Anda di halaman 1dari 93

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PADA PT. CITRA SEDAYUH


DI DENPASAR

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

NAMA : KADEK WANDA PANGESTI


NPM : 1733122001
JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah sebuah instansi yang didirikan untuk mencari laba

yang sebesar-besarnya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaannya. Secara umum, perusahaan bisa berkelanjutan dan terus

berkembang dengan menyediakan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan konsumen agar mendapatkan keuntungan dari penjualan barang

atau jasa yang disediakan. Dengan pesatnya perkembangan teknologi

informasi di era saat ini mendorong perusahaan semakin memperluas ruang

lingkup informasi perusahaannya untuk meraih pangsa pasar. Hal tersebut

mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan.

Dalam keberlangsungan kegiatan operasi perusahaan dapat dikatakan

efektif dan efisien bergantung pada kebijakan manajemen. Dimana informasi

keuangan dalam perusahaan sangat dibutuhkan, terutama oleh pihak intern

yaitu manajemen. Pihak manajemen berkewajiban untuk mengetahui,

mengawasi dan mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan agar

dapat memenuhi informasi keuangan. Disamping itu, ada pihak-pihak diluar

perusahaan yang memerlukan laporan keuangan, seperti debitur, kreditur,

1
2

calon investor, kantor pajak dan lain-lainya. Maka perlu disusun suatu sistem

akuntansi.

Salah satu sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan adalah

sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam sistem penerimaan

dan pengeluaran kas diperlukan adanya prosedur yang baik yang nantinya

akan sesuai dengan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Penerimaan

dan pengeluaran kas yang dilakukan diluar prosedur yang telah ditentukan,

akan menimbulkan terjadinya penyelewengan, pencurian, dan penggelapan

kas dapat disimpulkan bahwa semakin baik prosedur penerimaan dan

pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan, maka akan semakin dapat

dipercaya besarnya akun kas yang dilaporkan pada laporan keuangan

perusahaan tersebut disamping itu, tingkat penyelewengan dan penggelapan

kas akan mudah ditelusuri. Apalagi masalah pengeluaran kas, dimana telah

diketahui kas adalah masalah yang paling rawan dan resiko hilangnya paling

tinggi (Sari, 2014).

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur catatan yang

dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal dari

berbagai macam sumber. Sedangkan sistem akuntansi pengeluaran kas

merupakan sistem yang membahas keluarnya uang yang digunakan untuk

pembelian tunai maupun kredit dan untuk pembayaran (Sujarweni, 2015:121).


3

PT. Citra Sedayuh merupakan pedagang besar farmasi dan alat-alat

kesehatan seperti obat-obatan, termometer, tensimeter, glukometer (alat cek

gula darah), tabung oksigen dan alat-alat lain yang terdapat di klinik, apotek,

puskesmas, rumah sakit dan Pedagang Besar Farmasi (PBF) lainnya.

Banyaknya kegiatan penjualan yang dilakukan PT. Citra Sedayuh terbukti

dengan tingkat penjualan barang dan laba yang diperoleh setiap tahunnya.

Dimana mengharuskan perusahaan ini untuk mempunyai suatu sistem

akuntansi yang baik karena banyaknya transaksi penjualan yang menimbulkan

adanya penerimaan dan pengeluaran kas untuk mendukung operasional

didalam perusahaan.

Dalam sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.

Citra Sedayuh terdapat kendala yang dihadapi dilihat dari banyaknya

penjualan tunai dan pengeluaran kas. Pada penjualan produk ditemukan

adanya faktur penjualan tunai yang tidak dibubuhkan cap lunas. Hal ini

menyebabkan tidak dilaksanakan prosedur pencatatan yang menimbulkan

terjadinya selisih kas pada penjualan tunai. Penjualan tunai yang diterima

tidak dilakukan rekonsiliasi kembali pada saat melakukan penyetoran dan kas

yang diterima tidak disetor ke bank hari itu juga, melainkan melakukan

setoran kas per minggu atau per bulannya. Dalam pembelian produk secara

tunai dalam jumlah sedikit disinyalir adanya manipulasi dalam faktur

pembelian yang dilaksanakan tanpa melakukan prosedur pencatatan. Dapat


4

dilihat dari faktur penjualan yang tidak diberikan pengesahan “lunas”

(Sumber: PT. Citra Sedayuh, 2020).

Kejadian ini dapat menyebabkan buruknya penerapan sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas yang ada pada PT. Citra Sedayuh di

Denpasar. Jadi perlu adanya pengawasan dalam mengontrol akun kas pada

suatu perusahaan. Berdasarkan penelusuran sebelumnya banyak penelitian

tentang sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang akan

digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Dimana penelitian ini

dilakukan oleh Anggarini, (2016) dengan judul Evaluasi Sistem Akuntansi

Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada LPD Desa Pakraman Jero Kuta

Batubulan, kemudian penelitian dilakukan oleh Saifudin dan Ardani, (2017)

dengan judul Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

dalam Meningkatkan Pengendalian Internal atas Pendapatan pada RSUP Dr.

Kariadi Semarang.

Dan penelitian yang sama dilakukan oleh Wulandari, (2019) dengan

judul Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam

Meningkatkan Pengendalian Intern pada PT. Amerta Abadi Group di Badung.

Dari uraian diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian

dengan judul “Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

pada PT. Citra Sedayuh di Denpasar”.


5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah apakah sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang

diterapkan pada PT. Citra Sedayuh berdasarkan unsur-unsur sistem akuntansi

sudah memadai?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi dalam

keberlangsungan kegiatan operasi perusahaan, mengetahui informasi

keuangan secara transparan dan detail dilihat dari penerimaan dan

pengeluaran kas yang ada pada perusahaan PT. Citra Sedayuh.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini untuk dapat bermanfaat baik secra

teoritis maupun praktis, yaitu:

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

wawasan ilmu pengetahuan mengenai sistem akuntansi penerimaan

dan pengeluaran kas. Selain itu, diharapkan dapat dikembangkan dan

menjadi refrensi serta bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.


6

b. Kegunaan Praktis

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk

mengolah data akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam

pemakaian agar mengurangi resiko saat pengambilan keputusan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar isi secara keseluruhan. Pada bab

ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas mengenai landasan teori yang berupa

pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang

berkaitan dengan penelitian dan penyusunan laporan. Selain

itu, bab ini membahas mengenai publikasi penelitian

sebelumnya, kerangka pemikiran dan model penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang tempat penelitian dan

obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, jenis data, metode pengumpulan data dan teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN


7

Pada bab ini menyajikan gambaran umum tempat penelitian

yang menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi serta deskripsi jabatan dan tugas serta fungsi

masing-masing.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang deskripsi data, analisis dan

pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil

pembahasan dibuat secara terstruktur sesuai dengan metode

penelitian.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang simpulan dari hasil

penelitian yang dibahas serta saran yang berhubungan dengan

tujuaan penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Sistem Akuntansi

a. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Sujarweni (2015:03) sistem akuntansi adalah kumpulan

elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan

keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Menurut Mulyadi (2016:3) sistem akuntansi adalah organisasi

formulir, pencatatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa

untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen

guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sistem akuntasi

adalah proses pencatatan melalui formulir, jurnal, buku besar dan buku

pembantu sehingga mengasilkan sebuah informasi berupa laporan

keuangan yang akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan

oleh pihak manajemen pada perusahaan.

8
9

b. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang

terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan yang

dijelaskan sebagai berikut (Mulyadi, 2016:3-4):

1) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,

karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi

direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering

pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media

untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam

catatan. Dengan formulir ini, data yang terkait dengan transaksi

direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.

Contoh formulir adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek.

Dengan faktur penjualan misalnya, direkam data mengenai nama

pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga

barang, tanda tangan otorisasi, dan sebagainya. Dengan demikian

faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi

penjualan. Informasi yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut

kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang.

Dengan demikian faktur penjualan tersebut merupakan media


10

pencatatan ke dalam jurnal media posting ke dalam buku pembantu

piutang.

2) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan

untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan

dan data lainnya. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi

pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data

keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut

penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan

dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan

peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah

transaksi tertentu) kemudian di-posting ke akun yang terkait dalam

buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal

pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.

3) Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat

sebelumnya dalam jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini disediakan

sesuai dengan unsur-unsur informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan. Akun buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai

wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat


11

dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian

laporan keuangan.

4) Buku Pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar

diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu

(subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun

pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam akun

tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh, jika akun piutang dagang

yang tercantum dalam Laporan Posisi Keuangan perlu dirinci lebih

lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk

buku pembantu piutang yang berisi akun-akun pembantu piutang

kepada tiap-tiap debitur tersebut. Buku besar dan buku pembantu

merupakan catatan akuntansi akhir (books of final entry), yang berarti

tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas

dan digolongkan dalam akun buku besar dan buku pembantu. Buku

besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga

karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku

tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan

keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.


12

5) Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang

dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang

ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran,

laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang

akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran (output) sistem

akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan

tayangan pada layar monitor komputer.

c. Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016:15) tujuan penyusunan sistem akuntansi

adalah sebagai berikut:

1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada baik mengenai mutu, kecepatan penyajian maupun struktur

informasinya.

3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern

yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan

untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban

dan perlindungan kekayaan perusahaan.


13

4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

2. Penerimaan Kas

a. Pengertian Penerimaan Kas

Menurut Sujarweni (2015:96) penerimaan kas adalah suatu

prosedur catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan

uang yang berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai,

penjualan aktiva tetap, pinjaman dan setoran modal baru.

Menurut Mulyadi (2016:379) penerimaan kas adalah kas yang

diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat

berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari

transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau

transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penerimaan kas

adalah proses penerimaan dana yang berasal dari hasil transaksi penjualan

maupun setoran modal baru yang dapat menambahkan kas pada

perusahaan.

b. Sumber Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016:379) bahwa penerimaan kas perusahaan

berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai

dan penerimaan kas dari piutang yang dijelaskan sebagai berikut:


14

1) Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara

mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih

dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan

kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh

perusahaan.

a) Prosedur Penerimaan Kas Penjualan Tunai

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga

prosedur berikut ini (Mulyadi, 2016:380):

(1) Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,

melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,

melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima

barang yang dibeli. Dalam over-the-conter sale ini, perusahaan

menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau

pembayaran langsung dari pembeli dengan kartu kredit atau

kartu debit, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

Penerimaan kas dari over-the counter sales dilaksanakan

melalui prosedur berikut ini:


15

(a) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga

(sales person) di Bagian Penjualan.

(b) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang

dapat berupa uang tunai, cek pribadi (personal check),

kartu kredit, atau kartu debit.

(c) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman

untuk menyerahkan barang kepada pembeli.

(d) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

(e) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.

(f) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam

jurnal penjualan.

(g) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan

tunai dalam jurnal penerimaan kas.

(2) Prosedur Penerimaan Kas dari cash-on-delivery sales (COD

sales)

Cash-on-delivery sales (CODsales) adalah transaksi penjualan

yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau

angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari

hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk

memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan

penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas


16

bagi perusahaan penjual COD sales melalui pos belum

merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.

COD sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut

ini:

(a) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui

kantor pos.

(b) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim

dengan cara mengisi formulir COD sales di kantor pos.

(c) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD

sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos

penerima.

(d) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan

formulir COD sales, memberitahukan kepada pembeli

tentang diterimanya kiriman barang COD sales.

(e) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima

dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum

dalam formulir COD sales. Kantor pos penerima

menyerahkan barang kepada pembeli, dengan diterimanya

kas dari pembeli.

(f) Kantor pos penerima memberi tahu kantor pos pengirim

bahwa COD sales dilaksanakan.


17

(g) Kantor pos pengirim memberi tahu penjual bahwa COD

sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat

mengambil kas yang diterima dari pembeli.

Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi

perusahaan penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri

oleh fungsi pengiriman perusahaan. Jika COD sale dilakukan

oleh perusahaan kepada pembeli luar kota atau luar pulau,

pengiriman dan penagihan harga barang dapat dilakukan lewat

kantor pos atau perusahaan angkutan umum.

(3) Prosedur Penerimaan Kas dari credit card sales

Sebenarnya kartu kredit bukan merupakan suatu tipe penjualan

namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli

dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan

kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Kartu

kredit dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli baik

dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang

pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau

angkutan umum. Dalam over-the-counter sale, pembeli datang

ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang

akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan

menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang


18

melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli tidak

perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan

persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran

harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan penjual

melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit

kartu kredit. Kartu kredit dapat digolongkan, menjadi tiga

kelompok:

(a) Kartu kredit bank (bank cards).

(b) Kartu kredit perusahaan (company cards).

(c) Kartu kredit bepergian dan hiburan (travel and

entertainment cards).

b) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

(1) Faktur penjualan tunai

(2) Pita register kas (cash register tape).

(3) Credit card sales slip.

(4) Bill of lading.

(5) Faktur penjualan COD.

(6) Bukti setor bank.

(7) Rekapitulasi beban pokok penjualan.


19

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas

dari penjualan tunai adalah:

(1) Jurnal penjualan.

(2) Jurnal penerimaan kas.

(3) Jurnal umum.

(4) Kartu persediaan.

(5) Kartu gudang.

d) Flowchart Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai sebagai berikut:


20

Gambar 1
Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales
21

Lanjutan: Gmbar 1 Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales.


22

Lanjutan: Gmbar 1 Prosedur kenerimaan kas dari over-the-counter sales.

Sumber: (Mulyadi, 2016:397-398).


23

Gambar 2
Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales)
24

Lanjutan: Gambar 2 Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD

sales).
25

Sumber: (Mulyadi, 2016:399-400).


26

Gambar 3
Prosedur penerimaan kas dari credit card sales
27

Lanjutan: Gambar 3 Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.


28

Lan

jutan: Gambar 3 Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.


29

Sumber: (Mulyadi, 2016:401-402).


30

2) Penerimaan Kas dari Piutang

a) Deskripsi Kegiatan

Pada perusahaan dagang, seperti toko pengecer, sumber

penerimaan kas terbesar berasal dari transaksi penjualan tunai.

Berdasarkan Sistem pengendalian internal yang baik, sistem

penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari

debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak

menerimanya. Untuk menjamin penerimaan kas oleh perusahaan,

sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

(1) Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara

pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika

perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek dari debitur,

yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan

menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke

rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan

memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro

bank perusahaan.

(2) Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera

disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui

berbagai cara: (1) melalui penagih perusahaan, (2) melalui pos,


31

dan (3) melalui lock-box collection plan. Di antara berbagai cara

penagihan utang tersebut, penerimaan kas dari piutang seharusnya

mewajibkan debitur pembayaran dengan menggunakan cek atas

nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang

berhak menerima pembayaran di atas cek. Dengan cek atas nama

ini, perusahaan akan terjamin menerima kas dari debitur, sehingga

kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan

cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.

b) Cancelled Check

Perlakuan terhadap cancelled check mempunyai dampak

besar terhadap arus perpindahan kas dalam masyarakat. Dalam

Sistem perbankan di Amerika Serikat, cancelled check

dikembalikan kepada nasabah yang mengeluarkan cek dan

digunakan oleh nasabah sebagai bukti telah diterimanya

pembayaran yang telah dilakukan oleh pihak yang namanya

tercantum pada cek. Sistem perbankan di Indonesia tidak

mengembalikan cancelled check kepada nasabah yang

mengeluarkan cek. Karena sistem perbankan tidak menyediakan

bukti pembayaran berupa cancelled check, pihak yang menerima

pembayaran berkewajiban untuk membuat bukti dokumenter yang

menunjukkan telah diterimanya kas dari pembayar. Oleh karena


32

itu, sering kali dalam menagih piutang, kreditur diwajibkan untuk

menyerahkan kuitansi lebih dulu sebelum cek diserahkan atau

dikirimkan oleh debitur kepada kreditur. Hal ini dilakukan karena

dalam transaksi pembayaran dengan cek, pihak pembayar tidak

memperoleh jaminan akan menerima tanda terima pembayaran

dari pihak yang menerima cek.

c) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas

dari piutang adalah:

(1) Surat pemberitahuan.

(2) Daftar surat pemberitahuan.

(3) Bukti setor bank.

(4) Kuitansi.

d) Flowchart Penerimaan Kas dari Piutang sebagai berikut:


33

Gambar 4
Prosedur penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan
34

Lanjutan: Gambar 4 Prosedur penerimaan kas dari piutang melalui penagihan


perusahaan.

Sumber: (Mulyadi, 2016:413).


35

Gambar 5
Prosedur penerimaan kas dari piutang melalui pos
36

Lanjutan: Gambar 5 Prosedur penerimaan kas dari piutang melalui pos.

Sumber: (Mulyadi, 2016:415).


37

Gambar 6
Prosedur penerimaan kas dari piutang melalui lock-box collection plan

Sumber: (Mulyadi, 2016:418).

3. Pengeluaran Kas

a. Pengertian Pengeluaran Kas

Menurut Sujarweni (2015:123) pengeluaran kas merupakan sistem

yang membahas keluarnya dana yang digunakan untuk pembelian secara

tunai maupun kredit. Pengeluaran kas berupa pembayaran dengan

menggunakan cek maupun uang tunai.


38

Menurut Mulyadi (2016:425) Pengeluaran kas adalah suatu

catatan, formulir dan laporan yang dibuat oleh perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan baik menggunakan cek maupun tunai

guna mempermudah setiap pembiyaan operasional perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengeluaran kas

adalah suatu proses keluarnya dana yang digunakan untuk pembelian,

pembayaran/pembiayaan operasional perusahaan menggunakan cek

maupun tunai.

b. Pelaksanaan Pengeluaran Kas

Menurut Mulyadi (2016:425) bahwa sistem akuntansi pokok yang

digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas adalah sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas dengan

uang tunai melalui sistem dana kas kecil yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek

a) Deskripsi Kegiatan

Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari

pengendalian internal berikut ini:

(1) Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan

dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang

ditulis pada formulir cek. Dengan demikian, pengeluaran kas


39

dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak

yang dimaksud oleh pihak pembayar.

(2) Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan

transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan digunakannya

cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi

pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara periodik

mengirimkan rekening koran bank (bank statements) kepada

perusahaan nasabahnya.

(3) Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada

check issuer, pengeluaran dengan cek memberikan manfaat

tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan

dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda terima kas

dari pihak yang menerima pembayaran.

b) Dokumen yang Digunakan

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah bukti kas

keluar, cek, dan permintaan cek (check request).

(1) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas

kepada Bagian Kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen

tersebut. Di samping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat

pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada


40

kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi

pencatatan berkurangnya utang.

(2) Cek

Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan

dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank

melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau

organisasi yang namanya tercantum pada cek.

(3) Permintaan Cek (check request)

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang

memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk

membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas

yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi

pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan

cek kepada fungsi akuntansi (Bagian Utang) untuk kepentingan

pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai

perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar

jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam Sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek adalah:


41

(1) Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal)

Dalam pencatatan utang dengan account payable system, untuk

mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan

untuk mencatat pengeluaran kas. Dokumen sumber yang

dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas

adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh

fungsi kas.

(2) Register cek (check register)

Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system,

transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua

jurnal: register bukti kas keluar dan register cek. Register bukti

kas keluar digunakan untuk mencatat utang yang timbul,

sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran

kas dengan cek. Register cek digunakan untuk mencatat cek-

cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para

kreditur perusahaan atau pihak lain. Jika sistem perbankan

mengembalikan cancelled check kepada check issuer, registrasi

cek ini digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang

telah dilakukan endorsement oleh penerima pembayaran.


42

d) Flowchart Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek sebagai

berikut:

Gambar 7
Prosedur pengeluaran kas dengan cek

Sumber: (Mulyadi, 2016:437).


43

2) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai melalui Sistem

Dana Kas Kecil.

a) Deskripsi Kegiatan

Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran

kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara

yaitu sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund-balanced system)

dan imprest system yang dijelaskan sebagai berikut (Mulyadi,

2016:529):

(1) Fluctuating fund-balanced system

Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas

kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

(a) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit

rekening dana kas kecil.

(b) Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit

rekening dana kas kecil, sehingga setiap saat saldo

rekening ini berfluktuasi.

(c) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah

sesuai dengan keperluan dan dicatat dengan mendebit

rekening dana kas kecil. Dalam sistem ini saldo rekening

dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.


44

(2) Imprest system

Dalam sistem imprest, penyelenggaraan dana kas kecil

dilakukan sebagai berikut:

(a) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan

dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil

(b) Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal

(c) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah

rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran

kas kecil.

b) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan dana kas kecil yaitu:

(1) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari

fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum

dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil,

dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil

dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.

(2) Cek

Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan

dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank


45

melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau

organisasi yang namanya tercantum pada cek.

(3) Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk

meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang

dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah

dikeluarkannya kas kecil olehnya. Dokumen ini diarsipkan

oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas

kecil.

(4) Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk

mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil.

Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas

kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada

pemegang dana kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil dengan

imprest system, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan

dokumen pendukungnya disimpan dalam arsip sementara oleh

pemegang dana kas kecil untuk keperluan pengisian kembali

dana kas kecil. Dalam imprest system tidak dilakukan

pencatatan bukti pengeluaran kas kecil dalam catatan

akuntansi. Dalam fluctuating-fund-balance system, bukti


46

pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen

pendukungnya diserahkan oleh pemegang dana kas kecil

kepada fungsi akuntansi untuk dicatat dalam jurnal

pengeluaran dana kas kecil.

(5) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk

meminta kepada Bagian Utang agar dibuatkan bukti kas keluar

untuk pengisian Kembali dana kas kecil. Dalam sistem dana

kas kecil dengan imprest system, jumlah yang diminta untuk

pengisian kembali dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang

tunai yang telah dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam

bukti pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip

pemegang dana kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil dengan

fluctuating-fund-balance system, pengisian kembali dana kas

kecil tidak didasarkan pada jumlah uang tunai yang telah

dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran kas kecil, namun

sesuai dengan kebutuhan pengeluaran uang tunai yang

diperkirakan oleh pemegang dana kas kecil. Dengan demikian,

jumlah pengisian kembali dana kas kecil dalam fluctuating-

fund-balance system dapat lebih besar atau lebih kecil daripada


47

jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan sesuai dengan

jumlah yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil.

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil

adalah:

(1) Jurnal Pengeluaran Kas (cash disbursement journal)

Dalam sistem dana kas kecil, jurnal pengeluaran kas digunakan

untuk mencatat kas dalam pembentukan dana kecil dan dalam

pengisian kembali dana kas kecil, Dokumen sumber yang

dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas

adalah bukti kas keluar yang telah dicap “lunas” oleh fungsi

kas.

(2) Register Cek (check register)

Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan

untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk

pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

(3) Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil

diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai

alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat

pengeluaran dana kas kecil.


48

d) Flowchart Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

melalui Sistem Dana Kas Kecil sebagai berikut:

Gambar 8
Prosedur pengeluaran dana kas kecil dengan imprest system

Sumber: (Mulyadi, 2016:449).


49

Gambar 9
Prosedur pengeluaran dana kas kecil dengan fluctuating fund-balanced system

Sumber: (Mulyadi, 2016:451).

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian yang berkaitan

dengan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas, dapat dilihat

pada Tabel 1.
50

Tabel 1

Publikasi Penelitian Sebelumnya

Keterangan Penelitian I Penelitian II Penelitian III Penelitian


Sekarang
Nama Ni Made Ari Saifudin dan Firda Pri Ayu Tutik Wulandari, Kadek Wanda
Anggarini, (2016) Ardani, (2017) (2019) Pangesti,
(2020)
Judul Evaluasi Sistem Sistem Informasi Akuntansi Analisis Sistem Evaluasi Sistem
Akuntansi Penerimaan Penerimaan dan Pengeluaran Akuntansi Penerimaan Akuntansi
dan Pengeluaran Kas Kas dalam Meningkatkan dan Pengeluaran Kas Penerimaan dan
pada LPD Desa Pengendalian Internal atas dalam Meningkatkan Pengeluaran
Pekraman Jero Kuta Pendapatan pada RSUP Dr. Pengendalian Intern Kas pada PT.
Batubulan Kariadi Semarang pada PT. Amerta Abadi Citra Sedayuh
Group di Badung di Denpasar
Rumusan Apakah rancangan 1. Bagaimana cara 1. Apakah sistem Apakah sistem
Masalah sistem akuntansi mengetahui peranan akuntansi penerimaan dan
penerimaan dan sistem informasi penerimaan kas pengeluaran
pengeluaran kas pada akuntansi pada pelayanan memadai dilihat kas yang
tabungan pada LPD publik, yang berperan dari pengendalian diterapkan pada
Desa Pekraman Jero dalam menunjang intern pada PT. PT. Citra
Kuta Batubulan pengendalian internal Amerta Abadi Sedayuh
Gianyar sudah pendapatan rumah sakit? Group di Badung? berdasarkan
memadai? 2. Bagaimana cara 2. Apakah sistem unsur-unsur
mengetahui seberapa akuntansi sistem
besar efektifnya pengeluaran kas akuntansi sudah
pengendalian internal memadai dilihat memadai?
51

Lanjutan Tabel 1.
Keterangan Penelitian I Penelitian II Penelitian III Penelitian
Sekarang
pendapatan yang dari pengendalian
dijalankan rumah sakit? intern pada PT.
3. Bagaimana cara Amerta Abadi
mengetahui sistem Group di Badung?
informasi akuntansi
penerimaan dan
pengeluaran kas pc ada
RSUP Dr. Kariadi
Semarang?
Teknik Analisis Teknik Analisis Teknik Analisis Deskriptif Teknik Analisis Teknik Analisis
Data Kualitatif Deskriptif Deskriptif
Variabel Sistem penerimaan dan Sistem pengendalian internal, Sistem pengendalian Sistem
pengeluaran kas sistem penerimaan kas, dan internal, sistem akuntansi
sistem pengeluaran kas penerimaan kas, dan penerimaan dan
sistem pengeluaran kas pengeluaran
kas
Hasil Penelitian Atas evaluasi sistem Sistem Informasi Akuntansi Unsur-unsur Masih diteliti
akuntansi penerimaan Penerimaan dan Pengeluaran pengendalian intern
kas dilihat dari Kas sudah dilaksanakan dalam sistem akuntansi
prosedur, formulir- secara sistematis, masing- penerimaan dan
formulir, buku-buku masing bagian dalam bagian pengeluaran kas pada
catatan dan alat-alat keuangan ini mempunyai PT. Amerta Group di
belum memadai Pengendalian Internal Badung yaitu
sedangkan sistem pendapatan sudah efektif dan organisasi, sistem
akuntansi pengeluaran efisien sesuai dengan unsur- otoritas, dan prosedur
52

Lanjutan Tabel 1.
Keterangan Penelitian I Penelitian II Penelitian III Penelitian
Sekarang
kas sudah memadai unsur sistem pengendalian pencatatan, praktik
Intern yang sehat, dan mutu
karyawan belum
memadai
Sumber: Publikasi penelitian sebelumnya (data diolah, 2020).
53

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 10

Kerangka Pemikiran
Evaluasi Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada PT. Citra Sedayuh di Denpasar

Evaluasi Penerimaan dan


Pengeluaran Kas

Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi


Penerimaan dan Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Pengeluaran Kas
PT. Citra Sedayuh secara Teori

Unsur-unsur Sistem Akuntansi:


1. Formulir
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Buku Pembantu
5. Laporan

Belum Memadai Memadai

Direvisi Dilanjutkan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Obyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Citra Sedayuh yang beralamat di Jl.

Belimbing No. 59, Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota

Denpasar, Bali 80231.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah sistem

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Citra Sedayuh.

B. Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2015:38), variabel penelitian adalah atribut atau objek

yang memiliki variasi antara satu sama lainnya. Identifikasi variabel dalam

penelitian ini digunakan untuk membantu dalam menentukan alat pengumpulan

data dan teknik analisis data yang digunakan. Variabel dalam penelitian ini adalah

sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.

54
55

C. Definisi Operasional Variabel

1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur pencatatan

melalui formulir, jurnal, buku besar dan buku pembantu yang dibuat untuk

melaksanakan kegiatan penerimaan dana yang berasal dari berbagai macam

sumber sehingga menghasilkan informasi berupa laporan keuangan. Sumber

penerimaan kas dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Berikut prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai:

1) Menerima Surat Pesanan (SP) rangkap 1 dari pelanggan diserahkan

kepada Bagian Penjualan.

2) Membuat Surat Penyerahan Barang (SPB) rangkap 3 diserahkan

kepada pelanggan dan diarsipkan di Bagian Penjualan dan Bagian

Logistik/Gudang.

3) Menerbitkan faktur penjualan rangkap 3 diserahkan kepada pelanggan

dan diarsipkan di Bagian Penjualan dan Bagian Logistik/Gudang.

4) Menerima pembayaran menggunakan uang tunai atau transfer disertai

bukti transfer diserahkan kepada Bagian Keuangan dan kuitansi

rangkap 1 diarsipkan di Bagian Penjualan.

5) Mencatat transaksi penjualan pada jurnal penjualan.

6) Mencatat penerimaan kas pada jurnal kas masuk dan buku besar.
56

7) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, harga pokok penjualan

dan kartu stock.

b. Penerimaan Kas dari Piutang

Berikut prosedur penerimaan kas dari piutang:

1) Menerima Surat Pesanan (SP) rangkap 1 dari pelanggan diserahkan

kepada Bagian Penjualan.

2) Membuat Surat Penyerahan Barang (SPB) rangkap 3 diserahkan

kepada pelanggan dan diarsipkan di Bagian Penjualan dan Bagian

Logistik/Gudang.

3) Menerbitkan faktur penjualan rangkap 3 diserahkan kepada pelanggan

dan diarsipkan di Bagian Penjualan dan Bagian Logistik/Gudang.

4) Menerima pembayaran menggunakan cek dan Bilyet Giro (BG)

diserahkan kepada Bagian Keuangan dan kuitansi 1 rangkap

diarsipkan di Bagian Penjualan.

5) Mencatat transaksi penjualan pada jurnal penjualan.

6) Mencatat penerimaan kas dari piutang pada buku pembantu dan buku

besar.

7) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, harga pokok

penjualan, daftar utang yang akan dibayar dan kartu stock.


57

2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sistem yang membahas

keluarnya uang yang digunakan untuk pembelian dan pembayaran tunai atau

kredit. Sumber pengeluaran kas dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Pengeluaran Kas dengan Cek

Berikut prosedur pengeluaran kas dengan cek:

1) Membuat Surat Pesanan (SP) rangkap 3 diserahkan kepada vendor dan

diarsipkan di Bagian Pembelian dan Bagian Logistik/Gudang.

2) Mencatat faktur pembelian rangkap 2 diserahkan di Bagian Pembelian

dan Bagian Logistik/Gudang.

3) Bagian Keuangan melakukan pembayaran menggunakan cek disertai

kuitansi rangkap 2 diserakan kepada vendor dan diarsipkan di Bagian

Pembelian.

4) Melakukan pencatatan transaksi pembelian pada jurnal pembelian.

5) Melakukan pencatatan pengeluaran kas pada buku pembantu dan buku

besar.

6) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas, harga

pokok pembelian, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar

dan kartu stock.


58

b. Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

Berikut prosedur pengeluaran kas dengan uang tunai:

1) Membuat Surat Pesanan (SP) rangkap 3 diserahkan kepada vendor dan

diarsipkan di Bagian Pembelian dan Bagian Logistik/Gudang.

2) Mencatat faktur pembelian rangkap 2 diserahkan di Bagian Pembelian

dan Bagian Logistik/Gudang.

3) Bagian Keuangan melakukan pembayaran menggunakan uang tunai

atau transfer disertai bukti transfer dan kuitansi rangkap 2 diserakan

kepada vendor dan diarsipkan di Bagian Pembelian.

4) Melakukan pencatatan transaksi pembelian pada jurnal pembelian.

5) Melakukan pencatatan pengeluaran kas pada jurnal kas keluar dan

buku besar.

6) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas, harga

pokok pembelian dan kartu stock.

D. Jenis Data

1. Jenis data yang digunakan menurut sifatnya adalah:

a. Data Kuantitatif

Data yang berupa angka-angka atau data yang dapat dihitung seperti data

penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Citra Sedayuh.


59

b. Data Kualitatif

Data yang berupa uraian seperti sejarah perusahaan dan struktur organisasi

perusahaan pada PT. Citra Sedayuh.

2. Jenis data yang digunakan menurut sumbernya adalah:

a. Data Primer

Data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya, contohnya

data jawaban hasil wawancara kepada narasumber atau pihak-pihak terkait

mengenai sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dalam bentuk dokumen jadi, seperti laporan

keuangan, bukti kuitansi penerimaan dan pengeluaran kas, sejarah dan

struktur organisasi perusahaan PT. Citra Sedayuh.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai

hipotesis yang dirumuskan. Adapun metode yang digunakan dalam

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Tahap observasi pada penelitian ini melakukan pengamatan

langsung ke PT. Citra Sedayuh untuk pengecekan mengenai sistem


60

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melakukan

pengamatan, peneliti berperan sebagai pengamat partisipatif, yaitu terlibat

dalam kegiatan sehari-hari pada perusahaan yang diteliti atau sebagai

sumber data penelitian.

2. Wawancara

Dalam tahap ini melakukan wawancara dengan tatap muka dan

tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dalam penerimaan

dan pengeluaran kas untuk memperoleh informasi yang berhubungan

dengan penelitian. Pihak yang dimaksud yaitu: Direktur Utama, Direktur,

Staf Keuangan dan Staf Pembelian/Penjualan.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yang

menguraikan pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

pada PT. Citra Sedayuh kemudian membandingkan dengan sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas yang seharusnya (sesuai teori Mulyadi). Dari

hasil perbandingan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

berdasarkan teori dengan yang ada pada pelaksanannya, dapat disimpulkan

memadai atau tidak memadainya sistem akuntansi penerimaan dan

pengeluaran kas pada PT. Citra Sedayuh.


61
62

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Citra Sedayuh

PT. Citra Sedayuh merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang farmasi, laboratorium dan alat Kesehatan. Perusahaan ini telah berdiri

sejak 30 Nopember 2000. PT. Citra Sedayuh merupakan perusahaan lokal yang

berpusat di Kota Denpasar, Bali.

PT. Citra Sedayuh menyediakan obat-obatan, bahan dan peralatan

laboratorium serta alat kesehatan untuk keperluan rumah sakit, dinas kesehatan,

apotek, toko obat dan instansi lainnya sepanjang instansi tersebut memiliki tenaga

penanggung jawab baik penanggung jawab farmasi maupun penanggung jawab

alat kesehatan.

Sebagai penyedia barang yang mengutamakan kenyamanan dan kepuasan

pelanggan, PT. Citra Sedayuh senantiasa memberikan kualitas pelayanan yang

prima serta menjamin kualitas barang dengan harga yang kompetitif.

Kenyamanan dan kepuasan pelanggan merupakan komitmen yang ingin dicapai

demi menciptakan pelanggan yang loyal dengan didukung karyawan yang sangat

kompeten dibidangnya.
63

B. Visi dan Misi PT. Citra Sedayuh

1. Visi

Sebagai distributor Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki komitmen

untuk selalu mendistribusikan produk farmasi yang berkualitas serta memiliki

citra kuat di pasar lokal maupun nasional.

2. Misi

Berlandaskan semangat kekeluargaan, PT. Citra Sedayuh berkeinginan untuk

ikut berperan dalam penyediaan obat-obatan dengan fasilitas-fasilitas sesuai

standar CDOB (Cara Distribusi Obat Yang Baik) yang mengutamakan mutu

untuk peningkatan kesehatan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

C. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan PT. Citra Sedayuh

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting didalam

suatu perusahaan, tanpa sumber daya manusia maka perusahaan tidak mampu

menjalankan opersai usahanya. Adapun susunan personalia PT. Citra Sedayuh

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Susunan Personalia PT. Citra Sedayuh

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Direktur Utama 1

2 Apoteker Penanggung Jawab (APJ) 1


64

Lanjutan Tabel 2.

No Jabatan Jumlah (orang)

3 Penanggung Jawab Teknis Alat Kesehatan 1

4 Direktur 1

5 Staff Keuangan 1

6 Staff Penjualan 1

7 Staff Pembelian 1

8 Staff Umum 1

9 Staff Logistik/Gudang 1

10 Staff Ekspedisi 1

Jumlah 10
Sumber: PT. Citra Sedayuh di Denpasar (2020).

Selain susunan personalia perusahaan wajib memiliki struktur organisasi

agar mempermudah pengintegrasian fungsi-fungsi dalam perusahaan. PT. Citra

Sedayuh di Denpasar memiliki 2 (dua) struktur organisasi yaitu Struktur

Organisasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) pada pada Gambar 11 dan Struktur

Organisasi Alat Kesehatan (Alkes) dapat dilihat pada Gambar 12.


65

Gambar 11

Struktur Organisasi
Pedagang Besar Farmasi
PT. Citra Sedayuh

Komisaris

Apoteker
Direktur Utama Penanggung
Jawab

Direktur

Staf Staf Staf Staf Staf Staf


Keuangan Penjualan Pembelian Umum Logistik Ekspedisi
/Gudang

Sumber: PT. Citra Sedayuh di Denpasar (2020).


66

Gambar 12

Struktur Organisasi
Alat Kesehatan
PT. Citra Sedayuh

Komisaris

Penanggung
Direktur Utama Jawab Teknis Alat
Kesehatan

Direktur

Staf Staf Staf Staf Staf Staf


Keuangan Penjualan Pembelian Umum Logistik Ekspedisi
/Gudang

Sumber: PT. Citra Sedayuh di Denpasar (2020).


67

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang

ditunjukkan dalam struktur organisasi PT. Citra Sedayuh di Denpasar sebagai

berikut:

1. Direktur Utama

Direktur Utama adalah pimpinan tertinggi dalam sebuah perusahaan.

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari direktur utama, yaitu:

a. Mengatur dan mengendalikan jalannya organisasi, manajemen dan

personalia sesuai peraturan, regulasi dan perundangan yang ditetapkan.

b. Menyusun program kerja dan budget pasar sesuai dengan target

perusahaan.

c. Mengembangkan pasar dengan memperhatikan masukan dari Apoteker

Penanggung Jawab (APJ) Pedagang Besar Farmasi (PBF), Penanggung

Jawab Teknis (PJT) Alat Kesehatan dan marketing.

d. Sebagai pimpinan fasilitas distribusi bertanggung jawab atas penerapan

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat

Kesehatan yang Baik (CDAKB).

e. Memfasilitasi dan melaksanakan pelatihan seluruh personil untuk

penerapan CDOB dan CDAKB di perusahaan.

f. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan pada RUPS.


68

2. Direktur

Direktur adalah orang yang bertugas membantu dan mewakilkan

direktur utama dalam operasional perusahaan. Adapun uraian tugas dan

tanggung jawab dari direktur, yaitu:

a. Membantu Direktur Utama dalam menata dan melaksanakan program

kerja perusahaan.

b. Mewakili Direktur Utama eksternal ataupun internal perusahaan bilamana

berhalangan atau sedang berada diluar daerah.

c. Secara bersama-sama dengan APJ Fasilitas Distribusi dan PJT Alat

Kesehatan senantiasa mengupayakan penerapan CDOB dan CDAKB

secara berkesinambungan.

3. Apoteker Penanggung Jawab (APJ)

Apoteker Penanggung Jawab (APJ) adalah orang yang bertanggung

jawab dalam aktivitas distribusi obat-obatan. Adapun uraian tugas dari

Apoteker Penanggung Jawab (APJ), yaitu:

a. Bertanggung jawab secara moral dan hukum atas pengelolaan PBF.

b. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem

manajemen mutu.

c. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta

menjaga akurasi dan mutu dokumentasi.


69

d. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan

lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam

kegiatan distribusi.

e. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan

penarikan obat/recall.

f. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif;

g. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.

h. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke

dalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.

i. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan

penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-

masing pihak yang berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat

dan/atau bahan obat.

j. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan

tersedia tindakan.

k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina

atau memusnahkan obat kembalian, rusak, hasil penarikan kembali/recall ,

atau diduga palsu.

l. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat

dan/atau bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

m. Melakukan skrining terhadap surat pesanan obat-obatan.


70

n. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/Tenaga Kefarmasian yang

telah mendapatkan persetujuan dari Instansi berwenang ketika sedang

tidak berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan

dokumen yang terkait dengan setiap pendelegasian yang dilakukan.

4. Penanggung Jawab Teknis Alat Kesehatan

Penanggung Jawab Teknis (PJT) Alat Kesehatan adalah orang yang

bertanggung jawab dalam aktivitas distribusi alat kesehatan. Penanggung

Jawab Teknis (PJT) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab secara moral dan hukum atas pengelolaan Alat

Kesehatan (Alkes) sesuai Ijin PAK yang dimiliki, berupa:

1) Alat Kesehatan Elektromedik non radiasi.

2) Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril.

3) Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril.

4) Produk Diagnostik In Vitro.

b. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem

manajemen mutu.

c. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta

menjaga akurasi dan mutu dokumentasi.

d. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan

lanjutan mengenai CDAKB untuk semua personil yang terkait dalam

kegiatan distribusi.
71

e. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan

penarikan alat kesehatan/recall.

f. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif.

g. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.

h. Meluluskan alat kesehatan kembalian untuk dikembalikan ke dalam stok

alat kesehatan yang memenuhi syarat jual.

i. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan

penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-

masing pihak yang berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi alat

kesehatan.

j. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan

tersedia tindakan.

k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina

atau memusnahkan alat kesehatan kembalian, rusak, hasil penarikan

kembali/recall atau diduga palsu.

l. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat

dan/atau bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

m. Melakukan skrining terhadap surat pesanan alat kesehatan.

n. Menyampaikan laporan Alkes (E-Report) setiap semester dalam 1 (satu)

tahun.
72

5. Staf Keuangan

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari staf keuangan, yaitu:

a. Mengatur cash flow perusahaan.

b. Mengelola urusan perpajakan perusahaan, termasuk melaporkan SPT

Masa dan Tahunan.

c. Melakukan pembayaran barang-barang kepada pemasok.

d. Menerima pembayaran dari pelanggan.

e. Menyusun laporan keuangan secara periodik.

f. Menyusun neraca perusahaan secara berkala.

6. Staf Penjualan

Sepengetahuan APJ Fasilitas Distribusi Farmasi dan PJT Alat Kesehatan

mengelola penjualan meliputi:

a. Melakukan penjualan obat dan/atau bahan obat berdasarkan surat pesanan

dari pelanggan.

b. Membuat daftar dan kualifikasi pelanggan sesuai dengan izin dari yang

berwenang serta penerapan CDOB dan CDAKB.

c. Membuat Surat Penyerahan Barang (SPB) dan Faktur Penjualan (invoice).

d. Penanganan keluhan, produk obat dan/atau bahan obat dan alat kesehatan

yang diduga palsu, penarikan kembali, rusak, retur, dan obat kembalian.

e. Memperkenalkan produk obat dan/atau bahan obat dan alat kesehatan

yang dapat di supply kepada pelanggan.


73

f. Memastikan bahwa pengiriman obat dan alat kesehatan kepada pelanggan

sudah sesuai dengan CDOB dan CDAKB.

7. Staf Pembelian

Sepengetahuan APJ Fasilitas Distribusi Farmasi dan PJT Alat Kesehatan

mengelola pembelian meliputi:

a. Pengadaan, pemesenan dan penerimaan barang.

b. Membuat daftar dan kualifikasi pemasok sesuai dengan izin dari yang

berwenang serta penerapan CDOB dan CDAKB.

c. Membuat surat pesanan yang ditanda tangani oleh APJ Fasilitas Distribusi

Farmasi untuk obat dan PJT Alat Kesehatan untuk alat kesehatan.

d. Penanganan produk obat dan/atau bahan obat dan alat kesehatan yang

diduga palsu, penarikan kembali, rusak, retur dan obat kembalian.

8. Staf Umum

Bagian umum adalah staf yang menyelenggarakan administrasi perusahaan

meliputi:

a. Penyelenggaraan administrasi umum.

b. Membantu Pimpinan, APJ, PJT dan staf lainnya dalam pengelolaan

administrasi yang menyangkut teknis.

c. Membuat registrasi dokumen yang dikeluarkan dan/atau yang diterima

perusahaan.
74

d. Bertanggung jawab untuk penyimpanan dan menemukan kembali

dokumen perusahaan setiap waktu diperlukan.

9. Staf Logistik/Gudang

Staf logistik/gudang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk pelaksanaan:

a. Protap Penerimaan Barang.

b. Protap Penyimpanan Barang.

c. Protap Pengeluaran Barang.

d. Protap Penanganan Obat Palsu atau Diduga Palsu.

e. Protap Pemusnahan Obat.

f. Protap Penanganan Obat Kadaluwarsa/Rusak.

g. Protap Obat Kembalian.

h. Protap Pencatatan Suhu dan Kelembaban.

i. Protap Stok Opname.

j. Protap Kebersihan Gudang.

k. Protap Penanganan Pencurian Obat.

l. Protap Akses Personil.

m. Protap Penanganan Pengiriman Obat yang Tidak Sesuai Pesanan;

n. Protap Penanganan Obat Tanpa Izin Edar.

10. Staf Ekspedisi

Staf ekspedisi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk pelaksanaan:

a. Pengiriman barang kepada pelanggan.


75

b. Pemeliharaan atau perawatan kendaraan perusahaan.

c. Pengiriman barang berpedoman ketentuan CDOB dan CDAKB.

d. Barang-barang yang dikirim harus sesuai dengan surat pesanan.

e. Penerimaan barang harus sepengetahuan atau tanda tangan APJ atau PJT

pemesan.

D. Gambaran Singkat Sistem Akuntansi pada PT. Citra Sedayuh

Adapun gambaran singkat alur sistem akuntansi pada PT. Citra Sedayuh

dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13

Sistem Akuntansi
PT. Citra Sedayuh

Sumber: PT. Citra Sedayuh di Denpasar (2020).

Dokumen sumber dan dokumen pendukung berfungsi sebagai tempat

pengambilan data yang dicatat ke dalam catatan akuntansi (jurnal, buku pembantu

dan buku besar) untuk dapat menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan

pengelolaan perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan yang dirancang oleh

manajemen.
76

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data

Pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.

Citra Sedayuh di Denpasar dilihat dari 5 unsur sistem akuntansi sebagai berikut:

1. Formulir

Formulir pada PT. Citra Sedayuh digunakan sebagai dokumen sumber dan

pendukung dalam proses pencatatan untuk merekam terjadinya transaksi

penerimaan dari penjulan tunai maupun piutang dan transaksi pengeluaran kas

dengan cek maupun uang tunai. Adapun formulir yang digunakan pada PT.

Citra Sedayuh dalam melaksanakan penerimaan kas dan pengeluaran kas

sebagai berikut:

a. Penerimaan kas dari penjualan tunai adalah Surat Pesanan (SP), Surat

Penyerahan Barang (SPB), faktur penjualan dan kuitansi.

b. Penerimaan Kas dari Piutang adalah Surat Pesanan (SP), Surat Penyerahan

Barang (SPB), faktur penjualan, cek atau Bylet Giro (BG) dan kuitansi.

c. Pengeluaran Kas dengan Cek adalah Surat Pesanan (SP), faktur

pembelian, cek dan kuintansi.


77

d. Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai adalah Surat Pesanan (SP), faktur

pembelian dan kuintansi.

2. Jurnal

Jurnal pada PT. Citra Sedayuh digunakan sebagai catatan akuntansi pertama

untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data penjualan,

pembelian, kas masuk dan kas keluar. Adapun jurnal yang digunakan pada

PT. Citra Sedayuh dalam penerimaan kas adalah jurnal penjualan dan jurnal

kas masuk, sedangkan pengeluaran kas menggunakan jurnal pembelian dan

jurnal kas keluar.

3. Buku Besar

Buku besar pada PT. Citra Sedayuh digunakan untuk meringkas data

keuangan yang telah dicatat sebelumnya pada jurnal agar dapat menghasilkan

informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu pada PT. Citra Sedayuh digunakan untuk merinci lebih lanjut

mengenai piutang, utang dan persediaan.

5. Laporan

Laporan pada PT. Citra Sedayuh adalah proses pelaporan hasil akhir berupa

laporan keuangan, laporan harga pokok penjualan, laporan harga pokok

pembelian, daftar umur piutang, daftar utang yang akan di bayar dan kartu

stock.
78

Dalam pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

pada PT. Citra Sedayuh terdapat prosedur, dokumen-dokumen dan catatan

akuntansi yang digunakan.

1. Sumber Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada PT. Citra Sedayuh berasal dari dua sumber

utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari

piutang yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Dalam penerimaan kas dari penjualan tunai, perusahaan menerima

transaksi dengan menggunakan uang tunai atau transfer sebelum barang

diserahkan kepada pembeli. Berikut prosedur penerimaan kas dari

penjualan tunai:

1) Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

a) Pembeli memesan barang kepada sales di Bagian Penjualan.

b) Bagian Penjualan membuat Surat Penyerahan Barang (SPB) dan

menerbitkan Faktur Penjualan.

c) Bagian Keuangan menerima pembayaran dari pembeli

menggunakan uang tunai atau transfer.

d) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Logistik/Gudang untuk

menyiapkan barang yang dipesan.


79

e) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Ekspedisi untuk

menyerahkan barang kepada pembeli yang sudah disiapkan oleh

Bagian Logistik/Gudang.

f) Bagian Ekspedisi menyerahkan barang kepada pembeli.

g) Bagian Penjualan mencatat transaksi penjualan pada Jurnal

Penjualan.

h) Bagian Keuangan menyetorkan kas yang diterima ke bank.

i) Bagian Keuangan mencatat penerimaan kas pada Jurnal Kas

Masuk dan Buku Besar.

j) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, harga pokok

penjualan dan kartu stock.

2) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Surat Pesanan (SP).

b) Surat Penyerahan Barang (SPB).

c) Faktur Penjualan Tunai.

d) Faktur Pajak.

e) Bukti transfer

f) Kuitansi.

g) Bukti setor bank.


80

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Jurnal penjualan.

b) Jurnal kas masuk.

c) Buku besar.

d) Laporan berupa laporan keuangan, harga pokok penjualan dan

kartu stock

b. Penerimaan Kas dari Piutang

1) Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang

Dalam penerimaan kas dari piutang, perusahaan menerima transaksi

dengan menggunakan cek atau Bylet Giro (BG) sebelum barang

diserahkan kepada pembeli. Berikut prosedur penerimaan kas dari

piutang:

a) Pembeli memesan barang kepada sales di Bagian Penjualan.

b) Bagian Penjualan membuat Surat Penyerahan Barang (SPB) dan

menerbitkan Faktur Penjualan.

c) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Logistik/Gudang untuk

menyiapkan barang yang dipesan.


81

d) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Ekspedisi untuk

menyerahkan barang kepada pembeli yang sudah disiapkan oleh

Bagian Logistik/Gudang.

e) Bagian Ekspedisi menyerahkan barang kepada pembeli.

f) Sales di Bagian Penjualan menyerahkan Faktur Penjualan sebagai

alat penagihan kepada pembeli.

g) Sales di Bagian Penjualan menerima pembayaran dari pembeli

menggunakan cek dan Bilyet Giro (BG).

h) Bagian Keuangan melakukan kliring kas yang diterima ke bank.

i) Bagian Penjualan mencatat transaksi penjualan pada Jurnal

Penjualan.

j) Bagian Keuangan mencatat penerimaan kas dari piutang dalam

Jurnal Kas Masuk, Buku Pembantu dan Buku Besar.

k) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, harga pokok

penjualan, daftar utang yang akan dibayar dan kartu stock.

2) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang

pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Surat Pesanan (SP).

b) Surat Penyerahan Barang (SPB).

c) Faktur Penjualan.
82

d) Faktur Pajak.

e) Cek atau Bylet Giro (BG)

f) Kuitansi.

g) Bukti kliring bank.

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

piutang pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Jurnal penjualan.

b) Jurnal kas masuk.

c) Buku pembantu.

d) Buku besar.

e) Laporan berupa laporan keuangan, harga pokok penjualan, daftar

utang yang akan dibayar dan kartu stock.

2. Sumber Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada PT. Citra Sedayuh berasal dari dua sumber

utama yaitu pengeluaran kas dengan cek dan pengeluaran kas dengan uang

tunai yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengeluaran Kas dengan Cek

1) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Cek

a) Bagian Pembelian membuat Surat Pesanan (SP) diserahkan kepada

vendor.
83

b) Bagian Logistik/Gudang mencatat dan memeriksa penerimaan

barang yang diserahkan oleh vendor

c) Bagian Pembelian mencatat Faktur Pembelian yang diserahkan

oleh vendor.

d) Bagian Keuangan melakukan pembayaran menggunakan cek

disertai kuitansi diserahkan kepada vendor.

e) Bagian Pembelian melakukan pencatatan transaksi pembelian pada

Jurnal Pembelian.

f) Bagian Keuangan melakukan pencatatan pengeluaran kas pada

Jurnal Kas Keluar, Buku Pembantu dan Buku Besar.

g) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas,

harga pokok pembelian, daftar umur piutang, daftar utang yang

akan dibayar dan kartu stock.

2) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek

pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Surat Pesanan (SP).

b) Faktur Pembelian.

c) Faktur Pajak.

d) Cek

e) Kuitansi.
84

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas

dengan cek pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Jurnal pembelian.

b) Jurnal kas keluar.

c) Buku pembantu

d) Buku besar

e) Laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas, harga pokok

pembelian, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar

dan kartu stock.

b. Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

1) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

a) Bagian Pembelian membuat Surat Pesanan (SP) diserahkan kepada

vendor.

b) Bagian Logistik/Gudang mencatat dan memeriksa penerimaan

barang yang diserahkan oleh vendor

c) Bagian Pembelian mencatat Faktur Pembelian yang diserahkan

oleh vendor.

d) Bagian Keuangan melakukan pembayaran menggunakan uang

tunai atau transfer disertai kuitansi diserahkan kepada vendor.


85

e) Bagian Pembelian melakukan pencatatan transaksi pemebelian

pada Jurnal Pembelian.

f) Bagian Keuangan melakukan pencatatan pengeluaran kas pada

Jurnal Kas Keluar dan Buku Besar.

g) Menerbitkan laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas,

harga pokok pembelian dan kartu stock.

2) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan uang

tunai pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Surat Pesanan (SP).

b) Faktur Pembelian.

c) Faktur Pajak.

d) Kuitansi.

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas

dengan uang tunai pada PT. Citra Sedayuh adalah:

a) Jurnal pembelian.

b) Jurnal kas keluar.

c) Buku besar.

d) Laporan berupa laporan keuangan, pengeluaran kas, harga pokok

pembelian dan kartu stock.


86

B. Analisis Data

1. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

a) Prosedur Penerimaan Kas Penjualan Tunai

Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales adalah:

1) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di

Bagian Penjualan.

2) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa

uang tunai, cek pribadi (personal check), kartu kredit, atau kartu debit.

3) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk

menyerahkan barang kepada pembeli.

4) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

5) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.

6) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal

penjualan.

7) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam

jurnal penerimaan kas.

b) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah:

1) Faktur penjualan tunai.

2) Pita register kas (cash register tape).


87

3) Credit card sales slip.

4) Bill of lading.

5) Bukti setor bank.

6) Rekapitulasi beban pokok penjualan.

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

1) Jurnal penjualan.

2) Jurnal penerimaan kas.

3) Jurnal umum.

4) Kartu persediaan.

5) Kartu gudang.

2. Penerimaan Kas dari Piutang

a) Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang

b) Dokumen yang Digunakan

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

3. Pengeluaran Kas dengan Cek

a) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Cek

b) Dokumen yang Digunakan

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

4. Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil


88

a) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

b) Dokumen yang Digunakan

c) Catatan Akuntansi yang Digunakan

C. Pembahasan

Berdasarkan evaluasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.

Citra Sedayuh di Denpasar maka dibahas mengenai prosedur, catatan dan

dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan

pengeluaran kas sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. Citra Sedayuh di Denpasar

adalah:

a. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

1) Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

a) Pada prosedur pembayaran pada PT. Citra Sedayuh tidak dapat

melakukan pembayaran menggunakan debit dan credit card yang

disebabkan karena tidak adanya alat penerima pembayaran yang

dapat menghubungkan antar rekening bank atau biasa disebut

dengan mesin Electronic Data Capture (EDC).

b) Pada prosedur pembayaran pada PT. Citra Sedayuh terdapat

perbedaan nama fungsi. Fungsi ini berada ditangan Bagian

Keuangan, tanpa adanya fungsi Bagian Kas pada PT. Citra

sedayuh prosedur pembayaran tetap berjalan dengan efektif dan


89

efisien karena Bagian Kas dan Bagian Keuangan memiliki tugas

dan tanggung jawab untuk menerima pembayaran dari pembeli.

c) Kas yang diterima dalam penerimaan kas dari penjualan tunai

dengan uang tunai tidak disetor langsung ke bank pada hari itu,

melainkan dilakukannya penyetoran ke bank secara periodik sesuai

dengan besarnya jumlah uang atau kas yang diterima.

d) Dalam melaksanakan pencatatan adanya pemisahan tugas, dimana

pencatatan pendapatan/transaksi penjualan pada jurnal penjualan

pada PT. Citra Sedayuh dilakukan oleh Bagian Penjualan

sedangkan pencatatan penerimaan kas pada jurnal kas masuk

dilakukan oleh Bagian Keuangan. Tanpa adanya Bagian Akuntansi

pada PT. Citra sedayuh dapat terjadinya selisih kas pada saat

menerbitkan laporan keuangan.

2) Dokumen yang Digunakan

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

b. Penerimaan Kas dari Piutang

1) Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang

2) Dokumen yang Digunakan

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada PT. Citra Sedayuh di Denpasar

adalah:
90

a. Pengeluaran Kas dengan Cek

1) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Cek

2) Dokumen yang Digunakan

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan

b. Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

1) Prosedur Pengeluaran Kas dengan Cek

2) Dokumen yang Digunakan

3) Catatan Akuntansi yang Digunakan


BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

91
Daftar Pustaka

Saifudin dan Firda Pri Ardani, (2017). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Internal atas Pendapatan
pada RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jurnal Riset Akuntansi Keuangan, Vol.2,
No.2, hal.123-137.

Ni Made Ari Anggarini, (2016). Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan dan


Pengeluaran Kas pada LPD Desa Pekraman Jero Kuta Batubulan. Skripsi.
Universitas Warmadewa.

Ayu Tutik Wulandari, (2019). Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan dan


Pengeluaran Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern pada PT. Amerta
Abadi Group di Badung. Skripsi. Universitas Warmadewa.

Sari, Parlina Iin, (2014). Analisa Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sriwijawa. Skripsi. Universitas Palembang.

Sujarweni, Wiratna, (2015), Sistem Akuntansi, Penerbit Pustaka Baru Press,


Yogyakarta.

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, (2016). Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.

92

Anda mungkin juga menyukai