INTERVENING
SKRIPSI
Oleh
Shelly Muriana
12180140
Persetujuan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul
VARIABEL INTERVENING”
Disusun oleh :
Telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa yang
Mengetahui
Shelly Muriana
ABSTRAK
Kata Kunci:
Orientasi Kepemimpinan (Leadership Orientation), Strategi Inovasi (Innovation
Strategy), Inovasi Produk (Product Innovation), Finansial Teknologi (Fintech Peer
to Peer Lending), Kinerja Strategis (Strategic Performance), Indonesia.
i
ii
PRAKATA
Dengan memanjatkan puji dan syukur terhadap hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan kasih karunia-Nya sehingga
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
penyusunan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penluis ingin menyampaikan
Bunda Mulia.
3. Ibu Kandi Sofia S. Dahlan, M.BA., Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang
4. Ibu Lelly Christin, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora.
ii
iii
5. Ibu Oktafalia Marisa Muzammil, SE., MM, selaku Ketua Program Studi
Mulia.
7. Bapak Dr. Fahrul Riza, SE., MSM, selaku dosen pembimbing yang telah
8. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moril
pembaca.
Shelly Muriana
iii
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
PRAKATA ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
1.3. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
1.4. Rumusan Permasalahan ............................................................................ 7
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 9
1.5.1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
1.5.2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1.6. Sistematika Pembahasan.......................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
2.1. Kerangka Teori ....................................................................................... 12
2.1.1. Strategi Inovasi ................................................................................. 12
2.1.2. Kinerja ............................................................................................. 20
2.1.3. Fintech (P2P Lending) ...................................................................... 22
2.2. Penelitian Terdahulu................................................................................ 25
2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ................................. 28
2.3.1. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Strategis ........ 28
2.3.2. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Inovasi Produk ........... 29
2.3.3. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kinerja Strategis ........................ 30
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 32
3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian ....................................... 32
3.1.1. Subjek Penelitian .............................................................................. 32
3.1.2. Objek Penelitian ............................................................................... 33
3.2.1. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34
3.2.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 34
iv
v
v
vi
DAFTAR TABEL
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
menciptakan teknologi yang tepat serta memiliki nilai tambah (value-added). Maka
tak heran jika di dunia digital saat ini pun dalam sisi transaksi dapat diterapkan
kapan saja, di mana saja, dapat diakses melalui Smartphone apa pun secara cepat,
dan mudah digunakan. Munculah ekonomi digital atau biasa disebut E-Commerce
rangkaian teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang dinamis yang menghubungkan
juga mengubah cara tradisional sistem pembayaran yang sekarang menjadi jauh
atau Fintech adalah sebuah terminologi yang biasa disebut sebagai salah satu
Fintech berasal dari penerapan Peer to Peer concept (P2P) yang digunakan oleh
Napster pada tahun 1999 untuk Music Sharing Lalu Fintech pertama kali muncul
pada tahun 2004 oleh Zopa, sebuah lembaga keuangan di Inggris yang tampil dalam
layanan peminjaman uang. Di Indonesia, pada saat ini banyak sekali terdapat
1
2
Indonesia telah terdaftar & terjalin dalam industri Fintech, contohnya sistem
operasi (Android Pay), perbankan (Dompetku d.l.l) dan serta platform pengajuan
pinjaman cash loan seperti Rupiah Cepat, Kredit Pintar, Ada Kami dan lainnya.
kemiskinan lebih dari 600 juta orang dan masih memberikan bukti nyata tentang
belahan dunia. Menurut Bank Indonesia (2021) dalam peran Fintech pada dasarnya
lebih dikenal secara konvensional yaitu bank. OJK atau yang dikenal dengan
Otoritas Jasa Keuangan (2021) sebagai salah satu lembaga yang berfungsi untuk
dan instrumen bisnis keuangan yang memberikan added value dalam ekosistem jasa
meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/lender
informasi. Maka dapat dikatakan bahwa Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending ini
merupakan salah satu jenis layanan jasa dalam bidang keuangan berbasis IT yang
cukup diminati. Masyarakat di Indonesia saat ini mengenal salah satu produk dari
(2021) mengemukakan bahwa pinjaman online adalah jenis pinjaman yang cukup
diajukan secara online melalui aplikasi ponsel, tanpa perlu tatap muka. Cara ini
3
individu maupun perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan pada bidang
strategi yang dapat diterapkan ataupun diadaptasi oleh perusahaan untuk dapat
menang dalam tingkat persaingan yang cukup legit pada era ini. Contohnya adalah
dengan pelayanan jasa yang ditawarkan oleh pesaing perusahaan Fintech lain nya.
perusahaan dituntut untuk dapat melakukan inovasi lebih dari satu kali untuk
meraih kesuksesan bahkan menjadi pemimpin dalam industri. Hal ini disebabkan
oleh jenis produk/ pelayanan jasa keuangan yang ditawarkan tampaknya homogen,
setiap perusahaan diharapkan secara terus menerus untuk melakukan inovasi agar
setiap sektor industri memiliki kemampuan (ability) dalam tingkat persaingan yang
Fintech P2P Lending ini tergolong sangat baru di Indonesia, yang juga dapat
pasar dengan ruang lingkup atau industri yang cukup kecil. Pernyataan ini dapat
3
4
didukung dengan data tahun 2021 pada Statistik Fintech Lending Indonesia
November 2021 di pulau Jawa. Apabila dilihat statistik secara periodik angka
jumlah akumulatif dana yang telah disalurkan oleh pemberi pinjaman meningkat
sebuah permasalahan yang sangat sering muncul di permukaan industri ini, seperti
banyak sekali inovasi produk baru yang gagal, terlihat sama atau berulang
(repetition) maupun strategi yang dijalankan oleh perusahaan belum matang serta
tidak berjalan efektif dan efisien pada proses implementasi. Industri keuangan
secara garis besar sudah menjadi bagian perekonomian yang sangat penting maka
dari itu Fintech yang ada di dalamnya harus memiliki ability dan competitiveness
strategi inovasi yang tepat dalam sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut
secara kegiatan operasional sehari-hari pun tetap bisa bertahan dan berjalan dengan
lancar. Menurut Gunday et.al dalam Beben Bahren, Indi Ramadhani, Edy Suroso
perusahaan untuk memasuki pasar baru, untuk meningkatkan saham pasar saat ini,
Hal ini memicu para pelaku bisnis maupun investor dalam bidang untuk
memahami apa yang menjadi dimensi pada strategi inovasi guna dapat
4
5
perusahaan dapat berjalan secara lancar dan tentu saja menghasilkan keuntungan.
Menurut Zahra dan Dass (2019) variabel dimensi-dimensi strategi inovasi terdiri
internal, sumber inovasi eksternal, implementasi inovasi dan tingkat investasi. Pada
penelitian ini fokus utama yang akan diteliti adalah elemen orientasi kepemimpinan
dan inovasi produk. Dimana dalam penelitian ini akan melihat apakah perusahaan
jasa pada Fintech Peer to Peer Lending mmiliki sikap atau keterampilan untuk
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
2. Inovasi Produk, menurut Damanpour dalam Putri, F (2019) inovasi produk yaitu
produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan
pasar. kemudian Menurut Johne dalam Putfi, F (2019) pengenalan produk atau jasa
baru yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan bagi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja strategis, dan tentu saja hal ini
memiliki kaitannya dengan penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang telah
tersedia dan dapat digunakan oleh perusahaan dan diterapkan secara maksimal
mungkin untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam pencapaian tujuan, visi &
misi perusahaan. Dengan berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya sebagai
5
6
Dari sekian uraian yang dijelaskan dan dikemukakan pada bagian latar
sebagai berikut :
semakin cepat & mudah untuk mengajukan pinjaman di Fintech Peer to Peer
setiap harinya, sehingga data akan terdapat fluktuasi kinerja yang dimana tidak
dapat diprediksi dan harus menyesuaikan dengan keadaan aktual seperti apa.
strategis.
2. Strategi Inovasi di Fintech Peer to Peer Lending pada saat ini tidak terlalu
terstruktur, dalam arti nya antara satu strategi di dalam satu divisi dengan divisi
lainnya seperti team product maupun dalam hal management sangat jauh
pinjaman dana yang lebih variatif & kompetitif menjadi salah satu penyebab
6
7
pinjaman cenderung tidak mau membayar & memilih untuk beralih ke platform
pinjaman lainnya, dan kinerja strategis dinilai tidak maksimal dalam hal
adanya hal-hal yang menyimpang dalam penelitian ini dan mencegah pelebaran inti
atau pokok dari permasalahan yang ada sehingga penelitian ini dapat dijalankan
secara lebih tetata rapi & searah dan membuat pembahasan serta tujuan penelitian
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar Fintech, sesuai dengan satu
objek penelitian saja yaitu perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Pada
2. Variabel yang akan diteliti hanya berupa satu variabel saja yaitu kinerja
3. Data yang akan diteliti hanya data pada tahun saat penelitian dimulai yaitu
2021.
satu layanan saja sejak tahun 2018 sampai pada saat ini yaitu berupa pinjaman uang
tunai atau yang lebih dikenal sebagai cash loan maupun productive loan. Pada salah
satu platflorm Fintech Peer to Peer Lending yaitu Rupiah Cepat hingga pada tahun
7
8
terjadi pada setiap platform Fintech Peer to Peer Lending. Hal ini membuktikan
nya atau berhenti untuk menggunakan platform tersebut karena hal tertentu.
Permasalahan ini merupakan intisari dari permasalahan dalam penelitian ini, yaitu
adalah hal yang sama antar platform atau homogen sehingga perlunya strategi
inovasi agar kegiatan operasional tetap dapat berjalan dengan lancar. Maka dari hal
tersebut ada beberapa masalah penelitian yang menjadi tujuan dari penelitian ini
Lending?
8
9
Lending.
to Peer Lending.
Harapan dari penelitian ini adalah menciptakan nilai bagi banyak pemangku
1. Aspek Teoritis
menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui konsep dan fungsi Fintech
Lending sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian masa depan.
2. Aspek Praktis
untuk meningkatkan strategi inovasi, layanan serta akumulasi total pinjaman yang
tentang penulisan skripsi yang didasarkan pada bab-bab yang diuraikan sebagai
berikut:
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang dari permasalahan tersebut
ekonomi dan layanan pinjaman mikro berbasis online, peningkatan Fintech Peer to
Peer Lending, dan implementasi Fintech Peer to Peer Lending. Dari latar belakang
penelitian. Kemudian pada bab ini juga akan diberikan tujuan dan manfaat
10
11
Berisi dasar teori dari pemahaman tentang Fintech Peer to Peer Lending,
maka akan terdapat indikator kinerja strategis dan penelitian sebelumnya yang
terkait dengan penelitian tersebut. Dengan aspek teoritis dan penelitian sebelumnya,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis yang
Pada bab hasil dan pembahasan akan diuraikan tentang uraian tentang objek
Bab 5 : Penutup
Pada bab terakhir dari penelitian ini akan diuraikan kesimpulan yang
bersifat uraian singkat yang telah dibahas dalam empat bab sebelumnya. Sebagai
tambahan, bab ini juga akan berisi saran-saran serta batasan-batasan berdasarkan
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu pilihan paling mendasar yang dihadapi perusahaan apakah akan
berinovasi atau tidak. Menurut Hittmar et al. dalam Siti Fitria (2018) strategi
inovasi bagaikan alat dasar yang menentukan arah inovasi bisnis berdasarkan
strategi bisnis dan tujuan strategis. Strategi inovasi ialah salah satu tindakan yang
kompetitif, terkait rencana dari pengembangan produk, layanan, proses, dan model
bisnis baru. Strategi inovasi dapat dikatakan sukses didasarkan pada proses
membutuhkan strategi inovasi, karena keadaan persaingan yang semakin ketat akan
Menurut Gunday et.al dalam Beben Bahren, Indi Ramadhani, Edy Suroso
(2018) keputusan inovasi adalah keputusan strategis yang paling mendasar bagi
memasuki pasar baru, untuk meningkatkan saham pasar saat ini, dan untuk
oleh meningkatnya persaingan di pasar domestik dan global, yang dihasilkan oleh
teknologi yang berubah dengan cepat, yang pada gilirannya dapat dengan cepat
12
13
mengikis nilai di pasar produk saat ini dan layanan terkait. tersebut
yang mengadopsi kerjasama untuk berkompetisi secara lebih efektif dalam pangsa
pasar (market place). Strategi ini dirancang agar perusahaan dapat menjadi
pemimpin dan membuat perusahaan lebih dominan pada pasar baru maunpun yang
lama. Yang menjadi kunci penting dalam mencapai kesuksesan atas strategi
tersebut dapat dilakukan dengan menigidentifikasi apa saja aset perusahaan yang
apabila pelanggan dapat membedakan apa yang menjadi konsistensi dalam atribut
dengan kompetitor. Menurut Gana dalam Siti, F (2018) perusahaan yang mampu
untuk melakukan inovasi secara berlanjut dikatakan sebagai salah satu sumber
4 indikator yang harus dimiliki perusahaan agar dapat menjadi keunggulan dalam
kompentensi yang unik dan langka di dalam industri yang telah terdapat kompetitor
potensial (rare) serta sulit untuk ditiru (inimitability) dan tidak ada produk
keahlian ingin dikatakan sebagai sesuatu yang bernilai maka perusahaan harus
yang mempunyai nilai. Namun jika kompetensi tersebut tidak dimiliki oleh banyak
diartikan sebagai kompetensi yang langka. Kompetensi yang sulit ditiru hanya
apabila harus diperoleh dengan kondisi yang historis atau unik dan perusahaan
Menurut Porter dalam Siti Fitria (2018) tahapan mekanisme yang mungkin
maupun hal lainnya yang menjadi penyebab. Perusahaan juga harus dapat
memberikan layanan dalam segmentasi pasar yang tidak begitu menarik bagi
15
dalam keunggulan bersaing. Menurut Porter dalam Siti Fitria (2018) juga
dengan kompetisi yang ada dengan pengadopsian keunggula biaya (cost advantage)
Produk)
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
Menurut Solutions et al. dalam Siti Fitria (2018) mengatakan bahwa pelajaran yang
penilaian kondisi suatu inovasi. Misalkan dalam menentukan & memimpin persepsi
dalam bisnis, karena kesadaran dalam persepsi inovasi yang berbeda dengan yang
ingin dicapai perusahaan serta norma-norma dan budaya yang bertolak belakang.
memiliki target pasar yang luas, yang berarti perusahaan mempunyai target segmen
konsumen, yang dimana sebelum melakukan proses inovasi, perusahaan tau akan
produk/jasa yang sedang trend, diminati atau produk yang sedang dominan pada
pasar. Tidak hanya itu, pada indikator selanjutnya, perusahaan juga perlu
menciptakan sebuah inovasi yang memiliki diferensiasi pada produk atau jasa
penelitian ini.
Komponen kedua dalam strategi inovasi yaitu inovasi produk itu sendiri.
Menurut Sukarmen dalam Victor (2018), inovasi produk adalah sebuah kreasi yang
dapat diketahui atau dilihat sebagai kemajuan fungsional suatu produk kompetitor.
17
Sedangkan menurut Rofiaty dalam Ade Kurnia (2020) inovasi produk merupakan
sebuah perubahan dalam sifat atau kinerja karakteristik sebuah produk atau jasa
yang lama maupun menciptkan produk atau jasa yang benar-benar baru. Inovasi
produk mengacu kepada beberapa perubahan yang dilakukan pada produk atau jasa.
Hal ini dapat didefinisikan sebagai sebuah proses dalam mengenalkan produk dan
Menurut Lukas & Ferell dalam Victor (2018) mendefinisikan bahwa dengan
menggunakan teknologi baru, hal ini membuat inovasi produk dapat di jadikan
produk dan jasa yang telah diperbaharui dan nantinya akan ditawarkan di pasar
namun lebih canggih daripada produk yang sebelumnya. Ada beberapa hal/elemen
dalam inovasi produk menurut C. Karlsson dalam Victor (2018) seperti kebutuhan
untuk menawarkan produk yang lebih baik atau bahkan baru, untuk menerapkan
metode produksi dan organisasi yang lebih efisien, untuk berkinerja lebih baik di
perusahaan. Pada saat yang sama, harus ingat bahwa perusahaan memiliki berbagai
tingkat sumber daya dan kemampuan inovatf untuk menghasilkan inovasi produk
yang baru menurut C. Karlsson dalam Victor (2018) juga mengemukakan bahwa
inovasi produk didefinisikan sebagai pengenalan barang atau jasa yang baru atau
komponen dan bahan, perangkat lunak yang terintegrasi, keramahan pengguna atau
teknologi baru, atau dapat didasarkan pada penggunaan baru atau kombinasi dari
18
pengetahuan atau teknologi yang ada. Inovasi produk adalah hasil dari proses sulit
inovasi produk yang sukses menuntut interaksi perusahaan yang kuat serta antara
perusahaan dengan pelanggan dan pemasoknya. Inovasi produk/ jasa dapat bersifat
radikal atau inkremental, tetapi juga dapat bersifat arsitektural, yaitu dengan sedikit
perubahan pada komponen, masih memiliki konsekuensi yang besar bagi industri
dan pasar.
dalam mengukur inovasi produk pada kinerja strategis maupun operasional bisnis
/layanan jasa secara kompetitif, menetapkan biaya layanan dalam pencapaian profit,
menciptakan inovasi pada produk. Ke-7 indikator inilah yang akan menjadi
strategis perusahaan.
Menurut Enkel dalam Victor (2018) inovasi terbuka yaitu sebuah situasi
atau kondisi yang sudah memiliki peranan penting baik dari segi teori maupun
pengetahuan dan ide dari pihak dalam maupun luar perusahaan, dan perusahaan
dirasa perlu untuk mengembangkan inovasi dengan melibatkan aktor luar dan
19
menciptakan kolaborasi yang erat dalam desain dan pengembangan produk baru
dan pengenalan pasar dengan pihak-pihak yang akan berbagi kepentingan bisnis
untuk setiap pelaksanaan sebuah inovasi yang dilakukan, kolaborasi ini dilakukan
yang terlibat. Para pesaing atau kompetitor juga merupakan salah satu indikator
produk.
4. Manfaat Inovasi
White dan Bruton dalam Victor (2018) menyatakan bahwa terdapat dua
jenis manfaat yang diperoleh dari inovasi dan teknologi, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan: Dampak dari Inovasi dan teknologi memiliki pengaruh yang
baik bagi perusahaan serta berpengaruh terhadap beberapa bagian. Teknologi baru
produk sehingga bisa menawarkan produk perusahaan dengan jumlah yang lebih
besar
prospek yang baik sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding
inovasi, akan banyak manfaat yang didapatkan, contohnya seperti manfaat untuk
2.1.2. Kinerja
1. Definisi Kinerja
kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
yang disebut dengan kinerja. Kinerja dapat diketahui jikalau individu maupun
Ciri-ciri keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang akan
dicapai. Jika tidak ada tujuan atau target, kinerja individu atau organisasi tidak
2. Kinerja Strategis
Menurut David dan Fred R. dalam Marta (2018). Kinerja strategis (Y)
dari manajemen strategis yang berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi,
Penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh perusahaan sangat berkaitan
21
keuntungan atau mencapai visi dan misi perusahaan itu sendiri. Menurut V.
dalam Marta (2018) menilai bahwa implikasi kinerja dari pengukuran kinerja
kepuasan mereka dengan sistem pengukuran kinerja, dan informasi yang tersedia
untuk publik tentang akuntansi dan kinerja market share. Menurut William (2018)
pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai
oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
untuk menghasilkan barang dan jasa, mutu barang dan jasa dapat terlihat dari
seberapa baik barang dan jasa ketika dapat memuaskan pelanggan atas produk dan
jasa yang diberikan oleh pemilik usaha. Kemudian muncul hasil kegiatan dengan
pemberian feedback dari pelanggan atas produk dan jasa yang digunakan, apakah
sudah sesuai dengan yang diinginkan, sehingga hal tersebut dapat membuktikan
tercapainya tujuan. Pada penelitian terdahulu Stenly Ronaldo & Baretha Meisar
strategis perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus mengukur kefektifan strategi
perusahan yang telah berjalan. Dalam menilai kefektifan strategi, tingkat kepuasaan
Perusahaan juga dapat meinilai kinerja strategis dari pertumbuhan kinerja market
share di pasar. Indikator terakhir dalam kinerja strategis adalah perusahaan bisa
Menurut OJK (2018) Fintech Peer to Peer Lending (P2P Lending) adalah
teknologi. Fintech Peer to Peer Lending berfungsi sebagai platform online yang
pemberi pinjaman dan peminjam. Model bisnis Fintech Peer to Peer Lending
yang lebih tinggi dari tabungan bank, sedangkan peminjam dapat memperoleh dana
dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari bank. Model pinjaman Fintech Peer
seperti perbankan dan lembaga keuangan tradisional, model Fintech Peer to Peer
Lending adalah model kredit modern untuk memenuhi kebutuhan kredit bisnis saat
23
ini. Beberapa platform Fintech Peer to Peer Lending yang menawarkan layanan
menawarkan platform untuk agregasi semua jenis tabungan dari individu, high net
worth (HNI), dan lembaga non-perbankan lainnya.Tentu saja banyak data primer
yang dapat menjadi bukti nyata bahwa industri Fintech Peer to Peer Lending
pada awalnya hanya 7% pada tahun 2007, berkembang pesat & terus meningkat
menjadi 20% pada akhir tahun 2011. Kemudian kembali mengalami peningkatan
pada tahun 2014 yaitu mencapai angka 78% dan pada tahun 2017 tercatat ada
sebanyak 135-140 perusahaan yang sudah terdaftar dalam lembaga Fintech pada
tahun 2017, dan mempunyai total transaksi dengan hampir mencapai Rp. 202,77
triliun. Peneliti mengutip dari situs web resmi sikapiuangmu OJK, yang dimana
Penelitian ini akan dilakukan hanya terhadap perusahaan Fintech Peer to Peer
Lending yang bertugas sebagai penyedia jasa pinjaman online yang berskala mikro
ratusan juta konsumen muda yang aktif bergerak di Indonesia yang membutuhkan
terlayani oleh lembaga keuangan tradisional karena tidak memenuhi syarat atau
Peraturan OJK No. 77 / POJK.01 / 2016 dan setiap lembaga wajib terdaftar serta
dilisensikan dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Di bawah model
bisnis Fintech Peer to Peer Lending lelang dilakukan di mana pemberi pinjaman
termasuk individu, badan individu, firma, masyarakat, atau badan tiruan apa pun,
Lending.
Pinjaman Fintech Peer to Peer Lending diatur oleh AFPI (Asosiasi Fintech
Pendanaan Indonesia) dalam Fintech Peer to Peer Lending Platform yang ditunjuk
oleh OJK untuk mengawasi para penyelenggara pada tahun 2019. Hanya beberapa
Peer Lending dengan izin dari OJK. Setiap pemberi pinjaman Fintech Peer to Peer
Peer to Peer Lending yang ada dan non-perbankan harus mendaftar ke AFPI.
Selanjutnya, Fintech Peer to Peer Lending harus memiliki dana bersih yang
dimiliki minimal 5 milyar dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh
OJK. Pemberi pinjaman Fintech Peer to Peer Lending harus mempertahankan rasio
dan Inovasi Produk sebagai variabel independen dalam penelitian yang menguji
intervening secara bersamaan untuk diuji pengaruhnya. Berikut ini adalah matriks
penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan bahan referensi yang menunjang
Tabel 2.1.
Kepemi Produk
-mpinan
Irsyam - kepemimpinan
Rofiaty, transformational
. (2020) di Indonesia.
26
Shaldon Kenya.
Leparan
(2019)
memberikan pengaruh
Yogyakarta
Syamsuddi terhadap
Setyadi, dalam
M. Batang,
(2021)
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
28
dalam penelitian ini menggunakan teori yang telah dimodifikasi dengan . Kerangka
Gambar 2.1.
Paradigma Penellitian
H4
H2 H3
Inovasi Produk
H1
Menurut Davilla, dkk dalam Stenly (2021) inovasi merupakan suatu bagian
integral bisnis perusahaan yang perlu dipastikan oleh kepemimpinan. Hal yang
harus dipelajari dari perusahaan yang paling inovatif ialah berpacu dari
bisa memunculkan gagasan yang berisi keunikan atau memiliki value tersendiri
29
bagi setiap pelaku bisnis pada bidang industri jasa keuangan Fintech Peer to Peer
Lending dan yang pada akhir nya pelanggan dapat memilih produk yang selaras
dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Jika hal-hal itu bisa tercapai tentu
digabungkan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Dengan
yang baru yang memiliki nilai tambah suatu jasa. Maka dari itu, pemimpin
dibandingkan dengan kompetitor lain nya pada bidang industri jasa keuangan
Fintech Peer to Peer Lending. Jika hal-hal itu bisa tercapai tentu dapat
Menurut Lukas & Ferell dalam Victor (2018) penerapan inovasi produk
teknologi baru yang nantinya bisa dijadikan sebagai alat dalam mendapatkan
keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini pembaharuan haruslah dilakukan sesuai
posisi produk maupun jasa di pasar. jika hal-hal tersebut dapat di implementasikan
dengan baik, maka akan memengaruhi kinerja strategis dengan baik dalam
perusahaan.
bahwa persaingan antar perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya sudah
tidak hanya sebatas untuk menghadapi persaingan industri namun cukup efektif
dalam mendorong orientasi kepemimpinan untuk menjadi alpha dalam industri. Hal
ini tentu saja akan memberikan efek samping dalam menentukan keberhasilan
METODE PENELITIAN
penting kedudukannya di dalam penelitian, yang harus ditata sebelum peneliti siap
untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah
industri Fintech Peer to Peer Lending. Menurut OJK (2017) Fintech Peer to Peer
Lending adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan
tersebut, inovasi dalam lembaga Fintech Peer to Peer Lending merupakan suatu
pengguna untuk semakin mudah dalam segi layanan dan kemudahan transaksi yang
telah diciptakan oleh perusahaan. Semakin hari, industri Fintech Peer to Peer
start-up.
tergolong sebagai salah satu jenis Fintech yang sudah menjadi industri yang cukup
32
33
Menurut Hadad (2017) serta industri ini tergolong industri yang masih
berkembang di Indonesia dan beberapa kali produk ataupun layanan keuangan jasa
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Fokus utama objek penelitian ini adalah penerapan strategi inovasi
pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending khususnya pada perusahaan yang
sudah memiliki sertifikasi & izin dari regulator. Dapat diketahui hingga saat ini,
menurut OJK (2021) terdapat 103 perusaahan Fintech Peer to Peer Lending di
Indonesia yang telah tersertifikasi & mendapatkan izin dari AFPI & OJK.
uji teori), menggunakan strategi penelitian seperti survei, kuesioner dan eksperimen
statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Tujuan penelitian kuantitatif
34
ini adalah dapat melakukan pengujian atas seberapa signifikan akan pengaruh dari
data primer atau data sekunder. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber
primer merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menarik
informasi kuantitatif. Data yang dimaksud pada penelitian ini merupakan data
(2017) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
salah satu teknik yang sangat efisien untuk digunakan apabila peneliti dapat
mengetahui dengan jelas dan pasti atas apa saja varibel yang mau dievaluasi atau
mau diukur serta mengethaui atas apa yang kira-kira ingin dijawab oleh responden
sendiri. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan melalui link google form kepada
responden penelitian.
a. Populasi
tergeneralisasi yang terdiri dari objek maupun subjek yang memiliki kualitas dan
karakteristik secara tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk
35
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Pada penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah populasi infinit
Peer to Peer Lending yang melakukan kegiatan operasional bisnis nya di Indonesia.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2017) sampel merupakan bagian inti dari total dan
sebagian besar dari populasi yang dimana karakteristiknya akan diselidiki, dan
dapat menjadi perwakilan seluruh populasinya sehingga jumlah nya akan lebih
kecil dari populasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yang akan
memberikan kesempatan maupun peluang yang rata atau sama untuk setiap unsur
tertentu. Syarat atau kriteria untuk menjadi responden penelitian telah ditentukan
3. Skala bisnis perusahaan termasuk dalam jenis usaha menegah hingga usaha besar
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Hair
et.al yang memberikan saran bahwa ukuran sampel minimal untuk penggunaan
metode analisis data Structural Equation Modelling (SEM) adalah 100 hingga 200
sampel.
apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan memperoleh
Winarno (2017), dalam penelitian terdapat 3 jenis variabel penelitian, yang dikenal
dengan dependent variable yaitu variabel terikat yang bergantung dengan variabel
lainnya. Yang kedua adalah independent variable yaitu variabel yang tidak
bergantung pada variabel yang lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah
intervening variable, yaitu untuk mengetahui apakah variabel yang ingin diukur
37
pengaruh dengan variabel terikat tidak dapat diketahui oleh karena sifatnya abstrak.
kinerja strategis sebagai dependent variable, dan juga inovasi produk sebagai
intervening variable.
atribut atau sifat maupun nilai dari obyek, orang, dan kegiatan yang memiliki
variasi-variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari &
beserta operasionalnya yang telah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Variabel Operasional
Penelitian Variabel
4. Ketersediaan
38
informasi perusahaan
untuk publik.
5. Pertumbuhan
6. Memanfaatkan
kebutuhan dan
keinginan pengguna.
4. Menciptakan
inovasi dengan
diferensiasi pada
5. Mampu
menghadapi pesaing
pasar.
baru. 4. Mengembangkan
secara kompetitif.
5. Menetapkan biaya
layanan dalam
pencapaian profit.
6. Menetapkan biaya
layanan yang
terjangkau.
7. Melakukan riset
sebelum
menciptakan inovasi
pada produk.
mengadopsi Partial Least Square (PLS) yang dimana merupakan model persamaan
analisis data Structural Equation Modelling (SEM). SEM adalah teknik modeling
40
statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum yang terdapat alah
analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi
(regression). Menurut Ghozali & Latan (2020) PLS-SEM memiliki tujuan dalam
Menurut Ghozali (2020) PLS adalah metode analisis yang cukup kuat dikarenakan
tidak menggunakan asumsi data arus terhadap ukuran atau skala tertentu.
Modelling (SEM) adalah model persamaan secara struktural pada generasi kedua
model.
tunggal.
9. Mampu untuk mengatasi data time series yang seting muncul kesalahan data-
Menurut Hair et al. (2017), terdapat enam tahapan atau langkah yang harus
Hal yang perlu dilakukan pada pengembangan model teoritis adalah dengan
mengetahui model teoritis dan justifikasi yang akan dikembangkan nantinya. SEM
Pada langkah yang kedua, model yang sebelumnya sudah diciptakan pada tahap
hubungan kausalitas yang akan diuji. Hubungan antar konstruk dapat dilihat &
dinyatakan dengan menggunakan anak panah. Jika berbentuk lurus, maka hal
satu kontsruk dengan yang lainnya. Sedangakan apabila garis melengkung, artinya
dimaksud pada diagram alur juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
42
dilakukan prediksi terhadap variabel yang lain dalam model, yang dapat dilihat
Pada tahap ketiga, selanjutnya diagram alur dikonversi menjadi persamaan seperti
berikut:
endogen + erorr
kriteria atau persyaratan adalah langkah terakhir dalam model analisa SEM. Tujuan
square, dimana apabila angkanya semakin kecil maka model tersebut semakin
A. Uji Validitas
melakukan pengukuran suatu penelitian, dimana artinya semakin tinggi nilai yang
penelitian, maka wajib untuk melakuka uji variabel antar hubungan, yaitu
nilai AVE yang diharapkan > 0.5. Peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0
untuk melakukan uji validitas yang dapat diketahui dari nilai loading factor pada
adalah loading factor wajib mencapai angka > 0,70. Menurut Ghozali & Latan
indikator refleksif menjadi cara untuk melakukan uji discriminant validity dengan
44
memperhatikan angka cross loading pada setiap variabel wajib mencapai > 0,70
B. Uji Realibilitas
sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama juga akan
perhitungan dari nilai composite realiability. Menurut Ghozali & Latan (2020)
angka composite reliability > 0,7 apabila penelitian yang dilakukan sifatnya
3.3.3. Metode Statistika yang digunakan dalam menganalisis data dan menguji
hipotesis
A. Statistik Deskriptif
yang khusus digunakan untuk keperluan analisa data menggunakan cara deskripsi
atau gambaran data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya dengan tidak ada
maksud atau tujuan untuk menciptakan kesimpulan atau rangkuman yang berlaku
pengujiannya yaitu :
terhadap variabel Y
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dikarenakan
Uji ini dilakukan guna menjawab variabel mana yang paling berpengaruh terhadap
Model adalah suatu model yang memperkirakan korelasi antara variabel laten &
independen dengan variabel laten dependen. Dalam PLS, model struktural ini
dinilai dengan cara R2 untuk konstruk yang bersifat dependen, dan t-value tiap
path antar konstruk dalam suatu model tersebut. Terdapat beberapa evaluasi dasar
Nilai inner model atau koefisien path akan memperlihatkan tingkat signifikasi pada
uji hiptesis. Menurut Hair et.al., (2017) nilai dalam innel model atau koefisien path
akan terlihat pada t-statistic dan wajib di atas 1.96 untuk two tailed dan sedangkan
wajib di atas 1.64 untuk hipotesis one tailed. Menurut Ghozali & Latan (2020)
47
apabila pada hipotesis two tailed menunjukan bahwa t-statistic > 1.96 pada
koefisien path variabel, maka hal tersebut mengartikan adanya korelasi yang
signifikan.
Menurut Ghozali dan Latan (2020) Q-square Predictive Relevance adalah sebuah
cara untuk melakukan evaluasi terhadap model PLS, dengan rumus yaitu Q2 = 1 –
(1- R12) x (1- R22) x (1- R32) x (1- R42) . Ghozali dan Latan (2020) menyebutkan
untuk ketentuan pengujian adalah jika Q2 > 0 maka model termasuk pada predictive
relevance. Nilai Q2 0.02, 0.15, dan 0.35 adalah angka yang memperlihatkan model
Menurut Ghozali dan Latan (2020) total effect merupakan suatu nilai yang dapat
menggambarkan jumlah dan dampak total yang diterima suatu kontruks dengan
yang lainnya. Nilai/angka yang diperoleh secara tidak langsung maupun langsung.
Asumsi yang digunakan adalah semua jalur akan tetap dihitung walaupun tidak
Total effect = c + (a x b)
yaitu memberikan pembatasan dan mengecilkan ruang atau scope penelitian agar
macam, atau korelasi antar variabel penelitian. Terdapat dua jenis hipotesis yang
dapat menjadi dasar pembatasan penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan juga
hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif berarti menyatakan bahwa ada pengaruh,
korelasi antara variabel satu dengan yang lainnya, sebaliknya hipotesis nol (H0)
tidak memiliki pengaruh & korelasi. Sehingga, dalam penelitian ini penulis dapat
H03: tidak terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk terhadap kinerja
to Peer Lending.
49
H04: tidak terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk dalam memediasi
to Peer Lending.
BAB 4
Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi data primer serta data hasil
kuesioner yang diperoleh melalui jawaban secara langsung dari responden melalui
media yang tersedia. Media yang dimaksud adalah dengan menggunakan Google
Forms. Penulis telah menyebarkan kuesioner pada tanggal 28 hingga 29 Maret 2022
kepada sebanyak 110 responden. Semua data kuesioner yang telah terkumpul telah
dari 110 perusahaan Fintech Peer to Peer Lending yang kegiatan operasionalnya
aktif bergerak di Indonesia. Jumlah responden sebanyak 110 orang memiliki profil
sebagai berikut :
Gambar 4.1.
50
51
responden berasal dari perusahaan yang lama usahanya adalah di atas 5 tahun, 34
responden berasal dari perusahaan yang lama usahanya adalah 3-4 tahun, serta 26
responden lainnya berasal dari perusahaan yang memiliki lama usaha yaitu 1-2
tahun. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah responden mayoritas yang
Gambar 4.2
atas 500 orang dengan total 49 responden, kemudian jumlah karyawan di angka
100-500 orang terdapat total 37 responden, lalu untuk jumlah karyawan di angka
10-100 orang adalah sebanyak 24 responden. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
responden dengan jumlah karyawan di atas 500 orang mendominasi penelitian ini.
52
Tabel 4.1.
Analisis Deskriptif
merupakan salah satu bagian dalam statistik yang dapat digunakan untuk
menganalisa data penelitian sebelum diolah. Pada penelitian ini, terdapat 3 variabel
dengan masing-masing kode yang telah ditentukan oleh penulis. Variabel yang
dengan kode (IP), serta kinerja strategis dengan kode (KS). Berdasarkan hasil
analisis deskriptif pada tabel 4.1, penilaian tertinggi dalam variabel orientasi
kepemimpinan terdapat pada item indikator dengan kode OK2 sebesar 4.491 yaitu
terendah letaknya pada item indikator dengan kode OK5 sebesar 4.209 yaitu
indikator dengan kode IP4 sebesar 4.173 yaitu “perusahaan kami mengembangkan
kode IP1 & IP2 sebesar 4.109 yaitu “perusahaan kami selalu rutin untuk
Pada variabel kinerja strategis, penilaian tertinggi terdapat pada item indikator
dengan kode KS4 sebesar 4.264 yaitu “perusahaan kami menjalankan transparansi
sedangkan penilaian terendah terdapat pada item indikator dengan kode KS6
yang ada untuk meningkatkan kinerja market share”. Berdasarkan hasil tersebut
kinerja strategis memberikan pengaruh antar variabel yang cukup signifikan dalam
penelitian ini.
55
Gambar 4.3
model tersebut terdiri dari 3 (tiga) variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan disertai dengan
20 (dua puluh) indikator pada data yang telah diperoleh pada penelitian ini. Model
di atas mendeskripsikan mengenai outer loading dalam penelitian ini, yang melihat
pengaruh satu indikator terhadap variabel laten. Data yang disajikan diatas
merupakan data yang telah diolah menggunakan SmartPLS 3.0 melalui data primer,
dan data diatas belum dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Gambar 4.4.
tersebut terdiri dari 3 (tiga) variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan disertai dengan 20 (dua
puluh) indikator pada data yang telah diperoleh pada penelitian ini. Model di atas
pengaruh satu indikator terhadap variabel laten. Data yang disajikan diatas
merupakan data yang telah diolah menggunakan SmartPLS 3.0 melalui data primer,
dan data diatas belum dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Tabel 4.2.
apabila memiliki nilai diatas ≥0,7 merupakan nilai yang menunjukan bahwa
indikator tersebut valid untuk mengukur konstruk. Pada tabel 4.1 data diatas
menunjukan bahwa terdapat 5 (lima) indikator yang tidak dapat digunakan dalam
penelitian/tidak valid karena memiliki nilai ≤0,7. Indikator yang tidak valid adalah
KS1 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,699
(0,699≤0,7), KS4 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading
0,685 (0,685≤0,7), KS8 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer
terdapat 2 indikator yang tidak valid yaitu OK2 yang memiliki nilai outer loading
0,397 (0,397≤0,7) serta OK4 yang memiliki nilai outer loading 0,507 (0,507≤0,7).
Pada variabel inovasi produk, dapat dilihat bahwa semua indikator mempunyai nilai
Gambar 4.5
dalam penelitian ini menunjukan bahwa pada model tersebut terdiri dari 3 (tiga)
variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan 15 (lima belas) indikator, setelah terdapat 5 (lima)
indikator dihapus karena memiliki nilai ≤0,7. Indikator yang tidak valid adalah KS1
pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,699 (0,699≤0,7),
KS4 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,685
(0,685≤0,7), KS8 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading
indikator yang tidak valid yaitu OK2 yang memiliki nilai outer loading 0,397
(0,397≤0,7) serta OK4 yang memiliki nilai outer loading 0,507 (0,507≤0,7).
Gambar 4.6
atau probabilitas baik pengaruh secara lansung, tidak langsung, maupun total
pengaruh secara keseluruhan. Apabila nilai T-Statistic lebih besar daripada 1,96
variabel. Hasil bootstrapping setelah dilakukannya uji indikator pada penelitian ini
dikarenakan menghasilkan nilai T-Statistic ≥ 1,96, yaitu dapat dilihat dari orientasi
serta inovasi produk terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistic (5,359 ≥
Tabel 4.3
IP4 0.805
IP5 0.840
IP6 0.766
IP7 0.753
KS2 0.848
KS3 0.800
KS5 0.752
KS6 0.753
KS7 0.770
OK1 0.860
OK3 0.858
OK5 0.845
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)
Tabel 4.2. diatas mendeskripsikan hasil output atas outer loading setelah
ketentuan yaitu kurang dari 0,7. Berdasarkan hasil tabel nilai outer loading tersebut,
sangat jelas bahwa semua indikator kini telah valid, dan dapat digunakan untuk
pengujiannya. Hal ini dapat ditunjukan atas perbedaan setiap karakter dari nilai
outer loading satu dengan yang lainya dalam kolom masing-masing. Dengan
Tabel 4.4.
Berdasarkan tabel 4.3 telah disajikan nilai dari Average Variance Extracted
(AVE) yang dimana dapat digunakan untuk mengukur discriminant validity serta
memenuhi syarat maka sebaiknya nilai AVE adalah di atas 0,5 untuk membuktikan
bahwa variabel tersebut valid. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa parameter
AVE menghasilkan nilai > 0,5. Nilai AVE terbesar dimiliki oleh variabel orientasi
dengan nilai 0,617 dan nilai AVE terkecil dimiliki oleh variabel inovasi produk.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa uji kesahihan dengan menggunakan metode
Tabel 4.5.
Cross Loading
Salah satu metode alternatif dari AVE untuk menguji discriminant validity
adalah dengan melihat cross loading. Ketentuan agar model dapat diterima atau
valid adalah dengan melihat skor loading dari setiap indikator yang dikomparasi
terhadap nilai indikator divariabel lainnya harus lebih tinggi. Berdasarkan tabel 4.4
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara nilai indikator disuatu variabel laten
menunjukan nilai cross loading yang lebih tinggi dalam konstruknya sendiri.
Tabel 4.6.
Cronbach’s Alpha
Cronbach's Alpha
Tabel 4.7.
Composite Reliability
Composite
Reliability
INOVASI PRODUK 0,911
KINERJA STRATEGIS 0,889
ORIENTASI KEPEMIMPINAN 0,890
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)
lebih besar dari 0,7 maka variabel tersebut memiliki reliabilitas yang cukup tinggi.
Apabila uji reliabilitas didukung dengan nilai cronbach’s alpha maka expected
score adalah >0,6 untuk semua konstruk pada penelitian. Apabila dianalisa
berdasarkan tabel 4.5 & tabel 4.6, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cronbach’s
alpha maupun composite reliability telah memenuhi syarat & kriteria atas
Tabel 4.8.
Koefisien Determinasi
R Square
sebesar 0,348 atau 34,8% yang dimana menunjukan variabel inovasi produk dapat
inovasi produk sebesar 0,304 atau 30,4% . Sedangkan 34,8% merupakan variabel
Tabel 4.9.
3.0 maka pada uji korelasi dapat dinyatakan bahwa nilai uji korelasi tertinggi adalah
66
antara orientasi kepemimpinan terhadap inovasi produk yaitu dengan nilai 0,590.
Dapat didefinisikan bahwa inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer
kepemimpinan.
Tabel 4.10.
Path Coefficients
Uji partial merupakan sebuah uji yang dilaksanakan untuk mencari tahu
apakah ada pengaruh antar variabel satu dengan variabel lainnya dalam sebuah
model. Kriteria dalam melihat adanya pengaruh atau tidak dalam uji partial adalah
apabila nilai P < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan, dan begitu juga
sebaliknya apabila nilai P > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan. Hasil
responden - variabel (110 - 3 = 97) maka t-tabel mendapatkan hasil 1,98 dengan
mengadopsi tingkat signifikan sebesar 5%. Maka berdasarkan tabel 4.9 dapat tarik
kinerja strategis dengan nilai T-Statistik tidak melebihi dari 1,98 (0,493 < 1,96),
sehingga Ha ditolak dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original
sample sebesar 0,050 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,622 > 0,05).
produk dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (7,997 > 1,98) sehingga Ha
diterima dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar
0,5910 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).
dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (5,764 > 1,98) sehingga Ha diterima
dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar 0,521
Tabel 4.10.
terhadap kinerja strategis yang dimediasi oleh inovasi produk masih signifikan
dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (4.573 > 1,98) sehingga Ha diterima
dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar 0,307
4.3. Pembahasan
Melalui hasil penelitian pada sub bab 4.2, maka berikut merupakan
rangkuman atas hasil analisa dari pengujian hipotesis pada penelitian ini:
Tabel 4.11.
tidak lebih dari 1,98 (0,493 < 1,98). Hal ini berindikasikan bahwa bukan menjadi
faktor kritis dalam menciptakan dan mendukung inovasi yang sukses. Kinerja
69
inovasi yang dilakukan daripada kompetitor, dan perusahaan tidak harus selalu
menjadi pemimpin dalam industri untuk meningkatkan kinerja strategis, tetap dari
banyak faktor-faktor lainnya agar suatu perusahaan khususnya dalam Fintech Peer
to Peer Lending dapat memiliki kinerja strategis yang baik. Dalam pengumpulan
data, nyatanya untuk menjadi pemimpin dalam industri perusahaan Fintech Peer to
Peer Lending sangat sulit, dan hal ini tidak hanya terpacu dalam seberapa giatnya
lainnya seperti modal, jumlah investor serta ketersediaan teknologi canggih yang
pemimpin di pasar. Hal ini tidak berarti menjadi pemimpin di sebuah pasar,
otomatis perusahaan akan mempunyai kinerja strategis yang baik. Oleh karena itu
hipotesis pertama didukung oleh hasil penelitian Siti Famillah (2018) yang
pengaruh yang signifikan terhadap inovasi produk dengan nilai T-Statistic lebih
dari 1,98 (7,997 > 1,98). Orientasi kepemimpinan dipandang sebagai suatu faktor
produk/layanan jasa keuangan dalam perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Hal
perusahaan tetap dapat eksis dan bersaing pada industri yang sangat kompetitif.
Setiap perusahaan tentu saja ingin menjadi pemimpin dalam industrinya, dan hal
70
kedudukan/posisinya.
yang signifikan terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistik lebih dari 1,98
yaitu (5,764 > 1,98). Hal ini menunjukan bahwa dalam sebuah perusahaan Fintech
Peer to Peer Lending sangat perlu untuk melakukan inovasi produk dalam
Fintech Peer to Peer Lending juga perlu melakukan analisis & riset terlebih dahulu
ditawarkan kepada pengguna. Oleh karena itu, hipotesis ketiga didukung oleh hasil
penelitian sebelumnya dari Irsyam et al., (2020) yang menyebutkan bahwa inovasi
jasa.
yang dimediasi oleh inovasi produk dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98
(4.573 > 1,98) sehingga Ha diterima dengan nilai koefisien parameter yang diukur
71
dari original sample sebesar 0,307 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000
< 0,05). Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan Fintech Peer to Peer
terhadap kinerja strategis hanya apabila dimediasi oleh inovasi produk. Dapat
dikatakan bahwa inovasi produk beperan sebagai partial control dalam hubungan
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dijabarkan & dibahas dalam
bab sebelumnya, maka berikut dibawah ini merupakan kesimpulan yang dapat
diambil :
atau ancaman akan ketatnya persaingan dalam industri ini, penelitian ini
mengartikan bahwa menjadi pemimpin berarti memiliki kinerja strategik yang baik.
apakah suatu perusahaan mempunyai kinerja strategik yang baik maupun efektif.
Parameter ataupun penilaian akan kinerja strategik yang baik tidak hanya berasal
dari posisi perusahaan pada industri/pasar, melainkan dari berbagai elemen yang
tidak dapat dijelaskan dengan pasti pada penelitian ini. Seperti hasil uji hipotesis
pada bab 4 yang telah menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan tidak memiliki
menawarkan program pinjaman dana yang lebih variatif & kompetitif menjadi salah
satu penyebab berbagai susah untuk bersaing dalam hal mempertahankan loyalitas
72
73
pelanggan yang tentu saja berhubungan dengan strategi inovasi yang diterapkan.
industri yang masih berkembang & memiliki potensi yang cukup baik di industri
yang dapat menguasai pasar, perusahaan Fintech Peer to Peer Lending didorong
untuk menciptakan inovasi produk yang menjadi salah satu competitive advantage
inovasi produk dimana penulis dapat menganalisa bahwa pengaruh antara kedua
variabel teruji secara signifikan & memiliki pengaruh. Hal ini juga menunjukkan
bahwa para pemilik & pemangku kepentingan memahami & menyetujui peran
orientasi kepemimpinan faktor utama & motivasi perusahaan agar tetap terus
perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Pada bab 1 penulis telah menyinggung
bahwa salah satu permasalahan utama dalam perusahaan Fintech Peer to Peer
Lending adalah setiap perusahaan dituntut secara tepat waktu untuk mencapai
yang semakin pesat. Tidak hanya itu, tingkat persaingan kian semakin kompetitif
oleh setiap perusahaan pada industri ini hampir sama (homogen). Sehingga setiap
produk. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada bab 4 terkait bahwa inovasi
ini telah membuktikan bahwa perusahaan Fintech Peer to Peer Lending di industri
ini senantiasa menciptakan ide-ide baru serta melakukan modifikasi yang inovatif
terhadap kinerja strategis hanya apabila dimediasi oleh inovasi produk. Pada
hipotesis pertama, telah ditunjukan bahwa kinerja strategis tidak dipengaruhi secara
langsung oleh orientasi kepemimpinan, namun dalam skenario lain ternyata dapat
berpengaruh apabila didorong oleh inovasi produk. Hal ini dikarenakan dalam
memiliki sisi dominan dalam memimpin industri sehingga hal tersebut memicu
keuangan yang baru. Dari inovasi produk tersebut dijadikan parameter atau acuan
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
penulis ingin menyampaikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya, pelaku &
dunia akademis :
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan & keterbatasan yang ditemukan,
Fintech Peer to Peer Lending ataupun dapat menjadi referensi untuk penelitian
serta financial inclusion. Hal ini telah ditunjukkan pada bab 4 dalam perhitungan
koefisien determinasi bahwa terdapat 34,8% merupakan variabel laten lainya diluar
jumlah sample yang diteliti hanya sebanyak 110 perusahaan dari 161 Fintech Peer
to Peer Lending pada pra moratorium. Peneliti selanjutnya dapat meneliti industri
lebih tepat & akurat. Peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi pada industri
Fintech khususnya di Indonesia juga dapat diangkat sebagai topik penelitian dalam
mendefinisikan batasan masalah yang lebih spesifik dan detil terkait dengan apa
76
yang ingin diteliti agar dapat menjalankan proses penelitian dengan tearah dan
komprehensif.
Lending
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi atau R-Square, dalam penelitian ini
terdapat 34,8% yang merupakan variabel laten lainya diluar penelitian yang dapat
memberikan penjelasan atas penelitian ini. Maka pelaku & pemangku kepentingan
indikator maupun aspek lainnya yang dapat membuat kinerja strategik meningkat
agar kegiatan bisnis operasional perusahaan dapat berjalan secara stabil, efektif &
efisisien. Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin menyarankan agar perusahaan
dapat memperbesar & mempertahankan target pasar/industri yang luas karena hal
perhitungan indikator nilai mean tertinggi sebesar 4,418 terletak pada indikator
untuk terus menciptakan ide-die inovatif akan produk/layanan jasa keuangan yang
Pada penelitian ini khususnya di industri Fintech Peer to Peer Lending, terdapat
banyak filsafat yang masih asing dan definisi yang berbeda dengan industri
spesifik atau terlalu umum juga menjadi salah satu permasalahan sehingga dapat
yang mendalam, seperti apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja strategis di
DAFTAR PUSTAKA
Adam Hakul Yakin, Tintin Suhaeni, Peranan Orientasi Pasar dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing pada UMKM Lampu Gentur Cianjur , Jurnal Riset
Bisnis dan Investasi: Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Riset Bisnis dan Investasi.
Adiyanta, F. C. S. (2019). Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan
Metode Survey sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris F.C.
Adminitrative Law & Governance Journal, 2(4), 697–709.
Alma, Buchari, pada kutipan Zimmerer. (2018). Kewirausahaan. Bandung.
ALFABETA.
Alma, Buchari. (2018) Kewirausahaan. Bandung. ALFABETA.
Arikunto, Suharsimi. (2017). Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ayodya, W. (2020). UMKM 4.0: Strategi UMKM Memasuki Era Digital.
Eni Candra Nurhayati, Green Management System , MAGNA: Journal of
Economic, Management and Business: Vol 1 No 1 (2022): July 2022.
Erpiyana, Meli, Helisia Margahana, dan Muhammad Junaidi. 2018. “Analisis
Implementasi Aplikasi Electronic Commerce Pada Meli Cake Berbasis Web
Mobile Dengan Konsep Business to Consumer.” Jurnal Signaling 7(2):52–59.
Farukh, M., Chong, W. Y., Mansori, S., & Ramzani, S. R. (2017). Intrapreneurial
Behavior: The Role of Organizational Commitment. World Journal of
Entrepreneurship, Management, and Sustainable Development, 13(3), 243-
256.
Hadad, MD., 2017. Financial Technology (FinTech) di Indonesia. Kuliah Umum
tentang FinTech – IBS. Jakarta Afifah N. 2018. Implementasi Financial
Technology Dalam Pengembangan UMKM Di Indonesia. Essay Booklet; The
Transformative Power of Fintech. Yogyakarta: HIMMAUGM
Hair, Joseph F.,G. Tomas M. Hult., Christian M. Ringle., and Marko Sarstedt. 2017.
A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM).
2e Edition USA: Sage
Intan Widya Anugrah, Tintin Suhaeni, Pengaruh Kepemimpinan Stratejik Terhadap
Strategi Bersaing UKM Café dan Restoran , Jurnal Riset Bisnis dan Investasi:
Vol 3 No 3 (2017): Jurnal Riset Bisnis dan Investasi
Marta Marsela Manahera. 2018. Analisis Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi
Kewirausahaan terhadap Inovasi Produk dan Kinerja Pemasaran. Jurnal
EMBA. Vol.6 No.4; 3603 – 3612. ISSN 2303-1174
Putri, F., Widyatmaja, I. G. N., Rahyuda, I., Studi, P., Iv, D., Pariwisata, F., &
79
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
Tahun 2006 s/d 2012 SDS Kristen Sion Tanjungpinang
Tahun 2012 s/d 2015 SMPS Bintan Tanjungpinang
Tahun 2015 s/d 2018 SMK Negeri 1 Tanjungpinang
Tahun 2018 s/d 2022 Universitas Bunda Mulia
Pengalaman Kerja
Tahun 2019 s/d 2020 : Campus Representative Universitas Bunda Mulia
Tahun 2019 s/d 2020 : General Manager Assistant PT. Vivo Communication
Tahun 2020 s/d 2022 : Operational Manager PT. Kredit Utama Fintech Indonesia
Tahun 2022 s/d sekarang : Operational Manager AI Rudder Technology Indonesia
81
LAMPIRAN
Elektronik
danamas.co Pinjaman
.id
id
lat.co.id
co.id Mobile
Adventure
al.co.id Usaha
82
com Nusa
Indonesia
Arta
o.id
o.id
.co.id Inklusif
Indonesia
go.co.id Inklusif
p2p.com Annua
Teknologi
ndana.id Dana
Indonesia
ar.id Investama
Sampoerna
Digital
Indonesia
FINTEK al.co.id
O pro.id Fin
.id Homido
Indonesia
84
Indonesia
do.co.id Komunitas
Indonesia
o.id Teknologi
Finansial
Berbagi
Teknologi
unai.co.id Teknologi
Indonesia
kini.co.id Indonesia
id Sejahtera
Finansindo
.id
H geteasycash Fintopia
.asia Technology
co.id
s.co.id Bersama
Teknologi
Indonesia
86
mduit.co.id Teknologi
Indonesia
Indonesia
mbu.id Usaha
Indonesia
epat.id Permata
Makmur
MKM.co.id Kemakmuran
Rakyat
knologi.id
w.cicil.co.i Mitra
d Teknologi
a ungdana.co. Dana
id Indonesia
87
edi.id Terdepan
Nusantara
pala.id Gotong
Royong
nesia.id Teknologi
Indonesia
k.id Teknologi
Indonesia
Indonesia
-ku.id Digital
Indonesia
.id Solusi
Sejahtera
Finansial
88
Indonesia
Syariah
a.co.id Fintec
Solution Solusi
agus.id Bagus
Indonesia
m Merlin
Sejahtera
Indonesia
.id Finansial
nal.co.id Finansial
dan IOS
Indonesia
k.id Teknologi
Indonesia
nd.com Madani
Indonesia
n.co.id Teknologi
Indonesia
ee.co.id Bersama
id Teknoruci
Indonesia
90
dal.com Karunia
Indonesia
Akselerasi
Indonesia
Indonesia
Teknologi
m Inovasi
Teknologi
Finansial
Teknologi
91
Mitra Hasanah
azz.id Digital
Indonesia
Peduli
Indonesia
m Investama
Teknologi
Teknologi
Indonesia
.id Indonesia
92
om Perkasa
d Teknologi
Indonesia
om Micro
Indonesia
Online
Indonesia
odal.co.id Fintek
Indonesia
Teknologi
Utama
Membangun
Bangsa
93
m Magga Jaya
Fintek
Indonesia
id Abadi
o.id
p.co.id/ Indonesia
n.co.id/ Technology
Syariah d Syariah
com
Indonesia
95
KUESIONER PENELITIAN
96
97
98
99
100
101
102
DATA KUESIONER
5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 5 4 5
4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 5 5 5
5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4
4 4 5 5 5 5 2 3 2 2 3 2 4 3 4
4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4
4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 4 3 4 4
4 4 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 5
4 4 4 3 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 5
4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 3 2 3 4
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5
4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3
4 4 3 2 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 3
3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
2 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 5 3 5
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
103
4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 2 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 2 4 5
5 5 3 4 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5
4 5 3 5 5 4 3 4 3 1 3 4 3 5 3
3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3
4 5 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5
3 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
2 3 4 2 3 3 4 2 5 3 3 2 5 5 5
5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5
1 2 4 5 2 1 2 2 4 2 2 2 1 1 1
5 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 5 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
5 4 5 3 5 2 5 3 4 4 5 5 5 5 4
3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 4
4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 2 5 5 4
5 3 2 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3 3
4 5 3 3 2 3 2 3 3 4 5 3 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 3
3 3 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 3
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
104
5 5 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 5 4 3
4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 3 2 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4
5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4
3 4 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3
4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4
2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5
3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3
4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 4 5
3 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 3 4 5 5
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 2 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 1 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 5 5 4 5 2 2 2 2 2 5 5 5
4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 4 2 2
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4
2 2 2 2 2 4 4 2 2 5 2 2 3 2 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
105
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4