Anda di halaman 1dari 93

SKRIPSI

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES, VOLATILITAS ARUS


KAS, TINGKAT UTANG, BESARAN AKRUAL DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam dan
sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019)

Oleh

NUR MAYA SARI


NIM : 11573203125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
ABSTRAK

“PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES, VOLATILITAS


ARUS KAS, TINGKAT UTANG, BESARAN AKRUAL DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam dan
Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019)”

OLEH:
NUR MAYA SARI
NIM: 11573203125

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk


mengetahui bagaimana pengaruh book tax differences, volatilitas arus
kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi
laba pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang
terdaftar di BEI periode 2017-2019. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 14
perusahaan dengan metode penarikan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui
laporan tahunan perusahaan. Analisis data menggunakan regresi data panel yang
terdiri analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik. pemilihan model regresi data
panel, dan uji hipotesis. Hasil analisis data atau regresi data panel menunjukkan
bahwa secara simultan book tax differences, volatilitas arus kas, tingkat
utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba. Secara parsial variabel book tax differences berpengaruh
positif terhadap persistensi laba. Sedangkan variabel volatilitas arus kas,
tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap terhadap persistensi laba.

Kata Kunci : Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,
Besaran Akrual Dan Ukuran Perusahaan, dan Persistensi Laba
ABSTRACT

“THE EFFECT OF BOOK TAX DIFFERENCES, CASH FLOW


VOLATILITY, DEBT LEVEL, ACCRUAL SIZE AND FIRM SIZE
ON EARNINGS PERSISTENCY
(Em pirical Study of Metal Sub -Sector Manufacturing Com panies
Listed on the Indonesia Stock Exchange 2017 -2019)”

BY:
NUR MAYA SARI
NIM: 11573203125

This research is a quantitative study that aims to determine how book tax
differences, cash flow volatility, debt levels, accrual size and firm size affect
earnings persistence in metal sub-sector manufacturing companies and the like
listed on the IDX for the 2017-2019 period. The number of samples of this study
were 14 companies with the sampling method using purposive sampling method.
This study uses secondary data obtained through company annual reports. The
data analysis used panel data regression consisting of descriptive statistical
analysis, classical assumption test. panel data regression model selection, and
hypothesis testing. The results of data analysis or panel data regression show that
simultaneously book tax differences, cash flow volatility, debt levels, accrual size
and firm size have a significant effect on earnings persistence. Partially, the book
tax differences variable has a positive effect on earnings persistence. Meanwhile,
cash flow volatility, debt level, accrual size and firm size have no effect on
earnings persistence.

Keyword: Book Tax Differences, Cash Flow Volatility, Debt Level,


Accrual Size and Firm Size, and Earnings Persistence
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ‘PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES,

VOLATILITAS ARUS KAS, TINGKAT UTANG, BESARAN AKRUAL

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Iindonesia Tahun 2017-2019) sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Skripsi ini

dapat terselesaikan berkat banyak pihak yang berperan memberikan bimbingan,

arahan, saran dan kritik, serta semangat kepada penulis.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus kepada kedua orangtua tercinta

yang selalu mendoakan penulis, serta memberikan dukungan moral. Terimakasih

untuk semua kesabaran, nasehat, doa dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu

berikan kepada penulis sehingga dapat mengantarkan penulis pada cita-cita yang

diinginkan. Tiada balasan setimpal apapun yang dapat penulis berikan melainkan

doa yang selalu penulis ucapkan untuk Ayah dan Ibu tercinta semoga selalu

diberikan kesehatan, keselamatan, kesabaran, ketegaran, umur panjang dan selalu

berada dalam lindungan Allah SWT.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

tugas akhir ini tentunya tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:


1. Bapak Prof. Dr. H. Mujahidin, M.A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said. HM. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Ibu Dr. Leny Nofianti, MS, S.E., M.Si. Ak, CA selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Dr. Juliana, S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Bapak Dr. Amrul Muzan, SHI, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Bapak Nasrullah Djamil S.E., M.Si, Ak, CA selaku ketua Jurusan Akuntansi

S1 dan Pembimbing Konsultasi Proposal dan Skripsi di Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan ilmu yang telah

diberikan menjadi mendapatkan pahala disisi Allah SWT, serta semoga Allah

SWT selalu memberikan kemudahan dan kelancaran kepada Bapak dalam

menyelesaikan segala urusan.

7. Ibu Febri Rahmi, S.E., M.Sc. Ak. dan Ibu Desrir Miftah, SE, MM. Ak sebagai

penasehat akademis yang telah memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan

hingga selesainya penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA

RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis selama

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.


9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA

RIAU.

10. Orang tua tercinta Ayahanda Muhammad Rosidi Hs dan Ibunda Erna Wati,

terimakasih atas semua kasih sayang, motivasi, nasehat, semangat, serta

dorongan yang selalu kalian berikan untuk membuat penulis menjadi orang

yang lebih baik lagi kedepannya.

11. Kakek Nenek tercinta Kasim S.(Alm), Abd. Rahman Hs (Alm), Budiman

(Almh), Dasril, Habibah Dan Siti Maryam.

12. Buat Saudara dan saudariku tersayang: Yusrida Sari, Ramadhoni, Andri,

Rangga, Efrida Hanum, Rian, Cinta Dolianty, Kurniawan, Naufal Tsaqiif,

Nayra Talita Rumi, dan Al Bukhary.

13. Buat sahabat seperjuangan yang tersayang : Ayu Sulia Citra (Almh),

Octavianing Dyan PDS, Fitri Rahmadani, Sri Rahayu, Novi Andriani, Aru

Mayu Putri, dan terkhusus Heri Jayanto. Terimakasih sudah menjadi sahabat

selama ini yang selalu saling mendo‟akan, menyemangati, mengingatkan

segala hal yang berurusan dengan perkuliahan.

14. Seluruh teman jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

15. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan

tulus memberikan motivasi dan do‟a sehingga skripsi dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembacanya. Aamiin yaa Rabbal „alamiin.

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis,

NUR MAYA SARI


11573203125
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 11
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB II LANDASAN PUSTAKA ............................................................. 14
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 14
2.1.1 Teori Agensi .................................................................... 14
2.1.2 Persistensi Laba ............................................................... 15
2.1.3 Book Tax Differences ...................................................... 17
2.1.4 Volatilitas Arus Kas ........................................................ 18
2.1.5 Tingkat Utang.................................................................. 21
2.1.6 Besaran Akrual ................................................................ 22
2.1.7 Ukuran Perusahaan.......................................................... 23
2.1.8 Pandangan Islam Tentang Laba ...................................... 24
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 26
2.3 Kerangka Konseptual ................................................................ 28
2.4 Hipotesis .................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 35
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 35
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 35
3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 38
3.6 Metode Analisis Data ................................................................ 40
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 40
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 41
3.6.3 Pemilihan Model Data Panel .......................................... 43
3.6.4 Uji Hipotesis .................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 50
4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................ 50
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 51
4.3 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 53
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................. 53
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 54
4.3.3 Uji Multikolinieritas ........................................................ 56
4.3.4 Uji Autokorelasi .............................................................. 56
4.4 Pemilihan Model Regresi Data Panel........................................ 57
4.4.1 Model Regresi Data Panel ................................................ 58
4.4.2 Pemilihan Model Data Panel ........................................... 61
4.5 Uji Hipotesis .............................................................................. 64
4.5.1 Analisis Regresi Data Panel ............................................ 64
4.5.2 Uji Parsial (Uji t) ............................................................. 66
4.5.3 Uji Simultan (Uji F) ........................................................ 69
4.5.4 Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 70
4.6 Pembahasan ............................................................................... 71
BAB V PENUTUP .................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan................................................................................ 77
5.2 Saran .......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Periode 2018-2019 .......................................................4


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .........................................................................26
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................36
Tabel 3.2 Perusahaan Yang Dijadikan Sampel ................................................36
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................50
Tabel 4.2 Perusahaan Yang Dijadikan Sampel .................................................50
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ...................................................................52
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Gletser .................................................55
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ...............................................................56
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................57
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Data Panel Model Common Effect .......................58
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel Model Fixed Effect ............................59
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Data Panel Model Random Effect ........................60
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow .................................................................................62
Tabel 4.11 Hasil Uji LM-Test .............................................................................63
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Data Panel Model Common Effect ...............64
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Model Common Effect ...........................................66
Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan Model Common Effect .......................................69
Tabel 4.15 Hasil R2 Regresi Data Panel Model Common Effect ........................70
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .....................................................................28

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................54


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk

menyampaikan informasi mengenai gambaran kinerja ekonomi dan keuangan

perusahaan bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak

eksternal. Informasi di dalam laporan keuangan tersebut berguna sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan seperti penilaian kinerja manajemen,

penentuan kompensasi manajemen, pemberian dividen kepada pemegang saham,

dasar penentuan besarnya pengenaan pajak, dan lain sebagainya (Sulastri, 2014).

Salah satu informasi yang disampaikan di dalam laporan keuangan adalah

laba. Perusahaan tentunya mengharapkan laba yang tinggi, berkelanjutan dan

konsisten demi menjaga kesehatan perusahaan. Secara umum laba merupakan

selisih pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan

selama periode tertentu. Laba tidak hanya digunakan untuk menilai kinerja

perusahaan tetapi juga sebagai informasi untuk pembagian laba dan penentuan

kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh

banyak profesi (Sulastri, 2014). Mayoritas pengguna laporan keuangan identik

ingin mengetahui seberapa besar laba/rugi yang dapat dilihat dalam laporan laba

rugi. Keandalan dari laba mempunyai kemampuan yang dapat diuji kebenarannya,

sedangkan informasi laba dikatakan relevan apabila laba memiliki nilai prediksi

dimasa mendatang dan menggambarkan secara wajar keandalanya. Bagi para


2

pengguna laporan keuangan khususnya kualitas dari suatu laba yang tinggi kerap

menjadi pusat perhatian. Laporan keuangan yang tidak menyajikan laba

sebenarnya dapat diragukan kualitasnya, dan menyesatkan investor dan kreditor

dalam pengambilan keputusan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat

mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable eamings) dimasa depan yang

ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas (Supadmi dan Ayu,2016).

Namun, laba tersebut haruslah berkualitas dimana laba yang tinggi tidak

menjamin laba tersebut berkualitas. Laba dapat dikatakan berkualitas dapat dilihat

dari laba yang persisten. Laba dapat dikatakan persisten apabila laba tersebut

memiliki sedikit atau mengalami tidak gangguan (noise) dan dapat mencerminkan

kinerja keuang yang sebenarnya.

Persistensi Laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang

diharapkan dimasa depan (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh

laba akuntansi tahun berjalan (Meihasrina, T, 2016).Semakin kecil revisi laba

tersebut, maka akan menunjukkan persistensi laba suatu perusahaan dan

hendaklah laba perusahaan tersebut tidak terlalu fluktuatif. Jadi, persistensi laba

adalah laba yang diharapkan perusahaan pada periode mendatang yang berisifat

tidak terlalu fluaktif, relatif stabil, mampu bertahan, berkelanjutan, dan

mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Meihasrina, T,

2016).

Adanya kasus mengenai manipulasi data laporan keuangan tentunya dapat

membuat laporan keuangan tidak lagi menunjukkan kondisi keuangan perusahaan

yang sebenarnya sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk mempertahankan


3

labanya dan berkelanjutan dimasa yang akan datang karena laporan keuangan

tersebut tidak bersifat relevan, dan reliabel tentunya akan membuat laba menjadi

tidak persisten.

Fenomena tentang kasus tentang manipulasi laporan keuangan terjadi pada

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang

bergerak pada industri baja ini mengalami rugi sebesar USD 211,912 juta atau

sekitar Rp2,96 triliun (kurs 14.000) selama Sembilan bulan pertama di 2019. Pada

periode yang sama tahun lalu, Krakatau Steel juga mencatat kerugian sebesar

Rp523,34 miliar. Kinerja keuangan Krakatau Steel tersebut anjlok 467 persen.

Pembukuan pendapatan bersih sebesar Rp14,7 triliun pada kuartal III-2019, turun

dari kuartal III-2018 senilai Rp17,8 triliun. Pendapatan yang tertekan ini berasal

dari penjualan produk baja di pasar lokal yang turun dari USD 1,09 miliar menjadi

USD 776 juta. Sebaliknya, penjualan produk baja di pasar luar negeri tumbuh dari

USD 33,206 juta menjadi USD 90,921 juta. Sejalan dengan itu, beban pokok

penjualan tercatat turun dari USD 1,161 miliar menjadi USD 995,353 juta.

Dengan demikian, perseroan memperoleh laba kotor senilai USD 57,720 juta,

turun dari sebelumnya USD 114,176 juta. Beban keuangan pada kuartal III 2019

tercatat senilai USD 92,824 juta. Jumlah ini naik dari periode yang sama di tahun

sebelumnya yang senilai USD 79,106 juta. Jumlah aset perseroan tercatat senilai

USD 4,29 miliar. Sementara jumlah liabilitas tercatat senilai USD 2,68 miliar,

naik dari USD 2,49 miliar. Krakatau Steel tercatat terus merugi sejak tahun 2012

lalu. Keuangan perusahaan tak pernah sehat hingga saat ini, meski nilai

kerugiannya terus berkurang dari tahun ke tahun. (Riau.com)


4

Tabel 1.1
Perbandingan Periode 2018-2019
Keterangan Periode 2018 Periode 2019 Perbandingan
Pendapatan Bersih Kuartal III 2018- Kuartal III 2019- Menurun
Rp17,8 Triliun Rp14,7 Triliun
Penjualan Lokal USD 1,09 Miliar USD 776 Menurun
Juta
Penjualan Luar USD 33,206 Juta USD 90,921 Naik
Negeri Juta
Beban Pokok USD 1,161 USD 995,353 Menurun
Miliar Juta
Laba Kotor USD 114,176 USD 57,720 Menurun
Juta Juta
Beban Keuangan USD 79,106 Juta USD 92,824 Naik
Juta
Liabilitas USD 2,49 Miliar USD 2,68 Miliar Naik

Dari kasus yang telah dipaparkan diatas, dapat diperkirakan bahwa

perusahaan berusaha untuk memanipulasi laporan keuangan dengan malaporkan

bahwa perusahaan mengalami kerugian sehingga untuk kelanjutan laba dimasa

mendatang tidak persisten dan menekan beban pajak yang harus dibayar oleh

perusahaan.

Peristensi laba dapat di pengaruhi oleh salah satunya yaitu book tax

differences. Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung

berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi

yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu membuat pembukuan ganda

untuk dua tujuan pelaporan tersebut karena setiap akhir tahun perusahaan

diharuskan melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal

dengan cara melakukan penyesuaian terhadap laba akuntansi. Dasar yang berbeda

dalam penyusunan laporan keuangan tersebut dapat menimbulkan terjadinya


5

perbedaan penghitungan laba (rugi) perusahaan. Perbedaan itulah yang

mengakibatkan terjadinya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book

tax differences) dalam analisis perpajakan (Resmi, 2011:369). Alasan Book tax

differences dalam analisis perpajakan menjadi salah satu cara untuk menilai

kualitas laba perusahaan, book tax differences membuktikan adanya praktik laba

dengan menggunakan biaya dan manfaat pajak tangguhan, menunjukkan sejauh

mana laba yang dilaporkan manajemen menyimpang dari tingkat konsistensi

perusahaan serta menangkap perbedaan antara pernyataan standar akuntansi

keuangan (PSAK) dan peraturan perpajakan yang mempunyai implikasi untuk

laba dimasa yang akan datang, bahkan tanpa adanya manajemen laba (dghiyanov,

2015).

Book tax differences dapat mempengaruhi persistensi laba karena beban

pajak yang harus dibayar berasal dari perhitungan tarif progresif Pajak

Penghasilan dari laba fiskal sebagai Penghasilan Kena Pajak (PhKP). Beban pajak

tersebut akan mempengaruhi laba dan persistensi laba perusahaan. Namun masih

banyak pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan tersebut. Pengaruh

book tax differences terhadap persistensi laba dibuktikan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Melita (2012) dan penelitian Dzulhidayanov (2015) menyatakan

bahwa book tax differences berpengaruh terhadap persistensi laba. Namun

berbeda dengan hasil penelitian Jumiati dan Dwi (2014) bahwa book tax

difference tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi laba.

Selain book tax differences faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba

adalah volatilitas arus kas.Volatilitas arus kas adalah derajat penyebaran arus kas
6

atau indeks penyebaran distribusi arus kas perusahaan.Volatilitas merupakan

fluktuasi atau pergerakan yang bervariasi yang terjadi dari satu periode ke periode

lain. Pengukuran volatilitas arus kas menurut Fanani (2010) adalah standar deviasi

aliran kas operasi dibagi dengan total aset (Sulastri, 2014). Jumlah arus kas yang

berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah

operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi

pinjamin, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendananaan dari

luar.

Penelitian ini menggunakan volatitas arus kas sebagai variabel penelitian

karena dalam suatu kegiatan usaha, pasti arus kas akan menunjukkan angka yang

berbeda-beda setiap periodenya. Namun, angka tersebut tidak mungkin terpaut

jauh dalam suatu periode yang singkat. Bila terjadi hal dimana arus kas

operasional suatu perusahaan berubah drastis dalam waktu singkat secara terus-

menerus, maka ini dapat menjadi indikasi arus kas tersebut tidak merefleksikan

keadaan operasional yang sebenarnya. Hal ini akan turut berdampak pada laba

perusahaan, yang berarti laba perusahaan juga tidak menunjukkan keadaan yang

sebenarnya, dan tidak dapat dijadikan dasar untuk memprediksi laba perusahaan

pada periode mendatang (Sadjiarto dan Briliana, 2014). Penelitian tentang

volatilitas arus kas dilakukan oleh Sadjiarto dan Briliana (2014) dengan hasil

volatilitas arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Sulastri (2014) menyatakan bahwa volatilitas arus kas

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap persistensi laba.


7

Sumber modal suatu perusahaan erat kaitannya dengan utang. Utang

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan tambahan pendanaan dari pihak

eksternal, dengan menjalin ikatan kontrak dengan kreditur sebagai konsekuensi

perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tidak dapat terlepas

dari sumber modal perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan

menghasilkan laba yang maksimal. Utang juga mempengaruhi persistensi laba dan

tingkat stabilitas perusahaan yang akan berdampak pada kelangsungan hidup

perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat hutang mendorong perusahaan

untuk meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan

kinerja baik dimata auditor dan para pengguna laporan keuangan (Supadmi dan

Ayu, 2016).

Alasan menggunakan tingkat utang dalam penelitian ini, karena tingginya

tingkat utang maka akan meningkatkan jumlah utang dan bunga yang harus

dibayarkan perusahaan. Sehinggga apabila perusahaan tidak memiliki kemampuan

untuk melunasi utang-utangnya akan mengganggu kesehatan perusahaan. Tingkat

utang yang tinggi dari perusahaan menyebabkan perusahaan meningkatkan

persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja perusahaan dimasa

yang akan datang (Fanani, 2010). Beberapa penelitian tentang tingkat utang

antara lain yaitu Supadmi dan Ayu (2016) dengan hasil penelitian bahwa tingkat

utang berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2014) dimana tingkat utang tidak

berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba.


8

Akrual dianggap penting dalam persistensi laba karena laba sendiri di

pecah dalam dua komponen, yang pertama ialah arus kas dan yang kedua ialah

akrual (Nuraini, 2014). Akrual adalah suatu metode akuntansi dimana penerimaan

dan pengeluaran di akui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang

kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayaran

(www.wikipedia.com). Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada

saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan

biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik

yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Hayati, 2014). Besaran

akrual dapat mempengaruhi persistensi laba dimana jika semakin banyak akrual

maka semakin banyak estimasi dan errorestimasi. Laba yang persisten adalah laba

yang memiliki sedikit atau tidak mengandung akrual, dan dapat mencerminkan

kinerja perusahaan yang sesungguhnya (Sulastri, 2014). Dalam penelitian Sulastri

(2014) tentang besaran akrual memperoleh hasil penelitian yaitu besaran akrual

berpengaruh signifikan negatif terhadap persintesi laba sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fanani (2010) yang memiliki hasil yang sama. Berbeda

dengan penelitian Randi (2016) dengan hasil penelitian bahwa akrual berpengaruh

positif terhadap persistensi laba.

Kemudian Ukuran perusahaan yang tercermin pada kinerja perusahaan

merupakan salah satu ukuran untuk menilai perusahaan. Besar kecilnya suatu

perusahaan biasanya diukur berdasarkan total penjualan, rata-rata tingkat

penjualan dan total aktiva. Semakin besarnya suatu perusahaan, maka diharapkan

pula mengalami pertumbuhan laba yang tinggi. Pertumbuhan laba yang tinggi
9

juga akan mempengaruhi persistensi laba karena dianggap mampu untuk terus

meningkatkan kualitas labanya melalui serangkaian upaya peningkatan kinerja

perusahaan.

Penelitian ini mengacu kepada penelitian Dila Permata Sari (2017) dengan

judul Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,

Besaran Akrual dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Persistensi Laba Pada

Perusahaan Jasa Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2012-2016. Dan mengganti variabel Kepemilikan Manajerial dengan

Ukuran Perusahaan, dikarenakan dibeberapa penelitian yang lalu memiliki hasil

yang sama. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian dan berdasarkan latar

belakang yang dijelaskan, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Hutang,

Besaran Akrual Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam dan Sejenisnya

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan tentang keadaan, fenomena, dan

atau konsep yang memerlukan pemecahan dan solusi atau jawaban melalui suatu

penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan

alat-alat yang relevan. Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:


10

1. Bagaimana pengaruh book tax differences terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

2. Bagaimana pengaruh volatilitas arus kas terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

3. Bagaimana pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

4. Bagaimana pengaruh besaran akrual terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

5. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

6. Bagaimana pengaruh book tax differences, volatilitas arus, tingkat utang,

besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan mengungkapkan hasil yang ingin dicapai

melalui proses penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


11

1. Untuk mengetahui pengaruh book tax differences terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh volatilitas arus kas terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019 .

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh besaran akrual terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

6. Untuk mengetahui pengaruh book tax differences, volatilitas arus, tingkat

utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan menjelaskan kegunaan penelitian bagi

peneliti, perusahaan, dan ilmu pengetahuan. Dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh penulis, diharapkan dapat memberi informasi:


12

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahun penulis terutama yang berkaitan dengan book tax differences,

volatilitas arus kas, tingkat hutang, besaran akrual dan ilmu perpajakan.

2. Penelitian ini juga dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk lulus.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai materi dalam proposal

ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan mengenai teori yang digunakan

sebagai landasan penulisan, kemudian dilanjutkan dengan

penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan pengembangan

hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian, seperti desain penelitian,

penentuanpopulasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

jenis dan sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan


13

data, definisi variabel operasional, sertapengolahan dan

analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti, menguraikan pembahasannya sehingga

dapat diketahui hasil dari analisis data yang diteliti dengan

menggunakan teori-teori yang ada.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian

dan saran bagi penelitian selanjutnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Agensi

Teori agensi merupakan teori yang membahas hubungan antara principal

dan agent. Pemilik perusahaan atau pemilik saham dalam perusahaan merupakan

principal dan manajer atau karyawan merupakan agent. Jika kedua kelompok

(agent dan principal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan

utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent tidak

akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal, sehingga memicu

biaya keagenan (agency cost). Perbedaan kepentingan antara manajemen dengan

pemilik modal akan memunculkan masalah-masalah keagenan (agency problem).

Konflik eksplisit dan implisit dapat timbul akibat adanya kepentingan

yang berbeda antara agen dan principal yang tercermin dalam laporan keuangan.

Suwandika dkk, 2013 menemukan bukti bahwa book tax differences dapat

mengindikasikan adanya manajemen laba dalam meningkatkan laba, apabila

angka yang dilaporkan dapat diduga oleh publik sebagai hasil dari perekayasaan,

maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas laba rendah dan disebut

kurang persisten (Hasanah, Nela 2017). Dalam suatu perusahaan, konflik

kepentingan antara principal dan agen juga bisa terjadi oleh adanya kelebihan arus

kas (excess cash flow). Kelebihan arus kas dinvestasikan untuk hal-hal yang tidak

ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan. Ini menyebabkan perbedaan


15

kepentingan karena pemegang lebih menyukai investasi yang berisiko tinggi

karena menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi

dengan resiko yang rendah.

Kepentingan yang berbeda diantara principal dan agen dalam mengelola

free cash flow dalam hubungannya dengan tingkat utang. Principal cenderung

setuju dengan penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan, sedangkan agen

berusaha untuk menghindari utang sebagai sumber pembiayaan karena akan

meningkatkan resiko, sehingga terjadi ketidak sepahaman antara principal dengan

agen. Konflik lain yang terjadi antara principal dan agen adalah ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan,

semakin banyak informasi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan informasi

yang diketahui antara principal dan agen tidak seimbang. Karena agen yang

mengetahui detail semua informasi dalam perusahaan.

2.1.2 Persistensi Laba

Laba menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan bagi

pengguna laporan keuangan adalah laba akuntansi. Sehingga laba akuntansi yang

diharapkan tidak hanya tinggi namun juga harus persisten. Laba juga merupakan

salah satu komponen yang seringkali menjadi perhatian bagi pemegang saham dan

calon investor. Hal ini dikarenakan laba merupakan salah satu komponen

terpenting yang dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan.

Persistensi laba merupakan laba yang memiliki kemampuan sebagai

indikator laba periode mendatang (future earnings) yang dihasilkan perusahaan


16

secara berulang dan berkelanjutan (sustainable). Sedangkan unusual earnings

adalah laba yang dihasilkan secara temporer dan tidak berulang sehingga tidak

dapat digunakan sebagai indikator untuk laba dimasa yang akan datang (Hayati,

2014). Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran penting

dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat

mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang

ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja

keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Melihat betapa penting peran laba bagi

investor maupun pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan, tidak

mengherankan pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi

menarik investor. Berbagai penelitian menggunakan bermacam-macam

pendekatan (proksi) untuk menilai kualitas laba atau mendeteksi manajemen laba

(Pratiwi, Intan Ratna 2014).

Persistensi laba umumnya diukur dengan mengestimasi suatu rangkaian

ARIMA (autoregressive, integreted, moving average) yang nyata dari proses laba.

Sehubungan dengan banyaknya ragam karakteristik-karakteristik ekonomi yang

potensial, dibutuhkan suatu tes yang lebih tegas dan jelas untuk mengidentifikasi

suatu ukuran kompleksitas perusahaan yang dapat mewakili sebagian besar

variabel yang ternyata diketahui sebagai penentu-penentu potensial dari

persistensi laba. bila perusahaan tiba-tiba melaporkan laba dengan tingkat

kenaikan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya maka ada kemungkinan

manajemen telah merekayasa dengan menggunakan cara-cara yang tidak etis.

Sebaliknya bila perusahaan tiba-tiba melaporkan laba dengan tingkat penurunan


17

yang sangat drastis atau mengalami kerugian dalam jumlah besar tanpa ada

keterangan yang memadai juga patut dicurigai karena mungkin saja menajemen

berusaha untuk menghindari pajak.

2.1.3 Book Tax Differences

Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba

komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah

besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang

wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih

komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan

ketentuan perpajakan yang berkaitan dengan sistem atau prosedur terkait.

Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarka

metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metode

akrual, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk dua

tujuan pelaporan laba tersebut, karena setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan

melakukan rekonsiliasi fiskal dimana yang membedakan antara laba akuntansi

dengan laba fiskal adalah adanya koreksi fiskal atas laba akuntansi.

Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan

keuangan komersial berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia. Rekonsiliasi

fiskal dilakukan pada akhir periode pembukuan yang menyebabkan terjadi

perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan tersebut

disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda antara

standar akuntansi dan peraturan pajak. Penyebab perbedaan laporan keuangan

komersial dan fiskal, yaitu:


18

1. Perbedaan prinsip akutansi

2. Perbedaan metode dan prosedur akuntansi

3. Perbedaan perlakuan dan pengakuan penghasilan dan biaya.

Rekonsiliasi fiskal diakhir periode pembukuan menyebabkan terjadi

perbedaan antara laba fiskal dan laba akuntansi (Book tax different). Perbedaan

tersebut ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat

tetap (Permanent different) (Zdulhinayof, 2015).

2.1.4 Volatilitas Arus Kas

Arus kas dilaporkan bertujuan untuk memberikan informasi historis

mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan yang

diklasifikasikan berdasarkan aktifitas operasi, investasi maupun pendanaan selama

satu periode akuntansi. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening

giro, sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi perubahan nilai yang signifikan (Hayati, 2014).

Tujuan pelaporan arus kas menurut Kieso (2010:306) untuk memberikan

informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama satu periode.

Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan informasi tentang kegiatan operasi,

investasi dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas. Karena itu laporan arus

kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari

kegiatan operasi, investasi serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode,

dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir. Menurut Ikhsan

(2009, 178-179) laporan arus kas dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan yaitu:
19

1. Untuk memperkirakan arus kas masa yang akan datang.

2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen.

3. Untuk menentukan kemampuan membayar deviden kepada kreditor.

4. Untuk menujukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas

perusahaan.

Salah satu kegunaan informasi arus kas menurut PSAK no.2 adalah

meningkatkan daya banding kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat

meniadakan pengaruh penggunaan kegiatan akuntansi yang berbeda terhadap

transaksi dan peristiwa yang sama. Kemampuan arus kas untuk meningkatkan

daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu alasan

digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain informasi

laba (Hayati, 2014). Nilai yang terkandung dalam arus kas pada satu periode

mencermink an nilai laba dalam metode kas (cash basis). Sehingga data arus kas

merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi

karena arus kas relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Manipulasi akuntansi

biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang berbeda untuk

transaksi yang sama dengan tujuan untuk menampilkan laba yang diinginkan.

Revee, et al (2010:263) menyebutkan laporan arus kas melaporkan 3 jenis

kegiatan yaitu :

1. Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi

yang mempengaruhi laba bersih.

2. Arus kas dari kegiatan dari investasi adalah arus kas yang berasal dari

transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aset non lancar


20

3. Arus kas cari kegiatan pendanaan adalah arus kas yang berasal dari

transaksi yang mempengaruhi hutang dan ekuitas perusahaan.

Terdapat dua metode yang digunakan untuk menghitung dan melaporkan

jumlah arus kas bersih dari kegiatan operasi, yaitu:

1. Metode langsung (Direct Method)

2. Metode tidak langsung (Indirect Method)

Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama yaitu jumlah arus

kas bersih yang disediakan dalam aktivitas operasi. Metode tidak langsung lebih

disukai karena relatif mudah digunakan dan merekonsiliasi perbedaan antara laba

bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Volatilitas menurut Lydianita (2011) adalah pengukuran statistik untuk

fluktuasi harga selama periode tertentu. Ukuran tersebut menunjukkan

peningkatan dan penurunan harga dalam periode yang pendek dan tidak mengukur

tingkat harga, namun mengukur derajat variasinya dari satu periode ke periode

lain. Jadi volatilitas merupakan fluktuasi atau pergerakan yang bervariasi yang

terjadi dari satu periode ke periode lain.

Volatilitas arus kas yang berfluktuasi dapat mempengaruhi persistensi laba

karena adanya ketidakpastian tinggi dalam lingkungan operasi yang ditunjukkan

oleh volatilitas arus kas yang tinggi. Volatilitas penjualan juga menentukan

persistensi laba dimana volatilitas penjualan yang rendah akan dapat menunjukkan

kemampuan laba dalam memprediksi aliran kas di masa yang akan datang.

Namun jika tingkat volatilitas penjualan tinggi, maka persistensi laba yang

dihasilkan akan mengandung banyak gangguan (noise).


21

2.1.5 Tingkat Hutang

Tingkat utang merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka panjangnya. Fanani (2010) menyatakan bahwa tingginya tingkat

utang perusahaan biasanya dipengaruhi oleh utang jangka panjang. Penggunaan

utang yang cukup tinggi bagi perusahaan akan meningkatkan risiko perusahaan.

Konsekuensi dari utang itu sendiri adalah pembayaran bunga dan risiko

kegagalan. Penggunaan utang yang tinggi akan memberi insentif yang lebih kuat

bagi perusahaan untuk meningkatkan persistensi laba dengan mengelola laba

untuk tujuan efisiensi (Nurul dan Wida, 2016).

Utang yang meningkat secara tidak langsung akan meningkatkan skala

bisnis perusahaan karena perusahaaan mendapatkan tambahan modal, baik untuk

kegiatan operasional ataupun perluasan usaha. Namun, manajemen juga

mempunyai kewajiban untuk terus menjaga kemampuannya dalam memenuhi

utang yang telah jatuh tempo. Oleh karena itu besarnya tingkat utang perusahaan

akan mendorong perusahaan mempertahankan kinerjanya agar dipandang baik

oleh kreditor dan auditor, sehingga kreditor tetap mudah memberikan dana dan

kelonggaran proses pembayaran (Fanani, 2010).

Subramanyam dan Wild (2012) menjelaskan bahwa utang adalah sumber

pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan: (1) Bunga atas

sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada

pengembalian atas aset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan menjadi

keuntungan bagi investor ekuitas, (2) bunga merupakan beban yang dapat

mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak. Semakin tinggi utang jangka panjang
22

yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktiva perusahaan menunjukkan

tingkat kestabilan perusahaan tersebut (Hayati, 2014).

Menurut Sawir (2015 : 13), rasio yang di pakai untuk mengukur tingkat

utang perusahaan adalah rasio leverage, leverage merupakan rasio yang

menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur juga sebagai rasio

yang membandingkan total utang terhadap keseluruhan total aset suatu

perusahaan. Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi,

namun resiko leverage yang tinggi pula, maka akan berpengaruh terhadap

keputusan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

2.1.6 Besaran Akrual

Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan

usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat

kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada

barang yang diserahkan tersebut (Hayati, 2014). Menurut Subramanyam dan Wild

(2010), akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai

laporan keuangan mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas

perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak.

Akuntansi akrual dapat mengurangi masalah ketepatan waktu dan pengaitan yang

terdapat pada akuntansi kas. Masalah ketepatan waktu (timing) mengacu pada arus

kas yang tidak selalu terjadi bersamaan dengan aktivitas yang menghasilkan kas

tersebut. Masalah penandingan atau pengaitan mengacu pada arus kas masuk dan

keluar yang disebabkan oleh aktivitas usaha tetapi tidak dapat dikaitkan dengan

waktu terjadinya (Putra, Randi Radityo. 2016)


23

Laba akuntansi yang persisten adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit

atau tidak mengandung akrual dan dapat mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan yang sesungguhnya. Semakin besar akrual yang terkandung dalam

laba akuntansi, maka semakin rendah persistensi laba akuntansi (Hayati, 2014).

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam

hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran (size) perusahaan bisa diukur

dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut.

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran

aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan

dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki

prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga

mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil.

Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset perusahaan atau total

penjualan dimana perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diperkirakan akan

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba yang lebih besar, sehingga

biasanya mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan

kecil. Pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi sejumlah kebijakan

yang dibuat oleh perusahaan seperti kebijakan pendanaan, dividen, dan

kompensasi.
24

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan

yang lebih luas. Sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak

lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar juga untuk membiayai

aktivitas-aktivitas perusahaannya. Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan

dana tersebut adalah dengan menggunakan utang. Perusahaan besar cenderung

memiliki sumber pemodalan yang lebih besar sehingga perusahaan cenderung

memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Perusahaan kecil lebih menyukai utang jangka pendek daripada menyukai utang

jangka panjang, karena biayanya lebih rendah. Bagi investor, kebijakan

perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan

datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap

besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan

terhadap masyarakat secara umum.

2.1.8 Pandangan Islam Tentang Laba

Pengertian laba secara bahasa atau menurut Al–Qur‟an, As–Sunnah, dan

pendapat ulama–ulama fiqih bahwa laba ialah pertambahan pada modal pokok

perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang timbul karena

barter atau ekspedisi dagang. Dalam surat Hud Ayat 85-86 juga dijelaskan tentang

laba yaitu:

‫اس أَ ْشيَا َءهُ ْن َوال تَ ْعثَ ْوا ِفي‬


َ ٌَّ‫ْط َوال تَبْخَ سُوا ال‬ ِ ‫اى ِب ْال ِقس‬َ ‫ال َو ْال ِوي َز‬
َ َ‫َويَا قَ ْو ِم أَ ْوفُوا ْال ِو ْكي‬
‫يي َو َها أًََا َعلَيْ ُك ْن ِب َحفِيظ‬ ِ َّ ُ‫) بَقِيَّة‬58( ‫يي‬
َ ٌِ‫َّللا َخ ْي ٌر لَ ُك ْن إِ ْى ُك ٌْتُ ْن ُه ْؤ ِه‬ َ ‫ض ُه ْف ِس ِد‬
ِ ْ‫األر‬
25

Artinya: Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran


dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia
terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di
muka bumi dengan membuat kerusakan(85). Sisa (keuntungan) dari
Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman.
Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu" (86).

Dijelaskan dalam hadist yaitu “seorang mukmin itu sebagai seorang

pedagang; ia tidak menerima laba sebelum mendapatkan pokoknya. Demikian

juga seorang mukmin tidak akan mendapatkan amalan-amalan sunahnya sebelum

ia menerima amalan-amalan wajibnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Laba yang di

peroleh dalam islam haruslah sesuai dengan konsep laba menurut islam, nilai-nilai

keamanan, akhlak dan tingkah laku seorang pedagang dan islam juga

menganjurkan agar para pedagang tidak berlebihan dalam mengambil laba dimana

Ali bin Abi Thalib r.a berkata,“ wahai para saudagar! Ambillah (laba) yang pantas

maka kamu akan selamat (berhasil) dan janganlah kami menolak laba yang kecil

karena itu akan menghalangi kamu dan mendapatkan (laba) yang banyak”.

Allah SWT Sama Sekali tidak melarang manusia dalam mencari laba,

hanya Allah SWT melarang mengurangi takaran atau timbangan, karena

perbuatan itu dapat merugikan orang lain. Secara lahiriah keuntungan atau laba

yang di peroleh setelah menggenapkan timbangan akan menjadi lebih kecil,

namun demikian berkah atau berpengaruh positif atas apa yang dihasilkan.
26

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
1 Siska X1: Book-Tax 1) Book-tax differences berpengaruh
Pramudi Differences signifikan terhadap persistensi
a X2: Arus Kas laba, ditolak.
Wardani Operasi 2) arus kas operasi berpengaruh
(2018) X3: Akrual signifikan terhadap persistensi
X4: Ukuran laba, diterima.
Perusahaan 3) akrual berpengaruh signifikan
Y : Persistensi Laba terhadap persistensi laba, diterima.
4) ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap persistensi
laba, diterima.
2 Dila X1: Book Tax 1) Book tax differences berpengaruh
Permata Differences signifikan negatif terhadap
Sari X2: Volatilitas Arus persistensi laba.
(2017) Kas 2) Volatilitas arus kas berpengaruh
X3: Tingkat utang signifikan positif terhadap
X4: Besaran Akrual persistensi laba.
X5: Kepemilikan 3) Tingkat hutang tidak berpengaruh
Manajerial signifikan terhadap persistensi
Y : Persistensi Laba laba.
4) Besaran akrual berpengaruh
signifikan positif terhadap
persistensi laba.
5) Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba.
3 Fitriana, X1: Tingkat hutang 1) Tingkat Hutang berpengaruh
Nurul X2: Arus kas akrual positif terhadap Persistensi Laba
dan Y : Persistensi Laba 2) Arus kas akrual tidak berpengaruh
Fadhila, terhadap persistensi laba.
wida
(2016)
4 Radityo X1: Akrual 1) Akrual Berpengaruh Positif
Putra, X2: Arus kas terhadap persistensi laba.
Randi X3: Corporate 2) Arus kas berpengaruh positif
(2016) governance terhadap persistensi laba.
X4: Tingkat hutang 3) Dewan komisaris indepen tidak
X5: Ukuran berpengaruh terhadap persistensi
perusahaan laba
Y : Persistensi Laba 4) Komite audit tidak berpengaruh
27

No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
negatif terhadap persistensi laba
5) Tingkat hutang tidak berpengaruh
negatif terhadap persistensi laba
6) Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh negatif terhadap
persistensi laba.
5 Ganitri X1: Tingkat hutang 1) Tingkat hutang berpengaruh
Putri, X2: Kepemilikan signifikan terhadap persistensi
A.A Ayu Manajerial laba.
dan Y : Persistensi Laba 2) Kepemilikan manajerial tidak
Supadmi, berpengaruh terhadap persistensi
Nh Luh laba.
(2016)
6 Zdulhiyanov,
X1: Book
Pengaruh
tax Book tax differences berpengaruh
Mohd differences
Book tax terhadap persistensi laba
(2015) Y : Persistensi
differences
laba
terhadap
7 Sabridal X1: Volatilitas arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Hayati, Kas signifikan negatif terhadap
Okta X2: Tingkat hutang persistensi laba
(2014) Y : Persistensi Laba 2) Tingkat hutang tidak berpengaruh
signifikan terhadap persistensi
laba.
8 Sulastri, X1: Volatilitas arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Desra Kas positif namun tidak signifikan
Afri X2: Volatilitas terhadap persistensi laba
(2014) Penjualan 2) Besaran akrual berpengaruh
X3: Besaran Akrual signifikan negatif terhadap
X4: Tingkat utang persistensi laba.
Y : Persistensi laba 3) Volatilitas penjualan berpengaruh
positif namun tidak signifikan
terhadap persistensi laba.
4) Tingkat hutang berpengaruh
negatif namun tidak signifikan
terhadap persistensi laba
9 Kusuma, X1: Volatilitas Arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Briliana Kas signifikan terhadap persistensi
dan Arja X2: Volatilitas laba.
Sadjiarto Penjualan 2) Volatilitas penjualan berpengaruh
,R X3: Tingkat utang signifikan terhadap persistensi laba
(2014) X4: Book tax gap 3) Tingkat hutang tidak berpengaruh
X5: Tata kelola terhadap persistensi laba
Perusahaan 4) Book Tax Gap berpengaruh
Y : Persistensi Laba signifikan terhadap persistesi laba
28

No Variabel yang
Peneliti Hasil Penelitian
Digunakan
5) Tata kelola perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba
10 Fanani, X1: Volatilitas Arus 1) Volatilitas arus kas berpengaruh
Zainal Kas signifikan terhadap persistensi laba
(2010) X2: Besaran Akrual 2) Besaran akrual berpengaruh
X3: Volatilitas negatif terhadap persistensi laba.
Penjualan 3) Volatilitas berpengaruh terhadap
X4:Tingkat Hutang negatif persistensi laba
X5: Siklus Operasi 4) Tingkat hutang berpengaruh
Y : Persistensi Laba persistensi laba
5) Siklus operasi tidak berpengaruh
terhadap persistensi laba.
Sumber : Diolah dari berbagai referensi (2020)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Book Tax Differences (X1)


H1

Volatilitas Arus Kas (X2)


H2

Tingkat Hutang (X3) Persistensi Laba


H3 (Y)

H4
Besaran Akrual (X4)

H5
Ukuran Perusahaan (X5)

H6

Sumber : Dikembangkan dari penelitian terdahulu (2020)


29

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Persistensi Laba

Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba

komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah

besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang

wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih

komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan

ketentuan perpajakan yang berkaitan dengan sistem atau prosedur terkait.

Book tax differences dapat mempengaruhi persistensi laba karena adanya

perbedaan perhitungan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dimana laba

akuntansi dihitung menurut Standar Akuntansi sedangkan laba fiskal dihitung

dengan menggunakan Ketentuan Perpajakan sehingga akan menimbulkan selisih

yang dapat menambah atau mengurangi laba dimasa yang akan datang.

Pengaruh book tax differences terhadap persistensi laba dibuktikan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Melita (2012) dan penelitian Dzulhidayanov

(2015) menyatakan bahwa book tax differences berpengaruh terhadap persistensi

laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian Jumiati dan Dwi (2014) bahwa book

tax differences tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi laba. Berdasarkan

hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa:

H1: Book tax differences berpengaruh terhadap persistensi laba laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019


30

2.4.2 Pengaruh Volatilitas Arus Kas Terhadap Persistensi Laba

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan

keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu kemampuan arus kas untuk

meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu

alasan digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain

informasi laba (Okta, 2014). Sesungguhnya, nilai yang terkandung dalam arus kas

operasi pada satu periode mencerminkan nilai laba dalam metode kas. Data arus

kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan

akuntansi karena arus kas relatif sulit untuk dimanipulasi. Dimana manipulasi

akuntansi ini biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang

berbeda untuk transaksi yang sama dengan tujuan menampilkan laba yang

diinginkan (Hayati, 2014). Untuk mengukur persistensi laba itu sendiri

dibutuhkan arus kas operasi yang stabil, yaitu yang mempunyai fluktuasi yang

kecil. Jika arus kas tidak stabil maka sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas

di masa yang akan datang.

Volatilitas yang tinggi menunjukkan persistensi laba yang rendah. Dimana

aliran kas yang tidak stabil tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian yang

tinggi dalam lingkungan operasi yang ditunjukkan oleh volatilitas arus kas operasi

yang tinggi. Dengan kata lain, semakin besar fluktuasi arus kas yang terjadi dalam

lingkungan operasi perusahaan akan membuat persistensi laba menjadi semakin

rendah (Hayati, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadjiarto dan Briliana
31

(2014) dengan hasil volatilitas arus kas berpengaruh signifikan terhadap

persistensi laba. Berdasarkan hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa:

H2: Volatilitas arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019

2.4.3 Pengaruh Tingkat Utang Terhadap Persistensi Laba

Tingkat utang akan menjadi besar apabila lebih banyak utang jangka

panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Para pemegang saham mendapatkan

manfaat dari solvabilitas keuangan sejauh laba yang dihasilkan atas uang yang

dipinjam melebihi biaya bunga dan juga jika terjadi kenaikkan nilai pasar saham.

Utang mengandung konsekuensi perusahaan harus membayar bunga dan

pokok pada saat jatuh tempo. Jika kondisi laba tidak dapat menutup bunga dan

perusahaan tidak dapat mengalokasikan dana untuk membayar pokoknya, akan

menimbulkan risiko kegagalan. Maka dari itu seberapa besar tingkat utang yang

diinginkan, sangat tergantung pada stabilitas perusahaan. Penelitian tentang

tingkat hutang yaitu Supadmi dan Ayu (2016) dengan hasil penelitian bahwa

tingkat hutang berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Berdasarkan

hipotesis diatas disimpulkan bahwa:

H3: Tingkat utang berpengaruh terhadap persistensi laba laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019


32

2.4.4 Pengaruh Besaran Akrual Terhadap Persistensi Laba

Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan

usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat

kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada

barang yang diserahkan tersebut (Sulastri, 2014). Besar kecilnya komponen akrual

yang terjadi di perusahaan akan menyebabkan gangguan (noise) yang dapat

mengurangi persistensi laba. Semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba

bersih, maka akan semakin tinggi pula persistensi laba tersebut (Sulastri, 2014).

Dalam penelitian Sulastri (2014) tentang besaran akrual memperoleh hasil

penelitian yaitu besaran akrual berpengaruh signifikan negatif terhadap persistensi

laba sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanani (2010) yang memiliki

hasil yang sama. Berdasarkan hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa:

H4: Besaran Akrual Berpengaruh Terhadap Pesistensi Laba laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019

2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba

Ukuran perusahaan perusahaan dapat dijadikan alat ukur untuk

menentukan baik atau tidaknya kinerja dalam suatu perusahaan. Investor biasanya

lebih tertarik dan percaya pada perusahaan besar, karena dianggap mampu terus

meningkatkan kinerja perusahaannnya dan mampu untuk meningkatkan laba yang

di peroleh setiap periodenya. Kualitas laba yang dicapai oleh perusahaan akan

membuat investor memperoleh keuntungan yang besar. Dengan begitu perusahaan

dengan ukuran besar lebih banyak diminati dibandingkan dengan perusahaan


33

ukuran kecil. Sukman (2017) ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan terhadap persistensi laba hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan

manufaktur merupakan perusahaan berukuran besar.

H5: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019

2.4.6 Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang,

Besaran Akrual Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba

Book tax differences dapat mempengaruhi persistensi laba karena adanya

perbedaan perhitungan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dimana laba

akuntansi dihitung menurut Standar Akuntansi sedangkan laba fiskal dihitung

dengan menggunakan Ketentuan Perpajakan sehingga akan menimbulkan selisih

yang dapat menambah atau mengurangi laba dimasa yang akan datang.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan

keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu kemampuan arus kas untuk

meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi ini merupakan salah satu

alasan digunakannya arus kas sebagai sumber informasi oleh investor selain

infromasi laba (Okta, 2014). Volatilitas yang tinggi menunjukkan persistensi laba

yang rendah. Dimana aliran kas yang tidak stabil tersebut mengindikasikan

adanya ketidakpastian yang tinggi dalam lingkungan operasi yang ditunjukkan

oleh volatilitas arus kas operasi yang tinggi. Dengan kata lain, semakin besar
34

fluktuasi arus kas yang terjadi dalam lingkungan operasi perusahaan akan

membuat persistensi laba menjadi semakin rendah (Hayati, 2014).

Tingkat utang akan menjadi besar apabila lebih banyak utang jangka

panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Para pemegang saham mendapatkan

manfaat dari solvabilitas keuangan sejauh laba yang dihasilkan atas uang yang

dipinjam melebihi biaya bunga dan juga jika terjadi kenaikkan nilai pasar saham.

Utang mengandung konsekuensi perusahaan harus membayar bunga dan pokok

pada saat jatuh tempo. Jika kondisi laba tidak dapat menutup bunga dan

perusahaan tidak dapat mengalokasikan dana untuk membayar pokoknya, akan

menimbulkan risiko kegagalan.

Besar kecilnya komponen akrual yang terjadi di perusahaan akan

menyebabkan gangguan (noise) yang dapat mengurangi persistensi laba. Semakin

tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula

persistensi laba tersebut (Sulastri, 2014). Ukuran perusahaan perusahaan dapat

dijadikan alat ukur untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja dalam suatu

perusahaan. Investor biasanya lebih tertarik dan percaya pada perusahaan besar,

karena dianggap mampu terus meningkatkan kinerja perusahaannnya dan mampu

untuk meningkatkan laba yang di peroleh setiap periodenya.

H6: Book tax differences, volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual

dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap persistensi laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini meneliti pengaruh dari book tax differences, volatilitas arus

kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

BEI periode 2017-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism yang di gunakan

untuk meneliti pada populasi untuk sampel tertentu (Sugiyono, 2012:7). Tujuan

dari penelitian ini adalah pengujian hipotesis, dimana pengujian hipotesis

biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu atau menemukan perbedaan antar

kelompok (indepedensi) dua atau lebih dari faktor dalam suatu situasi.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriyantoro dan Supomo, 2011:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017-

2019. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011:120). Sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI

tahun 2017-2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Purposive sampling, yaitu

metode penyampelan dengan berdasarkan pada kiriteria tertentu (Chandrarin,


36

2017:127). Sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Purposive sumpling yang digunakan jenis judgement sampling yaitu sampel

dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan. Adapun kriterianya

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di

BEI secara berturut-turut selama periode 2017-2019.

2. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data penelitian.

Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No. Jumlah
15
Jumlah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Tidak
Logam dan Sejenisnya Sesuai
Sesuai
Perusahaan manufaktur sub sektor logam dan
1 sejenisnya yang terdaftar di BEI secara 15 (0)
berturut-turut selama periode 2017-2019.
Perusahaan yang memiliki kelengkapan data
2 14 (1)
penelitian.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 14
Jumlah tahun pengamatan 3
Jumlah sampel data selama observasi 42
Sumber: Data Olahan dari BEI

Tabel 3.2
Perusahaan Yang Dijadikan Sampel
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ALKA Alaska Industrindo Tbk
2 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
3 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk
4 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
5 CTBN Citra Turbindo Tbk
6 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
37

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


7 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
8 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
9 KRAS Krakatau Steel Tbk
10 LION Lion Metal Works Tbk
11 LMSH Lionmesh Prima Tbk
12 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
13 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
14 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
Sumber: Data Olahan dari BEI

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif

adalah jenis data yang berupa angka-angka yang berasal dari perhitungan masing-

masing atribut pengukuran variabel (Chandrarin, 2017:122). Data yang digunakan

adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan

manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode tahun 2016-2018 yang didokumentasikan dalam

www.idx.co.id ataupun alamat website lainnya. Data sekunder, yaitu data yang

berasal dari pihak atau lembaga yang telah menggunakan atau

mempublikasikannya (Chandrarin, 2017:124).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam

melakukan suatu kegiatan penelitian. Data dikumpulkan dengan menggunakan

metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah

literatur, artikel, jurnal maupun media tulis yang berkaitan dengan topik

pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan


38

mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan keuangan

perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini terdapat 6 (enam) variabel, yang terdiri dari 5

(lima) variabel independen, 1 (satu) variabel dependen. Adapun masing-masing

variabelnya, yaitu variabel independen terdiri atas book tax differences, volatilitas

arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan. Variabel

dependennya adalah persistensi laba.

1. Persistensi Laba

Fanani (2010) menyatakan Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang

menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang

diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Persistensi Laba dapat diukur

menggunakan rumus:

Persistensi Laba = Laba Sebelum Pajak Tahun t - Laba Sebelum Pajak (t-1)
Total Aset

Keterangan :
t = periode tahun sekarang
t-1 = periode tahun sekarang dikurang tahun sebelumnya

2. Book Tax Differences

Book tax differences adalah perbedaan besaran laba akuntansi atau laba

komersial dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak. Laba komersial adalah

besarnya laba yang disusun sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang

wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih

komersial dihitung oleh wajib pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan
39

ketentuan perpajakan yang berkaitan dengan sistem atau prosedur terkait. Adapun

rumus penghitungan book tax differences sebagai berikut:

Book Tax Differences = Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan


Total Aset

3. Volatilitas Arus Kas

Volatilitas arus kas diukur menggunakan standar deviasi aliran kas

operasi dibagi dengan total aktiva. Adapun rumus yang dipakai dalam mengukur

volatilitas arus kas adalah sebagai berikut:

Volatilitas Arus Kas = σ (CFO) t


Total Aktiva

Keterangan :
σ : standar deviasi
CFO : aliran kas operasi
t : tahun sekarang

4. Tingkat Utang

Tingkat utang merupakan kemampuan perusahaan membayar kewajiban.

Fanani (2010) menyatakan bahwa tingginya tingkat utang perusahaan biasanya

dipengaruhi oleh utang jangka panjang. Konsekuensi dari utang itu sendiri adalah

pembayaran bunga dan risiko kegagalan. Penggunaan hutang yang tinggi akan

memberi insentif yang lebih kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan persistensi

laba dengan mengelola laba untuk tujuan efisiensi (Nurul dan Wida, 2016).

Tingkat Hutang = Total Hutang


Total Aset
40

5. Besaran Akrual

Besaran akrual adalah besaran pendapatan diakui pada saat hak kesatuan

usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat

kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada

barang yang diserahkan tersebut (Sulastri, 2014).

Besaran Akrual = Laba Sebelum Pajak-Aliran Kas Operasi Sebelum Pajak


Rata-Rata Total Aset

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam

hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dari natural

logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu:

Size = Log (Total Aset)

Keterangan :
Size : Ukuran
Log : Logaritma

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam

perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program

pengolah data statistik yang dikenal dengan Eviews 11. Metode-metode yang

digunakan yaitu:
41

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2017:31) statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata

(mean), dan standar deviasi. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan

gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Model regresi memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator). Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bias dan konsisten. Asumsi-asumsi dasar tersebut mencakup

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Jika asumsi ini

tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk

ukuran sampel kecil (Ghozali, 2017:145). Uji normalitas residual metode

Ordinary Least Square secara formal dapat dideteksi dari metode yang

dikembangkan oleh Jarque- Bera (JB). Deteksi dengan melihat Jarque Bera yang

merupakan asimtotis (sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least

Square). Uji ini dengan melihat probabilitas Jarque Bera (JB) sebagai berikut:

a) Bila probabilitas > 0.05 maka signifikan, H0 diterima

b) Bila probabilitas < 0.05 maka tidak signifikan, H0 ditolak


42

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2017:85). Jika varians dari

residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser yaitu meregresi

masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai variabel

dependen. Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi,

sedangkan absolute adalah nilai mutlak. Uji Glejser digunakan untuk meregresi

nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika hasil tingkat

kepercayaan uji Glejser > 0,05 maka tidak terkandung heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen (Ghozali,

2017:71). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen. Menurut Ghozali (2017:73) jika koefisien korelasi antar

variabel bebas melebihi 0,80 maka dapat disimpulkan bahwa model mengalami

masalah multikolinearitas, Sebaliknya, koefisien korelasi < 0,8 maka model bebas

dari multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2017:121) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam metode regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada

periode t dengan kesalahan dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika tidak terjadi
43

korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai durbin-

watson dengan ketentuan sebagai berikut:

a) 0 < d < dL maka tidak ada autokorelasi positif (ditolak)

b) dL ≤ d ≤ dU maka tidak ada autokorelasi positif (no decision)

c) 4-dL < d < 4 maka tidak ada autokorelasi negatif (ditolak)

d) 4-dU ≤ d ≤ 4-dL maka tidak ada autokorelasi negatif (no decision)

e) dU < d < 4-dU maka tidak ada autokrelasi positif dan negatif (diterima)

3.6.3 Pemilihan Model Data Panel

1. Model Data Panel

Terdapat tiga pendekatan dalam proses mengestimasi regresi data panel

yang dapat digunakan yaitu pooling Least Square (model Common Effect), model

Fixed Effect, dan model Random effect.

a. Common Effect

Estimasi Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan individu)

merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel.

Hal karena hanya dengan mengkombinasikan data time series dan data

cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu, sehingga

dapat digunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dalam

mengestimasi data panel.


44

Dalam pendekatan estimasi ini, tidak diperhatikan dimensi individu

maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama

dalam berbagai kurun waktu, dengan mengkombinasikan data time series

dan data cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu,

maka model persamaan regresinya adalah:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + …. + βndit + eit

b. Fixed Effect

Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep biasa disbut

dengan model regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah

teknik mengestimaasi data panel dengan menggunakan variabel dummy

untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini

didasarkan adanya perbedaan intersep antar perusahaan maupun

intersepnya sama antar waktu. Di samping itu, model ini juga

mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan

dan antar waktu. Model Fixed Effect dengan teknik Least Square Dummy

Variabel (LSDV).

Least Square Dummy Variabel (LSDV) adalah regresi Ordinary Least

Square (OLS) dengan variabel dummy dengan intersep diasumsikan

berbeda antar perusahaan. Variabel dummy ini sangat berguna dalam

menggambarkan efek perusahaan investasi. Model Fixed Effect dengan

Least Square Dummy Variabel (LSDV) dapat ditulis sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + ...... + βndit + eit


45

c. Random Effect

Pada model Fixed Effect terdapat kekurangan yaitu berkurangnya

derajat kebebasan (Degree Of Freedom) sehingga akan mengurangi

efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dapat

menggunakan pendekatan estimasi Random Effect. Pendekatan estimasi

Random Effect ini menggunakan variabel gangguan (error terms).

Variabel gangguan ini mungkin akan menghubungkan antar waktu dan

antar perusahaan. penulisan konstan dalam model Random Effect tidak lagi

tetap, tetapi bersifat random sehingga dapat ditulis dengan persamaan

sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + ...... + βndit + μi

2. Pemilihan Model

Dari ketiga model yang telah diestimasikan akan dipilih model mana

yang paling tepat atau sesuai dengan tujuan penelitian. Ada tiga uji (test) yang

dapat dijadikan alat dalam memilih model regresi data panel (CE, FE atau RE)

berdasarkan karakteristik data yang dimiliki yaitu: F Test (Chow Test), Hausman

Test dan langrangge Multiplier (LM) Test.

a. F Test (Chow Test)

Uji Chow digunakan untuk memilih antara metode Common Effect

dan metode Fixed Effect, dengan ketentuan pengambilan keputusan

sebagai berikut:

H0 : Metode Common Effect

H1 : Metode Fixed Effet


46

Jika nilai p-value cross section Chi Square < a =5%, atau probability

(p-value) F Test < a =5% maka H0 ditolak atau dapat dikatakan bahwa

metode yang digunakan adalah metode fixed effect. Jika nilai p-value cross

section Chi Square a =5%, atau probability (p-value) F Test a =5%

maka H0 diterima atau dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan

adalah metode common effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah metode Random

Effect atau metode Fixed Effect yang sesuai, dengan ketentuan

pengambilan keputusan sebagai berikut:

H0 : Metode random effect

H1 : Metode fixed effect

Jika nilai p-value cross section random < a=5% maka H0 ditolak atau

metode yang digunakan adalah metode fixed effect. Tetapi, jika nilai p-

value cross section random a=5% maka H0 diterima atau metode yang

digunakan adalah metode random effect.

c. Uji LM Test

Uji LM digunakan untuk memilih model random effect atau model

common effect yang sebaiknya digunakan. Uji LM ini didasarkan pada

distribusi chi squares dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel

independen. Ketentuan pengambilan keputusan pada uji LM ini adalah

sebagai berikut:

H0 : Metode Common Effect


47

H1 : Metode Random Effect

Jika nila LM statistik lebih besar nilai kritis chi-square, maka kita

menolak hipotesis nol. Artinya, estimasi yang tepat untuk regresi data

panel adalah random effect. Jika nilai uji LM lebih kecil dari nilai statistik

chi-squares sebagai nilai kritis, maka kita menerima hipotesis nol. Artinya

Estimasi random effect dengan demikian tidak dapat digunakan untuk

regresi data panel, tetapi digunakan metode common effect.

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan

keputusan menerima atau menolak hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji hipotesis yang

dilakukan menggunakan analisis regresi data panel.

1. Analisis Regresi Data Panel

Menurut Sarwono (2016:1) data panel merupakan data gabungan dari

data runtun waktu (time series data) dan data silang (cross-section data). Dengan

bahasa popular data panel atau disebut juga „pooled data’ mempunyai dimensi

waktu dan ruang. Dalam runtun waktu peneliti mengkaji variabel-variabel yang

diteliti dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan dalam data silang peneliti

mengumpulkan nilai dari variabel-variabel yang diteliti berasal dari beberapa unit

sampel atau subyek yang berbeda pada waktu yang sama. Model estimasi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e


48

Keterangan :
Yit = Persistensi Laba
X1 = Book Tax Differences
X2 = Volatilitas Arus Kas
X3 = Tingkat Hutang
X4 = Besaran Akrual
X5 = Ukuran Perusahaan
Β0 = Konstanta
e = Eror atau Variabel gangguan
β1- β5 = Koefisien variabel independen

2. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2018:98). Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05

maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,

2018:99). Adapun syarat penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:

1) Jika nilai sig. < 0,05, maka hipotisis diterima. Hal ini menunjukan bahwa

variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen secara individu.

2) Jika nilai sig. > 0,05, maka hipotisis ditolak. Hal ini menunjukan bahwa

variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen secara individu.


49

3. Uji Signifikansi Keseluruhan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:98). Tingkat signifikansi 0,05

digunakan untuk uji ini, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 berarti semua variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 berarti semua variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2018:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabelindependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Dalam menentukan nilai R 2 banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2018:97).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh book tax differences,

volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan ukuran perusahaan terhadap

persistensi laba pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019. Berdasarkan hasil

penelitian seperti yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Book tax differences berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil

ini menjelaskan bahwa semakin tinggi book tax differences akan

mempengaruhi dan meningkatkan persistensi laba perusahaan manufaktur

sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2017-2019.

2. Volatilitas arus kas tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil ini

menjelaskan bahwa tinggi atau rendahnya volatilitas arus kas tidak dapat

mempengaruhi persistensi laba perusahaan manufaktur sub sektor logam

dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-

2019.

3. Tingkat utang tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil ini

menjelaskan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat utang tidak dapat

mempengaruhi persistensi laba perusahaan manufaktur sub sektor logam


78

dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-

2019.

4. Besaran akrual tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil ini

menjelaskan bahwa tinggi atau rendahnya besaran akrual tidak dapat

mempengaruhi persistensi laba perusahaan manufaktur sub sektor logam

dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-

2019.

5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil ini

menjelaskan bahwa besar atau kecilnya total asset perusahaan tidak

mempengaruhi persistensi laba perusahaan manufaktur sub sektor logam

dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-

2019

6. book tax differences, volatilitas arus kas, tingkat utang, besaran akrual dan

ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap persistensi laba

pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diusulkan saran yang diharapkan

akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya:

1. Disarankan pada perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya

untuk dapat mempertimbangkan dan meningkatkan book tax differences

sebagai acuan dalam memperhitungkan laba dimasa depan. Perusahaan juga

dapat memperbaiki dan mengevaluasi volatilitas arus kas, tingkat utang,


79

besaran akrual dan ukuran perusahaan agar variabel tersebut dapat dijadikan

sebagai acuan dalam memperhitungkan laba dimasa depan.

2. Peneliti selanjutnya dapat memperluas objek penelitian menjadi seluruh

perususahaan manufaktur industri yang terdaftar di BEI, hal ini dikarenakan

pada penelitian ini hanya menjadikan satu sub sektor yaitu perusahaan

manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya yang dijadikan objek

penelitian.

3. Disarankan juga bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan model dan

indikator yang berbeda dari penelitian ini agar hasil yang didapat menjadi

lebih generalisasi. Peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan variabel

independen dikarenakan pada penelitian ini variabel yang digunakan dapat

menjelaskan variabel persistensi laba sebesar 25,61%, sedangkan sisanya

74,49% dapat dipengaruhi variabel lain seperti volatilitas penjualan, GCG,

kepemilikan manajerial, dll.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Dan Terjemah CV. Madinatul Ilmi

Agnes, Sawir. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Perusahaan.


Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Amaliyah Khoirul. 2017. Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba (Studi Empiris


Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2016). Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, November 2017,
Hal: 176-188 Vol. 6, No. 2.

Arisandi Nyoman Dita Ni, dan Astika Bagus Putra Ida. 2019. Pengaruh Tingkat
Utang, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial Pada Persistensi
Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.26.3.Maret (2019):
1854-1884.

Chandrarin, Grahita. 2017. Metode Riset Akuntansi. Jakarta Selatan: Salemba


Empat.

Fadhlia, Wilda Dan Nurul, Fitriana. 2016. Pengaruh Tingkat Hutang Dan Arus
Kas Akrual Terhadap Pesistensi Laba (Studi Pada Perusahaan Property
Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Universitas Syiah Kuala.

Fanani, Zaenal. 2010. Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba. Jurnal


Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, Universitas Eirlangga.

Ghozali, Imam. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan
Aplikasi dengan Eviews 10 Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS


25 Edisi Ke-9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasanah, Nela. 2017. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi Dan
Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun 2010-2015). Skripsi; Jurusan
Akuntansi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Pekanbaru.

Hayati, Okta Sabridal. 2014. Pengarus Volatilitas Arus Kas Dan Tingkat Hutang
Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bei Tahun 2009-2012). Artikel Ilmiah Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Padang.

Hidayat, Imam. 2020. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi,
Tingkat Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Pada
perusahaan sub sektor basic dan chemical yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018). Competitive Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 4 No.1.

Hugida, Lydianita. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas


Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks
LQ45 tahun 2006-2009). Jurnal Universitas Dipenogoro.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009.Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 02.


Salemba Empat. Jakarta.

Ikshan, Arfan. 2009. Pengantar Praktis Akuntansi. Penerbit Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Indra, Cel. 2014. Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual Dan Volatilitas
Penjualan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Indeks Lq45 Bei 2009-2012). Artikel Ilmiah Akuntansi,
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang. Padang.

Jonathan Sarwono. 2016. Prosedur-Prosedur Analisis Populer: Aplikasi Riset


Skripsi dan Tesis dengan Eviews. Yogyakarta. Gaya Media.

Jumiati, Fitria, dan Ratnadi, Ni Made Dwi. 2014. Pengaruh Kepemilikan


Manajerial dan Book Tax Difference pada Persistensi Laba. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.

Nuraini, Mety. 2014. Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba. Skripsi.


Universitas Diponegoro Semarang.

Maehasrina, T. 2016. Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas, Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Persistensi Laba. Skripsi: Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.

Putra, Randi Radityo. 2016. Pengaruh Akrual, Arus Kas Operasi, Corporate
Governance, Tingkat Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Persistensi Laba. Skripsi; Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Pratiwi, Intan Ratna. 2014. Analisis Pengaruh Book-Tax Difference Terhadap


Persistensi Laba. Jurnal of Accounting Diponegoro Semarang.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta. Salemba Empat.

Romasari, Sonya. 2013. Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran


Perusahaan dan Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Akuntansi, no. 2 (1) (2013): h. 1-35.
Sadjiarto, R. Arja Dan Briliana Kusuma. 2014. Analisa Pengaruh Volatilitas Arus
Kas, Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang, Book Tax Gap, Dan Tata
Kelola Perusahaan Terhadap Persistensi Laba. Tax & Accounting Review,
Universitas Kristen Petra.

Sari Permata Dila. 2017. Pengaruh Book Tax Differences, Volatilitas Arus Kas,
Tingkat Hutang, Besaran Akrual Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Septavia, N. 2016. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat
Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013).
62(1), 27–40.

Sin, Melita Noviana. 2012. Pengaruh Large Book-Tax Difference Terhadap


Persistensi Laba, Akrual, Arus Kas Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal ilmiah Akuntansi, Vol.1, No.4.

Siska Pramudia W. 2018. Pengaruh Book-Tax Differences, Arus Kas Operasi,


Akrual, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun Periode 2012-2016). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Subramanyam, K. R Dan J.J. Wild. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10


Buku 2. Penerbit; Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulastri, Desra Afri. 2014. Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilits Penjualan,
Besaran Akrual, Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba. Artikel
Ilmiah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.

Supadmi, Ni Luh Dan A.A Ayu Ganitri Putri. 2016. Pengaruh Tingkat Hutang
Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana (Unud).

Suwandika, I Made andi. 2013. Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba


Fiskal, Tingkat Utang pada Persitensi Laba. Ejurnal Akuntansi Universitas
Udayana.

Trianto, Budi. 2015. Riset Modeling. Adh Dhuha Institute. Pekanbaru


Zdulhiyanov. Mohd. 2015. Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Persistensi
Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
Tahun 2008-2011). Artikel Ilmiah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Padang.

https://m.riau1.com/berita/bisnis/1572798130PT-Krakatau-Steel-Rugi-Rp296-
Triliun-dalam-Waktu-9-Bulan-di-Tahun-ini Diakses pada tanggal 11
November 2019

www.idx.co.id

www.sahamok.com
LAMPIRAN
TABULASI DATA PERSISTENSI LABA
Laba Sebelum Laba Sebelum
No Perusahaan Tahun Total Aset PL
Pajak t Pajak t-1
(4)= (1)-
(1) (2) (3)
(2) / (3)
Rp Rp Rp
1 ALKA 2017 0,0517
16.063.389.000 276.648.000 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 0,0106
22.922.823.000 16.063.389.000 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 -0,0215
9.944.133.000 22.922.823.000 604.824.614.000
Rp -Rp Rp
2 ALMI 2017 0,0403
4.716.551.594 91.041.353.107 2.376.281.796.928
Rp Rp Rp
2018 0,0033
13.900.879.443 4.716.551.594 2.781.666.374.017
-Rp Rp Rp
2019 -0,0086
891.141.624 13.900.879.443 1.725.649.624.878
-Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 -0,0869
28.628.554.806 53.592.758.567 946.448.936.464
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0686
90.434.239.905 28.628.554.806 901.181.796.270
Rp -Rp Rp
2019 0,1141
5.026.701.131 90.434.239.905 836.870.774.001
Rp -Rp Rp
4 BTON 2017 0,1251
14.737.057.056 8.214.698.964 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0897
34.236.874.970 14.737.057.056 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 -0,1360
2.890.115.839 34.236.874.970 230.561.123.774
-Rp -Rp Rp
5 CTBN 2017 -0,0988
213.434.338.476 13.320.154.808 2.024.761.497.696
-Rp -Rp Rp
2018 0,0468
107.932.279.932 213.434.338.476 2.254.015.683.477
Rp -Rp Rp
2019 0,0649
47.428.418.771 107.932.279.932 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 -0,0183
21.905.675.755 45.514.137.913 1.286.954.720.465
-Rp Rp Rp
2018 -0,1098
126.466.776.202 21.905.675.755 1.351.861.756.994
Rp -Rp Rp
2019 0,0897
31.308.164.703 126.466.776.202 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 -0,0048
52.292.073.203 58.097.472.991 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 0,0089
64.757.097.094 52.292.073.203 1.400.683.598.096
Rp Rp Rp
2019 -0,0137
48.116.436.880 64.757.097.094 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 -0,0189
20.430.000.000 139.149.000.000 6.269.365.000.000
2018 Rp Rp Rp 0,0060
59.640.000.000 20.430.000.000 6.494.070.000.000
Rp Rp Rp
2019 0,0270
233.293.000.000 59.640.000.000 6.424.507.000.000
-Rp -Rp Rp
9 KRAS 2017 0,0274
82.342.000.000 195.099.000.000 4.114.386.000.000
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0262
176.245.000.000 82.342.000.000 3.581.188.000.000
-Rp -Rp Rp
2019 -0,1086
533.085.000.000 176.245.000.000 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 -0,0506
20.175.438.794 54.671.394.698 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0054
23.908.625.171 20.175.438.794 696.192.628.101
Rp Rp Rp
2019 -0,0264
5.763.388.287 23.908.625.171 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0500
17.488.236.349 9.424.028.642 161.163.426.840
Rp Rp Rp
2018 -0,0779
5.024.560.665 17.488.236.349 160.027.280.153
-Rp Rp Rp
2019 -0,0586
3.595.167.688 5.024.560.665 147.090.641.453
Rp Rp Rp
12 NIKL 2017 -0,0078
19.524.212.472 32.767.098.744 1.708.712.249.868
-Rp -Rp Rp
2018 0,0000
25.428.418.785 25.428.418.785 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 0,0000
54.168.012.799 54.168.012.799 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,0027
19.249.539.064 17.285.721.005 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 -0,0017
17.802.088.413 19.249.539.064 852.932.442.586
Rp Rp Rp
2019 -0,0074
9.512.852.855 17.802.088.413 1.127.616.056.633
Rp Rp Rp
14 TBMS 2017 0,0063
143.932.312.692 129.865.093.688 2.232.990.437.160
Rp Rp Rp
2018 -0,0075
123.138.560.817 143.932.312.692 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 -0,0059
110.611.299.575 123.138.560.817 2.140.621.815.391
TABULASI DATA BOOK TAX DIFFERENCES
Beban (Manfaat) Pajak
No Perusahaan Tahun Total Aset BTD
Tangguhan
(1) (2) (3)= (1) / (2)
1 ALKA 2017 -Rp 512.142.000 Rp 305.208.703.000 -0,0017
2018 Rp 613.309.000 Rp 648.968.295.000 0,0009
2019 Rp 356.992.000 Rp 604.824.614.000 0,0006
2 ALMI 2017 Rp 8.446.455.684 Rp 2.376.281.796.928 0,0036
2018 Rp 7.356.244.381 Rp 2.781.666.374.017 0,0026
2019 Rp 18.517.761.173 Rp 1.725.649.624.878 0,0107
3 BAJA 2017 -Rp 5.643.793.055 Rp 946.448.936.464 -0,0060
2018 Rp 6.261.541.668 Rp 901.181.796.270 0,0069
2019 Rp 3.913.717.383 Rp 836.870.774.001 0,0047
4 BTON 2017 Rp 2.671.832.094 Rp 183.501.650.442 0,0146
2018 Rp 274.318.059 Rp 217.362.960.011 0,0013
2019 Rp 197.081.710 Rp 230.561.123.774 0,0009
5 CTBN 2017 -Rp 55.420.099.104 Rp 2.024.761.497.696 -0,0274
2018 -Rp 25.556.720.445 Rp 2.254.015.683.477 -0,0113
2019 Rp 22.931.033.996 Rp 2.395.446.398.276 0,0096
6 GDST 2017 Rp 3.159.771.441 Rp 1.286.954.720.465 0,0025
2018 -Rp 38.667.918.493 Rp 1.351.861.756.994 -0,0286
2019 Rp 4.500.747.982 Rp 1.758.578.169.995 0,0026
7 INAI 2017 -Rp 2.633.743.954 Rp 1.213.916.545.120 -0,0022
2018 Rp 3.133.494.006 Rp 1.400.683.598.096 0,0022
2019 -Rp 3.315.445.492 Rp 1.212.894.403.676 -0,0027
8 ISSP 2017 -Rp 7.083.000.000 Rp 6.269.365.000.000 -0,0011
2018 -Rp 10.851.000.000 Rp 6.494.070.000.000 -0,0017
2019 -Rp 11.532.000.000 Rp 6.424.507.000.000 -0,0018
9 KRAS 2017 -Rp 9.470.000.000 Rp 4.114.386.000.000 -0,0023
2018 -Rp 167.532.000.000 Rp 3.581.188.000.000 -0,0468
2019 -Rp 505.390.000.000 Rp 3.286.723.000.000 -0,1538
10 LION 2017 -Rp 1.776.463.908 Rp 681.937.947.736 -0,0026
2018 -Rp 2.996.970.322 Rp 696.192.628.101 -0,0043
2019 -Rp 2.833.416.912 Rp 688.017.892.312 -0,0041
11 LMSH 2017 -Rp 25.924.751 Rp 161.163.426.840 -0,0002
2018 -Rp 67.424.225 Rp 160.027.280.153 -0,0004
2019 -Rp 349.600.333 Rp 147.090.641.453 -0,0024
12 NIKL 2017 Rp 1.110.163.764 Rp 1.708.712.249.868 0,0006
2018 -Rp 3.167.327.763 Rp 2.139.961.806.972 -0,0015
2019 Rp 16.904.074.733 Rp 2.108.628.483.178 0,0080
13 PICO 2017 -Rp 1.993.263.412 Rp 720.238.957.745 -0,0028
2018 -Rp 2.490.907.390 Rp 852.932.442.586 -0,0029
2019 Rp 711.050.830 Rp 1.127.616.056.633 0,0006
14 TBMS 2017 -Rp 1.294.538.496 Rp 2.232.990.437.160 -0,0006
2018 -Rp 117.382.986 Rp 2.765.207.133.036 -0,0000
2019 -Rp 1.630.712.409 Rp 2.140.621.815.391 -0,0008
TABULASI DATA VOLATILITAS ARUS KAS
N Perusaha Tahu
CFO σ (CFO) Total Aset VAK
o an n
(3)= (1) /
(1) (2)
(2)
-Rp Rp Rp
1 ALKA 2017 0,3967
3.678.215.000 121.062.339.095 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 0,1865
71.627.443.000 121.062.339.095 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 0,2002
233.260.999.000 121.062.339.095 604.824.614.000
-Rp Rp Rp
2 ALMI 2017 0,0405
373.368.308.766 96.252.747.707 2.376.281.796.928
-Rp Rp Rp
2018 0,0346
444.151.604.001 96.252.747.707 2.781.666.374.017
-Rp Rp Rp
2019 0,0558
253.724.256.753 96.252.747.707 1.725.649.624.878
Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 0,0370
52.474.094.986 35.016.536.484 946.448.936.464
Rp Rp Rp
2018 0,0389
10.125.713.239 35.016.536.484 901.181.796.270
Rp Rp Rp
2019 0,0418
79.605.539.441 35.016.536.484 836.870.774.001
Rp Rp Rp
4 BTON 2017 0,0607
6.005.724.423 11.141.204.126 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0513
25.560.227.579 11.141.204.126 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 0,0483
25.034.751.120 11.141.204.126 230.561.123.774
Rp Rp Rp
5 CTBN 2017 0,0980
39.479.278.440 198.513.679.836 2.024.761.497.696
-Rp Rp Rp
2018 0,0881
305.996.751.153 198.513.679.836 2.254.015.683.477
Rp Rp Rp
2019 0,0829
36.174.961.528 198.513.679.836 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 0,0369
31.357.855.008 47.454.993.912 1.286.954.720.465
Rp Rp Rp
2018 0,0351
6.606.782.082 47.454.993.912 1.351.861.756.994
-Rp Rp Rp
2019 0,0270
60.367.965.848 47.454.993.912 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 0,0822
51.365.012.507 99.801.927.336 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 0,0713
132.356.154.811 99.801.927.336 1.400.683.598.096
-Rp Rp Rp
2019 0,0823
66.131.822.016 99.801.927.336 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 0,0928
743.427.000.000 581.519.092.904 6.269.365.000.000
-Rp Rp Rp
2018 0,0895
374.759.000.000 581.519.092.904 6.494.070.000.000
2019 Rp Rp Rp 0,0905
461.351.000.000 581.519.092.904 6.424.507.000.000
Rp Rp Rp
9 KRAS 2017 0,0781
204.160.000.000 156.682.318.787 4.114.386.000.000
-Rp Rp Rp
2018 0,0638
80.151.000.000 156.682.318.787 3.581.188.000.000
Rp Rp Rp
2019 0,0477
176.125.000.000 156.682.318.787 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 0,0123
9.661.711.698 8.367.649.895 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0120
8.977.194.202 8.367.649.895 696.192.628.101
-Rp Rp Rp
2019 0,0122
5.161.613.004 8.367.649.895 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0696
15.388.660.677 11.224.039.919 161.163.426.840
-Rp Rp Rp
2018 0,0701
1.984.921.568 11.224.039.919 160.027.280.153
-Rp Rp Rp
2019 0,0763
5.608.946.676 11.224.039.919 147.090.641.453
-Rp Rp Rp
12 NIKL 2017 0,1003
153.074.990.820 171.381.257.104 1.708.712.249.868
-Rp Rp Rp
2018 0,0801
157.588.019.919 171.381.257.104 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 0,0813
141.483.808.059 171.381.257.104 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,1946
2.326.543.149 140.144.602.033 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 0,1643
75.713.565.478 140.144.602.033 852.932.442.586
-Rp Rp Rp
2019 0,1243
195.249.634.618 140.144.602.033 1.127.616.056.633
-Rp Rp Rp
14 TBMS 2017 0,0844
161.767.997.280 188.432.466.990 2.232.990.437.160
-Rp Rp Rp
2018 0,0681
145.124.831.421 188.432.466.990 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 0,0880
172.609.773.476 188.432.466.990 2.140.621.815.391
TABULASI DATA TINGKAT UTANG
No Perusahaan Tahun Total Utang Total Aset TU
(1) (2) (3)= (1) / (2)
1 ALKA 2017 Rp 226.717.826.000 Rp 305.208.703.000 0,7428
2018 Rp 548.236.812.000 Rp 648.968.295.000 0,8448
2019 Rp 500.032.251.000 Rp 604.824.614.000 0,8267
2 ALMI 2017 Rp 1.997.411.244.539 Rp 2.376.281.796.928 0,8406
2018 Rp 2.454.465.678.087 Rp 2.781.666.374.017 0,8824
2019 Rp 1.723.459.522.731 Rp 1.725.649.624.878 0,9987
3 BAJA 2017 Rp 774.432.726.191 Rp 946.448.936.464 0,8183
2018 Rp 824.660.447.657 Rp 901.181.796.270 0,9151
2019 Rp 762.683.580.285 Rp 836.870.774.001 0,9114
4 BTON 2017 Rp 28.862.718.117 Rp 183.501.650.442 0,1573
2018 Rp 34.207.731.081 Rp 217.362.960.011 0,1574
2019 Rp 46.327.027.431 Rp 230.561.123.774 0,2009
5 CTBN 2017 Rp 598.160.633.724 Rp 2.024.761.497.696 0,2954
2018 Rp 824.216.003.784 Rp 2.254.015.683.477 0,3657
2019 Rp 985.188.238.453 Rp 2.395.446.398.276 0,4113
6 GDST 2017 Rp 441.675.308.289 Rp 1.286.954.720.465 0,3432
2018 Rp 455.885.354.596 Rp 1.351.861.756.994 0,3372
2019 Rp 841.187.548.585 Rp 1.758.578.169.995 0,4783
7 INAI 2017 Rp 936.511.874.370 Rp 1.213.916.545.120 0,7715
2018 Rp 1.096.799.666.849 Rp 1.400.683.598.096 0,7830
2019 Rp 893.625.998.063 Rp 1.212.894.403.676 0,7368
8 ISSP 2017 Rp 3.428.424.000.000 Rp 6.269.365.000.000 0,5469
2018 Rp 3.578.654.000.000 Rp 6.494.070.000.000 0,5511
2019 Rp 3.325.841.000.000 Rp 6.424.507.000.000 0,5177
9 KRAS 2017 Rp 2.261.577.000.000 Rp 4.114.386.000.000 0,5497
2018 Rp 2.758.419.000.000 Rp 3.581.188.000.000 0,7703
2019 Rp 2.930.715.000.000 Rp 3.286.723.000.000 0,8917
10 LION 2017 Rp 452.307.088.017 Rp 681.937.947.736 0,6633
2018 Rp 221.022.066.026 Rp 696.192.628.101 0,3175
2019 Rp 219.318.262.582 Rp 688.017.892.312 0,3188
11 LMSH 2017 Rp 31.541.423.763 Rp 161.163.426.840 0,1957
2018 Rp 27.335.071.863 Rp 160.027.280.153 0,1708
2019 Rp 33.455.177.566 Rp 147.090.641.453 0,2274
12 NIKL 2017 Rp 1.144.481.444.112 Rp 1.708.712.249.868 0,6698
2018 Rp 1.516.503.552.156 Rp 2.139.961.806.972 0,7087
2019 Rp 1.474.198.506.117 Rp 2.108.628.483.178 0,6991
13 PICO 2017 Rp 440.555.207.507 Rp 720.238.957.745 0,6117
2018 Rp 553.371.264.857 Rp 852.932.442.586 0,6488
2019 Rp 825.976.596.232 Rp 1.127.616.056.633 0,7325
14 TBMS 2017 Rp 1.738.248.054.996 Rp 2.232.990.437.160 0,7784
2018 Rp 2.144.041.973.532 Rp 2.765.207.133.036 0,7754
2019 Rp 1.475.164.931.439 Rp 2.140.621.815.391 0,6891
TABULASI DATA BESARAN AKRUAL
Perusah Tah Laba Sebelum
No CFO Total Aset BA
aan un Pajak t
(4)= (1)-
(1) (2) (3)
(2) / (3)
Rp -Rp Rp
1 ALKA 2017 0,0647
16.063.389.000 3.678.215.000 305.208.703.000
Rp Rp Rp
2018 -0,0750
22.922.823.000 71.627.443.000 648.968.295.000
Rp Rp Rp
2019 -0,3692
9.944.133.000 233.260.999.000 604.824.614.000
Rp -Rp Rp
2 ALMI 2017 0,1591
4.716.551.594 373.368.308.766 2.376.281.796.928
Rp -Rp Rp
2018 0,1647
13.900.879.443 444.151.604.001 2.781.666.374.017
-Rp -Rp Rp
2019 0,1465
891.141.624 253.724.256.753 1.725.649.624.878
-Rp Rp Rp
3 BAJA 2017 -0,0857
28.628.554.806 52.474.094.986 946.448.936.464
-Rp Rp Rp
2018 -0,1116
90.434.239.905 10.125.713.239 901.181.796.270
Rp Rp Rp
2019 -0,0891
5.026.701.131 79.605.539.441 836.870.774.001
Rp Rp Rp
4 BTON 2017 0,0476
14.737.057.056 6.005.724.423 183.501.650.442
Rp Rp Rp
2018 0,0399
34.236.874.970 25.560.227.579 217.362.960.011
Rp Rp Rp
2019 -0,0960
2.890.115.839 25.034.751.120 230.561.123.774
-Rp Rp Rp
5 CTBN 2017 -0,1249
213.434.338.476 39.479.278.440 2.024.761.497.696
-Rp -Rp Rp
2018 0,0879
107.932.279.932 305.996.751.153 2.254.015.683.477
Rp Rp Rp
2019 0,0047
47.428.418.771 36.174.961.528 2.395.446.398.276
Rp Rp Rp
6 GDST 2017 -0,0073
21.905.675.755 31.357.855.008 1.286.954.720.465
-Rp Rp Rp
2018 -0,0984
126.466.776.202 6.606.782.082 1.351.861.756.994
Rp -Rp Rp
2019 0,0521
31.308.164.703 60.367.965.848 1.758.578.169.995
Rp Rp Rp
7 INAI 2017 0,0008
52.292.073.203 51.365.012.507 1.213.916.545.120
Rp Rp Rp
2018 -0,0483
64.757.097.094 132.356.154.811 1.400.683.598.096
Rp -Rp Rp
2019 0,0942
48.116.436.880 66.131.822.016 1.212.894.403.676
Rp Rp Rp
8 ISSP 2017 -0,1153
20.430.000.000 743.427.000.000 6.269.365.000.000
Rp -Rp Rp
2018 0,0669
59.640.000.000 374.759.000.000 6.494.070.000.000
2019 Rp Rp Rp -0,0355
233.293.000.000 461.351.000.000 6.424.507.000.000
-Rp Rp Rp
9 KRAS 2017 -0,0696
82.342.000.000 204.160.000.000 4.114.386.000.000
-Rp -Rp Rp
2018 -0,0268
176.245.000.000 80.151.000.000 3.581.188.000.000
-Rp Rp Rp
2019 -0,2158
533.085.000.000 176.125.000.000 3.286.723.000.000
Rp Rp Rp
10 LION 2017 0,0154
20.175.438.794 9.661.711.698 681.937.947.736
Rp Rp Rp
2018 0,0214
23.908.625.171 8.977.194.202 696.192.628.101
Rp -Rp Rp
2019 0,0159
5.763.388.287 5.161.613.004 688.017.892.312
Rp Rp Rp
11 LMSH 2017 0,0130
17.488.236.349 15.388.660.677 161.163.426.840
Rp -Rp Rp
2018 0,0438
5.024.560.665 1.984.921.568 160.027.280.153
-Rp -Rp Rp
2019 0,0137
3.595.167.688 5.608.946.676 147.090.641.453
Rp -Rp Rp
12 NIKL 2017 0,1010
19.524.212.472 153.074.990.820 1.708.712.249.868
-Rp -Rp Rp
2018 0,0618
25.428.418.785 157.588.019.919 2.139.961.806.972
Rp Rp Rp
2019 -0,0414
54.168.012.799 141.483.808.059 2.108.628.483.178
Rp Rp Rp
13 PICO 2017 0,0235
19.249.539.064 2.326.543.149 720.238.957.745
Rp Rp Rp
2018 -0,0679
17.802.088.413 75.713.565.478 852.932.442.586
Rp -Rp Rp
2019 0,1816
9.512.852.855 195.249.634.618 1.127.616.056.633
Rp -Rp Rp
14 TBMS 2017 0,1369
143.932.312.692 161.767.997.280 2.232.990.437.160
Rp -Rp Rp
2018 0,0970
123.138.560.817 145.124.831.421 2.765.207.133.036
Rp Rp Rp
2019 -0,0290
110.611.299.575 172.609.773.476 2.140.621.815.391
TABULASI DATA UKURAN PERUSAHAAN
No Perusahaan Tahun Total Aset Size
(1) (2)= log(1)
1 ALKA 2017 Rp 305.208.703.000 11,4846
2018 Rp 648.968.295.000 11,8122
2019 Rp 604.824.614.000 11,7816
2 ALMI 2017 Rp 2.376.281.796.928 12,3759
2018 Rp 2.781.666.374.017 12,4443
2019 Rp 1.725.649.624.878 12,2370
3 BAJA 2017 Rp 946.448.936.464 11,9761
2018 Rp 901.181.796.270 11,9548
2019 Rp 836.870.774.001 11,9227
4 BTON 2017 Rp 183.501.650.442 11,2636
2018 Rp 217.362.960.011 11,3372
2019 Rp 230.561.123.774 11,3628
5 CTBN 2017 Rp 2.024.761.497.696 12,3064
2018 Rp 2.254.015.683.477 12,3530
2019 Rp 2.395.446.398.276 12,3794
6 GDST 2017 Rp 1.286.954.720.465 12,1096
2018 Rp 1.351.861.756.994 12,1309
2019 Rp 1.758.578.169.995 12,2452
7 INAI 2017 Rp 1.213.916.545.120 12,0842
2018 Rp 1.400.683.598.096 12,1463
2019 Rp 1.212.894.403.676 12,0838
8 ISSP 2017 Rp 6.269.365.000.000 12,7972
2018 Rp 6.494.070.000.000 12,8125
2019 Rp 6.424.507.000.000 12,8078
9 KRAS 2017 Rp 4.114.386.000.000 12,6143
2018 Rp 3.581.188.000.000 12,5540
2019 Rp 3.286.723.000.000 12,5168
10 LION 2017 Rp 681.937.947.736 11,8337
2018 Rp 696.192.628.101 11,8427
2019 Rp 688.017.892.312 11,8376
11 LMSH 2017 Rp 161.163.426.840 11,2073
2018 Rp 160.027.280.153 11,2042
2019 Rp 147.090.641.453 11,1676
12 NIKL 2017 Rp 1.708.712.249.868 12,2327
2018 Rp 2.139.961.806.972 12,3304
2019 Rp 2.108.628.483.178 12,3240
13 PICO 2017 Rp 720.238.957.745 11,8575
2018 Rp 852.932.442.586 11,9309
2019 Rp 1.127.616.056.633 12,0522
14 TBMS 2017 Rp 2.232.990.437.160 12,3489
2018 Rp 2.765.207.133.036 12,4417
2019 Rp 2.140.621.815.391 12,3305
Perusahaan Tahun Y X1 X2 X3 X4 X5
ALKA 2017 0,0517 -0,0017 0,3967 0,7428 0,0647 11,4846
ALKA 2018 0,0106 0,0009 0,1865 0,8448 -0,0750 11,8122
ALKA 2019 -0,0215 0,0006 0,2002 0,8267 -0,3692 11,7816
ALMI 2017 0,0403 0,0036 0,0405 0,8406 0,1591 12,3759
ALMI 2018 0,0033 0,0026 0,0346 0,8824 0,1647 12,4443
ALMI 2019 -0,0086 0,0107 0,0558 0,9987 0,1465 12,2370
BAJA 2017 -0,0869 -0,0060 0,0370 0,8183 -0,0857 11,9761
BAJA 2018 -0,0686 0,0069 0,0389 0,9151 -0,1116 11,9548
BAJA 2019 0,1141 0,0047 0,0418 0,9114 -0,0891 11,9227
BTON 2017 0,1251 0,0146 0,0607 0,1573 0,0476 11,2636
BTON 2018 0,0897 0,0013 0,0513 0,1574 0,0399 11,3372
BTON 2019 -0,1360 0,0009 0,0483 0,2009 -0,0960 11,3628
CTBN 2017 -0,0988 -0,0274 0,0980 0,2954 -0,1249 12,3064
CTBN 2018 0,0468 -0,0113 0,0881 0,3657 0,0879 12,3530
CTBN 2019 0,0649 0,0096 0,0829 0,4113 0,0047 12,3794
GDST 2017 -0,0183 0,0025 0,0369 0,3432 -0,0073 12,1096
GDST 2018 -0,1098 -0,0286 0,0351 0,3372 -0,0984 12,1309
GDST 2019 0,0897 0,0026 0,0270 0,4783 0,0521 12,2452
INAI 2017 -0,0048 -0,0022 0,0822 0,7715 0,0008 12,0842
INAI 2018 0,0089 0,0022 0,0713 0,7830 -0,0483 12,1463
INAI 2019 -0,0137 -0,0027 0,0823 0,7368 0,0942 12,0838
ISSP 2017 -0,0189 -0,0011 0,0928 0,5469 -0,1153 12,7972
ISSP 2018 0,0060 -0,0017 0,0895 0,5511 0,0669 12,8125
ISSP 2019 0,0270 -0,0018 0,0905 0,5177 -0,0355 12,8078
KRAS 2017 0,0274 -0,0023 0,0781 0,5497 -0,0696 12,6143
KRAS 2018 -0,0262 -0,0468 0,0638 0,7703 -0,0268 12,5540
KRAS 2019 -0,1086 -0,1538 0,0477 0,8917 -0,2158 12,5168
LION 2017 -0,0506 -0,0026 0,0123 0,6633 0,0154 11,8337
LION 2018 0,0054 -0,0043 0,0120 0,3175 0,0214 11,8427
LION 2019 -0,0264 -0,0041 0,0122 0,3188 0,0159 11,8376
LMSH 2017 0,0500 -0,0002 0,0696 0,1957 0,0130 11,2073
LMSH 2018 -0,0779 -0,0004 0,0701 0,1708 0,0438 11,2042
LMSH 2019 -0,0586 -0,0024 0,0763 0,2274 0,0137 11,1676
NIKL 2017 -0,0078 0,0006 0,1003 0,6698 0,1010 12,2327
NIKL 2018 0,0000 -0,0015 0,0801 0,7087 0,0618 12,3304
NIKL 2019 0,0000 0,0080 0,0813 0,6991 -0,0414 12,3240
PICO 2017 0,0027 -0,0028 0,1946 0,6117 0,0235 11,8575
PICO 2018 -0,0017 -0,0029 0,1643 0,6488 -0,0679 11,9309
PICO 2019 -0,0074 0,0006 0,1243 0,7325 0,1816 12,0522
TBMS 2017 0,0063 -0,0006 0,0844 0,7784 0,1369 12,3489
TBMS 2018 -0,0075 -0,0000 0,0681 0,7754 0,0970 12,4417
TBMS 2019 -0,0059 -0,0008 0,0880 0,6891 -0,0290 12,3305
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Sample: 2017 2019

Y X1 X2 X3 X4 X5

Mean -0.004626 -0.005642 0.083243 0.591735 -0.001261 12.06753


Maximum 0.125077 0.014560 0.396654 0.998731 0.181589 12.81252
Minimum -0.135959 -0.153767 0.012019 0.157289 -0.369226 11.16759
Std. Dev. 0.058074 0.025623 0.066761 0.248422 0.106503 0.444220

Observations 42 42 42 42 42 42

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. UJI NORMALITAS

14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2017 2019
Observations 42
10
Mean 1.30e­18
8
Median ­0.006527
6 Maximum 0.135049
Minimum ­0.113001
4 Std. Dev. 0.050090
Skewness 0.555044
2 Kurtosis 3.749439

0
­0.10 ­0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 Jarque­Bera 3.139423
Probability 0.208105�

2. UJI MULTIKOLINIERITAS

X1 X2 X3 X4 X5

X1 1.000000 0.081551 -0.131008 0.367739 -0.228382


X2 0.081551 1.000000 0.190936 -0.092310 -0.147430
X3 -0.131008 0.190936 1.000000 -0.015999 0.459742
X4 0.367739 -0.092310 -0.015999 1.000000 0.032317
X5 -0.228382 -0.147430 0.459742 0.032317 1.000000
3. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: Glejser


Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 5.121846 Prob. F(5,36) 0.0012


Obs*R-squared 17.45822 Prob. Chi-Square(5) 0.0037
Scaled explained SS 18.55834 Prob. Chi-Square(5) 0.0023

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Sample: 1 42
Included observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.464382 0.134546 3.451474 0.0014


Book Tax Differences -0.018102 0.187110 -0.096744 0.9235
Volatilitas Arus Kas -0.188100 0.068470 -2.747186 0.0693
Tingkat Utang -0.022977 0.020344 -1.129434 0.2662
Besaran Akrual -0.044834 0.043921 -1.020790 0.3142
Ukuran Perusahaan -0.033031 0.011493 -2.874076 0.0668

R-squared 0.415672 Mean dependent var 0.036681


Adjusted R-squared 0.334515 S.D. dependent var 0.033626
S.E. of regression 0.027431 Akaike info criterion -4.222700
Sum squared resid 0.027089 Schwarz criterion -3.974461
Log likelihood 94.67669 Hannan-Quinn criter. -4.131711
F-statistic 5.121846 Durbin-Watson stat 1.279852
Prob(F-statistic) 0.001197

4. UJI AUTOKORELASI

Root MSE 0.049490 R-squared 0.256055


Mean dependent var -0.004626 Adjusted R-squared 0.152729
S.D. dependent var 0.058074 S.E. of regression 0.053456
Akaike info criterion -2.888361 Sum squared resid 0.102871
Schwarz criterion -2.640122 Log likelihood 66.65557
Hannan-Quinn criter. -2.797371 F-statistic 2.478133
Durbin-Watson stat 2.044241 Prob(F-statistic) 0.049928
HASIL MODEL DATA PANEL

1. MODEL COMMON EFECT

Dependent Variable: Persistensi Laba


Method: Panel Least Squares
Sample: 2017 2019
Periods included: 3
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.169472 0.262192 -0.646367 0.5221


Book Tax Differences 0.749390 0.364624 2.055242 0.0472
Volatilitas Arus Kas 0.151087 0.133428 1.132345 0.2650
Tingkat Utang -0.011901 0.039644 -0.300189 0.7658
Besaran Akrual 0.137297 0.085589 1.604155 0.1174
Ukuran Perusahaan 0.013566 0.022396 0.605743 0.5485

Root MSE 0.049490 R-squared 0.256055


Mean dependent var -0.004626 Adjusted R-squared 0.152729
S.D. dependent var 0.058074 S.E. of regression 0.053456
Akaike info criterion -2.888361 Sum squared resid 0.102871
Schwarz criterion -2.640122 Log likelihood 66.65557
Hannan-Quinn criter. -2.797371 F-statistic 2.478133
Durbin-Watson stat 2.044241 Prob(F-statistic) 0.049928
2. MODEL FIXED EFECT

Dependent Variable: Persistensi Laba


Method: Panel Least Squares
Sample: 2017 2019
Periods included: 3
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.147934 3.815289 0.300877 0.7662


Book Tax Differences 1.133316 0.632561 1.791632 0.0864
Volatilitas Arus Kas -0.182097 0.720108 -0.252875 0.8026
Tingkat Utang 0.033708 0.157260 0.214343 0.8322
Besaran Akrual 0.258010 0.144427 1.786434 0.0872
Ukuran Perusahaan -0.095349 0.310872 -0.306715 0.7618

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Root MSE 0.045565 R-squared 0.369386


Mean dependent var -0.004626 Adjusted R-squared -0.124138
S.D. dependent var 0.058074 S.E. of regression 0.061573
Akaike info criterion -2.434586 Sum squared resid 0.087200
Schwarz criterion -1.648498 Log likelihood 70.12631
Hannan-Quinn criter. -2.146454 F-statistic 0.748466
Durbin-Watson stat 2.342385 Prob(F-statistic) 0.732385
3. MODEL RANDOM EFECT

Dependent Variable: Persistensi Laba


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Sample: 2017 2019
Periods included: 3
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 42
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.169472 0.302007 -0.561152 0.5782


Book Tax Differences 0.749390 0.419994 1.784285 0.0828
Volatilitas Arus Kas 0.151087 0.153690 0.983060 0.3321
Tingkat Utang -0.011901 0.045665 -0.260613 0.7959
Besaran Akrual 0.137297 0.098586 1.392668 0.1723
Ukuran Perusahaan 0.013566 0.025797 0.525884 0.6022

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.000000 0.0000


Idiosyncratic random 0.061573 1.0000

Weighted Statistics

Root MSE 0.049490 R-squared 0.256055


Mean dependent var -0.004626 Adjusted R-squared 0.152729
S.D. dependent var 0.058074 S.E. of regression 0.053456
Sum squared resid 0.102871 F-statistic 2.478133
Durbin-Watson stat 2.044241 Prob(F-statistic) 0.049928

Unweighted Statistics

R-squared 0.256055 Mean dependent var -0.004626


Sum squared resid 0.102871 Durbin-Watson stat 2.044241
HASIL UJI PEMILIHAN MODEL DATA PANEL

1. UJI CHOW (COMMON – FIXED)

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.317958 (13,23) 0.9820


Cross-section Chi-square 6.941483 13 0.9051

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Sample: 2017 2019
Periods included: 3
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.169472 0.262192 -0.646367 0.5221


Book Tax Differences 0.749390 0.364624 2.055242 0.0472
Volatilitas Arus Kas 0.151087 0.133428 1.132345 0.2650
Tingkat Utang -0.011901 0.039644 -0.300189 0.7658
Besaran Akrual 0.137297 0.085589 1.604155 0.1174
Ukuran Perusahaan 0.013566 0.022396 0.605743 0.5485

Root MSE 0.049490 R-squared 0.256055


Mean dependent var -0.004626 Adjusted R-squared 0.152729
S.D. dependent var 0.058074 S.E. of regression 0.053456
Akaike info criterion -2.888361 Sum squared resid 0.102871
Schwarz criterion -2.640122 Log likelihood 66.65557
Hannan-Quinn criter. -2.797371 F-statistic 2.478133
Durbin-Watson stat 2.044241 Prob(F-statistic) 0.049928
2. UJI LM-TEST (COMMON – RANDOM)

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 5.252539 1.304590 6.557129


(0.0219) (0.2534) (0.0104)

Honda -2.291842 -1.142187 -2.428225


(0.9890) (0.8733) (0.9924)

King-Wu -2.291842 -1.142187 -1.900180


(0.9890) (0.8733) (0.9713)

Standardized Honda -1.728087 -0.913743 -5.775389


(0.9580) (0.8196) (1.0000)

Standardized King-Wu -1.728087 -0.913743 -4.330831


(0.9580) (0.8196) (1.0000)

Gourieroux, et al. -- -- 0.000000


(1.0000)
BIOGRAFI PENULIS

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Nur Maya Sari, Kelahiran Ujung Batu Rokan 13 Desember
1996. Beralamat di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Talang
Muandau, Kabupaten Bengkalis. Merupakan anak dari
pasangan Bapak Muhammad Rosidi Hs dan Ibu Erna Wati,
serta anak pertama dari tujuh bersaudara. Penulis
menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN 5
Talang Muandau Desa Serai Wangi. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat
SLTP di SMPN 2 Talang Muandau Desa Serai Wangi pada tahun 2012. Penulis
menyelesaikan pendidikan tingkat SLTA di SMK Kansai Pekanbaru pada tahun
2015, dan kini penulis menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dengan
Jurusan Akuntansi S1 pada Tahun 2021. Selama menjadi mahasiswa penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) semester VI di Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Riau dan melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Semester VII di Desa Pasir Ringgit, Kecamatan Indragiri
Hulu.
Alhamdulillah atas berkat dan ridha ALLAH SWT, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul yaitu Pengaruh Book Tax Differences,
Volatilitas Arus Kas, Tingkat Utang, Besaran Akrual Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Persistensi Laba
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019). Dibawah bimbingan
Bapak
Nasrullah Djamil, SE, M.Si, Ak. CA dan resmi lulus dengan gelar Sarjana
Akuntansi (S.Ak) tanggal 07 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai