Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada Bursa

Efek Indonesia Periode 2016-2020)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1)
pada program sarjana fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas dian nuswantoro

DISUSUN OLEH :

NURUL AJIZAH

B12.2017.03440

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

2023
PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Nurul Ajizah

NIM : B12.2017.03440

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Akuntansi (S1)

Judul Skripsi : PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada perusahaan

yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020)

Dosen Pembimbing : Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA

Semarang, Februari 2023

Dosen Pembimbing

(Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Nurul Ajizah

NIM : B12.2017.03440

Program Studi : Akuntansi (S1)

Judul Skripsi : PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada perusahaan

yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020)

Doen Pembimbing : Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA

Mengetahui, Semarang, Februari 2023

Dekan Fakultas Eknomi dan Bisnis Dosen Pembimbing

Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA, Ph.D Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA

iv
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Nurul Ajizah


NIM : B12.2017.03440
Program Studi : Akuntansi (S1)
Judul Skripsi : PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada

Perusahaan yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek

Indonesia Periode

2016-2020)

Dosen Pembimbing : Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal :


Februari 2023

Tim Penguji*) :

1. Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., CSRA (. ...................................)

2. Hayu Wikan Kinasih, SE., M.SI (. ...................................)

3. Hermawan Triono, SE, M.SI (. ...................................)

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri’’ (QS. Ar Ra’d :

11).

“Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya’’ (An Najm : 39).

Persembahan :

1. Keluarga besar saya, jhususnya orang tua dan nenek saya.

2. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Sahabat dan rekan-rekan.

4. Seluruh pihak yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

vi
ABSTRAK

Penelitianiini bertujuan untuk meneliti apakah variabel independen : Capital Employed,


Human Capital, dan StructuraliCapital berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui Return on Asset (ROA). Return on
Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Return on Asset (ROA)
yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengen total aset,
rasio ini mengukur tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh perusahaan
yang bersangkutan. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas
investasi. Dalam penelitian ini, objek yang menjadi sumber penelitian adalah
perusahaan yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020, yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan metode pengumpulan sampelnya adalah
metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari laporan keuangan pada perusahaan dengan indeks LQ45 2016-
2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Employed, Human Capital, dan
Structural Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur
melalui Return on Asset (ROA).

Kata Kunci : capital employed, human capital, structuralicapital, dan ROA

ABSTRACT
This study aims to examine whether the independent variables: Employed Capital,
Human Capital, and Structural Capital affect the dependent variable, namely the
company’s financial performance as measured by Return on Assets (ROA). Return
on Assets (ROA) is the ratio used to measure a company’s ability to generate
profits from investment activities. Return on Assets (ROA), namely the ratio that
shows the comparison between profit before tax and total assets, this ratio
measures the level of efficiency of asset management carried out by the company
concerned. Return On Assets (ROA) is a ratio used to measure a company’s
ability to generate profits from investment activities. In this study, the objects that
became the source of the research were companies indexed LQ45 on the
Indonesia Stock Exchange forithe 2016-2020 period, which were selected based
on certain criteria with the sample collection method using purposive sampling
method. The data used is secondary data, namely data obtained from financial
reports for companies with the LQ45 index for 2016-2020. The results of this
study indicate that Employed Capital, Human Capital, and StructuraliCapital
affect the performance of financial companies as measured by Return on Assets
(ROA).

Keywordsi: capital employed, human capital, structural capital, and ROA

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH

MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020)”. Penulisan skripsi ini sebagai upaya

untukmelengkapi syarat dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1)

pada program studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah dapat banyak

do’a, dukungan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Edi Noesasongko, M.kom, selaku Rektor

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Bapak Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA, Ph.D, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Ibu Dr. Retno Indah Hermawati, SE,MSI, selaku ketua program studi

Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

4. Ibu Dr. Nila Tristiarini, SE.,MSI., CSRA selaku dosen pembimbing

yang sangat baik, selalu membantu dan selalu sabar dalam

membimbing saat proses penyusunan skripsi dengan tujuan agar

viii
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Ibu Juli Ratnawati, SE, M.SI., Selaku dosen wali yang telah

membimbing penulis dalam menempuh masa perkuliahan di

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

6. Ibu Hayu Wikan Kinasih, SE., M.SI selaku dosen penguji 1 yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Hermawan Triono, SE, M.SI selaku dosen penguji 2 yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menempuh perkuliahan di Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

9. kedua orangtua yang tercinta, yang selalu memberikan doa, dukungan,

semangat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

10. Tofik Maulana sebagai support System' yang selalu bisa diandalkan

dan membuat penulis tetap positif dan optimis.

11. Teman teman seperjuangan skripsi, Ade, Yasin, ana, Ake, Rizka,

Tutut yang telah banyak membantu penulis, serta menjadi teman

terdekat yang banyak memotivasi selama menempuh studi di

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

ix
12. Seluruh pihak yang telah berbaik hati rela memberikan bantuan

kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada

kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan sebagai masukan untuk perbaikan di

masa depan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

Semarang, Februari 2023

Nurul Ajizah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI .......................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
2.1 Telaah Teori ............................................................................................ 10
2.1.1 Teori Stakeholder ............................................................................. 10
2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan ......................................................... 11
2.1.3 Profitabilitas ..................................................................................... 13
2.1.4 Return On Asset ............................................................................... 14
2.1.5 Modal Intelektual ............................................................................. 16
2.1.6 Capital Employed ............................................................................ 17
2.1.7 Human Capital ................................................................................. 17
2.1.8 Structural Capital ............................................................................. 20
2.2 Kerangka Konseptual .............................................................................. 21
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 22
2.3.1 Pengaruh Capital Employed terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan ROA ................................................................ 22
2.3.2 Pengaruh Human Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan ROA ................................................................ 23
2.3.3 Pengaruh Structural Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan ROA ................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 26
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ............................................................. 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 29
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 30
xi
3.5 Metode Analisis ...................................................................................... 30
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 30
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 30
3.5.2.1 Uji Normalitas .......................................................................... 30
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................................. 31
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 31
3.5.2.4 Uji Autokorelasi........................................................................ 32
3.5.2.5 Analisis Linear Berganda.......................................................... 32
3.5.2.6 Uji R2........................................................................................ 33
3.5.2.7 Uji T .......................................................................................... 33
3.5.2.8 Uji F .......................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 35
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan LQ45........................... 35
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 35
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 35
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 36
4.2.2.1 Uji Normalitas .......................................................................... 36
4.2.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Setelah Eliminasi Outlier............. 38
4.2.3 Uji Asumsi Klasik Setelah Eliminasi Outlier .................................. 39
4.2.3.1 Uji Normalitas Setelah Eliminasi Outlier ................................. 39
4.2.3.2 Uji multikolinearitas ................................................................. 40
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 41
4.2.3.4 Uji Autokorelasi........................................................................ 42
4.2.3.5 Analisis Linear Berganda.......................................................... 43
4.2.3.6 Koefisien Determinasi .............................................................. 45
4.2.3.7 Uji t ........................................................................................... 46
4.2.3.8 Uji F .......................................................................................... 47
4.3 Pembahasan............................................................................................. 48
4.3.1 Pengaruh Value Added Capital employed (VACA)) terhadap
Kinerja keuangan ............................................................................. 48
4.3.2 Pengaruh Value Added Human capital (VAHU) terhadap kinerja
keuangan .......................................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAAN SARAN ......................................................... 52
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 52
5.2 Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 55
LAMPIRAN ...................................................................................................... 57

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 26


Tabel 3.2 laporan keuangan tahunan perusahaan indeks LQ45 periode Agustus
2021-Januari 2022 ................................................................................................. 27
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel ................................................................................. 36
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ....................................................................... 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 36
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ................................. 41
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Linear Berganda .................................................................... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 45
Tabel 4.9 Hasil Uji t .............................................................................................. 46
Tabel 4.10 Hasil Uji F ........................................................................................... 47

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22


Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot .................................. 40
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot .......................................... 42

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan… ............................................................ 58


Lampiran 2 Hasil Tabulasi Data…........................................................................ 64
Lampiran 3 Hasil Olah Data….............................................................................. 75

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan ilmu pengetahuan

maka turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

guna menciptakan nilai perusahaan. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa

untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat di era ini, perusahaan tidak bisa

mengandalkan hanya dengan kekayaan fisiknya. Hal ini membawa sebuah

peningkatan perhatian pada modal intelektual atau intellectual capital. Dengan

melakukan pengelolaan terhadap modal intelektual maka perusahaan dapat

memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, sehingga perusahaan akan mampu

menciptakan nilai lebih dan memiliki keunggulan dalam persaingan. Dengan

meningkatnya perhatian para pelaku bisnis terhadap modal Intelektual, maka

kebutuhan stakeholder akan informasi lengkap mengenai potensi perusahaan itu

pun semakin meningkat. Sehingga kredibilitas dan akuntabilitas perusahaan

merupakan sebuah poin penting yang dapat dilakukan melalui pelaporan (Azmi et

al., 2021).

Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan pengetahuan

mendorong munculnya new economy. Dimana modal intelektual didefinisikan

sebagai sumber daya perusahaan sehingga perusahaan berkembang menjadi

berbasis ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi mendorong

peningkatan inovasi dan ilmu pengetahuan dalam dunia industri dalam

menciptakan nilai perusahaan. Knowledge based-business sendiri tidak asing dari

1
kata intellectual capital dan teknologi, hingga dapat mengenyampingkan modal

yang konvensional seperti sumber daya keuangan, sumber daya alam dan aktiva

fisik lainnya. Kombinasi intangible asset dari sumber daya manusia, nilai pasar,

infrastruktur yang memungkinkan perusahaan menjalankan fungsinya dengan

baik, dan intellectual property merupakan intellectual capital (Utami, 2018).

Pengungkapan modal intelektual atau intellectual capital disclosure

dalam laporan tahunan akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti

membantu perusahaan dalam memformulasikan strategi, menilai strategi

perusahaan, membantu proses pembuatan keputusan, serta digunakan sebagai

dasar untuk menentukan kompensasi bagi external stakeholders. Dalam hal ini,

manajer perusahaan perlu mempertimbangkan intellectual capital disclosure

dalam laporan tahunan perusahaan dimana manajer bertanggung jawab untuk

menyediakan laporan mengenai kondisi perusahaan termasuk sumber daya

intelektual yang dimiliki oleh perusahaan sebagai suatu bentuk pertanggung

jawaban bagi stakeholders. Intellectual Capital Disclosure merupakan informasi

yang bernilai bagi investor dimana dapat membantu mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan penilaian terhadap

perusahaan (Rahma, 2021).

Intellectual Capital terdiri dari tiga elemen, yaitu human capital yang

didalamnya berupa sumber daya manusia, structural capital yang meliputi

kemampuan perusahan dalam menjalankan rutinitas perusahaan, dan relational

capital yang menggambarkan hubungan baik antara perusahaan dengan external

stakeholders (Melati & Aidi, 2021). Belum ada standar yang menetapkan item-

2
item apa saja yang termasuk dalam intangible assets di Indonesia yang harus

dilaporkan secara baik, sehingga perusahaan-perusahaan tidak memiliki

kewajiban untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan modal

intelektual. Fenomena modal intelektual mulai berkembang setelah munculnya

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 19 tentang aktiva tidak

berwujud. PSAK No. 19 menyatakan aktiva tidak berwujud adalah aset non-

moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan

dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak

lainnya, atau untuk tujuan administratif. Secara tersirat, PSAK No. 19 mengatakan

bahwa perusahaan dianjurkan untuk dapat mengungkapkan informasi mengenai

aset tak berwujud yang dikendalikan perusahaan. Dengan kata lain, pengungkapan

modal intelektual di Indonesia masih bersifat voluntary (sukarela).

Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu memperhatikan sumber daya

manusia, modal utama, dan modal klien. Instansi akan benar-benar ingin bersaing

dengan asumsi itu memanfaatkan keunggulan yang diperoleh melalui

pengembangan imajinatif yang dihasilkan dari modal ilmiah organisasi. Hal ini

merupakan penegasan dari Administrasi Kas (DJKN) bahwa spesialis publik

sudah mulai berurusan dengan Layak (BMN) sebagai (HKI) atau Sumber Daya

Teoritis (ATB). Karya ini untuk menyadarkan hadirnya pembangunan yang

berwenang melalui perencanaan (SNKI). DJKN mempersepsikan (HKI) atau aset-

aset kecil yang bernilai moneter tinggi sebagai milik negara karena dipandang

sebagai saluran pendapatan negara. Dengan mengetahui nilai wajar BMN sebagai

HKI/ATB, spesialis publik dapat menangani aset ini lebih jauh di dunia yang

3
sempurna.(liputan6.com).

Adanya pernyataan dari DJKN dalam mempersepsikan HKI ternyata

masih berbanding terbalik dengan fakta yang ada di lapangan, hingga baru-baru

ini Kepala Satuan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Agus Andriyanto mencatat

bahwa Polri telah melaksanakan implementasi regulasi di bidang kekayaan

intelektual sebanyak 958 kasus untuk periode 2016 hingga 2021. 658 di antaranya

adalah kasus yang berhubungan dengan merek. Kemudian, pada saat itu, lebih

dari 243 kasus hak cipta dan 27 kasus desain industri.

Berikutnya adalah 18 kasus paten, 8 kasus keuntungan kepemilikan, 2

kasus konfigurasi format sirkuit terkoordinasi dan 2 macam tanaman. Selain itu,

dalam acara serupa, Kepala Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan RI,

Askolani mencatat, hingga saat ini telah ada 16 merek dan 1 hak cipta dari 5

organisasi, yaitu 4 organisasi dalam negeri dan 1 PMA. Sebetulnya, undang-

undang tentang keistimewaan keilmuan telah diatur dalam Peraturan No. 7 Tahun

1994 tentang Sanksi WTO (Agreement Establishing The World Trade

Organization). (Sumber:cnbcindonesia.com).

Karena kekhasan ini, bukanlah bisnis seperti biasa bahwa individu

tertentu mengharapkan organisasi tertentu untuk mengeksploitasi dan bahkan

menipu hak inovasi berlisensi untuk mendapatkan eksekusi moneter yang besar

dengan keuntungan besar. Organisasi dengan daftar LQ45 adalah kumpulan

saham terbaik di pasar modal dan terdiri dari 45 pendukung sejauh likuiditas.

Salah satu aturan untuk memilih saham LQ45 adalah saham yang telah tercatat

selama kurang lebih tiga bulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), latihan bursa di

4
pasar biasa dilihat dari nilai, volume dan bursa.

Tentunya perusahaan dengan indeks ini diasumsikan memiliki nilai

modal intelektual yang tinggi untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diperoleh

dari sahamnya. Alasan tersebut mendorong peneliti untuk memfokuskan objek

penelitian hanya pada perusahaan dengan indeks LQ45 saja. Lebih jauh lagi, dari

kasus-kasus yang ditemukan oleh para analis, para ilmuwan dapat berharap bahwa

unsur-unsur modal ilmiah secara positif mempengaruhi keamanan presentasi

moneter suatu organisasi.

Keterkaitan antara Intellectual Capital terhadap rasio profitabilitas

diwakili oleh return on assets (ROA). Rasio ini merupakan pengukuran

kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan

dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin

tinggi intellectual capital (VAIC™) maka laba semakin meningkat, sehingga

terjadi peningkatan nilai Return on Asset (ROA). Apabila perusahaan dapat

mengelola dan mengembangkan intellectual capital yang dimiliki dengan baik,

maka akan terjadi peningkatan terhadap ROA yang mengindikasikan kinerja

keuangan yang semakin baik, sehingga menghasilkan keuntungan kompetitif bagi

perusahaan (Christina, 2022).

VACA atau Value Added Capital Employed adalah modal yang

digunakan (CE) yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk mengelola

aset sebagai sumber daya modal yang bila diawasi dengan tepat akan bekerja pada

kinerja keuangan organisasi (Nurhasanah, 2017). Sejauh ini membahas tanggung

jawab untuk nilai tambahan (VA) dari asosiasi yang digunakan (CE) yang dibuat

5
oleh setiap unit modal.

Yang kedua adalah Worth Added Human Resources atau VAHU yang

merupakan jenis kapasitas organisasi untuk mengawasi sumber daya manusia dan

menunjukkan seberapa aset yang dihabiskan untuk tenaga kerja menghasilkan

nilai tambah (Nurhasanah, 2017). Keterkaitan antara VA (esteem added) dan HC

(sumber daya manusia) menunjukkan kapasitas Sumber Daya Manusia untuk

membuat harga diri di dalam organisasi, pada akhirnya proporsi ini menunjukkan

komitmen yang dibuat oleh jumlah dana yang dimasukkan ke dalam pengelolaan

HC (Sumber Daya Manusia) untuk penghargaan ditambahkan (VA) organisasi.

Sedangkan yang terakhir adalah Structural Capital Value Added

(STVA) yang merupakan kapasitas hierarkis yang menggabungkan kerangka

kerja, kerangka data, jadwal, metode, dan budaya otoritatif yang menjunjung

tinggi upaya pekerja untuk menciptakan orang-orang terpelajar yang ideal.

(Nurhasanah, 2017). STVA memperkirakan berapa banyak modal dasar yang

diharapkan untuk menghasilkan satu rupiah nilai tambah yang signifikan dan

berarti pencapaian SC dalam penciptaan penghargaan.

Intellectual Capital yang terbagi kedalam 3 struktur di atas diasumsikan

mempengaruhi rasio profitabilitas kinerja keuangan perusahaan ROA. ROA

adalah proporsi yang menggambarkan sejauh mana sumber daya organisasi dapat

menghasilkan manfaat, di mana semakin menonjol penghargaan ROA

mencerminkan pameran organisasi dalam memanfaatkan sumber dayanya, aktual

maupun yang bukan aktual (Arus Kas Ilmiah) untuk menciptakan lebih banyak

manfaat yang efektif (Hussaini Tuffahati, 2018).

6
Penelitian ini merupakan penelitian ulangan yang melanjutkan

eksplorasi yang sudah ada dengan pengujian baru (hipotesis, prosedur dapat

serupa dan artikel baru) dari pengujian sebelumnya yang bertujuan untuk menguji

secara tepat keterkaitan antara modal ilmiah. yang diproksikan dengan modal

yang digunakan, sumber daya manusia, modal dasar pada kinerja keuangan

organisasi seperti yang diperkirakan oleh ROA.

Uraian-uraian diatas dapat membuat research gap tersendiri bahwa

modal intelektual masih disepelekan beberapa perusahaan di luar Indonesia

bahkan di Indonesia sekalipun sehingga berujung kerugian yang berdampak pada

kinerja keuangan perusahaan, objek penelitian perusahaan-perusahaan LQ45

dengan topik kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh modal intelektual masih

terbilang sedikit, dan masih banyaknya penelitian yang tidak mencantumkan teori

dasar atas penelitian mereka.

Selain itu alasan penelit mengambil sampel pada perusahaan LQ45

dikarenakan, LQ45 merupakan suatu forum yang didalamnya berisi perusahaan–

perusahaan yang saham – sahamnya memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi

pasar yang tinggi. Namun bagi yang sudah berada di dalamnya harus tetap

bekerja keras untuk mempertahankannya, karena saham-saham ini akan dipantau

setiap 6 bulan sekali dan akan diadakan review yang biasanya berlangsung pada

awal Februari dan awal Juli. Saham yang masih berada dalam kriteria akan tetap

bertahan dalam jajaran LQ 45 sedangkan yang sudah tidak memenuhi kriteria

akan diganti dengan yang lebih memenuhi syarat. Pemilihan saham – saham

LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasihat yang terdiri

7
dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan Profesional di bidang pasar modal.

Sehingga perusahaan yang termasuk dalam LQ45 sudah seharusnya lebih

memperhatikan Intellectual Capital.

Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, maka peneliti memutuskan

untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan dengan subjek perusahaan LQ45

yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2020 dengan judul “Pengaruh Modal

Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada

Perusahaan yang Terindeks LQ45 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2016-

2020)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah Capital Employed berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diukur melalui Return on Asset (ROA) ?

2) Apakah Human Capital berpengaru terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diukur melalui Return on Asset (ROA) ?

3) Apakah Structural Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diukur melalui Return on Asset (ROA) ?

8
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulisan ini

memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :

1) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Capital

Employed terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur

dengan ROA

2) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Human

Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan ROA

3) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Structural

Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan ROA

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi praktisi dan

akademisi sebagai berikut :

1) Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi kepada stakeholder

dalam menilai kinerja keuangan perusahaan melalui modal

intelektual, sehingga informasi tersebut dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi.

2) Bagi Akademisi

Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk melakukan pengembangan terhadap penelitian terkait

pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori

2.1.1 Teori Stakeholder

Freeman dalam bukunya menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki

pemangku kepentingan, teori stakeholder dilihat sebagai teori tentang bagaimana

sebenarnya bisnis dapat bekerja. Munculnya globalisasi, dominasi teknologi

informasi, kepemilikan industri, menjadikan meningkatnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya keterlibatan dalam bisnis dan usaha. Teori stakeholder

menyatakan bahwa perusahaan selain adanya struktur dan proses yang digunakan

oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder, perusahaan

bukanlah badan yang beroperasi hanya untuk kepentingan sendiri, tetapi tujuan

perusahaan adalah memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan

(stakeholder). Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh para stakeholder,

dan setiap perusahaan memiliki stakeholder yang berbeda-beda.

Teori stakeholder merupakan konsep manajemen strategis yang nantinya

dapat membantu perusahaan atau badan usaha memperkuat hubungan dengan

pihak eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif. Dalam

perkembangan stakeholder theory yang dikembangkan oleh Freeman (1984)

menilai adanya hubungan antara perusahaan dan kelompok yang berbeda selain

pemegang saham, bahwa para pemangku kepentingan dapat atau hampir selalu

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan perusahaan. Teori stakeholder

10
adalah ide tentang bagaimana suatu bisnis benar-benar bekerja, untuk setiap bisnis

yang akan sukses harus menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat,

dan pemilik modal.

2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan

Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai

dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam

mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi

atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar

pengambilan keputusan baik untuk pihak internal maupun eksternal. Pengukuran

kinerja keuangan dapat dilihat pada analisis laporan keuangan. Dari analisis

laporan keuangan tersebut dapat dilihat bagaimana kondisi keuangan perusahaan

dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu. Selain

itu, pengukuran kinerja keuangan dapat juga di gunakan oleh perusahaan untuk

melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapar bersaing dengan

perusahaan lain.

Analisis kinerja keuangan ialah proses kajian terhadap review data,

perhitungan, pengukuran, menginterpretasikan serta memberikan alternatif akan

keuangan perusahaan di waktu tertentu. Pengukuran kinerja keuangan

dipergunakan oleh perusahaan supaya bisa berkompetisi bersama perusahaan

lainnya dengan cara memperbaiki kegiatan operasionalnya. Penilaian kinerja

keuangan bisa dilakukan menggunakan suatu alat analisis. Secara tekniknya,

analisis keuangan diklasifikasikan atas 8 macam, yakni sebagaimana yang

diungkapkan (Daromes, 2020) :

11
a. Analisis Rasio Keuangan

Teknik analisis keuangan agar dapat melihat korelasi diantara laporan laba rugi

ataupun pos tertentu dalam neraca baik secara simultan ataupun individual;

b. Analisis Break Even

Teknik analisa supaya bisa terlihat taraf penjualan yang perlu diciptakan agar

saham tidak rugi besar;

c. Analisis Perubahan Laba Kotor,

Teknik analisis keuangan agar dapat mengenali penyebab-penyebab timbulnya

perubahan laba dan posisi keuangan;

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas,

Teknik analisis agar dapat mengenali keadaan kas di periode tertentu yang

diiringi juga penyebab timbulnya perubahan kas;

e. Analisis perbandingan Laporan Keuangan,

Teknik analisis dari membanding-bandingkan laporan keuangan maupun lebih

periode agar dapat mengungkapkan perubahan, baik didalam persentase

(relatif) ataupun dalam jumlah (absolut);

f. Tendensi Posisi (analis tren),

Teknik analisis agar melihat tren keadaan keuangan apakah memperlihatkan

penurunan atau peningkatan;

g. Analisis Sumber dan Pemanfaatan Modal Kerja,

Teknik analisis supaya bisa melihat sebesar apa pemanfaatan dan sumber

modal kerja dari perbandingan dua periode waktu;

12
h. Common size (Analisis Persentase per Komponen),

Teknik analisis supaya bisa mengenali persentase penanaman modal disetiap

asset pada total atau keseluruhan kewajiban ataupun asset.

2.1.3 Profitabilitas

Salah satu analisis laporan keuangan yang paling umum digunakan

adalah analisis rasio keuangan. Menurut Kasmir rasio keuangan merupakan

analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos antara laporan

keuangan neraca dan laporan laba rugi. Dari rasio ini akan terlihat bagaimana

kondisi kesehatan perusahaan. Ada berbagai bentuk-bentuk rasio dalam

pengukuran kinerja keuangan yang digunakan, salah satunya adalah rasio

profitabilitas (Rahma, 2021).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba dalam periode tertentu dan

dapat mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahan yang ditunjukkan

oleh laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dimensi-

dimensi konsep profitabilitas dapat menjelaskan kinerja manajemen perusahaan.

Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator

kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Umumnya dimensi

profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Rasio

profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau

manajemen saja, tetapi juga bagi pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan

dengan perusahaan.

13
2.1.4 Return On Asset

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan adalah ROA (Return on Asset). ROA adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yang berasal dari aktivitas investasi. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang

menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengen total aset, rasio ini

mengukur tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh perusahaan yang

bersangkutan. Semakin tinggi ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai sehingga semakin tinggi tingkat ROA menunjukkan tingkat efisiensi suatu

perusahaan.

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari

aktivitas investasi. Atau dengan kata lain, ROA adalah indicator suatu unit usaha

memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Rasio

ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh

keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik

akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang

menyeluruh, yang sensitive terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan

keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap

industry. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Laba

14
merupakan tujuan uatam yang ingin dicapai dalam sebuah usaha, termasuk juga

bagi usaha perbankan. Alasan dari pencapaian laba perbankan tersebut dapat

berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban terhadap pemegang saham,

penilaian atas kinerja pemimpin, dan meungkatkan daya Tarik investor untuk

menanamkan modalnya. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan

dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih

banyak sehingga bank memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih luas.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam

memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan data Tarik

perusahaan kepada investor. Peningkatan daya Tarik perusahaan menjadikan

perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian

atau deviden akan semakin besar. Hal ini jua akan berdampak pada harga saham

dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga

ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat

dikatakan baik apabila > 2%.

ROA juga digunakan untuk meniali sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan maupun memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang

diharpakan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan

yang ditanamkan atau ditetapkan. Besarnya nilai Return On Assets dapat dihitung

dengan rumus berikut ini (Utami, 2018) :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

15
2.1.5 Modal Intelektual

Teori intellectual capital merupakan petunjuk untuk mengelola asset tak

berwujud dan memfasilitasai kesuksesan melalui keuntungan persaingan yang

berkelanjutan untuk memimpin perusahaan dan organisasi. Para praktisi

menganggap asset tak berwujud merupakan faktor yang menentukan kesuksesan

perusahaan. Pengembangan teori di bidang intellectual capital didasarkan pada

penelitian antar disiplin ilmu. Untuk memahami penciptaan nilai organisasi, perlu

memperhatikan asset tak berwujud dan intellectual capital sebagai perbedaan

jenis-jenis pengetahuan dan untuk mencapai pengetahuan yang ada dalam bentuk

yang berbeda dan operasional yang berbeda (Melati & Aidi, 2021).

Perhatian perusahaan terhadap pengelolaan modal intelektual beberapa

tahun terakhir semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran

perusahaan bahwa modal intelektual merupakan tumpuan bagi perusahaan untuk

berkembang dan mencapai keunggulan dibandingkan perusahaan lain. Dengan

adanya perkembangan jaman dan persaingan yang semakin ketat memacu

perusahaan dan para pelaku bisnis meningkatkan keunggulan kompetitif agar

dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Perusahaan dan para pelaku

bisnis menyadari bahwa persaingan tidak hanya terletak pada kepemilikan aset

berwujud, tetapi lebih kepada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi,

dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis

semakin mementingkan tentang knowledge asset (aset pengetahuan) sebagai salah

satu bentuk aset tidak berwujud.

Modal intelektual adalah pengetahuan dan aset tidak berwujud lainnya

16
yang menghasilkan atau menciptakan baik nilai saat ini maupun nilai di masa

depan mendefinisikan intellectual capital sebagai sumber daya pengetahuan dalam

bentuk karyawan, pelanggan, proses, atau teknologi yang dapat digunakan untuk

menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Ada

banyak definisi yang berbeda mengenai modal intelektual. Dari banyak nya

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa modal intelektual merupakan sumber

daya berupa pengetahuan yang terdapat dalam sebuah perusahaan dan nantinya

akan mendatangkan keuntungan di masa depan.

2.1.6 Capital Employed

Capital Employed merupakan hubungan harmonis yang dimiliki antara

perusahaan dengan para mitra kerjanya baik berasal dari para pemasok yang andal

dan berkualitas juga dai pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan

perusahaan.Kualitas hubungan yang baik dan kemampuan untuk menciptakan

pelanggan baru merupakan faktor kunci yang mendorong keberhasilan bagi suatu

entitas. Modal fisik (Physical capital) merupakan modal yang dimiliki perusahaan

berupa dana keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan

nilai tambah perusahaan. Physical Capital menunjukkan hubungan harmonis yang

dengan mitranya, baik dari pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat

sekitar. Modal fisik dalam model Pulic disebut dengan capital employed (CE)

(Dewi, 2020).

2.1.7 Human Capital

Human capital merupakan sumber pengetahuan yang sangat berguna,

keterampilan, kompensasi dalam organisasi atau perusahaan. Human capital akan

17
bersifat mengikat apabila organisasi atau perusahaan mampu menggunakan

pengetahuan yang dimiliki karyawannya. Karakter dasar yang dapat diukur dalam

modal ini yaitu, training programs, credential, experience, competence,

recruitment, mentoring, learning programs, individual potential, and personality.

Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk

menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang

sekitar yang ada dalam organisasi atau perusahaan tersebut (Dewi, 2020).

Human capital (HC) merupakan modal yang terkait dengan

pengembangan sumber daya manusia perusahaan, seperti kompetensi, komitmen,

motivasi, dan loyalitas karyawan. human capital adalah kombinasi dari

pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan

menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya. Jika

perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal itu

dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan

yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di

dalamnya.

Karyawan/anggota menghasilkan Intellectual Capital melalui kompetensi

mereka, sikap mereka di perusahaan dan kelincahan dan kreatifitas intelektual

mereka. Kompetensi meliputi kemampuan keterampilan dan tingkat pendidikan,

sementara sikap meliputi komponen perilaku keseharian dan kerja karyawan.

Kelincahan intelektual membuatan seseorang untuk mengubah praktik dan

memikirkan solusi inovatif untuk masalah. Model Skandia juga memberikan

penekanan kepada pentingnya “human capital” dalam konteks organisasi atau

18
komunitas, istilah ini bisa dipakai dalam pengertiannya sebagai “intellectual

capital‖yang mengacu pada pengetahuan dan kemampuan mengetahui (knowing

capability) dari sebuah kolektifitas sosial. Intellectual capital ini paralel dengan

konsep human capital yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan kapabilitas

yang memungkinkan seseorang bertindak dengan cara baru. Dengan demikian,

Intellectual capital merupakan sebuah sumber daya penting dan sebuah kapabilitas

untuk bertindak berdasarkan pengetahuan.

Teori Flamholtz oleh Committe on Human Resourcess Accounting

menyebutkan bahwa setiap individu membawa atribut tertentu ke dalam

organisasi, kemampuan memahami seperti inteligen, kepribadian untuk mencapai

suatu prestasi. Atribut individu ini merupakan sumber dari determinan

menentukan nilai yang berkaitan dengan kerja, dalam hal ini termasuk sebagai

goodwill sebuah perusahaan serta kemampuannya digunakan pada bagian

penelitian dan pengembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini

menyebutkan bahwa asset tidak berwujud penting bagi keberlangsungan sebuah

perusahaan. Namun kenyataannya masih banyak perusahaan, khususnya di

Indonesia yang tidak terlalu memperhatikan pelaporan tentang asset tidak

berwujud dengan tidak mencantumkan asset tidak berwujud dalam laporan

keuangannnya. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih

lanjut mengenai pengaruh asset tidak berwujud, penelitian dan pengembangan

terhadap nilai perusahaan.

19
2.1.8 Structural Capital

Structural capital adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh

organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses bisnis dan sturktur yang

mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelectual secara

optimal. Sebuah intelektualitas yang tinggi jika tidak memiliki stuktur yang baik

maka intelectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi

yang dimanfaatkan tidak maksimal (Dewi, 2020).

Modal struktural mencakup semua non-manusia gudang pengetahuan

dalam organisasi yang meliputi database, bagan organisasi, proses manual,

strategi, rutinitas dan segala hal yang nilainya bagi perusahaan lebih besar dari

nilai materialnya. Apabila suatu organisasi memiliki sistem miskin dan prosedur

dimana untuk melacak tindakannya, modal intelektual secara keseluruhan tidak

akan mencapai potensi sepenuhnya. Organisasi dengan modal struktural yang kuat

akan memiliki budaya yang mendukung yang memungkinkan individu untuk

mencoba hal baru, belajar, dan gagal. Modal struktural adalah link penting yang

memungkinkan modal intelektual untuk diukur pada tingkat analisis organisasi.

Structural capital didefinisikan sebagai pengetahuan yang akan tetap berada dalam

perusahaan. Beberapa diantara structural capital dilindungi hukum dan menjadi

intellectual property right, yang secara legal dimiliki oleh perusahaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, structural capital memiliki dua tujuan

yang harus dicapai. Pertama, mengkodifikasi pengetahuan yang dapat ditransfer.

Hal ini di lakukan agar sistemnya tidak hilang. Kedua, menghubungkan para

karyawan dengan data, ahli dan keahlian. Termasuk structural capital adalah

20
membangun sistem seperti database yang memungkinkan orang-orang dapat

saling berhubungan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi

karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu

dalam organisasi dan semua hal selain manusia yang berasal dari pengetahuan

yang berada di dalam suatu organisasi termasuk struktur organisasi, petunjuk

proses, strategi, rutinitas, software, hardware dan semua hal yang nilainya

terhadap perusahaan lebih tinggi dari pada nilai materinya.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang

menunjukkan kaitan antar variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yang

ada dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

21
Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Capital Employed
(X1)

Return On Assets
Human Capital (X2)
(Y)

Structural Capital
(X3)

Sumber : Data diolah peneliti (2022)

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Capital Employed terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan ROA

Perusahaan yang dapat memanfaatkan sumber daya strategisnya

dengan baik dan mampu untuk menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan

kompetitif yang nantinya akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan.

Modal Inteletual merupakan sumber daya yang berperan dalam peningkatan

keunggulan bersaing akan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja

perusahaan (Maulidia & Handayani, 2021). Menurut resource based theory

Modal Inteletual merupakan sumber daya unik yang mampu menciptakan

keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja


22
perusahaan menjadi semakin baik dan menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif tentunya akan

dapat bersaing dengan lawan bisnisnya dan keberlanjutan perusahaan akan

terjamin (Himawan & Fazriah, 2021). Dalam proses penciptaan nilai

perusahaan membutuhkan pemanfaatan optimal dari seluruh potensi sumber

daya yang dimilikinya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan salah satunya

adalah capital employed. Apabila dimanfaatkan dengan baik dan dapat

digunakan secara efektif, maka nilai tambah akan dapat dihasilkan guna

menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga Capital Employed

berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset.

H1 : Capital Employed berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diukur dengan ROA.

2.3.2 Pengaruh Human Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan ROA

Perusahaan yang dapat memanfaatkan sumber daya strategisnya

dengan baik dan mampu untuk menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan

kompetitif yang nantinya akan bermuara pada penginkatan kinerja perusahaan.

Modal Inteletual merupakan sumber daya yang berperan dalam peningkatan

keunggulan bersaing akan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja

perusahaan. Menurut resource based theory Modal Inteletual merupakan

sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif

perusahaan sehingg dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin

baik dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki

23
keunggulan kompetitif tentunya akan dapat bersaing dengan lawan bisnisnya

dan keberlanjutan perusahaan akan terjamin. Dalam proses penciptaan nilai

perusahaan membutuhkan pemanfaatan optimal dari seluruh potensi sumber

daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan

adalah karyawan (human capital). Apabila karyawan-karyawan tersebut

diberlakukan dengan baik dan kesejahteraan terjamin niscaya sumber daya

tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif, maka nilai tambah akan dapat

dihasilkan guna menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga

Human Capital berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (Hutabarat &

Dini, 2021).

H2 : Human Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

yang diukur dengan ROA.

2.3.3 Pengaruh Structural Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan ROA

Menurut resource based theory Modal Inteletual merupakan sumber

daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan

sehingg dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik dan

menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Kholis, 2021). Perusahaan yang

memiliki keunggulan kompetitif tentunya akan dapat bersaing dengan lawan

bisnisnya dan keberlanjutan perusahaan akan terjamin. Dalam proses

penciptaan nilai perusahaan membutuhkan pemanfaatan optimal dari seluruh

potensi sumber daya yang dimilikinya. Structural capital salah satunya sumber

daya yang juga berpengaruh dalam suatu perusahaan. Apabila sumber daya

24
tersebut dimanfaatkan dengan baik dan dilaksanakan secara baik, maka nilai

tambah akan dapat dihasilkan guna menciptakan kelangsungan kinerja

perusahaan menjadi lebih baik, sehingga Structural Capital berpengaruh

signifikan terhadap Return on Asset.

H3 : Structural Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diukur dengan ROA.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Konsep Variabel Indikator Variabel Skala
Semakin menonjol keuntungan
dari return on asset (ROA),
berarti semakin efektif
pemanfaatan sumber daya
Kinerja organisasi atau
Keuangan pada akhirnya dengan jumlah ROA = Laba Bersih Rasio
(ROA) sumber daya yang sama, Setelah Pajak / Total Aset
semakin banyak manfaat yang
dapat diciptakan, begitu pula
sebaliknya.
(VACA) adalah penanda VA
(Worth
Added) yang dibuat oleh satu
Value Added unit proporsi modal aktual
Capital (actual
Rasio
Employed capital) yang menunjukkan VACA = VA / CE
(VACA) komitmen yang dibuat oleh
setiap unit modal yang
digunakan (CE) terhadap nilai
tambah (VA) organisasi.
(VAHU) Sumber Daya
Manusia menunjukkan
Value Added kapasitas perwakilan untuk
Human memberikan pengaturan,
mengembangkan, dan Rasio
Capital VAHU = VA / HC
(VAHU) meluncurkan perbaikan yang
pasti di tempat kerja yang
serius.
STVA mengukur berapa SC
yang dibutuhkan untuk
Structural menghasilkan 1 rupiah dari
Capital VA dan merupakan indikasi STVA = SC / VA Rasio
Value Added bagaimana keberhasilan SC
(STVA) dalam penciptaan nilai

26
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek

yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2017).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu laporan keuangan tahunan

perusahaan indeks LQ45 terbaru periode Agustus 2021-Januari 2022 yang

disajikan dalam tabel yakni :

Tabel 3.2
laporan keuangan tahunan perusahaan indeks LQ45 periode Agustus 2021-
Januari 2022
No. Nama Saham Nama Perusahaan
1. Saham BRPT PT Barito Pacific Tbk
2. Saham AKRA PT Akr Corporindo Tbk
3. Saham ADRO PT Adaro Energy Tbk
4. Saham CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
5. Saham ANTM PT Aneka Tambang Tbk
6. Saham BMRI PT Bank Mandiri Tbk
7. Saham ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk
8. Saham BBTN PT Bank Tabungan Negara Tbk
9. Saham BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
10. Saham ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk
11. Saham ASII PT Astra International Tbk
12. Saham INCO PT Vale Indonesia Tbk
13. Saham EXCL PT XL Axiata Tbk
14. Saham BBCA PT Bank Central Asia Tbk
15. Saham BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk
16. Saham INDF PT Indofood Tbk
17. Saham HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
18. Saham ICBP PT Indofood CBP Tbk

27
19. Saham GGRM PT Gudang Garam Tbk
20. Saham BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
21. Saham PTBA PT Bukit Asam Tbk
22. Saham INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk
23. Saham ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
24. Saham INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
25. Saham JSMR PT Jasa Marga Tbk
26. Saham JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
27. Saham MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
28. Saham WIKA PT Wijaya Karya Tbk
29. Saham PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
30. Saham KBLF PT Kalbe Farma Tbk
31. Saham MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
32. Saham UNTR PT United Tractors Tbk
33. Saham TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
34. Saham SMGR PT Semen Indonesia Tbk
35. Saham PWON PT Pakuwon Jati Tbk
36. Saham UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
37. Saham SMRA PT Summarecon Agung Tbk
38. Saham MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk
39. Saham TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk
40. Saham TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk
41. Saham TKIM PT Pabrik Kertas Tijwi Kimia Tbk
42. Saham TLKM PT Telkom Indonesia Tbk
43. Saham MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk
44. Saham TINS PT Timah (Persero) Tbk
45. Saham PTPP PT PP Construction & Investment Tbk

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel

28
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. dalam metode ini sampel diambil

dengan kriteria atau ciri-ciri khusus yang memiliki hubungan erat dengan kriteria

atau ciri- ciri populasi (Sugiyono, 2017).

Ciri-ciri perusahaan yang akan dijadikan sampel adalah :

1. Perusahaan dengan indeks LQ45 2016-2020

2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap dan sudah

diaudit(Annual Report)

3. Perusahaan yang memiliki item-item yang bersangkutan dengan

variabel indpenden dan dependen.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif. Metode statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018:164)

Sedangkan metodologi kuantitatif dapat diartikan sebagai strategi eksplorasi

berdasarkan cara berpikir positif, digunakan untuk melihat populasi atau tes

tertentu, pengumpulan informasi dengan menggunakan informasi instrumen

penelitian, penyelidikan informasi bersifat kuantitatif/statis, ditentukan untuk

menguji spekulasi yang diterapkan (Sugiyono, 2017).

Sumber informasi adalah laporan keuangan tahunan organisasi daftar LQ45

terbaru yang biasanya dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
29
tercatat di situs organisasi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Studi dokumentasi digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini.

Studi dokumentasi dalam ulasan ini diperoleh dari informasi perusahaan indeks

LQ45 terbaru.

3.5 Metode Analisis

Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, tahap berikutnya

adalah memeriksa informasi yang telah dikumpulkan. Tindakan pokok selesai,

yaitu mengumpulkan informasi secara spesifik secara konsisten, memasukkan

informasi sesuai faktor, memperkenalkan informasi tentang faktor yang

dimaksud, dan menimbulkan penilaian dan pemahaman terhadap spekulasi yang

telah diajukan (Sugiyono, 2017).

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2017:19).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik terdiri dari :

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali;

30
2017:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov

Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data

berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (HA) untuk data tidak berdistribusi

normal. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau berdistribusi normal

jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0.05.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2017:105) tujuan uji multikolonieritas adalah untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF) yang merupakan hal yang saling berlawanan.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya, yaitu nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Untuk nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance

≤ 0.10 atau nilai VIF ≥ 10.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2017:139) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

atau dari pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Homoskedastisitas

terjadi jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Data

dikatakan homoskedastisitas atau bebas dari heteroskedastisitas jika signifikansi

31
pada abs_res yang dihasilkan adalah lebih besar dari 0.05.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali;

2017:110). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan Uji

DurbinWatson (DW test).

Secara terperinci, dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut :

1. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 0 < d < d1,

maka terjadi masalah autokorelasi yang positif dan memerlukan perbaikan.

2. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah d1 ≤ d ≤

du, maka ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah dan adanya perbaikan

lebih baik.

3. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 4-d1 < d <

4, maka terjadi masalah korelasi yang serius dan memerlukan perbaikan.

4. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 4-du ≤ d ≤

4-d1, maka terjadi masalah autokorelasi lemah dan adanya perbaikan lebih baik.

5. Jika nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah du < d

3.5.2.5 Analisis Linear Berganda

Seperti yang ditunjukkan oleh (Slamet et al, 2020), berbagai model

kekambuhan langsung memperjelas hubungan lurus antara variabel otonom

dan variabel terikat, selain itu juga untuk melihat hubungan sebab akibat

dengan menetapkan nilai Y dan menilai kualitas. terkait X. Untuk

32
mengetahuinya, ada rumus yang bisa memperjelasnya, yaitu sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y : Variabel dependen

a : Nilai konstanta

b1,2,n, : Nilai koefisien regresi

X1 : Variabel independen X1

X2 : Variabel independen X2

X3 : Variabel independen X3

3.5.2.6 Uji R2

Seperti yang ditunjukkan oleh (Slamet et al, 2020) koefisien assurance (R2)

adalah penyelidikan estimasi seberapa besar variabel otonom dapat

menggambarkan faktor-faktor yang terhubung. Nilai R2 adalah antara 0-1. Bila

nilai koefisien kecil menggambarkan pembatasan faktor bebas pada variabel

terikat, sedangkan ketika nilai koefisien mendekati angka 1, ini menunjukkan

bahwa semua data yang diperlukan diberikan oleh variabel otonom untuk

menguraikan variasi variabel terikat.

3.5.2.7 Uji T

Uji statistik t menunjukkan pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Jika t hitung > t tabel atau Sig t < 5%, maka secara parsial variabel bebas

33
atau independen berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau

dependen.

b. Jika t hitung < t tabel atau Sig t > 5% maka secara parsial variabel bebas

atau independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau

dependen.

3.5.2.8 Uji F

Uji statistik F menunjukkan bahwa semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat. Kriteria pengambilan keputusan

adalah jika F hitung > F tabel atau Sig F < 5% maka secara bersama-sama

variabel bebas atau independen berpengaruh terhadap variabel terikat atau

dependen.

34
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan LQ45

Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang terpilih setelah melewati

beberapa kriteria. Saham LQ-45 menggambarkan sekumpulan saham terpilih

yang memenuhi kriteria seleksi, terdiri dari saham-saham dengan likuiditas tinggi

dan juga memperhitungkan kapitalisasi pasar. Indeks LQ-45 diluncurkan pada

Januari 1997 dan secara resmi diluncurkan pada Februari 1997. Kapitalisasi pasar

gabungan saham-saham ini lebih dari 72% kapitalisasi pasar Bursa Efek

Indonesia. Jumlah ini juga mencakup sekitari72,5% dari seluruh perdagangan di

pasar reguler. Dengan demikian, Indeks LQ-45 memberikan gambaran akurat

mengenai perubahan nilai pasar seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pelaporan

keuangan tahunan yang telah diaudit untuk sektor infrastruktur, jasa dan

transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016

sampai 2020. Berikut adalah prosedur sampling yang digunakan dalam

penelitian ini :

35
Tabel 4.1
Pemilihan Sampel

Sumberi: data diolah, 2021

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Ketika melakukan Analisa regresi berganda, maka perlu dipenuhi

beberapa asumsi, misalnya asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebelum

36
Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,000. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual model

regresi ini tidak berdistribusi normal karena nilai Asymp. sig. (2-ekor) kurang dari

0,05. Model regresi tidak dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Untuk

menormalkan data, harus dilakukan treatment, yaitu H. menghapus data abnormal.

Outlier adalah data dengan karakteristik unik yang sangat berbeda dengan

observasi lain dan berupa nilai ekstrim.

Data outlier ini harus dihilangkan dari pengamatan. Deteksi outlier dapat

dilakukan dengan menentukan batas yang tergolong data outlier dengan mengubah

nilai data tersebut menjadi skor standar atau yang dikenal dengan zscore. Outlier

di atas dihilangkan dari sampel penelitian untuk menghasilkan normalitas yang

lebih baik dan membuatnya cocok untuk analisis lebih lanjut. Menggunakan data

yang tidak normal mengurangi jumlah sampel. Oleh karena itu, analisis statistik

deskriptif dan uji normalitas ditinjau.

Tabel 4.3
Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian dengan Data Outlier

37
4.2.2.2 Analisis Statistic Deskriptif Setelah Eliminasi Outlier

Tabel 4.4
Hasil Statistik Deskriptif

Sumber : data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai terendah dari Value

Added Capital employed (VACA)) yaitu 0,100 yang dimiliki oleh

perusahaan PT. Bukit Asam Tbk, sedangkan tertingginya 0,9700 yang

dimiliki oleh PT. Summarecon Agung Tbk. dengan nilai rata-rata sebesar

0,3269 serta standar deviasi 0, 1531.

Value Added Human capital (VAHU) terendah sebesar 0,2900 yang

dimiliki oleh perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk, dan tertinggi 11,990 yang

dimiliki oleh perusahaan PT. Merdeka Copper Gold Tbk. besarnya rata-rata

2,9388 dengan standar deviasi sebesar 2,2133

Structural Capital Value Added (STVA) terendah sebesar 0,0050

yang dimiliki oleh PT. Pakuwon Jati, dan tertinggi 15,250 yang dimiliki

oleh perusahaan PT. Jasa Marga Tbk, besarnya rata-rata 1,1909, dengan

standar deviasi sebesar 2,3618.

Sedangkan untuk Return On Asset (Roa) terendah sebesar 0,014 yang

dimiliki oleh perusahaan PT. Wijaya Karya Tbk dan tertinggi 7,7200 yang

38
dimiliki oleh perusahaan PT. Taneka Tambang Tbk., besarnya rata-rata

1,4374 dengan standar deviasi sebesar 2,0414.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik Setelah Eliminasi Outlier

4.2.3.1 Uji Normalitas Setelah Eliminasi Outlier

Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal.

Oleh karena itu, pemeriksaan normalitas akan diuji ulang untuk

mencapai normalitas setelah menghilangkan outlier. Berikut hasil uji

normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov setelah

menghilangkan outlier:

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Sesudah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Asymp.

Sig dari 0,081. Nilai ini lebih besar dari 0,05 yang berarti data

berdistribusi normal. Selain penggunaan analisis statistik, normalitas

data dapat dianalisis secara grafis menggunakan grafik histogram dan

39
normal probability plot. Hasil analisis grafis dapat disajikan sebagai

berikut:

Gambar 0.1
Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot

Pada gambaridi atas, data dengan plot P-P normal pada variabel

kinerja keuangan perusahaan yang digunakan diketahui dinyatakan

berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan titik-titik pada citra sebaran

tampak menyebar atau saling mendekat di sekitar diagonalnya, dan

penyebaran titik-titik data searah dengan diagonalnya.

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas

Untuk mengecek adanya gejala multikolinearitas dapat

dilakukan dengan cara mengecek nilai tolerance dan nilai variance

inflation factor (VIF) yang hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:

40
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa nilai variabel Nilai

tambah modal karena kesempatan kerja (VACA), nilai tambah

modal manusia (VAHU) dan nilai tambah struktur modal (STVA)

semuanya lebih besar dari 0 , 05 (Sig. > 0,05) . lebih besar dari 0,1

dan nilai VIF tidak lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua variabel bebas di atas tidak menunjukkan

multikolinearitas.

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas penelitian ini menggunakan uji Glejser

dan Scatterplot yang hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Tabel 4.7 menyajikan hasil uji varians Glejser, dimana nilai


41
signifikan (Sig.) dari variabel Value added to capital from

Employment (VACA), Value added to human capital (VAHU) ) dan

Structured Capital Value Added ( STVA) lebih tinggi pada 0,05 (Sig.

> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini tidak

menunjukkan adanya tanda variansi variabel.

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Dari scatter plot terlihat bahwa titik-titik tersebut tidak

membentuk pola tertentu, dimana titik-titik tersebut terdistribusi di

atas dan di bawah nol, sehingga histogram tidak dapat terbaca dengan

jelas. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat variansi variabel.

4.2.3.4 Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-

Watson. Hasil uji Durbin-Watson dapat dilihat sebagai berikut:

42
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Hasil perhitungan uji autokorelasi DW sebagai berikut:

N= 40

D = 2,256

dL = 1,3908

dU = 1,6000

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin Watson untuk

model 1 adalah 2,256. Daerah tidak berkorelasi jumlah sampel (n)40

dan jumlah variabel bebas (k)3 adalah dari 1,3908 (dU) sampai 1,6000

(4-dU). Karena 2,256 selalu berada di antara nilai-nilai di atas (2,256

> 1,3908 > 1,6000), maka dapat dikatakan model ini tidak memiliki

autokorelasi.

4.2.3.5 Analisis Linear Berganda

Hasil SPSS terkait analisis linier berganda adalah sebagai

berikut :

43
Tabel 4.9
Uji Regresi Berganda

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi dibuat

sebagai berikut :

KK= 0,723 + 1,619 VACA + 0,387 VAHU + 0,414 STVA

Keterangan ;

KK : Kinerja Keuangan

VACA : Value Added Capital employed

VAHU : Value Added Human capital

STVA : Structural Capital Value Added

Berdasarkan persamaan di atas diperoleh konstanta (α) sebesar

346,664 yang berarti jika semua variabel bebas yaitu Value Added to

Employment (VACA), Value Added to Human Capital (VAHU) dan

Structured Capital Value Added (STVA) diasumsikan nol, maka

return on assets (ROA) adalah 0,723. Nilai koefisien regresi variabel

Value added labor capital (VACA) sebesar 1,619 yaitu jika ACVA

meningkat sebesar 1 satuan maka efisiensi keuangan meningkat

sebesar 1,619.

44
Nilai koefisien regresi variabel Value Added Human Capital

(VAHU) sebesar 0,387 yang berarti jika Value Added Human

Capital (VAHU) meningkat sebesar 1 satuan maka kinerja keuangan

meningkat sebesar 0,387.

Nilai koefisien regresi variabel Structural Capital Added Value

(STVA) sebesar 0,414 yang berarti jika Structural Capital Value

Added (STVA) meningkat sebesar 1 satuan maka efisiensi keuangan

meningkat sebesar 0,414.

4.2.3.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur sejauh mana model dapat

menjelaskan perubahan variabel dependen. Berikut adalah hasil uji

koefisien determinasi:

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai adjusted R-squared

sebesar 0,430 yaitu variabel bebas Nilai tambah modal yang

digunakan (VACA), Nilai tambah modal manusia (VAHU) dan Nilai

tambah struktural modal (STVA) memiliki kemampuan secara

simultan mempengaruhi variabel dependen kinerja keuangan sebesar

43,0-57,0%, selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.


45
4.2.3.7 Uji t

Uji statistic t digunakan untuik mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian

hipotesis dengan uji t sebagai berikut :

Tabel 4.11
Hasil Uji t

Berdasarkan tabel 4.9 maka kesimpulan dari uji t sebagai

berikut:

Uji hipotesis untuk variabel Value Added Capital employed

(VACA) membuktikan bahwa t hitung sebesar 2,240 sedangkan t tabel

sebesar 1,972 sehingga t hitung < t tabel. Dan nilai signifikan sebesa

0,026 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Value Added Capital

employed (VACA) berpengaruh terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan kesimpulan tersebut, berarti H1 diterima dan Ho ditolak

Uji hipotesis untuk variabel Value Added Human capital

(VAHU) membuktikan bahwa t hitung sebesar 7,754 < t tabel sebesar

1,972, dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa Value Added Human capital (VAHU)

46
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan kesimpulan

tersebut, berarti H2 diterima dan Ho ditolak

Uji hipotesis untuk variabel Structural Capital Value Added

(STVA) membuktikan bahwa t hitung sebesar 8,883 < t tabel sebesar

1,972, dan nilai signifikan sebesar 0,000 > 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa Structural Capital Value Added (STVA)

berpengaruh terhadap kinerja keuangan Berdasarkan kesimpulan

tersebut, berarti H3 diterima dan Ho ditolak

4.2.3.8 Uji F

Uji F-statistik digunakan untuk menentukan apakah variabel

independen bertindak bersama-sama atau secara simultan terhadap

variabel dependen. Hasil uji F psada penelitian ini dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji F

Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai

signifikan pengaruh simultan VACA, VAHU dan STVA terhadap

kinerja keuangan Y adalah 0,000 < 0 > F_tabel atau 49,335 > 2,65.

47
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (H4) diterima yaitu

terdapat pengaruh antara variabel VACA (X1) dan VAHU (X2) dan

STVA (X3) dan sekaligus berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja keuangan. Y ).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Value Added Capital employe (VACA)) terhadap Kinerja

keuangan

Variabel (VACA) terhadap kinerjan keuangan menghasilkan nilai sig.

0,026 > 0,05. 0,026 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar

2,240 lebih besar dari t tabel 1,972. Hasil uji hipotesis tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh

antara (VACA) dengan kinerja keuangan dapat terbukti. Hal ini dikarenakan

tingkat Value Added Capital employed (VACA) yang tinggi maupun rendah

dapat memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.

Peristiwa ini dapat kita lihat pada data perusahaan kode saham CPIN/

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk tahun 2016 ke 2017 nilai Value

Added Capital employed yang di indikatorkan dengan (VACA) mengalami

peningkatan dari 0,162 menjadi 0,417 sedangkan untuk kinerja keuangan

mengalami peningkatan juga dari 0,051 menjadi 0,852.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan LQ45 yang termasuk dalam

sampel ini dapat mengelola sumber daya perusahaan sebagai aset tetap

secara wajar dan efisien. Nilai modal yang digunakan tinggi dapat

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (ROA). Termasuk dalam

48
modal kerja adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam usaha, seperti

bangunan, tanah, peralatan, dan lain-lain.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan olelh (Dewi,

2020) Kualitas hubungan yang baik dan kemampuan untuk menghasilkan

pelanggan baru merupakan faktor kunci keberhasilan suatu entitas. Modal

fisik adalah modal yang dimiliki oleh suatu bisnis dalam bentuk dana

keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu menciptakan nilai

tambah bagi bisnis tersebut. Modal fisik merepresentasikan hubungan yang

harmonis dengan para mitranya, baik dengan pemasok, pelanggan,

pemerintah maupun masyarakat sekitar.

4.3.2 Pengaruh Value Added Human capital (VAHU) terhadap kinerja

keuangan

Uji hipotesis pada variabel Value Added Human capital (VAHU)

tehadap kinerja keuangan menghasilkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 7,754 lebih besar dari t

tabel sebesar 1,972. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan

bahwa hipotesis kedua yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan

antara Value Added Human capital (VAHU) dengan kinerja keuangan. Hal

ini dikarenakan tingkat Value Added Human capital (VAHU) yang tinggi

maupun rendah memiliki pengaruh terhadap kienrjan keuangan. Bahwa

apabila terjadi perubahan pada gaji dan tunjangan yang diberikan pada

karyawan, kinerja keuangan akan berubah. Jumlah nominal yang

dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji dan tunjangan bagi karyawan,

49
akan memberikan value added bagi perusahaan. Perusahaan yang

memberikan beban karyawan tinggi berharap akan mendapatkan value

added yang tinggi dari karyawannya dan meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan.

Hal ini dapat kita lihat pada data kode saham AKRA atau PT Akr

Corporindo Tbk tahun 2019 mengalami peningkatan nilai Value Added

Human capital (VAHU) semula 1,062 menjadi 2,887 tahun 2020 diikuti

dengan meningkatnya kinerja keuangan 0,311 menjadi 0,649.

Hal ini dapat disebabkan karena anggaran beban gaji karyawan yang

tinggi, sekaligus diimbangi dengan pelatihan dan training sehingga

karyawan akan menciptakan value added bagi perusahaan. Dengan kata

lain, perusahaan harus mendukung dan membina individu yang cerdas

untuk menyalurkan sumber daya manusia mereka melalui pembelajaran

organisasi dan eksternalisasi ke dalam system informasi perusahaan.

4.3.3 Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap kinerja

keuangan

Uji hipotesis pada variabel Structural Capital Value Added (STVA)

terhadap kinerja keuangan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000

yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 8,883 lebih besar dari t

tabel sebesar 1,972. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan

bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan

antara Structural CapitaliValue Added (STVA)dengan kinerja keuangan

dapat terbukti. Hal ini dikarenakan tingkat Structural Capital Value Added

50
(STVA) yang tinggi maupun rendah memiliki pengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan

Hal ini dapat dilihat pada data kode saham PTPP atau PT PP

Construction & Investment Tbk tahun 2019 ke 2020 nilai Structural Capital

Value Added (STVA) sebesar 0,394 mengalami peningkatan menjadi 0,585

diikuti dengan peningkatan kinerja keuangan 0,080 menjadi 3,860.

Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu untuk

memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya untuk mendukung

usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta

kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya teknologi, sistem operasional

perusahaan, strategi perusahaan, budaya organisasi, filosofi manajemen

dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan telah mampu memanfaatkan structural capital dengan baik

untuk menghasilkan keunggulan dibanding perusahaan lain dan secara

bertahap mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan.

51
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan

hasil sebagai berikut :

1. Value Added Capital employed (VACA) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan tingkat ValueiAdded Capital

employedi (VACA) yang tinggi maupun rendah dapat memiliki

pengaruh terhadap kinerja keuangan yang semakin baik. Jika

perusahaan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki dalam bentuk

capital aset dengan baik dan efisien maka dapat meningkatkan kinerja

keuangan (ROA) perusahaan.

2. Value Added Human capital (VAHU) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan tingkat Value Added Human

capital (VAHU) yang tinggi maupun rendah memiliki pengaruh

terhadap kienrjan keuangan. Pemberian gaji karyawan yang tinggi,

sekaligus diimbangi dengan pelatihan dan training akan menciptakan

value added bagi perusahaan yang akan meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan.

3. Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan dengan kata lain nilai Structural Capital Value Added

(STVA) yang tinggi maupun rendah memiliki pengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Jika sebuah perusahaan telah mampu

52
untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya untuk

mendukung usaha karyawan maka akan menghasilkan kinerja

intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, adapun saran dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan

variabel lain dari Modal Intelektual yaitu IntellectualiCapital yang

melekat pada organisasi atau IntellectualiCapital yaitu yang melekat

pada hubungan dengan pihak eksternal.

2. Bagi Akademis

Bagi Akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

acuan untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai pengaruh modal

intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. Maka untuk

peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan jenis-jenis

perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Dapat juga menambah

jumlah sampel perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian,

periode waktu penelitian dalam penelitian dapat diperpanjang,

sehingga dapat dilakukan analisis yang lebih objektif

3. Bagi Perusahaan

Perusahaan harus meningkatkan human capital dengan

melakukan penganggaran untuk pelatihan-pelatihan sehingga

53
pengetahuan karyawan meningkat. Perusahaan juga harus melakukan

pemanfaatan seluruh aset yang dimilikinya sehingga dapat

memaksimalkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, M. F., Yusralaini, Y., & Rofika, R. (2021). Modal Intelektual Dan Kinerja

Keuangan : Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening. CURRENT:

Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 2(2), 239–258.

https://doi.org/10.31258/jc.2.2.239-258

DAROMES, F. E. (2020). Peran Mediasi Pengungkapan Lingkungan Pada

Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi,

14(1), 77–101. https://doi.org/10.25170/jak.v14i1.1263

Dewi, P. B. T. (2020). Pengaruh Physical Capital, Human Capital dan Structural

Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu Dan

Riset Akuntansi, 9(10), 375–384.

Himawan, F. A., & Fazriah, R. (2021). Pengaruh Intellectual Capital, Kepemiikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen Dan Komite

Audit Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai

Variabel Pemoderasi (Pada Perusahaan Jasa Keuangan yang terdaftar di BEI

peri. Jurnal Manajemen Bisnis, 24(1), 1–21. https://ibn.e-

journal.id/index.php/ESENSI/article/view/225

Hutabarat, Z., & Dini, S. J. (2021). Pengaruh Social Capital Dan Human Capital

Terhadap Business Growth Pengusaha Perempuan Di Jakarta Dan Tangerang

[Effect of Social Capital and Human Capital on Business Growth of Women

Entrepreneurs in Jakarta and Tangerang]. Feedforward: Journal of Human

Resource, 1(1), 25. https://doi.org/10.19166/ff.v1i1.3803

55
Kholis. (2021). Human Capital, Total Aset, Liabilities Dan Pengaruhnya

Terhadap Laba Perusahaan. 7.

Maulidia, S., & Handayani, S. (2021). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap

Kinerja perusahaan High Intensive IC. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan

Manajemen (JIKEM), 1(1), 129–138.

Melati, R., & Aidi, A. (2021). Pengaruh Modal Intelektual dan Ukuran Dewan

Terhadap Return On Asset (Roa)(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

yang Listing di Bursa Efek Indonesia …. Neraca: Jurnal Akuntansi Terapan,

2(2), 99–112. http://ojs.stiami.ac.id/index.php/JATIBARU/article/view/1489

Rahma, A. (2021). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan

Pada Sektor Non Manufaktur Yang. 16(2), 149–163.

Utami, E. P. (2018). Pengaruh Modal Intelektual dan Kinerja Lingkungan

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Bung Hatta, 20(1), 36–41.

56
LAMPIRAN 1

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

57
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan

PERUSAHAAN VACA VAHU STVA ROA


BRPT 0,374 1,436 0,304 0,088
AKRA 0,495 1,614 0,380 0,596
ADRO 0,358 1,280 0,219 0,117
CPIN 0,162 1,459 0,315 0,051
ANTM 0,189 1,013 0,013 0,503
BMRI 0,430 1,914 0,478 0,651
ACES 0,512 1,731 0,422 0,561
BBTN 0,483 2,237 0,553 0,893
BBRI 0,477 1,727 0,421 0,598
ERAA 0,373 1,658 0,397 0,453
ASII 0,290 1,486 0,327 0,228
INCO 0,363 1,524 0,344 0,442
EXCL 0,274 1,994 0,499 0,202
BBCA 0,293 1,827 0,453 0,587
BBNI 0,393 2,063 0,515 0,367
INDF 0,330 1,578 0,366 0,687
HMSP 0,563 2,133 0,531 0,860
ICBP 0,410 1,294 0,227 0,041
GGRM 0,308 1,832 0,454 0,140
BSDE 0,405 1,735 0,424 0,210
PTBA 0,548 1,707 0,414 0,388
INKP 0,260 2,418 0,586 0,261
ITMG 0,266 1,299 0,230 0,075
INTP 0,544 1,253 0,202 0,248
JSMR 0,299 1,291 0,225 0,166
JPFA 0,449 1,285 0,222 0,135
MIKA 0,257 2,175 0,540 0,203
WIKA 0,094 1,210 0,998 0,014
KBLF 0,186 4,777 0,999 0,259
MEDC 0,620 7,178 0,994 0,122
UNTR 0,569 6,922 0,999 0,106
TBIG 0,114 2,382 0,580 0,737
SMGR 0,163 1,936 0,484 0,185
PWON 0,157 2,033 0,508 0,061
UNVR 0,016 2,244 0,554 0,020
SMRA 0,107 1,837 0,456 0,971
MDKA 0,010 1,574 0,365 0,585
TPIA 0,040 5,452 0,982 0,088
TINS 0,065 9,745 0,975 0,589
PTPP 0,110 6,263 0,840 0,642

58
BRPT 0,236 1,099 0,090 0,327
AKRA 0,091 1,010 0,078 0,855
ADRO 0,226 1,055 0,052 0,277
CPIN 0,417 1,005 0,005 0,852
ANTM 0,114 1,264 0,209 0,397
BMRI 0,152 1,399 0,583 0,791
ACES 0,469 1,865 0,714 2,447
BBTN 0,102 1,290 0,539 0,091
BBRI 0,280 1,347 0,633 0,124
ERAA 0,130 1,015 0,636 0,253
ASII 0,503 1,105 0,609 1,360
INCO 0,252 1,007 0,791 0,286
EXCL 0,296 1,134 0,530 0,096
BBCA 0,140 1,058 0,529 0,203
BBNI 0,164 1,749 0,173 0,369
INDF 0,173 1,603 0,530 0,197
HMSP 0,270 1,714 0,831 0,250
ICBP 0,096 2,219 0,269 0,014
GGRM 0,446 2,029 0,625 0,389
BSDE 0,398 2,008 0,606 0,128
PTBA 0,608 1,660 0,425 0,140
INKP 0,165 1,137 0,604 0,828
ITMG 0,391 1,380 0,676 0,247
INTP 0,243 1,647 0,663 0,105
JSMR 0,387 1,726 0,750 7,605
JPFA 0,401 2,035 0,733 2,636
MIKA 0,449 2,912 0,650 0,698
WIKA 0,365 1,259 0,762 1,375
KBLF 0,496 1,186 0,693 0,756
MEDC 0,382 1,094 0,711 0,778
UNTR 0,421 1,309 0,513 0,410
TBIG 0,299 2,320 0,602 0,857
SMGR 0,303 1,102 0,778 0,317
PWON 0,312 1,963 0,823 0,946
UNVR 0,411 1,250 0,673 0,492
SMRA 0,322 1,024 0,565 0,821
MDKA 0,439 2,408 0,738 3,030
TPIA 0,412 1,009 0,567 0,091
TINS 0,318 1,101 0,652 0,222
PTPP 0,378 1,202 0,662 0,263

59
BRPT 0,505 1,001 0,622 0,943
AKRA 0,245 1,062 0,726 0,311
ADRO 0,382 1,014 0,652 0,113
CPIN 0,410 1,045 0,527 0,077
ANTM 0,423 1,365 0,709 0,567
BMRI 0,484 1,080 0,574 0,355
ACES 0,282 1,099 0,816 0,331
BBTN 0,074 5,322 0,147 0,014
BBRI 0,505 9,740 0,606 0,513
ERAA 0,431 4,538 0,613 0,160
ASII 0,231 2,057 0,514 0,156
INCO 0,375 3,070 0,674 0,881
EXCL 0,401 2,844 0,648 0,243
BBCA 0,234 3,132 0,681 0,110
BBNI 0,370 4,211 0,763 0,252
INDF 0,383 3,575 0,287 0,665
HMSP 0,424 2,649 0,307 0,705
ICBP 0,371 4,236 0,224 1,614
GGRM 0,457 2,703 0,333 0,151
BSDE 0,405 3,776 0,214 0,341
PTBA 0,318 2,092 0,098 0,311
INKP 0,246 2,647 0,101 0,797
ITMG 0,321 5,234 0,580 0,469
INTP 0,316 5,139 0,406 1,019
JSMR 0,237 1,518 0,447 0,568
JPFA 0,308 2,334 0,998 1,035
MIKA 0,429 3,532 0,412 3,463
WIKA 0,226 2,351 0,999 0,070
KBLF 0,257 2,707 0,478 0,169
MEDC 0,386 3,137 0,480 0,296
UNTR 0,484 2,674 0,393 1,245
TBIG 0,285 3,512 0,618 0,396
SMGR 0,281 2,705 0,980 0,133
PWON 0,274 2,295 0,920 0,082
UNVR 0,405 3,739 0,425 0,766
SMRA 0,445 2,641 0,507 0,447
MDKA 0,309 5,014 0,963 0,377
TPIA 0,056 1,619 0,414 0,035
TINS 0,173 3,234 0,986 0,698
PTPP 0,390 2,104 0,394 0,080

60
BRPT 0,241 1,797 0,316 0,076
AKRA 0,366 2,887 0,598 0,649
ADRO 0,270 0,780 0,942 0,250
CPIN 0,200 1,270 0,476 0,380
ANTM 0,374 2,230 0,306 1,510
BMRI 0,495 1,220 0,553 0,370
ACES 0,358 2,510 0,850 1,530
BBTN 0,162 1,200 0,799 0,230
BBRI 0,189 1,230 0,514 0,070
ERAA 0,430 3,090 0,887 1,810
ASII 0,512 1,230 0,109 1,190
INCO 0,483 0,290 0,558 0,620
EXCL 0,477 5,200 0,135 1,380
BBCA 0,373 3,250 0,935 0,760
BBNI 0,290 3,460 0,470 0,780
INDF 0,363 2,050 0,438 0,410
HMSP 0,274 2,520 0,963 0,860
ICBP 0,293 4,510 0,998 0,320
GGRM 0,393 5,650 0,591 0,950
BSDE 0,330 3,060 0,508 0,490
PTBA 0,563 2,300 0,370 0,820
INKP 0,410 3,820 0,590 3,030
ITMG 0,308 2,310 0,200 0,090
INTP 0,405 2,880 0,488 0,220
JSMR 0,548 2,960 0,372 0,260
JPFA 0,260 3,650 0,430 0,310
MIKA 0,266 4,109 0,639 0,290
WIKA 0,544 1,358 0,453 0,036
KBLF 0,299 9,143 0,156 0,265
MEDC 0,449 1,928 0,409 0,055
UNTR 0,257 9,110 0,605 3,930
TBIG 0,094 9,700 0,998 2,900
SMGR 0,186 1,530 0,375 1,370
PWON 0,620 3,470 0,422 4,080
UNVR 0,569 5,410 0,494 4,720
SMRA 0,970 6,870 0,293 4,620
MDKA 0,880 11,990 0,372 6,700
TPIA 0,820 6,300 0,992 7,250
TINS 0,220 4,410 0,383 0,680
PTPP 0,348 1,770 0,585 3,860

61
BRPT 0,393 6,860 0,332 6,040
AKRA 0,325 5,190 0,285 4,820
ADRO 0,186 6,980 0,578 4,480
CPIN 0,171 5,410 0,206 2,900
ANTM 0,212 4,590 0,505 1,370
BMRI 0,253 7,720 0,335 4,080
ACES 0,184 2,090 0,436 4,400
BBTN 0,346 5,320 0,681 4,620
BBRI 0,387 8,680 0,507 6,700
ERAA 0,373 7,030 0,406 7,250
ASII 0,325 2,610 0,390 0,680
INCO 0,300 6,970 0,589 3,860
EXCL 0,289 6,990 0,993 6,040
BBCA 0,400 2,450 0,982 2,900
BBNI 0,352 3,000 0,332 1,370
INDF 0,225 0,360 8,500 0,080
HMSP 0,402 4,090 5,040 7,720
ICBP 0,280 3,220 8,570 4,620
GGRM 0,430 1,080 13,670 6,700
BSDE 0,503 0,670 14,000 7,250
PTBA 0,252 2,970 15,250 5,680
INKP 0,296 1,510 7,590 3,860
ITMG 0,340 2,100 11,310 6,040
INTP 0,147 4,650 5,100 7,720
JSMR 0,473 4,500 8,570 4,620
JPFA 0,270 8,250 3,670 6,700
MIKA 0,096 7,420 4,000 0,250
WIKA 0,446 7,160 9,250 0,680
KBLF 0,398 8,340 1,310 6,040
MEDC 0,121 1,320 5,090 0,720
UNTR 0,172 1,290 8,570 4,620
TBIG 0,013 4,200 3,670 6,700
SMGR 0,099 2,800 4,000 7,250
PWON 0,112 7,860 3,250 5,680
UNVR 0,154 0,420 2,250 2,680
SMRA 0,032 2,570 0,330 0,760
MDKA 0,356 2,420 0,330 0,500
TPIA 0,592 0,480 0,270 0,560
TINS 0,325 2,270 0,560 0,900
PTPP 0,117 2,520 0,600 0,110

62
LAMPIRAN 2

HASIL TABULASI DATA

63
Lampiran 2 Hasil Tabulasi Data
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia Periode 2016)

64
65
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia Periode 2017)

66
67
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia Periode 2018)

68
69
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia Periode 2019)

70
71
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada perusahaan yang Terindeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia Periode 2020)

72
73
LAMPIRAN 3

HASIL OLAH DATA

74
Lampiran 3 Hasil Olah Data
Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
VACA_X1 200 ,0100 ,9700 ,326935 ,1531094
VAHU_X2 200 ,2900 11,9900 2,938870 2,2133080
STVA_X3 200 ,0050 15,2500 1,190910 2,3618389
ROA_Y 200 ,0140 7,7200 1,437410 2,0414322
Valid N
200
(listwise)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 200
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
1,28472585
Deviation
Most Extreme Absolute ,190
Differences Positive ,179
Negative -,190
Test Statistic ,190
Asymp. Sig. (2-tailed) ,081c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot

75
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,587 ,148 10,730 ,000
VACA -,072 ,064 -,092 -1,126 ,261
VAHU ,001 ,003 ,026 ,367 ,714
STVA ,003 ,022 ,011 ,131 ,896
a. Dependent Variable: ABS_RES

Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

76
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,723 ,295
VACA_X
1,619 ,723 ,121 ,990 1,010
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 ,991 1,009
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 ,998 1,002
a. Dependent Variable: ROA_Y

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,656 ,430 ,422 1,5526667 1,256
a. Predictors: (Constant), STVA_X3, VAHU_X2, VACA_X1
b. Dependent Variable: ROA_Y

Perhitungan Konstanta Dan Koefisien Regresi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,723 ,295 -2,452 ,015
VACA_X
1,619 ,723 ,121 2,240 ,026
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 7,754 ,000
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 8,883 ,000
a. Dependent Variable: ROA_Y

77
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,656 ,430 ,422 1,5526667
a. Predictors: (Constant), STVA_X3, VAHU_X2,
VACA_X1
b. Dependent Variable: ROA_Y

Hasi Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,723 ,295 -2,452 ,015
VACA_X
1,619 ,723 ,121 2,240 ,026
1
VAHU_X
,387 ,050 ,420 7,754 ,000
2
STVA_X3 ,414 ,047 ,479 8,883 ,000
a. Dependent Variable: ROA_Y

78

Anda mungkin juga menyukai