Anda di halaman 1dari 140

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI

DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT TERHADAP


KINERJA KARYAWAN
DI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT

OLEH
LINDA WULANDARI
NIM 1512000244

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2015
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIA BANGKING FINANCE AND INFORMATICS INTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERSETUJUAN

Skripsi yang Berjudul

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT

Oleh

Nama : Linda Wulandari


Nim : 1512000244
Program Studi : Manajemen

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 05 Oktober 2016


Mengetahui,
Ketua Program S1 Manajemen Dosen Pembimbing Skripsi

Nicodemus Simu,S.E., M.M. Dra. Tri Prihatini K., M. SI.


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIA BANGKING FINANCE AND INFORMATICS INTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERSETUJUAN

Skripsi yang Berjudul

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi


Pada

Hari : Jumat
Tanggal : 21 Oktober 2016
Waktu : 08.00 - Selesai

Oleh

Nama : Linda Wulandari


NIM : 1512000244

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang :
Anggota :
Anggota :

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Manajemen

Nicodemus Simu,S.E., M.M


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIA BANGKING FINANCE AND INFORMATICS INTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, 05 Oktober 2016


Penyusun

Linda Wulandari
1512000244
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Linda Wulandari

NIM : 1512000244

Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Budaya Organisasi dan Employee Engagement

terhadap Kinerja Karyawan Di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat

Menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karyawa sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat dan penjiplakan

terhadap karyawa orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan

sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di ABFI Institute

Perbanas.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada

unsur paksaan.

Jakarta, 05 Oktober 2016

Penulis

Linda Wulandari

1512000244
ABSTRAK

Linda Wulandari / 1512000244 : Pengaruh Budaya Organisasi dan


Employee Engagement Terhadap
Kinerja Karyawan di BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Pusat

Suatu organisasi baik perusahaan maupun lembaga pemerintahan dalam


melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang
mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
keberhasilan suatu instansi / organisasi tidak saja ditentukan oleh fasilitas yang
dimiliki, tetapi juga budaya dalam organisasi dan tingkat engagement karyawan
menjadi salah satu faktor penting dalam menetukan keberhasilan kinerja
karyawan. Hal ini mendorong BPJS Ketenagakerjaan untuk memperhatikan
budaya perusahaan dan employee engagament untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan employee
engagement terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakankuesioner
yang disebarkan ke 100 karyawan tetap BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat.
Teknik analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji hipotesis
seperti uji t. Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil nilai regresi sebesar Y =
0,358 + 0,900 X1 + 0,015 X2. Hal ini menunjukkan budaya organisasi memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan employee engagemnet tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Pusat. Sedangkan besarnya koefisien determinasi adalah
0,890 artinya terdapat pengaruh antara budaya organisasi dan employee
engagament terhadap kinerja karyawan sebesar 89% dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini.

Kata kunci : Budaya Organisasi, Employee engagement dan Kinerja Kerja

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Eployee Engagement

terhadap Kinerja Karyawan di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat” penulisan

skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang

perkuliahan Sarjana Strata Satu di Jurusan Manajemen ABFI Institue Perbanas

Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik

aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan.

Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada Kedua Orang Tua, Adik, dan

teman dekat yang selalu memberikan dorongan moril dan memotivasi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini pula, penulis

menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan,

motivasi, dan bimbingan kepada penulis selama ini, antara lain kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo selaku Rektor ABFI Institute

Perbanas Jakarta

2. Bapak Nicodemus Simu,S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi

Manajemen ABFI Institute Perbanas Jakarta


iii

3. Ibu Dra. Tri Prihatini K., M. SI. Selaku dosen pembimbing yang telah

sabar dalam membimbing, meluangkan banyak waktunya untuk

memberikan bimbingan dan arahannya, serta nasehat dan dukungan yang

luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

4. Seluruh staf pengajar jurusan Manajemen ABFI Institute Perbanas yang

senantiasa memberikan ilmu pengetahuan dan dukungan selama

perkuliahan.

5. Pimpinan beserta rekan – rekan Divisi Human Capital BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat yang telah memberikan dukungan kepada

penulis

6. Pimpinan beserta rekan – rekan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang

Jakarta Kebon Sirih yang telah memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis

7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas akhir ini, yang

tidak dapat peneliti sebutkan satupersatu.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi mahasiswa Jurusan Manajemen ABFI Institute

Perbanas.

Jakarta, Oktober 2016

Linda Wulandari
iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 12
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 12
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 13
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
BAB II ................................................................................................................... 15
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
............................................................................................................................... 15
2.1 Kajian Teori ............................................................................................ 15
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................ 15
2.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ................................ 16
2.1.3 Pengertian Budaya ....................................................................... 17
2.1.4 Pengertian Organisasi .................................................................. 18
2.1.5 Pengertian Budaya Organisasi ..................................................... 18
2.1.6 Elemen Budaya Organisasi ......................................................... 20
2.1.7 Fungsi Budaya Organisasi ........................................................... 22
2.1.8 Definisi Employee Engagement .................................................. 24
2.1.9 Faktor - Faktor yang mempengaruhi Employee Engagement ..... 25
2.1.10 Aspek Employee Engagement .................................................... 29
2.1.11 Pengertian Kinerja ....................................................................... 29
2.2 Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 32
2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 39
v

BAB III ................................................................................................................. 40


METODE PENELITIAN ...................................................................................... 40
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 40
3.1.1 Hubungan Antar Variabel ........................................................... 41
3.1.2 Lingkup Penelitian ...................................................................... 41
3.1.3 Unit Analysis ............................................................................... 41
3.1.4 Time Horizon .............................................................................. 42
3.2 Operasional Variabel .............................................................................. 42
3.2.1 Definisi Konseptual ..................................................................... 43
3.2.2 Definisi Operasional .................................................................... 44
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 48
3.3.1 Populasi ....................................................................................... 48
3.3.2 Sampel ......................................................................................... 49
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 50
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 51
3.6 Penguji Asumsi – Asumsi Model Regresi .............................................. 53
3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 55
3.7.1 Validitas....................................................................................... 55
3.7.2 Reliabilitas ................................................................................... 58
3.7.3 Kriteria Pengujian ........................................................................ 60
3.8 Metode Analisis Data .............................................................................. 61
BAB IV ................................................................................................................. 66
ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .............................................. 66
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 66
4.1.1 Deskripsi Variabel ....................................................................... 66
4.1.2 Deskripsi Wilayah Penelitian ...................................................... 67
4.1.3 Deskripsi Karakteristik Responden ............................................. 67
4.2 Analisis Data ........................................................................................... 77
4.2.1 Analisi Deskriptif ........................................................................ 77
4.2.2 Uji Asumsi-Asumsi Model Regresi ............................................ 98
4.2.3 Pengujian Hipotesis ................................................................... 107
4.3 Interpretasi Hasil ................................................................................... 113
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 117
vi

BAB V................................................................................................................. 119


KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI ......................... 119
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 119
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 120
5.3 Rekomendasi ......................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122
LAMPIRAN ........................................................................................................ 124
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.............................................................................. 39


Gambar 4.1.5.1 Jenis Kelamin Responden ........................................................... 68
Gambar 4.1.5.2 Status Responden ........................................................................ 69
Gambar 4.1.5.3 Usia Responden ........................................................................... 70
Gambar 4.1.5.4 Pendidikan Terakhir Responden ................................................. 71
Gambar 4.1.5.5 Masa Kerja Responden............................................................... 72
Gambar 4.1.5.6 Unit Kerja Responden ................................................................. 75
Gambar 4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas Budaya Organisasi .................................... 98
Gambar 4.2.2.2 Hasil Uji Normalitas Employee Engagement .............................. 99
Gambar 4.2.2.3 Hasil Uji Normalitas Kinerja Karyawan ................................... 100
Gambar 4.2.2.4 Hasil Uji Heteroskedastistas...................................................... 104
Gambar 4.3.4.2 Kurva Daerah Tolak/Terima Pengajuan Hipotesis Pengaruh
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ................................................ 107
Gambar 4.3.4.3 Kurva Daerah Tolak/Terima Pengajuan Hipotesis Pengaruh
Employee Engagement Terhadap Kinerja Karyawan ........................................ 109
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Statistik budaya organisasi, employee engagement Tahun 2010 - 2014 ...
............................................................................................................................... 10
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 32
Tabel 3.1 Rumusan Asosiatif ............................................................................... 40
Tabel 3..1.3 Times horizon ................................................................................... 42
Tabel 3.5 Skala Likert ........................................................................................... 53
Tabel 3.7.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi ............................ 56
Tabel 3.7.1.2 Hasil Uji Validitas Variabel Employee Engagement ...................... 57
Tabel 3.7.1.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ............................. 58
Tabel 3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1,X2 dan Y ..................................... 59
Tabel 3.7.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Korelasi ........................ 60
Tabel 3.8 Interval Koefisien Korelasi ................................................................... 63
Tabel 4.1.5.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 68
Tabel 4.1.5.2 Identitas Responden Berdasarkan Status ........................................ 69
Tabel 4.1.5.3 Identitas Responden Berdasarkan Usia Responden ........................ 70
Tabel 4.1.5.4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden...
............................................................................................................................... 72
Tabel 4.1.5.5 Identitas Responden Berdasarkan Masa kerja ................................ 73
Tabel 4.1.5.6 Identitas Responden Berdasarkan Unit Kerja ................................. 75
Tabel 4.2.1.1 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 1 ...................................... 77
Tabel 4.2.1.2 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 2 ...................................... 78
Tabel 4.2.1.3 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 3 ...................................... 78
Tabel 4.2.1.4 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 4 ...................................... 79
Tabel 4.2.1.5 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 5 ...................................... 80
Tabel 4.2.1.6 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 6 ...................................... 80
Tabel 4.2.1.7 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 7 ...................................... 81
Tabel 4.2.1.8 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 8 ...................................... 82
Tabel 4.2.1.9 Rekapitulasi jawaban responden pada variabel budaya organisasi ....
............................................................................................................................... 82
Tabel 4.2.2.1 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 9 ...................................... 84
Tabel 4.2.2.2 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 10 .................................... 85
Tabel 4.2.2.3 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 11 .................................... 85
ix

Tabel 4.2.2.4 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 12 .................................... 86


Tabel 4.2.2.5 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 13 .................................... 87
Tabel 4.2.2.6 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 14 .................................... 87
Tabel 4.2.2.7 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 15 .................................... 88
Tabel 4.2.2.8 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 16 .................................... 89
Tabel 4.2.2.9 Rekapitulasi jawaban responden pada variabel employee
engagement ........................................................................................................... 89
Tabel 4.2.3.1 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 17 .................................... 91
Tabel 4.2.3.2 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 18 ................................... 92
Tabel 4.2.3.3 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 19 .................................... 92
Tabel 4.2.3.4 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 20 .................................... 93
Tabel 4.2.3.5 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 21 .................................... 94
Tabel 4.2.3.6 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 22 .................................... 94
Tabel 4.2.3.7 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 23 .................................... 95
Tabel 4.2.3.8 Tanggapan Responden Atas Pernyataan 24 .................................... 96
Tabel 4.2.3.9 Rekapitulasi jawaban responden pada variabel kinerja karyawan .. 96
Tabel 4.2.2.1 Uji Normalitas ................................................................................. 98
Tabel 4.3.2 Hasil Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 103
Tabel 4.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................... 103
Tabel 4.2.2.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ....................................... ........ 106
Tabel 4.3.4.2 Hasil Uji t X1 dan Y ..................................................................... 108
Tabel 4.3.4.3 Hasil Uji t X2 dan Y ..................................................................... 110
Tabel 4.2.3.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 112
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu organisasi baik perusahaan maupun lembaga pemerintahan dalam

melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang

mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

keberhasilan suatu instansi / organisasi tidak saja ditentukan oleh fasilitas

yang dimiliki, tetapi juga tersedianya sumber daya manusia yang handal.

Setiap organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang sehat jasmani

maupun rohani, memiliki mental yang baik, disiplin, semangat, kemampuan

serta keahlian yang sesuai dengan tantangan dan kebutuhan dunia kerja. Oleh

sebab itu perusahaan harus menjaga karyawan yang dimilikinya karena

karyawan merupakan salah satu asset penting perusahaan.

Karyawan mempunyai peran yang strategis didalam tujuan perusahaan

yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas. Melihat peran

pentingnya karyawan dalam hal pencapaian tujuan perusahaan, maka

karyawan memerlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan

sehingga tujuan perusahaanpun tercapai.

Dalam pencapaian tujuan perusahaan atau lembaga pemerintahan banyak

unsur-unsur yang menjadi hal penting dalam pemenuhannya, diantaranya

adalah budaya organisasi yang diterapkan dalam perusahaan atau lembaga

pemerintahan. Sumber daya yang telah tersedia jika tidak dikelola dengan

baik maka tidak akan memperoleh tujuan yang telah direncanakan, sehingga

1
2

pada hakikatnya budaya organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari lingkungan internal organisasi karena keragaman budaya yang ada dalam

suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada didalam

organisasi.

Salah satu faktor dari lingkungan kerja organisasi yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan maupun kinerja perusahaan adalah budaya

organisasi. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para

anggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat

dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada

pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya

organisasi baik, maka tidak mengherankan jika anggota organisasi adalah

orang-orang yang baik dan berkualitas pula. Dengan demikian, budaya

organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

terhadap kinerja seorang karyawan.

Setiap individu yang tergabung di dalam sebuah organisasi memiliki

budaya yang berbeda, disebabkan mereka memiliki latar belakang budaya

yang berbeda, namun semua perbedaan itu akan dilebur menjadi satu di

dalam sebuah budaya yaitu budaya organisasi, untuk menjadi sebuah

kelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi sebagaimana

yang telah disepakati bersama sebelumnya, tetapi dalam proses tersebut tidak

tertutup kemungkinan ada individu yang bisa menerima dan juga yang tidak

bisa menerimanya, yang mungkin bertentangan dengan budaya yang

dimilikinya.
3

Dengan adanya budaya organisasi kuat dan sehat dapat difungsikan

sebagai tuntutan yang mengikat para karyawan karena diformulasikan secara

formal ke dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan. Dengan

demikian budaya organisasi akan menciptakan peningkatan produktifitas, dan

kinerja.

Tingkat kinerja karyawan cenderung berpengaruh oleh budaya organisasi

yang berlaku. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tata nilai yang harus

dimiliki oleh segenap insan. Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang harus

diyakini sebagai penduan moral dan perilaku, bertindak dan mengambil

keputusan. Nilai-nilai itulah yang menjadi panduan bagi karyawan dalam

menentukan benar atau salahnya dalam suatu tindakan atau perbuatan.

Masalah-masalah ketenagakerjaan yang terjadi dalam beberapa tahun

belakangan ini, seperti konflik pengusaha dengan karyawan, aksi unjuk rasa,

demonstrasi, serta pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pihak

manajemen, menunjukkan bahwa kesadaran manajemen terhadap peran

implementasi budaya organisasi dalam perusahaan masih sangat lemah dan

mengkhawatirkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. H. Dedi Mulyadi, SE, MM., Eman

Sulaiman, SE, MM., Aries Ramdhani, SE (2012) dalam jurnal yang berjudul

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang menyebutkan bahwa pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja pegawai memiliki hubungan yang kuat,

bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja


4

pegawai pada Dinas Bina Marga dan Pengairan di kabupaten Karawang, hal

ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Bina Marga dan pengairan

kabupaten karawang memiliki nilai korelasi sebesar 0,607 yang berarti

memiliki hubungan kuat. Sedangkan dari hasil penghitungan koefisien

determinasi dihasilkan angka 36,9% yang berarti kinerja pegawai dipengaruhi

oleh budaya organisasi sebesar 36,9% sedangkan sisanya 63,1% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Dengan demikian budaya organisasi

memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja pegawai pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Karawang. Penelitian ini ditulis dalam jurnal

Manajemen Vol.09 (2012).

Selain budaya organisasi, faktor employee engagement merupakan salah

satu hal yang dipertimbangkan oleh pihak manajemen. Employee engagement

muncul sebagai upaya pengembangan dari konsep-konsep sebelumnya seperti

kepuasan kerja karyawan, komitmen karyawan, serta perilaku organisasi

karyawan. Dengan adanya karyawan yang terlibat secara aktif di dalam

perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki iklim kerja

yang positif. Hal ini disebabkan karena dengan adanya karyawan yang

memiliki keterikatan yang baik dengan perusahaan tempat ia bekerja, maka

mereka akan memiliki antusiasme yang besar untuk bekerja, bahkan

terkadang jauh melampaui tugas pokok yang tertuang dalam kontrak kerja

mereka.
5

Employee engagement merupakan salah satu cara untuk membuat

karyawan memiliki loyalitas tinggi, merupakan faktor penting bagi

kesuksesan perusahaan. Engagement karyawan dapat memberikan

competitive advantage bagi perusahaan. Karyawan yang memiliki

engagement yang tinggi, memiliki energi yang tinggi, komitment, job

ownership dan kebanggaan terhadap perusahaan (pride), produktivitas,

loyalitas, semangat kerja. Biasanya mereka menghabiskan waktu untuk

bekerja lebih lama, berusaha lebih keras, menyelesaikan pekerjaan lebih

banyak.

Fenomena yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan selain masih ada

pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah

karyawan mengajukan pengunduran diri untuk dapat bekerja pada perusahaan

lain, hal ini masih menjadi perhatian tentang tingkat engagement karyawan

oleh pihak manajemen BPJS Ketenagakerjaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nabilah Ramdhan dan Jafaf Sembiring

(2014) dalam Pengaruh employee engagemnet terhadap kinerja karyawan di

Human Capital Center PT Telekomukinasi Indonesia Tbk menunjukan

melalui hasil pengolahan data menggunakan analisi jalur, bahwa uji hipotesis

secara bersama-sama (simultan) menunjukan variabel equity (XI), achiefment

(X2), Camaraderie (X3), dan leadership (X4) memiliki pengaruh terhadap

variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 76,60%. Sehingga dapat dikatakan

bahwa employee engagement berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja


6

karyawan. Sehingga, peningkatan yang terjadi pada rasa keterikatan

karyawan pada perusahaan, akan menimbulkan peningkatan pada kinerja

karyawan sebesar 76,60% kali setahun perbulan.

Terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang,

dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang

pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP

No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964

tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),

diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara

kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada

tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program

asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi

kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit

pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK

yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP

No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara


7

Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan

dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,

dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan

keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang

hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-

undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan

pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan

sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan

tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih

berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan

kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan

perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT)

dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang,

tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum

Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan


8

Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK,

JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, maka BPJS

Ketenagekerjaan haruslah meningkatkan pelayanan, operasional dan

kompetensi sumber daya manusia yang pada akhirnya akan berdampak pada

peningkatan produktivitas perusahaan.

Setiap perusahaan harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan

kemampuan karyawan untuk menjamin tujuan perusahaan dapat tercapai.

Disamping itu juga perusahaan harus mampu menjamin bahwa karyawan

yang terlibat didalamnya dapat memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya

sekaligus dapat membuat kontribusi yang kondusif. Sejumlah kondisi yang

harus dipenuhi untuk manajemen sumber daya manusia yang strategis agar

berhasil mencapai target-target perusahaan antara lain adalah budaya

organisasi yang kuat yang memperkokoh manajemen sumber daya manusia,

dan employee engagement agar mendorong dan memotivasi karyawan untuk

bekerja lebih produktif, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Tingkat kinerja karyawan cenderung dipengaruhi oleh budaya organisasi

yang berlaku. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tata nilai yang harus

dimiliki oleh segenap insan. Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang harus
9

diyakini sebagai panduan moral dan perilaku, bertindak dan mengambil

keputusan. Nilai-nilai inilah yang menjadi panduan bagi karyawan dalam

menentukan benar atau salahnya dalam suatu tindakan/perbuatan.

Namun sayangnya, peran strategis budaya organisasi dan engagment

karyawan tersebut kurang disadari dan dipahami, terutama pemilik

perusahaan dan pihak manajemen. Masalah-masalah ketenagakerjaan yang

terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, seperti konflik pengusaha

dengan karyawan, aksi unjuk rasa, demonstrasi, pemogokan kerja yang

dilakukan karyawan, serta pemutusan hubungan kerja yang dilakukan pihak

manajemen, menunjukkan bahwa kesadaran manajemen terhadap peran

implementasi budaya organisasi dan engagment karyawan dalam perusahaan

masih sangat lemah dan mengkuatirkan.

Fenomena yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan saat ini merupakan

tantangan yang dihadapi oleh manajemen agar pencapaian kinerja yang

diharapkan dapat terwujud dengan baik. Berikut ini adalah data fenomena

Budaya Organisasi, Employee Engagement dan Kinerja Karyawan BPJS

Ketenagakerjaan tahun 2010 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada table

1.1.
10

Table 1.1
Statistik budaya organisasi, employee engagement dan Kinerja
TAHUN
NO URAIAN
2010 2011 2012 2013 2014
1. BUDAYA ORGANISASI
Entropi 20% 14% 12% 10% 9%
2. EMPLOYEE ENGAGEMENT
- Engaged 50% 53% 60% 70% 83%
- Not Engaged 40% 40% 32% 26% 17%
- Actively
Disengaged 10% 7% 8% 4% 1%
3. KINERJA KARYAWAN
- Sangat Baik 19% 20% 23% 30% 45%
- Baik Sekali 53% 55% 53% 47% 30%
- Baik 13% 10% 12% 12% 14%
- Cukup Baik 10% 10% 8% 8% 10%
- Kurang Baik 5% 5% 4% 4% 1%
Sumber : BPJS Ketenagakerjaan

Entropi (derajat ketidaksesuaian) merupakan hal yang menghambat

pelaksanaan internalisasi budaya organisasi dalam suatu perusahaan. Entropi

diambil dari ilmu fisika yaitu jumlah energi yang dihasilkan sebuah mesin

adalah sama dengan jumlah energi yang dimasukkan kedalamnya, namun

jika ada kerusakan komponen mesin, sebagian energi yang digunakan untuk

mengatasi kerusakan tersebut disebut entropi.

Sedangkan pada employee engagement terdiri diri tiga kriteria

diantaranya yaitu Engaged, karyawan yang engaged cenderung melihat peran

mereka secara meluas seperti membantu rekan kerja dalam menyelesaikan

tugas atau memperbaiki kesalahan yang dibuat orang lain.

Not engaged, lebih melindungi peran/pekerjaannya, sebagai cara untuk

tinggal di zona nyaman/untuk menghindari tekana dan beban kerja yang


11

meningkat dengan tanggung jawab tambahan. Para karyawan ini biasaya

menanggapi dengan pernyataan “itu bukan tugas saya”.

Actively disangaged, merupakan karyawan yang not engaged dan

mempengaruhi karyawan lainnya agar mengarah tidak engaged.

Pada table 1.1 berdasarkan data 5 tahun belakang entropi budaya

organisasi mengalami penurunan, di tahun 2014 nilai entropi sejumlah 9%.

jadi secara nasional budaya organisasi masih ada hambatan walaupun setiap

tahunnya budaya organisasi mulai dapat diterima dan di internalisasikan oleh

insan BPJS Ketenagakejaan. Employee engagement (engaged, not engaged,

dan actively disangaged) setiap tahun mengalami peningkatan yang baik,

pada tahun 2014 karyawan yang actively disengaged hanya sebesar 1% saja

dari total karyawan selebihnya 17% not engaged dan 83% engaged. Kinerja

karyawan dengan predikat Sangat Baik dalam 5 (lima) tahun belakang

mengalami kenaikan yang signifikan dan predikat kurang baik mangalami

penurunan, pada tahun 2014 hanya 1% dari total karyawan.

Sebagai perbandingan tentang pengaruh budaya organisasi dan employee

engagement terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) area Bekasi

menurut Shindie aulia joushan, muhammad syamsu dan lindawati kartika

(2015) Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hal tersebut menunjukan semakin baiknya nilai budaya organisasi di PT PLN

(Persero) Area bekasi dianut maka semakin tinggi juga tingkat kinerja

karyawan. Sedangkan employee engagement tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan yang berati semakin tinggi tingkat employee


12

engagement maka tidak terjadi peningkatan kinerja karyawan di PT PLN

(Persero) Area Bekasi. Hal tersebut menunjukan tidak ada signifikan

pengaruh budaya organisasi melalui variabel employee engagement.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud untuk

meneliti tentang adanya indikasi pengaruh antara budaya organisasi dan

employee engagement terhadap kinerja karyawan pada BPJS

Ketenagakerjaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana budaya organisasi di BPJS Ketenagakerjaan?

2. Bagaimana employee engagement di BPJS Ketenagakerjaan?

3. Bagaimana kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan?

4. Apakah ada pengaruh antara budaya organisasi dan employee engagement

terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan?

1.3 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi permasalahan di atas, maka penulis membatasi

masalah yang akan diteliti hanya pada pengaruh budaya organisasi dan

employee engagement dan dampaknya pada kinerja BPJS Ketenagakerjaan

yang telah ditargetkan manajemen di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan.

Serta Statistik budaya organisasi, employee engagement dan Kinerja pada

periode tahun 2010 hingga tahun 2014.


13

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian

ini nantinya adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Budaya Organisasi pada BPJS

Ketenagakerjaan

2. Untuk mengetahui dan menganalisi employee engagment pada BPJS

Ketenagakerjaan

3. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja karyawan pada BPJS

Ketenagakerjaan

4. Untuk mengetahui pengaruh antara budaya organisasi, employee

engegament dan kinerja karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan secara

parsial maupun simultan

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat yang luas, antara lain :

1. Sebagai sarana untuk mempelajari dan membandingkan teori manajemen

sumber daya manusia dengan praktik yang digunakan dalam organisasi.

2. Dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dalam

bidang budaya organisasi, employee engagement dan penilaian kinerja

dalam suatu perusahaan


14

3. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan penerapannya

khususnya bagi pada bidang budaya organisasi sebagai wadah kajian

ilmu pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada bisnis

dan industri khususnya bidang jasa.

4. Untuk kepentingan pemberdayaan karyawan khususnya pada Sumber

Daya Manusia untuk lebih fokus dalam penerapan budaya organisasi

sehingga kinerja karyawan akan lebih baik dan akan berdampak pada

pencapaian visi dan misi perusahaan.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan – kebijakan dan

kegiatan – kegiatan yang manusia butuhkan untuk membawa orang-orang

ataupun aspek-aspek sumber daya manusia pada suatu posisi manajemen,

termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberikan penghargaan, dan

menilai (Gary Dessler dalam Chr. Jimmy L, Gaol, 2014:82)

Menurut Dr. Mamik dan Dr. Ir Usman Syarif (2016:23) yaitu segala

bentuk kegiatan mengelola sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumber

daya yang tersedia dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan

aspek yang paling penting dikarenakan sumber daya manusia merupakan satu-

satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan,

keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses pengelolaan

sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara

efektif dan efisien.

15
16

2.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dr. Mamik dan Dr. Ir Usman Syarif (2016:41) Tujuan manajemen sumber

daya manusia yaitu :

1. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya

manusia dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektifitas

organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya

manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian

para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.

Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam

menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi

tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria

yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan –

kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan

meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi

dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat

menyebabkan hambatan – hambatan.


17

4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,

minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual

terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika

para karyawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika

tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan

dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

2.1.3 Pengertian Budaya

Menurut Kusdi (2011:12) budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa

sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan

akal manusia. Disini tampaknya menekankan kepada aspek kolektif,

bahwa budaya adalah hasil kerja dari sejumlah akal dan bukan hanya satu

akal individu saja. Dalam bahasa inggris, kebudayaan berasal dari kata

culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengelola dan

mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengelola tanah dan atau

bertani. Kata culture kadang juga diterjemahkan sebagai “kultur” dalam

bahasa Indonesia.

Menurut Malinowski dalam Cica Nayati (2012:9) budaya adalah

keseluruhan kehidupan manusia yang terdiri dari berbagai peraturan

untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan

dan kebiasaan manusia. Menurut Edwar dalam Cica Nayati (2012:10)

budaya adalah gabungan kompleks menyeluruh yang terdiri dari


18

pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan

berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh

seorang manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat.

Dari beberapa definisi diatas mengenai budaya, penulis

menyimpulkan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang ada dalam

masyarakat yang menjadi sistem nilai yang dianut bersama, menjadi

kebiasaan dan menjadi identitas bagi masyarakat tersebut.

2.1.4 Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang

berarti alat. Menurut Pabundu (2010:3) organisasi adalah suatu kelompok

orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan dari

sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu

sendiri maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam

pengembangan sebuah organisasi dan untuk menjaga kaderisasi anggota.

Menurut pendapat ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa organisasi

adalah kumpulan satu orang atau lebih yang diatur dengan baik yang

saling berinteraksi dan bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

2.1..5 Pengertian Budaya Organisasi

Golnaz Sadri dan Brian Lees (2010:40) menyatakan budaya organisasi

telah menjadi topik penting dalam bisnis terutama dua dekade terakhir.

Budaya organisasi memainkan peran yang berarti dalam perusahaan,

mempengaruhi karyawan dan operasional organisasi secara keseluruhan.


19

Budaya positif dapat menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan bagi

organisasi.

Menurut G Graham dalam Siswandi (2012:71) budaya organisasi

adalah norma, keyakinan, sikap dan filosifi organisasi. Kebudayaan

adalah suatu sistem nilai, keyakinan dan norma-norma yang unik yang

dimiliki secara bersama oleh anggota suatu organisasi. Kebudayaan juga

menjadi suatu penyebab penting bagi keefektifan organisasi itu sendiri.

Selain pengertian diatas Robbins dalam Sembiring (2012:41)

selanjutnya, memberikan pengertian budaya organisasi bahwa budaya

organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-

anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.

Kreitner & Kinichi (2010:80) menyatakan budaya organisasi sebagai

seperangkat asumsi bersama yang diyakini oleh orang-orang di

organisasi dan menentukan bagaimana mereka mempersepsi, berfikir dan

bereaksi terhadap berbagai lingkungan. Dari definisi tersebut, terdapat 3

(tiga) karakteristik penting budaya organisasi, yaitu :

1. Budaya organisasi diperkenalkan kepada karyawan baru melalui

proses sosialisasi.

2. Budaya organisasi mempengaruhi perilaku saat kerja.

3. Budaya organisasi beroperasi dalam berbagai level.

Budaya organisasi dibentuk dari 4 (empat) komponen, yaitu : nilai-

nilai pendiri, lingkungan bisnis dan industri, budaya di negara tersebut,

dan visi serta perilaku pemimpin. Budaya organisasi mempengaruhi tipe


20

struktur organisasi yang diadopsi oleh perusahaan dan praktek, kebijakan

serta prosedur yang diimplementasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Karakteristik organisasi ini kemudian mempengaruhi berbagai kelompok

dan proses sosial. Hal ini Selanjutnya akan mempengaruhi sikap dan

perilaku karyawan dan berbagai hasil yang dicapai oleh organsisasi.

(Krietner & Kenichi, 2010, 64-65).

Dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan serangkaian

tata nilai dan pola keyakinan organisasi yang dijadikan acuan seluruh

anggota dalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat untuk

memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah

terkait, sehingga akan menjadi sebuah aturan berperilaku di organisasi.

Penerapan budaya organisasi di berbagai perusahaan berbeda satu dengan

yang lainya. Indikator keberhasilanya adalah Internalisasi, Sosialisasi,

Values, Ritual Rutin, Sysmbol dan komitmen manajemen.

2.1.6 Elemen Budaya Organisasi

Beberapa ahli dalam Pratiwi (2012:31) mengemukakan elemen

budaya organisasi, seperti Denison antara lain nilai-nilai, keyakinan dan

prinsip-prinsip dasar, dan praktek-praktek manajemen serta perilaku.

Serta Schein yaitu pola asumsi dasar bersama, nilai dan cara untuk

melihat, berfikir dan merasakan, dan artefak. Terlepas dari adanya

perbedaan seberapa banyak elemen budaya organisasi dari setiap ahli,

secara umum elemen budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok

yaitu elemen yang bersifat idealistik dan elemen yang bersifat perilaku.
21

1. Elemen Idealistik

Elemen idealistik umumnya tidak tertulis, bagi organisasi yang masih

kecil melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah hidup,

atau nilai-nilai individual pendiri atau pemilik organisasi dan menjadi

pedoman untuk menentukan arah tujuan menjalankan kehidupan

sehari-hari organisasi. Elemen idealistik ini biasanya dinyatakan

secara formal dalam bentuk pernyataan visi atau misi organisasi,

tujuannya tidak lain agar ideologi organisasi tetap lestari.

2. Elemen Behavioural

Elemen bersifat behavioral adalah elemen yang kasat mata, muncul

kepermukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari para anggotanya,

logo, atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara

bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi dan bentuk-

bentuk lain seperti desaindan arsitektur instansi. Bagi orang luar

organisasi, elemen ini sering dianggap sebagai representasi dari

budaya sebuah organisasi sebab elemen ini medah diamati, dipahami

dan diinterpretasikan, meski interpretasinya kadang-kadang tidak

sama dengan interpretasi orang-orang yang terlibat langsung dalam

organisasi.
22

2.1.7 Fungsi Budaya Organisasi

Budaya memliki beberapa fungsi di dalam suatu organisasi. Ada

beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, yaitu sebagai

berikut. Fungsi budaya organisasi menurut Pabundu (2010 : 14) adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi

maupun kelompok

2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi

sehingga dapat mempunyai rasa memiliki, partisispasi dan rasa

tanggung jawab atas kemajuan perusahaan

3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial, sehingga lingkungan

kerja menjadi posesif, nyaman dan konflik dapat diatur secara

efektif

4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dana membentuk

sikap serta perilaku karyawan.

5. Sebagai integrator karena adanya sub budaya baru dapat

mempersatukan kegiatan anggota perusahaan yang terdiri dari

sekumpulan individu yang berasal dari budaya yang berbeda

6. Membentuk perilaku karyawan, sehingga karyawan dapat

memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi

7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok

organisasi

8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan


23

9. Sebagai alat komunikasi antara atasan dengan bawahan atau

sebaliknya, serta antar anggota organisasi

10. Sebagai penghambat berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya

organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang

menyangkut eksternal dan integritas internal

Menurut para ahli dalam Sembiring (2012:64-66) tentang fungsi

budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi menurut Robbins, pertama,

menetapkan tapal batas, artinya budaya organisasi menciptakan perbedaan

yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Kedua,

budaya mempermudah komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada

kepentingan diri pribadi seseorang. Keempat, budaya itu meningkatkan

kemantapan sistem sosial (perekat/mempersatukan anggota organisasi).

Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan

organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai

apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota organisasi dan

kelima, budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna

dan mekanisme pengendali yang memandu dan memebentuk sikap dan

perilaku para anggota organisasi.

Dari berbagai pendapat di atas mengenai fungsi budaya organisasi,

dapat diketahui budaya itu memang ada di dalam sebuah organisasi.

Budaya organisasi berguna bagi organisasi dan karyawan. Budaya

mendorong terciptanya komitmen organsasi dan meningkatkan konsistensi

sikap kerja karyawan. Keadaan seperti ini jelas akan menguntungkan


24

sebuah organisasi. Budaya menyampaikan kepada karyawan bagaimana

pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai penting.

2.1.8 Definisi Employee Engagement

Employee engagement didefinisikan sebagai pemberdayaan para

anggota terhadap peran kerja mereka, dalam keterikatan, orang-orang

memberdayakan dan memperlihatkan dirinya secara fisik, kognitif dan

emosi selama memerankan kinerja (Margaretha. Meily, 2012:103). Aspek

kognitif dari employee engagement meliputi keyakinan para karyawan

tentang organisasi, para pemimpin dan kondisi kerja. Aspek emosional

menyangkut bagaimana perasaan karyawan terhadap tiap-tiap faktor dan

apakah mereka memiliki sikap positif atau negatif terhadap organisasi dan

para pemimpin. Aspek perilaku dari employee engagement adalah

komponen nilai tambah untuk organisasi dan terdiri dari usaha-usaha

untuk kebebasan memilih engaged employees yang dibawa pada pekerjaan

mereka dalam bentuk waktu lembur, mencurahkan kekuatan dan

intelektualnya untuk tugas-tugas dan perusahaan (Saragih & Meily

2013:1) Secara umum employee engagement (keterikatan

karyawan) didefinisikan oleh (Harter, et al 2002; dalam Margaretha,

Meily, 2012:103) sebagai keterlibatan, kepuasan individu dan juga rasa

antusias untuk bekerja. Karyawan yang terikat (engagaes employee)

merupakan kesadaran dalam konteks bisnis dan bekerja dengan rekan-

rekan kerja untuk mengingatkan kinerja dalam pekerjaan yang bermanfaat

bagi organisasi.
25

Manfaat dari employee engagement diungkapkan oleh siddhanta dan

Roy (2010:171) yang menyatakan bahwa employee engagement dapat

menciptakan kesuksesan bagi perusahaan melalui hal-hal yang berkaitan

dengan kinerja karyawan, produktivitas, keselamatan kerja, kehadiran dan

retensi, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, hingga profibilitas.

Kinerja karyawan menjadi salah satu hal yang menjadi akibat employee

engagement yang tinggi.

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement

Employee engagement adalah tanggung jawab seluruh tenaga kerja.

Faktor-faktor yang membuat karyawan merasa engagement (Blessing

White, 2011) adalah sebagai berikut:

1. Individuals (I): Ownership, clarity, and action.

Individu perlu mengetahui apa yang mereka inginkan, apa kebutuhan

organisasi, dan kemudian mengambil tindakan untuk mencapai kedua

hal tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Masclach,

Scheufelli, dan Leiter, 2001 dalam (Kulaar, et al 2008) bahwa

employee engagement dikarakteristikan dengan kekeuatan, dedikasi

dan kesenangan dalam bekerja. Engagement dasarnya persamaan

individual. Hal ini mencerminkan hubungan yang unik pada setiap

orang dengan pekerjaan. Apakah satu karyawan menemukan hak yang

menantang atau bermakna mungkin disisi lain ada yang merasa

terbebani dengan pekerjaan. Para pemimpin dan manajer tidak dapat

dan tidak harus memikul seluruh beban melibatkan tenaga kerja


26

mereka. Individu harus memiliki engagemen, datang bekerja dengan

motivator yang unik, minat, dan bakat. Mereka tidak bisa

mengharapkan organisasi untuk memberikan set yang tepat dari tugas

atau kondisi agar sesuai pribadi mereka definisi pekerjaan yang berarti

atau memuaskan. Mereka bertanggung jawab untuk kesuksesan pribadi

dan profesional mereka. Jelas pada nilai-nilai inti dan tujuan organisasi

tidak akan menemukan dalam pekerjaan mereka saat ini atau

berpotensi lain. Jika karyawan tidak tahu apa yang penting bagi

mereka. Individu juga harus mengambil tindakan, karyawan tidak bisa

menunggu ketukan dibahu untuk perintah langkah karir atau proyek

baru yang menarik. Mereka perlu mengambil inisiatif untuk

membangun keahlian mereka, memuaskan nilai-nilai inti mereka, dan

mengidentifikasi cara untuk menerapkan bakat mereka untuk mencapai

tujuan organisasi. Individu perlu untuk memulai percakapan tentang

membentuk kembali pekerjaan mereka, menjelaskan prioritas mereka,

atau mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan dari manajer

mereka (Blessing White, 2011)

2. Managers (m): Coaching, Relationships, and Dialogue

Manajer harus memahami bakat masing-masing individu, kepentingan,

dan kebutuhan dan kemudian mencocokkan mereka dengan tujuan

organisasi, sementara pada saat yang sama menciptakan hubungan

interpersonal yaitu hubungan saling percaya. Manajer yang engaged

juga mempengaruhi level engagement karyawan (Vazirani,2007).


27

Hubungan interpersonal yang saling mendukung dan membantu antar

karyawan akan meningkatkan level engagement dari karyawan

(Vazirani,2007). Manajer harus mengendalikan engagement mereka

sendiri. Dimana manajer harus memfasilitasi engagement sebagai

persamaan yang unik bagi pekerja melalui pelatihan. Yang

mempengaruhi atas kepuasan kerja di seluruh dunia adalah kesempatan

untuk menggunakan bakat dan pengembangan karir, umpan balik

kinerja yang spesifik dan kejelasan apa dan mengapa yang diperlukan

oleh organisasi. Manajer harus menjaga dialog dengan memberikan

umpan balik, tentu saja koreksi dan kesempatan pengembangan untuk

memastikan kinerja tinggi. Selain itu manajer juga harus membangun

hubungan, semakin banyak karyawan merasa mereka mengetahui

manajer mereka, mungkin mereka akan semakin engagaed. Manajer

harus mempengaruhi dinamika tim, tingkat engagement pada salah

satu anggota tim memeiliki dampak sisa tim yang baik atau buruk.

Manajer tidak dapat menutup mata terhadap isu-isu engagement

individu tanpa resiko efek domino yang negatif. Mereka perlu untuk

menangani dengan cepat potensi masalah dan juga memanfaatkan

antusiasme dan etos kerja anggota tim dengan membangun engagment

tim secara keseluruhan (Blessing White, 2011)

3. Executives (E): Trust, Communnication, and Culture

Eksekutif harus menunjukkan konsistensi dalam kata-kata dan

tindakan, banyak berkomunikasi, dan menyelaraskan semua


28

pelaksanaan organisasi dan perilaku seluruh organisasi untuk

mendorong hasil engagement. Sebuah strategi juga dikomunikasikan

dengan jelas membangun kepercayaan tenaga kerja dalam kompetensi

bisnis eksekutif yang memperkuat kepercayaan. Eksekutif harus

mendorong hasil dan engagment dalam setiap kegiatan organisasi

(misalnya, penghargaan dan pengakuan, kesepakatan penjual,

kebijakan pribadi) atau hambatan lain (misalnya, manajer tingkat

menengah yang buruk) yang melemahkan kinerja tinggi dan tempat

kerja yang berkembang. Eksekutif harus mengatur arah yang jelas.

Kepentingan karyawan untuk engaged harus selaras dengan tujuan

organisasi. Hal itu tidak bisa terjadi jika arah organisasi dan definisi

keberhasilan tidak didefinisikan dengan baik dan jelas. Strategi juga

dikomunikasikan untuk membangun kepercayaan tenaga kerja dalam

kompetensi bisnis eksekutif yang memperkuat kepercayaan.

Membangun budaya yang engagement merupakan dasar. Kata-kata

dan tindakan kolektif dari semua pemimpin membentuk budaya

organisasi. Budaya yang engagement bukan hanya hangat dan ramah.

Inspirasi komitmen dan kepercayaan pada employee engagement tidak

hanya memahami apa yang perlu dilakukan, tetapi juga cukup peduli

untuk menerapkan upaya bijaksana (Blessing White, 2011)

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi employee engagement di atas, sebagian

besar menempatkan pada lingkungan kerja yang mendukung kinerja tinggi di

organisasi sebagai pembentuk engagement pada karyawan.


29

2.1.10 Aspek Employee Engagement

Schaufeli &Bakker (2004) dalam jurnal psikologi UNDIP (2015) yaitu vigor,

dedication, dan absoption. Vigor ditandai oleh tingginya tingkat kekuatan dan

resiliensi mental dalam bekerja, kesediaan untuk bekerja dengan sungguh-

sungguh di pekerjaan, dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Dedication ditandai

oleh suatu perasaan yang penuh makna, antusias, inspirasi, kebanggaan dan

tantangan. Absoption ditandai dengan penuh konsentrasi dan minat yang

mendalam terhadap pekerjaan, waktu terasa berlalu begitu cepat dan individu sulit

melepaskan diri dari pekerjaan.

2.1.11 Pengertian Kinerja

Menurut Pabundu (2010:122) seseorang akan selalu mendambakan

penghargaan terhadap hasil pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil.

Penilaian kinerja perlu dilakukan subjektif karena akan memotivasi karyawan

dalam melakukan kegiatannya. Di samping itu, penilaian kinerja dapat

memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan pengawan

terhadap perilaku karyawan. Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan

seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam waktu tertentu.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah

kemampuannya, usaha yang dicurahkan kemampuan, usaha yang dicurahkan, dan

dukungan organisasi yang diterimanya. Sebagian unit SDM dalam organisasi ada
30

untuk menganalisis dan menyampaikan bidang ini. Peran yang sebenarnya dari

unit SDM dalam organisasi seharusnya tergantung pada apa yang diharapkan oleh

manajemen, Mathis (2011:113)

Menurut Mathis (2011:78) Kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi

Seperti yang dikemukakan oleh Mathis bahwa kinerja adalah suatu aspek

yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

organisasi, adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Kuantitas Output

Kuantitas merupakan jumalh yang dihasilkan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan

beserta hasilnya.

2. Kualitas Output

Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dedikasi. Tingkat

dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna dalam arti

menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas, maupun

memenuhi tujuan – tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas. Kualitas

kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampua

pegawai.

3. Ketepatan waktu
31

Diukur dari persepsi pegawai terhadap suatu aktifitas yang diselesaikan

dari awal waktu sampai menjadi output.

4. Efektivitas

Persepsi karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan

tugas, efektivitas penyelesaian tugas dibebankan organisasi.

5. Kemandirian

Tingkat dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa

meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur dari persepsi

karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing sesuai dengan

tanggung jawabnya.

Menurut Shindie, Syamsu, dan Lindawati (2015) ukuran kinerja terdiri dari enam

ukuran kinerja yaitu:

1. Quality (Kualitas)

Merupakan tingkat sejauhmana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan

mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan

2. Quantity (Kuantitas)

Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, dan

siklus kegiatan yang dilakukan

3. Timeliness (Ketepatan Waktu)

Merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu

yang tersedia untuk kegiatan orang lain.

4. Cost Efectiveness (Efektifitas)


32

Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumberdaya organisasi

berupa keuangan, manusia, teknologi, dan material secara maksimal untuk

mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit

penggunaan sumber daya.

5. Need For Supervision (Pengawasan)

Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu

fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk

mencegah tindakan yang kurang diinginkan

6. Interpersonal Impact (Dampak Interpersonal)

Merupakan tingkat sejauhmana karyawan dapat memelihara harga diri,

nama baik, dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Table 2.1 Penelitian Sebelumnya

Variable Tujuan Model


Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Pengaruh Dr. H. Dedi 2012 Budaya Untuk Kumulatif pengaruh budaya
Budaya Mulyadi, SE, Organisasi mengetahui, organisasi terhadap
Organisasi MM., Eman dan Kinerja menganilisi kinerja pegawai
Terhadap Sulaiman, Pegawai serta memiliki hubungan
Kinerja SE, MM., menjelaskan yang kuat, bahwa
Pegawai pada Aries pengaruh budaya organisasi
Dinas Bina Ramdhani, antara memiliki pengaruh
Marga dan SE Budaya yang kuat terhadap
Pengairan Organisasi kinerja pegawai
Kaupaten terhadap pada Dinas Bina
Karawang Kinerja Marga dan
Pegawai Pengairan di
studi kasus kabupaten
pada Dinas Karawan, penelitian
Bina Marga ini dilakukan oleh ,
dan hal ini dibuktikan
Pengairan berdasarkan hasil
Kbupaten analisis mengenai
33

Variable Tujuan Model


Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Karawang. pengaruh budaya
organisasi terhadap
kinerja pegawai
Dinas Bina Marga
dan pengairan
kabupaten
karawang memiliki
nilai korelasi
sebesar 0,607 yang
berarti memiliki
hubungan kuat.
Sedangkan dari
hasil penghitungan
koefisien
determinasi
dihasilkan angka
36,9% yang berarti
kinerja pegawai
dipengaruhi oleh
budaya organisasi
sebesar 36,9%
sedangkan sisanya
63,1% dipengaruhi
oleh faktor-faktor
lain yang tidak
diteliti.dengan
demikian budaya
organisasi memiliki
pengaruh kuat
terhadapkinerja
pegawai pada Dinas
Bina Marga dan
Pengairan
Kabupaten
Karawang.
Pengaruh Nabilah 2014 Employee Untuk Deskriptif Melalui
employee Ramadhan engagement mengetahui dan hasilpengolahan
engagament dan Jafar dan Kinerja bagaimana analisis data menggunakan
terhadap kinerja Sembiring Karyawan tingkat jalur analisis jalur, dapat
karyawan di employee dilihat bahwa uji
Human Capital engagement hipotesis secara
Center PT dari kinerja bersama-sama
Telekomunikasi karyawan (simultan)
Indonesia, Tbk yang terjadi, menunjukkan
34

Variable Tujuan Model


Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
serta untuk variabel equity
mengetahu (X1), achiement
pengaruh (X2), Camaraderie
employee (X3), dan
engagement leadership (X4)
terhadap memiliki pengaruh
kinerja terhadap variabel
karyawan di kinerja karyawan
HCC (Y) sebasar 76,60%.
Telkom sehingga dapat
dikatakan bahwa
employee
engagement
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kinerja karyawan.
sehingga,
peningkatan yang
terjadi pada rasa
keterikatan
karyawan pada
perusahaan, akan
menimbulkan
peningkatan pada
kinerja karyawan
sebesar 76,60% kali
satuan perubahan
Pengaruh Shindie 2015 Budaya menganalisis Kumulatif Budaya organisasi
Budaya Aulia Organisasi, pengaruh berpengaruh
organisasi dan Joushan, Employee budaya signifikan terhadap
Employee Muhammad Engagement organisasi kinerja karyawan.
Engagement Syamsun, dan Kinerja terhadap Hal tersebut
terhadap Lindawati Pegawai employee menunjukan
Kinerja Kartika engagemen, semakin baiknya
Karyawan pada menganalisis nilai budaya
PT PLN pengaruh organisasi di PT
(Persero) Area budaya PLN (Persero) area
Bekasi organisasi bekasi dianut maka
dan semakin tiggi juga
employee tingkat kinerja
engagement karyawan.
terhadap Sedangkan,
kinerja employee
karyawan engagment
35

Variable Tujuan Model


Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
pada PT tidakberpengaruh
PLN signifikan terhadap
(Persero) kinerja karyawan
yang berarti
semakin tinggi
tingkat employee
engagement maka
tidak terjadi
peningkatatan
kinerja karyawan di
PT PLN (Persero)
area Bekasi. Hal
tersebut
menunjukkan tidak
ada signifikan tidak
ada signifikan
pengaruh budaya
organisasi melalui
variabel employee
engagement

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dilandasi pada suatu pendapat

dan teori yang dibangun oleh para ahli yang menyatakan terdapat hubungan

antara variabel independen (budaya organisasi dan employee engagement)

dengan variabel dependen (kinerja karyawan), bahwa kinerja karyawan BPJS

Ketenagakerjaan akan meningkat apabila budaya organisasi dan employee

engagemnt diterapkan dengan optimal pada perusahaan tersebut.

Variabel budaya organisasi seperti yang dijelaskan oleh Kreitner &

Kinichi (2010:80) menyatakan budaya organisasi sebagai seperangkat asumsi

bersama yang diyakini oleh orang-orang di organisasi dan menentukan

bagaimana mereka mempersepsi, berfikir dan bereaksi terhadap berbagai


36

lingkungan. Dari definisi tersebut, terdapat 3 (tiga) karakteristik penting budaya

organisasi, yaitu budaya organisasi diperkenalkan kepada karyawan baru melalui

proses sosialisasi, budaya organisasi mempengaruhi perilaku saat kerja, budaya

organisasi beroperasi dalam berbagai level.

Tingkat kinerja karyawan cenderung berpengaruh oleh budaya organisasi

yang berlaku. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tata nilai yang harus dimiliki

oleh segenap insan. Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang harus diyakini

sebagai panduan moral dan perilaku, bertindak dan mengambil keputusan. Nilai-

nilai itulah yang menjadi panduan bagi karyawan dalam menentukan benar atau

salahnya dalam suatu tindakan atau perbuatan. Masalah-masalah

ketenagakerjaan yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, seperti

konflik dengan karyawan, aksi unjuk rasa, demonstrasi, serta pemutusan kerja

yang dilakukan oleh pihak manajemen, menunjukkan bahwa kesadaran

manajemen terhadap peram implementasi budaya organisasi dalam perusahaan

masih sangat lemah dan mengkhawatirkan.

Variabel employee engagement dalam jurnal psikologi UNDIP (2015)

Schaufeli & Bakker (2004) mendefinisikan employee engagament sebagai suatu

pandangan yang positif, perasaan terpenuhi, pernyataan pikiran yang berkaitan

dengan pekerjan. Adapun indikatornya adalah semangat (vigor), dedikasi

(dedication), dan perhatian penuh (absorption).

Fenomena yang terjadipada BPJS Ketenagakerjaan selain masih ada

pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah

karyawan mengajukan pengunduran diri untuk dapat bekerja pada perusahaan


37

lain, hal ini masih menjadi perhatian tentang tingkat engagement karyawan oleh

pihak manajemen BPJS Ketenagakerjaan.

Variabel kinerja sebagai mana yang dijelaskan oleh Mathis (2011:78)

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.

Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada organisasi, adapun indikatornya adalah kualitas, kuantitas,

ketepatan waktu, efektifitas dan kemandirian.

Berangkat dari teori-teori tersebut peneliti berpendapat bahwa faktor-

faktor seperti budaya organisasi dan employee egagement dapat mempengaruhi

kinerja karyawan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengaruh budaya

organisasi dan employee engagement terhadap kinerja karyawan dibutuhkan

sebuah model kerangka pemikiran agar dapat menentukan pesoalan yang sesuai

dengan tujuan penelitian, ayitu sebagai berikut :


38

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Sumber : Krietner & Kinichi (2010:80), Schaufeli, et al (2002) dalam jurnal

penelitian psikologi UNDIP (2015), dan Robert L. Mathis (2011:78)

Budaya Organisasi
(X1)

1. Sosialisasi
Kinerja Karyawan
2. Perilaku Saat Bekerja :
3. Beroperasi dalam (Y)
berbagai level
1. Kualitas
Sumber : Krietner &Kinichi (2010) 2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
Employee 5. Kemandirian
Engagement
(X2) Sumber : Mathis (2011:78)
1. Semangat
(Vigor)
2. Dedikasi
(Dediation)
3. Perhatian Penuh
(Absortion)

Sumber : jurnal penelitian psikologi UNDIP (2015), dan Robert L. Mathis

(2011:78)
39

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka

penulis dapat merumuskan hipotesis penilitian, sebagai berikut :

1. H1: Ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

di BPJS Ketenegakerjaan

2. H01 : Tidak ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan di BPJS Ketenagakerjaan

3. H2 : Ada pengaruh antara employee engagement terhadap kinerja

karyawan di BPJS Ketenagakerjaan

4. H02 : Tidak ada pengaruh antara employee engagement terhadap kinerja

karyawan di BPJS Ketenagakerjaan


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:11) merupakan

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

asosiatif, dengan penelitian asosiatif dapat diketahui hubungan maupun

pengaruh anatara variabel dan bagaiamana tingkat ketergantungan antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), seperti gambar

berikut:

Budaya Organisasi

(X1)

Kinerja Karyawan (Y)

Employee Engagement

(X2)

Table 3.1. Rumusan Asosiatif


(
40
41

3.1.1 Hubungan Antar Variabel

Dalam penelitian ini, variabel X1 adalah Budaya Organisasi, variabel X2

adalah Employee engagement dan variabel Y adalah Kinerja Karyawan BPJS

Ketenagakerjaan. Variabel X adalah Variabel bebas sedangkan Variabel Y

adalah Variabel Terikat.

Variabel ini bermaksud memberikan penjelasan mengenai pengaruh

budaya organisasi dan employee engagement terhadap kinerja karyawan, objek

penelitian ini adalah karyawan tetap pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat. Peneliti mengambil objek penelitian pada BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat karena merupakan tempat Peneliti bekerja, sehingga Peneliti

dapat melakukan observasi langsung dalam penelitian.

3.1.2 Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini hanya membatasi lingkup penelitian hanya pada

karyawan tetap di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat beralamat di Jl. Gatot

Subroto No 79, Jakarta Selatan. Dimana, pada lingkup ini diteliti bagaimana

pengaruh budaya organisasi karyawa, employee engagament dan kinerja

karyawan tetap di BPJS Ketenagakerjaan

3.1.3 Unit Analysis

Unit analisis adalah sumber informasi mengenai variabel yang akan

diolah pada tahap analisi data, unit analisis dapat berupa individu, kelompok,

organisasi atau artefak sosial. Sebagai unit analisis dari penelitian ini adalah

karyawan tetap di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat.


42

3.1.4 Time Horizon

Berikut ini adalah Time Horizon pelaksanaan penelitian ini :

Table 3.1. 3 Times Horizon


AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
NO URAIAN
I II III IV I II III IV I II III IV
Menyusun
1.
Skripsi

2. Pencarian
Data Bahasan

3. Konsultasi
Pembimbing

Survey
4.
Penelitian

Mengajukan
5. Ujian Skripsi
ke Sekretariat

6. Menentukan
Jadual Ujian

3.2 Operasional Variabel

Di dalam melaksanakan penelitian, istilah variabel merupakan istilah yang

tidak dapat ditinggalkan. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep

yang nilainya ingin diketahui oelh peneliti. Menurut Ghozali (2011:160), dalam

hubungan sebab akibat satu variabel dengan variabel yang lain, variabel-variabel

penelitian dapat dibedakan menjadi :

1) Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Ghozali (2011:91) variabel bebas (independent) adalah variabel

yang mempengaruhi variabel terikat (dependent), baik pengaruh positif


43

maupun negatif. Variabel ini disebut juga variabel awal atau variabel

eksogen atau variabel penyebab. Variabel idependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Budaya organisasi (X1) dan Employee

engagement (X2).

2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Ghazali (2011:95) variabel terikat (dependent) adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). Variabel ini disebut

juga variabel akhir atau variabel endogen atau variabel akibat. Variabel

terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan (Y).

1.2.1 Definis Konseptual

Definisi konseptual dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel yaitu :

1. Variabel X1 (Budaya Organisasi)

Kreitner & Kinichi (2010:80) menyatakan budaya organisasi sebagai

seperangkat asumsi bersama yang diyakini oleh orang-orang di organisasi

dan menentukan bagaimana mereka mempersepsi, berfikir dan bereaksi

terhadap berbagai lingkungan. Dari definisi tersebut, terdapat 3 (tiga)

karakteristik penting budaya organisasi, yaitu budaya organisasi

diperkenalkan kepada karyawan baru melalui proses sosialisasi, budaya

organisasi mempengaruhi perilaku saat kerja, budaya organisasi beroperasi

dalam berbagai level.


44

2. Variabel X2 (Employee Engagement)

Schaufeli & Bakker (2004) dalam jurnal psikologi UNDIP (2015)

mendefinisikan employee engagament sebagai suatu pandangan yang

positif, memuaskan, pernyataan pikiran yang berkaitan dengan pekerjan

yang ditandai oleh vigor, dedication, dan absorption. Engagment mengacu

pada kondisi perasaan dan pemikiran yang sungguh-sungguh dan

konsisten yang tidak hanya fokus pada objek, peristiwa, individu atau

perilaku tertentu saja.

3. Variabel Y (Kinerja Karyawan)

Menurut Mathis (2011:78) Kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

organisasi.

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel, yaitu memberikan batasan dan penjeleasan

mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini variabel yang digunakan adalah :

1. Variabel Bebas (Independent Variable) atau Variabel X

Variabel budaya organisasi menggunakan pendekatan pada teori budaya

organisasi yang dikemukakan oleh Kreitner & Kinichi, yaitu :

a. Sosialisasi

b. Perilaku Karyawan
45

c. Beroperasi dalam berbagai level

2. Adapun variabel employee engagement dengan melihat pada teori yang

dikemukakan oleh Schaufeli, etal yaitu :

a. Semangat (Vigor)

b. Dedikasi (Dedication)

c. Perhatian Penuh (Absortion)

3. Variabel Terikat (Dependen Variabel) atau Variabel Y

Variabel Y tersebut menggunakan teori yang dikemukakan oleh Robbins,

terdiri dari :

a. Kualitas

b. Kuantitas

c. Ketepatan Waktu

d. Efektifitas

e. Kemandirian
46

Tabel 3.2.2

Operasionalisasi Variabel

Konsep
Variabel Singkatan Indikator Pengukur Skala
Variabel
Budaya BO - Pembacaan Nilai dan
Organisasi etos kerja menjadi
rutinitas harian di pagi
hari
1. Sosialisasi Ordinal

Budaya - Menjalin hubungan


organisasi dengan pihak baru
sebagai
seperangkat - Menyelesaikan
asumsi pekerjaan sesuai
bersama yang dengan aturan yang
diyakini oleh berlaku
orang-orang di
organisasi dan 2. Perilaku saat - Menggunakan
Ordinal
menentukan bekerja seragam sesuai
bagaimana dengan ketentuan
mereka perusahaan
mempersepsi, - Mempersiapkan
berfikir dan pekerjaan dengan
(Krietner & bereaksi baik
Kenichi, terhadap - Langsung
2010, 64- berbagai mengerjakan tugas
65). lingkungan. yang diberikan
3. Beroperasi
dalam berbagai - Persiapan yang baik Ordinal
level adalah aspek penting
dalam keberhasilan
suatu pekerjaan
47

Konsep
Variabel Singkatan Indikator Pengukur Skala
Variabel
Employee EE Employee 1. Semangat - Bersemangat dalam
engagement engagement (Vigor) menyelesaikan tugas
sebagai suatu
pandangan yang - Selalu Berusaha
positif, perasaan Ordinal
terpenuhi,
Selalu bekerja dan
pernyataan
terus berusahan walau
pikiran yang
ada hal yang tidak
berkaitan dengan
berjalan dengan baik
pekerjaan.
2. Dedikasi - Pekerjaan yang
(Dedication) dilakukan memiliki Ordinal
makna tersendiri
-Bersedia meluangkan
waktu probadi
(lembur)
Schaufeli & 3. Perhatian - konsentrasi
Bakker (Absorption) - Lebih fokus kepada
(2004) tugas-tugas yang lebih
dalam sullit
Ordinal
jurnal -Menghindari
psikologi percakapan yang
UNDIP kurang penting
(2015)
Kinerja KK Kinerja pada 1. Kualitas - Mampu
Karyawan dasarnya adalah menyelesaikan
apa yang pekerjaan dengan
Ordinal
dilakukan atau hasil maksimal
tidak dilakukan - Berani mengambil
karyawan. resiko
Kinerja 2. Kuantitas - Mampu
karyawan adalah menyelesaikan
yang pekerjaan sesuai
mempengaruhi dengan yang
seberapa banyak diharapkan Ordinal
mereka memberi - Mampu
kontribusi menyelesaikan tugas
kepada melebihi target yang
organisasi diinginkan
48

3. Ketepatan - Dapat
waktu menyelesaikan
pekerjaan dengan Ordinal
target waktu yang
ditetapkan
4. Efektivitas - mempelajari seluruh
aspek yang diperlukan
Ordinal
untuk menyelesaikan
tugas
5. Kemandirian -Dapat Menyelesaikan
Robert L. tugas secara individu
Mathis - dapat menyelesaikan Ordinal
(2011:78) pekerjaan tanpa
instruksi

Sumber : Krietner & Kenichi, 2010, 64-65, Schaufeli & Bakker (2004) dalam

jurnal psikologi UNDIP (2015), Robert L. Mathis (2011:78) dan Modifikasi data

peneliti (2015)

3.3 Populasi dan Sample

3.3.1 Populasi

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi yang bertujuan untuk

mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh suatu subjek/objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:61) populasi merupakan generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi dapat disimpulkan populasi adalah kumpulan dari beberapa individu

yang memiliki minimal satu persamaan karakteristik. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan dan pejabat struktural di Kantor

Pusat BPJS Ketenagakerjaan berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79

Jakarta Selatan 12930 sebanyak 535 orang karyawan.


49

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro, 2009: 118). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sampel probabilitas (probability sampling), yang

berjenis sampel random sederhana (simple random sampling). Kuncoro

(2009: 127) mengatakan bahwa sampel probabilitas mengandung arti bahwa

setiap sampel dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang

sama untuk dipilih. Sedangkan pemilihan sampel random sederhana (simple

random sampling) adalah desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan

mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen

dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Untuk menghitung dan menggambarkan sampel dari populasi ini, maka

dalam penentuan sampel penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan

pendapat Slovin. Menurut Umar (2005: 108), adapun rumus perhitungan dari

pendapat Slovin tersebut, yaitu:

N
n=
1 + N e2

Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi
50

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Berdasarkan jumlah populasi dalam wilayah lokasi penelitian, maka

banyaknya sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:


535
n=
1 + 535 (10%)2
n = 99.81

n = 100

Dengan menggunakan pendapat Slovin, maka banyaknya sampel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 100 responden dan

diasumsikan sudah mewakili jumlah seluruh karyawan tetap pada Kantor

Pusat BPJS Ketenagakerjaan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data subjektif, seperti opini atau pendapat

dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian atau

responden.

3.4.2 Sumber Data

Pada penelitian ini, sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan

sebagai berikut :
51

1. Data Primer

Menurut Kuncoro (2009:148) data primer adalah data yang diperoleh

dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan

data orisinil. Data primer juga merupakan data yang didapat dari sumber

pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau

hasil pengisian kuesioner. Pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan pertanyaan tertutup

dimana dalam kuesioner, pernyataan responden dibatasi dengan pilihan

jawaban. Data primer diperoleh secara langsung dari responden yaitu

karyawan kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan sejumlah 100 orang.

2. Data Sekunder

Menurut Umar (2005:100) bahwa data sekunder merupakan data primer

yang diperoleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer

atau pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dengan cara

mempelajari buku-buku dan literatur terkait. Peneliti juga melakukan

pengutipan tidak langsung dari teori-teori sebagai landasan di dalam

penelitian skripsi ini.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan Peneliti dalam pengumpulan data adalah :

1. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan melalui penyebaran

daftar pertanyaan atau pernyataan kepada para responden.


52

2. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara membaca buku-buku, dan jurnal-

jurnal yang terkait dengan masalah penelitian.

Data yang diperoleh peneliti merupakan data mentah yang perlu diolah lebih

lanjut, pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistic

Product Service Solution) dalam penelitian ini, untuk memperoleh jawaban dari

hasil kuesioner Responden dikemukakan pernyataan-pernyataan tentang budaya

organisasi dan employee enggagement dan kinerja karyawan.

Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan skala Likert (Likert scale) dan dihitung dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistics Version 22. Skala Likert (Likert

scale), yaitu dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju

mengenai berbagai pernyataan tentang perilaku, objek, orang, atau kejadian

(Kuncoro, 2009: 178). Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.
53

Tabel 3.5

Skala Likert

Pilihan Nilai

STS = Sangat Tidak Setuju 1

TS = Tidak Setuju 2

KS = Kurang Setuju 3

S = Setuju 4

SS = Sangat Setuju 5

Sumber: Kuncoro (2009: 178)

3.6 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi

Metode analisis regresi untuk menguji pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Julianti dan Sarjono (2011:91)

menerangkan bahwa model regresi adalah teknik analisis regresi yang

menggambarkan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel

independen (X). Persamaan regresi yang digunakan adalah analisis regresi

linear sederhana.

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengambil pengaruh

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini

juga memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah


54

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif

atau negatif sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y : Kinerja (variabel dependen)

a : Nilai Konstanta

b : Koefisien Regresi, merupakan besarnya perubahan

variabel terikat akibat perubahan tiap – tiap unit variabel

bebas.

X : Budaya organisasi dan employee engagement

(variabel independen)

Beberapa tahap yang harus dilakukan dalam pengujian asumsi model regresi,

adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penggunaan atau residual mempunyai distribusi normal. Adapun

dua cara mendeteksi apakah residual memliki distribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:107)

2. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2009:79) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1


55

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada probelm

autokorelasi.

3. Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk

semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedasitisitas. Model regresi

yang baik adalah terjadi homoskedastisitas dalam model atau dengan kata

lain tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Multikolinearitas

Menurut Duwi (2009:151) multikolinearitas artinya variabel independen

yang terdapatdalam model regresi memiliki hubungan linear yang

sempurna mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan

1).

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.7.1 Validitas

Menurut Kuncoro (2009:172) validitas adalah suatu skala

pengukuran disebut valid, bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan

dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisa butir dimana data penelitian menggunakan

kuesioner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang diuji keabsahannya.

Adapun rumus yang digunakan :


56

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba
X = skor tiap item
Y = skor seluruh item responden uji coba

Sampel uji coba 30 responden dengan nilai r tabel pada signifikasi 0,05 (2-

tailed) sebesar 0,361. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat valid jika

mempunyai korelasi (r) hitung sebesar 0,361 atau (r hitung > r tabel 0,361).

Dengan demikian nilai (r) hitung dengan nilai kurang dari 0,361 maka butir dalam

instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan harus diperbaiki atau ditiadakan.

3.7.1.1 Hasil Uji Validitas

Tabel 3.7.1.1

Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1)

Variabel Koefisiensi r Tabel Keputusan

Pertanyaan 1 ,779 0,361 Valid

Pertanyaan 2 ,700 0,361 Valid

Pertanyaan 3 ,646 0,361 Valid

Pertanyaan 4 ,788 0,361 Valid

Pertanyaan 5 ,622 0,361 Valid


57

Pertanyaan 6 ,770 0,361 Valid

Pertanyaan 7 ,768 0,361 Valid

Pertanyaan 8 ,632 0,361 Valid

Sumber : Data olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 3.7.1.1 terlihat bahwa masing-masing item pertanyaan

dari variabel budaya organisasi memiliki r hitung lebih besar dari nilai r tabel

(0,361), sehingga dapat dikatakan bahwa item-item tersebut valid.

Tabel 3.7.1.2

Hasil Uji Validitas Variabel employee engagement (X2)

Variabel Koefisien r Tabel Keputusan

Pertanyaan 9 ,735 0,361 Valid

Pertanyaan 10 ,687 0,361 Valid

Pertanyaan 11 ,788 0,361 Valid

Pertanyaan 12 ,736 0,361 Valid

Pertanyaan 13 ,641 0,361 Valid

Pertanyaan 14 ,509 0,361 Valid

Pertanyaan 15 ,747 0,361 Valid

Pertanyaan 16 ,467 0,361 Valid

Sumber : Data olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 3.7.1.2 terlihat bahwa masing-masing item pertanyaan

dari variabel emplyee engagement memiliki r hitung lebih besar dari nilai r

tabel (0,361), sehingga dapat dikatakan bahwa item-item tersebut valid.


58

Tabel 3.7.1.3

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Kryawan (Y)

Variabel Koefisien r Tabel Keputusan

Pertanyaan 17 ,771 0,361 Valid

Pertanyaan 18 ,787 0,361 Valid

Pertanyaan 19 ,641 0,361 Valid

Pertanyaan 20 ,614 0,361 Valid

Pertanyaan 21 ,689 0,361 Valid

Pertanyaan 22 ,643 0,361 Valid

Pertanyaan 23 ,773 0,361 Valid

Pertanyaan 24 ,740 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 3.7.1.3 terlihat bahwa masing-masing item pertanyaan

dari variabel kinerja karyawan memiliki r hitung lebih besar dari r tabel

(0,361), sehingga dapat dikatakan bahwa item-item tersebut valid.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor atau

skala pengukuran (Kuncoro, 2009:175). Instrumen ysng sudah dapat

dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Dalam penelitian ini

untuk mencari realibilitas instrumen menggunakan metode alpha cronbach


59

jika dihitung secaramanual digunakan rumus sebagai berikut (Riwayati dkk,

2010 :25) :

Tabel 3.7.2

Hasil Uji Realibilitas Variabel Budaya Organisasi (XI), Employee engagement

(X2) dan Kinerja Karyawan (Y)

Cronbach’s

Variabel Alpha N of Items

Budaya Organisasi 0.828 8

Employee Engagement 0,828 8

Kinerja Karyawan 0,874 8

Sumber : Data SPSS 22


60

Dari tabel 3.7.2 terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk variabel budaya

organisasi bernilai 0,828. Variabel employee engagement bernilai 0,828 dan

kinerja karyawan bernilai 0,874. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa

ketiga variabel dikatakan reliabel karena berada diatas 0,6.

3.7.3 Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian / pengambilan keputusan dibandingkan dengan daftar harga

kritis r-Produk moment pada taraf nyata alfa 2 persen. Sedangkan untuk

penentuan tinggi rendahnya koefisien korelasi, digunakan aturan sebagai berikut :

Tabel 3.7.3 Kualifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Sugiono (2011 : 183)

Jika r hasil positif dan r hasil ≥ r tabel, maka butir atau variabel tersebut realibel.

Sedangkan jika r hasil negatif dan r hasil ≤ r tabel, maka butir atau variabel

tersebut tidak valid.


61

3.8 Metode Analisi Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian pengaruh antara variabel

budaya organisasi dan employee engagment terhadap kinerja karyawan adalah

teknik statistik inferensial, menurut Sugiyono (2012 :207) teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan

secara random.

Metode analisis inferensial ini digunakan untuk memperoleh gambaran atau

informasi mengenai identitas responden, tanggapan dan harapan responden

terhadap motivasi dan lingkungan sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Analisis data statistik dilakukan dengan bantuan SPPS versi 22, analisis statistik

yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data

yang ada, kemudian akan dipilh (diseleksi) secara seksama untuk mengurangi data

yang tidak diperlukan atau data yang kurang mendukung dalam proses penelitian.

Selanjutnya, data yang sudah terseleksi tersebut akan diolah secara sederhana dan

dilakukan pada analisis kuantitatifnya, yaitu data yang dikumpulkan, khususnya

data primer yang diolah dengan perhitungan secara matematis.

Dalam menganalisis data penelitian yang menggunakan kuesioner, maka

untuk menjawab semua perumusan setiap masalah tersebut, digunakanlah suatu

skala untuk mengukur harapan dan kinerja yang ada, yaitu dengan cara memberi

skor pada setiap jenis jawaban dari kuesioner. Penentuan skor yang digunakan

atas jumlah pertanyaan yang diajukan pada responden adalah dengan


62

menggunakan skala likret. Menurut Sugiyono (2012:132), skala likret digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomenal sosial. Biasanya format skala likret merupakan panduan antara

kesetujuan dan ketidaksetujuan, skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert

sehingga dikenal dengan skala likert.

3.8.1 Klasifikasi Interval Data

Setelah nilai dari jawaban diperoleh berdasarkan jumlah total kumulatif yang

diperoleh dari penelitian, maka responden dikelompokkan dalam interval

perhitungan. Pengelompokkan nilai dengan bobot dan mengukur klasifikasi

interval dengan menggunakan rumus :

Skor Tertinggi – Skor Terendah

Inerval =

Jumlah Kelas

(5x100) – (1x100)

Interval =

500 – 400

Interval =

Interval = 80
63

Berdasarkan total kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian responden dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 3.8

Penilaian Interval

Bobot Penilaian

464 – 544 Sangat Baik

343 – 463 Baik

262 – 342 Cukup Baik

181 – 261 Tidak Baik

80 – 180 Sangat Tidak Baik

Sumber : Data diolah peneliti (2015)

3.8.2 Regresi Liner Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh ata hubungan

anatara variabel independen dengan variabel dependen. Perhitungan akan dilakukan

dengan bantuan program SPSS (Statsitical Product and Service Solution) Versi 22

for windows.

Model hubungan variabel akan dianalisis sesuai dengan persamaan

regresi :

Y = α+β1X1+β2X2

Dimana :

Y = Kinerja Karyawan

XI = Budaya Organisasi

X2 = Employee Engagement
64

α = Konstanta

β1,β2= Koefisien Regresi

3.8.3 Hipotesis

3.8.3.1 Uji t

Uji t dimaksud untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan

asumsi variabel independen lainnya konstan. Langkah-langkah pengujian adalah

sebagai berikut :

a. Menentukan Hipotesis

Ha1 : β1 ≠ 0 ; β2 ≠ 0 (Variabel budaya organisasi secara individu

berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai)

Ha2 : β1 ≠ 0 ; β2 ≠ 0 (Variabel employee engagement secara individu

berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai)

b. Level of signifikasi 5%atau α = 0,05

c. Kriteria pengujian

Daerah ditolak Daerah ditolak


Daerah diterima

-t (α/2 : n-1) t (α/2 : n-2)


65

d. Perhitungan nilai :

Keterangan :

t = Uji individual atau uji signifikan parsial

r = Koefisien Korelasi

n = jumlah sampel atau data

n-2 = Derajat kebebasan

e. Kesimpulan

H0 diterima apabila thitung < ttabel atau – thitung > - ttabel

H0 ditolak apabila thitung > ttabel atau – thitung < - ttabel

3.8.3.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) Bertujuan unutk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien

determinasi digunakan untuk menghitung berapa besar kontribusi variabel budaya

organisasi (X1) dan employee engagement (X2) mempengaruhi variabel kinerja

pegawai (Y). Rumus menghitung koefisien determinasi adalah :

R = r2 x 100%

Dimana : R = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi (Product Moment)


BAB IV

Analisi dan Pembahasan Penelitian

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Variabel

BPJS Ketenagakerjaan selaku badan penyelenggara jaminan sosial untuk

melindungi pekerja seluruh Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja

karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan, menganalisis

pengaruh employee engagament terhadap kinerja karyawan pada BPJS

Ketenagakerjaan.

Budaya organisasi merupakan serangkaian tata nilai dan pola keyakinan

organisasi yang dijadikan acuan seluruh anggota dalam melakukan pekerjaan

sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap

masalah-masalah terkait, sehingga akan menjadi sebuah aturan berperilaku.

Variabel ini menjelaskan indikator-indikator yang mempengaruhi budaya

organisasi seperti sosialisasi, perilaku saat bekerja, dan beroperasi dalam berbagai

level sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Employee engagement merupakan perilaku karyawan yang

memperlihatkan seberapa besar seorang karyawan mengidentifikasikan diri

dengan pekerjaannya dan secara emosional komit terhadap pekerjaannya dan

memiliki kemampuan dan sumber daya untuk melakukan pekerjaannya. Dalam

66
67

variabel ini menjelaskan indikator – indikator yang mempengaruhi yaitu semangat

(vigor), dedikasi (dedication), perhatian penuh (absortion).

Kinerja adalah suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa

kualitas dan kuantitas pekerjaan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

perusahaan. Varibael ini merupakan variabel terikat dimana hasil kerja karaywan

dipengaruhi variabel-variabel seperti budaya organisasi dan employee

engagement.

4.1.2 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan yang

beralamat di JL. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 total karyawan

sebanyak 535 orang karyawan tetap. Dengan menggunakan pendapat Slovin,

maka banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 100

responden dan diasumsikan sudah mewakili jumlah seluruh karyawan tetap pada

kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan.

4.1.3 Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada para responden yang dipilih secara acak, penulis memperoleh

data yang berhubungan dengan identitas responden, seperti jenis kelamin, status,

usia responden, pendidikan terakhir responden, dan masa kerja responden di BPJS

Ketenagakerjaan
68

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penulis membagi menjadi 2 (dua) kategori,

yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun hasil analisis data dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistic version 22 untuk identitas

responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1.5.1.

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 61 61,0 61,0 61,0
PEREMPUA
39 39,0 39,0 100,0
N
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Olah SPSS 22

Dari tabel 4.1.5.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini, mayoritas responden berjenis kelamin laki-
laki dengan jumlah sebanyak 61 responden (61%), sedangkan sisanya sebanyak
39 responden (39%) berjenis kelamin perempuan.
69

JENIS KELAMIN

39% Valid LAKI-LAKI

61% Valid PEREMPUAN

Gambar 4.1.5.1
Diagram Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data olahan Peneliti (2015)

2. Status
Berdasarkan status, penulis membagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu
menikah, belum menikah, janda/duda. Adapun hasil analisis data dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22 untuk identitas
responden berdasarkan status, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1.5.2
Identitas Responden Berdasarkan Status

STATUS
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid MENIKAH 65 65,0 65,0 65,0
BELUM
35 35,0 35,0 100,0
MENIKAH
Total 100 100,0 100,0
Sumber : HasilOlahan SPSS 22
70

STATUS

35%
MENIKAH
BELUM MENIKAH
65%

Gambar 4.1.5.2
Identitas Responden Berdasarkan Status
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)
3. Usia Responden
Berdasarkan usia responden, penulis membagi menjadi 4 (empat) kategori,
yaitu usia <25 tahun, >25 – 30 tahun, >30 – 40 tahun, dan >40 – 50 tahun.
Adapun hasil analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic
Version 22 untuk identitas responden berdasarkan usia responden, yaitu
sebagai berikut
Tabel 4.1.5.3
Identitas Responden Berdasarkan Usia Responden
USIA
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Vali <25 TAHUN 14 14,0 14,0 14,0
d >25-30
23 23,0 23,0 37,0
TAHUN
>30-40
48 48,0 48,0 85,0
TAHUN
>40-50
15 15,0 15,0 100,0
TAHUN
Total 100 100,0 100,0
Sumber : HASIL Olahan SPSS 22
71

USIA

15% 14%
Valid <25 TAHUN
Valid >25-30 TAHUN
23%
Valid >30-40 TAHUN
Valid >40-50 TAHUN
48%

Gambar 4.1.5.3
Identitas Responden Berdasarkan Usia Responden
Sumber : Data Olehan Penelitian (2015)

Dari tabel 4.1.5.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini mayoritas responden berusia >30 – 40 tahun
dengan jumlah sebanyak 48 responden (48%). Sementara sisanya, usia >25-30
tahun berjumlah 23 responden (32%), usia >40-50 tahun berjumlah 15 responden
(15%), dan usia <25 tahun berjumlah 14 responden (14%).

4. Pendidikan Terakhir Responden


Berdasarkan pendidikan terskhir responden, penulis membagi menjadi 5
(lima) kategori, yaitu SMU/Sederajat, diploma, S1, S2, S3. Adapun hasil
analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic Version 22 untuk
identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir responden, yaitu
sebagai berikut
72

Tabel 4.1.5.4
Identitas Responden Berdasarkan Pedidikan Terakhir Responden

PENDIDIKAN_TERAKHIR
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMU 2 2,0 2,0 2,0
DIPLOM
10 10,0 10,0 12,0
A
S1 67 67,0 67,0 79,0
S2 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Olahan SPSS 22

PENDIDIKAN TERAKHIR

2%10%
21%
Valid SMU
Valid DIPLOMA
Valid S1
Valid S2
67%

Gambar 4.1.5.4
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden
Sumber : Data olahan Peneliti (2015)

Dari tabel 4.1.5.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini, mayoritas responden pendidikan
terakhirnya adalah S-1 dengan jumlah sebanyak 67 responden (67%). Sementara
73

sisanya, untuk SMU/Sederajat berjumlah 2 responden (2%), Diploma berjumlah


10 responden (10%) dan S-2 berjumlah 21 responden (21%)
5. Masa Kerja Responden
Berdasarkan masa kerja responden, penulis membagi menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu 0-3 tahun, >3 – 5 tahun, >5-10 tahun, >10 tahun. Adapun hasil
analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic Version 22 untuk
identitas responden berdasarkan masa kerja responden, yaitu sebagai berikut

Tabel 4.1.5.5
Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden

MASA_KERJA
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0-3 TAHUN 26 26,0 26,0 26,0
>3-5
11 11,0 11,0 37,0
TAHUN
>5-10
24 24,0 24,0 61,0
TAHUN
>10 TAHUN 39 39,0 39,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil olahan SPSS 22
74

MASA KERJA

26% Valid 0-3 TAHUN


39% Valid >3-5 TAHUN
Valid >5-10 TAHUN
11%
Valid >10 TAHUN
24%

Gambar 4.1.5.5
Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden
Sumber : Data olahan Peneliti (2015)

Dari tabel 4.1.5.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini, mayoritas responden masa kerja di BPJS
Ketenagakerjaan sudah mencapai >10 tahun dengan jumlah sebanyak 39
responden (39%), sedangkan sisanya 0-3 tahun sebanyak 26 responden (26%), >3-
5 tahun sebanyak 11 responden (11%), >5-10 tahun sebanyak 24 responden
(24%).

6. Unit Kerja
Berdasarkan unit kerja, adapun hasil analisis data dengan menggunakan
program IBM SPSS Statistics Version 22 untuk unit kerja responden, yaitu
sebagai berikut :
75

Tabel 4.1.5.6
Identitas Responden Berdasarkan Unit Kerja

UNIT KERJA
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid DIVISI SDM 24 24,0 24,0 24,0
DIVISI
PENGELOLAAN
7 7,0 7,0 31,0
ASET & LAYANAN
UMUM
DIVISI
PENGELOLAAN &
7 7,0 7,0 38,0
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
CHANGE
MANAGEMENT 4 4,0 4,0 42,0
OFFICE
DIVISI KEUANGAN 11 11,0 11,0 53,0
DIVISI AKUNTANSI 1 1,0 1,0 54,0
DIVISI INVETASI
7 7,0 7,0 61,0
LANGSUNG
DIVISI SEKRETARIS
10 10,0 10,0 71,0
BADAN
DIVISI PENGADAAN 7 7,0 7,0 78,0
DIVISI
PERENCANAAN 2 2,0 2,0 80,0
STRATEGIS
DIVISI PERLUASAN
5 5,0 5,0 85,0
KEPESERTAAN
DIVISI PEMASARAN 1 1,0 1,0 86,0
DIVISI PASAR UANG
8 8,0 8,0 94,0
PASAR MODAL
DIVISI PORTOFOLIO 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Olahan SPSS 22
76

UNIT KERJA

Valid DIVISI SDM

Valid DIVISI PENGELOLAAN ASET


& LAYANAN UMUM
Valid DIVISI PENGELOLAAN &
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Valid CHANGE MANAGEMENT
OFFICE
Valid DIVISI KEUANGAN

6%
8% 24%
Valid DIVISI AKUNTANSI
1%
5%
Valid DIVISI INVETASI
2%
LANGSUNG
7%
7% Valid DIVISI SEKRETARIS BADAN

10% 7% Valid DIVISI PENGADAAN


7% 1% 4%
11%
Valid DIVISI PERENCANAAN
STRATEGIS
Valid DIVISI PERLUASAN
KEPESERTAAN
Valid DIVISI PEMASARAN

Valid DIVISI PASAR UANG PASAR


MODAL
Valid DIVISI PORTOFOLIO

Gambar 4.1.5.6
Identitas responden berdasarakan unit kerja
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)
77

4.2 Analisis Data


4.2.1 Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Budaya Organisasi (X1)
Dalam variabel budaya organisasi terdapat beberapa indikator yaitu, visi
dan misi, sosialisasi dan perilaku karyawan. Indikator ini kemudian dibuat
menjadi 8 item pertanyaan. Selanjutnya akan dijabarkan hasil tanggapan dari
responden untuk masing-masing indikator dalam bentuk tabel. Keterangan kriteria
penilaian yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), KS (kurang setuju), S
(setuju), dan SS (sangat setuju). Adapun hasil yang didapat peneliti adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.2.1.1

Saya selalu mengikuti pembacaan nilai budaya perusahaan setiap pagi

sebelum bekerja, jika tiak ada dinas diluar kantor

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 2 2% 6
Setuju 4 35 35% 140%
Sangat Setuju 5 63 63% 315%
Total 100 100% 461
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.1 dapat dijelaskan responden sangat setuju sebesar


63% bahwa karyawan selalu mengikuti pembacaan nilai budaya perusahaan setiap
pagi sebelum bekerja, jika tidak ada dinas diluar kantor sebanyak 35%
menyatakan setuju. Selain itu sebanyak 2% menyatakan kurang setuju dan 0%
yang menyatakan tidak setuju setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan
yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 461, maka secara
umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
78

Tabel 4.2.1.2

Saya bersedia menjalin hubungan kerja dengan pihak yang baru saya kenal

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 3
Setuju 4 56 56% 224
Sangat Setuju 5 43 43% 215
Total 100% 100% 442
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.2 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 56%


bahwa karyawan bersedia menjalin hubungan kerja dengan pihak yang baru
dikenal dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sebanyak 43% menyatakan
setuju. Selain itu sebanyak 1% menyatakan kurang setuju dan 0% yang
menyatakan tidak setuju setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang
ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 442, maka secara umum
pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
Tabel 4.2.1.3

Saya langsung mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan sesuai

dengan peraturan perusahaan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 1
Setuju 4 61 61% 244
Sangat Setuju 5 38 38% 190
Total 100 100% 435
Sumber : Data olahan peneliti (2015)
79

Berdasarkan tabel 4.2.1.3 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 61%


bahwa karyawan langsung mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan
sesuai dengan aturan perusahaan sebanyak 43% menyatakan sangat setuju. Selain
itu sebanyak 1% menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju
setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh
untuk pernyataan ini adalah 435, maka secara umum pernyataan ini dimasukan
dalam kategori baik.

Tabel 4.2.1.4

Saya memakai seragam dengan ketentuan perusahaan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 2 2% 6
Setuju 4 50 50% 200
Sangat Setuju 5 48 48% 240
Total 100 100% 446
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.4 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 50%


bahwa karyawan selalu memakai seragam sesuai dengan ketentuan perusahaan
sebanyak 48% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 2% menyatakan
kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju setuju dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah
446, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
80

Tabel 4.2.1.5

Saya percaya bahwa perisapan yang baik adalah aspek yang penting dalam

keberhasilan suatu perusahaan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 3
Setuju 4 38 38% 152
Sangat Setuju 5 61 61% 305
Total 100 100% 460
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.5 dapat dijelaskan responden sangat setuju sebesar


61% bahwa persiapan yang baik adalah aspek yang penting dalam keberhasilan
perusahaan sebanyak 38% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 1%
menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju setuju dan
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk
pernyataan ini adalah 460, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam
kategori baik.

Tabel 4.2.1.6
Saya memberikan pelayanan dengan tulus ikhlas kepada semua stakeholder
Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 3
Setuju 4 51 51% 204
Sangat Setuju 5 48 48% 240
Total 100 100% 447
81

Berdasarkan tabel 4.2.1.6 dapat dijelaskan responden menyatakan setuju


sebesar 51% bahwa para karyawan memberikan pelayanan dengan tulus dan
ikhlas kepada semua stakeholder. Selain itu sebanyak 48% menyatakan sangat
setuju, 1% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang
diperoleh untuk pernyataan ini adalah 447, maka secara umum pernyataan ini
dimasukkan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.1.7
Saya memacu diri untuk berprestasi agar menghasilkan kinerja yang
optimal
Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 0 0 0
Setuju 4 45 45% 180
Sangat Setuju 5 55 55% 275
Total 100 100% 455
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.7 dapat dijelaskan responden sangat setuju sebesar


55% bahwa karyawan selalu memacu diri untuk berprestasi agar menghasilkan
kinerja yang optimal. Selain itu sebanyak 45% menyatakan setuju, dan 0% atau
tidak ada yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju dengan
pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 455, maka
secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
82

Tabel 4. 2.1.8
Saya mematuhi peraturan yang ada dalam bekerja meskipun tidak ada
pengawasan
Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 3 3% 9
Setuju 4 51 51% 208
Sangat Setuju 5 46 46% 230
Total 100% 100% 438
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.1.8 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 51%


bahwa karyawan mematuhi peraturan yang ada dalam bekerja eskipun tidak ada
pengawasan, sebanyak 46% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 3%
menyatakan kurang setuju dan 0% atau tidak ada yang menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk
pernyataan ini adalah 438, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam
kategori baik.

Tabel 4.2.1.9
Reakpitulasi jawaban responden pada variabel Budaya Organisasi
Variabel Dimensi Indikator Nilai rata – Keterangan
rata
- Pembacaan
Budaya Sosialisasi 461 Baik
Nilai dan etos
Organisasi kerja menjadi
(XI) rutinitas harian
di pagi hari
- Menjalin
442 Baik
hubungan
dengan pihak
baru
83

Menyelesaikan
Perilaku saat 435 Baik
pekerjaan sesuai
bekerja dengan aturan
yang berlaku
Menggunakan
446 Baik
seragam sesuai
dengan
ketentuan
perusahaan
Mempersiapkan
460 Baik
pekerjaan
dengan baik
- Memberikan
Beroperasi 447 Baik
pelayanan
dalam sesuai dengan
berbagai level pelayanan prima
kepada semua
stakeholder
- Memacu diri
455 Baik
untuk
berprestasi agar
menghasilkan
kinerja yang
optimal
- Mematuhi
438 Baik
peraturan
meskipun tidak
ada pengawasan
Total Dimensi
3.584
Rata-rata
448
Sumber : Data olahan Peneliti (2015)

Pada tabel 4.2.1.9 dapat dilihat bahwa indikator Pembacaan Nilai dan etos
kerja menjadi rutinitas harian di pagi hari memiliki nilai tertinggi yaitu 461
sehingga dapat disimpulkan bahwa pembacaan nilai budaya dan etos kerja
menjadi rutinitas harian di pagi hari merupakan bentuk sosialisasi budaya
perusahaan yang dapat diterima dengan baik oleh para karyawan. Sedangkan
untuk imdikator Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku
memiliki nilai terendah yaitu 435, sehingga dapat disimpulkan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku belum dapat diyakini kebenarannya
84

bekerja sesuai dengan aturan perusahaan dapat mencerminkan perilaku karyawan


sesuai dengan budaya organisasi.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Employee Engagement (X2)


Dalam variabel employee engagement terdapat beberapa indikator yaitu :
semangat (vigor), Dedikasi (dedication), perhatian (absorption). Indikator ini
kemudian dibuat menjadi 8 item pertanyaan. Selanjutnya akan dijabarkan hasil
pertanyaan. Selanjutnya akan dijabarkan hasil tanggapan dari responden untuk
masing-masing indikator dalam bentuk tabel. Keterangan kriteria penilaian yaitu
STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS
(Sangat Setuju). Adapun hasil yang didapat peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2.2.1

Saya merasa memiliki energi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 2 2% 6
Setuju 4 61 61% 244
Sangat Setuju 5 37 37% 185
Total 100 100% 435
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.1 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 61%


bahwa karyawan memiliki energi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan, sebanyak 37% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 2%
menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju setuju dan
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk
pernyataan ini adalah 435, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam
kategori baik.
85

Tabel 4.2.2.2

Saya terus berusaha, walau kadang ada hal yang tidak berjalan dengan

baik

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 1
Setuju 4 65 65% 260
Sangat Setuju 5 34 34% 170
Total 100 100% 431
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.2 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 65%


bahwa Karyawan terus berusahan, walau kadang ada hal yang tidak baik,
sebanyak 34% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 1% menyatakan
kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah
431, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.2.3

Saya bekerja, saya terus berusaha, walau kadang ada hal yang tidak

berjalan dengan baik

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 0 0 0
Setuju 4 62 62% 248
Sangat Setuju 5 38 38% 190
Total 100 100% 438
Sumber : Data olahan peneliti (2015)
86

Berdasarkan tabel 4.2.2.3 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 62%


bahwa karyawan tetap bekerjda , dan terus berusaha, walau kadang ada hal yang
tidak berjalan dengan baik, sebanyak 38% menyatakan sangat setuju. Selain itu
sebanyak 0% menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju
setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh
untuk pernyataan ini adalah 438, maka secara umum pernyataan ini dimasukan
dalam kategori baik.

Tabel 4.2.2.4

Saya merasa pekerjaan yang saya lakukan memiliki makna dan tujuan

tersendiri bagi saya

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 4 4% 12
Setuju 4 55 55% 220
Sangat Setuju 5 41 41% 205
Total 100 100% 437
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.4 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 55%


bahwa karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan memiliki makna dan tujuan
tersendiri bagi para karyawan, sebanyak 41% menyatakan sangat setuju. Selain itu
sebanyak 4% menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju
setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh
untuk pernyataan ini adalah 437, maka secara umum pernyataan ini dimasukan
dalam kategori baik.
87

Tabel 4.2.2.5

Saya bersedia meluangkan waktu pribadi untuk menyelesaikan tugas non

rutin (lembur)

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 1 1% 1 Baik
Tidak Setuju 2 4 4% 8
Kurang Setuju 3 14 14% 42
Setuju 4 61 61% 244
Sangat Setuju 5 20 20% 100
Total 100 100% 395
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.5 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 61%


bahwa karyawan bersedia meluangkan waktu probadi untuk menyelesaikan tugas
non rutin (lembur) sebanyak 20% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak
14% menyatakan kurang setuju dan 4% yang menyatakan tidak setuju, 1% sangat
tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan
ini adalah 395, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.2.6

Saya mampu bekerja dengan penuh konsentrasi

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 1 1% 2
Kurang Setuju 3 4 4% 12
Setuju 4 58 58% 232
Sangat Setuju 5 37 37% 185
Total 100 100% 431
Sumber : Data olahan peneliti (2015)
88

Berdasarkan tabel 4.2.2.6 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 58%


bahwa karyawan dapat bekerja dengan penuh konsentrasi, sebanyak 37%
menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 4% menyatakan kurang setuju, 1%
yang menyatakan tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju dengan pernyataan yang
ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 431, maka secara umum
pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.2.7

Saya memberikan perhatian yang lebih untuk tugas-tugas yang lebih sulit

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 0 0 0
Setuju 4 63 63% 252
Sangat Setuju 5 37 37% 185
Total 100 100% 437
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.7 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 63%


bahwa karyawan memberikan perhatian lebih untuk tugas-tugas yang sulit
sebanyak 37% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 0% menyatakan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada.
Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 437, maka secara umum
pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
89

Tabel 4.2.2.8

Saya menghindari percakapan yang tidak penting disaat bekerja

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 3 3% 6
Kurang Setuju 3 14 14% 42
Setuju 4 65 65% 260
Sangat Setuju 5 18 18% 90
Total 100 100% 398
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.2.8 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 65%


bahwa karyawan menghindari percakapan yang tidak penting di saat bekerja,
sebanyak 18% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 14% menyatakan
kurang setuju, 3% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini
adalah 398, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.2.9
Rekapitulasi jawaban responden pada variabel employee engagement
Variabel Dimensi Indikator Nilai rata-rata Keterangan
1. Semangat - Bersemangat 435
Emploee Baik
(Vigor) dalam
engagement menyelesaikan
tugas
- Selalu 431
Baik
Berusaha
- Selalu
Baik
bekerja
dan terus
berusahan
438
walau ada
hal yang
tidak
berjalan
90

dengan
baik
2. Dedikasi - Pekerjaan
Baik
(Dedication) yang
dilakukan
437
memiliki
makna
tersendiri
- Bersedia
Baik
meluangkan
395
waktu probadi
(lembur)
3. Perhatian - konsentrasi 431 Baik
(Absorption)
- Lebih fokus
Baik
kepada tugas-
437
tugas yang
lebih sullit
- Menghindari
Baik
percakapan
398
yang kurang
penting
Total Dimensi 3.402
Rata -rata 425,25
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)

Pada tabel 4.2.2.9 dapat dilihat bahwa indikator saya bekerja, saya terus
berusaha, walau kadang ada hal yang tidak berjalan dengan baik memiliki nilai
tinggi yaitu 438 sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan bekerja dan tetap
berusaha walau kadang ada hal yang tidak berjalan dengan baik merupakan
semangat karyawan yang diperlukan dalam employee engagement. Sedangkan
untuk indikator menghindari percakapan yang kurang penting disaat bekerja
memiliki nilai terendah yaitu 398 sehingga menghindari percakapan yang kurang
penting di saat bekerja belum bisa disimpulkan menjadi faktor yang
mempengaruhi employee engagement.
91

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan (Y)


Dalam variabel lingkungan kerja terdapat beberapa indikator yaitu
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan kemandirian. Indikator ini
kemudian dibuat menjadi 8 item pertanyaan. Selanjutnya akan dijabarkan hasil
tanggapan dari responden untuk masing-masing indikator dalam bentuk tabel.
Keterangan penilaian penelitian yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju),
KS (kurang setuju), S (setuju), dan SS (sangat setuju). Adapun hasil yang didapat
peneliti adalah sebagai berikut

Tabel 4.2.3.1

Saya selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan agar

mendapatkan hasil maksimal

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 0 0 0
Setuju 4 50 50% 200
Sangat Setuju 5 50 50% 250
Total 100 100% 450
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.1 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 50%


bahwa karyawan selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan agar
mendapatkan hasil maksimal sebanyak 50% menyatakan sangat setuju. Selain itu
sebanyak 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah
450, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
92

Tabel 4.2.3.2

Saya mau mengambil risiko dan berpikir keras untuk selalu dapat bekerja

dengan baik

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 4 4% 12
Setuju 4 66 66% 264
Sangat Setuju 5 30 30% 150
Total 100 100% 426
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.2 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 66%


bahwa karyawan mau mengambil risiko dan berpikir keras untuk selalu dapat
bekerja dengan baik, sebanyak 30% menyatakan sangat setuju. Selain itu
sebanyak 4% menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju
setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh
untuk pernyataan ini adalah 426, maka secara umum pernyataan ini dimasukan
dalam kategori baik.
Tabel 4.2.3.3

Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 0 0 0
Setuju 4 70 70% 210
Sangat Setuju 5 30 30% 150
Total 100 100% 360
Sumber : Data olahan peneliti (2015)
93

Berdasarkan tabel 4.2.3.3 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 70%


bahwa karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, sebanyak 30% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 0%
menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan
yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 360, maka secara
umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.3.4

Saya mampu menyelesaikan tugas yang diberikan lebih dari yang

ditargetkan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 7 7% 21
Setuju 4 63 63% 252
Sangat Setuju 5 30 30% 150
Total 100 100% 423
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.4 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 63%


bahwa karyawan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan lebih dari yang
ditargetkan, sebanyak 30% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 7%
menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini
adalah 423, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
94

Tabel 4.2.3.5

Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu yang di

tetapkan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 2 2% 6
Setuju 4 67 67% 268
Sangat Setuju 5 31 31% 155
Total 100 100% 429
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.5 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 67%


bahwa karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu yang
ditetapkan, sebanyak 31% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 2%
menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini
adalah 429, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.3.6

Saya selalu mempelajari seluruh aspek yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 3 3% 9
Setuju 4 65 65% 260
Sangat Setuju 5 32 32% 160
Total 100 100% 429
Sumber : Data olahan peneliti (2015)
95

Berdasarkan tabel 4.2.3.6 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 65%


bahwa karyawan selalu mempelajari seluruh aspek yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan, sebanyak 32% menyatakan sangat setuju.
Selain itu sebanyak 3% menyatakan kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak
setuju setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Skor yang
diperoleh untuk pernyataan ini adalah 429, maka secara umum pernyataan ini
dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.3.7

Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara individu

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 4 4% 12
Setuju 4 65 65% 260
Sangat Setuju 5 31 31% 155
Total 100 100% 427
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.7 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 65%


bahwa karyawan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara individu,
sebanyak 31% menyatakan sangat setuju. Selain itu sebanyak 4% menyatakan
kurang setuju dan 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang ada. Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah
427, maka secara umum pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.
96

Tabel 4.2.3.8

Walaupun tidak selalu ada instruksi dari atasan, saya dapat menyelesaikan

target pekerjaan dengan baik

Tanggapan Bobot Frekuensi Presentasi Jumlah Keterangan


Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 Baik
Tidak Setuju 2 0 0 0
Kurang Setuju 3 1 1% 3
Setuju 4 65 65% 260
Sangat Setuju 5 34 34% 170
Total 100 100% 433
Sumber : Data olahan peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2.3.8 dapat dijelaskan responden setuju sebesar 65%


bahwa walaupun tidak selalu ada instruksi dari atasan, karyawan dapat
menyelesaikan target pekerjaan dengan baik, sebanyak 34% menyatakan sangat
setuju. Selain itu sebanyak 1% menyatakan kurang setuju dan 0% yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada.
Skor yang diperoleh untuk pernyataan ini adalah 433, maka secara umum
pernyataan ini dimasukan dalam kategori baik.

Tabel 4.2.3.9
Rekapitulasi jawaban responden pada variabel Kinerja Karyawan
Variabel Dimensi Indikator Nilai Rata- Keterangan
rata
Kualitas - Mampu
Kinerja 450 Baik
menyelesaikan
Karyawan pekerjaan
(Y) dengan hasil
maksimal
- Berani
426 Baik
mengambil
resiko
Kuantitas - Mampu
360 Baik
menyelesaikan
97

pekerjaan
sesuai dengan
yang
diharapkan
- Mampu
423 Baik
menyelesaikan
tugas melebihi
target yang
diinginkan
Ketepatan - Dapat
429 Baik
waktu menyelesaikan
pekerjaan
dengan target
waktu yang
ditetapkan
Efektivitas - mempelajari
429 Baik
seluruh aspek
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan
tugas
Kemandirian - Dapat
427 Baik
Menyelesaikan
tgas secara
individu
- dapat
433 Baik
menyelesaikan
pekerjaan
tanpa instruksi
Total Dimensi
3.377
Rata – Rata
422,125
Sumber : Data Olahan Peneliti (2015)

Pada tabel 4.2.3.9 dapat dilihat bahwa indikator saya selalu bersungguh –
sungguh dalam melaksanakan pekerjaan agar mendapatkan hasil maksimal
memiliki nilai tertinggi yaitu 450 sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator
tersebut memiliki peran yang besar terhadap kinerja karyawan. Sedangkan untuk
indikator saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
memiliki nilai terendah yaitu 360, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator
98

tersebut belum bisa disimpulkan menjadi salah satu pengaruh dari kinerja
karyawan.

4.2.2 Uji Asumsi – Asumsi Model Regresi


4.2.2.1 Normalitas
Pengujian ini untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.
Berikut hasil dari masing-masing variabel:

Tabel 4.2.2.1 Uji Normalitas


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BUDAYAORGANISA .088 100 .054 .975 100 .051


SI

EMPLOYEE .085 100 .071 .978 100 .097


ENGAGEMENT

KINERJA .086 100 .065 .977 100 .078


KARYAWAN

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data Olahan SPSS 22


99

Gambar : 4.2.2.1
Normal Probability Plot of Budaya Organisasi
Sumber : Data Olahan SPSS 22
100

Gambar : 4.2.2.2
Normal Probability Plot of Employee Engagement
Sumber : Data Olahan SPSS 22
101

Gambar : 4.2.2.3
Normal Probability Plot of Kinerja Karyawan
Sumber : Data Olahan SPSS 22

Dalam uji normalitas variabel Budaya Organisasi, menggunakan Sig.


Dibagian Kolmogorov-Smornov karena data yang diuji sebesar 100. Hasil kirteria
pengujian ini menunjukan angka > 0.05, berarti data berdistribusi normal atau
0,54 > 0,005.
Dalam uji normalitas variabel Employee engagement, menggunakan Sig.
Dibagian Kolmogorov-Smornov karena data yang diuji sebesar 100. Hasil kirteria
pengujian ini menunjukan angka > 0.05, berarti data berdistribusi normal atau
0,71 > 0,005.
Dalam uji normalitas variabel Kinerja Karyawan, menggunakan Sig.
Dibagian Kolmogorov-Smornov karena data yang diuji sebesar 100. Hasil kirteria
pengujian ini menunjukan angka > 0.05, berarti data berdistribusi normal atau
0,065 > 0,005.
102

Berdasarkan gambar 4.2.2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa data menyebar


disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, artinya data yang
diteliti berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
berganda ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumya). Berikut merupakan hasil uji autokorelaso berdasarkan
Durbin Watson Interpretasi hasil
1. Ho : Tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
2. Menentukan nilai dL dan dU dengan melihat tabel Durbin –
Watson, pada a = 5% k=2 diperoleh nilai dL = 1.634 dan dU =
1.715. Nilai k menunjukan jumlah variabel bebas (variabel X1 dan
X2) n = 100 (jumlah responden)
3. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
a. Bila nilai DW berada diantara dU sampai dengan 4-
dU,koefisien korelasi sama dengan nol, artinya tidak terjadi
autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien korelasi lebih
besar daripada nol, artinya terjadi autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4dL, koefisien korelasi
lebih kecil daripada nol, artinya terjadi autokorelasi nol.
d. Bila nilai DW terletak diantara 4-dU dan 4-dL, hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
103

4. Hasil Interprestasi
Tabel 4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Error
Adjusted of the Durbin-
Model R R Square R Square Estimate Watson
1 .755a ,570 ,562 ,281 1,890
a. Predictors: (Constant), EMPLOYEE ENGAGEMENT, BUDAYAORGANISASI
b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
Sumber : Data Olahan SPSS 22

Dari tabel model summary dapat diperoleh nilai DW = 1,890


K=2
dL = 1,634
dU = 1,715
Durbin Watson (DW) = 1,890
4 – dL = 2,366
4 – dU = 2,285
dU < DW < dL
1,715<1,890<2,285
Dengan demikian, DW berada di antara dU dan 4-dU, yaitu
1,715<1,890<2,285 jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan diantara
variabel bebas memiliki masalah multikolinearitas atau tidak.
Tabel 4.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) .353 .168


104

BUDAYAORGANISASI .900 .032

EMPLOYEE ENGAGEMENT .015 .030

Coefficientsa

Standardized Collinearity
Coefficients Statistics

Model Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 2.103 .038

BUDAYAORGANISA .942 27.814 .000 .994 1.007


SI

EMPLOYEE .017 .506 .614 .994 1.007


ENGAGEMENT

a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan


Sumber : Data Olahan SPSS 22

Dasar Pengambilan Keputusan :


1. Jika nilai VIF < 10 Maka tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel
bebas
2. Jika nilai VIF > 10 Maka terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel
bebas.
Dari tabel cofficients yang diperoleh, dapat diketahui bahwa VIF 1.007,
artinya VIF ini < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala multikolinearitas dianatara variabel bebas.
105

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas


Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Berikut merupakan hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan grafik scatter
plot:

Sumber : Hasil Olahan SPSS 22


Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa data menyebar tidak
beraturan dan dibawah sumbu 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
106

4.2.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian pengaruh variabel anatara X1 X2 dan Y


Tabel 4.2.2.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized
Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) .353 .168

BUDAYAORGANISA .900 .032


SI

EMPLOYEE .015 .030


ENGAGEMENT

Standardized
Coefficients

Model Beta T Sig.

1 (Constant) 2.103 .038

BUDAYAORGANISA .942 27.814 .000


SI

EMPLOYEE .017 .506 .614


ENGAGEMENT

a. Dependent Variabel kinerja Karyawan

Sumber : Data Olahan SPSS 22


b. Penyampaian Regresi Y = 0,358 + 0,900 X1 + 0,015 X2
c. Konstanta sebesar 0,358 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai
dari variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan, nilai variabel
kinerja karyawan adalah 0,358
107

Koefisien regresi variabel budaya organisasi sebesar 0,900 menyatakan


bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel budaya organisasi akan
memberikan kenaikan skor sebesar 0,900. Koefisien variabel budaya
organisasi mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja. Hal
ini terlihat dengan tingkat signifikansi variabel budaya organisasi sebesar
0,000 < 0,05

4.2.3 Pengajuan Hipotesis


4.2.3.1 Uji t (Uji Parsial)
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh budaya
organisasi (X1) dengan kinerja karyawan. Langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
Hipotesis 1 : diduga ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan
a. Menetukan H0 dan Ha (bentuk uji)
H0 = 0 Tidak terdapat pengaruh budaya organisasi yang signifikan
terhadap kinerja karyawan
Ha = 0 terdapat pengaruh budaya organisasai yang signifikan terhadap
kinerja karyawan
b. Menetapkan tarif nyata (a) / tingkat keyakinan (1-a)
Untuk mencari tabel, peneliti menggunakan taraf kenyataan (a) = 5% atau
tidak keyakinan 1-a = 1 – 5% = 95%, karena semakin besar tingkat
kepercayaan maka akan semakin akurat hasil yang diperoleh.
c. Memilih uji statistik (menggunakan t tabel)
t Tabel = 1,664
108

d. Menghitung nilai uji t

Tabel 4.3.4.2 Hasil uji t X1 dengan Y


Coefficientsa

Unstandardized
Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) ,409 ,127

BUDAYAORGAN ,901 ,032


ISASI

Coefficientsa

Standardized
Coefficients Correlations

Zero-
Model Beta t Sig. order Partial

1 (Constant) 3,216 ,002

BUDAYAORGAN ,943 28,052 ,000 ,943 ,943


ISASI

a. Dependent Variabel Kinerja


Sumber : Data Olahan SPSS 22
109

e. Membandingkan nilai statistik uji dengan daerah kritis

Daerah diterima

Daerah ditolak

1,664 3,216
(t table) (t hitung)

Gambar 4.3.4.2 Kurva Daerah Tolak / Terima Pengujian Hipotesis


Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2015)
f. Menarik kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut bahwa t hitung > t tabel atau 28,052 > 1, 664 dan
menunjukan signifikasi 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh positif yang
signifikan mengenai budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat, dengan demikian Ha diterima.
g. Persamaan regresi :
Y = 0,409 + 0,901 X1
Dimana,
Y : Kinerja karyawan
Constant
X1 : Budaya Organisasi
Dari persamaan dapat diuraikan sebagai berikut:
Setiap kenaikan 1 skor variabel budaya organisasi (X1) dapat
meningkatkan 0,901 skor variabel kinerja karyawan
110

5 Pengujian Hipotesis antara X2 dengan Y (uji t)


Bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh employee
engagement (X2) dengan kinerja karyawan, langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
Hipotesis 1 : diduga ada pengaruh employee engagement terhadap kinerja
karyawan
a. Menentukan H0 dan Ha (bentuk uji)
H0 = 0 Tidak terdapat pengaruh lingkungan kerja yang signifikan terhadap
kinerja karyawan
Ha = 0 Terdapat pengaruh lingkungan kerja yang signifikan terhadap
kinerja karyawan
b. Menetapkan tariff nyata (a) / tingkat keyakinan (1-a) untuk mencari t
table, peneliti menggunakan taraf kenyataan (a) = 5% atau tidak
keyakinan 1-a = 1-5% = 95%, karena semakin besar tingkat kepercayaan
maka akan semakin akurat tingkat yang diperoleh.
c. Memilih uji statistik (menggunakan t table)
t Tabel = 1.664
d. Menghitung nilai uji t
Tabel 4.3.4.3 Hasil Uji t X2 dengan Y
Coefficientsa

Unstandardized
Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) 3,622 ,358

EMPLOYEE ,083 ,090


ENGAGEMENT
111

Coefficientsa

Standardized
Coefficients Correlations

Zero-
Model Beta T Sig. order Partial

1 (Constant) 10,129 ,000

EMPLOYEE ,093 ,923 ,358 ,093 ,093


ENGAGEMENT

a. Dependent Variable : Kinerja


Sumber : Data Olahan SPSS 22

e. Membandingkan nilai statistik uji dengan daerah kritis

Daerah diterima

Daerah ditolak

1,664 10.129
(t table) (t hitung)

Gambar 4.3.4.3 Kurva Daerah Tolak/Terima Pengujian Hipotesis Pengaruh


Employee Engagament Terhadap Kinerja Karyawan
Sumber : hasil Olahan Peneliti (2015)
f. Menarik kesimpulan

Berdasarkan hal tersebut bahwa t hitung < t table atau 0.923 < 1.664 dan

menunjukan signifikasi 0.358 > 0.05 artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan mengenai employee engagemnet terhadap kinerja karyawan

pada BPJS Ketenagakerjaan dengan demikian Ha ditolak.


112

g. Persamaan Regresi

Y = 3,662 + 0,83 X2

Dimana

Y : Kinerja Karyawan

Constant

X2 : Employee engagement

Dari persamaan dapat diuraikan sebagai berikut:

Setiap kenaikan 1 skor variabel employee engagement (X2) hanya

meningkatkan 0,83 skor variabel kinerja karyawan.

4.2.3.2 Koefisiensi Determinasi (R Square)

Tabel 4.2.3.2

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .943a .890 .887 .142

a. Predictors: (Constant), EMPLOYEE ENGAGEMENT, BUDAYAORGANISASI

b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN

Sumber : Data Olahan SPSS 22


Dengan melihat hasil perhitungan X1 dan X2 dengan Y dimana r square sebesar

0,890 atau 89%. Hal ini menunjukan besarnya kontribusi pengaruh budaya

organisasi dan employee engagement terhadap kinerja karyawan sebesar 89%.

Sedangkan sisanya 11% dipengaruhi oleh factor lain.


113

4.3 Interpretasi Hasil

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa budaya organisasi di BPJS

Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori baik, penilaian terbesar terletak pada

pernyataan nomor 1 pada tabel hasil rekapitulasi yaitu pembacaan nilai budaya

perusahaan setiap pagi sebelum bekerja, jika tidak ada dinas diluar kota, dimana

pernyataan tersebut termasuk salah satu indikator budaya organisasi yaitu

sosialisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berjalan dengan

baik dan lebih dipengaruhi oleh faktor sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa employee enggagement di

BPJS Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori baik, penilaian terbesar terletak

di pernyataan nomor 1 pada tabel rekapitulasi, dimana pernyataan tersebut

termasuk dalam salah satu indikator employee engagement yaitu semangat (vigor).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa employee engagement berjalan dengan baik

dan lebih dipengaruhi oleh faktor semangat (vigor) dari BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa Kinerja karyawan BPJS

Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori baik. Penilaian terbesar terletak di

pernyataan nomor 1 pada tabel hasil rekapitulasi, dimana pernyataan tersebut

termasuk dalam indikator kinerja karyawan yaitu kualitas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kinerja karyawan berjalan dengan baik.

Untuk mengetahu pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di

BPJS Ketenagakerjaan dilakukan uji t. Berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung

untuk budaya organisasi sebesar yaitu sebesar 28,052. Nilai tersebut lebih besar

dari t tabel, dimana dengan jumlah responden 100 orang diperoleh t tabel sebesar
114

1, 664. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Dr. H. Dedi Mulyadi, SE, MM., Eman Sulaiman, SE, MM., Aries Ramdhani,

SE (2012) tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada

dinas bina marga dan pengairan Kabupaten Karawang. Pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja pegawai memiliki hubungan yang kuat, bahwa budaya

organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja pegawai pada Dinas

Bina Marga dan Pengairan di kabupaten Karawan, hal ini dibuktikan berdasarkan

hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 6,112 dan lebih besar

dari t tabel dengan nilai 1,671 (t hitung > t tabel : 6,112 > 1,671). Hal ini berarti

bahwa Ho ditolak yang menyatakan pengaruh antara budaya organisasi dengan

kinerja pegawai adalah positif (r = 0,607) dan signifikan dengan tingkat kesalahan

5% yang menghasilkan nilai koefisien determinasi sebesar 36,9% dan sisanya

sebesar 63,1% merupakan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian.

Dengan demikian budaya organisasi memiliki pengaruh kuat terhadapkinerja

pegawai pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang.

Kinerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan berjalan dengan baik dikarenakan

budaya organisasi dapat menentukan perilaku karyawan melalui sosialisasi

budaya organisasi. Dari hasil kuesioner diperoleh fakta bahwa yang paling

berpengaruh dalam budaya organisasi terletak pada sosialisasi budaya organisasi

itusendri.
115

Untuk mengetahui pengaruh employee engagement terhadap kinerja

karyawan di BPJS Ketenagakerjaan dilakukan uji t. Berdasarkan hasil uji t

diperoleh t hitung untuk employee engagement yaitu sebesar 0.923 nilai tersebut

lebih kecil dari t table, dimana dengan jumalah responden 100 orang diperoleh t

tabel sebesar 1.664. sehingga dapat disimpulkan bahwa employee engagament

tidak memiliki pengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan bi BPJS

Ketenagakerjaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ramadhan dan Jafar Sembiring (2014) tentang pengaruh employee

engagament terhadap kinerja karyawan di Human Capital Center PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Melalui hasil pengolahan data menggunakan

analisis jalur, dapat dilihat bahwa uji hipotesis secara bersama-sama (simultan)

menunjukkan variabel equity (X1), achievement (X2), camaraderie (X3), dan

leadership (X4) memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan (Y)

sebesar 76,60%. Sehingga dapat dikatakan bahwa, employee engagement

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga, peningkatan

yang terjadi pada rasa keterikatan karyawan pada perusahaan, akan menimbulkan

peningkatan pada kinerja karyawan sebesar 76,60% kali satuan perubahan.

Kinerja Karyawan BPJS Ketenagakerjaan berjalan dengan baik namun

employee engagement bukanlah faktor yang menentukan meningkatnya hasil

kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan employee engagement

terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan dilakukan analisisiregresi


116

linier berganda, ujit tdan r square. Berdasarkan hasil analisisi regresi linier

berganda diperoleh hasil regresi Y = 0,358 + 0,900 X1 + 0,015 X2. Dari persamaan

ini diperoleh hasil jika variabel budaya organisasi (X1) bertambah, maka akan

meningkat 0,900 skor variabel kinerja karyawan. Jika variabel employee

engagement (X2) bertambah, maka akan meningkat 0,015 skor variabel kinerja

karyawan.

Berdasarkan uji t, siperoleh t hitung untuk budaya organisasi yaitu sebesar

28,052 t hitung untuk employee engagement yaitu sebesar 0,923. Dengan jumlah

responden sebesar 100 orang sehingga didapat t tabel yaitu sebesar 1,664. Dimana

t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya

organsiasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di BPJS

Ketenagakerjaan sedangkan employee engagement tidak memiliki pengaruh

positif di BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi

antara budaya organisasi dan employee engagement terhadap kinerja karyawan

diperoleh hasil sebesar 0,890. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengaruh budaya organisasi dan employee engagement terhadap kinerja karyawan

sebesar 89% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Peneliti turut membandingkan penelitian sebelumnya dengan penelitian

yang dilakukan oleh Shindie Aulia Joushan, Muhammad Syamsun, Lindawati

Kartika (2015) tentang Pengaruh Budaya organisasi dan Employee Engagement

terhadap Kinerja Karyawan pada PT PLN (Persero) Area Bekasi Berdasarkan

hasil analisis inner model, nilai Tstatistic budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan adalah 2,268. Hal tersebut menunjukkan budaya organisasi berpengaruh


117

secara signifikan terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi pengaruh sebesar

0,520 yang artinya semakin baik nilai budaya organisasi dianut oleh karyawan PT

PLN (Persero) Area Bekasi maka tingkat kinerja karyawan pun semakin baik.

Nilai T-statistic employee engagement terhadap kinerja karyawan adalah

0,521 yang berarti employee engagement tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi pengaruh yang kecil yaitu sebesar

0,128. Berdasarkan hasil analisis Structural Equation Modeling, variabel

employee engagement banyak direfleksikan oleh work passion. Tingkat employee

engagement karyawan PT PLN (Persero) Area Bekasi kurang menentukan

peningkatan kinerja karyawan.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dr. H. Dedi Mulyadi, SE,

MM., Eman Sulaiman, SE, MM., Aries Ramdhani, SE (2012) tentang pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada dinas bina marga dan pengairan

Kabupaten Karawang, menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan penulis dimana diperoleh hasil budaya organisasi yang positif

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Indikator budaya organisasi yang

memiliki pengaruh paling besar dalam penelitian yang dilakukan penulis terletak

pada indikator sosialisasi.

Dalam penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nabilah Ramadhan dan

Jafar Sembiring (2014) tentang pengaruh employee engagament terhadap kinerja


118

karyawan di Human Capital Center PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Menyimpulkan bahwa employee engagament berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Human Capital Center PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan penulis dimana

diperoleh hasil bahwa employee engagement tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya yang dilakukan oleh

Shindie Aulia Joushan, Muhammad Syamsun, Lindawati Kartika (2015) tentang

Pengaruh Budaya organisasi dan Employee Engagement terhadap Kinerja

Karyawan pada PT PLN (Persero) Area Bekasi dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap employee

engagament, budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan, namun employee engagement tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan peneliti di

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat menunjukkan bahwa budaya organisasi

berpengaru signifikan terhadap kinerja karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat, sedangkan employee engagament tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan.


BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hpotesis yang telah dilakukan,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Budaya organisasi di BPJS Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori baik

dengan nilai rata – rata 448, dimana penilaian yang paling tinggi terdapat

pada indikator sosialisasi dan kemudian diikuti oleh beroperasi dalam

berbagai level. Sedangkan penilaian yang paling rendah terdapat pada

indikator perilaku saat bekerja.

2. Employee engagement di BPJS Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori

baik dengan nilai rata-rata 425,25, dimana penilaian yang paling tinggi

terdapat pada indikator semangat (vigor) serta diikuti oleh perhatian

(absorption). Sedangkan penilaian yang paling rendah terdapat pada

indikator dedikasi (dedication).

3. Kinerja karyawan yang terdapat di BPJS Ketenagakerjaan termasuk dalam

kategori baik dengan nilai rata-rata 422,125 dimana penelitian yang paling

tinggi terdapat pada indikator kualitas serta diikuti oleh ketepatan waktu,

efektifitas, dan kemandirian. Sedangkan penilaian yang paling rendah

terdapat pada indikator kuantitas.

4. Terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil analisis statistic di peroleh nilai regresi Y = 0,409 +

119
120

0,901 X1, dengan koefisien determinasi sebesar 0,943. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh sebesar 94,3%

terhadap kinerja karyawan.

5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara employee engagement

terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh

nilai regresi Y = 3,662 + 0,83 X2, dengan koefisien determinasi sebesar

0,93. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa employee engagament

berpengaruh sebesar 9,3% terhadap kinerja karyawan.

6. Terdapat pengaruh antara budaya organisasi dan employee engagament

terhadap kinerja karyawan sebesar 89% dan sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain. Berdasarkan hasil analisis statistic diperoleh hasil nialai regresi

sebesar Y = 0,358 + 0,900 X1 + 0,015 X2 dengan koefisien determinasi

sebesar 0,890.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan

diantaranya:

1. Peneliti hanya menggunakan metode kuisioner sehingga kesimpulan hanya

berdasarkan data yang terkumpul secara tertulis.

2. Objek yang dilakukan oleh peneliti adalah hanya karyawan tetap di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat saja, sehingga tidak bisa diambil

kesimpulan untuk seluruh Kantor Wilayah, Kantor Cabang, dan Kantor

Cabang pembantu yang ada di Indonesia.


121

3. Penelitian ini hanya menganalisis tiga variabel saja yaitu budaya

organisasi, employee engagment, dan kinerja karyawan sedangkan masih

banyak variabel lain yang bisa menggambarkan kondisi BPJS

Ketenagakerjaan.

5.3 Rekomendasi

Untuk tercapainya tujuan dalam meningkatkan kinerja karyawan pada

BPJS Ketenagakerjaan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Berdasarkan kuesioner yang berkaitan dengan budaya organisasi pada

pertanyaan “saya langsung mengerjakan pekerjaan atau tugas yang

diberikan sesuai dengan aturan perusahaan” memiliki skor yang paling

kecil. Berkaitan dengan hal tersebut perusahaan memberikan kebebasan

kepada karyawan dalam memilih pekerjaan berdasarkan skala prioritas

menurut karyawan itu sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan

prioritas organisasi.

2. Berdasarkan kuesioner yang berkaitan dengan employee engagement pada

pertanyaan “saya bersedia meluangkan waktu pribadi untuk

menyelesaikan tugas non rutin (lembur)” memiliki skor yang paling kecil.

Berkaitan dengan hal tersebut perusahaan menjadikan tugas-tugas non

rutin sebagai tugas rutin sehingga mengurangi tugas-tugas non rutin

karyawan, maka karyawan memiliki keseimbangan antara bekerja dan

waktu dengan keluarga, teman, dan hobinya.


122

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel lain yang

memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan dan menambah

jumlah populasi penelitian sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat.


123

DAFTAR PUSTAKA

BPJS Ketenagakerjaan (2010), Laporan Akhir dan Rekomendasi Pengukuran


Employee Engagement. Internal Document

---------- (2011) Laporan Akhir dan Rekomendasi Pengukuran Employee


Engagement. Internal Document

----------- (2012) Laporan Akhir dan Rekomendasi Pengukuran Employee


Engagement. Internal Document

------------(2013) Laporan Akhir dan Rekomendasi Pengukuran Employee


Engagement. Internal Document

------------(2014) Laporan Akhir dan Rekomendasi Pengukuran Employee


Engagement. Internal Document

Cica Nayati. (2012). Peran Budaya Organisasi terhadap Strategi Pemasaran


dalam Upaya Mencapai Keberhasilan Perusahaan. Skripsi. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga.

Joushan, Shindie., Syamsun, Muhammad., Kartika, Lindawati., Pengaruh Budaya


Organisasi dan Employee Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. PLN (Persero). Bekasi. Vol 13 No. 4 2015

Kreitner & Kinichi (2010) Organizational Behavior 9th Edition. New York.

Kusdi. (2011). Budaya Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Mamik & Syarif, Usman (2016) Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo.
Zitama Publishing.

Margaretha, Meily & T. Elisabeth Cintya Santosa. 2012. Keadilan prosedural


dan keadilan distributif sebagai prediktor employee engagement. Jurnal
Manajemen, Vol.12, No.1, pp 103-114.

Mathis, Robert L., dan Jackson, John H (2011). Human Resource Management.
Jakarta: Salemba Empat.
124

Mujiasih,Endah Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan


Keterikatan Karyawan. UNDIP. Vol 14 No. 1 April 2015

Mulyadi,Dedi., Sulaeman, Eman., Ramdhani, Aries. Pengaruh Budaya


Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Bina Marga dan
Pengairan. Kabupaten Tangerang. Vol 09 No. 4 Juli 2012

Noor, Juliansyah. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Pabundu. (2010). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Karyawan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Ramadhan Nabila & Jafar Sembiring Pengaruh Employee Engagement Terhadap


Kinerja Karyawan Di Human Capital Center. PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Vol.14 N0. 1 April 2014

Santoso, Singgih (2014) From Essential To Expert Skills SPSS22, Gramedia

Saragih, Susanti dan Meily Margaretha. 2013. “Anteseden dan Konsekuensi


Employee Engagement: Studi pada Industri Perbankan”. Seminar Nasional
dan Call for Paper, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, pp 1-21.

Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi. Fokusmedia.


Bandung.

Siswadi, Edi. 2012. Birokrasi Masa Depan. Mutiara Press. Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta
125

Anda mungkin juga menyukai