SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
ii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Kecamatan Medan Area Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
iii
Abstrak
iv
Abstract
One of the infectious diseases that causes the highest mortality which is a global
public health problem to date is Tuberculosis (TB). Pulmonary tuberculosis is a
disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which is an aerobic germ that can
live mainly in the lungs or in various other organs that have high oxygen partial
pressure. Puskesmas Medan Selatan Area is included in the 5 Puskesmas with the
lowest recovery rate in Medan, which is 66.67%. The purpose of this study was to
determine the implementation of PMO tasks in Medan Medan Selatan Health
Center. This type of research is a descriptive phenomenological study. The results
showed that the PMO in the Medan South Area Health Center was tasked with
reminding and supervising patients every time they took medicine, encouraging
patients to seek regular treatment at the Puskesmas, reminding and
accompanying patients to check sputum according to a predetermined schedule,
providing counseling on various Tb topics to sufferers . From the results of data
analysis using the Collaizi method, 4 themes emerge from the implementation of
PMO tasks in the Medan South Area Health Center, namely: a) The PMO plays a
role in the regularity of patients taking medication, b) in carrying out their duties
the PMO has several obstacles, c) during overseeing the treatment process , PMO
encountered drug side effects on patients, d) PMO took action in the form of
providing motivation, reminding and accompanying patients to check phlegm, and
providing counseling to support the healing process of patients. Based on the
results of the study, it is expected that the PMO in the Medan South Area Health
Center to be more active and diligent in carrying out their duties so that the
treatment process of patients can be carried out effectively and optimally,
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
Area Selatan Kecamatan Medan Area Tahun 2018” sebagai salah satu syarat
dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
ini.
M.Kes., selaku Penguji I dan Penguji II penulis yang telah memberikan saran
vi
6. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di
FKM USU.
7. Seluruh Dosen FKM USU dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu
8. Kepala Puskesmas dan seluruh pegawai Puskesmas Medan Area Selatan yang
9. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua tercinta Jonnedi Parulian Pane
dan Roshilda Clara Elisabeth Siahaan serta keluarga penulis tersayang, Josua
Claudius Pane dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dalam
10. Teman-teman selama berkuliah di FKM USU atas segala semangat dan
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran atas skripsi ini guna
vii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
Daftar Istilah xii
Riwayat Hidup xiii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 8
Puskesmas 8
Pengertian puskesmas 8
Prinsip penyelenggaraan puskesmas 8
Tujuan puskesmas 8
Fungsi puskesmas 8
Tuberkulosis Paru (TB Paru) 9
Definisi 9
Cara penularan 9
Risiko penularan 10
Gejala 10
Program Penanggulangan TB 11
Program nasional pengendalian TB Indonesia 11
Strategi DOTS (Directly Observed Treatments 13
Shortcourse)
Proses pengobatan TB 14
Pengawas Menelan Obat (PMO) 15
Persyaratan PMO 15
Petugas PMO 15
Tugas PMO 16
Informasi dari PMO 16
Hasil Penelitian yang Relevan 17
Landasan Teori 17
viii
Kerangka Berpikir 19
Metode Penelitian 21
Jenis Penelitian 21
Lokasi dan Waktu Penelitian 21
Subjek Penelitian 21
Definisi Konsep 22
Metode Pengumpulan Data 22
Metode Analisis Data 23
Daftar Pustaka 47
Lampiran 51
ix
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka berpikir 19
x
Daftar Lampiran
1 Pedoman Wawancara 51
2 Hasil Wawancara 52
3 Matriks Tema 68
4 Penyusunan Tema 69
xi
Daftar Istilah
TB Tuberkulosis
WHO World Health Organization
PMO Pengawas Menelan Obat
DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse
GERDUNAS Gerakan Terpadu Nasional
OAT Obat Anti Tuberkulosis
FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
FKRTL Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
xii
Riwayat Hidup
anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Jonnedi Parulian Pane
xiii
Pendahuluan
Latar Belakang
kematian tertinggi secara global dan berdampak pada ekonomi, kualitas hidup
hidup di paru dan berbagai organ tubuh bertekanan parsial oksigen tinggi
sebanyak sepertiga penduduk dunia dengan perkiraan terdapat satu orang setiap
detiknya yang terinfeksi penyakit tuberkulosis (PDPI, 2006). Sebanyak 33% dari
jumlah kasus TB di dunia yaitu 182 kasus per 100.000 penduduk terjadi di Asia
Tenggara (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada tahun 2014, terdapat 9,6 juta
jumlah kasus TB di dunia yang mengakibatkan 1,5 juta kematian (WHO, 2015).
dunia (WHO, 2016) serta menjadi negara urutan keempat dengan kasus TB paru
terbanyak diantara negara Cina, India dan Afrika Selatan pada Tahun 2010
1
2
Utara menempati posisi keempat dengan kasus baru TB BTA positif tertinggi di
Sebanyak 3.047 kasus baru BTA positif ditemukan di Tahun 2014 dan
kelamin, laki-laki memiliki jumlah kasus BTA positif lebih tinggi dibandingkan
bahwa Puskesmas Medan Area Selatan termasuk dalam lima puskesmas dengan
minimal 85% antara lain; Puskesmas Pulo Brayan dengan angka kesembuhan
Puskesmas Tegal Sari dengan angka kesembuhan sebesar 39,29%, dan Puskesmas
pemberantasan TB Paru sejak tahun 1995. Bila diartikan secara harfiah DOTS
oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) yang menjadi kunci utama strategi tersebut
jangka waktu satu tahun sampai tuntas. Dengan pengobatan yang ada saat ini,
hanya diperlukan waktu enam bulan untuk dapat sembuh tuntas. Meskipun
atau PMO. Hal ini dilakukan sebagai strategi untuk menjamin kesehatan dan
penderita dan memastikan bahwa obat tetap diminum sampai selesai sesuai
Puskesmas Medan Area Selatan diketahui bahwa Puskesmas Medan Area Selatan
telah menerapkan strategi DOTS, salah satunya dengan menetapkan PMO bagi
5
setiap penderita TB. Petugas penanggung jawab TB biasanya memilih salah satu
anggota keluarga yang satu rumah dengan penderita atau kerabat terdekat sebagai
tentang penyakit TB, tugas PMO, cara meminum obat dan efek samping
pengobatan.
wawancara singkat dengan lima orang penderita TB, dimana para penderita telah
penanggung jawab TB. Berdasarkan hasil wawancara didapati bahwa empat dari
lima penderita TB merasa sangat terbantu dan merasa penting dengan adanya
PMO yang bertugas menolongnya dalam proses pengobatan, sementara satu orang
penderita lainnya merasa acuh tak acuh dengan adanya dengan tugas dan peran
dari PMO-nya karena ketidakpahaman penderita dan PMO penderita tentang tugas
bahwa sebagian PMO mengaku cukup mengerti tentang tugas yang harus
sembuh, mengontrol asupan gizi penderita melalui makanan dan minuman yang
dikonsumsi penderita. Namun didapati masih ada PMO yang tidak menganggap
TB sebagai penyakit serius dan berbahaya, sehingga PMO yang ditunjuk tidak
tersebut tidak tuntas sehingga pada akhirnya petugas harus kembali mengingatkan
penderita dan PMO-nya baik itu melalui telepon, pesan singkat, ataupun
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
PMO di Puskesmas Medan Area Selatan Kecamatan Medan Area Tahun 2018.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Medan
Puskesmas
puskesmas meliputi:
5. Efektivitas teknologi
2014)
8
9
(1957), tuberkulosis adalah penyakit yang umumnya menginfeksi organ paru yang
hidup di paru, tidak membentuk spora, berukuran panjang 1-4 um dan tebal 0,3 -
0,6 um, bersifat dorman yaitu tertidur lama selama beberapa tahun dalam jaringan
tubuh dan berpotensi bangkit kembali jika kondisi mendukung (Hiswani, 2004).
bulan pada suhu kamar, bertahan dalam dahak selama 20-30 jam, dan bertahan
pada penyimpanan lemari bersuhu 200C selama 2 tahun. Bakteri ini disebut BTA
(bakteri tahan asam) karena memiliki lapisan lipid yang menyebabkan bakteri
tersebut tahan asam serta gangguan kimia dan fisis (Sudoyo dkk, 2006). Selain
itu, bakteri ini juga terdiri atas lapisan peptidoglikan dan arabinomannan.
Penularan penyakit tuberkulosis terjadi pada malam hari karena bakteri ini tidak
tuberkulosis akan sulit terdeteksi jika jumlah kuman < dari 5.000 kuman/cc dahak,
sebesar 65%, penderita TB BTA negatif berkultur positif sebesar 26%, dan
bersin, sehingga kuman dalam bentuk percikan dahak tersebar ke udara dan
berpotensi ditularkan kepada 10-15 orang per tahun. Risiko tertular tergantung
dari tingkat pajanan dengan percikan dahak (Departemen Kesehatan RI, 2008).
1. Penderita mengalami batuk yang dapat disertai darah dengan waktu berkisar 3
minggu.
4. Malaise
Gejala khusus:
Program Penanggulangan TB
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Target
FKRTL.
kinerja laboratorium.
ketersediaannya.
yang berkompeten.
13
TB.
membaik. Pada tahun 2001, penerapan DOTS mulai dilakukan dengan intensif,
sehingga angka kesakitan penularan TB dapat diturunkan dari 122 per 100.000
menjadi salah satu agenda utama dan penyediaan dana yang baik.
3. Adanya orang yang ditunjuk sebagai PMO untuk membantu dan mengawasi
obatnya.
14
5. Memiliki paduan OAT dan dosis yang tepat serta sesuai jangka waktu
pengobatan.
1. Pemberian OAT berkombinasi dengan jumlah dan dosis yang tepat sehingga
terjamin.
a. Tahap Intensif
a) Pemberian obat setiap hari dan diawasi langsung agar tidak terjadi
resisten obat.
b) Jika tahap intensif ini dilakukan secara tepat maka dalam 2 minggu,
b. Tahap lanjutan
a) Penderita tidak lagi diberi obat dengan jenis beragam namun prosesnya
lebih lama.
penderita sembuh.
dengan penderita.
Petugas PMO. Petugas PMO dapat berasal dari berbagai latar belakang,
seperti kader atau tokoh masyarakat lainnya, namun tentu akan lebih baik jika
PMO memiliki latar belakang dari dunia kesehatan seperti petugas kesehatan,
16
perawat, bidan desa setempat, dan lain sebagainya (Kementerian Kesehatan RI,
2014).
obatnya serta menjalani masa pengobatan selama kurang lebih enam bulan
lamanya.
pemeriksaan ulang dahak. Dalam melaksanakan tugas ini, peran PMO untuk
keluarga sadar dan waspada terhadap gejala-gejala yang muncul dan jikalau
benar positif maka dapat dideteksi lebih dini oleh petugas kesehatan dan
diberi pengobatan.
Informasi dari PMO. PMO perlu memiliki pemahaman yang baik tentang
2. Bagaimana TB dapat menular, apa saja gejala TB, dan bagaimana cara
mencegahnya.
3. Tahap pengobatan yang benar dan tepat, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
4. Pengawasan ketat dan pembimbingan yang tepat agar penderita mau berobat
teratur.
Padang Bulan berhubungan signifikan dan positif antara motivasi kader, sikap
Landasan Teori
ulang dahak yang menunjukkan hasil negatif dari sputum yang diperiksa dan
1. Faktor sarana
2. Faktor Pasien
b. Menjaga vitalitas tubuh penderita melalui pola makan yang teratur dengan
menggunakan masker.
berpengaruh secara aktif pada kesembuhan penderita. Motivasi yang kuat dan
pendampingan yang tak kenal lelah dari pihak keluarga tentu akan membantu
itu, kondisi lingkungan sekitar yang mendukung, baik itu lingkungan sosial yang
mendukung dan tidak mengucilkan, lingkungan tempat tinggal yang bersih dan
tidak lembab juga memberikan peranan penting bagi kesembuhan penderita. Maka
masyarakat sangat baik dilakukan, karena akan berdampak positif baik itu kepada
Kerangka Berpikir
Proses
1. Masukan ialah hal terkait yang diperlukan dan mendukung agar tugas PMO
3. Keluaran ialah dampak sebagai buah akibat pelaksanaan tugas PMO terhadap
Jenis Penelitian
konsep dan makna mendasar dari suatu fenomena yang dialami seseorang.
langsung, analisis data dan deskripsi dari fenomena tertentu, sebebas mungkin
dari dugaan yang belum teruji, yang bertujuan mendapatkan hasil yang maksimal
(PMO) di Puskesmas Medan Area Selatan Kecamatan Medan Area Tahun 2018.
Medan Area Selatan merupakan salah satu puskesmas di Kota Medan yang masih
memiliki angka kesembuhan TB Paru dibawah 85% (sebesar 66,67%) yang telah
melaksanakan strategi DOTS yaitu salah satunya dengan menetapan PMO bagi
Subjek Penelitian
21
22
penelitian sehingga data yang diperoleh bisa lebih representatif. Informan dalam
Definisi Konsep
1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar tugas PMO
kesehatan
3. Keluaran (output) adalah hasil yang dicapai sebagai buah dari pelaksanaan
dengan pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur urutan dan
pengumpulan data yang sering digunakan pada hampir semua penelitian kualitatif
(Herdiansyah, 2010).
23
menentukan secara tapt jenis data atau informasi yang dibutuhkan sehingga dapat
1. Opini
Meminta opini dari responden mengenai suatu isu atau kejadian yang terkait
dengan topik penelitian. Sehingga dalam hal ini, opini merupakan ekspresi
verbal responden.
2. Perilaku
pada masa lalu, masa sekarang atau baru-baru ini dan apa yang mereka
3. Fakta
opininya.
4. Pengetahuan
responden dalam satu bidang atau satu topik, kedalaman, atau akurasi dari
data berdasarkan klarifikasi yang telah dilakukan kepada partisipan (Polit & Beck,
2014). Tahapan metode analisis data menurut Colaizzi adalah sebagai berikut:
oleh partisipan. Dalam proses analisis ini, hasil pernyataan informan melalui
wawancara tentang pelaksanaan tugas PMO dari audio rekaman dari masing-
diperoleh beberapa makna yang lebih spesifik maka makna tersebut masuk ke
mengacu kepada esensi dari fenomeda pelaksanaan tugas PMO yang telah
7. Melakukan validasi hasil analisis data ke partisipan. Tujuan dari validasi hasil
analisa data yang untuk mendapatkan dan memastikan kembali apakah tema
dan hasil temuan yang dilakukan merupakan cara pandang informan yang
oleh Walikota Medan Bapak Drs. Syoekarni. Puskesmas Medan Area Selatan
Puskesmas ini terletak di Jalan Medan Area Selatan No. 1000, Kecamatan
Medan Area, dengan luas wilayah 149,6 Ha. Adapun yang menjadi batas wilayah
yaitu: Kelurahan Sukaramai I, Kelurahan Sukaramai II, Kelurahan Sei Rengas II,
dengan 6.741 kepala keluarga, dan jumlah penduduk sebanyak 29.060 jiwa.
Pelayanan Kesehatan
yaitu:
26
27
yang berjumlah tiga orang di ruangan poli umum. Kisaran pasien umum
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh dokter gigi puskesmas
di ruang tindakan.
Pelayanan rawat inap dilakukan oleh tenaga mesi dan paramedis seperti
e. Pelayanan Gizi
pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar kepala, dna lingkar
pemberian vitamin A dan tablet Fe, dna juga pemberian konseling gizi.
f. Pelayanan Kefarmasian
g. Pelayanan laboratorium
28
berkunjung dengan keluhan dan pemeriksaan wajib untuk ibu hamil dan
pasien TB Paru.
a. Promosi kesehatan
c. Kesehatan lingkungan
Karakteristik Informan
Obat (PMO) di Puskesmas Medan Area Selatan. Dari data yang diperoleh
menunjukkan usia informan 34-39 tahun (6%), 40-45 tahun (10%), 46-51 tahun
(10%), 52-57 tahun (10%), 58-63 tahun (10%). Sementara itu untuk jenjang
adalah perempuan.
diperoleh dari hasil wawancara, yang dianalisis sesuai dengan metode Collaizzi.
samping obat yang ditemui PMO selama masa pengobatan, 4) Tindakan PMO
terdapat satu sub tema dari tema yang pertama yaitu mengawasi penderita setiap
kali minum obat. Ada dua kategori yang muncul dalam tema yang pertama yaitu
waktu yang telah ditentukan. Waktu minum obat penderita adalah pagi hari,
sebelum sarapan dengan rentang waktu mulai dari pukul 06.00-07.30 pagi.
“Kalo obat yang enam bulah tuh kan…. Tiap pagi jam enam sekali aja…
sebelum makan…” (p1)
“Namanya sebelum makan, teratur sekali pada saat jam setengah delapan
jam tujuh.. dikonsumsi. Setengah delapan pagi iyaa…sebelum makan (p2)
“Yaa… pagi sebelum makan pagi. Obatnya diminum satu hari satu
kali….(p5)
minum obat adalah poin yang sangat penting untuk ditaati oleh penderita maupun
rutin atau tidaknya penderita minum obat sesuai aturan. Dalam hal ini, pola
kepatuhan penderita untuk minum obat beragam yaitu rutin dan sebaliknya.
“Kalo rasa emang gak sakit… gak usah diminum. Kalo emang rasa
sakit…diminum obatnya…(p3)
“Rutin …dari bulan enam atau tujuh lupa saya mulai pengobatannya…”
(p10)
analisis data menunjukkan terdapat sub tea dari tema yang kedua yaitu hambatan
PMO dalam melaksanakan peran. Terdapat satu kategori yang muncul dalam tema
1. Hambatan PMO
“Ketiduran…lupa…Ya…Cuma itu…aja…”(p4)
32
“Paling kendalanya gak tepat minum obatnya itu jam enam. Itu kan gak
tepat…Tapi pasti pagi minumnya…antara jam-jam enam sampe jam tujuh.” (p7)
Selama proses pengobatan, didapati penderita mengalami efek samping obat yang
ditimbulkan akibat reaksi OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang dikonsumsi oleh
penderita. Dari hasil analisis data menunjukkan terdapat satu sub tema dari tema
yang ketiga yaitu efek samping obat yang ditemui selama proses penderita minum
obat. Terdapat satu kategori yang muncul dalam tema yang ketiga yaitu efek
Efek samping obat yang ditimbulkan selama proses penderita minum obat
sangat beragam. Ada yang mengalami efek samping yang sama dan sebaliknya
“Ketika yang merah itu dikonsumsi, dia itu pening-pening.untuk dua bulan
it pening dia…pening luar biasa. Baru ketika dikonsumsi, mual-mual, muntah, air
seni itu warna merah…(p2)
“Makan obat itu muntah. Tiap hari kan…tiap makan obat itu muntah,
mual…Iya kan…, muntah, mual pening palanya. Selama sebulan, gini
aja…lambungnya sakit kata bapak…Udah nyeri,
semualah…nyeri…muntah…”(p3)
“Iya kan ah…untuk air seni kan memang efek sampingnya berwarna
merah…jadi banyak minum aja… Terus asam uratnya itu naik gitu…jadi nyut-
nyutan di persendian. Nafsu makan itu gak ada … Cuma yaa..didoktrin terus..(p7)
“Kadang mual dia…kalo minum obat itu, sampe muntah juga pernah
selera makan turun juga pernah sih…”(p9)
menunjukkan tedapat satu sub tema dari tema yang keempat yaitu tindakan
yang muncul dalam tema yang keempat yaitu PMO memotivasi penderita agar
berobat secara teratur, upaya PMO dalam pemeriksaan ulang dahak, PMO
Dari hasil analisis data, tindakan persuasif pertama yang dilakukan oleh
berbagai motivasi kepada penderita agar mau berobat secara teratur. Berikut
“Yaa..saya bilang gini…‟makan aja dulu pak obatnya, mana tau reaksinya
memang kekgitu kata doktor‟, ah..okelah kami yang jalani terus…”p3)
“Kalo apa saya ingatkan lagi…‟udah minum obat?‟ saya bilang. Iyalah
dimotivasi mau sembuh atau enggak? Kan gitu…” (p10)
Dari hasil analisis data tindakan persuasif kedua yang dilakukan oleh PMO
agar penderita melakukan pemeriksaan ulang dahak sesuai aturan. Berikut kutipan
wawancara:
Dari hasil analisis data, tindakan persuasif ketiga yang dilakukan oleh
“Penyuluhan juga…ya nyuruh dia minum obat, „kalo pengen sembuh rutin
aja makan obat…”(p1)
“Eh iyaa ada… kita kan udah ngerti juga…Gimana pengobatannya yang
benar dan baik…, cara mencegah penyakit TB itu supaya gak nular…”(p8)
“Ingatkan dia pake masker…Kadang mau juga dia gak mau… „ah pengap
kali!; kata dia…Cuma kita bilang harus! Terus yaa..kita kasih tau pengaturan
makannya…disabar-sabarin ajalah dia…”(p9)
Medan Area Tahun 2018 diperoleh 4 tema, 4 sub tema, dan 7 kategori. Tema yang
dihasilkan pada penelitian ini yaitu: 1) Peran PMO terhadap keteraturan penderita
minum obat, 2) Hambatan PMO dalam melaksanakan tugas, 3) Efek samping obat
yang ditemui PMO terhadap penderita, dan 4) Tindakan PMO dalam mendukung
Keteraturan penderita minum obat merupakan salah satu hal penting yang
adalah tindakan penderita untuk meminum obat Tb Paru secara teratur guna
keteraturan dalam minum obat kurang dari 90% maka akan mempengaruhi
Salah satu dari komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT (Obat
Maka dari itu, peran PMO terhadap keteraturan penderita minum obat sangat
sosial dalam bentuk mengingatkan dan menemani minum obat merupakan salah
satu tugas seorang PMO yaitu mengawasi pasien TB agar menelan obat secara
37
teratur sampai selesai pengobatan dan memberi dorongan kepada pasien agar mau
kali minum obat sesuai dengan peran PMO itu sendiri dalam mewujudkan
keteraturan minum obat pada penderita. Tema ini muncul berdasatkan 2 kategori
yaitu waktu minum obat dan kepatuhan penderita untuk minum obat. Berdasarkan
menunjukkan peran dari PMO yang baik sesuai dengan pemenuhan tugas
keteraturan penderita minum obat. Dalam hal ini, keteraturan minum obat yang
dimaksud sesuai dengan 2 kategori dari tema yaitu minum obat sesuai waktu yang
sudah ditetapkan dan rutin minum obat secara teratur selama menjalani masa
Istiawan dkk (2005), menyatakan bahwa langkah yang paling tepat agar berhasil
Tuberkulosis) secara teratur dan dibutuhkan PMO (Pengawas Menelan Obat) yang
kesehatan, efek samping obat, status gizi dan pengawas minum obat dengan
sangat serius terutama timbulnya efek samping akibat penggunaan obat anti
tuberculosis (OAT). Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan
dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Sebagian besar pasien TB
berarti. Namun, beberapa pasien dapat saja mengalami efek samping yang
merugikan atau berat. Guna mengetahui terjadinya efek samping OAT, sangat
penting untuk memantau kondisi klinis pasien selama masa pengobatan sehingga
efek samping berat dapat segera diketahui dan ditatalaksana secara tepat.
tentunya PMO mengetahui apa saja efek samping obat yang dikeluhkan penderita.
kesehatan, efek samping obat, status gizi dan pengawas minum obat dengan
kegagalan konversi pada penderita TB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada efek samping obat yang ditemui selama proses pengobatan. Tema ini muncul
berdasarkan satu kategori, yaitu efek samping obat yang ditimbulkan selama
proses pengobatan.
paling sering ditemui PMO selama masa pengobatan antara lain urin penderita
bewarna merah, pusing, mual, muntah, gatal-gatal, nafsu makan berkurang bahkan
39
hilang, asam urat naik, nyeri di persendian. Penelitia ini didukung oleh hasil
penelitian Caroll, Lee, Cai, & Hallahan (2012), bahwa efek samping utama yang
paling sering timbul adalah gangguan pencernaan (mual, muntah, diare dan nyeri
perut), gangguan nyeri sendi, gangguan psikis, gangguan visual dan gangguan
bahwa efek umum yang terjadi adalah efek terhadap kulit. Adapun efek lain yakni
efek gastrointestinal (mual dan muntah) dan hepatoksisitas. Selain itu hasil
OAT yang paling serin timbul pada bulan pertama menjalani terapi obat
kemerahan pada urin 1 (1,0%) dan sakit kepala 1 (1,0%). Pada bulan kedua,
dibandingkan dengan bulan pertama yaitu nyeri sendi 28 (29,2%), diikuti kurang
baik efek samping yang ditimbulkan dari konsumsi OAT selama masa pengobatan
penderita. Dengan demikian, PMO dapat menentukan tindakan apa yang perlu
tersebut. selain itu, PMO dapat terus memotivasi dan memberi pengertian yang
baik kepada penderita agar tetap mau minum obat sehingga proses pengobatan
Kesehatan (2000), yaitu kesembuhan pasien TB Paru dapat dicapai dengan adanya
Paru untuk meminum obat secara teratur. PMO sangat penting untuk
mendampingi penderita agar dicapai hasil yang optimal. Penelitian Puri (2010)
kasus baru strategi DOTS. Berdasarkan penelitian Muniroh dkk (2013) diketahui
bahwa ada hubungan antara pengawas minum obat dengan kesembuhan pada
penderita TBC Paru di wilayah kerja puskesmas Mangkang didapatkan hasil uji
Chi square dengan p value 0,002 kurang dari α 5% (0,05). Selain itu menurut
dimaksud disini adalah tindakan ajakan yang dilakukan PMO dengan tujuan
mendukung proses kesembuhan penderita. Dalam hal ini tindakan persuasive yang
dimaksud sesuai dengan 3 kategori dari tema yaitu PMO memotivasi penderita
agar berobat secara teratur, upaya PMO dalam pemeriksaan ulang dahak, dan
kepatuhan minum obat penderita Tb Paru, dimana keluarga yang berperan sebagai
menyebabkan pasien tidak patuh periksa ulang dahak pada fase akhir pengobatan
pengaruh positif pada pasien. Berdasarkan hasil penelitian Hanan & Hidayat
(2013) keluarga memotivasi penderita akan keteraturan minum obat, control dan
pengawasan minum obat. Pemberian motivasi oleh PMO kepada penderita agar
berobat secara teratur secara garis besar memberikan motivasi akan pentingnya
minum obat.
pemeriksaan ulang dahak penderita. Tindakan yang dilakukan PMO dapat berupa
lengkap minimal dua kali selama masa pengobatan. Pemantauan kemajuan dan
& Wantiya (2013) menunjukkan danya hubungan antara peran PMO dengan hasil
apusan BTA pasien TB Paru. Hasilapusan BTA pada pemeriksaan ulang dahak
penentu kelanjutan pengobatan. Maka dari itu, peran PMO sangat dibutuhkan
mengenai peran PMO dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada penderita
dan penderita.
sangat penting dan berpengaruh terhadap proses kesembuhan penderita. Maka dari
telah ditetapkan.
Keterbatasan Penelitian
bersifat objektif tanpa ada pengaruh dari teori-teori atau pandangan sebelumnya
sehingga merupakan suatu hal yang absurd dan bermuatan nilai (value-bond).
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. PMO memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting dalam proses
antara lain; a) mengingatkan dan mengawasi penderita setiap kali minum obat
dahak sembarangan), pola makan dan gizi yang baik agar semakin
44
45
Selatan Kecamatan Medan Area Tahun 2018. Penjelasan dari 4 tema tersebut
penderita minum obat berkaitan dengan waktu minum obat serta rutin
dari 10 PMO menyatakan, waktu minum obat penderita adalah pada pagi
menyatakan bahwa efek samping obat yang paling sering ditemui pada
penderita antara lain; urin penderita berwarna merah, pusing, mual dan
Saran
1. Diharapkan PMO di Puskesmas Medan Area Selatan agar lebh giat dan
Carroll, M. W., Lee, M., Cai, Y., Hallahan, C. W., Shaw, P. A., Min, J. H., …
Barry, C. E. (2012). Frequency of adverse reactions to first-and second-
line anti tuberculosis chemotheraphy in a korean cohort. International
Journal Tuberculosis Lung Dis, 16(7), 7-10. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22584241
Debby, R., Suyanto., & Restuastuti,T. (2014). Peran pengawas menelan obat
(PMO) tuberkulosis dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada
pasien tuberkulosis paru di Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru. E-
Journal of Tuberculosis, 1(1), 1-13. Diakses dari
https://id.scribd.com/document/394067717/ipi186970-pdf
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2016). Profil Kesehatan Kota Medan. Diakses
dari.http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_K
OTA_2016/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf
47
48
Erlinda, R., & Wantiyah, D. E. I. (2013). Hubungan peran pengawas minum obat
(PMO) dalam program DOTS dengan hasil apusan BTA pasien
tuberkulosis paru di Puskesmas Tanggula Kabupaten Jember. Jurnal
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember, 1(1), 1-
8..Diakses.dari.https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/6
0670/Rindy%2Erlinda.pdf
Hannan, M., & Hidayat, S. (2013). Peran keluarga dalam perawatan penderita
tuberkulosis paru di Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Jurnal
Majalah Kesehatan Masyarakat, 2(1), 16-20. Diakses dari
http//download.portalgaruda.org/article
Istiawan, R., Sahar, J., & Bachtiar, A. (2005). Hubungan peran PMO oleh
keluarga dan petugas kesehatan terhadap pengetahuan, perilaku
pencegahan dan kepatuhan klien TBC dalam konteks keperawatan
komunitas di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Keperawatan Soedirman, 1(2),
96-104..Diakses.dari http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article
Kurniawan, F., Sulaiman, S. A. S., & Gillani,W. (2012). Adverse drug reactions
of patiens anti-tuberculosis drug among tuberculosis patients treated in
chest clinic, Internasional Journal of Pharmacy & Life Scienses, 3(1), 1-8.
Diakses.dari.https://pdfs.semanticscholar.org/b93d/2a90b7df7b2561d3088
e40768f21e7d7ea.pdf
Muniroh, N., Siti, A., & Mifbakhuddin. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kesembuhan penyakit tuberculosis (TBC) paru di wilayah kerja
Puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jurnal Keperawatan Komunitas,
1(1), 33-42. Diakses dari
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKK/article/view/923/975
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2014). Nursing research generating and assessing
evidence for nursing pracise. (9th ed). Philadelphia, USA: Lippincott.
Rab, H. T. (2010). Ilmu penyakit paru (Edisi ke-1). Jakarta: Trans Info Media.
Rahmi, N., Medison, I., & Suryadi, I. (2013). Hubungan tingkat kepatuhan
penderita tuberkulosis paru dengan perilaku kesehatan efek smaping OAT
dan peran PMO pada pengobatan fase intensif di Puskesmas Seberang
Padang September 2012 - Januari 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2),
345-351. Diakses dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/702/558
Rezki, K. (2017). Pemantauan efek samping obat anti tuberkulosis (OAT) pada
penderita TB dalam pengobatan tahap intensif di BBKPM Kota Makassar
(Skripsi, UIN Alauddin). Diakses dari http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/5549/1/Kiki%20Rezki.pdf
4. Apakah anda reaksi yang anda temui selama proses penderita minum
teratur? Jelaskan!
dahak? Jelaskan!
No Pernyataan Informan
1 Kalo obat yang 6 bulan tuh kan, tiap pagi jam 6 sekali aja sebelum
makan. Kalo yang botate sama vitamin, pagi sama malam. Obat batuknya
2 Namanya sebelum makan, teratur sekali pada saat jam setengah 8 jam 7,
dikonsumsi. Setengah 8 pagi iya, sebelum makan, 3 butir satu hari sekali
minum. Jadi obat merah itu dikonsumsi selama 3 bulan. Baru masuk obat
kuning 3 bulan.
3 Sebenarnya disuruh makan obat tuh pagi, harus makan dulu ntah ini
makan dulu ntah gak ngerti lah aku ya, kurasa makan dulu. Karena kalo
gak makan, itu memang lambung yang dikejer, 16 butir, sekali makan 16
butir, katanya ini untukvitamin, awak aja nengok obatnya takut, 16 butir.
butir gitu. Masalah obat-obat itu, aku gak ini kali, memang ada obat itu.
Jadi akhirnya gak lagilah suruh makan obat tuh, dari ini aja dari doctor
dari pirngadi aja. Aku tanyak orang lain tentang obat itu “Bapak abis
makan obat itu enak pak? Kata mereka, “iya enak, memang pening-
pening, tapi abis itu saya enak”. Loh kok suami saya malah kek orang
53
gila. Nengok orang marah, mualnya gak berhenti, ehmm. Berarti kan
4 Itu obatnya kan minumnya kan seminggu 3 kali, senin, rabu, jumat.
5 Yaa, pagi. Sebelum makan pagi, obatnya diminum satu hari satu kali
6 Kalau sekarang ini anjuran bu ernita kan tiap hari, karena kemarin itu di
rumah sakit kan tiap hari. Jadi kalo sekarang ini diikuti aja masih tiap
obat batuksama vitamin makannya itu abis sarapan. Jadi kalo obat TB dia
7 Pada saat minum obat, jam 6 sebelum sarapan. Abis itu 30 menit sesudah
8 Setiap hari, ehh pagi, sebelum makan, ya sekitar pukul setengah 7 jam 7
gitulah.
9 Tiap pagi, pukul 6 sebelum makan, Cuma gatau nama obatnya apa.sama
makan obat dulu dia pagi. Ada obat vitaminya ada, satu hari sekali
No Pernyataan Informan
1 Adabolong bolonya obat batuknya. Iya inilah obat batuknya pun belom
abes. Kalo obat merah ya rutin abes. Kalo ni obat batuk ama vitaminya
2 Iyaa, jadi dia, ka nada aturan pakai, jadi kita dengan aturan seperti itu,
kita jangan sampai melanggar dengan aturan tadi itu. Disiplin kita, iya
macemana bedanya kita disiplin untuk makan aja, dan dengan keyakinan
juga kita mau sembuh. Pokoknya harus teratur makan obat, diingatkan,
diarahkan.
3 Kalo rasa emank gak sakit gak usah diminum, kalo emang rasa sakit.
Diminum obatnya, Tapi dia dikasih obat simbikot, untuk apa untuk
pernapasan itu.
7 Ehh rutin, tapi mungkin agak-agak telat, kaang ga jam 6 tepat terus agak-
No Pernyataan Informan
1 Ada juga rasa bosan biasanya ini makanya jadi gak temakan. Karena
ngadepi makan ini tiap hari teros ya kan, yang ini, kalo ini kan cuma pagi
sore, jadi ini yang gak dirutinkan (obat batuk). Eee sulit tu eceknya untuk
melarang itu tadilah merokok tadi kalo makan obat ee eceknya taulah dia
tugas dia makan obat, sulit itu, itu tadilah rokok tadi.
2 Ribut suami istri, saya bilang, “abang kena TB, kenak TBC, yang
Namanya TBC itu kan memalukan, kan gitu”. Memalukan karena apa?
Berarti orang yang mengidap TBC itu adalah orang yang kotor, orang
yang gak bersih, kan gitu. Suami saya marah, tersinggung, marah sanaa
3 Dia juga berobatnya gak rutin, dulu kan taulah gak ada BPJS, dulu
56
pakeknya kan umum, berobat sana berobat sini. Kalo ada duit, ya okelah,
kalo gak ada duit? Mau spesialis mana, soeroso lah, semua kami datangi.
Ahh udah itu kan, udah lama-lama ga ini, mungkin penyakit tuh nambah
lah kali kan, ada duit. Rupanya berobat itu kan gaboleh ini, harus tuntas.
Aa awalnya kan dulu kan mana ada yang berobat kek gitu harus tuntas,
rupanya udah ada entah berapa galangan itu, dibilang ini ada obatnya dari
puskesmas yang makan 6 bulan pas kami rumah sakit diopname, disuruh
makan obat ini 6 bulan juga gak ini, terus kami puskesmas dirujuk, gini
ajalah puskesmas aja, puskesmas kami dikasih obat merah itu tau? Ahh, 4
bulan pakek itu rupanya bapak masuk lagi rumah sakit, aahh.
lyaa iyaa ada itu emang iya untuk yang 6 bulan itu kencingnya merah,
rupanya. Empat bulan, bagus memang makan itu memang, Empat bulan
rupanya masuk lagi rumah sakit, ini diperiksa, nah ini bapak paru-paranya
kan luka, rupanya udah sembuh ini pak karena makan obat itu, Namanya
merokok lagi, gitu awalnya makanya bapak ini sering sakit, menahun
sakit jadinya bapak. Engga disiplin, rokoknya itu gak dijaganya. Minum
obat yang merah itu awalnya, kencingnya merah, 4 bulan minum obat itu
masuk lagi rumah sakit. Jadi kami gak makan obat merah tuh lagi.
5 Karena, menurut saya dan bapak, ya bapak ga ada penyakitnya itu, karena
dari sebelumnya sampe dini hari, ya bapak pun istilahnya udah jenuh aja
57
kan ada. tanda-tandanya itu kan. Ah ini pun dari tanda-tandanya itu gak
6 Kalo masalah ngasih makan obat gak, gak pernah ada masalah bapak.
Kalo obat itu pokoknya sebelum sarapan, bapak tetap minum. Gak ada
7 Yaa, apa kalo lupa total minum obat gak pernah, karena udh paham efek
obatnya. Paling kendalanya ga tepat minum obatnya itu jam 6 itu kan ga
tepat, tapi pasti pagi minumnya, antara jam jam 6 sampe jam 7.
9 Ya, kadang payah juga dia minum obatnya, karena minum obatnya pagi,
pertama-pertama. Tapi sekarang dia udah gak payah kok, kalo dibilang
10 Kalo waktunya tepat aja dia setiap pagi, yang penting dia sebelum makan,
perat kosong, bangun tidur dia langsung makan obat, cuma kadang-
kadang mungkin dia bangunnya kelamaan gitu, bukan dia telat minum
obatnya enggak. Ya gituu aja, kalo yang lainnya gak ada, aman-aman aja.
58
4. Apakah ada reaksi yang anda temui selama proses penderita minum obat?
No Pernyataan Informan
1 Di buang air kecil ya, kayaknya merah kayak warna obatnya. Yaa,
dikonsumsi, dia itu pening, pening, Untuk 2 bulan itu pening dia, pening
luar biasa, bam ketika dikonsumsi mual - mual, muntah. Apa yang
dimakan itu keluar, air seni itu warna merah. Yaa tapi udah disampekan
3 Ga kerja-kerja jadinya, makan obat itu muntah, nengok orang aja macem
mati ketakutan, macem orang gilak awak nengok orang, katanya. Tiap
hari kan, tiap makan obat itu. muntah, mual, memang kekgitu pak kata
petugasnya. lya kan, muntah, mual, pening palanya, iyaah kekmana ini
aku, katanya. Karena jauh itu, dia sama anaknya, yaudahlah gapapa.
Besok datang lagi, disuntik memang, udah disuntik sebelum makan I obat
yang 16 biji itu, gituu jugak. Selama sebulan, gini aja, lambungnya sakit
kata bapak, udah nyeri, semualah, nyeri, muntah. Nanti kalo udah makan
obat itu, selang 2 jam, dia langsung nengok orang udah, nengok orang
orang gila aku keknya katanya, gituu marah aja bawaannya katanya, eh
nanti kayak orang ini mual, uek uek, gitu-gitulah kayak orang hamil tuh,
59
bapak awal minum obat, keneing merah dia, abis ite gak lagi, sama
pusing sekali-sekali.
5 Ah cuma warna itunya aja yang merah. Kalo pegal, apaa ini itu gak ada.
tetap merah, kalo mual sama apa segala macam enggak, sama selera
7 lya kan ah, untuk air seni kan memang efek sampingnya berwaraa merah,
jadi banyak minum aja. Terus asam uratnya itu kaya naik gitu, jadi dia
efek samping dari obatnya, meningkatkan kadar asam urat, jadi itu gak
masalah karena memang efek samping dari obatnya. Kalo selera makan
itu untuk awal-awal masa pengobatan itu memang, nafsu makan itu gak
gimanapun, tapi kalo gak makan itu ga akan baik, gak akan ada
perubahannya. tapi menjelang 2 bulan, selera makan pun mulai ada, mulai
enaklah makan apapun yang dirasain itu enak, jadi berimbas sama berat
8 Air seninya ya warna merah, terus apa kakinya itu sering sakit-sakit
gitulah, katanya reaksi obatnya. Semenjak dia minum obat itu ya dia
60
merasakan itu. Kalo selera makannya biasa aja. Untuk tindakan gimana-
gimana gitu sih gak ada, karena kan memnag reaksi obatnya.
9 Kadang mual dia, kalo minum obat itu, sampe muntah juga pernah. Kalo
muntah dia, saya suruh minum obat lagi. Selera makan turun juga pernah
sih, ini sekarang berat badannya juga lagi turun, cuma ya katanya kan
memang ini reaksi dari obatnya jadi ya dikasih vitamin aja sama
pudinglah dia.
10 Reaksinya gak ada lah, Cuma dia kencingnya yang warnanya merah
heran juga, berarti memang seperti itu kalo minum obat itu.
1. Apa yang anda lakukan untuk mengingatkan penderita berobat secara teratur?
Jelaskan?
No Pernyataan Informan
1 Nyinyirlah awak sama dia, iyaa kadang nanti awak, udah awak nyinyir,
awak di disenggaknya. Kaya satpam Iah. lya, itulah awak bilang vitamin
tuh untuk daya tahan tubuh tadi awak bilang ama dia, jangan sepele
dengan obat kecik ini awak bilang, kadang mau anggap sepele, ah
kociknya kata dia yakan, sementara vitamin tadi supaya tubuh kita tadi
jangan lemas yakan, inikan obat tadi ini untuk mencegah penyakit paru-
paru tadi. Kalo ini kan vitamin supaya kita kuat, itu awak bilang ama dia.
61
Dia kadang sepele ama obat kocik, itu awak bilang ama dia, awak bukan
gak nyinyir, nyinyir awak di rumah ini, nyinyir. Makan obat, jangan
emang harus makan obat, iyalah, Banguni dia minum obat, karena pagi
mengingatkan kembali, karena kadang kan suaffli nanti mau lupa. Minum
3 Ya saya bilang gini, makan aja dulu pak obatnya, mana tau reaksinya
minggu loh, tapi gak ada penyembuhan, bukan malah ini, bukan malah
dia tambah sehat, malah tambah sakit. Orang semua orang bilang, kalo
makan obat supaya mau sembuh, bukan supaya mau sakit. Orang aja yang
narkoba aja kan dia isap supaya dia tenang, masak kita yang minum obat
tambah sakit? Jadi saya gini aja, itu terserah sama bapaklah, kalo bapak
memang merasa itu tidak, tidak ini tidak sehat dibadan rasanya, kan
berobat, saya gak pernah ngawani, kan carik ini.. uang. Namanya saya
juga jualan, mana bisa bapak bekerja kegitu, anak saya siapa yang kasih
makan, kalo gak sama sama cari, iyakan.. Kalo puskesmas, bapak
sendiri.. Tapi kuajari juga makan obatnya. Dia gak man makan dulu
obatnya, karena nanti kalo dab. makan obat itu, gak bisa ngantar aku
62
jualan yakan. Jadi diantarnya aku dulu, baru dimakan obat itu. Setiap hari
ambil puskesmas, setiap hari, disuntik juga setiap hari, ehm jadi kan ehm
kekmanalah kegini, macam orang ini gak bisa apa dipanggil orang tuh dia
gak bisa, jadi kayak gitu aja. Jadi saya bilanglah, udah makan aja malam,
mana tau-tau dokter itu kita makan malam, yang penting kita makan
obatnya, ahhh,., jadi siang bisa bekerja, kalo malam kan memang kalo
kita makan obat itu malam, ahh bisa tidur, rupanya gak juga. Uek uek..di
tempat tidur, jam istirahat awak, uek uek kegitu kan.. muntah mual, kayak
orang masuk angin, jadi konsultasi juga sama orang-orang kayak mana
obat nih kumakan nih, “itu obat apa dikasih?”, gatau kata dokter kegini.
Obat itu untuk kita sembuh. Bukannya tambah sembuh, tambah sakittt...
Kubilang kalo memang untuk mematikan kita, tak usah aja makan obat
itu, jadi gak datang-datang lagi lakik saya kesitu, ya ditelpon orang itu.
katanya 700 apa 500 dikasih, dikasih biaya. Memakan obat itu, kita
5 Biasa aja kalo kita. lyaa karena memang gak ada yang penyakit itu yang
prinsip. Bebas kita kernana-mana. Naik kereta tanpa jeket tanpa penutup
(masker). Makanya bapak kalo make penutup malah sesak jadinya, gatau
bukan penyakit yang kita anggap serins gituu. Kita anggapnya malah
tidak ada penyakit, jadi kita gak merespons kali tub, masalah ini pun.
Engga engga, gak terlalu kita ragukan lah. Walaupun ada pantangannya,
kita langar-langgar juga, haha.. Kecuali kalok kita memang udah gawat
betul, segala sesuatunya, apa makannya, apa minumnya, ini gak ada, kita
memang kesadaran dan kerajinan itu datang dari bapak sendirilah, saya
penyakit berbahaya kok, asal minum obat teratur pasti bisa sembuh, orang
ada kok obatnya. Jadi semua tergantung karnu, saya bilang. Kalo mau
balik hidupnya kaya dulu, jadi timbul motivasi itu di dalam dirinya, Terus
8 Ya kita ingatkan tengok lagi dia minum obat, ya ada kita pas dia minum
ituloh.
10 Yaa kita ajalah, ya caranya ya gak ada acara apa-apa. Kecuali ya kalo apa
saya ingatkan lagi “udah minum obat?” saya bilang. Dia sekarang kan dia
kan minum obatnya seminggu tiga kali, hari Rabu, hari Senen, Hari Rabu,
hari Jumat, jadi ya tetep kok, gak pernah belong., kan ada jadwalnya.
64
dahak? Jelaskan!
No Pernyataan Informan
1 Selalu bawa dia periksa ulang lah ke puskesmas. Tiap bulan ya. Baru
inilah, kan kemarin itu pertama kena, mungkin ya 2 bulan sekali mungkin
ya, nah yang kemarin itu kan sebulan, nah ini yang kedua bulannya kan,
nah itu.
2 Ohh ada, ada periksa ulang dahak adaa. Misalnya, 2 minggu, ketika mau
diingatkan buat periksa lagi. Test dahak tuh dari awal sampe berakhir 2
3 Eeh, bukan tanya, tes dahak beini-inilah. Kalo ke pukesmas gataulah saya
ya. Kalo ke puskesmas kan cuma ambil obat aja, suntik aja.
4 Yaa, kita kan tau jadwalnya, jadi ya pasti tau kalo periksa, Bapak pun
6 Kalo kita tetap ingatkan dan kita temani dia setiap periksa.
8 lya, kan ada apanya kertasnya, saya tengok gitu kertasnya berapa minggu
10 Kalo periksa ulang kan, saya tanya sama bu Ernita. Karena kan dia yang
lebih tau juga kan daripada kita kan, ah kaya kemaren udah cek, udah dua
kali cek ya negatif, dan kalo periksa saya ikut, pasti saya ikut.
No Pernyataan Informan
1 Penyuluhan juga. Ya nyuruh dia minum obat, kalo pengen sembuh, rutin
aja makan obat. Kita harus banyak bergerak tapi harus jaga kesehatan
membahayakan diri sendiri juga, tapi bisa membahayakan orang lain juga
yakan.
Pola makan juga dijaga. Jadi TB itu kan sebenarnya kan gak penyakit
keturunan, jadi pada saat itu, di era-era yang lama, itu ada. dibilang
sekarang ini, udah gak ada lagi yang namanya penyakit keturunan, itu
ajaa.
3 Tapi aku bilang, merokok tub untuk kesenangan kita atau untuk.. pikirkan
anak-anak kita jangan merokok itu aja. Kan kita tau rokok itu untuk
membunuh kita, ngapain dijalanin lagi. Mungkin dia dah bosan juga kali,
4 Ehh ada, yaa apa makannya itulah jangan maka goreng-goreng, jangan
minum teh manis sering-sering, terus cara minum obatnya, minum obat
6 lya ada. Banyak sedikitnym seperti apa penyebab dari penyakit itu,
terkena ke anggota keluarga yang lain. Jadi ya, make masker, kalo buang
dahak jangan sembarangan. Karena kan kaya kata dokternya, virus TB itu
menyebar lewat udara, tapi belum tentu juga orang yang menghirap udara
itu terkena TB, jadi itu tergantung antibodinya juga, jadi haras timbul
8 Eh iya ada, kita kan udah ngerti juga. Gimana pengobatannya yang benar
9 Yaa ketika penyuluhan di puskesmas kan ayu-nya kan juga ikut, dia
denger. Jadi ya diingatkan aja, “Ayu kalo bersin, tutup ayu”, yaa kaya
gitu-gitu ajalah. Ingatkan di pake masker, kadang mau juga dia gak mau,
“ah pengap kali”, kaa dia, Cuma kita bilang harus. Terus ya kita kasih tau
4 Efek samping obat yang Efek samping obat Efek samping obat
ditimbulkan selama proses yang ditemui selama yang ditemui PMO
pengobatan proses pengobatan selama masa
pengobatan
5 PMO memotivasi
penderita agar berobat
secara teratur
7 PMO memberikan
penyuluhan kepada
penderita
Lampiran 4. Penyusunan Tema
PERNYATAAN
KODING KATEGORI SUB TEMA TEMA
SIGNIFIKAN
A. Mengawasi Penderita
setiap Minum Obat
1. Pada saat kapan anda
melakukan tugas ini
Responden 1
Responden 2
Namanya sebelum makan, a. Teratur Waktu minum Mengawasi penderita Keteraturan penderita
teratur sekali pada saat jam b. Pagi hari obat setiap kali minumobat minum obat
setengah 8 jam 7, dikonsumsi c. Sebelum makan
setengah 8 pagi iyaa, sebelum
makan.
Responden 4
69
sebelum makanlah
Responden 5
Responden 6
Responden 7
Responden 8
70
Responden 9
Responden 10
Kepatuhan
penderita
2. Apakah penderita rutin untuk minum
minum obat?
obat
Responden 1 a. Bolong-bolong
71
Responden 2 a. Teratur
Responden 4 a. Bolong-bolong/tidak
teratur
Ada bohongnya, lupa kadang-
kdang
Responden 5 a. Bolong-bolong
72
Ohh, bolong-bolong juga.
Responden 6 a. Teratur
Responden 7 a. Teratur
Responden 8 a. Teratur
73
Responden 9 a. Teratur
Responden 1 a. Bosan
b. Sulit melarang
Ada juga rasa bosan. Ess sulit penderta merokok
tu eceknya untuk melarang
itu tadilah merokok tadi kalo
makan obat ee eceknya taulah
dia tugas dia makan obat,
sulit itu, itu tadilah rokok tadi
74
itu ajaa peran
75
Di buang air kecil ya,
kayaknya merah kayak
warna obatnya. Yaa,
dinyiyirin terus, kasih
semangat yakan
Responden 2
Responden 3
Makan obat itu muntah. Tiap a. Penderita mual, Efek samping Efek samping obat Efek samping obat
hari kan, tiap makan obat itu, muntah obat yang yang ditemui selama yang ditemui PMO
muntah, mual. Iya kan, b. Penderita kesakitan ditimbulkan proses pengobatan selama masa
muntah, mual, pening c. Pening selama proses pengobatan
palanya. Selama sebulan, gini pengobatan
aja, lambungnya sakit kata
bapak, udah nyeri, semualah,
nyeri, muntah
76
Responden 4 a. Penderita gatal-
gatal
Ehh apa… gatal-gatal, iyaa b. Pusing
efek sampingnya ya dibiarkan c. Urine merah
aja. Pertama bapak awal
minum obat, kencing merah
dia, abis itu gak lagi, sama
pusing sekali sekali
Responden 7
77
memang efek sampingnya b. Asam urat naik
bewarna merah, jadi banyak c. Sendi nyeri
minum aja. Terus asam d. Nafsu makan
uratnya itu kaya naik gitu, berkurang
jadi dia nyut-nyutan di
persendian. Nafsu makan itu
gak ada Cuma ya didoktrin
terus
Responden 8
Responden 9
78
B. Mendorong Penderita
agar Berobat Secara
Teratur
5. Apa yang anda lakukan
untuk mengingatkan
penderita berobat secara
teratur? Jelaskan!
Responden 1 a. Mengingatkan
manfaat obat
Nyinyirlah awak sama dia,
makan obat,jangan sepal
makan obat
Responden 2 a. Memberikan
semangat untuk
Ya ngomel, ngasih semangat, sembuh
ngasih apa gitu kan. b. Mengingatkan
penderita agar
cepat sembuh
Responden 3
Ya saya bilang gini, makan a. Mengingatkan PMO Tindakan persuasive Tindakan PMO dalam
aja dulu pak obatnya, mana penderitaan agar memotivasi PMO selama Mendukung proses
tau reaksinya memang cepat sembuh penderita agar mengawasi kesembuhan penderita
kekgitu kata doctor, ah berobat secara pengobatan penderita
79
okelah kamiya jalanilah terus teratur
Responden 4
a. Mengingatkan
Itulah ngingetin minum obat supaya berobat
supaya teraur teratur
Responden 6
Responden 7
80
pengobatan,
Responde 8
Responden 10
C. Mengingatkan Penderita
Periksa Ulang Dahak
81
6. Apa yang anda lakukan
untuk mengingatkan
penderita periksa ulang
dahak? Jelaskan?
Responden 1
Responden 2
Responden 5
Responden 6
82
Responden 7
Responden 9
Responden 10
D. Penyuluhan tentang
Penyakit TB Paru
7. Apakah anda melakukan
penyuluhan
kepadapenderita? Jika
ya, apa materi yang anda
berikan? Jika tidak,
mengapa?
Responden 1 a. Melakukan
penyuluhan
Penyuluhan juga. Ya nyuruh
83
dia minu obat, kalo pengen
sembuh rutin aja makan obat.
RESPONDEN 2 a. Melakukan
penyuluhan
Penyakit TB itu penyakit
paru-paru yang tercemar
udara, kotoran, asap rokok,
selain asap rokok penyakit
diabetes. Bagaimana
mengonsumsi obatnya,
macemana timul TB,
bagaimana menjaganya, efek
samping obatnya gimana
supaya gak takut
Responden 4 PMO
memberikan
Ehh ada, cara minum a. Melakukan
penyuluhan
obatnya, minum obat harus penyuluhan
rutin, cma karena
manusiakadang-kadang mau
lupa juga
84
Responden 5
Responden 6
Responden 7
85
Responden 8
Responden 9
Responden 10
86
87