Anda di halaman 1dari 139

PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER

DAN FIRM SIZE TERHADAP STRUKTUR MODAL


DENGAN RETURN ON EQUITY
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:
Intan Riyani
NIM 01117218

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS INDONESIA MEMBANGUN
BANDUNG
2021

i
ABSTRAK

Intan Riyani, Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
Terhadap Struktur Modal Dengan Return On Equity Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Priode 2012-2019. (Di bawah bimbingan: Santi Damayanti, S.E., MSM).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size Terhadap Struktur Modal
Dengan Return On Equity Sebagai Variabel Intervening. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Pengujian data dalam
penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis
menggunakan uji analisis jalur (path analysis), uji koefisien korelasi, uji koefisien
determinasi, dan uji korelasi ganda. Pengolahan data menggunakan program IBM
SPSS 26.
Berdasarkan hasil penelitian pada uji parsial, diperoleh hasil bahwa (1)
Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) dimana
thitung sebesar -0,326 lebih kecil dari ttabel 2,00758. (2) Total Assets Trunover
(X2) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) dimana thitung sebesar
1,835 lebih kecil dari ttabel 2,00758. (3) Firm Size (X3) tidak berpengaruh
terhadap Return on Equity dimana thitung sebesar -0,902 lebih kecil dari ttabel
2,00758. (4) Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) dimana
thitung sebesar -4,308 lebih besar ttabel -2,00758. (5) Total Assets Trunover (X2)
tidak berpengaruh terhadap Sturktur Modal (Y) diman thitung sebesar -0,223 lebih
kecil dari t-tabel -2,00758. (6) Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur
Modal (Y) dimana thitung 3,970 lebih besar dari ttabel 2,00758. (7) Return on
Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) dimana thitung sebesar 3,276
lebih besar dari ttabel 2,00758.
Sedangkan penelitian pada uji F (simultan), diperoleh hasil bahwa nilai
Fhitung>Ftabel (2,949 > 2,80) artinya untuk variabel X-Z Current Ratio (X1),
Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap Return on Equity (Z). Selain itu nilai koefisien determinasi sebesar
11,83%. Nilai Fhitung>Ftabel (8,382 > 2,80) Current Ratio (X1), Total Asset
Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Struktur
Modal (Y). Selain itu nilai koefisien determinasi sebesar 34,33%. Nilai
Fhitung>Ftabel (10,244 > 2,80) Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2)
dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y)
dengan Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening. Selain itu nilai
koefisien determinasi sebesar 45,51%.

Kata Kunci Current Ratio, Total Asset Turnover, Firm Size, Struktur Modal
dan Return on Equity

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Inayahnya. Tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan ucapan syukur Alhamdulillah,
penulisan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Total Asset
Turnover dan Firm Size Terhadap Struktur Modal Dengan Return On Equity
Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019” untuk memenuhi
salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi pada Universitas Indonesia
Membangun Bandung, dapat diselesaikan.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam atas bantuan
berbagai pihak yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi
terutama kepada Ibu Ibu Santi Damayanti, S.E., MSM selaku dosen pembimbing
yang senantiasa sabar dalam memberi arahan bagi penulis untuk terus
memberikan dorongan dan perhatian serta pengarahan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Selain itu penulis sampaikan juga ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yoyo Sudaryo, S.E., Ak., M.M., CA. selaku Rektor Universitas
Indonesia Membangun Bandung.
2. Ibu Dr. Hj. Erna Herlinawati SE., M.Si., selaku wakil Rektor Bidang
Akademik
3. Ibu Hj. Devyanthi Sjarif, SE., M.Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4. Bapak H. Peddy H. F. Dasuki, Drs., AK., M.Si., CPA., CA. selaku Dosen
Wali.
5. Para Dosen dan staf Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia
Membangun Bandung yang telah mengajar, mengarahkan dan membantu
penulis selama perkuliahan.
6. Kedua Orang Tua dan keluarga, yang senantiasa menjadi motivasi penuh,
yang tiada putusnya memberikan doa, dan memberikan dukungan kepada
penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan cinta kasihnya, sehingga
penulis sampai pada titik ini.

v
7. Terimakasih kepada para rekan saya Lia Safitri, Silvia Sri Rahayu, Wulandari
Sri Lestari, Novi Nurbaeti, Nur Ayu Ramdhani, Dita Firdawati, Kiki
Misbahudin, Resty Lestari yang sering membantu, memberi saran dan juga
arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada Geng Beauty Girls tetap semangat jangan pernah ngerasa putus asa
dan terus berjuang, karena memang begini kehidupan banyak sekali syarat
tantangannya.
9. Para Senior dan Junior yang telah bersedia membantu, memberikan saran,
memberikan semangat, dan memberikan dukungan serta selalu menanyakan
progres pengerjaan skripsi ini
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan Skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini jauh
dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan baik dari isi maupun
cara penyajiannya. Mengingat keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis
miliki. Maka dari itu penulis meminta pengertian dan koreksi serta saran.
Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum wr. wb

Bandung, Agustus 2021

Intan Riyani

vi
"Jika seorang mencari ilmu, maka itu akan tampak di wajah, tangan, dan lidahnya
serta dalam kerendahan hatinya kepada Allah" (Hasan al-Bashri).

"Ilmu yang sejati, seperti barang berharga lainnya, tidak bisa diperoleh dengan
mudah. Ia harus diusahakan, dipelajari, dipikirkan, dan lebih dari itu, harus selalu
disertai doa" (Hasan al-Bashri).

“Pain makes you stronger. Tears makes you braver. Heartbreak makes you wiser.
So thanks to the past for the better future.”

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah atas


nikmat Allah SWT Terimakasih pada mamah, bapa, ibu dan semua
kerabat yang selalu mendoakan, menyayangi dan mendukung penulis
untuk menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, Aamiin

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................iii


ABSTRAK .................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis ................................................................ 11
1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................. 11
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 12
1.5.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS . 13
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 13
2.1.1 Akuntansi Keuangan ............................................................ 13
2.1.1.1 Definisi Akuntansi Keuangan .................................. 13
2.1.2 Laporan Keuangan ............................................................... 14
2.1.2.1 Laporan Keuangan ................................................... 14
2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ....................................... 15
2.1.2.3 Jenis Laporan Keuangan .......................................... 15
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan ................................................. 16
2.1.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan ....................... 16
2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan..... 16
2.1.3.3 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan...... 17
2.1.4 Rasio Keuangan ................................................................... 19
2.1.4.1 Definisi Rasio Keuangan.......................................... 19
2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan...................................... 19
2.1.5 Struktur Modal ..................................................................... 20
2.1.5.1 Definisi Struktur Modal ........................................... 20
2.1.5.2 Indikator Struktur Modal.......................................... 21
2.1.6 Return on Equity .................................................................. 22
2.1.6.1 Definisi Return on Equity......................................... 22
2.1.6.2 Indikator Return on Equity ....................................... 22
2.1.7 Current Ratio ....................................................................... 23
2.1.7.1 Definisi Current Ratio.............................................. 23
2.1.7.2 Indikator Current Ratio ............................................ 24
2.1.8 Total Asset Turnover ............................................................ 24

viii
2.1.8.1 Definisi Total Asset Turnover .................................. 24
2.1.8.2 Indikator Total Asset Turnover ................................ 24
2.1.9 Firm Size .............................................................................. 25
2.1.9.1 Definisi Firm Size .................................................... 25
2.1.9.2 Indikator Total Asset Turnover ................................ 25
2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26
2.2.1 Definisi Kerangka Pemikiran ............................................... 26
2.2.2 Hubungan Current Ratio dengan Return on Equity ............. 26
2.2.3 Total Asset Turnover dengan Return on Equity ................... 27
2.2.4 Hubungan Firm Size dengan Return on Equity .................... 27
2.2.5 Hubungan Current Ratio dengan Struktur Modal................ 27
2.2.6 Hubungan Total Asset Turnover dengan Struktur Modal .... 28
2.2.7 Hubungan Firm Size dengan Struktur Modal....................... 28
2.2.8 Hubungan Return on Equity dengan Struktur Modal ........... 29
2.2.9 Penelitian Terdahulu ............................................................ 31
2.3 Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 34
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ................................................... 34
3.2 Oprasional Variabel ........................................................................... 35
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38
3.5 Teknik Penarikan Sampel .................................................................. 39
3.5.1 Populasi Penelitian ............................................................... 40
3.5.2 Sampel Penelitian ................................................................. 40
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 42
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 42
3.6.2 Analisis Statistik Verifikatif................................................. 44
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik .................................................. 44
3.6.2.1.1 Uji Normalitas ......................................... 45
3.6.2.1.2 Uji Multikolinieritas ................................ 46
3.6.2.1.3 Uji Heterokedastisitas ............................... 46
3.6.2.1.4 Uji Autokorelasi ...................................... 47
3.6.2.2 Uji Analisis Path ...................................................... 48
3.6.2.3 Uji Koefisien Korelasi Product Moment.................. 52
3.6.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 53
3.6.3 Pengujian Hipotesis.............................................................. 54
3.6.3.1 Uji Statistik Parsial (Uji t) ........................................ 55
3.6.3.2 Uji Statistik Simultan (Uji F) ................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 58
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 58
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 58
4.1.1.1 PT PP (Persero) Tbk................................................. 58
4.1.1.2 PT Surya Semesta Internusa Tbk ............................. 58
4.1.1.3 PT Adhi Karya (Persero) Tbk .................................. 59
4.1.1.4 PT Waskita Karya (Persero) Tbk ............................. 60

ix
4.1.1.5 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk ............. 60
4.1.1.6 PT Total Bangun Persada Tbk. ................................ 62
4.1.1.7 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk............................... 63
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................ 64
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Struktur Modal .......................... 64
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Return On Equity ...................... 67
4.1.2.3 Analisis Deskriptif Current Ratio ............................ 69
4.1.2.4 Analisis Deskriptif Total Asset Turnover................. 72
4.1.2.5 Analisis Deskriptif Firm Size ................................... 74
4.1.3 Analisis Verifikatif Variabel yang Diteliti ........................... 77
4.1.3.1 Uji Normalitas .......................................................... 77
4.1.3.1.1 Uji Normalitas ......................................... 77
4.1.3.1.2 Uji Multikolinieritas ................................ 79
4.1.3.1.3 Uji Heterokedastisitas .............................. 80
4.1.3.1.4 Uji Autokorelasi ...................................... 81
4.1.3.2 Analisi Jalur (Path Analysis) .................................... 82
4.1.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda Model 1 .............. 82
4.1.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda Model 2 .............. 84
4.1.3.5 Hasil Uji Koefisien Product Moment (Korelasi
Pearson)…. ............................................................... 86
4.1.3.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................... 87
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 89
4.1.4.1 Hasil Uji Parsial (t test) ............................................ 89
4.1.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F) ........................................ 95
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 99
4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Deskriptif ................ 99
4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Verifikatif ............. 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 109
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 109
5.2 Saran ................................................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 115
LAMPIRAN ............................................................................................................. 118

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Fenomena Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) dan Firm
Size terhadap Return On Equity (ROE) Sebagai Variabel Intervening
pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi Tahun 2018-2019............. 5

Tabel 1. 2 Fenomena Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) dan Firm
Size terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor
Konstruksi Tahun 2018-2019. ................................................................ 6

Tabel 1. 3 Fenomena Return on Equity (ROE) sebagai Variabel Intervening


terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi
Tahun 2018-2019.................................................................................... 8
Tabel 1. 4 Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian ................................................ 12
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 37
Tabel 3. 2 Populasi Penelitian ............................................................................... 40
Tabel 3. 3 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................... 41
Tabel 3. 4 Objek Penelitian ................................................................................... 41
Tabel 3. 5 Kriteria Durbin-Watson ....................................................................... 47
Tabel 3. 6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ............ 53
Tabel 4. 1 Data Struktur Modal Periode 2012-2019 ............................................. 64
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Struktur Modal Periode 2012-2019 ...................... 66
Tabel 4. 3 Data Return On Equity Periode 2012-2019 ......................................... 67
Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Return on Equity Periode 2012-2019 ................... 69
Tabel 4. 5 Data Current Ratio Periode 2012-2019 ............................................... 69
Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif Current Ratio Periode 2012-2019 ........................ 71
Tabel 4. 7 Data Total Asset Turnover Periode 2012-2019 .................................... 72
Tabel 4. 8 Statistik Deskriptif Total Assets Turnover Periode 2012-2019 ........... 74
Tabel 4. 9 Data Firm Size Periode 2012-2019 ...................................................... 74
Tabel 4. 10 Statistik Deskriptif Firm Size Periode 2012-2019 ............................. 76
Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test ................................. 78
Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 79
Tabel 4. 13 Pengujian Hipotesis............................................................................ 81

xi
Tabel 4. 14 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 81
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Regresi Linier Model 1 ............................................... 83
Tabel 4. 16 Hasil Analisis Regresi Linier Model 2 ............................................... 85
Tabel 4. 17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi ................................................ 86
Tabel 4. 18 Hasil Perhitungan 1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................ 87
Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan 2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................ 88
Tabel 4. 20 Hasil Perhitungan 3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................ 88
Tabel 4. 21 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 89
Tabel 4. 22 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 92
Tabel 4. 23 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 1 ................................... 96
Tabel 4. 24 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 2 ................................... 97
Tabel 4. 25 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 3 ................................... 98

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Pemikiran .............................................................. 30


Gambar 2. 2 Bagan Model Penelitian ................................................................... 30
Gambar 3. 1 Diagram Jalur ....................................................................................49
Gambar 3. 2 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Y .............................................. 49
Gambar 3. 3 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Y .............................................. 50
Gambar 3. 4 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Y .............................................. 50
Gambar 3. 5 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Z .............................................. 50
Gambar 3. 6 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Z .............................................. 50
Gambar 3. 7 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Z .............................................. 51
Gambar 3. 8 Sub Struktur Pertama: Z terhadap Y ................................................ 51
Gambar 3. 9 Sub Struktur Ketiga: X1 terhadap Y melalui Z ................................ 51
Gambar 3. 10 Sub Struktur Ketiga: X2 terhadap Y melalui Z .............................. 51
Gambar 3. 11 Sub Struktur Ketiga: X3 terhadap Y melalui Z .............................. 52
Gambar 4. 1 Grafik Struktur Modal Periode 2012-2019 .......................................66
Gambar 4. 2 Grafik Return on Equity Periode 2012-2019.................................... 68
Gambar 4. 3 Grafik Current Ratio Periode 2012-2019......................................... 71
Gambar 4. 4 Grafik Total Assets Turnover Periode 2012-2019............................ 73
Gambar 4. 5 Grafik Firm Size Periode 2012-2019 ............................................... 76
Gambar 4. 6 Grafik Normal P-P Regression Standardized Residual Awal .......... 78
Gambar 4. 7 Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan Scatterplot ....... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 8 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Return on Equity ..................... 90
Gambar 4. 9 Kurva Uji t Total Assets Trunover terhadap Return on Equity ........ 91
Gambar 4. 10 Kurva Uji t Firm Size terhadap Return on Equity .......................... 92
Gambar4. 11 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Struktur Modal ....................... 93
Gambar 4. 12 Kurva Uji t Total Assets Trunover terhadap Struktur Modal ......... 94
Gambar 4. 13 Kurva Uji t Firm Size terhadap Struktur Modal ............................. 94
Gambar 4. 14 Kurva Uji t Return on Equity terhadap Struktur Modal ................. 95

xiii
Gambar 4. 15 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return on Equity ........................................................... 97
Gambar 4. 16 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal .............................................................. 98
Gambar4. 17 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal melalui Return on Equity ...................... 99

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan Total Asset


Turnover terhadap Struktur Modal dengan Return On Equity
sebagai variabel intervening pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2021 ..................................................................................... 118
Lampiran 2 Tabulasi data Variabel ..................................................................... 121
Lampiran 3 Data Laporan Keuangan .................................................................. 122

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Persaingan dibidang konstruksi semakin tinggi dengan maraknya
kontraktor asing yang mengambil alih pelaksanaan konstruksi nasional namun
tidak diimbangi dengan peningkatan kontraktor Indonesia diluar negeri. Indonesia
negara berkembang, kebutuhan akan jasa konstruksi akan terus mengalami
peningkatan seiring dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
maupun pihak swasta. Percepatan realisasi pembangunan infrastruktur juga akan
mempengaruhi peningkatan kinerja sektor konstruksi. Usaha jasa konstruksi di
Jakarta sangat memiliki potensi pangsa pasar yang besar, dimana kegiatan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta (sumber:
www.cnbcindonesia.com).
Perkembangan jasa konstruksi yang pesat membawa implikasi pada
peningkatan persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Maka perusahaan harus menyiapkan struktur modal sebaik mungkin, karena baik
buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek langsung terhadap
posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak
baik dan mempunyai hutang yang banyak, maka akan sangat besar bisa
memberikan beban yang sangat berat kepada perusahaan tersebut. Dibuktikanya
dengan Pemerintah resmi memberikan suntikan modal kepada PT. Wijaya Karya
(Persero) sebesar Rp 7,5 triliun. Penyertaan modal negara (PMN) tersebut
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2020. Meski ditetapkan
pada penghujung tahun, penambahan modal tersebut tetap berasal dari Anggaran
Pendapat dan Belanja Negara (APBN) 2020. Negara Republik Indonesia
melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam modal saham PT Wijaya
Karya. Pemerintah memang menganggarkan PMN dengan total Rp 45,05 triliun
kepada 11 BUMN. PMN kepada PT Wijaya Karya sendiri digelontorkan untuk
menunjang penugasan perusahaan konstruksi membangun Jalan Tol Trans
Sumatera (sumber: www.cnnindonesia.com).

1
2

Struktur modal akan mempengaruhi nilai perusahaan yang dicerminkan


melalui harga saham perusahaan apabila perusahaan tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Manajemen harus mengoptimalkan keseimbangan antara risiko
ataupun mengenai pengembalian harga saham. Untuk itu penetapan struktur
modal suatu perusahaan dianalisa dari berbagai variabel yang akan
mempengaruhinya. Masalah struktur modal justru sangatlah penting dan harus
segera ditangani letak masalahnya, karena mempunyai efek langsung terhadap
posisi finansialnya (sumber: www.sahamok.com).
Menurut Fahmi (2017:179) struktur modal adalah:
“Gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal
yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term
liabilities) dan modal sendiri (shareholders’ equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan”.
Perkembangan ekonomi sekarang ini menunjukan sebuah perkembangan
yang semakin pesat sekaligus menyebabkan tingginya tingkat persaingan usaha.
Kondisi demikian menuntut pihak perusahaan untuk dapat meningkatkan
pengelolaan usahanya agar tetap bisa meningkatkan laba. Perusahaan yang kuat
akan bertahan hidup namun sebaliknya jika perusahaan yang tidak mampu
bersaing dalam perekonomian saat ini kemungkinan akan mengalami
kebangkrutan (sumber : www.cnbcindonesia.com).
Perusahaan akan terus berusaha meningkatkan kemampuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya yang dapat memperbaiki
kesejahteraan pemilik, pekerja, masyarakat, kepuasan dan pengembangan
karyawan dalam peningkatan dan pembangunan usaha dengan memaksimumkan
laba usaha. Salah satu cara untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang dapat dianalisis dengan rasio profitabilitas. Rasio
Profitabilitas dapat diproksikan dengan Rasio Return on Equity yang menunjukan
setiap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya
dengan ekuitas. Semakin tinggi Return on Equity perusahaan maka semakin tinggi
laba yang diperoleh dari efisiensi perusahaan dalam mengelola ekuitas perusahaan
(sumber: www.cnnindonesia.com).

Menurut Fahmi (2017: 82) Return on Equity adalah “Rasio yang mengkaji
3

sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas”.
Perusahaan yang memiliki Return on Equity yang konsisten mampu
membangun sebuah kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan dapat
mengelola ekuitas yang dimiliki dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan
untuk membayarkan kembali dana (hutang) yang diinvestasikan oleh investor
(Ayu dan Mertha, 2017) .
Hutang menimbulkan kewajiban dalam melakukan pembayaran atau pada
pelunasan dengan tanggal yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui dan
menduga seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya maka digunakan Current Ratio untuk mengukur keadaan likuiditas
suatu perusahaan dan sebuah petunjuk bagi kreditur apakah perusahaan yang
mendapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi
kewajiban dalam melakukan pembayaran tepat waktu (sumber:
www.sahamok.com).
Menurut Fahmi (2017:121) Current Ratio adalah “Ukuran yang umum
digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo”.
Perusahaan dengan Current Ratio besar cenderung lebih baik untuk
melunasi kewajiban atau hutang jangka pendeknya, hal tersebut disebabkan
karena modal yang dimiliki perusahaan semakin baik sehingga nilai struktur
modal turun. Struktur modal turun diakibatkan karena total hutang semakin
berkurang (Umam dan Mahfud, 2016). Semakin besar perusahaan melunasi
hutang sehingga perusahaan akan lebih besar lagi memiliki laba yang mana
Return on Equity bernilai besar (David dan Francis, 2020).

Dalam memikat investor, manajemen harus memaksimalkan sumber daya


yang dimiliki untuk menunjang aktivitas perusahaan maksimal. Untuk mengukur
kegiatan perusahaan dapat dianalisa menggunakan rasio aktivitas dengan proksi
Total Assets Turnover (TATO). TATO dapat menunjukkan efisiensi penggunaan
aktiva untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar tingkat TATO menunjukan
semakin besar perusahaan memperoleh penjualan yang akan memaksimalkan laba
4

yang mana akan meningkatkan nilai Return on Equity akan lebih baik dan
sebaliknya (Risfa dan Imam, 2017). Apabila nilai TATO semakin rendah maka
manajemen harus mengevaluasi pengeluaran modal, strategi dan pemasarannya
(Abraham, Ivonne dan Hizkia, 2016).
Menurut Kasmir (2018:185) Total Assets Turnover adalah “Rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”.
Parameter investor dalam pemilihan perusahaan salah satunya melalui
indikator Firm size dengan menilai besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran
perusahaan (firm size) dilihat dari beberapa segi karena besar kecilnya ukuran
suatu perusahaan dapat dilihat pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi
pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya (sumber: www.sahamok.com).
Menurut Hartono (2015:254) Ukuran Perusahaan (firm size) adalah “Besar
kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva besar harta perusahaan
dengan menggunakan penghitungan nilai logaritma total aktiva”.
Ukuran perusahaan (Firm Size) menunjukan besar kecilnya perusahaan.
Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas
memiliki kekuatan tersendiri dalam menghadapi masalah bisnis dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba lebih tinggi diikuti Return on Equity yang
besar pula karena perusahaan didukung oleh ekuitas dan aktiva yang besar
(Alizna, 2016).
Perusahaan dengan total aktiva yang banyak dapat digunakan sebagai
jaminan hutang lebih banyak. Oleh karena itu, hal ini berkaitan dengan
kemudahan perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dari hutang. Debitur akan
lebih yakin terhadap perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar karena
tedapat jaminan atau agunan yang mempuni dari kreditur untuk debitur. Sehingga
Firm Size atau ukuran perusahaan besar dapat memengaruhi struktur modal
perusahaan yang semakin besar dan sebaliknya (Umam dan Mahfud, 2016).
Berdasarkan pemaparan diatas, rasio-rasio yang dianalisis dan diduga
mempunyai pengaruh terhadap Struktur Modal dan Return on Equity
sebagaiVariabel Intervening pada perusahaan antara lain Current Ratio, Total
5

Asset Turnover dan Firm Size. Dalam penelitian ini akan melakukan sebuah
pengujian menggunakan rasio keuangan pada Perusahaan Jasa Subsektor
Konstruksi dari tahun 2012 hingga 2019 yang akan disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 1. 1 Fenomena Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) dan
Firm Size terhadap Return On Equity (ROE) Sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi Tahun
2018-2019.
Kode CR TATO Firm Size ROE
No Tahun
Emiten (X1) Kali (X2) Kali (X3) (Z) %

2018 1.37 0.86 21.90 19.43


1 TOTL
2019 1.42 0.84 21.81 16.30
2018 1.70 0.50 29.63 2.05
2 SSIA
2019 2.37 0.45 29.72 3.04
2018 1.42 0.48 31.59 12.01
3 PTPP
2019 1.37 0.42 31.71 6.97
Sumber: website www.idnfinancials.com (data diolah, 2022)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa PT. Total Bangun Persada
Tbk (TOTL) pada tahun 2018-2019 menunjukan tingkat Current Ratio naik
sebesar 0,5 kali dari 1,37 kali menjadi 1,42 kali sementara Return on Equity turun
sebesar 3,13% dari 19,43% menjadi 16,30%. Hal ini menunjukan fenomena,
sehingga tidak sesuai dengan teori Kasmir (2018: 134) Current Ratio adalah
“Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan”. Dimana bahwa asset menutupi kewajiban lancar, semakin besar
asset yang dimiliki semakin tinggi perusahaan akan melunasi hutang sehingga
memperoleh laba (Novita, 2015). Hal ini konsisten dengan temuan Dwi (2016)
menyatakan current ratio berpengaruh positif terhadap return on equity.
PT. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) pada tahun 2018-2019
menunjukan tingkat Total Asset Turnover turun sebesar 0,05 kali dari 0,50 kali
menjadi 0,45 kali sementara Return on Equity naik sebesar 0,99% dari 2,05%
menjadi 3,04%. Hal ini menunjukan fenomena, sehingga tidak sesuai dengan teori
Sudana (2015:25) Total Assets Turnover (TATO) adalah “Untuk mengukur
efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan”. Semakin
6

besar nilai TATO berarti semakin efisien perusahaan menggunakan seluruh aktiva
dalam menunjang kegiatan penjualan. Semakin besar penjualan maka akan
semakin besar memperoleh laba sehingga nilai ROE semakin besar. Sejalan
dengan penelitian yang dikemukakan oleh penelitian Risfa dan Imam (2017) yang
menyatakan bahwa total asset turnover berpengaruh positif terhadap return on
equity.
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) pada tahun 2018-2019 yaitu menunjukan
tingkat Firm Size naik sebesar 0,12 dari 31,59 menjadi 31,71 sementara Return on
Equity turun sebesar 5,04% dari 12,01% menjadi 6,97%. Hal ini menunjukan
fenomena, sehingga tidak sesuai dengan teori Suwardi (2015:15) Firm Size adalah
“Badan usaha menjalankan kegiatan didalam bidang perekonomian (keuangan,
industri dan perdagangan) yang dilakukan secara terus-menerus dan teratur,
dengan terang-terangan dan dengan tujuan memperoleh keuntungan (laba)”.
Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar memiliki kekuatan tersendiri
dalam menghadapi masalah bisnis dan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba lebih tinggi, karena perusahaan didukung oleh aset yang besar
(Alizna, 2016). Hal ini konsisten dengan temuan Nurul, Wayan dan Nyoman
(2016) menyatakan firm size berpengaruh positif terhadap return on equity.
Tabel 1. 2 Fenomena Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) dan
Firm Size terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi Tahun 2018-2019.
Struktur
Kode CR TATO Firm Size
No Tahun Modal
Emiten (X1) Kali (X2) Kali (X3)
(Y) Kali
2018 1.26 1.07 22.29 0.86
1 JKON 2019 1.36 1.11 22.32 0.83
2018 1.54 0.44 24.80 2.44
2 WIKA 2019 1.39 0.53 24.85 1.58
2018 1.34 0.52 31.04 3.79
3 ADHI 2019 1.24 0.42 31.03 4.34
Sumber: https://www.idn.financial/ (data diolah 2020)
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa PT Jaya Kontruksi
Manggala Pratama Tbk (JKON) pada tahun 2018-2019 menunjukan tingkat
Current Ratio naik sebesar 0,10 kali dari 1,26 kali menjadi 1,36 kali sementara
Struktur Modal turun sebesar 0,03 kali dari 0,86 kali menjadi 0.83 kali. Hal ini
7

menunjukan fenomena, sehingga tidak sesuai dengan teori Kasmir (2018:134)


Current Ratio adalah “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhan”. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi
cenderung untuk melunasi kewajiban atau hutang jangka pendek karena modal
kerja yang dimiliki perusahaan juga tinggi sehingga berdampak pada nilai struktur
modal yang turun karena total hutang semakin berkurang (Umam dan Mahfud,
2016). Hal ini konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Umam dan Mahfud
(2016) bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada tahun 2018-2019
menunjukan tingkat Total Asset Turnover naik sebesar 0,09 kali dari 0,44 kali
menjadi 0,53 kali sementara Struktur Modal turun sebesar 0,86 kali dari 2,44 kali
menjadi 1,58 kali. Hal ini menunjukan fenomena, sehingga tidak sesuai dengan
teori Sudana (2015:25) Total Assets Turnover (TATO) adalah “Untuk mengukur
efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan”. Nilai rasio
TATO menunjukan manajemen yang baik, semakin tinggi nilai TATO maka akan
meningkatkan laba, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi pengeluaran modal, strategi dan pemasarannya (Abraham, Ivonne
dan Hizkia, 2016). Hal ini konsisten dengan temuan Abraham, Ivonne dan Hizkia
(2016) menyatakan total asset turnover berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) pada tahun 2018-2019 menunjukan
tingkat Firm Size turun sebesar 0,01 dari 31,04 menjadi sebesar 31,03 sementara
Struktur Modal naik sebesar 0,55 kali dari 3,79 kali menjadi 4,34 kali. Hal ini
menunjukan fenomena, sehingga tidak sesuai dengan teori Hartono (2015:254)
Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah “Besar kecilnya perusahaan dapat diukur
dengan total aktiva besar harta perusahaan dengan menggunakan penghitungan
nilai logaritma total aktiva”. Semakin besar sebuah ukuran perusahaan maka
semakin banyak aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan total aktiva
yang banyak dapat digunakan sebagai jaminan hutang lebih banyak. Debitur akan
lebih yakin terhadap perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar karena
8

tedapat jaminan atau agunan yang mumpuni dari kreditur untuk debitur. Dari
asumsi tersebut, perusahaan besar akan memiliki hutang dalam jumlah banyak
yang mana akan meningkatkan nilai struktur modal perusahaan (Umam dan
Mahfud, 2016). Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Umam dan Mahfud
(2016) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Tabel 1. 3 Fenomena Return on Equity (ROE) sebagai Variabel Intervening
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor
Konstruksi Tahun 2018-2019
Struktur Modal
No Kode Emiten Tahun ROE (Z)
(y)
2018 15.99 3.31
1 WSKT
2019 3.53 3.41
Sumber: https://www.idn.financial/ (data diolah 2020)
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dijelaskan bahwa PT Waskita Karya
(Persero) Tbk (WSKT) pada tahun 2018-2019 menunjukan tingkat Return on
Equity turun sebesar 12,46% dari 15,99% menjadi 3,53% sementara tingkat
Struktur Modal naik sebesar 0,10 kali dari 3,31 kali menjadi 3,41 kali. Hal ini
menunjukan fenomena, sehingga tidak sesuai dengan teori Halim (2015:81)
struktur modal adalah “Perbandingan antara total hutang (modal asing) dengan
total modal sendiri atau ekuitas”. Profitabilitas yang konsisten dapat membangun
kepercayaan kepada investor yang mana perusahaan dapat mengelola ekuitas yang
dimiliki dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan untuk membayarkan
investasinya kembali. Hal ini konsisten dengan temuan Ayu dan Mertha (2017)
menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan fenomena dan masalah-masalah yang telah dituturkan diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Current
Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap Struktur Modal dengan
Return on Equity sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2019”
9

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas peneliti mengidentifikasikan rumusan
masalah sebagai berikut
1. Bagaimana Struktur Modal pada Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019?
2. Bagaimana Return on Equity sebagai Variabel Intervening pada Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019?
3. Bagaimana Current Ratio pada Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019?
4. Bagaimana Total Asset Turnover pada Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019?
5. Bagaimana Firm Size pada Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019?
6. Bagaimana return on equity terhadap struktur modal pada perusahaan jasa
Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2019 secara parsial?
7. Bagaimana Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap
Return on Equity sebagai variabel intervening pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019 secara parsial?
8. Bagaimana Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap
Return on Equity sebagai variabel intervening pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019 secara simultan?
9. Bagaimana Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019 secara parsial?
10. Bagaimana Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019 secara simultan?
10

11. Bagaimana Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size melalui
Return on Equity sebagai variabel intervening terhadap Struktur Modal
pada perusahaan jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019 secara simultan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini berkaitan erat dengan masalah yang dituliskan
sebelumnya. Tujuan dari penelitian diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Struktur Modal pada Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.
2. Untuk mengetahui Return on Equity sebagai Variabel Intervening pada
Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019.
3. Untuk mengetahui Current Ratio pada Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.
4. Untuk mengetahui Total Asset Turnover pada Jasa Subsektor Konstruksi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.
5. Untuk mengetahui Firm Size pada Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.
6. Untuk mengetahui return on equity terhadap struktur modal pada
perusahaan jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012- 2019 secara parsial?
7. Untuk mengetahui Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return on Equity sebagai variabel intervening pada Perusahaan
Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019 secara parsial.
8. Untuk mengetahui Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return on Equity sebagai variabel intervening pada Perusahaan
Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019 secara simultan.
9. Untuk mengetahui Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
11

terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019 secara parsial.
10. Untuk mengetahui Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019 secara simultan.
11. Untuk mengetahui Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
melalui Return on Equity sebagai variabel intervening terhadap Struktur
Modal pada perusahaan jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019 secara simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengaplikasikan
berbagai teori yang telah dipelajari dan berguna bagi pengembangan ilmu
ekonomi yaitu akuntansi, dengan memberikan sumbangan bagi pengembangan
konsep-konsep yang sudah ada. Selain itu diharapkan pula dari hasil penelitian ini
dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang
memerlukan dan dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian
untuk karya tulis lainnya.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Sebagai sarana memperluas wawasan bagi kajian ilmu akuntansi dalam
menilai kualitas laporan keuangan dan memperluas kajian ilmu akuntansi yang
menyangkut Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size melalui Return on
Equity sebagai variabel intervening terhadap Struktur Modal.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dalam bangku perkuliahan terutama yang
berkaitan dengan judul yang peneliti buat.
12

2. Bagi Universitas Indonesia Membangun


Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi serta bahan
bacaan bagi mahasiswa khususnya di bidang akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta tambahan data
dan gambaran yang lebih jelas bagi mahasiswa lain yang akan melakukan
penelitian.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Jasa Konturuksi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2019 melalui website www.idnfinancials.com. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan penulis bulan November tahun 2020
sampai dengan selesai.
Tabel 1. 4 Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian
Tahun 2021/2022
No Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Pengambilan
2
Data
Penyusunan
3
UP
4 Seminar UP
Pengolahaan
5
Data
6 Analisis Data

7 Sidang Skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


Kajian pustaka merupakan sekumpulan teori-teori atau bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang relevan yang berhubungan dengan
masalah penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis sebuah objek
penelitian yang dikaji. Pada bagian ini dilakukan sebuah pengkajian mengenai
konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari
artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka
ini berfungsi untuk membangun sebuah konsep ataupun teori yang menjadi dasar
dalam studi penelitian.
Menurut Sugiyono (2019:58) Kajian Pustaka adalah “Suatu kegiatan
penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh-sungguh tentang
teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti”.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa ada sebuah pertimbangan yang perlu
disusun untuk sebuah kajian pustaka dalam suatu rancangan sebuah objek
penelitian yang didasari oleh kenyataan, bahwa setiap objek kultural merupakan
gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-
beda, baik oleh yang sama maupun orang yang berbeda.

2.1.1 Akuntansi Keuangan


2.1.1.1 Definisi Akuntansi Keuangan
Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi
adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi
yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan
kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut
digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi
kinerja di masa mendatang. Berdasarkan informasi tersebut berbagai pihak dapat
mengambil keputusan terkait dengan entitas. Menurut American Institute of
Certified Publik Accountants (AICPA) (2016) Akuntansi Keuangan adalah:

13
14

“Suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif, terutama yang


mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam
memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan”.

Menurut Martani (2012:8) Akuntansi Keuangan adalah:


“Akuntansi yang berorientasi pada pelaporan pihak eksternal. Beragamnya
pihak eksternal dengan tujuan spesifik bagi masing-masing pihak membuat
pihak penyusun laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-
asumsi dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk itu diperlukan standar
akuntansi yang dijadikan pedoman baik oleh penyusun maupun oleh
pembaca laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan dari akuntansi
keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement)”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi


keuangan menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah entitas. Informasi
keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi disebut laporan keuangan

2.1.2 Laporan Keuangan


2.1.2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan. Dalam PSAK No. 1 Tahun 2018 dinyatakan
bahwa:
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan
ekonomik”.
Menurut Kasmir (2018:7) laporan keuangan diartikan bahwa:
“Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang disajikan
perusahaan sangat penting dan banyak pihak yang memerlukan dan
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan
tersebut, seperti para investor, kreditur, dan pihak manajemen sendiri”.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil pengolahan data keuangan suatu perusahaan dalam.
15

2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan


Dalam PSAK No. 1 Tahun 2018 disebutkan bahwa tujuan laporan
keuangan yaitu:
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya”.
Menurut Kasmir (2018:11) pembuatan atau penyusunan laporan keuangan
bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini,
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini,
3. Memberikan informasi tentang jenis pendapatan dan
jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu,
4. Memberikan informasi tentang jenis biaya dan jumlah biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu,
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan,
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode,
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan,
8. Informasi keuangan lainnya”.

Dengan pemaparan di atas, dapat disimpulkan dibuatnya laporan keuangan


bertujuan untuk memberikan infomasi keuangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan diantaranya manajemen puncak sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan strategi dimasa yang akan datang, investor sebagai
pertimbanagan menanamkan modalnya atau tidak.

2.1.2.3 Jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang terdiri dari beberapa unsur laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2018:28), menyebutkan ada lima yang termasuk ke dalam unsur
atau komponen laporan keuangan yakni:
“1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Modal
16

4. Laporan Arus Kas


5. Catatan Atas Laporan Keuangan”.

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan


2.1.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan, suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga untuk mengevaluasi
hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan
sekarang.
Menurut Hery (2018:113) Analisis Laporan keuangan adalah:
“Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-
unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan
untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas
laporan keuangan itu sendiri”.
Menurut Harahap (2015:297) Analisis Laporan keuangan adalah “Angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisa laporan
keuangan adalah suatu proses untuk menelaah, mempelajari, membedah dan
menilai bahwa sebuah data laporan keuangan bisa dilihat untuk berbagai macam
hubungan dan kecenderungan yang dapat dimengerti dengan mudah dan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dan untuk memberikan suatu pertimbangan terhadap keberhasilan perusahaan
dimasa mendatang.

2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan


Dibuatnya sebuah laporan keuangan oleh suatu perusahaan tentunya
diharapkan untuk memiliki tujuan dan manfaat yang baik. Ada beberapa tujuan
laporan keuangan yang dikutip dari beberapa ahli yakni:
Menurut Fahmi (2017:23) tujuan analisa laporan keuangan adalah “Untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan
untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya”.
17

Menurut Sugiyono (2019:10) tujuan analisa laporan keuangan adalah:


1. Screening (sarana informasi), merupakan analisa yang dilakukan
hanya berdasarkan laporan keuangannya. Dengan demikian seorang
analis tidak perlu turun langsung kelapangan untuk mengetahui situasi
serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
2. Understanding (pemahaman), merupakan analisa yang dilakukan
dengan cara memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang
usahanya serta hasil dari usahanya.
3. Forecasting (peramalan), merupakan analisa yang digunakan untuk
meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
4. Diagnosis (diagnosa), merupakan analisa yang memungkinkan untuk
melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik di dalam manajemen
maupun masalah yang lain dalam perusahaan.
5. Evaluation (evaluasi), merupakan analisa yang digunakan untuk
menilai serta mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen
dalam meningkatkan tujuan perusahan serta efisiensi”.
Menurut Kasmir (2018:68) manfaat dari analisa laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat
ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai

2.1.3.3 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2018:68) dalam praktiknya terdapat dua macam metode
Analisa laporan keuangan yang biasa dipakai yaitu:
“1. Analis Vertikal
Merupakan Analisa yang dilakukan terhadap hanya satu periode
laporan keuangan saja. Analisa dilakukan antara pos-pos yang ada
dalam suatu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu
periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari period eke periode
2. Analisa horizontal
Merupakan Analisa yang dilakukan dengan membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil Analisa ini akan terlihat
perkembangan perusahaan dari periode yang sat uke periode yang lain”
18

Menurut Hery (2018:115-116), teknik analisa laporan keuangan yang


dapat dilakukan terdiri dari:
“1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisa
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
untuk menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun
dalam persentase (relatif).
2. Analisa Trend, merupakan teknik analisa yang digunakan untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan,
apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisa Persentase per Komponen (Common Size), merupakan teknik
analisa yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing
komponen aset terhadap total aset, persentase masing-masing
komponen utang dan modal terhadap total aset, persentase masing-
masing komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.
4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik
analisa untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal
kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas merupakan teknik analisa untuk
mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu
tertentu.
6. Analisa Rasio Keuangan, merupakan teknik analisa yang digunakan
untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca
maupun laporan laba-rugi.
7. Analisa Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisa yang
digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periode ke
periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba
kotor.
8. Analisa Titik Impas, merupakan teknik analisa yang digunakan untuk
mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
9. Analisa Kredit, merupakan teknik analisa yang digunakan untuk
menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada
kreditor, seperti bank”.

Metode dan Teknik Analisa manapun yang akan digunakan tentu saja
semuanya merupakan permulaan dari sebuah proses untuk menganalisa sebuah
laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengembilan keputusan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan mengenai informasi-informasi dari laporan
keuangan seperti investor, manajemen perusahaan, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
19

2.1.4 Rasio Keuangan


2.1.4.1 Definisi Rasio Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan analisis yang sering kali digunakan.
Analisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan bersumber dari laporan
keuangan dasar seperti neraca dan laporan laba rugi komprehensif.
Menurut Kasmir (2018:104) rasio keuangan adalah:
“Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode”.
Menurut Fahmi (2017:108) rasio keuangan adalah:
“Instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai
hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan
perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan
membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan
yang bersangkutan”.
Adapaun menurut Hery (2018:138) rasio keuangan adalah “Angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
yaitu kegiatan membandingkan angka yang tertera dilaporan keuangan untuk
menggambarkan kondisi perusahaan dalam jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang.

2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan


Rasio digunakan manajemen untuk mengukur/menilai kinerja keuangan
perusahaan. Kemudian dari setiap hasil rasio yang diukur dan diinterprestasikan
sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan
Menurut Kasmir (2018:105) dalam praktiknya, analisis rasio keuangan
suatu perusahaaan dapat digolongkan menjadi:
“1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari neraca.
20

2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang


hanya bersumber dari laporan laba rugi
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari sumber
dua bersumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di
laporan laba rugi”.

Rasio digunakan manajemen untuk mengukur kinerja keuangan


perusahaan. Kemudian setiap hasil dari rasio yang diukur diinterprestasikan
sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Menurut Kasmir
(2018:107), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
“1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)”.

Menurut Hery (2018:142) Dalam praktik setidaknya ada 5 (lima) jenis


rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.
2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Rasio Aktivitas, Rasio Aktivitas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari serta mengukur tingkat
efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas, Rasio Rentabilitas atau Rasio Profitabilitas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik
perusahaan (nilai saham) Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar

2.1.5 Struktur Modal


2.1.5.1 Definisi Struktur Modal
Struktur modal mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam
perusahaan. Modal merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh
21

perusahaan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan


modal tersebut dapat dipenuhi melalui pendanaan internal maupun eksternal.
Struktur modal hanya sebagian dari struktur keuangan. Pada neraca terdapat
aktiva dan pasiva. Aktiva menggambarkan sebuah struktur kekayaan sendangkan
pasiva menggambarkan struktur keuangan.
Menurut Fahmi (2017:179) struktur modal adalah:
“Gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal
yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term
liabilities) dan modal sendiri (shareholders’ equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan”.
Struktur modal adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas (Kasmir, 2018:157).
Menurut Halim (2015:81) struktur modal adalah “Perbandingan antara
total hutang (modal asing) dengan total modal sendiri atau ekuitas”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai Struktur Modal bahwa
adanya sebuah gambaran antara modal yang dimiliki dengan modal sendiri yang
berarti pengaturan modal dari sumber yang berbeda sehingga dana jangka panjang
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

2.1.5.2 Indikator Struktur Modal


Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator Debt to Equity Ratio
(DER) yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar penggunaan hutang dalam
mendanai modal perusahaan. Rasio DER ini menggambarkan sumber pendanaan
perusahaan dengan pertimbangan bahwa semakin besar total hutang maka akan
mempertinggi risiko perusahaan untuk menghadapi kebangkrutan, sehingga dapat
mempengaruhi respon negatif investor.
Rumus yang digunakan dalam struktur modal (capital structure) menurut
Kasmir (2018:157) yaitu:

Stuktur Modal = Total Hutang


Equity

DER secara umum adalah merupakan rasio yang membandingkan jumlah


22

antara hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para
investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan
ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi
angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki risiko yang semakin tinggi
terhadap likuiditas perusahaannya.

2.1.6 Return on Equity


2.1.6.1 Definisi Return on Equity
Rasio Profitabilitas tidak hanya berguna untuk perusahaan saja, melainkan
juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktik nya, ada banyak manfaat yang
diperoleh dari rasio profitabilitas, baik bagi pemilik perusahaan, manajemen
perusahaan, maupun para pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan
perusahaan
Menurut Fahmi (2017: 82) Return on Equity adalah “Rasio yang mengkaji
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas”.
Menurut Kasmir (2018:136), Return on Equity adalah:

“Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal


sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, begitu pula sebaliknya”.

Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa Return on


Equity adalah untuk mengukur kekuatan perusahaan dalam mendapatkan
keuntungan atau laba setelah pajak pada tingkat pendapatan, aset dan juga modal
saham
2.1.6.2 Indikator Return on Equity
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Return on Equity
(ROE) yaitu menurut Kasmir (2018:138) sebagai berikut

ROE = Laba bersih setelah Pajak x 100%


Ekuitas/Modal
23

ROE sangat penting untuk diketahui oleh investor, karena dengan


mengetahui hasil akhir dari ROE ini dapat menjadikan tolak ukur apakah anda
layak mempertahankan perusahaan tersebut atau tidak. Artinya dari hasil
perhitungan rumus ROE dapat dilihat bagaimana perkembangan dan kemampuan
suatu perusahaan dalam mempertahankan pendapatan yang positif

2.1.7 Current Ratio


2.1.7.1 Definisi Current Ratio
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan
berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya. Adapun menurut para ahli mengenai penjelasan current ratio
sebagai berikut:
Menurut Fahmi (2017:121) Current Ratio adalah, “Ukuran yang umum
digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo”.
Menurut Kasmir (2018: 134), “Current Ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio
lancar (current ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi semua kewajiban jangka pendek yang akan segera
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio ini menunjukkan
besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva lancar. Tinggi rendahnya
current ratio akan mempengaruhi minat para investor untuk menanamkan
modalnya. Dengan demikian semakin tingginya current ratio suatu perusahaan
merupakan pertumbuhan laba perusahaan juga akan meningkat. Dan semakin
tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Tinggi rendahnya Current Ratio
akan mempengaruhi harga saham perusahaan di bursa efek.
24

2.1.7.2 Indikator Current Ratio


Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Menurut Fahmi (2017:121) Current Ratio dapat diukur
dengan rumus sebagai berikut:

Current Ratio = Aset Lancar


Hutang Lancar

2.1.8 Total Asset Turnover


2.1.8.1 Definisi Total Asset Turnover
Menurut Kasmir (2018:185) Total Asset Turnover adalah “Rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.”
Total Asset Turnover adalah untuk mengukur efektivitas penggunaan
seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Sudana, 2015:25).
Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa total asset turnover
mengukur sejauh mana efektifitas dari perputaran aset yang dimiliki perusahaan
untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin efektif
perusahaan menggunakan aktivanya agar menghasilan penjualan yang diharapkan
dapat memberikan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan.

2.1.8.2 Indikator Total Asset Turnover


Adapun rumus untuk mengukur Total Asset Turnover (TATO). Menurut
Kasmir (2017:185) yaitu sebagai berikut

Total Asset Turnovrt = Aset Lancar


Hutang Lancar

TATO dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh


perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan.
25

Bila nilai TATO meningkat berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perushaan,
peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba
sehingga mempengaruhi profit perusahaan. TATO yang tinggi biasanya
menunjukan manajemen yang baik. Sebaliknya nilia TATO yang rendah
mengharuskan manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran
modalnya.

2.1.9 Firm Size


2.1.9.1 Definisi Firm Size
Menurut Hartono (2015:254) Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah
“Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva besar harta
perusahaan dengan menggunakan penghitungan nilai logaritma total aktiva”.
Menurut Suwardi (2015:15) Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah:
“Badan usaha yang menjalankan kegiatan didalam bidang perekonomian
(keuangan, industri dan perdagangan) yang dilakukan secara terus-
menerus dan teratur, dengan terang-terangan dan dengan tujuan
memperoleh keuntungan (laba)”.
Dari uraian di atas, bahwa peneliti dapat menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan adalah suatu skala yang dapat dikelompokan bedasarkan besar
kecilnya perusahaan, yang dapat dilihat dari total aset, total penjualan dan lainnya.
Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan besar merupakan memiliki sumber
daya yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki skala lebih kecil.

2.1.9.2 Indikator Total Asset Turnover


Ukuran Perusahan Menurut Hartono (2015:282) ukuran perusahaan (firm
size) diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total asset yang dirumuskan
sebagai berikut:

Total Asset Turnovrt = Aset Lancar


Hutang Lancar
26

Ukuran perusahaan ditentukan melalui ukuran aktiva. Karena nilai total


aktiva biasanya sangat besar dibandingkan variabel keuangan lainnya, maka
dalam penelitian ini ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari
total aktiva perusahaan akhir tahun.

2.2 Kerangka Pemikiran


2.2.1 Definisi Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2019:52) Kerangka pemikiran atau kerangka
konseptual adalah “Suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu
teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)
tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifkasi atau
dirumuskan”.
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi, dan telaah kepustakaan
(Dalman, 2016:184).
Berdasarkan pengertiaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka
pemikiran adalah memaparkan secara garis besar mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.

2.2.2 Hubungan Current Ratio dengan Return on Equity


Menurut Fahmi (2017:121) Current Ratio adalah “Ukuran yang umum
digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo”.
Rasio ini menilai seberapa banyak perusahaan membayar hutang jangka
pendek dengan memakai aktiva lancar, semakin besar aktiva yang dimiliki
semakin tinggi perusahaan akan melunasi hutang sehingga perusahaan semakin
besar memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya (David dan Francis, 2020).
Hal tersebut didukung dengan temuan Dwi (2016) menyatakan current
ratio berpengaruh positif terhadap return on equity.
27

2.2.3 Total Asset Turnover dengan Return on Equity


Menurut Kasmir (2018:185) Total Asset Turnover adalah “Rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.”
Total Asset Turnover (TATO) mengukur kemampuan perputaran seluruh
aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar nilai TATO berarti semakin
efisien perusahaan menggunakan seluruh aktiva dalam menunjang kegiatan
penjualan. Semakin efisien maka semakin baik pula kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan yang baik akan dicerminkan kedalam nilai Return on Equity yang baik
pula.
Hal tersebut didukung dengan temuan Risfa dan Imam (2017) yang
menyatakan bahwa total asset turnover berpengaruh positif terhadap return on
equity dan temuan Susilawati, Oon dan Dessy (2017) yang menyatakan bahwa
total asset turnover berpengaruh negatif terhadap return on equity

2.2.4 Hubungan Firm Size dengan Return on Equity


Menurut Hartono (2015:254) Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah
“Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva besar harta
perusahaan dengan menggunakan penghitungan nilai logaritma total aktiva”.
Ukuran perusahaan (Firm Size) menunjukan besar kecilnya perusahaan.
Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas
memiliki kekuatan tersendiri dalam menghadapi masalah bisnis dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba lebih tinggi, karena perusahaan didukung
oleh ekuitas yang besar (Alizna, 2016).
Hal tersebut didukung dengan temuan Nurul, Wayan dan Nyoman (2016)
menyatakan firm size berpengaruh positif terhadap return on equity

2.2.5 Hubungan Current Ratio dengan Struktur Modal


Menurut Kasmir (2018: 134) Current Ratio adalah “Rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.
28

Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi cenderung untuk melunasi


kewajiban atau hutang jangka pendek karena modal kerja yang dimiliki
perusahaan juga tinggi sehingga berdampak pada nilai struktur modal yang turun
karena total hutang semakin berkurang akibat hutang berkurang (Umam dan
Mahfud, 2016).
Hal tersebut didukung dengan temuan Umam dan Mahfud (2016) bahwa
current ratio berpengaruh negatif terhadap struktur modal

2.2.6 Hubungan Total Asset Turnover dengan Struktur Modal


Total Asset Turnover (TATO) adalah untuk mengukur efektivitas
penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Sudana, 2015:25).
Rasio ini menghitung efektifitas penggunaan total aktiva, nilai rasio
tunggu menunjukan manajemen yang baik, semakin tinggi nilai TATO maka akan
meningkatkan laba, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengavaluasi pengeluaran modal, strategi dan pemasarannya (Abraham, Ivonne
dan Hizkia, 2016).
Hal tersebut didukung dengan temuan Abraham, Ivonne dan Hizkia (2016)
menyatakan total asset turnover berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2.2.7 Hubungan Firm Size dengan Struktur Modal


Menurut Suwardi (2015:15) Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah:
“Badan usaha yang menjalankan kegiatan didalam bidang perekonomian
(keuangan, industri dan perdagangan) yang dilakukan secara terus-
menerus dan teratur, dengan terang-terangan dan dengan tujuan
memperoleh keuntungan (laba)”.
Perusahaan dengan total aktiva yang banyak dapat digunakan sebagai
jaminan hutang lebih banyak. Oleh karena itu, hal ini berkaitan dengan
kemudahan perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dari hutang. Debitur akan
lebih yakin terhadap perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar karena
tedapat jaminan atau agunan yang mumpuni dari kreditur untuk debitur. Sehingga,
apabila perusahaan atau kreditur ini tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada
debitur (gagal bayar), masih terdapat jaminan atau agunan berupa aktiva yang
29

dapat diserahkan kepada debitur. Dari asumsi tersebut, disimpulkan bahwa


perusahaan besar akan memiliki hutang dalam jumlah banyak yang mana akan
memengaruhi struktut modal perusahaan (Umam dan Mahfud, 2016)
Hal tersebut didukung dengan temuan Umam dan Mahfud (2016) yang
menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.

2.2.8 Hubungan Return on Equity dengan Struktur Modal


Menurut Fahmi (2017:82) Return on Equity adalah “Rasio yang mengkaji
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas”.
Perusahaan mendapatkan profitabilitas yang konsisten untuk membangun
sebuah kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan tersebut dapat mengelola
ekuitas yang dimiliki dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan untuk
membayarkan hutang perusahaan. Hal ini didukung dengan temuan Ayu dan
Mertha (2017) menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, adapun gambaran
mengenai kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
30

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 2 Bagan Model Penelitian


31

2.2.9 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu berfungsi untuk memberikan gambaran dan
penjelasan singkat terhadap kerangka berfikir pada pembahasan ini, disamping itu
juga bertujuan mendapatkan bahan perbandingan dan acuan mengenai
pembahasan yang berkaitan tentang pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover
dan Firm Size terhadap Strutur Modal dengan Return on Equity sebagai Variabel
Intervening. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa dari beberapa jurnal
yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu


No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
1 Dwi Hari Pengaruh Likuiditas, efektivitas modal 1. Objek Penelitian
Prayitno, Likuiditas, kerja, leverage secara besama 2. Periode Penelitian
Universitas Islam Efektivitas berpengaruh 3. Variabel Penelitian
Lamongan, Modal Kerja, terhadap ROA dan ROE,
Volume 1 Leverage secara parsial likuiditas,
No. 1, Februari Terhadap efektivitas modal kerja
2016, ROA dan berpengaruh positif
ISSN: 2502-3764 ROE pada terhadapa ROE dan leverage
KPRI di berpengaruh negatif
Kabupaten terhadap ROE
Lamongan

2 Risfa Jenia Analisis CR, DER dan TATO secara 1. Objek Penelitian
Argananta dan simultan berpengaruh 2. Periode Penelitian
Imam Hidayat, Pengaruh CR, terhadap ROE, secara parsial 3. Variabel Penelitian
STIESIA DER dan CR dan DR tidak berpengaruh
Surabaya, TATO terhadap ROE,
Volume 6 No. Terhadap TATO berpengaruh positif
10, ROE pada PT terhadap ROE
Oktober 2017, Mustika Ratu
e- Tbk
ISSN: 2461-0593
3 Susilawati, Pengaruh Secara parsial perputaran 1. Objek Penelitian
Perputaran persediaan tidak berpengaruh 2. Periode Penelitian
Oon Febriyanto Persediaan terhadap
dan Perputaran
ROE,Total
perputaran
Aset Terhadap
3. Variabel
Profitabilitas
Penelitian
Pada PT
dan Dessy Indofarma total aset berpengaruh
Nurlaelasari, STIE Tbk. terhadap ROE
STIEMBI,
Volume 14 No. 1
Tahun 2017,
ISSN: 1693-4482
32

4 Nurul Ismi, Analisis Secara parsial DER dan Firm 1. Objek Penelitian
Wayan Cipta dan Pengaruh Size berpengaruh positif 2. Periode Penelitian
Ni Nyoman DER dan terhadap ROE 3. Variabel Penelitian
Yulianthini, Firm Size
Universitas Terhadap
Pendidikan ROE Pada
Ganesha, Volume CV
4 Dwikora
Tahun Usaha
2016, e-ISSN: Mandiri
2501-
2169
5 Abraham Kelli Pengaruh Secara simultan CR, TATO, 1. Objek Penelitian
Sion Watung, Likuiditas, ROA dan struktur aktiva 2. Periode Penelitian
Ivonne S. Saerang Aktivitas, berpengaruh terhadap 3. Variabel Penelitian
dan Hizkia Profitabilita struktur modal, secara parsial
H. D. s, CR,
dan Struktur
ROA dan struktur
Aktiva aktiva
Tasik, Terhadap berpengaruh terhadap struktur
Univesritas Struktur modal
Modal Industri Barang Konsumsi di BEI
Sam Ratulangi,
Volume 4
No. 2, Juni
2016,
ISSN: 2303-1174

2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2019:99) hipotesis adalah “Jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Menurut Nazir (2014:151) hipotesis adalah “Pernyataan yang akan
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat
fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.”
Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan
teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari
pengumpulan data atau pun kuisoner.
Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumya yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan
Firm Size Terhadap Strutur Modal Sengan Return on Equity Sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi tahun 2012-2019”, maka
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini diantaranya:
33

1. Terdapat Pengaruh Current Ratio Terhadap Return on Equity.


2. Terdapat Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Return on Equity.
3. Terdapat Pengaruh Firm Size Terhadap Return on Equity.
4. Terdapat Pengaruh Current Ratio Terhadap Struktur Modal.
5. Terdapat Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Struktur Modal.
6. Terdapat Pengaruh Firm Size Terhadap Struktur Modal.
7. Terdapat pengaruh Return On Equity terhadap Struktur Modal
8. Terdapat pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return On Equity secara simultan
9. Terdapat pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap struktur modal secara parsial
10. Terdapat Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap Struktur
Modal dengan Return on Equity sebagai Variabel Intervening secara simultan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan


Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian
suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Sugiyono (2019:2),
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang
digunakan dalam penelitian yang menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Kuantitaif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif.
Metode penelitian terbagi menjadi dua yaitu metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Pengertian metode penelitian Kuantitatif menurut Sugiyono
(2019:23) yaitu:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Pengertian metode penelitian Kualitatif menurut Sugiyono (2019:26)
adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,


digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannnya adalah eksperimen) di mana peneliti sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan pemahaman makna, dan mengkonstruksi fenomena
dari pada generalisasi.”

34
35

Menurut Sugiyono (2019:48) metode deskriptif adalah “Suatu penelitian


yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain”.
Menurut Sugiyono (2019:36) metode verifikatif adalah, “Metode
verifikatif adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel
tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pengertian dan jenis metode penelitian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam melakukan penelitian dibutuhkan data yang relevan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginan
tertentu. Tujuan dari pendekatan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan:

1. Metode deskriptif untuk menjawab identifikasi masalah 1,2,3,4 dan 5.


2. Metode verifikatif untuk menjawab identifikasi masalah 6,7,8,9, 10
dan 11.
Dalam penelitian ini metode verifikatif digunakan untuk mengetahui
hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antar variabel tersebut. Variabel yang dibahas adalah Current Ratio
(X1), Total Asset Turnover (X2), dan Firm Size (X3) melalui Return on Equity (Z)
sebagai variabel intervening terhadap Struktur Modal (Y).

3.2 Oprasionalisasi Variabel


Menurut Sugiyono (2018:55) Operasional variabel adalah, "Suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam sebuah penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan
dengan jelas sebelum mulai pengumpulan data. Variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
36

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik


kesimpulannya (Sugiyono, 2018:57).
Sedangkan menurut Sudaryono (2018:151): “Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variansi
antara satu dengan yang lainnya.”
Sesuai dengan judul penelitian yang penulis teliti, yaitu Pengaruh Current
Ratio, Ukuran Perusahaan dan Total Asset Turnover Terhadap Struktur Modal
dengan Return On Equity sebagai Variabel Intervening. Variabel tersebut
merupakan variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan varibel
penghubung (intervening). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
(dependent) variabel terikat. Maka terdapat 5 (lima) variabel yang terdiri atas 3
(tiga) variabel independen, 1 (satu) variabel dependen, dan 1 (satu) variabel
intervening dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas / Independent (X)
Definisi variabel independen menurut Sugiyono (2019:57) yaitu, “Variabel
Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan
timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas yang diteliti pada
penelitian ini adalah Current Ratio (X1), Ukuran Perusahaan (X2) dan Total
Asset Turnover (X3).
2. Variabel Terikat / Dependent (Y)
Definisi variabel dependen menurut Sugiyono (2019:57) yaitu, “Variabel
Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari
variabel bebas, karena adanya variabel bebas”. Variabel Terikat yang diteliti
pada penelitian ini adalah Struktur Modal (Y).
3. Variabel Penghubung / Intervening (Z)
Definisi variabel penghubung menurut Sugiyono (2019:39) yaitu, “Variabel
Inrervening yaitu, “Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur”. Variabel Penghubung yang
diteliti dalam penelitian adalah Return on Equity (Z).
37

Untuk memudahkan peneliti dalam pengukuran variabel-variabel yang


akan diteliti, maka objek penelitian ini diuraikan kedalam tabel berikut:
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Struktur modal adalah rasio yang
digunakan untuk menilai utang
Struktur
dengan ekuitas. Rasio ini dicari DER = Total Hutang
Modal dengan cara membandingkan antara Modal Rasio
seluruh utang, termasuk utang lancar
(Y)
dengan seluruh ekuitas.
Sumber : Kasmir (2018:157)
Hasil pengembalian ekuitas atau
return on equity atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak
Return on
dengan modal sendiri. Rasio ini ROE = Laba Bersih Setelah Pajak x 100
menunjukkan efisiensi penggunaan Rasio
Equity Total Ekuitas
modal sendiri. Semakin tinggi rasio
(Z)
ini semakin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat,
begitu pula sebaliknya.
Sumber : Kasmir (2018:136)
Current Ratio adalah ukuran yang
Current umum digunakan atas solvensi
jangka pendek, kemampuan suatu Current Ratio = Aktiva Lancar Rasio
Ratio
perusahaan memenuhi kebutuhan Hutang Lancar
(X1) utang ketika jatuh tempo.
Sumber : Fahmi (2017:121)
Perputaran total aset (total asset
turnover) merupakan rasio yang
Total Aset digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang TATO = Penjualan (Sales) Rasio
Turnover
dimiliki perusahaan dan mengukur Total Aktiva (Total Asset)
(X2) berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Sumber: Kasmir (2018:185)
Ukuran Perusahaan (Firm Size)
adalah besar kecilnya perusahaan
dapat diukur dengan total aktiva Firm Size = Ln (Total Asset)
Firm Size besar harta perusahaan dengan Rasio
menggunakan penghitungan nilai
(X3)
logaritma total aktiva.
Sumber : Hartono (2015:254)

3.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
yaitu berupa data dari laporan keuangan auditan perusahaan yang meliputi,
38

laporan perubahan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan


perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Menurut Sugiyono (2019:18) data kuantitatif adalah “Data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).”
Adapun menurut Sanusi (2014:104) sumber data adalah “Sumber data
cenderung pada pengertian dari mana (sumbernya) data itu berasal.” Berdasarkan
hal itu, data tergolong menjadi dua bagian, yaitu:
1. Data Primer merupakan data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan
oleh peneliti.
2. Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh
pihak lain.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2019:213) data sekunder adalah “Sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat orang lain atau dokumen”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diperoleh secara tidak
langsung sehingga data tersebut diolah dari pihak lain. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Audit Perusahaan Jasa
Subsektor Kontruksi selama 8 tahun dari tahun 2012-2019 yang diperoleh dari
situs Bursa Efek Indonesia dalam website www.idnfinancials.com.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2018:224): “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data”. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data sekunder dan studi kepustakaan dengan
memperoleh data melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal penelitian, artikel,
dan skripsi.
39

1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2016:231). Laporan keuangan dan
laporan tahunan yang dipublikasikan oleh Perusahaan Industri Bahan Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2021 yang diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia (www.idnfinancials.com) yang
merupakan situs resmi perusahaan terkait.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan memperlajari, mendalami dan
mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literature baik dari
buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang relevan dengan
topik, fokus atau variabel penelitian. (Widodo, 2017:75).

3.5 Teknik Penarikan Sampel


Untuk mentukan sampel yang digunakan dalam penelitin ini, terdapat 2
(dua) teknik sampling yang digunakan Sugiyono (2019:133) diantaranya:
“1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2019:134).
2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2019:136).

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan nonprobability sampling, dengan teknik sampel purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2019:138) Purposive sampling adalah “Teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
40

3.5.1 Populasi Penelitian


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:130).
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2019 yang
bersumber dari www.idnfinancials.com. Jumlah populasi sebanyak 19 perusahaan
dan tidak semua populasi ini akan menjadi objek penelitian, sehingga perlu
dilakukan pengambilan sampel lebih lanjut.
Tabel 3. 2 Populasi Penelitian
No Kode Emiten Nama Emiten
1 PTPP PT PP (Persero) Tbk
2 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk
3 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk
4 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk
5 JKON PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
6 TOTL PT Total Bangun Persada Tbk
7 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
8 ACST PT Acset Indonusa Tbk
9 WEGE PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
10 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk
11 SKRN PT Superkrane Mitra Utama Tbk
12 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk
13 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk
14 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk
15 TAMA PT Lancartama Sejati Tbk
16 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk
17 DGIK PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
18 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk
19 PTDU PT Djasa Ubersakti Tbk
Sumber: www.idnfinancials.com

3.5.2 Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2019:138) Purposive sampling adalah “Teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Menurut Sugiyono (2019:131) Sampel adalah “Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
41

Berdasarkan definisi di atas, maka teknik yang digunakan dalam


penentuan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling, jadi sampel
tidak diambil secara acak melainkan ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria
yang dijadikan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Pada Tahun 2012-2019.
2. Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan Pada Tahun 2012-2019
secara berturut-turut.

Tabel 3. 3 Kriteria Pemilihan Sampel


Jumlah
No. Kriteria Pemilihan Sampel
Perusahaan
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di
1 Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2019. 19
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di
2 Bursa Efek Indonesia yang tidak menerbitkan laporan (12)
keuangan Pada Tahun 2012-2019 secara berturut-turut.
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di
3 Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan 7
Pada Tahun 2012-2019 secara berturut-turut.

Berdasarkan kriteria di atas, maka dari populasi yang berjumlah 19 hanya


ada 7 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Objek Penelitian


Kode
No Nama Emiten
Emiten
1 PTPP PT PP (Persero) Tbk
2 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk
3 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk
4 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk
5 JKON PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
6 TOTL PT Total Bangun Persada Tbk
7 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2022)
42

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah telah terkumpul secara lengkap. Menurut Sugiyono
(2019:285), “Teknik analisis data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan”. Kegiatan dalam analisis
data menurut Sugiyono (2019:226) adalah:
“Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan”.
Setelah melakukan pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah
menganalisa data yang selanjutnya diproses sehingga dapat menjawab persoalan
yang telah diajukan dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan ada
dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik verifikatif.

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Sugiyono (2018:226) statistik deskriptif adalah:
“Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi”.
Menurut Ghozali (2018:19) Statistik deskriptif adalah:
“Memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
skewness. Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan
profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik
yangberfungsi untuk menguji hipotesis”.
Statistik deskriptif merupakan suatu bagian dari statistik yang mempelajari
mengenai cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami
atau dimengerti. Sehingga pada penelitian ini, statistik deskriptif menggunakan
perhitungan SPSS versi 26 dengan melihat nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, dan minimum pada masing-masing variabel yaitu Current
Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size terhadap Struktur Modal dengan
43

Return on Equity sebagai variabel intervening periode 2012-2019 dengan rumus


sebagai berikut:
a. Maksimum
Nilai maksimum adalah nilai data tertinggi dalam suatu data
b. Minimum
Nilai minimum adalah nilai terendah dalam suatu data
c. Rata-Rata Hitung (Mean)
Menurut Sugiyono (2017:49), “Mean merupakan teknik penjelasan
kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut”.
Rata-rata hitung (mean) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑥𝑖
𝑥=
𝑛
Keterangan:
= Mean (Rata-rata)
= Jumlah nilai X ke i sampai ke n
n = Jumlah sampel atau banyak data

d. Standar Deviasi
Menurut Sugiyono (2017:58) Standar deviasi adalah “Standar deviasi atau
simpang baku dari data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi
atau data bergolong.” Standar deviasi atau simpang baku dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
= Standar Deviasai
= Nilai x ke I sampai ke n
= Rata-rata
= Jumlah Sampel
44

3.6.2 Analisis Statistik Verifikatif


Menurut Sugiyono (2018:36) penelitian verfikatif adalah, “Penelitian yang
dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian verifikatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengenai semua variabel
yang diteliti dan yang utamanya menguji kebenaran suatu hipotesis.
Analisis statistik verikatif merupakan analisis untuk membuktikan dan
mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini analisis
verifikatif bertujuan untuk mengetahui seberapa kuatnya pengaruh variabel bebas
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2), dan Firm Size (X3) terhadap
variabel terikat yaitu Struktur Modal (Y) dengan variabel intervening yaitu Return
on Equity (Z).
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2016:105) “Sebelum melakukan uji linier berganda,
metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi, guna mendapatkan hasil yang
terbaik.”
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji
asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang yang ada agar dapat
menentukan model analisis yang paling tepat digunakan.
Untuk mendapatkan model regresi yang efisien dan tidak bias, maka
dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi klasik dengan menggunakan bantuan
program IBM SPSS 26.0 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Mengingat alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan data yang
digunakan adalah data sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan,
perlu dilakukan pengujian beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu uji
normalitas, uji multikoliniearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
45

3.6.2.1.1 Uji Normalitas


Menurut Ghozali (2018:161) Tujuan dari uji normalitas sebagai berikut:
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan membandingkan nilai Jarque Bera dengan X² tabel. Jika nilai signifikansi
atau nilai probabilitas > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal.
Sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data
dikatakan tidak berdistribusi normal”
Mode l regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu sebagai berikut:
1. Uji Kolmogrov Smirnov
Menurut Sudarmanto dalam Gunawan, (2017:93), dasar pegembalian
keputusan dalam uji kolmogrov-Smirnov Test adalah sebagaai berikut:
“a. Jika probabilitas ≥ 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi
normal
b. Jika probablitas ≤ 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak
normal”
2. Uji Probability Plot Residual
Menurut Gunawan (2017:95), dasar pengembalian keputusan uji grafik
probability plot residual adalah sebagai berikut:
“a. Jika probability plot residual berada disekitar garis horizontal, maka
error dari model regresi sederhana tersbut dapat dikatakan berdistribusi
normal.
b. Jika probability plot residual berada jauh dari garis horizontal, maka
error dari model regresi sederhana tersebut dapat dikatakan berdistribusi
tidak normal”.
46

3.6.2.1.2 Uji Multikolinieritas


Menurut Ghozali (2018:107) “Uji Multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independent”.
Model regresi yang baik semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Cara mendeteksi ada tidaknya Multikolonieritas yaitu dengan cara
memperhatikan angka Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2018:108).

3.6.2.1.3 Uji Heterokedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam model regresi ini
adalah metode whiteyang dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat
sebagai variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen,
kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variable. (Ghozali 2018:137).
Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka model
regresi tersebut termasuk homoskedastisitas. Sebaliknya jika variance dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka model regresi termasuk
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID (residual) dan ZPRED (variabel
terikat) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah distudentized (Ghozali,
2018:138)
Menurut Ghozali (2018:138) Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
“1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
47

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi


heteroskedastisitas
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas”.

3.6.2.1.4 Uji Autokorelasi


Menurut Ghozali (2018:111) “Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1”.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok
yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu),
masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang
berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin Watson hanya digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan
adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di
antara variabel independen. (Ghozali, 2018:111).
Untuk mendeteksi adanya auto korelasi dalam suatu model regresi, dapat
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian
Durbin-Watson menurut Ghozali (2018:93) ditampilkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 5 Kriteria Durbin-Watson
Hipotesis Nilai Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ dw ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < dw < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif Tidak ditolak du < dw < 4 – du
Sumber: Ghozali (2018:112)
48

3.6.2.2 Uji Analisis Path


Untuk menguji pengaruh variabel intervening dalam penelitian ini
digunakan metode analisi jalur (path analysis). Penggunaan metode analisis jalur
betujuan untuk mengetahui pengaruh langusung maupun pengaruh tidak langsung
seperangkat variabel eksogen dan variabel endogen (Kuncoro dan Rudiawan,
2017:2)
Menurut Ghozali (2018:245) analisis lajur adalah “Suatu perluasan dari
analisis linear berganda atau analisis lajur juga disebut suatu penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori”.
Penggunaan metode analisis jalur bertujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun pengaruh tidak langsung seperangkat variabel eksogen terhadap
variabel endogen (Kuncoro dan Riduwan, 2017:2).
a. Diagram alur
Menurut Ghozali (2018:246) menyatakan bahwa:
“Diagram jalur memberikan secara terus terang hubungan kualitas antar
variabel berdasarkan teori. Diagram jalur dapat digunakan untuk
menghitung pengaruh langsung dari variabel independen terhadap suatu
variabel dependen. Pengaruh – pengaruh tersebut tercermin dalam apa
yang disebut dengan koefisien jalur, dimana secara matematik analisis
jalur dapat mengikuti mode struktural”.
Langkah pertama dalam analisis jalur adalah merancang diagram jalur
sesuai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian. Berdasarkan judul
penelitian, maka model analisis jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
49

1 2

X1
1

2
X2 Y

2
Z

3
3

X3

Gambar 3. 1 Diagram Jalur


Setelah dianalisis, maka penghitungan bisa dilakukan. Menurut Ghozali
(2018: 246): “Terdapat tiga pengaruh yang harus dihitung, yaitu pengaruh
langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total”.
b. Persamaan Struktural
Menurut Juliansyah Noor (2014:84), “Persamaan struktural adalah
persamaan yang menyatakan hubungan antarvariabel pada diagram jalur yang
ada”. Berdasarkan diagram jalur pada Gambar 3.1 di atas, dapat diformulasikan ke
dalam bentuk persamaan struktural, sebagai berikut:
1. Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama (Hubungan Langsung)

1
X1 Y

Gambar 3. 2 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Y


50

2
X2 Y

Gambar 3. 3 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Y


1

3
X3 Y

Gambar 3. 4 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Y


1

1
X1 Z

Gambar 3. 5 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Z


1

2
X2 Z

Gambar 3. 6 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Z


51

3
X3 Z

Gambar 3. 7 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Z


1

Z
Z Y

Gambar 3. 8 Sub Struktur Pertama: Z terhadap Y

2. Persamaan jalur substruktur kedua (Hubungan tidak langsung)

1 Z
X1 Z Y

Gambar 3. 9 Sub Struktur Ketiga: X1 terhadap Y melalui Z

2
Z
X2 Z y

Gambar 3. 10 Sub Struktur Ketiga: X2 terhadap Y melalui Z


52

2
Z
X3 Z y

Gambar 3. 11 Sub Struktur Ketiga: X3 terhadap Y melalui Z

Keterangan:
X1 = Current Ratio
X2 = Total Asset Turnover
X3 = Firm Size
Z = Return on Equity
Y = Struktur Modal
= Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Return on Equity
= Koefisien Jalur Total Asset Turnover terhadap Return on
Equity
= Koefisien Jalur Firm Size terhadap Return on Equity
= Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Struktur Modal
= Koefisien Jalur Total Asset Turnover terhadap Struktur Modal
= Koefisien Jalur Firm Size terhadap Struktur Modal
= Koefisien Jalur Return on Equity terhadap Struktur Modal
= Faktor lain yang mempengaruhi Return on Equity
= Faktor lain yang mempengaruhi Struktur Modal

3.6.2.3 Uji Koefisien Korelasi Product Moment


Menurut Sugiyono (2017:224), “Korelasi merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih”. Arah
dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya
hubungan dinyatakan dalam besar koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif
terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan koefisien yang
terkecil adalah 0.
Menurut Sugiyono (2017:305) Korelasi product moment digunakan
“Untuk mencari hubungan dan membuktikan hiotesis hubungan dua variabel bila
53

data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dua variabel
atau lebih tersebut adalah sama”.
Teknik korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
rasio, dan sumber data dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Menurut
Sugiyono (2017:305) Rumus dari Korelasi Product Moment adalah:

Keterangan:
= Korelasi antara variabel X dan Y
X = Variabel independent X
Y = Variabel dependen Y
n = Jumlah sampel/periode yang diteliti

Untuk menentukan kuat atau lemahnya hubungan (korelasi) diantara


kedua variabel, menggunakan interpretasi menurut Sugiyono (2017:231) sebagai
berikut:

Tabel 3. 6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2017:278)
3.6.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan modal dalam menerangkan variasi variable terikat. Nilai koefisien
determinasi adalah antar 0 sampaI 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan-
kemampuan variable independent dalam menjelaskan variasi variable depanden
amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent
memberikan hamper semua informasi yang dibutuh kan untuk memprediksi
variable dependen (Ghozali, 2018:179).
54

Menurut Ghozali (2018:97) “Uji koefisien determinasi (R²) digunakan


untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen
terhada pvariabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Sebaliknya, nilai koefisien determinasi yang kecil menandakan
kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas.
Dalam penelitian ini, analisis koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk mengetahui nilai dari koefisien korelasi secara simultan
pada model regresi logistik, maka menurut Ghozali (2018:333) dapat dilihat dari
nilai Nagelkerke R Square pada hasil olah data statistik menggunakan SPSS,
karena nilai tersebut diinterpretasikan seperti R2 pada multiple regression. Untuk
mengetahui nilai dari koefisien determinasi, maka penulis menggunakan rumus
sebagai berikut:

Kd = R2 x 100%

Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien Korelasi

3.6.3 Pengujian Hipotesis


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan., belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
55

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari


kedua variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini
dimulai dengan penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
Pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik dan penetapan nilai signifikan.
Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
varsial menggunakan uji t dan secara simultan menggunakan uji F.
3.6.3.1 Uji Statistik Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2018:88) “Uji t digunakan untuk menguji pengaruh
masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian terhadap
variabel dependen secara parsial”.
Menurut Sugiyono (2018:223) Uji t merupakan “Jawaban sementara
terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi
dari kedua variabel yang diteliti”.
Korelasi parsial ini dapat dihitung dengan uji t yang digunakan untuk
menguji signifikasi pengaruh Current Ratio (X1), Ukuran Perusahaan (X2) dan
Total Asset Turnover (3) terhadap Struktur Modal (Y) dengan Return on Equity
sebagai variabel Intervening (Z).
Rumus Uji t menurut Sugiyono (2018:278) adalah:

Keterangan:
t = nilai uji t
r = nilai koefisien korelasi
r = jumlah sampel

Uji signifikan terhadap hipotesis ditentukan melalui uji t dengan kriteria


pengujian sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Dengan keputusan sebagai berikut:
56

1. Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Return on Equity pada


Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi.
2. Terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return on Equity pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi.
3. Terdapat pengaruh Firm Size terhadap Return on Equity pada Perusahaan
Jasa Subsektor Konstruksi
4. Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi.
5. Terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi.
6. Terdapat pengaruh Firm Size terhadap Struktur Modal pada Perusahaan
Jasa Subsektor Konstruksi
7. Terdapat pengaruh Return On Equity terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruski

3.6.3.2 Uji Statistik Simultan (Uji F)


Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan
kelayakan model yang dihasilkan dengan menggunakan uji kelayakan model
pada tingkat α sebesar 5%. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka model yang
digunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan untuk analisis
berikutnya, begitupun sebaliknya (Ghozali, 2018:179).
Menurut Sugiyono (2018:285) Uji F digunakan untuk “Menguji apakah
koefisien korelasi dapat di generalisasikan atau tidak, serta menunjukan apakah
semua variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.
Rumus uji F menurut Sugiyono (2018:284):
57

Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah anggota sampe

Kriteria pengujian:
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak
Pada statistic dapat membandingkan nilai probabilitias (sig) dengan nilai
a (0,05) dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai sig < 0.05, maka H1 diterima atau H0 ditolak. Maka
terdapat pengaruh antara Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan
Total Aset Turnover terhadap Struktur Modal
b. Jika nilai sig > 0.05, maka H1 ditolak atau H0 diterima. Maka tidak
terdapat pengaruh antara Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan
Total Aset Turnover terhadap Struktur Modal

Dengan keputusan sebagai berikut:


1. Terdapat pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return on Equity pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi
secara simultan.
2. Terdapat pengaruh Current Ratio, Total Asset Turniover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi
secara simultan.
3. Terdapat pengaruh Current Ratio, Total Asset Turniover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal dengan Return On Equity sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi secara simultan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm
Size Terhadap Struktur Modal Dengan Return On Equity Sebagai Variabel
Intervening berdasarkan data sekunder yaitu data laporan tahunan (annual report)
pada Pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2019 yang diperoleh melalui website
www.idnfinancials.com.

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1.1 PT PP (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan (Persero), Tbk, disingkat PT PP (Persero),
Tbk, namun lebih populer disebut PT PP atau PP saja, adalah salah satu BUMN
yang bergerak dibidang perencanaan dan konstruksi bangunan. PT PP berdiri pada
tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Nama
perusahaan diganti menjadi PN Pembangunan Perumahan melalui PP no. 63 tahun
1960. Terakhir, berdasarkan PP no. 39 tahun 1971, statusnya berubah kembali
menjadi PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Sebagai BUMN, mayoritas (51%) kepemilikan saham PT PP dipegang
oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya (49%) dipegang karyawan dan
manajemen PT PP. Sejak bergabung di Bursa Efek Indonesia, mayoritas (51%)
saham dipegang pemerintah, 45,36% saham publik dan 3,64% saham dipegang
karyawan dan manajemen PT PP. Bidang usaha utama PT PP adalah pelaksana
konstruksi bangunan gedung dan sipil. PT PP juga mengerjakan bidang usaha
terkait lainnya, seperti manajemen gedung, pengembangan properti dan realti.
4.1.1.2 PT Surya Semesta Internusa Tbk
Berawal dari PT Multi Investments Limited yang didirikan pada tanggal
15 Juni 1971, SSIA bertransformasi menjadi PT Surya Semesta Internusa pada
tahun 1995. Kegiatan utama SSIA adalah bergerak dalam bidang jasa konstruksi,

58
59

pengembang kawasan industri, properti komersial, dan perhotelan melalui


penyertaan pada entitas anak.
Diversifikasi portofolio Perseroan meliputi Suryacipta City of Industry,
hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Villas & Spa Resort, Banyan Tree Ungasan
Resort - Bali dan BATIQA Hotels.
Selama lebih dari 40 tahun mengembangkan bisnis properti, SSIA telah
memiliki brand recognition dan menempatkan SSIA sebagai salah satu dari
jajaran perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia. Menyempurnakan
langkahnya sebagai perusahaan terkemuka, SSIA mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia dan menjadi perusahaan publik pada 27 Maret 1997

4.1.1.3 PT Adhi Karya (Persero) Tbk


Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni 1974 dan
memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat ADHI
berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta 12510 –
Indonesia. Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam SK Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian
berdasarkan PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perusahaan
Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama Perusahaan
Bangunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate
NV, dilebur ke dalam Adhi Karya. Pemegang saham Adhi Karya (Persero) Tbk
adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 51%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang lingkup bidang usaha ADHI
meliputi: Konstruksi dan Konsultasi manajemen dan rekayasa industri
(Engineering Procurement and Construction/EPC), 863. Perdagangan umum, jasa
pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi informasi, real
estate dan agro industry.
Saat ini kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi, engineering,
Procurement and Construction (EPC), perkeretaapian, pariwisata, perdagangan,
properti, real estate dan investasi infrastruktur. Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran
60

umum kepada masyarakat atas 441.320.000 saham biasa dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp150,- per saham. Dari jumlah saham
yang ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar
10% atau sebanyak 44.132.000 saham biasa atas nama baru dijatahkan secara
khusus kepada manajemen (Employee Management Buy Out) dan karyawan.
Perusahaan melalui program penjatahan saham untuk pegawai perusahaan
(Employee Stock Allocation). Kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh
saham ADHI telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
4.1.1.4 PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Waskita Karya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Didirikan pada tanggal 1
Januari 1961, perusahaan yang bercikal bakal dari perusahaan Belanda bernama
‘Volker Aannemings Maatschappij NV’ ini diambil alih oleh pemerintah
Indonesia dan diresmikan dengan dikeluarkannya Keputusan no. 62 tahun 1961.
Di tahun 1973, Waskita Karya beralih status hukum menjadi Persero.
Sejak saat itu, perusahaan yang mulanya hanya fokus pada pembangunan sarana
perairan, mulai melakukan ekspansi ke sektor konstruksi bandara, pabrik semen,
jalan raya, dan berbagai fasilitas industri lainnya.
Setelah menyelesaikan beberapa proyek bersama dengan perusahaan asing,
Waskita mulai mempergunakan banyak teknologi canggih dalam proyek
garapannya, lebih tepatnya sejak tahun 1980. Bandara Soekarno-Hatta, Reaktor
Serba Guna Siwabessy, dan juga PLTU Muara Karang di Jakarta menjadi proyek-
proyek yang berhasil diselesaikan Waskita pada waktu itu.
Dikarenakan semua usahanya untuk selalu mengutamakan kualitas,
membawa perusahaan ini memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 pada bulan
November 1995 lalu. Berlanjut pada bulan Juni 2013, Waskita kembali
memperbaharui Sistem Manajemen Mutunya dan berhasil memboyong sertifikasi
ISO 9001:2000.
4.1.1.5 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk., sebagai bagian dari Grup
Jaya, merupakan perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dengan kompetensi
61

inti dalam sektor infrastruktur dan sector konstruksi bangunan, perdagangan aspal
dan bahan bakar gas cair (LPG), pabrikasi beton pracetak dan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal serta jasa pemeliharaan. Pada awalnya, Perseroan
merupakan Divisi Kontraktor di PT Pembangunan Jaya, yang kemudian menjadi
badan hukum tersendiri pada 23 Desember 1982 dan mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2007.
Pada tahun 2007, Perseroan mengakuisisi empat anak perusahaan
langsung: PT Jaya Trade Indonesia, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Jaya Beton
Indonesia dan PT Jaya Daido Concrete. Sejak itu, Perseroan telah melakukan
ekspansi melalui kombinasi pertumbuhan organic dan akuisisi strategis, dan
sekarang memiliki portofolio spesialisasi anak perusahaan tidak langsung yang
meliputi PT Jaya Gas Indonesia, PT Sarana Merpati Utama, PT Sarana Lampung
Utama, PT Toba Gena Utama, PT Adigas Jaya Pratama, PT Sarana Bitung Utama,
PT Metroja Mandiri, PT Kenrope Utama, PT Adibaroto Nugratama, PT Sarana
Lombok Utama, PT Jaya Celcon Prima dan PT Global Bitumen Utama. Pada
tahun 2009, Perseroan kemudian melakukan konsolidasi keberadaannya sebagai
kontraktor dan operator jalan tol dengan membangun dua perusahaan patungan,
PT Jaya Konstruksi Pratama Tol (dengan PT Pembangunan Jaya Infrastruktur)
dan PT Jaya Sarana Pratama (dengan PT Jaya Real Property Tbk) dan PTJakarta
Tollroad Development pada tahun 2015. Di saat yang sama, Perseroan melalui PT
Jaya Trade Indonesia terus mengembangkan bisnis terminal aspal curah,
mendirikan PT Sarana Mbay Utama dan PT Sarana Aceh Utama pada tahun 2009,
PT Sarana Sampit Mentaya Utama pada tahun 2010. PT Jaya Trade Indonesia juga
telah memperluas bisnis penjualan LPG dengan membangun PT Kenrope Sarana
Pratama pada tahun 2010 dan PT Kenrope Utama Sentul pada tahun 2011. Pada
tahun 2010, Perseroan membangun pijakan dalam bisnis pengelolaan air melalui
PT Jaya Teknik Indonesia, yang mengawali adanya PT Sarana Tirta Utama dan
PT Jaya Mitra Sarana pada tahun 2010. Pada Juli 2013, Perseroan melakukan
penerbitan saham baru dengan mengeluarkan 326.170.397 surat saham, atau
samadengan 10% dari total modal ditempatkan dan modal disetor. Hasilnya
digunakan untuk mendanai investasi di infrastruktur baru, terutama jalan tol dalam
62

kota dan fasilitas pasokan air minum, serta untuk mendanai ekspansi kapasitas di
Jaya Beton dan Jaya Trade. Pada September di tahun yang sama, Perseroan
melakukan pemecahan saham 1:5 untuk meningkatkan likuiditas saham. PT Jaya
Trade Indonesia juga telah memperluas bisnis penyewaan kapal dengan
membangun Jaya Trade PTE Ltd pada tahun 2014.
Investasi terbaru yang dilakukan Perseroan di tahun 2018 adalah pada
tanggal 21 Februari 2018, Perseroan telah melakukan penyertaan saham sebesar
30% pada PT VSL Indonesia. Perseroan terus memperkuat kemampuannya
dengan memberikan solusi bernilai tambah untuk para pelanggan dengan
meningkatkan kapabilitas, aset dan sinergi di dalam Grup sekaligus membangun
portofolio investasi strategisnya sejalan dengan komitmen Perseroan untuk
melanjutkan peningkatan dan pertumbuhan berkelanjutan.
4.1.1.6 PT Total Bangun Persada Tbk.
Total Bangun Persada Tbk (TOTL) didirikan dengan nama PT Tjahja
Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1970. Kantor pusat TOTL berlokasi di Jl. Letjen S.
Parman Kav. 106, Tomang, Jakarta Barat 11440 – Indonesia. Telp: (62-21) 566-
6999 (Hunting), Fax: (62-21) 566-3069.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Total Bangun
Persada Tbk, antara lain: PT Total Inti Persada (pengendali) (56,50%) dan Ir.
Djadjang Tanuwidjaja, MSc. (8,02%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan TOTL adalah dalam bidang konstruksi dan kegiatan lain
yang berkaitan dengan bidang usaha konstruksi. TOTL melaksanakan bisnis jasa
konstruksi dengan berfokus pada layanan kontraktor utama (Main Contractor) dan
layanan rancang dan bangun (Design and Build). Selain itu, TOTL mengerjakan
proyek-proyek Joint Operation untuk proyek-proyek yang besar dan proyek-
proyek yang berskala internasional.
Pada tanggal 18 Mei 2006, TOTL memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atas
300.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga
penawaran Rp345,- per saham. Sejak tanggal 25 Juli 2006, TOTL mencatatkan
63

saham hasil penawaran tersebut pada Bursa Efek Indonesia.


4.1.1.7 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29 Maret 1961
dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1961. Kantor pusat WIKA beralamat di Jl. D.I Panjaitan
Kav.9, Jakarta Timur 13340 dengan lokasi kegiatan utama di seluruh Indonesia
dan luar negeri
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.64, perusahaan bangunan bekas
milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel
Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi,
dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. Kemudian tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja
Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan
(PERSERO). Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 1972 Perusahaan ini
dinamakan PT Wijaya Karya.
Pemegang saham pengendali Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah
Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri
A Dwiwarna) dan 65,05% di saham Seri B. WIKA memiliki anak usaha yang juga
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA
Beton) (WTON)
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan WIKA
adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, industri
konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, energi
terbarukan dan energi konversi, perdagangan, engineering procurement,
construction, pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan di bidang
jasa konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan perencanaan.
Pada tanggal 11 Oktober 2007, WIKA memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WIKA (IPO)
kepada masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp420,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Oktober
2007.
64

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian


Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan
faktual tentang fakta-fakta yang ada. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana perkembangan Current Ratio, Total
Asset Turnover dan Firm Size Terhadap Struktur Modal Dengan Return On Equity
Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Struktur Modal
Berikut adalah rekapitulasi Struktur Modal pada Jasa Subsektor Konstruksi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
Tabel 4. 1 Data Struktur Modal Periode 2012-2019
Kode STRUKTUR MODAL (Y) (KALI)
No.
Emiten 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 WSKT 3.17 2.69 0.34 2.12 2.66 3.30 3.31 3.41
2 WIKA 2.89 0.74 2.20 2.60 1.49 2.12 2.44 1.58
3 ADHI 5.67 5.28 4.97 2.25 2.69 3.83 3.79 4.34
4 JKON 1.52 1.11 1.18 0.94 0.82 0.75 0.86 0.83
5 PTPP 4.16 5.26 5.11 2.74 1.89 1.93 2.22 2.41
6 SSIA 1.91 1.23 0.97 0.94 1.15 0.98 0.69 0.81
7 TOTL 1.92 1.72 2.11 2.29 2.13 2.21 2.07 1.75
Minimum 1.52 0.74 0.34 0.94 0.82 0.75 0.69 0.81
Maximum 5.67 5.28 5.11 2.74 2.69 3.83 3.79 4.34
Rata-Rata 3.03 2.57 2.41 1.98 1.83 2.16 2.20 2.16
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2021)

Dari data pada tabel diatas hasil perhitungan Struktur Modal pada
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi selama 8 tahun berturut-turut (2012-2019),
berikut pembahasannya:
1. Pada tahun 2012 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 5,67 dan terendah adalah PT Jaya
Kontruksi Manggala Pratama Tbk sebesar 1,52.
2. Pada tahun 2013 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 5,28 dan terendah adalah PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk sebesar 0,74.
65

3. Pada tahun 2014 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT PP


(Persero) Tbk sebesar 5,11 dan terendah adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 0,34.
4. Pada tahun 2015 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT PP
(Persero) Tbk sebesar 2,74 dan terendah adalah PT Surya Semesta
Internusa Tbk sebesar 0,94.
5. Pada tahun 2016 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 2,69 dan terendah adalah PT Jaya
Kontruksi Manggala Pratama Tbk sebesar 0,82.
6. Pada tahun 2017 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 3,83 dan terendah adalah PT Jaya
Kontruksi Manggala Pratama Tbk sebesar 0,75.
7. Pada tahun 2018 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 3,79 dan terendah adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 0,69.
8. Pada tahun 2019 nilai Struktur Modal tertinggi adalah PT Adhi
Karya (Persero) Tbk sebesar 4,34 dan terendah adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 0,81.
Dari tabel di atas diketahui nilai Struktur Modal pada Perusahaan
Jasa Subsektor Konstruksi pada tahun 2012-2019 mengalami fluktuasi untuk
sebagian besar perusahaan, namun ada pula yang mengalami fluktuasi ekstrim
untuk beberapa perusahaan. Maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai
berikut:
66

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

WSKT WIKA ADHI JKON

PTPP SSIA TOTL

Gambar 4. 1 Grafik Struktur Modal Periode 2012-2019

Berdasarkan data nilai Struktur Modal tahun 2012-2019 dilakukan anilisis


deskriptif dengan menggunakan IBM SPSS 26.0 dan diketahui nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Struktur Modal Periode 2012-2019

Sumber: Olah data SPSS Versi 26


Hasil analisis deskriptif variabel Struktur Modal pada tabel diatas
menunjukan bahwa nilai minimum Struktur Modal sebesar 0,34 dan nilai
maksimum Struktur Modal sebesar 5,67. Jika Nilai Struktur Modal > 0,10 maka
perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan tidak baik. Adapun rata-rata
Struktur Modal dari perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi dari tahun 2012-2019
yaitu sebesar 2,2945 dan standar deviasi Struktur Modal dari perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi dari tahun 2012-2019 yaitu 1,32670.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, 7 perusahaan sampel yang diteliti memiliki
rata-rata diatas 0,10, hal ini termasuk kedalam kategori perusahaan tidak baik.
67

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Return On Equity


Berikut adalah rekapitulasi Return On Equity pada Jasa Subsektor
Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
Tabel 4. 3 Data Return On Equity Periode 2012-2019
Kode RETURN ON EQUITY (Z) (%)
No.
Emite 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
n
1 WSKT 12.66 15.44 17.59 10.80 12.85 18.46 15.99 3.53
2 WIKA 17.95 4.96 15.08 12.93 91.78 9.27 12.04 13.64
3 ADHI 18.06 26.38 18.65 9.01 5.79 8.81 10.26 9.74
4 JKON 18.24 13.05 12.50 12.17 15.07 12.90 10.39 7.50
5 PTPP 18.70 21.20 22.26 16.52 10.67 12.10 12.01 6.97
6 SSIA 44.29 28.59 16.90 11.48 3.01 27.73 2.05 3.04
7 TOTL 25.75 26.03 20.49 22.08 23.48 22.90 19.43 16.30
Minimum 12.66 4.96 12.50 9.01 3.01 8.81 2.05 3.04
Maximum 44.29 28.59 22.26 22.08 91.78 27.73 19.43 16.30
Rata-Rata 22.24 19.38 17.64 13.57 23.23 16.02 11.74 8.68
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2021)
Dari data pada tabel diatas hasil perhitungan Return on Equity (ROE) pada
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi selama 8 tahun berturut-turut (2012-2019),
berikut pembahasannya:
1. Pada tahun 2012 nilai ROE tertinggi adalah PT Surya Semesta Internusa
Tbk sebesar 44,29 dan terendah adalah PT Waskita Karya (Persero)
Tbksebesar 12,66.
2. Pada tahun 2013 nilai ROE tertinggi adalah PT Surya Semesta Internusa
Tbk sebesar 28,59 dan terendah adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
sebesar 4,96.
3. Pada tahun 2014 nilai ROE tertinggi adalah PT PP (Persero) Tbk
sebesar 22,26 dan terendah adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 12,50.
4. Pada tahun 2015 nilai ROE tertinggi adalah PT Total Bangun Persada
Tbk sebesar 22,08 dan terendah adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk
sebesar 9,01.
68

5. Pada tahun 2016 nilai ROE tertinggi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
sebesar 91,78 dan terendah adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk
sebesar 3,01
6. Pada tahun 2017 nilai ROE tertinggi adalah PT Surya Semesta Internusa
Tbk sebesar 27,73 dan terendah adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk
sebesar 8,81.
7. Pada tahun 2018 nilai ROE tertinggi adalah PT Total Bangun Persada
Tbk sebesar 19,43 dan terendah adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk
sebesar 2,05.
8. Pada tahun 2019 nilai ROE tertinggi adalah PT Total Bangun Persada
Tbk sebesar 16,30 dan terendah adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk
sebesar 3,04.
Dari tabel diatas diketahui nilai Return on Equity pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi pada tahun 2012-2019 mengalami fluktuasi untuk sebagian
besar perusahaan, namun ada pula yang mengalami fluktuasi ekstrim untuk
beberapa perusahaan. Maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

WSKT WIKA ADHI JKON

PTPP SSIA TOTL

Gambar 4. 2 Grafik Return on Equity Periode 2012-2019

Berdasarkan data nilai Return on Equity tahun 2012-2019 dilakukan


anilisis deskriptif dengan menggunakan IBM SPSS 26.0 dan diketahui nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
69

Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Return on Equity Periode 2012-2019


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Return On Equity 56 2.05 91.78 16.562 12.73703
0
Valid N (listwise) 56
Sumber: Olah data SPSS Versi 26
Hasil analisis deskriptif variabel Return on Equity pada tabel diatas
menunjukan bahwa nilai minimum Return on Equity sebesar 2,05 dan nilai
maksimum Return on Equity sebesar 91,78. Jika nilai Return on Equity > 40%
maka perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan baik. Adapun rata-rata
Return on Equity dari Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi tahun 2012-2019
yaitu sebesar 16,5620 dan standar deviasi Return on Equity dari Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi tahun 2012-2019 yaitu 12,73703.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, 7 perusahaan sampel yang diteliti memiliki
rata-rata diatas 40%, hal ini termasuk kedalam kategori perusahaan baik.

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Current Ratio


Berikut adalah rekapitulasi Current Ratio pada Jasa Subsektor Konstruksi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
Tabel 4. 5 Data Current Ratio Periode 2012-2019
Kode CURRENT RATIO (X1) (KALI)
No.
Emite 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
n
1 WSKT 1.47 1.43 1.33 1.32 1.17 1.00 1.18 1.09
2 WIKA 1.10 1.10 1.12 1.19 1.48 1.34 1.54 1.39
3 ADHI 1.24 1.39 1.34 1.56 1.29 1.41 1.34 1.24
4 JKON 1.34 1.60 1.56 1.79 1.69 1.70 1.30 1.26
5 PTPP 1.36 1.36 1.38 1.39 1.53 1.44 1.42 1.37
6 SSIA 1.73 2.01 1.68 1.56 1.78 1.93 1.70 2.37
7 TOTL 1.44 1.58 1.30 1.26 1.28 1.26 1.37 1.42
Minimum 1.10 1.10 1.12 1.19 1.17 1.00 1.18 1.09
Maximum 1.73 2.01 1.68 1.79 1.78 1.93 1.70 2.37
Rata-Rata 1.38 1.50 1.39 1.44 1.46 1.44 1.41 1.45
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2021)
70

Dari data pada tabel di atas hasil perhitungan Current Ratio pada
Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi selama 8 tahun berturut-turut (2012-2019),
berikut pembahasannya:
1. Pada tahun 2012 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 1,73 dan terendah adalah PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,10.
2. Pada tahun 2013 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 2,01 dan terendah adalah PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,10
3. Pada tahun 2014 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 1,68 dan terendah adalah PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,12.
4. Pada tahun 2015 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Jaya
Kontruksi Manggala Pratama Tbk sebesar 1,79 dan terendah adalah
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 1,19.
5. Pada tahun 2016 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 1,78 dan terendah adalah PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,17.
6. Pada tahun 2017 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 1,93 dan terendah adalah PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,00.
7. Pada tahun 2018 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 1,70 dan terendah adalah PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,18.
8. Pada tahun 2019 nilai Current Ratio tertinggi adalah PT Surya
Semesta Internusa Tbk sebesar 2,37 dan terendah adalah PT Waskita
Karya (Persero) Tbk sebesar 1,09.
Dari tabel di atas diketahui nilai Current Ratio pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi pada tahun 2012-2019 mengalami fluktuasi untuk sebagian
besar perusahaan, namun ada pula yang mengalami fluktuasi ekstrim untuk
beberapa perusahaan. Maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
71

2.50

2.00

1.50

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


1.00 WSKT WIKA ADHI JKON PTPP SSIA TOTL

0.50
Gambar 4. 3 Grafik Current Ratio Periode 2012-2019

Berdasarkan data nilai Current Ratio tahun 2012-2019 dilakukan anilisis


deskriptif0.00
dengan menggunakan IBM SPSS 26.0 dan diketahui nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif Current Ratio Periode 2012-2019
Descriptive
Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Current Ratio 56 1.00 2.37 1.4325 .24615

Valid N (listwise) 56

Sumber: Olah data SPSS Versi 26


Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio pada tabel diatas
menunjukan bahwa nilai minimum Current Ratio sebesar 1,00 dan nilai
maksimum Current Ratio sebesar 2,37. Jika nilai Current Ratio > 1.5, maka
perusahaan tersebut dikategorikan baik. Adapun rata-rata Current Ratio dari
perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi tahun 2012-2019 yaitu sebesar 1,4325 dan
standar deviasi Current Ratio dari perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi tahun
2012-2019 yaitu 0,24615.
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, 7 perusahaan sampel yang diteliti memiliki
rata-rata dibawah 1,5, mengidentifikasi adanya masalah likuiditas namun belum
tentu perusahaan tersebut menghadapi krisis keuangan jika perusahaan bisa
mendapatkan cara untuk menanganinya.
72

4.1.2.4 Analisis Deskriptif Total Asset Turnover


Berikut adalah rekapitulasi Total Assets Trunover pada Jasa Subsektor
Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
Tabel 4. 7 Data Total Asset Turnover Periode 2012-2019
Kode TOTAL ASSET TRUNOVER
No.
Emiten (X2) (KALI)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 WSKT 1.05 1.10 0.82 0.47 0.39 0.46 0.39 0.26
2 WIKA 0.90 0.94 0.78 0.69 0.50 0.57 0.44 0.53
3 ADHI 0.97 1.01 0.83 0.56 0.55 0.53 0.52 0.42
4 JKON 1.57 1.35 1.23 1.23 1.16 1.07 1.07 1.11
5 PTPP 0.94 0.94 0.85 0.74 0.53 0.51 0.48 0.42
6 SSIA 0.73 0.79 0.74 0.75 0.53 0.37 0.50 0.45
7 TOTL 0.89 1.03 0.85 0.80 0.81 0.91 0.86 0.84
Minimum 0.73 0.79 0.74 0.47 0.39 0.37 0.39 0.26
Maximum 1.57 1.35 1.23 1.23 1.16 1.07 1.07 1.11
Rata-Rata 1.01 1.02 0.87 0.75 0.64 0.63 0.61 0.57
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2021)

Dari data pada tabel di atas hasil perhitungan Total Assets Trunover
(TATO) pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi selama 8 tahun berturut-turut
(2012-2019), berikut pembahasannya:
1. Pada tahun 2012 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,57 dan terendah adalah PT Surya Semesta
Internusa Tbk sebesar 0,73.
2. Pada tahun 2013 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,35 dan terendah adalah PT Surya Semesta
Internusa Tbk sebesar 0,79.
3. Pada tahun 2014 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,23 dan terendah adalah PT Surya Semesta
Internusa Tbk sebesar 0,74.
4. Pada tahun 2015 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,23 dan terendah adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 0,47
73

5. Pada tahun 2016 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,16 dan terendah adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 0,39.
6. Pada tahun 2017 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,07 dan terendah adalah PT Surya Semesta
Internusa Tbk sebesar 0,37.
7. Pada tahun 2018 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,07 dan terendah adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 0,39.
8. Pada tahun 2019 nilai TATO tertinggi adalah PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 1,11 dan terendah adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 0,26.
Dari tabel di atas diketahui nilai Total Assets Trunover pada Perusahaan
Jasa Subsektor Kontruksi pada tahun 2012-2019 mengalami fluktuasi untuk
sebagian besar perusahaan, namun ada pula yang mengalami fluktuasi ekstrim
untuk beberapa perusahaan. Maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai
berikut

2.00

1.50

1.00

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


0.50 WSKT WIKA ADHI JKON
PTPP SSIA TOTL

0.00

Gambar 4. 4 Grafik Total Assets Turnover Periode 2012-2019

Berdasarkan data nilai Total Assest Turnover tahun 2012-2019 dilakukan


anilisis deskriptif dengan menggunakan IBM SPSS 26.0 dan diketahui nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
74

Tabel 4. 8 Statistik Deskriptif Total Assets Turnover Periode 2012-2019


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Total Assets 56 .26 1.57 .7630 .28457
Turnover
Valid N (listwise) 56
Sumber: Olah data SPSS Versi 26
Hasil analisis deskriptif variabel Total Assets Turnover pada tabel diatas
menunjukan bahwa nilai minimum Total Assets Turnover sebesar 0,26 dan nilai
maksimum Total Assets Turnover sebesar 1,57. Jika nilai Total Assets Turnover >
1 kali, maka perusahaan termasuk kategori perusahaan baik. Adapun nilai rata-
rata Total Asset Turnover sebesar 0,7630 kali yang mana Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi rata-rata perusahaan tidak baik dan standar deviasi periode
2012-2019 sebesar 0,28457.
Berdasarkan tabel 4.8, 7 perusahaan sampel yang diteliti memiliki nilai
rata-rata 0,7630 kali dibawah 1 kali hal ini termasuk kategori perusahaan yang
tidak baik.
4.1.2.5 Analisis Deskriptif Firm Size
Berikut adalah rekapitulasi Firm Size pada Jasa Subsektor Kontruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019.
Tabel 4. 9 Data Firm Size Periode 2012-2019
Kode FIRM SIZE (X3) (KALI)
No.
Emiten 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 WSKT 29.76 29.80 30.16 31.04 31.75 32.21 32.45 32.44
2 WIKA 23.12 23.26 23.49 23.70 24.16 24.55 24.80 24.85
3 ADHI 29.69 29.91 29.98 30.45 30.63 30.98 31.04 31.03
4 JKON 28.57 28.86 28.98 28.96 29.02 22.16 22.29 22.32
5 PTPP 29.78 30.15 30.31 30.58 31.07 31.36 31.59 31.71
6 SSIA 29.21 29.39 29.42 29.50 29.60 29.81 29.63 29.72
7 TOTL 28.36 21.52 21.63 21.77 21.81 21.90 21.90 21.81
Minimum 23.12 21.52 21.63 21.77 21.81 21.90 21.90 21.81
Maximum 29.78 30.15 30.31 31.04 31.75 32.21 32.45 32.44
Rata-Rata 28.35 27.56 27.71 28.00 28.29 27.57 27.67 27.70
Sumber: www.idnfinancials.com (Data diolah 2021
75

Dari data pada tabel di atas hasil perhitungan Firm Size pada Perusahaan
Jasa Subsektor Kontruksi selama 8 tahun berturut-turut (2012-2019), berikut
pembahasannya:

1. Pada tahun 2012 nilai Firm Size tertinggi adalah PT PP (Persero) Tbk
sebesar 29,78 dan terendah adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
sebesar 23,12.
2. Pada tahun 2013 nilai Firm Size tertinggi adalah PT PP (Persero) Tbk
sebesar 30,15 dan terendah adalah PT Total Bangun Persada Tbk
sebesar 21,52.
3. Pada tahun 2014 nilai Firm Size tertinggi adalah PT PP (Persero) Tbk
sebesar 30,31 dan terendah adalah PT Total Bangun Persada Tbk
sebesar 21,63.
4. Pada tahun 2015 nilai Firm Size tertinggi adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 31,04 dan terendah adalah PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 21,77.
5. Pada tahun 2016 nilai Firm Size tertinggi adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 31,75 dan terendah adalah PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 21,81.
6. Pada tahun 2017 nilai Firm Size tertinggi adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 32,21 dan terendah adalah PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 21,90.
7. Pada tahun 2018 nilai Firm Size tertinggi adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 32,45 dan terendah adalah PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 21,90.
8. Pada tahun 2019 nilai Firm Size tertinggi adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar 32,44 dan terendah adalah PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 21,81.
Dari tabel di atas diketahui nilai Firm Size pada Perusahaan Jasa Subsektor
Konstruksi pada tahun 2012-2019 mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan, namun ada pula yang mengalami fluktuasi ekstrim untuk beberapa
perusahaan. Maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut
76

35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
5.00
WSKT WIKA ADHI JKON
0.00
PTPP SSIA TOTL

Gambar 4. 5 Grafik Firm Size Periode 2012-2019

Berdasarkan data nilai Firm Size tahun 2012-2019 dilakukan anilisis


deskriptif dengan menggunakan IBM SPSS 26.0 dan diketahui nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:
Tabel 4. 10 Statistik Deskriptif Firm Size Periode 2012-2019
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Firm Size 56 21.52 32.45 27.856 3.6549
1 9
Valid N (listwise) 56
Sumber: Olah data SPSS Versi 26
Hasil analisis deskriptif variabel Firm Size pada tabel diatas menunjukan
bahwa nilai minimum Firm Size sebesar 21,52 dan nilai maksimum Firm Size
sebesar 32,45. Jika nilai Ukuran Perusahaan > 90, maka perusahaan tersebut
dikategorikan baik. Adapun rata-rata Firm Size dari perusahaan Jasa Subsektor
Kontruksi tahun 2012-2019 yaitu sebesar 27,8561 dan standar deviasi Firm Size
dari perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi tahun 2012-2019 yaitu 3,65499.
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, 7 perusahaan sampel yang diteliti memiliki
rata-rata Firm Size dibawah 90, hal itu termasuk kedalam kategori perusahaan
tidak baik.
77

4.1.3 Analisis Verifikatif Variabel yang Diteliti


4.1.3.1 Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisi jalur, ada
beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi agar kesimpulan dari analisis
tersebut tidak biasa. Pengujian asumsi ini terdiri atas 4 pengujian yaitu Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena
untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan
(Ghozali, 2018:161).
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, bisa
dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Pengujian dengan analisis grafik
dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Menurut Ghozali
(2018:161) Distribusi Normal adalah:
“Membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya”.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-
Smirnov Test yang nantinya akan diolah dengan bantuan SPSS, kemudian alat uji
statistik parametrik dapat digunakan bila asumsi data sampel terdistribusi normal
terpenuhi. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis.
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residual tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymptotik Significance), yaitu: Apabila p-value (Asymp Sig) > 0,05 maka H0
diterima Apabila p-value (Asymp Sig) ≤ 0,05 maka H0 ditolak.
78

Untuk mendukung dan lebih memastikaan hasil Kolmogrov-Smirnov


maka penulis menambahkan Uji Probability Plot Residual. Dasar pengembalian
keputusan uji grafik probability plot residual adalah jika probability plot residual
berada disekitar garis horizontal, maka error dari model regresi sederhana tersbut
dapat dikatakakan berdistribusi normal, tetapi jika probability plot residual berada
jauh dari garis horizontal, maka error dari model regresi sederhana tersebut dapat
dikatakan berdistribusi tidak normal.
Dari pengujian yang dilakukan menggunakan SPSS 26.0 terhadap data
sampel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .98185439
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .087
Negative -.057
Test Statistic .087
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Olah data SPSS Versi 26

Gambar 4. 6 Grafik Normal P-P Regression Standardized Residual Awal


79

Hasil dari pengujian Kolmogorov-Smirnov Test diketahui nilai signifikan


yang diperoleh sebesar 0,200 dan tidak menyebar dan mengikuti garis diagonal
pada grafik normal P-P of regression standardized residual. Maka data yang diolah
diatas berdistribusi normal
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi
ada tidaknya Multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka Variance
Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,1 atau sama
dengan nilai VIF < 10.
Jika pada model terdapat masalah multikolonieritas yang serius, salah satu
metode sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan menghilangkan salah satu
variabel independen yang mempunyai hubungan linier kuat. Berikut ini adalah
hasil pengujian multikolinieritas Variance Influence Factor (VIF) dan tolerance
pada data dengan menggunakan SPSS 26.0:
Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.191 1.619
Current Ratio -3.257 .756 -.474 .941 1.063
Total Assets -.126 .563 -.027 .772 1.296
Trunover
Firm Size .167 .042 .465 .827 1.210
Return on .080 .025 .372 .882 1.134
Equity
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Berdasarkan tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat
masalah Multikolinieritas dimana:
1. Pada variabel Current Ratio (X1), nilai Variance Influence Factor
80

(VIF) sebesar 1,063 dan Tolerance 0,941.


2. Pada variabel Total Assets Trunover (X2), nilai Variance Influence
Factor (VIF) sebesar 1,296 dan Tolerance 0,772.
3. Pada variabel Firm Size (X3), nilai Variance Influence Factor (VIF)
sebesar 1,210 dan Tolerance 0,827.

4. Pada variabel Return on Equity (Z), nilai Variance Influence Factor


(VIF) sebesar 1,134 dan Tolerance 0,882.

Hasil perhitungan nilai VIF menunjukan bahwa semua variabel


independen memiliki hasil kurang dari 10. Selain itu, hasil perhitungan nilai
tolerance menujukan bahwa semua variabel independen memiliki hasil lebih dari
0.10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel
independent dalam model regresi.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
SPSS 26.0:

Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas dengan menggunakan Scatterplot


81

Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik secara acak, tidak membentuk
suatu pola. Serta titik-titik menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi tersebut, sehingga model regresi layak dipakai untuk analisa
berikutnya.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak di prediksi. Autokorelasi berarti adanya
korelasi antara anggota observasi lain yang berlainan waktu.
Untuk mendeteksi adanya auto korelasi dalam suatu model regresi, dapat
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian
Durbin-Watson pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4. 13 Pengujian Hipotesis
Hipotesis Nilai Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ dw ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < dw < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif ataupun Tidak du < dw < 4 – du
Negatif ditolak
Sumber: Ghozali (2018:112)
Hasil pengujian autokorelasi pasa data dengan menggunakan bantuan
program SPSS 26.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 14 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Durbin-
R Adjusted R Std. Error of the Watson
Model R Square Square Estimate
1 .682a .466 .420 1.02278 1.896
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Current Ratio, Firm Size, Total
Assets Trunover
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
82

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh nilai Durbin-Watson yang


sebesar 1,896. Berdasarkan kriteria dibawah nilai berada diantara du yang
didapatkan dari tabel yaitu 1,722 dan 4-du yaitu sebesar 2,278 maka dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. Berdasarkan seluruh hasil pengujian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam pengujian ini tidak
diperoleh pelanggaran terhadap asumsi regresi.
4.1.3.2 Analisi Jalur (Path Analysis)
Path analysis atau analisis jalur merupakan perluasan dari regresi linier
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi linier berganda
untuk menaksir pengaruh kuasalitas antara variabel (model casual) yang telah
ditetapkan dalam teori. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda
dengan menggunakan program SPSS versi 26.0 dan rumusannya adalah sebagai
berikut:
4.1.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda Model 1
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi
26.0 menurut Ghozali (2018:245), maka diperoleh hasil regresi antara variabel
Current Ratio (X1), Total Assets Trunover (X2) dan Firm Size (X3) terhadap
Return on Equity (Z) sebagai Variabel Intervening dengan rumus sebagai berikut:

𝑍 = 𝜌𝑧𝑥1 𝑋1 + 𝜌𝑧𝑥2 𝑋2 + 𝜌𝑧𝑥3 𝑋3 + 𝜀1

Keterangan:
X1 = Current Ratio
X2 = Total Assets Trunover
X3 = Firm Size
Z = Return on Equity
𝜌𝑧𝑥1 𝑋1 = Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Return on
Equity
𝜌𝑧𝑥2 𝑋2 = Koefisien Jalur Total Assets Truover
terhadap Return on Equity
𝜌𝑧𝑥3 𝑋3 = Koefisien Jalur Firm Size terhadap Return on Equity
𝜀1 = Faktor lain yang mempengaruhi Return on Equity
83

Tabel 4. 15 Hasil Analisis Regresi Linier Model 1


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Model t
1 (Constant) 18.273 9.153 1.996
Current Ratio -1.463 4.442 -.046 -.329
Total Assets 5.872 3.200 .274 1.835
Trunover
Firm Size -.221 .245 -.133 -.902

a. Dependent Variable: Return On Equity Ratio


Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaan sebagai
berikut:
Z = -1.463 + 5.872 - 0.221+ 𝜀1 = 4.188

𝜀1=4.188

Z
-1.463

X1 Y

𝜀1=4.188

Z
5.872

X2 Y
84

𝜀1=4.188

Z
-0.221

X3 Y

Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

1. Koefisien regresi dua variabel bebas (Current Ratio dan Total Assets
Trunover) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel
penghubung (Return On Equity). Artinya, apabila Current Ratio dan Total
2. Assets Trunover meningkat, maka variabel Return On Equity menurun.
Sedangkan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
penghubung (Return On Equity). Artinya, apabila variabel Firm Size
meningkat, maka variabel Return On Equity juga meningkat.
Dari hasil koefesien regresi yang didapat menunjukkan bahwa faktor Total
Assets Trunover (b1 = 5.872) menjadi faktor yang lebih dominan dalam
mempengaruhi Return On Equity di Perusahaan Jasa Subsektor Pariwisata.

4.1.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda Model 2


Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi
26.0 menurut Ghozali (2018:245), maka diperoleh hasil regresi antara variabel
Current Ratio (X1), Total Assets Trunover (X2) dan Firm Size (X3) terhadap
Struktur Modal (Y) dengan rumus sebagai berikut:

𝑌 = 𝜌𝑦𝑥1 𝑋1 + 𝜌𝑦𝑥2 𝑋2 + 𝜌𝑦𝑥3 𝑋3 + 𝜀2

Keterangan :
X1 = Current Ratio
X2 = Total Assets Ratio
X3 = Firm Size
Y = Struktur Modal
𝜌𝑦𝑥1 𝑋1 = Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Struktur
85

Modal
𝜌𝑦𝑥2 𝑋2 = Koefisien Jalur Total Assets Trunover
terhadap Struktur Modal
𝜌𝑦𝑥3 𝑋3 = Koefisien Jalur Firm Size terhadap Struktur Modal
𝜀2 = Faktor lain yang mempengaruhi Struktur Modal

Tabel 4. 16 Hasil Analisis Regresi Linier Model 2


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.191 1.619 .735 .466
Current Ratio -3.257 .756 -.474 -4.308 .000
Total Assets -.126 .563 -.027 -.223 .824
Trunover
Firm Size .167 .042 .465 3.970 .000
Return on .080 .025 .372 3.276 .002
Equity
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaan sebagai
berikut:
Y = -3.257 – 0.126 + 0.167+0,080+ 𝜀2=0.731+ 𝜀1= 4.188

𝜀1=4.188

Z
P2 -1.463 P3 0.080

X1 Y 𝜀2=0.731
P1 -3.257

𝜀1=4.188

Z
P2 5.872 P3 0.080

X2 Y 𝜀2=0.731
P1 -0.126
86

𝜀1=4.188

Z
P2 -0.221 P3 0.080

X3 Y 𝜀2=0.731
P1 0.167

Hasil analisis menunjukan bahwa X dapat berpengaruh langsung terhadap


Y dan dapat juga berpengaruh tidak langsung melalui Z sebagai Intervening:
1. Besarnya pengaruh langsung adalah -3.257, -0.126 dan 0.167.
2. Total pengaruh X terhadap Y adalah: -3.257 – 0.126 + 0.167 = -3.216

4.1.3.5 Hasil Uji Koefisien Product Moment (Korelasi Pearson)


Perhitungan koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan korelasi Product Moment. Hasil perhitungan untuk koefisien
korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi
Correlations
Current Total Assets Firm Return on Struktur
Ratio Trunover Size Equity Modal
Current Ratio Pearson Correlation 1 .165 .100 -.014 -.437**
Sig. (2-tailed) .242 .482 .921 .001
N 52 52 52 52 52
** *
Total Assets Pearson Correlation .165 1 -.365 .315 -.158
Trunover Sig. (2-tailed) .242 .008 .023 .263
N 52 52 52 52 52
Firm Size Pearson Correlation .100 -.365** 1 -.238 .340*
Sig. (2-tailed) .482 .008 .090 .014
N 52 52 52 52 52
Return on Pearson Correlation -.014 .315* -.238 1 .259
Equity Sig. (2-tailed) .921 .023 .090 .063
N 52 52 52 52 52
Struktur Pearson Correlation -.437** -.158 .340* .259 1
Modal Sig. (2-tailed) .001 .263 .014 .063
N 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
87

Berdasarkan perhitungan tabel 4.17 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat


korelasi negatif lemah antara Current Ratio (X1) terhadap Return on Equity Ratio
(Z) sebesar -0,014. Korelasi positif sedang antara Total Assets Trunover (X2)
terhadap Return on Equity Ratio (Z) sebesar 0,315. Korelasi negatif lemah antara
Firm Size (X3) terhadap Return on Equity (Z) sebesar -0,238. Korelasi negatif
sedang antara Current Ration (X1) terhadap Struktur Modal (Y) sebesar -0,437.
Korelasi negatif lemah antara Total Assets Trunover (X2) terhadap Struktur Modal
(Y) sebesar -0,158. Korelasi positif sedang antara Firm Size (X3) terhadap
Struktur Modal (Y) sebesar 0,340. Korelasi positif sedang antara Return on Equity
terhadap Struktur Modal (Y) sebesar 0,259.

4.1.3.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi merupakan Alat untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini
adalah hasil uji koefisien determinasi menggunakan SPSS 26:
Tabel 4. 18 Hasil Perhitungan 1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .344 .118 .063 6.01618
a. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Firm Size
b. Dependent Variable: Return on Equity
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Kd = R2 x 100%
= (0,344)2 X 100%
= 11,83%
Dengan demikian, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar
11,83% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Total Assets Trunover
(X2) dan Firm Size (X3) terhadap Return on Equity (Z) sebagai variabel
intervening memberikan pengaruh simultan (bersama-sama) lemah sebesar
11,83%. Sedangkan sisanya sebesar 88,17% dipengaruhi oleh faktor lain yang
diabaikan dalam penelitian ini seperti Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang dan Perputaran Persediaan.
88

Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan 2 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .586 .344 .303 1.12167
a. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Firm Size
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Kd = R2 x 100%
= (0,586)2 X 100%
= 34,33%

Dengan demikian, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar


34,33% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Total Assets Trunover
(X2) dan Firm Size (X3) terhadap Struktur Modal (Y) sebagai variabel
intervening memberikan pengaruh simultan (bersama-sama) sedang sebesar
34,33%. Sedangkan sisanya sebesar 65,67% dipengaruhi oleh faktor lain yang
diabaikan dalam penelitian ini seperti Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang dan Perputaran Persediaan.

Tabel 4. 20 Hasil Perhitungan 3 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .682a .466 .420 1.02278
a. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Firm Size,
Return On Equity
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Kd = R2 x 100%
= (0,682)2 X 100%
= 46,51%
Dengan demikian, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar
45,51% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Total Assets Trunover
(X2) Firm Size (X3) melalui Return on Equity (Z) terhadap Struktur Modal (Y)
memberikan pengaruh simultan (bersama-sama) sedang sebesar 45,51%.
89

Sedangkan sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan
dalam penelitian ini seperti Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran Piutang
dan Perputaran Persediaan.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis


Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui kebenaran dari dugaan
sementara dan merupakan jawaban serta pembuktian dari penelitian. Maka dari
itu, dilakukan Uji parsial (t test) dan uji simultan (F test).
4.1.4.1 Hasil Uji Parsial (t test)
Uji t melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial,
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi peran secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel
independen lain yang dianggap konstan. Hasil pengujian parsial adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 21 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.273 9.153 1.996 .052
Current Ratio -1.463 4.442 -.046 -.329 .743
Total Assets 5.872 3.200 .274 1.835 .073
Trunover
Firm Size -.221 .245 -.133 -.902 .372
a. Dependent Variable: Return on Equity
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
1. Pengujian Hipotesis Current Ratio (X1) terhadap Return on Equity (Z)
HO: Tidak terdapat pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Return on Equity
(Z).
H1: Terdapat pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Return on Equity (Z).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v)=52 (n-1)
didapat nilai t-tabel 2.00758 dengan nilai sig 0.743>0.050
90

Gambar 4. 7 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Return on Equity

Dari perhitungan tabel 4.21 diperoleh nilai t hitung Current Ratio (X1)
sebesar -0,329 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0
diterima dan H1 ditolak, artinya Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap
Return on Equity (Z)

2. Pengujian Hipotesis Total Assets Trunover (X2) terhadap Return on


Equity (Z)
HO: Tidak terdapat pengaruh Total Assets Trunover (X2) terhadap Return on
Equity (Z).
H2 : Terdapat pengaruh Total Assets Trunover (X2) terhadap Return on
Equity (Z).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)
didapat nilai ttabel 2,00758 dengan nilai sig 0,372>0,050
91

Gambar 4. 8 Kurva Uji t Total Assets Trunover terhadap Return on Equity

Dari perhitungan tabel 4.21 diperoleh nilai t hitung Total Assets Trunover
(X2) sebesar 1,835 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka
H0 diterima dan H2 ditolak, artinya Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh
terhadap Return on Equity (Z).

3. Pengujian Hipotesis Firm Size (X3) terhadap Return on Equity (Z)


HO: Tidak terdapat pengaruh Firm Size (X3) terhadap Return on Equity (Z).
H3: Terdapat pengaruh Firm Size (X3) terhadap Return on Equity (Z).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)
didapat nilai ttabel 2,00758dengan nilai sig 0,073>0,050
92

Gambar 4. 9 Kurva Uji t Firm Size terhadap Return on Equity

Dari perhitungan tabel 4.21 diperoleh nilai thitung Firm Size (X3) sebesar -
0,902 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima
dan H3 ditolak, artinya Firm Size (X3) tidak berpengaruh terhadap Return on
Equity (Z).

Tabel 4. 22 Hasil Uji Parsial (Uji t)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.191 1.619 .735 .466
Current Ratio -3.257 .756 -.474 -4.308 .000
Total Assets -.126 .563 -.027 -.223 .824
Trunover
Firm Size .167 .042 .465 3.970 .000
Return on Equity .080 .025 .372 3.276 .002
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
4. Pengujian Hipotesis Current Ratio (X1) terhadap Struktur Modal (Y)
HO : Tidak terdapat pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Struktur Modal
(Y).
H4 : Terdapat pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Struktur Modal (Y).
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
93

Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)


didapat nilai ttabel 2,00758 dengan nilai sig 0,000<0,050

Gambar4. 10 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Struktur Modal

Dari perhitungan tabel 4.22 diperoleh nilai t hitung Current Ratio (X1)
sebesar -4,308 dan ttabel -2,00758. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0
ditolak dan H1 diterima, artinya Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap
Struktur Modal (Y).

5. Pengujian Hipotesis Total Assets Trunover (X2) terhadap Struktur


Modal (Y)
HO: Tidak terdapat pengaruh Total Assets Trunover (X2) terhadap Struktur
Modal (Y).
H5: Terdapat pengaruh Total Assets Trunover (X2) terhadap Struktur Modal
(Y).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)
didapat nilai ttabel 2,00758 dengan nilai sig 0,824>0,050
94

Gambar 4. 11 Kurva Uji t Total Assets Trunover terhadap Struktur Modal

Dari perhitungan tabel 4.22 diperoleh nilai t hitung Total Assets Trunover
(X2) sebesar -0,223 dan ttabel -2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka
H0 diterima dan H5 ditolak, artinya Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh
terhadap Struktur Modal (Y).

6. Pengujian Hipotesis Firm Size (X3) terhadap Struktur Modal (Y)


HO : Tidak terdapat pengaruh Firm Size (X3) terhadap Struktur Modal (Y).
H6 : Terdapat pengaruh Firm Size (X3) terhadap Struktur Modal (Y).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)
didapat nilai ttabel 2,00758 dengan nilai sig 0,000>0,050

Gambar 4. 12 Kurva Uji t Firm Size terhadap Struktur Modal


95

Dari perhitungan tabel 4.22 diperoleh nilai t hitung Firm Size (X3) sebesar
3,970 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan
H6 diterima, artinya Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).

7. Pengujian Hipotesis Return on Equity (Z) terhadap Struktur Modal (Y)


HO: Tidak terdapat pengaruh Return on Equity (Z) terhadap Struktur Modal
(Y).
H7: Terdapat pengaruh Return on Equity (Z) terhadap Struktur Modal (Y).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig>α
H0 ditolak, jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig <α
Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (v) = 52 (n - 1)
didapat nilai ttabel 2,00758 dengan nilai sig 0,002>0,050

Gambar 4. 13 Kurva Uji t Return on Equity terhadap Struktur Modal

Dari perhitungan tabel 4.22 diperoleh nilai t hitung Return on Equity (Z)
sebesar 3,276 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0
ditolak dan H7 diterima, artinya Return on Equity (Z) berpengaruh terhadap
Struktur Modal (Y).

4.1.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)


Pada uji simultan akan diuji pengaruh semua variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut hipotesis uji F dalam
penelitian ini:
96

H0 : Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
H8 : Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
H0 : Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
H9 : Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
H0 : Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y)
melalui Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening.
H10: Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) melalui
Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening

Tingkat signifikan (α) sebesar 5% dengan kriteria pengujian sebagai


berikut:
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak

Hasil pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut:


Tabel 4. 23 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 1
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 233.380 3 77.793 2.949 .046b
Residual 1737.333 48 36.194
Total 1970.713 51
a. Dependent Variable: Return On Equity
b. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Firm Size
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Berdasarkan data tabel 4.23 di atas diketahui Fhitung sebesar 2,949 dengan
p-value (sig) 0,046 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k
(jumlah variabel independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan
taraf kesalahan 0.050, diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80. Dikarenakan nilai
Fhitung>Ftabel (2,949 > 2,80), maka H0 ditolak dan H8 diterima, artinya variabel
97

Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).

Gambar 4. 14 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Return on Equity
Tabel 4. 24 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31.637 3 10.546 8.382 .000b
Residual 60.391 48 1.258
Total 92.028 51
a. Dependent Variable: Struktur Modal
b. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Firm Size
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26
Berdasarkan data tabel 4.24 di atas diketahui Fhitung sebesar 8,382 dengan
p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k
(jumlah variabel independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan
taraf kesalahan 0.050, diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80. Dikarenakan nilai
Fhitung>Ftabel (8,382 > 2,80), maka H0 ditolak dan H9 diterima, artinya variabel
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
98

Gambar 4. 15 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal

Tabel 4. 25 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 3


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 42.862 4 10.716 10.244 .000b
Residual 49.166 47 1.046
Total 92.028 51
a. Dependent Variable: Struktur Modal
b. Predictors: (Constant), Current Ratio, Total Assets Trunover, Return on Equity, Firm
Size,
Sumber: Olah Data SPSS Versi 26

Berdasarkan data tabel 4.25 di atas diketahui Fhitung sebesar 10,244


dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df
pembilang k (jumlah variabel independen = 4) dan df penyebut = (n-k-1) = (52-4-
1) dengan taraf kesalahan 0.050, diperoleh nilai ftabel sebesar 2,57. Dikarenakan
nilai Fhitung>Ftabel (10,244 > 2,57), maka H0 ditolak dan H10 diterima, artinya
variabel Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) melalui Return on Equity (Z)
sebagai variabel intervening.
99

Gambar4. 16 Kurva Uji F Current Ratio, Total Asset Turnover dan Firm Size
terhadap Struktur Modal melalui Return on Equity

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor mempengaruhi
Struktur Modal yang terdiri dari: Current Ratio, Total Asset Turnover Dan Firm
Size Terhadap Struktur Modal Dengan Return On Equity Sebagai Variabel
Intervening berdasarkan data sekunder yaitu data laporan tahunan (annual report)
pada Pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2019.

4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Deskriptif


Berikut adalah hasil penelitian analisis deskriptif untuk menjawab rumusan
masalah yang penulis ajukan
1. Analisis Deskriptif Struktur Modal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Struktur Modal (Y) menunjukan bahwa nilai
minimum sebesar 0,34 dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan nilai
100

maksimum sebesar 5,67 dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Jika Nilai
Struktur Modal < 0,10 maka perusahaan termasuk dalam kategori
perusahaan tidak baik. Adapun rata-rata sebesar 2,2945 maka
perusahaan sampel yang diteliti memiliki rata-rata diatas 0,10, hal ini
termasuk kedalam kategori perusahaan tidak baik dan standar deviasi
sebesar 1,32670.
2. Analisis Deskriptif Return On Equity
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis deskriptif
variabel Return On Equity (Z) menunjukan bahwa nilai minimum
sebesar 2,05 dari PT Surya Semesta Internusa Tbk dan nilai maksimum
sebesar 91,78 dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Jika nilai Return on
Equity > 40% maka perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan
baik. Adapun rata-rata sebesar 16,5620 maka perusahaan sampel dalam
keadaan tidka baik dan standar deviasi sebesar 12,73703.
3. Analisis Deskriptif Current Ratio
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis deskriptif
variabel Current Ratio (X1) menunjukan bahwa nilai minimum sebesar
1,00 dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan nilai maksimum sebesar
2,37 dari PT Surya Semesta Internusa Tbk. Jika nilai Current Ratio >
1.5, maka perusahaan tersebut dikategorikan baik. Adapun rata-rata
sebesar 1,4325 maka rata-rata dibawah 1,5, mengidentifikasi adanya
masalah likuiditas namun belum tentu perusahaan tersebut menghadapi
krisis keuangan jika perusahaan bisa mendapatkan cara untuk
menanganinya dan standar deviasi sebesar 0,24615.
101

4. Analisis Deskriptif Total Asset Turnover


Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis deskriptif
variabel Total Asset Turnover (X2) menunjukan bahwa nilai minimum
sebesar 0,26 dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan nilai maksimum
sebesar 1,57 dari PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk. Jika nilai
Total Assets Turnover > 1 kali, maka perusahaan termasuk kategori
perusahaan baik. Adapun nilai rata-rata sebesar 0,7630 kali maka
termasuk kategori perusahaan yang tidak baik dan standar deviasi
sebesar 0,28457.

5. Analisis Deskriptif Firm Size


Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis deskriptif
variabel Firm Size (X3) diatas menunjukan bahwa nilai minimum
sebesar 21,52 dari PT Total Bangun Persada Tbk dan nilai maksimum
sebesar 32,45 dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Jika nilai Ukuran
Perusahaan > 90, maka perusahaan tersebut dikategorikan baik.
Adapun rata-rata sebesar 27,8561 maka termasuk kedalam kategori
perusahaan tidak baik dan standar deviasi sebesar 3,65499.

4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Verifikatif


Berikut adalah hasil analisis verifikatif untuk menjawab rumusan masalah
yang penulis ajukan:

1. Pengaruh Current Ratio terhadap Return on Equity


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
Maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh
102

terhadap Return on Equity ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis secara parsial


dimana diperoleh nilai thitung Current Ratio (X1) sebesar -0,329 dan ttabel
2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) sebesar -0,014.
Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang lemah antara
Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z). Apabila semakin
besar nilai Current Ratio maka perusahaan mampu dalam membayarkan hutang
lancarnya maka semakin kecil nilai Return on Equity.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Risfa dan Imam
(2017) menyatakan current ratio tidak berpengaruh negative terhadap return on
equity. Tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Dwi (2016)
menyatakan current ratio berpengaruh positif terhadap return on equity.

2. Pengaruh Total Assets Trunover terhadap Return on Equity


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity
(Z). Maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Total Assets Trunover
berpengaruh terhadap Return on Equity ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis
secara parsial dimana diperoleh nilai t hitung Total Assets Trunover (X2) sebesar
1,835 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima
dan H2 ditolak, artinya Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh terhadap
Return on Equity (Z).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Total Assets Trunover (X2) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) sebesar
0,315. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang
antara Total Assets Trunover (X2) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
Apabila semakin besar nilai Total Assets Trunover maka perusahaan baik dalam
mengelola aktivitas perusaahaan maka semakin besar nilai Return on Equity
103

Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyifa dan
Hendratno (2019) menyatakan bahwa total assets turnover tidak berpengaruh
terhadap return on equity. Tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan Risfa dan Imam (2017) yang menyatakan bahwa total asset turnover
berpengaruh positif terhadap return on equity.

3. Pengaruh Firm Size terhadap Return on Equity

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa Firm Size (X3) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z). Maka
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh terhadap Return
on Equity ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis secara parsial dimana diperoleh
nilai thitung Firm Size (X3) sebesar -0,902 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai
thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H3 ditolak, artinya Firm Size (X3) tidak
berpengaruh terhadap Return on Equity (Z).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) sebesar -0,238. Hal
tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang lemah antara Firm Size
(X3) berpengaruh terhadap Return on Equity (Z). Apabila semakin besar nilai
Firm Size maka semakin kecil nilai Return on Equity.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana dan
Chusnul (2016) menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap return on
equity. Tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Nurul,
Wayan dan Nyoman (2016) menyatakan firm size berpengaruh positif terhadap
return on equity.

4. Pengaruh Current Ratio terhadap Struktur Modal


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Maka
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap
Struktur Modal diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana
104

diperoleh nilai thitung Current Ratio (X1) sebesar -4,308 dan ttabel -2,00758.
Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) sebesar -0,437. Hal
tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang sedang antara Current
Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Apabila semakin besar nilai
Current Ratio maka perusahaan mampu dalam membayarkan hutang lancarnya
maka semakin kecil nilai Struktur Modal.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Umam dan
Mahfud (2016) bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

5. Pengaruh Total Assets Trunover terhadap Struktur Modal


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh terhadap Sturktur Modal
(Y). Maka hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Total Assets Trunover
berpengaruh terhadap Sturktur Modal ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis
secara parsial dimana diperoleh nilai t hitung Total Assets Trunover (X2) sebesar -
0,223 dan ttabel -2,00758. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima
dan H5 ditolak, artinya Total Assets Trunover (X2) tidak berpengaruh terhadap
Struktur Modal (Y).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Total Assets Trunover (X2) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) sebesar -
0,158. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang lemah
antara Total Assets Trunover (X2) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
Apabila semakin besar nilai Total Assets Trunover maka perusahaan baik dalam
mengelola aktivitas perusaahaan maka semakin kecil modal ekternal yang
diperlukan maka semakin kecil nilai Struktur Modal.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin (2020)
menyatakan total asset turnover tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
105

Tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Abraham, Ivonne


dan Hizkia (2016) menyatakan total asset turnover berpengaruh positif terhadap
struktur modal

6. Pengaruh Firm Size terhadap Struktur Modal


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Maka hipotesis
keenam yang menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh terhadap Struktur Modal
diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai
thitung Firm Size (X3) sebesar 3,970 dan ttabel 2,00758. Dikarenakan nilai
thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H6 diterima, artinya Firm Size (X3)
berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).

Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) sebesar 0,340.
Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang antara Firm
Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Apabila semakin besar nilai
Firm Size maka semakin besar Struktur Modal. Hal ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Umam dan Mahfud (2016) yang menunjukan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

7. Pengaruh Return on Equity terhadap Struktur Modal


Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Return on Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Maka
hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa Return on Equity berpengaruh terhadap
Struktur Modal diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana
diperoleh nilai thitung Return on Equity (Z) sebesar 3,276 dan ttabel 2,00758.
Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H7 diterima, artinya
Return on Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y).
Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara
Return on Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) sebesar 0,259. Hal
106

tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang antara Return on
Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Apabila semakin besar nilai
Return on Equity maka semakin besar Struktur Modal
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Mertha
(2017) menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap struktur
modal.

8. Pengaruh Current Ratio, Total Assets Trunover dan Firm Size


Terhadap Return on Equity

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan


Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (Z). Maka Hipotesis kesebelas
diterima. Keputusan diterimanya hipotesis berdasarkan hasil pengujian hipotesis
simultan dimana diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,949 dengan p-value (sig) 0,046
dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel
independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan taraf kesalahan
0.050, diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80. Dikarenakan nilai Fhitung>Ftabel (
2,949 > 2,80), maka H0 ditolak dan H8 diterima, artinya variabel Current Ratio
(X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap Return on Equity (Z).
Selain itu, berdasarkan hasil koefisien determinasi yang dilakukan,
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 11,83% yang menunjukkan arti
bahwa Current Ratio (X1), Total Assets Trunover (X2) dan Firm Size (X3)
terhadap Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening memberikan pengaruh
simultan (bersama-sama) lemah sebesar 11,83%. Sedangkan sisanya sebesar
88,17% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan dalam penelitian ini seperti
Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan.

9. Pengaruh Current Ratio, Total Assets Trunover dan Firm Size


Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
107

simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Maka Hipotesis kedua belas
diterima. Keputusan diterimanya hipotesis berdasarkan hasil pengujian hipotesis
simultan dimana diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,382 dengan p-value (sig) 0,000
dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel
independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan taraf kesalahan
0.050, diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80. Dikarenakan nilai Fhitung>Ftabel
(8,382 > 2,80), maka H0 ditolak dan H9 diterima, artinya variabel Current Ratio
(X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap Struktur Modal (Y).
Selain itu, berdasarkan hasil koefisien determinasi yang dilakukan,
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 34,33% yang menunjukkan arti
bahwa Current Ratio (X1), Total Assets Trunover (X2) dan Firm Size (X3)
terhadap Struktur Modal (Y) sebagai variabel intervening memberikan pengaruh
simultan (bersama-sama) sedang sebesar 34,33%. Sedangkan sisanya sebesar
65,67% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan dalam penelitian ini seperti
Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan

10. Pengaruh Current Ratio, Total Assets Trunover dan Firm Size
Terhadap Struktur Modal Melalui Return on Equity Sebagai Variabel
Intervening

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan


Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara
simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) melalui Return on Equity (Y)
sebagai variabel intervening. Maka Hipotesis ketiga belas diterima. Keputusan
diterimanya hipotesis berdasarkan hasil pengujian hipotesis simultan dimana
diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,244 dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5%
serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 4)
dan df penyebut = (n-k-1) = (52-4-1) dengan taraf kesalahan 0.050, diperoleh nilai
ftabel sebesar 2,57. Dikarenakan nilai Fhitung>Ftabel (10,244 > 2,57), maka H0
ditolak dan H10 diterima, artinya variabel Current Ratio (X1), Total Asset
108

Turnover (X2) dan Firm Size (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Struktur
Modal (Y) melalui Return on Equity (Y) sebagai variabel intervening. Bahwa
Current Ratio (X1), Total Assets Trunover (X2) Firm Size (X3) melalui Return on
Equity (Z) terhadap Struktur Modal (Y) memberikan pengaruh simultan (bersama-
sama) sedang sebesar 45,51%. Sedangkan sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi
oleh faktor lain yang diabaikan dalam penelitian ini seperti Struktur Aktiva,
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian perihal Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover
dan Firm Size terhadap Struktur Modal melalui Return on Equity sebagai variabel
intervening pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2019, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Struktur Modal (Y) menunjukan nilai minimum
sebesar 0,34 dan nilai maksimum sebesar 5,67. Adapun rata-rata
sebesar 2,2945 dan standar deviasi sebesar 1,32670.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Return on Equity (Z) menunjukan nilai minimum
sebesar 2,05 dan nilai maksimum sebesar 91,78. Adapun rata-rata
sebesar 16,5620 dan standar deviasi sebesar 12,73703.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Current Ratio (X1) menunjukan nilai minimum
sebesar 1,00 dan nilai maksimum sebesar 2,37. Adapun rata-rata
sebesar 1,4325 dan standar deviasi sebesar 0,24615.
4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

109
110

2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar


perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Total Assets Trunover (X2) menunjukan nilai
minimum sebesar 0,26 dan nilai maksimum sebesar 1,57. Adapun nilai
rata-rata sebesar 0,7630 dan standar deviasi sebesar 0,28457.
5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Jasa
Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2019 cenderung mengalami fluktuasi untuk sebagian besar
perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil analisis
deskriptif variabel Firm Size (X3) menunjukan nilai minimum sebesar
21,52 dan nilai maksimum sebesar 32,45. Adapun rata-rata sebesar
27,8561 dan standar deviasi sebesar 3,65499.
6. Berdasarkan hasil penelitian uji t variabel X-Z diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity
(Z) pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain tersebut
bedasarkan thitung Current Ratio (X1) sebesar -0,329 lebih kecil
dari ttabel 2,00758.
b. Total Assets Turnover (X2) tidak berpengaruh terhadap Return on
Equity (Z) pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain
tersebut bedasarkan nilai thitung Total Assets Trunover (X2)
sebesar 1,835 lebih kecil dari ttabel 2,00758.
c. Firm Size (X3) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (Z)
pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain tersebut bedasarkan
nilai thitung Firm Size (X3) sebesar -0,902 lebih kecil dari ttabel
2,00758.
7. Berdasarka hasil penelitian pada uji t variabel X-Y diperoleh hasil
111

sebagai berikut:
a. Current Ratio (X1) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain tersebut bedasarkan nilai
thitung Current Ratio (X1) sebesar -4,308 lebih besar ttabel -
2,00758
b. Total Assets Turnover (X2) tidak berpengaruh terhadap Sturktur
Modal (Y) pada Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain
tersebut bedasarkan nilai thitung Total Assets Trunover (X2)
sebesar -0,223 lebih kecil dari ttabel - 2,00758.
c. Firm Size (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain tersebut bedasarkan nilai
thitung Firm Size (X3) 3,970 lebih besar dari ttabel 2,00758.
8. Bedasarkan hasil penelitian pada uji t Z-Y diperoleh hasil sebagai
berikut: Return on Equity (Z) berpengaruh terhadap Struktur Modal
(Y) pada Perusahaan Jasa Subsektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2019. Penilain tersebut bedasarkan nilai
thitung Return on Equity (Z) sebesar 3,276 lebih besar dari ttabel
2,00758.
9. Berdasarkan hasil penelitian uji F variabel X-Z diperoleh hasil sebagai
berikut:
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (Z) pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012- 2019. Penilaian berdasarkan nilai Fhitung
sebesar 2,949 dengan p-value (sig) 0,046 dengan α = 5% serta derajat
kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 3)
dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan taraf kesalahan 0.050,
112

diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80 maka Fhitung>Ftabel ( 2,949 >


2,80).
10. Berdasarkan hasil penelitian pada uji F variabel X-Y diperoleh hasil
sebagai berikut:
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) pada
Perusahaan Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012- 2019. Penilaian berdasarkan nilai Fhitung
sebesar 8,382 dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat
kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 3)
dan df penyebut = (n-k-1) = (52-3-1) dengan taraf kesalahan 0.050,
diperoleh nilai ftabel sebesar 2,80 maka nilai Fhitung>Ftabel (8,382 >
2,80).
11. Berdasarkan hasil penelitian pada uji F variabel X-Z-Y diperoleh hasil
sebagai berikut:
Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2) dan Firm Size (X3)
secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y) dengan
Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening pada Perusahaan
Jasa Subsektor Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2019. Penilaian berdasarkan nilai Fhitung sebesar 10,244
dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat kebebasan
dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 4) dan df
penyebut = (n-k-1) = (52-4-1) dengan taraf kesalahan 0.050, diperoleh
nilai ftabel sebesar 2,57 maka nilai Fhitung>Ftabel (10,244 > 2,57).
12. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (X-Z) diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 11,83% yang menunjukkan arti bahwa Current
Ratio (X1), Total Assets Turnover (X2) dan Firm Size (X3) terhadap
Return on Equity (Z) sebagai variabel intervening memberikan
pengaruh simultan (bersama-sama) lemah. Sedangkan sisanya sebesar
88,17% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan dalam penelitian
113

ini seperti Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan


Perputaran Persediaan.
13. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (X-Y) diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 34,33% yang menunjukkan arti bahwa Current
Ratio (X1), Total Assets Turnover (X2) dan Firm Size (X3) terhadap
Struktur Modal (Y) sebagai variabel intervening memberikan pengaruh
simultan (bersama-sama) sedang. Sedangkan sisanya sebesar 65,67%
dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan dalam penelitian ini seperti
Struktur Aktiva, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran
Persediaan
14. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (X-Z-Y) diperoleh nilai
koefisien determinasi sebesar 45,51% yang menunjukkan arti bahwa
Current Ratio (X1), Total Assets Turnover (X2) Firm Size (X3)
melalui Return on Equity (Y) terhadap Struktur Modal (Y)
memberikan pengaruh simultan (bersama-sama) sedang. Sedangkan
sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan
dalam penelitian ini seperti Struktur Aktiva, Perputaran Kas,
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat, maka saran


yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Lain (Investor)
Para investor tentunya ingin menanamkan sahamnya perusahaan-
perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat atau dalam
keadaan baik. Dengan metode dan rasio keuangan yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai aspek dalam memprediksi
keberlangsungan perusahaan, diharapkan dapat bermanfaat untuk
para investor dalam melihat kondisi perusahaan sebelum
menanamkan sahamnya tersebut.
114

2. Bagi Universitas Indonesia Membangun


Menambah kelengkapan kepustakaan dan sebagai referensi untuk
mengetahui data serta informasi mengenai Pengaruh Current Ratio,
Total Assets Turnover dan Firm Size terhadap Struktur Modal
dengan Return on Equity sebagai variabel intervening serta dapat
membandingkan teori dengan kenyataan dilapangan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian yang dilakukan oleh penulis masih memiliki keterbatasan,
baik dalam pemilihan sampel maupun analisis permasalahannya.
Pada penelitian selanjutnya, para peneliti yang akan menggunakan
Struktur Modal sebagai variabel dependen, dianjurkan untuk
menambah mengganti Subsektor serta mengganti indikator yang
dapat mempengaruhi Struktur Modal sehingga dapat diperoleh
prediktor yang lebih baik. Dengan demikian, diharapkan akan
memberikan hasil yang lebih berguna bagi perkembangan
perekonomian di Indonesia, khususnya bagi perusahaan- perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
115

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi Buku:

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan


Indikator). Riau: Zanafa Publishing

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Dalman. (2016). Menulis karya ilmiah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Getut Pramesti, (2016), Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi dengan
SPSS 23, PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM


SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gunawan, Heri. (2017). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.


Bandung: Alfabeta.

Halim, Abdul. (2015). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1.


Edisi Kelima. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1-
10. Jakarta: Rajawali Pers.

Harrison, Jeffrey S., & John, Caron H. St. 2014. Foundations in Strategic
Management. United States: South-Western

Hery. (2018). Auditing dan Asurans. Jakarta. Grasindo

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munawir, S. (2015). Analisis Informasi Keuangan, Liberty, Yogyakarta

Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Pirmatua Sirait., (2017)., Analisis Laporan Keuangan, Ekuilibria, Yogyakarta.

Pranata, Andi Eka. (2013). Manajemen Cairan dan Elektrolit. Yogyakarta: Haikhi
116

Rozarie, C. R. D., & Indonesia, J. T. N. K. R. (2017). Manajemen sumber daya


manusia. Jakarta: Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Depok: Raja Grafindo

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sujarweni, V. Wiranta. (2017). Analisa Laporan Keuangan: Teori, Aplikasi &
Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Pers

Suwardi. (2015). Hukum Dagang: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Deepublish.

Wibowo, (2016). Manajemen Kinerja, Edisi Kelima, PT. Rajagrafindo. Persada


Jakarta-14240.

Widodo. (2017). Metodelogi Penelitian, Populer & Praktis. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Wirawan, (2015). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi, dan
Penelitian). Jakarta: Salemba Empat.

Refrensi Jurnal:

Andi Kartika, (2016). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Pertumbuhan


Penjualan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen. Vol. 10, No. 7, Juli 2016.

Chasanah, Nur Wahyu S. dan Budhi Satrio. (2017). Pengaruh Profitabilitas,


Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Transportasi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol. 6,
No. 7, Juli 2017.

Finky Uung Victoria, Wijaya Liliana Inggrit dan Ernawati Endang. (2013).
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal Pada Industri
Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2), h:1-13.

Lambey, R., Tewal, B., Sondakh, J. J., & Manganta, M. (2021). The Effect Of
Profitability, Firm Size, Equity Ownership And Firm Age On Firm
Value (Leverage Basis): Evidence From The Indonesian
Manufacturer Companies. Archives of Business Research. 9(1): 128-
139. Jurnal Akuntansi Vol. 9 No. 1 April 2021
117

Meidiyustiani, Rinny. (2016). “Pengaruh Modal Kerja, Ukuran Perusahaan,


Pertumbuhan Penjualan dan Likuidias Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2010-2014.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Edisi Oktober 2016. Vol. 5. No 8.
hal 161-179.

Muhajir Ilyas dan Triyono. 2010. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Struktur


Modal Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia Periode
2005- 2009. Jurnal Unimus, h:1-20

Said, dan Jusmansyah M. (2019). “Analisis Pengaruh Current Ratio, Return On


Equity, Total asset turnover dan Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotifmdan Komponen yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2013-2017)”. Jurnal
Ekonomika dan Manajemen Vol. 8 No. 1 April 2019 glm. 1-20.

Watung, et. al. (2016). “Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan
Struktur Aktiva Terhadap Struktur Moda Industri Barang Konsumsi
Di Bursa Efek”. Jurnal Ekonomika Vol. 4 No. 1 Juni 2016

Peraturan :

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2020). Exposure Draft Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan 68 Pengukuran Nilai Wajar. Jakarta: DSAK-
IAI.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Aset Tetap. Dewan Standar


Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta. UUD
Refrensi Lainnya :
www.alinea.id, 2022
investasi.kontan.co.id, 2022
www.sahamok.com, 2022
www.cnbcindonesia.com, 2022
www.ekrut.com, 2022
www.pintu.co.id, 2022
www.idnfinancials.com, 2022
118

LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan Total Asset


Turnover terhadap Struktur Modal dengan Return On Equity
sebagai variabel intervening pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2021

UKURAN TOTAL RETURN


CURRENT STUKTUR
KODE ASSET ON
NO. TAHUN RATIO PERUSAHAAN MODAL
EMITEN TURNOVER EQUITY
(X1) (X2) (Y)
(X3) (Z)
2013 1.08 14.68 1.08 0.02 1.69

2014 1.05 14.72 0.92 0.01 1.71

2015 1.00 15.00 0.73 0.01 1.95

2016 1.00 14.89 0.75 0.01 1.52

1 BUDI 2017 1.01 14.89 0.74 0.02 1.46

2018 1.00 15.04 0.64 0.01 1.77

2019 1.01 14.89 0.08 0.02 1.46

2020 1.14 14.90 0.80 0.02 0.55

2021 1.12 16.02 0.58 0.02 1.21

2013 10.17 26.27 0.51 0.27 0.14

2014 12.23 26.32 0.49 0.06 0.15

2015 13.35 26.34 0.43 0.04 0.14

2016 15.16 26.41 0.29 0.03 0.12

2 DPNS 2017 9.62 26.45 0.08 0.02 0.15

2018 7.74 26.50 0.09 0.03 0.16

2019 21.70 26.49 0.08 0.01 0.13

2020 208.44 26.48 0.07 0.01 0.11

2021 9.88 27.68 0.14 0.03 0.18

2013 2.33 26.56 1.22 0.15 0.45

2014 2.33 26.74 1.28 0.10 0.51

3 EKAD 2015 3.57 26.69 1.36 0.08 0.33

2016 5.46 27.28 0.28 0.11 0.19

2017 4.52 27.40 0.24 0.11 0.20


119

2018 5.05 27.47 0.12 0.09 0.18

2019 6.92 27.60 0.11 0.08 0.14

2020 8.11 27.71 0.21 0.09 0.14

2021 6.12 28.86 0.26 0.05 0.14

2013 1.05 27.89 0.93 0.01 1.45

2014 0.47 27.92 0.75 0.11 3.41

2015 0.63 27.92 0.30 0.17 16.59

2016 0.49 27.78 0.21 0.06 162.19

4 ETWA 2017 0.13 27.74 0.05 0.11 10.19

2018 0.02 27.72 0.20 0.13 -5.25

2019 0.06 27.75 0.02 0.08 4.25

2020 0.10 27.69 0.00 0.07 1.25

2021 0.09 28.77 0.00 0.03 4.47

2013 13.87 25.64 -0.47 0.08 0.08

2014 12.86 25.72 -0.74 0.07 0.08

2015 6.92 25.86 0.81 0.10 0.10

2016 5.82 26.32 0.65 0.04 0.11

5 INCI 2017 5.10 26.44 0.85 0.05 0.13

2018 3.04 26.69 0.94 0.04 0.22

2019 3.62 26.73 0.94 0.03 0.19

2020 3.72 26.82 0.89 0.07 0.21

2021 2.82 27.99 0.48 0.01 0.29

2013 1.42 26.47 0.75 0.03 1.46

2014 1.41 26.55 0.84 0.01 1.67

2015 1.42 26.44 1.00 0.02 1.29

2016 2.12 26.53 1.02 0.26 0.27

6 MDKI 2017 4.45 13.67 0.42 0.05 0.14

2018 7.02 13.73 0.44 0.04 0.10

2019 7.05 13.74 0.38 0.04 0.11

2020 9.28 13.79 0.36 0.04 0.09

2021 6.81 14.89 0.77 0.01 0.11

7 SRSN 2013 3.28 19.86 0.93 0.04 0.34


120

2014 2.87 19.95 1.02 0.03 0.41

2015 2.17 20.17 0.93 0.03 0.69

2016 1.74 20.39 0.70 0.02 0.78

2017 2.13 20.30 0.80 0.03 0.57

2018 2.45 20.35 0.88 0.06 0.44

2019 2.47 20.47 0.88 0.05 0.51

2020 2.17 20.62 0.99 0.05 0.54

2021 2.84 21.76 0.47 0.01 0.88

2013 1.31 14.46 1.31 0.00 1.23

2014 1.39 14.47 1.28 0.01 1.22

2015 1.10 14.44 0.69 0.01 1.10

2016 1.18 14.57 0.91 0.14 0.87

8 TPIA 2017 3.15 14.91 0.81 0.11 0.79

2018 2.05 14.97 0.80 0.06 0.79

2019 1.77 15.05 0.55 0.01 0.96

2020 1.74 15.09 0.50 0.01 0.98

2021 3.14 15.42 0.52 0.03 0.71

2013 1.75 19.41 1.63 0.04 0.85

2014 2.20 19.28 1.70 0.01 0.64

2015 2.53 19.22 1.28 0.39 0.58

2016 2.95 19.24 1.22 0.09 0.41

9 UNIC 2017 2.56 19.23 1.43 0.05 0.41

2018 2.65 19.28 1.48 0.07 0.42

2019 4.03 19.21 1.47 0.05 0.25

2020 4.90 19.31 1.34 0.11 0.22

2021 4.57 20.54 0.57 0.10 0.24

2013 1.01 21.66 0.38 0.03 2.22

2014 1.17 15.06 0.32 0.02 2.03

2015 1.09 15.42 0.29 0.01 1.79


10 AGII
2016 1.13 15.58 0.28 0.01 1.09

2017 1.50 15.67 0.29 0.02 0.88

2018 1.22 15.71 0.31 0.02 1.11


121

2019 0.87 15.76 0.31 0.01 1.13

2020 1.01 15.78 0.31 0.01 1.11

2021 0.83 16.97 0.17 0.01 0.55

2013 1.35 14.66 1.09 0.09 1.20

2014 1.40 14.66 1.07 0.05 1.21

2015 1.11 14.63 0.62 0.23 0.88

2016 1.34 14.76 0.76 0.11 0.77

11 BRPT 2017 1.72 15.11 0.67 0.08 0.81

2018 1.75 15.77 0.44 0.03 1.61

2019 1.65 15.79 0.33 0.02 1.61

2020 1.87 15.85 0.30 0.02 1.60

2021 2.64 17.00 0.19 0.03 1.31

Lampiran 2 Tabulasi data Variabel

Perbandingan Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan Total Asset Turnover


terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2021.
CURRENT UKURAN TOTAL ASSET STUKTUR
NO KODE TAHUN RATIO PERUSAHAAN TURNOVER MODAL
(X1) (X2) (X3) (Y)
2020 2.17 20.62 0.99 0.54
1 SRSN
2021 2.84 21.76 0.47 0.88
2020 1.14 14.90 0.80 0.55
BUDI
2 2021 1.12 16.02 0.58 1.21
2020 208.44 26.48 0.07 0.11
3 DPNS
2021 9.88 27.68 0.14 0.18

Perbandingan Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan Total Asset Turnover


terhadap Return On Equity sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2021.
TOTAL
CURRENT UKURAN RETURN
ASSET
NO KODE TAHUN RATIO PERUSAHAAN ON EQUITY
TURNOVER
(X1) (X2) (Z)
(X3)
1 SRSN 2020 2,17 20,62 0,99 0,05
122

2021 2,84 21,76 0,47 0,01


2020 4.90 19.31 1.34 0.11
2 UNIC
2021 4.57 20.54 0.57 0.10
2020 3.72 26.82 0.48 0.07
3 INCI
2021 2.82 27.99 0.89 0.01

Perbandingan Return On Equity sebagai Variabel Intervening terhadap


Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2021.
RETURN ON
NO KODE TAHUN STUKTUR MODAL (Y)
EQUITY (Z)

2020 0.01 0.11


1 DPNS
2021 0.03 0.18

Lampiran 3 Data Laporan Keuangan


AKTIVA LANCAR
KODE
EMITEN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
1,094,079 988,526 1,492,365 1,092,360 1,027,489 1,472,140 1,027,489 1,241,540 3,968,818
DPNS
167,103,003,126 175,900,992,382 185,099,466,179 174,907,377,454 181,198,774,207 192,296,998,181 185,274,219,728 184,653,012,538 645,544,040,718
EKAD
229,041,255,054 296,439,331,922 284,055,202,739 377,644,083,636 413,617,087,456 461,472,621,715 486,522,278,448 552,493,858,098 1,858,789,895,537
ETWA
552,148,749,153 307,070,732,116 278,840,052,923 82,772,799,336 40,266,954,272 20,936,092,105 55,982,018,077 28,489,487,729 83,367,419,953
INCI
84,716,525,404 86,975,126,394 107,268,622,816 118,743,367,562 145,540,638,781 191,492,962,970 203,255,907,233 235,888,392,122 811,126,547,101
MDKI
84,089,919,019 111,250,577,631 99,667,881,881 109,231,182,399 294,134 282,378 296,904 322,659 1,005,554
SRSN
294,789,185 335,892,148 440,739,212 481,542,567 422,532,126 448,247,260 537,425,364 579,393,962 2,475,840,968
TPIA
811,683 666,434 416,634 692,526 1,428,986 1,395,717 1,389,124 1,502,145 2,926,390
UNIC
189,934,054 157,069,204 155,732,643 152,606,375 154,870,392 176,402,109 156,674,594 183,171,159 663,273,535
AGII
582,774,535 777,880 1,044,373 1,479,828 1,526,964 1,585,943 1,696,015 1,629,893 5,416,320
BRPT
853,890 694,548 448,467 728,773 1,504,057 2,042,975 1,828,133 2,056,677 7,236,767

TOTAL AKTIVA
KODE
EMITEN
2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
2,382,875 2,476,982 3,265,953 2,931,807 2,939,456 3,392,980 2,939,456 2,963,007 9,029,856
DPNS
256,372,669,050 268,877,322,944 274,483,110,371 296,129,565,784 308,491,173,960 322,185,012,261 318,141,387,900 317,310,718,779 1,048,653,172,125
EKAD
343,601,504,089 411,348,790,570 389,691,595,500 702,508,630,708 796,767,646,172 853,267,454,400 968,234,349,555 1,081,979,820,386 3,426,982,523,281
ETWA
1,291,711,270 1,331,049,053,223 1,332,731,163,136 1,158,935,571,034 1,114,568,571,897 1,093,133,957,536 1,123,825,685 1,055,671,083,056 3,124,688,678,892
INCI
136,142,063,219 147,992,617,351 169,546,066,314 269,351,381,344 303,788,390,330 391,362,697,956 405,445,049,452 444,865,800,672 1,437,286,429,270
MDKI
314,307,595,931 339,445,075,818 303,256,272,848 331,740,032,203 867,451 914,065 923,795 973,684 2,940,491
123

SRSN
420,782,548 463,347,124 574,073,314 717,149,704 652,726,454 686,777,211 779,246,858 903,846,985 2,807,495,113
TPIA
1,907,438 1,923,511 1,862,386 2,129,269 2,987,304 3,173,486 3,451,211 3,593,747 4,993,060
UNIC
269,269,882 236,016,596 222,447,500 226,913,639 223,746,950 236,410,388 219,757,421 242,256,371 834,577,048
AGII
2,555,917,260 3,487,197 4,953,451 5,847,722 6,403,543 6,647,755 7,020,980 7,121,458 23,470,807
BRPT
2,321,067 2,325,396 2,253,084 2,570,590 3,642,928 7,042,491 7,182,435 7,683,159 24,149,026

UTANG LANCAR
KODE
EMITEN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
1,016,562 945,117 1,491,109 1,090,816 1,019,986 1,467,508 1,019,986 1,085,439 3,549,925
DPNS
16,424,251,535 14,384,941,579 13,865,122,841 11,533,925,524 18,832,789,797 24,857,084,132 8,536,205,993 885,861,221 65,320,742,769
EKAD
98,355,431,960 127,248,837,925 79,594,446,891 69,110,450,442 91,524,721,725 91,381,683,504 70,337,529,585 68,166,758,308 303,529,804,938
ETWA
525,233,987,715 647,372,192,013 440,560,665,313 170,334,228,356 303,431,764,582 864,335,838,685 967,643,373,510 289,613,552,551 905,327,990,804
INCI
6,107,335,794 6,761,434,983 15,494,757,317 20,420,038,273 28,527,518,002 63,071,077,029 56,103,890,638 63,454,190,549 288,077,189,123
MDKI
59,057,510,128 78,757,468,205 70,150,281,887 51,617,144,649 66,077 40,242 42,109 34,759 147,653
SRSN
89,839,668 116,994,521 203,379,900 276,341,289 198,217,020 182,749,220 217,673,718 266,837,335 872,755,955
TPIA
617,699 477,912 377,753 587,174 453,922 680,250 783,962 863,813 931,799
UNIC
108,322,185 71,363,344 61,477,639 51,644,818 60,458,859 66,564,069 38,851,588 37,344,463 145,216,228
AGII
575,007,255 666,251 956,378 1,312,711 1,014,745 1,297,840 1,938,711 1,615,068 6,502,362
BRPT
632,878 494,696 405,554 544,566 873,123 1,168,410 1,105,635 1,099,536 2,743,787

TOTAL UTANG
KODE
EMITEN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
1,497,754 1,563,631 2,160,702 1,766,825 1,744,756 2,166,496 1,744,756 1,640,851 4,937,285
DPNS
32,944,704,261 32,794,800,672 33,187,031,327 32,865,162,199 40,655,786,593 44,476,413,260 36,039,752,024 32,487,055,094 161,460,863,477
EKAD
105,893,942,734 138,149,558,606 97,730,178,889 110,503,822,983 133,949,920,707 128,684,953,153 115,690,798,743 129,617,262,724 424,515,165,202
ETWA
646,050,835,530 1,029,096,728,617 1,256,957,157,713 1,151,833,904,006 1,235,873,364,699 1,350,106,354,775 1,469,796,558,566 1,323,840,658,770 4,025,498,074,558
INCI
10,050,376,983 10,872,710,103 15,494,757,317 26,524,918,593 35,408,565,186 71,410,278,158 65,323,258,479 75,990,820,673 325,106,067,446
MDKI
186,781,226,348 212,113,187,593 170,825,150,375 88,463,261,980 104,988 82,613 89,397 83,704 289,661
SRSN
106,406,914 134,510,685 233,993,478 315,096,071 237,220,555 208,989,195 264,646,295 318,959,497 1,574,554,030
TPIA
1,053,704 1,057,649 975,540 987,601 1,318,482 1,403,409 1,690,219 1,782,319 2,065,395
UNIC
123,839,050 92,509,586 81,632,548 65,725,372 65,335,271 70,077,695 43,552,524 43,542,406 162,097,191
AGII
1,763,256,590 2,237,721 3,074,584 2,996,929 2,971,605 3,499,963 3,721,416 3,739,317 13,004,769
BRPT
1,263,943 1,274,085 1,057,175 1,122,222 1,626,029 4,340,449 4,426,628 4,732,198 13,673,215

EKUITAS
KODE
EMITEN
2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
885,121 913,351 1,105,251 1,164,982 1,194,700 1,226,484 1,194,700 2,963,007 4,092,571
DPNS
236,082,522,272 223,427,964,789 241,296,079,044 263,264,403,585 267,835,387,367 277,708,599,001 282,101,635,876 284,823,663,685 887,132,308,648
EKAD
237,707,561,355 273,199,231,964 291,961,416,611 592,004,807,725 662,817,725,465 724,582,501,247 852,543,550,822 952,362,557,662 3,002,466,358,079
ETWA
445,660,434,849 301,952,324,606 75,774,005,423 7,101,667,028 121,304,792,802 (256,972,397,239) 345,970,873,554 1,055,671,083,056 900,811,395,666
INCI
126,091,686,236 137,119,907,248 154,051,308,997 242,826,462,751 268,379,825,144 319,952,419,798 340,121,790,973 368,874,979,999 1,112,180,361,824
124

MDKI
127,526,369,583 127,331,888,225 132,431,122,473 331,740,032,203 762,463 831,452 834,398 889,980 2,650,830
SRSN
314,375,634 328,836,439 340,079,836 402,053,633 415,505,899 477,788,016 514,600,563 587,887,398 1,780,468,292
TPIA
853,734 865,862 886,846 1,141,668 1,668,822 1,770,077 1,760,992 1,811,428 2,927,665
UNIC
145,430,832 143,507,010 140,814,952 161,188,267 158,411,679 166,332,693 176,204,897 198,713,965 672,479,857
AGII
792,660,670 1,103,734 1,714,769 2,760,840 3,358,010 3,147,792 3,299,564 3,382,141 23,470,807
BRPT
1,057,124 1,051,311 1,195,909 1,448,368 2,016,899 2,702,042 2,755,807 2,950,961 10,475,811

LABA SETELAH PAJAK


KODE
EMITEN
2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
42,886 28,499 21,072 38,624 45,691 50,467 45,691 69,312 148,097
DPNS
68,001,612,724 15,277,156,523 9,859,176,172 10,009,391,103 5,963,420,071 9,380,137,352 2,400,715,154 3,937,685,121 31,983,368,760
EKAD
51,319,954,316 41,780,645,609 30,401,400,924 76,195,665,728 90,685,821,530 74,045,187,763 74,045,187,763 95,929,070,814 173,817,204,862
ETWA
7,911,201,004 142,136,321,265 224,231,055,302 68,488,774,415 127,520,042,125 138,704,828,271 89,485,479,839 72,652,783,063 88,218,753,646
INCI
10,331,808,096 11,028,221,012 17,623,914,396 9,988,836,259 16,554,272,131 16,675,673,703 13,811,736,623 30,071,380,873 10,458,452,752
MDKI
10,193,804,227 4,340,444,732 5,331,494,119 87,476,994,985 47,099 33,788 32,859 40,085 41,403
SRSN
15,994,295 14,456,260 15,504,788 11,056,051 17,698,567 38,735,092 42,829,128 44,152,245 21,746,098
TPIA
8,312 16,384 14,817 300,125 319,154 182,316 23,647 51,542 152,004
UNIC
10,308,014 2,573,684 86,621,554 21,122,276 11,931,399 17,280,630 11,388,329 27,294,821 85,929,976
AGII
78,133,470 62,567 48,005 72,744 97,598 114,374 103,431 99,862 329,203
BRPT
207,362 115,656 508,265 279,796 279,889 242,066 137,380 141,383 635,759

PENJUALAN
KODE
EMITEN
2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 2021
BUDI
2,568,954 2,284,211 2,378,805 2,193,293 2,162,779 2,162,779 229,712 2,371,651 5,252,944
DPNS
131,333,196,189 132,775,925,237 117,475,319,120 86,448,407,274 24,866,524,341 28,876,521,848 26,306,905,893 20,729,711,920 150,159,087,793
EKAD
418,668,758,096 526,573,620,057 531,537,606,573 198,207,942,498 193,380,369,624 100,695,314,358 110,691,907,058 225,017,511,377 898,883,316,429
ETWA
1,206,066,005,447 1,000,086,695,089 395,798,115,446 243,013,782,107 51,671,051,196 224,066,845,068 23,910,705,666 467,391,344 1,191,021,447
INCI
(63,381,341,326) (110,023,088,698) 136,668,408,270 176,067,561,639 259,706,737,385 367,961,600,950 381,433,524,206 394,017,538,408 687,165,500,235
MDKI
236,570,234,420 284,170,672,292 304,390,396,405 340,008,169,302 368,174 399,193 349,579 349,983 2,265,508
SRSN
392,315,526 472,834,591 531,573,325 500,539,668 521,481,727 600,986,872 684,464,392 890,886,866 1,331,051,833
TPIA
2,506,414 2,460,051 1,277,573 1,930,336 2,418,509 2,543,219 1,880,989 1,806,444 2,580,425
UNIC
438,997,361 400,094,886 285,420,572 276,111,954 320,549,223 350,394,369 322,098,564 324,957,368 478,268,004
AGII
972,104,865 1,098,905 1,426,441 1,651,136 1,838,417 2,073,258 2,203,617 2,188,179 4,013,088
BRPT
2,518,996 2,476,887 1,406,139 1,961,307 2,452,847 3,075,561 2,402,466 2,334,170 4,595,503

Anda mungkin juga menyukai