29000
28500
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk
Dalam Grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan penduduk dalam 5 tahun terakhir hal ini menunjukkan
pertumbuhan penduduk di kelurahan mimbaan tinggi. Pada tahun 2013-2014 terjadi peningkatan per 5 tahun peningkatan ini berkisar 1681
penduduk pertahun.
Dalam memproyeksikan penduduk metode yang digunakan adalah;
Polinomial
Bunga Berganda
Regresi Linier
Pertambahan Penduduk Rata Rata Pertahun:
(31137-30745) + (30745-30347) + (30347-29949) + (29949-29456) = 1681 jiwa
Setelah mencari proyeksi penduduk dengan mencari 3 metode yang disebutkan diatas ditemukan masing masing simpangannya adalah
Metode Polinomial : 11101,26236
Metode Bunga Berganda : 2453,838192
Metode Regresi Linier : 2425,846617
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proyeksi penduduk yang memiliki simpangan terkecil adalah metode Regresi Linier
sehingga, proyeksi penduduk menggunakan Regresi Linier.
Tabel 2 Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan Penduduk diproyeksikan selama 20 tahun kedepan akan terjadi pendingkatan sebesar 1,32%. Hal ini dipengaruhi dari
berbagai factor seperti migrasi, kelahiran penduduk, dan faktor lain.
4.2.2. Depedensi Penduduk
Depedensi Ratio atau rasio ketergantungan penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk pada usia produktif dengan penduduk pada
usia non produktif di satu wilayah. Dalam depedensi penduduk dapat dikategorikan bahwa penduduk yang berusia 15-64 tahun merupakan
usia yang tergolong produktif sementara pada usia dibawah 15 dan diatas 64 tahun dapat dikategorikan penduduk yang non produktif.
Perhitungan rasio ketergantungan juga dapat menjabarkan kondisi perekonomian pada koridor tersebut. Berikut rumus rasio
ketergantungan adalah :
Rasio Ketergantungan : P ( 0−14 ) + P ¿¿
Dimana :
P(0-14) =Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) =Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) =Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Dalam penentuan rasio ketergantungan nantinya akan diketahui dalam 100 penduduk yang berusia kerja (produktif) akan mempunyai
tanggungan beberapa persen dari penduduk yang tidak produktif. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Pl
SR= ×100
Pp
Dimana :
SR = Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin
Pl = Jumlah Penduduk Laki Laki
Pp = Jumlah Penduduk Perempuan
Tabel 4 Jumlah Kependudukan berdasarkan jenis kelamin
Kelurahan Mimbaan
Laki Laki 15039
Jenis Kelamin
Perempuan 16098
Jumlah 31137
Kepadatan
Proyeksi Luas
No Tahun Penduduk
Penduduk (Jiwa) (Ha)
(Jiwa/Ha)
1 2014 29546 749 39,44726302
2 2015 29949 749 39,98531375
3 2016 30347 749 40,51668892
4 2017 30745 749 41,04806409
5 2018 31137 749 41,57142857
6 2019 31936 749 42,63818425
7 2020 32333,8 749 43,16929239
8 2021 32731,6 749 43,70040053
9 2022 33129,4 749 44,23150868
10 2023 33527,2 749 44,76261682
11 2024 33925 749 45,29372497
12 2025 34322,8 749 45,82483311
13 2026 34720,6 749 46,35594126
14 2027 35118,4 749 46,8870494
15 2028 35516,2 749 47,41815754
16 2029 35914 749 47,94926569
17 2030 36311,8 749 48,48037383
18 2031 36709,6 749 49,01148198
19 2032 37107,4 749 49,54259012
20 2033 37505,2 749 50,07369826
21 2034 37903 749 50,60480641
Gambar 5 Peta Jumlah Penduduk
Dapat disimpulkan bahwa bagian wilayah perencanaan dalam bentuk BâjângTiti – di era 80an, Madura-India dalam
mempunyai kepadatan yang Sangat Rendah sampai tahun 2034. bentuk Dangdut Madura, Madura-Barat dalam bentuk Musik
4.2.4. Analisa Kondisi Sosial dan Budaya Strèkan, Jawa-Tionghoa dalam bentuk bahasa Jawa ala
Masyarakat pada kawasan perencanaan didominasi oleh Situbondoan, dan lainnya.
keturunan suku Madura. Secara budaya orang madura memiliki 4.2.5. Masalah
kekerabatan yang kuat dan tradisi pencaharian mereka adalah Setelah menganalisis hal tersebut maka dapat diambil
bertani. Kecenderungan bermukim masyarakat Madura adalah kesimpulan bahwa terdapat masalah pada kependudukan di
berkelompok, dari segi bahasa masyarakat madura memiliki bahasa kecamatan Panji. Pada kecamatan panji sekitar 41,95% masyarakat
khusus yaitu bahasa Madura. Masyarakat Madura di Kabupaten kecamatan panji berada di Kelurahan Mimbaan. Sementara 4,56%
Situbondo merupakan sebagai masyarakat asli di Kabupaten masyarakat Kabupaten Situbondo berada di kelurahan Mimbaan.
Situbondo sendiri. Masyarakat Situbondo memiliki budaya adalah Hal ini menjadi masalah tersendiri mengingat pada kelurahan di
upacara pertunangan sampai kematian (lalamaran, aparlo, sekitar Mimbaan pertumbuhan penduduknya tidak merata.
salametan kandung, peret kandung, molang are, toron tana, sonata, Sehingga perlu diadakan program program terkait untuk mengatasi
kifayah, tahlilan, lo’tello, to’petto, pak polo, nyatos, naon, nyaebu, permasalahan ini.
haul); Kemetan (sumbangan untuk selametan desa), Ajeruk (biasa 4.2.6. Kebijakan Terkait
dilaksanakan sebelum panen di sawah), Ale’ Sellek Koto. Pada dokumen RDTR kecamatan Panji mengatur mengenai
Berdasarkan sejarahnya, Situbondo (Panarukan) merupakan kependudukan adalah :
kawasan yang didesain oleh Belanda sebagai kawasan Penyediaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan
metropolis dan industrial. Dampak dari kawasan metropolis ialah jumlah penduduk pada tahun proyeksi selama 20 tahun
menjadikan Situbondo sebagai pusat bertemunya beberapa kedepan.
masyarakat dari berbagai daerah dan etnik. Secara kultural, Perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk akan
ekspresi budaya tersebut masih dapat ditelusuri hingga saat ini. diiringi dengan meningkatnya kebutuhan perumahan. Pola
Situbondo memiliki beberapa ekspresi kebudayaan yang pengembangan perumahan di Perkotaan Panji, selain
merupakan hasil dari proses interaksi kultural yang berlangsung disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan dari pola penduduk
sejak lama yang kemudian menjadi bentuk akulturasi budaya pendukungnya, juga disesuaikan dengan karakter
seperti: Jawa-Madura dalam bentuk pertunjukan mamaca dan permukiman eksisting serta pengaturan pengembangan
wayang topeng, Madura-Arab dalam bentuk Syi’ir Madura, fasilitas. Arahan pengembangan zona perumahan pada
Hadrah, Gambus, dan drama Al Badar, Madura-Tionghoa perkotaan Panji adalah :
21
o Perumahan Kepadatan Sedang (R3)
o Perumahan Kepadatan Rendah (R4)
4.3. Analisa Perekonomian Kawasan
22
Tabel 6 Tabel PDRB Kabupaten Situbondo
Sektor/Sub Sektor 2014 2015 2016 2017* 2018**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 844 484,99 5 361 703,36 5 784 981,77 5 996 429,79 6 169 026,71
B Pertambangan dan Penggalian 259 719,00 287 478,67 303 089,88 333 658,61 363 444,78
C Industri Pengolahan 2 102 097,47 2 380 783,16 2 665 543,53 2 908 644,81 3 280 030,86
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 16 947,72 18 588,25 20 021,43 21 575,64 22 847,02
F Konstruksi 1 031 621,54 1 094 488,49 1 206 736,05 1 333 573,79 1 422 478,46
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1 912 054,15 2 139 031,04 2 418 847,33 2 722 703,22 3 045 102,52
H Transportasi dan Pergudangan 311 825,56 355 475,03 400 001,79 447 525,59 492 985,25
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 223 846,09 254 962,08 291 486,55 331 430,20 367 250,59
J Informasi dan Komunikasi 631 820,02 696 955,30 771 289,51 838 645,02 902 063,91
K Jasa Keuangan dan Asuransi 385 156,93 439 081,60 499 145,20 554 278,51 610 860,60
L Real Estat 180 602,15 207 737,20 231 993,58 253 035,51 280 528,96
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 472 018,47 487 538,69 523 664,66 560 790,68 618 282,70
P Jasa Pendidikan 531 408,70 582 712,22 630 830,99 664 398,05 721 867,54
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 112 451,53 123 572,31 132 060,24 143 984,73 153 270,58
R,S,T,U Jasa lainnya 261 592,98 297 801,23 326 230,32 350 780,32 386 499,11
Produk Domestik Regional Bruto 13 338 818,12 14 795 652,68 16 280 756,23 17 545 016,03 18 930 306,27
0% 0%
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
LQ >1 maka disebut sektor basis dan menunjukkan
adanya kegiatan ekspor
LQ = 1 maka menunjukkan potensial yang sama dengan
sektor yang sejenis di daerah tertentu
LQ < 1 maka menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak
mampu untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan
adanya kecenderungan import.
Pada tabel analisa diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi dan Komunikasi
komoditas pertama yang dapat dikembangkan pada kabupaten Jasa Keuangan dan Asuransi
Situbondo merupakan : Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Wajib
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Jasa Pendidikan
Ulang Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Pada daerah perencanaan dapat dirasakan bahwa dampak kwintal pada tahun 2003 menjadi 3.357.320 kwintal atau
yang paling besar terjadi pada pasar mimbaan yang komoditas meningkat 112 %.
perdagangan disana adalah menjual produk pertanian. Sementara o Perkebunan di Kebupaten Situbondo tersebar dibeberapa
pada Sektor Informasi dan Komunikasi pada koridor kami terlihat kecamatan dengan jenis-jenis komoditi kelapa, kopi,
adanya Kantor Pusat Telkom Cabang Situbondo sehingga tembakau, kapuk, kapas, asam jawa, siwalan, cengkeh,
kebutuhan mengenai sektor informasi dan komunikasi dapat jambu mente, pinang dan biji jarak.
terpenuhi. o Potensi Perikanan di Kabupaten Situbondo terkonsentrasi
Pada sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan diwilayah pantai dengan usaha-usaha penangkapan ikan di
Jaminan Sosial Wajib dan Jasa Pendidikan cukup lengkap pada laut, budidaya tambak, budidaya air tawar, budidaya air
koridor perencanaan kami, dengan adanya pasar mimbaan laut, pembenihan, dan usaha pengolahan.
menambah dampak yang luar biasa terhadap perekonomian o Potensi pertambangan yang cukup menonjol adalah
kabupaten Situbondo pertambangan mineral golongan batuan yaitu meliputi :
4.3.5. Potensi batu kapur, tanah liat, batu kali/ gunung.
Potensi Ekonomi wilayah Kabupaten Situbondo menurut o Potensi Perindustrian di Kabupaten Situbondo cukup besar
Dokumen RTRW: didukung dengan keberadaan pabrik besar (pabrik gula)
o Potensi Hutan Produksi di Kaubupaten Situbondo memiliki serta dukungan pabrik-pabrik lainnya yaitu industri rumah
luas 5.659 Ha, dimana hutan produksi yang paling dominan tangga baik makanan maupun kerajinan.
berada di Kecamatan Banyuputih, yaitu hutan jati di 4.3.6. Penunjang Aktifitas ekonomi
perbatasan Taman Nasional Baluran dengan Banyuwangi Dalam perekonomian kawasan penunjang aktifitas
Utara, selanjutnya adalah Kendit dan Bungatan. merupakan salah satu kondisi terpenting dalam aktifitas ekonomi.
o Potensi sawah seluas 32.456 Ha dengan produksi 1.718.825 Sementara kegiatan ekonomi adalah semua aktivitas atau kegiatan
Kw. Sehingga kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk yang dilakukan oleh manusia dalam upaya untuk pemenuhan
penggunaan lahan perkotaan serta kegiatan perdesaan kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi juga dapat diartikan
berupa peningkatan hasil pertanian. sebagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan
o Potensi holtikultura di kabupaten Situbondo terkonsentrasi untuk memperoleh barang atau jasa, serta demi mencapai
pada buah-buahan dengan jenis mangga, karena semua kemakmuran hidupnya. Kegiatan ekonomi dibedakan menjadi 3
kecamatan di Kabupaten Situbondo sebagai penghasil yaitu :
mangga. Produksi di tahun 2004 meningkat dari 1.577.180
1. Produksi, kegiatan menghasilkan dan menambah nilai guna
suatu barang dan jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan.
2. Konsumsi, kegiatan menghabiskan dan mengurangi nilai
guna suatu barang atau jasa secara sekaligus atau berangsur-
angsur (bertahap).
3. Distribusi, kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen.
Dalam koridor perencanaan terdapat pasar Mimbaan yang
menjadi aktifitas penunjang dalam perekonomian. Hal ini Gambar 6 Penunjang Aktifitas Ekonomi Segmen 1
dikarenakan masyarakat pada koridor perencanaan Pedagang kaki lima yang berada di sekitar pasar Mimbaan
menggantungkan hidupnya pada kegiatan perekonomian dan jasa. merupakan pedagang kaki lima yang diberi sebuah lapak tersendiri
Selain pada pasar Mimbaan sendiri kondisi penunjang aktifitas oleh pemerintah daerah sehingga mereka sudah diatur untuk
ekonomi berada pada sekitar pasar Mimbaan masyarakat disana berjualan pada bahu jalan pasar mimbaan. Rata rata penjualan pada
membuka kegiatan perdagangan seperti pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima disana merupakan pedagang makanan.
Sementara pada pasar Mimbaaan sendiri merupakan pasar
penunjang aktifitas ekonomi kabupaten Situbondo sendiri. Segala
komoditas serta sektor unggulan yang terdapat pada Situbondo
sendiri dijual ke pasar Mimbaan.
Terminal Siubondo sendiri merupakan terminal yang
menjadi pusat pelayanan transportasi utama pada Situbondo
mengingat terminal Situbondo sendiri merupakan salah satu
terminal induk yang mendukung aktifitas perekonomian koridor
perencanaan.
Gambar 8 Permasalahan Pedagang kaki lima di trotor (survey
primer, 2019)
b. Permasalahan
Kawasan perencanaan pada segmen 1 merupakan
kawasan yang memiliki aktivitas pergerakan tinggi.
Karena, kawasan tersebut memiliki karakteristik
perdagangan jasa dan kawasan pemerintahan.
Pada kawasan perencanaan segmen 1 masih kurangnya
lahan sebagai lahan parkir. Kendaraan roda dua dan
empat sering dijumpai parkir di pinggir jalan. Hal
tersebut, akan menjadikan potensi permasalahan yakni
Gambar 10 Peta Penggunaan Lahan Segmen 1
bahaya bagi pengendara lain dan menghambat sirkulasi.
Pada kawasan perencanaan segmen 1 terdapat Pedagang Kaki a. Kondisi Faktual
Lima (PKL) yang menjadikan trotoar sebagai lahan berjualan
Segmen 2 (Koridor Jl. Basuki Rahmat - Jl Madura – Jl.
dan membuka jasa. Hal tersebut, tentunya mengalih fungsikan
Bawean – Jl. Jawa – Jl. Irian Jaya)
fungsi trotoar yang seharusnya digunakan sebagai lahan bagi
Jenis penggunaannya terdiri dari : perdagangan jasa dan
permukiman.
Tabel 18 Peruntukan Lahan Mikro Segmen 2
2. Pendidikan
SDN 3 Mimbaan
5. Permasalahan
Kurangnya Ruang Terbuka Hijau Privat pada fasilitas
pelayanan social
Sepanjang trotoar dimanfaatkan sebagai lahan untuk
dijadikan bangunan semi permanen. Hal tersebut tentunya
membuat koridor tersebut tidak tertata dengan baik dan
3. Perdagangan, terdiri dari :
membahayakan karena beberapa bangunan semi permanen
Toko bangunan, dealer, showroom
berdekatan dengan sungai.
Ruko dan warung yang berada pada koridor sekitar Jalan
Peruntukan lahan sebagai RTH masih minim mengingat
Raya Pantura.
luas permukiman juga lumayan besar. Pembangunan
Pasar Seni dan Pusat Oleh-oleh
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik diharapkan mampu
Roxy Mall
menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan lahan
Memanfaatkan lahan kosong sebagai
pertanian dapat dijadikan
Ruang Terbuka Hijau Publik yang
sebagai sumber
dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi Memberikan kebijakan berupa sanksi terhadap
Peluang (Opportunities)
perekonomian.
dan edukasi bagi masyarakat sekitar penyalahgunaan trotoar.
Dapat menciptakan usaha
Memberikan edukasi pada masyarakat Memberikan wadah bagi Pedagang Kaki Lima
baru dari ketersediaan
pelaku sector pertanian supaya dapat (PKL) seperti food court atau pujasera untuk
bangunan-bangunan yang
menjadikan sector pertaniannya lebih menanggulangi penyalahgunaan bahu jalan dan
ada pada kawasan
berkualitas dan mendukung trotoat.
perdagangan jasa
perekonomian. Memberikan jalur disabilitas dan karakteristik
Peruntukan lahan yang
Memanfaatkan bangunan untuk disewa pada jalur pedestrian
sesuai akan menjadikan
atau dijual sebagai fungsi perdagangan Pengembangan RTH Taman
kawasan perencanaan
jasa.
lebih tertata
Penggunaan lahan jika Strategi yang menggunakan kekuatan Perlunya kebijakan intensif dan
Tantangan
(Threats)
Sector pertanian akan
Pembangunan pada sector kawasan perencanaan
dijadikan sebagai
perdagangan jasa, pertanian, dan
kawasan terbangun
permukiman harus seimbang dengan
adanya RTH
1.30 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 100% Tidak Sesuai
No Guna Lahan Sisi Ketentuan Eksisting KDB Kesesuaian KDB
1.31 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 100% Tidak Sesuai
KDB KDH
1.32 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 50% Sesuai
1.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.33 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.2 Peribadatan Utara 60% 10% 60% Sesuai
1.34 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.3 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.35 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.4 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.36 Perumahan Kepadatan Rendah Selatan 70% 10% 70% Sesuai
1.5 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.37 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.6 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 50% Sesuai
1.38 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.7 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.39 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.8 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.40 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.9 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 40% Sesuai
1.41 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.10 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.42 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.11 Peribadatan Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai
1.43 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.12 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.44 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.13 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 100% Tidak Sesuai
1.45 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.14 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.46 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 100% Tidak Sesuai
1.15 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai
1.16 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai Sumber : Data Primer (2019)
1.17 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 60% Sesuai
1.18 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 60% Sesuai Grafik Kesesuaian Intensitas KDB (Segmen 1)
1.19 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 80% Tidak Sesuai
1.20 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai
1.21 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai 17%
1.22 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai Tidak Sesuai
1.23 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai Sesuai
1.24 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai
83%
1.25 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai
1.26 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai
1.27 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 90% Tidak Sesuai
KDB KDH
2.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.3 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.4 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.5 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.10 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.11 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.14 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.15 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.16 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.17 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 100% Tidak Sesuai
2.18 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.20 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.22 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.25 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 10% 90% Tidak Sesuai
Gambar 15 Peta KDB Segmen 1 2.26 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 60% Sesuai
2.27 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai
B. KDB Segmen 2
2.28 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 50% Sesuai
2.29 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 50% Sesuai 2.61 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 40% Sesuai
2.30 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai 2.62 pemerintahan Utara 60% 20% 50% Sesuai
2.31 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai 2.63 perdagangan dan jasa deret Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.32 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai 2.64 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 30% Sesuai
2.33 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
Sumber : Data Primer (2019)
2.34 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 60% Sesuai
2.35 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.36 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
Grafik Kesesuaian Intensitas KDB (Segmen 2)
2.37 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.38 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 75% Tidak Sesuai
2.40 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 20% 70% Tidak Sesuai 28%
Tidak Sesuai
2.41 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai Sesuai
2.42 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai 72%
2.43 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.44 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.45 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.46 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.47 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
Grafik 3 Kesesuaian KDB
2.48 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai terhadap wilayah eksisting (2019)
2.49 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.50 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.51 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.52 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.53 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.54 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
2.55 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.56 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 90% Tidak Sesuai
2.57 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.58 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
2.59 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai
No Guna Lahan Arah Ketentuan Eksisting KDB KDB 3.30 Pemerintahan Utara 60% 20% 40% Sesuai
KDB KDH 3.31 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 40% Sesuai
3.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai 3.32 pemerintahan Utara 60% 20% 50% Sesuai
3.2 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai 3.33 perdagangan dan jasa deret Utara 60% 10% 70% Tidak Sesuai
3.3 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 80% Tidak Sesuai 3.34 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 30% Sesuai
Gambar 17 Peta KDB Segmen 3 1.27 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
4.5.3. Koefisien Dasar Hijau 1.29 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 70% 20% 0% Tidak Sesuai
Tabel 25 Tabel Koefisien Dasar Hijau 1.30 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
No Guna Lahan Sisi Ketentuan Eksisting Kesesuaian KDH 1.31 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
KDH
KDB KDH 1.32 Perumahan Kepadatan Sedang Selatan 60% 10% 20% Sesuai
1.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 1.33 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.2 Peribadatan Utara 60% 10% 15% Sesuai 1.34 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.3 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 1.35 Perdagangan dan Jasa Selatan 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.4 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 1.36 Perumahan Kepadatan Rendah Selatan 70% 10% 0% Tidak Sesuai
1.37 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.23 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.38 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.24 Pendidikan Utara 65% 10% 10% Sesuai
1.39 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.25 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 10% 0% Tidak Sesuai
1.40 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.26 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai
1.41 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.27 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.42 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.28 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 40% Sesuai
1.43 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.29 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 30% Sesuai
1.44 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.30 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
1.45 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.31 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
1.46 Perdagangan dan Jasa Barat 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.32 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
2.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.33 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.2 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 15% Sesuai 2.34 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 10% Tidak Sesuai
2.3 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.35 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.4 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.36 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.5 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.37 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.6 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai 2.38 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.7 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai 2.39 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 10% Tidak Sesuai
2.8 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai 2.40 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 20% 5% Tidak Sesuai
2.9 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 30% Sesuai 2.41 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.10 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.42 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.11 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.43 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
2.12 Pemerintahan Utara 60% 20% 10% Tidak Sesuai 2.44 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.13 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 20% Sesuai 2.45 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.14 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 10% Sesuai 2.46 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.15 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.47 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
2.16 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.48 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.17 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.49 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.18 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 10% Sesuai 2.50 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.19 Pendidikan Utara 65% 10% 10% Sesuai 2.51 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.20 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.52 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.21 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.53 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.22 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 2.54 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
2.55 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.23 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.56 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.24 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
2.57 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.25 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.58 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.26 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.59 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.27 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.60 Pemerintahan Utara 60% 20% 20% Sesuai 3.28 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.61 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 50% Sesuai 3.29 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.62 pemerintahan Utara 60% 20% 20% Sesuai 3.30 Pemerintahan Utara 60% 20% 20% Sesuai
2.63 perdagangan dan jasa deret Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai 3.31 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 50% Sesuai
2.64 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai 3.32 pemerintahan Utara 60% 20% 20% Sesuai
3.1 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 3.33 perdagangan dan jasa deret Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai
3.2 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 5% Tidak Sesuai 3.34 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 20% Sesuai
3.5
3.6
Perdagangan dan Jasa
Utara
60%
60%
10%
10%
0%
0%
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Kesusaian Koefisien Dasar Hijau
3.7 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
3.9 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 70% 20% 10% Tidak Sesuai 20%
Tidak Sesuai
3.10 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 20% 5% Tidak Sesuai
Sesuai
3.11 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
3.19 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai 4.5.4. Koefisien Lantai Bangunan
3.20 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai Tabel 26 Koefisien Lantai Bangunan
3.21 Perdagangan dan Jasa Utara 60% 10% 0% Tidak Sesuai
2.18 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.50 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.19 Pendidikan Utara 2 1 Sesuai 2.51 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.20 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.52 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.21 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.53 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.22 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.54 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.23 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.55 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.24 Pendidikan Utara 1,2 1 Sesuai 2.56 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.25 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai 2.57 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.26 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.58 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.27 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.59 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai
2.28 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai 2.60 Pemerintahan Utara 1,4 1,4 Sesuai
2.29 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai 2.61 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,4 Tidak Sesuai
2.30 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.62 pemerintahan Utara 1,4 1,4 Sesuai
2.31 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.63 perdagangan dan jasa deret Utara 1,2 1,4 Tidak Sesuai
2.32 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 2.64 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,4 Tidak Sesuai
2.33 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 3.1 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.34 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai 3.2 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.35 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 3.3 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.36 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 3.4 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai
2.37 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 3.5 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.38 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai 3.6 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.39 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai 3.7 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.40 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.8 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.41 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.9 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 1,2 1 Sesuai
2.42 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.10 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai
2.43 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.11 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
2.44 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.12 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
2.45 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.13 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
2.46 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.14 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
2.47 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,2 Sesuai 3.15 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
2.48 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 2 Tidak Sesuai 3.16 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
3.17 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai
3.19 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1,1 Sesuai Gambar 18 KLB Segmen 1
3.20 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 2 Tidak Sesuai
3.34 Perdagangan dan Jasa Utara 1,2 1 Sesuai Gambar 19 KLB Segmen 2
Sumber : Data Primer, 2019
1.25 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai
Gambar 20 KLB Segmen 3
1.26 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai
4.5.5. Garis Sempadan Bangunan 1.27 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai
1.1 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.33 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 3 Tidak Sesuai
1.2 Peribadatan Utara 10 10 Sesuai 1.34 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 3 Tidak Sesuai
1.3 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.35 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 3 Tidak Sesuai
1.4 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.36 Perumahan Kepadatan Rendah Selatan 4 3 Tidak Sesuai
1.5 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.37 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.6 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 6 10 Sesuai 1.38 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.7 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.39 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.8 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.40 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.9 Perdagangan dan Jasa Utara 4 10 Sesuai 1.41 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.10 Perdagangan dan Jasa Utara 4 6 Sesuai 1.42 Perdagangan dan Jasa Barat 4 0 Tidak Sesuai
1.11 Peribadatan Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.43 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.12 Perdagangan dan Jasa Utara 4 1 Tidak Sesuai 1.44 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.13 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 4 2 Tidak Sesuai 1.45 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.14 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 1.46 Perdagangan dan Jasa Barat 4 3 Tidak Sesuai
1.15 Perdagangan dan Jasa Utara 4 5 Sesuai 2.1 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.16 Perdagangan dan Jasa Utara 4 8 Sesuai 2.2 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.17 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.3 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.18 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.4 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.19 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai 2.5 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.20 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 6 Sesuai 2.6 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.21 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 0 Tidak Sesuai 2.7 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.22 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai 2.8 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.23 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai 2.9 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
1.24 Perdagangan dan Jasa Selatan 4 4 Sesuai 2.10 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.11 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.43 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.12 Pemerintahan Utara 4 7 Sesuai 2.44 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.13 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 7 Tidak Sesuai 2.45 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.14 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.46 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.15 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.47 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.16 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.48 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.17 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.49 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.18 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.50 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.19 Pendidikan Utara 4 6 Sesuai 2.51 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.20 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.52 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.21 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.53 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.22 Perdagangan dan Jasa Utara 2 3 Sesuai 2.54 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.23 Perdagangan dan Jasa Utara 6 6 Sesuai 2.55 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.24 Pendidikan Utara 4 4 Sesuai 2.56 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.25 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.57 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.26 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.58 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.27 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.59 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.28 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 4 7 Sesuai 2.60 Pemerintahan Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.29 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 10 Tidak Sesuai 2.61 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.30 Perdagangan dan Jasa Utara 4 8 Sesuai 2.62 pemerintahan Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.31 Perdagangan dan Jasa Utara 4 8 Sesuai 2.63 perdagangan dan jasa deret Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.32 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 2.64 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.33 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.1 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.34 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 3 Tidak Sesuai 3.2 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.35 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.3 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.36 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.4 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 8 Tidak Sesuai
2.37 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.5 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.38 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.6 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.39 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 10 Tidak Sesuai 3.7 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.40 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.8 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
2.41 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.9 Perumahan Kepadatan Rendah Utara 15 8 Tidak Sesuai
2.42 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai 3.10 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
3.11 Perdagangan dan Jasa Utara 4 3 Tidak Sesuai
19%
Tidak Sesuai
Sesuai
81%
bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Bangunan kunci biasanya
menjadi bangunan pertama yang akan diingat / diamati oleh
masyarakat yang melintasi daerah tersebut. Adapun beberapa
bangunan kunci yang ada di koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya
Pantura, yaitu Pasar Mimbaan, Terminal Situbondo, serta Pusat
Perbelanjaan Roxy.
Pasar Mimbaan
Gambar 22 Peta GSB Segmen 2 Pasar Mimbaan merupakan bangunan yang menjadi sentral
bagi daerah / kawasan Panji. Pasar Mimbaan menjadi salah satu
bangunan yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan dan
jasa, terutama di kawasan Panji.
o Analisis Berdasarkan Arsitektur Bangunan
Pasar Mimbaan merupakan bangunan yang memiliki
peranan penting didalam kawasan perdagangan dan jasa,
khususnya yang ada di Kecamatan Panji sendiri. Dilihat dari
kondisi eksistingnya, bangunan Pasar Mimbaan sendiri merupakan
bangunan dengan 2 lantai serta memiliki ruang terbuka yang tidak
begitu luas yang ada di tengah-tengah bangunan tersebut.
Kemudian, dari sisi samping kanan dan kiri bangunan, terdapat
beberapa perubahan dari segi bangunannya itu sendiri, mulai dari
ketinggian, arsitektur bangunan yang sudah semakin modern,
ditambah dengan penambahan RTH umum yang ada di sekitar
Gambar 23 Peta GSB Segmen 3 kawasan Pasar Mimbaan itu sendiri.
Dari hasil analisis, Pasar Mimbaan bisa dikatakan sebagai
4.6. Analisis Bangunan dan Lingkungan
bangunan kunci yang ada disekitar kawasan Panji, Situbondo. Hal
4.6.1. Analisis Bangunan Kunci itu bisa terlihat dari arsitektur bangunan yang mengarah ke
Bangunan Kunci merupakan sebuah bangunan yang bangunan kuno serta memiliki ketinggian yang berbeda dengan
menjadi ciri khas atau bangunan yang menjadi salah satu daya tarik bangunan-bangunan yang ada disekitarnya. Arsitektur bangunan
dari Pasar Mimbaan sendiri memiliki ciri khas Jawa, dimana kawasan Panji membuat sirkulasi yang ada di sekitar Pasar
terdapat berundak yang menjadi ikon dari bangunan berarsitektur Mimbaan menjadi cukup ramai. Hal itu juga menyebabkan
Jawa. Akan tetapi, di sekitar Pasar Mimbaan tersebut belum kawasan Pasar Mimbaan juga ramai. Hal itu yang menjadi alasan
memperlihatkan corak Kota Situbondo, seperti batik, atau beberapa Pasar Mimbaan menjadi bangunan kunci yang ada di koridor Jl.
corak lainnya yang ada di kawasan Pasar Mimbaan tersebut, Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura.
sehingga diperlukan pembentukan corak yang khas yang
ditempatkan di sekitar bangunan Pasar Mimbaan.
Gambar 26 Peta Persebaran Bangunan Kunci di Koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura, Panji, Situbondo
Sumber : Data Primer 2019
4.5.1. Analisis Sifat dan Kondisi Bangunan Analisis Sifat dan Kondisi Bangunan ini mencakup beberapa
Analisis sifat dan kondisi bangunan merupakan salah satu bahasan, antara lain yaitu, bagaimana sifat dari bangunan tersebut,
analisis yang dibutuhkan dalam membuat produk perencanaan. mulai dari status kepemilikan serta sifat dan fungsi dari suatu
bangunan. Selain itu, kondisi bangunan merupakan analisis yang warna yang berbeda-beda tiap
mencakup detail dari bangunan tersebut, mulai dari arsitektur bangunannya.
bangunan, penataan bangunan, serta ciri khas dari bangunan Material : Mayoritas bangunan
terhadap suatu kawasan / wilayah. bermaterial beton dan atap
a. Analisis Sifat Bangunan Segmen 1 rangka baja.
Bangunan merupakan salah satu bagian penting dari Skala : Skala bangunan hampir
berbagai aspek perencanaan yang harus dianalisis di kawasan / sama di satu blok bangunan.
koridor perencanaan. Analisis sifat bangunan mencakup beberapa Langgam : Belum terlihat
aspek, antara lain yaitu fungsi dari bangunan, serta status langgam di blok bangunan.
kepemilikan bangunan di suatu kawasan. Di koridor perencanaan Perjas 1.3 Warna : Mayoritas memiliki
Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura, penataan bangunan dibagi warna yang berbeda-beda tiap
menjadi 3 segmen, yakni segmen 1 yang mencakup sebagian Jl. bangunannya.
Basuki Rahmat serta kawasan Pasar Mimbaan (Jl. Madura, Jl. Material : Mayoritas bangunan
Sepudi, Jl. Irian Jaya, dan Jl. Jawa). Kemudian, disegmen 2 bermaterial beton dan atap
mencakup sebagian Jl. Basuki Rahmat serta di segmen 3 mencakup rangka baja.
Jl. Raya Pantura. Selain itu, pada tiap segmen, dibagi menjadi Skala : Skala bangunan hampir
beberapa blok bangunan. sama di satu blok bangunan.
Tabel 28 Analisis Sifat Bangunan Segmen 1 Langgam : Belum terlihat
langgam di blok bangunan.
Guna Lahan Nomor Keterangan Permukiman 1.4 Warna : Mayoritas memiliki
Blok warna yang berbeda-beda tiap
Perjas 1.1 Warna : Mayoritas memiliki bangunannya.
warna yang berbeda-beda tiap Material : Mayoritas bangunan
bangunannya. bermaterial beton dan atap
Material : Mayoritas bangunan rangka baja.
bermaterial beton dan atap Skala : Skala bangunan hampir
rangka baja. sama di satu blok bangunan.
Skala : Skala bangunan hampir Mayoritas bangunan dengan
sama di satu blok bangunan. skala kecil.
Langgam : Belum terlihat Langgam : Belum terlihat
langgam di blok bangunan. langgam di blok bangunan.
Permukiman 1.2 Warna : Mayoritas memiliki Mixed Use 1.5 Warna : Warna bangunan
hampir sama dikarenakan rangka baja.
terdapat beberapa baris Skala : Skala bangunan hampir
bangunan ruko. sama di satu blok bangunan.
Material : Mayoritas bangunan Langgam : Belum terlihat
bermaterial beton dan atap langgam di blok bangunan.
rangka baja. Perjas 1.8 Warna : Mayoritas memiliki
Skala : Skala bangunan hampir warna yang berbeda-beda tiap
sama di satu blok bangunan. bangunannya.
Ada bangunan masjid yang Material : Mayoritas bangunan
memiliki skala lebih besar dari bermaterial beton dan atap
bangunan disekitarnya. rangka baja. Ada juga beberapa
Langgam : Hanya terdapat satu bangunan semi permanen yang
bangunan yang memiliki corak terbuat dari anyaman bambu.
khas, yakni Masjid Al-Jihad Skala : Skala bangunan hampir
Perjas 1.6 Warna : Mayoritas memiliki sama di satu blok bangunan.
warna yang sama tiap Langgam : Belum terlihat
bangunannya, dikarenakan blok langgam di blok bangunan.
bangunan merupakan ruko. Perjas 1.9 Warna : Mayoritas memiliki
Material : Mayoritas bangunan warna yang berbeda-beda tiap
bermaterial beton dan atap bangunannya.
rangka baja. Material : Mayoritas bangunan
Skala : Skala bangunan hampir bermaterial beton dan atap
sama di satu blok bangunan. rangka baja. Ada juga beberapa
Langgam : Belum terlihat bangunan semi permanen yang
langgam di blok bangunan. terbuat dari anyaman bambu.
Hanya terlihat memiliki Skala : Skala bangunan hampir
keserasian warna. sama di satu blok bangunan.
Perjas 1.7 Warna : Mayoritas memiliki Langgam : Belum terlihat
warna yang berbeda-beda tiap langgam di blok bangunan.
bangunannya. Mixed Use 1.10 Warna : Mayoritas memiliki
Material : Mayoritas bangunan warna yang berbeda-beda tiap
bermaterial beton dan atap bangunannya. Mayoritas
pemberian warna berdasarkan langgam di blok bangunan.
fungsi bangunan. Perjas 1.13 Warna : Mayoritas memiliki
Material : Mayoritas bangunan warna yang sama tiap
bermaterial beton dan atap bangunannya, dikarenakan
rangka baja. merupakan ruko dengan satu
Skala : Skala bangunan hampir jenis perdagangan.
sama di satu blok bangunan. Material : Mayoritas bangunan
Langgam : Belum terlihat bermaterial beton dan atap
langgam di blok bangunan. rangka baja.
Mixed Use 1.11 Warna : Mayoritas memiliki Skala : Skala bangunan hampir
warna yang berbeda-beda tiap sama di satu blok bangunan.
bangunannya. Mayoritas Langgam : Belum terlihat
pemberian warna berdasarkan langgam di blok bangunan.
fungsi bangunan. Fasum & 1.14 Warna : Memiliki warna yang
Material : Mayoritas bangunan Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan
bermaterial beton dan atap yang sesuai dengan dinas /
rangka baja. fungsi bangunannya.
Skala : Skala bangunan hampir Material : Mayoritas bangunan
sama di satu blok bangunan. bermaterial beton dan atap
Langgam : Belum terlihat rangka baja.
langgam di blok bangunan. Skala : Skala bangunan hampir
Perjas 1.12 Warna : Mayoritas memiliki sama di satu blok bangunan.
warna yang sama tiap Langgam : Memiliki corak
bangunannya, dikarenakan batik khas di bagian depan
merupakan ruko dengan satu bangunan.
jenis perdagangan. Fasum & 1.15 Warna : Memiliki warna yang
Material : Mayoritas bangunan Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan
bermaterial beton dan atap yang sesuai dengan dinas /
rangka baja. fungsi bangunannya.
Skala : Skala bangunan hampir Material : Mayoritas bangunan
sama di satu blok bangunan. bermaterial beton dan atap
Langgam : Belum terlihat rangka baja.
Skala : Skala bangunan hampir di blok ini.
sama di satu blok bangunan. Material : Mayoritas bangunan
Langgam : Memiliki corak bermaterial beton dan atap
batik khas di bagian depan rangka baja.
bangunan. Skala : Skala bangunan hampir
Fasum & 1.16 Warna : Memiliki warna yang sama di satu blok bangunan.
Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan Langgam : Belum terlihat
yang sesuai dengan dinas / langgam di blok bangunan.
fungsi bangunannya. Fasum & 1.19 Warna : Memiliki warna yang
Material : Mayoritas bangunan Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan
bermaterial beton dan atap yang sesuai dengan dinas /
rangka baja. fungsi bangunannya.
Skala : Skala bangunan hampir Material : Mayoritas bangunan
sama di satu blok bangunan. bermaterial beton dan atap
Langgam : Memiliki corak rangka baja.
batik khas di bagian depan Skala : Skala bangunan hampir
bangunan. sama di satu blok bangunan.
Fasum & 1.17 Warna : Memiliki warna yang Langgam : Memiliki corak
Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan batik khas di bagian depan
yang sesuai dengan dinas / bangunan.
fungsi bangunannya. Fasum & 1.20 Warna : Memiliki warna yang
Material : Mayoritas bangunan Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan
bermaterial beton dan atap yang sesuai dengan dinas /
rangka baja. fungsi bangunannya.
Skala : Skala bangunan hampir Material : Mayoritas bangunan
sama di satu blok bangunan. bermaterial beton dan atap
Langgam : Memiliki corak rangka baja.
batik khas di bagian depan Skala : Skala bangunan hampir
bangunan. sama di satu blok bangunan.
Perjas 1.18 Warna : Memiliki warna yang Langgam : Memiliki corak
khas pada bangunannya, warna batik khas di bagian depan
sebagai ciri khas blok bangunan bangunan.
Fasum & 1.21 Warna : Memiliki warna yang disekitarnya.
Pemerintahan mencolok, yakni pewarnaan Langgam : Memiliki ornamen
yang sesuai dengan dinas / Jawa, terutama di bagian
fungsi bangunannya. gerbang bangunan.
Material : Mayoritas bangunan Perjas 1.24 Warna : Memiliki pewarnaan
bermaterial beton dan atap yang seirama karena merupakan
rangka baja. bangunan baru.
Skala : Memiliki skala Material : Mayoritas bangunan
bangunan yang lebih besar bermaterial beton dan atap
daripada bangunan disekitarnya. rangka baja.
Langgam : Belum memiliki Skala : Skala bangunan hampir
langgam di bangunannya. sama di satu blok bangunan.
Perjas 1.22 Warna : Mayoritas memiliki Langgam : Belum terlihat
warna yang sama dengan langgam di blok bangunan.
bangunan yang memiliki skala Permukiman 1.25 Warna : Mayoritas memiliki
lebih besar di sekitarnya. warna yang berbeda-beda tiap
Material : Mayoritas bangunan bangunannya.
bermaterial beton dan atap Material : Mayoritas bangunan
rangka baja. bermaterial beton dan atap
Skala : Skala bangunan hampir rangka baja.
sama di satu blok bangunan. Skala : Skala bangunan hampir
Langgam : Belum terlihat sama di satu blok bangunan.
langgam di blok bangunan. Langgam : Belum terlihat
Perjas 1.23 Warna : Memiliki warna khas langgam di blok bangunan.
yang menunjukkan bahwa Perjas 1.26 Warna : Mayoritas memiliki
bangunan memiliki peran vital warna yang berbeda-beda tiap
di kawasannya. bangunannya.
Material : Mayoritas bangunan Material : Mayoritas bangunan
bermaterial beton dan atap bermaterial beton dan atap
rangka baja. rangka baja.
Skala : Skala bangunan lebih Skala : Skala bangunan hampir
besar daripada bangunan sama di satu blok bangunan.
Langgam : Belum terlihat Tabel Analisis Sifat dan Kondisi Bangunan Segmen 1
langgam di blok bangunan. Sumber : Analisis Data Primer
Perjas 1.27 Warna : Mayoritas memiliki a. Warna
warna yang berbeda-beda tiap Dilihat dari segi warnanya, bangunan yang ada di segmen 1
bangunannya. memiliki warna yang cukup beragam. Akan tetapi ada beberapa
Material : Mayoritas bangunan perbedaan yang cukup terlihat antara bangunan permukiman
bermaterial beton dan atap dengan bangunan pertokoan. Bangunan pertokoan di segmen 1
rangka baja. warnanya lebih mencolok bila dibandingkan dengan warna
Skala : Skala bangunan hampir
bangunan permukiman. Selain itu, warna yang digunakan pada
sama di satu blok bangunan.
Langgam : Belum terlihat bangunan pertokoan cenderung monoton bila dibandingkan dengan
langgam di blok bangunan. bangunan permukiman.
Permukiman 1.28 Warna : Mayoritas memiliki b. Material dan Skala
warna yang berbeda-beda tiap Dilihat dari material bangunannya, mayoritas bangunan di
bangunannya. segmen 1 memiliki material berupa beton, sehingga bangunan
Material : Mayoritas bangunan
tersebut cukup kokoh serta sifat bangunannya juga mayoritas
bermaterial beton dan atap
rangka baja. merupakan bangunan permanen. Selain itu, skala bangunan di
Skala : Skala bangunan hampir segmen 1 juga merupakan skala bangunan besar, dimana bangunan
sama di satu blok bangunan. tersebut memiliki luasan yang cukup luas, terutama bangunan-
Langgam : Belum terlihat bangunan penting, seperti Pasar Mimbaan dan Terminal Situbondo
langgam di blok bangunan. yang memiliki skala bangunan lebih besar bila dibandingkan
Perjas 1.29 Warna : Mayoritas memiliki dengan bangunan yang ada disekitarnya.
warna yang berbeda-beda tiap
c. Langgam
bangunannya.
Material : Mayoritas bangunan Di segmen 1 sendiri, sifat bangunan yang ada di Jl. Basuki
bermaterial beton dan atap Rahmat tergolong bangunan dengan arsitektur bangunan modern.
rangka baja. Hampir sebagian besar lahan yang ada disana merupakan lahan
Skala : Skala bangunan hampir yang difungsikan sebagai kawasan pertokoan / permukiman, dan
sama di satu blok bangunan. hampir seluruh bangunan merupakan bangunan permanen yang
Langgam : Belum terlihat dibangun disekitaran Jl. Basuki Rahmat. Aakan tetapi, ada juga
langgam di blok bangunan.
beberapa bangunan yang menjadi bangunan penting di koridor
perencanaan, antara lain yakni bangunan Pasar Mimbaan serta Perjas 2.1 Warna : Mayoritas memiliki
Terminal Situbondo. warna yang berbeda-beda tiap
bangunannya.
Material : Mayoritas
bangunan bermaterial beton
dan atap rangka baja.
Skala : Skala bangunan
hampir sama di satu blok
bangunan.
Gambar lingkungan di sekitar Gambar bangunan Terminal Langgam : Belum terlihat
Jl. Basuki Rahmat, Panji langgam di blok bangunan.
Contoh Gambar Bangunan Semi permanen di Koridor Segmen 2 (Jl. Basuki c. Analisis Sifat dan Kondisi Bangunan Segmen 3
Rahmat) Tabel 30 Analisis Sifat Bangunan Segmen 3
Sumber : Data Primer
Guna Lahan Nomor Keterangan
Blok
Fasum & 3.1 Warna : Memiliki warna yang berupa goresan batik di gapura
Pemerintahan khas yang sesuai dengan fungsi bagian depan kawasan
bangunan. permukiman.
Material : Mayoritas bangunan RTH 3.4 Tidak terdapat bangunan di
bermaterial beton dan atap blok 3.4.
rangka baja. Perjas 3.5 Warna : Warna bangunan
Skala : Memiliki skala yang hampir sama dikarenakan
beragam, seperti bangunan terdapat beberapa baris bangunan
Gedung Resi dan Oleh-oleh yang ruko.
memiliki skala terbesar di blok Material : Mayoritas bangunan
3.1. bermaterial beton dan atap
Langgam : Memiliki corak khas rangka baja.
di bagian depan bangunan. Skala : Skala bangunan hampir
Permukiman 3.2 Warna : Mayoritas memiliki sama di satu blok bangunan. Ada
warna yang berbeda-beda tiap bangunan pertokoan (Roxy
bangunannya. Square) yang memiliki skala
Material : Mayoritas bangunan lebih besar dari bangunan
bermaterial beton dan atap disekitarnya.
rangka baja. Langgam : Belum terlihat
Skala : Skala bangunan hampir langgam di blok bangunan.
sama di satu blok bangunan. Mixed Use 3.6 Warna : Mayoritas memiliki
Langgam : Belum terlihat warna yang sama tiap
langgam di blok bangunan. bangunannya, dikarenakan blok
Permukiman 3.3 Warna : Mayoritas memiliki bangunan merupakan ruko.
warna yang berbeda-beda tiap Material : Mayoritas bangunan
bangunannya. bermaterial beton dan atap
Material : Mayoritas bangunan rangka baja.
bermaterial beton dan atap Skala : Skala bangunan hampir
rangka baja. sama di satu blok bangunan.
Skala : Skala bangunan hampir Langgam : Belum terlihat
sama di satu blok bangunan. langgam di blok bangunan.
Langgam : Terdapat corak Hanya terlihat memiliki
keserasian warna. sama di satu blok bangunan.
Mixed Use 3.7 Warna : Mayoritas memiliki Langgam : Belum terlihat
warna yang berbeda-beda tiap langgam di blok bangunan.
bangunannya. RTH 3.10 Tidak terdapat bangunan di
Material : Mayoritas bangunan blok 3.10.
bermaterial beton dan atap Permukiman 3.11 Warna : Mayoritas memiliki
rangka baja. warna yang berbeda-beda tiap
Skala : Skala bangunan hampir bangunannya. Mayoritas
sama di satu blok bangunan. pemberian warna berdasarkan
Langgam : Belum terlihat fungsi bangunan.
langgam di blok bangunan. Material : Mayoritas bangunan
Perjas 3.8 Warna : Mayoritas memiliki bermaterial beton dan atap
warna yang berbeda-beda tiap rangka baja.
bangunannya. Skala : Skala bangunan hampir
Material : Mayoritas bangunan sama di satu blok bangunan.
bermaterial beton dan atap Langgam : Belum terlihat
rangka baja. Ada juga beberapa langgam di blok bangunan.
bangunan semi permanen yang Tabel Analisis Sifat dan Kondisi Bangunan Segmen 3
terbuat dari anyaman bambu. Sumber : Analisis Data Primer
Skala : Skala bangunan hampir Sementara itu, di segmen 3, yakni di Jl. Raya Pantura,
sama di satu blok bangunan. pembangunan lahan yang ada di wilayah tersebut tergolong masih
Langgam : Belum terlihat pasif. Hal itu bisa terlihat dari guna lahan yang mayoritas hanya
langgam di blok bangunan. sebatas kawasan permukiman serta beberapa kawasan pertokoan.
Permukiman 3.9 Warna : Mayoritas memiliki Bangunan yang paling menonjol di segmen 3 yakni Roxy Square
warna yang berbeda-beda tiap
serta bangunan milik pemerintah yakni Gedung Resi dan Pusat
bangunannya.
Material : Mayoritas bangunan Oleh-oleh serta bangunan milik Dishub yang semuanya merupakan
bermaterial beton dan atap bangunan permanen.
rangka baja. Ada juga beberapa a. Warna
bangunan semi permanen yang Jika dilihat dari segi warnanya, bangunan yang ada di
terbuat dari anyaman bambu. segmen 3 memiliki warna yang cukup mencolok, terutama
Skala : Skala bangunan hampir bangunan milik pemerintah. Hal itu dikarenakan sebagai penanda
bahwa bangunan tersebut milik pemerintah, sehingga menimbulkan
kesan ciri khas tersendiri bagi bangunan pemerintahan tersebut.
b. Material dan Skala
Kemudian, dilihat dari material bangunannya, mayoritas
bangunan yang ada di segmen 3 merupakan bangunan dengan Bangunan Roxy Square Bangunan Milik Pemerintah
material beton yang kokoh. Kemudian dari segi skala di Segmen 3 (Jl. Raya Pantura) Permanen di Segmen 3 Jl. Raya
Gambar Jl. Raya Pantura sebagai jalur arteri primer di kawasan Kecamatan
Panji
Sumber : Data Primer
b. Segmen 2
Gambar Bagian Utara
c. Segmen 3
Gambar Bagian Selatan
Jenis Fungsi
Lokasi Kondisi Material Iluminasi Keterlihatan Analisis
Signage Signage
Jalan Informasi
Bangunan Baik
Identitas Aluminium Besi
Baik Disorot Terlihat
Disorot Terlihat
Jalan
Bangunan Informasi
Identitas Baik
Baik Aluminium Disorot
Banner Disorot Terlihat
Terlihat Segmen 1 memiliki 44 signage dengan 15 signage
Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Banner
Alumunium Disorot
Memancarkan Terlihat
Terlihat Segmen 2fungsi
bangunan yang memiliki memiliki 44 signage
identitas dan 3dengan
yang 2 signage
Bangunan Identitas Baik Alumunium Memancarkan Terlihat bangunan yang memiliki fungsi
memiliki fungsi informasi, 26 sigange jalan. Kondisi identitas dan 12
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Alumunium Disorot Terlihat yang memiliki fungsi informasi,
Signage sebesar 97% baik, 73% disorot oleh cahaya dan 30 sigange
Bangunan Identitas Baik Besi Memancarkan Kurang Terlihat jalan.terhalang.
Kondisi Signage sebesar 97% baik, 73%
Jalan Rambu Baik Besi Memancarkan Kurang Terlihat 76% terlihat atau tidak
Bangunan Identitas
Bangunan Informasi Baik
Baik Banner
Banner Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat disorot oleh cahaya dan 76% terlihat atau tidak
Bangunan Identitas
Bangunan Informasi Baik
Baik Aluminium Memancarkan
Besi Memancarkan Terlihat
Terlihat terhalang
Jalan
Bangunan Informasi
Identitas Baik
Baik Alumunium
Alumunium Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan
Jalan Identitas
Informasi Baik
Baik Banner Disorot
Aluminium Disorot Terlihat
Terlihat
Jalan
Bangunan Identitas
Identitas Baik
Sedang Alumunium
Alumunium Disorot
Memancarkan Terlihat
Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Aluminium Disorot Terlihat
Jalan Identitas Baik Besi Memancarkan Terlihat
Bangunan Rambu
Jalan Identitas Baik
Baik Besi
Besi Memancarkan Terlihat
Disorot Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Identitas Baik
Baik Banner
Besi Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan
Jalan Identitas
Identitas Baik
Baik Banner
Besi Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan
Jalan Identitas
Rambu Baik
Baik Banner Disorot
Aluminium Disorot Kurang Terlihat
Terlihat
Jalan Identitas Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas
Segmen1 Baik Banner Disorot Kurang Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan
Jalan Identitas
Rambu Baik
Baik Alumunium Disorot
Alumunium Disorot Terlihat
Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Alumunium Disorot
Alumunium Memancarkan Terlihat
Terlihat
Segmen 2 Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Alumunium
Alumunium Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Alumunium Disorot
Alumunium Disorot Terlihat
Tidak Terlihat
Jalan Informasi Buruk Alumunium Disorot Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Alumunium Disorot
Alumunium Disorot Terlihat
Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Alumunium Disorot
Aluminium Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan
Jalan Identitas
Informasi Baik
Buruk Besi
Alumunium Memancarkan
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan
Jalan Informasi
Rambu Baik
Baik Banner
Alumunium Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Aluminium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan
Jalan Informasi
Informasi Baik
Baik Besi
Alumunium Memancarkan Kurang
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan Informasi
Bangunan Identitas Baik
Sedang Banner Disorot Terlihat
Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan
Jalan Rambu
Rambu Baik
Baik Alumunium
Alumunium Disorot
Disorot Terlihat
Terlihat
Bangunan Identitas Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Sedang Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Aluminium Disorot Tidak Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Identitas Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Besi Disorot Kurang Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Besi Memancarkan Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Terlihat
Jalan Identitas Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Terlihat
Jalan Identitas Baik Besi Memancarkan Terlihat
Jalan Rambu Baik Besi Disorot Terlihat
Jalan Identitas Baik Besi Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Banner Disorot Kurang Terlihat
Jalan Identitas Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Informasi Buruk Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Aluminium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Besi Memancarkan Terlihat
Bangunan Informasi Baik Banner Disorot Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Bangunan Identitas Baik Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Informasi Baik Alumunium Disorot Kurang Terlihat
Bangunan Identitas Sedang Alumunium Memancarkan Terlihat
Jalan Rambu Baik Alumunium Disorot Terlihat
Segmen3
b. Reklame
Reklame adalah benda,alat, perbuatan atau media yang
menurut bentuk, corak, ragamnya untuk tujuan komersial
dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik
perhatian umum kepada suatu barang. Reklame dibedakan
berdasarkan jenis, ukuran, konstruksi dan kelas jalan. Reklame
pada Koridor Jl Basuki Rahmat – Jl Raya Pantura yang termasuk
kedalam kelas jalan arteri primer (Jalan Nasional).
Lokasi Jenis dan Kondisi Analisis Pasal
Segmen 1 Reclame papan , ukuran 6 x 4, a)Menempel pada bangunan
b)Di halaman
c)Di ruas jalan tol
Titik reclame berada didalam danjembatan kereta api
sarana dan dibahu jalan d)Di kendaraan dan ruang
udara
e)Di tempat yang telah
disediakan oleh pemerintah
daerah
f)Melekat pada dindding atau
tembok
bangunan
Segmen 2 1. Reclame papan 1x2, Titik reclame berada diluar a)Menempel pada bangunan
kondisi baik sarana prasarana tepatnya b)Di halaman
pada halaman c)Di ruas jalan tol
danjembatan kereta api
d)Di kendaraan dan ruang
udara
2. Reclame papan 4x6, e)Di tempat yang telah
kondisi buruk Titik reclame berada diluar disediakan oleh pemerintah
sarana prasarana tepatnya daerah
pada halaman )Melekat pada dindding atau
tembok
bangunan
Segmen3 1. Reclame papan 4x6, Titik reclame berada diluar a)Menempel pada bangunan
kondisi baik sarana prasarana tepatnya b)Di halaman
2. Reclame papan 1x2, pada halaman c)Di ruas jalan tol
kondisi baik Titik reclame berada didalam danjembatan kereta api
sarana dan dibahu jalan d)Di kendaraan dan ruang
udara
e)Di tempat yang telah
disediakan oleh pemerintah
daerah
f)Melekat pada dindding atau
tembok
Kebutuhan (Litter)
N Tahu Jumlah Peneranga
o n Pendudu Perumaha Ekonom n Cadanga Total
k n i Sosial Kantor n
Jalan
1 2016 48015 5,761,800 3,457,080 2,016,630 864,270 576,180 576,180 13,252,140
c. Potensi dan Masalah Kebijakan dan strategi pengembangan sistem utilitas air bersih
Pada koridor Jalan Raya Pantura telah mendapat pelayanan dan air minum dilakukan sesuai dengan RDTR yang berlaku di
air bersih melalui perpipaan. Jalur pipa pada kawasan perencanaan Kecamatan Panji dengan melakukakan
dirancang didalam tanah yang termasuk bagian dari Ruang 1. Melakukan tingkap cakupan kesemua kelurahan
Pengawasan Jalan (Raya Pantura). Pemasangan pipa dilakukan Mimbaan dengan total 100% sehingga tidak ada daerah
dengan jarak minimal 0,5 meter dari badan jalan dengan kedalaman yang tertinggal dengan cara melayani selama 24 jam.
min 1,5 meter 2. Memberrikan penmabahan wolume dan kapasitas yang
d. Analisis di distribusikan ke pelanggan PDAM
Gambar 65 Kawasan Pertokoan segmen 1 (Data Primer, 2019) Pada jalur pedestrian berupa paving dan
berbahan beton. Pada jalur pedestrian
ditandai dengan warna merah pada peta
4.8.6. Pedestrian Way
berikut. Pada jalur pedestrian sebelah
Pada koridor perencanaan terbagi oleh 3 segmen, pada
timur kondisinya masih baru sehingga
semua segmen difasilitasi untuk pejalan kaki yaitu pedestrian way.
masih terawat. Akan tetapi jalur
Pada pedestrian way setiap segmen mempunyai karakteristik dan
pedestriannya juga digunakan oleh PKL
masalah tersendiri.
sehingga jalur pedestrian yang terawat
A. Segmen 1
tadi terasa percuma karena nantinya
Gambar 67 Peta Jalur Pedestrian Pasar
Pada pedestrian segmen 1 terdapat pada kedua ruas jalan
digunakan oleh PKL untuk
Mimbaan (Data berdagang
Primer, 2019)
pada arah barat dan timur. Pada pedestrian arah timur, kondisi
bukan digunakan untuk pejalan kaki.
pedestrian sangat baik, dikarenakan adanya renovassi pada
Terdapat aktifitas penunjang berupa
pedestrian sehingga kondisinya baik, akan tetapi hanya pada jam
jalur disabilitas yang berwarna kuning, sehingga kawasan
jam tertentu masyarakat banyak masyarakat yang menggunakan
fasilitas tersebut.
Pada pedestrian segmen 1 pedestrian barat kondisinya
kurang baik karena pada titik titik tertentu terdapat pedestrian yang
berlubang dan bebebrapa ruas pedestrian dijadikan sebgaai tempat
berdagang oleh para pedagang. Sehingga nnatinya dapat
mengganggu para pejalan kaki yang menggunakan jalur pedestrian.
Bahan yang dibuat untuk kawasan pedestrian adalah beton dan
paving.
Segmen 2
Diperlukan perananan
Tantangan (Threats)
Street
Timur Off
Street
4.8.8. Masalah 10 14
B. Rencana Jalan Arteri Primer di perkotaan Panji, meliputi:
Pada Jalur pedestrian masih banyak peruntukan jalur
pedestrian yang berubah menjadi tempat perdagangan oleh Jalan Raya Situbondo - Banyuwangi ;
warga, sehingga kriteria untuk membuat jalur pedestrian Jalan Basuki Rahmat ;
yang nyaman tidak terwujud. Rencana Jalan Bebas Hambatan (Jalan Tol) ;
Adanya ruas jalan yang tidak mempunyai jalur pedestrian. Rencana Pelebaran Jalan dan Perbaikan (Perawatan) :
Kondisi pada jalur pedestrian kotor dan panas, tidak adanya Rencana pelebaran jalan dan penetapan lebar jalan efektif
vegetasi membuat masyarakat tidak ingin berjalan kaki. dimaksudkan tidak hanya untuk mengatasi permasalahan
Masih banyak masyarakat tidak mau menggunakan jalur hambatan samping yang sering terjadi di ruas jalan yang
pedestrian. terdiri dari ruas jalan utama. Pelebaran dimensi jalan yang
Jarak yang sangat jauh membuat masyarakat malas akan mengarah kepada pelebaran yang dilalui truk untuk
menggunakan jalur pedestrian dan lebih baik menggunakan mendukung kegiatan Pabrik Gula Panji.
kendaraan pribadi. Kondisi jalan dalam wilayah perencanaan secara umum
4.8.9. Kebijakan Terkait sudah baik, tetapi maksud dari perbaikan jalan yang buruk
(misalnya: berlubang, bergelombang, licin oleh lelehan
A. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
aspal dan sebagainya) disini, tidak semata-mata diarahkan
N Nama Jalan Fungsi Dimensi Jalan Rencana Pengembangan pada kondisi yang ada sekarang (yang rata-rata sudah dalam
o Jalan Eksisting
Rumaja Rumija Ruwasja kondisi baik), tetapi juga diarahkan pada kondisi jalan di
(m) (m) (m)
1 Jalan Raya Arteri 18 ≥ 20 ≥ 20 ≥ 20 masa yang akan datang (dengan perawatan yang intensif).
Situbondo - Primer C. Rencana Jalan Kolektor di perkotaan Panji, meliputi:
Banyuwangi
2 Jalan Basuki Arteri 20 ≥ ≥ ≥ 20 Jalan yang direncanakan memiliki fungsi kolektor primer di
Rahmat Primer 20 20 Perkotaan Panji adalah :
3 Jalan Kolektor 12 ≥ ≥ ≥ 20
Argopura Primer 14 14 Jalan Argopura
4 Jalan Madura lokal 7 ≥ ≥ ≥ 20 Jalan Pemuda
10 14
5 Jalan Irian lokal 9 ≥ ≥ ≥ 20 Adapun rencana pengembangan dan optimalisasi jaringan jalan
Jaya 10 14 kolektor di BWP Panji yaitu:
6 Jalan Jawa Lokal ≥ ≥ ≥ 20
10 14
a. Pelebaran jalan dan penetapan lebar jalan efektif
7 Jalan Sepudi lokal ≥ ≥ ≥ 20
Rencana pelebaran jalan dan penetapan lebar jalan efektif Jalan Semeru
dimaksudkan tidak hanya untuk mengatasi permasalahan efek Adapun rencana pengembangan dan optimalisasi jaringan
bottle neck / penyempitan ruas jalan. Selain itu, juga untuk mencari jalan lokal di BWP Pani yaitu :
solusi tentang permasalahan hambatan samping yang sering terjadi a. Pelebaran jalan dan penetapan lebar jalan efektif
di ruas jalan kolektor yang terdiri dari ruas jalan utama. Diarahkan Rencana pelebaran jalan dan penetapan lebar jalan efektif
jalan tersebut minim ganggunan, misal larangan adanya PKL di dimaksudkan tidak hanya untuk mengatasi permasalahan hambatan
pinggir jalan, larangan ngetime untuk angkutan umum dan samping yang sering terjadi di jalan local, diiarahkan jalan tersebut
larangan parkir pinggir jalan. minim ganggunan, misal larangan adanya PKL di pinggir jalan,
b. Perbaikan (perawatan) larangan ngetime untuk angkutan umum dan larangan parkir
Rencana perbaikan atau rehabilitasi jalan pada wilayah pinggir jalan. Selain itu, dalam penetapan dimensi jalan ini harus
perencanaan dilakukan dengan tujuan agar sirkulasi lalu lintas memenuhi standar minimum yaitu sesuai dengan PP No. 34 Tahun
dapat berjalan dengan lancar dan mengurangi kemungkinan 2006 tentang Jalan. Berdasarkan PP. 34 Tahun 2006 tentang,
terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi jalan yang aturan tentang dimensi jalan untuk jalan lokal adalah :
buruk (misalnya: berlubang, bergelombang, licin oleh lelehan aspal Ruang milik Jalan (Rumija/ROW), paling sedikit memiliki
dan sebagainya). Kondisi jalan dalam wilayah perencanaan secara lebar :
umum sudah baik, tetapi maksud dari perbaikan jalan disini, tidak - Jalan kecil : 11 meter
semata-mata diarahkan pada kondisi yang ada sekarang (yang rata- Ruang pengawasan jalan (Ruwasja), ditentukan dari tepi
rata sudah dalam kondisi baik), tetapi juga diarahkan pada kondisi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut :
jalan di masa yang akan datang (dengan perawatan yang intensif). - Jalan lokal primer : 7 meter
D. Rencana Jalan Lokal di perkotaan Panji, meliputi: - jalan lokal sekunder : 3 meter
Jalan yang direncanakan memiliki fungsi lokal primer di b. Perbaikan (perawatan)
Perkotaan Panji : Rencana perbaikan atau rehabilitasi jalan pada wilayah
Jalan Ijen perencanaan dilakukan dengan tujuan agar sirkulasi lalu lintas
Jalan Jawa dapat berjalan dengan lancar dan mengurangi kemungkinan
Jalan Sepudi terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi jalan yang
Jalan Bawean buruk (misalnya: berlubang, bergelombang, licin oleh lelehan aspal
Jalan Madura dan sebagainya). Kondisi jalan dalam wilayah perencanaan secara
Jalan Irian Jaya umum sudah baik, tetapi maksud dari perbaikan jalan disini, tidak
semata-mata diarahkan pada kondisi yang ada sekarang (yang rata- dapat memberikan kondisi aman, nyaman, ramah
rata sudah dalam kondisi baik), tetapi juga diarahkan pada kondisi lingkungan pada setiap pengguna jalan.
jalan di masa yang akan datang (dengan perawatan yang intensif). Perbaikan fisik jalur pedestrian yang telah ada, yaitu
E. Rencana Pengembangan Pedestrian jaringan pedestrian pada ruas Jalan Basuki Rahmat, Jalan
Rencana penyediaan dan pengembangan pedestrian, antara Argopura dan Jalan Pemuda.
lain: Menyediakan fasilitas pelengkap antara lain berupa lampu
Penambahan pedestrian pada ruas jalan dengan intensitas penerangan jalan umum, pohon peneduh/pelindung, dan
pejalan kaki tinggi meliputi kawasan perdagangan dan jasa, fasilitas pelengkap lainnya.
kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, serta sepanjang jalan Mendorong peran serta swasta dan masyarakat untuk
arteri dan kolektor pada pusat-pusat pelayanan. Rencana pedestrian menyediakan sarana dan prasarana jaringan jalan bagi
tersebut, di jabarkan sebagai berikut: pejalan kaki.
a. rencana pengembangan pedestrian meliputi: Penyediaan jalur pejalan kaki ini disesuaikan dengan
- Jalan Basuki Rahmat standar prasarana dan aturan lebar jalur pejalan kaki yang
- Jalan Argopura dibutuhkan sehingga tidak mengganggu dimensi jalan yang
- Jalan Pemuda ada.
- Jalan Madura Dimensi trotoar disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
- Jalan Ijen pengguna jalan tersebut. Ukuran lebar minimal 122 cm
- Jalan Semeru untuk jalan satu arah. Ukuran lebar trotoar menurut kelas
- Jalan Irian Jaya jalan:
- Jalan Jawa o Lebar jalan 15 meter, lebar jalur trotoar 3,5 meter
- Jalan Sepudi o Lebar jalan 10 meter, lebar jalur trotoar 2 meter
- Jalan Akses Desa Curah Jeru
Sistem penerangan dan perlindungan terhadap sinar
- Jalan Akss Desa Panji Lor
matahari. Sistem penerangan di malam hari harus cukup
b. rencana pengembangan pedestrian pada jalan lokal dan
untuk menjamin keamanan. Di siang hari dibutuhkan
lingkungan;
pengembangan tanaman peneduh yang sesuai.
Pada setiap jalan lokal, dilakukan pembangunan jalur
F. Rencana Pengembangan Angkutan Umum
pejalan kaki dan perbaikan kualitas pedestrian sehingga
Di wilayah perencanaan terdapat terminal induk Kabupaten 6. Pengadaan RTH sebagai bagian dari perwujudan sistem
Situbondo yang terdapat di Kelurahan Mimbaan yang nantinya sirkulasi udara, terutama di wilayah perkotaan
dikembangkan sebagai terminal A. 7. Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota,
baik dari skala mikro, contohnya seperti halaman rumah,
4.9. Analisis Ruang Terbuka Hijau
lingkungan permukiman, maupun skala makro: contohnya
Pengertian Ruang Terbuka Hijau yaitu area memanjang seperti tampilan kota / koridor secara keseluruhan.
atau jalur yang mengelompok dengan penggunaannya lebih bersifat 8. Sebagai wadah / tempat mediasi / berkumpulnya
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah masyarakat yang ada disekitarnya.
maupun yang sengaja ditanam. RTH taman kota yaitu taman yang
4.9.1 Ruang Terbuka Publik
ditunjukan untuk melayani penduduk satu kota, dengan luas taman
Ruang Terbuka Umum merupakan ruang terbuka yang
minimal 144.000m2.
memiliki sifat terbuka, bebas serta mudah diakses oleh publik
Komponen pembahasan mengenai ruang terbuka dan tata
sehingga semua orang dapat memanfaatkan dan juga
hijau akan dibagi menjadi beberapa subbab, yaitu ruang terbuka
mendapatkannya secara bebas. Pada kondisi eksisting di Koridor
umum, ruang terbuka privat, serta pepohonan dan tata hijau. Dalam
JL. Besuki Rahmat sampai JL. Raya Pantura masih belum tersedia
menganalisis ruang terbuka dan tata hijau pada Koridor Jl. Basuki
ruang Terbuka Publik untuk masyarakat. Adapun beberapa bagian
Rahmat – Jl. Raya Pantura meliputi beberapa bagian, antara lain
dari koridor, terutama di Jl. Basuki Rahmat, terdapat beberapa
ruang terbuka privat maupun publik, jalur hijau serta vegetasi, dan
pekarangan yang cukup luas, yang fungsi dari pekarangan tersebut
juga ruang terbuka non hijau. Adanya RTH dan RTNH di Koridor
menjadi RTH. Berikut contoh RTH yang ada di Jl. Basuki Rahmat.
Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura ini memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air.
2. Menciptakan aspek penataan perkotaan yang nyaman, dan
mengurangi polusi pada wilayah perkotaan.
3. Mengurangi suhu bila sedang terjadi iklim panas.
4. Adanya pohon-pohon yang berada di kanan-kiri dapat
berfungsi menunjukan arah jalan kendaraan.
Gambar 76 Contoh RTH umum berupa pekarangan yang ada di Jl.
5. Sebagai area pengembangan keanekaragaman hayati. Basuki Rahmat
4.9.2 Ruang Terbuka Privat dengan pengerasan berupa tanah yang difungsikan sebagai media
Ruang Terbuka Privat yaitu ruang yang karakter fisiknya
berkumpul masyarakat, terutama yang terdapat pada sekitar
terbuka tapi memiliki keterbatasan yang hanya dapat diakses oleh
pemilik, pengguna pihak tertentu. Biasanya, ruang terbuka privat pekarangan rumah milik masyarakat itu sendiri.
ini letaknya di sekitar bangunan yang memiliki KDB di bawah
100%. Adapun beberapa ruang terbuka privat yang ada di Koridor
Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura, yaitu halaman pekarangan
rumah. Selain itu, di koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura ,
terdapat beberapa Ruang Terbuka Privat berupa RTNH (Ruang
Terbuka Non Hijau), dimana ruang tersebut menjadi ruang yang Gambar ruang terbuka privat (RTH dan RTNH) tdi kawasan
berfungsi sebagai tempat untuk menstimulasi kreatifitas dan permukiman
meningkatkan mobilitas masyarakat yang ada disekitar bangunan Sumber: survey primer 2019
atau ruang tersebut. Berikut beberapa contoh Ruang Terbuka 4.9.3. Sistem Vegetasi dan Tata Hijau
Privat, yang pada umumnya didominasi oleh Ruang Non Hijau Vegetasi pada Koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya
(RTNH). Pantura mayoritas terdapat pada daerah sekitar pedestrian,
khususnya di kawasan Pasar Mimbaan. Selain itu, juga terdapat
beberapa RTNH yang ada di koridor tersebut, seperti pekarangan
rumah, median jalan, dan RTNH lainnya. Vegetasi yang berada di
pedestrian way yang ada di sepanjang Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya
Pantura yang mayoritas kawasannya berupa perdagangan dan jasa
memiliki tinggi 4 – 6 meter. Kemudian, vegetasi di daerah sekitar
median jalan di Jl. Madura, Jl. Bawean, Jl. Sepudi, dan Jl. Irian
Gambar ruang terbuka privat (RTNH) yang berada di bangunan dengan Jaya yang letaknya ada di kawasan Pasar Mimbaan, vegetasinya
fungsi perjas berupa pohon dengan tinggi 1 – 3 meter. Selain itu ada juga
beberapa pekarangan bunga yang ada disepanjang pedestrian way
Sumber: survey primer
dengan lebar antara 1 – 2 meter yang mayoritas ditanam didalam
Selain itu, juga terdapat ruang terbuka, baik itu berupa RTH
pot. Di koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura, jenis vegetasi
(Pekarangan rumah) serta beberapa RNTH berupa ruang terbuka yang ada didalam koridor tersebut berfungsi sebagai peneduh dan
mengurangi polusi. Sementara itu, vegetasi di sekitar kawasan yang tinggi,
Pasar Mimbaan (Jl. Madura, Jl. Bawean, Jl. Sepudi, dan Jl. Irian rindang, serta
Jaya),berfungsi sebagai tanaman hias dan untuk mengurangi polusi.
berakar kuat.
Pohon asam
bisa berperan
sebagai bahan
penghijauan
Gambar beberapa contoh vegetasi yang ada di Koridor Perencanaan dan untuk
(Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura menahan
Sumber : Data Primer 2019
angin. Pohon
Vegetasi pada Koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya
ini juga bisa
Pantura terdapat pada pedestrian, dan juga RTNH seperti median
jalan. Vegetasi yang berada di pedestrian way memiliki tinggi 2-5 digunakan
meter, Pada Koridor Jl. Basuki Rahmat, jenis vegetasi tersebut untuk
berfungsi sebagai tanaman hias, peneduh dan mengurangi polusi. memperbaiki
Terdapat pembatas berupa taman pada sepanjang jalan Besuki
Rahmat. Berikut beberapa jenis vegetasi yang ada di Koridor Jl. kawasan yang
Basuki Rahmat – Jl. Raya Pantura. gersang dan
tandus yang
Vegetasi Nama Keterangan
panas.
vegetasi Pohon Palem Tanaman
Pohon Asam Tanaman asam
palem ini,
Jawa jawa memiliki
biasanya
bentuk pohon
digunakan
untuk ini memiliki
penghijauan buah mirip
sekitar mangga namun
perumahan tidak dapat
tumbuhan ini dikonsumsi
tidak karena
bercabang dan mengandung
mampu untuk racun.
tumbuh hingga Sedangkan
20 meter. tanaman dedep
Tanaman ini serep ini selain
sebagai bisa penyejuk
penyejuk udara udara daun dari
dan sering tanaman ini
digunakan bisa berkhasiat
sebagai sebagai obat
tanaman hias. seperti
Pohon Bintaro Pohon bintaro
mencegah
dan Pohon tanaman yang
kanker.
Dadap Serep biasa dijumpai Pohon Tanaman ini
dijalan di kota- Angsana merupakan
kota, tanaman jenis pohon
penghasil kayu penyesuaian dengan persyaratan geometrik jalan, salah satunya
berkualitas yakni Peraturan Departemen Pekerjaan Umum No :
033/T/BM/1996 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap
tinggi dan Jalan, yang isinya antara lain yaitu :
memiliki nilai 1. Pada jalur tanaman Tepi dan Median
ekonomi di Ketentuan untuk perletakan tanaman pada jalur tepi dan
jalur tengah (median) disesuaikan dengan potongan melintang
pasar dunia.
standar tergantung pada klasifikasi fungsi jalan yang bersangkutan.
Tanaman ini Jalur tanaman pada daerah ini sebaiknya diletakkan di tepi jalur
biasanya lalu lintas, yaitu diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur
pejalan kaki (trotoar). Penentuan jenis tanaman yang akan ditanam
menghiasi
pada jalur ini harus memenuhi kriteria teknik perletakan tanaman
pinggiran jalan dan disesuaikan dengan lebar jalur tanaman. Lebar jalur median
perkotaan yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum 0.80 meter,
sedangkan lebar ideal adalah 4.00 - 6.00 meter Pemilihan jenis
sebagai
tanaman perlu memperhatikan tempat perletakannya terutama pada
peneduh dan daerah persimpangan, pada daerah bukaan ("U - turn"), dan pada
terlihat indah tempat di antara persimpangan dan daerah bukaan. Begitu pula
dengan untuk bentuk median yang ditinggikan atau median yang
diturunkan.
memiliki 2. Peletakan tanaman
bunga yang Tanaman jalan harus diletakkan pada tempat atau daerah
menyegarkan yang sesuai dengan rencana dan tetap memperhatikan aspek fungsi,
keselarasan, keharmonisan, keindahan dan keselamatan. Hal-hal
mata.
utama yang perlu diperhatikan adalah jarak tanaman dengan
perkerasan dan jarak antara tanaman di jalur tanam.
Selain itu, terdapat beberapa aturan / kebijakan mengenai
3. Kriteria pengaturan penanaman
RTH, khususnya yang mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Tepi jalan
dalam perencanaan lansekap jalan agar dapat memenuhi
1) Jenis tanaman tidak boleh melebihi tinggi kabel pada tiang dan rimbun harus dihindari agar tidak menjadi penghalang
listrik atau telepon atau menutupi rambu-rambu lalu lintas, bagi pengendara dalam jarak dekat.
tanpa harus memotong cabangnya terus menerus, selain itu 3) Jarak atur tanaman minimum adalah 0,5 meter dari garis tepi
jenis tanaman tidak boleh merusak struktur atau utility jalan.
bawah tanah. Di perkotaan dengan lahan yang terbatas Selain Peraturan Departemen mengenai Tata Cara
hanya rumput yang diperbolehkan. Perencanaan Teknik Lansekap Jalan, ada pula beberapa kebijakan
2) Pohon yang ditanam harus diatur agar bayangan pohon yang mengatur mengenai RTH dan RNTH yaitu SNI tentang
tidak menutupi pancaran cahaya lampu jalanan. Sarana Ruang Terbuka,Taman dan Lapangan.
3) Jarak atur tanaman minimum 9 meter dari tepi perkerasan N Jenis Jumla Kebutu Stand Radius Kriteria
untuk daerah luar perkotaan dan 4 meter untuk daerah o Sarana h han art Pencap Lokasi dan
perkotaan, dan harus diperlihara untuk jalan yang Pendu Luas (m2/ji aian Penyelesaia
berdekatan dengan utiliti umum. duk Lahan wa) (m) n
Minim
4) Perdu/semak atau pohon dapat ditanam sepanjang
al (m2)
pedestrian pada sisi jalan yang jauh dari jalur lalu lintas. 1. Taman 250 250 1 100 Di tengah
/ kelompok
b. Pada Median Tempat tetangga
1) Hanya perdu/semak dan tanaman berbunga yang dapat Main
ditanam pada median. Tinggi tanaman ini tidak boleh 2. Taman 2.500 1.500 0.5 1.000 Di tengah
menghalangi lampu kendaraan. Untuk median yang kurang / kegiatan
Tempat lingkungan
dari 1,5 meter dapat ditanam tanaman dengan ketinggian
Main
kurang dari 1,00 meter, dengan ketentuan tidak ada bagian 3. Taman 30.000 9.000 0,3 - Sedapat
dari cabang tanaman yang menghalangi badan jalan. dan mungkin
2) Pada median terbuka untuk belokan, ketinggian perdu/semak Lapang berkelompok
harus diatur pada 0,5 meter agar pengendara mempunyai an dengan
daerah bebas pada garis pandang dan harus diatur 2,5 meter Olahrag sarana
sebelum bukaan median untuk menghindari hambatan a pendidikan
4. Taman 120.00 24.000 0,2 - Terletak di
samping ketika kendaraan membelok, dan juga
dan 0 jalan Utara
mempermudah pejalan kaki melihat kendaraan. Pohon besar Lapang
an 4.9.4 Koefisien Dasar Hijau
Olahrag
a
5. Jalur - - 15 - Terletak
Hijau menyebar
6. Kubura 120.00 - - - Mempertimb
n atau 0 angkan
Pemaka radius
man pencapaian
Umum dan area
yang Koefisien daerah hijau (KDH) adalah angka persentase
dilayani. perbandingan antara ruang terbuka di luar ruangan yang di berikan
Tabel Sarana Ruang Terbuka,Taman dan Lapangan oleh ruang terbuka hijau terhadap luas lahan. Tujuan di
Sumber : Data Sekunder terapkannya peraturan KDH ini untuk mengatur luas ruangan yang
Dari beberapa bahasan mengenai kondisi eksisting ada di alam terbuka agar tidak menghambat aliran resapan air ke
mengenai RTH dan sistem vegetasi yang ada di koridor Jl. Basuki dalam tanah. Sehingga pepohonan atau tanaman yang ada di sekitar
Rahmat – Jl. Raya Pantura serta dibandingkan dengan kebijakan bangunan tidak mengalami kekeringan kemudian mati. Dengan
mengenai Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan, dapat penerapan aturan KDH ini di maksudkan agar tanaman tetap bisa
disimpulkan bahwa vegetasi di Koridor Jl. Basuki Rahmat – Jl. hidup dengan subur sehingga kota tidak mengalami pencemaran
Raya Pantura terbilang masih kurang, karena meskipun di setiap udara dan tetap memiliki sirkulasi udara yang memadai. Dalam
sisi jalan sudah ditanami vegetasi, namun suasana yang dirasakan Permen PU No. 29 tentang pedoman persyaratan teknis bangunan
di koridor tersebut masih cukup panas dan gersang. Tetapi, di gedung mengharuskan minimal 10% besar KDH dari seluruh luas
beberapa ruas jalan seperti Jl. Basuki Rahmat, dengan sistem bangunan tersebut. Pada koridor Jl. Besuki Rahmat sampai Jalan
vegetasi berupa pohon-pohon yang cukup rindang, dapat Raya Pantura ditemukan ruang terbuka pribadi dengan prosentase
mengurangi sedikit hawa panas serta polusi yang ditimbulkan oleh koefisien dasar hijau sebagai berikut:
kendaraan yang berlalu lalang di sekitar jalan tersebut. .
No. Segmen Lokasi KDH
1 Segmen 1 1) Pertokohan pada sekitar 10% lahan
pasar mimbaan terbuka
digunakan
sebagai
parkiran
2) Ruko
2% hampir
tidak
mempunyai
KDH dan
penggunaan
parkir diarea
3) Hotel badan jalan
10%
digunakan
sebagai
parkiran
2 Segmen 2 1. Koperasi simpan pinjam 5%
digunakan
sebagai lahan
parkir
2. Toko honda
5%
digunakan
sebagai lahan
parkir dan
lain-lain.
3. Pasar seni dan pusat
oleh-oleh
15% sebagai
lahan parkir
dan taman
3. Segmen 3 1. Pertokoan 5% lahan
parkir.
2. Perumahan
10-15%
untuk
halaman dan
taman privat.
3. Roxy square
25% untuk
lahan parkir
4.10. Preservasi 4.10.2. Analisa Preservasi Bangunan
Preservasi adalah tindakan suatu proses penerapan langkah- Pasar Mimbaan yang berfungsi sebagai poros
langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan perekonomian masyarakat khususnya pada kec. Panji hingga saat
material bangunan/ struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam ini minat untuk mengunjungi pasar tradisional masih tinggi, hal
tapak. Salah satu manfaat dari adanya preservasi adalah tersebut dikarenakan banyaknya masyarakat yang membutuhkan
peningkatan nilai lahan, nilai lingkungan dan menghindarkan dari pasar untuk mencari kebutuhan serta pendapatan dalam
penglihatan bentuk dan fungsi akibat perkembangan aspek transakasi jual beli. Untuk itu, kedudukan pasar tradisional masih
komersialisasi. Bangunan bersejarah diharapkan mampu menjaga tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Pasar
image/ identitas sebuah kota dari waktu kewatu, dalam analisis trasional ini mempunyai tingkat bangunan bersejarah karena
pada koridor jl. Besuki Rahmat – jl. Raya Pantura mempunyai umurnya yang sudah tua, desain bangunan yang memiliki identitas
bangunan bersejarah yaitu Pasar Mimbaan. lebih mencolok, dan factor historis yang ada.
4.10.1. Peraturan Kebijakan Bangunan Preservasi
Dalam kebijakan yang digunakan kurang diperhatikan,
pasalnya pada pembahasan RTRW Kabupaten Situbondo pada
perwujudan Kawasan startegis dengan sudut aspek sosial. Yang
meliputi:
4.10.4. Analisa
Diperlukan perananan
Tantangan (Threats)