TESIS
147041088 / IKA
MEDAN
2019
TESIS
147041088 / IKA
MEDAN
2019
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K)) (Dr. Hj. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc, CM-FM, M.Pd.Ked )
NIP. 195010301978021001 NIP. 196705271999032001
(Dr. dr. Rodiah R. Lubis, M.Ked (Oph), Sp.M(K)) (Dr.dr.Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K))
NIP. 197604172005012002 NIP. 196605241992031002
i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal : 31 Mei 2017
Penguji :
Penguji I Penguji II
(Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A(K)) (dr. Supriatmo, M.Ked(Ped), Sp.A(K))
NIP. 195103021977111001 NIP. 196508211991011001
Penguji III
Mengetahui,
Ketua Departemen
Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan
ii
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iii
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
Sumatera Utara.
terimakasih kepada:
Sumatera Utara
6. Prof. dr. H. Munar Lubis, Sp.A(K) sebagai pembimbing pertama dan Dr.
iv
Universitas Sumatera Utara
kedua yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing
yang telah memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki tesis ini
10. Seluruh guru dan siswa SD N 384 Sikapas yang telah berpartisipasi
11. Tim Penelitian Singkuang yang telah bekerjasama dengan baik dalam
12. Suami saya H. Firmansyah, SE, Mars yang telah memberikan kasih
13. Ayahanda saya H.Hasballah dan Ibunda saya Hj.Nilawati yang telah
14. Mertua saya H.M.Nur Abubakar Dan Hj.Radiah, S.Pd yang telah memberi
v
Universitas Sumatera Utara
15. Abang kandung saya yang pertama Fajrillah,S.kom,M.Si,M.Kom dan istri
Diona, yang ketiga Mahyunillah, SE dan istri Fitri Ariyanti SE, dan kakak
kandung saya Hijria Hasni,S.Kep dan abang kandung saya Jefri Hasni
16. Teman-teman PPDS dan teman sejawat yang lain, yang tidak dapat saya
bahwa tesis ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu saya sangat
berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang
menggunakannya.
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Pernyataan iii
Ucapan Teima Kasih iv
Daftar Isi vii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Singkatan xii
Abstrak xiii
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.4.1. Tujuan Umum 3
1.4.2. Tujuan Khusus 4
1.5. Manfaat Penelitian 4
vii
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Defenisi status nutrisi 27
2.4. Prestasi belajar 28
2.4.1. Defenisi prestasi belajar 28
2.4.2. Penilaian prestasi belajar 29
2.5. Hubungan antara Infeksi STH dengan kemampuan
kognitif 29
2.6. Hubungan antara Infeksi STH dengan status nutrisi 33
2.7. Hubungan antara Infeksi STH dengan prestasi belajar 33
2.8. Kerangka teori 34
2.9. Kerangka Konsep 35
Bab 5 Pembahasan
5.1. Prevalensi Soil Transmitted Helminths 50
5.2. Infeksi Solil Transmitted Helminths dan Status Nutrisi 50
5.3. Infeksi Solil Transmitted Helminths dan kemamuan
Kognitif 53
5.4. Infeksi Solil Transmitted Helminths dan Prestasi
Belajar 53
viii
Universitas Sumatera Utara
Bab 6 Kesimpulan Dan Saran
6.1. Kesimpulan 55
6.2. saran 55
Bab 7 Ringkasan 57
Daftar Pustaka 59
Lampiran
1. Personil Penelitian
2. Biaya Penelitian
3. Jadwal Penelitian
4. Naskah Penjelasan Kepada Orang Tua
5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)
6. Lembar Isian
7. Hasil Pemeriksaan Psikologis
8. Persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
IgE : Imunoglobuli E
IQ : Intelegence
PS : Processing Speed
SD : Sekolah Dasar
VC : verbal Comprehension
WM : Working Memory
xii
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths dengan Kemampuan
Kognitif, Status Nutrisi, dan Prestasi Belajar pada Anak Sekolah Dasar
di Desa Sikapas Kabupaten Mandailing Natal
ABSTRAK
Latar belakang: Prevalensi soil transmitted helminths (STH) pada anak di
Indonesia, terutama di Provinsi Sumatera Utara, masih tinggi. Infeksi STH
diduga dapat menghambat tumbuh kembang dan mempengaruhi
kemampuan kognitif anak.
Tujuan: Mengetahui hubungan infeksi STH dengan kemampuan kognitif,
status nutrisi, dan prestasi belajar pada anak.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan di Desa Sikapas, Kabupaten
Mandailing Natal pada bulan Maret sampai April 2016. Sampel adalah murid
sekolah dasar yang tidak memiliki gangguan mental dan dipilih dengan
metode acak sederhana. Tinja diperiksa dengan metode Kato untuk menilai
infeksi STH. Dilakukan pengumpulan data antropometri dan rerata nilai ujian
untuk semua mata pelajaran pada bulan September 2015. Kemampuan
kognitif dinilai dengan metode WISC IV. Analisis dilakukan dengan uji chi
square dan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% dengan
Nilai P<0.05 dianggap signifikan.
Hasil: Sampel sebanyak 87 anak dengan rerata usia 10.2 (SB 1.75) tahun.
Proporsi penderita infeksi STH adalah 70,1%. Anak dengan infeksi STH
memiliki status nutrisi yang lebih baik dibandingkan anak tanpa infeksi STH
berdasarkan persentase berat badan menurut tinggi badan. Rerata nilai ujian
anak dengan infeksi STH lebih tinggi dibandingkan anak tanpa infeksi STH.
Hal sebaliknya dijumpai pada kemampuan kognitif. Tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara infeksi STH dengan status nutrisi (P=0.890),
kemampuan kognitif (P=0,384), dan prestasi belajar (P=0,317).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi STH dengan status
nutrisi, kemampuan kognitif, dan prestasi belajar.
Kata kunci: soil transmitted helminths, anak, kognitif, status nutrisi, prestasi
belajar
xiii
Universitas Sumatera Utara
Association between Soil Transmitted Helminths Infection and
Cognitive Performance, Nutritional Status, and Academic Achievement
in Elementary School Children in Sikapas Village, Mandailing Natal
Regency
Putri Hasria Sri Murni1, Munar Lubis1, Isti Ilmiati Fujiati2
ABSTRACT
Background: The prevalence of soil transmitted helmints (STH) among
children in Indonesia, particularly in North Sumatera Province, remains high.
STH infection may cause delay in children’s growth and development and
lower their cognitive performance.
Objective: To determine the association between STH infection and
cognitive performance, nutritional status, and academic achievement.
Method: Cross-sectional study was conducted in Sikapas Village, Mandailing
Natal Regency from March to April 2016. Samples were students of
elementary school without mental disorders that obtained by simple random
sampling. Feces was investigated using Kato method to determine STH
infection. Antrophometric data and mean test marks from all school subjects
in September 2015 were collected. Cognitive performance was measured
using WISC IV method. Analysis was done using chi square test and Mann
Whitney test with Confidence interval 95% and P-value of <0.05 was
considered significant.
Results: Eighty-seven samples were enrolled with mean age 10.2 (SD 1.75)
year-old. The proportion of STH infection was 70,1%. Children with STH
infection had better nutritional status compared to children without STH
infection based on wight-for-height percentage and so was mean test marks.
The contrary condition was found regarding cognitive performance. There
was no significant association between STH infection and nutritional status
(P=0.890) with CI 95%, cognitive performance (P=0,384) with CI 95%, and
academic achievement (P=0,317).
Conclusion: There is no significant association between STH infection and
nutritional status, cognitive performance, and academic achievement in
children.
xiv
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
telur parasit atau larva yang berkembang di dalam tanah yang hangat dan
menderita infeksi STH pada tahun 2011.1 World Health Organization (WHO)
tahun 2012 mengatakan bahwa lebih dari 2 milyar orang di seluruh dunia
berasal dari India, 15% berasal dari Indonesia, dan 13% berasal dari
1
Universitas Sumatera Utara
2
satu masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah
Dalam laporan hasil survey prevalensi infeksi cacing pada 10 propinsi tahun
2004, Sumatera Utara menduduki peringkat ke-3 (60.4%) dalam hal penyakit
(83.6%).6
belajar, daya ingat dan verbal. Infeksi Ascaris lumbricoides dengan intensitas
sedang dan berat berhubungan dengan uji daya ingat yang menurun. Selain
itu juga ditemukan adanya hubungan antara infeksi Trichuris trichiura dengan
hasil uji verbal yang menurun.8 Pengobatan infeksi STH dengan albendazol
nutrisi dan prestasi belajar pada anak sekolah dasar di Desa Sikapas?
1.3. Hipotesis
kognitif, status nutrisi, dan prestasi belajar pada anak usia sekolah
Desa Sikapas.
di Desa Sikapas.
sekolah dasar.
di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
pada manusia akibat kontak dengan telur parasit atau larva yang
dan subtropis di dunia.2 STH mengacu pada cacing intestinal yang ditransmisi
melalui tanah.12
Jenis cacing STH yang sering ditemukan yaitu cacing gelang (Ascaris
STH bersifat endemis pada ke enam area WHO dan mempengaruhi lebih dari
2 milyar orang di seluruh dunia. Dari seluruh anak-anak (atau kurang dari
Prevalensi infeksi Ascaris lumbricoides yang tinggi terdapat di Cina dan Asia
Tenggara.14
5
Universitas Sumatera Utara
6
(life span) cacing dewasa adalah 10-12 bulan. Ukuran cacing betina 20-35
memiliki tiga tonjolan bibir berbentuk segitiga, antara lain satu tonjolan
dibagian dorsal dan dua tunjulan dibagian ventrolateral. Pada bagian tengah
A B
sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan tidak dibuahi. Telur yang dibuahi,
lapisan dan berisi ovum, sedangkan yang tidak dibuahi lebih besar yaitu
2.1.b). Selain itu terdapat pula telur decorticated, yaitu telur yang tanpa
lingkungan tanah yang sesuai (tanah liat, kelembaban tinggi, dan suhu yang
usus halus, larva tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah
atau saluran limfa dan dialirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke
waktu kurang lebih 2 bulan sejak telur tertelan sampai menjadi cacing
Trichuris trichura 30-45 mm dan cacing betina dewasa 35-50 mm. Tiga
perlima bagian anterior tubuh cacing berukuran kecil seperti cambuk, dilalui
oleh esophagus yang sempit dan menyerupai rantai merjan. Dua perlima
bagian posterior tubuh cacing melebar. Bagian ini berisi usus dan alat
Bagian posterior cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum dengan
yang jernih pada kedua kutub yang terkenal sebagai mucoid plugs ( lihat
dalam telur jernih dan berisi massa yang tidak bersegmen. 14,16
dan dilengkapi dengan tutup (operkulum) dari bahan mucus yang jernih. Kulit
tersebut matang dalam waktu 3-4 minggu dalam lingkungan yang sesuai,
kemudian telur akan menetas di usus halus kemudian larva masuk ke usus
besar dan menjadi dewasa di kolon, terutama sekum (lihat gambar 2.5.).14,18
Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa
Gambar 2.4. Siklus Hidup Trichuris trichiura (Dikutip dari CDC, 2013).
coklat muda atau merah muda keputihan. Cacing jantan dewasa Anylostoma
panjang 7-9 mm dan berdiameter 0,3 mm, sedangkan cacing betina dewasa
memiiliki panjang 9-11 mm dan berdiameter 0,4 mm. ujung anterior cacing
seperti huruf S. Cacing jantan dewasa memiliki kopulatrik yang panjang dan
lebar.17,19
yang besar melekat pada mukosa dinding usus. Cacing dewasa Ancylostoma
butir telur setiap hari. Kedua telur cacing tambang berbentuk ovoid dengan
dinding telur yang tipis, di dalamnya terdapat beberapa sel, kira-kira 22-8 sel
dan memiliki ukuran 60-40 mikron dan identik secara morfologi (lihat gambar
2.5.). Telur yang dihasilkan oleh cacing dewasa keluar bersama dengan
dan teduh) telur akan menetes pada tanah dalam 1-2 hari.14
Cacing tambang memiliki dua jenis larva yaitu larva rhabditiform dan
rhabditiform keluar dari telur dan berkembang di dalam tinja atau tanah.
menjadi larva filariform. Larva ini infektif dan dapat tetap hidup di lingkungan
stadium infeksius untuk manusia. Pada fase ini, larva infektif Necator
fisura kecil dalam beberapa menit (lihat gambar 2.7). Tempat penetrasi larva
filariform melalui sela-sela jari kaki atau bagian lateral punggung kaki. (Pada
lebih dari infeksi larva stadium tiga sampai menjadi cacing dewasa yang
dangan migrasi larva melalui kulit dan visceral, serta gejala akut dan kronik
dewasa.2
saat di paru. Pada orang yang rentan, terjadi pendarahan kecil di dinding
alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai batuk, demam, dan
foto toraks. Infiltrat tersebut menghilang dalam waktu tiga minggu.Kondisi ini
tergantung pada jumlah cacing, dan keadaan gizi penderita umumnya, hanya
infeksi dengan intensitas yang sedang dan berat pada saluran pencernaan
inflamasi pada tempat perlekatan cacing dewasa dalam jumlah besar dapat
kronis akan mengalami nyeri abdomen kronis, diare, anemia, defisiensi besi,
dengan banyak feses yang mengandung banyak mukus dan darah. Prolapus
rektus sering terjadi dan cacing dewasa dapat ditemukan pada mukosa yang
prolaps.19
Gejala klinis ditimbulkan baik oleh cacing dewasa maupun larvanya. Larva
itch) dan menimbulkan gangguan antara lain alergi pada waktu beredar di
0,1 cc per hari, sedangkan Ancylostoma duodenale 0,34 cc per hari. Karena
itu, gambaran klinis infeksi cacing tambang yang tampak dapat berupa :
Sembelit, diare
berupa mendeteksi telur cacing atau larva pada feses manusia. 4,17,19
iodin. Pada pemeriksaan ini, kedua reagensia diteteskan pada kaca objek
(object glass, yaitu 1 tetes NaCI 0,85% di sisi kiri dan 1 tetes iodin di sisi
objek. Setelah itu, kaca objek ditutup dengan kaca dek dan diperiksa di
sebelumnya, atau lebih baik lagi dari beberapa sample feses. Teknik
jumlah banyak, yaitu 0,5 gram atau bahkan 1 gram pada metode dengan
konsentrasi eter atau teknik FLOTAC. Metode dengan konsentrasi eter sering
Intensitas infeksi STH terdiri atas intensitas ringan, sedang, dan berat.
4.999 telur per gram feses, intensitas rendah terdapat 1 sampai dengan 999
telur per gram feses, intensitas sedang terdapat 1.000 sampai dengan 999
telur per gram feses, dan intensitas berat terdapat lebih dari 10.000 telur per
rendah terdapat 1 sampai dengan 1.999 telur per gram feses, intensitas
sedang terdapat 2.000 sampai dengan 3.999 telur per gram feses, dan
intensitas berat terdapat lebih dari 4.000 telur per gram feses. 17
Cacing Tambang
(Necator
1-1.999 2.000-3.999 > 4.000
americanus atau
anycylostoma
duodenale)
manusia, efek migrasi larva, efek mekanika cacing dewasa, dan respon imun
tubuh manusia, efek migrasi larva, efek mekanik cacing dewasa, dan
yang dijumpai pada sediaan darah perifer, sumsum tulang belakang, dan
aktivitas sistem imunitas yang ditandai dengan profil sitokin tipe Th2 yang
dominan dan tingkat imunoglobulin E yang tinggi, begitu juga proliferasi dan
mobilisasi eosinofil, basophil, dan sel mast tersebut tidak dapat sepenuhnya
memproteksi.20
tunggal atau 100 mg dua kali sehari dalam 3 hari), ketiga obat ini memiliki
dan lembaga lain yang terkait. Program pemberantasan infeksi ini termasuk
mata rantai penularan infeksi cacing, baik di dalam tubuh maupun diluar
Kesehatan masyarakat, serta sektor lain sebagai mitra. Untuk mencapai hal
Kognisi berasal dari Bahasa Latin. Ahli filosofi Latin menggunakan kata
kognitif berperan penting terhadap sikap setiap hari dan sikap sosial.
Misalnya, saat seseorang pergi belanja, dia perlu untuk mengingat informasi
mengenai apa yang harus dibeli, bagaimana untuk membuat keputusan beli
diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes
Tes fungsi kognitif / Wechsler merupakan tes yang paling lazim digunakan
Wechsler, seorang ahli psikolog klinis. Sejak tahun 1939, telah dibuat tiga
skala dan telah direvisi, untuk menilai fungsi intelektual anak- anak dan orang
dewasa.32
kognitif umum, dan juga fungsi intelektual pada verbal comprehension (VC),
(PS). Masing- masing subskala VC, PR, WM, dan PS memberi skor untuk
Working Memory Index (WMI), dan Processing Speed Index (PSI). Bersama-
sama, VCI, PRI, WMI, dan PSI menetapkan seluruh tingkat intelegensia, atau
Full Scale IQ (FSIQ). FSIQ mulai dari yang terendah 40 hingga yang tertinggi
pokok untuk PR adalah block design, konsep gambar, dan matrix reasoning.
Subset pokok untuk WM adalah digit span dan urutan huruf- nomor, dan
subset pokok untuk PR adalah coding dan pencarian simbol. Lima subset
Dari WISC-IV, didapatkan skor dari masing- masing sub- test dengan
1) Block design. Sub- tes berikut merupakan aktivitas non- verbal yang
blok dengan dua sisi berwarna merah, dua berwarna putih, dan dua
3) Digit forward. Ini untuk mengukur ingatan jangka pendek dan atensi.
objek-objek yang dicetak pada dua set berbeda dari dua halaman
Superior (120-129)
zat-zat gizi.38
Overweight 110-120 %
Obesitas >120%
Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Dari pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa prestasi adalah suatu hasil usaha yang
menjadi faktor internal (faktor dari dalam anak), faktor eksternal (faktor dari
luar anak), dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal anak merupakan
segala sesuatu yang berasal dari dalam diri individu yang mempengaruhi
adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu baik langsung maupun
masyarakat. Kedua faktor ini haruslah berjalan berdampingan dan tidak dapat
sebagai upaya belajar anak, yang meliputi metode dan strategi dalam
tertentu.40
dibagi dalam tiga kategori yaitu kategori baik (nilai ≥80,0), kategori cukup (
kognitif anak telah lama diketahui.42 Uji klinis acak terbuka diJakarta,
berhubungan dengan uji daya ingat yang menurun. Selain itu juga ditemukan
adanya hubungan antara infeksi Trichuris trichiura dengan hasil uji verbal
kemampuan kognitif dan full IQ score anak- anak.9 Infeksi satu atau lebih
STH dikaitkan dengan lebih buruknya kemampuan kognitif, status nutrisi, dan
performa di sekolah.10
a) Efek langsung
kepala.45
1. Nutrisi
konsentrasi.45.46
dan working memory atau daya ingat jangka pendek), parietal kanan
ingat verbal dan visual material). Namun area yang paling rentan
dorsolateral. 47
2. Respon Imun
Dari berbagai penelitian telah diketahui ada hubungan timbal balik antara
yang berat akan memperberat keadaan penyakit infeksi yang diderita oleh
stunting.11 Infeksi satu atau lebih STH dikaitkan dengan lebih buruknya
malas belajar, dan pusing. Hal ini tentunya akan mengakibatkan prestasi
belajar anak akan menurun dan mengakibatkan anak akan tinggal kelas.
kali dibandingkan yang tidak terinfeksi cacing STH.51 Namun, hal ini
belajar (p>0,05).52
nutrisi dan prestasi belajar sebagai variabel dependen pada anak sekolah
Kemampuan
Kognitif
Status nutrisi
Infeksi STH
Prestasi belajar
METODE PENELITIAN
kemampuan kognitif, status nutrisi dan prestasi belajar pada anak usia
Populasi pada penelitian ini adalah semua anak usia Sekolah Dasar Negeri
36
Universitas Sumatera Utara
37
Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar sampel
√ √
dimana:
menjadi 87 orang.
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
1. Gangguan mental
Sebelum ikut serta dalam penelitian ini, para orang tua diberi penjelasan
Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat izin dari Komite Etik
mengikuti penelitian.
badan)
dalam tiga kategori yaitu kategori baik (nilai ≥80,0), kategori cukup
Sikapas.
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Infeksi STH adalah terdeteksinya
telur atau larva salah satu atau
lebih jenis cacing , yaitu Ascaris
Infeksi Soil
lumbricoides/ Trichuris trichura/ Pemeriksaan 1. Terinfeksi Kategorik
1 Transmitted Kato-katz
Necator americanus/ Ancylostoma feses 2. Tidak terinfeksi ( Nominal)
Helminths
duodenale pada feses anak SD
Sikapas dengan pemeriksaan Kato
Katz
1.Mental Defective
( skor : ≤65 )
Kemampuan kognitif adalah suatu
2.Borderline
proses berpikir yang menunjukkan
( skor : 66-79 )
tingkat kecerdasan siswa SD
3.Low Average
Sikapas (IQ) yang dinilai dengan
( skor : 80-89 )
menggunakan WISC IV.
Kemampuan Wawancara 4.Average Kategorik
2 Berdasarkan WISC IV , di WISC IV
Kognitif oleh psikolog ( skor : 90-110 ) ( Ordinal )
kategorisasikan sebagai
5.Bright Normal
kemampuan kognitif : Mental
( skor : 111-119 )
defective, bordeline, low average,
6.Superior
average, high average, superior,
( skor : 120-127 )
high average.
7.High Superior
( skor : ≥ 128 )
Status nutrisi adalah keadaan Pengukuran 1. Gizi buruk
Kurva
tubuh sebagai akibat dari berat badan, ( nilai : < 70% ) Kategorik
3 Status Nutrisi pertumbuhan
pemakaian, penyerapan, dan tinggi/panjang 2. Gizi kurang ( Ordinal )
CDC
penggunaan makanan.akibat badan ( nilai : 70-90 %)
HASIL PENELITIAN
dasar dari kelas I (satu) sampai kelas VI (enam) diperiksa untuk melihat
tersebut.
Jumlah total anak Sekolah Dasar Negeri 384 yaitu 323 anak. Pada
saat pembagian lampiran informed consent, hanya terdapat 280 anak yang
datang ke sekolah.
penelitian dan diberi pot feses kepada 200 anak tersebut, karena 54 anak
tidak bersedia dan 26 anak tidak hadir pada saat perkumpulan feses.
pada saat perkumpulan pot feses, terdapat 13 anak yang tidak membawa pot
dan 7 anak yang tidak hadir. Jadi total terkumpul pot feses yaitu 180 anak
kemampuan kognitif oleh psikolog, diperiksa status nutrisi dan dinilai prestasi
belajarnya dari hasil rapor sekolah dasar. Penjelasan di atas terlampir pada
gambar 4.1.
44
Universitas Sumatera Utara
45
80 anak
- 54 anak tidak bersedia
- 26 anak tidak hadir
Bersedia ikut
penelitian(n=200)
20 anak
- 13 anak pot (-)
- 7 anak tidak hadir
randomisasi
Distribusi karekteristik peserta penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1.
sebanyak 59,8% berjenis kelamin laki- laki. Selain itu, terdapat anak dengan
infeksi STH sebanyak 61 anak (70,1%) dan tidak terinfeksi STH sebanyak 26
( 29,9%).
dan status nutrisi berdasarkan infeksi STH pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rerata
lingkar kepala dan berat badan berdasarkan tinggi badan sampel dengan
infeksi STH lebih tinggi dibandingkan dengan sampel tanpa infeksi STH.
Kondisi sebaliknya dijumpai pada ukuran antropometri lain, yaitu rerata berat
badan, tinggi badan, dan lingkar lengan. Penilaian status nutrisi menunjukkan
bahwa sebagian besar sampel (41.4%) memiliki status nutrisi baik dan
berdasarkan infeksi STH pada penelitian ini. Rerata nilai rapor peserta
penelitian yang terinfeksi STH lebih tinggi dibandingkan yang tidak terinfeksi
STH (75,2 dibandingkan 75,1). Kebanyakan anak siswa yang terinfeksi STH
siswa (47.1%) yang terinfeksi STH memiliki prestasi belajar yang kurang.
signifikasi <0,05%
Kemampuan kognitif
Mental Bordeline Low Average Bright Superior
Infeksi Defective Average Normal P* 95% IK
STH
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
P=0,885 (P>0.005).
uji mann – whitney dengan tingkat kepercayaan 95% dan signifikasi <0,05%.
Status nutrisi
Infeksi STH P* 95% IK
Buruk Kurang Baik Overweight Obesitas
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Uji statistik pada table 4.3.2, menunjukkan tidak adanya hubungan yang
signifikan antara infeksi STH dengan status nutrisi dengan P=0,816 (p>0,05)
Prestasi
Baik (%) Kurang (%) Cukup (%) P*
Infeksi STH
n (%) n (%) n (%)
antara infeksi STH dengan prestasi belajar anak pada penelitian ini
(P=0,317).
PEMBAHASAN
penelitian ini, diketahui bahwa prevalensi infeksi STH adalah sebesar 70,1%,
sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk prevalensi Provinsi Sumatera
berat badan yang signifikan dalam 6 bulan. Peningkatan berat badan yang
50
Universitas Sumatera Utara
51
diamati berkisar antara 0.2 sampai 1.3 kg. Di sisi lain, meta analisis tersebut
tersebut tidak berkaitan dengan pertumbuhan linear. Hal ini diduga akibat
proses malnutrisi yang diakibatkan oleh infeksi STH hanya bersifat akut. 53
dilakukan oleh Taylor, dkk sebelumnya pada tahun 2012. Deworming tetap
dengan nilai yang lebih rendah (0.58 sampai 0.76 kg). Peningkatan
sebesar 0.37 sampai 0.64 d/dL. Deworming yang dilakukan pada daerah
endemis dilaporkan memiliki efek terhadap status nutrisi yang lebih tinggi
Namun, infeksi yang berhubungan adalah infeksi oleh lebih dari satu spesies
infeksi STH dengan status nutrisi pada anak. Anak dengan infeksi STH justru
memiliki status nutrisi yang lebuh baik dibandingkan dengan anak tanpa
Hasil pada penelitian ini tidak sesuai dengan ketiga literatur di atas.
secara statistik, tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara infeksi STH
Phillipine nonverbal intelligence test (PNIT), verbal fluency (VF), dan dua
kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan anak tanpa infeksi STH.
Infeksi tunggal oleh satu jenis cacing juga tidak memberikan hasil yang
prestasi belajar anak. Taylor, dkk melaporkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara prestasi belajar anak dengan infeksi STH. Angka kehadiran
dilakukan kontrol terhadap anemia dan latar belakang pendidikan orang tua.55
hubungan antara infeksi STH dengan prestasi belajar anak. Rerata nilai ujian
terakhir dari semua mata pelajaran malah menunjukkan angka yang lebih
tinggi pada anak dengan infeksi STH, meskipun perbedaan yang diamati
tidak signifikan.
tingkat absensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak tanpa infeksi,
penyesuaian terkait variabel perancu. Di sisi lain, rerata nilai mata pelajaran
anak dengan infeksi STH jauh lebih rendah dibandingkan dengan anak tanpa
6.1. Kesimpulan
STH pada anak usia sekolah dasar di Desa Sikapas, Kabupaten Mandailing
infeksi STH dengan kemampuan kognitif dengan nilai p=0,0885, status nutrisi
6.2. Saran
variabel tersebut pada anak dengan dan tanpa infeksi STH sehingga klinisi
55
Universitas Sumatera Utara
56
RINGKASAN
STH pada tahun 2011. World Health Organization (WHO) tahun 2012
mengatakan bahwa lebih dari 2 milyar orang di seluruh dunia terinfeksi STH.
57
Universitas Sumatera Utara
58
infeksi STH dengan status nutrisi pada anak. Anak dengan infeksi STH justru
memiliki status nutrisi yang lebuh baik dibandingkan dengan anak tanpa
infeksi terkait pertumbuhan linear dan berat badannya. Pada penelitian ini
prestasi belajar anak. Rerata nilai ujian terakhir dari semua mata pelajaran
malah menunjukkan angka yang lebih tinggi pada anak dengan infeksi STH,
59
Universitas Sumatera Utara
60
1. Personil Penelitian
1. Ketua penelitiian
FK-USU/RSHAM
2. Anggota Penelitian
9. Dr.Efrina Harahap
: Rp. 23.000.000
Persiapan
Proposal
Penelitian
Persiapan
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
hasil penelitian
Penggandaan
Laporan
Yth. Bapak/Ibu
mengenai penelitian yang akan saya lakukan. Nama saya dr. Putri
pada Anak usia sekolah dasar. Pada penelitian ini akan dilakukan
rumah tangga.
penelitian ini.
Hormat saya,
Peneliti
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan.
, ..................................... 2016
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan
dr. ..........................................
(.......................................................) (.............................)
Saksi-saksi :
1. ............................................. ........................................................
2. ............................................. ........................................................
2. Data Orangtua
Ayah Ibu
Nama :……………… Nama :………………
Usia :……………… Usia :………………
Pekerjaan :……………… Pekerjaan :………………
Pendidikan Tidak tamat SD Pendidikan Tidak tamat SD
Tamat SD Tamat SD
SMP SMP
SMA/STM SMA/STM
Diploma Diploma
Sarjana Sarjana
Agama :……………… Agama :
Tinggi Tinggi
:……………… :
Badan Badan
Berat
:……………… Berat Badan :
Badan
Penghasilan keluarga perbulan (rata-
:Rp. ………………
rata)
Jumlah anak dalam keluarga: :………………
RAHASIA
HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
NO : 01/EP/IV/2016
Mental defective Borderline Low Average Average Bright normal Superior Very Superior
(Kurang Sekali) (Kurang) (Rata-rata Bawah) (Sedang) (Rata-rata Atas) (Tinggi) (Tinggi Sekali)
1. Kecermatan dan X
ketelitian
2. Analisa sintesa X
3. Koordinasi visual X
motorik
4. Kecepatan dan X
Ketepatan
Berdasarkan pemeriksaan psikologis yang dilakukan ananda ADITIA memiliki kecerdasan pada
kategori Borderline dengan skor IQ:74 (Menurut Skala Weschler). Hal ini menunjukkan bahwa
ADITIA memiliki kecerdasan di bawah rata-rata dibandingkan usia kronologisnya.