SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1)
pada program sarjana fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas dian nuswantoro
DISUSUN OLEH :
NURUL AJIZAH
B12.2017.03440
2023
PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : B12.2017.03440
2016-2020)
Dosen Pembimbing
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
NIM : B12.2017.03440
2016-2020)
Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA, Ph.D Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA
iv
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI
Indonesia Periode
2016-2020)
Tim Penguji*) :
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri’’ (QS. Ar Ra’d :
11).
“Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah
Persembahan :
2. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
4. Seluruh pihak yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to examine whether the independent variables: Employed Capital,
Human Capital, and Structural Capital affect the dependent variable, namely the
company’s financial performance as measured by Return on Assets (ROA). Return
on Assets (ROA) is the ratio used to measure a company’s ability to generate
profits from investment activities. Return on Assets (ROA), namely the ratio that
shows the comparison between profit before tax and total assets, this ratio
measures the level of efficiency of asset management carried out by the company
concerned. Return On Assets (ROA) is a ratio used to measure a company’s
ability to generate profits from investment activities. In this study, the objects that
became the source of the research were companies indexed LQ45 on the
Indonesia Stock Exchange forithe 2016-2020 period, which were selected based
on certain criteria with the sample collection method using purposive sampling
method. The data used is secondary data, namely data obtained from financial
reports for companies with the LQ45 index for 2016-2020. The results of this
study indicate that Employed Capital, Human Capital, and StructuraliCapital
affect the performance of financial companies as measured by Return on Assets
(ROA).
vii
KATA PENGANTAR
(Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek
2. Bapak Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA, Ph.D, selaku Dekan
3. Ibu Dr. Retno Indah Hermawati, SE,MSI, selaku ketua program studi
Nuswantoro Semarang.
viii
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Ibu Juli Ratnawati, SE, M.SI., Selaku dosen wali yang telah
6. Ibu Hayu Wikan Kinasih, SE., M.SI selaku dosen penguji 1 yang telah
7. Bapak Hermawan Triono, SE, M.SI selaku dosen penguji 2 yang telah
Nuswantoro Semarang.
Nuswantoro Semarang.
10. Tofik Maulana sebagai support System' yang selalu bisa diandalkan
11. Teman teman seperjuangan skripsi, Ade, Yasin, ana, Ake, Rizka,
ix
12. Seluruh pihak yang telah berbaik hati rela memberikan bantuan
kepada penulis.
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada
kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang bersifat
masa depan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
Nurul Ajizah
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
guna menciptakan nilai perusahaan. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa
untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat di era ini, perusahaan tidak bisa
merupakan sebuah poin penting yang dapat dilakukan melalui pelaporan (Azmi et
al., 2021).
1
kata intellectual capital dan teknologi, hingga dapat mengenyampingkan modal
yang konvensional seperti sumber daya keuangan, sumber daya alam dan aktiva
fisik lainnya. Kombinasi intangible asset dari sumber daya manusia, nilai pasar,
dalam laporan tahunan akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti
dasar untuk menentukan kompensasi bagi external stakeholders. Dalam hal ini,
Intellectual Capital terdiri dari tiga elemen, yaitu human capital yang
stakeholders (Melati & Aidi, 2021). Belum ada standar yang menetapkan item-
2
item apa saja yang termasuk dalam intangible assets di Indonesia yang harus
berwujud. PSAK No. 19 menyatakan aktiva tidak berwujud adalah aset non-
moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak
lainnya, atau untuk tujuan administratif. Secara tersirat, PSAK No. 19 mengatakan
aset tak berwujud yang dikendalikan perusahaan. Dengan kata lain, pengungkapan
manusia, modal utama, dan modal klien. Instansi akan benar-benar ingin bersaing
pengembangan imajinatif yang dihasilkan dari modal ilmiah organisasi. Hal ini
sudah mulai berurusan dengan Layak (BMN) sebagai (HKI) atau Sumber Daya
aset kecil yang bernilai moneter tinggi sebagai milik negara karena dipandang
sebagai saluran pendapatan negara. Dengan mengetahui nilai wajar BMN sebagai
HKI/ATB, spesialis publik dapat menangani aset ini lebih jauh di dunia yang
3
sempurna.(liputan6.com).
masih berbanding terbalik dengan fakta yang ada di lapangan, hingga baru-baru
ini Kepala Satuan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Agus Andriyanto mencatat
intelektual sebanyak 958 kasus untuk periode 2016 hingga 2021. 658 di antaranya
adalah kasus yang berhubungan dengan merek. Kemudian, pada saat itu, lebih
kasus konfigurasi format sirkuit terkoordinasi dan 2 macam tanaman. Selain itu,
dalam acara serupa, Kepala Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan RI,
Askolani mencatat, hingga saat ini telah ada 16 merek dan 1 hak cipta dari 5
undang tentang keistimewaan keilmuan telah diatur dalam Peraturan No. 7 Tahun
Organization). (Sumber:cnbcindonesia.com).
menipu hak inovasi berlisensi untuk mendapatkan eksekusi moneter yang besar
saham terbaik di pasar modal dan terdiri dari 45 pendukung sejauh likuiditas.
Salah satu aturan untuk memilih saham LQ45 adalah saham yang telah tercatat
selama kurang lebih tiga bulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), latihan bursa di
4
pasar biasa dilihat dari nilai, volume dan bursa.
modal intelektual yang tinggi untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diperoleh
penelitian hanya pada perusahaan dengan indeks LQ45 saja. Lebih jauh lagi, dari
kasus-kasus yang ditemukan oleh para analis, para ilmuwan dapat berharap bahwa
aset sebagai sumber daya modal yang bila diawasi dengan tepat akan bekerja pada
jawab untuk nilai tambahan (VA) dari asosiasi yang digunakan (CE) yang dibuat
5
oleh setiap unit modal.
Yang kedua adalah Worth Added Human Resources atau VAHU yang
merupakan jenis kapasitas organisasi untuk mengawasi sumber daya manusia dan
membuat harga diri di dalam organisasi, pada akhirnya proporsi ini menunjukkan
komitmen yang dibuat oleh jumlah dana yang dimasukkan ke dalam pengelolaan
kerja, kerangka data, jadwal, metode, dan budaya otoritatif yang menjunjung
diharapkan untuk menghasilkan satu rupiah nilai tambah yang signifikan dan
adalah proporsi yang menggambarkan sejauh mana sumber daya organisasi dapat
maupun yang bukan aktual (Arus Kas Ilmiah) untuk menciptakan lebih banyak
6
Penelitian ini merupakan penelitian ulangan yang melanjutkan
eksplorasi yang sudah ada dengan pengujian baru (hipotesis, prosedur dapat
serupa dan artikel baru) dari pengujian sebelumnya yang bertujuan untuk menguji
secara tepat keterkaitan antara modal ilmiah. yang diproksikan dengan modal
yang digunakan, sumber daya manusia, modal dasar pada kinerja keuangan
dengan topik kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh modal intelektual masih
terbilang sedikit, dan masih banyaknya penelitian yang tidak mencantumkan teori
pasar yang tinggi. Namun bagi yang sudah berada di dalamnya harus tetap
setiap 6 bulan sekali dan akan diadakan review yang biasanya berlangsung pada
awal Februari dan awal Juli. Saham yang masih berada dalam kriteria akan tetap
akan diganti dengan yang lebih memenuhi syarat. Pemilihan saham – saham
LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasihat yang terdiri
7
dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan Profesional di bidang pasar modal.
yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2020 dengan judul “Pengaruh Modal
Perusahaan yang Terindeks LQ45 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2020)”
8
1.3 Tujuan Penelitian
dengan ROA
1) Bagi Praktisi
2) Bagi Akademisi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyatakan bahwa perusahaan selain adanya struktur dan proses yang digunakan
bukanlah badan yang beroperasi hanya untuk kepentingan sendiri, tetapi tujuan
menilai adanya hubungan antara perusahaan dan kelompok yang berbeda selain
pemegang saham, bahwa para pemangku kepentingan dapat atau hampir selalu
10
adalah ide tentang bagaimana suatu bisnis benar-benar bekerja, untuk setiap bisnis
yang akan sukses harus menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat,
atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar
kinerja keuangan dapat dilihat pada analisis laporan keuangan. Dari analisis
dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu. Selain
itu, pengukuran kinerja keuangan dapat juga di gunakan oleh perusahaan untuk
perusahaan lain.
11
a. Analisis Rasio Keuangan
Teknik analisis keuangan agar dapat melihat korelasi diantara laporan laba rugi
ataupun pos tertentu dalam neraca baik secara simultan ataupun individual;
Teknik analisa supaya bisa terlihat taraf penjualan yang perlu diciptakan agar
Teknik analisis agar dapat mengenali keadaan kas di periode tertentu yang
Teknik analisis supaya bisa melihat sebesar apa pemanfaatan dan sumber
12
h. Common size (Analisis Persentase per Komponen),
2.1.3 Profitabilitas
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Dari rasio ini akan terlihat bagaimana
perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba dalam periode tertentu dan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dimensi-
Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator
profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau
manajemen saja, tetapi juga bagi pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
dengan perusahaan.
13
2.1.4 Return On Asset
efektivitas perusahaan adalah ROA (Return on Asset). ROA adalah rasio yang
yang berasal dari aktivitas investasi. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang
menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengen total aset, rasio ini
mengukur tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Semakin tinggi ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai sehingga semakin tinggi tingkat ROA menunjukkan tingkat efisiensi suatu
perusahaan.
aktivitas investasi. Atau dengan kata lain, ROA adalah indicator suatu unit usaha
memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Rasio
keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi
akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang
industry. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Laba
14
merupakan tujuan uatam yang ingin dicapai dalam sebuah usaha, termasuk juga
bagi usaha perbankan. Alasan dari pencapaian laba perbankan tersebut dapat
penilaian atas kinerja pemimpin, dan meungkatkan daya Tarik investor untuk
dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan data Tarik
atau deviden akan semakin besar. Hal ini jua akan berdampak pada harga saham
dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga
ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat
ROA juga digunakan untuk meniali sejauh mana investasi yang telah
yang ditanamkan atau ditetapkan. Besarnya nilai Return On Assets dapat dihitung
15
2.1.5 Modal Intelektual
penelitian antar disiplin ilmu. Untuk memahami penciptaan nilai organisasi, perlu
jenis-jenis pengetahuan dan untuk mencapai pengetahuan yang ada dalam bentuk
yang berbeda dan operasional yang berbeda (Melati & Aidi, 2021).
tahun terakhir semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran
dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Perusahaan dan para pelaku
bisnis menyadari bahwa persaingan tidak hanya terletak pada kepemilikan aset
dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis
16
yang menghasilkan atau menciptakan baik nilai saat ini maupun nilai di masa
bentuk karyawan, pelanggan, proses, atau teknologi yang dapat digunakan untuk
banyak definisi yang berbeda mengenai modal intelektual. Dari banyak nya
daya berupa pengetahuan yang terdapat dalam sebuah perusahaan dan nantinya
perusahaan dengan para mitra kerjanya baik berasal dari para pemasok yang andal
dan berkualitas juga dai pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan
pelanggan baru merupakan faktor kunci yang mendorong keberhasilan bagi suatu
entitas. Modal fisik (Physical capital) merupakan modal yang dimiliki perusahaan
berupa dana keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan
sekitar. Modal fisik dalam model Pulic disebut dengan capital employed (CE)
(Dewi, 2020).
17
bersifat mengikat apabila organisasi atau perusahaan mampu menggunakan
pengetahuan yang dimiliki karyawannya. Karakter dasar yang dapat diukur dalam
sekitar yang ada dalam organisasi atau perusahaan tersebut (Dewi, 2020).
yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di
dalamnya.
18
komunitas, istilah ini bisa dipakai dalam pengertiannya sebagai “intellectual
capability) dari sebuah kolektifitas sosial. Intellectual capital ini paralel dengan
Intellectual capital merupakan sebuah sumber daya penting dan sebuah kapabilitas
menentukan nilai yang berkaitan dengan kerja, dalam hal ini termasuk sebagai
keuangannnya. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih
19
2.1.8 Structural Capital
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses bisnis dan sturktur yang
optimal. Sebuah intelektualitas yang tinggi jika tidak memiliki stuktur yang baik
maka intelectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi
strategi, rutinitas dan segala hal yang nilainya bagi perusahaan lebih besar dari
nilai materialnya. Apabila suatu organisasi memiliki sistem miskin dan prosedur
akan mencapai potensi sepenuhnya. Organisasi dengan modal struktural yang kuat
mencoba hal baru, belajar, dan gagal. Modal struktural adalah link penting yang
Structural capital didefinisikan sebagai pengetahuan yang akan tetap berada dalam
Hal ini di lakukan agar sistemnya tidak hilang. Kedua, menghubungkan para
karyawan dengan data, ahli dan keahlian. Termasuk structural capital adalah
20
membangun sistem seperti database yang memungkinkan orang-orang dapat
saling berhubungan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi
karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu
dalam organisasi dan semua hal selain manusia yang berasal dari pengetahuan
proses, strategi, rutinitas, software, hardware dan semua hal yang nilainya
menunjukkan kaitan antar variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yang
berikut:
21
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Capital Employed
(X1)
Return On Assets
Human Capital (X2)
(Y)
Structural Capital
(X3)
dengan baik dan mampu untuk menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan
daya yang dimilikinya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan salah satunya
digunakan secara efektif, maka nilai tambah akan dapat dihasilkan guna
dengan baik dan mampu untuk menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan
baik dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki
23
keunggulan kompetitif tentunya akan dapat bersaing dengan lawan bisnisnya
daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan
tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif, maka nilai tambah akan dapat
Dini, 2021).
potensi sumber daya yang dimilikinya. Structural capital salah satunya sumber
daya yang juga berpengaruh dalam suatu perusahaan. Apabila sumber daya
24
tersebut dimanfaatkan dengan baik dan dilaksanakan secara baik, maka nilai
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Konsep Variabel Indikator Variabel Skala
Semakin menonjol keuntungan
dari return on asset (ROA),
berarti semakin efektif
pemanfaatan sumber daya
Kinerja organisasi atau
Keuangan pada akhirnya dengan jumlah ROA = Laba Bersih Rasio
(ROA) sumber daya yang sama, Setelah Pajak / Total Aset
semakin banyak manfaat yang
dapat diciptakan, begitu pula
sebaliknya.
(VACA) adalah penanda VA
(Worth
Added) yang dibuat oleh satu
Value Added unit proporsi modal aktual
Capital (actual
Rasio
Employed capital) yang menunjukkan VACA = VA / CE
(VACA) komitmen yang dibuat oleh
setiap unit modal yang
digunakan (CE) terhadap nilai
tambah (VA) organisasi.
(VAHU) Sumber Daya
Manusia menunjukkan
Value Added kapasitas perwakilan untuk
Human memberikan pengaturan,
mengembangkan, dan Rasio
Capital VAHU = VA / HC
(VAHU) meluncurkan perbaikan yang
pasti di tempat kerja yang
serius.
STVA mengukur berapa SC
yang dibutuhkan untuk
Structural menghasilkan 1 rupiah dari
Capital VA dan merupakan indikasi STVA = SC / VA Rasio
Value Added bagaimana keberhasilan SC
(STVA) dalam penciptaan nilai
26
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu laporan keuangan tahunan
Tabel 3.2
laporan keuangan tahunan perusahaan indeks LQ45 periode Agustus 2021-
Januari 2022
No. Nama Saham Nama Perusahaan
1. Saham BRPT PT Barito Pacific Tbk
2. Saham AKRA PT Akr Corporindo Tbk
3. Saham ADRO PT Adaro Energy Tbk
4. Saham CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
5. Saham ANTM PT Aneka Tambang Tbk
6. Saham BMRI PT Bank Mandiri Tbk
7. Saham ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk
8. Saham BBTN PT Bank Tabungan Negara Tbk
9. Saham BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
10. Saham ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk
11. Saham ASII PT Astra International Tbk
12. Saham INCO PT Vale Indonesia Tbk
13. Saham EXCL PT XL Axiata Tbk
14. Saham BBCA PT Bank Central Asia Tbk
15. Saham BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk
16. Saham INDF PT Indofood Tbk
17. Saham HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
18. Saham ICBP PT Indofood CBP Tbk
27
19. Saham GGRM PT Gudang Garam Tbk
20. Saham BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
21. Saham PTBA PT Bukit Asam Tbk
22. Saham INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk
23. Saham ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
24. Saham INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
25. Saham JSMR PT Jasa Marga Tbk
26. Saham JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
27. Saham MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
28. Saham WIKA PT Wijaya Karya Tbk
29. Saham PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
30. Saham KBLF PT Kalbe Farma Tbk
31. Saham MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
32. Saham UNTR PT United Tractors Tbk
33. Saham TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
34. Saham SMGR PT Semen Indonesia Tbk
35. Saham PWON PT Pakuwon Jati Tbk
36. Saham UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
37. Saham SMRA PT Summarecon Agung Tbk
38. Saham MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk
39. Saham TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk
40. Saham TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk
41. Saham TKIM PT Pabrik Kertas Tijwi Kimia Tbk
42. Saham TLKM PT Telkom Indonesia Tbk
43. Saham MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk
44. Saham TINS PT Timah (Persero) Tbk
45. Saham PTPP PT PP Construction & Investment Tbk
28
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. dalam metode ini sampel diambil
dengan kriteria atau ciri-ciri khusus yang memiliki hubungan erat dengan kriteria
diaudit(Annual Report)
berdasarkan cara berpikir positif, digunakan untuk melihat populasi atau tes
terbaru yang biasanya dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
29
tercatat di situs organisasi.
Studi dokumentasi dalam ulasan ini diperoleh dari informasi perusahaan indeks
LQ45 terbaru.
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
30
2017:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov
Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data
berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (HA) untuk data tidak berdistribusi
jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0.05.
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variance inflation factor (VIF) yang merupakan hal yang saling berlawanan.
dijelaskan oleh variabel independen lainnya, yaitu nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Untuk nilai cutoff yang
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
atau dari pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
terjadi jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Data
31
pada abs_res yang dihasilkan adalah lebih besar dari 0.05.
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
2017:110). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
1. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 0 < d < d1,
du, maka ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah dan adanya perbaikan
lebih baik.
3. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 4-d1 < d <
4. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 4-du ≤ d ≤
4-d1, maka terjadi masalah autokorelasi lemah dan adanya perbaikan lebih baik.
5. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah du < d
dan variabel terikat, selain itu juga untuk melihat hubungan sebab akibat
32
mengetahuinya, ada rumus yang bisa memperjelasnya, yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
Y : Variabel dependen
a : Nilai konstanta
X1 : Variabel independen X1
X2 : Variabel independen X2
X3 : Variabel independen X3
3.5.2.6 Uji R2
Seperti yang ditunjukkan oleh (Slamet et al, 2020) koefisien assurance (R2)
bahwa semua data yang diperlukan diberikan oleh variabel otonom untuk
3.5.2.7 Uji T
a. Jika t hitung > t tabel atau Sig t < 5%, maka secara parsial variabel bebas
33
atau independen berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau
dependen.
b. Jika t hitung < t tabel atau Sig t > 5% maka secara parsial variabel bebas
dependen.
3.5.2.8 Uji F
adalah jika F hitung > F tabel atau Sig F < 5% maka secara bersama-sama
dependen.
34
BAB IV
Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang terpilih setelah melewati
yang memenuhi kriteria seleksi, terdiri dari saham-saham dengan likuiditas tinggi
Januari 1997 dan secara resmi diluncurkan pada Februari 1997. Kapitalisasi pasar
gabungan saham-saham ini lebih dari 72% kapitalisasi pasar Bursa Efek
keuangan tahunan yang telah diaudit untuk sektor infrastruktur, jasa dan
penelitian ini :
35
Tabel 4.1
Pemilihan Sampel
beberapa asumsi, misalnya asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebelum
36
Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,000. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual model
regresi ini tidak berdistribusi normal karena nilai Asymp. sig. (2-ekor) kurang dari
0,05. Model regresi tidak dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Untuk
Outlier adalah data dengan karakteristik unik yang sangat berbeda dengan
Data outlier ini harus dihilangkan dari pengamatan. Deteksi outlier dapat
dilakukan dengan menentukan batas yang tergolong data outlier dengan mengubah
nilai data tersebut menjadi skor standar atau yang dikenal dengan zscore. Outlier
lebih baik dan membuatnya cocok untuk analisis lebih lanjut. Menggunakan data
yang tidak normal mengurangi jumlah sampel. Oleh karena itu, analisis statistik
Tabel 4.3
Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian dengan Data Outlier
37
4.2.2.2 Analisis Statistic Deskriptif Setelah Eliminasi Outlier
Tabel 4.4
Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai terendah dari Value
dimiliki oleh PT. Summarecon Agung Tbk. dengan nilai rata-rata sebesar
dimiliki oleh perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk, dan tertinggi 11,990 yang
dimiliki oleh perusahaan PT. Merdeka Copper Gold Tbk. besarnya rata-rata
yang dimiliki oleh PT. Pakuwon Jati, dan tertinggi 15,250 yang dimiliki
oleh perusahaan PT. Jasa Marga Tbk, besarnya rata-rata 1,1909, dengan
dimiliki oleh perusahaan PT. Wijaya Karya Tbk dan tertinggi 7,7200 yang
38
dimiliki oleh perusahaan PT. Taneka Tambang Tbk., besarnya rata-rata
menghilangkan outlier:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Sesudah
Sig dari 0,081. Nilai ini lebih besar dari 0,05 yang berarti data
39
normal probability plot. Hasil analisis grafis dapat disajikan sebagai
berikut:
Gambar 0.1
Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot
Pada gambaridi atas, data dengan plot P-P normal pada variabel
40
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
semuanya lebih besar dari 0 , 05 (Sig. > 0,05) . lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF tidak lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat
multikolinearitas.
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Structured Capital Value Added ( STVA) lebih tinggi pada 0,05 (Sig.
> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini tidak
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
atas dan di bawah nol, sehingga histogram tidak dapat terbaca dengan
42
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
N= 40
D = 2,256
dL = 1,3908
dU = 1,6000
dan jumlah variabel bebas (k)3 adalah dari 1,3908 (dU) sampai 1,6000
> 1,3908 > 1,6000), maka dapat dikatakan model ini tidak memiliki
autokorelasi.
berikut :
43
Tabel 4.9
Uji Regresi Berganda
sebagai berikut :
Keterangan ;
KK : Kinerja Keuangan
346,664 yang berarti jika semua variabel bebas yaitu Value Added to
Value added labor capital (VACA) sebesar 1,619 yaitu jika ACVA
sebesar 1,619.
44
Nilai koefisien regresi variabel Value Added Human Capital
koefisien determinasi:
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.11
Hasil Uji t
berikut:
sebesar 1,972 sehingga t hitung < t tabel. Dan nilai signifikan sebesa
0,026 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Value Added Capital
1,972, dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
46
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan kesimpulan
1,972, dan nilai signifikan sebesar 0,000 > 0,05. Hasil ini
4.2.3.8 Uji F
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji F
kinerja keuangan Y adalah 0,000 < 0 > F_tabel atau 49,335 > 2,65.
47
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (H4) diterima yaitu
terdapat pengaruh antara variabel VACA (X1) dan VAHU (X2) dan
kinerja keuangan. Y ).
4.3 Pembahasan
keuangan
0,026 > 0,05. 0,026 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar
2,240 lebih besar dari t tabel 1,972. Hasil uji hipotesis tersebut
antara (VACA) dengan kinerja keuangan dapat terbukti. Hal ini dikarenakan
tingkat Value Added Capital employed (VACA) yang tinggi maupun rendah
Peristiwa ini dapat kita lihat pada data perusahaan kode saham CPIN/
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk tahun 2016 ke 2017 nilai Value
sampel ini dapat mengelola sumber daya perusahaan sebagai aset tetap
secara wajar dan efisien. Nilai modal yang digunakan tinggi dapat
48
modal kerja adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam usaha, seperti
fisik adalah modal yang dimiliki oleh suatu bisnis dalam bentuk dana
keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu menciptakan nilai
keuangan
yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 7,754 lebih besar dari t
antara Value Added Human capital (VAHU) dengan kinerja keuangan. Hal
ini dikarenakan tingkat Value Added Human capital (VAHU) yang tinggi
apabila terjadi perubahan pada gaji dan tunjangan yang diberikan pada
49
akan memberikan value added bagi perusahaan. Perusahaan yang
perusahaan.
Hal ini dapat kita lihat pada data kode saham AKRA atau PT Akr
Human capital (VAHU) semula 1,062 menjadi 2,887 tahun 2020 diikuti
Hal ini dapat disebabkan karena anggaran beban gaji karyawan yang
keuangan
yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 8,883 lebih besar dari t
dapat terbukti. Hal ini dikarenakan tingkat Structural Capital Value Added
50
(STVA) yang tinggi maupun rendah memiliki pengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan
Hal ini dapat dilihat pada data kode saham PTPP atau PT PP
Construction & Investment Tbk tahun 2019 ke 2020 nilai Structural Capital
51
BAB V
5.1 Kesimpulan
capital aset dengan baik dan efisien maka dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan.
kinerja keuangan dengan kata lain nilai Structural Capital Value Added
52
untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya untuk
5.2 Saran
ini adalah:
2. Bagi Akademis
3. Bagi Perusahaan
53
pengetahuan karyawan meningkat. Perusahaan juga harus melakukan
54
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, M. F., Yusralaini, Y., & Rofika, R. (2021). Modal Intelektual Dan Kinerja
https://doi.org/10.31258/jc.2.2.239-258
journal.id/index.php/ESENSI/article/view/225
Hutabarat, Z., & Dini, S. J. (2021). Pengaruh Social Capital Dan Human Capital
55
Kholis. (2021). Human Capital, Total Aset, Liabilities Dan Pengaruhnya
Kinerja perusahaan High Intensive IC. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan
Melati, R., & Aidi, A. (2021). Pengaruh Modal Intelektual dan Ukuran Dewan
56
LAMPIRAN 1
57
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan
58
BRPT 0,236 1,099 0,090 0,327
AKRA 0,091 1,010 0,078 0,855
ADRO 0,226 1,055 0,052 0,277
CPIN 0,417 1,005 0,005 0,852
ANTM 0,114 1,264 0,209 0,397
BMRI 0,152 1,399 0,583 0,791
ACES 0,469 1,865 0,714 2,447
BBTN 0,102 1,290 0,539 0,091
BBRI 0,280 1,347 0,633 0,124
ERAA 0,130 1,015 0,636 0,253
ASII 0,503 1,105 0,609 1,360
INCO 0,252 1,007 0,791 0,286
EXCL 0,296 1,134 0,530 0,096
BBCA 0,140 1,058 0,529 0,203
BBNI 0,164 1,749 0,173 0,369
INDF 0,173 1,603 0,530 0,197
HMSP 0,270 1,714 0,831 0,250
ICBP 0,096 2,219 0,269 0,014
GGRM 0,446 2,029 0,625 0,389
BSDE 0,398 2,008 0,606 0,128
PTBA 0,608 1,660 0,425 0,140
INKP 0,165 1,137 0,604 0,828
ITMG 0,391 1,380 0,676 0,247
INTP 0,243 1,647 0,663 0,105
JSMR 0,387 1,726 0,750 7,605
JPFA 0,401 2,035 0,733 2,636
MIKA 0,449 2,912 0,650 0,698
WIKA 0,365 1,259 0,762 1,375
KBLF 0,496 1,186 0,693 0,756
MEDC 0,382 1,094 0,711 0,778
UNTR 0,421 1,309 0,513 0,410
TBIG 0,299 2,320 0,602 0,857
SMGR 0,303 1,102 0,778 0,317
PWON 0,312 1,963 0,823 0,946
UNVR 0,411 1,250 0,673 0,492
SMRA 0,322 1,024 0,565 0,821
MDKA 0,439 2,408 0,738 3,030
TPIA 0,412 1,009 0,567 0,091
TINS 0,318 1,101 0,652 0,222
PTPP 0,378 1,202 0,662 0,263
59
BRPT 0,505 1,001 0,622 0,943
AKRA 0,245 1,062 0,726 0,311
ADRO 0,382 1,014 0,652 0,113
CPIN 0,410 1,045 0,527 0,077
ANTM 0,423 1,365 0,709 0,567
BMRI 0,484 1,080 0,574 0,355
ACES 0,282 1,099 0,816 0,331
BBTN 0,074 5,322 0,147 0,014
BBRI 0,505 9,740 0,606 0,513
ERAA 0,431 4,538 0,613 0,160
ASII 0,231 2,057 0,514 0,156
INCO 0,375 3,070 0,674 0,881
EXCL 0,401 2,844 0,648 0,243
BBCA 0,234 3,132 0,681 0,110
BBNI 0,370 4,211 0,763 0,252
INDF 0,383 3,575 0,287 0,665
HMSP 0,424 2,649 0,307 0,705
ICBP 0,371 4,236 0,224 1,614
GGRM 0,457 2,703 0,333 0,151
BSDE 0,405 3,776 0,214 0,341
PTBA 0,318 2,092 0,098 0,311
INKP 0,246 2,647 0,101 0,797
ITMG 0,321 5,234 0,580 0,469
INTP 0,316 5,139 0,406 1,019
JSMR 0,237 1,518 0,447 0,568
JPFA 0,308 2,334 0,998 1,035
MIKA 0,429 3,532 0,412 3,463
WIKA 0,226 2,351 0,999 0,070
KBLF 0,257 2,707 0,478 0,169
MEDC 0,386 3,137 0,480 0,296
UNTR 0,484 2,674 0,393 1,245
TBIG 0,285 3,512 0,618 0,396
SMGR 0,281 2,705 0,980 0,133
PWON 0,274 2,295 0,920 0,082
UNVR 0,405 3,739 0,425 0,766
SMRA 0,445 2,641 0,507 0,447
MDKA 0,309 5,014 0,963 0,377
TPIA 0,056 1,619 0,414 0,035
TINS 0,173 3,234 0,986 0,698
PTPP 0,390 2,104 0,394 0,080
60
BRPT 0,241 1,797 0,316 0,076
AKRA 0,366 2,887 0,598 0,649
ADRO 0,270 0,780 0,942 0,250
CPIN 0,200 1,270 0,476 0,380
ANTM 0,374 2,230 0,306 1,510
BMRI 0,495 1,220 0,553 0,370
ACES 0,358 2,510 0,850 1,530
BBTN 0,162 1,200 0,799 0,230
BBRI 0,189 1,230 0,514 0,070
ERAA 0,430 3,090 0,887 1,810
ASII 0,512 1,230 0,109 1,190
INCO 0,483 0,290 0,558 0,620
EXCL 0,477 5,200 0,135 1,380
BBCA 0,373 3,250 0,935 0,760
BBNI 0,290 3,460 0,470 0,780
INDF 0,363 2,050 0,438 0,410
HMSP 0,274 2,520 0,963 0,860
ICBP 0,293 4,510 0,998 0,320
GGRM 0,393 5,650 0,591 0,950
BSDE 0,330 3,060 0,508 0,490
PTBA 0,563 2,300 0,370 0,820
INKP 0,410 3,820 0,590 3,030
ITMG 0,308 2,310 0,200 0,090
INTP 0,405 2,880 0,488 0,220
JSMR 0,548 2,960 0,372 0,260
JPFA 0,260 3,650 0,430 0,310
MIKA 0,266 4,109 0,639 0,290
WIKA 0,544 1,358 0,453 0,036
KBLF 0,299 9,143 0,156 0,265
MEDC 0,449 1,928 0,409 0,055
UNTR 0,257 9,110 0,605 3,930
TBIG 0,094 9,700 0,998 2,900
SMGR 0,186 1,530 0,375 1,370
PWON 0,620 3,470 0,422 4,080
UNVR 0,569 5,410 0,494 4,720
SMRA 0,970 6,870 0,293 4,620
MDKA 0,880 11,990 0,372 6,700
TPIA 0,820 6,300 0,992 7,250
TINS 0,220 4,410 0,383 0,680
PTPP 0,348 1,770 0,585 3,860
61
BRPT 0,393 6,860 0,332 6,040
AKRA 0,325 5,190 0,285 4,820
ADRO 0,186 6,980 0,578 4,480
CPIN 0,171 5,410 0,206 2,900
ANTM 0,212 4,590 0,505 1,370
BMRI 0,253 7,720 0,335 4,080
ACES 0,184 2,090 0,436 4,400
BBTN 0,346 5,320 0,681 4,620
BBRI 0,387 8,680 0,507 6,700
ERAA 0,373 7,030 0,406 7,250
ASII 0,325 2,610 0,390 0,680
INCO 0,300 6,970 0,589 3,860
EXCL 0,289 6,990 0,993 6,040
BBCA 0,400 2,450 0,982 2,900
BBNI 0,352 3,000 0,332 1,370
INDF 0,225 0,360 8,500 0,080
HMSP 0,402 4,090 5,040 7,720
ICBP 0,280 3,220 8,570 4,620
GGRM 0,430 1,080 13,670 6,700
BSDE 0,503 0,670 14,000 7,250
PTBA 0,252 2,970 15,250 5,680
INKP 0,296 1,510 7,590 3,860
ITMG 0,340 2,100 11,310 6,040
INTP 0,147 4,650 5,100 7,720
JSMR 0,473 4,500 8,570 4,620
JPFA 0,270 8,250 3,670 6,700
MIKA 0,096 7,420 4,000 0,250
WIKA 0,446 7,160 9,250 0,680
KBLF 0,398 8,340 1,310 6,040
MEDC 0,121 1,320 5,090 0,720
UNTR 0,172 1,290 8,570 4,620
TBIG 0,013 4,200 3,670 6,700
SMGR 0,099 2,800 4,000 7,250
PWON 0,112 7,860 3,250 5,680
UNVR 0,154 0,420 2,250 2,680
SMRA 0,032 2,570 0,330 0,760
MDKA 0,356 2,420 0,330 0,500
TPIA 0,592 0,480 0,270 0,560
TINS 0,325 2,270 0,560 0,900
PTPP 0,117 2,520 0,600 0,110
62
LAMPIRAN 2
63
Lampiran 2 Hasil Tabulasi Data
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada
64
65
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada
66
67
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada
68
69
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada
70
71
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada
72
73
LAMPIRAN 3
74
Lampiran 3 Hasil Olah Data
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
VACA_X1 200 ,0100 ,9700 ,326935 ,1531094
VAHU_X2 200 ,2900 11,9900 2,938870 2,2133080
STVA_X3 200 ,0050 15,2500 1,190910 2,3618389
ROA_Y 200 ,0140 7,7200 1,437410 2,0414322
Valid N
200
(listwise)
Uji Normalitas
75
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,587 ,148 10,730 ,000
VACA -,072 ,064 -,092 -1,126 ,261
VAHU ,001 ,003 ,026 ,367 ,714
STVA ,003 ,022 ,011 ,131 ,896
a. Dependent Variable: ABS_RES
76
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,723 ,295
VACA_X
1,619 ,723 ,121 ,990 1,010
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 ,991 1,009
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 ,998 1,002
a. Dependent Variable: ROA_Y
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,656 ,430 ,422 1,5526667 1,256
a. Predictors: (Constant), STVA_X3, VAHU_X2, VACA_X1
b. Dependent Variable: ROA_Y
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,723 ,295 -2,452 ,015
VACA_X
1,619 ,723 ,121 2,240 ,026
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 7,754 ,000
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 8,883 ,000
a. Dependent Variable: ROA_Y
77
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,656 ,430 ,422 1,5526667
a. Predictors: (Constant), STVA_X3, VAHU_X2,
VACA_X1
b. Dependent Variable: ROA_Y
Hasi Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,723 ,295 -2,452 ,015
VACA_X
1,619 ,723 ,121 2,240 ,026
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 7,754 ,000
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 8,883 ,000
a. Dependent Variable: ROA_Y
78