SKRIPSI
Oleh:
A. A. SAGUNG PUTRI JAYANTI
NIM : 1306305227
SKRIPSI
Oleh:
A. A. SAGUNG PUTRI JAYANTI
NIM : 1306305227
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal: 27 Mei 2015
Tim Penguji:
1.
2.
3.
Tanda tangan
Ketua
: Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, M.Si
Sekretaris : Dr. Drs. I. D. G. D. Suputra, SE, M.Si, Ak
Anggota
: Dr. I. G. A. M. Asri Dwija Putri, SE, M.Si
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Pembimbing
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Kemampuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Memoderasi Pengaruh Good Corporate Social Responcibility (GCG) dan
Leverage Pada Nilai Perusahaan Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1 Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2 Bapak Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si. selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
3 Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Dr. I Dewa Nyoman Badera,
SE., M.Si. masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4 Bapak I Gede Ary Wirajaya, SE., M.Si selaku Pembimbing Akademis.
5 Bapak Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, SE., M.Si., Ak selaku pembimbing
seminar dan skripsi yang selalu meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan
arahan serta selalu memberikan semangat, selama penyelesaian skripsi ini.
6 Ibu Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE., M.Si selaku pembahas seminar dan
skripsi yang selalu memberikan arahan kepada penulis.
7 Ibu Dr. I. G. A. M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si selaku penguji skripsi yang
berkenan meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis.
8 Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang
telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
9 Kedua orang tua tercinta, A. A. Ngurah Darmaja dan Gusti Ayu Sartini yang selalu
memberi dukungan dan semangat, A. A. Sagung Sri Darmayanti, A. A.
Sagung Rai Darmini serta seluruh keluarga besar atas dukungan dan doanya.
10
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penyelesaian skripsi ini.
11
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan,
pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang
memerlukan. Terima Kasih.
Judul
Nama
NIM
: 1306305227
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
x
xi
BAB I
1
2
3
4
5
1
9
10
11
13
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah .............................................................
Rumusan Masalah ......................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................
Kegunaan Penelitian ..................................................................
Sistematika Penulisan .................................................................
15
15
17
20
21
22
23
25
30
30
31
32
33
34
35
BAB III
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian ........................................................................
Lokasi Penelitian ........................................................................
Objek Penelitian ....................................................................... . .
Identifikasi Variabel ....................................................................
Definisi Operasional Variabel .....................................................
Jenis dan Sumber Data ...............................................................
Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel .....................
Metode Pengumpulan Data ........................................................
Teknik Analisis Data ...................................................................
3.9.1 Statistik Deskriptif ..........................................................
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ...........................................................
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................
3.9.4 Pengujian Hipotesis ........................................................
37
38
39
39
40
44
45
46
46
46
46
49
50
52
54
57
61
62
65
70
71
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
73
84
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Halaman
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Halaman
10
37
59
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Halaman
84
2
3
4
5
88
90
91
93
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakangan Masalah
Era globalisasi membuat persaingan dunia bisnis semakin kompetitif.
Meningkatnya pembangunan ekonomi nasional dan meningkatnya hubungan
ekonomi antarnegara menunjukkan adanya satu rangkaian kegiatan di bidang
ekonomi dengan seperangkat aturan hukum. Perkembangan ekonomi tersebut dapat
diamati melalui bisnis dalam bentuk perdagangan saham di pasar modal yang
menjadikan informasi tentang perusahaan public (emiten) sangat berharga bagi para
investor. Para pelaku pasar yaitu para individu atau badan-badan usaha yang
mempunyai kelebihan dana (surplus fund) dapat melakukan investasi dalam bentuk
surat berharga yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual saham di
pasar modal (emiten). Sebaliknya perusahaan yang membutuhkan dana dapat
menawarkan surat berharga dengan cara mendaftar lebih dulu (listing) pada badan
otoritas di pasar modal sebagai emiten (Wida, 2014).
Almilia, dkk. (2011) berpendapat adanya perubahan masyarakat yang semakin
kritis dan mampu melakukan kontrol sosial, memunculkan kesadaran tentang
pentingnya melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang dikenal
dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Nurmansyah (2006) berpendapat
meskipun tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya,
perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi kepada stakeholders,
12
kewajiban tersebut tidak hanya kepada pemegang saham namun juga kewajiban
terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Secara konseptual, CSR merupakan suatu
kepedulian perusahaan yang didasarkan pada tiga prinsip dasar yang dikenal dengan
istilah triple bottom line yang terdiri dari profit, people, dan planet (Rustiarini, 2011).
Tiga prinsip tersebut memiliki arti yaitu tujuan dari bisnis tidak hanya semata-mata
mencari laba (profit), tetapi juga turut mensejahterakan masyarakat (people), dan
menjamin kelangsungan hidup (planet).
Suwaldiman (2000) mengemukakan tiga kelompok pihak yang berkepentingan
terhadap pertanggungjawaban manajemen, yaitu investor dan kreditor, pemerintah
dan masyarakat umum. Menurut Nabor (2013) berpendapat kewajiban terhadap
investor dan kreditor (stakeholders) direalisasikan melalui pertanggungjawaban sosial
kepada pelanggan, pekerja, pemegang saham dan lingkungan dalam semua kegiatan
perusahaan serta pertanggungjawaban atas kewajiban keuangan. Kewajiban terhadap
pemerintah direalisasikan melalui pembayaran pajak dan kewajiban kepada
masyarakat umum direalisasikan melalui kepedulian terhadap lingkungan serta
hubungan yang dijaga baik dengan komunitas masyarakat sebagai perwakilan
masyarakat.
Meningkatnya kasus ketidakpuasan publik, baik yang berkaitan dengan
pencemaran lingkungan, perlakuan tidak adil kepada pekerja, kaum minoritas dan
perempuan, penyalahgunaan wewenang, keamanan dan kualitas produk, serta
eksploitasi besar-besaran terhadap energi dan sumber daya alam yang menyebabkan
kerusakan alam (Wakidi dan Siregar, 2011). Terbukti dari beberapa kasus yang terkait
13
14
harapan bahwa manajer bertindak atas nama pemilik untuk mencapai tujuan
perusahaan (Wida, 2014). Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih
banyak mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal, sehingga manajer harus
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi yang
disampaikan oleh manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang
sebenarnya. Keadaan ini dikenal dengan asimetri informasi yang dapat memberikan
kesempatan kepada manajer untuk melakukan praktik manajemen laba (earning
management) (Wisnumurti, 2010). Dengan demikian, pihak manajer akan cenderung
bertindak demi kepentingan pribadi dan hal inilah yang mengakibatkan terciptanya
konflik agensi (Senda, 2011).
Salah satu upaya perusahaan untuk mengatasi hal ini adalah dengan
mensejajarkan kepentingan manajer dengan kepentingan pemilik (Imanta, 2011).
Upaya tersebut ditempuh dengan melalui mekanisme Good Corporate Governance
(GCG). Mekanisme GCG merupakan cara bagi pihak prinsipal dalam mengontrol
biaya keagenan yang ditimbulkan oleh pihak agen. Hal ini dimaksudkan agar
perusahaan mampu menghasilkan laporan keuangan yang mengandung informasi
laba yang berkualitas (Verdana, 2011). Terkait dengan teori keagenan, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme GCG
yang mampu memecahkan masalah keagenan menurut (Jensen and Meckling, 1976).
Struktur kepemilikan ini diyakini dapat membuka jalan perusahaan ke arah
pencapaian tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan (Rawi, 2008).
15
16
17
to Equity Ratio (DER), rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan
jumlah modal sendiri (Givoly et al, 2010). Hutang adalah salah satu alat yang
dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan modal mereka dalam rangka
meningkatkan keuntungan (Singapurwoko, 2011). Hutang ini dapat berasal dari bank
atau pembiayaan lainnya. Pada umumnya bila hutang menjadi lebih besar dari modal
sendiri, perusahaan dikatakan dalam kondisi yang tidak sehat karena seluruh
modalnya tidak akan cukup untuk menanggung hutang (Andani dkk, 2010).
Peningkatan dan penurunan tingkat hutang memiliki pengaruh terhadap
penilaian pasar. Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Rustendi
(2008), Indriana, Zahra, Ari, dan Ayu Rizqia (2013) menemukan bahwa leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut
Mahendra (2011) menemuka bahwa leverage berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, Purnama (2013) menemukan bahwa leverage
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Ogolmagai (2013)
menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pada umumnya, tujuan setiap perusahaan baik perusahaan go public maupun
perusahaaan bukan go public adalah meningkatkan nilai perusahaan. Pencapaian nilai
perusahaan yang tinggi tersebut dimaksudkan guna memaksimumkan tingkat
kemakmuran pemegang saham (Wida, 2014). Menurut Setiani (2013) nilai
perusahaan merupakan suatu hal yang penting bagi manajer dan investor. Bagi
manajer, nilai perusahaan merupakan tolak ukur prestasi kerja yang telah dicapai,
karena nilai perusahaan yang baik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik pula.
18
19
2013?
Apakah kepemilikan institusional berpengaruh pada nilai perusahaan pada
Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI periode 2011-
2013?
Apakah leverage berpengaruh pada nilai perusahaan pada Perusahaan Real
Estate dan Properti yang terdaftar di BEI periode 2011-2013?
20
nilai perusahaan?
Apakah CSR mampu memperkuat pengaruh kepemilikan institusional pada
nilai perusahaan?
Apakah CSR mampu memperlemah pengaruh leverage pada nilai
perusahaan?
21
berikut:
Kegunaan Teoritis
(1) Memberikan bukti empiris kepada akademisi dan analis sekuritas
mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan.
(2) Mengembangkan hasil penelitian sebelumnya sehingga penelitian ini
ikut berperan aktif dalam pengembangan pengetahuan akademis.
Kegunaan Praktis
(1) Memberikan masukan kepada emiten dalam menentukan nilai
perusahaan sehingga nantinya investasi yang ditanamkan mampu
menghasilkan laba yang optimal dan mampu menguntungkan kedua
belah pihak, sehingga pihak emiten lebih memperhatikan variabelvariabel yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
(2) Mempermudah alur pertimbangan manajemen dalam mengambil
keputusan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
22
Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II
23
Metode Penelitian
Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam
menganalisis data yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian,
obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
Bab V
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Jensen dan
Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency
theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya
ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan
pengendalian sumber daya tersebut. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih
banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik yang dapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan
tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini
25
26
pemilik perusahaan, tetapi juga dapat sebagai pemegang saham, kreditur, maupun
pemerintah.
Menurut Kaeown, dkk (2006: 72) aplikasi agency theory dapat terwujud dalam
bentuk kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing
pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja
merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik
yang berupa keuntungan, return, maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal
dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu
mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian
insentif atau imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari agency
theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadinya konflik
kepentingan.
Menurut Kaeown, dkk (2006: 75) teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah
asumsi yaitu:
1
27
keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatan perusahaan dengan
norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat (Chariri, 2008).
28
29
30
salah satu mekanisme untuk memperkecil adanya konflik agensi dalam perusahaan
adalah dengan memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan menambah
jumlah kepemilikan manajerial, maka manajemen akan merasakan dampak langsung
atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan
(Jensen and Meckling, 1976). Disamping itu, manajemen juga akan semakin giat di
dalam memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri,
sehingga masalah keagenan dapat diasumsikan akan berkurang dan kinerja
perusahaan menjadi meningkat (Wida, 2014). Peningkatan atas kepemilikan
manajerial akan membuat kekayaan manajemen secara pribadi semakin terikat
dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi risiko
kehilangan kekayaanya.
2.1.4 Kepemilikan Institusional
Tarjo (2008) menerangkan kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
suatu perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan institusional
dapat
mendorong
peningkatan
pengawasan
yang
lebih
optimal
sehingga
31
Pemegang saham memiliki pengaruh yang kuat pada setiap perilaku manajer,
dimana jumlah pemegang saham yang besar mampu mengurangi dan mencegah
tindakan oportunistik manajer. Peningkatan kepemilikan institusional menyebabkan
pengawasan yang ketat terhadap kinerja manajemen sehingga secara otomatis
manajemen akan menghindari perilaku yang merugikan prinsipal. Peningkatan
jumlah kepemilikan institusional ini juga ditujukan agar setiap aktivitas yang
dilakukan diarahkan pada pencapaian nilai perusahaan (Wida, 2014). Kuatnya kendali
pihak institusi terhadap perusahaan maka akan memprediksi perusahaan untuk
melakukan pengungkapan sosial yang lebih luas.
2.1.5 Leverage
Leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya baik dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka
panjang, atau mengukur seberapa jauh operasi perusahaan dibiayai oleh hutang.
Menurut Riyanto (1997) dalam Bernandhi (2013) menyebutkan bahwa definisi
leverage adalah penggunaan dana atau aset di mana perusahaan harus menutup biaya
tetap atau membayar beban tetap untuk penggunaan dana atau aset tersebut. Leverage
tidak lain adalah sumber dana eksternal sebab kedudukan leverage mewakili hutang
yang dimiliki perusahaan.
Rasio leverage merupakan gambaran hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun aset. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai hutang pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal atau aset yang digunakan untuk menjamin hutang tersebut.
32
Menurut Van Horn (1997) dalam Rawi dan Munawar (2010) financial leverage
merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan
akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya,
sehingga keuntungan pemegang saham bertambah.
Keputusan manajemen untuk menjaga agar rasio leverage tidak bertambah
tinggi mengacu pada pecking order theory. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa
perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Ketika diperlukan pendanaan dari
luar, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas dari yang paling aman terlebih
dahulu, seperti obligasi kemudian sekuritas dengan karakteristik opsi (contohnya
obligasi konversi) baru kemudian saham. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa
apabila kebutuhan sumber pendanaan internal masih dapat dipenuhi maka sumber
pendanaan eksternal tidak perlu diupayakan. Dengan adanya nilai rasio leverage yang
tinggi maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan (Weston dan Copeland
dalam Hardiyanti, 2012).
2.1.6 Nilai Perusahaan
Menurut Nurlela dan Ishlahuddin (2008), nilai perusahaan didefinisikan sebagai
nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau
keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham maka makin tinggi keuntungan pemegang
saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan
saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai
perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan
33
Nilai buku merupakan total ekuitas pemegang saham dibagi dengan jumlah
3
4
pasarnya.
Nilai apprasial, diperoleh dari perusahaan independent appraiser.
Nilai arus kas, digunakan ketika melakukan penilaian merger atau akuisis
untuk mengestimasi arus kas bersih.
Menurut Brealey (2008: 165) nilai buku mencatat berapa yang dibayar
34
adalah berapa yang bisa di jaring perusahaan dengan menjual asetnya dan melunasi
utang-utangnya. Ini tidak meliputi nilai perusahaan sebagai usaha yang terus berjalan.
Sedangkan nilai pasar adalah jumlah yang bersedia di bayar oleh investor untuk
saham perusahaan. Ini tergantung pada kekuatan menangguk laba dari aset saat ini
serta perkiraan profitabilitas investasi masa depan.
Menurut Susanti (2010) dalam Mahendra (2011: 18) nilai perusahaan sangat
penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar
dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing)
dan manajemen aset.
2.1.7 Corporate Social Responsibility (CSR)
1) Pengertian Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan dari
perusahaan yang berjalan secara etis dan memiliki kontribusi terhadap pembangunan
untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarga mereka, dan juga
komunitas lokal serta masyarakat luas (Hadi, 2011:46). Corporate social
responsibility merupakan mekanisme bagi suatu organisasi untuk sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab organisasi dibidang
35
hukum (Anggraini, 2006). Dengan demikian, operasi bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan tidak lagi hanya dihadapkan pada keuntungan secara finansial, tetapi juga
didukung dengan komitmen pada pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan
dan berkelanjutan. Dapat disimpulkan CSR merupakan suatu wujud tanggung jawab
perusahaan atau organisasi atas dampak yang muncul dari keputusan dan aktivitas
yang telah diambil dan dilaksanakan oleh organisasi tersebut, dimana dampak dari
aktivitas tersebut pada akhirnya berimbas kepada pihak-pihak yang terkait dengan
masyarakat dan lingkungan.
Kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan diungkapkan dalam
laporan tahunan atau sustainability report. Pengungkapan informasi mengenai
tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan di Indonesia bersifat mandatory, di
mana perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial
yang telah dilaksanakan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi perusahaan terhadap masyarakat (Rustiarini, 2011). Pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial perusahaan juga merupakan bagian dari etika bisnis,
di mana perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban-kewajiban ekonomi, namun
juga memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan
(Mutmainah, 2012). Menurut Murwaningsari (2009), ruang lingkup tanggung jawab
sosial perusahaan meliputi:
1
Basic Responsibility, yaitu tanggung jawab sosial yang muncul karena
keberadaan perusahaan.
36
37
informasi tanggung jawab sosial pada laporan tahunan atau laporan tersendiri yang
disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan laporan
keuangan, seperti laporan keberlanjutan (sustainability report) atau laporan tanggung
jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility report).
Peraturan yang dikeluarkan IAI dan BAPEPAM
sejalan
dengan
38
39
pihak
menganggapnya
tidak
baik.
Konsep
full
disclosure
jarang
40
sebagai pengambil keputusan maupun dalam tanggung jawab atas setiap keputusan
yang diambil. Sehingga pada akhirnya kinerja manajemen akan semakin baik dan
berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan Adri, dkk (2014).
Penelitian Ari dan Ayu (2013) menemukan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Abdolkhani, dan Reza (2013) menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.
2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional pada Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional
mempunyai
arti
penting
dalam
memonitor
41
42
43
standar kinerja sosial perusahaan yang lebih tinggi (Uwalomwa, 2011). Mathiesen
(2004) menemukan jika suatu perusahaan memiliki kepemilikan manajerial yang
tinggi, maka manajer akan bersikap jauh lebih peduli tentang kepentingan pemegang
saham dan opsi saham untuk kontribusi perusahaan. Dengan demikian, struktur
modal dengan kepemilikan manajerial yang tinggi menurunkan biaya keagenan dan
meningkatkan pengungkapan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan
image perusahaan (Yuli, 2014).
Menurut Anggraini (2006) semakin besar kepemilikan manajerial di dalam
perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi lebih rendah.
Manajer perusahaan akan berusaha mengungkapkan informasi mengenai tanggung
jawab lingkungan dan sosial dalam rangka meningkatkan image perusahaan,
meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray, et al.
1998). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H4: CSR mampu memperlemah pengaruh kepemilikan manajerial pada nilai
perusahaan.
2.2.5 Hubungan CSR, Kepemilikan Institusional, dan Nilai Perusahaan
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi menimbulkan usaha pengawasan
yang lebih besar untuk menghalangi perilaku opportunistic manajer. Kepemilikan
institusional menurut Soliman et al. (2012) menyatakan bahwa kepemilikan saham
oleh institusi juga akan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan merupakan
44
salah satu aktivitas yang dimonitor oleh investor institusi karena dianggap sebagai
aktivitas positif yang digunakan untuk memperoleh legitimasi masyarakat. Investor
institusional umumnya merupakan pemegang saham yang cukup besar karena
memiliki pendanaan yang tinggi.
Hasil ini diperkuat dari penelitian yang dilakukan oleh Yong Oh, dkk (2011)
yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara CSR dan kepemilikan
institusional. Soliman (2012) dalam Yuliani (2014) yang mana menemukan adanya
hubungan yang positif antara kepemilikan saham institusional dengan pengungkapan
corporate social responsibility. Artinya semakin besar kepemilikan institusional
semakin kuat kendali yang dilakukan pihak eksternal terhadap perusahaan. Hal ini
terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang kuat antara tanggung jawab
perusahaan dengan pihak luar (masyarakat). Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah:
H5: CSR mampu memperkuat pengaruh kepemilikan institusional pada nilai
perusahaan.
2.2.6 Hubungan CSR, Leverage, dan Nilai Perusahaan
Menurut Riyanto (1997) dalam Bernandhi (2013) menyebutkan bahwa definisi
leverage adalah penggunaan dana atau aset di mana perusahaan harus menutup biaya
tetap atau membayar beban tetap untuk penggunaan dana atau aset tersebut. Tingkat
leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua
kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih
banyak dalam struktur permodalannya akan menanggung biaya yang lebih besar.
45
Namun, apabila perusahaan dapat mengelola hutang dengan baik guna meningkatkan
keuntungan maka akan memberikan respon positif bagi investor.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari (2012), Dewi dan
Keni (2012), dan Chuzairi (2013) yang menemukan bahwa leverage dengan
menggunakan pengukuran Debt to Equity (DER) menunjukkan hasil bahwa leverage
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan penelitian lainnya
menunjukkan hasil yang tidak konsisten yang dilakukan oleh Novrianto (2012)
menunjukkan hasil positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Dengan
harapan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas (termasuk didalamnya
penggungkapan tanggung jawab sosial perusahaan) dibanding perusahaan dengan
tingkat leverage rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pada penelitian
ini adalah:
H6: CSR mampu memperlemah pengaruh leverage pada nilai perusahaan.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
(-)
(+)
(-)
Nilai Perusahaan
(Y)
CSR
Pada penelitian ini kepemilikan manajerial menggunakan proksi persentase
jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan, kepemilikan
institusional menggunakan proksi persentase jumlah kepemilikan saham oleh pihak
institusi perusahaan, leverage menggunakan proksi Debt to Equity Ratio (DER),
Corporate Social Responsibility (CSR) menggunakan proksi Corporate Social
Responsibility Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives
47
(GRI) generation 3.1, dan nilai perusahaan menggunakan proksi Price to Book Value
(PBV).
48
bebas
atau
independent
variable
adalah
variabel
yang
49
Menurut Andri dan Hanung (2007) dalam Nica Febrina (2010: 5) nilai
perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham,
karena nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan
menurut Rika dan Islahudin (2008: 7) didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai perusahaan menggambarkan
seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Semakin tinggi harga saham, maka
makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Price to
Book Value (PBV). Rumus dari PBV (Brigham dan Ehrhardt, 2006) adalah:
PBV =
50
Jika
manajer
mencapai
kepentingan
pribadi
dengan
Kepemilikan manajerial =
x 100% .. (2)
kepentingan
manajemen
dengan
pemegang
saham
51
untuk
DER =
total hutang
total modal sendiri
52
Xij
CSRDIj =
Keterangan:
CSRDIj
Xij
nj
nj
... (5)
53
Untuk memastikan ketersediaan data dan sebagai acuan dalam pencarian dan
pengumpulan data maka penting untuk menetapkan jenis dan sumber data. Jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Jenis Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data:
(1) Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angkaangka dan dapat dihitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2010: 13). Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang diterbitkan
oleh Perusahaan Real Estate dan Properti dan perhitungan rasio keuangan.
(2) Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, skema, dan gambar
(Sugiyono, 2010: 13). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah daftar
Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011-2013.
2) Sumber Data
Menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
adalah data yang tidak langsung didapat dari perusahaan, tetapi diperoleh dalam
bentuk jadi yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh pihak lain
(Sugiyono, 2010: 129) yang dalam penelitian ini bersumber dari website resmi
perusahaan atau BEI melalui internet (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) yang diterbitkan oleh BEI.
54
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah 60 perusahaan pada Sektor Real Estate dan Properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non
probability sampling. Menurut Sugiyono (2010: 79), non probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Teknik yang digunakan dalam teknik non probability sampling adalah teknik
purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sehingga sampel yang diperoleh adalah 12 perusahaan dengan pertimbangan yang
dimaksud diantaranya:
1) Seluruh perusahaan yang termasuk dalam sektor industri Real Estate dan Properti
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan
berturut-turut dari periode 2011 sampai dengan 2013.
2) Mempunyai periode laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan
menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3) Perusahaan memiliki pengungkapan CSR dalam laporan tahunan berturut-turut
dari periode 2011-2013.
4) Perusahaan sampel memiliki kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
55
untuk
menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan
atau
56
57
Variance Inflation Factor (VIF) (Santoso dan Tjiptono, 2001). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi
yang baik terbebas dari gejala multikolinier. Jika suatu model regresi yang
mengandung gejala multikolinier dipaksakan untuk digunakan, maka akan
menghasilkan prediksi yang menyimpang. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
korelasi antar sesama variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF
kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinieritas. Adanya gejala
multikolinier sering diindikasikan oleh R2 yang sangat besar atau uji F yang
signifikan, tetapi variabel bebas yang signifikan melalui uji parsial (t) sedikit atau
mungkin juga tidak ada yang signifikan (Suyana, 2011).
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara
kesalahan pada periode t dengan periode t-1, model regresi yang baik adalah bebas
dari autokorelasi (Ghozali, 2012: 110). Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat
nilai Durbin Watson (dw). Nilai Durbin Watson (dw) dibandingkan dengan nilai tabel
Durbin Watson statistic dengan tingkat kesalahan = 0,05, maka pengambilan
keputusan ada atau tidaknya autokorelasi yaitu:
(1) Bila du < dw < (4 du), maka tidak terjadi autokorelasi.
(2) Bila dw < dl, maka terjadi autokorelasi positif.
(3) Bila dw > (4 dl), maka terjadi autokorelasi negatif.
(4) Bila dl < dw <du atau (4 du) < dw < (4 dl), maka tidak dapat ditarik
kesimpulan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi.
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda
58
Keterangan:
Y
1-6
KM
KI
DER
CSR
KM.CSR
KI.CSR
DER.CSR
= nilai perusahaan
= konstanta
= koefisien regresi
= kepemilikan manajerial
= kepemilikan institusional
= leverage
= corporate social responsibility (CSR)
= interaksi antara kepemilikan manajerial dan CSR
= interaksi antara kepemilikan institusional dan CSR
= interaksi antara leverage dan CSR
= error
59
60
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
61
pada setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Jumlah seluruh
sampel yang akan diambil ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2010: 79). Berdasarkan teknik tersebut maka diperoleh 12 sampel perusahaan dengan
proses seleksi sampel dan jumlah seluruh sampel yang diambil dapat dijabarkan pada
tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut:
Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek
1
60
Indonesia periode 2011-2013
Perusahaan Real Estate dan Properti yang tidak
2
mempublikasikan data kepemilikan manajerial periode 2011(35)
2013
Perusahaan Real Estate dan Properti yang tidak
3
mempublikasikan data kepemilikan institusional periode 2011(5)
2013
Perusahaan Real Estate dan Property yang tidak
4
mempublikasikan data kepemilikan manajerial dan kepemilikan
(8)
institusional periode 2011-2013
Jumlah sampel yang digunakan
12
Jumlah amatan penelitian (2011-2013)
36
Sumber: data diolah, 2015
62
63
hitung kelompok data tersebut. Adapun hasil statistik deskriptif setiap variabel dapat
dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
KM
KI
DER
CSR
Y
Valid N (listwise)
36
36
36
36
36
36
Minimum
,01
6,04
,08
,14
,03
Maximum
9,86
92,88
3,27
,35
,51
Mean
2,2108
39,7153
,8472
,2519
,2083
Std. Deviation
3,10932
23,83231
,64581
,04708
,12591
64
karena mereka juga bertindak sebagai pihak investor. Deviasi standarnya senilai 3,11.
Kepemilikan manajerial paling kecil (minimum) adalah hanya sebesar 0,01 persen
dimiliki Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) dan kepemilikan manajerial paling besar
(maksimum) adalah sebesar 9,86 persen dimiliki Megapolitan Development Tbk
(EMDE).
2) Kepemilikan institusional (KI)
Dari hasil pengujian statistik, kepemilikan institusional (KI) yang merupakan
perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki institusi dengan jumlah seluruh
saham beredar. Kepemilikan institusional mempunyai rata-rata sebesar 39,72 yang
mengindikasikan bahwa institusi memiliki sejumlah saham dalam perusahaan sebesar
39,72 persen dari total saham beredar sehingga diharapkan dapat menekan adanya
tindak kecurangan yang dilakukan manajemen. Deviasi standar sebesar 23,83.
Kepemilikan institusional terkecil yaitu sebesar 6,04 persen dimiliki Bintang Mitra
Semestaraya Tbk (BMSR) dan kepemilikan institusional terbesar senilai 92,88 persen
dimiliki Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI).
3) Leverage (DER)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif, leverage (DER) yang merupakan
perbandingan antara total hutang yang dimiliki dengan total modal sendiri. Leverage
memiliki rata-rata 0,85 yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki total
hutang sebesar 0,85 persen dari seluruh total modal sendiri. Deviasi standarnya
senilai 0,65. Leverage terkecil adalah hanya sebesar 0,08 persen yang dimiliki Ristia
Bintang Mahkota Sejati Tbk (RBMS) dan leverage terbesar adalah sebesar 3,27
persen yang dimiliki Summarecon Agung Tbk (SMRA).
65
66
persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan
dalam menguji normalitas residual adalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Residual
(One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test)
Unstandardized
Residual
N
36
Kolmogrov-Sminorv Z
.706
Asymp.Sig.(2-tailed)
.136
Sumber: lampiran 4 (data diolah, 2015)
67
N
o
rm
a
l01P
-..80P
lo
tD
fe
R
e
g
r
s
i
o
n
S
t
a
n
d
r
i
z
e
d
R
e
s
i
d
u
a
l
p
n
d
e
t
V
a
r
i
b
l
e
:
Y
0
.6
ExpectdCumProb
.0
0
4
.0
2
.00
.2
0
4
0
.6
0
.81
.0
O
b
s
e
r.v
d
C
u
m
P
ro
b
68
Model
1
(data
KM
KI
DER
CSR
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.583
1.716
.861
1.162
.896
1.116
.676
1.480
Sumber: lampiran 4
diolah, 2015)
Berdasarkan
uji
multikolinearitas
diperoleh nilai tolerance lebih dari 10% atau 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka hasil
tersebut tidak menunjukkan adanya multikolinearitas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi
terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
digunakan model Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.7
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
t
Sig.
(Constant)
1
.869
.392
KM
-.680
.502
KI
-1.228
.133
DER
1.121
.142
CSR
.082
.935
Sumber: lampiran 4 (data diolah, 2015)
Berdasarkan uji heteroskedastisitas memperlihatkan hasil yang diperoleh bebas
dari heteroskedastisitas karena variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, leverage, CSR, interaksi antara kepemilikan manajerial dan CSR,
interaksi kepemilikan institusional dan CSR, dan interaksi antara leverage dan CSR
memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
69
Std. Error of
the Estimate
.00796
DurbinWatson
1.264
70
regresi linier berganda dengan menggunakan uji interaksi pada tabel 4.9 sebagai
berikut ini:
Model
1
(Constant)
KM
KI
DER
CSR
KM.CSR
KI.CSR
DER.CSR
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
.007
.017
-.008
.004
.006
.000
-.013
.005
-.009
.069
.010
.013
-.001
.002
.048
.025
R square (R2)
Standardized
Coefficients
Beta
-.202
1.068
-.066
-.003
.078
-.043
.055
t
.409
-2.262
13.634
-2.592
-.131
.795
-.459
1.971
Sig.
.686
.032
.000
.015
.897
.434
.650
.059
.997
Fhitung
Signifikansi F
Sumber: lampiran 5 (data diolah, 2015)
1301.823
.000
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari rekapitulasi hasil analisis regresi linier
berganda berdasarkan pada hasil koefisien regresi pada tabel 4.9 adalah sebagai
berikut:
Y = 0,007 - 0,008 KM + 0,006 KI - 0,013 DER + 0,010 KM.CSR - 0,001 KI.CSR +
0,048 DER.CSR + . (7)
4.5 Pengujian Hipotesis
71
variabel
dependen
secara
parsial.
Uji
ini
dilakukan
dengan
72
menunjukkan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Ini mengindikasikan bahwa
leverage berpengaruh secara positif pada nilai perusahaan, sehingga hipotesis ketiga
dalam penelitian ini diterima.
4) Pengujian Hipotesis 4
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.9 diperoleh nilai t hitung 0,795 sedangkan t
tabel 2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,434>0,05 sehingga dapat disimpulkan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperlemah)
hubungan antara kepemilkan manajerial dan nilai perusahaan, sehingga hipotesis
keempat dalam penelitian ini ditolak.
5) Pengujian Hipotesis 5
Dari hasil perhitungan tabel 4.9 diperoleh nilai t hitung -0,459 sedangkan t tabel
-2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,650>0,05 sehingga dapat disimpulkan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperkuat)
hubungan antara kepemilkan institusional dan nilai perusahaan, sehingga hipotesis
kelima dalam penelitian ini ditolak.
6) Pengujian Hipotesis 6
Dari hasil perhitungan tabel 4.9 diperoleh nilai t hitung 1,971 sedangkan t tabel
2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,059>0,05 sehingga dapat disimpulkan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperlemah)
hubungan antara leverage dan nilai perusahaan, sehingga hipotesis keenam dalam
penelitian ini ditolak.
73
4.5.2
bahwa
semakin
tinggi
kepemilikan
manajerial
maka
akan
74
sekaligus akan meningkatkan nilai perusahaan (Ari, 2013). Hasil penelitian ini
diperkuat oleh Freshilia dan Rusiti (2014) yang menyatakan kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Ari, Ayu, Abdolkhani, dan Reza (2013) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
4.6.2
75
tabel 2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,434>0,05 sehingga dapat disimpulkan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperlemah)
76
77
tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi sehingga
para investor institusi cenderung tidak menekan perusahaan untuk pengungkapan
CSR secara detail dalam laporan tahunan perusahaan dan hanya bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan pribadi.
4.6.6
BAB V
78
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan hasil pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1) Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai 1 sebesar -0,008 dengan
signifikansi 0,032<0,05 menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh
secara negatif pada nilai perusahaan.
2) Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai 2 sebesar 0,006 dengan
signifikansi 0,000<0,05 menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh
secara positif pada nilai perusahaan.
3) Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh nilai 3 sebesar -0,013 dengan
signifikansi 0,015<0,05 menunjukkan leverage berpengaruh secara negatif pada
nilai perusahaan.
4) Hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh nilai t hitung 0,795 sedangkan t
tabel 2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,434>0,05 sehingga Corporate
Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperlemah)
hubungan antara kepemilkan manajerial dan nilai perusahaan.
5) Dari hasil pengujian hipotesis kelima diperoleh nilai t hitung -0,459 sedangkan t
tabel -2,045 dengan tingkat signifikan sebesar 0,650>0,05 sehingga Corporate
Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperkuat) hubungan
antara kepemilkan institusional dan nilai perusahaan.
79
6) Dari perhitungan uji parsial diperoleh nilai t hitung 1,971 sedangkan t tabel 2,045
dengan tingkat signifikan sebesar 0,059>0,05 sehingga Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi (memperlemah) hubungan antara
leverage dan nilai perusahaan.
5.2 Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat diperbaiki pada penelitian
selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan indikator GRI
selain memiliki keunggulan, namun juga memiliki kelemahan, yaitu perusahaan tidak
sepenuhnya dapat mengimplementasikan seluruh item-item yang terdapat dalam GRI,
hal tersebut dikarenakan GRI merupakan pedoman internasional dalam laporan
keberlanjutan, yang tidak seluruhnya dapat diimplementasikan di Indonesia karena
perbedaan budaya dan adat istiadat. Saran-saran yang dapat disampaikan bagi peneliti
selanjutnya dan perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan populasi yang berbeda untuk
membuktikan apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu
menjadi variabel pemoderasi, misalnya sektor pertambangan yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki good corporate governance (GCG) yang
baik dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
2) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel pemoderasi lainnya yang
mampu
dalam
memoderasi
hubungan
80
antara
kepemilikan
manajerial,
DAFTAR RUJUKAN
Abdolkhani, Hakim, dan Reza Jalali. 2013. Effect of Managerial Ownership
Concentrated on Firm Return and Value: Evidence from Iran Stock Market.
81
82
Ayu Rizqia, Dwita, Siti Aisjah, dan Sumiati. 2013. Effect of Managerial Ownership,
Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on
Dividend Policy and Firm Value. Research Journal of Finance and Accounting,
vol. 4, no. 11, ISSN: 2222-2847.
Bapepam. 2006. Peraturan No. VIII.G.7 Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Perusahaan Jakarta.
Barus, Kormen. 2012. Review Utama: Bisnis Properti Terus Menggeliat. Bussines
Review, Media Bisnis dan Manajemen. Ed. 6, September, pp: 15-17.
Bernandhi, Riza. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Dividen, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Branco, Manuel Castelo, dan Lucia Lima Rodrigues. 2007. Positioning Stakeholder
Theory within The Debate on Corporate Social Responsibility. E-Journal of
Business Ethics and Organization Studies, 12 (1).
Brealey. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 5. Jakarta:
Erlangga.
Brigham, E.F. and M.C. Ehrhardt. 2006. Financial Management: Theory and
Practice. 10th edition. Orlando: Sea Harbor Drive.
Chariri, A. 2008. Kritik Sosial atas Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan
Sosial dan Lingkungan. Jurnal Maksi. Vol: 8. No. 2. hal. 151-169.
Chuzairi, A. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate
Social Responsibility. Jurnal Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Dahli, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yangTercatat di Bursa Efek
Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pontianak.
Dewata, Evada and Isnurhadi, Isnurhadi. 2012. The Effect of Ownership Structure on
Firm Value in Indonesia. Journal EBES 2012 Istanbul Conference . Sazak
Ofset, Istanbul, Turkey, pp. 440-460.
83
Dewi, S. P., & Keni. (2013). Pengaruh Umur perusahaan, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Leverage terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi , 1-12.
Djakman, Chaerul D., dan Novita, M. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Laporan Tahunan
Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak,
23-24 Juli 2008.
Fajarini, I. S, dan Agus, Susanto. 2010. Pengaruh Biaya Politis, Leverage, dan ROE
terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial pada Perusahaan
Manufaktur
di
Bursa
Efek
Indonesia.
http://manajemen.unnes.ac.id/wpcontent/uploads/2013/01/Pengaruh-BiayaPolitis-Leverage-dan-ROE-terhadap-Pengungkapan-PertanggungjawabanSosial.pdf. Diunduh l2, November, 2013.
Fauzan, Faizal, Nadirsyah, dan Muhammad Arfan. 2012. Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Kinerja Keuangan Early Warning System Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol.2, No.
1.
Freshilia Welim, Michelle, dan Ch. Rusiti. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Universitas Atma Jaya. Yogyakarta, pp: 1-14.
Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Edisi
6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Givoly, D., C. Hayn, and S. Katz. 2010. Does public ownership of equity improve
earnings quality? The Accounting Review 85 (1): 195-225.
Gray, E. R. and Balmer, J. M. T. (1998) Managing Corporate Image and Corporate
Reputation. Journal Long Range Planning, 31(5), pp: 695702.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Handayani, Bestasari Dwi. 2008. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan sedang Bertumbuh yang Berbeda (Theory
Agency), Jurnal Bisnis dan Ekonomi, UNS, vol.6, edisi 1.
84
85
86
Nabor, Maria, Karlina. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Proprietary Cost
terhadap Pengungkapan Sukarela. Skripsi Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar.
Nahda, Karjito, dan D. Agus Harjito. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Siasat Bisnis, 15 (1), pp:1-12.
Naim dan Rachman. 2000. Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,15 (1), h:70-82.
Nica, Febrina. (2010). Pengaruh Komisaris Independen Dan Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Wholesale Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Jurusan Manajemen. Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma.
Novrianto. 2012. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Informasi Sosial pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1 (1), pp: 43-47.
Nurlela, Rika, dan Ishlahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Nurmansyah, Agung. 2006. Corporate Social Responsibility:
Implementasinya. Kajian Bisnis, 14 (1), pp: 87-99.
Isu
dan
87
Purnama Sari, Putu Indah, dan Nyoman Abundanti. 2013. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi, pp: 1427-1438.
Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 8 (1),
pp: 12-29.
Pradipta, D. H, dan Anna, P. 2011. Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient
dengan
Ukuran
Perusahaan
dan
Leverage
sebagai
Variabel
Kontrol.http://nswahdi.com/wp/wp-content/uploads/2014/01/069/CG/35. pdf. Diunduh 28,
Januari, 2014.
Ratna Ningsih, Hana. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Rasio
Pengembalian Aktiva Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Industri
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas
Komputer Indonesia, pp: 1-13.
Ratnasari, Y, dan Andri, P. 2010. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di dalam Sustainable
Report. Tesis. Pascasarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Rawi. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Institusi,dan Leverage terhadap
Corporate Social Responsibility pada Perusahaan manufaktur yang Listing di
Bursa Efek Indonesia. Tesis Pascasarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi,
Leverage, dan Corporate Social Responsibility. Makalah Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Purwokerto.
Retno, R.D. dan Priantinah, D. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2010). Jurnal Nominal. Vol: 1. No. 2. hal. 85-104.
Rina, T, Wiyadi, Noer Sasongko. 2012. Pengukuran Manajemen Laba: Pendekatan
Terintegrasi (Studi Komparasi Perusahaan Manufaktur yang Tergabung pada
Indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2010). Makalah
88
89
90
91
Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001. Accounting Theory: A Conceptual
Approach. Ohio: South-Western College Publishing.
Wulandari, Eka Putri. 2013. Hubungan Antara Keandalan Konfirmasi dengan
Pelaporan Salah Saji Piutang Dagang. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar.
www.idx.co.id (diakses 15 Pebruari 2015)
www.globalreporting.org (diakses 15 Pebruari 2015)
Yong Oh, Wong, Young Kyun Chang, dan Aleksey Martynov. 2011. The Effect of
Ownership Structure in Corporate Social Responsibility: Empirical Evidence
from Korea. Journal of Business Ethics, 104 (2), pp: 283-297.
Yuliani, Nurbaity. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Jurnal
Akuntansi, pp: 1-17.
Yulianto, Arief, Kiswanto, Widiyanto, dan Agung Yulianto. 2014. Linear and Nonlinear Approaches in Testing Managerial Ownership on The Firm Value:
Evidence Indonesian Firms. IOSR Journal of Business and Management, 16
(9), pp: 1-5.
Yuli Kusumadewi, Ni Made. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Political Visibility pada Luas Pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana, Denpasar.
Zahra, S. E, Kusuma Ratnawati, dan Achmad Helmy Djawahir. 2013. Pengaruh
Leverage dan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Aplikasi Manajemen,
2 (3), pp:427-433.
92
No
Kode
1
2
3
4
EC1
EC2
EC3
EC4
5
6
EC5
EC6
EC7
8
9
EC8
EC9
10
11
EN1
EN2
12
13
14
15
16
EN3
EN4
EN5
EN6
EN7
17
18
19
EN8
EN9
EN10
20
21
22
23
EN11
EN12
EN13
EN14
Indikator
Economic Performance Indicators
Aspect: economic performance
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi
Implikasi finansial akibat perubahan iklim
Dana pensiun karyawan
Bantuan finansial dari pemerintah
Aspect: market presence
Standar upah minimum
Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior yang
direkrut secara local
Aspect: Indirect economic impacts
Pengaruh pembangunan infrastruktur
Dampak pengaruh ekonomi tidak langsung
Environmental Performance Indicators
Aspect: materials
Pemakaian material
Pemakaian material daur ulang
Aspect: energy
Pemakaian energi langsung
Pemakaian energi tidak langsung
Penghematan energy
Inisiatif untuk menyediakan energi yang dapat diperbaharui
Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung
Aspect: water
Pemakaian air
Sumber air yang terkena dampak
Jumlah air daur ulang
Aspect: biodiversity
Kuasa pertambangan di hutan lindung
Perlindungan keanekaragaman hayati
Pemulihan habitat
Strategi menjaga keanekaragaman hayati
93
24
EN15
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
EN16
EN17
EN18
EN19
EN20
EN21
EN22
EN23
EN24
EN25
35
EN26
36
EN27
37
EN28
38
EN29
39
EN30
40
41
42
LA1
LA2
LA3
43
LA15
44
45
LA4
LA5
46
47
48
49
LA6
LA7
LA8
LA9
94
50
51
52
LA10
LA11
LA12
53
54
LA13
LA14
55
56
57
HR1
HR2
HR3
58
HR4
59
HR5
60
HR6
61
HR7
62
HR8
63
HR9
64
HR10
65
HR11
66
67
68
SO1
SO9
SO10
69
70
71
SO2
SO3
SO4
95
96
No
Kode
APLN
2011
2012
2013
BKDP
2011
2012
2013
BMSR
2011
2012
2013
CTRA
2011
2012
2013
EMDE
2011
2012
2013
Nama Perusahaan
KM
(%)
KI
(%)
DER
(%)
Y
(X)
CSR
3,03
3,03
3,03
67,04
67,03
67,03
1,15
1,76
1,73
0,36
0,35
0,35
0,32
0,26
0,27
8,20
8,20
8,20
35,54
35,54
35,54
0,38
0,38
0,43
0,15
0,15
0,15
0,25
0,30
0,26
0,32
0,32
0,29
6,04
6,04
17,51
0,80
0,85
0,12
0,03
0,04
0,09
0,26
0,27
0,24
0,20
0,20
0,20
30,63
30,63
30,63
0,51
0,77
1,06
0,17
0,17
0,17
0,33
0,25
0,26
9,86
7,86
7,86
66,78
66,78
66,78
0,69
0,69
0,68
0,32
0,33
0,33
0,35
0,30
0,32
0,82
0,79
0,79
39,27
38,14
38,14
0,78
0,86
0,89
0,21
0,21
0,21
0,18
0,18
0,27
0,01
0,03
0,01
92,88
92,88
92,88
0,91
0,89
0,71
0,51
0,51
0,51
0,24
0,20
0,20
0,16
22,68
0,28
0,12
0,20
INPP
2011
2012
2013
LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
2011
2012
2013
MTLA Metropolitan Land Tbk
2011
97
2012
2013
9
PUDP Pudjiati Prestige Tbk
2011
2012
2013
10
PWON Pakuwon Jati Tbk
2011
2012
2013
Ristia Bintang Mahkota Sejati
11
RBMS Tbk
2011
2012
2013
12
SMRA Summarecon Agung Tbk
2011
2012
2013
Sumber: www.idx.co.id 2015 (data diolah)
98
0,20
0,23
22,68
22,68
0,27
0,61
0,12
0,12
0,21
0,14
4,89
3,60
4,89
44,54
44,54
44,54
0,42
0,42
0,32
0,22
0,23
0,22
0,30
0,29
0,26
0,03
0,03
0,03
16,79
18,12
17,47
1,42
1,00
1,27
0,09
0,13
0,12
0,21
0,21
0,25
0,78
0,31
0,31
19,18
19,18
19,18
0,08
0,08
0,24
0,10
0,11
0,11
0,20
0,26
0,27
0,30
0,30
0,28
31,98
31,98
30,48
3,27
1,85
1,93
0,15
0,17
0,16
0,23
0,23
0,30
Descriptive Statistics
N
KM
KI
DER
CSR
Y
Valid N (listwise)
36
36
36
36
36
36
Minimum
,01
6,04
,08
,14
,03
Maximum
9,86
92,88
3,27
,35
,51
99
Mean
2,2108
39,7153
,8472
,2519
,2083
Std. Deviation
3,10932
23,83231
,64581
,04708
,12591
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Unstandardiz
ed Residual
36
,0000000
,00749005
,284
,284
-,232
,706
,136
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Model
1
KM
KI
DER
CSR
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,583
1,716
,861
1,162
,896
1,116
,676
1,480
a. Dependent Variable: Y
100
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
KM
KI
DER
CSR
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,005
,006
,000
,000
-9,6E-005
,000
,003
,002
,002
,025
Standardized
Coefficients
Beta
-,135
-,365
,341
,015
t
,869
-,680
-1,228
1,121
,082
R
R Square
,998a
,996
Adjusted
R Square
,996
Std. Error of
the Estimate
,00796
101
DurbinWatson
1,264
Sig.
,392
,502
,133
,142
,935
b
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables Entered
DER_CSR, KM_CSR,
KI, CSR,a DER, KM,
KI_CSR
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
,998
,997
Adjusted
R Square
,996
Std. Error of
the Estimate
,00779
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,553
,002
,555
df
7
28
35
Mean Square
,079
,000
F
1301,823
Sig.
,000a
Model
1
(Constant)
KM
KI
DER
CSR
KM_CSR
KI_CSR
DER_CSR
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,007
,017
-,008
,004
,006
,000
-,013
,005
-,009
,069
,010
,013
-,001
,002
,048
,025
a. Dependent Variable: Y
102
Standardized
Coefficients
Beta
-,202
1,068
-,066
-,003
,078
-,043
,055
t
,409
-2,262
13,634
-2,592
-,131
,795
-,459
1,971
Sig.
,686
,032
,000
,015
,897
,434
,650
,059