Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PENERAPAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN

CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015 – 2019)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih


Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh :

LEONARDUS WENDY JULIO

11170171

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Program Studi Akuntansi
Universitas Bunda Mulia
Tangerang
2021
UNIVERSITAS BUNDA MULIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Persetujuan Skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul

“ PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PENERAPAN GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015 – 2019)”

Disusun oleh:

Leonardus Wendy Julio

11170171

Telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa yang
bersangkutan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora – Program Studi Akuntansi
Unversitas Bunda Mulia.

Tangerang, 21 Agustus 2021

Mengetahui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Devica Pratiwi, S.E., M. Ak Wendy Salim Saputra, S.E., M.Ak..


ABSTRAK

Pemilu dan Pilkada merupakan pesta demokrasi terbesar di Indonesia. Tak dapat
dipungkiri kalau Pemilu dan Pilkada merupakan ajang para calon pemimpin negara
dan daerah untuk bersaing demi mendapatkan kursi pemerintahan. Hal tersebut
dibuktikan dengan data dari Kemendagri yang menyatakan kalau seorang calon
pemimpin bisa menggelontorkan dana 25 – 100 miliar rupiah saat kampanye. Dana
tersebut digunakan untuk konsumsi, entertainment, dan keamanan selama masa
kampanye. Dari data tersebut, dapat dibayangkan seberapa besar perputaran uang
yang ada di masyarakat, seberapa banyak barang – barang kebutuhan yang diperjual
– belikan selama masa kampanye tersebut.
Peningkatan penjualan dan omzet biasanya akan berujung ke peningkatan laba,
peningkatan laba juga biasanya diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh antara
ukuran perusahaan, good corporate governance, dan kebijakan deviden terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian ini mengambil populasi perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun
2015 – 2019 dengan sektor consumer goods. Setelah dilakukannya purposive
sampling, maka terpilih 14 sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian
ini merupakan penelitian dengan data sekunder yang mengambil data dari laporan
keuangan serta laporan tahunan perusahaan dari website resmi BEI, idx.co.id
ataupun website resmi perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan yaitu ukuran
perusahaan dan kebijakan deviden berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Dewan direksi dan dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa ukuran perusaahan dan
kebijakan deviden merupakan faktor – faktor penting yang diperhatikan investor
dalam penanaman modal.

Kata Kunci:
Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Dewan Komisaris,
Kebijakan Deviden

i
ABSTRACT

Presidential (Pemilu) and gubernatorial (Pilkada) election is the biggest


democratic parties in Indonesia. Its undeniable that election is an arena for all of
the candidates to compete for a government seat. The Ministry of Home Affairs
states that prospective leader can spend 25-100 billion rupiah during the campaign
period. The funds are used for consumption, entertainment, security, during the
campaign period. From this data, you can imagine how much money there is in the
community, how many necessities are being sold during the campaign period.
An increase in sales and turnover will usually lead to an increase in profit, an
increase in profit is also usually followed by an increase in company value. This
study aims to prove whether there is an influence between firm size, good corporate
governance, and dividend policy on firm value.
This study takes the population of companies listed on the IDX during 2015 - 2019
with the consumer goods sector. After doing purposive sampling, 14 samples were
selected to be used in this study. This research uses secondary data that takes data
from financial reports and company annual reports from the IDX official website,
idx.co.id or the company's official website.
Based on the results of this study, the concluded that the size of the company and
dividend policy have a positive and significant effect on firm value. Board of
directors and the board of commissioners have no effect on firm value. This proves
the fact that company size and dividend policy are important factors that considered
by investor in investing

Keyword :
Firm Value, Firm Size, Board of Director, Board of Commissioner, Dividend Policy

ii
PRAKATA

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME dan diri saya sendiri karna

atas kemampuan dan niat, saya bisa menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PENERAPAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER

GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015 – 2019)”

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

seluruh pihak yang membantu, membimbing, serta mendukung penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada :

1. Bapak Doddy Surya Badjuaji, MBA, selaku Rektor Universitas Bunda

Mulia.

2. Bapak Howard S. Giam, S.E., Ak., MBA, selaku Pelaksana Harian Rektor

Universitas Bunda Mulia.

3. Ibu Kandi Sofia Senasstri Dahlam, MBA, PhD selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik (WRBA) Universitas BUnda Mulia.

4. Ibu Lelly Christin, S.E, M.M selaku Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora Universitas Bunda Mulia

5. Ibu Devica Pratiwi S.E., M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Bunda Mulia.

6. Ibu Kezia Josephine, S.E, M.Ak, selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi

Universitas Bunda Mulia

iii
7. Bapak Wendy Salim Saputra, S.E., M.Ak. selaku dosen pembimbing skripsi

yang dengan sabar telah memberikan arahan, pemikiran, saran, serta

motivasi selama masa bimbingan skripsi.

8. Bapak Temy Setiawan, SE., AK., M.AK, CA, CIBA, Bapak Hary Saputra

Sundoro, SE., ME, Bapak Piter Nainggolan, SE., Ak., MM., dan Ibu Veny,

SE., M.Ak., selaku dosen yang menurut penulis sangat membantu penulis

selama perjalanan perkuliahan.

9. Semua staff dan pengajar di Universitas Bunda Mulia

10. Semua keluarga penulis, Papi, Mami, Kuku, Sapek, Takuma, Ko Danny,

dan Chen – Chen.

11. Semua teman penulis baik rekan kerja, teman kampus, teman basket, dan

teman julid, Michael Winarta, Metha, Lauren, Fern, Lita, Bu Lulu, Ms Citra,

Ci Ana, Ms Cicil, Pak Fery, Callista, Carrent, Agnes, Brigitta, Michelle,

Vanya, Gaby, Sheren, dan Hellen.

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menenangkan pikiran selama

pengerjaan skripsi ini, Seth MacFarlane (Family Guy), Riot Games

(Valorant), IT Crowd, Alec Benjamin, Lauv, Lany, Gentle Bones, Keywest,

Train, Ed Sheeran, Travis Scott, Joyner Lucas, MGK, Avicii, Sleeping at

Last, Jeremy Zucker, Chelsea Cutler, Sasha Sloan, 88rissing, James TW,

dan James Smith.

iv
Semoga semua pihak yang sudah terlibat baik langsung maupun tidak langsung

dalam penulisan skripsi ini diberkati dan dilindungi. Penulis juga menyadari kalau

penelitian ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu, penulis berharap untuk para

pembaca, pembimbing, penguji bisa memberikan kritik dan saran yang dapat

memperbaiki penelitian ini. Semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak

yang membutuhkannya.

Tangerang, 21 Agustus 2021

Leonardus Wendy Julio

v
DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

PRAKATA ............................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
1.3. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
1.4. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 8
1.5.1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
1.5.2. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 8
1.6. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 9

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 10


2.1. Kerangka Teori .......................................................................................... 10
2.1.1. Teori Sinyaling (Signalling Theory) .................................................... 10
2.1.2. Ukuran Perusahaan .............................................................................. 11
2.1.3. Good Corporate Governance .............................................................. 12
2.1.4. Kebijakan Deviden .............................................................................. 17
2.1.5. Nilai Perusahaan .................................................................................. 20
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 20
2.3. Paradigma Penelitian.................................................................................. 26
2.4. Hipotesis ..................................................................................................... 26
2.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan .................. 26
2.4.2. Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Nilai Perusahaan ......................... 27
2.4.3. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan..................... 27
2.4.4. Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan .................. 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 29


3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 29
3.1.1. Subjek Penelitian.................................................................................. 29
3.1.2. Subjek Penelitian.................................................................................. 29

vi
3.2. Pengumpulan Data ..................................................................................... 29
3.2.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 29
3.2.3. Populasi dan Sampel ............................................................................ 30
3.3. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 31
3.4. Metode Analisis Data ................................................................................. 32
3.4.1. Tahapan Pengolahan Data .................................................................... 32
3.4.2. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 33
3.4.3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 33
3.4.3.1. Uji Normalitas Data ...................................................................... 33
3.4.3.2. Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 34
3.4.3.3. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 34
3.4.3.4. Uji Autokorelasi ............................................................................ 34
3.4.4. Uji Hipotesis......................................................................................... 35
3.4.4.1. Analisis Regresi Berganda ............................................................. 35
3.4.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 36
3.4.4.3. Uji Statistik F ................................................................................. 36
3.4.4.4. Uji Statistik t .................................................................................. 36

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN .............................................. 38


4.1. Penyajian Data ........................................................................................... 38
4.2. Analisis Data dan Interprestasi................................................................... 40
4.2.1. Statistik Deskriptif ............................................................................... 40
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 44
4.2.2.1. Uji Normalitas ................................................................................ 44
4.2.2.2. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 45
4.2.2.3. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 46
4.2.2.4. Uji Autokorelasi ............................................................................. 48
4.2.3. Analisis Regresi Berganda ................................................................... 49
4.2.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 51
4.2.5. Uji Statistik F ....................................................................................... 52
4.2.6. Uji Statistik T ....................................................................................... 52

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 57


5.1 Simpulan ..................................................................................................... 57
5.2. Saran........................................................................................................... 58
5.3. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 59
5.4. Kontribusi Penelitian.................................................................................. 59

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 60

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 64

LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

vii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2.1 21
Tabel 3.1 31
Tabel 4.1 40
Tabel 4.2 41
Tabel 4.3 45
Tabel 4.4 47
Tabel 4.5 48
Tabel 4.6 49
Tabel 4.7 50
Tabel 4.8 51
Tabel 4.9 52
Tabel 4.10 53

viii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 26
Gambar 4.1 46

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Undang – Undang No 3 Tahun 1982, perusahaan merupakan setiap bentuk

usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta

berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. Tujuan perusahaan

adalah memperoleh keuntungan (laba). Tujuan utama dibentuknya perusahaan

berdasarkan beberapa pendapat diatas yaitu demi mendapatkan laba sebesar –

besarnya.

Laba sendiri adalah nilai terakhir pada perhitungan laba rugi dimana untuk

mencarinya dengan cara menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain

lalu dikurangi dengan beban lain-lain (Sujarweni, 2017) Laba atau rugi merupakan

hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan

laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat

diketahui apabila perusahaan telah menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan.

Semakin tinggi laba suatu perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan.

Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang

sedang beroperasi. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan

kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham (Indrarini, 2019) Maka

dari itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kalau semakin tinggi laba

sebuah perusahan, maka akan semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut, hal

tersebut dapat tercerminkan dari nilai saham perusahaan tersebut yang pasti akan

1
2

naik akibat tingginya laba yang didapatkan oleh perusahaan tersebut, karna setiap

investor pasti melihat profitabilitas pada suatu perusahaan terlebih dahulu, maka

laba yang tinggi merupakan magnet untuk permintaan pasar yang tinggi terhadap

saham perusahaan tersebut.

Harga saham merupakan salah satu cerminan nilai perusahaan tersebut. Harga

saham menurut Hartono (2016:8) merupakan harga dari suatu saham yang terjadi

di bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh para pelaku pasar dan didasarkan

atas permintaan dan penawaran terhadap saham yang bersangkutan di pasar modal.

Harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang

begitu cepat. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan

permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham. Harga

saham juga menjadi salah satu patokan para investor untuk menentukan apakah

nilai dari suatu perusahaan sudah overvalued ataupun undervalued. Harga saham

perusahaan tidak semata – mata hanya terpengaruh akibat kinerja dari suatu

perusahaan, banyak aspek lain yang akan mempengaruhi harga saham pada suatu

perusahaan. Selain dilihat secara fundamental (ROA, ROE, PBV, GCG), nilai

saham suatu perusahaan juga dapat dipengaruhi secara teknikal (daily chart, dan

candlestick), dan juga berita – berita yang berhubungan dengan suatu perusahaan

bahkan negara tertentu.

Pemilu merupakan salah satu contoh berita yang akan mempengaruhi sebagian

besar harga saham perusahaan (IHSG). Contohnya saja ditahun 2014 kemarin,

pemilu berhasil membuat IHSG menanjak sebesar 22.29%, seperti halnya di 2014,

pada tahun 2019 pun IHSG berhasil mengalami kenaikan walaupun angkanya
3

kurang signifikan, tetapi dari hal tersebut, tergambarkan optimisme pasar terhadap

pemimpin baru Negara Indonesia.

Kenaikan IHSG saat pemilu biasanya tergambarkan dari sektor consumer goods

karna sektor ini merupakan salah satu sektor yang paling terdampak dengan adanya

pemilu. Secara umum dua sektor utama yaitu consumer dan telecommunication

yang akan mendapatkan dampak positif secara langsung dari hajatan politik pada

2019. Itu terlihat upaya pemerintah untuk meningkatkan kembali daya beli

masyarakat melalui social spending dan juga subsidi BBM yang tidak dikurangi

(Yadika, 2019)

Seperti pada tahun 2014 lalu, sektor consumer goods berhasil menanjak sebesar

11,43 %, mungkin memang bukan angka yang cukup signifikan, tetapi untuk sektor

ini, hal tersebut merupakan angka yang cukup besar, mengingat pergerakan

harganya yang cenderung stabil dan kurang volatile. Hal tersebut pun diperkirakan

terjadi akibat adanya peningkatan jumlah uang yang beredar di masyarakat, yang

bisa bersumber dari berbagai program populis seperti Bantuan Langsung Tunai

(BLT) atau Program Keluarga Harapan (PKH), yang mendorong peningkatan daya

beli masyarakat untuk membelanjakan uang di sektor konsumer. Meskipun

demikian, harga saham erat berkaitan dengan istilah bandar atau bandarmology.

Istilah tersebut menggambarkan harga saham yang bergerak secara volatile dalam

periode waktu tertentu. Bandar berkuasa untuk bisa memainkan harga saham –

saham yang ingin dimainkannya. Hal tersebutpun membuat para trader berpikir

kembali, apakah harga saham tersebut seutuhnya dipengaruhi hanya oleh

perusahaan itu sendiri, atau ada sentimen lain yang dapat mempengaruhinya.
4

Dewasa ini, selain memperhatikan laba, perusahaan juga dituntut untuk memiliki

good corporate governance. Apabila kondisi GCG dapat dicapai maka diharapkan

terwujudnya negara yang bersih (clean government) dan terbentuknya masyarakat

sipil (civil society) serta tata kelola perusahaan yang baik (Effendi A, 2016). Good

corporate governance (GCG) merupakan prinsip yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-

pihak yang berkepentingan, shareholder pada khususnya dan stakeholder pada

umumnya.

Mekanisme good corporate governance (GCG) dijadikan sebagai kontrol bagi

perusahaan agar tetap pada batasan yang seharusnya. Untuk mendukung dan

mewujudkan hal tersebut maka ada beberapa indikator pendukung mekanisme

GCG, diantaranya, Dewan Direksi, dan Dewan Komisaris.

Dewan direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial untuk menjalankan

value driver agar berfungsi secara maksimal. Lima tugas utama Direksi adalah

kepengurusan, pengelolaan risiko, pengendalian internal, komunikasi dan

tanggungjawab sosial. Dalam pengelolaan risiko Lingkungan, Sosial dan Tata

Kelola (LST) Direksi menyusun dan melaksanakan pengelolaan risiko yang

mencakup seluruh aspek operasional perusahaan, membentuk satuan pengendalian

internal, memastikan terjalinnya komunikasi internal (antar bagian) dan eksternal

(dengan pemangku kepentingan) dengan lancar, serta menyusun dan melaksanakan

kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara majelis atau kolektif

dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, keputusan


5

RUPS, kepatuhan, memberikan nasihat kepada Direksi terkait pelaksanaan GCG

baik diminta maupun tidak. Dewan Komisaris dapat meminta segala keterangan

yang diperlukan dari Direksi disertai pemberian kewenangan khusus agar dapat

menjalankan tugasnya dengan baik.

Laba yang didapatkan oleh perusahaan, sebagian diberikan kepada para stakeholder

dalam bentuk dividen, sebagian digunakan untuk belanja modal (Capex), sebagian

lagi ditahan sebagai retained earning. Pembagian dividen merupakan salah satu

cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempercantik dirinya di mata investor.

Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan perusahaan apakah laba yang

diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba

ditahan. Kebijakan dividen sering kali menimbulkan konflik antara manajemen

perusahaan dengan pihak pemegang saham. Hal ini terjadi karena manajer

perusahaan sering memiliki kepentingan yang berbeda dengan pihak pemegang

saham. Pihak manajemen perusahaan menganggap laba yang diperoleh perusahaan

sebaiknya digunakan untuk operasional perusahaan. Pihak pemegang saham

menganggap laba yang diperoleh perusahaan sebaiknya dibagikan kepada para

pemegang saham sebagai dividen.

Laba yang tadi sebagian digunakan untuk pembelanjaan modal (Capex) nantinya

merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan pada satu periode.

Pengelolaan dana belanja yang efektif dan efisien akan tentunya berpengaruh pada

kondisi finansial dari perusahaan itu sendiri. Ukuran perusahaan merupakan

gambaran mengenai aset yang dimiliki perusahan. Ukuran perusahaan juga dapat

tergambarkan dari total penjualan, serta ekuitas yang dimiliki. Perusahaan yang

besar, akan lebih mudah mendapatkan modal tambahan baik yang dilakukan
6

dengan cara menerbitkan saham, ataupun dengan pinjaman, ketimbang perusahaan

kecil. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin banyak juga investor

yang memperhatikan setiap gerak – gerik perusahaan tersebut, meskipun

demikianm dewasa ini tidak menutup kemungkinan juga perusahaan kecil yang

banyak dilirik oleh investor besar. Pramana dan Mustanda (2016) yang

menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan kinerja pada perusahaan maka akan

mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan di pasar modal.

Variabel – variabel diatas diteliti karna menggambarkan keadaan internal dan

eksternal perusahaan secara bersama – sama. Ukuran perusahaan, dan GCG pasti

akan menggambarkan keadaan internal perusahaan. Seberapa settle perusahaan

dalam menghadapi setiap kondisi ekonomi yang ada akan dipengaruhi oleh variable

– variable tersebut. Kebijakan dividen nantinya yang menggambarkan keadaan

external dari perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan melakukan treat bagi para

investornya, seberapa peduli perusahaan tentang return yang didapat oleh investor.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut sebagai topik penelitian dengan judul Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Penerapan Good Corporate Governance, dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Consumer Goods yang

terdaftar di BEI tahun 2015 – 2019)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang penelitian, maka identifikasi masalah pada penelitian

ini diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan?


7

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Ukuran Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Ukuran Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan?

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan?

1.3. Pembatasan Masalah

Penulis hanya membatasi penelitian ini pada masalah yang berhubungan dengan

pengaruh ukuran perusahaan, penerapan good corporate governance, dan kebijakan

dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Ukuran Perusahaan

terhadap Nilai Perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Dewan Direksi terhadap

Nilai Perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Dewan Komisaris

terhadap Nilai Perusahaan?

4. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan?


8

1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

2. Untuk menguji apakah Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

3. Untuk menguji apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

4. Untuk menguji apakah Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

1.5.2. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, penerapan good

corporate governance, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yaitu :

1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi seluruh akademisi

yang memiliki minat untuk membahas tentang pengaruh ukuran

perusahaan, penerapan good corporate governance, serta kebijakan

dividen terhadap nilai suatu perusahaan

2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon

investor yang ingin melakukan investasi.

3. Penelitian ini diharapkan bisa membantu perusahaan dalam

mengaplikasikan variable – variable penelitian demi peningkatan nilai

perusahaan.
9

1.6. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang menguraikan

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi kerangka teori yang mendasari penelitian

terdahulu yang sejenis dan paradigma penelitian yang

menggambarkan hubungan antar variabel penelitian serta

hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Menguraikan diskripsi dari variabel penelitian,

definisi operasional, penentuan sampel penelitian,

metode pengumpulan data penelitian serta metode analisis

data dan mekanisme alat analisis yang menjelaskan

metode analisis data dan mekanisme alat analisis yang

digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek

penelitian, analisis data dan pembahasanya


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Teori Sinyaling (Signalling Theory)

Menurut Brigham dan Hauston (dalam Suganda : 2018) isyarat atau signal adalah

suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor

tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini

berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen

untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh

perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap

keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi

investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini

maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan

bagaimana efeknya pada perusahaan.

Signalling theory atau teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan memiliki

dorongan untuk membukakan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri

informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih

banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar

(investor, kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar.

10
11

2.1.2. Ukuran Perusahaan

Menurut Ayu dan Gerianta (2018), ukuran perusahaan merupakan skala yang dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan diukur berdasarkan total asset, jumlah

penjualan, nilai saham dan sebagainya. Ukuran Perusahaan merupakan cerminan

dari total aset yang dimiliki suatu perusahaan (Risma dan Regi (2017)) Ukuran

perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat

dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Semakin besar total aset yang

dimiliki suatu perusahaan, semakin besar pula ukuran perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan kalau ukuran perusahaan

sebenarnya merupakan jumlah keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki oleh

suatu perusahaan, semakin besar total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan,

maka akan semakin besar juga ukuran perusahaan tersebut.

Klasifikasi ukuran perushaan menurut UU No. 20 Tahun 2008 dibagi kedalam 4

(empat) kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.

Pengertian dari usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar

menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 adalah sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menajdi bagian langsung maupun tidak


12

langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perushaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang

ini.

4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan

oleh badan usaha dengan sejumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi

usaha nasional milik Negara atau Swasta, usaha patungan, dan usaha

asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Menurut I Gusti Ngurah Gede Rudangga dan Gede Merta Sudiarta (2016) ukuran

perusahaan dapat dinyatakan melalui jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan,

sedangkan menurut Taliyang (2011) ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan logaritma natural (Ln) total asset.

2.1.3. Good Corporate Governance

Menurut Tunggal (2013), good corporate governance adalah sistem yang

mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan

nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan dan

masyarakat sekitar. Menurut Effendi (2016), good corporate governance adalah


13

Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang dibentuk untuk memastikan

pengelolaan perusahaan secara profesional yang didasarkan pada prinsip

transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan.

Prinsip menurut KBBI merupakan asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar

berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar. Prinsip good corporate governance

berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yaitu

1. Transparansi (Transparency)

Transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi

yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan. Perusahaan dituntut untuk

menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada

segenap pemegang kepentingannya. Informasi yang diungkapkan

antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan

pengelolaan perusahaan. Keterbukaan dilakukan agar pemegang

saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai

pemegang saham dapat ditingkatkan.

2. Kemandirian (Independency)

Independency atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana

perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan

dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat. Perusahaan dikelola secara profesional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak maupun


14

yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlau dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3. Akuntabilitas (Accountability)

Accountability yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaannya

berjalan secara efektif. Bila prinsip accountability (akuntabilitas) ini

diterapkan secara efektif, maka perusahaan akan terhindar dari

agency problem (benturan kepentingan peran). Perusahaan harus

dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan

wajar, untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan

sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain.

4. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Responsibility adalah kesesuaian atau kepatuhan di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku

termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan

industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan

kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat. Para pengelola

wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam

mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai

wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya.


15

5. Kewajaran (Fairness)

Fairness adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Fairness diharapkan membuat

seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan prudent (hati-hati),

sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara

fair (jujur dan adil). Perusahaan harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham, pemangku kepentingan lainnya dan

semua orang yang terlibat di dalamnya berdasarkan prinsip-prinsip

kesetaraan dan kewajaran stakeholder.

Unsur menurut KBBI adalah bagian terkecil dari suatu benda; bagian benda yang

tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan proses kimia; bahan asal; zat asal; elemen,

Unsur – unsur pada good corporate governance menurut United Nation

Development Program (UNDP) adalah sebagai berikut

a. Participation.

Mengarah pada jaminan keterlibatan bahwa setiap warga negara

dalam pembuatan suatu keputusan, baik secara langsung maupun

melalui intermediasi atau institusi yang mewakili kepentingannya.

Hal ini dibangun atas dasar demokrasi dan partisipasi secara

konstruktif.

b. Rule of Law

Bahwa hukum harus mencerminkan nilai keadilan dan kesamaan

setiap orang didepan hukum serta dilakukannya law enforcement

dan hak asasi manusia.


16

c. Transparency (Transparansi)

Hal ini dibangun atas dasar kebebasan informasi dimana proses,

lembaga, dan informasi dapat langsung diakses oleh pihak-pihak

yang membutuhkan. Setiap informasi tersebut harus bersifat

komunikatif, dapat dipahami dan dimonitor.

d. Responsiveness.

Bahwa setiap proses dan kelembagaan yang ada harus dapat

melayani setiap stakeholders.

e. Consensus Orientation

Hal ini menyelesaikan bahwa prinsip corporate governance menjadi

mediasi antara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan

yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas dalam setiap

kebijakan maupun prosedur.

f. Equity.

Bahwa semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama

dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraannya.

g. Effectiveness and Efficiency (Efektivitas dan Efisiensi).

Adanya jaminan bahwa setiap proses dan lembaga yang ada harus

menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan program yang telah

digariskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

h. Accountability (Akuntabilitas).

Bahwa pengambil keputusan dalam pemerintahan sektor swasta dan

masyarakat mesti bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-

lembaga stakeholders.
17

i. Strategic Vision.

Pimpinan suatu perusahaan harus berlandaskan perspectif corporate

governance.

2.1.4. Kebijakan Deviden

Menurut Taofik, Olabayo, & Ola (2018) kebijakan dividen merupakan praktik

perusahaan guna memutuskan pendapatan yang harus dibayarkan sebagai dividen.

Sedangkan menurut Gitman dan Zutter (2015) kebijakan dividen merupakan

kebijakan yang memustuskan apakah perusahaan akan mendistribusikan laba yang

diperolehnya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai atau akan

menahan laba tersebut ke dalam retained earnings. Berdasarkan beberapa definisi

diatas, dapat disimpulkan dividen merupakan bagian dari laba, yang dibagikan

kepada para pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan pada perusahaan.

Menurut Brigham dan Houtston (2004:95), dividen terbagi menjadi 4 jenis

1. Dividen Kas

Cash Devidend ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada

para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada

waktu rapat pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa

sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk

cash dividen

Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah

perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen.

Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat

dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan


18

oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank.

Cara yang kedua biasanya yang dipilih perusahaan karena bank

mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan pemegang

saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia.

2. Dividen Property

Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk

barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham

perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa

persediaan atau saham yang meru-pakan investasi perusahaan pada

perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah barang

tentu lebih sulit dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan

melakukannya karena uang tunai perusahaan tertanam dalam

investasi saham perusahaan lain atau persediaan dan penjualan

investasi atau persediaan terutama bila jumlahnya cukup banyak

akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun,

sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri.

3. Dividen Likuidasi

Dividen yang dibagikan sebagian merupakan pembagian laba dan

sebagian lagi merupakan pengembalian modal. Perusahaan yang

membagikan dividen likuidasi biasanya adalah perusahaan-

perusahaan yang akan menghentikan usahanya misalnya dalam

bentuk joint venture. Karena usaha perusahaan akan diberhentikan

maka tidak perlu memperbesar modal.

4. Dividen Saham
19

Dividen saham ini merupakan suatu metode pembagian dividen

yang dilakukan dengan melalui penambahan jumlah saham namun

mengurangi nilai tiap-tiap saham dengan tujuan untuk tidak

mengubah kapitalitas pasar.

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan

mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana

internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang

diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Ini

adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan

investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan dividen

merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan.

Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen resikonya lebih

kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat di perkirakan sebelumnya.

Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang

tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan

yang baik. Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besarnya

dividen yang dibayarkan dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi

perusahaan dan besarnya dividen yang dibayar sebagai informasi tingkat

pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga

saham akan menjadi turun, karena banyak pemegang saham akan menjual

sahamnya.
20

2.1.5. Nilai Perusahaan

Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan,

nilai perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan karena

dengan meningkatnya nilai perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran

pemilik perusahaan atau pemegang saham. Nilai perusahaan adalah kondisi

tertentu yang dicapai oleh perusahaan yang menggambarkan kepercayaan dari

masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan, yaitu mulai

dari perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini (Hery, 2017) Nilai

perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer

dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang

sering dihubungkan dengan harga saham (Indrarini, 2019)

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan kalau Nilai

Perusahaan adalah nilai yang tercermin dari harga saham suatu perusahaan yang

sudah go public, jika masih belum go public, nilai perusahaan tercerminkan dari

nilai terealisasi apabila perusahaan tersebut terjual.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebenarnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian yang terkait dengan penelitian

ini telah dilakukan oleh beberapa orang. Untuk memperjelas perbedaan dan

persamaannya dengan penelitian sekarang. Maka dapat disajikan dalam tabel

sebagai berikut:
21

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian (Nama Variabel Metodologi Hasil

Peneliti dan Tahun)

1 PENGARUH UKURAN X1 = Ukuran Metode Ukuran Perusahaan dan

PERUSAHAAN DAN Perusahaan observasi non Leverage berpengaruh

LEVERAGE TERHADAP X2 = partisipan positif signifikan terhadap

NILAI PERUSAHAAN Leverage dengan Nilai Perusahaan.

DENGAN PROFITABILITAS Y= Nilai teknik

SEBAGAI VARIABEL Perusahaan analisis jalur

MEDIASI (I Gusti Bagus (path

Angga Pratama, I Gusti Bagus analysis).

Wiksuana : 2016)

2 PENGARUH KEBIJAKAN X1 = Purposive kebijakan dividen,

DIVIDEN, LIKUIDITAS, Kebijakan sampling dan likuiditas, profitabilitas dan

PROFITABILITAS DAN Dividen menggunakan ukuran perusahaan secara

UKURAN PERUSAHAAN X2 = teknik parsial berpengaruh positif

TERHADAP NILAI Likuiditas analisis dan signifikan terhadap

PERUSAHAAN (AA Ngurah X3 = regresi linier nilai perusahaan.

Dharma Adi Putra, Putu Vivi Profitabilitas bergandayang

Lestari : 2016) X4 = Ukuran dibantu

Perusahaan dengan

Y = Nilai program

Perusahaan SPSS
22

3 Stock returns and financial X1= Good Purposive Good Corporate

performance as mediation Corporate Sampling, Governance berpengaruh

variables in the influence of Governance menggunakan signifikan terhadap harga

good corporate governance on Y = Nilai ordinary least saham, Good Corporate

corporate value (Suhandak Perusahaan square Governance tidak

Kurniati : 2019) method berpengaruh signifikan

terhadap performa

finansial.

4 Corporate governance, X1 = Metode Corporate Governance dan

corporate profitability toward Corporate purposive Corporate Profitability

corporate social responsibility Governance sampling, berpengaruh signifikan

disclosure and corporate value X2 = dengan terhadap CSR, CSR dan

(comparative study in Corporate analisis data Corporate Profitability

Indonesia, China and India Profitability yang berpengaruh signifikan

stock exchange in 2013-2016) X3 = CSR digunakan terhadap nilai perusahaan.

(Ida Bagus Anom Disclosure dalam

Purbawangsa, Solimun Y1 = penelitian ini

Solimun, Adji Achmad Corporate adalah uji

Reinaldo Fernandes, Sri Value Partial Least

Mangesti Rahayu : 2019) Y2 = Nilai Square,

Perusahaan Structural

Equation

Method

(SEM) with

PLS
23

5 PENGARUH LEVERAGE, X1 = Metode leverage, pertumbuhan

UKURAN PERUSAHAAN, Leverage purposive perusahaan, dan

PERTUMBUHAN X2 = Ukuran sampling, profitabilitas secara parsial

PERUSAHAAN, DAN Perusahaan teknik berpengaruh signifikan

PROFITABILITAS X3 = analisis terhadap nilai perusahaan,

TERHADAP NILAI Pertumbuhan Regresi dimana variabel yang

PERUSAHAAN PADA Perusahaan Linear memiliki hubungan positif

PERUSAHAAN PROPERTI (I Y = Nilai Berganda yaitu leverage dan

Nyoman Agus Suwardika, I Perusahaan profitabilitas, sedangkan

Ketut Mustanda : 2017) variabel pertumbuhan

perusahaan mempunyai

hubungan yang negatif,

namun ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan

tidak berpengaruh

signifikan

6 PENGARUH GOOD X1 = Komite Metode Adjusted R2 (koefesien

CORPORATEGOVERNANCE Audit pengumpulan determinasi) sebesar 0,547,

TERHADAP NILAI X2 = data yang artinya bahwa 54,7%

PERUSAHAAN (Tria Syafitri, Kepemilikan digunakan variabel Tobin’s

Nila Firdausi Nuzula, Ferina Manajerial adalah data Qdipengaruhi oleh variabel

Nurlaily : 2018) X3 = Dewan sekunder. bebasnya yaitu KA (X1),

Direksi Analisis data KM (X2), DD (X3), dan

X4 = Dewan yang DK (X4). Sedangkan

Komisari digunakan sisanya 32,6% variabel

adalah Tobin’s Qakan dipengaruhi


24

Y = Nilai analisis oleh variabel-variabel yang

Perusahaan statistik lain yang tidak dibahas

deskriptif dan dalam penelitian ini.

analisis

inferensial

yang terdiri

dari analisis

regresi linear

berganda

7 Pengaruh Ukuran Perusahaan X1 = Ukuran Metode Ukuran perusahaan dan

dan Profitabilitas Terhadap Perusahaan purposive profitabilitas berpengaruh

Nilai Perusahaan (Eka X2 = sampling, positif terhadap nilai

Indriyani : 2017) Profitabilitas Teknik perusahaan

Y = Nilai pengujian

Perusahaan data dengan

menggunakan

regresi linear

berganda

8 PENGARUH UKURAN X1 = Ukuran Metode Ukuran perusahaan

PERUSAHAAN, LEVERAGE, Perusahaan purposive leverage, dan profitabilits

DAN PROFITABILITAS X2 = sampling, berpengaruh positif

TERHADAP NILAI Leverage teknik terhadap nilai perusahaan.

PERUSAHAAN (I Gusti X3 = analisis

Ngurah Gede Rudangga, Gede Profitabilitas regresi linier

Merta Sudiarta : 2016 ) Y = Nilai berganda

Perusahaan
25

9 PENGARUH X1 = Ukuran Metode Profitabilitas dan

PROFITABILITAS, Perusahaan purposive kebijakan dividen

LIKUIDITAS, DAN X2 = sampling, berpengaruh positif

UKURAN PERUSAHAAN Leverage dengan signifikan terhadap nilai

TERHADAPNILAI X3 = teknik uji perusahaan, sedangkan

PERUSAHAAN Profitabilitas asumsi klasik likuiditas dan ukuran

MELALUIKEBIJAKAN X4= dan uji perusahaan tidak

DIVIDEN (Ni Komang Budi Kebijakan hipotesis berpengaruh signifikan

Astuti, I Putu Yadnya : 2019) dividen serta analisis terhadap nilai perusahaan

Y = Nilai berganda.

Perusahaan

10 PENGARUH GOOD X1 = Good Metode Kepemilikan institusional

CORPORATE Corporate purposive dan audit komite tidak

GOVERNANCE TERHADAP Governance sampling, berpengaruh signifikan

NILAI PERUSAHAAN Y = Nilai dengan terhadap nilai perusahaan,

CONSUMER GOODS Perusahaan teknik uji kepemilikan manajerial

INDUSTRY YANG analisis dan Komite Independen

TERDAFTAR DI BURSA berganda dan berpengaruh secara

EFEK INDONESIA (BEI) analisis jalur. signifikan terhadap nilai

(MUHAMMAD ALFIAN perusahaan.

SALAFUDIN : 2016)

Sumber: Data diolah


26

2.3. Paradigma Penelitian

Kerangka berfikir ini adalah suatu model konseptual mengenai bagaimana teori

berhubungan itu dengan segala macam faktor yang telah atau sudah diidentifikasi

yakni sebagai masalah yang penting. (Sugiyono, 2016)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Ukuran Perusahaan
(X1) Ha1

Dewan Direksi Ha2 Nilai Perusahaan


(X2) (Y)
Ha3
Dewan Komisaris
Ha4
(X3)

Kebijakan Deviden
(X4)

Sumber: Data diolah

2.4. Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan menunjukkan ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap dapat mempengaruhi nilai perusahaan

karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan

memperoleh sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan

perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri. ukuran


27

perusahaan juga menggambarkan tingkat stabilitas dari kondisi perusahaan

tersebut, sehingga investor akan lebih merasa aman jika melakukan penanaman

modal pada perusahaan yang lebih stabil, dan demand akan saham perusahaan itu

meningkat

Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Ukuran Perusahaan dengan

Nilai Perusahaan

2.4.2. Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Nilai Perusahaan

Dewan Direksi merupakan kelompok orang yang memiliki tugas serta tanggung

jawab atas pengurusan perusahaan untuk stakeholder. Menurut Susanti (2010),

semakin banyak anggota dewan direksi, maka akan meningkatkan kinerja

perusahaan. Sulong dan Nor (2008) juga menyatakan bahwa ukuran dewan

memiliki pengaruh signifikan positif dengan nilai perusahaan, sebab dapat

meningkatkan kinerja operasional perusahaan, dan hal tersebut dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dewan Direksi terhadap Nilai

Perusahaan

2.4.3. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan

Dewan Komisaris merupakan salah satu organ perusahaan yang

berwenang, dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan

memberikan arahan / nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan GCG dengan baik. Meskipun tidak berhubungan langsung dengan

operasional dari perusahaan, dewan komisaris memiliki kewajiban untuk menjaga

dan mengamankan setiap tindakan penting dan krusial yang akan dilakukan oleh
28

perusahaan sehingga nantinya ketika dijalankan, menghasilkan dampak yang baik.

Semakin banyak anggota dewan komisaris, maka akan semakin kuat kontrol yang

dilakukan terhadap setiap tindakan operasional, sehingga diharapkan akan

meningkatkan kinerja perusahaan yang nantinya meningkatkan nilai perusahaan.

Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dewan Komisaris terhadap

Nilai Perusahaan

2.4.4. Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan

Dividen merupakan bagian dari laba, yang dibagikan oleh perusahaan kepada

pemegang sahamnya (Sawidji Widoatmodjo 2008). Dividen digunakan sebagai

sinyal bagi prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Besaran pembagian

dividen perusahaan merupakan hal yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Rasio pembagian dividen atau dividen payout ratio dinilai sangat penting bagi

investor karena sangat erat kaitannya dengan kebijakan perolehan laba

perusahaan.

Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebijakan Dividen terhadap

Nilai Perusahaan
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

3.1.1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan pada sektor consumer

goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2015 - 2019. Pemilihan subjek ini

didasarkan pada fenomena yang menyatakan adanya kenaikan harga saham pada

sektor consumer goods pada tahun Pemilu dan Pilkada.

3.1.2. Subjek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah annual report perusahaan consumer goods

yang terdaftar di BEI periode 2015 - 2019. Variabel yang digunakan sebagai objek

penelitian adalah Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Dewan Komisaris,

Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan.

3.2. Pengumpulan Data

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan teknik kuantitatif.

Penelitian Asosiatif Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

ada atau tidaknya pengaruh atau hubungan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat lalu jika ada, seberapa kuatnya pengaruh atau hubungan serta berarti atau

tidaknya pengaruh atau hubungan itu (Sugiyono:2016)

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan Teknik Dokumentasi, dengan mengumpulkan data -

data perusahaan seperti total asset, jumlah anggota dewan direksi, jumlah anggota

29
30

dewan komisaris, dividen yang dibayarkan, net income, dan harga saham. Data

yang digunakan yaitu data sekunder yang merupakan laporan tahunan dari

perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2015 - 2019.

3.2.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur dengan sektor

consumer goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2015 - 2019. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur dengan sektor consumer goods yang terdaftar di

BEI selama tahun 2015 - 2019

2. Perusahaan manufaktur dengan sektor consumer goods yang tidak

mengalami kerugian selama tahun 2015 - 2019

3. Perusahaan manufaktur dengan sektor consumer goods yang selalu

membagikan dividen selama tahun 2015 – 2019

Pemilihan kriteria yang pertama dilakukan karna sejalan dengan populasi yang

dilakukan pada penelitian ini yaitu merupakan perusahaan dengan sektor consumer

goods, untuk kriteria kedua dipilih karna berhubungan dengan variabel kebijakan

dividen yang di proxy kan dengan dividend payout ratio sehingga jika memiliki

saldo laba minus, maka nilai DPR akan minus juga. Untuk kriteria yang terakhir,

juga berhubungan dengan variabel kebijakan dividen, karna jika perusahaan yang

tidak membagikan dividen selama periode penelitian, maka nilai DPR akan 0 (nol).
31

3.3. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variable Definisi Skala Rumus

Ukuran Ukuran perusahaan merupakan Rasio Ukuran Perusahaan =


Perusahaan ukuran besar kecilnya Ln (total aset)
perusahaan yang ditunjukan atau Jogi (2007:282)
dinilai oleh total asset, total
penjualan, jumlah laba, beban
pajak dan lain - lain. Brigham
& Houston (2010:4)

Dewan Dewan Direksi adalah organ Rasio DD = Jumlah Anggota


Direksi perseroan yang berwenang dan Dewan Direksi
bertanggung jawab penuh atas (Sitohang : 2017)
pengurusan perusahaan untuk
kepentingan perusahaan, sesuai
dengan maksud dan tujuan
perusahaan serta mewakili
perusahaan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan
sesuai (UU PT ps. 1 ay. 5)

Dewan Dewan komisaris adalah bagian Rasio DK = Jumlah Anggota


Komisaris dari organ perusahaan yang Dewan Komisaris
bertugas dan bertanggungjawab (Ujiyanto : 2007)
secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi serta
memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG, Namun
demikian, dewan komisaris
tidak boleh turut serta dalam
mengambil keputusan
operasional (KNKG : 2006)

Kebijakan Kebijakan dividen merupakan Rasio Kebijakan Dividen


Deviden skala yang digunakan investor (DPR) =
sebagai alat penduga mengenai Jumlah Dividen yang
prestasi perusahaan di masa dibayarkan
mendatang. Dividen
menyampaikan pengharapan
manajemen mengenai masa Laba Bersih
32

depan (Abdul Halim : 2015)


*dividen yang
dibayarkan
(Sudana : 2011)

Nilai Nilai Perusahaan merupakan Rasio Nilai Perusahaan = Ln


Perusahaan harga yang bersedia dibayar Harga Saham
oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual.
(Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti :2012) (Darmawan : 2018)

3.4. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, pengolahan dan pengujian data mengganakan bantuan software

pengolahan data yang bernama SPSS dengan versi 25. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa uji yaitu sebagai berikut, Uji asumsi klasik yang berisi uji

normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Setelah melakukan uji asumsi klasik, dilakukan juga pengujian hipotesis yang berisi

Uji analisis regresi berganda untuk melakukan prediksi terhadap nilai variabel

dependen jika variabel independent terjadi perubahan, uji koefisien determinasi, uji

statistik F, dan uji statistik T

3.4.1. Tahapan Pengolahan Data

1. Seleksi data sesuai dengan kriteria yang sudah disebutkan diatas,

selanjutnya peneliti meng-input data yang sebelumnya sudah didownload

dari idx.co.id / web perusahaan tersebut ke Microsoft Excel untuk diolah

agar bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.

2. Setelah semua data sudah siap, selanjutnya data tersebut di-input kedalam

program statistik IBM SPSS Version 25 yang digunakan untuk membantu

peneliti mengolah data sehingga menghasilkan output hasil penelitian.


33

3. Selanjutnya, output yang dihasilkan tersebut digunakan untuk menganalisa

hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

3.4.2. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sholikhah (2016) statistik deskriptif adalah statistik yang tingkat

pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, atau mengatur,

mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan

gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau

keadaan. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, piktogram, perhitungan modus, median,mean

(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran

data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,perhitungan persentase.

Dalam statistik deskriptif juga dapat mencari kuatnya hubungan antara variabel

melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat

perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

3.4.3. Uji Asumsi Klasik

3.4.3.1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah pada model persamaan regresi,

variabel pengganggu atau yang biasanya disebut sebagai residual memiliki

distribusi yang bersifat normal (Ghozali, 2016).. Salah satu metode yang dapat

digunakan dalam pengujian ini yaitu pengujian Kolmogorov - Smirnov (KS).

Dalam pengujian ini, nilai yang harus didapatkan sehingga layak untuk dinyatakan

lolos dari uji Kolmogorov - Smirnov ini adalah diatas 0.05, jika hasil output dari

tes KS tersebut diatas 0.05, maka data yang digunakan diangap normal dan asumsi

normalitas terpenuhi.
34

3.4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak

varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika

residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan

jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.

Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto:2016)

Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi

variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi

heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. (Ghozali, 2016).

3.4.3.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas memiliki tujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas (Ghozali, 2016).

Pendeteksiannya dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF

(Variance Inflation Factor).

a. Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

b. Jika nilai tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi

multikolinearitas.

3.4.3.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi memliki tujuan untuk menguji apakah pada model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (Ghozali, 2016). Jika nilai Durbin Watson di antara dU (Durbin
35

Watson maksimal) dan 4-dU (Durbin Watson minimal) maka tidak terjadi

autokorelasi.

3.4.4. Uji Hipotesis

3.4.4.1. Analisis Regresi Berganda

Menurut Ghozali (2016) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji

pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Basuki dan Prawoto (2016) analisis regresi memiliki tiga kegunaan, yaitu:

1. untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti,

regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui terbentuknya suatu

model hubungan yang bersifat numerik

2. untuk tujuan kontrol, regresi juga dapat digunakan untuk melakukan

pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang

diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh.

3. sebagai prediksi. model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan

prediksi variabel terikat

Model Regresi yang dikembangkan untuk penelitian ini yaitu

NP = α + β1SZ + β2DD + β3DK + β4DPR + ε

NP = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Variable

SZ = Size / Ukuran Perusahaan


36

DD = Dewan Direksi

DK = Dewan Komisari

DPR = Dividend Payout Ratio

ε = Error

3.4.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 disebut juga koefisien determinasi. Koefisien determinasi bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi

variabel terikat. (Ghozali, 2016). Uji ini memiliki nilai antara 0 - 1 dimana semakin

tinggi nilai dari uji ini menggambarkan semakin kuat kemampuan variabel

independen menggambarkan variable dependen.

3.4.4.3. Uji Statistik F

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F

ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas

yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel

tergantung atau tidak (Ghozali, 2016). Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05,

maka menjelaskan bahwa variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

3.4.4.4. Uji Statistik t

Menurut Ghozali (2016) nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak.

Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel
37

tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. Pengambilan keputusan

dalam uji ini adalah membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut

tabel. Uji t memiliki signifikansi α = 5%. Kriteria dalam penentuan keputusan yang

digunakan dalam uji ini adalah jika nilai signifikansi t < 0,05, maka hipotesis

alternatif diterima, yang menyatakan bahwa variabel independen secara individual

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

4.1. Penyajian Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder dimana data

tersebut didapatkan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) idx.co.id

atau website resmi perusahaan yang dipilih. Objek dari penelitian ini adalah Ukuran

Perusahaan, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Kebijakan Dividen dan Nilai

Perusahaan. Subjek pada penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur dengan

sektor consumer goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2015 - 2019.

Pengambilan tahun penelitian ini atas dasar fenomena yang diteliti oleh peneliti

yaitu adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap harga saham perusahaan

consumer goods pada tahun Pemilu dan juga Pilkada.

Data - data yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Ukuran Perusahaan, dimana pengukuran ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan Ln total asset perusahaan. Nilai total asset ini didapat dari

laporan tahunan perusahaan di bagian laporan posisi keuangan.

2. Dewan Direksi, dimana pengukuran dewan direksi menggunakan jumlah

anggota dewan direksi pada suatu perusahaan. Jumlah dewan direksi pada

suatu perusahaan dapat dilihat di laporan tahunan di bagian catatan atas

laporan keuangan

3. Dewan Komisaris, dimana pengukuran dewan komisaris menggunakan

jumlah anggota dewan komisaris pada suatu perusahaan. Jumlah dewan

komisaris pada suatu perusahaan dapat dilihat di laporan tahunan di bagian

catatan atas laporan keuangan

38
39

4. Kebijakan Dividen, dimana pengukuran kebijakan dividen dilakukan

membandingkan jumlah dividen yang dibayarkan dengan jumlah laba tahun

berjalan perusahaan. Data - data tersebut dapat diperoleh melalui laporan

tahunan perusahaan di bagian laporan laba rugi serta laporan arus kas.

5. Nilai Perusahaan, dimana pengukuran nilai perusahaan dilakukan dengan

melakukan Ln harga saham perusahaan tersebut per closing laporan

keuangan. Data tersebut dapat diperoleh melalui laporan tahunan

perusahaan di bagian catatan atas laporan keuangan.

Peneliti memilih perusahaan manufaktur dengan sektor consumer goods karena

sesuai dengan fenomena yang ingin diangkat oleh peneliti yaitu terjadinya kenaikan

harga saham perusahaan consumer goods pada tahun Pemilu dan Pilkada. Hal ini

terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya tingkat perputaran uang

dan konsumsi di masyarakat, secara simple saja saat kampanye pasti memerlukan

banyak sekali konsumsi untuk para pendukungnya, belum lagi calon wakil rakyat

tersebut harus menggelontorkan sejumlah uang untuk para simpatisan yang

membantunya dalam menjalankan acara tersebut. Dengan metode Purposive

Sampling, maka terdapat 14 perusahaan yang lolos filtrasi sebagai berikut:


40

Tabel 4.1

Proses Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah Perusahaan Jumlah Data

1. Perusahaan manufaktur dengan 57 285


sector consumer goods yang
terdaftar di BEI

2. Perusahaan manufaktur dengan (18) (90)


sektor consumer goods yang
terdaftar selama tahun 2015 - 2019

2. Perusahaan manufaktur dengan (11) (55)


sector consumer goods yang tidak
mengalami kerugian selama tahun
2015 – 2019

3. Perusahaan manufaktur dengan (14) (70)


sector consumer goods yang selalu
membagikan dividen selama tahun
2015 – 2019

4. Data Sample Outlier (2) 68

Total Sampel yang digunakan 68

4.2. Analisis Data dan Interprestasi

4.2.1. Statistik Deskriptif

Menurut Sholikhah (2016) statistik deskriptif adalah statistik yang tingkat

pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, atau mengatur,

mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan

gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau

keadaan. Ghozali (2016) juga menyatakan bahwa analisis deskriptif merupakan

teknik analisis yang menggambarkan data penelitian melalui nilai maksimum,

minimum, rata – rata, dan standard deviasi yang terdapat pada suatu penelitian.
41

Statistik deskriptif pada penelitian ini terdiri dari variable ukuran perusahaan yang

diproksikan dengan Ln (logaritma natural) total asset, variabel dewan direksi yang

diproksikan dengan jumlah anggota dewan direksi, variable dewan komisaris yang

diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris, variable kebijakan deviden

yang diproksikan dengan DPR (dividend payout ratio). Berikut merupakan hasil

pengujian statistik deskriptif pada penelitian ini :

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 25

Tabel 4.2 menunjukan hasil pengujian statistik deskriptif, terlihat bahwa n atau

jumlah data setiap variabel yaitu 68 data, berikut adalah intrepretasinya

1. Intrepretasi hasil pengujian statistik deskriptif Variabel Nilai Perusahaan

(Variabel Y) yang diproksikan dengan Ln Harga Saham, pada tabel 4.2

menggambarkan bahwa jumlah data pada pengujian sebanyak 68 data. Berdasarkan

sampel tersebut, diperoleh hasil minimum dari Variabel Nilai Perusahaan sebesar

5,7104 yang merupakan PT Chitose Internasional Tbk (CINT) pada tahun 2019,
42

sedangkan hasil maksimum dari Variabel Nilai Perusahaan sebesar 11,3362

merupakan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada tahun 2017. Berdasarkan tabel

4.2, diketahui juga bahwa mean atau nilai rata – ratanya sebesar 8,227107, yang

berarti rata – rata dari Nilai Perusahaan (Ln Harga Saham) pada sample penelitian

ini yaitu 8,227107. Standar Deviasi sebesar 1,5059877 menggambarkan data Nilai

Perusahaan pada sampel penelitian ini memiliki tingkat penyimpangan sebesar

1,5059877.

2. Intrepretasi hasil pengujian statistik deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan

(Variabel X1) yang diproksikan dengan Ln Total Asset, pada tabel 4.2

menggambarkan bahwa jumlah data pada pengujian sebanyak 68 data. Berdasarkan

sampel tersebut, diperoleh hasil minimum dari Variabel Ukuran Perusahaan sebesar

26,6558 yang merupakan PT Sekar Laut Tbk (SKLT) pada tahun 2015, sedangkan

hasil maksimum dari Variabel Ukuran perusahaan sebesar 32, 2010 merupakan PT

Indofood Tbk (INDF) pada tahun 2018. Berdasarkan tabel 4.2, diketahui juga

bahwa mean atau nilai rata – ratanya sebesar 29,746978, yang berarti rata – rata

dari Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) pada sample penelitian ini yaitu

29,746978. Standar Deviasi sebesar 1,6731629 menggambarkan data Ukuran

Perusahaan pada sampel penelitian ini memiliki tingkat penyimpangan sebesar

1,6731629.

3. Intrepretasi hasil pengujian statistik deskriptif Variabel Dewan Direksi (Variabel

X3) yang diproksikan dengan Jumlah Anggota Dewan Direksi, pada tabel 4.2

menggambarkan bahwa jumlah data pada pengujian sebanyak 68 data. Berdasarkan

sampel tersebut, diperoleh hasil minimum dari Variabel Dewan Direksi sebesar 4

yang merupakan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) pada
43

tahun 2018 dan 2019, sedangkan hasil maksimum dari Variabel Dewan Direksi

sebesar 12 merupakan PT Indofood Tbk (INDF) pada tahun 2015, 2016, 2017.

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui juga bahwa mean atau nilai rata – ratanya sebesar

6,82, yang berarti rata – rata dari Dewan Direksi pada sample penelitian ini yaitu

6,82. Standar Deviasi sebesar 2,449 menggambarkan data Dewan Direksi pada

sampel penelitian ini memiliki tingkat penyimpangan sebesar 2,449.

4. Intrepretasi hasil pengujian statistik deskriptif Variabel Dewan Komisaris

(Variabel X4) yang diproksikan dengan Jumlah Anggota Dewan Komisaris, pada

tabel 4.2 menggambarkan bahwa jumlah data pada pengujian sebanyak 68 data.

Berdasarkan sampel tersebut, diperoleh hasil minimum dari Variabel Dewan

Komisaris sebesar 2 yang merupakan PT Chitose Internasional Tbk (CINT) pada

tahun 2015 - 2019, sedangkan hasil maksimum dari Variabel Dewan Komisaris

sebesar 8 merupakan PT Indofood Tbk (INDF) pada tahun 2015 – 2019.

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui juga bahwa mean atau nilai rata – ratanya sebesar

5.03, yang berarti rata – rata dari Dewan Komisaris pada sample penelitian ini yaitu

5,03. Standar Deviasi sebesar 1,804 menggambarkan data Dewan Komisaris pada

sampel penelitian ini memiliki tingkat penyimpangan sebesar 1,804.

5. Intrepretasi hasil pengujian statistik deskriptif Variabel Kebijakan Deviden

(Variabel X5) yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio, pada tabel 4.2

menggambarkan bahwa jumlah data pada pengujian sebanyak 68 data. Berdasarkan

sampel tersebut, diperoleh hasil minimum dari Variabel Kebijakan Deviden sebesar

12,4489% yang merupakan PT Sekar Laut Tbk (SKLT) pada tahun 2019,

sedangkan hasil maksimum dari Variabel Kebijakan Deviden sebesar 124,3609%

merupakan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada tahun 2019. Berdasarkan


44

tabel 4.2, diketahui juga bahwa mean atau nilai rata – ratanya sebesar 56,087481%,

yang berarti rata – rata dari Dividend Payout Ratio pada sample penelitian ini yaitu

56,087481%. Standar Deviasi sebesar 28,4217522 menggambarkan data Kebijakan

Deviden pada sampel penelitian ini memiliki tingkat penyimpangan sebesar

28,4310765.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bias pada

hasil uji. Pengujian dalam uji asumsi klasik terdiri 4 pengujian, yaitu : uji

normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi

(Yogiswari dan Ramantha:2017). Berikut ini merupakan hasil uji asumsi klasik

beserta interpretasi mengenai hasil pengujiannya.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016).. Salah satu

metode yang dapat digunakan dalam pengujian ini yaitu pengujian Kolmogorov -

Smirnov (KS). Dalam pengujian ini, nilai yang harus didapatkan sehingga layak

untuk dinyatakan lolos dari uji Kolmogorov - Smirnov ini adalah diatas 0.05, jika

hasil output dari tes KS tersebut diatas 0.05, maka data yang digunakan diangap

normal dan asumsi normalitas terpenuhi.


45

Tabel 4.3

Uji Normalitas

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Hasil pengujian menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada tabel

4.3 menunjukan hasil normal, dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05. Hal

tersebut menggambarkan bahwa data pada model persamaan regresi ini terdistribusi

secara normal.

4.2.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto:2016)

Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi terkait

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas

apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y. (Ghozali:2016).


46

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Berdasarkan gambar 4.1 tergambarkan bahwa Grafik Plot antara nilai prediksi

variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya yang adalah SRESID tidak

menunjukan pola tertentu yang teratur dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas.

4.2.2.3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2016) Pendeteksiannya

dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF (Variance Inflation

Factor).

a. Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.
47

b. Jika nilai tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.4

Uji Multikolinieritas

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Berikut merupakan interpretasi dari hasil pengujian multikolinieritas :

1. Nilai tolerance 0,442 > 0,10 dan varince inflation factor (VIF) 2,370 < 10 untuk

variabel ukuran perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk varibel ukuran

perusahaan tidak terjadi multikolinieritas.

2. Nilai tolerance 0,518 > 0,10 dan varince inflation factor (VIF) 1,929 < 10 untuk

variabel dewan direksi. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk varibel dewan

direksi tidak terjadi multikolinieritas.

3. Nilai tolerance 0,643 > 0,10 dan varince inflation factor (VIF) 1,555 < 10 untuk

variabel dewan komisaris. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk varibel dewan

komisaris tidak terjadi multikolinieritas.


48

4. Nilai tolerance 0,922 > 0,10 dan varince inflation factor (VIF) 1,085 < 10 untuk

variabel kebijakan deviden. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk varibel

kebijakan deviden tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi memliki tujuan untuk menguji apakah pada model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (Ghozali, 2016). Jika nilai Durbin Watson di antara dU (Durbin

Watson maksimal) dan 4-dU (Durbin Watson minimal) maka tidak terjadi

autokorelasi.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa hasil perhitungan Durbin Watson (DW)

sebesar 1,046, selanjutnya dilihat dari tabel Durbin Watson, jumlah data 68 dan

jumlah konstanta (variabel independent) sebanyak 4, maka didapatkan angka dU

sebesar 1,7335, dan nilai 4 – dU sebesar 2,2665, sehingga nilai dW tidak berada

diantara dU dan 4 – dU (dU < dW < 4 – dU) maka didapatkan dapat disimpulkan

bahwa model regresi ini mengalami gejala autokorelasi. Maka untuk mengatasi
49

gejala ini, perlu dilakukannya peningkatan nilai dari Durbin Watson, dimana

peneliti menggunakan uji Cochrane Orcutt yang diharapkan dapat meningkatkan

nilai Durbin Watson. Cochrane Orcutt merupakan tindakan memasukkan lag dari

variabel terikat menjadi salah satu variabel bebasnya. Berikut hasil pengujian

Cochrane Orcutt :

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi setelah Cochrane Orcutt

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Setelah dilakukannya pengujian Cochrane Orcutt terlihat bahwa pada tabel 4.6,

nilai Durbin Watson yaitu 1,973. Berdasarkan angka dU sebesar 1,7335, dan nilai

4 – dU sebesar 2,2665, maka nilai dW penelitian ini berada diantara angka dU dan

4 – dU (1,7335 < 1,973 < 2,2665) dan dapat disimpulkan bahwa model regresi ini

tidak mengalai gejala autokorelasi.

4.2.3. Analisis Regresi Berganda

Menurut Ghozali (2016) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji

pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini

merupakan hasil dari persamaan linear regresi berganda :


50

Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Berganda

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Nilai Perusahaan = -2,971 + 0,320Ukuran Perusahaan + 0,076Dewan Direksi +

0,041Dewan Komisaris + 0,017DPR

Berikut ini adalah interpretasi dari hasi uji regresi berganda

1. Koefisien konstanta (α) sebesar -2,971 yang dimana menunjukan nilai negatif.

Nilai tersebut berarti jika semua variabel independent secara bersama – sama

dikatakan konstan, maka besarnya nilai perusahaan adalah -2,971.

2. Koefisien regresi untuk Ukuran Perusahaan (X1) sebesar 0,320 yang berarti

bahwa setiap adanya penambahan 1 pada variabel ukuran perusahaan, maka akan

meningkatkan nilai perusahaan 0,320.

3. Koefisien regresi untuk Dewan Direksi (X2) sebesar 0,076 yang berarti bahwa

setiap adanya penambahan 1 pada variabel dewan direksi, maka akan meningkatkan

nilai perusahaan 0,076.

4. Koefisien regresi untuk Dewan Komisaris (X3) sebesar 0,041 yang berarti bahwa

setiap adanya penambahan 1 pada variabel dewan komisaris, maka akan

meningkatkan nilai perusahaan 0,041.


51

5. Koefisien regresi untuk Kebijakan Deviden (X4) sebesar 0,017 yang berarti

bahwa setiap adanya penambahan 1 pada variabel kebijakan deviden, maka akan

meningkatkan nilai perusahaan 0,017.

4.2.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 disebut juga koefisien determinasi. Koefisien determinasi bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi

variabel terikat. (Ghozali, 2016). Uji ini memiliki nilai antara 0 - 1 dimana semakin

tinggi nilai dari uji ini menggambarkan semakin kuat kemampuan variabel

independen menggambarkan variable dependen.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Terlihat dari tabel 4.8 bahwa niali Adjusted R Square sebesar 0,344 dimana nilai

ini menggambarkan besaran pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Variabel Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan

Kebijakan Deviden berpengaruh secara simultan (bersama – sama) sebesar 34,4 %

terhadap Variabel Nilai Perusahaan, dan sebesar 65,6% yang mempengaruhi Nilai

Perusahaan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
52

4.2.5. Uji Statistik F

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F

ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas

yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel

tergantung atau tidak (Ghozali, 2016). Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05,

maka menjelaskan bahwa variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik F

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Berdasarkan tabel 4.9, terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 dimana nilai

tersebut lebih kecil dari 0,005, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi

yang digunakan dalam penelitian ini layak.

4.2.6. Uji Statistik T

Menurut Ghozali (2016) nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak.

Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel

tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. Uji t memiliki signifikansi α
53

= 5%. Kriteria dalam penentuan keputusan yang digunakan dalam uji ini adalah jika

nilai signifikansi t < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan

bahwa variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2018).

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik T

Sumber : Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25

Berikut adalah interpretasi dari hasil pengujian statistik T :

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian T yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi

variabel ukuran perusahaan sebesar 0,023, dimana 0,023 < 0,05 dan dengan tingkat

koefisien regresi (β) sebesar 0.320. Hal tersebut menjelaskan bahwa Ha1 diterima

yang berarti Ukuran Perusahaan berpengaruh secara posifit dan signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryam (2014),

Pratama dan Wiksuana (2016), Novari dan Lestari (2016), dan Sukmadijaya dan

Cahyadi (2017). Penelitian yang telah disebutkan menjelaskan bahwa adanya

hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran Perusahaan dengan Nilai
54

Perusahaan, Ukuran perusahaan dianggap dapat mempengaruhi nilai perusahaan

karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan

memperoleh sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan

perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dianggap oleh para investor akan

memiliki tingkat kestabilan yang lebih baik dibandingkan perusahaan dengan

ukuran yang relatif kecil, sehingga perusahaan yang lebih stabil, investasinya akan

lebih low risk.

2. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian T yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi

variabel dewan direksi sebesar 0,372, dimana 0,372 > 0,05 dengan tingkat koefisien

regresi (β) sebesar 0.076. Hal tersebut menunjukan bahwa Ha2 ditolak, yang berarti

Ukuran Dewan Direksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Ardiana

(2014), Rosalina (2016), Surjadi dan Tobing (2016), dan Thandean dan Meita

(2018). Ukuran dewan direksi terbukti tidak mempengaruhi nilai perusahaan karna

jumlah anggota dewan direksi bukan merupakan ukuran terhadap peningkatan nilai

perusahaan. Ketimbang memperhatikan ukuran dewan direksi, lebih baik berfokus

pada peningkatan kualitan anggota dewan direksi yang lebih expert serta kompeten

pada bidangnya masing – masing.


55

3. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian T yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi

variabel dewan komisaris sebesar 0,692, dimana 0,692 > 0,05 dengan tingkat

koefisien regresi (β) sebesar 0.041. Hal tersebut menunjukan bahwa Ha3 ditolak,

yang berarti Dewan Komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fintreswari dan

Sutiono (2017) Thandean dan Meita (2018), Siddiqi dan Mubtadi (2019), Hafizah

(2020). Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab untuk mengawasi, serta

memberikan saran mengenai cara managemen menjalankan kegiatan

operasionalnya sehari – hari, dan keputusan akhir tetap berada pada dewan direksi.

Dewan Komisaris tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja dan nilai

perusahaan, Dewan Komisaris semata – mata hanya merupakan controller yang

memastikan kalau semua kegiatan operasional sudah berjalan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan, sehingga dewan komisaris dianggap tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian T yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi

variabel kebijakan deviden sebesar 0,03, dimana 0,03 < 0,05 dengan tingkat

koefisien regresi (β) sebesar 0.017. Hal tersebut menunjukan bahwa Ha4 diterima,

yang berarti Kebijakan Deviden berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.
56

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Lestari

(2016), Aji (2017), dan Wati dkk(2018). Para investor cenderung lebih memilih

perusahaan yang membagikan deviden yang besar, karna dengan begitu adanya

kepastian untuk mendapatkan return terhadap investasinya. Besaran persentase

deviden yang dibayarkan juga biasanya sejalan dengan kinerja perusahaannya,

semakin baik kinerja perusahaan tersebut, maka biasanya akan semakin besar juga

deviden yang dibayarkan, selanjutnya semakin besar return yang ditawarkan sebuah

perusahaan, semakin tinggi juga minat investor untuk membeli saham tersebut, dan

nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan pembahasan terkait hubungan antara

Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Kebijakan Deviden

terhadap Nilai Perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Nilai perusahaan yang diproksikan dengan Ln Total Asset berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai asset

perusahaan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut. Hal dikarnakan investor

akan merasa bahwa perusahaan yang memiliki asset banyak cenderung lebih stabil

dalam operasionalnya sehari – hari.

2. Dewan direksi yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan direksi tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarnakan jumlah dewan

direksi bukan jaminan adanya kestabilan dalam kegiatan operasional sehari – hari

perusahaan.

3. Dewan komisaris yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarnakan peran dan

pengaruh dewan direksi yang semata – mata hanya controller dan bukan pelaksana

kegiatan sehari – hari. Dewan komisaris tidak turun tangan secara langsung dalam

menjaga going concern suatu perusahaan.

4. Kebijakan deviden yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi

nilai DPR, semakin tinggi juga nilai perusahaan. Hal tersebut dikarnakan investor

57
58

cenderung memilih perusahaan yang membagikan deviden yang besar, karna

dengan begitu, ada kepastian tentang return dari investasinya.

5.2. Saran

Berikut adalah beberapa saran atau masukan dari peneliti:

1. Untuk peneliti selanjutnya, gunakan sektor lain yang sekiranya menarik, seperti

property, pertanian, keuangan, dan sektor lain yang terdapat pada IDX.

Menggunakan variabel independent yang berbeda tetapi tetap menarik seperti

diversifikasi dewan direksi, diversifikasi dewan komisaris, kebijakan hutang, dan

variabel independen lainnya.

3. Untuk investor, diketahui dari hasil penelitian ini, ukuran perusahaan dan

kebijakan deviden berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, maka dari itu, sebelum melakukan investasi bisa melakukan analisa

fundamental terhadap ukuran perusahaan dan kebijakan deviden pada perusahaan

yang ingin diinvestasikan.

4. Untuk perusahaan, diketahui dari hasil penelitian ini, ukuran perusahaan dan

kebijakan deviden berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, maka sekiranya bisa dilakukan tindakan – tindakan baru yang dapat

meningkatkan nilai ukuran perusahaan dan kebijakan deviden sehingga nantinya

diharapkan akan meningkatnya nilai perusahaan.


59

5.3. Keterbatasan Penelitian

1. Populasi dari penelitian ini yang merupakan perusahaan dengan sektor consumer

goods relatif sedikit

2. Variabel yang digunakan di penelitian ini masih terbatas, karna hanya

berpengaruh secara simultan sebesar 34,4%, sedangkan masih terdapat 65,6%

variabel lain yang mempengaruhi variabel nilai perusahaan.

3. Karna hanya populasi penelitian ini diambil dari tahun 2015 – 2019, maka

penelitian ini tidak menggambarkan hasil secara keseluruhan.

4. Variable dependent yang merupakan harga saham merupakan harga pada saat

closing per akhir tahun, dan bukan merupakan growth harga saham selama tahun

tersebut.

5.4. Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para calon investor dalam

menentukan mana perusahaan yang tepat bagi mereka untuk menanamkan

modalnya. Maka dari itu, sebelum dilakukannya penanaman modal, harus

dilakukannya analisa fundamental terhadap variabel – variabel yang mempengaruhi

nilai perusahaan, contohnya yaitu ukuran perusahaan dan kebijakan deviden.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam

pencarian referensi saat akan mengerjakan jurnal ataupun skripsi.


DAFTAR REFERENSI

Halim, Abdul. 2015. Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep dan


Aplikasinya.Jakarta: Mitra Wacana Media

Naveli, P. 1989. Fundamentals of Managerial Finance, Ohio, South Western


Publishing.

Astuti, N., K., B., & Yadnya, I, P. 2019 PENGARUH PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, DAN UKURANPERUSAHAAN TERHADAPNILAI
PERUSAHAAN MELALUIKEBIJAKAN DIVIDEN

Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajeral:


Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
danKeuangan, Vol. 9 No.1. Hal. 1-8. Surabaya: Universitas Kristen
Petra.

Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi: Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini
Dalam Bidang Akuntansi Dan Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Suganda, T. R. (2018). Event Sudy: Teori dan Pembahasan Reaksi Pasar Modal
Indonesia. Malang: Seribu Bintang.

Bareksa. 2019. IHSG Selalu Naik Saat Tahun Pemilu, Sektor Mana Jadi Pilihan.
Retrived from https://www.bareksa.com/berita/pasar-modal/2019-02-
25/ihsg-selalu-naik-saat-tahun-pemilu-sektor-mana-jadi-pilihan.

Indriyani, E., 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum GCG


Indonesia. Jakarta.

Taliyang, S. M., Latif, R.. A., dan Mustafa, N. H. 2011. The Determinants of
Intellectual Capital Disclosure Among Malaysian Listed Companies.
International Journal of Knowledge Management. Vol. 4.

Kurniati, S. 2019, Stock returns and financial performance as mediation variables


in the influence of good corporate governance on corporate value,
Corporate Governance, Vol. 19 No. 6, pp. 1289-1309.
https://doi.org/10.1108/CG-10-2018-0308 Suwardika, I, N., A., &
Mustanda, I, K., (2017) PENGARUH LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN

60
61

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA


PERUSAHAAN PROPERTI

Pratama, A., & Wiksuana, B. 2016. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN


DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI. PENGARUH
UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI.

Indrarini, S. (2019). Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba (N. Azizah, ed.).
Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam IBM SPSS
25 Edisi 9. Semarang: Undip.

Putra, A., & Lestari, V., 2016. PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN,


LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Rudangga, I, G., N., G., & Sudiarta, G., M., 2016. PENGARUH UKURAN
PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
Salafudin, M., A. 2016. PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN CONSUMER GOODS
INDUSTRYYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)

Hartono, J .2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi


Kesepuluh.Yogyakarta

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Keenam Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YPKN.

Yadika, B. 2019. Dua Sektor Saham Bakal Perkasa pada Tahun Politik. Retrived
from https://www.liputan6.com/saham/read/3863128/dua-sektor-saham-
bakal-perkasa-pada-tahun-politik.

Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen


Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan go publik Sektor
Manufaktur), Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Widiastari, P., & Yasa, G. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow, dan
Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 23(2),
957-981. doi:10.24843/EJA.2018.v23.i02.p06

Ponziani, R. M., & Azizah, R. (2018). Nilai Perusahaan pada Perusahaan


Nonkeuangan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Bisnis Dan
62

Akuntansi, 19(1a-3), 200-211. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1a-


3.286

Susanti, R. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Nilai


Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public yang Listed Tahun
2005–2008). Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Diponegoro.

Syafitri, T., Nuzula, N., F., Nurlialy, F. 2018. PENGARUH GOOD


CORPORATEGOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN .

Tunggal, A. Wijaya. 2013. Internal Audit dan Good Corporate Governance.


Jakarta: Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah.

United Nations Development Program (UNDP). 1997. Governance forsustainable


human development.

Sholikhah, A. 2016. Statistik deskriptif dalam penelitian kualitatif. KOMUNIKA:


Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 10(2), 342-362.

Basuki, A. T., & Prawoto, N. 2016. Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis. Depok: Raja Grafindo Persada.

Ajadi, T., Bakare, O. U., & Mohammed, O. M. (2018). Ownership Structure and
Dividend Policy of Listed Insurance Firms in Nigeria.

Wiratna Sujarweni. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru

Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance.


14th Edition. Global Edition. Pearson Education Limited

Effendi, Muh. Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance Teori dan
Implementasi. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Pramana, I., & Mustanda, I. 2016. PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CSR SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI. E-Jurnal Manajemen, 5(1).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/17586.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabet.

Sulong, Zunaidah & Nor, Fauzias. 2008. Dividends, ownership structure and board
governance on firm value: Empirical evidence from Malaysian listed
firms. Malaysian Accounting Review. 7. 55-94.
63

Sunyoto, Danang. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung:Refika


Aditama.
RIWAYAT HIDUP

Nama : Leonardus Wendy Julio (0895602003627)

NIM : 11170171

Shift Kuliah : Malam

Tempat/ tanggal lahir : Tangerang, 30 Juli 1999

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat : Panorama Cibodas, blok C No 20

No. Telp : 0895602003627

Riwayat Pendidikan

Tahun 2005 s/d 2011 SD Strada St. Aloysius

Tahun 2011 s/d 2014 SMP Tarsisius Vireta

Tahun 2014 s/d 2017 SMK Strada Daan Mogot

Tahun 2017 s/d 2021 Universitas Bunda Mulia, Kampus Serpong

Pengalaman Kerja

Tahun 2019 s/d 2020 PT. Delta Sukses Pratama (Alfa Group)

Tahun 2020 s/d sekarang Yayasan Kasih Abadi (Stella Maris)

64
LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Perusahaan


1 DLTA DELTA DJAKARTA
2 ICBP INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR
3 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR
4 MYOR MAYORA INDAH
5 MLBI MULTI BINTANG INDONESIA
6 SKLT SEKAR LAUT
7 TBLA TUNAS BARU LAMPUNG
8 GGRM GUDANG GARAM
9 TPSC TEMPO SCAN PASIFIC
10 HMSP HM SAMPOERNA
11 KLBF KALBEFARMA
12 SIDO INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL
13 UNVR UNILEVER INDONESIA
14 CINT CHITOSE INTERNASIONAL

Lampiran 2. Variabel Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset)

Kode Tahun
No
Emiten 2015 2016 2017 2018 2019
1 DLTA 27.6686 27.8115 27.9243 28.0520 27.9859
2 ICBP 30.9105 30.9949 31.0848 31.1681 31.2871
3 INDF 32.1510 32.0462 32.1129 32.2010 32.1974
4 MYOR - 30.1900 30.3334 30.4984 30.5775
5 MLBI 28.3734 28.4530 28.3960 28.6921 28.6947
6 SKLT 26.6558 27.0658 27.1789 27.3397 27.3964
7 TBLA 29.8603 30.1645 30.2951 30.4246 30.4854
8 GGRM 31.9960 31.8665 31.8321 31.7734 31.7821
9 TSPC 29.4691 29.5159 29.6372 29.6941 29.7560
10 HMSP - 31.3807 31.3955 31.4727 31.5609
11 KLBF 30.2482 30.3540 30.4414 30.5295 30.6399
12 SIDO 28.6593 28.7255 28.7810 28.8363 28.8943
13 UNVR 30.3866 30.4492 30.5705 30.6430 30.6587
14 CINT 26.6708 26.7131 26.8893 26.9205 26.9800

65
66

Lampiran 3. Variabel Dewan Direksi (Jumlah Anggota Dewan Direksi)

Kode Tahun
No
Emiten 2015 2016 2017 2018 2019
1 DLTA 5 5 5 5 5
2 ICBP 9 9 9 8 10
3 INDF 12 12 12 10 9
4 MYOR - 5 5 5 5
5 MLBI 4 4 4 4 4
6 SKLT 4 4 5 5 5
7 TBLA 6 6 6 8 8
8 GGRM 7 7 7 7 9
9 TSPC 11 10 10 9 10
10 HMSP - 8 8 8 8
11 KLBF 5 5 6 6 6
12 SIDO 5 5 5 4 4
13 UNVR 9 10 10 10 11
14 CINT 5 5 4 4 4

Lampiran 4. Variabel Dewan Komisaris (Jumlah Anggota Dewan Komisaris)

Kode Tahun
No
Emiten 2015 2016 2017 2018 2019
1 DLTA 5 5 5 5 5
2 ICBP 7 7 7 7 7
3 INDF 8 8 8 8 8
4 MYOR - 5 5 5 5
5 MLBI 7 7 6 6 8
6 SKLT 3 3 3 3 3
7 TBLA 3 3 3 3 3
8 GGRM 4 4 4 4 4
9 TSPC 4 6 5 5 5
10 HMSP - 5 5 7 8
11 KLBF 7 7 7 6 7
12 SIDO 3 3 3 5 5
13 UNVR 5 5 5 5 5
14 CINT 2 2 2 2 2
67

Lampiran 5. Variabel Kebijakan Deviden (Dividend Payout Ratio)

Kode Tahun
No
Emiten 2015 2016 2017 2018 2019
1 DLTA 81.6882 37.7332 51.4234 61.4164 120.2379
2 ICBP 45.1725 42.5300 54.8328 57.7377 31.3970
3 INDF 67.6242 37.3030 53.6522 70.2325 33.4487
4 MYOR - 19.7973 29.4950 35.0226 32.4926
5 MLBI 58.3550 93.9605 81.2053 91.5863 101.5144
6 SKLT 17.2110 20.0737 13.5317 13.6185 12.4489
7 TBLA 61.1479 20.5581 16.7920 52.4159 20.1796
8 GGRM 24.2989 75.2975 65.0996 64.3648 45.9771
9 TSPC 55.2432 42.0332 40.4035 36.6815 35.2855
10 HMSP - 81.1168 98.8708 92.1890 99.3511
11 KLBF 44.0643 36.7679 44.5701 47.6769 49.3720
12 SIDO 82.2904 76.6876 72.4930 98.6492 79.2419
13 UNVR 98.8549 95.3841 94.7609 76.8748 124.3609
14 CINT 20.3543 40.3084 18.8999 64.6927 53.5960

Lampiran 6. Variabel Nilai Perusahaan (Ln Harga Saham)

Kode Tahun
No
Emiten 2015 2016 2017 2018 2019
1 DLTA 8.5564 8.5172 8.4316 8.6125 8.8247
2 ICBP 9.5086 9.0566 9.0938 9.2544 9.3192
3 INDF 8.5516 8.9778 8.9392 8.9160 8.9778
4 MYOR 0.0000 7.4055 7.6109 7.8709 7.6256
5 MLBI 9.0119 9.3716 9.5233 9.6803 9.6486
6 SKLT 5.9135 5.7301 7.0031 7.3132 7.3840
7 TBLA 6.2344 6.8977 7.1107 6.7627 6.9027
8 GGRM 10.9151 11.0651 11.3362 11.3341 10.8780
9 TSPC 7.4674 7.5858 7.4955 7.2371 7.2406
10 HMSP 0.0000 8.2506 8.4617 8.2188 7.6497
11 KLBF 7.1854 7.3232 7.4325 7.3265 7.3902
12 SIDO 6.3099 6.2538 6.3008 6.7334 6.4583
13 UNVR 10.5187 10.5662 10.9313 10.7233 10.6454
14 CINT 7.0783 6.9027 7.2269 6.7523 5.7104
68

Lampiran 7. Hasil pengelolahan data dengan SPSS versi 25


69
70

Hasil Uji Autokorelasi (Sebelum Cochrane Orcutt)

Hasil Uji Autokorelasi (Sesudah Cochrane Orcutt)


71

Lampiran 8. Daftar Sampel

Anda mungkin juga menyukai