Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBA;T


PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB)
DI RSUD JAYAPURA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

OLEH:
VENSA PAULIN MUSTAMU
NIM 0130540191

PROGRAM STUDI FARMASI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
ABSTRAK

Mustamu, Vensa Paulin. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga terhadap


Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis (TB) di RSUD Jayapura.
Skripsi Program Studi Farmasi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ terutama
paru. Pengobatan TB dapat diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif 2 bulan
pengobatan dan tahap lanjutan 4-6 bulan berikutnya. Untuk mencapai
keberhasilan pengobatan, bukan semata-mata menjadi tanggung jawab penderita,
namun harus dilihat bagaimana faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku
penderita dalam melengkapi dan mematuhi pengobatannya. Ada beberapa faktor
yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan yaitu faktor penderita individu,
dukungan sosial, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan
minum obat pada pasien Tuberkulosis di RSUD Jayapura pada bulan Agustus-
November 2017. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah
sampel 100 penderita yang diperoleh secara random sampling yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpul melalui wawancara kepada pasien
menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara bertahap mencakup
analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi square dengan
program SPSS versi 20. Dari hasil penelitian ini faktor dukungan keluarga
diperoleh nilai p = 0,005 dan nilai OR = 2,852. Dengan demikian terdapat
hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat tuberculosis di
RSUD Jayapura.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Tuberkulosis, RSUD Jayapura.

ii
ABSTRACT

Mustamu, Vensa Paulin. 2017. The Correlation between Family Support


Medication Adherence of Tuberculosis Patients in RSUD Jayapura. Thesis on
Pharmacy Study Program, Department of Biology, Faculty of Mathematics and
Natural Sciences, Cenderawasih University, Jayapura.

Tuberculosis is infectious disease cased by Mycobacterium tuberculosis


bacterium, can attack various organs especially lungs. Treatment of tuberculosis
can be given in 2 steps, intensive treatment in 2 monts and continuous treatment
4-6 months. To get treatment goals, not just the responsibility of patient, but to be
seen how other factors that influence the behavior of the patient to adherence in
treatment. The are several factors related to adherence in treatment that
individual factors, social support, the support of health worker, and family
support. The purpose of this study is to determine the effect on the family support
medication adherence of tuberculosis patients in RSUD Jayapura August-
November 2017. The design of this study was cross sectional with 100 patients
obtained by simple random sampling with inclusion and exclusion criteria.
Research data were obtained through questionnaire. Data analysis was
performed gradually covering univariate analysis and bivariate analysis using
Chi square with SPSS program version 20. From the results of this study,family
support obtained Pvalue = 0,005 and value OR = 2,852. Thus there is significant
correlation between family support medication adherence of tuberculosis patients
in RSUD Jayapura.

Keywords: Family Support, Adherence, Tuberculosis, RSUD Jayapura.

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP


KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI
RSUD JAYAPURA” oleh Vensa Paulin Mustamu telah diperiksa dan diujikan.

Jayapura, 18 Desember 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Elsye Gunawan, S.Farm., M.Sc., Apt Eva Susanty Simaremare, S.Si., M.Si
NIP : 19821118 2012 12 2001 NIP : 19830913 2012 12 2001

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP


KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI
RSUD JAYAPURA oleh Vensa Paulin Mustamu telah dipertahankan di depan
Dewan Penguji pada hari Senin tanggal 18 Desember 2017.

Dewan Penguji: Jabatan Tanda Tangan

Nama

1. Elsye Gunawan, S. Farm., M.Sc., Apt Ketua (…………….)


NIP. 19821118 201212 2 001
2. Eva Susanty Simaremare, S.Si., M. Si Sekretaris (…………….)
NIP. 19830913 201212 2 001
3. Dr. Dirk Y. P. Runtuboi, M.Kes Anggota (…………….)
NIP. 19760123 200112 1 003
4. Rani Dewi Pratiwi, M.Si., Apt Anggota (…………….)
NIP. 19870929 201404 2 011
5. Rusnaeni, M.Si., Apt Anggota (…………….)
NIP. 19800405 201212 2 005

Mengesahkan Ketua Program Studi


Dekan Fakultas MIPA Mengetahui

Dr. Dirk Y. P. Runtuboi, M.Kes Elsye Gunawan, S. Farm., M.Sc., Apt


NIP. 19760123 200112 1 003 NIP. 19821118 201212 2 001

v
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan


kepadaku”

Filipi 4 : 13

“ Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.


Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu”

1Timotius 4 : 12

Kupersembahkan karya skripsi ini untuk :

*Tuhan Yesus Kristus


*Mama tercinta
*Alm. Papa tersayang
*Kakak-kakak saya
*Farmasi Uncen 2013 (Aphathic 13)

vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi S1 FMIPA Universitas Cenderawasih yang tidak dipublikasikan,


terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Cenderawasih dan terbuka
untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis.
Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau
peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis, dan harus disertai dengan
kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi haruslah
seizin Rektor Universitas Cenderawasih.
Perpustakaan yang meminjam skripsi ini untuk keperluan anggotanya
harus mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal pinjam.

vii
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, hikmat dan
pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tugas akhir yang
berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat
pada Pasien Tuberkulosis (TB) di RSUD Jayapura”. Penyusunan Skripsi dapat
terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST,MT selaku rektor Universitas Cenderawasih.
2. Dr. Aloysius Giyai selaku Direktur RSUD Jayapura.
3. Dr. Dirk Runtuboi., M.Kes selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih.
4. Dr. Ign. Joko Suyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Elsye Gunawan, S.Farm., M.Sc, Apt, sebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dengan sabar membimbing
dan banyak memberikan saran dalam menyusun skripsi ini.
6. Eva Susanty Simaremare, S.Si., M.Si, sebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dukungan serta dengan sabar
membimbing dan selalu memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua Orang tuaku, Ayahanda Alm Yappie Mustamu dan Ibunda Frida
Liptiay dan Kakak Norman, Fina, Emilia, Rommy, Yolanda dan
keponakan Yan Marcel yang senantiasa selalu memberikan doa,
dukungan, kasih sayang dan pengorbanan yang telah dilakukan untukku
setiap hari. Semoga penulis kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga.
8. Dr. Dirk Y.P Runtuboi, M.Kes, Rani Dewi Pratiwi, M.Si, Apt dan
Rusnaeni M.Si, Apt sebagai dosen penguji yang banyak memberikan
kritik, saran dan masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
9. Rani Dewi Pratiwi, M.Si sebagai dosen wali yang selalu memberikan
nasehat dan saran kepada penulis.

viii
10. Dosen-dosen Program Studi Farmasi atas dukungan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh Staff MIPA yang telah membantu penulis.
12. Melia Ika Patanduk atas dukungan dan motivasinya.
13. Seluruh Staff Ruang VCT RSUD Jayapura yaitu Ibu Sitti .N. Soltief, Ibu
Suprapti, Ka Simon Siauta, Ka Maria, Ka Astrina, Ka Abdul Mudanang
atas dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
14. Seluruh Staff RSUD Jayapura
15. Sahabat-sahabatku Yefani Tahamata, Gloria Wabiser, Vivian Sabela,
Marce Parapak, Dessy Matui, Nolida Wayangkau, dan Yohana
Lamawuran yang selalu membantu, memberi dukungan dan motivasi
menjadi lebih baik.
16. Teman-teman Farmasi Universitas Cenderawasih Jayapura angkatan 2013
yang berjuang bersama demi mendapatkan gelar Sarjana Farmasi dan
kebersamaannya selama masa perkuliahan.
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jayapura, 18 Desember 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ........................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.4.1 Bagi masyarakat ................................................................................ 3
1.4.2 Bagi instansi ...................................................................................... 3
1.4.3 Bagi penulis ....................................................................................... 4
1.5 Hipotesis ................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1 Tuberkulosis ............................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian tuberkulosis ..................................................................... 5
2.1.2 Penyebab tuberkulosis ....................................................................... 5
2.1.3 Cara penularan tuberkulosis .............................................................. 5
2.1.4 Perjalanan penyakit tuberkulosis....................................................... 6
2.1.5 Gejala dan diagnosa tuberkulosis ...................................................... 7
2.2 Pengobatan Tuberkulosis ......................................................................... 8

x
2.3 Kepatuhan ............................................................................................... 10
2.3.1 Pengertian kepatuhan ...................................................................... 10
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ............................... 11
2.4 Dukungan Keluarga ................................................................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 14
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 14
3.2 Lokasi dan Waktu ................................................................................... 14
3.3 Variabel .................................................................................................. 14
3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................. 15
3.4.1 Populasi ........................................................................................... 15
3.4.2 Sampel ............................................................................................. 15
3.5 Teknik Pengambilan ............................................................................... 15
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 15
3.6 Managemen Data .................................................................................... 16
3.6.1 Pengolahan data .............................................................................. 16
3.6.2 Analisis data .................................................................................... 16
3.7 Alur Kerja ............................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 19
4.1 Karakteristik Pasien ................................................................................ 19
4.2 Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat pada
Pasien TB .................................................................................................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
5.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 29

xi
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 2.1 OAT ........................................................................................................ 9


Tabel 4.1 Distribusi karakteristik pasien TB di RSUD Jayapura .......................... 19
Tabel 4.2 Hubungan dukungan keluarga pada pasien TB di RSUD Jayapura......22

xii
DAFTAR GAMBAR
halaman

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 18

xiii
DAFTAR SINGKATAN

Pemakaian
Singkatan Nama Pertama Kali
pada Halaman
TB Tuberculosis 1
Directly Observed Treatment Short Course
DOTS 1
Chemotherapy
WHO World Health Organization 1
HBC High Burden Countries 1
CDR Case Detection Rate 1
SR Success Rate 1
BTA Basil Tahan Asam 5
BTA Negatif Basil Tahan Asam Negatif 6
BTA Positif Basil Tahan Asam Positif 6
OAT Obat antituberkulosis 2
PMO Pengawas Menelan Obat 2
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah 3
SPS Sewaktu-pagi-sewaktu 7
INH Isoniasid 8
R Rifampisin 8
S Streptomisin 8
Z Pirasinamid 8
E Etambutol 9
RH Rifampisin, Isoniasid 9
Rifampisin, Isoniasid, Pirasinamid,
RHZE 9
Etambutol
KS Kemasan (KS) 9
MDR Multi Drugs Resistence 10
VCT Voluntary Counseling Test 19
OR Odd Ratio 23

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman

Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian ................................. 29


Lampiran 2. Kuesioner Pertanyaan ..................................................................... 30
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kepatuhan Minum Obat ........... 35
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Dukungan Keluarga.................. 36
Lampiran 5. Hasil Univariat ................................................................................ 38
Lampiran 6. Hasil Bivariat .................................................................................. 39
Lampiran 7. Data Kuesioner Kepatuhan ............................................................. 40
Lampiran 8. Data Kuesioner Dukungan Keluarga .............................................. 43
Lampiran 9. Gambar Obat Anti Tuberkulosis ..................................................... 48
Lampiran 10. Gambar Wawancara Pasien ............................................................ 49
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 50
Lampiran 12. Surat Pengembalian Mahasiswa...................................................... 51

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di
dunia saat ini adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang berbagai organ terutama paru (Kemenkes RI, 2015). Sekitar 25% dari
kematian di dunia disebabkan oleh penyakit TB dan sekitar 80% kematian
tersebut berasal dari kelompok umur produktif (15-50 tahun) (Depkes RI, 2003).
Di Indonesia pemberantasan penyakit TB telah dimulai sejak tahun 1986.
Regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-
9 bulan. Strategi pengobatan ini disebut DOTS (Directly Observed Treatment
Short Course Chemotherapy). Cakupan pengobatan dengan strategi DOTS tahun
2000 dengan perhitungan populasi 26 juta, baru mencapai 28%. Berdasarkan
laporan WHO tahun 2012, Indonesia berada diposisi empat dengan jumlah
penderita sekitar 0,4 juta-0,5 juta di bawah India, Cina, Afrika Selatan. Salah satu
indikator pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu penemuan
kasus baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan Success Rate
(SR) angka keberhasilan pengobatan paling sedikit 85% dari semua pasien
tersebut serta mempertahankannya.
Pada tahun 2013 angka insiden TB sebesar 183 per 100.000 penduduk
dengan angka kematian TB sebesar 25 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014
angka insiden meningkat menjadi 399 per 100.000 penduduk dengan angka
kematian yang juga meningkat menjadi 41 per 100.000 penduduk. Indonesia
termasuk dalam high burden countries (HBC) bersama 21 negara lainnya.
Estimasi prevalensi semua kasus TB yang terjadi di Indonesia diperkirakan
sebesar 660.000 dan estimasi insidensi kasus baru sebesar 430.000 tiap tahun.
Korban meninggal akibat TB di Indonesia diperkirakan sebanyak 61.000 kematian
tiap tahunnya. Data WHO (2014) menunjukkan TB membunuh 1,5 juta orang di
dunia, kematian terjadi pada 890.000 laki-laki, 480.000 pada perempuan dan
180.000 pada anak-anak. Terdapat enam negara yang memiliki jumlah kasus baru
TB terbesar di dunia yakni India sebesar 2.200.000 kasus, Indonesia sebesar

1
1.000.000 kasus, Cina sebesar 930.000 kasus, Nigeria sebesar 570.000 kasus,
Pakistan sebesar 500.000 kasus dan Afrika Selatan sebesar 450.000 kasus.
Menurut penelitian Felicia dkk (2010), di Puskesmas Kota Jayapura
menunjukkan hasil hanya 60,6% responden yang menyatakan patuh berobat. Ini
menunjukkan risiko putus berobat penderita TB pada tujuh puskesmas di Kota
Jayapura masih tinggi dan perlu ditanggulangi segera. Perilaku kepatuhan berobat
responden mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik hanya dengan
perilaku petugas kesehatan (p=0,022). Peneliti menyarankan adanya kebijakan
mengenai kegiatan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan sebaiknya dilakukan
tanpa menunggu pasien TB tidak datang berobat ke Puskesmas. Selain itu perilaku
petugas yang ramah dan responsif terhadap pasien TB yang datang ke Puskesmas
harus tetap dipertahankan.
Saat ini pemerintah telah menyediakan panduan obat yang efektif untuk
membunuh kuman tuberkulosis dalam waktu yang relatif singkat sekitar enam
bulan secara gratis. Walaupun panduan obat yang digunakan adalah yang paling
baik, tetapi bila penderita tidak berobat dengan teratur atau tidak memenuhi
jangka pengobatan maka umumnya hasil pengobatan akan mengecewakan. Oleh
karena terapi TB membutuhkan waktu yang lama sehingga diperlukan
keteraturan, kelengkapan dan kepatuhan berobat bagi setiap penderita (Depkes RI,
2008). Tingginya angka kejadian tuberkulosis di dunia disebabkan antara lain
ketidakpatuhan terhadap program pengobatan maupun pengobatan yang tidak
adekuat (Aditama, 2002). Sejak tahun 1995, WHO mengembangkan strategi
DOTS (Tabrani, 2007). Fokus utama DOTS ialah penemuan dan penyembuhan
pasien. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian
menurunkan kejadian tuberkulosis di masyarakat (Depkes RI, 2007). Salah satu
dari komponen DOTS ialah pengobatan dengan paduan obat antituberkulosis
(OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung Pengawas Menelan Obat
(PMO) (Depkes RI, 2005).
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan
tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Dukungan keluarga dan
masyarakat mempunyai andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan

2
yaitu dengan adanya pengawasan dan pemberi dorongan kepada penderita (Niven,
2002).
Kepatuhan atau ketaatan (compliance adherence) adalah tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau
orang lain. Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Penderita yang patuh berobat
adalah yang menyelesaikan pengobatannya secara teratur dan lengkap tanpa
terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 8 bulan (Notoadmodjo, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian di RSUD Jayapura
mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Tuberkulosis (TB) di RSUD Jayapura.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara
dukungan Keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB di RSUD
Jayapura?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB di
RSUD Jayapura.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi masyarakat


Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengobatan TB, sehingga
dapat mendukung penderita untuk menyelesaikan pengobatan secara teratur.

1.4.2 Bagi instansi


Sebagai tambahan masukan bagi instansi untuk meningkatkan pelayanan
tentang pengobatan TB, misalnya dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat.

3
1.4.3 Bagi penulis
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah di dapat dibangku kuliah dan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti dalam hal peneliti ilmiah.

1.5 Hipotesis
1. H0 : Tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada pasien TB di RSUD Jayapura.
2. H1 : Adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada pasien TB di RSUD Jayapura.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Pengertian tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan, oleh karena itu disebut pula
Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes, 2006).

2.1.2 Penyebab tuberkulosis


Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut
merupakan kelompok bakteri gram positif, berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1- 4 micro dan tebal 0,3-0,6 micro. Sebagian besar kuman terdiri atas
asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam
dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Oleh karena itu, disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman tersebut dapat tahan hidup pada udara
kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari
es), hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Kuman yang bersifat
dormant dapat bangkit kembali dan menjadikan TB aktif lagi (Somantri, 2007).
Kuman hidup di dalam jaringan sebagai parasit intraseluler yakni dalam
sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman tersebut adalah aerob. Sifat ini
menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apical paru-paru lebih
tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apical ini merupakan tempat
predileksi penyakit Tuberkulosis (Depkes RI, 2006).

2.1.3 Cara penularan tuberkulosis


Mycobacterium tuberculosis ditularkan dari orang ke orang melalui jalan
pernapasan, pada waktu batuk/bersin. Setiap kali seorang yang menderita TB Paru
batuk, maka akan dikeluarkan 3000 droplet infektif (memiliki kamampuan
menginfeksi). Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2
jam, bahkan dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan tergantung pada

5
ada tidaknya sinar ultra violet. Setelah kuman tuberkulosis masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya, malalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernapasan
atau menyebar langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang ditularkan dari parunya, makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut. Hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak
terlihat kuman) maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan
seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut. Kemungkinan seseorang menjadi penderita
TB adalah daya tahan tubuh yang rendah (Budiyanto, 2003).
Tidak semua pasien TB Paru akan menularkan penyakitnya, pasien TB
paru yang dapat menularkan penyakitnya ke orang lain adalah seseorang pasien
yang pada pemeriksaan dahak secara mikroskopik ditemukan BTA sekurang-
kurangnya 2 kali dari 3 kali pemeriksaan atau disebut BTA Positif. Seorang
pasien TB yang pada pemeriksaan dahak secara mikroskopik 3 kali tidak
ditemukan BTA tetapi pada pemeriksaan radiologi ditemukan kelainan yang
mengarah pada TB aktif maka disebut BTA negatif, BTA Negatif yang telah
diobati selama 2 minggu kecil kemungkinannya menularkan penyakitnya ke orang
lain. BTA Negatif diperkirakan akan menjadi BTA Positif dalam jangka waktu 2
tahun bila tidak diobati (Depkes RI, 2007).

2.1.4 Perjalanan penyakit tuberkulosis


a. Tuberkulosis primer (infeksi primer)
Tuberkulosis primer terjadi pada individu yang tidak mempunyai imunitas
sebelumnya terhadap Mycobacterium tuberculosis. Penularan tuberkulosis paru
terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei
dalam udara. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembangbiak
dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan terjadinya infeksi
sampai pembentukan komplek primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat
dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi

6
positif (Somantri, 2007). Menurut Soeparman (2003) komplek primer ini
selanjutnya dapat berkembang menjadi beberapa bagian:
1) Sembuh sama sekali tanpa menimbulkan cacat
2) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas tanpa garis-garis
fibrotik, klasifikasi di hilus atau sarang
3) Berkomplikasi dan menyebar
b. Tuberkulosis pasca primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan/tahun
sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat infeksi
HIV/status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas/efusi pleura.

2.1.5 Gejala dan diagnosa tuberkulosis


1. Gejala tuberkulosis
Gejala utama pasien tuberkulosis paru adalah batuk berdahak selama
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Nisa, 2007).
2. Diagnosa tuberkulosis
Diagnosa tuberkulosis paru pada orang dewasa dapat ditegakan
dengan ditemukannya BTA (Basil Tahan Asam) pada pemeriksaan dahak
secara mikroskopis selain tidak memerlukan biaya mahal, cepat, mudah
dilakukan dan akurat. Pemeriksaan mikroskopik merupakan teknologi
diagnostik yang paling sesuai karena mengidentifikasikan derajat
penularan. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua
dari tiga spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) BTA hasilnya positif
(Depkes RI, 2006).
Menurut Brooks-Brunn (2004), pemakaian masker dapat meminimalkan
penyebaran basil TB. Begitu juga menutup mulut dan hidung saat batuk dan
bersin, pembuangan dahak yang tepat, mencuci tangan dengan benar, dan
mematuhi pengobatan. Semua ini membantu memperbaiki perilaku pasien TB.

7
2.2 Pengobatan Tuberkulosis
Tujuan pengobatan TB paru adalah untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan
dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Menurut Depkes
(2006), penderita TB harus diberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang terdiri
dari kombinasi beberapa obat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman 90%
populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat
efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang
sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10
mg/kg BB. Efek samping dari INH ialah mual, muntah, kesemutan, rasa
terbakar pada kaki, hepatotoksik.
b. Rifampisin (R)
Bersifat beketrisid dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang
tidak dapat dibunuh oleh Isoniasid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk
pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu. Efek samping
Rifampisin ialah mual, muntah, BAK berwarna merah, purpura, syok,
hepatotoksik.
c. Pirasinamid (Z)
Bersifat bakterisid, yang dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasan asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35
mg/kg BB.efek samping Pirasinamid ialah Mual, muntah, nyeri sendi,
hepatotoksik.
d. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama.
Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 g/hari, sedangkan untuk
berumur 60 atau lebih diberikan 0,50 g/hari. Efek samping Streptomisin ialah
Mual, muntah, tuli, gangguan keseimbangan, gatal kemerahan, hepatotoksik.

8
e. Etambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg
BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis
30 mg/kg BB. Efek samping Etambutol ialah mual, muntah, neuritis
retrobulbar, hepatotoksik.
Sebagian besar penderita Tuberkulosis yang patuh dalam minum obat
dapat menyelesaikan pengobatan selama kurang lebih 6 bulan karena adanya
dukungan dari keluarga. Tahap pengobatan penderita Tuberkulosis kategori I
terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Kotak pertama untuk pengobatan Tahap Intensif/Awal: berisi kaplet
RHZE (Rifampisin 150 mg, Isoniasid 75 mg, Pirasinamid 400 mg, dan
Etambutol 257 mg) sebanyak 6 blister untuk digunakan selama 2
bulan.
2. Kotak kedua untuk pengobatan Tahap Lanjutan: berisi tablet RH
(Rifampisin 150 mg dan Isoniasid 150 mg) sebanyak 6 blister untuk
digunakan selama 4 bulan.

Tabel 2.1 OAT


Tahap Intensif/Awal: Penyesuaian RHZE

Berat Badan 30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg ≥ 71 kg


Kemasan
6 blister
Standar (KS)
OAT 10
4 blister 6 blister 8 blister
dibutuhkan blister
KS + 4
Penyesuaian KS - 2 blist Tidak berubah KS + 2 blist
blist

9
Tahap Lanjutan: Penyesuaian RH
Berat Badan 30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg ≥ 71 kg
Kemasan
6 blister
Standar (KS)
OAT 3 blist + 12 6 blist + 24 8 blist +
5 blist + 4 tab
dibutuhkan tab tab 16 tab
KS + (2
KS – (2 blist
Penyesuaian KS + 24 tab KS + 24 tab blist +
+ 16 tab)
16 tab)

Ket: Untuk pasien yang BB kurang 30 kg, gunakan tabel dosis anak sebagai
acuan. (Pedoman OAT)

2.3 Kepatuhan
2.3.1 Pengertian kepatuhan
Kepatuhan atau ketaatan (compliance adherence) adalah tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau
orang lain. Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Penderita yang patuh berobat
adalah yang menyelesaikan pengobatannya secara teratur dan lengkap tanpa
terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 8 bulan (Notoadmodjo, 2005).
Tingkat kepatuhan pemakain obat TB paru sangatlah penting, karena bila
pengobatan tidak dilakukan secara teratur dan tidak sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan maka akan dapat timbul kekebalan (resistence) kuman
tuberkulosis terhadap OAT secara meluas atau disebut dengan Multi Drugs
Resistence (MDR) (Depkes, 2002).
Penderita yang patut berobat adalah yang menyelesaikan pengobatan
secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai 9 bulan.
Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari
tanggal perjanjian dan dikatakan Droup Out jika lebih dari 2 bulan berturut-turut
tidak datang berobat setelah dikunjungi petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).
Pengobatan yang memerlukan jangka waktu panjang akan memberikan
pengaruh-pengaruh pada penderita. Karena jika waktu yang ditetapkan lama maka

10
terdapat beberapa kemungkinan pola kepatuhan penderita yaitu penderita berobat
secara teratur dan memakai obat secara teratur, penderita tidak berobat secara
teratur (defaulting) atau penderita sama sekali tidak patuh dalam pengobatan yaitu
putus berobat atau droup out (Depkes RI, 2006). Oleh karena itu menurut Cramer
(2001) kepatuhan penderita dapat dibedakan menjadi:
1. Kepatuhan penuh (Total compliance)
Pada ketaatan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai
batas waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai obat secara
teratur sesuai petunjuk.
2. Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non compliance)
Yaitu penderita yang putus berobat atau tidak menggunakan obat
sama sekali.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan


Menurut Sniker dalam Notoatmodjo (2005) bahwa kepatuhan penderita
TB minum obat secara teratur adalah merupakan tindakan yang nyata dalam
bentuk kegiatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor dalam diri penderita (faktor
internal) maupun faktor luar (eksternal). Faktor internal yaitu umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan.
Sedangkan faktor eksternal yaitu, dukungan keluarga, peran petugas, lama minum
obat, efek samping obat, tersedianya obat serta jarak tempat tinggal yang jauh.
Sementara itu menurut Niven (2002) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan adalah:
a. Faktor penderita atau individu
1. Sikap atau motivasi individu ingin sembuh
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dari individu sendiri.
Motivasi individu ingin tetap mempertahankan kesehatannya sangat
berpengaruh terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
penderita dalam kontrol penyakitnya.
2. Keyakinan
Keyakinan merupakan dimensi spiritual yang dapat menjalani
kehidupan. Penderita yang berpengangan teguh terhadap keyakinannya
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat

11
menerima keadaannya, demikian juga cara perilaku akan lebih baik.
Kemampuan untuk melakukan kontrol penyakitnya dapat dipengaruhi
oleh keyakinaan penderita, dimana penderita memiliki keyakinan yang
kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan larangan jika mengetahui
akibatnya (Niven, 2002).
b. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat
dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan tentram
apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya, karena dengan
dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi
atau mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau menuruti
saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk menunjang pengelolaan
penyakitnya (Niven, 2002).
c. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga
lain merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan terhadap
program-program medis. Keluarga dapat mengurangi ansietas yang
disebabkan oleh penyakait tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap
ketidaktaatan (Niven, 2002).
d. Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi perilaku kepatuhan. Dukungan mereka terutama berguna saat
pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal
penting, begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan
secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang
telah mampu beradaptasi dengan program pengobatannya (Niven, 2002).

Pengobatan dilakukan setiap hari dan dalam jangka panjang, sehingga


kepatuhan minum obat (adherence) juga sering menjadi masalah yang harus
dipikirkan sejak awal pengobatan. Minum obat yang tidak rutin terbukti telah
menyebabkan resistensi obat yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan
(Depkes RI, 2006).

12
2.4 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi, dan nasehat, yang mana membuat
penerima dukungan akan merasa disayangi, dihargai, dan tentram (Taylor, 2006).
Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam menentukan kepatuhan pengobatan,
jika dukungan keluarga diberikan pada pasien TB maka akan memotivasi pasien
tersebut untuk patuh dalam pengobatannya dan meminum obat yang telah
diberikan oleh petugas kesehatan. Sejumlah orang lain yang potensial
memberikan dukungan tersebut disebut sebagai significant other, misalnya
sebagai seorang istri significant other nya adalah suami, anak, orang tua, mertua,
dan saudara-saudara.
Menurut Bomar (2004) ada 4 jenis dukungan keluarga, diantaranya adalah:
a. Dukungan emosional, jenis dukungan ini dilakukan melibatkan ekspresi rasa
empati, peduli terhadap seseorang sehingga memberikan perasaan nyaman,
membuat individu merasa lebih baik. Dalam hal ini orang yang merasa
memperoleh social support jenis ini akan merasa lega karena diperhatikan,
mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.
b. Dukungan instrumental, jenis dukungan ini mengacu pada penyediaan
barang, atau jasa yang dapat digunakan untuk memecah masalah-masalah
praktis.
c. Dukungan informasi, jenis dukungan ini mengacu pada pemberian nasehat,
usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
d. Dukungan penghargaan, jenis dukungan ini terjadi lewat ungkapan
penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan
dengan gagasan atau perasaan individu lain.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan cara Cross Sectional. Penelitian cross-
sectional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi suatu efek
atau penyakit pada suatu waktu, oleh karena itu disebut juga dengan studi
prevalensi. Pemilihan rancangan cross-sectional karena waktu yang diperlukan
singkat dan sangat berguna untuk menemukan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan pengobatan (Nasir, 2011). Pengambilan data dilakukan dengan
pembagian kuesioner kepada para pasien dengan tujuan untuk mengetahui
dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pada penderita TB di RSUD
Jayapura.

3.2 Lokasi dan Waktu


Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUD Jayapura dan penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2017.

3.3 Variabel
1. Variabel independen
Variabel ini dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahananya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu dukungn
Keluarga.
2. Variabel dependen
Variabel ini dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel dependen (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu kepatuhan minum obat pada
pasien TB.

14
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien TB yang menjalani pengobatan
TB di RSUD Jayapura.

3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien TB yang berobat di RSUD
Jayapura yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
a. Kriteria inklusi
1. Semua pasien TB yang telah menjalani pengobatan TB lebih dari 3
bulan
2. Pasien usia produktif (18-55 tahun)
3. Pasien tanpa penyakit penyerta
4. Pasien yang bersedia dijadikan responden
b. Kriteria ekslusi
1. Semua pasien TB yang belum menjalani pengobatan TB
2. Pasien dengan penyakit penyerta
3. Pasien dengan usia diatas 55 tahun
4. Pasien yang tidak bersedia dijadikan responden

3.5 Teknik Pengambilan


Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random
sampling yaitu pengambilan secara acak pasien TB yang berkunjung ke RSUD
Jayapura, kemudian mengisi kuesioner. Sampel ditentukan secara acak sederhana
dimana setiap pasien TB memiliki peluang yang sama untuk terpilih, sehingga
akan didapatkan sampel yang representatif.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data agar memperkuat
hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Penelitian dilakukan dengan cara mengedarkan daftar

15
pernyataan berupa formulir yang ditujukan secara tertulis kepada subjek untuk
mendapatkan jawaban (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner I berisi tentang data
karakteristik pasien meliputi nama, alamat, jenis kelamin, umur, dan pendidikan.
Kuesioner II berisi tentang kepatuhan minum obat dan dukungan keluarga.

3.6 Managemen Data

3.6.1 Pengolahan data


Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan sistem komputer
menggunakan SPSS versi 20. Pengolahan menggunakan SPSS yaitu pemeriksaan
data yang terkumpul (editing), memberi angka-angka atau kode-kode tertentu
yang telah disepakati terhadap data kuesioner (coding), memasukkan data
kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel
sehingga menjadi suatu data dasar (entry), dan menggolongkan, mengurutkan,
serta menyederhanakan data, sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan
(cleaning).

3.6.2 Analisis data


Analisis data dilakukan setelah mendapat data dasar dari proses
pengolahan data dan akan dianalisis dengan melakukan analisis univariat dan
bivariat untuk mengetahui proporsi terhadap dukungan keluarga dan kepatuhan
minum obat, serta pengujian hipotesis menggunakan metode Chi-Square.
1. Analisis univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan
dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam
bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada penelitian ini
adalah variabel independen (dukungan keluarga) dan variabel dependen
(kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis).
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen, yaitu hubungan dukungan keluarga
terhadap kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis. Dalam
penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Analisis
ini bertujuan untuk menguji perbedaan antara dua proporsi atau lebih

16
sehingga bisa diketahui apakah ada atau tidak hubungan yang bermakna
jika dilihat secara statistik. Jika terdapat hubungan yang bermakna ditandai
dengan Pvalue < 0,05 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna ditandai
dengan Pvalue > 0,05.

17
3.7 Alur Kerja

Subjek (Responden)

Kuisoner

Dukungan Keluarga

Patuh Tidak Patuh

Analisis Data

Hasil

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga


Terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis di
RSUD Jayapura

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data dilaksanakan selama tiga bulan yang terhitung mulai


dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2017 di ruangan VCT RSUD
Jayapura. Data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 100 pasien. Pemilihan
RSUD Jayapura sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu pelayanan
kesehatan yang memiliki jumlah pasien TB yang terbanyak dibandingkan rumah
sakit lain yang berada di Kota Jayapura.
Sampel yang terpilih sebanyak 100 orang dengan pengambilan sampel
dilakukan dengan cara random sampling dimana pasien yang berumur 18-55
tahun dan telah mendapatkan pengobatan TB > 3 bulan yang berkunjung ke
ruangan VCT RSUD Jayapura. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner kepada pasien TB.

4.1 Karakteristik Pasien


Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Pasien TB di RSUD Jayapura

Variabel Jumlah (Pasien) Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 51 51.0
Perempuan 49 49.0
Umur
18-30 53 53.0
31-40 23 23.0
41-55 24 24.0
Pendidikan
SD 6 6.0
SMP 17 17.0
Pendidikan Tinggi 77 77.0
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di
ruangan VCT RSUD Jayapura didapatkan 51orang berjenis kelamin laki-laki dan
49 orang yang berjenis kelamin perempuan dari total 100 responden. Mayoritas
responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki.

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Refica, dkk., (2016),


didapatkan hasil bahwa karakterstik jenis kelamin responden terbanyak adalah
pada laki-laki yaitu sebanyak 23 orang (74,2 %) dari total 31 orang responden.

19
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riestina (2015)
didapatkan hasil bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki yaitu
sebanyak 38 orang (56.8 %). Pada penelitian Tasnim (2012) laki-laki lebih
banyak yaitu sebanyak 872 responden (55.6%). Menurut WHO (2014) jumlah
laki-laki yang meninggal akibat TB paru dalam satu tahun sedikitnya 1 juta orang,
hal ini dapat terjadi karenakan laki-laki lebih mudah terpapar penyakit akibat
penurunan sistem imun seperti TB paru akibat kebiasaan laki-laki yang suka
mengkonsumsi alkohol dan rokok. Riestina (2015) menjelaskan penelitian di
negara maju menunjukkan bahwa laki-laki memiliki resiko tertular akibat kontak
dan beraktifitas diluar lebih besar dari pada perempuan, sehingga lebih
memudahkan penularan penyakit TB paru dari orang lain.

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur di ruangan


VCT RSUD Jayapura didapatkan 53 orang pasien umur (18-30 tahun), 23 orang
pasien umur (31-40 tahun), dan 24 orang pasien umur (41-55 tahun) dari total 100
responden.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Refica, dkk., (2016) usia
sangat berperan dalam angka kejadian penyakit TB, dimana responden yang usia
terbanyak adalah usia 18-40 tahun yaitu sebanyak 20 orang (64,5 %), usia 41-60
tahun sebanyak 10 orang (32,3 %) dan usia >61 tahun sebanyak 1 orang (3,2 %).
Hal ini sejalan dengan penelitian Manallu (2010) yang menyatakan bahwa 75 %
karakteristik usia pasien TB paru di Indonesia adalah kelompok dengan rentang
antara usia 15-49 tahun yang merupakan kategori usia produktif. Hal ini menurut
peneliti dikarenakan pada usia produktif terdapat kecendrungan untuk banyak
melakukan interaksi dan memiliki mobilitas yang tinggi di luar rumah sehingga
lebih rentan untuk tertular penyakit tuberkulosis. Pada penelitian Asiah (2013)
karakteristik responden terbanyak berada pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak
27,8%.
Berdasarkan penelitian Panjaitan (2012), insiden tertinggi TB biasanya
mengenai usia dewasa. Penyakit TB sebagian besar terjadi pada orang dewasa
yang telah mendapatkan infeksi primer pada waktu kecil dan tidak di tangani
dengan baik. Jumlah kasus TB paling tertinggi mengenai usia 25 sampai dengan
44 tahun (33% dari semua kasus), diikuti usia 45 sampai dengan 64 tahun (30%

20
dari semua kasus). Pada usia tua di atas 65 tahun berkisar 19%. Sedangkan
sisanya berada pada usia antara 15 sampai dengan usia 24 tahun (11%) dan usia
14 tahun kebawah (6%). Keadaan ini ini diduga ada hubungannya dengan tingkat
aktivitas dan pekerjaan sebagai tenaga kerja produktif yang memungkinkan untuk
mudah tertular dengan kuman TB setiap saat dari penderita, khususnya dengan
BTA positif. Mobilitas dan interaksi sosial yang lebih tinggi pada orang usia 15-
50 tahun, yang harus bekerja untuk memperoleh pemasukan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, memungkinkan mereka untuk terinfeksi dari orang lain
menjadi lebih tinggi.
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di
ruangan VCT RSUD Jayapura didapatkan pasien dengan pendidikan SD 6 orang,
pasien dengan pendidikan SMP 17 orang, dan pasien dengan pendidikan Tinggi
77 orang dari total 100 responden. Mayoritas penderita TB pada penelitian ini
berpendidikan tinggi.
Menurut penelitian Panjaitan (2012), pendidikan menjadi salah satu faktor
resiko penularan penyakit tuberkulosis. Rendahnya tingkat pendidikan responden,
akan berpengaruh pada pemahaman tentang penyakit tuberkulosis. Masyarakat
yang merasakan pendidikan tinggi, tujuh kali lebih waspada terhadap TB paru
(gejala, cara penularan, pengobatan) bila dibandingkan dengan masyarakat yang
hanya menempuh pendidikan dasar atau lebih rendah. Pendidikan yang rendah
dihubungkan dengan rendahnya tingkat kewaspadaan terhadap penularan TB paru.
Menurut Hiswani (2009) dalam penelitiannya menyebutkan pendidikan
seseorang juga akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya
mengenai rumah dan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, sehingga
dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk
mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu tingkat pedidikan
seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.

21
4.2 Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat
pada Pasien TB
Pasien yang dikatakan patuh minum obat yaitu pasien yang menghabiskan
obatnya sesuai dengan anjuran petugas kesehatan, dan datang kembali ke rumah
sakit untuk mengambil obat berikutnya sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh petugas kesehatan. Hubungan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan minum obat pada pasien TB dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pada
pasien TB

Kepatuhan Minum Obat


Dukungan Total OR 95% P-value
Tidak Patuh Patuh
Keluarga
N % N % N %
Kurang 28 28.0 72 72.0 100 100 2.852
1.355-
Baik 12 12.0 88 88.0 100 100 0.005
6.004
Total 40 20.0 160 80.0 200 100

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan 28 responden (28,0%) yang tidak


patuh dengan dukungan keluarga yang kurang. Sedangkan, 88 responden (88,0%)
yang patuh dengan dukungan keluarga baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
bantuan yang diberikan dari anggota keluarga kepada penderita TB berupa barang,
jasa, informasi, atau nasehat. Dukungan keluarga berperan penting pada perilaku
kesehatan pasien TB.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Siswanto, dkk (2015), di
Puskesmas Andalas Kota Padang. Penderita TB yang patuh dalam minum obat
jauh lebih tinggi pada adanya dukungan keluarga (85%) dibandingkan dengan
yang tidak mendapat dukungandari keluarga (16,7%). Hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 0,04 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB.
Kepatuhan dalam pengobatan akan meningkat ketika pasien mendapatkan
bantuan dari keluarga. Disamping itu, pasien yang tidak memiliki keluarga atau
memiliki nossupportive / nonavailable / conflicted family akan mempengaruhi

22
terminasi pengobatan lebih awal dan hasil yang tidak memuaskan. Keluarga perlu
memberikan dukungan yang positif untuk melibatkan keluarga sebagai pendukung
pengobatan sehingga adanya kerjasama dalam pemantauan pengobatan antara
petugas dan anggota keluarga yang sakit (Friedman, dkk., 2010).
Kepatuhan yang buruk atau terapi yang tidak tepat merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan resistensi individu. Pasien yang tidak patuh
membutuhkan penjelasan tentang pentingnya kepatuhan minum obat karena jika
pasien tidak patuh dalam menjalani pengobatannya, maka akan terjadi resisten
terhadap obat yang sebelumnya (Brunner & Suddart, 2002). Penyuluhan secara
intensif yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan pengetahuan yang akhirnya akan mendorong dan meningkatkan
keteraturan berobat maupun kepatuhan minum obat (Notoatmojo, 2005).
Berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square
menunjukkan hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB
secara statistik memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai Pvalue = 0,005 (CI 95% : 1.355-6.004). Dari hasil analisis
Odd Ratio (OD) = 2,852 artinya pasien yang mendapat dukungan keluarga kurang
mempunyai 2,852 kali untuk tidak patuh dalam meminum obat jika dibandingkan
penderita yang mendapat dukungan keluarga baik. Hal tersebut menunjukkan
terdapat hubungan yang kuat antara dukunga keluarga baik dengan kepatuhan
minum obat pada pasien TB di RSUD Jayapura.
Hasil ini didukung oleh penelitian Nesi, dkk., (2017) di Puskesmas
Maubesi Kabupaten Timor Tengah Utara menyatakan bahwa ada hubungan antara
dukungan keluarga dan kepatuhan pengobatan pasien TB. Hasil uji statistik nilai
Pvalue = 0,000 (p < 0,05). Hasil ini didukung oleh penelitian Irnawati, dkk., (2016)
di Puskesmas Motoboi Kecil kota Kotamobagu menyatakan bahwa ada hubungan
antara dukungan keluarga dan kepatuhan pengobatan pasien TB. Hasil uji statistik
nilai Pvalue = 0,001 (p < 0,05). Hasil ini didukung oleh penelitian Nurhidayati, dkk
(2015) bahwa peran keluarga mempengaruhi pengobatan teratur pada penderita
TB di Kawedanan Pedan. Hasil uji statistik nilai Pvalue = 0,000 (p < 0,05). Sesuai
dengan teori Niven (2002) bahwa dukungan keluarga dan masyarakat mempunyai
andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien Tuberkulosis
yang menjalani pengobatan di RSUD Jayapura, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat
pada pasien Tuberkulosis (Pvalue = 0.005 < 0.05).

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka diharapkan pasien TB dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan dan dukungan dari berbagai pihak
sangat membantu pasien TB dalam menjalani pengobatan, agar Papua bebas dari
TB.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aditama T.Y. 2002. Tuberculosis: Diagnosis, Terapi, & Masalahnya. Edisi 4.


Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia.

Asiah I. 2013. Gambaran perilaku pasien TB paru terhadap upaya pencegahan


penyebaran penyakit TB paru pada pasien yang berobat di poli paru RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau [skripsi]. Pekanbaru; Universitas Riau

Budiyanto, M. Wijaya, A. 2003. Penganalan dasar-dasar PLC (Programmable


Logic Controller). Gava Media. Yogyakarta.

Bomar, P.J. 2004. Promoting Health in Families: Applying Family Research


and Theory to Nursing Practice. Philadelphia: W.B. Sounders Company.

Brooks-Brunn, J.A. 2004. Management of patients with chest and respiratory tract
disorder. In S. C. Smeltzer & B.G. Bare (Eds). Brunner & Suddarth’s
textbook of medical-surgical nursing (10 th ed., pp. 516-567).
Philadelphia: Lippincortt Williams & Wilkins.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Depkes RI. 2003. Pedoman Penemuan dan Pengobatan Penderita Tuberkulosis


Paru. Ditjen PPM & PLP Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI, 2005. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Depkes RI. 2006. Penanggulangan Tuberkulosis edisi II, Departemen Kesehatan


Republik Indonesi. Jakarta.

Depkes RI, 2007. Pedoman Penemuan dan Pengobatan Penderita TB Paru.


Jakarta.

Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

25
Felicia K., Widjaja N. T., dkk. Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru
Di Puskesmas, Kota Jayapura, Provinsi Papua Tahun 2010. Journal
of Medicine. Vol 10 No. 2 juni 2011; Hal 56-62.

Friedman, M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Hidayat. 2008. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta :


Salemba Medik.

Hiswani. 2009. Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi


Masalah Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Medan.

Irnawati, Siagian ET, Ottay R. Pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan


minum obat pada penderita TB di Puskesmas Motoboi Kecil Kota
Katamobagu. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik: Vol IV No 1,
Februari 2016.

Kemenkes RI. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI:
Tuberkulosis.

Manallu HSP. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru dan


upaya penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan;2010;ha1 340-346

Nasir. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Nesi A, Subekti I, Putri MR. Hubungan dukungan dan pengetahuan keluarga


dengan tingkat kepatuhan berobat penderita TBC paru di puskesmas
Maubesi kabupaten Timor Tengah Utara. Nursing News. Vo; 2, No 2,
2017

Nisa. 2007. Epidemiologi Penyakit Menular. 1 ed. Jakarta:UIN Jakarta. Press.

Niven. 2002. Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk perawat dan Profesional


Kesehatan lain. Jakarta.

Notoadmodjo. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

26
Cipta.

Nurhayati, I., Dhian, A., & Khoirunisa, H. 2015. Peran keluarga pada kepatuhan
minum obat penderita TB di Kawedanan Pedan Klaten.

Panjaitan. 2012. “Karakteristik penderita Tuberculosis Paru Dewasa rawat inap di


RS umum DR. Soedarso periode September-November 2010. Program
Studi Pendidikan Dokter Universitas Tanjung Pura Pontianak”. Naskah
publikasi Universitas Tanjung Pura Pontianak

Refica. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pasien TB Paru terhadap upaya


pengendalian TB di Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru. Journal
of Medicine FK. Vol 4 No. 1 Februari 2017.

Riestina, Sri Endah. 2015.Gambaran Perilaku Penderita TB Paru dalam Mencegah


Penularan Kontak Serumah di Puskesmas Bagansiapi Api Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. [skripsi]
Pekanbaru;Universitas Riau.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Siswanto PI, Yanwirasti, Usman E. Hubungan Pengetahuan dan dukungan


keluarga dan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Puskesmas
Andalas Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3):726-8.

Soeparman. 2003. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,


dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Tabrani, I. 2007. Konversi Sputum BTA pada Fase Intensif TB Paru Kategori I
antara Kombinasi Dosis (KDT) dan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Generik di RSUP H Adam MAlik Medan [Tesis]. Departemen Ilmu
Penyakit Paru FK-USU, Medan.

27
Tasnim S, Rahman A, Hoque FMA. Patients Knowledge and attitude towards
tuberculosis in an urban setting. Bangladesh; Hindawi Publishing
Corporation; 2012.
Taylor. 2006. Health Psychology. (6th. Ed), Singapore: Mc. Graw Hill Book
Company.
World Health Organization (WHO). 2012. Global Tuberculosis Report 2012.

World Health Organization (WHO). 2014. Global Tuberculosis Report 2014.

28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama/inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul: “HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN
TUBERKULOSIS (TB) DI RSUD DOK II JAYAPURA”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
4. Prosedur Penelitian
dan prosedur penelitian mendsapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu, saya
bersedia/tidak bersedia *) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Jayapura, ………………………2017
Peneliti, Responden,

Vensa Paulin Mustamu ………………………………

Saksi,

……………………………

29
Lampiran 2. Kuesioner Pertanyaan

KUESIONER

“HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI RSUD
JAYAPURA”

Petunjuk Penelitian

1. Isilah daftar pernyataan berikut sesuai dengan kondisi anda sebenarnya


dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.
2. Hasil survey ini tidak akan dipublikasikan, hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
3. Identitas maupun jawaban yang anda pilih, kami jamin kerahasiaannya.

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. No Responden :
2. Nama Responden :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin :L/P
5. Umur :
6. Pendidikan terakhir yang berhasil ditempuh:
a. Pendidikan Dasar (SD) ≤ 9 tahun
b. Pendidikan Menengah (SMP) 10-12 tahun
c. Pendidikan Tinggi > 12 tahun
7. Bagaimana jarak yang harus ditempuh antara rumah dengan tempat
pelayanan kesehatan?
a. Kurang 30 menit jalan kaki
b. Kurang dari 30 menit dengan kendaraan
c. 30-60 menit dengan kendaraan
d. Lebih 60 menit dengan kendaraan
1. KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

30
No Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Skor
Setuju Setuju
Setuju
Dukungan Emosional
1 Keluarga mengingatkan Anda untuk beristirahat
dengan cukup
2 Tidak satupun anggota keluarga yang
memperhatikan kebutuhan Anda
3 Keluarga selalu menyiapkan obat Anda
4 Keluarga tidak pernah mengetahui tentang
penyakit Anda
5 Keluarga selalu menyediakan waktu untuk
berkomunikasi dengan Anda
6 Keluarga selalu mendiskusikan tentang keadaan
Anda dengan anggota keluarga lainnya dan
pengobatan mencari pengobatan yang terbaik
untuk Anda
7 Keluarga Anda menanyakan bagaimana
perkembangan pengobatan Anda kepada petugas
kesehatan/dokter
8 Keluarga Anda mendengarkan keluhan dan
keinginan Anda selama sakit
9 Keluarga tidak pernah mengijinkan Anda untuk
mengambil obat sendiri
10 Keluarga tidak mengijinkan Anda untuk
melakukan pekerjaan apapun selama Anda sakit
11 Keluarga mempercayai keputusan Anda tentang
pengobatan yang Anda jalani
12 Keluarga selalu melibatkan Anda mengenai
pengobatan yang Anda jalani
Dukungan Penghargaan
13 Keluarga menganggap Anda sama dengan

31
anggota keluarga lain yang tidak sakit TB.
Sehingga tidak ada prioritas untuk Anda selama
menjalankan pengobatan
14 Keluarga memberikan pujian kepada Anda ketika
Anda meminum obat secara teratur
15 Keluarga memberikan kebebasan kepada Anda
untuk memilih tempat periksa kesehatan yang
berfasilitas lengkap
16 Anda merasa keluarga menginginkan Anda cepat
sembuh
17 Keluarga tidak mengetahui tentang
perkembangan pengobatan Anda
18 Keluarga memotivasi Anda untuk rutin meminum
obat
19 Keluarga ikut serta dalam memantau
perkembangan pengobatan yang Anda jalani
Dukungan Informasi
20 Keluarga memberitahu Anda bahaya yang akan
terjadi jika Anda tidak rutin meminum obat
21 Keluarga menganggap Anda tidak perlu
mengingatkan Anda meminum obat
22 Keluarga memberitahukan tentang komplikasi
yang dapat terjadi bila Anda tidak memeriksa dan
mengobati penyakit Anda
23 Keluarga selalu mengingatkan Anda untuk selalu
rutin meminum obat
24 Keluarga mencari informasi mengenai kesehatan
Anda selama pengobatan lewat buku, majalah TV
atau dari tenaga kesehatan
25 Keluarga berpendapat tidak perlu mencari tahu
tentang penyakit TB
26 Keluarga menyarankan untuk mengontrol

32
kesehatan Anda secara rutin ke pelayanan
kesehatan
27 Keluarga berpendapat jika Anda terlalu lelah
maka daya tahan tubuh Anda akan menurun
Dukungan Instrumental
28 Keluarga selalu menyediakan jus setiap harinya
29 Ketika Anda sakit keluarga selalu menyediakan
susu untuk Anda
30 Selama pengobatan, keluarga menyediakan
makanan seadanya
31 Keluarga selalu menyediakan makanan yang
disarankan oleh dokter/petugas kesehatan
32 Tidak ada dana khusus untuk memeriksakan
kesehatan dan untuk biaya pengobatan Anda
33 Walaupun tidak mampu, keluarga selalu berusaha
untuk mencari biaya peengobatan Anda
34 Keluarga/anggota keluarga menyatakan tidak
sanggup untuk membiayai pengobatan Anda
35 Keluarga menganggap tidak perlu mengantarkan
Anda periksa kesehatan jika keadaan Anda masih
baik
36 Keluarga selalu menyediakan waktu untuk
mengantarkan Anda berobat
37 Keluarga tidak pernah menciptakan lingkungan
yang tenang untuk Anda beristirahat

33
II. KEPATUHAN MINUM OBAT

No Pernyataan YA TIDAK
1 Anda pernah lupa untuk minum obat
2 Anda pernah dengan sengaja tidak minum obat
3 Anda pernah mengurangi atau menambahkan jumlah butir obat dari jumlah
yang seharusnya diminum
4 Anda pernah tidak tepat waktu untuk minum obat atau waktu untuk minum
obat selalu berubah-berubah
5 Anda pernah membuang obat TB
6 Anda tidak pernah lupa untuk minum obat karena jumlah obatnya tidak
banyak
7 Anda merasa jenuh datang ke Rumah Sakit untuk mengambil obat
8 Anda harus kontrol tepat waktu agar dapat sembuh
9 Anda yakin pengobatan yang di jalani bermanfaat bagi kesehatan
10 Anda selalu tepat waktu mengambil obat sebelum obat habis

34
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kepatuhan Minum Obat

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.958 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

VAR00001 8.15 5.058 .822 .954


VAR00002 8.16 5.085 .770 .956
VAR00003 8.12 5.137 .884 .951
VAR00004 8.11 5.170 .910 .950
VAR00005 8.09 5.436 .790 .955
VAR00006 8.11 5.170 .910 .950
VAR00007 8.19 5.145 .653 .963
VAR00008 8.11 5.311 .786 .955
VAR00009 8.11 5.190 .892 .951
VAR00010 8.12 5.157 .867 .952

35
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Dukungan Keluarga

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.987 37

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
P1 127.61 570.079 .655 .988
P2 127.55 575.058 .661 .987
P3 127.80 566.465 .668 .988
P4 127.58 567.903 .806 .987
P5 127.58 566.347 .848 .987
P6 127.54 568.918 .854 .987
P7 127.53 566.050 .859 .987
P8 127.51 568.353 .892 .987
P9 127.56 566.835 .865 .987
P10 127.41 577.881 .705 .987
P11 127.77 564.300 .726 .987
P12 127.40 575.838 .826 .987
P13 127.65 567.624 .725 .987
P14 127.44 568.107 .935 .987
P15 127.52 564.353 .906 .987
P16 127.44 571.946 .897 .987
P17 127.55 562.129 .934 .987
P18 127.45 567.563 .949 .987
P19 127.42 570.408 .850 .987
P20 127.40 575.838 .801 .987
P21 127.55 562.129 .934 .987
P22 127.47 566.656 .951 .987
P23 127.46 567.120 .960 .987
P24 127.41 569.820 .891 .987
P25 127.68 559.432 .851 .987
P26 127.46 567.120 .960 .987
P27 127.67 559.920 .848 .987
P28 127.46 567.120 .960 .987
P29 127.42 574.832 .765 .987

36
P30 127.68 559.472 .850 .987
P31 127.47 567.181 .955 .987
P32 127.68 559.472 .850 .987
P33 127.35 578.533 .753 .987
P34 127.69 560.216 .834 .987
P35 127.69 560.216 .834 .987
P36 127.48 566.858 .829 .987
P37 127.91 567.234 .601 .988

37
Lampiran 5. Hasil Univariat

Frequencies

Dukungan keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 28 28.0 28.0 28.0

Valid 2 72 72.0 72.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 14 14.0 14.0 14.0


Valid 2 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

38
Lampiran 6. Hasil Bivariat

Crosstabs

Dukungan keluarga * kepatuhan Crosstabulation

Kepatuhan Total

tidak patuh patuh

Count 28 72 100
kurang
% within dukungan keluarga 28.0% 72.0% 100.0%
Dukungan keluarga
Count 12 88 100
Baik
% within dukungan keluarga 12.0% 88.0% 100.0%
Count 40 160 200
Total
% within dukungan keluarga 20.0% 80.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.000a 1 .005


Continuity Correctionb 7.031 1 .008
Likelihood Ratio 8.185 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear Association 7.960 1 .005
N of Valid Cases 200

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for


dukungankeluarga (kurang / 2.852 1.355 6.004
baik)
For cohort kepatuhan =
2.333 1.259 4.324
tidak patuh
For cohort kepatuhan =
.818 .710 .943
patuh
N of Valid Cases 200

39
Lampiran 7. Data Kuesioner Kepatuhan

SOAL KEPATUHAN
No P P P P P P P P P P P P P P P SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 11
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
8 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
25 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 6
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
34 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
37 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

40
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
40 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
42 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
51 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
64 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13
70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
72 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
76 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6
77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
80 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

41
82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
83 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
85 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11
86 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
88 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5
89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
90 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
91 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
92 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13
96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
97 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
98 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
99 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13
100 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2

Keterangan:

a. Kepatuhan : 0 = Tidak Patuh dalam Pengobatan


1 = Patuh dalam Pengobatan
1-100 = Responden ke 1-100

42
Lampiran 8. Data Kuesioner Dukungan Keluarga

SOAL DUKUNGAN KELUARGA

P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
No SKOR
P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 2 4 2 124
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 141
5 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 98
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
7 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 105
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
9 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 109
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
12 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 104
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
14 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 4 1 118
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 118

43
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 120
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
21 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
23 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 143
26 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
28 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
30 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 141
38 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 108
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 143
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
43 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 108

44
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
45 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 4 1 122
48 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
49 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 105
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
54 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 141
55 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 98
56 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 39
57 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 143
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
63 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 2 58
64 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 4 1 121

45
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 4 2 123
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 145
73 4 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 115
75 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
77 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 107
78 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
79 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 134
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 138
81 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 146
82 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 141
83 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 97
84 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 146
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
89 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 2 58
90 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
91 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113
92 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

46
94 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144
95 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
96 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 115
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148
99 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 109
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

Keterangan:

a. Dukungan Keluarga : 1 = Sangat Tidak Setuju


2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
1-100 = Responden ke 1-100

47
Lampiran 9. Gambar Obat Anti Tuberkulosis

1. RHZE (Rifampisin, Isoniasid, Pirazinamid, Etambutol)

2. RH (Rifampisin, Isoniasid)

48
Lampiran 10. Gambar Wawancara Pasien

49
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian

50
Lampiran 12. Surat Pengembalian Mahasiswa

51

Anda mungkin juga menyukai