METODE PENELITIAN
sectional study).
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wanita hamil normal dan preeklampsia di kamar bersalin bagian
a. Besar Sampel
(Zα+Zβ) S 2
n 1 =n 2 = 2 _______
X1 – X2
Pada penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan interval
S = simpang baku dari kedua kelompok, dari kepustakaan, S = 3,2 (rosario 2005)
(1,96+0,842) 3,2 2
n 1 =n 2 = 2 ________
n 1 =n 2 = 17,86 dibulatkan jadi 18, maka jumlah sampel minimal masing-masing grup
adalah 18 orang.
Kedua kelompok sampel dilakukan proses matching yaitu penyesuaian antara usia
c. Kriteria lnklusi
3. Hamil tunggal
6. Tidak merokok
d. Kriteria Eksklusi
1. Diabetes Mellitus
1. Stetoskop
3. Tabung reaksi.
g. Cara Kerja
penelitian yang akan dilakukan. Bagi yang setuju untuk ikut penelitian, diminta untuk
1. Anamnesis: nama, umur, alamat, paritas, hari pertama haid terakhir (HPHT), riwayat
dalam posisi tidur miring kearah kiri, lengan yang akan diukur tekanan darahnya
dibebaskan dari baju yang melingkari lengan atas. Cuff harus melingkari sekurang-
kurangnya 80% dari lingkar lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas. Tentukan denyut
nadi arteri brakialis pada fossa antekubiti, kemudian letakkan stetoskop diatasnya. Cuff
dipompa sampai melewati 20-30 mmHg di atas hilangnya denyut arteri brakhialis
dengan palpasi. Pompa dibuka perlahan untuk menurunkan air raksa dengan kecepatan
(Korotkoff l) dan tekanan diastolik ditentukan pada waktu hilangnya denyut arteri
3. Pemeriksaan nadi dan nafas dengan menghitung frekuensi nadi dan nafas selama 1
menit.
melalui vena mediana kubiti. Semua sampel diambil darah sebanyak 16 cc.
Darah yang sudah diambil dimasukkan kedalam tube steril berlapis silikon dan di
3000 rpm selama 10 menit sampai terbentuk serum. Serum diambil dengan
alat ini.
Analisis data dan uji statistik dilakukan untuk menganalisa perbedaan antara
a. Hamil normal adalah kehamilan tanpa penyulit dengan tekanan darah normal
b. Preeklampsia berat adalah kelainan yang timbul setelah kehamilan 20 minggu yang
ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg disertai dengan proteinuria ≥ 5 gram / jumlah urine selama 24 jam atau dengan
c. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin yang diperiksa berdasarkan pemeriksaan
laboratorium dengan proteinuria ≥ 5 gram / jumlah urine selama 24 jam atau dengan
e. Diabetes Mellitus dinyatakan dengan pemeriksaan insulin sewaktu dan kadar gula darah
sewaktu dengan tidak memperhatikan apakah terjadi sebelum atau saat kehamilan
f. Matching adalah penyesuaian antara usia ibu, gravida, dan umur kehamilan antara
Hamil
Inklusi/Eksklusi
Analisa Data
k. Etika Penelitian
• Semua subjek yang diikut sertakan pada penelitian ini memberikan persetujuan tertulis
yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian yang disaksikan oleh suami
dan peneliti
• Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa pasien maupun janin yang
dikandungnya
Dilakukan penelitian kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat dan hamil
FK USU dari bulan Juni 2013 sampai diperoleh 20 kasus wanita hamil dengan
preeklampsia berat sebagai kelompok studi dan 20 kasus wanita hamil normal sebagai
kelompok kontrol.
DIAGNOSIS
KARAKTERISTIK PEB Normal
(%) (%)
USIA <20 (5) (5)
(Tahun) 20-35 (75) (85)
>35 (20) (10)
umur kehamilan, dengan hasil sebagian besar kelompok hamil Preeklampsia berat
berusia 20-35 th (75%), dan kelompok hamil normal berusia 20-35 th (85%), kemudian
sebagian besar gravida pada kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal
kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal adalah dengan usia kehamilan ≥ 37
minggu (70%).
4.2. Korelasi antara kadar adiponektin dengan usia ibu pada hamil normal dan PEB
Tabel 2. Korelasi antara kadar adiponektin dengan usia ibu hamil normal
Umur Adiponektin
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara adiponektin dengan usia ibu pada hamil normal menggunakan uji
korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat
korelasi kadar adiponektin dengan usia ibu pada kehamilan normal ( p > 0,05).
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,103, yang menandakan kekuatan hubungan antara
kadar adiponektin dan usia ibu pada hamil normal sangat lemah.
Umur Adiponektin
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara adiponektin dengan usia ibu pada hamil PEB menggunakan uji korelasi
pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas menunjukkan tidak ada
korelasi adiponektin dengan usia ibu pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p >
0,05).
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,344, yang menandakan kekuatan hubungan antara
Tabel 4. Korelasi antara kadar adiponektin dengan gravida pada hamil normal
Gravida Adiponektin
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara adiponektin dengan gravida pada hamil normal menggunakan uji
korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat
Dengan koefisien korelasi (r) = -0,162, yang menandakan kekuatan hubungan antara
Tabel 5. Korelasi antara kadar adiponektin dengan gravida pada hamil PEB
Gravida Adiponektin
N 20 20
N 20 20
korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas terdapat tidak ada
korelasi adiponektin dengan gravida pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p >
0,05).
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,261, yang menandakan kekuatan hubungan antara
4.4. Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan ibu pada hamil normal
dan PEB
Umur Adiponektin
Kehamilan
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara adiponektin dengan umur kehamilan ibu pada hamil normal
menggunakan uji korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel
diatas tidak terdapat korelasi adiponektin dengan umur kehamilan pada kehamilan
kadar adiponektin dan umur kehamilan ibu pada hamil normal sangat lemah.
Tabel 7. Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan ibu hamil PEB
Umur
Kehamilan Adiponektin
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan pada hamil PEB
menggunakan uji korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel
diatas terdapat tidak ada korelasi adiponektin dan umur kehamilan pada kehamilan
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,103, yang menandakan kekuatan hubungan antara
kadar adiponektin dengan umur kehamilan pada hamil PEB sangat lemah.
Dari tabel diatas dapat kita lihat rerata kadar adiponektin pada hamil Preeklampsia
berat adalah 2.686 μg/mL dan rerata kadar adiponektin pada hamil normal 6.372 μg/mL
Pada penelitian ini dijumpai perbedaan bermakna kadar serum adiponektin hamil
preeklampsia berat dengan hamil normal, dimana kadar serum adiponektin pada hamil
preeklampsia berat lebih rendah dibandingkan hamil normal. Dalam penelitian ini
hipotesis diterima.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Zhonghua (2008) yang
mengatakan kadar adiponektin pada wanita hamil preeklampsia berat (3.0984 ± 1.4604)
adiponektin pada wanita hamil normal (5.3246 ± 1.7554) dan wanita hamil preeklampsia
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Rosario
(2005) yaitu didapatkan kadar adiponektin pada hamil dengan preeklampsia dan
hipertensi berbeda signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kehamilan normal (7.6
didapatkan kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat aterm (3.8975 ± 1.79238)
berbeda signifikan lebih rendah dibandingkan dengan hamil normal aterm (6.5925 ±
3.09833).
Penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramsay
(2003) dan Nien (2007), mereka mendapatkan kadar adiponektin lebih tinggi pada
kehamilan dengan preeklampsia berat dibandingkan dengan hamil normal. Hal ini
dilakukan dengan metode Kasus kontrol dengan mengukur kadar adiponektin pada
PEB dan hamil normal pada trimester ketiga dan pasca melahirkan dengan jumlah
sampel yang berbeda antara kasus PEB dan hamil normal (15 pasien PEB dan 30
pasien normal).
4.6. Kadar Gula Darah Sewaktu pada hamil normal dan PEB
Tabel 9. Kadar gula darah sewaktu pada hamil normal dan PEB
KGD sewaktu
Uji t-independent
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa kadar gula darah sewaktu hamil normal dan
preeklampsia berat masih dalam batas normal, dengan nilai rerata kadar gula darah
Tabel 10. Perbedaan kadar insulin antara hamil PEB dengan normal
Dari hasil penelitian dapat kita lihat rerata kadar insulin pada hamil Preeklampsia berat
adalah 6.576 μIU/mL dan hamil normal adalah 7,172 μIU/mL dimana perbedaan
Bartha et al. Mengukur resistensi insulin dengan test toleransi insulin pada 20
oral. Dalam penelitian ini preeklampsia tidak terkait dengan resistensi insulin.
Tabel 11. Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil normal
Adiponektin Insulin
adrandom
N 20 20
N 20 20
Korelasi kadar insulin dan adiponektin pada hamil normal menggunakan uji korelasi
pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat korelasi
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,026, yang menandakan kekuatan hubungan antara
PEB
Insulin
Adiponektin Adrandom
N 20 20
N 20 20
Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil dengan PEB menggunakan uji
korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak
terdapat korelasi adiponektin dan insulin pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p
> 0,05).
Dengan koefisien korelasi (r) = 0,241, yang menandakan kekuatan hubungan antara
5.1. Kesimpulan
usia ibu, gravida, dan umur kehamilan, dengan hasil sebagian besar kelompok hamil
preeklampsia berat dan hamil normal berusia 20-35 th, kemudian sebagian besar
gravida pada kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal adalah primigravida,
sedangkan umur kehamilan sebagian besar pada kelompok hamil preeklampsia berat
b. Dari hasil penelitian tidak terdapat korelasi kadar adiponektin dengan karakteristik
c. Rerata kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat adalah lebih rendah
d. Rerata kadar gula darah sewaktu pada hamil normal dan preeklampsia berat masih
e. Dari hasil penelitian rerata kadar insulin pada hamil preeklampsia berat masih dalam
f. Dari hasil penelitian tidak terdapat korelasi adiponektin dan insulin pada kehamilan
5.2. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut tentang manfaat pengukuran kadar adiponektin pertanda
seluruh derajat preeklampsia. Selain itu perlu dilakukan penelitian serial tentang