembangkan di kabupaten situboondo pengembangan wilayah perkotaan mengingat wilayah ini sebagai
adalah skala pelayanan kabupaten atau beberapa kecamatan pusat pemerintahan dan perdagangan/jasa Kabupaten Situbondo.
sebagai pusat kegiatan Lokal (PKL). Fungsi dan peran dari pusat Fungsi Perkotaan pada wilayah ini adalah :
1. Pusat pemerintahan kabupaten;
i
2. Perdagangan dan Jasa; Di wilayah Situbondo bangkitan aktifitas dapat terjadi
3. Industri; melalui kawasan Seliwung yang akan direncanakan jembatan yang
4. Pariwisata; menghubungkan dengan barat dan timur. Sementara di wilayah
5. Industri Pengolahan hasil Ikan; utara juga diperlukan jalan melingkar melalui fasilitas penyulingan
6. Perikanan Laut. minyak (oil refinery). Sedangkan pada wilayah barat dengan
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di kekuatan dari sektor pertanian akan memicu pertumbuhan kegiatan
wilayah Situbondo adalah : yang menonjol seperti potensi tembakaunya, perkebunan kopi dan
1. Pengembangan kegiatan pelayanan umum; holtikultura.
2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; Adanya pengembangan Terminal sebagai perwujudan
3. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, angkutan umum yang memenuhi kelancaran, kenyamanan dan
pengolahan hasil pertanian); keamanan. Perbaikan pada Terminal pusat serta adanya alokasi
4. Pengembangan kegiatan pariwisata religius beserta sarana terminal angkutan umum yang berada pada setiap sub wilayah
dan prasarana penunjangnya; perkecamatan yang mana sebagai rencana dalam jangka panjang.
5. Pengembangan kegiatan industri pengolahan hasil perikanan; Pengembangan terminal tipe A di Kecamatan Situbondo
7. Pengembangan kegiatan perikanan tangkap. Pengembangan terminal tipe B di Kecamatan Besuki,
Berdasarkan potensi administrarif dan kelengkapan yang Terminal Tipe C di Kecamatan Kapongan, Kecamatan
tercipta di pusat Kabupaten Situbondo, sehingga nantinya Mangaran, Kecamatan Bungatan, Kecamatan Arjasa,
pengembangan akan difokuskan ke wilayah Situbondo. Diperlukan Kecamatan Banyuputih, Kecamatan Jangkar dan
konsekuensi yang jelas dari arah wilayah Besuki ke wilayah Kecamatan Asembagus, yang berfungsi menghubungkan
Situbondo dengan ditandai oleh pusat-pusat kegiatan yang semakin antara ibukota kecamatan yang satu dengan yang lain.
memuncak kearah wilayah Situbondo. Guna memperhatikan Pengembangan terminal kargo yang berfungsi sebagai
adanya pemeraataan pembangunan, atau sifatnya pembangunan pemberhentian sekaligus bongkar muat dan pergudangan
tidak berada pada jalur negara, diperlukan adanya pengembangan yang dikembangkan pada Kecamatan Banyuglugur dan
Pusat Lokal (PL) yang menjauh dari wilayah Situbondo. Pusat Kecamatan Panarukan.
Lokal lebih diarahkan ke ibu kota kecamatan. Pusat Lokal lain Adanya pengembangan pengembangan transportasi umum
yang sifatnya bisa dikembangkan adalah Kawasan pariwisata dan sebagai pergerakan penduduk dan barang yang nantinya akan
Kawasan bersejarah. menjangkau semua wilayah di Kabupaten Situbondo. Adanya
pengembangan jalur kereta api yang mana untuk menghidupkan
i
kembali sarana transportasi Kereta Api yang sudah ada dulu, yang tersumbat. Bencana banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai
nantinya akan melayani pergerakan dari Panarukan-Bondowoso- Sampean dan Sungai Deluwang.
Kalisat-Jember PP. Hal ini didasarkan oleh keinginan masyarakat Kecamatan Besuki; Kecamatan Bungatan; Kecamatan
untuk mendapatkan sarana transportasi yang cepat dan nyaman. Kendit; Kecamatan Panarukan; Kecamatan Situbondo; Kecamatan
Pembukaan kembali jaringan kereta api di wilayah Kabupaten Panji; Kecamatan Jatibanteng; Kecamatan Mladingan dan
Situbondo dimungkinkan kembali jika semua fasilitas yang Kecamatan Jangkar. Upaya pengelolaan Kawasan rawan banjir
mendukung sistem transportasi ini telah tersedia diantaranya adalah Pelestarian dan pengelolaan aliran DAS, pengoptimalan
perbaikan rel, stasiun kereta api dan persimpangan antara jalan rel fungsi tanggul pada kawasan Daerah Aliran Sungai, serta
dengan jalan raya. pengoptimalan fungsi kawasan lindung.
Adanya pengembangan jaringan irigasi yang memiliki baku Peruntukan kawasan peruntukan hutan rakyat nantinya
sawah seluas 500 ha yang melewati kecamatan Panji pada jaringan seluas 16502 ha dengan perincian peruntukan untuk kecamatan
Irigasi Sampean Lama dengan luasa areal 10348 ha dan jaringan Panji seluas 497 ha. Panji menjadi daerah prioritas kawasan
Irigasi Sampean Baru dengan luas areal 5114. Pengembangan tanaman pangan padi, tanaman pangan palawija, pengelolaan
sistem penyediaan air minum melalui PDAM melalui Kecamatan kedele. Pada Kecamatan Panji juga dipenruntukkan untuk komoditi
Situbondo, Kecamatan Panji, Kecamatan dan Panarukan. perkebunan dengan Komoditi kelapa, pinang, tebu, kopi robusta,
Pengembangan saluran limbah domestic berupa septic tank dan kopi arabika, cengkeh, jambu mente, kapas, dan jarak. Terdapat
pengelolaan limbah B3 yang nantinya dikembangkan padda adanya pengembangan pasar buah yang berpotensi untuk terminal
Kecamatan Panji. agrobisnis.
B. Rencana Pola Ruang RTRW Pengembangan industry sedang pada kecamatan panji hal
Daerah rawan banjir akan ditetapkan dengan kriteria ini didasari dengan adanya PG Panji. Dengan adanya kawasan
Kawasan yang diidentifikasi sering mengalami banjir. Daerah pedesaan yang berada di kecamatan Panji yang nantinya
rawan banjir akan ditetapkan pada Kecamatan Besuki; Kecamatan diperuntukkan untuk pemukiman dengan kepadatan tinggi.
Bungatan; Kecamatan Kendit; Kecamatan Panarukan; Kecamatan 2.3.4. Tinjauan Isu Strategis dalam Kebijakan Dokumen
Situbondo; Kecamatan Panji; Kecamatan Jatibanteng; Kecamatan Perencanaan.
Mladingan dan Kecamatan Jangkar. Nantinya pada Kawasan Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan
tersebut akan disiapkan Kawasan aman sebagai tempat secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat
pengungsian dan evakuasi warga, program normalisasi prasarana kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri
drainase, melakukan pembersihan terhadap jaringan drainase yang primer ini juga melayani angkutan untama yang merupakan
i
tulangpunggung transportasi nasional yang menghubungkan pintu
gerbang utama (pelabuhan utama dan/atau bandar udara kelas
utama).
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRW-P) Jawa Timur,
direncanakan pengembangan jaringan jalan bebas hambatan mulai
dari Surabaya – Probolinggo - Banyuwangi. Sebagai salah satu
daerah antara wilayah tersebut, tentunya melewati wilayah
Kabupaten Situbondo akan dilewati oleh jalan bebas hambatan
tersebut. Diberikan 2 alternatif rencana jaringan jalan bebas
hambatan yang melewati kabupaten Situbondo, dimana masing-
masing alternatif memberikan keuntungan dan kerugian secara
Ekonomi, Teknis dan pengembangan Wilayah Kabupaten
Situbondo.
i
Tabel 2 Tinjauan Dokumen RTRW terhadap Isu Strategis
RTRW Kriteria
Tinjauan 1) Pasal 13 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa:
Strategis a) Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 60 km /jam dengan lebar badan jalan
Kawasan minimal 11 meter
b) Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar
c) Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas
lokal, dan kegiatan local
Muatan
No Muatan RDTR Kondisi Eksisting Analisis
RTRW
1. Untuk Perumahan Pada muatan RTRW dan RDTR tentang
permukiman padat permukiman dan perumahan diperkotaan,
kondisi eksisiting tersebut bertentangan atau
dan perumahan penduduk:
tidak sesuai dengan muatan RTRW dan
pada perkotaan 1. KDB RDTR kabupaten Situbondo. Permukiman
dengan syarat: maksimal tersebut juga banyak ditemukan pada koridor
1. KDB sebesar 80% tersebut.
60-70%, 2. KLB
Permikiman terletak pada Jl. Panji
2. KLB maksimal
Lor, memiliki KDB 87%, KLB 1 &
60-210% adalah 1,65.
GSB 0%, disepanjang koridor juga
3. KDH 3. KDH minimal
menemukan hal serupa.
30-40% sebesar 10%.
(Sumber (sumber MATEK
2. Permukiman pada kondisi eksisiting
RTRW,Bab 7 kec. Panji bab 8
sesuai dengan muatan RTRW dan
hal.20) hal. 34)
RDTR kabupaten Situbondo, jarang
ditemukan kondisi halaman rumah
yang luas pada permukiman
perkotaan.
Permukiman diatas terletak pada jl.
Besuki Rahmat, memiliki KDB
40%, KLB 1, & GSB 60%, dengan
halaman rumah yang luas,
disepanjang koridor perkotaan
sedikit ditemukan permukiman
dengan ciri tersebut.
3. Kawasan Perdagangan Pada muatan RTRW dan RDTR
perdagangan dan jasa kabupaten Situbondo pertokohan
dan jasa pada perkotaan deret: telah sesuai dengan muatan tersebut.
wilayah 1. KDB
perkotaan maksimal
dengan syarat: sebesar
1. KDB 60%.
yang 2. KLB Pertokohan diatas terletak pada
diijinkan maksimum koridor Jl. Besuki Rahmat, memiliki
70-80%, adalah 1,2. KDB 60%, KLB 2 & KDH 15%
2. KLB 3. KDH pada depan toko diberikan lahan
70-240% minimal parkir untuk kendaraan agar tidak
3. KDH sebesar parkir sembarangan dan juga
20-30 % 10%. penanaman pohon sepanjang
4. Hijau pertokohan untuk memberikan kesan
minimal sejuk ditenggah kota.
10% dari
luas lahan
yang akan
dibangun.
5. Setiap
100m2 RTH
diharuskan
Bangunan pertokohan baru Roxy
minimum
Square Situbondo pada koridor jl.
ada 1 pohon
Besuki Rahmat, mempunyai lahan
tinggi dan
parkir yang luas, penanaman pohon
rindang
yang banyak dilakukan pada lahan
(sumber MATEK
parkir.
kec. Panji bab 8
hal.48)
4. Strategi Kebijakan Pada muatan RTRW dan RDTR
pengembangan penetapan Kabupaten Situbondo pelayanan
pusat pelayanan BWP: Strategi umum berupa pasar sebagai pusat
guna perkembangan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan
mendorong pusat kegiatan muatan tersebut.
pertumbuhan perkotaan skala
ekonomi lokal serta sub
wilayah yang pusat perkotaan
mendukung yang terintegrasi
perkembangan dengan Pusat
industri, Perkotaan yang
pertanian dan ditunjang oleh
pariwisata kegiatan industri
bahari. dan pengolahan Pasar Mimbaan Baru yang terletak
(sumber RTRW hasil pertanian. pada jl. Bawean menarik sektor
bab 2 hal.3) (sumber RDTR perekonomian pada wilayah
Kec. Panji sekitarnya.
hal.24)
5. Misi Penataan Skenario Sesuai dengan Muatan RTRW dan
kota Kabupaten pengembangan RDTR Kecamatan Panji, Jl. Besuki
Situbondo: perkotaan Rahmat sebagai salah satu jalan yang
mewujudkan Panji: terdapat kecamatan Panji (pusat
penyediaan Mempertahankan perkotaan) sudah sesuai dan sudah
sarana dan fasilitas berfungsi sebagai pusat kegiatan
prasarana di pendidikan yang pendidikan, perdagangan dan pusat
Fasilitas Pendidikan SDN 3
perkotaan dan berada di wilayah pelayanan.
Mimbaan yang terletak pada koridor
perdesaan Mimbaan
jl. Besuki Rahmat, bagian Mimbaan
untuk sehingga menjadi utara.
peningkatan kawasan
kualitas SDM pendidikan skala
yang lebih regional yang
produktif dan nantinya
mandiri serta didukung dengan
berdaya saing fasilitas –
tinggi fasilitas Fasilitas Pendidikan SMPN 1 Panji
penunjang seperti yang terletak pada koridor jl. Besuki
taman baca, Rahmat dapat memenuhi kebutuhan
perpustakaan Pendidikan pada Kec. Panji.
umum.
(sumber MATEK
kec.Panji, bab 4
hal.2)