Anda di halaman 1dari 154

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PEMERINTAH, GOOD GOVERNANCE, DAN PERSEPSI


MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK

(Pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Oleh :
Asri Ayu Wandani
102118110039

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS INDONESIA MEMBANGUN
BANDUNG
2022
ABSTRAK

ASRI AYU WANDANI, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal


Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas
Pelayanan Publik (Pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung). (Di bawah
bimbingan : Hj. Devyanthi Sjarif, S.E., M.Ak)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, penelitian lapangan
dan penelitian kepustakaan. Pengambilan sampel menggunakan metode Non-
probability Sampling dengan teknik porpusive sampling. Untuk mengukur
besarnya pengaruh sampel digunakan untuk analisis uji asumsi klasik, analisis
regresi linear berganda, dan koefisien determinasi serta pengujian hipotesis.
Pengolahan data menggunakan aplikasi Statistical Product and and Service
Solutions versi 26.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengujian hipotesis (uji t)
diperoleh hasil: (1) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah tidak berpengaruh
terhadap Kualitas Pelayanan Publik dimana thitung sebesar 1,269 lebih kecil dari ttabel
1,984 dengan tingkat signifikansi 0,207 > 0,05 (2) Good Governance berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan Publik dimana thitung sebesar
2,758 lebih besar dari ttabel 1,984 dengan tingkat signifikan sebesar 0,007 < 0,05 (3)
Persepsi Masyarakat tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik dimana
thitung sebesar 0,105 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,984 dengan tingkat signifikan
0,917 > 0,05 (4) adapun hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji f) Pengaruh
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi
Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas
Pelayanan Publik dimana Fhitung sebesar 32,033 lebih besar dari Ftabel 2,70 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

Kata Kunci: Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good


Governance, Persepsi Masyarakat, Kualitas Pelayanan Publik

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan
Penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung” dengan baik dan tepat waktu.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih peneliti ucapkan untuk berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi terutama kepada Ibu
Hj. Devyanthi Sjarif, S.E., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing sekaligus Ketua
Program Studi Akuntansi Universitas INABA yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan solusi dari permasalahan penulis dalam menyusun skripsi ini. Selain itu
penulis juga ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yoyo Sudaryo, S.E.,M.M., Ak., CA, selaku Rektor Universitas
Indonesia Membangun.
2. Ibu Dr. Erna Herlinawati, S.E., M.Si., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik.
3. Ibu Astrin Kusumawardani, SE., Ak., MM., CA selaku dosen wali yang telah
memberikan masukan dan motivasi selama perkuliahan.
4. Para Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia
Membangun yang telah memberikan pembelajaran, membimbing,
mengarahkan dan membantu penulis selama perkuliahan.
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Agung Sari dan Ibu Masidah yang senantiasa
selalu memberikan doa dan dukungan tiada henti.
6. Kepada teman seperjuangan yaitu Aka Ahmad Salim, Gina Rafina, Ivan
Maulana, Rizky Anggi Fauzi, Sonya Widiana, dan Ismi Hanasanatunnisa yang
selalu memberikan semangat dan sharing ilmu kepada penulis.
7. Ryan Nugraha Kamil yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada
penulis.
8. Rekan seperjuangan Program Studi Akuntansi 2018, yang telah memberikan
pengalaman, bantuan, dan dukungan kepada penulis.

ii
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa pada penyusunan usulan penelitian ini masih jauh
dari sempurna, baik dalam teknis penelitian dan struktur bahasa dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak.

Bandung, Februari 2022

Asri Ayu Wandani

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 11
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
1.4.1 Aspek Teoritis ......................................................................... 12
1.4.2 Aspek Praktis .......................................................................... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS . 14
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 14
2.1.1 Teori Stewardship ................................................................... 14
2.1.2 Akuntansi Pemerintahan ......................................................... 14
2.1.2.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan ........................ 14
2.1.2.2 Tujuan Akuntansi Pemerintahan .............................. 15
2.1.2.3 Karakteristik Akuntansi Pemerintahan .................... 16
2.1.3 Kinerja Pemerintahan .............................................................. 16
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Pemerintahan ............................. 16
2.1.3.2 Aspek-Aspek Kinerja ............................................... 17
2.1.3.3 Indikator Kinerja Pemerintahan ............................... 18
2.1.4 Kualitas Pelayanan Publik....................................................... 18
2.1.4.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik ..................... 18
2.1.4.2 Asas, Prinsip pelayanan Publik ................................ 19
2.1.4.3 Standar Pelayanan Publik......................................... 20
2.1.4.4 Karakteristik Kualitas Pelayanan Publik .................. 21
2.1.4.5 Indikator Kualitas Pelayanan Publik ........................ 21
2.1.5 Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ............................... 22
2.1.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
.................................................................................. 22
2.1.5.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ... 22
2.1.5.3 Indikator Sistem Pengendalian Internal Pemerintah 23
2.1.6 Good Governance ................................................................... 26
2.1.6.1 Pengertian Good Governance .................................. 26
2.1.6.2 Prinsip-Prinsip Good Governance ........................... 26

iv
2.1.6.3 Indikator Good Governance..................................... 27
2.1.7 Persepsi Masyarakat ................................................................ 28
2.1.7.1 Pengertian Persepsi Masyarakat ............................... 28
2.1.7.2 Bentuk-Bentuk Persepsi ........................................... 29
2.1.7.3 Indikator Persepsi Masyarakat ................................. 29
2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 30
2.2.1 Hubungan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dengan
Kualitas Pelayanan Publik....................................................... 30
2.2.2 Hubungan Good Governance dengan Kualitas Pelayanan
Publik………………………………………………………...31
2.2.3 Hubungan Persepsi Masyarakat dengan Kualitas Pelayanan
Publik………………………………………………………...31
2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 33
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37
3.1 Metode yang digunakan..................................................................... 37
3.1.1 Pendekatan Penelitian ............................................................. 37
3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................................. 39
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41
3.5 Teknik Penarikan Sampel .................................................................. 43
3.5.1 Populasi Penelitian .................................................................. 43
3.5.2 Sampel Penelitian .................................................................... 43
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ......................................................... 45
3.6.1 Uji Validitas ............................................................................ 45
3.6.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ 46
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................. 48
3.7.1 Teknik Analisis Data ............................................................... 48
3.7.1.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................... 48
3.7.1.2 Analisis Statistik Verifikatif ..................................... 50
3.7.1.3 Uji Asumsi Klasik .................................................... 51
3.7.1.3.1 Uji Normalitas ......................................... 51
3.7.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas ............................ 51
3.7.1.3.3 Uji Multikolineritas ................................. 52
3.7.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda ............................ 52
3.7.1.5 Analisis Koefisien Korelasi...................................... 53
3.7.1.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................ 54
3.7.1.7 Pengujian Hipotesis.................................................. 55
3.7.1.7.1 Uji Parsial (Uji t) ..................................... 55
3.7.1.7.2 Uji Simultan (Uji F) ................................. 57
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 59
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 59
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Baleendah ............................... 59
4.1.1.1 Visi dan Misi Kecamatan Baleendah ....................... 60

v
4.1.1.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kecamatan Baleendah ..... 60
4.1.1.3 Struktur Organisasi Kecamatan Baleendah .............. 63
4.1.2 Identitas Responden ................................................................ 64
4.1.2.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 64
4.1.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Usia ................................... 64
4.1.2.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir .................................................................... 65
4.1.2.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja . 65
4.1.3 Hasil Pengujian dan Instrumen Penelitian .............................. 66
4.1.3.1 Uji Validitas ............................................................. 66
4.1.3.2 Uji Reliabilitas ......................................................... 68
4.1.4 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................... 68
4.1.4.1 Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Publik ........ 69
4.1.4.2 Analisis Statistik Deskriptif Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah .................................................. 73
4.1.4.3 Analisis Statistik Deskriptif Good Governance ....... 77
4.1.4.4 Analisis Statistik Deskriptif Persepsi Masyarakat ... 80
4.1.5 Hasil Analisis Statistik Verifikatif .......................................... 83
4.1.5.1 Uji Asumsi Klasik .................................................... 83
4.1.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................ 87
4.1.5.3 Analisis Korelasi Berganda ...................................... 89
4.1.5.4 Analisis Koefisien Determinasi ............................... 91
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................... 93
4.1.6.1 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) ...................... 93
4.1.6.2 Hasil Pengujian Secara Simultan ............................. 97
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 98
4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Statistik Deskriptif ..... 99
4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Verifikatif ................ 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 103
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 103
5.2 Saran……………………………………………………………….105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kategori Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


Daerah (SAKIP) ..................................................................................... 2
Tabel 1.2 Kategori dan Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun 2016-
2020 ........................................................................................................ 3
Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 13
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel ...................................................................... 40
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ................................................................................ 43
Tabel 3.3 Sampel Penelitian .................................................................................. 45
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 47
Tabel 3.5 Skala Likert ........................................................................................... 49
Tabel 3.6 Kategori Interpretasi Skor ..................................................................... 50
Tabel 3.7 Interpretasi koefisien korelasi ............................................................... 54
Tabel 3.8 Interpretasi koefisien determinasi ......................................................... 54
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 64
Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ............................................. 64
Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................... 65
Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja .............................. 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas................................................................................. 67
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 68
Tabel 4.7 Kategori Interpretasi Skor Setiap Pernyataan Kuisioner ...................... 69
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kualitas Pelayanan Publik ............................................... 69
Tabel 4.9 Kategori Interpretasi Skor Variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y) .... 72
Tabel 4.10 Kriteria Responden Kualitas Pelayanan Publik .................................. 72
Tabel 4.11 Rekapitulasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ..................... 73
Tabel 4.12 Interval Tanggapan Responden Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah ............................................................................................ 75
Tabel 4.13 Kriteria Responden Terhadap Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah ............................................................................................ 76
Tabel 4.14 Rekapitulasi Good Governance .......................................................... 77

vii
Tabel 4.15 Interval Tanggapan Responden Good Governance ............................ 79
Tabel 4.16 Kriteria Responden Terhadap Good Governance ............................... 79
Tabel 4.17 Rekapitulasi Persepsi Masyarakat ....................................................... 80
Tabel 4.18 Interval Tanggapan Responden Persepsi Masyarakat ......................... 82
Tabel 4.19 Kriteria Responden Terhadap Persepsi Masyarakat ........................... 82
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .......... 84
Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 85
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ....................................... 88
Tabel 4.23 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi .................................................. 90
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Korelasi Berganda secara Parsial ............................. 90
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Korelasi Berganda Secara Simultan ......................... 91
Tabel 4.26 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .............................................. 92
Tabel 4.27 Pedoman Interpretasi Determinasi ...................................................... 92
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Terhadap Kualitas Pelayanan Publik . 94

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hasil Kuisoner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah


tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan publik pada
Kecamatan Baleendah. ........................................................................ 4
Gambar 1.2 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah
tentang pengetahuan dasar hukum dan standar pelayanan yang menjadi
acuan pemerintah dalam menjalankan pelayanan publik. ................... 5
Gambar 1.3 Hasil Kuisoner Pra-Penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah
tentang tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan. ............ 6
Gambar 1.4 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah
tentang ketepatan waktu pelayanan yang diberikan oleh petugas
Kecamatan Baleendah. ........................................................................ 7
Gambar 1.5 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah
tentang sikap sopan santun dan ramah tamah petugas......................... 7
Gambar 1.6 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan Baleendah
tentang alasan berpendapat kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju pada pelayanan publik yang diberikan petugas Kecamatan
Baleendah. ........................................................................................... 8
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 32
Gambar 2.2 Model Penelitian ............................................................................... 33
Gambar 3.1 Garis Kontinum ................................................................................. 50
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Baleendah ....................................... 63
Gambar 4.2 Garis Kontinum Mengenai Kualitas Pelayanan Publik ..................... 73
Gambar 4.3 Garis Kontinum Sistem Pengendalian Internal Pemerintah .............. 76
Gambar 4.4 Garis Kontinum Good Governance .................................................. 80
Gambar 4.5 Garis Kontinum Persepsi Masyarakat ............................................... 83
Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot of Regression Standardized Residual ............ 85
Gambar 4.7 Grafik Scatterplot .............................................................................. 87
Gambar 4.8 Kurva Hasil Uji t Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ............ 95
Gambar 4.9 Kurva Hasil Uji t Good Governance ................................................. 96
Gambar 4.10 Kurva Hasil Uji t Persepsi Masyarakat ........................................... 97
Gambar 4.11 Kurva Hasil Uji f secara simultan ................................................... 98

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Penulis .............................................................................. 111


Lampiran 2 : Kuisioner Penelitian ...................................................................... 112
Lampiran 3 : Tabulasi data kuisioner .................................................................. 118
Lampiran 4 : Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 127
Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Up/Skripsi ......................................................... 140
Lampiran 6 : Ijin Riset ........................................................................................ 140

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan publik merupakan sebuah intervensi dari pemerintah untuk
melayani masyarakat serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun sampai saat
ini masih banyak masyarakat yang belum merasakan sepenuhnya pelayanan yang
baik dari pemerintah dan masih banyak keluhan dari masyarakat kepada pemerintah
atas rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan. Pada dasarnya pelayanan publik
merupakan tanggung jawab pemerintah secara utuh kepada masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan juga menyejahterakan masyarakat. Pelayanan publik itu
dilakukan oleh birokrasi pemerintahan yang menyangkut kebutuhan hak-hak sipil
serta kebutuhan dasar pemerintah, tetapi masih banyak juga pengaduan ataupun
keluhan dari masyarakat seperti birokrasi pemerintahan yang berbelit-belit dalam
melakukan pelayanan publik, terbatasnya fasilitas dan kurangnya sarana dan
prasarana pelayanan. Tidak hanya keluhan dalam pelayanan namun para birokrasi
pemerintah juga masih banyak yang menempatkan dirinya sebagai agen penguasa
bukan sebagai agen pelayan. Kondisi-kondisi tersebut yang membuat masa depan
masyarakat menjadi suram dikarenakan masyarakat di indonesia masih sangat
tergantung pada pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Kondisi
pelayanan publik di Indonesia saat ini masih sangat buruk karena masih diwarnai
dengan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme, dalam pelayanan publik juga masih
di perparah dengan kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengingatkan para
birokrasi untuk bekerja lebih profesional lagi. (Sumber:
www.map.uma.ac.id/2020/12) Diakses pada 30 Oktober 2021.
Kualitas pelayanan kepada masyarakat ini menjadi salah satu indikator dari
keberhasilan sebuah institusi sebagai sebuah organisasi pelayanan. Jika berbicara
tentang pelayanan publik maka akan dihadapkan pada posisi dan peran organisasi
publik/pemerintah dan organisasi swasta/perusahaan swasta. Organisasi
publik/pemerintah tentu berbeda dengan organisasi swasta/perusahaan swasta,
dimana organisasi swasta lebih berorientasi pada benefit profit (perolehan

1
2

keuntungan) sedangkan organisasi publik memiliki fungsi pemberian pelayanan


kepada masyarakat. (Syukriyati, dkk. 2018)
Pelayanan Publik menurut Hardiansyah (2018:13) adalah “kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakikatnya
tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya
mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.” Dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 dapat didefinisikan sebagai “Kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.” Pelayanan publik yang ada dibawah naungan pemerintah yaitu Kecamatan.
Pada Kabupaten Bandung terdapat 31 Kecamatan, salah satunya yaitu Kecamatan
Baleendah
Setiap Kecamatan di Kabupaten Bandung pasti melakukan evaluasi Nilai
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) oleh Inspektorat Kabupaten
Bandung. Adapun kategori penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) seperti tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Kategori Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah (SAKIP)
Range Nilai Kategori Makna
90 - 100 AA Sangat Memuaskan
80 – 90 A Memuaskan
70 – 80 BB Sangat Baik
60 – 70 B Baik
50 – 60 CC Cukup Baik/Memadai
30 – 50 C Agak Kurang
0 -30 D Kurang
Sumber : Kementerian PAN-RB

Berdasarkan hasil evaluasi Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(AKIP), Inpektorat Kabupaten Bandung mengeluarkan nilai AKIP untuk
Kecamatan Baleendah sebagai berikut :
3

Tabel 1.2 Kategori dan Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun
2016-2020
Tahun Kategori Makna Nilai Temuan
Dokumen laporan kinerja belum
dilengkapi dan disusun lebih rinci.
Selain itu sistem penilaian kinerja
masih dilakukan secara manual
2016 CC Cukup Baik/Memadai 50.00 sehingga memakan waktu yang
cukup lama untuk membuat laporan
kinerja serta masih banyak keluhan
masyarakat yang belum teratasi
dalam bidang pelayanan.
Tata kelola pemerintahan yang
kurang efektif dikarenakan
perencanaan kinerja oleh instansi
2017 CC Cukup Baik/Memadai 50,35
untuk menyusun prioritas kegiatan
yang dibiayai dari sumber dana yang
terbatas tidak terarah.
Baru terbentuknya sistem survey
kepuasan masyarakat secara online
sehingga masyarakat bisa turut
2018 B Baik 65,47
memberikan aspirasi dan
pendapatnya mengenai pelayanan
publik dengan mudah.
Instansi pemerintah dari Kecamatan
Baleendah berupaya untuk
meningkatkan akuntabilitas dengan
memperbandingkan capaian dengan
2019 B Baik 67,21
target yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja, Perbandingan
antara target dan realisasi kinerja
tahun 2019
Kurangnya evaluasi internal yang
disebabkan oleh struktur organisasi
yang belum sepenuhnya terisi,
sehingga proses pelayanan publik
tidak efektif. Lalu Sumber Daya
2020 B Baik 68,75
manusia (SDM) yang ada, belum
mengerti mengenai tugasnya
masing-masing dikarenakan jarang
adanya pelatihan serta sosialisasi
secara berkala.
Sumber : Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan hasil penilaian AKIP yang dilakukan
oleh inspektorat Kabupaten Bandung. Beberapa permasalahan yang terjadi yaitu
Kurangnya evaluasi internal yang disebabkan oleh struktur organisasi yang belum
sepenuhnya terisi, sehingga proses pelayanan publik tidak efektif. Lalu Sumber
4

Daya manusia (SDM) yang ada, belum mengerti mengenai tugasnya masing-
masing dikarenakan jarang adanya pelatihan serta sosialisasi secara berkala.
Dilihat dari hasil penilaian AKIP yang dilakukan oleh Inspektorat
Kabupaten Bandung, Kecamatan Baleendah memperoleh predikat baik “B” dengan
nilai interval 68,75. Sementara untuk memperoleh nilai sangat baik memerlukan
nilai interval 70-80 dengan predikat “BB”.
Setelah dilakukan survey pada masyarakat Kecamatan Baleendah diperoleh
hasil kualitas pelayanan yang berada pada kategori baik sesuai AKIP, namun
masih banyak permasalahan yang terjadi. Hal ini diperoleh dari data pra-kuisioner
yang penulis sebarkan kepada 100 orang/responden yang mewakili masyarakat
Kecamatan Baleendah untuk memberikan pendapatnya tentang kualitas pelayanan
publik di Kecamatan Baleendah.
Hasil dari kuisioner tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan,
dengan pernyataan :
1) Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, seperti informasi mengenai
persyaratan dan prosedur di Kecamatan Baleendah.
3%

9%
35%
13%

40%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

Gambar 1.1 Hasil Kuisoner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
publik pada Kecamatan Baleendah.

Dapat dilihat pada gambar 1.1 sebanyak 13% responden mengaku kurang
setuju tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, 40% responden
mengaku tidak setuju tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, dan 35%
responden mengaku sangat tidak setuju tentang kemudahan dalam mendapatkan
pelayanan. Namun sebanyak 9% responden mengaku setuju tentang kemudahan
5

dalam mendapatkan pelayanan dan sisa nya sebanyak 3% responden mengaku


sangat setuju tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan. Hal ini
menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang merasa tidak mudah dan
kesulitan ketika menggunakan pelayanan publik.
Dibawah ini adalah hasil dari kuisioner tentang pengetahuan masyarakat
tentang dasar hukum dan standar pelayanan publik, dengan pernyataan :
2) Saudara mengetahui bahwa terdapat dasar hukum dan standar pelayanan yang
menjadi acuan pemerintah dalam menjalankan pelayanan publik, lebih tepatnya
pada tingkat Kecamatan.
2%

9%
20%

25%

44%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

Gambar 1.2 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang pengetahuan dasar hukum dan standar
pelayanan yang menjadi acuan pemerintah dalam menjalankan
pelayanan publik.

Berdasarkan gambar 1.2 hasil kuisioner pra-penelitian diketahui bahwa


pengetahuan masyarakat pada dasar hukum dan standar pelayanan publik masih
kurang. Sebanyak 25% responden mengaku kurang setuju, sebanyak 44%
responden mengaku tidak setuju, 20% responden mengaku sangat tidak setuju. Hal
ini dapat berarti mereka kurang mengetahui bahkan tidak tahu tentang adanya dasar
hukum yang menjadi acuan pemerintah dalam menjalankan pelayanan publik.
Namun sebanyak 9% responden yang mengaku setuju dan 2% sangat setuju. Hal
ini dapat berarti mereka telah mengetahui adanya dasar hukum yang menjadi acuan
pemerintah dalam menjalankan pelayanan publik.
Hasil kuisioner tentang tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan,
dengan pernyataan :
6

3) Tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan baik dalam kotak saran
maupun website.

8% 1%

25%

35%
31%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

Gambar 1.3 Hasil Kuisoner Pra-Penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang tanggung jawab petugas dalam penanganan
keluhan.

Pada gambar 1.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 35% responden mengaku
kurang setuju tentang tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan, 31%
responden mengaku tidak setuju tentang tanggung jawab petugas dalam
penanganan keluhan, 25% responden mengaku sangat tidak setuju tentang
tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan. Sebanyak 8% responden
mengaku setuju tentang tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan, dan
sisanya sebanyak 1% responden mengaku sangat setuju tentang tanggung jawab
petugas dalam penanganan keluhan. Seharusnya petugas Kecamatan wajib
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tindak lanjut penanganan
keluhan sebagaimana sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96
Tahun 2012 pasal 42 tentang pelayanan publik.
Berikut ini adalah hasil dari kuisoner tentang ketepatan waktu pelayanan,
dengan pernyataan :
4) Ketepatan waktu pelayanan yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses dalam
pelayanan administratif di Kecamatan Baleendah.
7

9% 12% 16%

29%
45%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

Gambar 1.4 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang ketepatan waktu pelayanan yang diberikan
oleh petugas Kecamatan Baleendah.

Pada gambar 1.4 sebanyak 29% responden mengaku kurang setuju tentang
ketepatan waktu pelayanan yang diberikan petugas, 45% responden mengaku tidak
setuju tentang ketepatan waktu pelayanan yang diberikan petugas, 16% responden
mengaku sangat tidak setuju tentang ketepatan waktu pelayanan yang diberikan
petugas. Seharusnya petugas mampu profesional dan tepat waktu dalam melayani
masyarakat. Namun sebanyak 9% responden mengaku setuju dan 1% responden
mengaku sangat setuju dengan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan petugas.
Hasil kuisioner tentang sikap sopan santun dan ramah tamah petugas dengan
pernyataan :
5) Petugas melayani saudara dengan sikap sopan santun serta ramah tamah
6%

22%
16%

21%
35%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

Gambar 1.5 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang sikap sopan santun dan ramah tamah
petugas.
8

Dapat dilihat pada gambar 1.5 sebanyak 21% responden mengaku kurang
setuju tentang sikap sopan santun serta ramah tamah, 35% responden mengaku
tidak setuju, 22% responden mengaku sangat tidak setuju. Namun sebanyak 16%
responden mengaku setuju dan 6% responden mengaku sangat setuju dengan sikap
sopan santun serta ramah tamah yang diberikan petugas.
Hasil dari kuisioner tentang alasan masyarakat berpendapat kurang setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju atas pernyataan yang ada pada gambar 1.1
sampai gambar 1.5 dengan pertanyaan :
6) Apakah alasan saudara berpendapat kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tentang pelayanan publik pada Kecamatan Baleendah atas pengetahuan
dasar hukum, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, ketepatan waktu
pelayanan, dan tanggung jawab petugas dalam penanganan keluhan ?

Adanya pengunduran waktu dalam pengambilan


pesanan seperti e-ktp, kk, surat pindah, akta…
Mengetahui atas dasar hukum dan standar
pelayanan tidak terlalu penting
Tidak adanya informasi di website mengenai
persyaratan prosedur
Adanya penanganan keluhan tapi tidak ditangani
secara maksimal
Tidak adanya informasi terlebih dahulu ketika
terjadi kendala dari pusat

Prosedur terlalu panjang dan rumit

Lain-lain

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%100%

Gambar 1.6 Hasil Kuisioner Pra-penelitian pada masyarakat Kecamatan


Baleendah tentang alasan berpendapat kurang setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju pada pelayanan publik yang
diberikan petugas Kecamatan Baleendah.

Pada gambar 1.6 diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 27% masyarakat
berpendapat kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju memiliki alasan
bahwa adanya pengunduran waktu dalam pengambilan pesanan seperti e-ktp, kk,
surat pindah, akta tanah dan lain-lain. Lalu alasan lainnya yaitu karena dasar hukum
dan standar pelayanan tidak terlalu penting (20%), tidak adanya informasi di
9

website mengenai persyaratan dan prosedur (14%), adanya penanganan tapi tidak
ditangani secara maksimal (20%), tidak adanya informasi terlebih dahulu ketika
terjadi kendala dari pusat (10%), prosedur terlalu panjang dan rumit (8%) dan lain-
lain (1%).
Dari uraian diatas disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor tersebut
antara lain struktur organisasi, aparat yang merupakan pelayan publik, dan sistem
dari pelayanan publik itu sendiri (Sumber : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik).
Dalam penelitian ini penulis meneliti beberapa faktor diantaranya yaitu
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance dan Persepsi
Masyarakat.
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah menurut Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1) dapat diartikan sebagai :
“Proses yang integral terhadap tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem
pengendalian internal pemerintah adalah sistem pengendalian intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.”

Pada Kecamatan Baleendah, kurangnya evaluasi internal yang disebabkan


oleh struktur organisasi yang belum sepenuhnya terisi. Padahal dalam Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2009 Pasal 10 ayat 1 dijelaskan “penyelenggara
berkewajiban melaksanakan evaluasi terhadap kinerja pelaksana di lingkungan
organisasi secara berkala dan berkelanjutan.” Pengendalian internal dilakukan
untuk memonitor pelayanan yang diberikan oleh pemerintah apakah sudah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. (Latifah, 2017)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elfi Sukriyati,dkk (2018) menunjukan
bahwa Pengendalian Internal Pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap
Kualitas Pelayanan Publik.
Good Governance menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah adalah :
10

“Kepemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan daerah yang


berpedoman pada asas penyelenggaraan pemerintahan negara. Terdiri atas
kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi,
efektivitas, dan keadilan.”

Sumber Daya Manusia pada Kecamatan Baleendah belum mengerti


sepenuhnya mengenai penilaian AKIP dan kurangnya pelatihan serta sosialisasi
tentang kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Lalu, adapun hasil
kuisioner pra-penelitian yang dilakukan penulis pada masyarakat di Kecamatan
Baleendah tentang kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pun masih kurang
(tidak mudah), padahal sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yang didalamnya terdapat asas “Profesionalitas,
meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintah agar mampu
memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya yang terjangkau.”
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ati Uar (2016) menunjukan bahwa
Good Governance berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Pelayanan
Publik.
Persepsi menurut Robbins (2015:103) adalah “sebuah proses individu
mengorganisasikan dan menginterprestasikan kesan sensoris untuk memberikan
pengertian pada lingkungannya.” Menurut Nurmansyah (2013:46) masyarakat
adalah “sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.”
Hasil kuisioner pra-penelitian yang dilakukan penulis pada masyarakat di
Kecamatan Baleendah ternyata masih belum memahami apa dan bagaimana
pelayanan publik yang seharusnya. Adapun beberapa alasan mengapa masyarakat
memilih kurang setuju dengan pelayanan publik yang telah diberikan oleh petugas
pada Kecamatan Baleendah yaitu sering adanya pengunduran waktu dalam
pengambilan pesanan seperti e-ktp, kk, surat pindah, akta tanah dan lain-lain. Lalu
alasan lainnya yaitu karena dasar hukum dan standar pelayanan tidak terlalu penting
untuk diketahui, tidak adanya informasi di website mengenai persyaratan dan
prosedur, adanya penanganan keluhan tapi tidak ditangani secara maksimal, tidak
11

adanya informasi terlebih dahulu ketika terjadi kendala dari pusat, prosedur terlalu
panjang dan rumit dan lain-lain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2017) menunjukan bahwa
Persepsi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kualitas Pelayanan Publik. Maka
dari itu penulis memberi judul penelitian ini : “Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah, Good Governance dan Persepsi Masyarakat Terhadap
Kualitas Pelayanan Publik Pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung ?
2. Bagaimana Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung ?
3. Bagaimana Good Governance pada Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung ?
4. Bagaimana Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan pada Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung ?
5. Bagaimana pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara parsial ?
6. Bagaimana pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara simultan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisa data yang berhubungan dengan Sistem Pengendalian Internal
12

Pemerintah, Good Governance dan Persepsi Masyarakat, sehingga memudahkan


dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran terkait dengan pengaruh terhadap
Kualitas Pelayanan Publik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung.
2. Untuk mengetahui Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung.
3. Untuk mengetahui Good Governance pada Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung.
4. Untuk mengetahui Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
5. Untuk mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara parsial.
6. Untuk mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut adalah terkait dengan aspek
teoritis maupun aspek praktis.
1.4.1 Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana memperluas wawasan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi para pembaca di bidang akuntansi
khususnya akuntansi pemerintahan, serta sebagai sarana bagi peneliti untuk
mengembangkan sekaligus menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh ke dalam
dunia kerja.
1.4.2 Aspek Praktis
a. Bagi Peneliti
13

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah


ilmu pengetahuan mengenai beberapa variabel yang berhubungan
tentang Kualitas Pelayanan Publik serta diharapkan dapat meningkatkan
analisa berpikir peneliti dalam penyelesaian masalah.
b. Bagi UNIVERSITAS INABA
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi serta
bahan bacaan bagi mahasiswa khususnya dibidang akuntansi
pemerintahan.
c. Bagi Kecamatan Baleendah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kecamatan
Baleendah di masa mendatang khususnya pada bidang pelayanan agar
lebih efisien dan efektif.
d. Bagi pihak lain
Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan, menjadi
bahan pertimbangan dalam penelitian pada bidang yang sama khususnya
dibidang akuntansi pemerintahan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Baleendah yang terletak di Jl.
Adipati Kertamanah No.2, Baleendah, Bandung, Jawa Barat 40375 dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut :
Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Penelitian
Waktu (Tahun 2021-2022)

Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret


2021 2021 2021 2022 2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengumpulan
data
Seminar UP
Pengolahan
data
Sidang Akhir
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


Menurut Sugiyono (2017:58) mendefinisikan bahwa “Kajian pustaka
merupakan kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi
pengetahuan-pengetahuan.” Sedangkan menurut Ratna dalam Prastowo (2012:80)
tentang kajian pustaka adalah “Seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca
dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.”
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa kajian pustaka merupakan
suatu tulisan yang berisi tentang kenyataan - kenyataan yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara ilmiah dan yang dapat dianalisis lebih dari satu kali.
2.1.1 Teori Stewardship
Menurut Said (2015:102) Teori Stewardship merupakan “Teori yang
dibangun berdasarkan asumsi filosofi mengenai sifat manusia yang pada hakikatnya
dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran terhadap pihak lain.” Sedangkan Sudaryono (2017:60)
menyatakan bahwa :
“Teori Stewardship lebih menggambarkan situasi dimana manajemen tidak
termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran
hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi dan mengasumsikan
adanya hubungan yang kuat, kepuasan, dan kesuksesan organisasi.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Teori Stewardship adalah teori
yang menggambarkan tindakan dan sifat manusia dengan penuh tanggung jawab
demi kepentingan organisasi.

2.1.2 Akuntansi Pemerintahan


2.1.2.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan
Menurut Hasanah dan Fauzi (2017:1), pengertian akuntansi pemerintahan
adalah “Suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan

14
15

pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, suatu


transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan.”
Menurut Halim (2012:43), pengertian akuntansi pemerintahan adalah :
“Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintahan yang dijadikan
informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
eksternal pemerintah yang memerlukan.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pemerintahan yaitu
aktivitas jasa yang terdiri dari pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dalam
suatu transaksi keuangan pemerintah untuk informasi dan pengambilan keputusan
bagi pihak yang memerlukan.
2.1.2.2 Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Menurut Hasanah dan Fauzi (2017:2) mengemukakan bahwa tujuan
akuntansi pemerintah yaitu:
“Sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik memiliki tujuan umum
untuk menyejahterakan rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut rakyat
membuat aturan umum yang harus dipenuhi pemerintah berupa konstitusi
atau undang-undang dasar dan peraturan perundang-undangan lainnya.”

Menurut Arif (2018:8) Tujuan Akuntansi Pemerintah adalah :


“1. Akuntabilitas
Keuangan negara yang dikelola harus dapat dipertanggungjawabkan
sesuai amanat konstitusi.
2. Manajerian
Akuntansi pemerintahan memungkinkan pemerintah untuk melakukan
perencanaan berupa penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain,
untuk melakukan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pengendalian
atas kegiatan tersebut dalam rangka pencapaian ketaatan kepada
peraturan perundang-undangan, efisiensi, dan ekonomis.
3. Pengawasan
Pemeriksaan keuangan di Indonesia terdiri dari pemeriksaan keuangan
secara umum, pemeriksaan ketaatan, dan pemeriksaan operasional atau
manajerial.”

Menurut Halim dan Kusufi (2012:39), “Akuntansi pemerintahan secara


khusus memiliki tujuan akuntabilitas, manajerial, dan pengawasan.”
16

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi pemerintahan itu


untuk pertanggungjawaban, manajerial dan pengawasan serta masyarakat bisa
sejahtera.
2.1.2.3 Karakteristik Akuntansi Pemerintahan
Menurut Mardiasmo (2018:10), karakteristik dari akuntansi pemerintah
yaitu “disebabkan karena adanya lingkungan yang mempengaruhi. Organisasi
sektor publik bergerak dalam lingkungan kompleks dan turbulence.”
Menurut Arif et al (2018:9), Akuntansi pemerintah mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
“1. Pemerintah mencatat anggaran pada saat anggaran tersebut dibukukan.
2. Pemerintah tidak berorientasi pada keuangan sehingga dalam akuntansi
pemerintah tidak ada laporan laba dan treatment akuntansi yang
berhubungan dengannya.
3. Dalam akuntansi pemerintah sifatnya kaku karena sangat tergantung
dengan peraturan perundang-undangan.
4. Akuntansi pemerintah akan membukukan pengeluaran modal.
5. Akuntansi pemerintah tidak membutuhkan perkiraan modal dan laba
yang ditahan dalam neraca.”

Berdasarkan urairan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik akuntansi


pemerintah adalah suatu entitas yang sifatnya kaku karena saling berkaitan dengan
perundang-undangan dan tidak berorientasi pada keuntungan, hal ini disebabkan
karena adanya lingkungan yang mempengaruhi.

2.1.3 Kinerja Pemerintahan


2.1.3.1 Pengertian Kinerja Pemerintahan
Kinerja Pemerintahan menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PERMENPAN) No.
04 Tahun 2007 menyatakan:
“Gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi
pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi
pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.”
17

Menurut Moeheriono (2012:95) kinerja pemerintahan adalah “gambaran


mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan
melalui perencanaan strategis suatu organisasi.”
Uraian diatas dapat disimpulkan kinerja pemerintah adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian hasil pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan
Pemerintah dalam mewujudkan sasaran tujuan, misi dan visi instansi pemerintah.

2.1.3.2 Aspek-Aspek Kinerja


Aspek-aspek kinerja menurut Moeheriono (2012:98) terdiri dari :
“1. Kinerja Operasional (operation performance)
Efektivitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh
organisasi seperti modal, bahan baku, teknologi, dan lain-lain. Sejauh
mana penggunaan tersebut secara maksimal untuk mencapai
keuntungan atau mencapai visi dan misinya.
2. Kinerja Administratif (administratif performance)
Kinerja ini berkaitan dengan kinerja administratif organisasi. Termasuk
didalamnya struktur administratif yang mengatur hubungan otoritas
wewenang dan tanggungjawab dari orang yang menduduki jabatan.
Selain itu berkaitan dengan kinerja mekanisme aliran informasi antar
unit kerja dalam organisasi.
3. Kinerja strategi (strategic performance)
Kinerja ini berkaitan dengan kinerja organisasi yang dievaluasi
ketepatan organisasi dalam memilih lingkungannya dan kemampuan
adaptasi organisasi khususnya secara strategi organisasi dalam
menjalankan visi dan misinya.”

Dalam Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(AKIP) Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2011:5), Prosedur
Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) meliputi
sebagai berikut:
“1. Persiapan
2. Pelaksanaan evaluasi
3. Pelaporan hasil evaluasi
4. Pemantauan hasil tindak lanjut.”
18

Dari uraian diatas dapat disimpulkan aspek-aspek kinerja terdiri dari


beberapa bagian seperti yang sudah dijelaskan.
2.1.3.3 Indikator Kinerja Pemerintahan
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, terdapat 3 indikator dalam pengukuran
kinerja yaitu “masukan, keluaran, dan hasil. Dimana ketiga indikator itu merupakan
pelaksanaan value for money.”
Indikator kinerja pemerintahan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu sebagai
berikut:
“1. Masukan (input) adalah sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa
atau kesemua jenis sumber daya.
2. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan.
3. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.”

2.1.4 Kualitas Pelayanan Publik


2.1.4.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Hardiansyah (2018:13) adalah “kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakikatnya
tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, prosesnya mungkin
juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.”
Menurut Kotler dan Armstrong (2017: 244), Kualitas pelayanan publik
adalah “Suatu bentuk produk yang terdiri dari kegiatan, manfaat, atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.”
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan publik adalah suatu hasil akhir yang dapat dirasakan oleh pengguna
pelayanan publik baik itu berupa barang ataupun jasa yang diberikan.
19

2.1.4.2 Asas, Prinsip pelayanan Publik


Asas-asas Pelayanan Publik dijelaskan dalam UU Nomor 25 Tahun 2009
Pasal 4 yang terdiri dari :
“ a. Kepentingan umum Artinya pelayanan publik digunakan, dimanfaatkan,
dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat umum.
b. Kepastian hukum Artinya pelayanan publik memiliki dan mengikuti
kepastian hukum, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanannya.
c. Kesamaan hak Artinya masyarakat memiliki kesamaan hak dalam
menerima pelayanan publik.
d. Keseimbangan hak dan kewajiban Artinya pihak-pihak yang berkaitan
dengan pelayanan publik memiliki hak dan kewajiban yang sama.
e. Profesional Artinya dalam menjalankan tugas, pihak yang terlibat dalam
pelayanan publik haruslah bersikap profesional.
f. Partisipatif Artinya pihak yang terlibat dalam pelayanan publik harus
bersikap partisipatif.
g. Tidak diskriminatif Artinya semua masyarakat, tanpa terkecuali, harus
mendapat perlakuan yang sama atau tidak diskriminatif.
h. Keterbukaan Artinya seluruh pihak yang terlibat dalam pelayanan
publik harus terbuka, misalnya dalam penyampaian informasi.
i. Akuntabilitas Artinya pihak pelayanan publik harus memiliki
akuntabilitas atau bertanggung jawab.
j. Fasilitas dan perlakukan khusus bagi kelompok rentan Artinya pihak
pelayanan publik harus memberikan fasilitas serta perlakukan khusus
bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan.
k. Ketepatan waktu Artinya pelayanan dan tugas harus senantiasa
dilakukan dengan mengutamakan ketepatan waktu.
l. Cepat, mudah, dan terjangkau Artinya pelayanan publik harus cepat,
mudah atau tidak berbelit-belit, dan terjangkau atau aksesnya mudah.

Asas pelayanan publik menurut Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 36


Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar
Pelayanan antara lain sebagai berikut :
“ a. Sederhana
Standar pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah
dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya
terjangkau bagi masyarakat maupun penyelenggara.
b. Konsistensi
Konsistensi dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan harus
memperhatikan ketetapan dalam menaati waktu, prosedur, persyaratan
dan penetapan biaya pelayanan yang terjangkau.
c. Partisipatif
20

Penyusunan standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan


pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan
atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan.
d. Akuntabel
Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan
dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang
berkepentingan.
e. Berkesinambungan
Pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan kebijakan dan
kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan.
f. Transparansi
Harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh
masyarakat.
g. Keadilan
Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan
dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi,
jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.”

2.1.4.3 Standar Pelayanan Publik


Standar Pelayanan Publik dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009,
diantaranya yaitu :
“1. Pegawai pemerintah yang memberikan layanan publik harus mampu
berempati (ikut merasakan) terhadap masyarakat yang dilayaninya. Ia
harus mampu merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Ia dapat
membayangkan bagaimana seadainya ia ada pada posisi masyarakat
dan mendapatkan pelayanan buruk dari petugas.
2. Pembatasan prosedur, prosedur harus dirancang sependek mungkin,
dengan demikian konsep one stop shop benar-benar diterapkan.
3. Kejelasan tatacara pelayanan. Tatacara pelayanan harus didesain
sesederhana mungkin dan dikomunikasikan kepada masyarakat
pengguna jasa pelayanan.
4. Minimalisasi persyaratan pelayanan. Persyaratan dalam mengurus
pelayanan harus dibatasi sesedikit mungkin dan sebanyak yang benar-
benar diperlukan.
5. Kejelasan kewenangan. Kewenangan pegawai yang melayani
masyarakat pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan sejelas
mungkin dengan membuat bagan tugas dan distribusi kewenangan.
6. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal
mungkin dan setransparan mungkin.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan
juga harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas
dan tidak resah.
21

8. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara


efisien, sehingga akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir
yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan).
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu
seringnya masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus
ditetapkan selama mungkin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan customers. Hak-hak dan
kewajiban-kewajiban baik bagi providers maupun bagi customers
harus dirumuskan secara jelas, dan dilengkapi dengan sanksi serta
ketentuan ganti rugi.
11. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin
harus menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul
keluhan, maka harus dirancang suatu mekanisme yang dapat
memastikan bahwa keluhan tersebut akan ditangani secara efektif
sehingga permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan dengan
baik.”

2.1.4.4 Karakteristik Kualitas Pelayanan Publik


Menurut Lembaga Administrasi Negara Tahun 2003 Karakteristik
Pelayanan Publik adalah sebagai berikut :
“ a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggarannya
b. Memiliki kelompok kepentingan yang luas, termasuk kelompok sasaran
yang ingin dicapai
c. Memiliki tujuan sosial
d. Dituntut untuk akuntabel kepada publik
e. Memiliki konfigurasi indikator kinerja yang perlu kelugasan dan
f. Seringkali menjadi sasaran isu politik.”

2.1.4.5 Indikator Kualitas Pelayanan Publik


Menurut Hardiansyah (2018:70) menyebutkan ada beberapa indikator dari
kualitas pelayanan, yaitu:
“1. Ketepatan waktu pelayanan.
2. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reabilitas.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
4. Tanggungjawab yang berkaitan dengan penerimaan pesanan, maupun
penanganan keluhan.
5. Kelengkapan, menyangkut ketersediaan sarana pendukung.
6. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan.
7. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi.
8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas/penanganan
permintaan khusus.
22

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,


ruang, kemudahan, dan informasi.
10. Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya seperti kebersihan
lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau TV, dan
sebagainya.”

2.1.5 Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


2.1.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah menurut Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat (1) dapat diartikan sebagai :
“Proses yang integral terhadap tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah adalah sistem yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.”

Menurut Suwanda (2017:68-69), Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


adalah “Suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam mencapai efektivitas, efisiensi,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keandalan
penyajian laporan keuangan.”
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sistem pengendalian internal
pemerintah adalah suatu proses yang mentaati prosedur yang telah diterapkan yang
bertujuan untuk memperoleh keandalan laporan keuangan.
2.1.5.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Tujuan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah menurut Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, terdiri dari :
“1. Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintah negara
2. Keandalan
3. Pengamanan aset negara
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.”
23

Menurut Mahmudi (2016:20), terdapat 6 tujuan sistem pengendalian


internal pemerintah yaitu :
“1. Untuk melindungi aset (termasuk data) negara
2. Untuk melihat catatan secara rinci dan akurat
3. Untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat, relevan dan andal
4. Untuk menjamin bahwa laporan keuangan disusun dengan SAP yang
berlaku
5. Untuk efisiensi dan efektivitas operasi
6. Untuk menjamin ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan
perundangan yang berlaku.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan sistem pengendalian


internal pemerintah yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk
keperluan pengambilan keputusan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
2.1.5.3 Indikator Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Indikator Sistem Pengendalian Internal Pemerintah menurut Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal 3 ayat 1 tentang Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah, terdiri dari :
“1. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan
kerjanya, melalui:
a. Penegakan integritas dan nilai etika
Penegakkan integrasi dan nilai etika sekurang-kurangnya dilakukan
dengan :
1) Menyusun dan menerapkan aturan perilaku
2) Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap
tingkat pimpinan instansi pemerintah
3) Menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan
terhadap kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap
aturan perilaku
4) Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi
atau pengabaian pengendalian intern dan
5) Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong
perilaku tidak etis.
b. Komitmen terhadap kompetensi
1) Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi
dalam instansi pemerintah
24

2) Menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada


masing-masing posisi dalam instansi pemerintah
3) Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk
membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi pekerjaannya dan
4) Memilih pimpinan instansi pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam
pengelolaan instansi pemerintah.
c. Kepemimpinan yang kondusif
1) Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan
2) Menerapkan manajemen berbasis kinerja
3) Mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP
4) Melindungi atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan
yang tidak sah
5) Melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada
tingkatan yang lebih rendah
d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
1) Menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan instansi
pemerintah
2) Memberikan kejelasan wewenang dan tanggungjawab dalam
instansi pemerintah
3) Memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern
dalam instansi pemerintah
4) Melaksanakan evaluasi dan penyusunan periodik terhadap
struktur organisasi sehubungan dengan perubahan strategi dan
5) Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi
pimpinan.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
1) Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan
tingkat tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian tujuan
instansi pemerintah
2) Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang
dan tanggungjawab yang diberikan terkait dengan pihak lain
dalam instansi pemerintah yang bersangkutan dan
3) Pegawai yang diberi wewenang dan tanggungjawab terkait
dengan penerapan SPIP.
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia
1) Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai
2) Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
rekrutmen dan
3) Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif
25

1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,


efesiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaran tugas
dan fungsi instansi pemerintah
2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah
3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait
diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar instansi
pemerintah terkait.
2. Penilaian Risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko.
Penilaian risiko terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko. Dalam
rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan :
a. Tujuan instansi pemerintah
Memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, terikat waktu dan wajib dikomunikasikan kepada seluruh
pegawai.
b. Tujuan pada tingkat kegiatan
1) Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi
Pemerintah
2) Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan
satu dengan lainnya
3) Relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah
4) Mengandung unsur kriteria pengukuran
5) Didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup
6) Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.
3. Pengendalian Aktivitas
Adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan
dilaksanakannya arahan pimpinan instansi pemerintah untuk mengurangi
risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko.
4. Informasi dan komunikasi
Komunikasi atas informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 wajib
diselenggarakan secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi
yang efektif, pimpinan instansi pemerintah harus sekurang-kurangnya :
1) Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana
komunikasi
2) Mengelola, mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi
secara terus menerus.
5. Pemantauan pengendalian intern
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern
dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan
tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya.
26

a. Pemantauan berkelanjutan, diselenggarakan melalui kegiatan


pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan
tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
b. Evaluasi terpisah, diselenggarakan melalui penilaian sendiri, review,
dan pengujian efektivitas SPI
c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya harus
segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme
penyelesaian rekomendasi hasil audit review lainnya yang
ditetapkan.”

2.1.6 Good Governance


2.1.6.1 Pengertian Good Governance
Good Governance menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah adalah :
“Kepemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan daerah yang
berpedoman pada asas penyelenggaraan pemerintahan negara. Terdiri atas
kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi,
efektivitas, dan keadilan.”

Good Governance menurut Mardiasmo (2018:22), adalah :


“Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin 21 anggaran
serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
usaha.”

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Good Governance adalah


penyelenggaraan manajemen kepemerintahan dengan menerapkan prinsip-prinsip
tertentu dan dapat diterima oleh masyarakat.
2.1.6.2 Prinsip-Prinsip Good Governance
Prinsip-prinsip Good Governance menurut Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 adalah “partisipasi, penegakan hukum, transparansi, responsif, berorientasi
pada konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas dan visi
strategis.” Sedangkan menurut Mardiasmo (2018:23) prinsip-prinsip Good
Governance terdiri dari :
“1. Partisipasi (Participation)
27

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara


langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar
kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara
konstruktif.
2. Aturan Hukum (Rule Of Law)
Kerangka aturan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3. Transparansi (Transparancy)
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung
dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
4. Daya Tanggap (Responsiveness)
Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholders.
5. Berorientasi Konsensus (Consencus Orientation)
Berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.
6. Berkeadilan (Equity)
Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.
7. Efektivitas dan Efisiensi (Efficiency And Effectiveness)
Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna
(efektif).
8. Akuntabilitas Pertanggungjawaban pada publik atas setiap aktivitas
yang dilakukan.
9. Bervisi Strategi Penyelenggaraan pemerintah dan masyarakat memiliki
visi jauh kedepan.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan suatu karakterisitik yang harus


dipenuhi dalam pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan control dan
pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan
penggunaan cara sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikehendaki shareholders.
2.1.6.3 Indikator Good Governance
Indikator Good Governance menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 terdiri dari :
“ 1. Kepastian Hukum, alam negara hukum yang mengutamakan landasan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara.
2. Tertib Penyelenggara Negara, menjadi landasan keteraturan, keserasian,
dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Kepentingan Umum, mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
28

4. Keterbukaan, membuka diri terhadap hak masyarakat untuk


memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia.
5. Proporsionalitas, mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
6. Profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Akuntabilitas, menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Efisiensi, berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya
dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai hasil kerja yang terbaik.
9. Efektivitas, berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya guna.
10. Keadilan, setiap tindakan dalam penyelenggaraan negara harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.”

2.1.7 Persepsi Masyarakat


2.1.7.1 Pengertian Persepsi Masyarakat
Persepsi menurut Robbins (2015:103) adalah “sebuah proses individu
mengorganisasikan dan menginterprestasikan kesan sensoris untuk memberikan
pengertian pada lingkungannya.” Menurut Sunaryo (2013:96) adalah “proses
diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului oleh perhatian
sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal
yang diamati baik yang berasal dari dalam maupun luar individu.”
Menurut Nurmansyah (2013:46) masyarakat adalah “sejumlah manusia
yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai
kepentingan yang sama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan persepsi masyarakat adalah
proses untuk menerjemahkan segala informasi yang didapat dari lingkungannya,
baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, dan perasaan untuk
menghasilkan sebuah pandangan tentang hal yang diamati oleh sejumlah manusia.
29

2.1.7.2 Bentuk-Bentuk Persepsi


Menurut Hartono (2015:121) persepsi terbagi menjadi beberapa bentuk,
diantaranya yaitu :
“1. Persepsi melalui Indera Penglihatan
Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan persepsi.
Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-
satunya bagian hingga individu dapat mempersepsi apa yang dilihatnya,
mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima
stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak,
hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat.
2. Persepsi melalui Indera Pendengaran
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran, yaitu telinga.
Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang
ada di sekitarnya. Seperti halnya dengan penglihatan, dalam
pendengaran individu dapat mendengar apa yang mengenai reseptor
sebagai suatu respon terhadap stimulus tersebut. Kalau individu dapat
menyadari apa yang didengar, maka dalam hal ini individu dapat
mempersepsi apa yang didengar, dan terjadilah suatu pengamatan atau
persepsi.
3. Persepsi melalui Indera Pencium
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu
hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung
sebelah dalam. Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat
khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima
yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak, dan sebagian respon dari stimulus tersebut orang dapat menyadari
apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
4. Persepsi melalui Indera Pengecap
Indera pengecap terdapat di lidah. Stimulusnya merupakan benda cair.
Zat cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah, yang
kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya
orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang dikecap itu.
5. Persepsi melalui Indera Peraba (kulit)
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperatur.
Tetapi tidak semua bagian kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada
bagian-bagian tertentu saja yang dapat untuk menerima stimulus-
stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut di atas merupakan rasa-rasa kulit
yang primer, sedangkan di samping itu masih terdapat variasi yang
bermacam-macam. Dalam teknan atau rabaan, stimulusnya langsung
mengenai bagian kulit bagian rabaan atau tekanan. Stimulus ini akan
menimbulkan kesadaran akan lunak, keras, halus, kasar.”

2.1.7.3 Indikator Persepsi Masyarakat


Menurut Robbins (2015:104) indikator persepsi diantaranya yaitu :
30

“ 1. Sikap, tiap-tiap individu melihat hal yang sama, tetapi mereka akan
menafsirkannya secara berbeda.
2. Motif, kebutuhan yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan
mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka.
3. Kepentingan atau minat, karena kepentingan individual setiap individu
berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda
dengan apa yang dipersepsikan orang lain.
4. Pengalaman masa lalu, seseorang yang mengalami peristiwa yang
belum pernah dialami sebelumnya akan lebih mencolok daripada yang
pernah dialami di masa lalu.
5. Pengharapan, dapat menyimpangkan persepsi seseorang dalam melihat
apa yang orang harapkan lihat.”

2.2 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran menurut Sugiyono (2017:60) merupakan “model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.”
Menurut Hamdi (2014:33) kerangka pemikiran adalah “Kerangka
pemikiran adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoritis dan asumsi-asumsi
logika dalam menjelaskan atau memunculkan variable-variabel yang diteliti serta
bagaimana kaitan diantara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada
kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.”
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran itu perpaduan
antara asumsi teoritis dengan asumsi logika dan bagaimana hubungannya dengan
faktor yang telah diidentifikasi.

2.2.1 Hubungan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dengan Kualitas


Pelayanan Publik

Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan Menurut Peraturan Pemerintah


(PP) Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1) dapat diartikan sebagai :
“Proses yang integral terhadap tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem
pengendalian internal pemerintah adalah sistem pengendalian intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.”
31

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal


pemerintah adalah suatu proses yang mengacu kepada perundang-undangan yang
dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai dalam menjalankan tugasnya di
bidang pemerintahan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elfi Sukriyati,dkk (2018) menunjukan
bahwa Pengendalian Internal Pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap
Kualitas Pelayanan Publik sedangkan hasil penelitian menurut Nunik Lestari
Dewi,dkk (2021) menunjukan bahwa Pengendalian internal tidak berpengaruh
terhadap Kualitas Pelayanan Publik.

2.2.2 Hubungan Good Governance dengan Kualitas Pelayanan Publik


Good Governance menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah adalah :
“Kepemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan daerah yang
berpedoman pada asas penyelenggaraan pemerintahan negara. Terdiri atas
kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi,
efektivitas, dan keadilan.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa good governance adalah


penyelenggaraan pemerintah yang bertanggung jawab dan menerapkan prinsip-
prinsip dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif yang dapat diterima
oleh seluruh masyarakat.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ati Uar (2016) menunjukan bahwa
Good Governance berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Pelayanan
Publik, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arly Agung
Pontolowokan,dkk (2018) menunjukan Good Governance tidak berpengaruh secara
signifikan tehadap Kualitas Pelayanan Publik.
2.2.3 Hubungan Persepsi Masyarakat dengan Kualitas Pelayanan Publik
Persepsi menurut Robbins (2015:103) adalah “sebuah proses individu
mengorganisasikan dan menginterprestasikan kesan sensoris untuk memberikan
pengertian pada lingkungannya.”
32

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan persepsi masyarakat adalah


proses untuk menerjemahkan segala informasi yang didapat dari lingkungannya,
baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, dan perasaan untuk
menghasilkan sebuah pandangan tentang hal yang diamati.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2017) menunjukan bahwa
Persepsi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Kualitas Pelayanan Publik,
sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulsaidha Fahroji,dkk (2018)
menunjukan bahwa persepsi masyarakat tidak berpengaruh terhadap Kualitas
Pelayanan Publik.

Teori Stewardship

Akuntansi Pemerintahan

Kinerja Pemerintah

Sistem Pengendalian Persepsi


Good Governance
Internal Pemerintah Masyarakat

Kualitas Pelayanan Publik

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, penulis menetapkan model
penelitian sebagai berikut :

Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah

Good Governance Kualitas


Pelayanan Publik

Persepsi Masyarakat
33

Gambar 2.2 Model Penelitian

2.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan penelitian terdahulu dengan
kata lain, penelitian-penelitian terdahulu merupakan dasar pengembangan bagi
penelitian lanjutan yang akan dilakukan sehingga dapat dicapai penelitian yang
dapat diperbandingkan. Adapun hubungan dari beberapa penelitian terdahulu yang
menjadi dasar pengembangan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

1. Elfi Syukriyati dan Pengaruh Pengendalian 1. Objek


Ikin Solikin, Jurnal Efektivitas Internal berpengaruh penelitian
Riset Akuntansi Pengendalian positif terhadap 2. Periode
dan Keuangan, Internal Terhadap kualitas pelayanan penelitian
Vol.6, No.2, Kualitas Pelayanan publik pada Satuan
(2018), Halaman Publik Kerja Perangkat
269-284, ISSN : Daerah Pemerintah
2541-061X Kota Bandung.
(Online). ISSN
2338-1507 (Print)

2. Nunik Lestari Pengaruh Sistem Sistem Pengendalian 1. Objek


Dewi, dkk. Jurnal Pengendalian internal tidak penelitian
Manajemen Internal Dan Budaya berpengaruh 2. Periode
Maranatha, Vol.20 Organisasi Terhadap terhadap kualitas penelitian
No.2, (2021), ISSN Kualitas Pelayanan pelayanan publik, 3. Variabel
: 1411-9293, e- Publik namun budaya penelitian
ISSN : 2579-4094 organisasi terdapat
pengaruh terhadap
kualitas pelayanan
publik

3. Aty Uar. 2016. Pengaruh Good Goverance 1. Objek


Jurnal Ilmu Pelaksanaan Prinsip- berpengaruh secara penelitian
Pemerintahan, p- Prinsip Good signifikan terhadap 2. Periode
ISSN : 2088, e- Governance kualitas pelayanan penelitian
ISSN : 2502-9320. Terhadap Kualitas publik.
Pelayanan Publik
pada Badan
Pertahanan Nasional
(BPN) Kota Ambon.

4. Arli Agung Pengaruh Penerapan Good Governance 1. Objek


Pontolowokan, Good Governance tidak berpengaruh penelitian
dkk. Jurnal Jurusan Terhadap Kualitas secara signifikan
34

Ilmu Pelayanan Publik di terhadap kualitas 2. Periode


Pemerintahan, Kantor Kecamatan pelayanan publik penelitian
Vol.2, No.2 Mapanget Kota
(2017), ISSN : Manado
2337-5736

5. Rahmat Lauma, Pengaruh Penerapan Good Governance 4. Objek


dkk. Jurnal Jurusan Prinsip-Prinsip berpengaruh positif penelitian
Ilmu Good Governance terhadap Kualitas 5. Periode
Pemerintahan, Terhadap Kualitas Pelayanan Publik penelitian
Vol.3, No.3, Pelayanan Publik pada Dinas 6. Variabel
(2019), ISSN : (Suatu Studi di Kependudukan dan penelitian
2337-5736 Dinas Pencatatan Sipil
Kependudukan dan Kabupaten Bolaang
Pencatatan Sipil Mongondow Utara.
Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara).

6. Zulkifli, Jurnal Pengaruh Budaya Budaya Kerja dan 1. Objek


Ilmiah Ekonomi Kerja dan Persepsi Persepsi Masyarakat penelitian
Bisnis, Vol 3, No 2, Masyarakat berpengaruh 2. Periode
Juli 2017, hal 243 – Terhadap Kualitas terhadap Kualitas penelitian
250. ISSN : 2442- Pelayanan Publik Pelayanan Publik 3. Variabel
4560 Kantor Urusan pada Kantor Urusan penelitian
Agama Kecamatan Agama Kecamatan
Aluh Aluh Aluh Aluh
Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar.

7. Zulsaidha Fahroji, Pengaruh Persepsi Persepsi masyarakat 1. Objek


dkk. 2018. Jurnal Masyarakat tidak berpengaruh penelitian
Ilmu Terhadap Kualitas terhadap kualitas 2. Periode
Pemerintahan, Pelayanan Publik pelayanan publik penelitian
Volume 6 Nomor 4 pada Kantor Camat
(2018), ISSN : Kecamatan Anggana
2477-2458 Kabupaten Kutai
(online), ISSN : Kartanegara.
2477-2631 (cetak).

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis menurut Sugiyono (2019:63) merupakan “jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”
Menurut Nazir (2014:151) Hipotesis adalah “pernyataan yang diterima
secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat
fenomena dikenalkan dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.”
35

Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Pengendalian Internal Pemerintah,


Good Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik
pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung” maka hipotesis yang digunakan
adalah hipotesis asosiatif, hipotesis tersebut adalah :
1. Terdapat Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap
Kualitas Pelayanan Publik.
2. Terdapat Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
3. Terdapat Pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan
Publik.
4. Terdapat Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik
secara simultan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan


Metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.” (Sugiyono, 2019:2). Sedangkan menurut Darmadi
(2013:153) metode penelitian adalah “suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan
suatu cara ilmiah yang akan digunakan oleh peneliti untuk memecahkan masalah
dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2019:15) metode penelitian kuantitatif adalah:
“Metode yang berdasar filsafat positivisme bertujuan menggambarkan dan
menguji hipotesis yang dibuat peneliti. Penelitian kuantitatif memuat
banyak angka-angka mulai dari pengumpulan, pengolahan, serta hasil yang
didominasi angka.”

Menurut Sutama (2016:43) metode penelitian kuantitatif yaitu “Penelitian


yang berkaitan erat dengan teknik-teknik survei sosial termasuk wawancara
terstruktur dan kuisioner yang tersusun, eksperimen, observasi terstruktur, analisis
isi, analisis statistik formal dan masih banyak lagi.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kuantitatif
merupakan cara ilmiah dari suatu proses memecahkan suatu masalah dengan
teknik-teknik yang sudah disebutkan yang dimana hasilnya bisa
dipertanggungjawabkan dan dapat dibuktikan kebenarannya dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif.
Adapun penelitian ini mengenai Pengaruh Sistem Pengendalian Internal

37
38

Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan


Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Metode penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2019:29) adalah:
“Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada sat variabel atau lebih (variabel yang
berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel
itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain.”

Metode deskriptif menurut Nazir (2013:54) adalah :


“Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu system pemikiran atau pun suatu peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis. Factual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.”

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode penelitian


yang digunakan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi atau hal lain yang sudah
disebutkan untuk membuat deskripsi secara sistematis dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama,
kedua, ketiga, dan keempat yaitu Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah kabupaten Bandung, Bagaimana Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah pada Kecamatan Baleendah kabupaten Bandung, Bagaimana
Good Governance pada Kecamatan Baleendah kabupaten Bandung, Bagaimana
Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan
Baleendah kabupaten Bandung.
Metode penelitian verifikatif menurut Aziz (2018:34) adalah “penelitian
yang bertujuan untuk mengecek hasil kebenaran dari hasil penelitian lain.”
Menurut Sugiyono (2019:20) metode penelitian verifikatif dapat diartikan
sebagai “penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian verifikatif adalah
metode penelitian yang menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan dilapangan. Metode verifikatif digunakan untuk menjawab
39

rumusan masalah yang kelima dan keenam, yaitu Bagaimana Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat
terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung secara parsial dan Bagaimana Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan
Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara simultan.

3.2 Operasionalisasi Variabel


Variabel penelitian menurut Sugiyono (2019: 39) adalah “suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Menurut Siregar (2017:31) operasionalisasi variabel merupakan “bentuk
operasional dari varibel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi
konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan dan penelilaian
alat ukur.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel
merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
1. Variabel Dependen
Variabel terikat (dependen) menurut Sugiyono (2019:39) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Sedangkan
menurut Wijaya (2013:13) tentang variabel terikat (dependen) adalah “variabel
yang dipengaruhi (respon) variabel yang nilainya tergantung oleh perubahan
variabel yang lain.” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
(dependen) adalah Kualitas Pelayanan Publik.
2. Variabel Independen
Variabel bebas (independen) menurut Sugiyono (2019:39) adalah “variabel yang
memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel
terikat (dependen), yang disimbolkan dengan simbol (X).” Sedangkan menurut
Wijaya (2013:13) tentang variabel independen/bebas adalah “Variabel yang
memengaruhi (stimulus) atau variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh
40

variabel lain.” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, Persepsi
Masyarakat.
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.
Kuesioner
Kualitas “kegiatan atau manfaat yang 1. Ketepatan Ordinal 1
Pelayanan ditawarkan oleh suatu pihak waktu
Publik (Y) kepada pihak lain dan pada pelayanan.
hakikatnya tidak berwujud serta 2. Akurasi 2
tidak menghasilkan pelayanan
kepemilikan sesuatu, proses 3. Kesopanan 3
produksinya mungkin juga tidak dan
dikaitkan dengan suatu produk keramahan
fisik.” 4. Tanggungjaw 4-5
ab
Hardiansyah (2018:13) 5. Kelengkapan 6
6. Kemudahan 7
7. Variasi model 8
pelayanan
8. Pelayanan 9-11
pribadi
9. Kenyamanan 12-14
10. Atribut 15
Sistem “Proses yang integral terhadap 1. Lingkungan Ordinal 16-17
Pengendalia tindakan dan kegiatan yang Pengendalian
n Internal dilakukan secara terus menerus 2. Penilaian 18-19
Pemerintah oleh pimpinan dan seluruh Risiko
(X1) pegawai untuk memberikan 3. Pengendalian 20-21
keyakinan memadai atas Aktivitas
tercapainya tujuan organisasi 4. Informasi dan 22-24
melalui kegiatan yang efektif komunikasi
dan efisien, keandalan 5. Pemantauan 25
pelaporan keuangan, pengendalian
pengamanan aset negara dan intern
ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Sistem
Pengendalian Internal
Pemerintah adalah sistem yang
diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.”

Peraturan Pemerintah (PP)


Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1
Ayat (1)
Good “Kepemerintahan yang 1. Kepastian Ordinal 26
Governance menyelenggarakan Hukum
(X2) pemerintahan daerah yang 2. Tertib
berpedoman pada asas Penyelenggar
penyelenggaraan pemerintahan aan Negara 27
41

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.


Kuesioner
negara. Terdiri atas kepastian 3. Kepentingan
hukum, tertib penyelenggara Umum
negara, kepentingan umum, 4. Keterbukaan 28
keterbukaan, proporsionalitas, 5. Proporsionali
profesionalitas, akuntabilitas, tas 29
efisiensi, efektivitas, dan 6. Profesionalita 30
keadilan.” s
7. Akuntabilitas 31
Undang-Undang Nomor 23 8. Efisiensi
Tahun 2014 tentang 9. Efektivitas 32
Pemerintahan Daerah 33
10. Keadilan 34

35
Persepsi “sebuah proses individu 1. Sikap Ordinal 36
Masyarakat mengorganisasikan dan 2. Motif 37
(X3) menginterprestasikan kesan 3. Kepentingan 38
sensoris untuk memberikan atau minat
pengertian pada 4. Pengalaman 39
lingkungannya.” 5. Pengharapan 40

Robbins (2015:103)

3.3 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2019:482) data kuantitatif adalah “Suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis.”
Data yang dijadikan sebagai sumber data penelitian umumnya terbagi
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan data primer karena untuk mendapatkan data yang menunjang
penelitian ini penulis perlu melakukan pembuatan dan penyebaran kuesioner ke
beberapa responden yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Sugiyono
(2019:213) data primer adalah “Sumber data yang didapatkan langsung kepada
pengumpul data.”

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2019:224) adalah “langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara,
42

dokumentasi, dan triangulasi.” Menurut Nazir (2014:179) teknik pengumpulan data


adalah “prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.”
Dari uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara menurut Sugiyono (2019:140) adalah “percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (Interview) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewer) untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.” Sedangkan menurut
Tersiana (2018:12) wawancara merupakan “suatu cara pengumpulan data
penelitian dengan cara tanya-jawab secara langsung dengan subjek yang
berkontribusi langsung dengan objek yang diteliti.” Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan dengan staff pegawai Bidang Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Baleendah yaitu Ibu Wiwin Windayanti,S.Sos.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan menurut Sugiyono (2019:14) adalah “penelitian dimana data
diperoleh dari lapangan secara langsung dari sumbernya, sehingga sumber data
penelitian lapangan adalah sumber primer.” Penelitian ini dilakukan terhadap
kegiatan dari seluruh objek penelitian dengan menggunakan kuesioner atau
angket. Jenis angket ada dua, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang
digunakan dalam hal ini adalah kueisoner tertutup yakni kuesioner yang sudah
disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan menjawab
secara langsung.
3. Teknik Kepustakaan
Teknik kepustakaan menurut Sugiyono (2019:291) adalah “penelitian dimana
data tidak diperoleh dari lapangan tetapi dari perpustakan atau tempat lain yang
menyimpan referensi, dokumen-dokumen yang berisi data yang telah teruji
validitasnya.” Sedangkan menurut Nazir (2013:93) teknik kepustakaan adalah
“teknik pengumpulan data dengan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-
43

literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan


masalah yang dipecahkan.”

3.5 Teknik Penarikan Sampel


3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2019:80) adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah “Keseluruhan dari
subyek penelitian.”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Kecamatan
Baleendah dan Kepala Keluarga Kecamatan Baleendah.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Keterangan Responden
1 Bidang Umum dan Kepegawaian 8
2 Bidang Program dan Keuangan 6
3 Bidang Pemerintah 6
4 Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum 4
5 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 3
6 Bidang Sosial Budaya 3
7 Bidang Pembangunan 3
8 Kepala Keluarga Kecamatan Baleendah 71.366
Total 71.399
Sumber : Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian

3.5.2 Sampel Penelitian


Sampel menurut Sugiyono (2018:131) adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Silaen (2018:87)
sampel adalah “sebagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu
untuk diukur atau diamati karakteristiknya.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu.
Teknik sampling atau teknik sampel menurut Sugiyono (2019:81)
merupakan “teknik untuk menemukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian dan terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan.” Teknik
44

sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability
sampling.
Probability sampling menurut Sugiyono (2019:82) adalah “teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Teknik ini
meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, sampling area (cluster) sampling.
Non probability sampling menurut Sugiyono (2019:84) adalah “teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Teknik sampel ini
meliputi: sampling sistematis, kuota, aksidental, porpusive, jenuh dan snowball.
Dalam penelitian ini, teknik sampel yang digunakan penulis menggunakan
non probability sampling dengan teknik porpusive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2019:85) adalah “teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Sugiono (2019:91) menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian
sebagai berikut :
“ 1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan
500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(koreksi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misalnya variable
penelitian ada 5 (independent + dependen), maka jumlah anggota sampel
= 10 x 5 = 50
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota
sampel masing masing antara 10 s/d 20.”

Besar sampel dihitung dengan rumus slovin menurut Sugiyono (2019:126)


dengan tingkat kesalahan 10%. Adapun rumus slovin sebagai berikut :

N
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
45

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Pada penelitian ini penulis menggunakan populasi sebanyak 71.399 jiwa,


dengan perhitungan sebagai berikut :
N = 71.399 / 1 + 71.399 (10%)2 = 99,96 dibulatkan menjadi 100

Atas dasar perhitungan tersebut, maka penulis menggunakan 100 responden


dari populasi sebanyak 71.399 jiwa yang terdiri staff pegawai Kantor Kecamatan
Baleendah Bidang Umum dan Kepegawaian dan Kepala Keluarga Kecamatan
Baleendah.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Keterangan Populasi Sampel
1 Bidang Umum dan Kepegawaian 8 4 orang
2 Bidang Program Keuangan 6 3 orang
3 Bidang Pemerintahan 6 3 orang
4 Bidang Ketentraman dan Ketertiban 4 2 orang
Umum
5 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 3 2 orang
6 Bidang Sosial Budaya 3 2 orang
7 Bidang Pembangunan 3 2 orang
8 Kepala Keluarga Kecamatan 71.366 82 orang
Baleendah
Total 71.399 100 orang
Sumber : Data yang diolah (2021)

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian


3.6.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2019:255) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan
menurut Menurut Ghozali (2018:51) uji validitas adalah :
“Uji yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner sebagai instrumen penelitian dinyatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.”
46

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk analisis item kuesioner,
yaitu mengkolerasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut
100 tidak akan diteliti lebih lanjut.
Adapun syarat dalam uji validitas yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2019:215) yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut :
a. Jika koefisien kolerasi r ≥ 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika koefisien kolerasi r < 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak
valid.
Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus kolerasi. Untuk mencari
nilai kolerasinya penulis menggunakan rumus pearson product moment (product
moment correlation analysist), dengan menggunakan rumus konsep Sugiyono
(2019:246) adalah sebagai berikut :

𝑛 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 )(∑ 𝑦𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖 )2 (𝑛 ∑ 𝑦𝑖2 − (∑ 𝑦𝑖 )2

Sugiyono (2019:246)

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi pearson
N = Jumlah Sampel (responden)
X = Skor tiap item
Y = Skor total

3.6.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2019:199) :
“Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-rest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada
pada instrument dengan teknik tertentu.”

Uji reliabilitas menurut Ghozali (2018:199) adalah “alat untuk mengukur


suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
47

kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap


pernyataan adalah konsistensi atau stabil dari waktu ke waktu.”
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat
reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, penulis menggunakan teknik
Alpha Cronbach.
Kemudian nilai korelasi yang dihasilkan dari perhitungan uji validitas,
dimasukkan kedalam rumus Alpha Cronbach didalam Sugiyono (2019:130):
2𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏

Keterangan :
ri : Reliabilitas internal seluruh instrument
rb : Koefisien Korelasi

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana alat


pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrument diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
Pada program SPSS 26 fasilitas pengujian yaitu menggunakan uji statistik
Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika menghasilkan nilai Alpha
Cornbach > 0.70, walaupun nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima. Harga koefisien
antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 1 maka semakin besar keandalan alat
ukur tersebut dan menunjukkan konsistensi yang tinggi.
Setelah diketahui angka reliabilitasnya, maka angka tersebut dikategorikan
berdasarkan tingkat reliabilitas berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Ri Keterangan
< 0,20 Tidak ada
0,20 < 0,40 Rendah
0,40 < 0,70 Sedang
0,70 < 0,90 Tinggi
0,90 < 1,00 Tinggi sekali
48

1,00 Sempurna
Sumber : Sugiyono (2019:148)

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


3.7.1 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2019:335) adalah :
“Proses mencari dan merencanakan secara sistematis data yang telah
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara menyusun bagian data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
bagian terkecil, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah
mana yang penting dan yang dapat dipelajari, dan membuat simpulan
sehingga bisa mudah untuk dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.”

Tujuan dari analisis data menurut Ghozali (2018:3) adalah “untuk


mendapatkan informasi relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan
menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah.”
Teknik analisis data terbagi menjadi 2, yaitu analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik verifikatif.
3.7.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriftif menurut Sugiyono (2019:147) yaitu “metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Analisis statistik deskriptif menurut Ghozali (2019:19) menjelaskan :
“Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan
minimum. Statistik desriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.”

Dalam penelitian ini akan disajikan pengujian statistik deskriptif mengenai


pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance dan
Persepsi Masyarakat dan Kualitas Pelayanan Publik, dengan menentukan kategori
interval terhadap hasil tabulasi pada kuisoner menggunakan Statistic Package For
Social Science (SPSS) versi 26. Untuk memudahkan dalam perhitungan, maka data-
data yang disebutkan dan diberikan skala pengukuran dengan memberikan nilai
bobot, dari kuisioner yang digunakan yaitu menggunakan skala likert.
49

Skala likert menurut Sugiyono (2019:93) merupakan “skala yang digunakan


untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.” Sedangkan menurut Djaali (2014:28), “Skala Likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena Pendidikan.”
Setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan,
mendukung pernyataan dengan skala Likert ini maka vaiabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan atau penyataan.
Tabel 3.5 Skala Likert
Sikap Skor Sifat Pelaksanaan Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Baik (SB) 5
Setuju (S) 4 Baik (B) 4
Netral (N) 3 Cukup (C) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak (T) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Sama Sekali (TSS) 1
Sumber : Sugiyono (2019:94)
Selanjutnya untuk menentukan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilihat dari perbandingan skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual
merupakan jawaban seluruh responden atas kuesioner yang diajukan. Skor aktual
diperoleh melalui hasil perhitungan responden sesuai klasifikasi bobot yang
diberikan (1,2,3,4,5). Skor ideal adalah prediksi bobot tertinggi jawaban responden.
Skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikali jumlah
responden. Sedangkan untuk menghitung persentase skor total yaitu dengan cara :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Skor Aktual = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

Sumber : Sugiyono (2019:95)


Hasil perhitungan diatas dikonfirmasi dengan kriteria yang telah ditetapkan
dengan melihat tabel mengenai kriteria persentase skor.
Adapun garis yang digunakan dalam penelitian ini adalah garis kontinum.
Garis Kontinum adalah garis yang digunakan untuk menganalisa, mengukur, dan
menunjukan seberapa tingkat kekuatan variabel yang sedang diteliti, sesuai
50

instrumen yang digunakan. Model garis kontinum ini menggunakan perhitungan


skor yang dijelaskan pada rumus sebagai berikut :
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑃=
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Keterangan :
P : Panjang Kelas Interval
Rentang : Data Terbesar – Data Terkecil
Banyak Kelas : 5

Penetapan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari


perbandingan antara skor aktual dan skor ideal. Perolehan kecenderungan jawaban
responden akan didasarkan pada nilai rata-rata skor jawaban dikategorikan pada
rentang skor berikut ini :
Skor maksimum :1
Skor minimum :2
5−1
Lebar skala : 5 = 0,8

Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :


Tabel 3.6 Kategori Interpretasi Skor
Skala Kategori
1,00- 1,80 Sangat Tidak Baik
1,81-2,60 Tidak Baik
2,61-3,40 Kurang Baik
3,41-4,20 Baik
4,21-5,00 Sangat Baik
Sugiyono (2019:96)
Untuk mengklasifikasikannya dapat dilihat garis kontinum sebagai berikut :

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00


Gambar 3.1 Garis Kontinum

3.7.1.2 Analisis Statistik Verifikatif


Metode verifikatif menurut Sugiyono (2019:8) adalah “penelitian yang
dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.” Menurut Silaen (2018:19) menjelaskan bahwa
51

statistik verifikatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu


kebenaran melalui pengujian hipotesis tentang sebab akibat antara variabel yang
diteliti.”
Dalam penelitian ini, analisis statistik verifikatif untuk mengetahui hasil
penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas
Pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara simultan.
3.7.1.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik menurut Sunyoto (2016-92) adalah “pengujian ini
dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui keabsahannya dan
menghindari terjadinya estimasi bias.” Sedangkan Menurut Ghozali (2018:103)
menyebutkan bahwa “Sebelum melakukan uji linier berganda, metode
mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa uji asumsi klasik dilakukan
untuk menguji kualitas data guna menghasilkan hasil terbaik.

3.7.1.3.1 Uji Normalitas


Uji normalitas menurut Sunyoto (2016:92) menjelaskan :
“Uji normalitas yaitu di mana akan menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi
normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik
jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali.”

Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:321) menyebutkan bahwa uji


normalitas adalah :
“Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan
variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang berlaku apabila nilai
Sig. > 0,05 maka residual berdistribusi normal.”

3.7.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas


Menurut Sunyoto (2016:90) menjelaskan uji heteroskedastisidas sebagai
berikut:
52

“Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau
tidak varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi
Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi Heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas.”
Menurut Ghozali (2018: 91) menyatakan bahwa “Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-
variabel bebas.”
3.7.1.3.3 Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2018:105) tentang uji multikolinieritas adalah :
“Uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam suatu model regresi
terdapat korelasi antara variabel independen atau bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen atau bebas.
Jika variabel independen atau bebas saling berkorelasi, maka variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal merupakan variabel independen atau
bebas yang nilai korelasinya antara sesama variabel independen atau bebas
sama dengan nol.”

3.7.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda


Uji regresi linier berganda menurut Sugiyono (2019:277) adalah
“meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya).”
Menurut Sugiyono (2019:275) persamaan regresi linier berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝜀

Keterangan :
Y = Kualitas Pelayanan Publik
a = Konstanta
𝑏1 , 𝑏2 = Koefisien regresi variabel independen
𝑋1 = Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
𝑋2 = Good Governance
𝑋3 = Persepsi Masyarakat
 = Standar error
53

3.7.1.5 Analisis Koefisien Korelasi


Uji koefisien korelasi menurut Sugiyono (2019:215) menjelaskan bahwa
“untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk interval atau
rasio salah satunya menggunakan korelasi product moment dimana untuk menguji
satu variabel independen dengan satu variabel dependen.”
Menurut Ghozali (2018:93) Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk :
“Mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variable. Dalam
analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable
atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variable dependen
dengan variable independen.”

Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi product moment


menurut Sugiyono (2019:262) yaitu :
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑ 𝑥 2 )(∑ 𝑦 2 )

Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Dua variabel yang
dikorelasikan (x=X-M) dan (y=Y-M).
xy = Jumlah perkalian x dengan y
𝑥 2 = Kuadrat dari x (deviasi x)
𝑦 2 = Kuadrat dari y (deviasi y)
Nilai korelasi pearson paling kecil -1 dan paling besar +1. Jika r = korelasi
pearson, maka nilai r dapat dinyatakan secara sistematis -1 ≤ 0 ≤ +1. Dimana :
c. Apabila r = +1, maka korelasi antar dua variabel dikatakan sangat kuat
dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar
1 atau sebaliknya.
d. Apabila r = 0, maka hubungan korelasi antara kedua variabel sangat
lebar tidak ada hubungan sama sekali.
e. Apabila r = -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan
berlawanan arah, artinya apabila nilai X sebesar 1 maka Y akan turun
sebesar 1 atau sebaliknya.
54

f. Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis


menggunakan pedoman sebagai berikut:.
Tabel 3.7 Interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,399 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2019:257)

3.7.1.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2)


Menurut Ghozali (2018:97) menjelaskan bahwa uji koefisien determinasi
(R2) digunakan :
“Untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, nilai koefisien
determinasi yang kecil menandakan kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.”

Menurut Sugiyono (2019:292) rumus untuk menghitung koefisien


determinasi adalah sebagai berikut :
𝐾𝑑 = 𝑅 2 × 100%

Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
2
𝑅 = Koefisien korelasi ganda
100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase

Tabel 3.8 Interpretasi koefisien determinasi


Nilai Koefisien Determinasi Tingkat Hubungan
0% - 20% Sangat Rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
>80% Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2019:185)
55

3.7.1.7 Pengujian Hipotesis


Hipotesis menurut Sugiyono (2019:63) adalah :
“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.”

Setelah didapatkan hasil perhitungan koefisien determinasi, maka perlu


diadakan pengujian terhadap keberadaan koefisien tersebut. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh positif antara variable
independen terhadap dependen.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
H1:p≠0 Terdapat pengaruh dari Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap
Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah
H2:p≠0 Terdapat pengaruh dari Good Governance terhadap Kualitas Pelayanan
Publik pada Kecamatan Baleendah
H3:p≠0 Terdapat pengaruh dari Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan
Publik pada Kecamatan Baleendah
H4:p≠0 Terdapat pengaruh dari Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik
pada Kecamatan Baleendah
Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak dengan berdasarkan
hipotesis diatas, maka teknik pengujian hipotesis yang digunakan dengan Uji t dan
Uji f.

3.7.1.7.1 Uji Parsial (Uji t)


Uji parsial (uji statistik t) menurut Ghozali (2018:88) menjelaskan “untuk
menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2019:233) menjelaskan bahwa uji t merupakan “jawaban sementara
terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.”
56

Adapun rumus untuk menghitung uji parsial (uji statistik t) menurut


Sugiyono (2019:288) yaitu :
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2

Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah data
t = Tingkat signifikan thitung diperbandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) yang


digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima apabila : ± thitung < ttabel.
Ho diterima apabila : ± thitung > ttabel.

Apabila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak


terdapat pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat pengaruh
yang signifikan.
Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variable independen (X) yaitu Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (X1), Good Governance (X2), Persepsi Masyarakat (X ) terhadap
Kualitas Pelayanan Publik (Y), adapun yang menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah
Ho = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan
H1 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
Variabel independen (X) yaitu Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, Persepsi Masyarakat terhadap variabel dependen (Y) yaitu Kualitas
Pelayanan Publik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah terhadap Kualitas Pelayanan Publik
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Good Governance terhadap Kualitas
Pelayanan Publik
57

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Persepsi Masyarakat terhadap


Kualitas Pelayanan Publik

3.7.1.7.2 Uji Simultan (Uji F)


Menurut Ghozali (2018:98) uji statistik f adalah “uji yang menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.”
Adapun rumus untuk menghitung uji simultan (uji statistik f) menurut
Sugiyono (2019:284) adalah sebagai berikut :

𝑅 2 /𝑘
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(1 − 𝑅 2 )/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterangan :
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah sampel
n-k-1 = Degree of Freedom

F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan


menggunakan tingkan resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree freedom
= k (n-k-1) dengan kriteria sebagai berikut :
1. Penetapan tingkat signifikansi pengujian hipotesis akan dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansu sebesar 0,05 (α=0) atau tingkat
kayakinan sebesar 0,95. Dalam ilmu-ilmu social tingkat signifikansi 0,05
sudah lazim digunakan karena dianggap cukup tepat untuk mewakili
hubungan antar-variabel yang diteliti.
2. Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. Hipotesis yang
telah ditetapkan sebelumnnya diuji dengan menggunakan metode pengujian
statistik Uji T dan Uji F dengan kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis,
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh anatara
variable independen (X) yaitu Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
58

Governance, Persepsi Masyarakat terhadap variabel dependen (Y) yaitu Kualitas


Pelayanan Publik.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas
Pelayanan Publik secara simultan.
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai variabel-
variabel dalam penelitian. Pada penelitian ini, analisis digunakan untuk
memberikan gambaran pada variabel independen, yaitu sistem pengendalian
internal pemerintah, good governance, dan persepsi masyarakat serta variabel
dependen yaitu kualitas pelayanan publik.

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Baleendah


Kecamatan Baleendah merupakan salah satu wadah pelayanan publik yang
membawahi 8 Desa/Kelurahan yang terdiri diri Kelurahan Baleendah, Kelurahan
Andir, Kelurahan Manggahang, Kelurahan Jelekong, Kelurahan Wargamekar,
Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Desa Malakasari. Kecamatan
Baleendah dibentuk oleh pemerintah Kabupaten Bandung di bidang Pelayanan
Pemerintah, salah satu tugasnya adalah pelaksanaan pembinaan, pengendalian,
serta pengawasan bidang administrasi pemerintah, kependudukan, dan pertanahan.
Kecamatan Baleendah terletak di Jl. Adipati Kertamanah No.2, Baleendah,
Bandung, Jawa Barat 40375. Kecamatan Baleendah mempunyai beberapa bidang,
yaitu Bidang Umum dan Kepegawaian, Bidang Program dan Keuangan, Bidang
Pemerintah, Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum, Bidang Pemberdayaan
Masyarakat, Bidang Sosial Budaya, Bidang Pembangunan, dan Bidang Sosial
Media.
Melalui kantor ini, warga dapat mengurus berbagai bentuk perizinan.
Beberapa perizinan yang dibuat terkait dengan penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil
(IUMK), rekomendasi surat pengantar Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK), surat keterangan domisili, surat izin menutup jalan untuk pembangunan
atau acara, pengesahan surat keterangan miskin, dispensasi nikah, rekomendasi dan
pengesahan permohonan cerai, belum nikah, dan nikah. Surat-surat lainnya pun

59
60

dapat diurus terkait perizinan tertentu seperti surat eksplorasi air tanah, penggalian
air tanah, waris, hingga wakaf. (Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian).

4.1.1.1 Visi dan Misi Kecamatan Baleendah


1. Visi
Terwujudnya pelayanan masyarakat yang tertib, cepat dan tepat.
2. Misi
a. Meningkatkan tertib administrasi pelayanan
b. Mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien
c. Meningkatkan kualitas pegawai guna terciptanya kualitas pelayanan
yang optimal.

4.1.1.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kecamatan Baleendah


Kecamatan Baleendah mempunyai beberapa tugas yang terdiri dari
menyelenggarakan urusan pemerintahan umum, mengkoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa, mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan
ketentraman dan penertiban umum, mengkoordinasikan penerapan dan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, mengkoordinasikan pemeliharaan
prasarana dan sarana layanan umum, mengkoordinasikan penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat Kecamatan,
membina dan mengawasi penyelengggaraan kegiatan desa atau kelurahan,
melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah yang tidak
dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintah Daerah yang ada di Kecamatan,
melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan,
melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati untuk melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Selain itu, Kecamatan Baleendah juga menjalankan fungsi nya sebagai :
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum
2. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat desa
3. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan penertiban
umum
61

4. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan


Peraturan Bupati
5. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana layanan umum
6. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat Kecamatan
7. Pembinaan dan pengawasan penyelengggaraan kegiatan desa atau
kelurahan;
8. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintah Daerah yang ada di
Kecamatan
9. Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-
undangan
10. Pelaksanaan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap bidang pada Kecamatan
Baleendah :
1. Camat
a. Menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dalam pelaksanaan
tugas umum pemerintahan berdasarkan visi dan misi serta tugas
pokok dan fungsinya
b. Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja dalam rangka
pelaksanaan tugas umum pemerintahan berdasarkan sasaran,
kebijakan umum, strategi dan program kerja Kecamatan serta
kondisi dinamis masyarakat
c. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan, pemberdayaan
masyarakat, pembangunan, sosial budaya dan ketenteraman
ketertiban umum, di tingkat Kecamatan
d. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan desa
2. Kepala Bidang Kepegawaian dan Umum
62

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis kesekretariatan dalam


lingkup Subbagian Umum dan Kepegawaian
b. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja lingkup Subbagian
Umum dan Kepegawaian berdasarkan sasaran, kebijakan teknis,
strategi dan program kerja Kecamatan
c. Melaksanakan tata naskah dinas, surat-menyurat, kehumasan dan
keprotokolan, kearsipan, perpustakaan, dan penyediaan peralatan
kerja
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi barang milik daerah/aset
Kecamatan
e. Menyiapkan rencana kebutuhan sarana dan prasarana penunjang
tugas Kecamatan
3. Kepala Bidang Program dan Keuangan
Mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan rencana dan
program serta pengelolaan adminsitrasi keuangan.
4. Kepala Bidang Pemerintah
Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan kebijakan teknis
operasional, menyusun dan melaksanakan rencana kerja Bidang
Pemerintahan.
5. Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum
Menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, menyusun dan
melaksanakan rencana kerja Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum
6. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, menyusun dan
melaksanakan rencana kerja Seksi Pemberdayaan Masyarakat
7. Kepala Bidang Sosial Budaya
Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan kebijakan teknis
operasional, menyusun dan melaksanakan rencana kerja Seksi Sosial
Budaya
8. Kepala Bidang Pembangunan
63

Menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, menyusun dan


melaksanakan rencana kerja Seksi Pembangunan.
4.1.1.3 Struktur Organisasi Kecamatan Baleendah

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Baleendah


64

4.1.2 Identitas Responden


Kecamatan Baleendah mempunyai 33 pegawai yang terbagi menjadi 7
(tujuh) bidang yaitu Bidang Umum dan Kepegawaian, Bidang Program Dan
Keuangan, Bidang Pemerintahan, Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum,
Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Sosial Budaya, dan Bidang
Pembangunan. Serta terdapat Kepala Keluarga sebanyak 71.366 orang. Sesuai
dengan penelitian, penulis memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 100
responden.
Dalam penelitian ini, data pribadi dari keseluruhan responden
dikelompokan menjadi 4 (empat) karakteristik yaitu berdasarkan jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja. Data mengenai karakteristik
responden sebagai berikut :

4.1.2.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 63 63%
Perempuan 37 37%
Total 100 100%
Sumber : Data Kuisioner yang diolah 2022
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 37 orang dengan persentase 37% sedangkan responden laki-
laki sebanyak 63 orang dengan persentase 63%.

4.1.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Usia


Responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan usia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentase (%)
1 < 30 Tahun 20 20%
2 31-40 Tahun 43 43%
3 41-50 Tahun 20 20%
65

4 >50 tahun 17 17%


Total 100 100%
Sumber : Data Kuisioner yang diolah 2022
Berdasarkan tabel diatas, menjelaskan bahwa mayoritas responden berusia
antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 43 orang dengan persentase 43%, sedangkan
reponden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 20%,
responden yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase
20% dan lebih dari 50 tahun masing-masing sebanyak 17 orang dengan persentase
17%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari responden berusia produktif.
4.1.2.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan pendidikan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SMA 41 41%
2 D3 12 12%
3 D4 13 13%
4 S1 30 30%
5 S2 4 4%
6 S3 - -
Total 100 100%
Sumber : Data Kuisioner yang diolah 2022
Berdasarkan tabel diatas, dari 100 orang responden dapat diketahui bahwa
41 orang dengan persentase 41% pendidikan terakhir adalah SMA. Untuk
responden dengan pendidikan terakhir D3 sebanyak 12 orang dengan persentase
12%. Untuk responden dengan pendidikan terakhir D4 sebanyak 13 orang dengan
persentase 13%. Kemudian responden dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 30
orang dengan persentase 30% dan S2 sebanyak 4 orang dengan persentase 4%. Hal
ini menunjukan bahwa mayoritas pendidikan responden adalah SMA.

4.1.2.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja


Responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan lama bekerja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
66

Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja


No Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)
1 < 5 Tahun 8 8%
2 6-10 Tahun 20 20%
3 11-15 Tahun 31 31%
4 16-20 Tahun 15 15%
5 >20 Tahun 26 26%
Total 100 100%
Sumber : Data Kuisioner yang diolah 2022
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui responden yang lama bekerjanya
kurang dari 5 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 8%. Untuk responden yang
lama bekerjanya 6-10 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 20%. Untuk
responden yang lama bekerjanya 11-15 tahun sebanyak 31 orang dengan persentase
31%. Kemudian responden yang lama bekerjanya 16-20 tahun sebanyak 15 orang
dengan persentase 15%, dan responden yang lama bekerjanya lebih dari 20 tahun
sebanyak 26 orang dengan persentase 26%.

4.1.3 Hasil Pengujian dan Instrumen Penelitian


4.1.3.1 Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui keakuratan dan ketelitian antara
hasil pengukuran dari variabel yang diteliti, dibandingkan dengan teori yang sudah
ada. Semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk
menentukan valid tidaknya item tersebut dengan cara mengkorelasi setiap skor
variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian
hasil korelasi rhitung dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05. Dalam
penelitian ini jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 100 orang, sehingga
nilai rtabel adalah 0,196 (dilihat dari tabel-r dengan (n-2) atau tepat dikolom
signifikansi 0,05 baris ke 98).
Berikut penulis sajikan hasil koefisien validitas untuk pernyataan-
pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang penulis teliti dengan menggunakan
software SPSS versi 26. Secara rinci dijelaskan dalam tabel dibawah ini :
67

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas


Variabel No.Item rhitung rtabel Keterangan
Y.1 0,470 0,196 Valid
Y.2 0,498 0,196 Valid
Y.3 0,491 0,196 Valid
Y.4 0,435 0,196 Valid
Y.5 0,529 0,196 Valid
Y.6 0,610 0,196 Valid
Y.7 0,407 0,196 Valid
Kualitas Pelayanan
Y.8 0,314 0,196 Valid
Publik
Y.9 0,470 0,196 Valid
Y.10 0,381 0,196 Valid
Y.11 0,548 0,196 Valid
Y.12 0,474 0,196 Valid
Y.13 0,286 0,196 Valid
Y.14 0,491 0,196 Valid
Y.15 0,322 0,196 Valid
X1.16 0,387 0,196 Valid
X1.17 0,304 0,196 Valid
X1.18 0,244 0,196 Valid
X1.19 0,407 0,196 Valid
Sistem Pengendalian X1.20 0,243 0,196 Valid
Internal Pemerintah X1.21 0,451 0,196 Valid
X1.22 0,273 0,196 Valid
X1.23 0,475 0,196 Valid
X1.24 0,279 0,196 Valid
X1.25 0,241 0,196 Valid
X2.26 0,627 0,196 Valid
X2.27 0,607 0,196 Valid
X2.28 0,613 0,196 Valid
X2.29 0,658 0,196 Valid
X2.30 0,533 0,196 Valid
Good Governance
X2.31 0,686 0,196 Valid
X2.32 0,474 0,196 Valid
X2.33 0,724 0,196 Valid
X2.34 0,563 0,196 Valid
X2.35 0,364 0,196 Valid
X3.36 0,694 0,196 Valid
Persepsi Masyarakat
X3.37 0,635 0,196 Valid
68

X3.38 0,678 0,196 Valid


X3.39 0,559 0,196 Valid
X3.40 0,663 0,196 Valid
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)

4.1.3.2 Uji Reliabilitas


Instrumen penelitian selain harus dinyatakan valid, juga harus dapat
dipercaya (reliabel), sehingga perlu dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui
ketepatan nilai kuesioner. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
menggunakan Alpha Cronbach pada program SPSS 26. Suatu variabel dinyatakan
reliabel jika menghasilkan nilai Alpha Cronbach >0,60.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
Kualitas Pelayanan Publik
0,766 0,60 Reliabel
(Y)
Sistem Pengendalian Internal
0,669 0,60 Reliabel
Pemerintah (X1)
Good Governance (X2) 0,787 0,60 Reliabel
Persepsi Masyarakat (X3) 0,651 0,60 Reliabel
Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS Versi 26 (2022)
Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang
digunakan valid dan reliabel sehingga data yang terkumpul dari kuesioner ini dapat
digunakan untuk analisis lebih lanjut.

4.1.4 Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Analisis deskriptif data penelitian merupakan gambaran terhadap tanggapan
reponden untuk setiap objek penelitian yang meliputi sistem pengendalian internal
pemerintah, good governance, dan persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan
publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Untuk
menginterprestasikan variabel yang diteliti dilakukan kategorisasi terhadap skor
tanggapan melalui persentase jumlah skor tanggapan responden. Adapun untuk
mengetahui kategori setiap item pernyataan yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Menentukan rentang data
69

a. Nilai indeks tertinggi = Skor tertinggi × Jumlah responden


= 5 × 100
= 500
b. Nilai indeks terendah = Skor terendah × Jumlah responden
= 1 × 100
= 100
Nilai indeks tertingi−Nilai indeks terendah
c. Interval = Jumlah Kriteria
500−100
= 5

= 80
Berdasarkan perhitungan tersebut maka kategori penilaian setiap
pernyataan sistem pengendalian internal pemerintah, good governance, persepsi
masyarakat dan kualitas pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 4.7 Kategori Interpretasi Skor Setiap Pernyataan Kuisioner
Kriteria Interval Nilai
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (STB) 100-180
Tidak Setuju/Tidak Baik (TB) 180-260
Ragu-Ragu/Kurang Baik (KB) 260-340
Setuju/Baik (B) 340-420
Sangat Setuju/Sangat Baik (SB) 420-500
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)

4.1.4.1 Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Publik


Untuk menilai masing-masing indikator, penulis menggunakan nilai
presentase skor ideal dengan skor aktual. Selanjutnya tanggapan responden pada
setiap butir pernyataan Kualitas Pelayanan Publik akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kualitas Pelayanan Publik
Penilaian Jumlah Skor
No PERNYATAAN STS TS RR S SS Skor Skor
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
Ketepatan waktu pelayanan
Petugas memberikan layanan F 8 17 37 25 13
1 318 500
tepat pada waktunya % 8 17 37 25 13
Akurasi pelayanan
Kecamatan Baleendah memiliki F 4 21 29 27 19
2 336 500
standar pelayanan yang jelas % 4 21 29 27 19
70

Kesopanan dan Keramahan


Petugas melayani dengan sikap F 5 23 30 33 9
3 318 500
ramah dan sopan santun % 5 23 30 33 9
Tanggung Jawab
Petugas sanggup untuk membantu F 5 12 41 23 19
4 dan menyediakan pelayanan 339 500
secara cepat dan tepat % 5 12 41 23 19
Semua keluhan masyarakat F 1 10 47 26 16
5 346 500
direspon oleh petugas % 1 10 47 26 16
Kelengkapan
Ketersediaan sarana pendukung F 6 18 26 28 22
6 seperti nomor antrian dan 342 500
komputer % 6 18 26 28 22
Kemudahan
Kemudahan dalam mendapatkan F 2 22 40 27 9
7 319 500
pelayanan % 2 22 40 27 9
Variasi Model Pelayanan
Adanya inovasi baru dalam F 0 9 41 30 20
8 proses pelayanan untuk 361 500
mempermudah akses masyarakat % 0 9 41 30 20
Pelayanan Pribadi
Mendahulukan kepentingan F 0 6 40 26 28
9 376 500
masyarakat % 0 6 40 26 28
Petugas mudah dihubungi oleh F 0 17 20 31 32
10 378 500
masyarakat % 0 17 20 31 32
Pelayanan pada masyarakat tidak F 0 0 11 44 45
11 434 500
membedakan status sosial % 0 0 11 44 45
Kenyamanan
Lokasi Kecamatan Baleendah F 0 20 20 48 12
12 352 500
cukup strategis % 0 20 20 48 12
Kenyamanan dan kebersihan F 0 13 11 64 12
13 tempat dalam melakukan 375 500
pelayanan sudah baik % 0 13 11 64 12
Informasi mengenai persyaratan F 0 0 1 53 46
14 445 500
dan prosedur mudah didapatkan % 0 0 1 53 46
Atribut
Terdapat fasilitas pendukung F 0 15 17 61 7
15 seperti ruang tunggu, lahan 360 500
parkir, AC, dan lain sebagainya. % 0 15 17 61 7
F 31 203 411 546 309
Akumulasi Jawaban Responden 5399 7500
% 2,1 13,5 27,4 36,4 20,6
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
71

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa sebesar 2,1% responden


menjawab sangat tidak setuju, 13,5% responden menjawab tidak setuju, 27,4%
responden menjawab ragu-ragu, 36,4% responden menjawab setuju, dan 20,6%
responden menjawab sangat setuju. Dari tabulasi diatas dapat disimpulkan bahwa
jumlah skor tanggapan responden tentang kualitas pelayanan publik di Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung diperoleh skor aktual 5.399 dan total skor ideal
7500 dengan persentase sebesar 72%.
Pada variabel kualitas pelayanan publik dapat diketahui bahwa butir-butir
pernyataan memiliki skor aktual tertinggi sebesar 445 pada indikator kenyamanan
yaitu Informasi mengenai persyaratan dan prosedur mudah didapatkan, dan skor
aktual terendah sebesar 318 pada indikator ketepatan waktu pelayanan yaitu
petugas memberikan layanan tepat pada waktunya, dan pada indikator kesopanan
dan keramahan yaitu petugas melayani dengan sikap ramah dan sopan santun.
Kondisi tersebut terjadi dikarenakan sebagian para petugas kurang cekatan dan
terkesan kurang ramah. Hal ini dapat mengurangi kualitas pelayanan publik pada
Kecamatan.
Selanjutnya untuk menghasilkan daerah persetujuan yang akan
menunjukkan fenomena dari variabel Y, maka dibuat interval penilaian keseluruhan
total skor tanggapan responden atas seluruh pernyataan yang diberikan. Dalam
menentukan kategori interval penilaian total skor tersebut digunakan rumus sebagai
berikut :
1. Menentukan rentang data
a. Nilai indeks tertinggi = Skor tertinggi × Pernyataan × Jumlah responden
= 5 × 15 × 100
= 7500
b. Nilai indeks terendah = Skor terendah × Pernyataan × Jumlah responden
= 1 × 15 × 100
= 1500
Nilai indeks tertinggi−Nilai indeks terendah
c. Interval = Jumlah kriteria
7500−1500
= 5
72

= 1200
Berdasarkan perhitungan diatas, interval untuk seluruh pernyataan variabel
Y yang diperoleh 1200, sehingga dapat disusun dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9 Kategori Interpretasi Skor Variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y)
Keterangan Nilai
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (STB) 1500-2700
Tidak Setuju/Tidak Baik (TB) 2700-3900
Ragu-Ragu/Kurang Baik (KB) 3900-5100
Setuju/Baik (B) 5100-6300
Sangat Setuju/Sangat Baik (SB) 6300-7500
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
Skor aktual yang diperoleh dari seluruh pernyataan tentang Kualitas
Pelayanan Publik adalah sebesar 5.399 dan total skor ideal 7.500. Dalam
pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa tanggapan responden termasuk
kedalam kategori setuju/baik atas pernyataan mengenai Kualitas Pelayanan Publik.
Sedangkan untuk menghitung persentase skor totalnya dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Skor Aktual
Skor Total = × 100%
Skor ideal
5.399
= 7.500 × 100%

= 72%
Tabel 4.10 Kriteria Responden Kualitas Pelayanan Publik
Skor Total Kriteria
20% - 36% Sangat Tidak Baik (STB)
36% - 52% Tidak Baik (TB)
52% - 68% Kurang Baik (KB)
68% - 84% Baik (B)
84% - 100% Sangat Baik (SB)
Sumber : Sugiyono (2014:135)
Berdasarkan persentase skor total pada tabel di atas, gambaran garis
kontinum Kualitas Audit adalah sebagai berikut:
73

Sangat Tidak Baik Cukup Baik Sangat


Tidak Baik Baik Baik

20% 36% 52% 68% 84% 100%

72%
Gambar 4.2 Garis Kontinum Mengenai Kualitas Pelayanan Publik

Nilai total skor aktual tanggapan responden dari 15 pernyataan pada


variabel Kualitas Pelayanan Publik adalah 5.399 atau sebesar 72% dan termasuk
kedalam kategori Baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Kualitas
Pelayanan Publik sudah terlaksana dengan baik, meskipun masih terdapat
kekurangan sebesar 28% terutama dalam hal indikator ketepatan waktu pelayanan.

4.1.4.2 Analisis Statistik Deskriptif Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner yang terdiri dari 10 (sepuluh)
butir pernyataan, untuk variabel sistem pengendalian internal penulis melakukan
kategorisasi berdasarkan skor tertinggi dan terendah. Adapun total skor jawaban
responden mengenai sistem pengendalian internal pemerintah adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.11 Rekapitulasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Penilaian Jumlah Skor
No PERNYATAAN STS TS RR S SS Skor Skor
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
Lingkungan Pengendalian
Instansi tempat saya bekerja telah F 8 20 25 28 19
16 menerapkan kode etik secara 330 500
tertulis % 8 20 25 28 19
Pimpinan di Kecamatan telah F 3 29 37 23 8
17 memberikan contoh dalam 304 500
berperilaku mengikuti kode etik % 3 29 37 23 8
Penilaian Resiko
Ditempat saya bekerja telah F 2 22 40 27 9
18 menerapkan penentuan batas dan 319 500
penentuan toleransi % 2 22 40 27 9
19 F 5 28 29 31 7 307 500
74

Ditempat saya bekerja telah


menerapkan pengendalian intern % 5 28 29 31 7
dan manajemen resiko
Pengendalian Aktivitas
Setiap transaksi dan aktivitas F 3 26 33 27 11
ditempat saya bekerja telah
20 317 500
didukung dengan otorisasi dari % 3 26 33 27 11
pihak yang berwenang
Ditempat saya bekerja telah F 6 15 44 28 7
21 menerapkan pemisahan tugas yang 315 500
memadai % 6 15 44 28 7
Informasi dan Komunikasi
Ditempat saya bekerja telah F 5 24 43 17 11
22 menerapkan sistem informasi untuk 305 500
melaksanakan tanggung jawab % 5 24 43 17 11
Ditempat saya bekerja telah F 3 26 30 32 9
23 melaksanakan sistem akuntansi 318 500
yang memungkinkan audit % 3 26 30 32 9
Informasi telah disediakan secara F 5 20 47 18 10
tepat waktu dan saluran
24 308 500
komunikasi telah dilaksanakan % 5 20 47 18 10
secara efektif
Pemantauan Pengendalian Intern
Dalam waktu yang tidak ditentukan F 1 10 47 26 16
pimpinan melakukan pemeriksaan
25 346 500
mendadak terhadap catatan % 1 10 47 26 16
akuntansi
F 41 220 375 257 107
Akumulasi Jawaban Responden 3169 5000
% 4,1 22 37,5 25,7 10,7
Sumber: Data kuisioner yang diolah (2022)
Berdasarkan analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa sebesar 4,1%
responden menjawab sangat tidak setuju, 22% responden menjawab tidak setuju,
37,5% responden menjawab ragu-ragu, 25,7% responden menjawab setuju, dan
10,7% responden menjawab sangat setuju.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa butir-butir pernyataan memiliki
skor aktual tertinggi sebesar 346 pada indikator pemantauan pengendalian intern
yaitu dalam waktu yang tidak ditentukan pimpinan melakukan pemeriksaan
mendadak terhadap catatan akuntansi, dan skor aktual terendah sebesar 304 pada
indikator lingkungan pengendalian yaitu pimpinan di Kecamatan telah memberikan
contoh dalam berperilaku mengikuti kode etik. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan
adanya kekosongan jabatan sebagai camat yang digantikan sementara oleh PLT
75

(Pelaksana Tugas) camat, sehingga inisiatif dalam memberikan contoh berperilaku


mengikuti kode etik dinilai kurang. Hal ini dapat mengurangi kualitas pelayanan
publik yang dihasilkan.
Selanjutnya untuk menghasilkan daerah persetujuan yang akan
menunjukkan fenomena dari variabel X1, maka dibuat interval penilaian
keseluruhan total skor tanggapan responden atas seluruh pernyataan yang
diberikan. Dalam menentukan kategori interval penilaian total skor tersebut
digunakan rumus sebagai berikut :
1. Menentukan rentang data
a. Nilai indeks tertinggi = Skor tertinggi × Pernyataan × Jumlah Responden
= 5 × 10 × 100
= 5.000
b. Nilai indeks terendah = Skor terendah × Pernyataan × Jumlah responden
= 1 × 10 × 100
= 1.000
Nilai indeks tertinggi−Nilai indeks terendah
c. Interval = Jumlah Kriteria
5.000−1.000
= 5

= 800
Berdasarkan perhitungan di atas, interval untuk seluruh pernyatan variabel
X1 yang diperoleh adalah 800, sehingga dapat disusun dalam tabel sebagi berikut:
Tabel 4.12 Interval Tanggapan Responden Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah
Keterangan Nilai
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (STB) 1.000-1.800
Tidak Setuju/Tidak Baik (TB) 1.800-2.600
Ragu-Ragu/Kurang Baik (KB) 2.600-3.400
Setuju/Baik (B) 3.400-4.200
Sangat Setuju/Sangat Baik (SB) 4.200-5.000
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
Skor aktual yang diperoleh dari seluruh pernyataan tentang Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah adalah sebesar 3.169 dan total skor ideal sebesar
5.000. Dalam pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa tanggapan
76

responden termasuk kedalam kategori Kurang baik atas pernyataan mengenai


Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Sedangkan untuk menghitung persentase
skor totalnya dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Skor Aktual
Skor total = × 100%
Skor Ideal
3.169
= 5.000 × 100%

= 63%
Tabel 4.13 Kriteria Responden Terhadap Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah
Skor Total Kriteria
20% - 36% Sangat Tidak Baik (STB)
36% - 52% Tidak Baik (TB)
52% - 68% Kurang Baik (KB)
68% - 84% Baik (B)
84% - 100% Sangat Baik (SB)
Sumber : Sugiyono (2014:135)
Berdasarkan persentase skor total pada tabel di atas, gambaran garis
kontinum Sistem Pengendalian Internal Pemerintah adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sangat
Tidak Baik Baik Baik

20% 36% 52% 68% 84% 100%

63%

Gambar 4.3 Garis Kontinum Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


Nilai total skor aktual tanggapan responden dari 10 pernyataan pada
variabel Sistem Pengendalian Internal Pemerintah adalah 3.169 atau sebesar 63%
dan termasuk kedalam kategori Kurang Baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah kurang terlaksana dengan
baik, dan masih terdapat kekurangan sebesar 37% terutama dalam hal indikator
lingkungan pengendalian.
77

4.1.4.3 Analisis Statistik Deskriptif Good Governance


Untuk menilai masing-masing indikator, penulis menggunakan nilai
persentase skor ideal dengan aktual. Selanjutnya tanggapan responden pada setiap
butir pernyataan Good Governance akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.14 Rekapitulasi Good Governance
Penilaian Jumlah Skor
No PERNYATAAN STS TS RR S SS Skor Skor
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
Kepastian Hukum
Dalam melaksanakan tugas dan F 6 18 26 28 22
tanggung jawab, masing-masing
26 Bagian/Divisi berpegang teguh pada 342 500
kde etik dan peraturan perundang- % 6 18 26 28 22
undangan.
Tertib Penyelenggara Negara
Keteraturan, keserasian, dan F 6 26 28 28 12
keseimbangan dalam pengendalian
27 314 500
petugas kecamatan berlandaskan % 6 26 28 28 12
kepada Tertib Penyelenggara Negara
Kepentingan Umum
Petugas Kecamatan mendahulukan F 5 22 26 31 16
kesejahteraan umum dengan cara
28 331 500
yang aspiratif, akomodatif, dan % 5 22 26 31 16
selektif
Keterbukaan
Saudara diberikan kemudahan oleh F 6 19 23 35 17
petugas Kecamatan untuk
29 338 500
memperoleh informasi yang benar, % 6 19 23 35 17
jujur dan tidak diskriminatif
Proporsionalitas
Petugas Kecamatan dapat F 4 19 25 29 23
mengutamakan keseimbangan antara
30 348 500
hak dan kewajibannya sebagai % 4 19 25 29 23
pemberi layanan
Profesionalitas
Petugas Kecamatan mengutamakan F 8 17 37 25 13
31 keahlian yang berlandaskan kode etik 318 500
dan ketentuan perundang-undangan. % 8 17 37 25 13
Akuntabilitas
Semua kegiatan telah F 4 21 29 27 19
32 dipertanggungjawabkan secara rutin 336 500
dan tertulis % 4 21 29 27 19
Efisiensi
33 F 5 23 30 33 9 318 500
78

Petugas Kecamatan telah efektif


dalam menggunakan sumber daya % 5 23 30 33 9
yang sangat besar
Efektivitas
Tingkat keberhasilan pelaksanaan F 5 12 41 23 19
34 program telah sejalan dengan 339 500
penyusunan anggaran dan target % 5 12 41 23 19
Keadilan
Tindakan petugas Kecamatan dapat F 5 28 29 31 7
35 mencerminkan keadilan secara 307 500
proporsional kepada saudara % 5 28 29 31 7
F 54 205 294 290 157
Akumulasi Jawaban Responden 3291 5000
% 5,4 20,5 29,4 29 15,7
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
Berdasarkan analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa sebesar 5,4%
responden menjawab sangat tidak setuju, 20,5% responden menjawab tidak setuju,
29,4% responden menjawab ragu-ragu, 29% responden menjawab setuju, dan
15,7% responden menjawab sangat setuju.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa butir-butir pernyataan memiliki
skor aktual tertinggi sebesar 348 pada indikator proporsionalitas yaitu petugas
Kecamatan dapat mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajibannya
sebagai pemberi layanan dan skor aktual terendah sebesar 307 pada indikator
keadilan yaitu tindakan petugas Kecamatan dapat mencerminkan keadilan secara
proporsional kepada saudara. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan sebagian petugas
bersikap tidak adil dan terkadang pandang bulu dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini dapat mengurangi kualitas pelayanan publik yang
dihasilkan.
Dalam menghasilkan daerah persetujuan yang akan menunjukkan fenomena
dari variabel X2, maka dibuat interval penilaian keseluruhan total skor tanggapan
responden atas seluruh pernyataan yang diberikan. Dalam menentukan kategori
interval penilaian total skor tersebut digunakan rumus sebagai berikut :
1. Menentukan rentang data
a. Nilai indeks tertinggi = Skor tertinggi × Pernyataan × Jumlah Responden
= 5 × 10 × 100
= 5.000
79

b. Nilai indeks terendah = Skor terendah × Pernyataan × Jumlah Responden


= 1 × 10 × 100
= 1.000
Nilai indeks tertinggi−Nilai indeks terendah
c. Interval = Jumlah kriteria
5.000−1.000
= 5

= 800
Berdasarkan perhitungan di atas, interval untuk seluruh pernyatan variabel
X2 yang diperoleh adalah 800, sehingga dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15 Interval Tanggapan Responden Good Governance
Keterangan Nilai
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (STB) 1.000-1.800
Tidak Setuju/Tidak Baik (TB) 1.800-2.600
Ragu-Ragu/Kurang Baik (KB) 2.600-3.400
Setuju/Baik (B) 3.400-4.200
Sangat Setuju/Sangat Baik (SB) 4.200-5.000
Sumber : Data Kuisioner yang diolah (2022)
Skor aktual yang diperoleh dari seluruh pernyataan tentang Good
Governance adalah sebesar 3.291 dan total skor ideal sebesar 5.000. Dalam
pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa tanggapan responden termasuk
kedalam kategori Kurang baik atas pernyataan mengenai Good Governance.
Sedangkan untuk menghitung persentase skor totalnya dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Skor Aktual
Skor total = × 100%
Skor Ideal
3.291
= 5.000 × 100%

= 65,82% dibulatkan menjadi 66%


Tabel 4.16 Kriteria Responden Terhadap Good Governance
Skor Total Kriteria
20% - 36% Sangat Tidak Baik (STB)
36% - 52% Tidak Baik (TB)
52% - 68% Kurang Baik (KB)
68% - 84% Baik (B)
84% - 100% Sangat Baik (SB)
Sumber : Sugiyono (2014:135)
80

Berdasarkan persentase skor total pada tabel di atas, gambaran garis


kontinum Good Governance adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sangat
Tidak Baik Baik Baik

20% 36% 52% 68% 84% 100%

66%

Gambar 4.4 Garis Kontinum Good Governance


Nilai total skor aktual tanggapan responden dari 10 pernyataan pada
variabel Good Governance adalah 3.291 atau sebesar 66% dan termasuk kedalam
kategori Kurang Baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Good
Governance kurang terlaksana dengan baik, dan masih terdapat kekurangan sebesar
34% terutama dalam hal indikator keadilan.

4.1.4.4 Analisis Statistik Deskriptif Persepsi Masyarakat


Untuk menilai masing-masing indikator, penulis menggunakan nilai
persentase skor ideal dengan aktual. Selanjutnya tanggapan responden pada setiap
butir pernyataan Persepsi Masyarakat akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.17 Rekapitulasi Persepsi Masyarakat
Penilaian Jumlah Skor
No PERNYATAAN STS TS RR S SS Skor Skor
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
Sikap
Pelayanan yang dilakukan aparat F 6 18 26 28 22
36 Kecamatan, sudah sesuai dengan 342 500
harapan saudara % 6 18 26 28 22
Motif
Pada saat pelayanan tidak terpenuhi, F 6 26 28 28 12
petugas memberikan jalan
37 314 500
penyelesaian dari permasalahan % 6 26 28 28 12
saudara.
Kepentingan atau Minat
38 F 5 22 26 31 16 331 500
81

Setiap permasalahan yang diajukan


oleh masyarakat, langsung ditindak % 5 22 26 31 16
lanjuti oleh aparat
Pengalaman
Pada saat saudara membutuhkan F 6 19 23 35 17
39 pelayanan, aparat Kecamatan selalu 338 500
memberikan pelayanan yang terbaik % 6 19 23 35 17
Pengharapan
Pada saat meminta pelayanan F 4 19 25 29 23
administrasi dari aparat Kecamatan,
40 348 500
saudara mendapatkan pelayanan % 4 19 25 29 23
terbaik
F 27 104 128 151 90
Akumulasi Jawaban Responden 1673 2500
% 5,4 20,8 25,6 30,2 18
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
Berdasarkan analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa sebesar 5,4%
responden menjawab sangat tidak setuju, 20,8% responden menjawab tidak setuju,
25,6% responden menjawab ragu-ragu, 30,2% responden menjawab setuju, dan
18% responden menjawab sangat setuju.
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa butir-butir pernyataan memiliki skor
aktual tertinggi sebesar 348 pada indikator pengharapan yaitu pada saat meminta
pelayanan administrasi dari aparat Kecamatan, saudara mendapatkan pelayanan
terbaik, dan skor aktual terendah sebesar 314 pada indikator motif yaitu pada saat
pelayanan tidak terpenuhi, petugas memberikan jalan penyelesaian dari
permasalahan saudara. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat
yang merasa belum terpenuhi atas layanan yang diberikan petugas sehingga dalam
pelaksanaannya, petugas keteteran sedangkan penyelesaian harus diselesaikan satu
persatu. Hal ini dapat mengurangi kualitas pelayanan publik yang dihasilkan.
Dalam menghasilkan daerah persetujuan yang akan menunjukkan fenomena
dari variabel X3, maka dibuat interval penilaian keseluruhan total skor tanggapan
responden atas seluruh pernyataan yang diberikan. Dalam menentukan kategori
interval penilaian total skor tersebut digunakan rumus sebagai berikut :
1. Menentukan rentang data
a. Nilai indeks tertinggi = Skor tertinggi × Pernyataan × Jumlah Responden
= 5 × 5 × 100
= 2.500
82

b. Nilai indeks terendah = Skor terendah × Pernyataan × Jumlah Responden


= 1 × 5 × 100
= 500
Nilai indeks tertinggi−Nilai indeks terendah
c. Interval = Jumlah kriteria
2.500−500
= 5

= 400
Berdasarkan perhitungan di atas, interval untuk seluruh pernyatan variabel
X3 yang diperoleh adalah 400, sehingga dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18 Interval Tanggapan Responden Persepsi Masyarakat
Keterangan Nilai
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik (STB) 500-900
Tidak Setuju/Tidak Baik (TB) 900-1.300
Ragu-Ragu/Kurang Baik (KB) 1.300-1.700
Setuju/Baik (B) 1.700-2.100
Sangat Setuju/Sangat Baik (SB) 2.100-2.500
Sumber : Data kuisioner yang diolah (2022)
Skor aktual yang diperoleh dari seluruh pernyataan tentang Persepsi
Masyarakat adalah sebesar 1.673 dan total skor ideal sebesar 2.500. Dalam
pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa tanggapan responden termasuk
kedalam kategori Kurang baik atas pernyataan mengenai Persepsi Masyarakat.
Sedangkan untuk menghitung persentase skor totalnya dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Skor Aktual
Skor total = × 100%
Skor Ideal
1.673
= 2.500 × 100%

= 66,92% dibulatkan menjadi 67%


Tabel 4.19 Kriteria Responden Terhadap Persepsi Masyarakat
Skor Total Kriteria
20% - 36% Sangat Tidak Baik (STB)
36% - 52% Tidak Baik (TB)
52% - 68% Kurang Baik (KB)
68% - 84% Baik (B)
84% - 100% Sangat Baik (SB)
Sumber : Sugiyono (2014:135)
83

Berdasarkan persentase skor total pada tabel di atas, gambaran garis


kontinum Persepsi Masyarakat adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sangat
Tidak Baik Baik Baik

20% 36% 52% 68% 84% 100%

67%
Gambar 4.5 Garis Kontinum Persepsi Masyarakat
Nilai total skor aktual tanggapan responden dari 5 pernyataan pada variabel
Persepsi Masyarakat adalah 1.673 atau sebesar 67% dan termasuk kedalam kategori
Kurang Baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Persepsi Masyarakat
kurang terlaksana dengan baik, dan masih terdapat kekurangan sebesar 33%
terutama dalam hal indikator motif.

4.1.5 Hasil Analisis Statistik Verifikatif


4.1.5.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berganda
berdasarkan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik ini dilakukan dengan
menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 26.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi
variabel dependen dari independen atau keduanya terdistribusi secara normal atau
tidak. Untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi
normal. Penulis menguji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yaitu dengan melihat tingkat signifikasinya jika lebih dari 5% (0,05) maka data
berdistribusi normal jika sebaliknya maka tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu dengan menggunakan pendekatan grafik P-Plot of Regression
Standardized Residual jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi mempunyai residual yang normal dan
84

sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil
uji normalitas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 3,91928323
Most Extreme Absolute ,048
Differences Positive ,048
Negative -,044
Test Statistic ,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah menggunakan program SPSS versi 26

Sumber : Data diolah menggunakan program SPSS versi 26


85

Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot of Regression Standardized Residual


Berdasarkan hasil uji normalitas dengan pendekatan grafik P-Plot of
Regression Standarized Residual dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan bahwa dalam kuesioner penelitian yang mengukur Kualitas
Pelayanan Publik (Y), Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1), Good
Governance (X2), Persepsi Masyarakat (X3), menunjukkan bahwa semua
pernyataan terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan penyebaran data
(titik) disekitar garis regresi (diagonal) dan penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan model regresi layak digunakan
karena memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antara variabel independen. Dengan menarik
kesimpulan melihat nilai faktor inflasi varian (variance inflasi factor/VIF), tidak
melebihi 10. Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan
yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflasi factor (VIF). Bila nilai
VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya diatas 0,1 atau 10% maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas. Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas). Berikut ini adalah
hasil uji multikolinieritas :
Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
86

Standar ,146 ,115 ,107 1,269 ,207 ,733 1,364


Pengendalian
Internal
Pemerintah
Good ,532 ,193 ,628 2,758 ,007 ,100 9,956
Governance
Persepsi ,034 ,323 ,023 ,105 ,917 ,111 9,030
Masyarakat
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 26
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai tolerance varibel Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, (X1) sebesar 0,733, Good Governance (X2)
sebesar 0,100, dan Persepsi Masyarakat (X3) sebesar 0,111, semua hasil lebih besar
dari 0,10. Sementara itu, nilai VIF Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, (X1)
sebesar 1,363, Good Governance (X2) sebesar 9,956, dan Persepsi Masyarakat
(X3) sebesar 9,030, semua hasil lebih kecil dari 10,00 sehingga dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolineritas.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang berada dalam
posisi homoskedastisitas dan bukan heterokedastisitas. Dasar pengambilan
keputusan untuk uji heteroskedastisitas:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan uji
Scatterplot, hasil uji yang diperoleh sebagai berikut :
87

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 26


Gambar 4.7 Grafik Scatterplot
Berdasarkan output Scartterplot diatas diketahui bahwa titik-titik data
penyebaran diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. Penyebaran titik-titik data
membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali. Penyebaran titik-titik data tidak berpola. Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, sehingga model regresi
yang baik dan ideal dapat terpenuhi.

4.1.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai
variabel dependen, bila variabel independen ini dimanipulasi/diubah-ubah atau
dinaik-turunkan. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
kausal tiga variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis yang
digunakan untuk menguji persamaan regresi linier berganda yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + … + βnXn + e

Sugiyono (2019:252)
Keterangan :
Y = Kualitas Pelayanan Publik
α = Koefisien Konstanta
β1 β2 β3 = Koefisien Regresi
88

X1 = Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


X2 = Good Governance
X3 = Persepsi Masyarakat
e = Error, Variabel Gangguan

Untuk mempermudah perhitungan dalam analisis regresi linier berganda


dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) versi 26.
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
Sistem Pengendalian Internal ,146 ,115 ,107 1,269 ,207
Pemerintah
Good Governance ,532 ,193 ,628 2,758 ,007
Persepsi Masyarakat ,034 ,323 ,023 ,105 ,917
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 26
Berdasarkan tabel 4.22 maka diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut :
Y = 31,321 + 0,146X1 +0,532X2 + 0,034X4
Dari persamaan regresi linier diatas dapat diartikan sebagai berikut :
β = 31,321 Artinya jika variabel Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1),
Good Governance (X2), dan Persepsi Masyarakat (X3), bernilai 0
(nol), maka nilai Kualitas Pelayanan Publik (Y) diperoleh 31,321.
β = 0,146 Artinya setiap pengurangan satu satuan variabel Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (X1) dan variabel lainnya
konstan, maka akan menurunkan nilai variabel Kualitas Pelayanan
Publik (Y) sebesar 0,146 satuan. Sebaliknya setiap penambahan satu
satuan variabel Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1) dan
variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan variabel
Kualitas Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,146.
β = 0,532 Artinya setiap penambahan satu satuan variabel Good Governance
(X2) dan variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan nilai
89

variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,532 satuan.


Sebaliknya setiap penurunan satu satuan variabel Good Governance
(X2) dan variabel lainnya konstan, maka akan menurunkan variabel
Kualitas Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,532.
β = 0,034 Artinya setiap penambahan satu satuan variabel Persepsi
Masyarakat (X3) dan variabel lainnya konstan, maka akan
meningkatkan nilai variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y) sebesar
0,034 satuan. Sebaliknya setiap penurunan satu satuan variabel
Persepsi Masyarakat (X3) dan variabel lainnya konstan, maka akan
menurunkan variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,034.

4.1.5.3 Analisis Korelasi Berganda


Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa erat
hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen dan seberapa besar
variabel independen menerangkan perubahan pada variabel dependen. Analisis data
yang digunakan yaitu teknik analisis korelasi product moment untuk menguji
hipotesis tentang hubungan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
Dibawah ini disajikan tabel berisi koefisien korelasi product moment yang dihitung
menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 26.
Menghitung korelasi berganda untuk tiga varibael independen dan satu
variabel dependen menggunakan rumus :

𝑟 2 𝑦𝑥1 + 𝑟 2 𝑦𝑥2 + 2𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑦𝑥3 𝑟𝑥1 𝑟𝑥 2 𝑟𝑥 3


𝑅𝑦𝑥1 𝑥2 𝑥3 =
1 − 𝑟 2 𝑥1 𝑥2 𝑥3

Sugiyono (2019:257)
Keterangan :
𝑅𝑦𝑥1 𝑥2 𝑥3 = Korelasi antara variabel X1 X2 dan X3 secara bersama-sama
dengan variabel Y
𝑟𝑦𝑥1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y
𝑟𝑦𝑥2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y
𝑟𝑦𝑥3 = Korelasi product moment antara X3 dengan Y
90

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang telah


dihitung dapat berpedoman pada ketentuan berikut :
Tabel 4.23 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2019:248)
Analisis koefisien korelasi product moment secara parsial menggunakan
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 26 diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Korelasi Berganda secara Parsial
Correlations
Sistem
Kualitas Pengendalian
Pelayanan Internal Good Persepsi
Publik Pemerintah Governance Masyarakat
Kualitas Pearson 1 ,421** ,701** ,656**
Pelayanan Correlation
Publik Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**
Sistem Pearson ,421 1 ,486** ,397**
Pengendalian Correlation
Internal Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
Pemerintah N 100 100 100 100
**
Good Pearson ,701 ,486** 1 ,941**
Governance Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**
Persepsi Pearson ,656 ,397** ,941** 1
Masyarakat Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah menggunakan program SPSS versi 26
Berdasarkan tabel 4.25 diperoleh nilai koefisien korelasi antara Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (X1) dengan Kualitas Pelayanan Publik (Y)
sebesar 0,421. Hal ini menunjukan tingkat hubungan yang sedang antara Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah dengan Kualitas Pelayanan Publik, ini sesuai
91

dengan tabel 4.23 tentang interpretasi koefisien korelasi bila berada di interval
antara 0,40 - 0,599 maka hubungannya sedang.
Nilai koefisien korelasi antara Good Governance (X2) dengan Kualitas
Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,701. Hal ini menunjukan tingkat hubungan yang
kuat antara Good Governance dengan Kualitas Pelayanan Publik, ini sesuai dengan
tabel 4.23 tentang interpretasi koefisien korelasi bila berada di interval antara 0,60
- 0,799 maka hubungannya kuat.
Nilai koefisien korelasi antara Persepsi Masyarakat (X3) dengan Kualitas
Pelayanan Publik (Y) sebesar 0,656. Hal ini menunjukan tingkat hubungan yang
kuat antara Persepsi Masyarakat dengan Kualitas Pelayanan Publik, ini sesuai
dengan tabel 4.23 tentang interpretasi koefisien korelasi bila berada di interval
antara 0,60 - 0,799 maka hubungannya kuat.
Sedangkan pada analisis ini untuk mencari hasil koefisien korelasi berganda
silmultan dengan menggunakan SPSS versi 26 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Korelasi Berganda Secara Simultan
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,707a ,500 ,485 3,98005
a. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Standar Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance
b. Dependent Variabel : Kualitas Pelayanan Publik
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa besarnya hubungan antara Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat
terhadap Kualitas Pelayanan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,707
hal ini menunjukan pengaruh yang kuat pada variabel yang diteliti.

4.1.5.4 Analisis Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mencari besarnya
pengaruh implementasi variabel X terhadap variabel Y. Nilai koefisien determinasi
menggunakan program SPSS versi 26 ditentukan dengan nilai R Square
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
92

Tabel 4.26 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,707a ,500 ,485 3,98005
c. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Standar Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance
d. Dependent Variabel : Kualitas Pelayanan Publik
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 26
Menurut Sugiyono (2019:214), untuk melihat seberapa pengaruh dari setiap
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus berikut :
Kd = Rs2 × 100%
Kd = 0,500 × 100%
= 50%
Keterangan :
Kd = Koefisien determinan atau seberapa jauh perubahan variabel terikat
(pertimbangan tingkat materialitas
2
Rs = Koefisien Korelasi
100% = 100%

Berdasarkan tabel 4.26 diketahui R-Square adalah sebesar 0,500 hal ini
menunjukkan Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik sebesar
50% sisanya 50% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan
interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R-Square adalah antara 0 sampai
dengan 1.
Menurut Sugiyono (2018:242), untuk dapat memberi interpretasi terhadap
kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.27 Pedoman Interpretasi Determinasi
Nilai Koefisien Determinasi Tinjauan Hubungan
0% – 20% Sangat Rendah
21% – 40% Rendah
41% – 60% Sedang
61% – 80% Kuat
>80% Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2018:242)
93

Hal diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi dari Sistem


Pengendalian Internal Pemerintah terdapat pengaruh sedang pada variabel yang
diteliti, nilai koefisien determinasi dari Good Governance terdapat pengaruh sedang
pada variabel yang diteliti, nilai koefisien determinasi dari Persepsi Masyarakat
terdapat pengaruh sedang pada variabel yang diteliti.

4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis


4.1.6.1 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji hipotesis parsial (uji t) ini digunakan untuk mengetahui seberapa
besarnya pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1), Good
Governance (X2), dan Persepsi Masyarakat (X3), terhadap Kualitas Pelayanan
Publik (Y) secara individual dan hasil-hasil pengujian parsial. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan antara nilai hitung dan nilai tabel dengan tingkat
kesalahan (α = 0,05). Apabila thitung > ttabel, maka variabel independennya
memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel dependen. Rumus untuk
menghitung uji t menurut Sugiyono (2019:248) sebagai berikut :
𝑟(√𝑛 − 2)
𝑡=
√1 − 𝑟 2

Keterangan :
T = Nilai t hitung
R = Koefisien korelasi
R2 = Koefisien determinasi
N = Jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian dalam uji t adalah sebagai berikut:


1. Jika thitung > ttabel maka H0 akan ditolak dan H1 akan diterima, maka artinya
variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial.
2. Jika thitung < ttabel maka H0 akan diterima dan H1 akan ditolak, maka artinya
variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial.
Nilai ttabel dengan df = n-k-1 = 100-3-1 = 96, maka nilai ttabel sebesar 1,984
94

Tabel 4.28 Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Terhadap Kualitas Pelayanan


Publik
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
Sistem Pengendalian ,146 ,115 ,107 1,269 ,207
Internal Pemerintah
Good Governance ,532 ,193 ,628 2,758 ,007
Persepsi Masyarakat ,034 ,323 ,023 ,105 ,917
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
Sumber : Data diolah menggunakan program SPSS 26
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis dan hasil pengujian parsial (Uji t)
dari tabel 4.28 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
H1 : Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 akan diterima, artinya variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial atau jika sig < 0,05 maka hipotesis H1 diterima, berarti
variabel Sistem Pengendalian Internal Pemerintah berpengaruh
terhadap Kualitas Pelayanan Publik secara parsial.
Analisis data diatas menunjukkan nilai t variabel Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah sebesar 1,269, nilai ini dibandingkan dengan nilai ttabel pada
tabel distribusi t, dengan α = 0,05, df = n-k-1 = 100-3-1 = 96, untuk pengujian dua
sisi diperoleh nilai ttabel sebesar ±1,984. Dari nilai-nilai diatas terlihat bahwa nilai
thitung yang diperoleh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah sebesar 1,269 berada
di dalam daerah kritis (critical area) nilai ttabel (-1,984 dan 1,984). Dengan tingkat
signifikan 0,207, jadi signifikansi 0,207 > 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak, artinya
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Kualitas
Pelayanan Publik secara parsial. Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
kurva sebagai berikut :
95

Daerah Daerah
Penolakan H0 Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

- t tabel= -1,984 t tabel = 1,984


t hitung = 1,269
Gambar 4.8 Kurva Hasil Uji t Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

2. Good Governance
Perumusan hipotesis variabel Good Governance adalah sebagai berikut:
H2 : Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H2 akan diterima, artinya variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial atau jika sig < 0,05 maka hipotesis H2 diterima, berarti
variabel Good Governance berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan
Publik secara parsial.
Analisis data diatas menunjukkan nilai t variabel Good Governance sebesar
2,758 , nilai ini dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t, dengan α =
0,05, df = n-k-1 = 100-3-1 = 96, untuk pengujian dua sisi diperoleh nilai ttabel sebesar
±1,984. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung sebesar 2,758 berada
diluar daerah kritis (critical area) nilai ttabel (-1,984 dan 1,984). Dengan tingkat
signifikan 0,007, jadi signifikansi 0,007 < 0,05. Hal ini berarti H2 diterima, artinya
Good Governance berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik secara parsial.
Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk kurva sebagai berikut :
96

Daerah Penerimaan H0

- t tabel= -1,984 t tabel = 1,984

t hitung = 2,758
Gambar 4.9 Kurva Hasil Uji t Good Governance

3. Persepsi Masyarakat
Perumusan hipotesis variabel Persepsi Masyarakat adalah sebagai berikut:
H3 : Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H3 akan diterima, artinya variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial atau jika sig < 0,05 maka hipotesis H3 diterima, berarti
variabel Persepsi Masyarakat berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan
Publik secara parsial.
Analisis data diatas menunjukkan nilai t variabel Persepsi Masyarakat
sebesar 0,105, nilai ini dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t,
dengan α = 0,05, df = n-k-1 = 100-3-1 = 96, untuk pengujian dua sisi diperoleh nilai
ttabel sebesar ±1,984. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung sebesar 0,105
berada di dalam daerah kritis (critical area) nilai ttabel (-1,984 dan 1,984). Dengan
tingkat signifikan 0,917, jadi signifikansi 0,917 > 0,05. Hal ini berarti H3 ditolak,
artinya Persepsi Masyarakat tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik
secara parsial. Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk kurva sebagai berikut:
97

Daerah Penerimaan H0

- t tabel= -1,984 t tabel = 1,984


t hitung = 0,105

Gambar 4.10 Kurva Hasil Uji t Persepsi Masyarakat

4.1.6.2 Hasil Pengujian Secara Simultan


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang terdapat di dalam model regresi secara bersama-sama (simultan)
terhadap dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi
pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan
Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik secara simultan. Uji F, P
Value menunjukkan α < 0,05, maka model yang digunakan layak. Adapun rumus
untuk menguji signifikasi korelasi menurut Sugiyono (2019:257) sebagai berikut:
𝑅 2 /𝑘
𝐹𝑛 =
(1 − 𝑅 2 )/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Sugiyono (2019:257)
Keterangan :
R = Koefisien korelasi berganda
K = Jumlah variabel independen
N = Jumlah anggota sampel

Hasil pengujian hipotesis secara simultan menggunakan program Statistical


Product and Service Solutions (SPSS) versi 26 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.29 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
98

1 Regression 1522,273 3 507,424 32,033 ,000b


Residual 1520,717 96 15,841
Total 3042,990 99
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
b. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance
Sumber : Data diolah menggunakan program SPSS versi 26
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 32,033
nilai ini akan dibandingkan dengan Ftabel pada tabel distribusi F dengan α = 0,05,
df1 = k-1 = 4-1 = 3, df2 = n-k = 100-4 = 96, maka diketahui nilai Ftabel sebesar 2,70.
Dari nilai diatas dapat diketahui nilai Fhitung (32,033) > Ftabel (2,70). Sesuai dengan
kriteria uji hipotesis bahwa H4 diterima, artinya Terdapat pengaruh dari Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelayanan
Publik pada Kecamatan Baleendah dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
Hasil tersebut dapat digambarkan dalam bentuk kurva sebagai berikut :

Daerah penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

Ftabel = 2,70
Fhitung = 32,033
Gambar 4.11 Kurva Hasil Uji f secara simultan

4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik yang terdiri dari Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah, Good Governance, Persepsi Masyarakat pada Kecamatan
Baleendah. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk
mengetahui nilai mandiri dari variabel-variabel yang diteliti. Sementara analisis
verifikatif untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel
99

dependen melalui analisis regresi berganda dengan bantuan aplikasi SPSS versi 26.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada poin-poin sebelumnya.
Maka berikut pembahasan yang dapat penulis uraikan:

4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Statistik Deskriptif


Berikut adalah hasil penelitian analisis desktiptif untuk menjawab rumusan
masalah pertama sampai ke lima yang diajukan oleh penulis:
1. Kualitas Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakikatnya tidak berwujud serta
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Skor aktual tertinggi sebesar 445 pada
indikator kenyamanan yaitu Informasi mengenai persyaratan dan prosedur
mudah didapatkan, dan skor aktual terendah sebesar 318 pada indikator
ketepatan waktu pelayanan yaitu petugas memberikan layanan tepat pada
waktunya, dan pada indikator kesopanan dan keramahan yaitu petugas melayani
dengan sikap ramah dan sopan santun. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan
sebagian para petugas kurang cekatan dan terkesan kurang ramah. Hal ini dapat
mengurangi kualitas pelayanan publik pada Kecamatan. Nilai total skor
tanggapan responden sebesar 5.399 termasuk kedalam kategori baik. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pelaksana Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah sudah terlaksana dengan baik.
2. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah merupakan proses yang integral
terhadap tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Skor aktual tertinggi sebesar 346 pada
indikator pemantauan pengendalian intern yaitu dalam waktu yang tidak
ditentukan pimpinan melakukan pemeriksaan mendadak terhadap catatan akuntansi,
dan skor aktual terendah sebesar 304 pada indikator lingkungan pengendalian
yaitu pimpinan di Kecamatan telah memberikan contoh dalam berperilaku mengikuti
kode etik. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan adanya kekosongan jabatan
100

sebagai camat yang digantikan sementara oleh PLT (Pelaksana Tugas) camat,
sehingga inisiatif dalam memberikan contoh berperilaku mengikuti kode etik
dinilai kurang . Hal ini dapat mengurangi kualitas pelayanan publik yang
dihasilkan. Nilai total skor tanggapan responden pada variabel Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah sebesar 3.169 termasuk kedalam kategori
kurang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksana Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah pada Kecamatan Baleendah kurang
terlaksana dengan baik.
3. Good Governance merupakan kepemerintahan yang menyelenggarakan
pemerintahan daerah yang berpedoman pada asas penyelenggaraan
pemerintahan negara. Terdiri atas kepastian hukum, tertib penyelenggara
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan keadilan. Skor aktual tertinggi sebesar
348 pada indikator proporsionalitas yaitu petugas Kecamatan dapat mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai pemberi layanan dan skor aktual
terendah sebesar 307 pada indikator keadilan yaitu tindakan petugas Kecamatan
dapat mencerminkan keadilan secara proporsional kepada saudara. Kondisi tersebut
terjadi dikarenakan sebagian petugas bersikap tidak adil dan terkadang pandang
bulu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat
mengurangi kualitas pelayanan publik yang dihasilkan. Nilai total skor
tanggapan responden pada variabel Good Governance sebesar 3.291 termasuk
kedalam kategori kurang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksana
Good Governance pada Kecamatan Baleendah kurang terlaksana dengan baik.
4. Persepsi Masyarakat merupakan sebuah proses individu mengorganisasikan
dan menginterprestasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada
lingkungannya. Skor aktual tertinggi sebesar 348 pada indikator pengharapan
yaitu pada saat meminta pelayanan administrasi dari aparat Kecamatan, saudara
mendapatkan pelayanan terbaik dan skor aktual terendah sebesar 314 pada
indikator motif yaitu pada saat pelayanan tidak terpenuhi, petugas memberikan
jalan penyelesaian dari permasalahan saudara. Kondisi tersebut terjadi
dikarenakan banyaknya masyarakat yang merasa belum terpenuhi atas layanan
101

yang diberikan petugas sehingga dalam pelaksanaannya, petugas keteteran


sedangkan penyelesaian harus diselesaikan satu persatu. Hal ini dapat
mengurangi kualitas pelayanan publik yang dihasilkan. Nilai total skor
tanggapan responden pada variabel Persepsi Masyarakat sebesar 1.673
termasuk kedalam kategori kurang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pelaksana Persepsi Masyarakat pada Kecamatan Baleendah kurang terlaksana
dengan baik.

4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Verifikatif


Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa koefisien regresi sebesar
31,321. Hal ini berarti apabila faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat
bernilai 0 (nol) maka Kualitas Pelayanan Publik bernilai 31,321. Berikut adalah
hasil analisis verifikatif untuk menjawab rumusan masalah yang ke lima dan ke
enak yang diajukan oleh penulis :
1. Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
a. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap Kualitas
Pelayanan Publik

Hasil pengujian hipotesis 1 memiliki thitung sebesar 1,269, dan ttabel 1,984,
maka thitung < ttabel (1,269 < 1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,207 lebih
besar dari toleransi kesalahan α = 0,05 (0,207 > 0,05) artinya bahwa Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Kualitas
Pelayanan Publik secara parsial. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nunik Lestari,dkk. (2021) pada BLUD RSUD dr.Slamet
Kabupaten Garut yang menemukan bahwa Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
b. Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Pelayanan Publik
Hasil pengujian hipotesis 2 memiliki thitung sebesar 2,758, dan ttabel 1,984,
maka thitung > ttabel (2,758 > 1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,007 lebih
kecil dari toleransi kesalahan α = 0,05 (0,007 < 0,05) artinya bahwa Good
Governance berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik secara
102

parsial. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aty Uar
(2016) pada Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Ambon yang
menyimpulkan bahwa Good Governance berpengaruh positif signifikan
terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
c. Pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik
Hasil pengujian hipotesis 3 memiliki thitung sebesar 0,105, dan ttabel 1,984,
maka thitung < ttabel (2,758 < 1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,917 lebih
besar dari toleransi kesalahan α = 0,05 (0,917 > 0,05) artinya bahwa
Persepsi Masyarakat tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik
secara parsial. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zulsaidha Fahroji (2018) pada Kantor Camat Kecamatan Anggana
Kabupaten Kutai Kartanegara yang menyimpulkan bahwa Persepsi
Masyarakat tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
2. Pengaruh Simultan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi
Masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan
Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung secara simultan.
Dilihat dari uji nilai Fhitung sebesar 32,033 dan Ftabel sebesar 2,70, maka Fhitung >
Ftabel (32,033 > 2,70) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti
bahwa H4 diterima. Lalu koefisien korelasi sebesar 0,707 atau 70,7% yang
berarti bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas
Pelayanan Publik, dan koefisien determinasi sebesar 0,500 atau sebesar 50%
sedangkan sisanya 50% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan
dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis
tentang pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance,
Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Publik. Maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya sebagai berikut :
1. Kualitas Pelayanan Publik sudah dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat
dari tanggapan responden terhadap seluruh pernyataan mengenai Kualitas
Pelayanan Publik mencapai 72%. Variabel Kualitas Pelayanan Publik pada
Kecamatan Baleendah menghasilkan skor tertinggi sebesar 445 pada indikator
kenyamanan yaitu Informasi mengenai persyaratan dan prosedur mudah
didapatkan, dan skor aktual terendah sebesar 318 pada indikator ketepatan
waktu pelayanan yaitu petugas memberikan layanan tepat pada waktunya, dan
pada indikator kesopanan dan keramahan yaitu petugas melayani dengan sikap
ramah dan sopan santun. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan sebagian para
petugas kurang cekatan dan terkesan kurang ramah. Total skor aktual variabel
Kualitas Pelayanan Publik sebesar 5339.
2. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah berada dalam kategori kurang baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari tanggapan responden terhadap seluruh pernyataan
mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah mencapai 63%. Variabel
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Kecamatan Baleendah
menghasilkan skor tertinggi sebesar 346 pada indikator pemantauan
pengendalian intern yaitu dalam waktu yang tidak ditentukan pimpinan
melakukan pemeriksaan mendadak terhadap catatan akuntansi, dan skor aktual
terendah sebesar 304 pada indikator lingkungan pengendalian yaitu pimpinan
di Kecamatan telah memberikan contoh dalam berperilaku mengikuti kode etik.
Kondisi tersebut terjadi dikarenakan adanya kekosongan jabatan sebagai camat
yang digantikan sementara oleh PLT (Pelaksana Tugas) camat, sehingga

103
104

inisiatif dalam memberikan contoh berperilaku mengikuti kode etik dinilai


kurang. Jika dibiarkan kondisi tersebut akan terjadi penurunan dalam hal
pengabdian para anggota atau petugas kepada negara dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Total skor aktual Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah sebesar 3.169.
3. Good Governance berada dalam kategori kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat
dari tanggapan responden terhadap seluruh pernyataan mengenai Good
Governance mencapai 66%. Variabel Good Governance pada Kecamatan
Baleendah menghasilkan skor tertinggi sebesar 348 pada indikator
proporsionalitas yaitu petugas Kecamatan dapat mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajibannya sebagai pemberi layanan dan skor aktual terendah
sebesar 307 pada indikator keadilan yaitu tindakan petugas Kecamatan dapat
mencerminkan keadilan secara proporsional kepada saudara. Kondisi tersebut
terjadi dikarenakan sebagian petugas bersikap tidak adil dan terkadang pandang
bulu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Total skor aktual
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah sebesar 3.291.
4. Persepsi Masyarakat berada dalam kategori kurang baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari tanggapan responden terhadap seluruh pernyataan mengenai
Persepsi Masyarakat mencapai 67%. Variabel Persepsi Masyarakat pada
Kecamatan Baleendah menghasilkan skor tertinggi sebesar 348 pada indikator
pengharapan yaitu pada saat meminta pelayanan administrasi dari aparat
Kecamatan, saudara mendapatkan pelayanan terbaik, dan skor aktual terendah
sebesar 314 pada indikator motif yaitu pada saat pelayanan tidak terpenuhi,
petugas memberikan jalan penyelesaian dari permasalahan saudara. Kondisi
tersebut terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat yang merasa belum
terpenuhi atas layanan yang diberikan petugas sehingga dalam pelaksanaannya,
petugas keteteran sedangkan penyelesaian harus diselesaikan satu persatu. Total
skor aktual Persepsi Masyarakat sebesar 1.673.
5. Pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen
a. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah tidak mempunyai pengaruh
terhadap Kualitas Pelayanan Publik, dilihat dari nilai t variabel Sistem
105

Pengendalian Internal Pemerintah sebesar 1,269 dengan tingkat signifikan


sebesar 0,207 > 0,05 ini berarti H1 ditolak. Kondisi tersebut terjadi
dikarenakan adanya kekosongan jabatan sebagai camat yang digantikan
sementara oleh PLT (Pelaksana Tugas) camat, sehingga inisiatif dalam
memberikan contoh berperilaku mengikuti kode etik dinilai kurang.
b. Good Governance mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Pelayanan
Publik, dilihat dari nilai t variabel Good Governance sebesar 2,758 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,007 < 0,05 ini berarti H2 diterima. Kondisi
tersebut terjadi dikarenakan sebagian petugas bersikap tidak adil dan
terkadang pandang bulu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c. Persepsi Masyarakat tidak mempunyai pengaruh terhadap Kualitas
Pelayanan Publik, dilihat dari nilai t variabel Persepsi Masyarakat sebesar
0,105 dengan tingkat signifikan sebesar 0,917 > 0,05 ini berarti H3 ditolak.
Kondisi tersebut terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat yang merasa
belum terpenuhi atas layanan yang diberikan petugas sehingga dalam
pelaksanaannya, petugas keteteran sedangkan penyelesaian harus
diselesaikan satu persatu.
6. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa Fhitung yang diperoleh sebesar
32,033 dan Ftabel sebesar 2,70, maka Fhitung > Ftabel (32,033 > 2,70) dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti bahwa H4 diterima. Dengan demikian
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi
Masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan
Publik secara simultan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis kemukakan diatas berikut ini saran-
saran yang diharapkan dapat menjadi masukan guna meningkatkan pencapaian
Kualitas Pelayanan Publik, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance, dan Persepsi Masyarakat serta hubungan diantara keempatnya antara
lain:
1. Untuk Kecamatan Baleendah
106

a. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dalam Kualitas Pelayanan


Publik yaitu sebagian para petugas kurang cekatan dan terkesan kurang
ramah. Maka penulis menyarankan sebaiknya kepada aparat memberikan
pelatihan secara rutin kepada bawahannya dan juga memberikan reward
untuk pegawai yang dinilai paling baik kinerjanya. Hal ini agar pegawai
yang melayani bisa lebih care dan ramah kepada masyarakat.
b. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dalam Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah yaitu adanya kekosongan jabatan sebagai
camat yang digantikan sementara oleh PLT (Pelaksana Tugas) camat,
sehingga inisiatif dalam memberikan contoh berperilaku mengikuti kode
etik dinilai kurang. Maka penulis menyarankan sebaiknya kode etik dicetak
dan ditempel di Kantor Kecamatan, agar siapapun bisa mengetahui sehingga
ketika akan menegur pun sesuai dengan birokrasi yang ada.
c. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dalam Good Governance
yaitu sebagian petugas bersikap tidak adil dan terkadang pandang bulu
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Maka penulis
menyarankan sebaiknya dibuat punishment atau hukuman yang ketat untuk
para petugas yang diketahui melayani masyarakat dengan pandang bulu atau
membeda-beda kan dalam bersikap. Hal ini tentunya agar pelayanan bersifat
netral.
d. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dalam Persepsi
Masyarakat yaitu banyaknya masyarakat yang merasa belum terpenuhi atas
layanan yang diberikan petugas sehingga dalam pelaksanaannya, petugas
keteteran sedangkan penyelesaian harus diselesaikan satu persatu. Maka
penulis menyarankan sebaiknya jumlah petugas atau sumber daya manusia
nya ditambah.
2. Untuk peneliti selanjutnya, yang tertarik dan akan melakukan penelitian dengan
nama yang sama diharapkan dapat menguji variabel – variabel lainnya yang
berhubungan dengan Kualitas Pelayanan Publik dengan cara menambahkan
variabel lainnya yang dapat menjadi faktor-faktor atau dapat berpengaruh
terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Adisasmita, Rahardjo. (2011). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bastian, Indra. (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
25. Semarang: Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul. (2012). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Hamdi, A.S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan.
Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.
Hardiansyah. (2018). Kualitas Pelayanan Publik (Edisi Revisi). Yogyakarta : Gave
Media.
Hasanah, Nurmalia., dan Fauzi, Achmad. (2017). Akuntansi Pemerintahan.
Surabaya : Media
Kotler, Philips., dan Gary, Amstrong. (2017). Pemasaran, Edisi Pertama. Jakarta :
Salemba Empat.
Kotler, Philips., dan Kevin Lane, Keller. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 1.
Jakarta : Erlangga.
Mahmudi. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, edisi ketiga.
Yogyakarta: UUP STIM YKPN
Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Andi
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Depok : Raja
Grafindo Persada.
Narimawati, Umi. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Teori
dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.
Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia.

107
108

Prastowo, Andi. (2012) Metode Penelitian Kualitatif dalam Persektif Rancangan


Penelitian. Yogyakarta : Ar-ruzzmedia.
Robbins, Stephen. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Said, Achmad Lamo. (2015) Corporate Social Responsibility dalam Perspektif
Governance. Yogyakarta : Deepublish.
Silaen, Sofar. (2018). Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan
tesis. Bogor: IN MEDIA.
Siregar, Syofian. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif : dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta: Kencana.
Sudaryono. (2017). Pengantar Binis, Teori dan Contoh Kasus. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
CV. Alfabeta.
Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sutama. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.
Surakarta: Fairuz Media.
Suwanda, Dadang., (2017) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Jakarta :
PMM Manajemen
Walgito, Bimo. (2015). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi
Wijaya, Tony. (2013). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber Jurnal :
Arli Agung Pontolowokan, dkk. 2018. Pengaruh Penerapan Good Governance
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Mapanget Kota
Manado. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, Vol.2, No.2 (2017), ISSN :
2337-5736.
Aty Uar. 2016. Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Badan Pertahanan Nasional
(BPN) Kota Ambon. Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN : 2088, e-ISSN :
2502-9320.
Elfi Syukriyati dan Ikin Solikin. 2018. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan
109

Vol.6, No.2, (2018), Halaman 269-284, ISSN : 2541-061X (Online). ISSN


2338-1507 (Print).
Nunik Lestari Dewi, dkk. 2021. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal
Manajemen Maranatha, Vol.20 No.2, (2021), ISSN : 1411-9293, e-ISSN :
2579-4094.
Rahmat Lauma, dkk. 2019. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Governance Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Suatu Studi di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara). Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, Vol.3, No.3, ISSN : 2337-5736.
Zulkifli. 2017. Pengaruh Budaya Kerja dan Persepsi Masyarakat Terhadap
Kualitas Pelayanan Publik Kantor Urusan Agama Kecamatan Aluh Aluh
Kabupaten Banjar. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017,
hal 243 – 250. ISSN : 2442-4560.
Zulsaidha Fahroji, dkk. 2018. Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas
Pelayanan Publik pada Kantor Camat Kecamatan Anggana Kabupaten
Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6 Nomor 4 (2018),
ISSN : 2477-2458 (online), ISSN : 2477-2631 (cetak).

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah :


Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia 2011
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia (PERMENPAN) No. 04 Tahun 2007
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1) tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Pasal 42 tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Sumber Lainnya :
www.map.uma.ac.id/2020/12 / Diakses pada 30 Oktober 2021
110

LAMPIRAN-LAMPIRAN
111

Lampiran 1 : Biodata Penulis

1. Nama : Asri Ayu Wandani


2. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 28 Juli 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kp. Andir RT.04/RW.04 No.51 Kel.Manggahang,
……………………………Kec.Baleendah, Kab.Bandung
6. Pendidikan :
a. 2005 – 2006 TK Al-Muhajirin
b. 2006 – 2012 SDN Manggahang III
c. 2012 – 2015 SMPN 2 Baleendah
d. 2015 – 2018 SMK Widya Utama Baleendah
7. Nama Orang Tua :
a. Ayah : Agung Sari
b. Ibu : Masidah
8. Alamat Orang Tua : Kp. Andir RT.04/RW.04 No.51 Kel.Manggahang,
……………………………Kec.Baleendah, Kab.Bandung

Demikian biodata ini penulis buat dengan sebenarnya untuk dapat


dipergunakan sepenuhnya.

Bandung, Februari 2022


Penulis

Asri Ayu Wandani


112

Lampiran 2 : Kuisioner Penelitian

Bersama ini saya :


Nama : Asri Ayu Wandani
NIM : 102118110039
Status : Mahasiswa Strata 1 (S1), Akuntansi, Universitas INABA

Yth. Bapak/Ibu Responden


Dalam rangka menyelesaikan program sarjana akuntansi di Universitas
Indonesia Membangun (INABA), maka penulis memiliki kewajiban untuk
melakukan penelitian. Sehubungan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan
dalam rangka penulisan skripsi, penulis memohon kepada Bapak/Ibu untuk
meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini dan menjadi responden
dalam penelitian ini.
Hasil dari kuesioner ini akan saya gunakan untuk keperluan data dalam
menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance, dan Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas
pelayanan Publik pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung”. Data dan
informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan hal yang sangat berharga, karena
Bapak/Ibu adalah orang yang tepat untuk mengutarakan pengalaman dan pendapat
mengenai hal ini. Maka dari itu saya mohon kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu
untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan jujur, benar dan se-objektif mungkin.
Data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan
semata-mata digunakan untuk kegiatan ilmiah. Akhir kata, saya ucapkan
terimakasih kepada responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini.
Hormat saya

Asri Ayu Wandani


113

KUISIONER

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


PEMERINTAH, GOOD GOVERNANCE, DAN PERSEPSI MASYARAKAT
TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
(Pada Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ..........................................................
2. Jenis Kelamin : L/P
3. Usia : ..........................................................
4. Pendidikan Terakhir : SMA
D3
S1
S2
S3

5. Lama Bekerja :
< 5 Tahun
6 – 10 Tahun
11 – 15 Tahun
16 – 20 Tahun
>20 Tahun

II. PETUNJUK PENGISIAN


Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda Check list (√ ) pada salah satu jawaban
yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu. Ada lima alternatif jawaban
diantaranya :
STS : Sangat Tidak Setuju : 1
TS : Tidak Setuju :2
RR : Ragu-ragu :3
S : Setuju :4
114

SS : Sangat Setuju :5
1. Variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y)
Penilaian
No PERNYATAAN STS TS RR S SS
1 2 3 4 5
Ketepatan waktu pelayanan
Petugas memberikan layanan tepat pada
1
waktunya
Akurasi pelayanan
Kecamatan Baleendah memiliki standar
2
pelayanan yang jelas
Kesopanan dan Keramahan
Petugas melayani dengan sikap ramah dan
3
sopan santun
Tanggung Jawab
Petugas sanggup untuk membantu dan
4 menyediakan pelayanan secara cepat dan
tepat
Semua keluhan masyarakat direspon oleh
5
petugas
Kelengkapan
Ketersediaan sarana pendukung seperti
6
nomor antrian dan komputer
Kemudahan

7 Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan

Variasi Model Pelayanan


Adanya inovasi baru dalam proses pelayanan
8
untuk mempermudah akses masyarakat
Pelayanan Pribadi

9 Mendahulukan kepentingan masyarakat

10 Petugas mudah dihubungi oleh masyarakat

Pelayanan pada masyarakat tidak


11
membedakan status sosial
Kenyamanan

12 Lokasi Kecamatan Baleendah cukup strategis

Kenyamanan dan kebersihan tempat dalam


13
melakukan pelayanan sudah baik
Informasi mengenai persyaratan dan prosedur
14
mudah didapatkan
Atribut
15
115

Terdapat fasilitas pendukung seperti ruang


tunggu, lahan parkir, AC, dan lain
sebagainya.

2. Variabel Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1)


Penilaian
No PERNYATAAN STS TS RR S SS
1 2 3 4 5
Lingkungan Pengendalian
Instansi tempat saya bekerja telah
16
menerapkan kode etik secara tertulis
Pimpinan di Kecamatan telah memberikan
17 contoh dalam berperilaku mengikuti kode
etik
Penilaian Resiko
Ditempat saya bekerja telah menerapkan
18
penentuan batas dan penentuan toleransi
Ditempat saya bekerja telah menerapkan
19
pengendalian intern dan manajemen resiko
Pengendalian Aktivitas
Setiap transaksi dan aktivitas ditempat saya
20 bekerja telah didukung dengan otorisasi dari
pihak yang berwenang
Ditempat saya bekerja telah menerapkan
21
pemisahan tugas yang memadai
Informasi dan Komunikasi
Ditempat saya bekerja telah menerapkan
22 sistem informasi untuk melaksanakan
tanggung jawab
Ditempat saya bekerja telah melaksanakan
23
sistem akuntansi yang memungkinkan audit
Informasi telah disediakan secara tepat
24 waktu dan saluran komunikasi telah
dilaksanakan secara efektif
Pemantauan Pengendalian Intern
Dalam waktu yang tidak ditentukan
25 pimpinan melakukan pemeriksaan mendadak
terhadap catatan akuntansi

3. Variabel Good Governance (X2)


Penilaian
No PERNYATAAN STS TS RR S SS
1 2 3 4 5
Kepastian Hukum
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, masing-masing Bagian/Divisi
26
berpegang teguh pada kde etik dan peraturan
perundang-undangan.
116

Tertib Penyelenggara Negara


Keteraturan, keserasian, dan keseimbangan
dalam pengendalian petugas kecamatan
27
berlandaskan kepada Tertib Penyelenggara
Negara
Kepentingan Umum
Petugas Kecamatan mendahulukan
28 kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif
Keterbukaan
Saudara diberikan kemudahan oleh petugas
29 Kecamatan untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif
Proporsionalitas
Petugas Kecamatan dapat mengutamakan
30 keseimbangan antara hak dan kewajibannya
sebagai pemberi layanan
Profesionalitas
Petugas Kecamatan mengutamakan keahlian
31 yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
perundang-undangan.
Akuntabilitas
Semua kegiatan telah dipertanggungjawabkan
32
secara rutin dan tertulis
Efisiensi
Petugas Kecamatan telah efektif dalam
33
menggunakan sumber daya yang sangat besar
Efektivitas
Tingkat keberhasilan pelaksanaan program
34 telah sejalan dengan penyusunan anggaran
dan target
Keadilan
Tindakan petugas Kecamatan dapat
35 mencerminkan keadilan secara proporsional
kepada saudara

4. Variabel Persepsi Masyarakat (X3)


Penilaian
No PERNYATAAN STS TS RR S SS
1 2 3 4 5
Sikap
Pelayanan yang dilakukan aparat
36 Kecamatan, sudah sesuai dengan harapan
saudara
Motif
Pada saat pelayanan tidak terpenuhi, petugas
37 memberikan jalan penyelesaian dari
permasalahan saudara.
Kepentingan atau Minat
117

Setiap permasalahan yang diajukan oleh


38 masyarakat, langsung ditindak lanjuti oleh
aparat
Pengalaman
Pada saat saudara membutuhkan pelayanan,
39 aparat Kecamatan selalu memberikan
pelayanan yang terbaik
Pengharapan
Pada saat meminta pelayanan administrasi
40 dari aparat Kecamatan, saudara
mendapatkan pelayanan terbaik
118

Lampiran 3 : Tabulasi data kuisioner


1. Kualitas Pelayanan Publik
Y
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10 Y1.11 Y1.12 Y1.13 Y1.14 Y1.15
Resp Total
1 2 3 2 1 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 46
2 3 2 3 4 3 3 3 5 5 4 4 4 3 4 2 52
3 4 4 3 3 5 3 3 4 4 4 3 2 3 4 2 51
4 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 4 2 40
5 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 46
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 4 2 49
7 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 5 3 50
8 2 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 5 2 46
9 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 5 3 2 4 2 48
10 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 2 44
11 3 3 4 4 5 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 54
12 3 3 3 3 3 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 54
13 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 52
14 3 2 4 4 3 3 3 3 3 5 5 2 3 5 3 51
15 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 51
16 3 3 4 3 3 2 2 3 5 3 3 2 2 4 2 44
17 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 2 56
18 5 5 3 3 3 3 2 3 5 4 4 4 2 5 3 54
19 3 3 2 3 4 2 2 5 5 5 5 3 3 4 3 52
20 3 5 2 3 3 3 4 3 3 5 4 3 4 5 3 53
21 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 55
22 4 3 2 4 3 5 2 3 2 4 4 4 3 4 3 50
23 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 53
24 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 4 2 2 4 2 58
25 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 58
26 4 5 4 4 3 3 4 4 3 5 4 4 2 4 3 56
27 4 3 3 3 4 3 3 5 5 3 4 2 2 4 2 50
28 5 5 5 3 5 5 5 2 5 5 5 2 2 4 3 61
29 3 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 3 3 5 3 56
30 4 3 2 3 5 4 3 3 5 3 3 2 2 4 2 48
31 3 4 3 5 1 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 55
32 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 52
33 3 4 3 5 4 5 2 5 3 5 5 4 4 5 3 60
34 3 2 5 3 2 5 4 4 4 3 4 2 2 4 2 49
35 2 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 57
36 4 3 4 4 3 4 3 5 5 4 4 3 4 4 3 57
37 2 4 2 3 5 2 2 5 5 5 5 4 2 4 4 54
38 4 4 4 3 2 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 61
39 4 4 5 4 3 5 3 4 5 4 4 4 3 4 4 60
40 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 5 4 57
41 4 3 4 3 4 3 4 3 5 2 5 3 4 4 4 55
42 3 4 3 3 3 2 3 4 5 3 4 4 4 4 4 53
119

43 2 4 2 4 4 1 5 4 5 2 3 2 5 5 4 52
44 3 1 4 2 3 3 5 3 4 4 5 3 5 5 5 55
45 4 3 4 4 3 4 4 3 5 2 4 2 4 5 4 55
46 4 3 3 4 4 4 1 5 3 3 4 2 5 5 4 54
47 4 5 4 4 4 5 4 4 5 2 5 4 4 5 4 63
48 3 5 5 4 3 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 55
49 1 2 3 5 2 2 3 4 5 2 3 2 4 5 4 47
50 2 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 60
51 3 4 3 3 4 5 2 2 5 3 5 4 4 4 4 55
52 2 2 4 5 4 3 2 2 5 3 5 4 5 5 4 55
53 4 2 3 4 2 1 4 3 3 3 5 3 4 5 4 50
54 3 3 5 4 4 3 4 5 4 2 5 3 4 4 4 57
55 4 3 4 3 5 5 3 3 4 2 3 2 4 4 4 53
56 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 5 4 53
57 5 4 4 3 3 5 2 5 4 3 4 4 4 5 3 58
58 3 3 3 4 5 3 4 5 3 3 5 3 5 5 4 58
59 5 4 4 5 2 4 5 4 5 2 4 4 4 5 5 62
60 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 3 4 4 4 51
61 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 5 4 4 5 4 59
62 4 2 4 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 49
63 5 3 3 5 3 5 2 3 3 2 5 4 4 4 4 55
64 3 4 4 5 3 4 3 4 3 2 5 4 4 5 4 57
65 2 1 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 5 4 47
66 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 4 4 4 43
67 3 2 2 1 5 2 3 5 5 3 5 3 5 5 4 53
68 2 1 2 1 3 2 2 3 4 2 4 4 4 5 4 43
69 1 2 1 4 4 3 4 3 5 2 3 2 4 5 4 47
70 1 5 1 1 3 2 2 2 3 3 5 4 4 4 4 44
71 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 2 4 5 4 63
72 1 3 1 3 3 2 4 3 3 3 4 3 5 5 4 47
73 2 2 2 2 5 1 2 3 3 2 3 2 4 5 4 42
74 1 2 2 2 3 1 3 3 3 4 5 4 4 4 4 45
75 1 5 3 2 4 1 2 4 2 4 5 3 4 5 5 50
76 4 3 2 5 5 2 2 5 4 4 4 2 4 4 4 54
77 3 5 1 2 3 5 1 2 4 4 4 3 4 4 4 49
78 2 3 3 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 58
79 3 5 2 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 58
80 1 3 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 54
81 3 4 3 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 63
82 2 5 2 2 4 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 58
83 3 5 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 64
84 2 2 4 3 4 3 5 5 3 4 5 4 4 4 4 56
85 3 2 4 3 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 59
86 3 5 2 5 4 3 3 5 3 5 5 5 4 4 4 60
87 4 5 4 5 5 2 3 2 3 5 5 4 4 4 4 59
120

88 5 3 4 2 4 4 2 5 2 5 5 5 4 5 4 59
89 5 4 4 3 3 5 3 5 3 5 5 5 4 5 4 63
90 4 4 4 5 3 3 4 3 2 5 5 4 4 4 4 58
91 3 3 4 3 3 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 61
92 5 4 4 5 3 4 3 3 2 5 5 5 4 5 4 61
93 5 2 3 5 5 4 2 3 5 5 5 4 4 4 4 60
94 5 5 5 5 3 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 65
95 1 5 2 3 5 2 4 4 3 5 5 5 4 5 4 57
96 5 4 5 2 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 58
97 2 5 2 1 3 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 56
98 3 2 2 2 2 5 2 3 3 4 4 4 5 4 5 50
99 2 1 1 3 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 53
100 5 2 3 5 3 4 5 4 2 5 5 5 4 5 4 61

2. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (X1)


X1
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10
TOTAL
1 3 3 2 3 1 2 3 2 1 4 24
2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 29
3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 5 35
4 2 5 2 1 2 3 2 5 3 2 27
5 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 24
6 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 30
7 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 30
8 3 2 2 4 2 2 2 3 3 4 27
9 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 31
10 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 29
11 1 4 4 2 2 3 3 4 4 5 32
12 4 3 4 3 4 3 3 5 3 3 35
13 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 32
14 3 1 3 3 4 3 2 3 4 3 29
15 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 32
16 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 27
17 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 32
18 3 4 2 3 2 1 5 3 4 3 30
19 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 32
20 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 29
21 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 36
22 5 3 2 4 3 5 3 2 4 3 34
23 4 2 3 3 4 3 4 5 3 4 35
24 3 1 5 2 3 3 3 3 3 3 29
25 4 3 4 2 4 3 2 3 1 4 30
26 3 2 4 3 5 4 3 2 4 3 33
27 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 34
28 2 3 5 1 3 4 3 4 2 5 32
121

29 5 4 3 4 2 3 3 5 3 3 35
30 4 3 3 2 4 4 3 2 3 5 33
31 3 3 3 4 2 3 4 3 2 1 28
32 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 29
33 5 3 2 4 3 3 4 3 3 4 34
34 5 4 4 5 4 3 2 1 3 2 33
35 4 2 3 2 4 4 3 3 2 4 31
36 4 5 3 4 2 4 3 4 2 3 34
37 5 4 2 3 4 5 4 4 2 5 38
38 1 3 4 3 5 4 3 4 3 2 32
39 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 39
40 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 36
41 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33
42 4 5 3 2 4 4 3 4 3 3 35
43 2 3 5 1 2 3 4 3 5 4 32
44 3 4 5 4 2 3 1 4 2 3 31
45 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 32
46 1 5 1 2 3 4 3 2 3 4 28
47 5 2 4 3 4 4 3 4 3 4 36
48 1 2 3 2 5 3 2 4 3 3 28
49 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 29
50 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 34
51 5 2 2 4 3 4 2 4 3 4 33
52 4 4 2 4 5 3 2 4 5 4 37
53 4 3 4 2 3 4 5 4 4 2 35
54 3 3 4 5 4 3 3 5 4 4 38
55 5 4 3 4 3 4 3 4 3 5 38
56 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 33
57 5 4 2 5 4 3 4 4 3 3 37
58 3 2 4 4 3 3 3 3 4 5 34
59 4 3 5 3 4 5 2 4 1 2 33
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
62 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 38
63 1 5 2 3 4 2 3 3 5 3 31
64 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 31
65 2 2 3 2 2 2 1 2 3 4 23
66 3 2 2 4 3 4 2 5 2 3 30
67 2 5 3 3 3 3 4 2 1 5 31
68 2 3 2 4 2 3 1 2 2 3 24
69 3 4 4 2 2 1 2 3 4 4 29
70 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 32
71 5 2 4 4 2 4 3 3 4 3 34
72 2 3 4 2 3 5 3 5 3 3 33
73 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 22
122

74 2 4 3 4 2 1 2 2 4 3 27
75 1 3 2 2 4 1 5 3 2 4 27
76 2 3 2 5 1 4 3 2 5 5 32
77 5 5 1 5 1 3 5 1 2 3 31
78 4 2 5 4 3 2 3 3 5 3 34
79 4 3 3 3 5 3 5 2 3 3 34
80 3 2 3 2 4 1 3 2 4 3 27
81 5 3 4 2 5 3 2 2 3 3 32
82 5 2 4 2 4 2 5 2 2 4 32
83 5 2 5 2 5 3 5 2 2 5 36
84 3 3 5 3 5 2 2 4 3 4 34
85 4 2 3 2 2 3 2 4 3 4 29
86 3 2 3 4 2 3 5 2 5 4 33
87 2 3 3 4 3 4 5 4 5 5 38
88 4 5 2 3 2 5 3 4 2 4 34
89 5 2 3 3 5 3 4 2 3 3 33
90 3 3 4 2 3 3 4 4 5 3 34
91 5 4 3 5 3 3 3 3 3 3 35
92 2 4 3 5 2 5 2 4 2 3 32
93 4 3 2 3 3 2 2 3 5 5 32
94 1 2 3 3 4 3 2 2 3 3 26
95 2 2 4 1 5 1 5 2 3 5 30
96 4 2 3 2 3 5 4 5 2 3 33
97 5 1 4 2 2 2 5 2 1 3 27
98 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 21
99 4 3 3 1 5 2 1 1 3 5 28
100 4 2 5 2 3 2 2 3 5 3 31

3. Good Governance (X2)


Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2 TOTAL
1 3 3 2 3 1 2 3 2 1 3 23
2 3 2 5 4 2 3 2 3 4 4 32
3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 35
4 2 4 2 1 2 3 2 2 3 1 22
5 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 23
6 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 31
7 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 32
8 3 3 2 4 2 2 2 3 3 4 28
9 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 34
10 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 32
11 3 4 4 2 4 3 3 4 4 2 33
12 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 34
13 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 34
14 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 32
15 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 33
123

16 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 26
17 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38
18 3 4 4 5 5 5 5 3 3 3 40
19 2 4 1 3 4 3 3 2 3 3 28
20 3 3 4 2 3 3 5 2 3 2 30
21 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
22 5 3 5 4 4 4 3 2 4 4 38
23 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 36
24 3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 45
25 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 34
26 3 5 4 4 5 4 5 4 4 3 41
27 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 34
28 5 5 5 3 5 5 5 5 3 1 42
29 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 38
30 4 3 3 2 4 4 3 2 3 2 30
31 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 36
32 2 1 4 3 2 3 3 4 2 3 27
33 5 3 2 4 3 3 4 3 5 4 36
34 5 4 4 5 4 3 2 5 3 5 40
35 4 5 3 4 4 2 4 3 5 2 36
36 4 5 3 5 4 4 3 4 4 4 40
37 2 4 2 3 4 2 4 2 3 3 29
38 5 3 4 3 5 4 4 4 3 3 38
39 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 42
40 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 35
41 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33
42 2 1 1 5 2 3 4 3 3 2 26
43 1 2 5 4 5 2 4 2 4 1 30
44 3 4 5 4 2 3 1 4 2 4 32
45 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 41
46 4 2 3 4 5 4 3 3 4 2 34
47 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 42
48 4 4 5 4 5 3 5 5 4 2 41
49 2 5 1 3 4 1 2 3 5 2 28
50 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 35
51 5 5 3 4 2 3 4 3 3 4 36
52 3 4 2 4 5 2 2 4 5 4 35
53 1 4 2 5 3 4 2 3 4 2 30
54 3 3 4 5 4 3 3 5 4 5 39
55 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 37
56 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 32
57 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 43
58 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33
59 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 41
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
124

61 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38
62 1 3 5 4 2 4 2 4 3 4 32
63 5 5 4 5 4 5 3 3 5 3 42
64 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 42
65 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 20
66 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 25
67 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 22
68 2 1 2 1 2 2 1 2 1 4 18
69 3 4 2 2 2 1 2 1 4 2 23
70 2 1 1 5 1 1 5 1 1 3 21
71 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 45
72 2 3 2 1 3 1 3 1 3 2 21
73 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19
74 1 1 2 1 2 1 2 2 2 4 18
75 1 3 2 2 4 1 5 3 2 2 25
76 2 3 2 5 1 4 3 2 5 5 32
77 5 2 1 5 1 3 5 1 2 5 30
78 4 2 5 4 3 2 3 3 5 4 35
79 4 2 3 3 5 3 5 2 3 3 33
80 3 2 3 2 4 1 3 3 4 2 27
81 5 2 4 2 3 3 4 3 5 2 33
82 5 2 4 2 4 2 5 2 2 2 30
83 5 2 5 2 5 3 5 2 2 2 33
84 3 2 5 3 5 2 2 4 3 3 32
85 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 27
86 3 2 3 4 2 3 5 2 5 4 33
87 2 3 3 4 3 4 5 4 5 4 37
88 4 5 2 3 2 5 3 4 2 3 33
89 5 2 4 3 5 5 4 4 3 3 38
90 3 3 4 5 3 4 4 4 5 2 37
91 5 4 4 5 3 3 3 4 3 5 39
92 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 44
93 4 3 2 3 3 5 2 3 5 3 33
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
95 2 2 4 1 5 1 5 2 3 1 26
96 4 2 3 2 3 5 4 5 2 2 32
97 5 1 4 2 5 2 5 2 1 2 29
98 5 2 2 2 5 3 2 2 2 2 27
99 4 3 3 1 5 2 1 1 3 1 24
100 4 2 5 2 5 5 2 3 5 2 35

4. Persepsi Masyarakat
Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3 TOTAL
1 3 3 2 3 1 12
2 3 2 5 4 2 16
125

3 3 4 3 4 3 17
4 2 4 2 1 2 11
5 2 2 3 2 3 12
6 3 3 3 4 2 15
7 2 4 3 4 3 16
8 3 3 2 4 2 14
9 3 4 4 4 3 18
10 2 3 3 3 4 15
11 3 4 4 2 4 17
12 4 4 4 3 4 19
13 4 3 3 4 4 18
14 3 3 3 3 4 16
15 4 2 3 4 3 16
16 2 3 2 2 2 11
17 4 3 3 4 4 18
18 3 4 4 5 5 21
19 2 4 1 3 4 14
20 3 3 4 2 3 15
21 4 4 4 4 3 19
22 5 3 5 4 4 21
23 4 4 4 3 4 19
24 3 5 5 5 5 23
25 4 3 4 3 4 18
26 3 5 4 4 5 21
27 3 4 3 4 3 17
28 5 5 5 3 5 23
29 5 4 4 4 3 20
30 4 3 3 2 4 16
31 4 3 3 4 3 17
32 2 1 4 3 2 12
33 5 3 2 4 3 17
34 5 4 4 5 4 22
35 4 5 3 4 4 20
36 4 5 3 5 4 21
37 2 4 2 3 4 15
38 5 3 4 3 5 20
39 5 4 3 4 5 21
40 4 3 4 3 4 18
41 3 3 4 3 3 16
42 2 1 1 5 2 11
43 1 2 5 4 5 17
44 3 4 5 4 2 18
45 4 5 4 5 5 23
46 4 2 3 4 5 18
47 5 5 4 4 4 22
126

48 4 4 5 4 5 22
49 2 5 1 3 4 15
50 4 3 4 4 4 19
51 5 5 3 4 2 19
52 3 4 2 4 5 18
53 1 4 2 5 3 15
54 3 3 4 5 4 19
55 5 4 3 4 3 19
56 3 2 4 3 4 16
57 5 4 4 5 4 22
58 3 2 4 4 3 16
59 4 4 5 3 4 20
60 3 3 3 3 3 15
61 4 4 2 4 4 18
62 1 3 5 4 2 15
63 5 5 4 5 4 23
64 4 4 5 4 5 22
65 2 2 2 2 2 10
66 3 2 2 2 3 12
67 2 2 2 3 2 11
68 2 1 2 1 2 8
69 3 4 2 2 2 13
70 2 1 1 5 1 10
71 5 4 5 4 5 23
72 2 3 2 1 3 11
73 1 2 2 2 2 9
74 1 1 2 1 2 7
75 1 3 2 2 4 12
76 2 3 2 5 1 13
77 5 2 1 5 1 14
78 4 2 5 4 3 18
79 4 2 3 3 5 17
80 3 2 3 2 4 14
81 5 2 4 2 3 16
82 5 2 4 2 4 17
83 5 2 5 2 5 19
84 3 2 5 3 5 18
85 4 2 3 2 2 13
86 3 2 3 4 2 14
87 2 3 3 4 3 15
88 4 5 2 3 2 16
89 5 2 4 3 5 19
90 3 3 4 5 3 18
91 5 4 4 5 3 21
92 4 4 4 5 4 21
127

93 4 3 2 3 3 15
94 5 5 5 5 5 25
95 2 2 4 1 5 14
96 4 2 3 2 3 14
97 5 1 4 2 5 17
98 5 2 2 2 5 16
99 4 3 3 1 5 16
100 4 2 5 2 5 18

Lampiran 4 : Hasil Pengujian Hipotesis


1. Uji Validitas
a. Kualitas Pelayanan Publik
Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.TOTAL
**
Y.1 Pearso 1 ,19 ,543 ,28 ,35 ,41 ,05 ,06 1,00 ,059 ,039 -,013 -,180 ,543 -,140 ,470**
**
n 6 5** 5** 5** 3 0 0**
Correla
tion

Sig. (2- ,05 ,000 ,00 ,00 ,00 ,59 ,55 ,000 ,563 ,700 ,898 ,074 ,000 ,164 ,000

tailed) 0 4 0 0 9 3

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* *
Y.2 Pearso ,196 1 ,175 ,11 ,25 ,30 ,13 ,03 ,196 ,264 ,183 ,238 -,128 ,175 -,017 ,498**
n 5 8** 6** 3 0 *

Correla

tion

Sig. (2- ,050 ,082 ,25 ,01 ,00 ,18 ,76 ,050 ,008 ,068 ,017 ,203 ,082 ,865 ,000
tailed) 4 0 2 8 8

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Y.3 Pearso ,543 ,17 1 ,32 ,47 ,31 ,28 ,03 ,543 ,000 ,099 -,054 -,098 1,000* -,033 ,491**
**
n 5 1** 9** 1** 0** 2 ** *

Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,08 ,00 ,00 ,00 ,00 ,75 ,000 ,997 ,327 ,590 ,331 ,000 ,748 ,000
tailed) 2 1 0 2 5 2

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
Y.4 Pearso ,285 ,11 ,321 1 ,26 ,15 ,18 ,14 ,285 ,031 ,080 -,003 ,008 ,321 -,038 ,435**
** **
n 5 3** 4 3 6 **

Correla
tion

Sig. (2- ,004 ,25 ,001 ,00 ,12 ,06 ,14 ,004 ,759 ,429 ,978 ,934 ,001 ,705 ,000
tailed) 4 8 6 9 7

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
128

Y.5 Pearso ,355 ,25 ,479 ,26 1 ,37 ,63 ,09 ,355 ,131 ,166 ,149 -,003 ,479** ,015 ,529**
**
n 8** **
3** 4** 8** 9 **

Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,01 ,000 ,00 ,00 ,00 ,32 ,000 ,195 ,100 ,139 ,979 ,000 ,882 ,000

tailed) 0 8 0 0 8

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Y.6 Pearso ,415 ,30 ,311 ,15 ,37 1 ,08 ,02 ,415 ,214* ,199* ,288** ,087 ,311** ,029 ,610**
**
n 6** **
4 4** 9 2 **

Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,00 ,002 ,12 ,00 ,37 ,82 ,000 ,032 ,047 ,004 ,392 ,002 ,777 ,000

tailed) 2 6 0 6 6

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
Y.7 Pearso ,053 ,13 ,280 ,18 ,63 ,08 1 ,08 ,053 ,041 ,151 ,035 ,073 ,280 ,085 ,407**
**
n 3 3 8** 9 7
Correla
tion

Sig. (2- ,599 ,18 ,005 ,06 ,00 ,37 ,39 ,599 ,684 ,133 ,730 ,468 ,005 ,402 ,000
tailed) 8 9 0 6 1

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Y.8 Pearso ,060 ,03 ,032 ,14 ,09 ,02 ,08 1 ,060 ,128 ,071 ,038 -,023 ,032 -,021 ,314**
n 0 6 9 2 7
Correla
tion

Sig. (2- ,553 ,76 ,752 ,14 ,32 ,82 ,39 ,553 ,204 ,485 ,704 ,818 ,752 ,832 ,001
tailed) 8 7 8 6 1

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
Y.9 Pearso 1,00 ,19 ,543 ,28 ,35 ,41 ,05 ,06 1 ,059 ,039 -,013 -,180 ,543 -,140 ,470**

n 0** 6 **
5** 5** 5** 3 0
Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,05 ,000 ,00 ,00 ,00 ,59 ,55 ,563 ,700 ,898 ,074 ,000 ,164 ,000
tailed) 0 4 0 0 9 3

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** **
Y.10 Pearso ,059 ,26 ,000 ,03 ,13 ,21 ,04 ,12 ,059 1 ,440 ,449 -,129 ,000 -,133 ,381**
n 4** 1 1 4* 1 8

Correla
tion

Sig. (2- ,563 ,00 ,997 ,75 ,19 ,03 ,68 ,20 ,563 ,000 ,000 ,200 ,997 ,186 ,000
tailed) 8 9 5 2 4 4

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
129

Y.11 Pearso ,039 ,18 ,099 ,08 ,16 ,19 ,15 ,07 ,039 ,440* 1 ,546** ,262** ,099 ,338** ,548**
n 3 0 6 9* 1 1 *

Correla
tion

Sig. (2- ,700 ,06 ,327 ,42 ,10 ,04 ,13 ,48 ,700 ,000 ,000 ,008 ,327 ,001 ,000

tailed) 8 9 0 7 3 5

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Y.12 Pearso - ,23 - - ,14 ,28 ,03 ,03 - ,449* ,546** 1 ,281** -,054 ,319** ,474**
n ,013 8* ,054 ,00 9 8** 5 8 ,013 *

Correla 3
tion

Sig. (2- ,898 ,01 ,590 ,97 ,13 ,00 ,73 ,70 ,898 ,000 ,000 ,005 ,590 ,001 ,000

tailed) 7 8 9 4 0 4

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** **
Y.13 Pearso - - - ,00 - ,08 ,07 - - -,129 ,262 ,281 1 -,098 ,717 ,286**
n ,180 ,12 ,098 8 ,00 7 3 ,02 ,180
Correla 8 3 3
tion

Sig. (2- ,074 ,20 ,331 ,93 ,97 ,39 ,46 ,81 ,074 ,200 ,008 ,005 ,331 ,000 ,004
tailed) 3 4 9 2 8 8

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Y.14 Pearso ,543 ,17 1,00 ,32 ,47 ,31 ,28 ,03 ,543 ,000 ,099 -,054 -,098 1 -,033 ,491**
**
n 5 0** 1** 9** 1** 0** 2 **

Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,08 ,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,75 ,000 ,997 ,327 ,590 ,331 ,748 ,000
tailed) 2 1 0 2 5 2

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** **
Y.15 Pearso - - - - ,01 ,02 ,08 - - -,133 ,338 ,319 ,717 -,033 1 ,322**

n ,140 ,01 ,033 ,03 5 9 5 ,02 ,140


Correla 7 8 1
tion

Sig. (2- ,164 ,86 ,748 ,70 ,88 ,77 ,40 ,83 ,164 ,186 ,001 ,001 ,000 ,748 ,001
tailed) 5 5 2 7 2 2

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* ** ** ** ** **
Y. Pearso ,470 ,49 ,491 ,43 ,52 ,61 ,40 ,31 ,470 ,381 ,548 ,474 ,286 ,491 ,322 1
** ** ** ** ** ** ** ** ** *
TOTAL n 8 5 9 0 7 4

Correla
tion

Sig. (2- ,000 ,00 ,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000 ,001
tailed) 0 0 0 0 0 1

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


130

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.TOTAL
* * *
X1.1 Pearson 1 -,075 ,058 ,244 ,109 ,205 ,210 ,009 -,097 -,065 ,387**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,458 ,563 ,014 ,281 ,041 ,036 ,932 ,337 ,522 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X1.2 Pearson -,075 1 - ,254* -,162 ,175 ,027 ,185 -,054 -,015 ,304**

Correlation ,285**

Sig. (2-tailed) ,458 ,004 ,011 ,108 ,082 ,788 ,065 ,594 ,879 ,002

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
*
X1.3 Pearson ,058 - 1 - ,204 -,020 -,028 ,121 ,069 -,032 ,244*
Correlation ,285** ,219*

Sig. (2-tailed) ,563 ,004 ,029 ,042 ,841 ,782 ,231 ,492 ,753 ,014

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* * * *
X1.4 Pearson ,244 ,254 -,219 1 - ,221 -,025 ,103 ,122 -,119 ,407**
Correlation ,216*

Sig. (2-tailed) ,014 ,011 ,029 ,031 ,027 ,805 ,309 ,226 ,237 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X1.5 Pearson ,109 -,162 ,204* - 1 ,036 ,119 ,011 ,017 ,049 ,243*
Correlation ,216*

Sig. (2-tailed) ,281 ,108 ,042 ,031 ,722 ,239 ,916 ,868 ,627 ,015

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* * **
X1.6 Pearson ,205 ,175 -,020 ,221 ,036 1 -,014 ,362 -,139 -,056 ,451**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,041 ,082 ,841 ,027 ,722 ,892 ,000 ,168 ,581 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X1.7 Pearson ,210* ,027 -,028 -,025 ,119 -,014 1 -,025 -,027 ,042 ,273**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,036 ,788 ,782 ,805 ,239 ,892 ,803 ,790 ,681 ,006

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
X1.8 Pearson ,009 ,185 ,121 ,103 ,011 ,362 -,025 1 ,016 -,079 ,475**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,932 ,065 ,231 ,309 ,916 ,000 ,803 ,878 ,435 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X1.9 Pearson -,097 -,054 ,069 ,122 ,017 -,139 -,027 ,016 1 ,093 ,279**

Correlation

Sig. (2-tailed) ,337 ,594 ,492 ,226 ,868 ,168 ,790 ,878 ,359 ,005

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
131

X1.10 Pearson -,065 -,015 -,032 -,119 ,049 -,056 ,042 -,079 ,093 1 ,241*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,522 ,879 ,753 ,237 ,627 ,581 ,681 ,435 ,359 ,016

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X1.TOTAL Pearson ,387** ,304** ,244* ,407** ,243* ,451** ,273** ,475** ,279** ,241* 1
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,014 ,000 ,015 ,000 ,006 ,000 ,005 ,016

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Good Governance
Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.TOTAL
* ** * ** ** ** **
X2.1 Pearson 1 ,251 ,374 ,214 ,379 ,415 ,306 ,311 ,154 ,213* ,627**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,033 ,000 ,000 ,002 ,002 ,126 ,033 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X2.2 Pearson ,251* 1 ,156 ,405** ,259** ,369** ,143 ,452** ,397** ,131 ,607**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,012 ,120 ,000 ,009 ,000 ,156 ,000 ,000 ,195 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** **
X2.3 Pearson ,374 ,156 1 ,179 ,485 ,355 ,258 ,479 ,263 ,016 ,613**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,120 ,074 ,000 ,000 ,010 ,000 ,008 ,877 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* ** ** ** ** ** **
X2.4 Pearson ,214 ,405 ,179 1 ,013 ,410 ,273 ,419 ,390 ,577 ,658**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,074 ,895 ,000 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X2.5 Pearson ,379** ,259** ,485** ,013 1 ,230* ,306** ,336** ,300** -,247* ,533**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,895 ,021 ,002 ,001 ,002 ,013 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** * ** ** *
X2.6 Pearson ,415 ,369 ,355 ,410 ,230 1 ,196 ,543 ,285 ,216 ,686**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,021 ,050 ,000 ,004 ,031 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
X2.7 Pearson ,306 ,143 ,258 ,273 ,306 ,196 1 ,175 ,115 -,039 ,474**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,002 ,156 ,010 ,006 ,002 ,050 ,082 ,254 ,701 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
132

X2.8 Pearson ,311** ,452** ,479** ,419** ,336** ,543** ,175 1 ,321** ,239* ,724**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,082 ,001 ,017 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X2.9 Pearson ,154 ,397** ,263** ,390** ,300** ,285** ,115 ,321** 1 ,092 ,563**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,126 ,000 ,008 ,000 ,002 ,004 ,254 ,001 ,360 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* ** * *
X2.10 Pearson ,213 ,131 ,016 ,577 - ,216 -,039 ,239 ,092 1 ,364**
Correlation ,247*

Sig. (2-tailed) ,033 ,195 ,877 ,000 ,013 ,031 ,701 ,017 ,360 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

X2.TOTAL Pearson ,627** ,607** ,613** ,658** ,533** ,686** ,474** ,724** ,563** ,364** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

d. Persepsi Masyarakat
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.TOTAL
X3.1 Pearson Correlation 1 ,251* ,374** ,214* ,379** ,694**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,033 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
* ** **
X3.2 Pearson Correlation ,251 1 ,156 ,405 ,259 ,635**
Sig. (2-tailed) ,012 ,120 ,000 ,009 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** **
X3.3 Pearson Correlation ,374 ,156 1 ,179 ,485 ,678**
Sig. (2-tailed) ,000 ,120 ,074 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
* **
X3.4 Pearson Correlation ,214 ,405 ,179 1 ,013 ,559**
Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,074 ,895 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** **
X3.5 Pearson Correlation ,379 ,259 ,485 ,013 1 ,663**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,895 ,000
N 100 100 100 100 100 100
X3.TOTAL Pearson Correlation ,694** ,635** ,678** ,559** ,663** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
133

2. Uji Reliabilitas
a. Kualitas Pelayanan Publik
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,766 15

b. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,669 10

c. Good Governance
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,787 10

d. Persepsi Masyarakat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,651 5

3. Uji Normalitas dan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 100
134

Normal Parametersa,b Mean ,0000000


Std. Deviation 3,91928323
Most Extreme Absolute ,048
Differences Positive ,048
Negative -,044
Test Statistic ,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

4. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
Sistem Pengendalian ,146 ,115 ,107 1,269 ,207 ,733 1,364
Internal Pemerintah
Good Governance ,532 ,193 ,628 2,758 ,007 ,100 9,956
Persepsi Masyarakat ,034 ,323 ,023 ,105 ,917 ,111 9,030
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

5. Uji Heteroskedastisitas
135

6. Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ,146 ,115 ,107 1,269 ,207
Good Governance ,532 ,193 ,628 2,758 ,007
Persepsi Masyarakat ,034 ,323 ,023 ,105 ,917
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

7. Analisis Koefisien Korelasi Berganda Secara Parsial


Correlations
Kualitas Pelayanan
Publik SPIP GG PM
Kualitas Pelayanan Publik Pearson 1 ,421** ,701** ,656**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Sistem Pengendalian Internal Pearson ,421** 1 ,486** ,397**
Pemerintah Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Good Governance Pearson ,701** ,486** 1 ,941**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Persepsi Masyarakat Pearson ,656** ,397** ,941** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

8. Analisis Koefisien Korelasi Berganda Secara Simultan


Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,707a ,500 ,485 3,98005
a. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
136

9. Uji Koefisien Determinasi


Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,707a ,500 ,485 3,98005
c. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, Good Governance
d. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

10. Uji t (Pengujian secara parsial)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,321 3,186 9,830 ,000
Sistem Pengendalian Internal ,146 ,115 ,107 1,269 ,207
Pemerintah
Good Governance ,532 ,193 ,628 2,758 ,007
Persepsi Masyarakat ,034 ,323 ,023 ,105 ,917
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

11. Uji f (Pengujian secara simultan)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1522,273 3 507,424 32,033 ,000b
Residual 1520,717 96 15,841
Total 3042,990 99
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik
b. Predictors: (Constant), Persepsi Masyarakat, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Good
Governance

12. Tabel r
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
df = (N- 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
2) Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
51 0.228 0.2706 0.318 0.3509 0.4393
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.428
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.421
137

57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176


58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.411
60 0.2108 0.25 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.248 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.288 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.315 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.306 0.385
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.194 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.27 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0 0.2227 0.263 0.29 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.283 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.255 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
83 0.1796 0.2133 0.252 0.278 0.3507
84 0.1786 0.212 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.343
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.205 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.168 0.1996 0.2359 0.2604 0.329
96 0.1671 0.1986 0.2357 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 1646 0.1956 0.2313 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.254 0.3211
138

13. Tabel t
139

14. Tabel f
140

Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Up/Skripsi

Lampiran 6 : Ijin Riset


141

Anda mungkin juga menyukai