Anda di halaman 1dari 62

Dokumen

Pengkajian Risiko Bencana


Partisipatif
PROGRAM DESTANA BPBD JATIM

Desa Wotansari
Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2021
DAFTAR ISI

Hal
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….. 4

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….. 4


B. Tujuan ………..…………………………………………………………………….. 5
C. Ruang Lingkup …………………………………………………………………….. 5
D. Landasan Hukum …………………………………………………………………….. 5
E. Pengertian ……………………………………………………………………............ 5

BAB II KONDISI KEBENCANAAN ………………………………………………………….. 8

A. Gambaran Umum Wilayah .…………………………………………….. 8


B. Potensi Bencana Wilayah ………………………………………………………….. 30

BAB III PENGKAJIAN RISIKO BENCANA …………..………………………………….. 32

A. Penilaian Ancaman ………...…………………………………………….. 32


B. Penilaian Risiko ……….………………………………………………………….. 33

BAB IV REKOMENDASI …………………..…………..………………………………….. 48

A. Rekomendasi Kebijakan ………...…………………………………………….. 48


B. Rekomendasi Teknis ……………………………………………………….. 51
C. Rekap Rekomendasi ……………………………………………………….. 52

BAB V PENUTUP ………….…………………..…………..………………………………….. 59

A. Kesimpulan ………….………...…………………………………………….. 59
B. Rencana Kegiatan Tindak Lanjut ..………………………………………….. 60

Lampiran : Dokumentasi kegiatan ……………………………………………………….. 61

Halaman 1 dari 61
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Wotansari ..........…………………………….................... 8
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Wotansari ……......................……........................................... 14
Tabel 3. Penduduk berdasarkan Rentang usia di Desa Wotansari………………………................... 14
Tabel 4. Jumlah Keluarga Miskin di Tiap Dusun di Desa Wotansari………………………................. 15
Tabel 5. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Wotansari …………………………............... 15
Tabel 6. Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Wotansari ………………………………............... 16
Tabel 7. Potensi Ternak Sapi, Kambing serta Unggas di Desa Wotansari ………………............... 16
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Wotansari ………………………………………............... 18
Tabel 9. Kecenderungan Mata Pencaharian di Desa Wotansari .............................................. 19
Tabel 10. Kalender Musim (Ganti Mongso) Desa Wotansari …………………………………................ 21
Tabel 11. Kajian 5 Asset (Pentagon Asset) Penghidupan Desa Wotansari …………................... 22
Tabel 12. Peta Mobilitas Penduduk Desa Wotansari .............................………………................. 24
Tabel 13. Transek Desa Wotansari ...................................................................………................ 25
Tabel 14. Ragam Ancaman di Desa Wotansari ....................................…………………................... 30
Tabel 15. Sejarah Bencana Desa Wotansari .........................………………………………….................. 31
Tabel 16. Pemeringkatan Ancaman Desa Wotansari …...............................………….................. 32
Tabel 17.Karakteristik Ancaman Banjir di Desa Wotansari ........................................................ 33
Tabel 18. Karakteristik Ancaman Wabah Hama Tikus di Desa Wotansari …............................. 34
Tabel 19. Tingkat Kerentanan Berdasarkan Elemen Berisiko Terhadap Banjir ......................... 35
Tabel 20. Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir Desa Wotansari ………....................... 36
Tabel 21. Tingkat Kerentanan Berdasarkan elemen Berisiko Wabah Hama Tikus ..................... 38
Tabel 22. Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus ................................... 39
Tabel 23. Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir.............................................................. 40
Tabel 24. Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Ancaman Wabah Hama Tikus ........................ 41
Tabel 25. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Banjir Desa Wotansari .......................... 42
Tabel 26. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Ancaman Wabah Hama Tikus ............... 44
Tabel 27. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB)............... 50
Tabel 28. Rekap Rekomendasi PRB (Pengurangan Risiko Bencana) untuk Ancaman
Banjir di Desa Wotansari (Identifikasi Kegiatan dan Pelaku) ..................................... 52
Tabel 29. Rekap Rekomendasi PRB (Pengurangan Risiko Bencana) untuk Ancaman
Wabah Hama Tikus di Desa Wotansari (Identifikasi Kegiatan Dan Pelaku)................. 55
Tabel 30. Rencana Tindak Lanjut ................................................................................................ 60

Halaman 2 dari 61
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Peta Kecamatan Balongpanggang Kabupaten .............................................. 9
Gambar 2.Peta Desa Wotansari, Kecamatan Balongpangpang, Kabupaten Gresik ....... 10
Gambar 3&4. (Kiri) latihan rutin tari setiap hari minggu yang bertempat di Pendopo
Balai Desa sebagai salah satu kegiatan kesenian di Desa Wotansari. (Kanan)
Gapura penanda dusun yang ada setiap jalan masuk ke perkampungan ............ 11
Gambar 5 & 6.(Kiri) Ibu Watini, salah seorang yang merintis industri rumah tangga
kerajinan Kemocheng di Desa Wotansari. Karena dampak pandemi Covid-19
terpaksa harus menghentikan produksi untuk sementara waktu. (Kanan)
Keberadaan tugu perguruan silat Kera Sakti yang ada di dusun Tlatah............. 12
Gambar 7 & 8. (Kiri) Lokasi kelompok kesenian Aruming Budoyo di dusun Sokoguru
Desa Wotansari. (Kanan) Kegiatan latihan karawitan dan sinden yang
dilakukan anak-anak muda yang berada di padepokan Aruming Budoyo
(ARBUB), Dusun Sokoguru Desa Wotansari ........................................................... 13
Gambar 9 & 10. (Kiri) Suasana saat musim panen di Desa Wotansari; halaman sampai
dengan jalan dimanfaatkan sebagai tempat untuk menjemur panen. (Kanan)
Hamparan persawahan di belakang Balai Desa Wotansari. Padi menjadi
komoditas unggulan Petani setempat. .................................................................. 16
Gambar 11 & 12.(Kiri) Salah satu kandang peternakan ayam potong yang berada
tengah ladang dekat dengan daerah aliran sungai Lamong. (Kanan) Ladang
berisi tanaman pisang yang dalam kondisi tergenang banjir rutin luapan
Sungai Lamong di Dusun Tlatah Desa Wotansari ................................................... 17
Gambar 15 & 16.(Kiri) SDA berupa embung atau waduk kecil tempat penampungan air
di Desa wotansari. (Kanan)Keberadaan SDI berupa PAMSIMAS menjadi aset
penting kebutuhan air rumah tangga Desa Wotansari ......................................... 23
Gambar 17. Sketsa yang menggambarkan posisi kawasan pemukiman dan pertanian
dusun Tlatah dan dusun Sokoguru terhadap aliran Sungai Lamong dan
perbatasan wilayah dengan Kabupaten Mojokerto ............................................ 29
Gambar 18 & 19.(Kiri) Aliran Sungai Lamong di titik terdekat dengan perkampungan
RT 1 dusun Tlatah terlihat menukik. (Kanan)Areal tegalan dusun Wotansari
yang menjadi langganan banjir disaat luapan banjir ketinggian air mencapai
pinggang orang dewasa ........................................................................................ 29
Gambar 20.Peta Ancaman Banjir di Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang,
Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur............................................................... 46
Gambar 21. Peta Ancaman Hama Tikus di Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang,
Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur ............................................................... 47
Gambar 22.Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Wotansari ............. 48

Halaman 3 dari 61
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat internasional menjuluki Indonesia sebagai “supermarket bencana”. Karena


segala macam bentuk bencana bisa terjadi di Indonesia. Menyebabkan kerugian nyawa
dan harta benda. Jenis bencana di Indonesia bisa berasal dari ancaman alamiah maupun
akibat kegiatan manusia. Mulai dari tsunami, banjir, erupsi gunungapi dan lahar hujan,
gempa bumi, longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, abrasi, kekeringan,
kebakaran, pencemaran lingkungan, kegagalan teknologi, wabah penyakit, konflik sosial,
terorisme dan kecelakaan transportasi.

Terbitnya Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menjadi


langkah maju Indonesia dalam menata upaya penanggulangan bencana. Undang Undang
tersebut kemudian ditindaklajuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Salah satu turunan dari
PP 21/2008 tersebut adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi


dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda.
Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan
kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa
yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan pengurangan


risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana

Halaman 4 dari 61
b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana
c. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan

C. Ruang Lingkup

1. Wilayah pengkajian meliputi wilayah Desa Wotansari


2. Subyek kajian meliputi ancaman, kerentanan dan kapasitas

D. Landasan Hukum

1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana

E. Pengertian

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau

Halaman 5 dari 61
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Pengurangan Risiko Bencana (PRB) adalah pendekatan untuk mengindentifikasi,
mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang diakibatkan oleh bencana. Praktiknya
adalah dengan melakukan upaya-upaya sistematis dalam menganalisis dan mengelola
faktor-faktor penyebab bencana, melalui pengurangan kemungkinan keterpaparan
terhadap bahaya, mengurangi kerentanan, manajemen lingkungan secara bijaksana,
serta memperbaiki kesiapsiagaan terhadap kejadian bencana. Tujuan utamanya untuk
mengurangi risiko fatal di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
7. Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan
mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana dan mampu
memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana. Desa disebut
mempunyai ketanguhan terhadap bencana ketika desa tersebut memiliki kemampuan
untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan sumber
daya masyarakatnya untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas
demi mengurangi risiko bencana.
8. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dll
9. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.

Halaman 6 dari 61
10. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
11. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
12. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang.
13. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana.
14. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana.
15. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
16. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
17. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat
18. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) merupakan bagian dari perencanaan
pembangunan. Kurun waktu pelaksanaan RPB (RPB) adalah sama dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD), yaitu 5 (lima) tahun dan merupakan
masukan bagi RPJMDes, khususnya di bidang penanggulangan bencana.

Halaman 7 dari 61
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN WILAYAH

A. Gambaran Umum Wilayah

Desa Wotansari merupakan salah satu wilayah dari yang ada di Kecamatan
Balongpanggang Kabupaten Gresik dari 330 desa yang ada di wilayah Kabupaten Gresik.
Kondisi wilayah Desa Wotansari seperti halnya sebagian besar wilayah kabupaten Gresik
adalah dataran rendah dengan ketinggian rata rata mencapai 20 meter dpl.
Desa Wotansari merupakan salah satu dari 25 (duapuluh lima) desa di Kecamatan
Balongpanggang Kabupaten Gresik yang terbagi secara administratif terdiri 3 dusun yakni
dusun Wotansari, Dusun Tlatah dan Dusun Soko Guru. Menurut cerita nama Wotan dari
kata WOT yang artinya jembatan. Istilah itu muncul dengan latar belakang cerita gugurnya
Nyai mas ummi khadjah yang merupakan anak dari Sunan Kudus dari perjalanan pulang
berdakwah di Majapahit. Tersebutlah Nyai mas Ummi Khadijah sehabis mengemban
tugas dari gurunya yakni Sunan Giri, dalam perjalanan mengalami pembegalan
(perampokan) yang menyebabkan beliau gugur. Atas kehendak Sunan Giri pula Nyai Mas
Ummi khadijah dimakamkan di tempatnya mati sahid. Untuk menuju ke makam,
perjalanan sangat sulit karena oleh para santri dari Sunan Giri di beri lubang yang dalam
dan lebar untuk menjaga makam sehingga hanya ada satu jalan yang di beri jembatan
oleh warga setempat. Jembatan dengan hanya satu kayu yang melintang dalam bahasa
jawa di sebut WOT yang artinya jembatan, sampai sekarang menjadi cikal-bakal nama
Desa Wotansari yang berarti jembatan yang punya arti.
Secara geografis Desa Wotansari merupakan salah satu Desa yang terletak di sebelah
selatan wilayah kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik yang berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto.
Secara georgrafis batas wilayah Desa Wotansari adalah sebagai berikut;
Tabel.1 Batas Administratif wilayah Desa Wotansari
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Sebelah Utara Desa Karangsemanding Kecamatan Balongpanggang/ Kabupaten Gresik
dan Desa Banjaragung
Sebelah Selatan Desa Banyulegi Kecamatan Dawarblandong/ Kabupaten
Mojokerto
Sebelah Timur Desa Banjaragung dan Kecamatan Balongpanggang & Kecamatan
Desa Lundo Benjeng/Kabupaten Gresik
Sebelah Barat Desa Sekarputih Kecamatan Balongpanggang/ Kabupaten Gresik
Sumber: Profil Desa Wotansari 2020

Halaman 8 dari 61
Kondisi iklim di Desa Wotansasi seperti halnya di Kecamatan Balongpanggang
umumnya termasu tropis dengan temperatur rata-rata 28,5 Sdan kelembaban udara rata-
rata 75%. Curah hujan realtif eendah, yairu 2,245 mm per tahun. Keseluruhan Wilayah
Desa Wotansari merupakan wilayah dataran dengan sebagian arealnya adalah daerah
aliran sungai (sungai lamong). Kondisi wilayah endapan sungai ini mewarisi lahan
pertanian yang subur sehingga tak heran jika mayoritas matapencaharian penduduk Desa
Wotansari sampai saat ini adalah di bidang pertanian dengan komoditas utama berupa
padi, palawija dan tebu.
Wilayah Desa Wotansari yang terdiri dari 3 ( Dusun ) Dusun tersebut masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun (Kepala Dusun) ini menjadi sangat
strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka
memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Wotansari dari ke 3 (Tiga)
dusun tersebut terbagi menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 7 Rukun Tetangga (RT).

Gambar 1. Peta Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik

Halaman 9 dari 61
Gambar 2. Peta Desa Wotansari, Kecamatan Balongpangpang, Kabupaten Gresik

Adapun jarak Desa Wotansari dengan Ibu Kota Kecamatan Balongpanggang sejauh ±5
Km dan jarak dengan dari Ibu Kota Kabupaten Gresik sejauh ±35 Km, sedangkan dari Ibu
Kota Propinsi Jawa timur sekitar ±30 Km.
Secara sosio-kultural Masyarat Desa Wotansari seperti lazimnya masyarakat Gresik
merupakan “Kultur Arek” dimana dicirikan gaya hidupnya metropolis, multi etnis,
mobilitasnya tinggi, lugas dan egaliter. Kehidupan masyarakat di lingkup budaya Arek
ini cenderung heterogen. Tetapi yang unik, khusus Desa Wotansari, kultur agraris masih
sangat tinggi, mengingat latar belakang alam yang ada. Selain itu, seperti halnya wilayah
Gresik pada umumnya, budaya Islam sangat kuat melatarbelakangi kehidupan sehari-hari
masyarakat Desa Wotansari. Gresik memang dikenal dengan latarbelakang sejarah
sebagai salah satu pelabuhan tempat kedatangan saudagar-saudagar muslim juga

Halaman 10 dari 61
menjadi sejarah awal mula pada Wali sebagi penyebar agama Islam. Dalam struktur
pemerintahannya selain adanya jabatan atau perangkat desa resmi terdapat perangkat
Modin yang merupakan pemuka agama yang diangkat secara resmi oleh pihak Desa.
Masyarakat Desa Wotansari secara mayoritas merupakan penganut Islam dengan
keberadaan beragam aliran seperti NU dan Muhammadiyah. Kegiatan keagamaan cukup
mewarnai kehidupan di Dewa wotansari dengan adanya kegiatan pengajian rutin tematik
seperti; rawhah, ta’lim, halaqoh, tahlilan dsb.
Akses jalan menuju Desa Wotansari dari jalan raya (Jl. Raya Dapet) dapat ditempuh
kira-kira 10 menit dengan kendaraan, tetapi melewati beberapa jalan penghubung antar
Desa yang kondisinya rusak. Dusun Wotansari sebagai dusun pertama dari akses jalan
masuk utama Desa berada di sebelah utara Desa. Di Dusun Wotansari inilah ditandai
keberadaan balai desa yang beberapa waktu lalu selesai dipugar menjadi kompleks
bangunan baru yang meliputi Polindes, Balai Pertemuan, Kantor BUMDES, Kantor Desa,
Dapur Umum, dan ruangan lainya. Dusun Wotansari terbagi menjadi kawasan pertanian
dan kawasan pemukiman dengan kawasan jalan masuk menuju kawasan pemukiman
ditandai Gapura penanda Nama Dusun. Di dusun Wotansari ini terdapat fasilitas ibadah
Masjid AL Hikmah yang cukup besar sekaligus menjadi ikon kehidupan agamis masyarakat
setempat. Di bidang kesenian, Dusun Wotansari ini terdapat Sanggar tari yang cukup aktif
yakni Sanggar Tari Mustika Giri. Kegiatan kesenian ini melakukan kegiatan rutin latihan
tari setiap hari Minggu yang juga diadakan di Pendopo Balai Desa Wotansari.

Gambar 3 & 4. (Kiri) latihan rutin tari setiap hari minggu yang bertempat di Pendopo Balai
Desa sebagai salah satu kegiatan kesenian di Desa Wotansari. (Kanan) Gapura penanda dusun
yang ada setiap jalan masuk ke perkampungan

Dusun kedua yang lokasinya bersebelahan adalah Dusun Tlatah. Dusun Tlatah terbagi
dalam 3 kawasan yakni kawasan pemukiman, kawasan pertanian dan daerah aliran
sungai. Dengan keberadaan aliran Sungai Lamong ini, Dusun Tlatah menjadi kawasan yang

Halaman 11 dari 61
paling rawan terdampak banjir luapan sungai Lamong. Kawasan pemukiman dusun Tlatah
juga ditandai keberadaan gapura masuk penanda dengan jalan penghubung desa yang
sudah kesemuanya menggunakan paving/konblok. Di dusun Tlatah ini terdapat fasilitas
umum Sekolah Dasar (SDN Wotansari). Di bidang kesenian, dusun Tlatah ini terdapat
kelompok silat Kera sakti yang mendominasi dibandingkan keberadaan kelompok silat-
kelompok silat lain. Di kawasan pemukiman Dusun Tlatah ini juga terdapat beberapa
usaha kecil mandiri (UKM) berupa pembuatan kemocheng dan perabot rumah tangga.
UKM kerajinan Kemocheng ini berkembang dari 1 kelompok hingga menjadi 4 kelompok
pengrajin yang menjadi penghasilan ibu-ibu setempat.

Gambar 5 & 6. (Kiri) Ibu Watini, salah seorang yang merintis industri rumah tangga kerajinan
Kemocheng di Desa Wotansari. Karena dampak pandemi Covid-19 terpaksa harus menghentikan
produksi untuk sementara waktu. (Kanan) Keberadaan tugu perguruan silat Kera Sakti yang ada
di dusun Tlatah.

Kawasan pertanian dusun Tlatah berupa persawahan dan tegalan dengan dahulunya
banyak ditanami tanaman tebu. Di kawasan pertanian ini juga terdapat kawasan
peternakan dengan keberadaan kandang-kandang ayam potong. Di dusun ini terdapat
wilayah pemukiman (RT 1) yang posisinya cukup daerah aliran sungai Lamong yakni hanya
berjarak ±20 meter. Pada titik inilah salah satu titik rawan dengan keberadaan tikungan
sungai Lampong. Bersebelahan langsung dengan tikungan sungai lamong ini yang juga
menjadi batas Desa adalah wilayah Kabupaten Mojokerto. Praktis beberapa gagasan
masyarakat setempat termasuk masyarakat Desa Wotansari untuk mengantisipasi luapan
sungai Lamong ini mengalami keterbatasan dengan perbedaan wilayah administratif beda
Kabupaten ini.

Halaman 12 dari 61
Dusun terakhir adalah Dusun Sokoguru yang berada di sebelah timur Desa Wotansari.
Dusun ini secara umum terbagi dalam kawasan pemukiman dan kawasan lahan pertanian.
Salah satu yang menonjol di dusun Sokoguru ini adalah keberadaan kesenian wayang dan
kelompok karawitan (gamelan). Di Dusun Sokoguru terdapat dalang yang cukup terkenal
dan saat ini juga diwariskan oleh anaknya sebagai Dalang profesional. Karena ketokohan,
bakat serta prestasinya tersebut sebagai seorang dalang, maka wajar jika beliaunya juga
diangkat sebagai salah satu perangkat Desa. Kehidupan kesenian di dusun Sokoguru
cukup kental dengan maraknya seniman-seniman muda yang memiliki spesfik keahlian
khusus dalam memainkan alat musik gamelan serta tarian. Di kondisi biasa, hampir tiap
hari ada latihan-latihan kesenian baik itu gamelan, sinden maupun dalang. Di dusun
Sokoguru ini tedapat kelompok kesenian wayang dan campursari “Aruming Budoyo” yang
Sebelum pandemi Covid-19 banyak melakukan pertunjukan baik itu di wilayah sekitar
Gresik maupun luar Gresik.

Gambar 7 & 8. (Kiri) Lokasi kelompok kesenian Aruming Budoyo di dusun Sokoguru Desa Wotansari.
(Kanan) Kegiatan latihan karawitan dan sinden yang dilakukan anak-anak muda yang berada di
padepokan Aruming Budoyo (ARBUB), Dusun Sokoguru Desa Wotansari.

Kawasan pertanian dusun Sokoguru didominasi persawahan dan lahan tebu di berada
di dekat daerah aliran sungai. Meskipun Dusun Sokoguru mempunyai wilayah pemukiman
yang juga cukup dekat dengan daerah aliran sungai Lamong, tetapi kondisi terawan
luapan banjir Sungai Lamong justru melanda kawasan pertaniannya. Hal ini karena
kawasan pertanian posisinya agak lebih rendah dibandingkan dengan kawasan
pemukimannya.
Ketiga dusun di Dewa wotansari tersebut mempunyai letak yang saling berdekatan
dimana persebaran penduduknya cukup merata di masing-masing dusun. Pola

Halaman 13 dari 61
Pemukimannya di semua dusun tersebut tertata rapi dengan keberadaan ruas ruas jalan
yang membagi dalam blok-blok perkampungan. Di setiap dusun terbagi beberapa ruas
jalan yang memiliki gapura penanda dusun. Ruas jalan tersebut saling terhubung dimana
rumah-rumah yang ada menghadap ke ruas jalan. Keseluruhan rumah sudah merupakan
bangunan permanen kecuali untuk beberapa bangunan kandang terbuat dari kayu dan
ayaman bambu. Dalam upaya mekanisme adaptasi (coping mekansme) terhadap banjir
masyarakat setempat banyak yang telah meninggikan struktur bangunan rumahnya
terutama di daerah-daerah rawan, seperti di dusun Tlatah dan dusun Wotansari.
Secara demografi Desa Wotansari dengan luasan 146 hektar dan total penduduk data
BPS 2019) tersebut mencapai kepadatan 189 Jiwa/per km2 yang menyebar di 2 dusun
terdiri dari:
Tabel 2. Jumlah Penduduk di Desa Wotansari
Penduduk Jumlah
Dusun / RW Jumlah KK
Laki-laki Perempuan Jiwa
Dusun Wotansari 216 KK 361 Jiwa 374 Jiwa 735 Jiwa
Dusun Tlatah 108 KK 178 Jiwa 176 Jiwa 354 Jiwa
Dusun Sokoguru 133 KK 213 Jiwa 229 Jiwa 442 Jiwa
Total 457 KK 752 Jiwa 779 Jiwa 1531 Jiwa
Sumber: Profil Desa Wotansari 2019

Tabel 3. Penduduk berdasarkan Rentang Usia di Desa Wotansari


Penduduk Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentasi
Penduduk usia 0-6 20 13 33 2,2 %
Penduduk usia 7-12 65 60 125 8,2 %
Penduduk usia 13-18 62 67 129 8,4 %
Penduduk usia 19-25 104 111 215 14 %
Penduduk usia 26-40 138 142 280 18,3 %
Penduduk usia 41-55 179 176 355 23,2 %
Penduduk usia 56-75 156 176 332 21,7 %
Penduduk usia >75 28 34 62 4%
752 779 1531 100 %
Sumber: Profil Desa Wotansari 2019

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu aspek kerentanan karena
berkontribusi pada ketidakmampuan individu atau kelompok sosial dalam mengupayakan
pembiayaan kegiatan/aktivitas pengurangan risiko bencana. Salah satu hal paling sering
dihadapi adalah bagaimana keluarga miskin tidak mempunyai pilihan lain untuk menempati

Halaman 14 dari 61
daerah pinggiran sungai yang rawan terjadi banjir karena lahan atau rumah satu-satunya
terdapat disitu. Upaya mekanisme coping misalnya dengan meninggikan atau menguatkan
pondasi rumahpun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga muncul dalam kajian
bersama masyarakat di desa Wotansari. Di Desa Wotansari sendiri masih terdapat keluarga
miskin yang saat ini difasilitasi oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran
program penanggulangan kemiskinan seperti; Raskin, Jamkesmas, PKH, BLSM dsb.
Adapun persebaran keluarga miskin di Desa Wotansari adalah sebagai berikut;
Tabel 4. Jumlah Kepala Keluarga Miskin di Tiap Dusun di Desa Wotansari
Dusun Kategori Rumah Tangga Jumlah
Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
Sejahtera I II III III Plus KK

Dusun Wotansari 109 KK - - 283 KK - 466 KK


Dusun Tlatah
& Dusun Soko Guru
Total KK 109 KK - - 283 KK - 466 KK
Sumber: Profil Desa Wotansari 2018

Luas Wilayah Desa Wotansari Kecamatan Balongpanggang adalah 146 Ha merupakan


daerah dataran rendah. Sedangkan luas wilayah pertanian yang sebagian besar berupa
lahan sawah sebesar 84 hektar. Areal persawahan ini oleh warga Wotansari ditanami
dengan hasil utama berupa padi dari pertanian sawah tadah hujan dimana dalam setahun
bisa mencapai 2 kali tanam.

Tabel.5 Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Wotansari


Areal Luas
Pemukiman & Pekarangan 43 Ha
Tanah Sawah 75,97 Ha
Tanah Kering ; Tegalan / Ladang 15 Ha
Tanah Basah (Embung/Situ) 0,5 Ha
Tanah Fasilitas umum 11, 53 Ha
Lain-lain 0,25 Ha
Total 146 Ha
Sumber: Profil Desa Wotansari 2019

Ketahanan pangan, perdagangan dan industri merupakan salah satu bentuk kapasitas
yang dimiliki oleh komunitas tertentu. Ketahanan pangan dan perdagangan di suatu Desa
bisa dilihat dari seberapa besar produksi hasil pertanian, hasil-hasil perdagangan dan
industri di suatu Desa. Wilayah Desa Wotansari Kecamatan Balongpanggang didominasi
oleh persawahan dengan hasil produksi padi mencapai 643,93 Ton (data tahun 2018).

Halaman 15 dari 61
`
Gambar 9 & 10. (Kiri) Suasana saat musim panen di Desa Wotansari; halaman sampai dengan
jalan dimanfaatkan sebagai tempat untuk menjemur panen. (Kanan) Hamparan persawahan di
belakang Balai Desa Wotansari. Padi menjadi komoditas unggulan Petani setempat.

Selain itu di Desa Wotansari terdapat beberapa industri kecil diantaranya, industri
kerajinan peralatan rumah tangga (kemocheng) dan Industri makanan olahan. Sedangkan
hasil kebun/ladang yang menjadi unggulan Desa Wotansari berupa tanaman tebu. Selain
tebu, hanya sedikit penggunaan untuk tanaman keras serta tanaman buah-buahan
seperti pisang, mangga, dan sebagainya yang hasilnya tidak begitu menonjol.

Tabel 6. Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Wotansari


Jenis mata pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
Pelajar 80 75 155
Buruh Tani 80 120 200
Buruh Migran 250 205 455
Pegawai Negeri Sipil 20 22 42
Pedagang barang kelontong 0 9 9
Peternak 6 0 6
Dokter swasta 2 0 2
Bidan swasta 0 2 2
Pedagang Keliling 20 35 55
Sumber: Profil Desa Wotansari 2017

Selain pertanian, masyarakat Wotansari juga mengusahakan ternak yang dominan


diantaranya; Sapi, kambing, domba, ayam kampung, ayam ras serta itik.
Tabel 7. Potensi Ternak Sapi, Kambing serta Unggas Desa Wotansari
Jenis Ternak Jumlah
Sapi 133 ekor
Kambing 175 ekor
Domba 65 ekor
Ayam kampung 1025 ekor
Ayam Ras 10.000 ekor
Itik /bebek 2000 ekor
Sumber: Profil Desa Wotansari 2018

Halaman 16 dari 61
Untuk ternak ayam potong/ras sendiri sampai saat ini setidaknya ada sekitar 9
peternak aktif, sementara beberapa hanya menyewakan kandang saja. Penempatan
kandang-kandang ayam ini berada jauh dari pemukiman sebagai upaya mengurangi
dampak dari merebaknya lalat. Meskipun demkian, kemunculan merebaknya lalat di
pemukiman terutama di saat selesai panen masih menjadi masalah yang muncul pada
salah satu kajian (kajian transek Desa).

Gambar 11 & 12. (Kiri) Salah satu kandang peternakan ayam potong yang berada tengah
ladang dekat dengan daerah aliran sungai Lamong. (Kanan) Ladang berisi tanaman pisang yang
dalam kondisi tergenang banjir rutin luapan Sungai Lamong di Dusun Tlatah Desa Wotansari.

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu aspek
yang guna mengurangi kerentanan dari Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong
tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan
membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.
Prosentase tingkat pendidikan Desa Wotansari rata – rata telah menempuh pendidikan
Dasar. Selain itu hampir dikatakan Desa Wotansari telah bebas dari buta aksara.

Temuan menarik terkait juga dengan kesenian yang tumbuh subur di Desa Wotansari
adalah banyaknya anak-anak yang memilih jurusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di
bidang seni. Hal ini menunjukkan bahwa kesenian dapat menjadi pilihan profesi dan
karenanya SMK seni cukup banyak diminati.

Tingkat pendidikan dasar di Desa Wotansari yang sudah cukup tinggi tidak terlepas
dari dukungan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sarana pendidikan di

Halaman 17 dari 61
Desa Wotansari tersedia di tingkat pendidikan dasar untuk SD terdapat 1 sekolah dan 1
sekolah TK. Sementara untuk pendidikan sekolah menengah SMP dan SMU harus
mengambil yang terdekat di ibukota Kecamatan Balongpanggang atau di Kedungpring.
yang tempatnya tidak cukup jauh.

Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Wotansari adalah sebagai


berikut;
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Wotansari
Pendidikan Laki laki Perempuan
Usia 3-6 tahun yang belum sekolah 35 orang 32 orang
Tamat SD / Sederajat 115 orang 119orang
Tidak tamat SD / Sederajat - -
Usia 18 sd 56 th yang tidak pernah sekolah 70 orang 64 orang
Tamat SLTP / Sederajat 175 orang 188 orang
Tidak tamat SLTP / Sederajat 12 orang 9 orang
Tamat SLTA / Sederajat 210 orang 196 orang
Tamat D-1 & D-2 4 orng 3 orang
Tamat D-3 2 orang 4 orang
Tamat S-1 15 orang 10 orang
Tamat S-2 2 orang
Sumber: Profil Desa Wotansari 2017

Mayoritas Penduduk Desa Wotansari menganut agama Islam dengan tradisi


keagamaan yang kuat, hal ini tercermin dengan banyaknya kegiatan keagamaan serta
kelompok kelompok pengajian seperti yang cukup beragam seperti disebutkan diatas .
Dari data kependukan, Desa Wotansari memiliki penduduk yang bergama non muslim
diantaranya beragama Kristen Protestan. Kehidupan sosial yang rukun serta masih
tingginya gotong royong, terutama juga dipupuk dengan tradisi kesenian yang cukup
kental. Di Wotansari sendiri, selain kelompok kesenian juga terdapat beberapa perguruan
silat.

Desa Wotansari juga mengalami perubahan kencenderungan dari waktu ke waktu.


Perubahan yang nampak menonjol pada pola kecenderungan mata pencaharian pokok
masyarakat Desa Wotansari. Jika melihat mayoritas mata pencaharian masyarakatnya
yang masih mengandalkan sektor agraris, agaknya perubahan kencenderungan mata
pencaharian ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang juga berdampak pada
penghidupan masyarakat Desa Wotansari.

Halaman 18 dari 61
Tabel 9 .Kecenderungan Mata Pencaharian di Desa Wotansari
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Kurun waktu 1992 an 2001 an 2006 an 2011 an 2016 an 2021 an


Jenis (tahun)
Kecenderungan
Budidaya Padi ooooo ooo oooo ooooo ooooo oooo
ooooo ooo oooo oooo ooooo ooo
Budidaya Kangkung oooo oooo oooo ooooo ooooo ooooo
ooo oo oooo oooo
Petani (Pekerjaan utama) ooooo ooooo ooooo oooo ooo oo
ooooo ooooo ooooo oooo ooo oo
Budidaya Sapi oooo ooooo ooo ooo ooo ooo
oooo oooo ooo ooo oo
Budidaya Ayam Potong ooo oooo ooo ooo oooo oooo
oo ooo oooo ooo
Kesenian ooo ooo ooo oo oo o
ooo ooo oo oo o

Pedagang oo oo ooo ooo oooo oooo


oo oo ooo ooo oooo
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Wotansasi 2021

Dari hasil kajian bersama masyarakat, kecenderungan mata pencaharian yang


menonjol di Desa Wotansari saat ini adalah ;

Halaman 19 dari 61
1) Bidang pertanian.
Di bidang pertanian ada perubahan kecenderungan dimana dahulu petani menjadi
pekerjaan utama kian bergeser. Untuk komoditas unggulan, padi masih menjad
komoditas unggulan yang kemudian muncul juga budidaya kangkung untuk
diambil/dipanen bijinya.
2) Bidang Peternakan
Di bidang peternakan dari tahun ke tahun mengalami perubahan antara ternak
sapi beralih kecenderungan ke arah ternah ayam potong
3) Bidang Perdagangan
Di bidang perdagangan dari tahun mengalami peningkatan dengan berbagai
variasi jualan dengan kecenderungan hasil produk industri rumah tangga
(kemocheng, sapu, peralatan rumah tangga) menjadi produk unggulan.
4) Bidang Kesenian
Bidang kesenian menjadi salah satu mata pencaharian utama Desa Wotansari,
tetapi kecenderungannya mengalami penurunan. Bidang kesenian ini ditandai
dengan aktivitas kesenian kelompok-kelompok seni yang ada.

Seperti disebutkan diatas, Kesenian menjadi salah satu andalan bagi Desa Wotansari.
Jika melihat kembali kajian kecenderungan diatas, adanya penanda tahun 2021 agaknya
dihubungkan dengan kejadian pandemi Covid-19 dimana berdampak pada penurunan
penghidupan dari bidang kesenian terseut. Adanya kelompok-kelompok kesenian yang
sangat aktif, seperti kelompok kesenian “Aruming Budoyo” dan sanggar tari “Mustika
Giri” merupakan penggerak kesenian di Desa Wotansari. Sebelum pandemi Covid-19
(awal tahun 2020), grup kesenian tersebut banyak mengadakan pentas baik di dalam
maupun di luar wilayah Gresik. Selama setahun, rata-rata hampir tiap bulan medapatkan
panggilan untuk pementasan. Sementara menjadi jadwal rutin untuk tiap tahun diadakan
di Balai Desa.

Walaupun terjadi pergeseran kecenderungan, penghidupan di bidang agraris masih


mendominasi sebagai penghidupan masyarakat desa Wotansari. Meskipun di bidang
agraris ini bagi sebagian besar generasi mudanya bukan menjadi pilihan utama melainkan
lebih sebagai usaha sampingan selain pekerjaan utama sebagai pekerja migran atau di

Halaman 20 dari 61
bidang kesenian. Secara turun temurun petani setempat menerapkan pola-pola tanam
berdasarkan kalender musim sebagai bentuk kearifan lokal untuk menjaga produksi
pertaniannya.

Tabel 10. Kalender Musim (Ganti Mongso) Desa Wotansari


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

SEPTEMBER
FEBRUARI

DESEMBER
AGUSTUS

NOVEMBER
OKTOBER
JANUARI
MUSIM / MONGSO

MARET

APRIL

JUNI

JULI
MEI
1. Musim Tanam Padi + + + - - + +
- Musim Panen padi + + +
- Musim Hama Wereng +
- Musim Hama Tikus +
2. Tanam Kangkung + +
- Musim Panen (Biji) Kangkung + +
- Musim Hama Tikus +
3. Musim Kemarau + + + + +
4. Musim Hujan + + + + + +
- Puncak Musim Hujan + +
5. Musim Banjir + + + +
- Puncak Musim Banjir _+ +
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Dari kalender musim diatas menggambarkan tidak hanya bagaimana masyarakat Desa
Wotansari mengelola pola tanam mereka berdasarkan perubahan musiman tetapi juga
menandai ancaman-ancaman di musim-musim tertentu seperti; musim hama tikus, hama
wereng dan musim banjir yang mengancam hasil panen mereka. Hal ini menggambarkan
bahwa masyarakat Desa Wotansari telah menandai ancaman-ancaman yang sifafnya
musiman kedalam upaya pengelolaan lahan pertanian mereka.

Halaman 21 dari 61
Gambar 13 & 14. (Kiri) Banjir yang menggennangi areal persawahan tidak hanya berdampak
pada gagal panen tetapi merusak infrastruktur yang ada seperti longsornya tanggul jalan dan
keruskan saluran irigasi. (Kanan) Upaya mitigasi ancaman tikus yang pernah dilakukan melalui
pengadaan rumah-rumahan bagi burung hantu sebagai musuh alami tikus.

Sebagai gambaran, berikut ini hasil kajian 5 (lima) asset sumber daya di Desa
Wotansari;
Tabel 11. Kajian 5 Asset (Pentagon Asset) Penghidupan Desa Wotansari
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Sumber Sumber Daya Alam Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya
Manusia Sosial Keuangan Infrastruktur
 Kuli Bangunan  Padi  Kelompok  Arisan PKK  Balaidesa
 Peternak  Ketela Pohon, Sayuran tani  Koperasi Wanita  Ponkesedes
 Petani (Kemangi, dll)  Kelompok  UP2K (Upaya  Sekolahan SD
 Guru Sekolah  Holtikultura (Jagung) Arisan Peningkatan  Masjid
Dasar  Tebu  Kelompok Pendapatan  Gedung TK
 Guru Taman  Kangkung Pengajian Keluarga)  Kantor PNPM
kanak-kanak  Sungai Lamong  Kelompok  Koperasi Dewi  TK Dharma
 Guru (TPQ)  Air (Sumur bor) persepuluhan Sinta Usada
 Pedagang  Embung (Situ)  Kelompok  PNPM  Gedung Paud
 Tenaga Kerja  Ternak Kambing dagang (BUMDESMA) Tunas Bangsa
(Pabrik)  Ternak Unggas; Ayam,  Kelompok Badan Usaha  Makam
 Pelajar Bebek ternak Milik Desa  Jalan Desa
 Sanggar Seni  Ternak Sapi  Kelompok PKK Bersama)  Listrik
 Ternak Ikan  Kelompok  Keuangan Hansip  Jaringan
 Tanaman Buah kesenian  BUMDES internet
(Pepaya, dll)  Paguyuban  Lembu Andini  Pamsimas
 Tanaman Kebun silat  Koperasi Surya  Saluran irigasi
(Pisang, dll) Al-Hikmah  Lapangan voli

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 22 dari 61
Kajian 5 aset penghidupan diatas menggambarkan kondisi sumber daya alam dan
hubungannya dengan asset asset atau sumber daya yang lainnya. Keragaman sumber
daya manusia juga cukup menonjol di Desa Wotansari, selain juga sumber daya sosial.

Gambar 15 & 16. (Kiri) SDA berupa embung atau waduk kecil tempat penampungan air di Desa
wotansari. (Kanan) Keberadaan SDI berupa PAMSIMAS menjadi aset penting kebutuhan air rumah
tangga Desa Wotansari.

Dalam kaitanya dengan kajian resiko analisa 5 asset penghidupan tadi menjadi alat
untuk melihat bagaimana masyarakat Desa Wotansari melihat 5 asset-asset penting di
komunitas mereka dan upaya melindungi asset-asset penghidupan yang ada terhadap
ancaman-ancaman yang ada.

Untuk melingkapi bagaimana asset-asset penghidupan tersebut diupayakan dari sisi


mobilisasinya bisa digunakan alat kajian peta mobilitas penduduk harian. Kajian peta
mobilitas ini juga melihat sejauh mana pergerakan Sumber Daya Manusia yang menjadi
pola-pola yang rutin dan umum terjadi di Desa Wotansari.

Halaman 23 dari 61
TABEL 12. PETA MOBILITAS PENDUDUK DESA WOTANSARI
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Jalur Bepergian Jarak Waktu Biaya Tujuan/ aktivitas Keterangan


(km) tempuh
Toko gerabah dapet 2,5 km 5 menit Rp. 5.000,- Belanja kebutuhan Melewati jalan
rusak
Indomaret Dapet 2 km 5 menit Rp. 5.000,- Belanja kebutuhan Jalan paving
SMAN I BP 2,5 km 7 menit Rp.10.000,- Sekolah Jalan paving
SMP 27 Gresik 2 km 5 menit Rp. 5.000,- Sekolah Jalan paving
Puskesmas Dapet 1, 8 km 4 menit Rp. 5.000,- Berobat Jalan rusak
RS Walisongo 1,5 km 4 menit Rp. 5.000,- Berobat/ kontrol Jalan paving
kesehatan

Halaman 24 dari 61
Pasar Hewan 2 km 5 menit Rp. 5.000,- Jual beli hewan Jalan rusak
Surojenggolo
RS Wates Husada 2 km 5 menit Rp. 5.000,- Berobat/ kontrol Jalan rusak
kesehatan
Alun-alun Kedungpring 2,2 km 6 menit Rp. 7.000,- Hiburan/ wisata Jalan rusak
Kantor Kecamatan 2,5 km 7 menit Rp.10.000,- Rapat dinas/ Jalan aspal
Balongpanggang mengurus
administrasi
Kantor Polisi 2,5 km 10 menit Rp.10.000,- Jual beli kebutuhan Jalan aspal
Balongpanggang sehari-hari & bahan
makanan
Pasar utama 3 km 10 menit Rp.10.000,- Sekolah Jalan aspal
Balongpanggang
SMPN 9 Gresik 3,5 km 12 menit Rp.13.000,- Sekolah
Gelora 17 Agustus 3,5 km 15 menit Rp.15.000,- Olahraga Jalan aspal
Balongpanggang
POM Balongpanggang 3,5 km 16 menit Rp.16.000,- Belanja BBM Jalan aspal
Kota Gresik 32 km 45 menit Rp.20.000,- Bekerja Jalan utama
Kota Surabaya 45 km 60 menit Rp.50.000,- Bekerja Jalur utama &
jalan tol
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Dalam hubungannya dengan tingkat risiko penularan Covid-19, kajian


mobilitas penduduk ini sedikit banyak dapata menggambarkan bagaimana risiko
penyebaran covid-19 cukup tinggi di Desa Wotansari dikarenakan mobilitas penduduknya
yang cukup tinggi serta interaksi yang intens dengan tempat-tempat yang berisiko
penularan tinggi.

Kajian mobilitas penduduk ini juga menggambarkan bagaimana variasi sumber daya
manusia yang tidak berkutat pada asset-asset lain yang ada di Desa. Untuk melihat
bagaimana aset sumber daya alam ini dikelola oleh masyarakat serta sudut pandang
analisanya, dapat dikaji melalui kajian transek. Kajian transek ini juga ditambkan dengan
analisa kerawanan. Beberapa kondisi kerawanan muncul dalam kajian transek Desa di
bawah ini, dimana Banjir cukup mendominasi sebagai potensi ancaman.

Halaman 25 dari 61
Tabel 13. Transek Desa Wotansari
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Zona Sungai Persawahan Pemukiman Jalur Transportasi Tegalan Peternakan Fasilitas umum

Jenis tanah & - Pasir grosok - Hitam padat - Stabil - Paving - Kurang subur - airnya jernih - Stabil
air - Keruh - Produktif - Sebagian labil - Batu - Air jernih - hitam padat - Air jernih
- Batuan berpasir - Air jernih - air jernih - Makadam/sertu - hitam padat berkapur
- Keruh di musim - Tanah gembur - Tanah padat - Air jernih - Berlumpur saat hujan - Hitam, padat
penghujan - Sedikit asin - Jalan desa - Tanah liat - Tanah padat
- Air tawar - Tanah tandus - Tanah untuk berkebun
- Tanah gembur

Halaman 26 dari 61
Penggunaan - Kincir angin - Untuk tanam, - Rumah tinggal - Transportasi - Bercocok tanam, - untuk lahan - Masjid, TPQ,
Lahan - Irigasi sawah padi, jagung, tebu, - Rumah toko untuk akses beternak perternakan Sekolah,
sayuran, kangkung - Pergudangan keluar masuk - Tanaman buah - produksi pupuk Poskampling,
- bercocok tanam - Pemukiman dusun - Berkebun (tebu) kandang/pupuk Balai dusun,
padi, jagung dan warga, - untuk transportasi organik Pamsimas
kangkung - Akses Jalan - Waduk
- Pertanian sawah
Status Lahan - Umum - Milik Pribadi - Milik pribadi - Umum - Milik pribadi - Milik pribadi - Milik lembaga
- Aliran sungai - Sewa Garap - - Milik Pemerintah - Sewa pemerintah
lamong desa
- BWWS Bengawan
solo
- Milik Pemdes
Jenis Tanaman - Tembakau, bambu, - Padi, jagung, - Mangga, pisang, - Bunga-bungaan - Kacang-kacangan, - - Bunga2an
- Pohon bambu kangkung bunga-bungaan (refugia) lombok, sawi, ketela, (refugia),
- Semak semak - Padi, jagung, (refugia) - Pohon mangga, bayem Mangga, Jambu,
kangkung - Jambu, pisang, pohon Mahoni - Pisang, bunga, bambu, Pisang, Pepaya,
mangga, pepaya, - Semak-semal Kelengkeng,
Srikaya,
kelengkeng,
Belimbing, Keres
srikaya,
belimbing, keres.
Jenis Hewan - Ikan wader, yuyu, - Tikus, Jangkrik, - Kucing - Tikus - Tikus, belalang, ulat, - Lalat -
udang, biawak, Wereng, Belalang, - burung - Ular ular, jangkrik
- Ikan, udang, siput, Ulat, kupu-kupu, - Laron - Laron
kreco, kupu kecil, burung, - Lalat
ular,
Jenis Ternak - Lembu, kambing, - Sapi, Kambing, - - Ayam kampung, Ayam - Ayam, Bebek, -
ayam kampung, Ayam kampung, potong, Bebek Ikan Lele, Sapi
bebek, lele - Angsa, Kelinci, - - Ayam, bebek,
Burung lembu,
kambing

Halaman 27 dari 61
Intervensi / - Dibuatkan TPT - Pembuatan rumah - Dagang - Penerangan jalan - Dibuatkan sumur bor - Pengadaan - Lokasi kegiatan
Campur tanan - Penambang pasir buruh hantu - PDAM, Mandi, - Pengadaan - Pegadaan Pengairan jaringan listrik sosial;
manusia - Dibuatkan - Sumur bor, Masak, Cuci, pengerasan Jalan - Kebun - Sumur Pendidikan,
plengsengan pengairan - Pemukiman umum, - Pengadaan Kesehatan,
(tanggul) - Pengecoran Pengairan Posyandu
- Dibuatkan tangkis/
awir (tonggak2
bambu di
sepanjang bibir
sungai yang
rawan)
Kondisi dan - Banjir - Hama - Angin - Longsor, Banjir - Banjir - Angin - Banjir
Kerawanan - Longsor - Banjir - Banjir - Jalan berlubang - Angin - Banjir
- Angin Puting - Mati lampu - Pohon tumbang - Peternakan
Beliung - Angin terserang
- Jalan putus, Jalan virus/penyakit
rusak - Merebaknya
lalat
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 28 dari 61
Sungai Lamong yang berhulu di daerah Kabupaten Lamongan dan Mojokerto. Sungai
lamong yang melewati perbatasan Desa Wotansari di kondisi normal memiliki lebar rata-
rata 20 sd 30 meter. Berbeda dengan Karakteristik sungai besar yang melintasi Gresik
yakni sungai Bengawan Solo, sungai Lamong ini cenderung berwarna kecoklatan dan
mengandung lumpur sesuai dengan keadaan hulu sungai di Kabupaten Lamongan dan
Kabupaten Mojokerto. Debit sungai Lamong cenderung besar, namun tidak mampu
dialirkan dengan baik karena bentuk aliran yang berkelok yang mempengaruhi
penggerusan penampang sungai serta pendangkalan sunngi yang mengakibatkan banjir
terjadi rutin di musim hujan.

Gambar 17. Sketsa yang menggambarkan posisi kawasan pemukiman dan pertanian
dusun Tlatah dan dusun Sokoguru terhadap aliran Sungai Lamong dan perbatasan
wilayah dengan Kabupaten Mojokerto

Gambar 18 & 19. (Kiri) Aliran Sungai Lamong di titik terdekat dengan perkampungan RT 1 dusun
Tlatah terlihat menukik. (Kanan) Areal tegalan dusun Wotansari yang menjadi langganan banjir
disaat luapan banjir ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Karena kondisi geografis diatas maka desa Wotansari memiliki karakteristik ragam ancaman
yang kompleks dalam aspek sumberdaya alam dan lingkungan, sumber daya manusia, sumber daya
fisik/infrastruktur, sumber daya sosial-politik dan sumber daya finansial.

Halaman 29 dari 61
B. Potensi Bencana Wilayah
Dengan kondisi geografis serta sosiografis Desa Wotansari mengakibatkan Desa ini
merupakan wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman;
Tabel 14. Ragam Ancaman di Desa Wotansari
Desa/Kecamatan : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Jenis ancaman Ragam ancaman
Ancaman geologi -
Ancaman hidrometeorologi Angin Kencang, Banjir, Kekeringan
Ancaman biologi Wabah Penyakit (Covid-19), Wabah Hama
Tikus, Wabah DBD, Wabah Flu Burung &
Telo’
Ancaman kegagalan teknologi -
Ancaman lingkungan Kebakaran
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian partisipatif Desa Wotansari 2021

Kejadian Banjir agaknya sudah menjadi ancaman rutin tiap musim penghujan di desa
Wotansari. Ditunjang dengan perubahan iklim serta adanya alih fungsi lahan menjadikan
kejadian Banjir ini menjadi semakin sering terjadi. Dengan pendangkalan sungai serta
kurang terkoordinasinya wilayah-wilayah sepanjang aliran sungai Lamong menyebabkan
banjir ini merupakan kejadian rutin. Dilihat dari sisi geologis dan juga melihat dari kajian
transek desa, tersirat bahwa struktur tanah di tegalan serta daerah aliran sungai berupa
tanah liat (hitam) padat yang penyerapan airnya cenderung lambat.

Dari kajian kalender musim sebelumnya juga muncul bahwa kejadian banjir ini sudah
menjadi bagian dari “musim” yang mengancam sebagian besar areal pertanian, bahkan
sampai ke pemukiman penduduk. Genangan banjir menimbulkan dampak lanjutan pada
lahan pertanian berupa gagal panen. Pada yang sedianya akan dipanen karena hampir
memasuki usia, harus tergenang sehingga mengakibatkan tanaman busuk atau mati.
Selain renaman banjir, ancaman cuaca ektrim memberi pengaruh merebaknya OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman) yang juga dapat menimbulkan gagal panen.

Berikut ini informasi sejarah bencana di desa Wotansari, yang pernah terjadi
sampai dengan kurun waktu terakhir tahun 2021.

Tabel 15. Sejarah Bencana Desa Wotansari

Halaman 30 dari 61
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
bencana informasi
1 1980an Banjir  Tercatat sebagai siklus banjir besar, yang Tokoh
mengakibat luapan sungai merata menggenangi masyarakat
desa
3 2002 – Banjir akibat  Banjir akibat luapan sungai lamong mulai Tokoh
2014 luapan sungai melanda sapanjang tahun dan tiap tahun masyarakat,
lamong mengalami perluasan diskusi
 Banjir tahunan ini mengakibatkan kerusakan
lahan pertanian dan fasilitas umum/jalan
menjadi rusak
4 2015 Wabah Demam  Banyak warga terserang DBD Tokoh
berdarah  Tidak ada korban jiwa masyarakat,
diskusi
5 2015 Banjir  Banjir mengakibatkan tanggul yang dibuat warga Tokoh
sampai jebol masyarakat,
diskusi
6 2016 Banjir  Banjir tahunan ini mengakibatkan kerusakan Tokoh
lahan pertanian dan gagal panen masyarakat,
diskusi
7 2017 Banjir  Banjir tahunan ini mengakibatkan kerusakan Tokoh
lahan pertanian dan gagal panen masyarakat,
diskusi
8 2018 - Serangan hama  Serangan hama tikus mewabah setiap tahun Tokoh
2021 tikus mengakibatkan kerusakan lahan pertanian dan masyarakat,
gagal panen diskusi
9 2018 Banjir  Banjir tahunan ini mengakibatkan kerusakan Tokoh
lahan pertanian dan gagal panen masyarakat,
diskusi
10 2019 Banjir  Banjir tahunan ini mengakibatkan kerusakan Tokoh
lahan pertanian dan gagal panen masyarakat,
diskusi
11 2020 Wabah Penyakit  Ekonomi warga terganggu/lumpuh Tokoh
Covid-19  Seniman tidak ada tanggapan/pentas masyarakat
 UMKM tidak ada pembeli
 Perdagangan sepi
12 2021 Serangan Hama  Serangan hama tikus mengakibatkan sebagian Tokoh
Tikus dan areal persawahan rusak masyarakat,
kelangkaan  Penanaman kembali dan pemulihan lahan diskusi
pupuk terhambat kelangkaan pupuk
13 2021 Banjir  Banjir mengakibatkan poros jalan desa terputus Diskusi warga
sepanjang ± 7meter
 Ada penjual saur terseret arus, korban selamat
tetapi terjadi luka-luka dan kerugian materi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 31 dari 61
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA

A. Penilaian Ancaman

Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat


kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.

1. Pemeringkatan Ancaman

Tabel 16. Pemeringkatan Ancaman di Desa Wotansari


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
No Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total Nilai
Terjadi Dampak
1 BANJIR 4, 3, 4, 5, 5 5, 4, 4, 4, 4 42
2 ANGIN KENCANG/ PUTING BELIUNG 4, 2, 3, 3, 3 2, 2, 3, 4, 3 29

3 KEKERINGAN 1, 2, 2, 1, 1 1, 3, 2, 1, 3 17

4 KEBAKARAN 1, 1, 1, 2, 1 2, 1, 2, 1, 1 13
5 WABAH HAMA TIKUS 5, 5, 4, 4, 4 4, 4, 4, 4, 3 41
6 WABAH DBD 1, 3, 2, 1, 1 1, 3, 2, 1, 1 16
7 WABAH PENYAKIT (COVID-19) 2, 2, 4, 4, 3 3, 1, 4, 1, 5 29
8 WABAH FLU BURUNG & TELO 4, 3, 3, 2, 4 3, 1, 4, 1, 2 27
Keterangan :
Probabilitas/Kemungkinan Terjadi Dampak
5 = Sangat Pasti (hampir dipastikan 100% terjadi tahun depan). 5 = Sangat Parah (hampir dipastikan 100% wilayah
4 = Hampir Pasti (10 – 100% terjadi tahun depan, atau 10 tahun mendatang) hancur dan lumpuh total)
3 = Mungkin (1-10% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100 tahun) 4 = Parah (50-75 % wilayah hancur dan lumpuh)
2 = Kemungkinan Kecil (kurang dari sekali dalam 100 tahun) 3 = Cukup Parah (10-50 % wilayah hancur)
1 = Tidak Pasti (sama sekali tidak dapat dipastikan) 2 = Ringan (kurang 10% wilayah yang terkena)
1 = Tidak Parah (sama sekali tidak berdampak)
Sumber: Kajian partisipatif Desa Wotansari 2021

Dari kajian tersebut diatas, disepakati untuk pembahasan dan penilaian selanjutnya
ditekankan pada 2 prioritas ancaman saja (yang di blok oranye).

Halaman 32 dari 61
2. Penilaian Karakter Ancaman

a. Karakter Ancaman
1) Karakter Ancaman Banjir
Tabel 17. Karakteristik Ancaman Banjir di Desa Wotansari
Jenis Ancaman : Banjir
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Karakteristik Penjelasan Karakteristik
ASAL/PENYEBAB - Hujan lebat terus menerus
- Curah hujan yang ekstrim/tinggi
- Pendangkalan sungai lamong
- Bentuk Aliran sungai yang berkelok-kelok
TANDA - Awan hitam, pekat dari arah barat daya (Mojokerto)
PERINGATAN - Hujan berkelanjutan
- Meningkatnya debit air
- Hawa dingin
KEKUATAN YANG - Banjir kiriman membawa meterial berupa sampah
MERUSAK - Arus air yang sangat kuat/deras
- Lumpur pekat
- Bentuk sungai yang berkelok mengakibatkan terkikis/longsor
SELA WAKTU - Antara 5 sd 6 jam dari tanda-tanda kemungkinan banjir

KECEPATAN HADIR - Cenderung cepat, dari awal gejala meluap kira-kira 5 jam
- Tergantung intensitas curah hujan
PERIODE - Setiap tahun pada musim penghujan
- Desember sd Mei
- Puncak banjir Januari sd Februari
FREKUENSI - 6 sd 12 kali sepanjang musim penghujan
- Banjir musiman (setiap tahun)
DURASI - 6 sd 12 jam

POSISI - Terdapat aliran sungai lamong yang menukik di dekat dusun Tlatah
- Dusun Sokoguru berjarak 0 – 500 meter dari sungai
- Dusun Tlatah berjarak 0 – 400 meter dari sungai
- Dusun Wotansari berjarak 500 sd 2 km dari sungai
- Sungai/air meluap ke pemukiman dan pesawahan yang rata-rata
adalah dataran rendah
INTENSITAS - Merata seluruh desa
- Ketinggian air 20 sd 100 cm di pemukiman
- Ketinggian air 50 sd 150 cm di persawahan dan tegalan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 33 dari 61
2) Karakter Ancaman Wabah Hama Tikus

Tabel 18. Karakteristik Ancaman Wabah Hama Tikus


Jenis Ancaman : Wabah Hama Tikus
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Karakteristik Penjelasan Karakteristik


ASAL/PENYEBAB - Populasi pemangsa tikus yang berkurang, yakni
ular
- Banyaknya ular yang ditangkap/diburu
- Kebersihan areal persawahan
TANDA PERINGATAN - Adanya lubang-lubang sarang tikus
- Adanya beberapa sisa serangan tikus pada
tanaman
- Bekas-bekas kulit gabah, sisa serangan tikus
KEKUATAN YANG MERUSAK - Populasi tikus yang tidak terkendali (semakin
banyak)
SELA WAKTU - Sekitar 1 sd 2 hari lahan persawahan bisa habis
KECEPATAN HADIR - Cepat (berlangsung semalam)
PERIODE - 1 kali dalam semusim
FREKUENSI - Setiap musim tanam
DURASI - Selama musim tanam sampai panen
POSISI - Berdekatan dengan sarang-sarang tikus
- Sekitar 10 meter dari JUT yang merupakan
tempat bersarang tikus
- Areal persawahan yang luas di Desa Wotansari

INTENSITAS - Serangan tikus meluputi 30% lahan pertanian


di dusun Wotansari
- Serangan tikus meluputi 25% lahan pertanian
di dusun Tlatah
- Serangan tikus meluputi 60% lahan pertanian
di dusun Sokoguru

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 34 dari 61
B. Penilaian Risiko

1. Tingkat Kerentanan

1) Tingkat Kerentanan terhadap Ancaman Banjir


Tabel 19. Tingkat Kerentanan Berdasarkan Elemen Berisiko Terhadap Banjir Desa Wotansari
Jenis Ancaman : Banjir
Desa/Kecamatan : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Elemen Berisiko Elemen berisiko yang berhubungan dengan Tingkat risiko Mengapa elemen berisiko
ancaman Tinggi Sedang Rendah rentan di lokasi?
Individu/keluarga Karena pemukiman dekat
- Bapak/Ibu - Tidak bisa bekerja V dengan sungai lamong
- Anak - Tidak bisa sekolah V
- Kakek/nenek - Tidak bisa beraktifitas dirumah V
- Cucu - Terserang penyakit V
Kelompok
- Tani - Tidak bisa kesawah dan tanaman rusak V Karena tempat beraktivitas
- PKK - Tidak bisa beraktivitas (arisan) V dekat dengan sungai lamong
- Karangtaruna Desa - Tidak bisa beraktivitas V
- Kelompok pelajar - Tidak bisa sekolah V
- Anak - Tidak bisa beraktivitas (mengaji) V
- Kelompok yaninan/ pengajian - Tidak bisa beraktivitas V
Masyarakat
- Petani sawah - Tidak bisa kesawah & tanaman rusak V Karena dekat sungai lamong
- Pedagang - Tidak bisa kepasar V
- Guru - Tidak bisa mengajar V
- Pemerintah Desa, BPD, LMD - Tidak bisa beraktifitas (mengontrol banjir) V
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 35 dari 61
Tabel 20. Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir Desa Wotansari

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Asumsi Bentuk Kerentanan Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan Jumlah Perkiraan Tingkat
Aset Kerentanan terhadap Aset
Nominal Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Berisiko
(Rupiah)
Aset 140 KK Rp.500.000.000,- - Korban jiwa - Pembuangan sampah - Kurang
Sumber - Sakit - Sumur resapan maskimsal karena
Daya - Luka-luka - Pembuatan beberapa 4 (tinggi)
Manusia - Hanyut tanggul/plengsengan/ kegiatan masih
- Adanya waduk perorangan
Aset 10 Ha (Sawah Rp. - Gagal panen - Pembuangan sampah - Kurang 4 (Tinggi)
Sumber Sungai lamong 1.000.000.000,- - Kerusakan - Sumur resapan maksimal karena
Daya alam 8 kandang ayam - Kerugian - Pembuatan harus ada kerja
lingkungan potong tanggul/plengsengan/ sama lintas
daerah
Aset fisik - 140 rumah - Rusak - Pembuatan irigias - Swadaya 5 (Sangat
infrastruktur - 100 meter JPD - Harta benda hanyut - Pembuatan jembatan masyarakat Tinggi)
- Longsor bibir sungai
- Jalan ambles & tergerus

Halaman 36 dari 61
Aset sosial - PKK - - Pembuatan dapur umum - Swadaya 3 (Sedang)
- Gapoktan masyarakat

Aset - 8 kandang Rp. 200.000.000,- - Banjir - Meninggikan tempat/kandang - Berkurangnya 4 (Tinggi)


ekonomi / - Virus unggas kematian
finansial ternak

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021 Keterangan (tingkat kerentanan) ; 1 Sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi, 5 sangat tinggi

Halaman 37 dari 61
2) Tingkat Kerentanan terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus
Tabel 21. Tingkat Kerentanan Berdasarkan Elemen Berisiko Terhadap Wabah Hama Tikus Desa Wotansari
Jenis Ancaman : Wabah Hama Tikus
Desa/Kecamatan : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Elemen Berisiko Elemen berisiko yang berhubungan dengan Tingkat risiko Mengapa elemen berisiko
ancaman Tinggi Sedang Rendah rentan di lokasi?
Individu/keluarga Serangan hama tikus juga
- Bapak/Ibu - Tikus juga masuk ke pemukiman sehingga V masuk ke pemukiman yang
- Anak berdampak pada kesehatan V berdekatan dengan sawah
- Kakek/nenek V
- Cucu V
Kelompok
- Tani - Tani sangat berisiko V Karena faktor alam
- PKK V
- Karangtaruna Desa V
- Kelompok pelajar V
- Anak V
- Kelompok pengajian V
Masyarakat
- Petani sawah - Tani sangat berisiko V Faktor alam
- Pedagang V
- Guru V
- Pemerintah Desa, BPD, LMD V
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 38 dari 61
Tabel 22. Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus Desa Wotansari

Jenis ancaman : Wabah Hama Tikus


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Asumsi Bentuk Kerentanan Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan Jumlah Tingkat
Aset Perkiraan Nominal Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
(Rupiah) Aset Berisiko

Aset Sumber - 3 Kelompok tani 200 orang - Kurangnya/ - Pestisida - Kurang masimal 3 (Sedang)
Daya ketidaktahuan
Manusia terhadap penanganan
Aset Sumber - 30 hektar dari 50 240 juta - Banyak ular diburu - Gropyokan Tikus - Kurang 5 (Sangat
Daya alam hektar - Burung hantu dicuri - Pengobatan maksimal tinggi)
lingkungan - Faktor alam
Aset fisik 150 meter 10 juta - Saluran air kurang - Rumput dibersihkan - Sedang 3 (Sedang)
infrastruktur bersih - Tidak membuang sampah
- sembarangan
Aset sosial 43 KK 4.300.000 juta - Tempar kurang bersih - Pengobatan - Sedang 3 (Sedang)
- Banyak lubangan
Aset 6 kelompok 6 juta - Tempat kerja - Pengobatan - Sedang 3 (Sedang
ekonomi /
finansial
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021 Keterangan (tingkat kerentanan) ; 1 Sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi, 5 sangat tinggi

Halaman 39 dari 61
2. Tingkat Kapasitas

1) Tingkat Kapasitas terhadap ancaman Banjir

Tabel 23. Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir Desa Wotansari

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Tingkat
Asumsi Bentuk Kapasitas yang ada Upaya Meningkatkan kapasitas
Faktor Penyebab Kapasitas Kapasitas
Aset Perkiraan Jumlah Perkiraan terhadap Aset Berisiko
Nominal (Kekurangan) Bentuk Kegiatan Hasil
(Rupiah)
Aset Sumber - Bidang Desa - - - - 4 (Tinggi)
Daya Manusia - Karangtaruna - - Belum ada pelatihan 2 (Rendah)
Aset Sumber - Kali lamong - - Belum ada tanggul - 2 (Rendah)
Daya alam
lingkungan
Aset fisik - Adanya gerobak 2 - - - 4 (Tinggi)
infrastruktur - Ada motor roda 3 (tosa) 1 - - - 4 (Tinggi)
Aset sosial - Banser - - - 4 (Tinggi)
- Kelompok masyarakat
Aset ekonomi / - Simpan pinjam - - - 4 (Tinggi)
finansial - Swadaya dapur umum 3 (Sedang)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021 Keterangan (tingkat Kapasitas) ; 1 Sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi, 5 sangat tinggi

Halaman 40 dari 61
2) Tingkat Kapasitas terhadap ancaman Wabah Hama Tikus

Tabel 24. Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus Desa Wotansari

Jenis ancaman : Wabah Hama Tikus


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Asumsi Bentuk Kapasitas yang ada Upaya Meningkatkan kapasitas


Faktor Penyebab Kapasitas Tingkat
Aset Perkiraan Jumlah Perkiraan terhadap Aset Berisiko
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal (Kekurangan)
(Rupiah)

Aset Sumber - 110 orang 4.500.000,- - Kurangnya SDM dalam - Membentuk pelatihan - 4 (Tinggi)
Daya menangani tikus penganan hama tikus
Manusia
Aset Sumber - 100 hektar 140.000.000,- - Banyak ular dibunuh - Memberikan pengobatan - 3 (Sedang)
Daya alam
lingkungan
Aset fisik - 150 m 2,5 juta - Kurangnya Desa Wotansari - Diadakan kerja bakti Sedang 3 (Sedang)
infrastruktur
Aset sosial - 100 orang 2.000.000,- - Kurangnya alat gropyok - Memberi pengusiran - Sedang 3 Sedang)
Aset - 35 orang 1.500.000,- - Kurangnya pengetahuan - Menutup lubang-lubang - Sedang 3 (Sedang)
ekonomi /
finansial
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021 Keterangan (tingkat Kapasitas) ; 1 Sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi, 5 sangat tinggi

Halaman 41 dari 61
3. Tingkat risiko

1) Tingkat Risiko Bencana terhadap Ancaman Banjir

Tabel 25. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Banjir Desa Wotansari

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Perkiraan Penyebab Risiko Pada Aset


Kerentanan Penyebab Aset Kapasitas tersedia untuk Tingkat
Aset Berisiko (Kondisi)
Bentuk Risiko Perkiraan Jumlah/ mengurangi Risiko Risiko
Nominal
(Rupiah)

Aset Sumber - Disabilitas - 4 - Tidak bisa jalan - Diungsikan S (Sedang)


Daya - Manula - 12 - Kondisinya lemah - Diungsikan S (Sedang)
Manusia - Manusia Normal - 1780 - Tidak bisa bekerja/ sekolah - Mengungsi S (Sedang)
Aset Sumber - Pemukiman - 342 Rumah - Terlalu dekat dengan sungai - T (Tinggi)
Daya alam - Sawah - 88 HA - Krena dataran rendah - T (Tinggi)
lingkungan - Ternak - - Lokasi terkena dampaknya - S (Sedang)
Aset fisik - Masjid - 4 - - - S (Sedang)
infrastruktur - Sekolah - 3 - Lokasi tergenang - S (Sedang)
- Balai Desa - 1 - - - S (Sedang)
- TPQ - 4 - Lokasi tergenang - S (Sedang)
- Rumah - 342 - Lokasi tergenang - T (Tinggi)

Halaman 42 dari 61
Aset sosial - Kelompok tani Lumbung-lumbung - Lokasi tergenang - Di pasang panggung S (Sedang)
Gudang pupuk =1 - Lokasi tergenang - Dipindah S (Sedang)
Aset - Petani Rp. 1,5 Milyard - Gagal panen - T (Tinggi)
ekonomi / - Pedagang RP. 250 juta - Tidak bisa berjualan - S (Sedang)
finansial - Kerajinan Rp. 25 juta - Tidak bisa berangkat kerja - S (Sedang)
- Seniman Rp. - - - - R (Rendah)

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021


Keterangan
Tinggi (T) : Ketika kapasitas yang dimiliki tidak mampu menghadapi/menyelesaikan kerentanan, kebutuhan
sumberdaya dari luar lebih besar daripada sumberdaya yang ada.
Sedang (S) : Ketika kapasitas yang dimiliki mampu belum sepenuhnya mampu menghadapi/menyelesaikan
kerentanan, sehingga masih membutuhkan bantuan dari luar.
Rendah (R) : Ketika kapasitas yang dimiliki sepenuhnya mampu menghadapi kerentanan dan tidak membutuhkan
dukungan dari luar.

Halaman 43 dari 61
2) Tingkat Risiko Bencana terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus
Tabel 26. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Wabah Hama Tikus

Jenis ancaman : Wabah Hama Tikus


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur

Perkiraan Penyebab Risiko Pada Aset


Kerentanan Penyebab Aset Kapasitas tersedia untuk Tingkat
Aset Berisiko (Kondisi)
Bentuk Risiko Perkiraan Jumlah/ mengurangi Risiko Risiko
Nominal
(Rupiah)

Aset Sumber - Stress 70 % - Banyak perdagangan ular - Gropyokan tikus T (Tinggi)


Daya - Petani -
Manusia

Aset Sumber - Sawah gagal panen 70 % - Rerumputan terlalu - Membersihkan rumput T (Tinggi)
Daya alam - Serangan hama lebat/rimbun
lingkungan - Alam pertanian

Aset fisik - Pematang/ Galengan / 20 % - Rusak - Pengadaan rumah burung hantu R (Rendah)
infrastruktur Guludan

Halaman 44 dari 61
Aset social - Kelompok tani 3 kelompok tani - - T (Tinggi)

Aset - Hasil panen menurun 50% - Batang padi di rusak - S (Sedang)


ekonomi /
finansial

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021


Keterangan
Tinggi (T) : Ketika kapasitas yang dimiliki tidak mampu menghadapi/menyelesaikan kerentanan, kebutuhan
sumberdaya dari luar lebih besar daripada sumberdaya yang ada.
Sedang (S) : Ketika kapasitas yang dimiliki mampu belum sepenuhnya mampu menghadapi/menyelesaikan
kerentanan, sehingga masih membutuhkan bantuan dari luar.
Rendah (R) : Ketika kapasitas yang dimiliki sepenuhnya mampu menghadapi kerentanan dan tidak membutuhkan
dukungan dari luar.

Halaman 45 dari 61
Gambar 20. Peta Ancaman Banjir di Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang,
Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Halaman 46 dari 61
Gambar 21. Peta Ancaman Hama Tikus di Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang,
Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Halaman 47 dari 61
BAB IV. REKOMENDASI

A. Rekomendasi Kebijakan

Upaya pengurangan risiko bencana di desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang,


Kabupaten Gresik memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis. Diantaranya
adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya. Rekomendasi kebijakan
dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di bagian bawah ini.

1. Pemetaan Pemangku kepentingan dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana


Praktik-praktik pengurangan risiko bencana berkaitan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan atau pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan ini di Desa
Wotansari ini dapat berupa lembaga, kelompok sosial ataupun aktor aktor yang ada
di Desa Wotansari. Untuk melihat seberapa jauh keterlibatan serta pengaruh para
pemangku kepentingan tersebut, perlu dipetakan melalui proses diskusi bersama
warga.

Gambar 22. Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Wotansari

Halaman 48 dari 61
Penjelasan :
 Lingkaran di tengah merepresentasikan masyarakat Desa Wotansari yang menjadi pusat
analisa.
 Besar kecilnya lingkaran menunjukkan besar kecilnya pengaruh lembaga/aktor/pemangku
kepentingan tersebut
 Jarak antara lingkaran dengan pusat lingkaran (Warga Desa Wotansari) menunjukkan jauh
dekatnya (gab) relasi hubungan yang ada.
 Arah panah menunjukkan pola interaksi antar lembaga/aktor/pemangku kepentingan yang
ada.
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

2. Analisa Pemangku Kepentingan dalam konteks Pengurangan Risiko Bencana


Dari kajian pemetaan pemangku kepentingan diatas, karakteristik masyarakat
Kalimlang sangat dipengaruhi dengan adanya kehidupan pertanian serta kawasan
pertemuan sungai (tempuran) yang rawan banjir. Adanya lembaga-lembaga sosial
seperti Karang Taruna, PKK bahkan BUMDES, kurang memiliki kedekatan dengan
komunitas Desa. Hal ini dimungkinkan karena belum memiliki peran yang strategis
dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.

Halaman 49 dari 61
Risiko Bencana disadari dapat menimpa berbagai sektor sekaligus, karena itu
pengurangan risiko bencana juga harus dilakukan secara lintas sektoral atau lintas
pemangku kepentingan. Keberhasilan kerja koordinatif lintas sektor dan pemangku
kepentingan ini akan menjamin adanya pengarusutamaan PRB dalam program
sektoral sehingga mengefektifkan kerja-kerja pengurangan risiko bencana dalam
mewujudkan desa tangguh. Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat
menghindari tumpang-tindih program/kegiatan yang dapat berakibat pada
inefisiensi pendanaan.
Tabel 27. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) Desa Wotansari
Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
No Lembaga/ Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Masalah/Kendala Peran dalam
perkumpulan Ideal PRB
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintah - Pemerintah Desa - Tidak penrah ada - Koordinasi
Desa Desa melatani di kantor pelatihan untuk - Kesiapsiagaan
- Status aktif desa dengan baik perangkat Dea - Perancangan
- Kelapa Desa Definitif (2 - Peran perangkat anggaran
periode) desa yang
- Kekayaaan : profesional
a.uang kas :25.000.000, - Keterbukaan
b.Luas tanah kantor dalam anggadan
pemerintahan 1.500 m2 dan penganggaran
2 BPD - Ada 5 orang - Bisa mewakili - Tidak ada kendala - Koordinasi
4 laki-laki aspirasi warga
1 perempuan
3 Mantri Tani - Lingkup sekecamatan - Bisa membantu - Keterlibatan - Koordinasi
- Ada 1 orang para petani mantri tani
membasmi hama - Kurang koordinasi
- Mengadakan
sekolah lapang
4 LKD - Ada 5 orang - Bisa memberikan - Tidak pernah rapat - Koordinasi
masukan dalam - Kurang koordinasi
hal pembangunan
dan pemerintahan
5 RT/RW - - ada 10 orang asli - Membantu - Kurang anggaran - Koordinasi
penduduk Wotansari jalannya operasional - Perencaanaan
- Ada anggaran 1 juta pemerintahan
@orang terkait gotong
royong, dll
6 PKK - Ada 16 Pengurus - Berperan atif - Tidak ada - Koordinasi
- Langsung diibentuk membantu - Perencanaan
kepala Desa jalannya
- Ada anggaran Rp. pemerintahan
15.000.000,- per tahun - Meningkatkan
kesejahteraan
keluarga

Halaman 50 dari 61
7 BUMDES - Ada 5 orang sebagai - Bisa membantu - Kurang Modal - Koordinasi
pengelola pemerintah Desa
- Simpan pinjam dalam usaha
- Sembako dalam
meningkatkan PAD
8 Karang Taruna - Ada pengurus di tiap - Memberi kegiatan - Kurang motivasi - Koordinasi
dusun masing-masing 3 kepemudaan - Kurang adanya
orang - Berperan aktif pelatihan di tingkat
- Ada anggaran dari dalam segala Karang taruna
APBDES bidang untuk - Kurang koordinasi
mencegah
kenakalan remaja
9 Petani - 90% Penduduk - Bisa meningkatkan - Kurangnya - Koordinasi
Wotansari adalah hasil pertanian penyuluh
bertani di lahan Tadah (padi) pertanian sehingga
Hujan petani bermotivasi
- 10% Bidang jasa diri sendiri
- Kurangnya air pada
sesi tanam ke-2
- Banyak hama tikus
- Kurang koordinasi
10 Peternak - Dikelola dengan - Meningkatkan nilai - Modal dari - Koordinasi
(ayam, bebek, mandiri tambah perbankan
sapi) perekonomian di meragukan
masyarakat - Sangat sulit untuk
akses modal di
bank
- Merebaknya lalat
yang mengganggu
warga
- Kurang koordinasi
11 Semen Gresik - Ada Agar bisa - Sulit untuk akses/ Belum
memberikan Dana link ke perusahaan dilibatkan
CSR keada warga
Desa Wotansari
12 Petrokimia - Ada - Bisa tercukupi - Kurang lengkapnya Masih belum
Gresik kebutuhan pupuk pasokan pupuk dikoorinasikan
untuk petani dari petrokimia
13 PT. KAS - Ada - Bisa menyerap - Susah untuk Masih belum
tenaga kerja bekerja dalam dikoordinasikan
- Mengurangi perusahaan
pengangguran
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

B. Rekomendasi Teknis

Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam


bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk
kegiatan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di bawah ini.

Halaman 51 dari 61
C. Rekap Rekomendasi

a. Rekap rekomendasi ancaman Banjir


Tabel 28. Rekap Rekomendasi PRB untuk Ancaman Banjir di Desa Wotansari
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)

Jenis Ancaman : Banjir


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkabtibmas
Relawan Tanggap Bencana

Tim Siaga & Satgas Covid


Kelompok pengajian

Kelompok Kesenian
PKK & Dasa Wisma

Kelompok Ternak
Fase Kegiatan
Pemerintah Desa

Paguyuban silat

Kelompok Tani
Karang taruna

Posyandu
BUMDES

Koperasi

UKM, dll
Polindes
RT/RW

Linmas

LPMD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v BPD
v v v v v v v v
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v v
(pencegahan, musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi penanggulangan v v v v v v v v v v v v v v v v v
peningkatan bencana pada masyarakat
kapasitas) 4. Penanaman pohonbuah v v v v v v v v v v v v v v v v v
produktif/unggulan dan
tanaman vertiver
5. Pengelolaan Sampah v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

Halaman 52 dari 61
6. Simulasi bencana Banjir v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
7. Pengerukan Normalisasi v v v v v v v v v v v v v v v v v
Sungai
8. Pembentukan tim siaga v v v v v v v v v v v v v v v v V
Bencana
9. Reboisasi dan penataan v v v v v v v v v v v v v v v v V
lingkungan
10. Pelatihan evakuasi dan v v V v V v v v v v
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
11. Pembuatan papan v v v v v v v v v
informasi desa & peta
kerawanan
12. Pembuatan biopori v v v v v v v v v v v v v v v v V
Pra Bencana, 1. Pembuatan jalur, rambu v v v v v v v v v v v
saat terdapat evakuasi
potensi bencana 2. Penyiapan alat dan v v v v v v v
(kesiapsiagaan) prasarana evakuasi
3. Penyiapan lokasi evakuasi v v v v v v v v v
4. Pemantauan bahaya, dan v v v v v v v
kesiapan alat peringatan
dini.
5. Penyiapan perlengkapan v v v v v v
tanggap darurat
6. Pengadaan pos penjagaan v v v v v v
& Pemantauan
7. Pengaktifan SOP v v v v v v v
peringatan dini
Saat tanggap 1. Segera melakukan v v v v v v v v v v v v v v v
darurat evakuasi dengan prioritas
kelompok rentan

Halaman 53 dari 61
2. Mengaktifkan rencana v v v v v v v v
kontinjensi banjir
3. Menghimbau agar tidak v v v v v v v v
panik dan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait
4. Mengamankan lokasi v v v v v v v v
bencana, jalur evakuasi dan
pos pengungsian
5. Mendirikan Dapur umum, v v v v v v v v v v v
pos pengungsian dan posko
bencana
6. Pengelolaan logistik v v v v v v v
7. Menyiapkan petugas v v v v v v v v v v v v v
(Pertolongan pertama)
PPGD
Pasca bencana 1. Inventarisasi kerugian dan v v v
kerusakan
2. Pemulihan aktifitas v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
3. Pemulihan mental dan fisik v v v v v v v v v
warga terdampak bencana
4. Rehabilitasi & v v v v v v v v v v v v
Rekonstruksi, perbaikan
sarana & prasarana
(tempat tinggal, fasilitas
umum, jalan, dll)
5. Pemulihan penghidupan v v v v v v v v v v v v
(lapangan pekerjaan)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 54 dari 61
b. Rekap rekomendasi ancaman Wabah Hama Tikus
Tabel 29. Rekap Rekomendasi PRB untuk Ancaman Wabah Hama Tikus di Desa Wotansari
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)

Jenis Ancaman : Wabah Hama Tiikus


Desa/Kec : Wotansari/Balongpanggang
Kabupaten : Gresik
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Banbinkabtibmas
FPRB Desa Wotansari

PT Petrokimia Gresik
Kelompok Kesenian
PKK & Dasa Wisma

Kelompok Ternak
Fase Kegiatan

Pemerintah Desa

Kelompok Sinom
Kader Kesehatan

PT Semen Gresik

Kelompok Tani
Karang taruna
BUMDES

Koperasi
RT/RW

Linmas

PT KAS
LPMD
BPD

PPL
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v v v v v v v v v v
saat tidak terjadi penanggulangan
bencana bencana
(pencegahan, 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v v v v v
mitigasi, dan musrembangdes
peningkatan 3. Sosialisasi v v v v v v v v v v v v v
kapasitas) penanggulangan bencana
pada masyarakat
4. Penataan lahan pertanian v v v v v v v v v
& Perbaikan saluran
irigasi

Halaman 55 dari 61
5. Bimbingan Teknis v v v v v v v v v v
Pengendalian OPT
(Organisme Penggangu
Tanaman) yang ramah
lingkungan
6. Pembuatan Bank Benih v v v v v v v v v v v v
Desa
7. Pengembangan pasca v v v v
panen dan olahan bagi
kelompok tani wanita
8. Pelatihan Model v v v v v v v v v v v v v
Pertanian Berkelanjutan
(Penyuluhan dari Dinas
Pertanian )
9. Pembuatan lumbung v v v v v v v v v v v v v v v
beras / hasil panen desa.
10. Pengembangan koperasi v v v v v v v v v v v v v v v
petani (Gapoktan)
11. Pengelolaan irigasi/ v v v v v
pengairan secara
berkelompok
12. Pengembangan produksi v v v v v v v v v v v v v
pupuk organik untuk
ketersediaan pupuk
Pra Bencana, 1. Sosialisasi kesiapsiagaan v v v v v v v v v v v
saat terdapat dalam rangka perubahan
potensi bencana ketahanan terhadap
(kesiapsiagaan) cuaca ektrim &
perubahan iklim
- Sosialisasi perdes
tentang perburuan ular
dan burung hantu

Halaman 56 dari 61
2. Gerakan Pengendalian v v v v v v v v v
OPT secara terpadu
3. Pengadaan prasarana v v v v v v v v v
untuk pengendalian OPT
(Organisme Penganggu
Tanaman) secara terpadu
dengan
- Membuat jebakan tikus
- Membuat rumah
burung hantu
- Pelepasan ular
4. Pengamatan dan v v v v v v v v
pemantauan bersama
lahan pertanian

Saat tanggap 1. Melakukan upaya v v v v v v v


darurat penyelamatan hasil
panen
2. Melakukan gropyokan v v v v v v v v v v
tikus
3. Melakukan Pengasapan v v
belerang dan pengobatan
(racun tikus)
4. Melakukan koordinasi v v v v v v v v
dengan dinas pertanian

Pasca bencana 1. Memetakan wilayah v v v v


yang terdampak gagal
panen
2. Mempelajari penyebab v v v v
kegagalan serta
kebutuhan pemulihan
lahan

Halaman 57 dari 61
3. Gotong royong v v v v v v v v v v v v v v v v v v
membersihkan semak--
semak dan Pemulihan
kembali lahan pertanian
yang tedampak
4. Sosialisasi Pemulihan v v v v v v v v v v
Mental
5. Memberikan bantuan v v v v v v v
bibit kepada petani
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wotansari 2021

Halaman 58 dari 61
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Desa Wotansari merupakan wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Banjir
Bandang, Angin Kencang, Kekeringan, Kebakaran, longsor, Cuaca Ekstrim (Gagal Panen),
dan Wabah Penyakit (Covid 19). Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan
landasan kebijakan-kebijakan strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan
mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik
pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.

Metode Pengkajian risiko bencana secara partisipatif menjadi metode riset aksi yang
yang mengasilkan pemetaan risiko bencana Desa Wotansari dalam multi aspek sekaligus
dapat dibaca serta dipahami dengan mudah oleh komunitas Desa. Dengan hasil metode
riset aksi ini komunitas sekaligus dapat bercermin dengan dirinya sendiri untuk
menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengurangan risiko bencana yang sesuai
dengan kebutuhan komunitas sendiri. Metode riset aksi ini sekaligus menjadi
pengalaman berharga bagi komunitas untuk menuangkan gagasan serta berpartisipasi
aktif dalam menentukan arah kebijakan desa. Sehingga tidak hanya menghasilkan
pemetaan risiko tetapi sekaligus juga peningkatan kapasitas komunitas sebagai dampak
pengalaman partisipasi aktif dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.

Kajian Risiko Bencana sangat diperlukan untuk penyusunan kebijakan-kebijakan


penanggulangan Bencana. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana
dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan. Kajian ini diharapkan
menjadi awal dari tradisi kajian bersama yang bisa dilakukan secara rutin oleh komunitas
sebagai bentuk kesadaran dan kemandirian Desa Tangguh Bencana.

Halaman 59 dari 61
B. Rencana Kegiatan Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana desa Wotansari.
Adapun secara umum hasil rencana tindak lanjut adalah sebagai berikut ;

Tabel 30. Rencana Tindak Lanjut


No Kegiatan Waktu PJ Keterangan
Kepala Desa
Berkoordinasi dengan Wotansari, BPBD
Rakor atau rapat
para pemangku Kab Gresik, dan
1 Menyesuaikan pleno diagendakan
kepentingan untuk pemangku
rutin
pembentukan Forum PRB kepentingan
laiinya

Penyusunan Sisetem
Tim Siaga Ada hasil dalam
2 Peringatan Dini dan SOP Menyesuaikan
Wotansari betuk diokumen
Evakuasi

Penyusunan rencana Tim Siaga Ada hasil dalam


3 Menyesuaikan
kontinjensi Wotansari bentuk dokumen

Simulasi dan evalusi


FPRB Desa
4 rencana kontinjensi Menyesuaikan Agenda rutin
Wotansari
terhadap bencana banjir
Melakukan kajian aset- Diagendakan oleh
aset penghidupan yang FPRB Desa Forum PRB
5 Menyesuaikan
berkelanjutan terhadap Wotansari minimal 1 tahun
strategi perubahan iklim sekali
Mengintegrasikan hasil Pada pertemuan
FPRB Desa
6 hasil kajian partisipatif Menyesuaikan usulan
Wotansari
dalam RPJMDES Murembangdes
Diagendakan di
Melakukan kajian risiko
FPRB Desa pertemuan
7 bencana secara berkala di Menyesuaikan
Wotansari kelompok tingkat
tingkat dusun atau desa
desa atau dusun
Ada fasilitator lokal
Mengadakan Pelatihan
FPRB Desa yang bisa
8 Kajian Partisipatif Desa Menyesuaikan
Wotansari memfasilitasi
untuk Fasilitator Desa
kegiatan kajian
Diagendakan
Monitoring dan evaluasi FPRB Desa
9 Menyesuaikan minimal setahun
kegiatan Wotansari
keali

Halaman 60 dari 61
Lampiran: Dokumentasi Kegiatan

Halaman 61 dari 61

Anda mungkin juga menyukai