TESIS
147041119 / IKA
MEDAN
2019
TESIS
147041119 / IKA
MEDAN
2019
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
iii
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang
terimakasih kepada:
Sumatera Utara.
3. Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked (Oph), Sp.M(K) sebagai ketua
4. Dr. dr. Mohd Rhiza Z. Tala, M.Ked (OG), Sp.OG(K) sebagai sekretaris
6. dr. Selvi Nafianti, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku ketua program studi Ilmu
iv
Universitas Sumatera Utara
7. Prof.dr.H.Munar Lubis, Sp. A(K) sebagai pembimbing pertama dan
mereka pimpin.
11. Seluruh guru dan siswa SD Negeri 384 Sikapas, Kecamatan Muara
12. Tim penelitian Singkuang yang telah bekerja sama dengan baik dalam
13. Ayahanda Almarhum dr. H. Effendie S. Harahap, Sp. A, Msi dan Ibunda
dr.Hj. Fatni Sulani, DTM&H, Msi yang sangat saya cintai dan hormati
yang telah memberikan dukungan moril dan materil yang sangat besar
selama pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat
v
Universitas Sumatera Utara
14. Seluruh teman-teman di bagian Ilmu Kesehatan Anak yang telah
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
TELAH DIUJI ii
PERNYATAAN iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR SINGKATAN xi
ABSTRAK xii
ABSTRACT xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.4.1. Tujuan umum 4
1.4.2. Tujuan khusus 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
vii
Universitas Sumatera Utara
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian 54
3.2. Tempat dan Waktu 54
3.3. Populasi dan Sampel 54
3.4. Cara Pemilihan Sampel 55
3.5. Perkiraan Besar Sampel 55
3.6. Metode Pengumpulan Data 56
3.7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 56
3.5.1. Kriteria Inklusi 56
3.5.2. Kriteria Eksklusi 56
3.8. Izin Penelitian 57
3.9. Persetujuan 57
3.10. Etika Penelitian 57
3.11. Alur Penelitian 58
3.12. Cara Kerja 58
3.13. Identifikasi Variabel 60
3.14. Definisi Operasional 61
3.15. Pengolahan dan Analisis Data 61
BAB 5. PEMBAHASAN 70
BAB 7. RINGKASAN 77
DAFTAR PUSTAKA 79
LAMPIRAN
1. Personil Penelitian 84
2 Biaya Penelitian 84
3. Jadwal Penelitian 85
4. Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang Tua 86
5. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 88
6. Kuesioner Penelitian 89
7. Etika Penelitian 90
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.7.1 Zinc dan tinggi badan untuk usia pada anak terinfeksi 44
Tabel 2.7.2 Model regresi linier tinggi untuk usia berdasarkan infeksi 45
Tabel 4.2 Perbedaan berat badan dan tinggi badan pada kelompok 68
Tebel 4.3 Selisih pertambahan berat badan dan tinggi badan pada 69
Suplementasi zinc
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
xi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui efek suplementasi zinc terhadap berat badan dan tinggi
badan pada anak sekolah dasar pasca terinfeksi Soil Transmitted Helminth
(STH)
Metode: Penelitian ini adalah uji klinis acak yang tidak tersamar yang
dilakukan di Desa Sikapas, Distrik Muara Batang Gadis, Mandailing Natal
pada bulan Februari-Mei 2017. Siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun
dimasukkan dalam pengambilan sampel, Uji Chi Square dilakukan pada data
dengan variabel kategori, uji t independen dilakukan untuk data numerik yang
terdistribusi normal, sedangkan data yang tidak terdistribusi normal
menggunakan uji Mann-Whitney. Semua data dicatat dalam status penelitian,
dikumpulkan dan kemudian diproses menggunakan SPSS 16.0.
Hasil: Dari 200 siswa, 70 memenuhi kriteria inklusi dan 39 siswa bersedia
mengukur berat dan tinggi badan mereka. Berdasarkan penelitian
menggunakan uji T berpasangan ditemukan perbedaan yang signifikan
dalam peningkatan tinggi badan rata-rata (p = 0.01) dan tetapi tidak signifikan
terhadap berat badan (P = 0.058) pada awal dan akhir penelitian pada setiap
kelompok suplementasi zinc dan tanpa suplementasi zinc.
xii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACK
Aim: Knowing the effect of zinc supplementation on body weight and height
in elementary school children after infection of Soil Transmitted Helminth
(STH).
Result: Of the 200 students, 70 met the inclusion criteria and 39 students
were willing to measure their weight and height. Based on research using
paired T test found significant differences in mean height (P= 0.01) but no
significant differences in mean body weight (P=0.058) at the beginning and
end of the study in each group of zinc supplementation and without zinc
supplementation.
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
melalui tanah yang disebabkan oleh lima jenis cacing yaitu Ascaris
Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 1,5 miliar orang,
atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah
di seluruh dunia. Infeksi tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan
jumlah terbesar terjadi di Afrika sub-Sahara, Amerika, Cina, dan Asia Timur.4
memiliki risiko tinggi terjangkit penyakit ini.3 Laporan hasil survei prevalensi
1
Universitas Sumatera Utara
2
tidak langsung terhadap pertumbuhan baik berat badan dan tinggi badan
dan serum, yang menyebabkan hilangnya zat besi dan protein, menyebabkan
mengarah pada produksi zat yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan
penggunaan nutrisi dan energi untuk tujuan yang tidak diperlukan jika cacing
tidak ada.7
transport ion epitel usus dan menjaga tight junction sel epitel usus, yang
mana pada keadaan infeksi cacing dapat terjadi reaksi inflamasi pada
sebagai berikut :
badan pada anak usia sekolah dasar pasca terinfeksi Soil Transmitted
Helminth (STH).
1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan berat badan dan tinggi badan yang signifikan pada anak
Mengetahui efek suplementasi zinc terhadap berat badan dan tinggi badan
pada anak sekolah dasar pasca terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH).
Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
3. Mengetahui perbedaan selisih berat badan dan tinggi badan pada anak
Sumatera Utara.
1. Di bidang akademik/ilmiah
zinc pada peningkatan berat badan dan tinggi badan anak sekolah
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut asal katanya helminth berasal dari kata Yunani yang berarti cacing.
Cacing merupakan hewan yang terdiri dari banyak sel yang membangun
suatu jaringan tubuh dan organ yang kompleks. Soil Transmitted Helminth
yang memiliki sanitasi dan higienitas yang buruk. STH hidup di usus dan
telurnya akan keluar melalui tinja hospes. Jika hospes defekasi di luar
(taman, lapangan) atau jika tinja mengandung telur yang belum infeksius
maka telur tersebut akan tersimpan dalam tanah. Telur menjadi infeksius jika
telur matang.12
Di Indonesia golongan cacing ini yang yang amat penting dan menyebabkan
6
Universitas Sumatera Utara
7
(bulat panjang), ujung anterior lancip. Bagian anterior dilengkapi oleh tiga
bibir yang tumbuh dengan sempurna. Cacing betina berukuran lebih besar
cm. Pada cacing betina bagian posteriornya membulat dan lurus. Tubuhnya
kutikula yang bergaris halus. Cacing jantan panjangnya10-30 cm, warna putih
melengkung ke arah ventral dilengkapi pepil kecil dan dua buah spekulum
berukuran 2 mm. Cacing ini hidup di dalam rongga usus halus hingga
dewasa, memakan isi usus dan cacing dewasa betina menghasilkan hingga
13-15
200.000 telur dalam sehari. Telur cacing Ascaris dapat bertahan hidup
selama beberapa bulan atau tahun dalam kondisi hangat, lembab bahkan bila
Dalam bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk karena secara
Cacing ini lebih sering ditemukan bersama- sama dengan cacing Ascaris
lumbricoides.13-15
Telur Trichuris trichiura berbentuk bulat panjang dan memiliki “sumbat” yang
bahan mukus yang jernih. Cacing ini memasukkan ujung anterior cambuk ke
cacing betina menghasilkan 3000–20.000 telur per hari.8 Telur berukuran 50-
Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang medik
dan Ancylostoma duodenale. Hospes dari kedua cacing ini adalah manusia.
Ankilostomiasis.13-15
dalam tinja disebut sebagai telur Hookworm atau telur cacing tambang.
Bentuk telurnya oval, dinding tipis dan rata, warna putih. Larva pada stadium
mikron, ekor runcing dan mulut terbuka. Larva pada stadium filariform
(Infective larvae) panjangnya 700 mikron, mulut tertutup ekor runcing dan
panjang oesophagus 1/3 dari panjang badan. Infeksi dengan kedua spesies
cacing tambang terjadi ketika larva infektif di tanah bersentuhan dengan kulit
mekanik yang difasilitasi oleh enzim protease yang disekresikan oleh cacing.
darah paru, dan kemudian masuk ke dalam alveoli. Silia yang melapisi
Cacing ini memakan waktu sekitar 4–5 minggu untuk matang dan
efek terhadap perbaikan status gizi pada anak yang sebelumnya terinfeksi
nematoda usus dapat dibagi menjadi dua jenis utama: obat-obatan yang
berbagai stadium cacing (telur, larva dan cacing dewasa). Pilihan obat
nematoda usus lebih dari 50% atau lebih maka pemberian obat-obatan
pada, tinggi badan, lingkar lengan atas dan ketebalan lipatan kulit
dibandingkan dengan kontrol yang tidak diobati. Kenaikan berat dan tinggi
dan gangguan pertumbuhan baik berat badan ataupun tinggi badan. Infeksi
Pada kondisi stabil, penghalang epitel usus dan Gut-vascular barrier (GVB)
penghalang epitel dan endotel menghasilkan akumulasi cepat dan kuat sel-
sel inflamasi dan kerusakan jaringan. Dalam konteks ini, faktor cacing dan
antara sel inang dan mikroorganisme yang tidak hanya berfungsi untuk
menyerap nutrisi makanan dan menghilangkan zat sisa makanan yang tidak
kekebalan tubuh.28
fisik barrier saluran cerna yang terdiri dari lapisan sel epitel tunggal yang
apikal sel-sel imun yang ada dalam parenkim usus. Dengan demikian,
integritas dari barrier saluran cerna, baik IEC dan leukosit saluran cerna
efektor dan produk turunan patogen yang memperkuat respons inflamasi dan
atau lisis sel) untuk menyerang patogen. Dalam kasus infeksi oleh organisme
multiseluler yang tidak bereplikasi, seperti cacing parasit, fokus respons imun
Meskipun sel endotel secara timbal balik menghasilkan oksidan yang dapat
diamati pada tahun 1880 oleh Edoardo Perroncito, seorang ilmuwan ahli
kalangan pekerja selama wabah infeksi parasit yang parah. Meskipun salah
satu morbiditas infeksi cacing yang paling sering adalah pendarahan usus,
setiap jenis cacing memiliki rute migrasi yang unik melalui inangnya. Dengan
dari jenis atau spesies cacing tersebut. Namun, kebanyakan cacing yang
tinggal di usus harus merusak epitel saluran cerna dan memasuki jaringan
demikian, kapiler dan arteriol dalam jaringan usus pecah secara mekanis,
secara positif berkorelasi dengan beban parasit. Selain itu, cacing usus
mengarah pada produksi zat yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan
nutrisi utama seperti zat besi, dan menyebabkan kerusakan pada mukosa
usus, berupa proses peradangan pada dinding mukosa usus, pelebaran dan
Efek langsung yang terukur akibat kelainan mukosa usus halus adalah
absorbsi lemak, karbohidrat yang diukur dengan xylose test. Akibat lainnya
perut, kolik akut pada daerah epigastrium dan gangguan nafsu makan.
Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan
yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor antara lain:
pengeluaran dan penghancuran dari zat gizi tersebut di dalam tubuh. Untuk
berbagai tindakan gizi. Ada beberapa cara untuk menilai status gizi salah
adalah menentukan proporsi berat badan (BB) menurut panjang badan tinggi
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara
lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Berat badan dipakai
sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh
kembang anak dan sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja. Tinggi
badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu
tahun 2006 untuk anak berusia <60 bulan dan grafik Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) tahun 2000 untuk anak berusia ≥60 bulan.
2.6. Zinc
Zinc adalah mineral mikro (trace element) yang penting terdapat pada setiap
sel tubuh, berperan dalam menstimulasi aktifitas kurang lebih 100 enzim,
deoxyribonucleic acid (DNA), ribonucleic acid (RNA) dan protein yang terjadi
Zinc diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan
waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Absorpsi zinc diatur oleh
metalotionin yang disintesis di dalam sel dinding saluran cerna. Bila konsumsi
zinc tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi
simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya
2-5 hari. Metalotionein di dalam hati mengikat zinc hingga dibutujkan oleh
tubuh.21,22
bentuk zinc yang dikonsumsi, diet yang meningkatkan absorpsi (ASI, protein
hewani) dan yang menghambat absorpsi (fitat, zat besi, kalsium sebagai
Zinc terdapat pada setiap sel hidup pada tubuh, ia memiliki bermacam-
berbagai enzim. Hampir 100 enzim memerlukan zinc sebagai kofaktor untuk
lain sebagainya.
menurun.
juga memliki efek yang cukup kuat dalam regenerasi sel eitel usus.
Zinc merupakan elemen kelumit esensial yang berarti tidak dapat diproduksi
sendiri oleh tubuh.21-24 Tidak seperti besi, tidak ada simpanan zinc dalam
kondisi ini kebutuhan akan zinc meningkat, seperti pada infeksi, trauma dan
gangguan absorpsi. Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan untuk bayi
usia 0-6 bulan adalah 2 mg/hari, usia 7-36 bulan 3 mg/hari, usia 4-8 tahun 5
mg/hari dan usia 9-13 tahun 8 mg/hari. Belum diketahui dosis untuk
mg untuk bayi dan 20 mg untuk usia dibawah 5 tahun zinc elemental perhari,
efek toksik.26
bijian, sereal yang difortifikasi, dan gandum utuh. Kandungan zinc dalam
Kadar zinc dalam plasma dan serum saat ini paling sering digunakan sebagai
indikator status zinc pada manusia. Kondisi zinc plasma dipengaruhi oleh
akut.27,28
kembali data zinc serum dari national health and nutrition examination survey
II (NHANES II), yang juga menggunakan umur, jenis kelamin, status puasa
(>8 jam setelah makan terakhir) dan waktu pada saat sampel dikumpulkan.
Cut off kadar zinc serum pada anak di bawah 10 tahun adalah 9.9 μmol/L
(untuk pengambilan sampel pada pagi hari) dan 8.7 μmol/L untuk
pengambilan sampel darah pada waktu lebih dari jam 12 siang. Defisiensi
zinc apabila kadar zinc serum < 65 μg/dl. Beberapa parameter yang dapat
konsentrasi zinc dalam: plasma atau serum, eritrosit, leukosit, rambut, urin,
dalam darah sulit karena kadar tersebut tidak selalu secara akurat
menggambarkan kadar total zinc dalam tubuh dimana sirkulasi zinc di dalam
plasma sehingga tidak merefleksikan status zinc di dalam tubuh. Saat ini
penentuan dari status defisiensi zinc adalah dengan pemberian zinc secara
langsung dimana pada saat zinc diberikan kemudian di evaluasi ulang dan
dijumpai adanya perbaikan dari gejala yang sebelumnya timbul maka dapat
disimpulkan bahwa penyebab dari gejala tersebut karena defisiensi dari zinc.
Keracunan zinc bisa timbul jika manusia mengkonsumsi zinc sebesar 150 mg
– 2 gr/ hari. Dimana keracunan ini dapat menimbulkan efek berupa anemia
tersebut. Adapun gejala yang timbul bila terjadi keracunan zinc pada anak
adalah berupa mual, muntah, nafsu makan menurun, diare dan sakit
kepala.25,29
(Cuprum) dan juga penurunan kadar feritin dalam darah. Toksisitas zinc juga
diet. 29,30
zinc pada anak meningkatkan kecepatan kenaikan berat badan dan tinggi
pada anak berusia 9-18 tahun tanpa defisiensi zinc menunjukkan kecepatan
11 tahun dengan defisiensi zinc menunjukkan kenaikan dari kadar zinc dalam
darah.30
24 bulan.21
bahwa pada anak yang berusia 6- 15 bulan dengan infeksi Soil Transmitted
pada anak dengan defisiensi zinc diterapi dengan elemental zinc sebesar 0.5
bisa sampai dengan 6 bulan dan dievaluasi sesuai dengan kondisi pasien.
perbaikan.25,32
dari Amerika mengatakan bahwa untuk anak usia dibawah 5 tahun diberikan
zinc sebesar 10 mg per hari selama 6 bulan pada anak sekolah dasar
Penelitian di Zimbabwe tahun 1997 pada anak usia 11-17 tahun yang
terinfeksi cacing diberikan elemen zinc sebesar 30 mg per hari untuk berat
badan kurang dari 29.5 kg dan elemen zinc sebesar 50 mg per hari untuk
STH umumnya berfokus pada pemberian obat massal rutin untuk anak-anak
berbagai spesies STH sering terjadi. Bimbingan juga diperlukan untuk daerah
dan gangguan pertumbuhan. Misalnya, ada efek yang terbukti dari infeksi
STH pada status zat besi, status vitamin A, anemia, dan pertumbuhan yang
pada anak prasekolah sebanyak 190 anak usia prasekolah dilibatkan dalam
penelitian ini, tetapi hanya 97 yang dapat memberikan sampel tinja yang
(30,9% berbanding 21,6%) untuk pria dan wanita. Namun tidak ada
perbedaan yang signifikan (𝑃> 0,05) dalam indeks malnutrisi yang dicatat
anak-anak yang lebih muda dari 60 bulan lebih kekurangan gizi dibandingkan
dengan mereka yang lebih tua dari 60 bulan dengan prevalensi stunting
tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) di kedua kategori. Untuk infeksi
daripada anak-anak prasekolah yang tidak terinfeksi untuk kondisi kerdil dan
yang terinfeksi STH, terdiri dari 2 divisi (divisi Pabrik, dan divisi Barat) dipilih
untuk penelitian ini. 335 anak-anak dan 140 orang tua dimasukkan dalam
penelitian (180 anak-anak dan 77 orang tua dari divisi Pabrik dan 153 anak-
anak dan 63 orang tua dari divisi Barat). Penilaian indikator gizi (HAZ, WAZ,
BAZ, Hb dan serum albumin) dalam populasi penelitian kami. Sebagian besar
Namun, 17,6% (n = 41) anak yang terhambat, 19,3% (n = 45) yang berkurang
dalam penelitian ini. Selain itu, 20,2% (n = 47) anak-anak memiliki kadar
STH pada anak-anak pedalaman, sebanyak 232 dari 320 anak yang diteliti
terinfeksi dengan satu atau lebih cacing usus, untuk prevalensi STH
30,3% dan 15,9%. Anak-anak usia 10 tahun memiliki kemungkinan dua kali
lipat terinfeksi dengan salah satu dari tiga STH daripada anak-anak yang
tidak diamati dalam hal keseluruhan positif STH dan jenis kelamin anak-anak
mengungkapkan bahwa anak laki-laki dari segala usia dua kali lebih mungkin
Koefisien reliabilitas (R) adalah 0,962 untuk berat dan 0,973 untuk tinggi.
Status gizi sebagian besar anak-anak berada dalam parameter sehat tetapi
berat badan (n = 3, 1,3%) diamati. Dari anak-anak yang kerdil, kurus atau
43% dan 67% kasus. Tidak ada anak yang memiliki nilai protein total di
bawah kisaran normal dan dari 315 anak yang diperiksa, 7 (57% anak
(10,3%) memiliki setidaknya bentuk defisit gizi. Lima dari anak-anak ini
yang lebih tua dari 10 tahun lebih mungkin terinfeksi STH daripada anak-
anak yang lebih muda. Fakta bahwa dalam penelitian kami, anak laki-laki
spesies parasit telah menjadi perhatian dalam dekade terakhir dan penelitian
perlu dipertimbangkan.54
ratus delapan puluh sembilan siswa (140 laki-laki dan 149 perempuan),
dalam penelitian ini. Sekitar setengah dari orang tua tidak memiliki
pendidikan formal dan hampir dua pertiga anak-anak milik keluarga dengan
setengah (53%) dari anak-anak itu ≥10 tahun dan sekitar seperlima dari
rumah tangga di daerah studi tidak memiliki fasilitas toilet, sungai digunakan
sebagai tempat pembuangan air yang disukai dan juga sumber air untuk
daerah tersebut yang memiliki akses ke pasokan air pipa. Hasil penelitian
dL, dan 96 (41,0%) dari subyek ditemukan mengalami anemia. Selain itu,
berat dan tinggi rata-rata dari subjek penelitian adalah 24,2 ± 0,44 kg dan
hingga berat dan anak yang terinfeksi negatif terhadap ringan menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05) dalam hal berat dan
tinggi badan di antara mereka. Namun, anak-anak yang memiliki infeksi STH
0,005). Meskipun anak-anak yang memiliki infeksi sedang hingga berat lebih
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam peningkatan rata-rata berat dan
Medan. Dari 475 anak yang awalnya direkrut, 41 anak tidak mengembalikan
spesimen tinja, sehingga 434 anak diperiksa untuk infeksi STH. Dari
pemeriksaan feses, kami menemukan 279 anak yang terinfeksi STH dan 155
anak yang tidak terinfeksi. Subjek diambil secara berurutan, untuk sampel
akhir dari 140 anak yang terinfeksi STH dan 141 anak yang tidak terinfeksi. 56
yang memiliki infeksi STH daripada laki-laki. kami menemukan lebih banyak
anak yang terinfeksi STH secara signifikan dengan malnutrisi ringan hingga
sedang. Tingkat keparahan infeksi yang lebih tinggi dikaitkan dengan status
lebih tinggi pada anak-anak dengan infeksi STH daripada pada mereka yang
ditemukan secara signifikan dan negatif terkait dengan infeksi Trichuris (aOR
dengan Ascaris dan beberapa infeksi lain juga bermakna pada garis batas
(aOR = 0,46, 95% CI = 0,21, 1,01 dan aOR = 0,49, 95% CI = 0,24, 1,01,
masing-masing).57
Ascaris lumbricoides adalah spesies STH yang paling umum (64,1%), diikuti
197, 38,6%).57
konsentrasi zinc yang lebih tinggi pada anak yang terinfeksi. Konsentrasi zinc
tinggi pada anak yang terinfeksi. Seperti halnya ferritin kami hasil, kami tidak
tinggibadan dan defesiensi zinc pada anak yang menderita STH. Di Kamboja,
zinc diukur dalam plasma. Protein C-reaktif (CRP) dan asam glikoprotein alfa-
konsentrasi zinc plasma. Zinc plasma dan CRP dan AGP diukur dalam 5 mL
anak-anak di bawah usia 10 tahun, di bawah 10,1 μmol L for 1 untuk anak
perempuan usia 10 tahun ke atas dan zinc plasma di bawah 10,7 μmol L − 1
Tabel 2.7.1 Zinc dan tinggi badan untuk usia pada anak-anak yang terinfeksi
orang tua atau wali dari anak-anak yang berpartisipasi diminta untuk tidak
daerah oksipital kepala yang lebih rendah sekitar 1,5 cm dari kulit kepala.
panjang sekitar 2 cm. Sampel disimpan dalam kantong plastik pada suhu -
dilakukan sesuai dengan protokol D'Haese et al. Nilai batas 70 μg g-1 berat
dana, zinc rambut diukur dalam subset dari 230 anak-anak Kuba. 58,59
Tabel 2.7.2 Model regresi linier tinggi untuk usia berdasarkan infeksi STH dan
zinc
Tinggi rata-rata untuk usia skor-z (0,06) dari anak-anak Kuba secara
anak-anak Kamboja, tinggi rata-rata untuk usia z-skor secara signifikan lebih
masing-masing 8,4% dan 16,8% untuk Kuba dan Kamboja. Dalam studi
Kuba, infeksi STH yang paling umum adalah A. lumbricoides (61,4%) dan T.
lebih rendah untuk usia dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak
yang signifikan antara infeksi STH dan tinggi untuk usia (Tabel 2.7.2).
Hubungan antara zinc rambut dan tinggi badan untuk usia tidak signifikan
tetapi menunjukkan tren positif. Di Kamboja, zinc plasma, tetapi bukan infeksi
STH, secara bermakna dikaitkan dengan tinggi badan untuk usia (Tabel
2.7.2). Di kedua populasi, istilah interaksi STH x zinc tidak signifikan secara
statistik. Namun, ketika stratifikasi untuk infeksi STH, pada anak-anak Kuba
ditemukan antara zinc rambut dan tinggi badan untuk usia. 58,59
Dalam studi Kuba, konsentrasi zinc rambut rata-rata sedikit lebih tinggi
pada STH yang terinfeksi daripada pada anak yang tidak terinfeksi (Tabel
2.7.1), tetapi hasil analisis regresi tidak signifikan secara statistik (Tabel
daripada rekan-rekan mereka yang tidak terinfeksi (Tabel 2.7.1). Asosiasi ini
sekolah Kuba rata-rata lebih tinggi daripada populasi rujukan dan pengerdilan
memadai pada tingkat populasi dan ini dikonfirmasi oleh nilai-nilai zinc
rambut yang diamati. Infeksi STH tampaknya memiliki efek yang lebih kuat
daripada zinc pada tinggi badan untuk usia pada anak-anak Kuba. Karena
yang termasuk dalam penelitian ini memiliki tinggi rata-rata yang rendah
yang memang dikuatkan oleh nilai-nilai zinc plasma yang diamati. Pada anak-
anak ini, infeksi STH tidak dikaitkan dengan tinggi badan berdasarkan usia.
58,59
Studi ini juga meneliti hubungan antara zinc dan infeksi STH.
hubungan antara zinc dan infeksi STH. Pada tahun 2009, Rosado et al.
untuk usia pada bayi Meksiko, efek ini berkurang oleh infeksi Ascaris.
zinc pada populasi Bangladesh di mana stunting adalah umum. Dalam studi
ini, T. trichiura memiliki efek yang lebih besar pada zinc serum daripada A.
perbedaan yang signifikan pada serum zinc anak-anak India yang terinfeksi
STH dan yang tidak terinfeksi. Dua meta-analisis baru-baru ini tidak
Penelitian ini tidak membedakan antara efek dari spesies STH yang berbeda.
tambang hampir secara eksklusif. Oleh karena itu, efek spesifik spesies STH
pada zinc tidak dapat ditentukan dalam populasi ini. Demikian juga,
perbandingan antara kekurangan zinc dan anak-anak yang cukup zinc pada
berbagai cara. Infeksi STH dapat merusak atau memblokir mukosa usus,
mengukur zinc tetap menjadi tantangan. Serum atau zinc plasma dianggap
sebagai biomarker defisiensi zinc terbaik yang tersedia dalam populasi. Telah
diukur dalam plasma. Selain itu, zinc dianggap sebagai nutrisi 'tipe-II', yang
berarti bahwa tidak ada tempat penyimpanan nyata, dan bahwa pertumbuhan
yang terganggu adalah salah satu fitur kunci dari defisiensi. Hubungan antara
konsentrasi zinc yang rendah pada rambut dan pertumbuhan yang buruk
zinc yang berbeda. Saat ini, tidak ada data yang dapat dipercaya tentang
korelasi antara nilai zinc rambut dan nilai plasma atau serum zinc. Selain itu,
meskipun efek dari respon fase akut pada kadar zinc plasma diakui secara
luas, saat ini tidak ada metode standar untuk hal ini pada anak usia sekolah.
58,59
menggunakan tablet zinc dan penelitian lain (130 peserta, sangat rendah
bernasib lebih buruk daripada rekan-rekan plasebo mereka dalam hal infeksi
dirawat secara kolektif dan tidak ada stratifikasi hasil yang tersedia dalam
tambang. 60
Pada catatan yang lebih mendasar, saat ini tidak jelas berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk sumber nutrisi yang dapat diandalkan untuk
yang dikaji di sini menderita kekurangan gizi kronis dan tingginya prevalensi
cacing yang ditularkan melalui tanah dan penyakit menular lainnya, dan
pengamatan mungkin tidak memadai atau tidak cukup bagi tubuh untuk pulih
memperkuat sistem kekebalan tubuh pada saat yang sama. Karena itu, lebih
banyak kemoterapi yang ketat, seperti rejimen tiga dosis atau terapi
kombinasi yang diulang dalam jangka waktu yang lama serta suplementasi
nutrisi terus menerus atau suplai makanan yang sangat ditingkatkan baik
dalam hal kualitas dan kuantitas mungkin diperlukan. Situasi seperti itu
mungkin lebih cocok untuk uji yang akurat dari dampak suplementasi nutrisi
3 bulan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan uji klinis acak (randomized controlled trial) tidak
perbedaan berat badan dan tinggi badan pada anak sekolah dasar pasca
Populasi target adalah anak yang sudah sembuh dari infeksi soil transmitted
eksklusi.
54
Universitas Sumatera Utara
55
dengan rumus perhitungan jumlah sampel untuk uji hipotesis terhadap rerata
n1 = n2 = 2 [(Zα + Zβ) S] 2= 13
(X1 – X2)2
n = 2 [(1.96+1.282) 0.95 ]2
(1.2)2
Keterangan :
Besar sampel minimal yang harus diambil adalah 13 orang setiap kelompok.
dengan subjek menggunakan alat bantu daftar isian mengenai data pribadi,
data orang tua pencatatan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) subjek
2. Anak pasca infeksi STH dan sudah deworming dan hasil pemeriksaan
Mandailing Natal.
1. Anak yang terinfeksi STH setelah diobati masih dijumpai telur cacing
penelitian.
4. Gizi Buruk
penelitian ini.
Analisis Data
2. Setiap sampel yang terpilih akan dimintai persetujuan untuk mengikuti penelitian
penjelasan.
demografis.
tempat tinggal anak yang diberikan suplementasi zinc tidak jauh dari
elemen zinc dimana dilakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan
7. Pada akhir bulan ketiga, dilakukan pengukuran kembali berat badan. Berat
dicatat dengan ketepatan 0.1 kg. Setelah itu pengukuran Tinggi Badan
tangan berada di samping badan, posisi lutut tegak dan telapak tangan
dan tumit menempel pada bidang vertikal atau tembok serta anak dalam
hasil penelitian.
Zinc Kategori
massa tubuh meliputi otot, tulang, lemak, cairan tubuh, organ, dan lain-
ruas- ruas tulang tubuh, tulang panggul, tulang belakang, tulang leher,
intervensi dilakukan uji Chi Square pada data dengan variabel kategorik.
HASIL PENELITIAN
Utara sejak bulan April sampai dengan Agustus 2017. Siswa sekolah dasar
dari kelas I (satu) sampai kelas VI (enam) diperiksa fesesnya untuk dilihat
apakah siswa atau siswi terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH). Jumlah
seluruh siswa sekolah dasar di SD Negeri 384 Sikapas adalah 280 siswa.
Dari 280 siswa terdapat 200 siswa yang bersedia untuk dilakukan
berpartisipasi dan 26 siswa tidak hadir. Dari 200 siswa, 13 siswa yang tidak
membawa pot feses dan 7 siswa tidak hadir. Seratus delapan puluh siswa
fesesnya. Jumlah siswa yang mengembalikan pot yang berisi feses 153
siswa, dimana 27 siswa tidak mengembalikan pot feses. Dari 153 yang
dilakukan pemeriksaan feses didapatkan 123 siswa yang tidak dijumpai telur
cacing dalam fesesnya. Dari 123 siswa, didapatkan sebanyak 76 siswa yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian ini, dimana 30 siswa tidak tinggal di desa
63
Universitas Sumatera Utara
64
bersedia dan sisanya tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Tiga puluh
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada masing masing
19 siswa 20 siswa
(intervensi) (kontrol)
Follow up 3
bulan
kelompok kontrol dan intervensi. Jumlah anak laki-laki lebih sedikit pada
lebih banyak pada kelompok intervensi dari pada kelompok kontrol. Rerata
usia, berat bada, dan tinggi badan tidak terlalu jauh berbeda di antara 2
kelompok ini. Status gizi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
orang tua (ayah dan ibu) pada kedua kelompok sama-sama terbanyak
tamatan sekolah dasar (SD). Pekerjaan ayah pada kedua kelompok yang
kelompok kontrol paling banyak tidak bekerja dan pada kelompok intervensi
rerata berat badan dan tinggi badan pada awal dan akhir penelitian pada
Tabel 4.2. Perbedaan berat badan dan tinggi badan pada kelompok
suplementasi zinc dan tanpa suplementasi zinc
Awal Akhir
Variabel P IK 95%
Rerata SB Rerata SB
Berat badan kontrol 23.26 4.41 23.71 4.70 0.010* -0.77,-0.12
Berat badan 25.33 5.64 26.25 5.72 0.000* -1.23, -0.59
intervensi
Tinggi badan kontrol 123.07 10.8 123.33 10.7 0.003* -0.41,-0.09
Tinggi badan 125.39 10.9 126.08 10.8 0.000* -0.85,-0.52
intervensi
*Uji t berpasangan
4.3. Selisih pertambahan berat badan dan tinggi badan pada kelompok
dengan suplementasi zinc dan tanpa suplementasi zinc
Tabel 4.3. Selisih pertambahan berat badan dan tinggi badan pada
kelompok dengan suplementasi zinc dan tanpa suplementasi zinc
Kontrol Intervensi
Variabel P IK 95%
Rerata(SB) Rerata(SB)
Selisih berat 0.50(0.66) 0.91(11.15) 0.058* -0.01-0.84
badan
Selisih tinggi 0.20(0.30) 0.60(6.19) 0.001** -
badan
*Uji t tidak berpasangan, **Uji Mann-Whitney
PEMBAHASAN
kurang nafsu makan, berkurangnya zat gizi mikro dan anemia. Ascariasis
gram per hari. Infeksi cacing tambang menyebabkan kehilangan darah 0,2 cc,
cc per hari.61
terinfeksi parasit usus (51 juta adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun) berada pada risiko yang sangat tinggi untuk menderita masalah
area penyerapan dalam lumen usus. bentuk kronis dari kondisi ini
kekurangan gizi, suatu kondisi yang ditandai dengan status kekurangan berat
badan. 61
70
perdarahan sekitar 0,05 ml / hari oleh Necator americanus dewasa dan 0,25
pertumbuhan kronis.61
Pada penelitian ini jumlah anak laki-laki lebih sedikit pada kelompok
intervensi dari pada kelompok kontrol yaitu 4 orang (21.1%) dan 10 orang
(50.0%), dan jumlah perempuan lebih banyak pada kelompok intervensi dari
pada kelompok kontrol yaitu 15 orang (78.9%) dan 10 (50.0%). Rerata usia
yaitu 8.3 tahun dan 9.2 tahun masing masing pada kelompok intervensi dan
kontrol. Berat badan, dan tinggi badan tidak terlalu jauh berbeda di antara 2
kelompok ini yakni 25.3 kg (SB=5.64) dan 23.2 kg(SB=4.41) serta 125.3 cm
berada pada status gizi baik yakni 16 orang (84.2%) dan 14 (70.0%).
Karakteristik demografi pendidikan orang tua (ayah dan ibu) pada kedua
intervensi dan kontrol. Pekerjaan ayah pada kedua kelompok yang terbanyak
intervensi.
ratus delapan puluh sembilan siswa (140 laki-laki dan 149 perempuan),
dalam penelitian ini. Sekitar setengah dari orang tua tidak memiliki pendidikan
formal dan hampir dua pertiga anak-anak milik keluarga dengan pendapatan
(53%) dari anak-anak itu ≥10 tahun dan sekitar seperlima dari semua anak-
anak milik keluarga besar (> 7 anggota).Sekitar setengah dari rumah tangga
di daerah studi tidak memiliki fasilitas toilet, sungai digunakan sebagai tempat
pembuangan air yang disukai dan juga sumber air untuk penggunaan rumah
tangga. Hanya sekitar seperlima dari rumah tangga di daerah tersebut yang
memiliki akses ke pasokan air pipa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
93,7% dari semua peserta terinfeksi dengan setidaknya satu spesies STH. 60
rerata berat badan dan tinggi badan pada awal dan akhir penelitian pada
kontrol awal 23.26 kg (SB=4.41) dan BB kontrol akhir pasca 3 bulan 23.71 kg
kontrol awal adalah 123.07 cm (SB=10.8) dan TB kontrol akhir pasca 3 bulan
meningkatkan tinggi badan untuk usia pada bayi Meksiko, efek ini berkurang
adalah umum. Dalam studi ini, T. trichiura memiliki efek yang lebih besar
perbedaan yang signifikan pada serum zinc anak-anak India yang terinfeksi
STH dan yang tidak terinfeksi. Dua meta-analisis baru-baru ini tidak
Penelitian ini tidak membedakan antara efek dari spesies STH yang berbeda.
tambang hampir secara eksklusif. Oleh karena itu, efek spesifik spesies STH
antropometrik yang mencakup berat dan tinggi badan dan berfungsi sebagai
indikator status gizi, yaitu berat untuk usia, tinggi untuk usia, dan berat untuk
tinggi. T-test menunjukkan tidak ada perbedaan status gizi pada semua
dikaitkan dengan status gizi di masa lalu dan pertumbuhan massa jaringan
dikaitkan dengan status gizi pada saat ini atau pada saat pengukuran. 62
6.1 Kesimpulan
melalui tanah yang disebabkan oleh lima jenis cacing yaitu Ascaris
adalah zinc.
terhadap berat badan dan tinggi badan pada anak sekolah dasar pasca
hingga tahap akhir penelitian ini, menunjukkan perubahan tinggi badan dan
75
setiap hari selama 3 bulan pada anak sekolah dasar dibandingan data
kontrol.
6.2 Saran
dan status zinc pada tingkat populasi harus dipertimbangkan ketika menilai
antara zinc, infeksi STH dan pertumbuhan. Pada populasi yang tinggal di
daerah endemis STH, hubungan yang mungkin antara zinc dan STH harus
RINGKASAN
memiliki risiko tinggi terjangkit penyakit ini. Infeksi cacing memiliki dampak
baik berat badan dan tinggi badan anak dengan mengganggu asupan gizi
Salah satu mikronutrien yang dapat diberikan adalah zinc, dimana zinc
secara langsung dapat mempengaruhi transport ion epitel usus dan menjaga
tight junction sel epitel usus, yang mana pada keadaan infeksi cacing dapat
terjadi reaksi inflamasi pada mukosa usus. Hasil penelitian di Malawi Selatan
sebelumnya.
77
zinc pasca terinfeksi STH pada murid sekolah dasar berdampak positif dan
79
Universitas Sumatera Utara
80
26. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS, penyunting. Buku ajar
nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Edisi ke-2 dengan revisi.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.
27. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta. 2001.
28. Gentile ME, King IL (2018) Blood and guts: The intestinal vasculature
during health and helminth infection. PLoS Pathog 14(7): e1007045.
29. De Benois B, Damton-Hill I, Davidson L, Fontaino O, Hotz C.
Conclusion of the Join WHO/UNICEF/IAEA/IZiNCG Interagency
Meeting on Zinc Status Indicators. Food Nutr Bull. 2007;28: 480-84.
30. Skrovanek S, DiGuilio K, Bailey R, Huntington W, Urbas R,
Mayilvaganan B, et al. Zinc and gastrointestinal
disease.WJGP.2014;5:496-513.
31. Robinson CH, Lawler MR, Chenoweth wl, Garwick AE. Normal and
therapeutic nutrition. Edisi ke-17. New York;Macmillan Publishing
Company.1986;129-30.
32. Hambidge M. Trace element deficiencies in childhood. Dalam: Suskind
RM, Suskind LL, penyunting. Textbook of pediatric nutrition. Edisi ke-2.
New York.1993;115-21.
33. Shankar AH, Prasad AS. Zinc and immune function: the biological
basis of altered resistance to infection. Am J Clin Nutr. 1998;68-447-
63.
34. Wanpir RA. Zinc deficiency, malnutrition and the gastrointestinal tract.
J Nutr. 2000;130:1388-92.
35. Khademian M, Farhangpajouh N, Shahsanee A, Bahreynian M,
Mirshami M, Kelishadi R. Effects of zinc supplementation on subscales
of anorexia in children: A randomized controlled trial.Pak J Med
Sci.2014;30:1213-17.
36. Cario E, Jung S, D’Hareuse JH, Schulte C, Sturm A, Wiedenmann B,
et al. Effects of exogenous zinc supplementation on intestinal epithelial
repair in vitro. Eur J Clin Invest. 2003; 30:419-28.
37. Rocha ED, de Brito NJ, Dantas MM, Silva Ade A, Almeida Md,
Brandao-Neto J. Effect of zinc supplementation on GH, IGF1, IGFBP3,
OCN, and ALP in non-zinc-deficient children. J Am Coll Nutr.
2015;34(4):290-9.
38. Wiloughby JL, Bowen CN. Zinc deficiency and toxicity in pediatric
practice. Curr Opin Pediatr. 2014; 26:579-84.
39. Hidayat A. Seng(Zinc): Essensial bagi kesehatan. J Kedoktr Trisakti.
1999; 18:19-26.
40. Newton B, Sekar K, Dhas BB, Bhat V. Zinc supplementation in
pediatric practice. Journal of Pediatric Science. 2015; 7:e240.
LAMPIRAN 1
1. Personil Penelitian
1.1 Ketua Penelitian
Nama : dr. Efrina M.R. Harahap
Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/RSHAM
1.2. Anggota Penelitian
2. Biaya Penelitian
1. Bahan / Perlengkapan : Rp 5.000.000,00
Jumlah : Rp 13.000.000,00
3. Jadwal Penelitian
KEGIATAN
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan
laporan
Pengiriman
Laporan
Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Efrina M.R.
Harahap bertugas di Departemen Ilmu kesehatan Anak FK USU / RSUP Haji
Adam Malik Medan.
Infeksi cacing masih banyak dijumpai di Indonesia. Infeksi cacing ini dapat
menimbulkan kekurangan Seng (Zn). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui efek pemberian suplemen Seng (Zn) terhadap peningkatan berat
badan dan tinggi badan anak yang sebelumnya terinfeksi cacing.
Seng (Zn) yang akan diberikan pada penelitian ini adalah Zinckid yang
diproduksi oleh perusahaan Indofarma yang sudah pernah diteliti sebelumnya
untuk meningkatkan pertumbuhan anak. Pemberian Seng (Zn) dapat
menimbulkan efek samping yaitu muntah atau iritasi saluran cerna. Bila efek
samping tersebut muncul, Bapak / Ibu dapat melaporkan kepada pihak
peneliti.
Keikutsertaan anak Anda adalah suka rela. Anda dapat memilih untuk
berpartisipasi atau tidak. Anda dapat berhenti untuk berpartisipasi bila
berubah pikiran nantinya.
Jika Bapak / Ibu bersedia untuk mengikuti penelitian ini, maka kami
mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah
Penjelasan (PSP). Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian
dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Telah menerima dan mengerti penjelasan yang sudah diberikan oleh dokter
mengenai penelitian “Efikasi suplementasi zinc terhadap perbedaan berat
badan dan tinggi badan anak sekolah dasar pasca terinfeksi STH”.
Saya telah dijelaskan dan mengerti akan efek samping yang mungkin timbul
akibat pemberian zinc yaitu mual atau muntah dan bila efek samping tersebut
terjadi, saya akan segera memberitahukan kepada pihak peneliti.
Medan, 2016
Saksi
6. Kuisioner Penelitian
Dept. Ilmu Kesehatan Anak FK USU – RSHAM Medan
KUISIONER PENELITIAN
Tanggal :
1. Nama Anak : BB : kg; TB : cm; BB/U : %
2. Tanggal Lahir : Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Urutan Anak dalam Keluarga :
5. Jumlah Saudara : orang
6. Alamat / Telp :
7. Nama Sekolah :
8. Kelas :
9. Orang tua : Ayah
Ibu
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Penghasilan / bulan :
10. Penyakit kronis yang diderita anak sebelumnya :
11. Konsumsi Vitamin 3 bulan ini :