Anda di halaman 1dari 20

PERBANKAN SYARIAH

MODUL 3

Listri Herlina.S.E.,M.A.B

PERBEDAAN POKOK BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

BAB III

PERBEDAAN POKOK BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

3.1. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah dari segi prinsip dasar

3.1.1. Prinsip bank konvensional

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 , Bank Konvensional adalah bank yang


melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang mana dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prosedur dan ketentuan
yang telah ditetapkan. Secara umum perbankan di Indonesia memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk membantu melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai
pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu semua bank di indonesia harus menjalakan kegiatannya berdasarkan
demokrasi ekonomi. Membantu melaksanakan pembangunan nasional Maksudnya bank
sebagai lembaga keuangan menyalurkan dan menyimpan dana yang ada dimasyarakat
dan memutarnya dalam suatu siklus. Untuk memperoleh keuntungan dan menjalankan
administrasinya, suatu bank konvensional menggunakan sistem bunga pada pinjaman
yang diambil oleh kreditur.sistem bunga iniliah yang menjadi prinsip utama yang
diterapkan oleh bank konvesional yang akan membedakannya dengan bank syariah yaitu
dalam hal penetapan harga.

Pengertian suku bunga menurut para ahli:

Menurut Samuelson suku Bunga merupakan suatu pembayaran atas penggunaan uang.
Suku bunga merupakan jumlah uang yang harus diberikan atau dibayarkan per unit waktu
yang biasanya dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Menurut Bringham dan Houston, Suku Bunga merupakan sejumlah uang yang harus
dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dana
dipinjamkan oleh pihak lain.

Menurutu Sadono Sukirno suku Bunga adalah persentase pendapatan yang diterima
oleh para penabung dari tabungan uang yang dapat disisihkannya. Dan juga merupakan
suatu persentase pendapatan yang harus dibayar oleh peminjam dana.

Dalam kegiatan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan bank kepada para
nasabahnya, yaitu sebagai berikut :

1. Bunga simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh bunga tabungan dan bunga
deposito.

2. Bunga pinjaman, adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah yang meminjam kepada bank. Sebagai contoh
adalah bunga kredit.

Bunga simpanan dan bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya bank
dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya yang harus dikeluarkan
oleh pihak bank kepada nasabah yang meniitipkan dananya atau menyimpan dananya
pada bank tersebut, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima
oleh bank dari nasabah yang meminjam dana kepada bank. Kedua jenis bunga ini
masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya karena salah satu sumber dana
bank yang akan digunakan sebagai dana pinjaman kepada nasabah berasal dari dana
simpanan. Sebagai contoh, jika bunga simpanan tinggi, maka bunga pinjaman secara
otomatis juga tinggi, karena bank harus membayar bunga yang lebih besar kepada
nasabah yang menyimpan uangnya. Jika bunga pinjaman lebih rendah daripada bunga
simpanan maka bank akan mengalami kerugiaan karena terjadi “negative spread” yaitu
kondisi dimana bunga simpanan lebih besar daripada bunga pinjaman yang
mengakibatkan bank harus menanggung biaya yang lebih besar.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga bank

Telah dijelaskan bahwa bunga simpanan ataupun bunga pinjaman saling mempengaruhi
antara satu dengan yang lainnya. faktor-faktor utama yang mempengaruhi besarnya
penetapan suku bunga pinjaman maupun suku bunga simpanan adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dana

Karena salah satu sumber dana bank berasal dari dana pihak ketiga atau dana
yang berasal dari masyarakat, jika bank mengalami kekurangan dana, sementara
permohonan pinjaman akan dana (masyarakat yang membutuhkan dana)
meningkat, maka bank akan berusaha mengumpulkan dana dari pihak ketiga agar
dapat disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan dana. Bagaimana
cara bank menarik masayarakat untuk menyimpan dananya? yaitu dengan
menaikkan suku bunga simpanan (suku bunga tabungan, deposito, dll).
Masyarakat akan tertarik untuk menginvestasikan. Dengan naiknya suku bunga
simpanan, maka bank otomatis akan menaikkan suku bunga simpanan untuk
memeproleh laba.

2. Persaingan

Setiap bank menginginkan banyaknya dana pihak ketiga (dana masyarakat) yang
masuk ke bank tersebut baik dalam bentuk tabungan maupun deposito dan bentuk
lainnya, akan tetapi tentu saja tidak mudah mengingat ada banyak bank yang
memiliki daya tarik tersendiri dalam menarik para nasabah. Dalam hal bunga, bisa
saja demi persaingan satu bank menurunkan suku bunga pinjaman atau
menaikkan suku bunga tabungan agar nasabah dapat beralih ke bank tersebut.
Oleh karena itu persaingan juga merupakan salah satu yang mempengaruhi suku
bunga.

3. Kebijaksanaan pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam menentukan suku bunga dalam arti pemerintah


mengatur batas maksimal dan minimal baik untuk suku banga simpanan maupun
suku bunga pinjaman agar bank dapat bersaing dengan sehat.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
4. Faktor jangka waktu

Suku bunga pinjaman kan semakin tinggi apabila jangka waktu pinjaman semakin
lama. Begitu pun sebaliknya jika jangka waktu pinjaman pendek maka suku bunga
juga akan semakin rendah. Hal ini juga berlaku untuk suku bunga simpanan,
seperti produk deposito, semakin lama jangka waktu deposito maka suku bunga
yang ditawarkan oleh bank juga akan semakin tinggi.

3.1.2 Prinsip bank syariah

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa semua perbankan di indonesia menurut UU No.10


tahun 1998 memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membantu melaksanakan
pembangunan nasional untuk mencapai pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu semua bank di indonesia harus
menjalakan kegiatannya berdasarkan demokrasi ekonomi. Membantu melaksanakan
pembangunan nasional Maksudnya, bank sebagai lembaga keuangan menyalurkan dan
menyimpan dana yang ada dimasyarakat dan memutarnya dalam suatu siklus. Untuk
memperoleh keuntungan dan menjalankan administrasinya, suatu bank konvensional
menggunakan sistem bunga. Berbeda dengan prinsip bank syariah dimana sistem yang
digunakan oleh bank syariah yaitu sistem ‘Profit loss sharing’ atau sistem bagi hasil .

Menurut pandangan Islam, di dalam sistem bunga (riba) yang diterapkan dalam bank
konvensional terdapat unsur bathil atau ketidak adilan karena pihak pemilik dana
mewajibkan pihak peminjam dana untuk membayar melebihi dari pada yang dipinjam
tanpa memperhatikan apakah pihak peminjam menghasilkan keuntungan atau
mengalami kerugian. Sebaliknya, sistem bagi hasil yang diterapkan pada bank syariah
merupakan sistem dimana pihak peminjam dan pihak yang meminjamkan berbagi risiko
dan keuntungan yang diperoleh dengan pembagian sesuai kesepakatan. Dalam hal ini
tidak ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain sehingaa ketidak adilan dapat
dihindari. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharaman riba, diantaranya:

1. Surat Al-baqarah ayat 275 yang artinya

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
“ Orang-orang yang makan (mengambil) RIBA’ tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan RIBA’, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan RIBA’. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil RIBA’),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Alloh. Orang yang kembali (mengambil RIBA’), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

2. Surat An-nisa ayat 161 yang artinya “Dan karena mereka menjalankan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya dan karena mereka
memakan harta orang dengan cara yang tidak sah (bathil). Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir diantara mereka azab yang pedih”.

3. Surat Ali Imran ayat 130 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan


berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”

4. Surat Ar-Rum Ayat 39

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.

Prinsip syariah dalam hukum islam pada intinya berlandaskan kepada nilai-nilai dasar
yang bersumber pada ajaran tauhid. Didalam nilai tersebutlah yang menerapkan aturan
yang bersifat rahmatan lil’alamin (aturan yang menetapkan kasih sayang yang ditujukan
bagi seluruh umat manusia beserta segenap alam semesta dan isinya ) dan mengatur
manusia sebagai khalifatullah fi al-ardh (manusia sebagai entitas yang melekat pada
mahluk Tuhan yang berpeluang dengan potensinya menciptakan peradaban di muka
bumi ini (man of inovator), baik sebagai pribadi maupun sebagai mahluk sosial). Konsep

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
rahmatan lil’alamin dan khalifatullah fi al-ardh tersebut menjadikan tiap-tiap perilaku
manusia dalam kedudukannya sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat
dibatasi oleh aturan yang bersifat komprehensif. Keseluruhan pendekatan yang
berlandaskan atas kedua konsep tersebut berlaku baik dalam kegiatan ibadah maupun
muamalah. Beberapa asas pokok yang melandasi seluruh kegiatan ekonomi syariah
termasuk bidang perbankan, adalah:

1. Konsep kepemilikan

Dalam hukum Islam, manusia sebagai pemilik bukan merupakan penguasa mutlak
atas sumber-sumber ekonomi. manusia hanya sebatas memanfaatkannya, karena
segala sumber daya yang ada di muka bumi ini adalah mutlak milik Allah SWT.

2. keseimbangan.

Dalam sistem hukum Islam keseimbangan mengandung arti mampu memenuhi


kebutuhan duniawi dan juga kebutuhan akhirat, serta dapat memenuhi
kepentingan individu dengan kepentingan umum, dengan cara harus memenuhi
kewajiban terlebih dahulu untuk dapat menuntut hak.

3. Keadilan.

Merupakan asas yang menjadi titik tolak sekaligus proses dan tujuan semua
tindakan manusia

Dalam menjalankan operasinya, bank Syariah mengikuti aturan dan norma Islam,
seperti yang disebutkan dalam pengertian bank syariah sendiri yaitu :

1) Bebas dari bunga (riba);

2) Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir);

3) Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar);

4) Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil); dan

5) Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip:

1. Bagi hasil (mudharabah)

2. Pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal (musyarakah),

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),
atau adanya pilihan pemindahan pemilikan atau barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtima). (Zainuddin Ali,2008,5)

Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara prinsip Bunga yang digunakan oleh
bank syariah dengan prinsip bagi hasil yang digunakan oleh bank syariaH

Tabel 3.1

Perbedaan Prinsip Bunga dan Bagi hasil

Sumber: Bank Indonesia seri kebank sentralan Vol 14

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

3.2. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah dari kelembagaan

3.2.1. Kelembagaan bank konvensional

Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, struktur perbankan di Indonesia,


terdiri atas bank umum konvensional dan BPR konvensional.

• Bank Umum Konvensional (BUK) adalah Bank Konvensional yang dalam


kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

• Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank Konvensional yang dalam


kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah tidak dapat menerima simpanan berupa
giro dan tidak dapat turut serta dalam lalu lintas pembayaran, tidak dapat melakukan
kegiatan bisnis valuta asing dan wilayah kegiatan operasional yang terbatas.

Gambar 3.1

Contoh kelembagaan bank umum konvensional

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Sumber: BTPN.com

Dewan Komisaris

Pada bank konvensional Dewan komisaris bertugas mengawasi dan memberikan


nasihat kepada Direksi sebagai pengurus Perusahaan.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Gambar 3.2

Contoh struktur organisasi BPR konvensional

https://bpr-bba.com/

3.2.2. Kelembagaan bank syariah

Secara kelembagaan, Perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.


Dalam perbankan syariah, bank terbagi menjadi bank umum syariah (BUS), unit usaha
syariah (UUS), dan BPR syariah. Diluar bank syariah sendiri terdapat Dewan Syariah
Nasional, Dewan Pengawas Syariah, Badan Arbitrase Syariah Nasional, dan Bank
Indonesia.Bank Umum Syariah.

1. Bank Umum Syariah (BUS)

Bank Umum Syariah (BUS) merupakan bank dengan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah, memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS adalah
suatu badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk
hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi. Seperti halnya bank
umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Gambar 3.2

Struktur Organisasi BUS

Sumber: Bank Indonesia seri kebank sentralan Vol 14

2. Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja berdasarkan prinsip syariah Islam di
kantor pusat bank umum syariah yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu
tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. UUS dapat
berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa. Sebagai suatu unit kerja
khusus, UUS mempunyai tugas untuk

1) Mengawasi dan Mengatur seluruh kegiatan kantor cabang syariah,

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
2) melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan
dana yang bersumber dari kantor cabang syariah,

3) menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah,


dan

4) melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.

Gambar 3.3

Struktur Organisasi UUS

Sumber: Bank Indonesia seri kebank sentralan Vol 14

3. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan bank yang dalam


melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah akan tetapi dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS adalah
suatu badan usaha yang setara dengan BPR konvensional dengan bentuk hukum

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Perseroan Terbatas,Perusahaan Daerah, atau Koperasi.

Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan dewan yang dibentuk oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang berfungsi sebagai pengawas dan memiliki
kewenangan untuk memastikan kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan
usaha lembaga keuangan syariah ( baik bank, asuransi, reksadana, modal
ventura, dan sebagainya) dengan prinsip syariah. DSN ini berbeda dengan bank
konvensional yang hanya memiliki dewan komisaris sebaga pengawas bank,

3.3. Pengelolaan dana nasabah bank konvensional vc pengelolaan dana


nasabah bank syariah

Dalam mengelola dana nasabah bank konvensional bebas menerima dana dari manapun
asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintah. Dana yang diterima dari nasabah
dikelola dengan perjanjian bahwa adanya kepastian pengembalian pokok dan bunga.

Sedangkan pada bank syariah, dana nasabah yang diterima harus sesuai dengan syariat
Islam baik dalam cara perolehan dana, halal-atau tidaknya, dan lain-lain. Dana yang
diterima dari nasabah dikelola dengan kesepakatan bersama mengenai bagaimana
pembagian hasil jika bisnis menguntungkan dan kesepakatan bagaimana membagi
kerugian jika terjadi kerugian.

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Tabel 3.2

Perbandingan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Parameter Bank Konvensional Bank Syariah

Landasan Hukum UU Perbankan UU Perbankan Syariah


Berinvestasi pada usaha yang halal
Investasi Usaha Bebas Nilai

Return Sistem Bunga, Atas dasar bagi hasil, margin


Komisi/Fee keuntungan dan komisi/fee

Jumlah return Besaran bunga tetap Besaran bagi hasil berubah- ubah
tergantung kinerja usaha

Intermediasi, jasa Intermediasi, Manager Investasi,


Fungsi dan keuangan Investor, Sosial, Jasa Keuangan
Kegiatan Bank
Prinsip Dasar Tidak anti riba dan Anti riba dan anti maysir
Operasi anti maysir
1. Bebas 1. Tidak bebas nilai (Prinsip
Prioritas nilai Syariah Islam)
Pelayanan (prinsip 2. Uang sebagai alat tukar dan
materialis) bukan komoditi
2. Uang sebagai 3. Bagi hasil, jual beli, sewa
komoditi
3. Bunga

Orientasi Kepentingan Pribadi


Kepentingan Publik dan Pribadi
Keuntungan
Bentuk Usaha Tujuan sosial-ekonomi Islam,
keuntungan
Bank Komersial
Evaluasi Bank Komersial, bank universal atau
Nasabah multi-purpose
Keuntungan
Bentuk Tujuan sosial-ekonomi Islam,
Usaha keuntungan
Bank Komersial
Evaluasi Bank Komersial, bank universal atau
Nasabah multi-purpose

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Parameter Bank Bank Syariah


Konvensional

Sumber Likuiditas Terbatas debitur- Erat sebagai mitra usaha


Jangka Pendek kreditur

Pola hubungan:
Hubungan dengan Hubungan debitur – 1. Kemitraan (Musyarakah dan
Nasabah kreditur
Mudharabah)
2. Penjual – Pembeli
(Murabahah, Salam, dan
Istishna)
3. Sewa Menyewa (Ijarah)
4. Debitur – kreditur, dalam
pengertian equity holder (qard)

Pinjaman yang Pasar Uang, Bank Terbatas


diberikan Sentral

Prinsip Usaha Komersial dan Komersial dan non-komersial, dan


non-komersial, berorientasi laba.
berorientasi laba

Lembaga Pengadilan, arbitrase Pengadilan/Badan Arbitrase


Penyelesai Syariah Nasional
Sengketa
1. Risiko bank 1. Dihadapi bersama antara bank
tidak terkait dan nasabah dengan prinsip
langsung berbagi risiko
dengan 2. Kecil kemungkinan terjadi
debitur, risiko negative spread
Risiko Investasi
debitur tidak
terkait
langsung
dengan bank
2. Kemungkinan
terjadi negative
spread

Kriteria Bankable Bankable


Pembiayaan Halal atau haram Halal

Terbatas pada Memungkinkan bank ikut dalam


Monitoring administrasi manajemen nasabah

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3
Pembiayaan

Struktur Dewan Komisaris


Organisasi Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Pengawas Syariah

Berikut merupakan perbedaan Bank Syariah dan Konvensional melalui contoh

perhitungan pada produknya:

1. Contoh perhitungan bunga tabungan

Transaksi yang terjadi di rekening tabungan Tn. TULUS selama bulan September 2021

Tgl. 1 Juni setor tunai Rp. 6.000.000,-

Tgl. 10 Juni setor tunai Rp. 4.000.000,-

Tgl. 12 Juni tarik tunai Rp. 3.000.000,-

Tgl. 16 Juni transfer masuk Rp. 2.000.000,-

Tgl. 20 Juni tarik tunai Rp. 5.000.000,-

Tgl. 30 Juni setor tunai Rp. 1.000.000,-

Sedangkan pembebanan suku bunga 18 % untuk perhitungan saldo terendah, dan

untuk saldo harian dengan suku bunga sebagai berikut

Dari Tgl. 1 s/d 10 bunga = 18 % /Tahun

Dari Tgl. 11 s/d 20 bunga = 15 %/Tahun

Dari Tgl. 21 s/d 30 bunga = 20 %/Tahun

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Tabel Perhitungan saldo

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Contoh Perhitungan Keuntungan Tabungan Mudharabah

Tn. Tulus memiliki tabungan di Bank Syariah XYZ. Pada bulan September 2021 Saldo
rata-rata tabungan Tn. Tulus adalah sebesar Rp 1.000.000,- Perbandingan bagi hasil
(nisbah) antara Bank Syariah XYZ dengan deposan adalah 40:60. Saldo rata-rata
tabungan per bulan di seluruh Bank Syariah XYZ adalah Rp 5.000.000.000,-. Kemudian
pendapatan Bank Syariah XYZ yang dibagihasilkan adalah Rp 800.000,-123
Pertanyaan ; Berapa keuntungan Tn Tulus pada bulan yang bersangkutan

inaba.ac.id
PERBANKAN SYARIAH
MODUL 3

Daftar Pustaka

Zuhri, Muhammad, Riba dalam al-Qur‟an dan Masalah Perbangkan, cet. ke-1, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbangkan Syariah: Produk-produk dan Aspek-aspek


Hukumnya, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Bank Indonesia (2004), Undang-undang Republik Indonesia No. 23


Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004,
Direktorat Hukum, Bank Indonesia..

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA.

OJK.go.id/Tentang Syariah

Ridwan Nurdin, Muslina. Analisis Kesesuaian Konsep Asset and Liability Management
(Alma) dengan Sistem Perbankan Syariah, (2016)

Undang-undang No.7 th. 1992, Perbankan

Undang-undang No. 14. th. 1998, Pokok-Pokok Perbankan

inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai