Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM BIOFARMASI

JURUSAN FARMASI FIKES


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI


PERCOBAAN
HIPERURISEMIA

OLEH :
KELOMPOK 2
FARMASI B2
ASISTEN : ABULKHAIR ABDULLAH

SAMATA GOWA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan
menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu,
penyakit ini juga disebut penyakit para raja karena penyakit ini
diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan
minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa menimpa siapa
saja, yaitu para penggemar makanan enak.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti
asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua
keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian
yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.
Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri
sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk
memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya
yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk
kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah,
purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam
tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki
asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah
makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin.
Sebetulnya, tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk

kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari


makanan hanya sekitar 15 persen.
Angka kejadian hiperurisemia di masyarakat dan berbagai
kepustakaan barat sangat bervariasi, diperkirakan antara 2,3
-17,6%, sedangkan kejadian gout bervariasi antara 0,16-1,36%.
Di Amerika didapatkan prevalensi hiperurisemia asimptomatik
pada populasi umum adalah sekitar 2-13%. Besarnya angka
kejadian hiperusemia pada masyarakat indonesia belum ada
data yang pasti. Mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku
sangat mungkin memiliki angka kejadian yang lebih bervariasi.
Pada studi hiperurisemia di rumah sakit akan ditemukan angka
prevalensi yang lebih tinggi antara 17-28% karena pengaruh
penyakit dan obat-obatan yang diminum penderita. Prevalensi
hiperurisemia pada penduduk di Jawa Tengah adalah sebesar
24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara pemeriksaan asam urat
pada hewan coba mencit.
2. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar asam urat normal, awal, dan akhir
mencit.
C. Prinsip Percobaan
Menentukan kadar kolesterol mencit berdasarkan beberapa
perlakuan yaitu penentuan kadar asam urat mencit setelah

dipuasakan selama 3-4 jam, penentuan kadar asam urat mencit


setelah diinduksikan kafein, dan setelah diindukdikan allopurinol
dengan menggunakan alat glukometer.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin.
Asam urat yang beredar dalam tubuh manusia diproduksi sendiri
oleh tubuh (asam urat endogen) dan ada yang berasal dari
makanan (asam urat eksogen). Sekitar 80-85% asam urat
diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari
makanan. Perlu diketahui, kadar asam urat normal wanita
dewasa 2,4-5,7 mg/dL; pria dewasa 3,4-7,0 mg/dL; dan anakanak 2,8-4,0 mg/dL. (Lingga, 2012).
Asam urat yang diproduksi tubuh sebagain besar berasal
dari metabolisme nukleotida purin endogen, guanic acid (GMP),
inosinic

acid

(IMP),

dan

adenic

acid

(AMP).

Prosesnya

berlangsung melalui perubahan intermediate hypoxanthine dan


guanin menjadi xanthin yang dikatalis oleh enzim xanthin
oksidase dengan produk akhir berupa asam urat (Lingga, 2012).

Dalam kadar yang normal, asam urat berperan sebagai


antioksidan penting dalam plasma. Sekitar 60% radikal bebas
yang ada dalam serum manusia dibersihkan oleh asam urat.
Asam

urat

bersifat

larut

dalam

darah

sehingga

mampu

menangkap radikal bebas superoksida, gugus hidroksil, oksigen


tunggal, dan melakukan chelasi terhadap logam transisi yang
bersifat merusak keutuhan sel (Lingga, 2012).
Peran penting asam urat lenyap saat kadar asam urat
berada di atas ambang batas normal. Jika kadarnya tinggi, asam
urat justru berubah menjadi radikal bebas yang akan merusak
keutuhan

sel.

Kerusakan

sel

justru

dapat

terjadi

akibat

hiperurisemia. Sebuah studi klinis pada wanita menemukan


bahwa kadar asam urat di atas 5,5 mg/dL akan mengawali
terjadinya disfungsi endotel. (Lingga, 2012).
Asam urat, asam organik lemah dengan pKa 5.75 terdapat
sebagai monosodium urat pada nilai pH fisiologis. Padahal pada
manusia, asam urat adalah produk akhir degradasi purin, pada
mamalia lain, di degradasi lebih lanjut kedalam alantoin oleh
uricase, enzim yang banyak terdapat di hepar. Bukti epidemiologi
menunjukkan prevalensi gout dan hiperurisemia meningkat
secara global. Gout adalah penyakit yang terutama menyerang
pria, dengan peningkatan yang jelas dalam prevalensi jenis
kelamin dan penuaan, dan disebabkan oleh deposit jaringan dari
kristal urat yang memperoleh waktu untuk reaksi radang.
(Thorens, 2010).
Ketika kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya,
terjadilah kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendri
sehingga menimbulkan reaksi inflamasi, arthritis gout. Namun,
sebagian besar kasus gout mencerminkan gangguan pengaturan
asam urat di ginjal. (Murray, 2009).
Beberapa penyebab terjadinya hiperurisemia antara lain :

1. Produksi asam urat di dalam tubuh meningkat


Ini terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara
berlebihan. Sebagai penyebabnya adalah :
a. Produksi asam urat di dalam tubuh/endogen sangat
berlebihan karena adanya gangguan metabolisme purin
bawaan dan di mana perempuan tertentu pembawa gen
ini biasanya tanpa gejala (asimptomatik).
b. Produksi asam urat berlebihan karena

kelainan

herediter/pembawa sifat atau gen/turunan, lainnya yaitu


terjadinya kativitas berlebih enzim fosforbosil pirofosfat
sintetase (PRPP-sintetase) dan juga asimptomatik.
c. Kadar asam urat meninggi karena berlebihan
mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi yaitu
daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah,
bayam, buncis, kembang kol. Asam urat terbentuk lagi
dari hasil metabolisme makanan-makanan tersebut.
d. Penyakit seperti leukemia (kanker sel darah putih),
penyakit seperti sel mudah pecahnya sel darah merah
(hemolisis),

serta

pengobatan

kanker

(kemoterapi,

radioterapi).
2. Pembuangan asam urat sangat berkurang
Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan ginjal mengeluarkan
asam urat yang berlebihan dari dalam tubuh. Sementara
pengeluaran melalui usus mungkin juga berkurang. Keadaan ini
dapat timbul sebagai akibat dari:
a. Minum obat tertentu seperti pirazinamid (obat antiTBC),
obat diuretic/HCT, dan salisilat.
b. Dalam keadaan kelaparan (seperti puasa, diet terlalu
ketat) dan ketosis. Pada kondisi ini kekurangan kalori
tubuh dipenuhi dengan membakar lemak tubuh. Zat
keton yang akan terbentuk dari pembakaran lemak
menghambat keluarnya asam urat melalui ginjal.
c. Mengalami keracunan kehamilan pada ibu
(toksemia), mungkin juga keracunan makanan.

hamil

d. Olahraga terlalu berat ataupun aktivitas fisik yang


terlalu berat.
e. Meningkatnya kadar kalsium darah akibat penyakit
hiperparatiroid,
f.
g.
h.
3.

sarkoidisis.
Hipertensi
Gagal ginjal
Keracunan timah
Produksi asam

mungkin

urat

juga

hipertiroid,

berlebihan,

dan

pembuangannya

terganggu.
(Misnadiarly, 2007).
Penyakit yang ditandai oleh episode artritis akut, pada
awalnya hanya mengenai satu sendi dan berhubungan dengan
hiperurisemia. Hiperurisemia 10 kali lebih sering ditemukan
tanpa gout klinis daripada disertai gout klinis.
Gout primer terjadi akibat kegagalan metabolisme purin
yang terjadi pada pria dan wanita pasca menopause (10 : 1)
dengan prevalensi di Inggris sebesar 3/1000. Hiperurisemia yang
terjadi bersifat familial dan riwayat gout di keluarga ditemukan
pada

30%

kasus.

Hiperurisemia

juga

bisa

terjadi

akibat

meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung purin dan


alkohol

berlebihan,

khususnya

pada

orang

yang

memiliki

predisposisi yang seringkali juga menderita obesitas (Rubenstein,


dkk, 2007).
Gout sekunder terjadi di semua usia di kedua jenis kelamin.
Sepuluh persen dari semua kejadian gout berhubungan dengan
penyakit

mieloproliferatif

yang menyebabkan meningkatnya

pergantian purin dan oleh karenanya meningkatkan asam urat


serum. Ini khususnya terjadi setelah pengobatan dengan obat
antimetabolit bila terjadi peningkatan asam urat serum serta
ureum akibat destruksi jaringan (Rubenstein, dkk, 2007).
Hiperurisemia akibat obat bisa terjadi setelah pengobatan
dengan diuretik, khusunya tiazid dan salisilat dalam dosis kecil.
Gagal ginjal kronis mungkin berkaitan dengan hiperurisemia, dan

gout klinis walaupun jarang, sekunder akibat menurunnya


ekskresi asam urat melalui ginjal (Rubenstein, dkk. 2007).
Radang sendi akibat asam urat (arthiritis pirai atau gout).
Arthritis pirai atau gout adalah suatu proses inflamasi yang
terjadi karena deposisi I reecla asam urat pada jaringan sekitar
sendi. Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer
merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses
penyakit lain atau pemakaian obat tertentu dan faktorgenerik.
Sedangkan gout sekunder dipengaruhi dari pola hidup mulain
darikonsumsi makanan, minuman yang mengandung alkohol
(Misnadiarly, 2009).
Definisi Arthiritis pirai (gout) menurut beberapa ahli, artritis
pirai (gout) adalah kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi I reecla monosodium urat pada jaringan atau akibat
supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraselular. (Edward
Stefanus, 2010).
Gout merupakan kelainan metabolisme purin bawaan yang
ditandai
dengan peningkatan kadar asam urat serum dengan akibat peni
mbunan I reecla asam urat di sendi. (Syamsuhidayat dan Wim
de Jong, 2004).
B. Uraian Hewan Coba
1. Klasifikasi Mus musculus
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
2. Data biologis

Konsumsi pakan per hari


Konsumsi air minum per

5 g (umur 8 minggu)
6,7 ml (umur 8 minggu)

hari
Diet protein
Ekskresi urin per hari

lama hidup

20-25%
0,5-1 ml
1,5 tahun

Bobot badan dewasa


Jantan
Betina

25-40 g
20-40 g

Bobot lahir

1-1,5 g

Siklus estrus

4-5 hari

Umur sapih

21 hari

Rasio kawin

1 jantan 3 betina

Suhu rectal
Laju respirasi

Denyut jantung

Pengambilan darah

37,5 C
163 x/mn
310 840 x/mn
7,7 ml/kg

maksimum

Jumlah sel darah merah

Kadar hemoglobin

Jumlah sel darah putih

13,4 g/dl

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat

8,7 10,5 X 106 / l

8,4 X 103 / l

Alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, erlenmeyer,


gelas kimia, gelas ukur, glukometer, kanula, lap kasar, lumpang
dan alu, sendok tanduk, spoit, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu allopurinol, aquadest, kafein,
kertas perkamen, NaCMC, dan strip glukometer.
B. Cara Kerja
1. Mencit dipuasakan selama 3-4 jam
2. Ditimbang bobot mencit
3. Diambil 1 ml darah pada ekor
4. Diukur kadar kolesterol normal
5. Diinduksikan dengan kafein
6. Diukur kadar asam urat dan dibiarkan selama satu jam
7. Diinduksikan dengan allopurinol
8. Diukur kadar kolesterol akhir

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
Kelompo
k

Berat
menci
t

25 g

30 g

3
4

20 g
-

Kadar asam urat


AuN

Au0

Au1

3,07

4,8

4,1

mg/dL
2,95

mg/dL

mg/dL

mg/dL
-

B. Pembahasan
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin.
Asam urat yang beredar dalam tubuh manusia diproduksi sendiri
oleh tubuh (asam urat endogen) dan ada yang berasal dari
makanan (asam urat eksogen). Sekitar 80-85% asam urat
diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari
makanan. Perlu diketahui, kadar asam urat normal wanita
dewasa 2,4-5,7 mg/dL; pria dewasa 3,4-7,0 mg/dL; dan anakanak 2,8-4,0 mg/dL. (Lingga, 2012).
Asam urat yang diproduksi tubuh sebagain besar berasal
dari metabolisme nukleotida purin endogen, guanic acid (GMP),
inosinic

acid

(IMP),

dan

adenic

acid

(AMP).

Prosesnya

berlangsung melalui perubahan intermediate hypoxanthine dan


guanin menjadi xanthin yang dikatalis oleh enzim xanthin
oksidase dengan produk akhir berupa asam urat (Lingga, 2012).
Cara kerja dalam percobaan ini yaitu mencit yang akan
diujikan terlebihdahulu dipuasakan selama 3-4 jam. Setelah itu
ditimbang bobot mencit untuk menentukan volume pemberian
yang harus diberikan berdasarkan perhitungan. Setelah itu
diambil 1 ml darah pada bagian ekor dan diukur asam urat
normalnya

menggunakan

alat

glukometer.

Setelah

itu

diinduksikan dengan kafein yang berfungsi untuk menaikkan


kadar asam urat pada mencit. Kemudian diukur kembali kadar
asam uratnya. Setelah satu jam, baru mencit diinduksikan
kembali dengan allopurinol dan dikukur kembali kadar asam
uratnya untuk mengetahui pengaruh dari pemberian allopurinol
terhadap kadar asam urat mencit.
Dari hasil percobaan yang dilakukan hanya kelompok satu
yang kadar asam urat mencit dapat diukur hingga pemberian
allopurinol. Hal tersebut disebabkan karena terjadi kerusakan
pada alat glukometer. Sementara pada kelompok dua hanya
kadar asam urat normal yang dapat diukur yaitu sebesar 2,95
mg/dL. Untuk kelompok satu dengan bobot mencit 20 g setelah
diukur kadar normal didapatkan yaitu 3,07 mg/dL. Setelah
diinduksikan kafein kadar asam urat pada mencit naik menjadi
4,8

mg/dL.

Hal

ini

menunjukkan

bahwa

kafein

dapat

meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Dan setelah


diinduksikan dengan allopurinol kadar asam urat yang diukur
turun menjadi 4,1 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa allopurinol
bekerja menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Dari hasil yanga didapatkan dapat disimpulkan bahwa
allopurinol berkhasiat dalam menurunkan kadar asam urat.
Sesuai dengan mekanisme kerjanya di mana allopurinol bekerja
dengan cara menghambat kerja enzim xantin oksidase, yaitu
enzim yang berfungsi mengubah hipoxantin menjadi xantin dan
xantin menjadi asam urat, sehingga produksi asam urat yang
berlebih di dalam tubuh dapat dikurangi.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa

pemberian

allopurinol

dapat

mengurangi

atau

menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Di mana mekanisme


kerja dari allopurinol yaitu dengan menghambat kerja enzim
xantin

oksidase,

yaitu

enzim

yang

berfungsi

mengubah

hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat,


sehingga produksi asam urat yang berlebih di dalam tubuh dapat
dikurangi.
B. Saran
1. Asisten
Mohon senantiasa

bimbingannya

memnghadapi praktikan.
2. Laboratorium
Sebaiknya
peralatan

laboratorium

paraktikum berjalan dengan lancar.

dan

sabar

dilengkapi

dalam

agar

DAFTAR PUSTAKA
Edward, Stefanus. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV.
Jakarta: Tehupetory.
Lingga, Lanny. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat.
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Rubenstein, dkk. 2007. Kedokteran Klinis Edisi Keenam. Jakarta:
EGC.
Misnadiarly. 2007. Rematik: Asam Urat-hiperurisemia, arthritis
gout. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Murray, RK. 2009. Biokimia Harper Edisi 2. Jakarta: EGC
Syamsu, hidayat dan Wim de Jong. 2004. B u k u A j a r I l m u
B e d a h E d i s i 2 . Jakarta: EGC.
Thorens, B, et al. 2010. Uric Acid Transport and Disease. The
Journal of Clinical Pathology, Vol.120, No.6, pp. 1791-1799.

Anda mungkin juga menyukai