Disusun Oleh :
DJUNAEDI SAJIDIMAN
(Drs, MM, M.Pd.)
Halaman
A. PENGERTIAN .................................................................................. 1
B. ESENSI SDM DALAM ORGANISASI ............................................. 4
C. PERAN STRATEGIS MSDM ............................................................ 5
D. TUJUAN, KEGIATAN DAN SASARAN MSDM ............................. 6
E. PENDEKATAN-PENDEKATAN MSDM ......................................... 7
F. FUNGSI-FUNGSI MSDM ................................................................. 7
G. TANTANGAN-TANTANGAN MSDM ............................................. 9
H. KEDUDUKAN BIRO/BAGIAN KEPEGAWAIAN .......................... 11
I. RUANG LINGKUP MSDM ............................................................... 11
J. MODEL-MODEL MSDM ................................................................. 12
A. PENARIKAN .................................................................................... 34
B. SELEKSI ............................................................................................ 37
C. PENEMPATAN ................................................................................. 42
D. PEMBEKALAN (ORIENTASI) ....................................................... 45
A. PENGERTIAN .................................................................................. 49
B. TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN .......................... 51
C. MANFAAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ...................... 53
D. PROSEDUR/TAHAP PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ........ 54
E. METODE PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ......................... 55
F. DISAIN SISTEM PELATIHAN YANG EFEKTIF ............................ 64
A. PENGERTIAN .................................................................................. 67
B. TUJUAN PENGEMBANGAN KARIER ........................................... 69
C. JALUR KARIER ................................................................................ 70
D. PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN KARIER ........... 72
E. MANFAAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KA-
RIER ................................................................................................... 76
A. PENGERTIAN .................................................................................. 78
B. TUJUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA ...................................... 80
C. METODE PENILAIAN PRESTASI KERJA ..................................... 81
D. BIAS PENILAIAN PRESTASI KERJA ............................................. 86
E. SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA YANG EFEKTIF ........... 87
A. PENGERTIAN .................................................................................. 90
B. TEORI-TEORI MOTIVASI ............................................................... 91
C. MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK ................................... 94
D. PRINSIP-PRINSIP DALAM MEMOTIVASI KERJA ...................... 95
E. TEKNIK MEMOTIVASI KERJA PEGAWAI ................................... 96
F. RELEVANSI MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA .............. 97
G. RELEVANSI MOTIVASI DENGAN PRESTASI KERJA ................ 99
bahan ajarnya.
Bahan ajar dimaksud disarikan dari beberapa buku standar dan buku-
Djunaedi Sajidiman
POKOK BAHASAN SATU
KONSEPSI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(MSDM)
A. PENGERTIAN MSDM
1. Manajemen :
Unsur yang dipelajari dalam MSDM adalah khusus SDM atau tenaga
kerja manusia. Unsur manusia tersebut sangat dominan dalam kegiatan
organisasi, karena manusia adalah perencana, pelaksana, pengendali,
sekaligus penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak
mungkin tercapai tanpa peran aktif SDM (man) kendati unsur-unsur
yang lain (money, material, machines, market, method) lengkap atau
bahkan canggih.
F. FUNGSI-FUNGSI MSDM
4. Integrasi, meliputi :
a. Kebutuhan Karyawan;
b. Motivasi Kerja;
c. Kepuasan Kerja;
d. Disiplin Kerja;
e. Partisipasi Kerja.
G. TANTANGAN-TANTANGAN MSDM
Ruang lingkup MSDM dilihat dari fungsi dan alat-alat MSDM itu sendiri,
yaitu :
1. Fungsi-fungsi MSDM :
c. Pemeliharaan :
- Kompensasi;
- Integrasi;
- Hubungan Perburuhan;
- Pemutusan Hubungan Kerja.
2. Alat-alat MSDM :
a. Analisis Jabatan;
b. Penilaian Prestasi Kerja;
c. Evaluasi Jabatan.
J. MODEL-MODEL MSDM :
ANALISIS JABATAN
A. PENGERTIAN ANJAB
1. Deskripsi Jabatan :
2. Spesifikasi Jabatan :
3. Disain Jabatan :
B. TUJUAN ANJAB
D. INFORMASI JABATAN
Dari anjab akan didapat informasi jabatan tentang dua aspek dari suatu
jabatan, yaitu :
Penjelasan :
a. Pendidikan, yaitu :
- Pendidikan formal minimum;
- Pelatihan.
b. Wawasan/pengetahuan kerja;
c. Keterampilan kerja :
- Keterampilan mental : Menganalisis data, menghitung, meng-
hafal, membuat keputusan, dll.
- Keterampilan fisik : Memutar roda, mencangkul, menggergaji,
dll.
- Keterampilan sosial : Mempengaruhi orang lain, berpidato,
menawarkan barang, dll.
d. Pengalaman kerja;
e. Bakat;
f. Temperamen;
3. Minat;
4. Kondisi jasmani;
5. Jenis kelamin.
1. Prinsip :
a. Tentukan secara jelas batas-batas pekerjaan;
b. Didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya;
c. Proses kegiatan harus disusun secara kronologis;
d. Memperhatikan situasi pekerjaan.
2. Prosedur :
a. Penentuan tujuan anjab;
b. Perencanaan anjab;
c. Pengumpulan data jabatan;
d. Pengolahan data jabatan
e. Penyajian hasil anjab;
f. Penyusunan program MSDM lainnya.
F. PENTINGNYA ANJAB
Anjab penting dilakukan sebab informasi yang diperoleh dari hasil anjab
dimaksud berguna/bermanfaat :
2. Sumber Data :
a. Pegawai bersangkutan;
b. Atasan langsung pegawai bersangkutan;
c. Orang lain yang mengetahui tentang jabatan yang bersangkutan;
d. Literatur-literatur (buku, majalah, buletin, koran, jurnal, peraturan
perundang-undangan, dsb.).
Analisis Jabatan
Deskripsi Jabatan
Perencanaan
PERENCANAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
A. PENGERTIAN PSDM
B. MANFAAT PSDM
C. PENTINGNYA PSDM
D. TUJUAN PSDM
E. KOMPONEN PSDM
1. Sasaran (Objective) :
Sasaran harus ditentukan secara jelas berikut tahapan-tahapannya.
Sasaran jangka pendek harus merupakan bagian tak terpisahkan
sasaran jangka panjang. Sasaran jangka pendek bersifat kuantitatif,
sedangkan sasaran jangka panjang kualitatif.
F. PROSES PSDM
A. PENARIKAN
1. Pengertian :
b. W.F. Cascio :
c. Ivancevich :
Keuntungannya :
- Lowongan kerja cepat terisi;
- Penyesuaian diri tenaga kerja cepat dilakukan;
- Meningkatkan semangat kerja karena merasa diperhatikan.
Kelemahannya :
- Menghambat masuknya gagasan baru;
- Menimbulkan konflik dalam organisasi jika penempatannya
salah;
- Berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas, jika promosinya
salah;
- Karakter yang tidak baik dari seorang tenaga kerja yang
dipromosikan akan tetap terbawa.
Pengisian lowongan jabatan secara internal dilakukan melalui :
- Transfer;
- Promosi;
- Up-grading, peningkatan level pendidikan/keahlian.
Keuntungannya :
- Menghindari kesalahan-kesalahan dalam pengisian jabatan;
- Kualifikasi tenaga kerja yang akan ditempatkan terjamin;
- Terdapat kemungkinan masuknya gagasan baru.
Kelemahannya :
- Prosesnya memakan waktu relatif lama sehingga lowongan kerja
tidak cepat terisi;
- Membutuhkan biaya relatif lebih besar;
- Terjadi rasa tidak enak pada diri tenaga kerja lama.
B. SELEKSI
1. Pengertian :
3. Metode/Teknik Seleksi :
b. Testing :
Suatu prosedur sistematis untuk mengetahui secara sampling
mengenai sikap, perilaku, kemampuan, dan bakat setiap calon.
Berbagai jenis/tipe testing di antaranya :
c. Wawancara :
Digunakan untuk melengkapi pelaksanaan testing. Wawancara
adalah komunikasi atau interaksi verbal antara dua orang atau lebih
untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan utama wawancara dalam
rangka seleksi adalah untuk :
C. PENEMPATAN
1. Pengertian :
2. Bentuk Penempatan :
a. Promosi :
Promosi adalah menaikkan jabatan seseorang ke jabatan lain yang
memiliki tanggung jawab lebih besar, gaji lebih besar, dan pada
level organisasi yang lebih besar.
b. Transfer :
Transfer adalah alih tugas, ada dua macam :
- Penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggung jawab,
hierarki jabatan dan penghasilan relatif sama dengan statusnya
yang lama (tour of duty).
- Penempatan seseorang pada tugas yang sama atau sejenis tetapi di
tempat baru, dengan penghasilan dan tanggung jawab pun relatif
sama (tour of area).
a. Bila saya menunjuk orang untuk suatu pekerjaan dan ternyata tidak
ada prestasinya, maka yang keliru adalah saya. Jadi bukan orang
itu yang salah.
1. Kompetensi;
2. Perestasi kerja;
3. Jenjang kepangkatan;
4. Syarat-syarat obyektif lainnya :
a. Disiplin kerja;
b. Kesetiaan;
c. Pengabdian;
d. Pengalaman;
e. Kerjasama;
f. Dapat dipercaya.
Catatan :
D. PEMBEKALAN (ORIENTASI)
1. Pengertian :
2. Tujuan :
2. Program Pembekalan :
a. Isu-isu Perusahaan :
- Sejarah perusahaan;
- Organisasi perusahaan;
- Nama dan judul eksekutif kunci;
- Judul dan depertemen para karyawan;
- Tata letak fasilitas fisik;
- Periode masa percobaan;
- Garis produk dan jasa yang disediakan;
- Peninjauan luas tentang proses produksi;
- Kebijakan dan aturan perusahaan;
- Peraturan kedisiplinan;
- Buku pegangan karyawan;
- Prosedur dan penerapan keamanan.
b. Manfaat Karyawan :
- Skala pembayaran dan pembayaran harian;
- Liburan piknik dan liburan biasa;
- Masa istirahat kerja;
- Manfaat diklat;
- Konseling;
- Manfaat asuransi;
- Program pensiun;
- Pelayanan jasa bagi karyawan;
- Program rehabilitasi.
c. Perkenalan Awal :
- Kepada penyelia;
- Kepada pelatih;
- Kepada pembantu pekerja;
- Kepada konselor karyawan.
c. Tugas Pekerjaan :
- Lokasi pekerjaan;
- Tugas-tugas pekerjaan;
- Syarat-syarat keamanan pekerjaan;
- Penjelasan luas pekerjaan;
- Tujuan pekerjaan;
- Hubungan dengan pekerjaan lain.
A. PENGERTIAN
Pendidikan :
- Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan umum;
- Durasi pembelajaran relatif panjang;
- Lebih berorientasi pada teori;
- Output dimanfaatkan di masa depan.
Pelatihan :
- Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan khusus
dalam rangka melaksanakan tugas/pekerjaan tertentu;
- Durasi pembelajaran relatif singkat;
- Lebih berorientasi pada praktek;
- Output dimanfaatkan sesegera mungkin.
Pelatihan :
- Fokusnya terhadap pekerjaan sekarang;
- Ruang lingkupnya pekerjaan individual;
- Kerangka waktunya jangka pendek;
- Tujuannya mencukupi kekurangan kemampuan sekarang.
Pengembangan :
- Fokusnya terhadap pekerjaan sekarang dan mendatang;
- Ruang lingkupnya pekerjaan kelompok atau organisasi;
- Kerangka waktunya jangka panjang;
- Tujuannya untuk mempersiapkan menghadapi kebutuhan kerja di
masa mendatang.
Dari pendapat para ahli yang dikemukakan di atas, tidak heran apabila
banyak di antara mereka yang tidak secara tegas membedakan atau
memisahkan antara pelatihan dengan pengembangan. Atau dengan kata
lain pelatihan dan pengembangan merupakan dua kegiatan yang
berbeda tetapi sulit dipisahkan. Mengapa? Karena kenyataannya
proses pengembangan itu dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
1. Untuk mengurangi gap atau perbedaan kinerja yang ada antara hasil
yang diinginkan dengan apa yang dicapai oleh pegawai sebagai akibat
ketidakmampuan pegawai untuk mencapai standar yang ditetapkan.
2. Terkait dengan perkembangan teknologi, pelatihan dan pengembangan
akan membuat pegawai lebih produktif dan adaptif.
1. Charles E. Johnson :
Kompetensi adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan.
2. Nick Boutler :
Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang
memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan.
3. Mohamad Surya :
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, merasa dan bertindak
Kompetensi pun ada yang umum dan ada yang khusus. Kompetensi
umum lebih menekankan pada pengetahuan dan prilaku, diperoleh
melalui pendidikan formal dan diklat kepemimpinan. Sedangkan
kompetensi khusus menekankan pada keahlian, diperoleh melalui diklat
teknis.
1. Bagi organisasi :
a. Meningkatkan produktivitas kerja organisasi;
b. Terwujudnya hubungan serasi antara atasan dengan bawahan;
c. Proses pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat;
d. Meningkjatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam
organisasi dengan komitmen organisasi yang lebih tinggi;
e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen;
f. Memperlancar jalannya komuniksi;
g. Menyelesaikan konflik secara fungsional.
2. Bagi Pegawai :
a. Membantu membuat keputusan dengan lebih baik;
b. Meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi;
c. Terjadi internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor
motivasional;
d. Menimbulkan dorongan untuk terus meningkatkan kemampuan;
e. Mengurangi stress, frustrasi, dan konflik, sehingga akan
memperbesar rasa percaya diri;
f. Memanfaatkan informasi tentang berbagai program yang dapat
meningkatkan kemampuan teknikal dan intelektual;
g. Meningkatkan kepuasan kerja;
h. Meningkatkan pengakuan atas kemampuan seseorang;
i. Meningkatkan tekad pekerja untuk lebih mandiri;
j. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa
depan.
2. Metode Pengembangan :
a. Semua metode training;
b. Understudy;
c. Job Rotation/Planned Progression;
d. Coaching and Counceling;
e. Junior Board of Executive (Multiple Management);
f. Committee, Project, Staff Meeting;
g. Business Game;
h. Sensitivity Training (T-Group Experience).
1. The Practical (On the Job) Method, yang dilaksanakan dengan melaku
kan kerja praktek sesuai dengan pekerjaan/jabatan dan alat-alat yang
dipergunakan sebenarnya :
a. Job Rotation;
b. Committee Assignment.
2. Simulation Method, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat
tiruan atau dalam kondisi dan situasi yang dibuat mirip dengan
keadaan sebenarnya :
a. Case Method;
b. Role Playing;
c. Business Game;
d. In Basket Method.
2. Vestibule Training :
a. Diselenggarakan di tempat yang sebenarnya, tetapi di ruangan lain
yang disediakan khusus untuk pelatihan;
b. Disediakan alat-alat/mesin yang sama dengan alat-alat/mesin yang
sebenarnya dan akan dipergunakan di tempat kerjanya nanti;
c. Menghindarkan resiko kerugian apabila terjadi kesalahan karena
meminimalkan pengaruh langsung pada jalannya operasi
organisasi.
3. Apprenticeship Training :
a. Lebih dikenal dengan istilah “magang”, bekerja sambil berlatih
mengikuti pekerja yang sudah lama untuk mempelajari bagaimana
cara melakukannya;
b. Biasanya menggabungkan pengalaman teoritis yang didapat di
bangku sekolah dengan praktek di tempat kerja;
c. Keistimewaannya, walaupun sudah pandai mengikuti semua
kegiatan yang dilaksanakan pekerja/pemegang jabatan lama, tidak
berarti otomatis akan menjadi atau menggantikan pemegang
jabatan tersebut.
5. Simulasi :
a. Menggunakan alat-alat/mesin dan kondisi lingkungan yang dibuat
sama dengan kondisi yang sebenarnya (tiruan);
b. Bisa menggunakan alat simulator, misalnya cockpit pesawat udara
untuk melatih calon penerbang.
6. Understudy :
a. Dirancang khusus untuk mempersiapkan “putra mahkota” untuk
memegang jabatan tertentu di masa yang akan datang dengan
memberikan bekal pengetahuan yang dibutuhkan sebelumnya;
b. Peserta terhindar dari beban mental karena tidak bertanggung
jawab atas hasil kerjanya;
c. Mengurangi motivasi pekerja lain karena persaingan untuk
promosi tertutup.
7. Job Rotation :
a. Pemindahan secara berkala para peserta/pekerja dari suatu unit
kerja/jabatan ke unit kerja/jabatan lain untuk memperoleh
pengetahuan yang menyeluruh tentang organisasinya;
b. Keuntungannya :
- Memberikan latar belakang umum tentang organisasi;
- Mendorong kerjasama antar unit kerja;
- Mendorong keluwesan organisasi melalui penciptaan SDM yang
fleksibel;
- Mampu melaksanakan penilaian prestasi secara komparatif
dengan obyektif;
- Memperoleh keunggulan dari on the job training dalam setiap
situasi.
c. Kelemahannya :
- Produktivitas cenderung menurun karena perubahan-perubahan
secara periodik;
- Pekerja kurang bersemangat untuk mengejar target jangka
panjang.
8. Multiple Management :
a. Dikenal juga sebagai “Yunior Board of Executive”, yang
anggotanya terdiri dari para eksekutif muda (calon manajer);
b. Diberi wewenang untuk membicarakan/membahas dan
mengemukakan ide-ide pemecahan semua permasalahan yang
dihadapi organisasi, tetapi tidak berwenang mengambil keputusan.
9. Role Playing :
a. Para peserta diminta untuk memainkan peran tertentu pada situasi
tertentu dalam organisasi tiruan;
b. Suatu cara untuk menggali pengalaman/pengetahuan tertentu, yaitu
untuk :
- Menguasai suatu pengalaman/pengetahuan secara praktis
dengan meniru perilaku yang dikehendaki;
- Menguasai suatu pengalaman/pengetahuan dengan observasi,
umpan balik, dan analisis serta konseptualisasi.
1. Self study atau belajat sendiri. Dalam hal ini organisasi menyediakan
buku-buku dan literatur yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan;
1. Partisipasi (Participation) :
Dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM), partisipasi aktif peserta
sangat penting karena akan meningkatkan motivasi dan kepekaan
terhadap proses belajar-mengajar itu sendiri.
2. Pengulangan (Repetition) :
Pengulangan dalam proses belajar-mengajar diperlukan agar materi
pembelajaran dapat masuk ke otak peserta didik sehingga diperoleh
pengertian dan pemahaman yang diikuti dengan kemampuan untuk
menggunakannya.
3. Berkaitan (Relevance) :
Dalam proses belajar-mengajar akan sangat membantu membantu
peserta didik apabila materi yang diberikan mempunyai kaitan erat
dengan bidang tugas yang sudah dan akan dijalankannya.
4. Pengalihan (Transference) :
Materi pembelajaran hendaknya dapat dialihkan dari pelatih kepada
peserta didik.
5. Umpan balik (Feedback) :
Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya umpan balik. Melalui
umpan balik pelatih/fasilitator akan memperoleh informasi mengenai
kemajuan peserta didik. Pada sisi lain melalui umpan balik tersebut
motivasi pesertra didik dapat disesuaikan dengan perkembangan.
POKOK BAHASAN ENAM
PENGEMBANGAN KARIER
A. PENGERTIAN
Menurut Byars dan Rue (1997) sebagaimana dikutif oleh Yus Iswanto
(2003:6.24) jalur karier adalah serangkaian aktivitas pengembangan yang
melibatkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja, baik secara
formal maupun informal yang membantu membuat seseorang mampu
memegang jabatan/pekerjaan yang lebih maju.
6. Cetak biru aktivitas jalur karier. Hal ini untuk orientasi waktu atau
bagan untuk memberikan panduan individu.
1. Mutasi Vertikal :
a. Promosi, yaitu perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan itu tentu
saja diikuti dengan meningkatnya kewajiban, hak, wewenang dan
tanggung jawab. Promosi harus didasarkan pada syarat-syarat
yang dapat memberi jaminan bahwa tenaga kerja yang
dipromosikan layak dan pantas. Contoh syarat-syarat yang harus
dipenuhi antara lain :
- Kejujuran;
- Loyalitas;
- Tingkat pendidikan;
- Pengalaman kerja;
- Rasa tanggung jawab;
- Kepemimpinan;
- Kerjasama;
- Prakarsa, dsb.
Kelemahannya :
- Sulit diperoleh inovasi dan ide-ide baru;
- Kemungkinan terjadi dipaksakan, sebab mungkin saja tenaga
kerja bersangkutan tidak layak dan tidak pantas dipromosikan.
Kelemahannya :
- Dedikasi dan loyalitas tenaga kerja belum diketahui;
- Memerlukan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan organisasi.
2. Mutasi Horizontal :
Pemindahan tenaga kerja dari suatu posisi/jabatan/pekerjaan ke
posisi/jabatan/pekerjaan lain, tetapi dalam tingkat (level) yang sama,
atau disebut juga transfer.
Menurut S.P. Siagian, ada lima manfaat yang dapat dipetik dari
perencanaan dan pengembangan karier, yaitu :
3. Ada saja para manajer yang tidak ikhlas melihat para bawahannya
meraih kemajuan karena dipandangnya sebagai ancaman terhadap
karier dan posisinya sendiri.
POKOK BAHASAN TUJUH
A. PENGERTIAN
1. Prestasi Kerja :
a. Yus Iswanto :
Penilaian kinerja merupakan proses membandingkan kinerja
karyawan dengan standar yang ditetapkan organisasi.
b. Fisher (1990) :
Penilaian kinerja merupakan proses di mana kontribusi karyawan
terhadap organisasi selama periode tertentu dinilai.
c. Bambang Wahyudi :
Suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis
tentang prestasi kerja/jabatan (job performance) seorang tenaga
kerja, termasuk potensi pengembangannya.
1. Bidang Pekerjaan :
Dasar pertimbangan kebijakan perencanaan SDM aparatur dan
perancangan pekerjaan (job design);
3. Bidang Pengembangan :
Dasar pertimbangan pembinaan karier dan pengembangan
kemampuan keterampilan berkaitan dengan pola karier dan
program diklat;
4. Bidang Penghargaan :
Dasar pertimbangan pemberian penghargaan yang berbasis prestasi
kerja, pangkat, gaji, tunjangan, promosi atau kompensasi lainnya
(performance related pay)
1. Who (Siapa) ? :
a.Yang menilai :
- Atasan langsung;
- Atasan lain;
- Rekan sekerja;
- Diri sendiri;
- Bawahan;
- Manajer Personalia;
- Konsultan;
- Kombinasi dari semuanya.
2. What (Apa) ? :
a. Obyeknya SDM yang yang ada dalam organisasi;
b. Dimensi waktunya prestasi saat ini (current performance) dan
potensi pengembangan (future potential);
c. Spesifikasinya sifat, karakter, perangai pribadi (personal traits) dan
hasil yang dicapai (performance results).
3. Why (Mengapa ) ? :
Apa sebenarnya yang ingin diperoleh atau berbagai tujuan yang
mendasari penentuan kebijaksanaan kepegawaian :
a. Untuk memelihara potensi kerja;
b. Meningkatkan prestasi kerja;
c. Menentukan kebutuhanpelatihan;
d. Dasar pengembangan karier;
e. Dasar pemberian balas jasa;
f. Membantu program pengadaan tenaga kerja;
g. Membantu mekanisme umpan balik dan komunikasi, dll.
4. When (Bilamana) ? :
a. Formal : Setiap tahun, semester, kuartal.
b. Informal : Setiap minggu, setiap hari, terus-menerus.
6. How (Bagaimana) ? :
Menyangkut metode penilaian prestasi kerja, yaitu :
a. Metode Tradisional :
- Rating Scale (Graphic Scale, Multiple Steps, Behavior Scale);
- Employee Comparison (Alternation Ranking, Paired Comparison,
Forced Distribution);
- Checklist (Weight Checklist, Forced Choise);
- Freeform Essay;
- Interview;
- Critical Incident.
b. Metode Modern :
- Assesment Centre;
- Management By Objective (MBO);
- Human Asset Accounting.
Penjelasan :
c. Checklist :
- Weight Checklist, daftar isian yang diberi bobot/nilai untuk
setiap jawaban yang dipilih. Nilai seorang tenaga kerja
ditentukan oleh jumlah perolehan angkanya.
- Forced Choise, daftar isian yang cara pengisiannya dilakukan
dengan memilih alternatif jawaban yang dibakukan terhadap
berbagai pertanyaan yang diajukan.
d. Freeform Essay :
Seorang penilai diharuskan membuat karangan berkenaan dengan
persepsinya tentang tenaga kerja yang dinilai. Karangan tersebut
diberikan kepada penilai lain untuk diberi tanggapan. Dengan
demikian terhadap seorang tenaga kerja penilaiannya dilakukan
oleh lebih dari seorang penilai yang diharapkan akan lebih
obyektif. Kelemahannya selalu saja ada “like and dislike”
terutama pada saat penyusunan karangan oleh penilai pertama.
e. Interview (Wawancara) :
Sama dengan wawancara untuk kepentingan seleksi pegawai.
f. Critical Incident :
Seorang penilai diharuskan mencatat semua tingkah laku sehari-
hari tenaga kerja yang akan dinilai dalam buku catatan khusus.
Buku ini berisi berbagai macam kategori perilaku manusia, seperti
prakarsa, kemampuan, kerjasama, sikap, kejujuran, loyalitas, dsb.
Berdasarkan catatan ini penilai akan membicarakannya dengan
tenaga kerja bersangkutan untuk memperbandingkan antara
perilakunya dengan perilaku yang seharusnya. Harapannya agar
perilaku yang kurang baik dapat diperbaiki.
g. Assesment Centre :
Penilaian prestasi kerja pegawai dilakukan oleh lembaga yang
dibentuk khusus oleh organisasi dan diberi wewenang untuk
melakukan penilaian. Anggota penilai adalah orang yang memang
qualified termasuk moralnya. Lembaga ini mempunyai tempat
kerja khusus yang dilengkapi berbagai fasilitas guna mendukung
pekerjaannya. Penilaian dilakukan dengan berbagai macam
testing, interview atau berbagai metode pelatihan.
1. Halo Effect :
Seorang penilai terpengaruh oleh salah satu aspek dari seseorang yang
dinilai, misalnya oleh sikap, penampilan, maupun prestasi kerjanya di
masa lalu, sehingga hasil penilaiannya positif atau negatif mendahului
nilai yang sebenarnya.
2. Liniency :
Seorang penilai terlalu longgar/murah dan baik hati sehingga
cenderung memberikan nilai yang terlalu tinggi. Sikap ini
menimbulkan hasil penilaian yang tidak mencerminkan keadaan
sebenarnya.
3. Strictness :
Sikap penilai yang terlalu memandang rendah orang lain, sehingga
cenderung memberikan nilai yang rendah pula.
4. Central Tendency :
Penilai tidak mau bersusah payah dalam memberikan penilaian,
sehingga cenderung memberikan nilai rata-rata (sedang). Hal ini
terjadi karena penilai hanya memiliki sedikit waktu dan informasi
tentang sifat dan prestasi seseorang.
5. Personal Biases :
Bersumber dari perasaan seorang penilai. Misalnya penilai
memberikan nilai baik kepada orang lain karena senioritasnya, lebih
tua, berasal dari suku yang sama, dsb.
E. SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA YANG EFEKTIF
1. Relevan :
a. Mempunyai hubungan yang jelas dengan standar kinerja untuk
setiap pekerjaan dan dengan tujuan organisasi;
b. Mempunyai hubungan yang jelas antar elemen-elemen yang kritis
yang telah diidentifikasi melalui analisis jabatan dan dimensi yang
telah disusun pada formatur penilaian;
2. Akseptabel :
Harus dapat diterima dan difahami baik oleh penilai maupun oleh yang
dinilai, sehingga hasilnya obyektif.
3. Reliabel :
Harus dapat dipercaya serta mempunyai alat ukur yang dapat
diandalkan, konsisten, dan stabil. Artinya, apabila alat ukur tersebut
digunakan oleh penilai lain untuk obyek yang sama, akan
menghasilkan penilaian yang sama pula.
4. Sensitif :
Penilai harus mempunyai kepekaan sehingga mampu membedakan
tenaga kerja yang efektif dan yang tidak efektif.
5. Praktis :
Harus praktis dan mudah dilaksanakan, tidak rumit atau berbelit-belit,
baik yang menyangkut administrasi maupun interpretasi, dan tidak
memerlukan biaya besar.
1. Isi pengukuran;
2. Proses pengukuran;
3. Pendefinisian siapa yang akan mengukur;
4. Pendefinisian tingkatan pengukuran;
5. Karakteristik administratif.
Skema penilaian prestasi kerja di lingkungan PNS :
Prestasi SKI
Kerja PNS
Kinerja
PNS • Orientasi Pelayanan
• Komitmen
• Disiplin
Perilaku
Kreja PNS • Keahlian/Keterampil
an
• Obyektif
• Kerjasama
• Terukur
• Akuntabel • Kepemimpinan
• Partisipatif
• Transparan
Minat
Bakat PNS
Potensi
PNS Rekomendasi
Psikotes
Assesment
Center
POKOK BAHASAN DELAPAN
KONSEP MOTIVASI
A. PENGERTIAN
1. Motif (motive) :
Menurut Hadari Nawawi, motif berarti dorongan, sebab, atau alasan
seseorang melakukan sesuatu. Abraham Sperling (1987:183) dalam
Anwar Prabu (2004:93) mengemukakan bahwa “motive didefinisikan
sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Penyesuaian diri untuk memuaskan motif.” Sementara itu William J.
Stanton (1981:101) ibid, mengemukakan bahwa “suatu motif adalah
kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu
dalam mencapai rasa puas.”
2. Motivasi :
Fillmore H. Stanford (1969:173) ibid, mengemukakan bahwa
“motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah
suatu tujuan tertentu.” Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi
untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).
3. Motivasi Kerja :
Menurut Ernest J. McCormick (1985:268) ibid, motivasi kerja
didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja.
B. TEORI-TEORI MOTIVASI
Rumus : M = I x E x V
M = Motivasi
I = Instrumentality
E = Expectancy
V = Valence
Arti persamaan ini menunjukkan bahwa bila satu faktor tidak ada,
berarti motivasi rendah.
1. Prinsip Partisipasi :
Pegawai perlu diberi kesempatan berpartisipasi (ikut serta) dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai organisasi.
2. Prinsip Komunikasi :
Komunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang
ada pada diri pegawai, dan faktor pekerjaannya.
KOMPENSASI
A. PENGERTIAN
B. JENIS-JENIS KOMPENSASI
C. SISTEM KOMPENSASI
Menurut Patton (dalam Yus Iswanto, 2003) terdapat tujuh kriteria bagi
keefektifan kompensasi, yaitu :
2. Layak : Artinya, setiap orang harus dibayar secara adil sesuai dengan
usaha, kemampuan dan keahliannya;
- Apabila saya lebih besar daripada karyawan lain, maka tindakan untuk
menebus ketidakadilan adalah :
. Karyawan lain mengurangi inputs (misal tidak bekerja keras);
. Karyawan berusaha meningkatkan pendapatan tidak sah (misal
korupsi);
. Karyawan meninggalkan situasi yang menyebabkan ketidakadilan
(misal keluar organisasi).
- Apabila saya lebih kecil daripada karyawan lain, maka tindakan untuk
menebus ketidakadilan adalah :
. Karyawan meningkatkan kontribusi (misal bekerja lebih keras atau
lama);
. Karyawan dapat meminta penurunan upah;
. Karyawan dapat meningkatkan kontribusi lainnya, dsb.
Pemberian imbalan bersifat dinamis, yaitu dapat naik atau turun. Tetapi
kecenderungannya naik (meningkat).
A. PENGERTIAN
3. Konflik Staf dengan Kepala Unit (Line Staff Conflict), yaitu konflik
yang terjadi antara pemimpin unit dengan stafnya terutama staf yang
berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Contoh karyawan staf
tidak formal mengambil wewenang yang berlebihan.
Bisa juga tidak semua konflik diketahui gejalanya. Maka untuk dapat
mengetahui konflik seawal mungkin, pemimpin harus bertindak aktif,
misalnya :
2. Bila konflik masih berada pada tingkat dini yang tidak berpengaruh
pada tujuan yang hendak dicapai, bahkan mungkin akan membantu
pencapaian tujuan, sebaiknya dibiarkan.
E. AKIBAT-AKIBAT KONFLIK
PEMBERHENTIAN
A. PENGERTIAN
B. ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN
1. Undang-undang :
Pengaturan pemberhentian menurut Undang-undang misalnya karena
karyawan masih kanak-kanak, karyawan WNA, atau karyawan yang
terlibat organisasi terlarang.
2. Kehendak Organisasi/Perusahaan :
Biasanya disebabkan hal-hal sebagai berikut :
a. Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan;
b. Perilaku dan disiplinnya kurang baik;
c. Melanggar tata tertib dan aturan organisasi/perusahaan;
d. Tidak dapat kerjasama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
atau bahkan dengan pimpinan/manajer;
e. Melakukan tindakan amoral, melanggar hukum, dsb.
4. Pensiun :
Pensiun bisa disebabkan karena telah mencapai batas usia pensiun,
bisa karena keinginan perusahaan karena produktivitas kerjanya
rendah, dan bisa juga karena permintaan karyawan sendiri.
6. Kesehatan Karyawan :
Bisa berdasarkan keinginan perusahaan dan bisa juga berdasarkan
keinginan karyawan, yaitu karena faktor kesehatan sehingga tidak
memungkinkan karyawan bekerja dengan baik.
7. Meninggal Dunia :
Karyawan yang meninggal dunia otomatis putus hubungan kerjanya.
Perusahaan bisa memberikan uang pesanggon, uang jasa atau pensiun
kepada ahli warisnya jika memenuhi aturan yang ada.
8. Organisasi/Perusahaan Dibubarkan/Dilikuidasi :
Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku (dinyatakan pailit), sedangkan karyawan yang dilepas harus
mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan kepegawaian/
perburuhan.
C. PROSES PEMBERHENTIAN
Prosedur di atas merupakan suatu tahapan. Jika pada tahap tertentu telah
dapat diselesaikan dengan baik, maka prosedur berikutnya tidak perlu
dilakukan. Artinya prosedur di atas tidak perlu dilakukan semuanya.
Sebaliknya jika tidak terselesaikan, maka penyelesaian terakhir adalah
melalui Pengadilan.
Bernardin, H. John and Joice E.A. Russel. (1993). Human Resource Mana-
gement : An Experential Approach. McGraw-Hill International
Editions.