Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan suatu penelitian potong lintang (cross

sectional study).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kamar bersalin bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP

H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi dan RS Jejaring FK USU di Medan.

Pemeriksaan kadar serum adiponektin, insulin sewaktu, kadar gula darah

sewaktu dilakukan di Laboratorium Prodia Medan. Penelitian dilakukan mulai

bulan Juni 2013 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wanita hamil normal dan preeklampsia di kamar bersalin bagian

Obstetri dan Ginekologi RSUP.H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi, dan RS

Jejaring FK USU di Medan.

Universita Sumatera Utara


3.3.2.. Sampel

a. Besar Sampel

Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus (26)

(Zα+Zβ) S 2

n 1 =n 2 = 2 _______

X1 – X2

n = Besarnya sampel, α = Tingkat kemaknaan

Pada penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan interval

kepercayaan 95 %. Dari tabel diperoleh zα = 1,96, zβ = 0,842

S = simpang baku dari kedua kelompok, dari kepustakaan, S = 3,2 (rosario 2005)

X 1 – X 2 = perbedaan klinis yang diinginkan ( clinical judgement ) = 3

(1,96+0,842) 3,2 2

n 1 =n 2 = 2 ________

n 1 =n 2 = 17,86 dibulatkan jadi 18, maka jumlah sampel minimal masing-masing grup

adalah 18 orang.

b. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yang terdiri dari:

• Kelompok ibu hamil normal

• Kelompok preeklampsia berat

Kedua kelompok sampel dilakukan proses matching yaitu penyesuaian antara usia

ibu, gravida, dan umur kehamilan.

Universita Sumatera Utara


Variabel penelitian:

• Variabel bebas : Adiponektin

• Variabel tergantung : Preeklampsia berat dan hamil normal

c. Kriteria lnklusi

1. lbu hamil normal

2. lbu preeklampsia berat

3. Hamil tunggal

4. Tidak Hipertensi Kronis

5. Tidak Superimposed preeklampsia

6. Tidak merokok

7. Bersedia ikut penelitian

d. Kriteria Eksklusi

1. Diabetes Mellitus

2. Sampel darah rusak

e. Alat yang Digunakan

1. Stetoskop

2. Tensimeter air raksa nova riester

3. Tabung reaksi.

4. Humanreader produksi "Human" dengan menggunakan reagen adiponektin.

Universita Sumatera Utara


f. Tehnik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di kamar bersalin RSUP H. Adam Malik,

RSUD.Dr.Pirngadi, dan RS Jejaring FK USU di Medan terhadap ibu yang memenuhi

kriteria inklusi dengan spesimen berupa darah vena perifer.

g. Cara Kerja

Setiap wanita yang memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan mengenai

penelitian yang akan dilakukan. Bagi yang setuju untuk ikut penelitian, diminta untuk

menandatangani surat pernyataan bersedia mengikuti penelitian. Pada semua pasien

yang ikut penelitian dilakukan :

1. Anamnesis: nama, umur, alamat, paritas, hari pertama haid terakhir (HPHT), riwayat

penyakit yang pernah diderita, pernah merokok atau tidak

2. Pemeriksaan fisik: kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, edema, Pemeriksaan

tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop pasien

dalam posisi tidur miring kearah kiri, lengan yang akan diukur tekanan darahnya

dibebaskan dari baju yang melingkari lengan atas. Cuff harus melingkari sekurang-

kurangnya 80% dari lingkar lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas. Tentukan denyut

nadi arteri brakialis pada fossa antekubiti, kemudian letakkan stetoskop diatasnya. Cuff

dipompa sampai melewati 20-30 mmHg di atas hilangnya denyut arteri brakhialis

dengan palpasi. Pompa dibuka perlahan untuk menurunkan air raksa dengan kecepatan

2-3 mmHg/detik. Tekanan sistolik ditentukan dengan terdengarnya suara pertama

(Korotkoff l) dan tekanan diastolik ditentukan pada waktu hilangnya denyut arteri

brakialis (Korotkoff V).

3. Pemeriksaan nadi dan nafas dengan menghitung frekuensi nadi dan nafas selama 1

menit.

Universita Sumatera Utara


4. Pemeriksaan darah rutin (haemoglobin, trombosit, leukosit), protein urin dilakukan di

laboratorium klinik RSUP.H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi, dan RS Jejaring FK USU di

Medan, permeriksaan adiponektin, kadar gula darah sewaktu, insulin sewaktu di

laboratorium Prodia Medan.

5. Pemeriksaan kadar adiponektin serum dilakukan dengan cara :

I. Darah pasien diambil dengan menggunakan jarum vacumtainer disposible

melalui vena mediana kubiti. Semua sampel diambil darah sebanyak 16 cc.

Darah yang sudah diambil dimasukkan kedalam tube steril berlapis silikon dan di

diamkan lebih kurang 10 menit hingga terbentuk endapan. Kemudian

dimasukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8OC sehingga tidak

terjadi hemolisis saat pemusingan. Kemudian dilakukan pemusingan dengan

3000 rpm selama 10 menit sampai terbentuk serum. Serum diambil dengan

jarum suntik disposible 5 cc dan dituangkan ke dalam tabung reaksi dan

disimpan dalam lemari pendingin dengan temperatur -200 C di laboratorium,

lalu dilakukan pemeriksaan adiponektin secara ELISA.

II. Pemeriksaannya dilakukan oleh seorang petugas khusus yang mengoperasikan

alat ini.

6. Pasien ditatalaksana sesuai dengan protap pelayanan yang berlaku di RSUP.H.Adam

Malik, RSUD.Dr.Pirngadi dan RS Jejaring FK USU Medan.

h. Analisis Data dan Uji Statistik

Analisis data dan uji statistik dilakukan untuk menganalisa perbedaan antara

kadar adiponektin hamil normal dengan preeklampsia menggunakan program uji

statistik t-test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Universita Sumatera Utara


i. Batasan Operasional

Pada penelitian ini digunakan batasan sebagai berikut :

a. Hamil normal adalah kehamilan tanpa penyulit dengan tekanan darah normal

b. Preeklampsia berat adalah kelainan yang timbul setelah kehamilan 20 minggu yang

ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110

mmHg disertai dengan proteinuria ≥ 5 gram / jumlah urine selama 24 jam atau dengan

pemeriksaan dipstick ≥ +3 atau lebih secara kualitatif.

c. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin yang diperiksa berdasarkan pemeriksaan

laboratorium dengan proteinuria ≥ 5 gram / jumlah urine selama 24 jam atau dengan

pemeriksaan dipstick ≥ +3 atau lebih secara kualitatif.

d. Kadar adiponektin diukur menggunakan metode elisa dengan satuan μg/mL.

e. Diabetes Mellitus dinyatakan dengan pemeriksaan insulin sewaktu dan kadar gula darah

sewaktu dengan tidak memperhatikan apakah terjadi sebelum atau saat kehamilan

f. Matching adalah penyesuaian antara usia ibu, gravida, dan umur kehamilan antara

kedua kelompok sampel.

Universita Sumatera Utara


j. Alur Penelitian

Pasien kamar bersalin

Hamil

Inklusi/Eksklusi

Normal Preeklampsia Berat

Pemeriksaan kadar Adiponektin

Analisa Data

k. Etika Penelitian

• Semua subjek yang diikut sertakan pada penelitian ini memberikan persetujuan tertulis

yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian yang disaksikan oleh suami

dan peneliti

• Subjek penelitian diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

Universita Sumatera Utara


• Semua subjek penelitian dirahasiakan identitasnya

• Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa pasien maupun janin yang

dikandungnya

• Terhadap subjek penelitian tetap lebih diutamakan pelayanan dengan selalu

mengindahkan tata cara etika yang berlaku

Universita Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dilakukan penelitian kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat dan hamil

normal di kamar bersalin di RSUP H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi, dan RS Jejaring

FK USU dari bulan Juni 2013 sampai diperoleh 20 kasus wanita hamil dengan

preeklampsia berat sebagai kelompok studi dan 20 kasus wanita hamil normal sebagai

kelompok kontrol.

4.1. Karakteristik subjek penelitian

Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

DIAGNOSIS
KARAKTERISTIK PEB Normal
(%) (%)
USIA <20 (5) (5)
(Tahun) 20-35 (75) (85)
>35 (20) (10)

GRAVIDA Primi gravida (40) (40)


Sekundi gravida (30) (30)
Multi gravida (30) (30)

UMUR 30-33 (20) (20)


KEHAMILAN 34-36 (10) (10)
(minggu) ≥ 37 (70) (70)

Universita Sumatera Utara


Pada penelitian ini, data karakteristik di kelompokan berdasarkan usia ibu, gravida, dan

umur kehamilan, dengan hasil sebagian besar kelompok hamil Preeklampsia berat

berusia 20-35 th (75%), dan kelompok hamil normal berusia 20-35 th (85%), kemudian

sebagian besar gravida pada kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal

adalah primigravida 8 (40%), sedangkan umur kehamilan sebagian besar pada

kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal adalah dengan usia kehamilan ≥ 37

minggu (70%).

4.2. Korelasi antara kadar adiponektin dengan usia ibu pada hamil normal dan PEB

Tabel 2. Korelasi antara kadar adiponektin dengan usia ibu hamil normal

Umur Adiponektin

Pearson Umur Pearson Correlation 1 .103

Sig. (2-tailed) .667

N 20 20

Adiponektin Pearson Correlation .103 1

Sig. (2-tailed) .667

N 20 20

Korelasi antara adiponektin dengan usia ibu pada hamil normal menggunakan uji

korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat

korelasi kadar adiponektin dengan usia ibu pada kehamilan normal ( p > 0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,103, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dan usia ibu pada hamil normal sangat lemah.

Universita Sumatera Utara


Tabel 3. Korelasi antara kadar adiponektin dengan usia ibu pada hamil PEB

Umur Adiponektin

Pearson’s Umur Pearson Correlation 1.000 .344

Sig. (2-tailed) .138

N 20 20

Adiponektin Pearson Correlation .344 1.000

Sig. (2-tailed) .138

N 20 20

Korelasi antara adiponektin dengan usia ibu pada hamil PEB menggunakan uji korelasi

pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas menunjukkan tidak ada

korelasi adiponektin dengan usia ibu pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p >

0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,344, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dan usia ibu pada hamil PEB lemah.

Universita Sumatera Utara


4.3. Korelasi antara kadar adiponektin dengan gravida pada hamil normal dan PEB

Tabel 4. Korelasi antara kadar adiponektin dengan gravida pada hamil normal

Gravida Adiponektin

Pearson Gravida Pearson Correlation 1 -.162

Sig. (2-tailed) .494

N 20 20

Adiponektin Pearson Correlation -.162 1

Sig. (2-tailed) .494

N 20 20

Korelasi antara adiponektin dengan gravida pada hamil normal menggunakan uji

korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat

korelasi adiponektin dengan gravida pada kehamilan normal ( p > 0,05)

Dengan koefisien korelasi (r) = -0,162, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dan gravida pada hamil normal sangat lemah.

Tabel 5. Korelasi antara kadar adiponektin dengan gravida pada hamil PEB

Gravida Adiponektin

Pearson’s Gravida Pearson Correlation 1.000 .261

Sig. (2-tailed) .266

N 20 20

Adiponektin Pearson Correlation .261 1.000

Sig. (2-tailed) .266

N 20 20

Universita Sumatera Utara


Korelasi antara adiponektin dengan gravida pada ibu hamil PEB menggunakan uji

korelasi pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas terdapat tidak ada

korelasi adiponektin dengan gravida pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p >

0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,261, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dan gravida pada hamil PEB lemah.

4.4. Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan ibu pada hamil normal

dan PEB

Tabel 6. Korelasi antara adiponektin dengan umur kehamilan ibu hamilnormal

Umur Adiponektin

Kehamilan

Pearson Umur Pearson Correlation 1 .131

Kehamilan Sig. (2-tailed) .583

N 20 20

Adiponektin Pearson Correlation .131 1

Sig. (2-tailed) .583

N 20 20

Korelasi antara adiponektin dengan umur kehamilan ibu pada hamil normal

menggunakan uji korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel

diatas tidak terdapat korelasi adiponektin dengan umur kehamilan pada kehamilan

dengan preeklampsia berat ( p > 0,05).

Universita Sumatera Utara


Dengan koefisien korelasi (r) = 0,131, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dan umur kehamilan ibu pada hamil normal sangat lemah.

Tabel 7. Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan ibu hamil PEB

Umur

Kehamilan Adiponektin

Spearman’s rho Umur Correlation Coefficient 1.000 .103

Kehamilan Sig. (2-tailed) .666

N 20 20

Adiponektin Correlation coefficient .103 1.000

Sig. (2-tailed) .666

N 20 20

Korelasi antara kadar adiponektin dengan umur kehamilan pada hamil PEB

menggunakan uji korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel

diatas terdapat tidak ada korelasi adiponektin dan umur kehamilan pada kehamilan

dengan preeklampsia berat (p > 0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,103, yang menandakan kekuatan hubungan antara

kadar adiponektin dengan umur kehamilan pada hamil PEB sangat lemah.

Universita Sumatera Utara


4.5. Perbedaan kadar adiponektin antara hamil PEB dengan normal

Tabel 8. Perbedaan kadar adiponektin antara hamil PEB dengan Normal

DIAGNOSIS N Mean Std. Deviation p-value

Kadar PEB 20 2.686 0.336 <0.001


Adiponektin Normal 20 6.372 1.450
Uji Mann Whittney

Dari tabel diatas dapat kita lihat rerata kadar adiponektin pada hamil Preeklampsia

berat adalah 2.686 μg/mL dan rerata kadar adiponektin pada hamil normal 6.372 μg/mL

dimana perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p <0.001).

Pada penelitian ini dijumpai perbedaan bermakna kadar serum adiponektin hamil

preeklampsia berat dengan hamil normal, dimana kadar serum adiponektin pada hamil

preeklampsia berat lebih rendah dibandingkan hamil normal. Dalam penelitian ini

hipotesis diterima.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Zhonghua (2008) yang

mengatakan kadar adiponektin pada wanita hamil preeklampsia berat (3.0984 ± 1.4604)

berbeda secara signifikan lebih rendah dibanding dibandingkan dengan kadar

adiponektin pada wanita hamil normal (5.3246 ± 1.7554) dan wanita hamil preeklampsia

ringan (5.8360 ± 0.8910).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Rosario

(2005) yaitu didapatkan kadar adiponektin pada hamil dengan preeklampsia dan

hipertensi berbeda signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kehamilan normal (7.6

versus 13.0 μg/mL).

Universita Sumatera Utara


Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Suryana (2010) yaitu

didapatkan kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat aterm (3.8975 ± 1.79238)

berbeda signifikan lebih rendah dibandingkan dengan hamil normal aterm (6.5925 ±

3.09833).

Penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramsay

(2003) dan Nien (2007), mereka mendapatkan kadar adiponektin lebih tinggi pada

kehamilan dengan preeklampsia berat dibandingkan dengan hamil normal. Hal ini

mungkin disebabkan adanya perbedaan metode penelitian,dimana penelitian ini

dilakukan dengan metode Kasus kontrol dengan mengukur kadar adiponektin pada

PEB dan hamil normal pada trimester ketiga dan pasca melahirkan dengan jumlah

sampel yang berbeda antara kasus PEB dan hamil normal (15 pasien PEB dan 30

pasien normal).

4.6. Kadar Gula Darah Sewaktu pada hamil normal dan PEB

Tabel 9. Kadar gula darah sewaktu pada hamil normal dan PEB

Pemeriksaan Normal mg/dl PEB mg/dl

KGD sewaktu

Rentang (64 – 95) (51 - 118 )

Rerata 78,2 87,5

Uji t-independent

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa kadar gula darah sewaktu hamil normal dan

preeklampsia berat masih dalam batas normal, dengan nilai rerata kadar gula darah

Universita Sumatera Utara


sewaktu hamil normal 78,2 mg/dl, nilai rerata kadar gula darah sewaktu hamil

preeklampsia berat 87,5 mg/dl.

4.7. Perbedaan kadar insulin antara hamil PEB dengan normal

Tabel 10. Perbedaan kadar insulin antara hamil PEB dengan normal

DIAGNOSIS N Mean Std. Deviation p-value

Kadar insulin PEB 20 6.576 1.561 0.236


Normal 20 7.172 1.571
Uji t-independent

Dari hasil penelitian dapat kita lihat rerata kadar insulin pada hamil Preeklampsia berat

adalah 6.576 μIU/mL dan hamil normal adalah 7,172 μIU/mL dimana perbedaan

tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Salamalekis dkk (2004)

Mereka mendapatkan bahwa preeklampsia tidak terkait dengan resistensi insulin.

Bartha et al. Mengukur resistensi insulin dengan test toleransi insulin pada 20

wanita dengan preeklampsia, pada 18 wanita dengan hipertensi dipicu kehamilandan

pada 20 subjek kontrol normotensif. Hasilnya preeklampsia tidak terkait dengan

hiperinsulinemia, baik dalam keadaan berpuasa maupun setelah konsumsi glukosa

oral. Dalam penelitian ini preeklampsia tidak terkait dengan resistensi insulin.

Universita Sumatera Utara


4.8. Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil normal dan PEB

Tabel 11. Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil normal

Adiponektin Insulin

adrandom

Adiponektin Pearson Correlation 1 .026

Sig. (2-tailed) .914

N 20 20

Insulin Pearson Correlation .026 1

adrandom Sig. (2-tailed) .914

N 20 20

Korelasi kadar insulin dan adiponektin pada hamil normal menggunakan uji korelasi

pearson karena berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak terdapat korelasi

adiponektin dan insulin pada kehamilan normal (p > 0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,026, yang menandakan kekuatan hubungan antara

adiponektin dan insulin sewaktu pada hamil normal sangat lemah.

Universita Sumatera Utara


Tabel 12. Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil dengan

PEB

Insulin

Adiponektin Adrandom

Spearman’s rho Adiponektin Correlation coefficient 1.000 .241

Sig. (2-tailed) .306

N 20 20

Insulin Correlation coefficient .241 1.000

adrandom Sig. (2-tailed) .306

N 20 20

Korelasi antara kadar insulin dan adiponektin pada hamil dengan PEB menggunakan uji

korelasi spearman karena tidak berdistribusi normal. Dari hasil tabel diatas tidak

terdapat korelasi adiponektin dan insulin pada kehamilan dengan preeklampsia berat (p

> 0,05).

Dengan koefisien korelasi (r) = 0,241, yang menandakan kekuatan hubungan antara

adiponektin dan insulin sewaktu pada hamil preeklampsia berat lemah.

Universita Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Data karakteristik penelitian ini di kelompokan dengan proses matching berdasarkan

usia ibu, gravida, dan umur kehamilan, dengan hasil sebagian besar kelompok hamil

preeklampsia berat dan hamil normal berusia 20-35 th, kemudian sebagian besar

gravida pada kelompok hamil preeklampsia berat dengan normal adalah primigravida,

sedangkan umur kehamilan sebagian besar pada kelompok hamil preeklampsia berat

dengan normal adalah usia kehamilan ≥ 37 minggu.

b. Dari hasil penelitian tidak terdapat korelasi kadar adiponektin dengan karakteristik

penderita hamil preeklampsia berat dan hamil normal.

c. Rerata kadar adiponektin pada hamil preeklampsia berat adalah lebih rendah

dibandingkan hamil normal, dimana perbedaan tersebut bermakna secara statistik.

d. Rerata kadar gula darah sewaktu pada hamil normal dan preeklampsia berat masih

dalam batas normal.

e. Dari hasil penelitian rerata kadar insulin pada hamil preeklampsia berat masih dalam

batas normal dimana perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.

f. Dari hasil penelitian tidak terdapat korelasi adiponektin dan insulin pada kehamilan

normal dan kehamilan dengan preeklampsia berat.

5.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut tentang manfaat pengukuran kadar adiponektin pertanda

penyakit preeklampsia. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar melibatkan

seluruh derajat preeklampsia. Selain itu perlu dilakukan penelitian serial tentang

Universita Sumatera Utara


perubahan kadar adiponektin pada pasien yang dicurigai atau sudah mendapat

diagnosis sebagai penderita preeklampsia, dengan demikian akan dapat mengetahui

manfaat pemeriksaan kadar adiponektin.

Universita Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai