Oleh:
ARIF SETIAWAN
201504006
E. Zanealkana@gmail.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Kerangka Konsep
Variabel Penyebab Variabel Akibat
Sikap
Pengetahuan Sikap
Peran Apoteker
G. Definisi Oprasional
Variabel Definisi Skala Cara
Pengukuran Pengukuran
Pengetahuan Pengetahuan Ordinal Kuesioner
adalah hasil
dari tahu, yang
terjadi setelah
orang
melakukan
penginderaan
terhadap objek
tertentu.
Sebagian besar
pengetahuan
diperoleh
melalui mata
dan telinga.
Pengetahuan
merupakan
pedoman
dalam
membentuk
tindakan
seseorang
(overt
behavior)
(Heri, 2009).
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu jenis
penelitian yang dilakukan untuk deskripsi tentang suatu keadaan secara
obyektif. Dalam hal ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan .....
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Majaran kabupten Sorong
C. Populasi dan sempel
1. Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah masyarakat
2. Sampel
Sampel adalah pasien Asma di .... adapun sampel yang diperoleh
kemudian dihitung dengan rumus
n= N
1+N (d)^2
Keterangan:
N= total populasi
d^2= Presisi ketetapan adalah derajat signifikan (0,1 atau 0,05)
n= jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas maka dapat ditentukan besar sampel sebagai
berikut:
D. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada responden terdiri
dari pertanyaan seputar pengetahuan ..,
E. Pengumpulan data
Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari
responden dengan menggunakan kuesioneryang diambil dari penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
F. Pengolahan data dan analisis data
1. Editing
Suatu metode untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Coding
Data yang telah terkumpul diberi kode oleh peneliti secara manual
sebelum diolah dengan komputer.
3. Cleaning
Pemeriksaan semua data untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pemasukan data.
4. Saving
Penyimpanan data untuk dianalisis.
5. Analisa data
Analisa data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan
menggunakan program komputer SPSS.
G. Penyajian data
H. Etika penelitian
Manajemen asma yang tepat dapat memungkinkan orang untuk menikmati
kualitas hidup yang baik.hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas.
Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama
pada malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala
tersebut memburuk pada malam hari, adanya alergen (seperti debu, asap
rokok) atau saat sedang menderita sakit seperti demam. Gejala hilang dengan
atau tanpa pengobatan. Didefinisikan sebagai asma jika pernah mengalami
gejala sesak napas yang terjadi pada salah satu atau lebih kondisi: terpapar
udara dingin dan/atau debu dan/atau asap rokok dan/atau stres dan/atau flu
atau infeksi dan/atau kelelahan dan/atau alergi obat dan/atau alergi makanan
dengan disertai salah satu atau lebih gejala: mengi dan/atau sesak napas
berkurang atau menghilang dengan pengobatan dan/atau sesak napas
berkurang atau menghilang tanpa pengobatan dan/atau sesak napas lebih berat
dirasakan pada malam hari atau menjelang pagi dan jika pertama kali
merasakan sesak napas saat berumur <40 tahun (usia serangan terbanyak).
Istilah “aerosol” digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari suatu sistem
bertekanan tinggi. Tetapi istilah aerosol telah disalah-artikan pada semua jenis
sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah
padat. Dalam hal Aerosol inhalasi, ukuran partikel obat harus dikontrol dan
ukuran rata-rata partikel harus lebih kecil dari 5 μm. Sediaan ini juga dikenal
sebagai inhaler dosis terukur (lihat Inhalasi). Jenis aerosol lain dapat mengandung
partikelpartikel berdiameter beberapa ratus mikrometer. (Farmakope ed
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen asma yang tepat dapat memungkinkan orang untuk menikmati
kualitas hidup yang baik.hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas.
Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama
pada malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala
tersebut memburuk pada malam hari, adanya alergen (seperti debu, asap
rokok) atau saat sedang menderita sakit seperti demam. Gejala hilang dengan
atau tanpa pengobatan. Didefinisikan sebagai asma jika pernah mengalami
gejala sesak napas yang terjadi pada salah satu atau lebih kondisi: terpapar
udara dingin dan/atau debu dan/atau asap rokok dan/atau stres dan/atau flu
atau infeksi dan/atau kelelahan dan/atau alergi obat dan/atau alergi makanan
dengan disertai salah satu atau lebih gejala: mengi dan/atau sesak napas
berkurang atau menghilang dengan pengobatan dan/atau sesak napas
berkurang atau menghilang tanpa pengobatan dan/atau sesak napas lebih berat
dirasakan pada malam hari atau menjelang pagi dan jika pertama kali
merasakan sesak napas saat berumur <40 tahun (usia serangan terbanyak).
Istilah “aerosol” digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari suatu
sistem bertekanan tinggi. Tetapi istilah aerosol telah disalah-artikan pada
semua jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau
cairan setengah padat. Dalam hal Aerosol inhalasi, ukuran partikel obat harus
dikontrol dan ukuran rata-rata partikel harus lebih kecil dari 5 μm. Sediaan ini
juga dikenal sebagai inhaler dosis terukur (lihat Inhalasi). Jenis aerosol lain
dapat mengandung partikelpartikel berdiameter beberapa ratus mikrometer.
(Farmakope ed