Oleh
OLEH:
NUR MAYA SARI
NIM: 11573203125
Kata Kunci : Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,
Besaran Akrual Dan Ukuran Perusahaan, dan Persistensi Laba
ABSTRACT
BY:
NUR MAYA SARI
NIM: 11573203125
This research is a quantitative study that aims to determine how book tax
differences, cash flow volatility, debt levels, accrual size and firm size affect
earnings persistence in metal sub-sector manufacturing companies and the like
listed on the IDX for the 2017-2019 period. The number of samples of this study
were 14 companies with the sampling method using purposive sampling method.
This study uses secondary data obtained through company annual reports. The
data analysis used panel data regression consisting of descriptive statistical
analysis, classical assumption test. panel data regression model selection, and
hypothesis testing. The results of data analysis or panel data regression show that
simultaneously book tax differences, cash flow volatility, debt levels, accrual size
and firm size have a significant effect on earnings persistence. Partially, the book
tax differences variable has a positive effect on earnings persistence. Meanwhile,
cash flow volatility, debt level, accrual size and firm size have no effect on
earnings persistence.
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang
terdaftar di Bursa Efek Iindonesia Tahun 2017-2019) sebagai salah satu syarat
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Skripsi ini
untuk semua kesabaran, nasehat, doa dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu
berikan kepada penulis sehingga dapat mengantarkan penulis pada cita-cita yang
diinginkan. Tiada balasan setimpal apapun yang dapat penulis berikan melainkan
doa yang selalu penulis ucapkan untuk Ayah dan Ibu tercinta semoga selalu
tugas akhir ini tentunya tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
2. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said. HM. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Ibu Dr. Leny Nofianti, MS, S.E., M.Si. Ak, CA selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Dr. Juliana, S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Ilmu
5. Bapak Dr. Amrul Muzan, SHI, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
6. Bapak Nasrullah Djamil S.E., M.Si, Ak, CA selaku ketua Jurusan Akuntansi
diberikan menjadi mendapatkan pahala disisi Allah SWT, serta semoga Allah
7. Ibu Febri Rahmi, S.E., M.Sc. Ak. dan Ibu Desrir Miftah, SE, MM. Ak sebagai
penasehat akademis yang telah memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA
RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis selama
RIAU.
10. Orang tua tercinta Ayahanda Muhammad Rosidi Hs dan Ibunda Erna Wati,
dorongan yang selalu kalian berikan untuk membuat penulis menjadi orang
11. Kakek Nenek tercinta Kasim S.(Alm), Abd. Rahman Hs (Alm), Budiman
12. Buat Saudara dan saudariku tersayang: Yusrida Sari, Ramadhoni, Andri,
13. Buat sahabat seperjuangan yang tersayang : Ayu Sulia Citra (Almh),
Octavianing Dyan PDS, Fitri Rahmadani, Sri Rahayu, Novi Andriani, Aru
Mayu Putri, dan terkhusus Heri Jayanto. Terimakasih sudah menjadi sahabat
14. Seluruh teman jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
15. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis,
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
perusahaan bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak
dasar penentuan besarnya pengenaan pajak, dan lain sebagainya (Sulastri, 2014).
selisih pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan
selama periode tertentu. Laba tidak hanya digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan tetapi juga sebagai informasi untuk pembagian laba dan penentuan
kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh
ingin mengetahui seberapa besar laba/rugi yang dapat dilihat dalam laporan laba
rugi. Keandalan dari laba mempunyai kemampuan yang dapat diuji kebenarannya,
sedangkan informasi laba dikatakan relevan apabila laba memiliki nilai prediksi
pengguna laporan keuangan khususnya kualitas dari suatu laba yang tinggi kerap
dalam pengambilan keputusan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat
ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas (Supadmi dan Ayu,2016).
Namun, laba tersebut haruslah berkualitas dimana laba yang tinggi tidak
menjamin laba tersebut berkualitas. Laba dapat dikatakan berkualitas dapat dilihat
dari laba yang persisten. Laba dapat dikatakan persisten apabila laba tersebut
memiliki sedikit atau mengalami tidak gangguan (noise) dan dapat mencerminkan
hendaklah laba perusahaan tersebut tidak terlalu fluktuatif. Jadi, persistensi laba
adalah laba yang diharapkan perusahaan pada periode mendatang yang berisifat
2016).
labanya dan berkelanjutan dimasa yang akan datang karena laporan keuangan
tersebut tidak bersifat relevan, dan reliabel tentunya akan membuat laba menjadi
tidak persisten.
bergerak pada industri baja ini mengalami rugi sebesar USD 211,912 juta atau
sekitar Rp2,96 triliun (kurs 14.000) selama Sembilan bulan pertama di 2019. Pada
periode yang sama tahun lalu, Krakatau Steel juga mencatat kerugian sebesar
Rp523,34 miliar. Kinerja keuangan Krakatau Steel tersebut anjlok 467 persen.
Pembukuan pendapatan bersih sebesar Rp14,7 triliun pada kuartal III-2019, turun
dari kuartal III-2018 senilai Rp17,8 triliun. Pendapatan yang tertekan ini berasal
dari penjualan produk baja di pasar lokal yang turun dari USD 1,09 miliar menjadi
USD 776 juta. Sebaliknya, penjualan produk baja di pasar luar negeri tumbuh dari
USD 33,206 juta menjadi USD 90,921 juta. Sejalan dengan itu, beban pokok
penjualan tercatat turun dari USD 1,161 miliar menjadi USD 995,353 juta.
Dengan demikian, perseroan memperoleh laba kotor senilai USD 57,720 juta,
turun dari sebelumnya USD 114,176 juta. Beban keuangan pada kuartal III 2019
tercatat senilai USD 92,824 juta. Jumlah ini naik dari periode yang sama di tahun
sebelumnya yang senilai USD 79,106 juta. Jumlah aset perseroan tercatat senilai
USD 4,29 miliar. Sementara jumlah liabilitas tercatat senilai USD 2,68 miliar,
naik dari USD 2,49 miliar. Krakatau Steel tercatat terus merugi sejak tahun 2012
lalu. Keuangan perusahaan tak pernah sehat hingga saat ini, meski nilai
Tabel 1.1
Perbandingan Periode 2018-2019
Keterangan Periode 2018 Periode 2019 Perbandingan
Pendapatan Bersih Kuartal III 2018- Kuartal III 2019- Menurun
Rp17,8 Triliun Rp14,7 Triliun
Penjualan Lokal USD 1,09 Miliar USD 776 Menurun
Juta
Penjualan Luar USD 33,206 Juta USD 90,921 Naik
Negeri Juta
Beban Pokok USD 1,161 USD 995,353 Menurun
Miliar Juta
Laba Kotor USD 114,176 USD 57,720 Menurun
Juta Juta
Beban Keuangan USD 79,106 Juta USD 92,824 Naik
Juta
Liabilitas USD 2,49 Miliar USD 2,68 Miliar Naik
mendatang tidak persisten dan menekan beban pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan.
Peristensi laba dapat di pengaruhi oleh salah satunya yaitu book tax
yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu membuat pembukuan ganda
untuk dua tujuan pelaporan tersebut karena setiap akhir tahun perusahaan
dengan cara melakukan penyesuaian terhadap laba akuntansi. Dasar yang berbeda
mengakibatkan terjadinya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book
tax differences) dalam analisis perpajakan (Resmi, 2011:369). Alasan Book tax
differences dalam analisis perpajakan menjadi salah satu cara untuk menilai
kualitas laba perusahaan, book tax differences membuktikan adanya praktik laba
laba dimasa yang akan datang, bahkan tanpa adanya manajemen laba (dghiyanov,
2015).
pajak yang harus dibayar berasal dari perhitungan tarif progresif Pajak
Penghasilan dari laba fiskal sebagai Penghasilan Kena Pajak (PhKP). Beban pajak
tersebut akan mempengaruhi laba dan persistensi laba perusahaan. Namun masih
book tax differences terhadap persistensi laba dibuktikan dengan penelitian yang
berbeda dengan hasil penelitian Jumiati dan Dwi (2014) bahwa book tax
Selain book tax differences faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba
adalah volatilitas arus kas.Volatilitas arus kas adalah derajat penyebaran arus kas
6
fluktuasi atau pergerakan yang bervariasi yang terjadi dari satu periode ke periode
lain. Pengukuran volatilitas arus kas menurut Fanani (2010) adalah standar deviasi
aliran kas operasi dibagi dengan total aset (Sulastri, 2014). Jumlah arus kas yang
operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
luar.
karena dalam suatu kegiatan usaha, pasti arus kas akan menunjukkan angka yang
jauh dalam suatu periode yang singkat. Bila terjadi hal dimana arus kas
operasional suatu perusahaan berubah drastis dalam waktu singkat secara terus-
menerus, maka ini dapat menjadi indikasi arus kas tersebut tidak merefleksikan
keadaan operasional yang sebenarnya. Hal ini akan turut berdampak pada laba
perusahaan, yang berarti laba perusahaan juga tidak menunjukkan keadaan yang
sebenarnya, dan tidak dapat dijadikan dasar untuk memprediksi laba perusahaan
volatilitas arus kas dilakukan oleh Sadjiarto dan Briliana (2014) dengan hasil
penelitian yang dilakukan Sulastri (2014) menyatakan bahwa volatilitas arus kas
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan tambahan pendanaan dari pihak
menghasilkan laba yang maksimal. Utang juga mempengaruhi persistensi laba dan
kinerja baik dimata auditor dan para pengguna laporan keuangan (Supadmi dan
Ayu, 2016).
tingkat utang maka akan meningkatkan jumlah utang dan bunga yang harus
yang akan datang (Fanani, 2010). Beberapa penelitian tentang tingkat utang
antara lain yaitu Supadmi dan Ayu (2016) dengan hasil penelitian bahwa tingkat
penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2014) dimana tingkat utang tidak
pecah dalam dua komponen, yang pertama ialah arus kas dan yang kedua ialah
akrual (Nuraini, 2014). Akrual adalah suatu metode akuntansi dimana penerimaan
dan pengeluaran di akui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang
saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan
biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik
yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Hayati, 2014). Besaran
akrual dapat mempengaruhi persistensi laba dimana jika semakin banyak akrual
maka semakin banyak estimasi dan errorestimasi. Laba yang persisten adalah laba
yang memiliki sedikit atau tidak mengandung akrual, dan dapat mencerminkan
(2014) tentang besaran akrual memperoleh hasil penelitian yaitu besaran akrual
yang dilakukan oleh Fanani (2010) yang memiliki hasil yang sama. Berbeda
dengan penelitian Randi (2016) dengan hasil penelitian bahwa akrual berpengaruh
merupakan salah satu ukuran untuk menilai perusahaan. Besar kecilnya suatu
penjualan dan total aktiva. Semakin besarnya suatu perusahaan, maka diharapkan
pula mengalami pertumbuhan laba yang tinggi. Pertumbuhan laba yang tinggi
9
juga akan mempengaruhi persistensi laba karena dianggap mampu untuk terus
perusahaan.
Penelitian ini mengacu kepada penelitian Dila Permata Sari (2017) dengan
judul Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,
Perusahaan Jasa Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang sama. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian dan berdasarkan latar
atau konsep yang memerlukan pemecahan dan solusi atau jawaban melalui suatu
alat-alat yang relevan. Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka
peneliti, perusahaan, dan ilmu pengetahuan. Dari hasil penelitian yang dilakukan
volatilitas arus kas, tingkat hutang, besaran akrual dan ilmu perpajakan.
2. Penelitian ini juga dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk lulus.
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
hipotesis.
analisis data.
BAB V : PENUTUP
LANDASAN TEORI
dan agent. Pemilik perusahaan atau pemilik saham dalam perusahaan merupakan
principal dan manajer atau karyawan merupakan agent. Jika kedua kelompok
utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent tidak
akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal, sehingga memicu
yang berbeda antara agen dan principal yang tercermin dalam laporan keuangan.
Suwandika dkk, 2013 menemukan bukti bahwa book tax differences dapat
angka yang dilaporkan dapat diduga oleh publik sebagai hasil dari perekayasaan,
maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas laba rendah dan disebut
kepentingan antara principal dan agen juga bisa terjadi oleh adanya kelebihan arus
kas (excess cash flow). Kelebihan arus kas dinvestasikan untuk hal-hal yang tidak
free cash flow dalam hubungannya dengan tingkat utang. Principal cenderung
agen. Konflik lain yang terjadi antara principal dan agen adalah ukuran
yang diketahui antara principal dan agen tidak seimbang. Karena agen yang
pengguna laporan keuangan adalah laba akuntansi. Sehingga laba akuntansi yang
diharapkan tidak hanya tinggi namun juga harus persisten. Laba juga merupakan
salah satu komponen yang seringkali menjadi perhatian bagi pemegang saham dan
calon investor. Hal ini dikarenakan laba merupakan salah satu komponen
adalah laba yang dihasilkan secara temporer dan tidak berulang sehingga tidak
dapat digunakan sebagai indikator untuk laba dimasa yang akan datang (Hayati,
2014). Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran penting
dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat
ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Melihat betapa penting peran laba bagi
pendekatan (proksi) untuk menilai kualitas laba atau mendeteksi manajemen laba
ARIMA (autoregressive, integreted, moving average) yang nyata dari proses laba.
potensial, dibutuhkan suatu tes yang lebih tegas dan jelas untuk mengidentifikasi
yang sangat drastis atau mengalami kerugian dalam jumlah besar tanpa ada
keterangan yang memadai juga patut dicurigai karena mungkin saja menajemen
Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba
komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah
besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang
wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih
komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan
metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metode
akrual, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk dua
tujuan pelaporan laba tersebut, karena setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan
dengan laba fiskal adalah adanya koreksi fiskal atas laba akuntansi.
perbedaan antara laba fiskal dan laba akuntansi (Book tax different). Perbedaan
tersebut ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat
mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan yang
satu periode akuntansi. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening
giro, sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama satu periode.
investasi dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas. Karena itu laporan arus
kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari
dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir. Menurut Ikhsan
(2009, 178-179) laporan arus kas dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan yaitu:
19
perusahaan.
Salah satu kegunaan informasi arus kas menurut PSAK no.2 adalah
transaksi dan peristiwa yang sama. Kemampuan arus kas untuk meningkatkan
daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu alasan
digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain informasi
laba (Hayati, 2014). Nilai yang terkandung dalam arus kas pada satu periode
mencermink an nilai laba dalam metode kas (cash basis). Sehingga data arus kas
karena arus kas relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Manipulasi akuntansi
transaksi yang sama dengan tujuan untuk menampilkan laba yang diinginkan.
kegiatan yaitu :
1. Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi
2. Arus kas dari kegiatan dari investasi adalah arus kas yang berasal dari
3. Arus kas cari kegiatan pendanaan adalah arus kas yang berasal dari
Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama yaitu jumlah arus
kas bersih yang disediakan dalam aktivitas operasi. Metode tidak langsung lebih
disukai karena relatif mudah digunakan dan merekonsiliasi perbedaan antara laba
peningkatan dan penurunan harga dalam periode yang pendek dan tidak mengukur
tingkat harga, namun mengukur derajat variasinya dari satu periode ke periode
lain. Jadi volatilitas merupakan fluktuasi atau pergerakan yang bervariasi yang
oleh volatilitas arus kas yang tinggi. Volatilitas penjualan juga menentukan
persistensi laba dimana volatilitas penjualan yang rendah akan dapat menunjukkan
kemampuan laba dalam memprediksi aliran kas di masa yang akan datang.
Namun jika tingkat volatilitas penjualan tinggi, maka persistensi laba yang
utang yang cukup tinggi bagi perusahaan akan meningkatkan risiko perusahaan.
Konsekuensi dari utang itu sendiri adalah pembayaran bunga dan risiko
kegagalan. Penggunaan utang yang tinggi akan memberi insentif yang lebih kuat
utang yang telah jatuh tempo. Oleh karena itu besarnya tingkat utang perusahaan
oleh kreditor dan auditor, sehingga kreditor tetap mudah memberikan dana dan
pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan: (1) Bunga atas
sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada
pengembalian atas aset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan menjadi
keuntungan bagi investor ekuitas, (2) bunga merupakan beban yang dapat
mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak. Semakin tinggi utang jangka panjang
22
Menurut Sawir (2015 : 13), rasio yang di pakai untuk mengukur tingkat
menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur juga sebagai rasio
perusahaan. Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi,
namun resiko leverage yang tinggi pula, maka akan berpengaruh terhadap
Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan
usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat
barang yang diserahkan tersebut (Hayati, 2014). Menurut Subramanyam dan Wild
perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak.
Akuntansi akrual dapat mengurangi masalah ketepatan waktu dan pengaitan yang
terdapat pada akuntansi kas. Masalah ketepatan waktu (timing) mengacu pada arus
kas yang tidak selalu terjadi bersamaan dengan aktivitas yang menghasilkan kas
tersebut. Masalah penandingan atau pengaitan mengacu pada arus kas masuk dan
keluar yang disebabkan oleh aktivitas usaha tetapi tidak dapat dikaitkan dengan
Laba akuntansi yang persisten adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit
laba akuntansi, maka semakin rendah persistensi laba akuntansi (Hayati, 2014).
dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran
aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar
dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga
Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset perusahaan atau total
penjualan dimana perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diperkirakan akan
kompensasi.
24
yang lebih luas. Sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak
Perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar juga untuk membiayai
Perusahaan kecil lebih menyukai utang jangka pendek daripada menyukai utang
perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan
besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan
pendapat ulama–ulama fiqih bahwa laba ialah pertambahan pada modal pokok
perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang timbul karena
barter atau ekspedisi dagang. Dalam surat Hud Ayat 85-86 juga dijelaskan tentang
laba yaitu:
peroleh dalam islam haruslah sesuai dengan konsep laba menurut islam, nilai-nilai
keamanan, akhlak dan tingkah laku seorang pedagang dan islam juga
menganjurkan agar para pedagang tidak berlebihan dalam mengambil laba dimana
Ali bin Abi Thalib r.a berkata,“ wahai para saudagar! Ambillah (laba) yang pantas
maka kamu akan selamat (berhasil) dan janganlah kami menolak laba yang kecil
karena itu akan menghalangi kamu dan mendapatkan (laba) yang banyak”.
Allah SWT Sama Sekali tidak melarang manusia dalam mencari laba,
perbuatan itu dapat merugikan orang lain. Secara lahiriah keuntungan atau laba
namun demikian berkah atau berpengaruh positif atas apa yang dihasilkan.
26
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
1 Siska X1: Book-Tax 1) Book-tax differences berpengaruh
Pramudi Differences signifikan terhadap persistensi
a X2: Arus Kas laba, ditolak.
Wardani Operasi 2) arus kas operasi berpengaruh
(2018) X3: Akrual signifikan terhadap persistensi
X4: Ukuran laba, diterima.
Perusahaan 3) akrual berpengaruh signifikan
Y : Persistensi Laba terhadap persistensi laba, diterima.
4) ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap persistensi
laba, diterima.
2 Dila X1: Book Tax 1) Book tax differences berpengaruh
Permata Differences signifikan negatif terhadap
Sari X2: Volatilitas Arus persistensi laba.
(2017) Kas 2) Volatilitas arus kas berpengaruh
X3: Tingkat utang signifikan positif terhadap
X4: Besaran Akrual persistensi laba.
X5: Kepemilikan 3) Tingkat hutang tidak berpengaruh
Manajerial signifikan terhadap persistensi
Y : Persistensi Laba laba.
4) Besaran akrual berpengaruh
signifikan positif terhadap
persistensi laba.
5) Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba.
3 Fitriana, X1: Tingkat hutang 1) Tingkat Hutang berpengaruh
Nurul X2: Arus kas akrual positif terhadap Persistensi Laba
dan Y : Persistensi Laba 2) Arus kas akrual tidak berpengaruh
Fadhila, terhadap persistensi laba.
wida
(2016)
4 Radityo X1: Akrual 1) Akrual Berpengaruh Positif
Putra, X2: Arus kas terhadap persistensi laba.
Randi X3: Corporate 2) Arus kas berpengaruh positif
(2016) governance terhadap persistensi laba.
X4: Tingkat hutang 3) Dewan komisaris indepen tidak
X5: Ukuran berpengaruh terhadap persistensi
perusahaan laba
Y : Persistensi Laba 4) Komite audit tidak berpengaruh
27
No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
negatif terhadap persistensi laba
5) Tingkat hutang tidak berpengaruh
negatif terhadap persistensi laba
6) Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh negatif terhadap
persistensi laba.
5 Ganitri X1: Tingkat hutang 1) Tingkat hutang berpengaruh
Putri, X2: Kepemilikan signifikan terhadap persistensi
A.A Ayu Manajerial laba.
dan Y : Persistensi Laba 2) Kepemilikan manajerial tidak
Supadmi, berpengaruh terhadap persistensi
Nh Luh laba.
(2016)
6 Zdulhiyanov,
X1: Book
Pengaruh
tax Book tax differences berpengaruh
Mohd differences
Book tax terhadap persistensi laba
(2015) Y : Persistensi
differences
laba
terhadap
7 Sabridal X1: Volatilitas arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Hayati, Kas signifikan negatif terhadap
Okta X2: Tingkat hutang persistensi laba
(2014) Y : Persistensi Laba 2) Tingkat hutang tidak berpengaruh
signifikan terhadap persistensi
laba.
8 Sulastri, X1: Volatilitas arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Desra Kas positif namun tidak signifikan
Afri X2: Volatilitas terhadap persistensi laba
(2014) Penjualan 2) Besaran akrual berpengaruh
X3: Besaran Akrual signifikan negatif terhadap
X4: Tingkat utang persistensi laba.
Y : Persistensi laba 3) Volatilitas penjualan berpengaruh
positif namun tidak signifikan
terhadap persistensi laba.
4) Tingkat hutang berpengaruh
negatif namun tidak signifikan
terhadap persistensi laba
9 Kusuma, X1: Volatilitas Arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Briliana Kas signifikan terhadap persistensi
dan Arja X2: Volatilitas laba.
Sadjiarto Penjualan 2) Volatilitas penjualan berpengaruh
,R X3: Tingkat utang signifikan terhadap persistensi laba
(2014) X4: Book tax gap 3) Tingkat hutang tidak berpengaruh
X5: Tata kelola terhadap persistensi laba
Perusahaan 4) Book Tax Gap berpengaruh
Y : Persistensi Laba signifikan terhadap persistesi laba
28
No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
5) Tata kelola perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba
10 Fanani, X1: Volatilitas Arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Zainal Kas signifikan terhadap persistensi laba
(2010) X2: Besaran Akrual 2) Besaran akrual berpengaruh
X3: Volatilitas negatif terhadap persistensi laba.
Penjualan 3) Volatilitas berpengaruh terhadap
X4:Tingkat Hutang negatif persistensi laba
X5: Siklus Operasi 4) Tingkat hutang berpengaruh
Y : Persistensi Laba persistensi laba
5) Siklus operasi tidak berpengaruh
terhadap persistensi laba.
Sumber : Diolah dari berbagai referensi (2020)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H4
Besaran Akrual (X4)
H5
Ukuran Perusahaan (X5)
H6
Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba
komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah
besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang
wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih
komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan
perbedaan perhitungan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dimana laba
yang dapat menambah atau mengurangi laba dimasa yang akan datang.
laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian Jumiati dan Dwi (2014) bahwa book
H1: Book tax differences berpengaruh terhadap persistensi laba laba pada
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan
menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu kemampuan arus kas untuk
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu
alasan digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain
informasi laba (Okta, 2014). Sesungguhnya, nilai yang terkandung dalam arus kas
operasi pada satu periode mencerminkan nilai laba dalam metode kas. Data arus
akuntansi karena arus kas relatif sulit untuk dimanipulasi. Dimana manipulasi
berbeda untuk transaksi yang sama dengan tujuan menampilkan laba yang
dibutuhkan arus kas operasi yang stabil, yaitu yang mempunyai fluktuasi yang
kecil. Jika arus kas tidak stabil maka sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas
aliran kas yang tidak stabil tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian yang
tinggi dalam lingkungan operasi yang ditunjukkan oleh volatilitas arus kas operasi
yang tinggi. Dengan kata lain, semakin besar fluktuasi arus kas yang terjadi dalam
rendah (Hayati, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadjiarto dan Briliana
31
H2: Volatilitas arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba laba pada
Tingkat utang akan menjadi besar apabila lebih banyak utang jangka
manfaat dari solvabilitas keuangan sejauh laba yang dihasilkan atas uang yang
dipinjam melebihi biaya bunga dan juga jika terjadi kenaikkan nilai pasar saham.
pokok pada saat jatuh tempo. Jika kondisi laba tidak dapat menutup bunga dan
menimbulkan risiko kegagalan. Maka dari itu seberapa besar tingkat utang yang
tingkat hutang yaitu Supadmi dan Ayu (2016) dengan hasil penelitian bahwa
Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan
usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat
barang yang diserahkan tersebut (Sulastri, 2014). Besar kecilnya komponen akrual
mengurangi persistensi laba. Semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba
bersih, maka akan semakin tinggi pula persistensi laba tersebut (Sulastri, 2014).
laba sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanani (2010) yang memiliki
menentukan baik atau tidaknya kinerja dalam suatu perusahaan. Investor biasanya
lebih tertarik dan percaya pada perusahaan besar, karena dianggap mampu terus
di peroleh setiap periodenya. Kualitas laba yang dicapai oleh perusahaan akan
ukuran kecil. Sukman (2017) ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap persistensi laba hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan
2.4.6 Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,
perbedaan perhitungan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dimana laba
yang dapat menambah atau mengurangi laba dimasa yang akan datang.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan
menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu kemampuan arus kas untuk
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu
alasan digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain
infromasi laba (Okta, 2014). Volatilitas yang tinggi menunjukkan persistensi laba
yang rendah. Dimana aliran kas yang tidak stabil tersebut mengindikasikan
oleh volatilitas arus kas operasi yang tinggi. Dengan kata lain, semakin besar
34
fluktuasi arus kas yang terjadi dalam lingkungan operasi perusahaan akan
Tingkat utang akan menjadi besar apabila lebih banyak utang jangka
manfaat dari solvabilitas keuangan sejauh laba yang dihasilkan atas uang yang
dipinjam melebihi biaya bunga dan juga jika terjadi kenaikkan nilai pasar saham.
pada saat jatuh tempo. Jika kondisi laba tidak dapat menutup bunga dan
tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula
dijadikan alat ukur untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja dalam suatu
perusahaan. Investor biasanya lebih tertarik dan percaya pada perusahaan besar,
H6: Book tax differences, volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual
METODE PENELITIAN
Penelitian ini meneliti pengaruh dari book tax differences, volatilitas arus
kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba
pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di
untuk meneliti pada populasi untuk sampel tertentu (Sugiyono, 2012:7). Tujuan
kelompok (indepedensi) dua atau lebih dari faktor dalam suatu situasi.
dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017-
2019. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No. Jumlah
15
Jumlah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Tidak
Logam dan Sejenisnya Sesuai
Sesuai
Perusahaan manufaktur sub sektor logam dan
1 sejenisnya yang terdaftar di BEI secara 15 (0)
berturut-turut selama periode 2017-2019.
Perusahaan yang memiliki kelengkapan data
2 14 (1)
penelitian.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 14
Jumlah tahun pengamatan 3
Jumlah sampel data selama observasi 42
Sumber: Data Olahan dari BEI
Tabel 3.2
Perusahaan Yang Dijadikan Sampel
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ALKA Alaska Industrindo Tbk
2 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
3 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk
4 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
5 CTBN Citra Turbindo Tbk
6 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
37
adalah jenis data yang berupa angka-angka yang berasal dari perhitungan masing-
manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek
www.idx.co.id ataupun alamat website lainnya. Data sekunder, yaitu data yang
metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah
literatur, artikel, jurnal maupun media tulis yang berkaitan dengan topik
Variabel pada penelitian ini terdapat 6 (enam) variabel, yang terdiri dari 5
variabelnya, yaitu variabel independen terdiri atas book tax differences, volatilitas
arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan. Variabel
1. Persistensi Laba
diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Persistensi Laba dapat diukur
menggunakan rumus:
Persistensi Laba = Laba Sebelum Pajak Tahun t - Laba Sebelum Pajak (t-1)
Total Aset
Keterangan :
t = periode tahun sekarang
t-1 = periode tahun sekarang dikurang tahun sebelumnya
Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba
komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah
besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang
wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih
komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan
39
ketentuan perpajakan yang berkaitan dengan sistem atau prosedur terkait. Adapun
operasi dibagi dengan total aktiva. Adapun rumus yang dipakai dalam mengukur
Keterangan :
σ : standar deviasi
CFO : aliran kas operasi
t : tahun sekarang
4. Tingkat Utang
dipengaruhi oleh utang jangka panjang. Konsekuensi dari utang itu sendiri adalah
pembayaran bunga dan risiko kegagalan. Penggunaan hutang yang tinggi akan
memberi insentif yang lebih kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan persistensi
laba dengan mengelola laba untuk tujuan efisiensi (Nurul dan Wida, 2016).
5. Besaran Akrual
Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan
usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat
6. Ukuran Perusahaan
Keterangan :
Size : Ukuran
Log : Logaritma
pengolah data statistik yang dikenal dengan Eviews 11. Metode-metode yang
digunakan yaitu:
41
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata
Model regresi memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear
1. Uji Normalitas
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Jika asumsi ini
tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk
Ordinary Least Square secara formal dapat dideteksi dari metode yang
dikembangkan oleh Jarque- Bera (JB). Deteksi dengan melihat Jarque Bera yang
merupakan asimtotis (sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least
Square). Uji ini dengan melihat probabilitas Jarque Bera (JB) sebagai berikut:
2. Uji Heteroskedastisitas
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
dependen. Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi,
sedangkan absolute adalah nilai mutlak. Uji Glejser digunakan untuk meregresi
3. Uji Multikolinieritas
ditemukan korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen (Ghozali,
2017:71). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel bebas melebihi 0,80 maka dapat disimpulkan bahwa model mengalami
masalah multikolinearitas, Sebaliknya, koefisien korelasi < 0,8 maka model bebas
dari multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
apakah dalam metode regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika tidak terjadi
43
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
e) dU < d < 4-dU maka tidak ada autokrelasi positif dan negatif (diterima)
yang dapat digunakan yaitu pooling Least Square (model Common Effect), model
a. Common Effect
Hal karena hanya dengan mengkombinasikan data time series dan data
cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu, sehingga
dan data cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu,
b. Fixed Effect
dengan model regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah
dan antar waktu. Model Fixed Effect dengan teknik Least Square Dummy
Variabel (LSDV).
c. Random Effect
antar perusahaan. penulisan konstan dalam model Random Effect tidak lagi
sebagai berikut:
2. Pemilihan Model
Dari ketiga model yang telah diestimasikan akan dipilih model mana
yang paling tepat atau sesuai dengan tujuan penelitian. Ada tiga uji (test) yang
dapat dijadikan alat dalam memilih model regresi data panel (CE, FE atau RE)
berdasarkan karakteristik data yang dimiliki yaitu: F Test (Chow Test), Hausman
sebagai berikut:
Jika nilai p-value cross section Chi Square < a =5%, atau probability
(p-value) F Test < a =5% maka H0 ditolak atau dapat dikatakan bahwa
metode yang digunakan adalah metode fixed effect. Jika nilai p-value cross
b. Uji Hausman
Jika nilai p-value cross section random < a=5% maka H0 ditolak atau
metode yang digunakan adalah metode fixed effect. Tetapi, jika nilai p-
value cross section random a=5% maka H0 diterima atau metode yang
c. Uji LM Test
sebagai berikut:
Jika nila LM statistik lebih besar nilai kritis chi-square, maka kita
menolak hipotesis nol. Artinya, estimasi yang tepat untuk regresi data
panel adalah random effect. Jika nilai uji LM lebih kecil dari nilai statistik
chi-squares sebagai nilai kritis, maka kita menerima hipotesis nol. Artinya
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji hipotesis yang
data runtun waktu (time series data) dan data silang (cross-section data). Dengan
bahasa popular data panel atau disebut juga „pooled data’ mempunyai dimensi
waktu dan ruang. Dalam runtun waktu peneliti mengkaji variabel-variabel yang
diteliti dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan dalam data silang peneliti
mengumpulkan nilai dari variabel-variabel yang diteliti berasal dari beberapa unit
sampel atau subyek yang berbeda pada waktu yang sama. Model estimasi dalam
Keterangan :
Yit = Persistensi Laba
X1 = Book Tax Differences
X2 = Volatilitas Arus Kas
X3 = Tingkat Hutang
X4 = Besaran Akrual
X5 = Ukuran Perusahaan
Β0 = Konstanta
e = Eror atau Variabel gangguan
β1- β5 = Koefisien variabel independen
variabel dependen (Ghozali, 2018:98). Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05
1) Jika nilai sig. < 0,05, maka hipotisis diterima. Hal ini menunjukan bahwa
2) Jika nilai sig. > 0,05, maka hipotisis ditolak. Hal ini menunjukan bahwa
2018:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
5.1 Kesimpulan
volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap
persistensi laba pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019. Berdasarkan hasil
penelitian seperti yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Volatilitas arus kas tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil ini
menjelaskan bahwa tinggi atau rendahnya volatilitas arus kas tidak dapat
dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-
2019.
dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-
2019.
dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-
2019.
dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-
2019
6. book tax differences, volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan
5.2 Saran
besaran akrual dan ukuran perusahaan agar variabel tersebut dapat dijadikan
pada penelitian ini hanya menjadikan satu sub sektor yaitu perusahaan
penelitian.
indikator yang berbeda dari penelitian ini agar hasil yang didapat menjadi
Arisandi Nyoman Dita Ni, dan Astika Bagus Putra Ida. 2019. Pengaruh Tingkat
Utang, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial Pada Persistensi
Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.26.3.Maret (2019):
1854-1884.
Fadhlia, Wilda Dan Nurul, Fitriana. 2016. Pengaruh Tingkat Hutang Dan Arus
Kas Akrual Terhadap Pesistensi Laba (Studi Pada Perusahaan Property
Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Universitas Syiah Kuala.
Ghozali, Imam. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan
Aplikasi dengan Eviews 10 Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hasanah, Nela. 2017. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi Dan
Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun 2010-2015). Skripsi; Jurusan
Akuntansi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Pekanbaru.
Hayati, Okta Sabridal. 2014. Pengarus Volatilitas Arus Kas Dan Tingkat Hutang
Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bei Tahun 2009-2012). Artikel Ilmiah Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Padang.
Hidayat, Imam. 2020. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi,
Tingkat Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Pada
perusahaan sub sektor basic dan chemical yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018). Competitive Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 4 No.1.
Indra, Cel. 2014. Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual Dan Volatilitas
Penjualan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Indeks Lq45 Bei 2009-2012). Artikel Ilmiah Akuntansi,
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang. Padang.
Maehasrina, T. 2016. Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Persistensi Laba. Skripsi: Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.
Putra, Randi Radityo. 2016. Pengaruh Akrual, Arus Kas Operasi, Corporate
Governance, Tingkat Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Persistensi Laba. Skripsi; Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta. Salemba Empat.
Sari Permata Dila. 2017. Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas,
Tingkat Hutang, Besaran Akrual Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Septavia, N. 2016. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat
Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013).
62(1), 27–40.
Sulastri, Desra Afri. 2014. Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilits Penjualan,
Besaran Akrual, Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba. Artikel
Ilmiah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.
Supadmi, Ni Luh Dan A.A Ayu Ganitri Putri. 2016. Pengaruh Tingkat Hutang
Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana (Unud).
https://m.riau1.com/berita/bisnis/1572798130PT-Krakatau-Steel-Rugi-Rp296-
Triliun-dalam-Waktu-9-Bulan-di-Tahun-ini Diakses pada tanggal 11
November 2019
www.idx.co.id
www.sahamok.com
LAMPIRAN
TABULASI DATA PERSISTENSI LABA
Laba Sebelum Laba Sebelum
No Perusahaan Tahun Total Aset PL
Pajak t Pajak t-1
(4)= (1)-
(1) (2) (3)
(2) / (3)
Rp Rp Rp
1 ALKA 2017 0,0517
16.063.389.000 276.648.000 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 0,0106
22.922.823.000 16.063.389.000 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 -0,0215
9.944.133.000 22.922.823.000 604.824.614.000
Rp -Rp Rp
2 ALMI 2017 0,0403
4.716.551.594 91.041.353.107 2.376.281.796.928
Rp Rp Rp
2018 0,0033
13.900.879.443 4.716.551.594 2.781.666.374.017
-Rp Rp Rp
2019 -0,0086
891.141.624 13.900.879.443 1.725.649.624.878
-Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 -0,0869
28.628.554.806 53.592.758.567 946.448.936.464
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0686
90.434.239.905 28.628.554.806 901.181.796.270
Rp -Rp Rp
2019 0,1141
5.026.701.131 90.434.239.905 836.870.774.001
Rp -Rp Rp
4 BTON 2017 0,1251
14.737.057.056 8.214.698.964 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0897
34.236.874.970 14.737.057.056 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 -0,1360
2.890.115.839 34.236.874.970 230.561.123.774
-Rp -Rp Rp
5 CTBN 2017 -0,0988
213.434.338.476 13.320.154.808 2.024.761.497.696
-Rp -Rp Rp
2018 0,0468
107.932.279.932 213.434.338.476 2.254.015.683.477
Rp -Rp Rp
2019 0,0649
47.428.418.771 107.932.279.932 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 -0,0183
21.905.675.755 45.514.137.913 1.286.954.720.465
-Rp Rp Rp
2018 -0,1098
126.466.776.202 21.905.675.755 1.351.861.756.994
Rp -Rp Rp
2019 0,0897
31.308.164.703 126.466.776.202 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 -0,0048
52.292.073.203 58.097.472.991 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 0,0089
64.757.097.094 52.292.073.203 1.400.683.598.096
Rp Rp Rp
2019 -0,0137
48.116.436.880 64.757.097.094 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 -0,0189
20.430.000.000 139.149.000.000 6.269.365.000.000
2018 Rp Rp Rp 0,0060
59.640.000.000 20.430.000.000 6.494.070.000.000
Rp Rp Rp
2019 0,0270
233.293.000.000 59.640.000.000 6.424.507.000.000
-Rp -Rp Rp
9 KRAS 2017 0,0274
82.342.000.000 195.099.000.000 4.114.386.000.000
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0262
176.245.000.000 82.342.000.000 3.581.188.000.000
-Rp -Rp Rp
2019 -0,1086
533.085.000.000 176.245.000.000 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 -0,0506
20.175.438.794 54.671.394.698 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0054
23.908.625.171 20.175.438.794 696.192.628.101
Rp Rp Rp
2019 -0,0264
5.763.388.287 23.908.625.171 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0500
17.488.236.349 9.424.028.642 161.163.426.840
Rp Rp Rp
2018 -0,0779
5.024.560.665 17.488.236.349 160.027.280.153
-Rp Rp Rp
2019 -0,0586
3.595.167.688 5.024.560.665 147.090.641.453
Rp Rp Rp
12 NIKL 2017 -0,0078
19.524.212.472 32.767.098.744 1.708.712.249.868
-Rp -Rp Rp
2018 0,0000
25.428.418.785 25.428.418.785 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 0,0000
54.168.012.799 54.168.012.799 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,0027
19.249.539.064 17.285.721.005 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 -0,0017
17.802.088.413 19.249.539.064 852.932.442.586
Rp Rp Rp
2019 -0,0074
9.512.852.855 17.802.088.413 1.127.616.056.633
Rp Rp Rp
14 TBMS 2017 0,0063
143.932.312.692 129.865.093.688 2.232.990.437.160
Rp Rp Rp
2018 -0,0075
123.138.560.817 143.932.312.692 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 -0,0059
110.611.299.575 123.138.560.817 2.140.621.815.391
TABULASI DATA BOOK TAX DIFFERENCES
Beban (Manfaat) Pajak
No Perusahaan Tahun Total Aset BTD
Tangguhan
(1) (2) (3)= (1) / (2)
1 ALKA 2017 -Rp 512.142.000 Rp 305.208.703.000 -0,0017
2018 Rp 613.309.000 Rp 648.968.295.000 0,0009
2019 Rp 356.992.000 Rp 604.824.614.000 0,0006
2 ALMI 2017 Rp 8.446.455.684 Rp 2.376.281.796.928 0,0036
2018 Rp 7.356.244.381 Rp 2.781.666.374.017 0,0026
2019 Rp 18.517.761.173 Rp 1.725.649.624.878 0,0107
3 BAJA 2017 -Rp 5.643.793.055 Rp 946.448.936.464 -0,0060
2018 Rp 6.261.541.668 Rp 901.181.796.270 0,0069
2019 Rp 3.913.717.383 Rp 836.870.774.001 0,0047
4 BTON 2017 Rp 2.671.832.094 Rp 183.501.650.442 0,0146
2018 Rp 274.318.059 Rp 217.362.960.011 0,0013
2019 Rp 197.081.710 Rp 230.561.123.774 0,0009
5 CTBN 2017 -Rp 55.420.099.104 Rp 2.024.761.497.696 -0,0274
2018 -Rp 25.556.720.445 Rp 2.254.015.683.477 -0,0113
2019 Rp 22.931.033.996 Rp 2.395.446.398.276 0,0096
6 GDST 2017 Rp 3.159.771.441 Rp 1.286.954.720.465 0,0025
2018 -Rp 38.667.918.493 Rp 1.351.861.756.994 -0,0286
2019 Rp 4.500.747.982 Rp 1.758.578.169.995 0,0026
7 INAI 2017 -Rp 2.633.743.954 Rp 1.213.916.545.120 -0,0022
2018 Rp 3.133.494.006 Rp 1.400.683.598.096 0,0022
2019 -Rp 3.315.445.492 Rp 1.212.894.403.676 -0,0027
8 ISSP 2017 -Rp 7.083.000.000 Rp 6.269.365.000.000 -0,0011
2018 -Rp 10.851.000.000 Rp 6.494.070.000.000 -0,0017
2019 -Rp 11.532.000.000 Rp 6.424.507.000.000 -0,0018
9 KRAS 2017 -Rp 9.470.000.000 Rp 4.114.386.000.000 -0,0023
2018 -Rp 167.532.000.000 Rp 3.581.188.000.000 -0,0468
2019 -Rp 505.390.000.000 Rp 3.286.723.000.000 -0,1538
10 LION 2017 -Rp 1.776.463.908 Rp 681.937.947.736 -0,0026
2018 -Rp 2.996.970.322 Rp 696.192.628.101 -0,0043
2019 -Rp 2.833.416.912 Rp 688.017.892.312 -0,0041
11 LMSH 2017 -Rp 25.924.751 Rp 161.163.426.840 -0,0002
2018 -Rp 67.424.225 Rp 160.027.280.153 -0,0004
2019 -Rp 349.600.333 Rp 147.090.641.453 -0,0024
12 NIKL 2017 Rp 1.110.163.764 Rp 1.708.712.249.868 0,0006
2018 -Rp 3.167.327.763 Rp 2.139.961.806.972 -0,0015
2019 Rp 16.904.074.733 Rp 2.108.628.483.178 0,0080
13 PICO 2017 -Rp 1.993.263.412 Rp 720.238.957.745 -0,0028
2018 -Rp 2.490.907.390 Rp 852.932.442.586 -0,0029
2019 Rp 711.050.830 Rp 1.127.616.056.633 0,0006
14 TBMS 2017 -Rp 1.294.538.496 Rp 2.232.990.437.160 -0,0006
2018 -Rp 117.382.986 Rp 2.765.207.133.036 -0,0000
2019 -Rp 1.630.712.409 Rp 2.140.621.815.391 -0,0008
TABULASI DATA VOLATILITAS ARUS KAS
N Perusaha Tahu
CFO σ (CFO) Total Aset VAK
o an n
(3)= (1) /
(1) (2)
(2)
-Rp Rp Rp
1 ALKA 2017 0,3967
3.678.215.000 121.062.339.095 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 0,1865
71.627.443.000 121.062.339.095 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 0,2002
233.260.999.000 121.062.339.095 604.824.614.000
-Rp Rp Rp
2 ALMI 2017 0,0405
373.368.308.766 96.252.747.707 2.376.281.796.928
-Rp Rp Rp
2018 0,0346
444.151.604.001 96.252.747.707 2.781.666.374.017
-Rp Rp Rp
2019 0,0558
253.724.256.753 96.252.747.707 1.725.649.624.878
Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 0,0370
52.474.094.986 35.016.536.484 946.448.936.464
Rp Rp Rp
2018 0,0389
10.125.713.239 35.016.536.484 901.181.796.270
Rp Rp Rp
2019 0,0418
79.605.539.441 35.016.536.484 836.870.774.001
Rp Rp Rp
4 BTON 2017 0,0607
6.005.724.423 11.141.204.126 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0513
25.560.227.579 11.141.204.126 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 0,0483
25.034.751.120 11.141.204.126 230.561.123.774
Rp Rp Rp
5 CTBN 2017 0,0980
39.479.278.440 198.513.679.836 2.024.761.497.696
-Rp Rp Rp
2018 0,0881
305.996.751.153 198.513.679.836 2.254.015.683.477
Rp Rp Rp
2019 0,0829
36.174.961.528 198.513.679.836 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 0,0369
31.357.855.008 47.454.993.912 1.286.954.720.465
Rp Rp Rp
2018 0,0351
6.606.782.082 47.454.993.912 1.351.861.756.994
-Rp Rp Rp
2019 0,0270
60.367.965.848 47.454.993.912 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 0,0822
51.365.012.507 99.801.927.336 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 0,0713
132.356.154.811 99.801.927.336 1.400.683.598.096
-Rp Rp Rp
2019 0,0823
66.131.822.016 99.801.927.336 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 0,0928
743.427.000.000 581.519.092.904 6.269.365.000.000
-Rp Rp Rp
2018 0,0895
374.759.000.000 581.519.092.904 6.494.070.000.000
2019 Rp Rp Rp 0,0905
461.351.000.000 581.519.092.904 6.424.507.000.000
Rp Rp Rp
9 KRAS 2017 0,0781
204.160.000.000 156.682.318.787 4.114.386.000.000
-Rp Rp Rp
2018 0,0638
80.151.000.000 156.682.318.787 3.581.188.000.000
Rp Rp Rp
2019 0,0477
176.125.000.000 156.682.318.787 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 0,0123
9.661.711.698 8.367.649.895 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0120
8.977.194.202 8.367.649.895 696.192.628.101
-Rp Rp Rp
2019 0,0122
5.161.613.004 8.367.649.895 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0696
15.388.660.677 11.224.039.919 161.163.426.840
-Rp Rp Rp
2018 0,0701
1.984.921.568 11.224.039.919 160.027.280.153
-Rp Rp Rp
2019 0,0763
5.608.946.676 11.224.039.919 147.090.641.453
-Rp Rp Rp
12 NIKL 2017 0,1003
153.074.990.820 171.381.257.104 1.708.712.249.868
-Rp Rp Rp
2018 0,0801
157.588.019.919 171.381.257.104 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 0,0813
141.483.808.059 171.381.257.104 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,1946
2.326.543.149 140.144.602.033 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 0,1643
75.713.565.478 140.144.602.033 852.932.442.586
-Rp Rp Rp
2019 0,1243
195.249.634.618 140.144.602.033 1.127.616.056.633
-Rp Rp Rp
14 TBMS 2017 0,0844
161.767.997.280 188.432.466.990 2.232.990.437.160
-Rp Rp Rp
2018 0,0681
145.124.831.421 188.432.466.990 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 0,0880
172.609.773.476 188.432.466.990 2.140.621.815.391
TABULASI DATA TINGKAT UTANG
No Perusahaan Tahun Total Utang Total Aset TU
(1) (2) (3)= (1) / (2)
1 ALKA 2017 Rp 226.717.826.000 Rp 305.208.703.000 0,7428
2018 Rp 548.236.812.000 Rp 648.968.295.000 0,8448
2019 Rp 500.032.251.000 Rp 604.824.614.000 0,8267
2 ALMI 2017 Rp 1.997.411.244.539 Rp 2.376.281.796.928 0,8406
2018 Rp 2.454.465.678.087 Rp 2.781.666.374.017 0,8824
2019 Rp 1.723.459.522.731 Rp 1.725.649.624.878 0,9987
3 BAJA 2017 Rp 774.432.726.191 Rp 946.448.936.464 0,8183
2018 Rp 824.660.447.657 Rp 901.181.796.270 0,9151
2019 Rp 762.683.580.285 Rp 836.870.774.001 0,9114
4 BTON 2017 Rp 28.862.718.117 Rp 183.501.650.442 0,1573
2018 Rp 34.207.731.081 Rp 217.362.960.011 0,1574
2019 Rp 46.327.027.431 Rp 230.561.123.774 0,2009
5 CTBN 2017 Rp 598.160.633.724 Rp 2.024.761.497.696 0,2954
2018 Rp 824.216.003.784 Rp 2.254.015.683.477 0,3657
2019 Rp 985.188.238.453 Rp 2.395.446.398.276 0,4113
6 GDST 2017 Rp 441.675.308.289 Rp 1.286.954.720.465 0,3432
2018 Rp 455.885.354.596 Rp 1.351.861.756.994 0,3372
2019 Rp 841.187.548.585 Rp 1.758.578.169.995 0,4783
7 INAI 2017 Rp 936.511.874.370 Rp 1.213.916.545.120 0,7715
2018 Rp 1.096.799.666.849 Rp 1.400.683.598.096 0,7830
2019 Rp 893.625.998.063 Rp 1.212.894.403.676 0,7368
8 ISSP 2017 Rp 3.428.424.000.000 Rp 6.269.365.000.000 0,5469
2018 Rp 3.578.654.000.000 Rp 6.494.070.000.000 0,5511
2019 Rp 3.325.841.000.000 Rp 6.424.507.000.000 0,5177
9 KRAS 2017 Rp 2.261.577.000.000 Rp 4.114.386.000.000 0,5497
2018 Rp 2.758.419.000.000 Rp 3.581.188.000.000 0,7703
2019 Rp 2.930.715.000.000 Rp 3.286.723.000.000 0,8917
10 LION 2017 Rp 452.307.088.017 Rp 681.937.947.736 0,6633
2018 Rp 221.022.066.026 Rp 696.192.628.101 0,3175
2019 Rp 219.318.262.582 Rp 688.017.892.312 0,3188
11 LMSH 2017 Rp 31.541.423.763 Rp 161.163.426.840 0,1957
2018 Rp 27.335.071.863 Rp 160.027.280.153 0,1708
2019 Rp 33.455.177.566 Rp 147.090.641.453 0,2274
12 NIKL 2017 Rp 1.144.481.444.112 Rp 1.708.712.249.868 0,6698
2018 Rp 1.516.503.552.156 Rp 2.139.961.806.972 0,7087
2019 Rp 1.474.198.506.117 Rp 2.108.628.483.178 0,6991
13 PICO 2017 Rp 440.555.207.507 Rp 720.238.957.745 0,6117
2018 Rp 553.371.264.857 Rp 852.932.442.586 0,6488
2019 Rp 825.976.596.232 Rp 1.127.616.056.633 0,7325
14 TBMS 2017 Rp 1.738.248.054.996 Rp 2.232.990.437.160 0,7784
2018 Rp 2.144.041.973.532 Rp 2.765.207.133.036 0,7754
2019 Rp 1.475.164.931.439 Rp 2.140.621.815.391 0,6891
TABULASI DATA BESARAN AKRUAL
Perusah Tah Laba Sebelum
No CFO Total Aset BA
aan un Pajak t
(4)= (1)-
(1) (2) (3)
(2) / (3)
Rp -Rp Rp
1 ALKA 2017 0,0647
16.063.389.000 3.678.215.000 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 -0,0750
22.922.823.000 71.627.443.000 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 -0,3692
9.944.133.000 233.260.999.000 604.824.614.000
Rp -Rp Rp
2 ALMI 2017 0,1591
4.716.551.594 373.368.308.766 2.376.281.796.928
Rp -Rp Rp
2018 0,1647
13.900.879.443 444.151.604.001 2.781.666.374.017
-Rp -Rp Rp
2019 0,1465
891.141.624 253.724.256.753 1.725.649.624.878
-Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 -0,0857
28.628.554.806 52.474.094.986 946.448.936.464
-Rp Rp Rp
2018 -0,1116
90.434.239.905 10.125.713.239 901.181.796.270
Rp Rp Rp
2019 -0,0891
5.026.701.131 79.605.539.441 836.870.774.001
Rp Rp Rp
4 BTON 2017 0,0476
14.737.057.056 6.005.724.423 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0399
34.236.874.970 25.560.227.579 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 -0,0960
2.890.115.839 25.034.751.120 230.561.123.774
-Rp Rp Rp
5 CTBN 2017 -0,1249
213.434.338.476 39.479.278.440 2.024.761.497.696
-Rp -Rp Rp
2018 0,0879
107.932.279.932 305.996.751.153 2.254.015.683.477
Rp Rp Rp
2019 0,0047
47.428.418.771 36.174.961.528 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 -0,0073
21.905.675.755 31.357.855.008 1.286.954.720.465
-Rp Rp Rp
2018 -0,0984
126.466.776.202 6.606.782.082 1.351.861.756.994
Rp -Rp Rp
2019 0,0521
31.308.164.703 60.367.965.848 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 0,0008
52.292.073.203 51.365.012.507 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 -0,0483
64.757.097.094 132.356.154.811 1.400.683.598.096
Rp -Rp Rp
2019 0,0942
48.116.436.880 66.131.822.016 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 -0,1153
20.430.000.000 743.427.000.000 6.269.365.000.000
Rp -Rp Rp
2018 0,0669
59.640.000.000 374.759.000.000 6.494.070.000.000
2019 Rp Rp Rp -0,0355
233.293.000.000 461.351.000.000 6.424.507.000.000
-Rp Rp Rp
9 KRAS 2017 -0,0696
82.342.000.000 204.160.000.000 4.114.386.000.000
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0268
176.245.000.000 80.151.000.000 3.581.188.000.000
-Rp Rp Rp
2019 -0,2158
533.085.000.000 176.125.000.000 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 0,0154
20.175.438.794 9.661.711.698 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0214
23.908.625.171 8.977.194.202 696.192.628.101
Rp -Rp Rp
2019 0,0159
5.763.388.287 5.161.613.004 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0130
17.488.236.349 15.388.660.677 161.163.426.840
Rp -Rp Rp
2018 0,0438
5.024.560.665 1.984.921.568 160.027.280.153
-Rp -Rp Rp
2019 0,0137
3.595.167.688 5.608.946.676 147.090.641.453
Rp -Rp Rp
12 NIKL 2017 0,1010
19.524.212.472 153.074.990.820 1.708.712.249.868
-Rp -Rp Rp
2018 0,0618
25.428.418.785 157.588.019.919 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 -0,0414
54.168.012.799 141.483.808.059 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,0235
19.249.539.064 2.326.543.149 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 -0,0679
17.802.088.413 75.713.565.478 852.932.442.586
Rp -Rp Rp
2019 0,1816
9.512.852.855 195.249.634.618 1.127.616.056.633
Rp -Rp Rp
14 TBMS 2017 0,1369
143.932.312.692 161.767.997.280 2.232.990.437.160
Rp -Rp Rp
2018 0,0970
123.138.560.817 145.124.831.421 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 -0,0290
110.611.299.575 172.609.773.476 2.140.621.815.391
TABULASI DATA UKURAN PERUSAHAAN
No Perusahaan Tahun Total Aset Size
(1) (2)= log(1)
1 ALKA 2017 Rp 305.208.703.000 11,4846
2018 Rp 648.968.295.000 11,8122
2019 Rp 604.824.614.000 11,7816
2 ALMI 2017 Rp 2.376.281.796.928 12,3759
2018 Rp 2.781.666.374.017 12,4443
2019 Rp 1.725.649.624.878 12,2370
3 BAJA 2017 Rp 946.448.936.464 11,9761
2018 Rp 901.181.796.270 11,9548
2019 Rp 836.870.774.001 11,9227
4 BTON 2017 Rp 183.501.650.442 11,2636
2018 Rp 217.362.960.011 11,3372
2019 Rp 230.561.123.774 11,3628
5 CTBN 2017 Rp 2.024.761.497.696 12,3064
2018 Rp 2.254.015.683.477 12,3530
2019 Rp 2.395.446.398.276 12,3794
6 GDST 2017 Rp 1.286.954.720.465 12,1096
2018 Rp 1.351.861.756.994 12,1309
2019 Rp 1.758.578.169.995 12,2452
7 INAI 2017 Rp 1.213.916.545.120 12,0842
2018 Rp 1.400.683.598.096 12,1463
2019 Rp 1.212.894.403.676 12,0838
8 ISSP 2017 Rp 6.269.365.000.000 12,7972
2018 Rp 6.494.070.000.000 12,8125
2019 Rp 6.424.507.000.000 12,8078
9 KRAS 2017 Rp 4.114.386.000.000 12,6143
2018 Rp 3.581.188.000.000 12,5540
2019 Rp 3.286.723.000.000 12,5168
10 LION 2017 Rp 681.937.947.736 11,8337
2018 Rp 696.192.628.101 11,8427
2019 Rp 688.017.892.312 11,8376
11 LMSH 2017 Rp 161.163.426.840 11,2073
2018 Rp 160.027.280.153 11,2042
2019 Rp 147.090.641.453 11,1676
12 NIKL 2017 Rp 1.708.712.249.868 12,2327
2018 Rp 2.139.961.806.972 12,3304
2019 Rp 2.108.628.483.178 12,3240
13 PICO 2017 Rp 720.238.957.745 11,8575
2018 Rp 852.932.442.586 11,9309
2019 Rp 1.127.616.056.633 12,0522
14 TBMS 2017 Rp 2.232.990.437.160 12,3489
2018 Rp 2.765.207.133.036 12,4417
2019 Rp 2.140.621.815.391 12,3305
Perusahaan Tahun Y X1 X2 X3 X4 X5
ALKA 2017 0,0517 -0,0017 0,3967 0,7428 0,0647 11,4846
ALKA 2018 0,0106 0,0009 0,1865 0,8448 -0,0750 11,8122
ALKA 2019 -0,0215 0,0006 0,2002 0,8267 -0,3692 11,7816
ALMI 2017 0,0403 0,0036 0,0405 0,8406 0,1591 12,3759
ALMI 2018 0,0033 0,0026 0,0346 0,8824 0,1647 12,4443
ALMI 2019 -0,0086 0,0107 0,0558 0,9987 0,1465 12,2370
BAJA 2017 -0,0869 -0,0060 0,0370 0,8183 -0,0857 11,9761
BAJA 2018 -0,0686 0,0069 0,0389 0,9151 -0,1116 11,9548
BAJA 2019 0,1141 0,0047 0,0418 0,9114 -0,0891 11,9227
BTON 2017 0,1251 0,0146 0,0607 0,1573 0,0476 11,2636
BTON 2018 0,0897 0,0013 0,0513 0,1574 0,0399 11,3372
BTON 2019 -0,1360 0,0009 0,0483 0,2009 -0,0960 11,3628
CTBN 2017 -0,0988 -0,0274 0,0980 0,2954 -0,1249 12,3064
CTBN 2018 0,0468 -0,0113 0,0881 0,3657 0,0879 12,3530
CTBN 2019 0,0649 0,0096 0,0829 0,4113 0,0047 12,3794
GDST 2017 -0,0183 0,0025 0,0369 0,3432 -0,0073 12,1096
GDST 2018 -0,1098 -0,0286 0,0351 0,3372 -0,0984 12,1309
GDST 2019 0,0897 0,0026 0,0270 0,4783 0,0521 12,2452
INAI 2017 -0,0048 -0,0022 0,0822 0,7715 0,0008 12,0842
INAI 2018 0,0089 0,0022 0,0713 0,7830 -0,0483 12,1463
INAI 2019 -0,0137 -0,0027 0,0823 0,7368 0,0942 12,0838
ISSP 2017 -0,0189 -0,0011 0,0928 0,5469 -0,1153 12,7972
ISSP 2018 0,0060 -0,0017 0,0895 0,5511 0,0669 12,8125
ISSP 2019 0,0270 -0,0018 0,0905 0,5177 -0,0355 12,8078
KRAS 2017 0,0274 -0,0023 0,0781 0,5497 -0,0696 12,6143
KRAS 2018 -0,0262 -0,0468 0,0638 0,7703 -0,0268 12,5540
KRAS 2019 -0,1086 -0,1538 0,0477 0,8917 -0,2158 12,5168
LION 2017 -0,0506 -0,0026 0,0123 0,6633 0,0154 11,8337
LION 2018 0,0054 -0,0043 0,0120 0,3175 0,0214 11,8427
LION 2019 -0,0264 -0,0041 0,0122 0,3188 0,0159 11,8376
LMSH 2017 0,0500 -0,0002 0,0696 0,1957 0,0130 11,2073
LMSH 2018 -0,0779 -0,0004 0,0701 0,1708 0,0438 11,2042
LMSH 2019 -0,0586 -0,0024 0,0763 0,2274 0,0137 11,1676
NIKL 2017 -0,0078 0,0006 0,1003 0,6698 0,1010 12,2327
NIKL 2018 0,0000 -0,0015 0,0801 0,7087 0,0618 12,3304
NIKL 2019 0,0000 0,0080 0,0813 0,6991 -0,0414 12,3240
PICO 2017 0,0027 -0,0028 0,1946 0,6117 0,0235 11,8575
PICO 2018 -0,0017 -0,0029 0,1643 0,6488 -0,0679 11,9309
PICO 2019 -0,0074 0,0006 0,1243 0,7325 0,1816 12,0522
TBMS 2017 0,0063 -0,0006 0,0844 0,7784 0,1369 12,3489
TBMS 2018 -0,0075 -0,0000 0,0681 0,7754 0,0970 12,4417
TBMS 2019 -0,0059 -0,0008 0,0880 0,6891 -0,0290 12,3305
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Y X1 X2 X3 X4 X5
Observations 42 42 42 42 42 42
1. UJI NORMALITAS
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2017 2019
Observations 42
10
Mean 1.30e18
8
Median 0.006527
6 Maximum 0.135049
Minimum 0.113001
4 Std. Dev. 0.050090
Skewness 0.555044
2 Kurtosis 3.749439
0
0.10 0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 JarqueBera 3.139423
Probability 0.208105�
2. UJI MULTIKOLINIERITAS
X1 X2 X3 X4 X5
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Sample: 1 42
Included observations: 42
4. UJI AUTOKORELASI
Effects Specification
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Test Hypothesis
Cross-section Time Both