Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH STRATEGI INOVASI TERHADAP KINERJA STRATEGIS

PERUSAHAAN JASA FINTECH PEER TO PEER LENDING DI

INDONESIA DENGAN INOVASI PRODUK SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih


Gelar Sarjana Manajemen

Oleh

Shelly Muriana
12180140

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Program Studi Manajemen
Universitas Bunda Mulia
Jakarta
2022
1

UNIVERSITAS BUNDA MULIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Persetujuan Skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul

“PENGARUH STRATEGI INOVASI TERHADAP KINERJA

STRATEGIS PERUSAHAAN JASA FINTECH PEER TO PEER

LENDING DI INDONESIA DENGAN INOVASI PRODUK SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING”

Disusun oleh :

Shelly Muriana 12180140

Telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa yang

bersangkutan pada Fakultas Ilmu Sosial Humaniora – Program Studi Manajemen

Universitas Bunda Mulia.

Jakarta, 14 September 2022

Mengetahui

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Oktafalia Marisa Muzammil, S.E., MM Dr. Fahrul Riza, SE., MSM


PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH STRATEGI


INOVASI TERHADAP KINERJA STRATEGIS PERUSAHAAN JASA
FINTECH PEER TO PEER LENDING DI INDONESIA DENGAN INOVASI
PRODUK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”, sepenuhnya karya saya
sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada Saya,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Jakarta, 27 Januari 2022


Yang membuat pernyataan,

Shelly Muriana
ABSTRAK

Perkembangan teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang dinamis telah


menghubungkan perusahaan, pelanggan, dan masyarakat dalam melakukan
kegiatan transaksi pertukaran barang, jasa, maupun informasi secara elektronik.
Perkembangan transaksi elektronik juga mengubah cara tradisional sistem
pembayaran yang sekarang menjadi jauh lebih canggih, yaitu Fintech. Jenis Fintech
yang cukup diminati dalam sektor industrinya pada saat ini adalah Fintech Peer to
Peer Lending, yang menawarkan solusi pembayaran serta jasa pinjaman online
mikro tanpa jaminan berbasis aplikasi yang cukup diminati oleh masyarakat luas di
Indonesia. Dalam masa digitalisasi dan globalisasi, setiap perusahaan Fintech Peer
to Peer Lending dituntut secara terus menerus untuk berinovasi agar memiliki
kemampuan (ability) untuk menghadapi pesaing serta menjadi pemimpin dalam
industrinya. Orientasi kepemimpinan mendorong perusahaan untuk menciptakan
strategi inovasi yang baru, salah satunya dengan melakukan inovasi produk.
Namun, pada kenyataanya produk yang ditawarkan pada industri ini bersifat
homogen, sehingga menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk meningkatkan
kinerja strategis.
Maka dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
dari Orientasi Kepemimpinan dan Inovasi Produk terhadap Kinerja Strategis.
Alasan peneliti memilih Fintech Peer to Peer Lending dalam penelitian ini
dikarenakan tingkat perkembangan industri yang cukup signifikan pada dunia
keuangan nonperbankan yang juga telah menjadi konsiderasi masyarakat Indonesia
secara umum untuk menjadi solusi dalam peminjaman uang/modal untuk
kebutuhan usaha maupun sehari-hari.
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif. Hal ini berhubungan dengan tujuan
penelitian untuk membuktikan & mengetahui pengaruh dari variabel laten satu
dengan yang lainnya yang mempengaruhi kinerja strategis perusahaan Fintech Peer
to Peer Lending. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 110
perusahaan Fintech Peer to Peer Lending yang telah memenuhi syarat atau kriteria
sampel dalam penelitian ini, dengan pengumpulan data berdasarkan teknik acak
atau non-probability sampling.
Dalam hasil penelitian ini menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja strategis. Namun, orientasi
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk. Sedangkan inovasi
produk berpengaruh signifikan terhadap orientasi kepemimpinan.

Kata Kunci:
Orientasi Kepemimpinan (Leadership Orientation), Strategi Inovasi (Innovation
Strategy), Inovasi Produk (Product Innovation), Finansial Teknologi (Fintech Peer
to Peer Lending), Kinerja Strategis (Strategic Performance), Indonesia.

i
ii

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji dan syukur terhadap hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan kasih karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ““PENGARUH STRATEGI

INOVASI TERHADAP KINERJA STRATEGIS PERUSAHAAN JASA

FINTECH PEER TO PEER LENDING DI INDONESIA DENGAN INOVASI

PRODUK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora di Universitas Bunda Mulia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya

dukungan, bantuan, bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak selama

penyusunan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penluis ingin menyampaikan

penghargaan setinggi-tingginya serta terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Doddy Surya Bajuadji, SE., M.BA selaku Rektor Universitas

Bunda Mulia.

2. Bapak Howard S.Giam, SE., Ak., M.BA selaku Pelaksana Harian

Rektor Universitas Bunda Mulia.

3. Ibu Kandi Sofia S. Dahlan, M.BA., Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik Universitas Bunda Mulia.

4. Ibu Lelly Christin, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora.

ii
iii

5. Ibu Oktafalia Marisa Muzammil, SE., MM, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Bunda

Mulia.

6. Ibu Tannia, SE., MM., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Universitas Bunda Mulia.

7. Bapak Dr. Fahrul Riza, SE., MSM, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan memberi saran terbaik kepada penulis

sepanjang proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moril

maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti.

9. Seluruh pelaku serta pemangku kepentingan perusahaan Fintech Peer to

Peer Lending di Indonesia yang sudah bersedia menjadi responden

untuk penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

keterbatasan, kekurangan, maupun kesalahan karena pengalaman serta

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih minim. Maka, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak-

pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap

skripsi ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya serta

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya peneliti &

pembaca.

Jakarta, 20 April 2022

Shelly Muriana

iii
iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
PRAKATA ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
1.3. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
1.4. Rumusan Permasalahan ............................................................................ 7
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 9
1.5.1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
1.5.2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1.6. Sistematika Pembahasan.......................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
2.1. Kerangka Teori ....................................................................................... 12
2.1.1. Strategi Inovasi ................................................................................. 12
2.1.2. Kinerja ............................................................................................. 20
2.1.3. Fintech (P2P Lending) ...................................................................... 22
2.2. Penelitian Terdahulu................................................................................ 25
2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ................................. 28
2.3.1. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Strategis ........ 28
2.3.2. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Inovasi Produk ........... 29
2.3.3. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kinerja Strategis ........................ 30
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 32
3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian ....................................... 32
3.1.1. Subjek Penelitian .............................................................................. 32
3.1.2. Objek Penelitian ............................................................................... 33
3.2.1. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34
3.2.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 34

iv
v

3.2.4. Variabel Penelitian & Definisi Operasional....................................... 36


3.3. Metode Analisis ...................................................................................... 39
3.3.1. Tahapan Pegolahan Data .................................................................. 39
3.3.2. Metode Pengujian Validitas & Reliabilitas........................................ 43
A. Uji Validitas .......................................................................................... 43
3.3.3. Metode Statistika yang digunakan dalam menganalisis data dan
menguji hipotesis ....................................................................................... 44
3.4. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 47
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN............................................. 50
4.1. Penyajian Data ........................................................................................ 50
4.1.1. Deskripsi Data .................................................................................. 50
4.1.2. Deskripsi Profil Responden .............................................................. 50
4.2. Analisis Data dan Interpretasi ................................................................. 55
4.2.1. Hasil PLS-Algorithm Sebelum Diolah ........................................... 55
4.2.2. Hasil Bootstrapping Sebelum Diolah ............................................ 56
4.2.3. Uji Kesahan Sebelum Data Diolah ................................................ 57
4.2.4. Hasil PLS Algorithm Setelah Diolah ............................................. 58
4.2.5. Hasil Bootstrapping Setelah Diolah .............................................. 59
4.2.6. Uji Kesahihan (Validity) ............................................................... 60
4.2.7. Uji Kehandalan (Reliability) ......................................................... 63
4.2.8. Uji Korelasi .................................................................................. 65
4.2.9. Uji Hipotesis ................................................................................. 66
4.3. Pembahasan ............................................................................................ 68
BAB 5PENUTUP ............................................................................................. 72
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 72
5.2. Saran ....................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 80
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81

v
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................... 25


Tabel 3.2 Tabel Variabel Operational................................................................. 37
Tabel 4.1 Tabel Outer Loading Sebelum Diolah................................................. 57
Tabel 4.3 Tabel Outer Loading Setelah Diolah ................................................... 60
Tabel 4.4 Tabel Cross Loading .......................................................................... 62
Tabel 4.5 Tabel Cronbach’s Alpha ..................................................................... 63
Tabel 4.6 Tabel Composite Reliability ............................................................... 64
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Determinasi .............................................................. 65
Tabel 4.8 Latent Variable Correlations ............................................................... 65
Tabel 4.9 Path Coefficients ................................................................................ 66
Tabel 4.10 Spesific Indirects Effects .................................................................. 67
Tabel 4.11 Hasil Interpretasi Hipotesis Penelitian .............................................. 68

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ……………………………………………… 28


Gambar 4.1. Diagram Lama Usaha ……………………………………………...50
Gambar 4.2 Diagram Jumlah Karyawan ………………………………………... 51
Gambar 4.3 Model Pls-algorithm Sebelum Diolah ……………………………. . 55
Gambar 4.4 Model Bootstrapping Sebelum Diolah ……………………………. 56
Gambar 4.5 Model Pls-algorithm Setelah Diolah ……………………….………58
Gambar 4.6 Model Bootstrapping Setelah Diolah ……………………………… 59

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Menurut Zimmerer (2018), guna memudahkan dan membantu aktivitas

sehari-hari, maka manusia senantiasa berinovasi dan menggali kreativitasnya untuk

menciptakan teknologi yang tepat serta memiliki nilai tambah (value-added). Maka

tak heran jika di dunia digital saat ini pun dalam sisi transaksi dapat diterapkan

kapan saja, di mana saja, dapat diakses melalui Smartphone apa pun secara cepat,

dan mudah digunakan. Munculah ekonomi digital atau biasa disebut E-Commerce

dan produknya disajikan sebagai hasil dari perkembangan teknologi informasi.

(Erpiyana, Margahana, dan Junaidi 2018) E–Commerce menurut Baum adalah

rangkaian teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang dinamis yang menghubungkan

perusahaan, pelanggan, dan masyarakat melalui transaksi elektronik dan pertukaran

barang, jasa, dan informasi secara elektronik. Perkembangan transaksi elektronik

juga mengubah cara tradisional sistem pembayaran yang sekarang menjadi jauh

lebih canggih, yaitu Fintech.

Menurut National Digital Research Center (2021), Financial Technology

atau Fintech adalah sebuah terminologi yang biasa disebut sebagai salah satu

inovasi di bidang keuangan. Fintech merupakan salah satu implementasi IT

(Information Technology) di bidang keuangan. Menurut Hadad (2017) Konsep inti

Fintech berasal dari penerapan Peer to Peer concept (P2P) yang digunakan oleh

Napster pada tahun 1999 untuk Music Sharing Lalu Fintech pertama kali muncul

pada tahun 2004 oleh Zopa, sebuah lembaga keuangan di Inggris yang tampil dalam

layanan peminjaman uang. Di Indonesia, pada saat ini banyak sekali terdapat

1
2

penyelenggara atau perusahaan penyedia jasa keuangan maupun teknologi

yang mendukung transaksi secara nirkontak (contactless). Banyak perusahaan di

Indonesia telah terdaftar & terjalin dalam industri Fintech, contohnya sistem

operasi (Android Pay), perbankan (Dompetku d.l.l) dan serta platform pengajuan

pinjaman cash loan seperti Rupiah Cepat, Kredit Pintar, Ada Kami dan lainnya.

Alimirucchi (2017) mengatakan bahwa Fintech dapat mengatasi

kemiskinan lebih dari 600 juta orang dan masih memberikan bukti nyata tentang

keuntungan Start-Up untuk meningkatkan kepercayaan investor dari seluruh

belahan dunia. Menurut Bank Indonesia (2021) dalam peran Fintech pada dasarnya

secara teoritis mampu menggantikan peran-peran formal dalam keuangan yang

lebih dikenal secara konvensional yaitu bank. OJK atau yang dikenal dengan

Otoritas Jasa Keuangan (2021) sebagai salah satu lembaga yang berfungsi untuk

mengawasi mendefinisikan Fintech sebagai kegiatan atas pembaruan proses, bisnis,

dan instrumen bisnis keuangan yang memberikan added value dalam ekosistem jasa

keuangan secara digitalisasi. Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016,

Fintech Lending/Peer-to-Peer Lending/ P2P Lending adalah layanan pinjam

meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/lender

(pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi

informasi. Maka dapat dikatakan bahwa Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending ini

merupakan salah satu jenis layanan jasa dalam bidang keuangan berbasis IT yang

cukup diminati. Masyarakat di Indonesia saat ini mengenal salah satu produk dari

Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending dengan pinjaman online. Menurut Anindi

(2021) mengemukakan bahwa pinjaman online adalah jenis pinjaman yang cukup

diajukan secara online melalui aplikasi ponsel, tanpa perlu tatap muka. Cara ini
3

memberikan kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan kredit. Nyatanya

unsur kemudahan dan kecepatan membuktikan bahwa industri ini sedang

berkembang dan tingkat persaingan menjadi lebih ketat untuk memberikan

pelayanan terbaik untuk penggunanya.

Era digitalisasi mempengaruhi dan menuntut semua individu secara

individu maupun perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan pada bidang

industrinya masing-masing. Menurut H. Mulyono (2018) inovasi adalah salah satu

strategi yang dapat diterapkan ataupun diadaptasi oleh perusahaan untuk dapat

menang dalam tingkat persaingan yang cukup legit pada era ini. Contohnya adalah

dengan mengadaptasi inovasi terhadap produk jasa/pelayanan yang ditawarkan

hingga setiap perusahaan memiliki kelebihan yang dapat menjadi pebanding

dengan pelayanan jasa yang ditawarkan oleh pesaing perusahaan Fintech lain nya.

Menurut Suwigno Budiman (2020) mengatakan bahwa dalam industri perbankan,

perusahaan dituntut untuk dapat melakukan inovasi lebih dari satu kali untuk

meraih kesuksesan bahkan menjadi pemimpin dalam industri. Hal ini disebabkan

oleh jenis produk/ pelayanan jasa keuangan yang ditawarkan tampaknya homogen,

atau terlihat sama pada permukaan.

Herrera (2017) berpendapat bahwa dalam masa digitalisasi dan globalisasi,

setiap perusahaan diharapkan secara terus menerus untuk melakukan inovasi agar

setiap sektor industri memiliki kemampuan (ability) dalam tingkat persaingan yang

semakin kompetitif. Sedangkan menurut Fiki (2021) mengatakan bahwa industri

Fintech P2P Lending ini tergolong sangat baru di Indonesia, yang juga dapat

menjadi pemicu untuk mendapatkan peluang (opportunity) lebih besar di pangsa

pasar dengan ruang lingkup atau industri yang cukup kecil. Pernyataan ini dapat

3
4

didukung dengan data tahun 2021 pada Statistik Fintech Lending Indonesia

(Indonesian Fintech Lending Statistics) mencatat bahwa terdapat sebanyak

8.409.920 masyarakat telah menjadi penerima pinjaman pada periode bulan

November 2021 di pulau Jawa. Apabila dilihat statistik secara periodik angka

jumlah akumulatif dana yang telah disalurkan oleh pemberi pinjaman meningkat

secara signifikan. Fintech Lending menyalurkan berbagai jenis produk pinjaman,

mulai dari peminjaman produktif hingga ke konsumtif.

Produk/layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh perusahaan menjadi

sebuah permasalahan yang sangat sering muncul di permukaan industri ini, seperti

banyak sekali inovasi produk baru yang gagal, terlihat sama atau berulang

(repetition) maupun strategi yang dijalankan oleh perusahaan belum matang serta

tidak berjalan efektif dan efisien pada proses implementasi. Industri keuangan

secara garis besar sudah menjadi bagian perekonomian yang sangat penting maka

dari itu Fintech yang ada di dalamnya harus memiliki ability dan competitiveness

dengan menerapkan strategi inovasi. Bisnis perusahaan apabila dijalankan dengan

strategi inovasi yang tepat dalam sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut

secara kegiatan operasional sehari-hari pun tetap bisa bertahan dan berjalan dengan

lancar. Menurut Gunday et.al dalam Beben Bahren, Indi Ramadhani, Edy Suroso

(2018) berpendapat bahwa keputusan inovasi adalah keputusan strategis yang

paling mendasar bagi setiap perusahaan, karena merupakan instrumen penting

perusahaan untuk memasuki pasar baru, untuk meningkatkan saham pasar saat ini,

dan untuk memperkuat keunggulan kompetitif.

Hal ini memicu para pelaku bisnis maupun investor dalam bidang untuk

memahami apa yang menjadi dimensi pada strategi inovasi guna dapat

4
5

meningkatkan keunggulan kompetitif dibandingkan kompetitor lainnya agar

perusahaan dapat berjalan secara lancar dan tentu saja menghasilkan keuntungan.

Menurut Zahra dan Dass (2019) variabel dimensi-dimensi strategi inovasi terdiri

dari orientasi kepemimpinan, inovasi proses, inovasi produk, sumber inovasi

internal, sumber inovasi eksternal, implementasi inovasi dan tingkat investasi. Pada

penelitian ini fokus utama yang akan diteliti adalah elemen orientasi kepemimpinan

dan inovasi produk. Dimana dalam penelitian ini akan melihat apakah perusahaan

jasa pada Fintech Peer to Peer Lending mmiliki sikap atau keterampilan untuk

mempengaruhi kinerja serta khususnya proses pembuatan inovasi. Variabel

tersebut dapat kita definisikan sebagai berikut :

1. Orientasi Kepemimpinan, Menurut Rorimpandey (2017) ialah perilaku dan

strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang

sering diterapkan ketika mencoba mempengaruhi kinerja.

2. Inovasi Produk, menurut Damanpour dalam Putri, F (2019) inovasi produk yaitu

produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan

pasar. kemudian Menurut Johne dalam Putfi, F (2019) pengenalan produk atau jasa

baru yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan bagi

perusahaan berdasarkan hasil proses inovasi.

Poin-poin yang telah dideskripsikan di atas dalam dimensi strategi inovasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja strategis, dan tentu saja hal ini

memiliki kaitannya dengan penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang telah

tersedia dan dapat digunakan oleh perusahaan dan diterapkan secara maksimal

mungkin untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam pencapaian tujuan, visi &

misi perusahaan. Dengan berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya sebagai

5
6

peneliti menjalankan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Strategi Inovasi

terhadap kinerja strategis Perusahaan Fintech Peer to Peer Lending”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari sekian uraian yang dijelaskan dan dikemukakan pada bagian latar

belakang, maka dapat diklasifikasikan dan identifikasi beberapa masalah-masalah

sebagai berikut :

1. Seiring perkembangan teknologi informasi, penerima pinjaman dapat dengan

semakin cepat & mudah untuk mengajukan pinjaman di Fintech Peer to Peer

Lending sehingga pengajuan peminjaman penerima pinjaman semakin

meningkat, otomatis akumulasi dana yang harus disalurkan kepada penerima

pinjaman juga semakin banyak. Sehingga kinerja strategis harus ditingkatkan

setiap harinya, sehingga data akan terdapat fluktuasi kinerja yang dimana tidak

dapat diprediksi dan harus menyesuaikan dengan keadaan aktual seperti apa.

Untuk strategi inovasi sendiri sangat mempengaruhi terhadap kecepatan kinerja

strategis.

2. Strategi Inovasi di Fintech Peer to Peer Lending pada saat ini tidak terlalu

terstruktur, dalam arti nya antara satu strategi di dalam satu divisi dengan divisi

lainnya seperti team product maupun dalam hal management sangat jauh

berbeda sehingga membutuhkan waktu extra untuk meneliti dari sisi

ketersediaan dan keamanan data tersebut, sehingga kemungkinan akan

mempengaruhi strategi Inovasi terhadap kinerja strategis.

3. Berbagai Fintech Peer to Peer Lending lainnya yang menawarkan program

pinjaman dana yang lebih variatif & kompetitif menjadi salah satu penyebab

berbagai susah untuk bersaing Sehingga setelah pencairan dana penerima

6
7

pinjaman cenderung tidak mau membayar & memilih untuk beralih ke platform

pinjaman lainnya, dan kinerja strategis dinilai tidak maksimal dalam hal

mempertahankan loyalitas pelanggan yang tentu saja berhubungan dengan

strategi inovasi yang diterapkan.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi suatu masalah sangat diperlukan guna untuk mencegah

adanya hal-hal yang menyimpang dalam penelitian ini dan mencegah pelebaran inti

atau pokok dari permasalahan yang ada sehingga penelitian ini dapat dijalankan

secara lebih tetata rapi & searah dan membuat pembahasan serta tujuan penelitian

dapat tercapai dengan lebih mudah.

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar Fintech, sesuai dengan satu

objek penelitian saja yaitu perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Pada

penelitian ini tidak akan terdapat objek penelitian lain.

2. Variabel yang akan diteliti hanya berupa satu variabel saja yaitu kinerja

strategis di perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

3. Data yang akan diteliti hanya data pada tahun saat penelitian dimulai yaitu

tahun 2022, dengan data perbandingan kinerja strategis sepanjang di tahun

2021.

1.4. Rumusan Permasalahan

Secara umum Industri Fintech Peer to Peer Lending hanya menyediakan

satu layanan saja sejak tahun 2018 sampai pada saat ini yaitu berupa pinjaman uang

tunai atau yang lebih dikenal sebagai cash loan maupun productive loan. Pada salah

satu platflorm Fintech Peer to Peer Lending yaitu Rupiah Cepat hingga pada tahun

2021 sudah mendapatkan total pegunduhan mencapi 10 milyar pengguna yang

7
8

tercatat dalam Google Playstore. Namun sayangnya penurunan pengunduhan sering

terjadi pada setiap platform Fintech Peer to Peer Lending. Hal ini membuktikan

bahwa beberapa calon penerima pinjaman bergeser ke perusahaan peminjaman lain

nya atau berhenti untuk menggunakan platform tersebut karena hal tertentu.

Permasalahan ini merupakan intisari dari permasalahan dalam penelitian ini, yaitu

terdapat persaingan yang cukup ketat dikarenakan produk/layanan yang ditawarkan

adalah hal yang sama antar platform atau homogen sehingga perlunya strategi

inovasi agar kegiatan operasional tetap dapat berjalan dengan lancar. Maka dari hal

tersebut ada beberapa masalah penelitian yang menjadi tujuan dari penelitian ini

dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan yaitu:

1. Apakah penerapan orientasi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja

strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending?

2. Apakah penerapan orientasi kepemimpinan berpengaruh terhadap

inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending?

3. Apakah inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja strategis pada

perusahaan Fintech Peer to Peer Lending?

4. Apakah inovasi produk memediasi pengaruh orientasi kepemimpinan

terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending?

8
9

1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan apakah penerapan orientasi kepemimpinan berpengaruh

terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending.

2. Menjelaskan apakah penerapan orientasi kepemimpinan berpengaruh

terhadap inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

3. Menjelaskan apakah inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja

strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

4. Menjelaskan apakah inovasi produk memediasi pengaruh orientasi

kepemimpinan terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer

to Peer Lending.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Harapan dari penelitian ini adalah menciptakan nilai bagi banyak pemangku

kepentingan, sehingga bahwa manfaat yang akan diperoleh adalah:

1. Aspek Teoritis

Dari aspek teoritis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai alat

perbandingan antara pengetahuan yang diperoleh dari universalitas dengan

implementasi langsung di lapangan perusahaan. Hasil pembelajaran juga dapat

menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui konsep dan fungsi Fintech

kemudian menganalisis bagaimana strategi inovasi dapat mempengaruhi kinerja


10

strategis dalam penerapan keseharian terutama di industri Fintech Peer to Peer

Lending sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian masa depan.

2. Aspek Praktis

Dari segi kepraktisan, hasilnya bisa dijadikan acuan bagi pemangku

kepentingan di industri Fintech Peer to Peer Lending untuk menganalisis dan

mengevaluasi apakah sudah memaksimalkan perannya melalui kinerja strategis

untuk meningkatkan strategi inovasi, layanan serta akumulasi total pinjaman yang

disalurkan untuk penerima pinjaman.

1.6. Sistematika Pembahasan

Penelitian sistematika disusun untuk mendapatkan gambaran yang utuh

tentang penulisan skripsi yang didasarkan pada bab-bab yang diuraikan sebagai

berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang dari permasalahan tersebut

termasuk perkembangan teknologi informasi yang menciptakan fenomena digital

ekonomi dan layanan pinjaman mikro berbasis online, peningkatan Fintech Peer to

Peer Lending, dan implementasi Fintech Peer to Peer Lending. Dari latar belakang

tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yang dimana mendasari

penelitian. Kemudian pada bab ini juga akan diberikan tujuan dan manfaat

penelitian. Bagian terakhir dari bab ini menunjukkan sistematika penelitian.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

10
11

Berisi dasar teori dari pemahaman tentang Fintech Peer to Peer Lending,

maka akan terdapat indikator kinerja strategis dan penelitian sebelumnya yang

terkait dengan penelitian tersebut. Dengan aspek teoritis dan penelitian sebelumnya,

kemudian dibuat kerangka penelitian.

Bab 3: Metode Penelitian

Pada bab ketiga yaitu mengenai Metode Penelitian akan dipaparkan

mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan objek penelitian,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis yang

digunakan untuk penelitian ini.

Bab 4: Hasil Penelitian & Bahasan

Pada bab hasil dan pembahasan akan diuraikan tentang uraian tentang objek

kajian, analisis penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab 5 : Penutup

Pada bab terakhir dari penelitian ini akan diuraikan kesimpulan yang

bersifat uraian singkat yang telah dibahas dalam empat bab sebelumnya. Sebagai

tambahan, bab ini juga akan berisi saran-saran serta batasan-batasan berdasarkan

penelitian hasil untuk penelitian lebih lanjut.

11
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Strategi Inovasi

Salah satu pilihan paling mendasar yang dihadapi perusahaan apakah akan

berinovasi atau tidak. Menurut Hittmar et al. dalam Siti Fitria (2018) strategi

inovasi bagaikan alat dasar yang menentukan arah inovasi bisnis berdasarkan

strategi bisnis dan tujuan strategis. Strategi inovasi ialah salah satu tindakan yang

mengharuskan sebuah perusahaan untuk bisa mengendalikan lingkungan yang

kompetitif, terkait rencana dari pengembangan produk, layanan, proses, dan model

bisnis baru. Strategi inovasi dapat dikatakan sukses didasarkan pada proses

perencanaan yang terorganisasi. Fintech Peer to Peer Lending sangat

membutuhkan strategi inovasi, karena keadaan persaingan yang semakin ketat akan

semakin berisiko jika sebuah perusahaan tidak melakukan inovasi. Penerima

ataupun pemberi pinjaman sudah merasakan perubahan dan perbaikan secara

bertahap terhadap produk yang ditawarkan. sehingga perusahaan-perusahaan yang

telah sukses dalam menerapkan strategi inovasi akan merasa terdampak.

Menurut Gunday et.al dalam Beben Bahren, Indi Ramadhani, Edy Suroso

(2018) keputusan inovasi adalah keputusan strategis yang paling mendasar bagi

setiap perusahaan, karena merupakan instrumen penting perusahaan untuk

memasuki pasar baru, untuk meningkatkan saham pasar saat ini, dan untuk

memperkuat keunggulan kompetitif. Fokus yang kuat diperlukan dan dimotivasi

oleh meningkatnya persaingan di pasar domestik dan global, yang dihasilkan oleh

teknologi yang berubah dengan cepat, yang pada gilirannya dapat dengan cepat

12
13

mengikis nilai di pasar produk saat ini dan layanan terkait. tersebut

mengindikasikan bahwa inovasi, yang dapat dipahami sebagai transformasi ide,

informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan, secara keseluruhan merupakan komponen yang

sangat diperlukan dari strategi perusahaan.

1.Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)

Menurut Porter dalam Siti Fitria (2018) keunggulan bersaing merupakan

sebuah strategi yang memberikan keuntungan/benefit yang bersal dari perusahaan

yang mengadopsi kerjasama untuk berkompetisi secara lebih efektif dalam pangsa

pasar (market place). Strategi ini dirancang agar perusahaan dapat menjadi

pemimpin dan membuat perusahaan lebih dominan pada pasar baru maunpun yang

lama. Yang menjadi kunci penting dalam mencapai kesuksesan atas strategi

tersebut dapat dilakukan dengan menigidentifikasi apa saja aset perusahaan yang

sebenarnya dalam bentuk intangible maupun tangible resources yang dapat

membuat perusahaan tersebut menjadi khas/unik.

Sedangkan menurut Jap (2019) keunggulan bersaing dapat dipenuhi hanya

apabila pelanggan dapat membedakan apa yang menjadi konsistensi dalam atribut

penting dari produk yang diciptakan dibandingkan dengan kompetitor, dimana

dapat langsung melihat dampak dari kemampuan/kesenjangan antara produsen

dengan kompetitor. Menurut Gana dalam Siti, F (2018) perusahaan yang mampu

untuk melakukan inovasi secara berlanjut dikatakan sebagai salah satu sumber

utama keunggulan bersaing.


14

Menurut Barney dalam Romadhani (2022) menyampaikan bahwa terdapat

4 indikator yang harus dimiliki perusahaan agar dapat menjadi keunggulan dalam

bersaing yaitu harus mempunyai nilai (valuable), memiliki keahlian atau

kompentensi yang unik dan langka di dalam industri yang telah terdapat kompetitor

potensial (rare) serta sulit untuk ditiru (inimitability) dan tidak ada produk

substitusi atau pengganti (nonsubstitutability). Apabila suatu kompetensi atau

keahlian ingin dikatakan sebagai sesuatu yang bernilai maka perusahaan harus

dapat melakukan eksploitasi peluang serta dapat mencegah dan meminimalisir

berbagai ancaman yang ada pada lingkungan perusahaan. Ketika sebuah

kompetensi mampu untuk menyusun dan mengadopsi strategi yang bisa

meningkatkan value bagi pelanggan, hal tersebut diartikan sebagai kompetensi

yang mempunyai nilai. Namun jika kompetensi tersebut tidak dimiliki oleh banyak

perusahaan kompetitor maupun perusahaan yang potensial, maka hal tersebut

diartikan sebagai kompetensi yang langka. Kompetensi yang sulit ditiru hanya

apabila harus diperoleh dengan kondisi yang historis atau unik dan perusahaan

mempunyai keunggulan bersaing yang sangat ambigu dan menciptakan

kompleksitas pada sosial.

Menurut Porter dalam Siti Fitria (2018) tahapan mekanisme yang mungkin

dapat membuat perusahaan mengalami peningkatakan keunggulan bersaing adalah

mengontrol angka fluktuasi permintaan pada kompetitor sehingga dapat

menurunkan tingkat perubahan yang ada dikarenakan pola musiman, siklus,

maupun hal lainnya yang menjadi penyebab. Perusahaan juga harus dapat

meningkatkan kemampuan untuk menganalisis perbedaan/diferensiasi kompetitor,

memberikan layanan dalam segmentasi pasar yang tidak begitu menarik bagi
15

kompetitor, mengadopsi cost umbrella kompetitor, melakukan peningkatan posisi

dalam tenaga kerja, berupaya meminimalisir resiko anti-monopoli dan juga

memberikan motivasi terhadap kompetitor guna untuk mencapai tingkatan tertentu

dalam keunggulan bersaing. Menurut Porter dalam Siti Fitria (2018) juga

mengemukakan bahwa perusahaan harus dapat menjadi lebih baik dibandingkan

dengan kompetisi yang ada dengan pengadopsian keunggula biaya (cost advantage)

atau dengan keunggulan diferensiasi (differentiation advantage).

2. Komponen Strategi Inovasi (Orientasi Kepemimpinan & Inovasi

Produk)

Komponen pertama dalam strategi inovasi yaitu orientasi kepemimpinan

(orientation of leadership), Menurut Rorimpandey (2017) ialah perilaku dan

strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang

sering diterapkan ketika mencoba mempengaruhi kinerja. Pernyataan tersebut

sangat jelas menyatakan orientasi kepemimpinan dapat membawa perusahaan

untuk berhasil maju memasuki sebuah pasar dan meningkatkan kinerjanya.

Menurut Solutions et al. dalam Siti Fitria (2018) mengatakan bahwa pelajaran yang

paling inovatif dari sebuah perusahaan yaitu kepemimpinan merupakan faktor

utama dalam menghasilkan inovasi. Kepemimpinan terkadang juga mencakup

penilaian kondisi suatu inovasi. Misalkan dalam menentukan & memimpin persepsi

pekerja untuk mengetahui persentase keefektifan inovasi yang bisa ditargetkan

dalam bisnis, karena kesadaran dalam persepsi inovasi yang berbeda dengan yang

ingin dicapai perusahaan serta norma-norma dan budaya yang bertolak belakang.

Menurut Zahra et. Al dalam Romahani (2022) menjelaskan bahwa dimensi

orientasi kepemimpinan mempunyai 3 indikasi, yaitu perusahaan adalah pemimpin


16

yang pertama kali memasuki ke sebuah pasar (first-to-the-market), kemudian

perusahaan masuk ke pasar sebagai pemain kedua (second-to-the-market) serta

perusahaan masuk sebagai pemain terakhir pada pasar (late-entrant).

Kepemimpinan perusahaan pada pasar mewaikli inovasi maupun integral

mentalitas perusahaan itu sendiri. Menurut Siti Fitria (2018), mengemukakan

terdapat 5 indikator dalam orientasi kepemimpinan. Indikator pertama adalah

memiliki target pasar yang luas, yang berarti perusahaan mempunyai target segmen

konsumen atau pengguna di sebuah area/wilayah yang telah ditentukan.

Mempertahakan keunggulan produk/jasa di pasar merupakan indikator kedua

orientasi kepemimpinan, menunjukan bahwa perusahaan secara stabil mempunyai

produk/jasa yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor.

Indikator ketiga merupakan mempelajari kebutuhan dan keinginan

konsumen, yang dimana sebelum melakukan proses inovasi, perusahaan tau akan

produk/jasa yang sedang trend, diminati atau produk yang sedang dominan pada

pasar. Tidak hanya itu, pada indikator selanjutnya, perusahaan juga perlu

menciptakan sebuah inovasi yang memiliki diferensiasi pada produk atau jasa

lainnya. Indikator terakhir dari orientasi kepemimpinan yaitu mampu menghadapi

pesaing pada pasar/industri. Hal ini dapat membuktikan bahwa perusahaan

memiliki competitive advantage daripada pesaing lainnya. Kelima indikator

tersebut akan digunakan untuk mengukur variabel orientasi kepemimpinan pada

penelitian ini.

Komponen kedua dalam strategi inovasi yaitu inovasi produk itu sendiri.

Menurut Sukarmen dalam Victor (2018), inovasi produk adalah sebuah kreasi yang

dapat diketahui atau dilihat sebagai kemajuan fungsional suatu produk kompetitor.
17

Sedangkan menurut Rofiaty dalam Ade Kurnia (2020) inovasi produk merupakan

sebuah perubahan dalam sifat atau kinerja karakteristik sebuah produk atau jasa

yang lama maupun menciptkan produk atau jasa yang benar-benar baru. Inovasi

produk mengacu kepada beberapa perubahan yang dilakukan pada produk atau jasa.

Hal ini dapat didefinisikan sebagai sebuah proses dalam mengenalkan produk dan

teknologi yang telah diperbaharui.

Menurut Lukas & Ferell dalam Victor (2018) mendefinisikan bahwa dengan

menggunakan teknologi baru, hal ini membuat inovasi produk dapat di jadikan

sebagai dasar untuk menguntungkan perusahaan. Jenis inovasi ini menggambarkan

produk dan jasa yang telah diperbaharui dan nantinya akan ditawarkan di pasar

namun lebih canggih daripada produk yang sebelumnya. Ada beberapa hal/elemen

dalam inovasi produk menurut C. Karlsson dalam Victor (2018) seperti kebutuhan

untuk menawarkan produk yang lebih baik atau bahkan baru, untuk menerapkan

metode produksi dan organisasi yang lebih efisien, untuk berkinerja lebih baik di

pasar kritis, dan untuk meningkatkan persepsi di antara pelanggan produk

perusahaan. Pada saat yang sama, harus ingat bahwa perusahaan memiliki berbagai

tingkat sumber daya dan kemampuan inovatf untuk menghasilkan inovasi produk

yang baru menurut C. Karlsson dalam Victor (2018) juga mengemukakan bahwa

inovasi produk didefinisikan sebagai pengenalan barang atau jasa yang baru atau

ditingkatkan secara signifikan mengenai karakteristiknya atau tujuan

penggunaannya, termasuk peningkatan yang signifikan dalam spesifikasi teknologi,

komponen dan bahan, perangkat lunak yang terintegrasi, keramahan pengguna atau

karakteristik fungsional lainnya. Ini dapat memanfaatkan pengetahuan atau

teknologi baru, atau dapat didasarkan pada penggunaan baru atau kombinasi dari
18

pengetahuan atau teknologi yang ada. Inovasi produk adalah hasil dari proses sulit

yang didorong oleh kemajuan teknologi, perubahan permintaan pelanggan,

memperpendek siklus produk, dan meningkatkan persaingan nasional dan

internasional. menurut C. Karlsson dalam Victor (2018) mengasumsikan bahwa

inovasi produk yang sukses menuntut interaksi perusahaan yang kuat serta antara

perusahaan dengan pelanggan dan pemasoknya. Inovasi produk/ jasa dapat bersifat

radikal atau inkremental, tetapi juga dapat bersifat arsitektural, yaitu dengan sedikit

perubahan pada komponen, masih memiliki konsekuensi yang besar bagi industri

dan pasar.

Menurut Siti Fitria (2018) mengemukakan setidaknya ada 7 jenis indikator

dalam mengukur inovasi produk pada kinerja strategis maupun operasional bisnis

perusahaan, yaitu menciptakan ide inovatif pada produk/jasa, memodifikasi

produk/jasa lama, menyediakan produk/jasa baru di pasar, mengembangkan produk

/layanan jasa secara kompetitif, menetapkan biaya layanan dalam pencapaian profit,

menetapkan biaya layanan yang terjangkau, serta melakukan riset sebelum

menciptakan inovasi pada produk. Ke-7 indikator inilah yang akan menjadi

panduan dalam melakukan pengukuran efektifitas inovasi produk terhadap kinerja

strategis perusahaan.

3. Inovasi yang Sukses Membutuhkan Kontrol

Menurut Enkel dalam Victor (2018) inovasi terbuka yaitu sebuah situasi

atau kondisi yang sudah memiliki peranan penting baik dari segi teori maupun

praktek. Perusahaan perlu untuk menciptakan inovasi baru dengan mempercayakan

pengetahuan dan ide dari pihak dalam maupun luar perusahaan, dan perusahaan

dirasa perlu untuk mengembangkan inovasi dengan melibatkan aktor luar dan
19

dalam perusahaan dalam melakukan sebuah inovasi. Tujuannya adalah untuk

menciptakan kolaborasi yang erat dalam desain dan pengembangan produk baru

dan pengenalan pasar dengan pihak-pihak yang akan berbagi kepentingan bisnis

perusahaan dalam kolaborasi tersebut. Kolaborasi dalam ide-ide atau pengetahuan

untuk setiap pelaksanaan sebuah inovasi yang dilakukan, kolaborasi ini dilakukan

dengan orang-orang diperusahaan, dengan tujuan saling menguntungkan pihak

yang terlibat. Para pesaing atau kompetitor juga merupakan salah satu indikator

yang dapat mengendalikan sejauh mana perusahaan harus melakukan inovasi

produk.

4. Manfaat Inovasi

White dan Bruton dalam Victor (2018) menyatakan bahwa terdapat dua

jenis manfaat yang diperoleh dari inovasi dan teknologi, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan: Dampak dari Inovasi dan teknologi memiliki pengaruh yang

baik bagi perusahaan serta berpengaruh terhadap beberapa bagian. Teknologi baru

memungkinkan perusahaan dapat meminimalkan biaya dan meningkatkan jumlah

produk sehingga bisa menawarkan produk perusahaan dengan jumlah yang lebih

besar

2. Bagi masyarakat: perusahaan dalam bidang teknologi dan inovasi mempunyai

prospek yang baik sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding

dengan industri pada sektor lainnya.


20

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan

inovasi, akan banyak manfaat yang didapatkan, contohnya seperti manfaat untuk

perusahaan dan masyarakat luas.

2.1.2. Kinerja

1. Definisi Kinerja

Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebut prestasi maupun

tingkat keberhasilan individu serta kelompok individu. Menurut Mohamad Mahsun

dalam Siti (2018) Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi yang disajikandalam perencanaan strategi suatu organisasi ialah

yang disebut dengan kinerja. Kinerja dapat diketahui jikalau individu maupun

kelompok individu tersebut memilki ciri-ciri keberhasilan yang telah ditetapkan.

Ciri-ciri keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang akan

dicapai. Jika tidak ada tujuan atau target, kinerja individu atau organisasi tidak

mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.

2. Kinerja Strategis

Menurut David dan Fred R. dalam Marta (2018). Kinerja strategis (Y)

adalah hasil dari penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan

dari manajemen strategis yang berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi,

pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta

mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan

pencapaian tujuan organisasi. Artinya kinerja strategis merupakan landasan dari

keberhasilan sebuah perusahaan dalam bidang Fintech Peer to Peer Lending.

Penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh perusahaan sangat berkaitan
21

erat dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya,

sebagaimana penggunaan tersebut dilakukan dengan maksimal, untuk mencapai

keuntungan atau mencapai visi dan misi perusahaan itu sendiri. Menurut V.

Chandrashekhar (2017), kinerja strategis dapat diukur melalui empat dimensi:

kondisi keuangan, kepuasan pelanggan, bisnis internal atau operasional, dan

inovasi/pertumbuhan usaha. Menurut Ittner, C. D., Larcker, D. F., & Randall, T.

dalam Marta (2018) menilai bahwa implikasi kinerja dari pengukuran kinerja

strategis menggunakan dua set variabel yaitu tanggapan pemimpin mengenai

kepuasan mereka dengan sistem pengukuran kinerja, dan informasi yang tersedia

untuk publik tentang akuntansi dan kinerja market share. Menurut William (2018)

pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai

oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total

penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu.

Pengukuran kinerja merupakan proses dari penilaian dalam meningkatkan

pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang sebelumnya sudah direncanakan oleh

pihak perusahaan, termasuk informasi dalam efisiensi penggunaan sumber daya

untuk menghasilkan barang dan jasa, mutu barang dan jasa dapat terlihat dari

seberapa baik barang dan jasa ketika dapat memuaskan pelanggan atas produk dan

jasa yang diberikan oleh pemilik usaha. Kemudian muncul hasil kegiatan dengan

pemberian feedback dari pelanggan atas produk dan jasa yang digunakan, apakah

sudah sesuai dengan yang diinginkan, sehingga hal tersebut dapat membuktikan

tercapainya tujuan. Pada penelitian terdahulu Stenly Ronaldo & Baretha Meisar

(2021) mengungkapkan terdapat beberapa elemen indikator pada kinerja strategis

perusahaan. Pertama, perusahaan dapat mengukur tingkat efektifitas strategi dari


22

orientasi kepemimpinan, apakah orientasi kepemimpinan membangkitkan kinerja

strategis perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus mengukur kefektifan strategi

perusahan yang telah berjalan. Dalam menilai kefektifan strategi, tingkat kepuasaan

management/perusahaan menjadi pertimbangan utama. Indikator selanjutnya

perusahaan perlu memperhatikan ketersediaan informasi perusahaan untuk publik,

agar pengguna mengetahui dengan jelas kondisi bisnis/keuangan terkini.

Perusahaan juga dapat meinilai kinerja strategis dari pertumbuhan kinerja market

share di pasar. Indikator terakhir dalam kinerja strategis adalah perusahaan bisa

memanfaatkan peluang dalam pasar di kondisi apapun.

2.1.3. Fintech (P2P Lending)

Menurut OJK (2018) Fintech Peer to Peer Lending (P2P Lending) adalah

salah satu jenis pengembangan struktur usaha/bisnis dalam industri finansial

teknologi. Fintech Peer to Peer Lending berfungsi sebagai platform online yang

menawarkan kemudahan akses, fleksibilitas dan pilihan pinjam meminjam bagi

pemberi pinjaman dan peminjam. Model bisnis Fintech Peer to Peer Lending

menggabungkan pemberi pinjaman dan peminjam, memfasilitasi pencocokan

pemberi pinjaman dengan peminjam. Pemberi pinjaman dapat memperoleh bunga

yang lebih tinggi dari tabungan bank, sedangkan peminjam dapat memperoleh dana

dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari bank. Model pinjaman Fintech Peer

to Peer Lending didasarkan pada model crowd-funding.

Sebagian besar platform pinjaman Fintech Peer to Peer Lending diatur

sebagai perusahaan Fintech PKNP (Perusahaan Keuangan Non-Perbankan). Tidak

seperti perbankan dan lembaga keuangan tradisional, model Fintech Peer to Peer

Lending adalah model kredit modern untuk memenuhi kebutuhan kredit bisnis saat
23

ini. Beberapa platform Fintech Peer to Peer Lending yang menawarkan layanan

termasuk AwanTunai, Kredivo dan sebagainya. Fintech Peer to Peer Lending

menawarkan platform untuk agregasi semua jenis tabungan dari individu, high net

worth (HNI), dan lembaga non-perbankan lainnya.Tentu saja banyak data primer

yang dapat menjadi bukti nyata bahwa industri Fintech Peer to Peer Lending

mempunyai prospek perkembangan yang dinilai cukup bagus setiap tahunnya.

Menurut data World Banks (2018) menunjukan bahwa pengguna Fintech

pada awalnya hanya 7% pada tahun 2007, berkembang pesat & terus meningkat

menjadi 20% pada akhir tahun 2011. Kemudian kembali mengalami peningkatan

pada tahun 2014 yaitu mencapai angka 78% dan pada tahun 2017 tercatat ada

sebanyak 135-140 perusahaan yang sudah terdaftar dalam lembaga Fintech pada

tahun 2017, dan mempunyai total transaksi dengan hampir mencapai Rp. 202,77

triliun. Peneliti mengutip dari situs web resmi sikapiuangmu OJK, yang dimana

terdapat 5 jenis kategori Fintech di Indonesia, yaitu Crowdfunding, Microfinancing,

Market Comparison, Peer to Peer Lending, serta Digital Payment System.

Penelitian ini akan dilakukan hanya terhadap perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending yang bertugas sebagai penyedia jasa pinjaman online yang berskala mikro

tanpa jaminan. Dengan misi memanfaatkan teknologi untuk membuat pinjaman

yang dipersonalisasi dapat diakses, Fintech Peer to Peer Lending menargetkan

ratusan juta konsumen muda yang aktif bergerak di Indonesia yang membutuhkan

akses ke pinjaman kecil untuk pengeluaran diskresioner mereka, tetapi tidak

terlayani oleh lembaga keuangan tradisional karena tidak memenuhi syarat atau

mekanisme lembaga tersebut.


24

Fintech Peer to Peer Lending beroperasi di Indonesia berdasarkan

Peraturan OJK No. 77 / POJK.01 / 2016 dan setiap lembaga wajib terdaftar serta

dilisensikan dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Di bawah model

bisnis Fintech Peer to Peer Lending lelang dilakukan di mana pemberi pinjaman

dapat mengajukan penawaran untuk persyaratan pinjaman peminjam dan peminjam

dapat menerima atau menolak tawaran tersebut. Selanjutnya, platform dapat

menawarkan layanan seperti penilaian kredit, pemulihan pinjaman atau lebih

dikenal dengan restrukturisasi kredit, dan sebagainya. Platform umumnya

mengoordinasikan transaksi antara pemberi pinjaman dan peminjam. Setiap orang

termasuk individu, badan individu, firma, masyarakat, atau badan tiruan apa pun,

perusahaan dapat berpartisipasi dalam platform pinjaman Fintech Peer to Peer

Lending.

Pinjaman Fintech Peer to Peer Lending diatur oleh AFPI (Asosiasi Fintech

Pendanaan Indonesia) dalam Fintech Peer to Peer Lending Platform yang ditunjuk

oleh OJK untuk mengawasi para penyelenggara pada tahun 2019. Hanya beberapa

penyelenggara yang dapat mendaftar sebagai pemberi pinjaman Fintech Peer to

Peer Lending dengan izin dari OJK. Setiap pemberi pinjaman Fintech Peer to Peer

Lending harus mendapatkan sertifikat pendaftaran dari OJK. Setiap OJK-Fintech

Peer to Peer Lending yang ada dan non-perbankan harus mendaftar ke AFPI.

Selanjutnya, Fintech Peer to Peer Lending harus memiliki dana bersih yang

dimiliki minimal 5 milyar dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh

OJK. Pemberi pinjaman Fintech Peer to Peer Lending harus mempertahankan rasio

leverage tidak melebihi angka tertentu yang sudah ditentukan.


25

2.2. Penelitian Terdahulu

Terdapat banyak penelitian yang menggunakan Orientasi Kepemimpinan

dan Inovasi Produk sebagai variabel independen dalam penelitian yang menguji

pengaruhnya yaitu variabel dependen terhadap kinerja strategis. Sedangkan

penelitian mengenai financial technology (Fintech) masih sangat terbatas. Namun,

belum banyak penelitian yang menjadikan inovasi produk sebagai variabel

intervening secara bersamaan untuk diuji pengaruhnya. Berikut ini adalah matriks

penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan bahan referensi yang menunjang

peneliti untuk melakukan penelitian.

Tabel 2.1.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Temuan Penelitian

dan Tahun Orientasi Inovasi Kinerja

Kepemi Produk

-mpinan

Putra,1. √ √ √ Inovasi produk &

Irsyam - kepemimpinan

Rofiaty, transformational

Rofiaty - memberikan pengaruh

Djumahir, signifikan terhadap kinerja

Djumahir strategis perusahaan listrik

. (2020) di Indonesia.
26

2. Chege, √ √ Teknologi informasi dalam

Samwel halnya inovasi yang terdiri

Macharia, dari inovasi produk

Wang, berpengaruh signifikan

Daoping terhadap kinerja strategis

Suntu, industri teknologi di

Shaldon Kenya.

Leparan

(2019)

2. Fahmilla, √ √ √ Orientasi kepemimpinan

Siti tidak berpengaruh terhadap

(2018) kinerja strategis, sedangkan

Strategi inovasi dapat

memberikan pengaruh

signifikan terhadap kinerja

strategis di UKM Batik

Yogyakarta

4. Ramli, √ √ Variabel inovasi produk

Andi berpengaruh signifikan

Syamsuddi terhadap

n kinerja strategis kerajinan

(2022) eboni di Kota Palu.


27

5. Ulfa, √ √ Inovasi produk, dan

Rahma teknologi berpengaruh

Setyadi, dalam

Dody kinerja strategis di PT

Nahar, Pagilaran UP Pagilaran

M. Batang,

(2021) Central Java

6. Titioka, √ √ Inovasi produk tidak

Stenly berpengaruh dalam

Titioka kinerja strategis di industri

Baretha. roti di kota Ambon.

(2021)

7. Suhaeni, √ √ Strategi inovasi

Tintin berpengaruh terhadap

(2018) keunggulan bersaing pada

UMKM Bidang Kerajinan

Tangan di Kota Bandung.

8. Nugraha, √ √ Inovasi berpengaruh

Dea. terhadap kinerja

(2018) perusahaan. Inovasi

berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan.
28

2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa strategi inovasi

memiliki pengaruh terhadap kinerja strategis perusahaan. Teori yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan teori yang telah dimodifikasi dengan . Kerangka

Pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.

Paradigma Penellitian

H4

H2 H3
Inovasi Produk

Orientasi Kinerja Strategis


Kepemimpinan

H1

Sumber: Olah data penulis (2022)

2.3.1. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Strategis

Menurut Davilla, dkk dalam Stenly (2021) inovasi merupakan suatu bagian

integral bisnis perusahaan yang perlu dipastikan oleh kepemimpinan. Hal yang

harus dipelajari dari perusahaan yang paling inovatif ialah berpacu dari

kepemimpinan yang menjadi faktor kritis dalam menciptakan dan mendukung

inovasi yang sukses. kinerja strategis dapat dipengaruhi oleh orientasi

kepemimpinan sebagaimana perusahaan tersebut bisa melakukan inovasi dan

menciptakan keunggulan dalam inovasi yang dilakukan daripada kompetitor, serta

bisa memunculkan gagasan yang berisi keunikan atau memiliki value tersendiri
29

bagi setiap pelaku bisnis pada bidang industri jasa keuangan Fintech Peer to Peer

Lending dan yang pada akhir nya pelanggan dapat memilih produk yang selaras

dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Jika hal-hal itu bisa tercapai tentu

dapat memengaruhi kinerja strategis dengan baik dalam perusahaan.

H1: Orientasi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja strategis pada

perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

2.3.2. Pengaruh Orientasi Kepemimpinan Terhadap Inovasi Produk

Inovasi produk merupakan hasil dari berbagai macam proses yang

digabungkan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Dengan

dilakukannya inovasi produk, diharapkan dapat meningkatkan keputusan

pembelian konsumen. Dalam sektor industri jasa, orientasi kepemimpinan

diperlukan untuk menghasilkan inovasi akan produk maupun layanan keuangan

yang baru yang memiliki nilai tambah suatu jasa. Maka dari itu, pemimpin

perusahaan harus dapat membuat berbagai keputusan terkait dengan beberapa

modifikasi maupun perbaikan dalam produk layanan jasa. Orientasi kepemimpinan

dapat dipengaruhi oleh inovasi produk sebagaimana perusahaan tersebut akan

memasarkan dan menawarkan produk yang memiliki kelebihan dan keuntungan

dibandingkan dengan kompetitor lain nya pada bidang industri jasa keuangan

Fintech Peer to Peer Lending. Jika hal-hal itu bisa tercapai tentu dapat

memengaruhi inovasi produk dengan baik dalam perusahaan.

H2: Orientasi kepemimpinan berpengaruh terhadap inovasi produk pada

perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.


30

2.3.3. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kinerja Strategis

Menurut Lukas & Ferell dalam Victor (2018) penerapan inovasi produk

dalam strategi inovasi dijadikan sebagai sebuah proses untuk memperkenalkan

teknologi baru yang nantinya bisa dijadikan sebagai alat dalam mendapatkan

keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini pembaharuan haruslah dilakukan sesuai

dengan tahapan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga bisa memperkuat

posisi produk maupun jasa di pasar. jika hal-hal tersebut dapat di implementasikan

dengan baik, maka akan memengaruhi kinerja strategis dengan baik dalam

perusahaan.

H3: Inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja strategis pada perusahaan

Fintech Peer to Peer Lending.

2.3.4. Pengaruh Inovasi Produk Memediasi Orientasi Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Strategis

Menurut Nungky Viana dan Zarah Puspitaningtyas (2017) mengatakan

bahwa persaingan antar perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya sudah

dalam kondisi yang semakin kompleks, sehingga masing-masing perusahaan

kini berlomba menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan

eksistensi bisnisnya. Berbagai perusahaan menggunakan inovasi baru ternyata

tidak hanya sebatas untuk menghadapi persaingan industri namun cukup efektif

dalam mendorong orientasi kepemimpinan untuk menjadi alpha dalam industri. Hal

ini tentu saja akan memberikan efek samping dalam menentukan keberhasilan

perusahaan sebagaimana industri memberikan ruang yang tidak terbatas dalam

berinovasi dan meningkatkan efektifitas kinerja strategis perusahaan.


31

H4: Inovasi produk berpengaruh dalam memediasi orientasi kepemimpinan

terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

3.1.1. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2017) subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat

penting kedudukannya di dalam penelitian, yang harus ditata sebelum peneliti siap

untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah

industri Fintech Peer to Peer Lending. Menurut OJK (2017) Fintech Peer to Peer

Lending adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan

penggunaan teknologi. Dapat diketahui bahwa lembaga Fintech Peer to Peer

Lending menyediakan suatu sistematika yang dibuat untuk meneruskan dan

menjalankan mekanisme atas transaksi keuangan secara spesifik. Dalam hal

tersebut, inovasi dalam lembaga Fintech Peer to Peer Lending merupakan suatu

perusahaan yang bergerak pada bidang pelayanan jasa keuangan dengan

mengadaptasi teknologi canggih untuk memajukan langkah dan membuat

pengguna untuk semakin mudah dalam segi layanan dan kemudahan transaksi yang

telah diciptakan oleh perusahaan. Semakin hari, industri Fintech Peer to Peer

Lending di Indonesia berkembang semakin pesat, apalagi pada kalangan generasi

millenial dan sangat populer bersamaan dengan berbagai perintisan perusahaan

start-up.

Alasan mengapa penulis memilih industri Fintech Peer to Peer Lending

sebagai subjek penelitian adalah dikarenakan Fintech Peer to Peer Lending

tergolong sebagai salah satu jenis Fintech yang sudah menjadi industri yang cukup

mempunyai pengaruh signifikan dalam perekonomian & keuangan di negara.

32
33

Menurut Hadad (2017) serta industri ini tergolong industri yang masih

berkembang di Indonesia dan beberapa kali produk ataupun layanan keuangan jasa

yang ditawarkan menjadi topik perbincangan hangat pada dunia keuangan.

3.1.2. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) objek penelitian didefinisikan sebagai suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Fokus utama objek penelitian ini adalah penerapan strategi inovasi

pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending khususnya pada perusahaan yang

sudah memiliki sertifikasi & izin dari regulator. Dapat diketahui hingga saat ini,

menurut OJK (2021) terdapat 103 perusaahan Fintech Peer to Peer Lending di

Indonesia yang telah tersertifikasi & mendapatkan izin dari AFPI & OJK.

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Jenis Penelitian

Metode yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu

pendekatan yang secara pokok menggunakan postpositivist dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan (seperti contohnya berkaitan sebab akibat, reduksi kepada

variabel, hipotesis serta pertanyaan spesifik dengan pengukuran, pengamatan, serta

uji teori), menggunakan strategi penelitian seperti survei, kuesioner dan eksperimen

yang memerlukan data statistik. Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni (2019)

penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur

statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Tujuan penelitian kuantitatif
34

ini adalah dapat melakukan pengujian atas seberapa signifikan akan pengaruh dari

strategi inovasi terhadap kinerja strategis perusahaan, dan kemudian melihat

pengaruh mediasi inovasi produk.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat 2 jenis teknik pengumpulan data dengan menggunakan sumber

data primer atau data sekunder. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber

data primer. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2019) teknik pengumpulan data

primer merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menarik

informasi kuantitatif. Data yang dimaksud pada penelitian ini merupakan data

berupa hasil pengisian kuesioner oleh responden penelitian. Menurut Sugiyono

(2017) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Keunggulan metode survey kuesioner menurut Sugiyono (2017) adalah

salah satu teknik yang sangat efisien untuk digunakan apabila peneliti dapat

mengetahui dengan jelas dan pasti atas apa saja varibel yang mau dievaluasi atau

mau diukur serta mengethaui atas apa yang kira-kira ingin dijawab oleh responden

sendiri. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan melalui link google form kepada

responden penelitian.

3.2.3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) populasi merupakan wilayah yang telah

tergeneralisasi yang terdiri dari objek maupun subjek yang memiliki kualitas dan

karakteristik secara tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk
35

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2017:2) yang

dimaksud dengan metode penelitian adalah metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Pada penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah populasi infinit

dikarenakan jumlah perusahaanya masih belum/tidak dapat diketahui dengan pasti.

Sehingga populasi yang ditetapkan dalam penelitian adalah perusahaan Fintech

Peer to Peer Lending yang melakukan kegiatan operasional bisnis nya di Indonesia.

Alasan mengapa penulis memilih di Indonesia adalah industri tersebut masih

mengalami perkembangan atau pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2017) sampel merupakan bagian inti dari total dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dapat disimpulkan sampel merupakan

sebagian besar dari populasi yang dimana karakteristiknya akan diselidiki, dan

dapat menjadi perwakilan seluruh populasinya sehingga jumlah nya akan lebih

kecil dari populasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yang akan

digunakan adalah teknik acak atau non-probability sampling dengan menggunakan

cara yaitu purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017) non-probability sampling

merupakan suatu metode pengambilan sampel yang sebenarnya tidak begitu

memberikan kesempatan maupun peluang yang rata atau sama untuk setiap unsur

atau anggota di dalam populasi untuk terpilih menjadi sampel. Sedangkan

purposive sampling menurut Sugiyono (2017) merupakan suatu metode untuk

menentukan yang dijadikan sampel dengan berbagai pertimbangan untuk syarat

tertentu. Syarat atau kriteria untuk menjadi responden penelitian telah ditentukan

dibawah ini yaitu sebagai berikut:


36

1. Lama kegiatan usaha/bisnis operasional minimal 1 tahun secara aktif, beserta

responden memiliki tanggung jawab dalam membuat keputusan, minimal

dengan jabatan manager (kelapa departemen/divisi) sampai dengan direktur

utama (Chief Executive Officer). Menurut Lilik Rohmawati (2019) Chief

Executive Officer merupakan individu yang paling berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan perusahaan, sehingga pengaruh dari kekuasaan Chief

Executive Officer akan lebih terlihat jelas dalam output.

2. Memiliki sertifikasi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3. Skala bisnis perusahaan termasuk dalam jenis usaha menegah hingga usaha besar

dengan hasil pendapatan tahunan minimal lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus ribu rupiah).

Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Hair

et.al yang memberikan saran bahwa ukuran sampel minimal untuk penggunaan

metode analisis data Structural Equation Modelling (SEM) adalah 100 hingga 200

sampel.

3.2.4. Variabel Penelitian & Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2017), variabel peelitian merupakan semua jenis bentuk

apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan memperoleh

informasi mengenai hal tersebut, daan kemudian menarik kesimpulan. Menurut

Winarno (2017), dalam penelitian terdapat 3 jenis variabel penelitian, yang dikenal

dengan dependent variable yaitu variabel terikat yang bergantung dengan variabel

lainnya. Yang kedua adalah independent variable yaitu variabel yang tidak

bergantung pada variabel yang lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah

intervening variable, yaitu untuk mengetahui apakah variabel yang ingin diukur
37

pengaruh dengan variabel terikat tidak dapat diketahui oleh karena sifatnya abstrak.

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan orientasi sebagai independent variable,

kinerja strategis sebagai dependent variable, dan juga inovasi produk sebagai

intervening variable.

Menurut Sugiyono (2017), definisi operasional variabel merupakan sebuah

atribut atau sifat maupun nilai dari obyek, orang, dan kegiatan yang memiliki

variasi-variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari &

menarik kesimpulan penelitian tersebut. Berikut dibawah ini merupakan variabel

beserta operasionalnya yang telah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Variabel Operasional

No. Variabel Definisi Indikator Sumber

Penelitian Variabel

1. Kinerja Hasil dari 1. Tingkat efektifitas Stenly

strategis penyusunan, strategi dari orientasi Ronaldo

penerapan, dan kepemimpinan & Baretha

pengevaluasian 2. Pengukuran Meisar

keputusan - kefektifan strategi (2021)

keputusan dari perusahan.

manajemen strategis 3. Tingkat kepuasaan

dalam pencapaian management/peru

tujuan organisasi. -sahaan

4. Ketersediaan
38

informasi perusahaan

untuk publik.

5. Pertumbuhan

kinerja market share.

6. Memanfaatkan

peluang dalam pasar.

2. Orientasi Situasi di mana 1. Memiliki target Siti Fitria

Kepemimpinan sebuah perusahaan pasar yang luas. (2018)

diarahkan untuk 2. Mempertahankan

menjadi yang keunggulan produk di

pertama kali pasar.

memasuki pasar. 3. Mempelajari

kebutuhan dan

keinginan pengguna.

4. Menciptakan

inovasi dengan

diferensiasi pada

produk atau jasa.

5. Mampu

menghadapi pesaing

pasar.

3. Inovasi Produk Sebuah perubahan 1. Menciptakan ide Siti Fitria

dalam sifat atau inovatif pada (2018)

karakteristik kinerja produk/jasa.


39

sebuah produk atau 2. Modifikasi

jasa yang lama produk/jasa lama.

maupun menciptakan 3. Menyediakan

produk atau jasa produk/jasa baru di

yang benar-benar pasar.

baru. 4. Mengembangkan

produk /layanan jasa

secara kompetitif.

5. Menetapkan biaya

layanan dalam

pencapaian profit.

6. Menetapkan biaya

layanan yang

terjangkau.

7. Melakukan riset

sebelum

menciptakan inovasi

pada produk.

3.3. Metode Analisis

3.3.1. Tahapan Pegolahan Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

mengadopsi Partial Least Square (PLS) yang dimana merupakan model persamaan

analisis data Structural Equation Modelling (SEM). SEM adalah teknik modeling
40

statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum yang terdapat alah

analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi

(regression). Menurut Ghozali & Latan (2020) PLS-SEM memiliki tujuan dalam

pegembangan teori maupun pembangunan teori dengan orientasi prediksi).

Menurut Ghozali (2020) PLS adalah metode analisis yang cukup kuat dikarenakan

tidak menggunakan asumsi data arus terhadap ukuran atau skala tertentu.

Sedangkan menurut Ramadiani dalam Mulawarman (2018), Structural Equation

Modelling (SEM) adalah model persamaan secara struktural pada generasi kedua

teknik analisis multivariat untuk menguji hubungan antara variabel kompleks

secara recursive ataupun nonrecursive dalam perolehan gambaran keseluruhan

model.

Kelebihan SEM dibandingkan dengan metode analisis data lainnya menurut

Narimawati & Sarwono (2017) adalah sebagai berikut:

1. Memungkinkan asumsi-asumsi lebih elastis/fleksibel.

2. Menggunakan analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis) yang

dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam pengukuran dengan mempunyai banyak

indikator dalam satu variabel laten.

3. Interface pemodelan grafis yang menjadi daya tarik dalam memudahkan

pengguna dalam pembacaan hasil analisa.

4. Memungkinkan adanya uji model keseluruhan dibandingkan koefisien secara

tunggal.

5. Mampu dalam melakukan uji model dengan banyak variabel terikat.

6. Mampu dalam membuat model variabel perantara.

7. Mampu dalam membuat model error term atau gangguan kesalahan.


41

8. Mampu untuk melakukan uji koefisien diluar banyak kelompok subjek.

9. Mampu untuk mengatasi data time series yang seting muncul kesalahan data-

data autokorelasi, tidak normal, atau yang tidak lengkap.

Menurut Hair et al. (2017), terdapat enam tahapan atau langkah yang harus

dilakukan dengan menggunakan model analisis Structural Equation Modeling

(SEM) yaitu sebagai berikut :

1. Pengembangan Model Teoritis

Hal yang perlu dilakukan pada pengembangan model teoritis adalah dengan

mengadopsi eksplorasi ilmiah dengan menggunakan penelaahan pustaka agar dapat

mengetahui model teoritis dan justifikasi yang akan dikembangkan nantinya. SEM

berfungsi untuk melakukan konfirmasi atas model teoritis dengan menggunakan

data empirik, bukan untuk menciptkan sebuah model.

2. Pengembangan Diagram Alur

Pada langkah yang kedua, model yang sebelumnya sudah diciptakan pada tahap

pertama selanjutnya digambarkan pada diagaram alur yang akan memperlihatkan

hubungan kausalitas yang akan diuji. Hubungan antar konstruk dapat dilihat &

dinyatakan dengan menggunakan anak panah. Jika berbentuk lurus, maka hal

tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan kausal secara langsung terhadap

satu kontsruk dengan yang lainnya. Sedangakan apabila garis melengkung, artinya

menunjukan korelasi terhadap satu konstruk dengan yang lainnya.Konstruk yang

dimaksud pada diagram alur juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
42

1) Exogenous Constructs, yang berarti variabel independent yang akan

dilakukan prediksi terhadap variabel yang lain dalam model, yang dapat dilihat

oleh satu ujung panah.

2) Endogen Constructs, yang berarti indikator yang akan dilakukan prediksi

terhadap beberapa maupun hanya satu konstruk. Namun konstruk ekosigen

hanya bisa memiliki hubungan kausal dengan endogen.

3. Mengonversi diagram alur ke dalam persamaan

Pada tahap ketiga, selanjutnya diagram alur dikonversi menjadi persamaan seperti

berikut:

1) Structural Equation, yaitu variabel endogen = variabel eksogen + variabel

endogen + erorr

2) Measurement Model, yaitu mengukur konstruk serta menentukan matriks

untuk menunjukan korelasi antar variabel.

4. Memilih matriks input dan estimasi model

Menurut Hair et.al (2017) memberikan saran untuk penggunaan matriks

kovarians/varians ketika menguji teori dikarenakan akan dapat memenuhi aspek

terhadap asumsi metodologi yang diamana kesalahan standar akan menghasilkan

angka/hasil yang akurat daripada penggunaan matriks korelasi.

5. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Masalah tentang ketidakmampuan dari model yang telah dikembangkan berfungsi

untuk menghasilkan perkiraan yang unique merupakan prinsip dari identidikasi

masalah. Apabila masalah identifikasi selalu muncul setiap melakukan estimasi,

maka lebih baik untuk mempertimbangkan ulang model dengan menciptakan

konstruk lebih banyak.


43

6. Interpretasi dan modifikasi model

Menginterpretasikan dan memodifikasikan model bagi yang tidak dapat memenuhi

kriteria atau persyaratan adalah langkah terakhir dalam model analisa SEM. Tujuan

dari memodifikasi adalah apakah memungkinkan untuk menurunkan nilai chi-

square, dimana apabila angkanya semakin kecil maka model tersebut semakin

cocok dengan data-data yang ada.

3.3.2. Metode Pengujian Validitas & Reliabilitas

A. Uji Validitas

Menurut Andreas Wijaya (2019) untuk mengukur validitas sebuah uji

melibatkan seberapa bagus nilai akan instrument yang dikembangkan dalam

melakukan pengukuran suatu penelitian, dimana artinya semakin tinggi nilai yang

didapatkan maka pertanyaan penelitian tersebut dinilai semakin bagus dan

berkualitas. Menurut Andreas Wijaya (2019) dalam mengukur tingkat validitas

penelitian, maka wajib untuk melakuka uji variabel antar hubungan, yaitu

Discriminant Validity dan Average Variance Extracted (AVE) dengan memiliki

nilai AVE yang diharapkan > 0.5. Peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0

untuk melakukan uji validitas yang dapat diketahui dari nilai loading factor pada

setiap indikator konstruk. Untuk persyaratan dalam penilaian tingkat validitas

adalah loading factor wajib mencapai angka > 0,70. Menurut Ghozali & Latan

(2020) menyatakan bahawa validitas discriminant yang mempunyai korelasi

dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) yang tidak sama

seharusnya tidak menunjukan korelasi dengan angka yang tinggi. Sehingga

indikator refleksif menjadi cara untuk melakukan uji discriminant validity dengan
44

memperhatikan angka cross loading pada setiap variabel wajib mencapai > 0,70

dan variabel lainnya harus memiliki angka lebih tinggi.

B. Uji Realibilitas

Menurut Sugiyono (2017) mendefinisikan bahwa uji realibilitas merupakan

sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama juga akan

menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dapat membuktikan tingkat

konsistensi, akurasi dan juga ketepatan suatu instrument dalam pengukuran

konstruk. Peneliti menggunakan program aplikasi SmartPLS 3.0, untuk melakukan

pengukuran realibilitas antara indikator refleksif dengan konstruk berdasarkan

perhitungan dari nilai composite realiability. Menurut Ghozali & Latan (2020)

persyaratan yang lazim digunakan dalam penilaian realibilitas konstruk adalah

angka composite reliability > 0,7 apabila penelitian yang dilakukan sifatnya

confirmatory sedangkan untuk penelitian sifatnya exploratory wajib diantara angka

0,6 hingga 0,7.

3.3.3. Metode Statistika yang digunakan dalam menganalisis data dan menguji

hipotesis

A. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017) statistik deskriptif merupakan sebuah statistik

yang khusus digunakan untuk keperluan analisa data menggunakan cara deskripsi

atau gambaran data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya dengan tidak ada

maksud atau tujuan untuk menciptakan kesimpulan atau rangkuman yang berlaku

untuk khalayak umum atau teregeneralisasi.


45

B. Uji F (Uji Simultan)

Menguji tingkat signifikansi semua variabel X apakah mempunyai pengaruh

secara simultan terhadap variabel Y (Ghozali, 2020). Dengan tolak ukur

pengujiannya yaitu :

H0 : Variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Variabel Y.

H1 : Variabel X secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel Y

Sedangkan ketentuan pengujiannya:

Signifikansi sebesar 1,96

H0 diterima apabila probabilitas value > (1,96).

H1 diterima jika nilai probabilitas value < (1,96).

C. Uji t (Uji Parsial)

Menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X secara parsial terhadap

variabel Y (Ghozali, 2020).

Dengan tolak ukur pengujiannya yaitu :

H0 : Variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

H1 : Variabel X memiliki pengaruh terhadap variabel Y.

Sedangkan ketentuan pengujiannya:

Tingkat signifikansi sebesar 1,96

H0 diterima apabila nilai probabilitas t -value > (1,96).


46

H1 diterima apabila nilai probabilitas t-value < (1,96).

D. Koefisien Determinasi Berganda

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dikarenakan

tidak dimasukan ke dalam data.

E. Koefisien Determinasi Parsial

Untuk mengetahui sejauh mana peran variabel X mempengaruhi variabel Y.

Uji ini dilakukan guna menjawab variabel mana yang paling berpengaruh terhadap

variabel Y pada perusahaan.

F. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Menurut Jogiyanto & Abdillah dalam Sri Wahyuningsih (2020) Inner

Model adalah suatu model yang memperkirakan korelasi antara variabel laten &

kasualitas. Menurut Widarjono (2019) evaluasi model persamaan struktural adalah

gambaran model yang membantu untuk menjelaskan pengaruh variabel laten

independen dengan variabel laten dependen. Dalam PLS, model struktural ini

dinilai dengan cara R2 untuk konstruk yang bersifat dependen, dan t-value tiap

path antar konstruk dalam suatu model tersebut. Terdapat beberapa evaluasi dasar

yaitu sebagai berikut:

1. Signifikasi dan Uji Hipotesis

Nilai inner model atau koefisien path akan memperlihatkan tingkat signifikasi pada

uji hiptesis. Menurut Hair et.al., (2017) nilai dalam innel model atau koefisien path

akan terlihat pada t-statistic dan wajib di atas 1.96 untuk two tailed dan sedangkan

wajib di atas 1.64 untuk hipotesis one tailed. Menurut Ghozali & Latan (2020)
47

apabila pada hipotesis two tailed menunjukan bahwa t-statistic > 1.96 pada

koefisien path variabel, maka hal tersebut mengartikan adanya korelasi yang

signifikan.

2. Q-square Predictive Relevance

Menurut Ghozali dan Latan (2020) Q-square Predictive Relevance adalah sebuah

cara untuk melakukan evaluasi terhadap model PLS, dengan rumus yaitu Q2 = 1 –

(1- R12) x (1- R22) x (1- R32) x (1- R42) . Ghozali dan Latan (2020) menyebutkan

untuk ketentuan pengujian adalah jika Q2 > 0 maka model termasuk pada predictive

relevance. Nilai Q2 0.02, 0.15, dan 0.35 adalah angka yang memperlihatkan model

yang lemah, moderat, serta kuat.

3. Direct Indirect Effect

Menurut Ghozali dan Latan (2020) total effect merupakan suatu nilai yang dapat

menggambarkan jumlah dan dampak total yang diterima suatu kontruks dengan

yang lainnya. Nilai/angka yang diperoleh secara tidak langsung maupun langsung.

Asumsi yang digunakan adalah semua jalur akan tetap dihitung walaupun tidak

signifikan. Adapun simulasi untuk perhitunganya adalah dibawah ini:

Direct Effect : A -> C = c

Indirect Effect : A -> C = a x b

Total effect = c + (a x b)

3.4. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) Hipotesis yakni adalah jawaban yang masih

bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan

masalah penelitian sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.Fungsi hipotesis


48

yaitu memberikan pembatasan dan mengecilkan ruang atau scope penelitian agar

memudahkan pengolahan serta pengumpulan data untuk mengetahui jumlah,

macam, atau korelasi antar variabel penelitian. Terdapat dua jenis hipotesis yang

dapat menjadi dasar pembatasan penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan juga

hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif berarti menyatakan bahwa ada pengaruh,

korelasi antara variabel satu dengan yang lainnya, sebaliknya hipotesis nol (H0)

tidak memiliki pengaruh & korelasi. Sehingga, dalam penelitian ini penulis dapat

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ha1: terdapat pengaruh signifikan antara orientasi kepemimpinan terhadap

kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

H01: tidak terdapat pengaruh signifikan antara orientasi kepemimpinan terhadap

kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

2. Ha2: terdapat pengaruh signifikan antara orientasi kepemimpinan terhadap

inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

H02: tidak terdapat pengaruh signifikan antara orientasi kepemimpinan terhadap

inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

3. Ha3: terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk terhadap kinerja

strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

H03: tidak terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk terhadap kinerja

strategis pada perusahaan Fintech Peer to Peer Lending.

4. Ha4: terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk dalam memediasi

orientasi kepemimpinan terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer

to Peer Lending.
49

H04: tidak terdapat pengaruh signifikan antara inovasi produk dalam memediasi

orientasi kepemimpinan terhadap kinerja strategis pada perusahaan Fintech Peer

to Peer Lending.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

4.1. Penyajian Data

4.1.1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi data primer serta data hasil

kuesioner yang diperoleh melalui jawaban secara langsung dari responden melalui

media yang tersedia. Media yang dimaksud adalah dengan menggunakan Google

Forms. Penulis telah menyebarkan kuesioner pada tanggal 28 hingga 29 Maret 2022

kepada sebanyak 110 responden. Semua data kuesioner yang telah terkumpul telah

sesuai dengan kriteria penelitian sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

4.1.2. Deskripsi Profil Responden

Responden yang diteliti merupakan pelaku maupun pemangku kepentingan

dari 110 perusahaan Fintech Peer to Peer Lending yang kegiatan operasionalnya

aktif bergerak di Indonesia. Jumlah responden sebanyak 110 orang memiliki profil

sebagai berikut :

Gambar 4.1.

Diagram Lama Usaha

Sumber: Olah data penulis melalui kuesioner (2022)

50
51

Dari gambar diagram diatas dapat diketahui bahwa asal masing-masing

responden menunjukan perbedaan yang cukup signifikan yaitu dengan jumlah 50

responden berasal dari perusahaan yang lama usahanya adalah di atas 5 tahun, 34

responden berasal dari perusahaan yang lama usahanya adalah 3-4 tahun, serta 26

responden lainnya berasal dari perusahaan yang memiliki lama usaha yaitu 1-2

tahun. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah responden mayoritas yang

merupakan berasal dari perusahaan dengan lama usaha di atas 5 tahun.

Gambar 4.2

Diagram Jumlah Karyawan

Sumber: Olah data penulis melalui kuesioner (2022)

Diagram di atas menunjukan bahwa sebaran responden berdasarkan jumlah

karyawan perusahaan, sebagian besar di dominasi oleh rentang jumlah karyawan di

atas 500 orang dengan total 49 responden, kemudian jumlah karyawan di angka

100-500 orang terdapat total 37 responden, lalu untuk jumlah karyawan di angka

10-100 orang adalah sebanyak 24 responden. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

responden dengan jumlah karyawan di atas 500 orang mendominasi penelitian ini.
52

4.1.3. Statistik Deskriptif Variabel

Tabel 4.1.

Analisis Deskriptif

KODE ITEM INDIKATOR MEAN


Perusahaan kami memiliki target pasar yang luas dan hal
OK1 4.418
tersebut berpengaruh terhadap kinerja strategis perusahaan.
Perusahaan kami selalu berupaya untuk mempertahankan
OK2 keunggulan produk maupun layanan jasa keuangan dengan 4.491
melakukan inovasi.
Perusahaan kami selalu mempelajari kebutuhan & keinginan
OK3 4.245
pengguna untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
Perusahaan kami melakukan inovasi baru dengan
OK4 menciptakan produk/layanan jasa keuangan yang berbeda 4.345
dengan kompetitor
Perusahaan kami mampu menghadapi pesaing dengan cara
OK5 melakukan inovasi produk/layanan jasa keuangan yang lebih 4.209
unggul.
Perusahaan kami selalu rutin untuk menciptkakan ide-ide
IP1 4.109
yang inovatif pada produk/layanan jasa keuangan.
Perusahaan kami melakukan modifikasi produk/layanan jasa
IP2 4.109
keuangan yang lama.
Perusahaan kami senantiasia menyediakan produk/layanan
IP3 jasa keuangan baru sesuai dengan perkembangan & 4.136
kebutuhan industri.
Perusahaan kami mengembangkan produk/layanan jasa
IP4 keuangan agar dapat bersaing di industri yang sangat 4.173
kompetitif.
Perusahaan kami menetapkan biaya layanan sesuai dengan
IP5 4.164
tujuan strategis perusahaan untuk mencapai profit/revenue.
Perusahaan kami melakukan inovasi dengan menetapkan
IP6 biaya layanan yang lebih terjangkau dibandingkan kompetitor 4.145
lainnya.
53

Perusahaan kami selalu melakukan analisis & riset terlebih


IP7 dahulu sebelum melakukan inovasi produk/layanan jasa 4.164
keuangan.
Perusahaan kami menilai efektifitas strategi perusahaan dari
KS1 4.236
orientasi kepemimpinan perusahaan dalam Industri.
Perusahaan kami secara berkala mengukur kefektifan strategi
KS2 4.118
perusahaan yang telah dijalankan.
Perusahaan kami memutuskan strategi inovasi berdasarkan
KS3 penilaian serta kepuasan management pada inovasi 4.136
sebelumnya.
Perusahaan kami menjalankan transparansi terhadap
KS4 informasi mengenai produk/layanan jasa keuangan yang 4.264
ditawarkan.
Perusahaan kami menilai kinerja strategis dari pertumbuhan
KS5 4.091
market share di industri.
Perusahaan kami selalu memanfaatkan opportunity/peluang
KS6 3.991
yang ada untuk meningkatkan kinerja market share.
Perusahaan kami memiliki deadline target untuk setiap
KS7 4.100
strategi inovasi.
Perusahaan kami selalu memperhatikan timeline atau waktu
KS8 4.145
pengerjaan sebuah strategi dalam mencapai tujuannya.
Sumber: Olah data penulis melalui Excel (2022)

Agar data dapat dengan mudah dimengerti, maka analisis deskriptif

merupakan salah satu bagian dalam statistik yang dapat digunakan untuk

menganalisa data penelitian sebelum diolah. Pada penelitian ini, terdapat 3 variabel

dengan masing-masing kode yang telah ditentukan oleh penulis. Variabel yang

dimaksud adalah orientasi kepemimpinan dengan kode (OK), inovasi produk

dengan kode (IP), serta kinerja strategis dengan kode (KS). Berdasarkan hasil

analisis deskriptif pada tabel 4.1, penilaian tertinggi dalam variabel orientasi

kepemimpinan terdapat pada item indikator dengan kode OK2 sebesar 4.491 yaitu

“perusahaan kami selalu berupaya untuk mempertahankan keunggulan produk


54

maupun layanan jasa keuangan dengan melakukan inovasi”. Sedangkan penilaian

terendah letaknya pada item indikator dengan kode OK5 sebesar 4.209 yaitu

“perusahaan kami mampu menghadapi pesaing dengan cara melakukan inovasi

produk/layanan jasa keuangan yang lebih unggul”.

Dalam variabel inovasi produk penilaian tertinggi terdapat pada item

indikator dengan kode IP4 sebesar 4.173 yaitu “perusahaan kami mengembangkan

produk/layanan jasa keuangan agar dapat bersaing di industri yang sangat

kompetitif”. Sedangkan penilaian terendah terdapat pada item indikator dengan

kode IP1 & IP2 sebesar 4.109 yaitu “perusahaan kami selalu rutin untuk

menciptkakan ide-ide yang inovatif pada produk/layanan jasa keuangan, serta

perusahaan kami melakukan modifikasi produk/layanan jasa keuangan yang lama”.

Pada variabel kinerja strategis, penilaian tertinggi terdapat pada item indikator

dengan kode KS4 sebesar 4.264 yaitu “perusahaan kami menjalankan transparansi

terhadap informasi mengenai produk/layanan jasa keuangan yang ditawarkan”

sedangkan penilaian terendah terdapat pada item indikator dengan kode KS6

sebesar 3.991 yaitu “Perusahaan kami selalu memanfaatkan opportunity/peluang

yang ada untuk meningkatkan kinerja market share”. Berdasarkan hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwasanya orientasi kepemimpinan, inovasi produk, serta

kinerja strategis memberikan pengaruh antar variabel yang cukup signifikan dalam

penelitian ini.
55

4.2. Analisis Data dan Interpretasi

4.2.1. Hasil PLS-Algorithm Sebelum Diolah

Gambar 4.3

Model PLS-Algorithm Sebelum Diolah

Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Pada gambar 4.4 Model PLS-Algorithm dapat dideskripsikan bahwa

model tersebut terdiri dari 3 (tiga) variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan disertai dengan

20 (dua puluh) indikator pada data yang telah diperoleh pada penelitian ini. Model

di atas mendeskripsikan mengenai outer loading dalam penelitian ini, yang melihat

pengaruh satu indikator terhadap variabel laten. Data yang disajikan diatas

merupakan data yang telah diolah menggunakan SmartPLS 3.0 melalui data primer,

dan data diatas belum dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dalam model Smart PLS.


56

4.2.2. Hasil Bootstrapping Sebelum Diolah

Gambar 4.4.

Model Bootstrapping Sebelum Diolah

Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Pada gambar 4.5 Model Bootstrapping dapat dideskripsikan bahwa model

tersebut terdiri dari 3 (tiga) variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan disertai dengan 20 (dua

puluh) indikator pada data yang telah diperoleh pada penelitian ini. Model di atas

mendeskripsikan mengenai inner loading dalam penelitian ini, yang melihat

pengaruh satu indikator terhadap variabel laten. Data yang disajikan diatas

merupakan data yang telah diolah menggunakan SmartPLS 3.0 melalui data primer,

dan data diatas belum dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dalam model Smart PLS.


57

4.2.3. Uji Kesahan Sebelum Data Diolah

Tabel 4.2.

Outer Loading Sebelum Diolah

INOVASI KINERJA ORIENTASI


PRODUK STRATEGIS KEPEMIMPINAN
IP1 0.703
IP2 0.707
IP3 0.809
IP4 0.806
IP5 0.838
IP6 0.766
IP7 0.754
KS1 0.699
KS2 0.833
KS3 0.803
KS4 0.685
KS5 0.737
KS6 0.720
KS7 0.760
KS8 0.686
OK1 0.834
OK2 0.397
OK3 0.854
OK4 0.507
OK5 0.832
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)
58

Secara umum nilai dari outer loading yang direkomendasikan adalah

apabila memiliki nilai diatas ≥0,7 merupakan nilai yang menunjukan bahwa

indikator tersebut valid untuk mengukur konstruk. Pada tabel 4.1 data diatas

menunjukan bahwa terdapat 5 (lima) indikator yang tidak dapat digunakan dalam

penelitian/tidak valid karena memiliki nilai ≤0,7. Indikator yang tidak valid adalah

KS1 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,699

(0,699≤0,7), KS4 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading

0,685 (0,685≤0,7), KS8 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer

loading 0,686 (0,686≤0,7). Berikutnya pada variabel orientasi kepemimpinan

terdapat 2 indikator yang tidak valid yaitu OK2 yang memiliki nilai outer loading

0,397 (0,397≤0,7) serta OK4 yang memiliki nilai outer loading 0,507 (0,507≤0,7).

Pada variabel inovasi produk, dapat dilihat bahwa semua indikator mempunyai nilai

diatas ≥0,7 maka indikator tersebut masih dapat digunakan.

4.2.4. Hasil PLS Algorithm Setelah Diolah

Gambar 4.5

Model Pls-Algorithm Setelah Diolah

Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)


59

Hasil pengolahan data algoritma setelah dengan mengadopsi uji indikator

dalam penelitian ini menunjukan bahwa pada model tersebut terdiri dari 3 (tiga)

variabel, 3 (tiga) hipotesis, dan 15 (lima belas) indikator, setelah terdapat 5 (lima)

indikator dihapus karena memiliki nilai ≤0,7. Indikator yang tidak valid adalah KS1

pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,699 (0,699≤0,7),

KS4 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading 0,685

(0,685≤0,7), KS8 pada variabel kinerja strategis yang memiliki nilai outer loading

0,686 (0,686≤0,7). Berikutnya pada variabel orientasi kepemimpinan terdapat 2

indikator yang tidak valid yaitu OK2 yang memiliki nilai outer loading 0,397

(0,397≤0,7) serta OK4 yang memiliki nilai outer loading 0,507 (0,507≤0,7).

4.2.5. Hasil Bootstrapping Setelah Diolah

Gambar 4.6

Model Bootstrapping Setelah Diolah

Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)


60

Bootstrapping merupakan sebuah proses untuk menilai tingkat signifikansi

atau probabilitas baik pengaruh secara lansung, tidak langsung, maupun total

pengaruh secara keseluruhan. Apabila nilai T-Statistic lebih besar daripada 1,96

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap suatu

variabel. Hasil bootstrapping setelah dilakukannya uji indikator pada penelitian ini

menunjukan bahwa 2 hipotesis yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan

dikarenakan menghasilkan nilai T-Statistic ≥ 1,96, yaitu dapat dilihat dari orientasi

kepemimpinan terhadap inovasi produk dengan nilai T-Statistic (7,862 ≥ 1,96),

serta inovasi produk terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistic (5,359 ≥

1,96). Sedangkan terdapat 1 hipotesis yang dinilai tidak mempunyai pengaruh

signifikan dikarenakan menunjukan nilai T-Statistic ≤ 1,96, yaitu orientasi

kepemimpinan terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistic (0,481 ≤ 1,96).

4.2.6. Uji Kesahihan (Validity)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0 untuk

melakukan uji kesahihan dengan menerapkan metode discriminant validity,

convergent validity, serta metode validitas konstruk yang dapat di interpretasikan

dengan hasil output sebagai berikut:

Tabel 4.3

Outer Loading Setelah Di Olah

INOVASI KINERJA ORIENTASI


PRODUK STRATEGIS KEPEMIMPINAN
IP1 0.703
IP2 0.707
IP3 0.809
61

IP4 0.805
IP5 0.840
IP6 0.766
IP7 0.753
KS2 0.848
KS3 0.800
KS5 0.752
KS6 0.753
KS7 0.770
OK1 0.860
OK3 0.858
OK5 0.845
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Tabel 4.2. diatas mendeskripsikan hasil output atas outer loading setelah

penulis menghapus 5 (lima) indikator, yaitu 2 (dua) pada variabel orientasi

kepemimpinan, serta 3 (tiga) indikator pada variabel kinerja strategis. Indikator

tersebut dihapus dikarenakan nilai/skor dari outer loading tidak memenuhi

ketentuan yaitu kurang dari 0,7. Berdasarkan hasil tabel nilai outer loading tersebut,

sangat jelas bahwa semua indikator kini telah valid, dan dapat digunakan untuk

pengujiannya. Hal ini dapat ditunjukan atas perbedaan setiap karakter dari nilai

outer loading satu dengan yang lainya dalam kolom masing-masing. Dengan

adanya diferensiasi masing-masing variabel, maka dapat disimpulkan bahwa

validitas konstruk pada penelitian telah terpenuhi.


62

Tabel 4.4.

Average Variance Extracted (Ave)

Average Variance Extracted


(AVE)
INOVASI PRODUK 0,594
KINERJA STRATEGIS 0,617
ORIENTASI KEPEMIMPINAN 0,730
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Berdasarkan tabel 4.3 telah disajikan nilai dari Average Variance Extracted

(AVE) yang dimana dapat digunakan untuk mengukur discriminant validity serta

convergent validity. Menurut Wijaya (2019) mengemukakan bahwa agar dapat

memenuhi syarat maka sebaiknya nilai AVE adalah di atas 0,5 untuk membuktikan

bahwa variabel tersebut valid. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa parameter

AVE menghasilkan nilai > 0,5. Nilai AVE terbesar dimiliki oleh variabel orientasi

kepemimpinan yaitu 0,730, selanjutnya di ikuti oleh variabel kinerja strategis

dengan nilai 0,617 dan nilai AVE terkecil dimiliki oleh variabel inovasi produk.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa uji kesahihan dengan menggunakan metode

discriminant validity serta convergent validity telah terpenuhi.

Tabel 4.5.

Cross Loading

INOVASI KINERJA ORIENTASI


PRODUK STRATEGIS KEPEMIMPINAN
IP1 0,703 0,384 0,471
IP2 0,707 0,342 0,390
63

IP3 0,809 0,478 0,425


IP4 0,805 0,391 0,273
IP5 0,840 0,472 0,546
IP6 0,766 0,439 0,466
IP7 0,753 0,430 0,534
KS2 0,551 0,848 0,298
KS3 0,449 0,800 0,268
KS5 0,392 0,752 0,326
KS6 0,366 0,753 0,230
KS7 0,358 0,770 0,279
OK1 0,458 0,313 0,860
OK3 0,560 0,316 0,858
OK5 0,485 0,285 0,845
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Salah satu metode alternatif dari AVE untuk menguji discriminant validity

adalah dengan melihat cross loading. Ketentuan agar model dapat diterima atau

valid adalah dengan melihat skor loading dari setiap indikator yang dikomparasi

terhadap nilai indikator divariabel lainnya harus lebih tinggi. Berdasarkan tabel 4.4

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara nilai indikator disuatu variabel laten

menunjukan nilai cross loading yang lebih tinggi dalam konstruknya sendiri.

4.2.7. Uji Kehandalan (Reliability)

Tabel 4.6.

Cronbach’s Alpha

Cronbach's Alpha

INOVASI PRODUK 0,885


64

KINERJA STRATEGIS 0,846


ORIENTASI KEPEMIMPINAN 0,816
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Tabel 4.7.

Composite Reliability

Composite
Reliability
INOVASI PRODUK 0,911
KINERJA STRATEGIS 0,889
ORIENTASI KEPEMIMPINAN 0,890
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Pada penelitian ini, uji kehandalan dilakukan dengan mengukur nilai

cronbach’s alpha serta composite reliability. Menurut Wijaya (2019),

mengemukakan bahwa apabila nilai sebuah data memiliki composite reliability

lebih besar dari 0,7 maka variabel tersebut memiliki reliabilitas yang cukup tinggi.

Apabila uji reliabilitas didukung dengan nilai cronbach’s alpha maka expected

score adalah >0,6 untuk semua konstruk pada penelitian. Apabila dianalisa

berdasarkan tabel 4.5 & tabel 4.6, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cronbach’s

alpha maupun composite reliability telah memenuhi syarat & kriteria atas

menunjukan kehandalan yang cukup tinggi.


65

Tabel 4.8.

Koefisien Determinasi

R Square

INOVASI PRODUK 0,348


KINERJA STRATEGIS 0,304
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Dapat dianalisa berdasarkan tabel bahwa tertulis nilai R-Square adalah

sebesar 0,348 atau 34,8% yang dimana menunjukan variabel inovasi produk dapat

dijelaskan oleh variabel orientasi kepemimpinan dan kinerja strategis. Sedangkan

variabel kinerja strategis dapat dijelaskan oleh orientasi kepemimpinan serta

inovasi produk sebesar 0,304 atau 30,4% . Sedangkan 34,8% merupakan variabel

laten lainya diluar penelitian yang dapat memberikan penjelasan.

4.2.8. Uji Korelasi

Tabel 4.9.

Latent Variable Correlations

INOVASI KINERJA ORIENTASI


PRODUK STRATEGIS KEPEMIMPINAN
INOVASI PRODUK 1,000 0,550 0,590
KINERJA STRATEGIS 0,550 1,000 0,357
ORIENTASI
0,590 0,357 1,000
KEPEMIMPINAN
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Berdasarkan hasil analisa yang dapat dilakukan melalui program SmartPLS

3.0 maka pada uji korelasi dapat dinyatakan bahwa nilai uji korelasi tertinggi adalah
66

antara orientasi kepemimpinan terhadap inovasi produk yaitu dengan nilai 0,590.

Dapat didefinisikan bahwa inovasi produk pada perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending mempunyai tingkat signifikansi yang tinggi dalam orientasi

kepemimpinan.

4.2.9. Uji Hipotesis

Tabel 4.10.

Path Coefficients

Original Sample Standard


T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
ORIENTASI
KEPEMIMPINAN
0,050 0,049 0,101 0,493 0,622
-> KINERJA
STRATEGIS
ORIENTASI
KEPEMIMPINAN
0,590 0,599 0,074 7,997 0,000
-> INOVASI
PRODUK
INOVASI
PRODUK
0,521 0,529 0,090 5,764 0,000
-> KINERJA
STRATEGIS
Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Uji partial merupakan sebuah uji yang dilaksanakan untuk mencari tahu

apakah ada pengaruh antar variabel satu dengan variabel lainnya dalam sebuah

model. Kriteria dalam melihat adanya pengaruh atau tidak dalam uji partial adalah

apabila nilai P < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan, dan begitu juga

sebaliknya apabila nilai P > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan. Hasil

pengujian T-Statistic serta membandingkan nilai pada t-hitung dengan t-tabel


67

memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel independent

secara terpisah terhadap variabel dependent. Dengan menggunakan rumus jumlah

responden - variabel (110 - 3 = 97) maka t-tabel mendapatkan hasil 1,98 dengan

mengadopsi tingkat signifikan sebesar 5%. Maka berdasarkan tabel 4.9 dapat tarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel orientasi kepemimpinan tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap

kinerja strategis dengan nilai T-Statistik tidak melebihi dari 1,98 (0,493 < 1,96),

sehingga Ha ditolak dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original

sample sebesar 0,050 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,622 > 0,05).

2. Variabel orientasi kepemimpinan terdapat pengaruh signifikan terhadap inovasi

produk dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (7,997 > 1,98) sehingga Ha

diterima dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar

0,5910 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).

3. Variabel inovasi produk terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja strategis

dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (5,764 > 1,98) sehingga Ha diterima

dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar 0,521

(positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).

Tabel 4.10.

Spesific Indirect Effects

Original Sample Standard


T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Orientasi
Kepemimpinan
0.307 0.320 0.067 4.573 0,000
-> Inovasi Produk -
> Kinerja Strategis
68

Sumber: Olah data penulis dengan SmartPLS 3.0 (2022)

Pada table 4.11. dapat diketahui bahwa hubungan orientasi kepemimpinan

terhadap kinerja strategis yang dimediasi oleh inovasi produk masih signifikan

dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98 (4.573 > 1,98) sehingga Ha diterima

dengan nilai koefisien parameter yang diukur dari original sample sebesar 0,307

(positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).

4.3. Pembahasan

Melalui hasil penelitian pada sub bab 4.2, maka berikut merupakan

rangkuman atas hasil analisa dari pengujian hipotesis pada penelitian ini:

Tabel 4.11.

Hasil Interpretasi Hipotesis Penelitian

No. Hipotesis Penelitian Hasil

Tidak didukung/ tidak


Pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap
1
kinerja strategis berpengaruh

Pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap Didukung/ bepengaruh


2
inovasi produk
Pengaruh inovasi produk terhadap kinerja Didukung/ bepengaruh
3
strategis
Pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap Didukung/ bepengaruh
4 kinerja strategis yang dimediasi oleh inovasi
produk
Sumber: Olah data penulis (2022)

Hipotesis pertama menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistik

tidak lebih dari 1,98 (0,493 < 1,98). Hal ini berindikasikan bahwa bukan menjadi

faktor kritis dalam menciptakan dan mendukung inovasi yang sukses. Kinerja
69

strategis tidak selalu dapat dipengaruhi oleh orientasi kepemimpinan sebagaimana

perusahaan tersebut bisa melakukan inovasi dan menciptakan keunggulan dalam

inovasi yang dilakukan daripada kompetitor, dan perusahaan tidak harus selalu

menjadi pemimpin dalam industri untuk meningkatkan kinerja strategis, tetap dari

banyak faktor-faktor lainnya agar suatu perusahaan khususnya dalam Fintech Peer

to Peer Lending dapat memiliki kinerja strategis yang baik. Dalam pengumpulan

data, nyatanya untuk menjadi pemimpin dalam industri perusahaan Fintech Peer to

Peer Lending sangat sulit, dan hal ini tidak hanya terpacu dalam seberapa giatnya

perusahaan terus berupaya melakukan inovasi produk, namun juga elemen-elemen

lainnya seperti modal, jumlah investor serta ketersediaan teknologi canggih yang

mendukung perkembangan & pertumbuhan suatu perusahaan dalam menjadi

pemimpin di pasar. Hal ini tidak berarti menjadi pemimpin di sebuah pasar,

otomatis perusahaan akan mempunyai kinerja strategis yang baik. Oleh karena itu

hipotesis pertama didukung oleh hasil penelitian Siti Famillah (2018) yang

menyebutkan bahwa orientasi kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja strategis perusahaan.

Hipotesis kedua menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap inovasi produk dengan nilai T-Statistic lebih

dari 1,98 (7,997 > 1,98). Orientasi kepemimpinan dipandang sebagai suatu faktor

maupun pendorong utama mengapa perusahaan harus terus melakukan inovasi

produk/layanan jasa keuangan dalam perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Hal

ini dikarenakan dengan mengembangkan produk/layanan jasa keuangan

perusahaan tetap dapat eksis dan bersaing pada industri yang sangat kompetitif.

Setiap perusahaan tentu saja ingin menjadi pemimpin dalam industrinya, dan hal
70

tersebut dapat dicapai oleh perusahaan yang mempunyai competitive advantage.

Perusahaan yang telah lama menjadi pemimpin di pasar/industri juga senantiasa

harus menyediakan produk/layanan jasa keuangan baru untuk mempertahankan

kedudukan/posisinya.

Hipotesis ketiga menunjukan bahwa inovasi produk mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja strategis dengan nilai T-Statistik lebih dari 1,98

yaitu (5,764 > 1,98). Hal ini menunjukan bahwa dalam sebuah perusahaan Fintech

Peer to Peer Lending sangat perlu untuk melakukan inovasi produk dalam

meningkatkan kinerja strategis, dikarenakan produk ataupun layanan jasa keuangan

yang ditawarkan bersifat homogen, sehingga dibutuhkan ide-ide inovatif antara

produk yang ditawarkan dengan perusahaan kompetitor. Data yang telah

dikumpulkan juga mendukung bahwa dengan melakukan modifikasi

produk/layanan jasa keuangan, kinerja strategis dapat dicapai untuk mendapatkan

profit/revenue yang di inginkan. Dalam menerapkan inovasi produk, perusahaan

Fintech Peer to Peer Lending juga perlu melakukan analisis & riset terlebih dahulu

sebelum melakukan inovasi produk/layanan jasa keuangan lainnya untuk

ditawarkan kepada pengguna. Oleh karena itu, hipotesis ketiga didukung oleh hasil

penelitian sebelumnya dari Irsyam et al., (2020) yang menyebutkan bahwa inovasi

produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja strategis diperusahaan

jasa.

Hipotesis terakhir dalam penelitian ini menunjukan bahwa orientasi

kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja strategis

yang dimediasi oleh inovasi produk dengan nilai T-Statistik melebihi dari 1,98

(4.573 > 1,98) sehingga Ha diterima dengan nilai koefisien parameter yang diukur
71

dari original sample sebesar 0,307 (positif) dan nilai P-value sebesar 0,000 (0,000

< 0,05). Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending, orientasi kepemimpinan memiliki pengaruh secara tidak langsung

terhadap kinerja strategis hanya apabila dimediasi oleh inovasi produk. Dapat

dikatakan bahwa inovasi produk beperan sebagai partial control dalam hubungan

antara orientasi kepemimpinan dengan kinerja strategis.


BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dijabarkan & dibahas dalam

bab sebelumnya, maka berikut dibawah ini merupakan kesimpulan yang dapat

diambil :

1. Orientasi kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

strategis diperusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Walaupun terdapat threats

atau ancaman akan ketatnya persaingan dalam industri ini, penelitian ini

membuktikan tidak semua perusahaan di industri Fintech Peer to Peer Lending

mengartikan bahwa menjadi pemimpin berarti memiliki kinerja strategik yang baik.

Orientasi kepemimpinan bukanlah satu-satunya parameter yang dapat menilai

apakah suatu perusahaan mempunyai kinerja strategik yang baik maupun efektif.

Parameter ataupun penilaian akan kinerja strategik yang baik tidak hanya berasal

dari posisi perusahaan pada industri/pasar, melainkan dari berbagai elemen yang

tidak dapat dijelaskan dengan pasti pada penelitian ini. Seperti hasil uji hipotesis

pada bab 4 yang telah menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja strategis. Dalam penelitian ini

membuktikan bahwa tidak semua perusahaan ingin menjadi pemimpin dengan

tujuan untuk mencapai tujuan strategis bisnis perusahaan.

2. Orientasi kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap inovasi

produk. Terdapat perusahaan Fintech Peer to Peer Lending lainnya yang

menawarkan program pinjaman dana yang lebih variatif & kompetitif menjadi salah

satu penyebab berbagai susah untuk bersaing dalam hal mempertahankan loyalitas

72
73

pelanggan yang tentu saja berhubungan dengan strategi inovasi yang diterapkan.

Perusahaan Fintech Peer to Peer Lending khususnya di Indonesia merupakan suatu

industri yang masih berkembang & memiliki potensi yang cukup baik di industri

keuangan, sehingga setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin di

pasar/industri ini, untuk menjadi first-to-the-market. Agar dapat menjadi pemimpin

yang dapat menguasai pasar, perusahaan Fintech Peer to Peer Lending didorong

untuk menciptakan inovasi produk yang menjadi salah satu competitive advantage

perusahaan. Pada bab 4 telah dilakukan pengujian orientasi kepemimpinan terhadap

inovasi produk dimana penulis dapat menganalisa bahwa pengaruh antara kedua

variabel teruji secara signifikan & memiliki pengaruh. Hal ini juga menunjukkan

bahwa para pemilik & pemangku kepentingan memahami & menyetujui peran

orientasi kepemimpinan faktor utama & motivasi perusahaan agar tetap terus

berinovasi untuk mengembangkan produk/layanan jasa keuangan di industri ini.

3. Inovasi produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja strategis di

perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Pada bab 1 penulis telah menyinggung

bahwa salah satu permasalahan utama dalam perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending adalah setiap perusahaan dituntut secara tepat waktu untuk mencapai

kinerja strategis perusahaan yang sesuai dalam perkembangan teknologi informasi

yang semakin pesat. Tidak hanya itu, tingkat persaingan kian semakin kompetitif

yang disebabkan karena seluruh produk/layanan jasa keuangan yang ditawarkan

oleh setiap perusahaan pada industri ini hampir sama (homogen). Sehingga setiap

perusahaan membutuhkan strategi inovasi yang baru, khususnya dalam inovasi

produk. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada bab 4 terkait bahwa inovasi

produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja strategis, maka penelitian


74

ini telah membuktikan bahwa perusahaan Fintech Peer to Peer Lending di industri

ini senantiasa menciptakan ide-ide baru serta melakukan modifikasi yang inovatif

pada produk/layanan jasa keuangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan

industri. Dengan melakukan inovasi, perusahaan bisa meraih competitive

advantage untuk bersaing dengan kompetitor hingga menghasilkan profit/revenue

sesuai dengan tujuan perusahaan secara strategis.

4. Orientasi kepemimpinan memiliki pengaruh tidak langsung yang signifikan

terhadap kinerja strategis hanya apabila dimediasi oleh inovasi produk. Pada

hipotesis pertama, telah ditunjukan bahwa kinerja strategis tidak dipengaruhi secara

langsung oleh orientasi kepemimpinan, namun dalam skenario lain ternyata dapat

berpengaruh apabila didorong oleh inovasi produk. Hal ini dikarenakan dalam

menghadapi industri dengan persaingan yang ketat, perusahaan cenderung

memiliki sisi dominan dalam memimpin industri sehingga hal tersebut memicu

perusahaan ingin bersaing dengan mengeluarkan inovasi produk/layanan jasa

keuangan yang baru. Dari inovasi produk tersebut dijadikan parameter atau acuan

dalam penilaian kinerja strategis perusahaan.


75

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka

penulis ingin menyampaikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya, pelaku &

pemangku kepentingan perusahaan Fintech Peer to Peer Lending maupun untuk

dunia akademis :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan & keterbatasan yang ditemukan,

salah satunya adalah dalam proses penelitian, penulis menemukan beberapa

variabel lainnya yang berpotensi untuk mempengaruhi kinerja strategis perusahaan

Fintech Peer to Peer Lending ataupun dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya, contohnya seperti variabel orientasi teknologi, management resiko,

serta financial inclusion. Hal ini telah ditunjukkan pada bab 4 dalam perhitungan

koefisien determinasi bahwa terdapat 34,8% merupakan variabel laten lainya diluar

penelitian yang dapat memberikan penjelasan. Sehingga peneliti selanjutnya dapat

lebih memperhatikan aspek lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja strategik

perusahaan Fintech Peer to Peer Lending. Keterbatasan selanjutnya adalah pada

jumlah sample yang diteliti hanya sebanyak 110 perusahaan dari 161 Fintech Peer

to Peer Lending pada pra moratorium. Peneliti selanjutnya dapat meneliti industri

Fintech secara keseluruhan agar dapat menambah jumlah sampel serta

memperpanjang rentang waktu penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang

lebih tepat & akurat. Peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi pada industri

Fintech khususnya di Indonesia juga dapat diangkat sebagai topik penelitian dalam

mempengaruhi kinerja strategis perusahaan. Peneliti selanjutnya juga dapat

mendefinisikan batasan masalah yang lebih spesifik dan detil terkait dengan apa
76

yang ingin diteliti agar dapat menjalankan proses penelitian dengan tearah dan

komprehensif.

2. Bagi Pelaku & Pemangku Kepentingan di perusahaan Fintech Peer to Peer

Lending

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi atau R-Square, dalam penelitian ini

terdapat 34,8% yang merupakan variabel laten lainya diluar penelitian yang dapat

memberikan penjelasan atas penelitian ini. Maka pelaku & pemangku kepentingan

diperusahaan Fintech Peer to Peer Lending harus lebih memperhatikan beberapa

indikator maupun aspek lainnya yang dapat membuat kinerja strategik meningkat

agar kegiatan bisnis operasional perusahaan dapat berjalan secara stabil, efektif &

efisisien. Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin menyarankan agar perusahaan

dapat memperbesar & mempertahankan target pasar/industri yang luas karena hal

tersebut dapat mempengaruhi kinerja strategis perusahaan dengan berdasarkan hasil

perhitungan indikator nilai mean tertinggi sebesar 4,418 terletak pada indikator

pertama dalam variabel orientasi kepemimpinan tersebut. Penelitian ini

membuktikan bahwa inovasi produk mempengaruhi kinerja strategis perusahaan,

sehingga kedepannya dianjurkan perusahaan tetap secara rutin menciptakan ide-ide

inovatif atau menyediakan produk/layanan jasa keuangan yang baru, maupun

memodifikasi produk/layanan jasa keuangan yang lama sesuai dengan

perkembangan & kebutuhan industri Fintech Peer to Peer Lending. Walaupun

dalam penelitian ini menunjukan bahwa orientasi kepemimpinan tidak

mempengaruhi kinerja strategis secara langsung, namun orientasi kepemimpinan

mempengaruhi inovasi produk, maka disarankan agar perusahaan dapat menjadikan

orientasi kepemimpinan dalam industri sebagai motivasi atau faktor pendorong


77

untuk terus menciptakan ide-die inovatif akan produk/layanan jasa keuangan yang

baru. Perusahaan juga sebaiknya secara berkala mengukur atau mengevaluasi

kembali keefektifan strategi inovasi yang dijalankan, menjalankan transparansi,

memantau pertumbuhan market share, serta menetapkan deadline atas batasan

waktu dalam melakukan inovasi produk.

3. Untuk Dunia Akademis

Pada penelitian ini khususnya di industri Fintech Peer to Peer Lending, terdapat

banyak filsafat yang masih asing dan definisi yang berbeda dengan industri

keuangan lainnya (non-bank atau sektor keuangan tradisional)sehingga sebaiknya

dilakukan pendalaman atas elemen-elemen dalam industri ini terlebih dahulu

sebelum dilakukan penelitian. Keterbatasan dalam pengetahuan yang kurang

spesifik atau terlalu umum juga menjadi salah satu permasalahan sehingga dapat

menimbulkan keliruan atas variabel yang dimaksud dalam penelitian, maka

diharapkan bagi pelaku di dunia akademis dapat mengembangkan pengetahuan

yang mendalam, seperti apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja strategis di

perusahaan Fintech maupun perusahaan jasa lainnya.


78

DAFTAR PUSTAKA

Adam Hakul Yakin, Tintin Suhaeni, Peranan Orientasi Pasar dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing pada UMKM Lampu Gentur Cianjur , Jurnal Riset
Bisnis dan Investasi: Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Riset Bisnis dan Investasi.
Adiyanta, F. C. S. (2019). Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan
Metode Survey sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris F.C.
Adminitrative Law & Governance Journal, 2(4), 697–709.
Alma, Buchari, pada kutipan Zimmerer. (2018). Kewirausahaan. Bandung.
ALFABETA.
Alma, Buchari. (2018) Kewirausahaan. Bandung. ALFABETA.
Arikunto, Suharsimi. (2017). Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ayodya, W. (2020). UMKM 4.0: Strategi UMKM Memasuki Era Digital.
Eni Candra Nurhayati, Green Management System , MAGNA: Journal of
Economic, Management and Business: Vol 1 No 1 (2022): July 2022.
Erpiyana, Meli, Helisia Margahana, dan Muhammad Junaidi. 2018. “Analisis
Implementasi Aplikasi Electronic Commerce Pada Meli Cake Berbasis Web
Mobile Dengan Konsep Business to Consumer.” Jurnal Signaling 7(2):52–59.
Farukh, M., Chong, W. Y., Mansori, S., & Ramzani, S. R. (2017). Intrapreneurial
Behavior: The Role of Organizational Commitment. World Journal of
Entrepreneurship, Management, and Sustainable Development, 13(3), 243-
256.
Hadad, MD., 2017. Financial Technology (FinTech) di Indonesia. Kuliah Umum
tentang FinTech – IBS. Jakarta Afifah N. 2018. Implementasi Financial
Technology Dalam Pengembangan UMKM Di Indonesia. Essay Booklet; The
Transformative Power of Fintech. Yogyakarta: HIMMAUGM
Hair, Joseph F.,G. Tomas M. Hult., Christian M. Ringle., and Marko Sarstedt. 2017.
A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM).
2e Edition USA: Sage
Intan Widya Anugrah, Tintin Suhaeni, Pengaruh Kepemimpinan Stratejik Terhadap
Strategi Bersaing UKM Café dan Restoran , Jurnal Riset Bisnis dan Investasi:
Vol 3 No 3 (2017): Jurnal Riset Bisnis dan Investasi
Marta Marsela Manahera. 2018. Analisis Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi
Kewirausahaan terhadap Inovasi Produk dan Kinerja Pemasaran. Jurnal
EMBA. Vol.6 No.4; 3603 – 3612. ISSN 2303-1174
Putri, F., Widyatmaja, I. G. N., Rahyuda, I., Studi, P., Iv, D., Pariwisata, F., &
79

Udayana, U. (2019). Strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan


brand awarness pengelola manajemen vila di bali coconut living. 3(1), 226–
239.
Romahani, A., Saifi, Nila., F., Studi perusahaan IDX LQ45 (2022). Pengaruh
Competitive Advantage, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan. Malang.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Suhaeni, Tintin (2018). Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing
di Industri Kreatif (Studi Kasus UMKM Bidang Kerajinan Tangan di Kota
Bandung). Jurnal Riset Bisnis dan Investasi. Vol:4, No:1, Hlm:57-71.
Sujarweni, V. Wiratna. 2019. Analisis Laporan Keuangan Teori, Aplikasi, dan
Hasil Penelitian. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
Tiengtavaj, S. T. P., & FongsuwanKing, W. (2017). Ensuring Competitive
Advantage Through Innovation capability A Sem Approach Mongkut’s
Institute Of Technology Ladkrabang (Kmitl), Faculty Of Administrative
and Management. Thailand Management and Production Engineering
Review, 8, 89–100.
Victor Ringhard Pattipeilohy. 2018. Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing
Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Maneksi. Vol 7. No. 1;66 –
73. e-ISSN : 2597-4599
Wheelen, T. L., J. David Hunger, Hoffman, A. N., & Bamford, C. E. (2018).
Concepts In Strategic Management & Business Policy. Globalization,
Innovation and Sustainability. Fifteenth Edition. InGlobal Edition.
Pearson Education Limited. United Kingdom.
80

RIWAYAT HIDUP

Nama : Shelly Muriana


NIM : 12180140
Shift Kuliah : Malam Peminatan Manajemen Strategik
Tempat & Tanggal Lahir : Tanjungpinang, 30 November 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Lodan Raya No.2 THE UBM HOUSING
No. Telp : 085156702566

Riwayat Pendidikan
Tahun 2006 s/d 2012 SDS Kristen Sion Tanjungpinang
Tahun 2012 s/d 2015 SMPS Bintan Tanjungpinang
Tahun 2015 s/d 2018 SMK Negeri 1 Tanjungpinang
Tahun 2018 s/d 2022 Universitas Bunda Mulia

Pengalaman Kerja
Tahun 2019 s/d 2020 : Campus Representative Universitas Bunda Mulia
Tahun 2019 s/d 2020 : General Manager Assistant PT. Vivo Communication
Tahun 2020 s/d 2022 : Operational Manager PT. Kredit Utama Fintech Indonesia
Tahun 2022 s/d sekarang : Operational Manager AI Rudder Technology Indonesia
81

LAMPIRAN

DAFTAR RESPONDEN PERUSAHAAN

No Nama Website Nama Jenis Usaha Sistem

Sistem Perusahaan Operasi

Elektronik

1 Danamas https://p2p. PT Pasar Dana Konvensional Android

danamas.co Pinjaman

.id

2 investree https://ww PT Investree Konvensional Android

w.investree. Radhika Jaya dan Syariah dan iOS

id

3 amartha https://amar PT Amartha Konvensional Android

tha.com Mikro Fintek

4 DOMPET https://ww PT Indo Fin Konvensional Android

Kilat w.dompetki Tek

lat.co.id

5 KIMO http://kimo. PT Creative Konvensional Android

co.id Mobile

Adventure

6 TOKO https://ww PT Toko Konvensional Android

MODAL w.tokomod Modal Mitra

al.co.id Usaha
82

7 modalku https://mod PT Mitrausaha Konvensional Android

alku.co.id Indonesia Grup

8 KTA http://www. PT Pendanaan Konvensional Android

KILAT pendanaan. Teknologi

com Nusa

9 Kredit http://kredit PT Kredit Konvensional Android

Pintar pintar.co.id Pintar

Indonesia

10 Maucash http://mauc PT Astra Konvensional Android

ash.id Welab Digital

Arta

11 Finmas https://ww PT Oriente Konvensional Android

w.finmas.c Mas Sejahtera

o.id

12 KlikA2C https://ww PT Aman Konvensional Android

w.klika2c.c Cermat Cepat

o.id

13 Akseleran https://ww PT Akseleran Konvensional Android

w.akseleran Keuangan dan iOS

.co.id Inklusif

Indonesia

14 Ammana.id https://amm PT Ammana Syariah Android

ana.id Fintek Syariah dan iOS


83

15 PinjamanG https://ww PT Dana Konvensional Android

O w.pinjaman Pinjaman dan iOS

go.co.id Inklusif

16 KoinP2P https://koin PT Lunaria Konvensional -

p2p.com Annua

Teknologi

17 pohondana http://poho PT Pohon Konvensional -

ndana.id Dana

Indonesia

18 MEKAR https://mek PT Mekar Konvensional -

ar.id Investama

Sampoerna

19 AdaKami www.adaka PT Konvensional Android

mi.id Pembiayaan dan iOS

Digital

Indonesia

20 ESTA https://ww PT Esta Konvensional -

KAPITAL w.estakapit Kapital Fintek

FINTEK al.co.id

21 KREDITPR http://kredit PT Tri Digi Konvensional -

O pro.id Fin

22 FINTAG http://fintag PT Fintegra Konvensional -

.id Homido

Indonesia
84

23 RUPIAH www.rupia PT Kredit Konvensional Android

CEPAT hcepat.co.id Utama Fintech

Indonesia

24 CROWDO https://crow PT Mediator Konvensional Android

do.co.id Komunitas

Indonesia

25 Indodana indodana.id PT Artha Dana Konvensional Android

Teknologi dan iOS

26 JULO www.julo.c PT Julo Konvensional Android

o.id Teknologi

Finansial

27 Pinjamwin pinjamwin PT Progo Konvensional Android

win win.com Puncak Group

28 DanaRupiah danarupiah. PT Layanan Konvensional Android

id Keuangan dan iOS

Berbagi

29 Taralite www.taralit PT Indonusa Konvensional -

e.com Bara Sejahtera

30 Pinjam pinjammod PT Finansial Konvensional Android

Modal al.id Integrasi dan iOS

Teknologi

31 ALAMI p2p.alamish PT Alami Syariah Android

aria.co.id Fintek Sharia dan iOS


85

32 AwanTunai www.awant PT Simplefi Konvensional Android

unai.co.id Teknologi

Indonesia

33 Danakini https://dana PT Dana Kini Konvensional -

kini.co.id Indonesia

34 Singa http://singa. PT Abadi Konvensional -

id Sejahtera

Finansindo

35 DANAME http://dana PT Intekno Konvensional Android

RDEKA merdeka.co Raya

.id

36 EASYCAS http://indo. PT Indonesia Konvensional Android

H geteasycash Fintopia

.asia Technology

37 PINJAM http://www. PT Kuaikuai Konvensional Android

YUK pinjamyuk. Tech Indonesia

co.id

38 FinPlus www.finplu PT Rezeki Konvensional -

s.co.id Bersama

Teknologi

39 UangMe http://uang PT Uangme Konvensional Android

me.id Fintek dan iOS

Indonesia
86

40 PinjamDuit http://pinja PT Stanford Konvensional Android

mduit.co.id Teknologi

Indonesia

41 DANA http://danas PT Dana Syariah Android

SYARIAH yariah.id Syariah

Indonesia

42 BATUMBU www.batu PT Berdayakan Konvensional -

mbu.id Usaha

Indonesia

43 Cashcepat http://cashc PT Artha Konvensional Android

epat.id Permata

Makmur

44 klikUMKM www.klikU PT Pinjaman Konvensional -

MKM.co.id Kemakmuran

Rakyat

45 Pinjam http://www. PT Kredit Plus Konvensional Android

Gampang kreditpluste Teknologi

knologi.id

46 cicil https://ww PT Cicil Solusi Konvensional Android

w.cicil.co.i Mitra

d Teknologi

47 lumbungdan http://lumb PT Lumbung Konvensional -

a ungdana.co. Dana

id Indonesia
87

48 360 KREDI www.360kr PT Inovasi Konvensional Android

edi.id Terdepan

Nusantara

49 Dhanapala www.dhana PT Semangat Konvensional Android

pala.id Gotong

Royong

50 Kredinesia www.kredi PT Kreditku Konvensional Android

nesia.id Teknologi

Indonesia

51 Pintek http://pinte PT Pinduit Konvensional -

k.id Teknologi

Indonesia

52 ModalRaky http://moda PT Modal Konvensional Android

at lrakyat.id Rakyat dan iOS

Indonesia

53 SOLUSIKU www.solusi PT Anugerah Konvensional Android

-ku.id Digital

Indonesia

54 Cairin www.cairin PT Idana Konvensional Android

.id Solusi

Sejahtera

55 TrustIQ http://trusti PT Trust Konvensional Android

q.id Teknologi dan iOS

Finansial
88

56 KLIK www.klikk PT Harapan Konvensional Android

KAMI ami.co.id Fintech

Indonesia

57 Duha www.duhas PT Duha Syariah Android

SYARIAH yariah.com Madani

Syariah

58 Invoila http://invoil PT Sol Mitra Konvensional Android

a.co.id Fintec

59 Sanders http://sande PT Satustop Konvensional -

One Stop rs.co.id Finansial

Solution Solusi

60 DanaBagus www.danab PT Dana Konvensional Android

agus.id Bagus

Indonesia

61 UKU ukuindo.co PT Teknologi Konvensional Android

m Merlin

Sejahtera

62 KREDITO https://kredi PT Fintek Konvensional Android

to.id Digital dan IOS

Indonesia

63 AdaPundi www.adapu PT Info Tekno Konvensional Android

ndi.com Siaga dan IOS


89

64 Lentera www.lenter PT Lentera Konvensional Android

Dana adana.co.id/ Dana

Nusantara lender/ Nusantara

65 Modal www.moda PT Solusi Konvensional Android

Nasional lnasional.co Teknologi

.id Finansial

66 Komunal www.komu PT Komunal Konvensional Android

nal.co.id Finansial
dan IOS
Indonesia

67 Restock.ID www.restoc PT Cerita Konvensional -

k.id Teknologi

Indonesia

68 TaniFund www.tanifu PT Tani Fund Konvensional Android

nd.com Madani

Indonesia

69 Ringan www.ringa PT Ringan Konvensional Android

n.co.id Teknologi

Indonesia

70 Avantee www.avant PT Grha Dana Konvensional -

ee.co.id Bersama

71 Gradana gradana.co. PT Gradana Konvensional -

id Teknoruci

Indonesia
90

72 Danacita www.danac PT Inclusive Konvensional -

ita.co.id Finance Group

73 IKI Modal www.ikimo PT IKI Konvensional -

dal.com Karunia

Indonesia

74 Ivoji www.ivoji.i PT Finansia Konvensional Android

d Aira Teknologi dan IOS

75 Indofund.id indofund.id PT Bursa Konvensional -

Akselerasi

Indonesia

76 iGrow igrow.asia PT iGrow Konvensional Android

Resources dan IOS

Indonesia

77 Danai.id http://danai. PT Adiwisista Konvensional Android

id Finansial dan IOS

Teknologi

78 DUMI minjem.co PT Fidac Konvensional Android

m Inovasi

Teknologi

79 LAHAN www.lahan PT Lampung Konvensional -

SIKAM sikam.co.id Berkah

Finansial

Teknologi
91

80 qazwa.id qazwa.id PT Qazwa Syariah -

Mitra Hasanah

81 KrediFazz www.kredif PT FinAccel Konvensional Android

azz.id Digital

Indonesia

82 Doeku doeku.id PT Doeku Konvensional Android

Peduli

Indonesia

83 Aktivaku aktivaku.co PT Aktivaku Konvensional -

m Investama

Teknologi

84 Danain www.danai PT Mulia Konvensional Android

n.co.id Inovasi Digital dan IOS

85 Indosaku indosaku.id PT Sens Konvensional Android

Teknologi

Indonesia

86 Jembatan www.jemba PT Akur Dana Konvensional -

Emas tanemas.id Abadi

87 EDUFUND www.edufu PT Fintech Konvensional -

nd.co.id Bina Bangsa

88 GandengTa www.gande PT Kreasi Konvensional Android

ngan ngtangan.co Anak

.id Indonesia
92

89 PAPITUPI www.papit PT Piranti Syariah Android

SYARIAH upisyariah.c Alphabet

om Perkasa

90 BantuSaku bantusaku.i PT Smartec Konvensional Android

d Teknologi

Indonesia

91 danabijak danabijak.c PT Digital Konvensional Android

om Micro

Indonesia

92 Danafix danafix.id PT Danafix Konvensional Android

Online

Indonesia

93 AdaModal www.adam PT Solid Konvensional Android

odal.co.id Fintek

Indonesia

94 SamaKita samakita.co PT Sejahtera Konvensional -

.id Sama Kita

95 KawanCicil kawancicil. PT Kawan Konvensional Android

co.id Cicil dan IOS

Teknologi

Utama

96 CROWDE Crowde.co PT Crowde Konvensional -

Membangun

Bangsa
93

97 KlikCair klikcair.co PT Klikcair Konvensional Android

m Magga Jaya

98 ETHIS ethis.co.id PT Ethis Syariah -

Fintek

Indonesia

99 SAMIR www.samir PT Sahabat Konvensional -

.co.id Mikro Fintek

100 UATAS www.uatas. PT Plus Ultra Konvensional Android

id Abadi

101 Asetku www.asetk PT Pintar Konvensional Android

u.co.id Inovasi Digital dan IOS

102 Findaya https://ww PT Mapan Konvensional Android

w.findaya.c Global Reksa dan IOS

o.id

103 Optima https://ww PT Evian Konvensional Android

w.optimaap Teknologi dan IOS

p.co.id/ Indonesia

104 Kotak Koin https://ww PT Coco Konvensional Android

w.kotakkoi Digital dan IOS

n.co.id/ Technology

105 Pundiku pundiku.co. PT Pundiku Konvensional Android

id Mitra Sejahtera dan IOS

106 Modalusaha http://moda PT Indo Fintek Konvensional Android

.id lusaha.id Digital dan IOS


94

107 Jayindo www.jayin PT Jayindo Konvensional Android

do.id Fintek Pratama dan IOS

108 Berkah www.fintek PT Berkah Syariah Android

Fintek syariah.co.i Finteck dan IOS

Syariah d Syariah

109 TunaiKita https://ww PT Digital Konvensional Android

w.tunaikita. Tunai dan IOS

com

110 sumur.id www.sumu PT Solusi Konvensional Android

r.id Bijak dan IOS

Indonesia
95

KUESIONER PENELITIAN
96
97
98
99
100
101
102

DATA KUESIONER

5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 5 4 5
4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 5 5 5
5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4
4 4 5 5 5 5 2 3 2 2 3 2 4 3 4
4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4
4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 4 3 4 4
4 4 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 5
4 4 4 3 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 5
4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 3 2 3 4
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5
4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3
4 4 3 2 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 3
3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
2 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 5 3 5
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
103

4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 2 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 2 4 5
5 5 3 4 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5
4 5 3 5 5 4 3 4 3 1 3 4 3 5 3
3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3
4 5 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5
3 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
2 3 4 2 3 3 4 2 5 3 3 2 5 5 5
5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5
1 2 4 5 2 1 2 2 4 2 2 2 1 1 1
5 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 5 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
5 4 5 3 5 2 5 3 4 4 5 5 5 5 4
3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 4
4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 2 5 5 4
5 3 2 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3 3
4 5 3 3 2 3 2 3 3 4 5 3 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 3
3 3 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 3
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
104

5 5 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 5 4 3
4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 3 2 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4
5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4
3 4 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3
4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4
2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5
3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3
4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 4 5
3 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 3 4 5 5
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 2 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 1 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 5 5 4 5 2 2 2 2 2 5 5 5
4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 4 2 2
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4
2 2 2 2 2 4 4 2 2 5 2 2 3 2 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
105

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

Anda mungkin juga menyukai