Anda di halaman 1dari 17

Dosen pengampu : Sally tuarissa,.S.Farm,.

Apt
• penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang
disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit
saluran pernapasan akut yang sering menyebabkan kematian
Penyebab pneumonia

• adalah infeksi bakteri, virus maupun jamur.


Pneumonia mengakibatkan jaringan paru
mengalami peradangan. Pada kasus pneumonia,
alveoli terisi nanah dan cairan menyebabkan
kesulitan penyerapan oksigen sehingga
terjadi kesulitan bernafas.
Paru-paru sebagai organ vital pernapasan, bisa saja terkena
penyakit peradangan atau pneumonia, dipicu oleh berbagai sebab.
Bila hal ini terjadi, jelas sudah bahwa penderita paru-paru itu
akan mendapatkan sakit, karena paru-parunya tidak normal lagi
• PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS,
sedangkan PN adalah pneumonia yang terjadi >48-72 jam atau
lebih setelah dirawat di RS, baik di ruang rawat umum ataupun
ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator. PBV adalah
pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah
intubasi tracheal.
PATOGENESIS

Proses pathogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu


keadaan (imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien
dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain.
• Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman,
misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan
Streptococcus pneumonia, melalui slang infuse oleh
Staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian
ventilator oleh P. aeruginosa dan Enterobakter.
Batuk 79-91%
Kelelahan 90%
Sputum 60-65%

GEJALA

Sulit Bernafas Damam 71-75%


Bakteri

Jamur Virus
tertentu PENYEBAB

Organisme
mirip
Bakteri
DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan


kepada pemberian terapi yaitu dengan cara mencakup bentuk
dan luas penyakit, tingkat berat penyakit, dan perkiraan jenis
kuman penyebab infeksi. Dugaan mikroorganisme penyebab
infeksi akan mengarahkan kepada pemilihan terapi empiris
antibiotic yang tepat .
PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah


pemberian antibiotic (AB) tertentu terhadap kuman tertentu
pada suatu tipe dari ISNBA baik pneumonia ataupun bentuk
lain, dan AB ini di maksudkan sebagai terapi kausal terhadap
kuman penyebab termaksud.
Pada umumnya spectrum aktifitas AB apapun tidak
mencakup semua kuman yang penting yang biasa terjadi
penyebab pneumonia.
KOMPLIKASI

Dapat terjadi komplikasi pneumonia ekstrapulmoner,


misalnya pada pneumonia pneumokkokus dengan
bakteriemi dijumpai pada 10% kasus berupa meningitis,
arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan
empiema.
Memberikan imunisasi Memeriksakaan anak
lengkap pada anak sedidi mungking
apabila terserang
Mengurangi batuk
minuman beralkohol

PENCEGAHAN Latihan nafas

DAN
PENGOBATAN

Menjauhkan balita dari Perbaikan gizi


Perawatan selama masa penderita batuk balita
kehamilan(bagi wanita
hamil)
Rekomendasi Dalam Pengelolaan Faktor Risiko yang Dapat Diubah

Faktor Inang
•Nutrisi adekuat, makanan enternal dengan slang nasaogastrik
•Reduksi/ penghenteian terapi imunosupresif
•Cegah ekstubasi yang tidak direncanakan (tangan dikat, beri sedasi)
•Tempat tidur yang kinetic
•Spirometer incentive, napas dalam, control rasa nyeri
•Mengobati penyakit dasar
•Menghindari penghambat histamine tipe 2 dan antasida
Faktor Alat
•Kurangi obat sedative dan paralitik
•Hindari overdistensi lambung
•Hindari intubasi dan reintubasi
•Pencabutan slang endotrakheal dan nasogastrik yang terencana
•Posisi ½ duduk (30-40 derajat)
•Jaga saluran ventilator bebas dari kondensasi
•Tekan ujung slang endotrakheal > 20 cm H2O (mencaga kebocoran
pathogen kesaluran napas bawah)
•Aspirasi sekresi epiglottis dan kontinyu
Faktor Lingkungan
•Pendidikan
•Menjaga prosedur pengontrol infeksi oleh staf
•Program pengomtrolan infeksi
•Mencuci tangan, desinfektasi peralatan
STUDI KASUS

Seorang ibu membawa bayi (18bln, 12 kg)ke RS dengan keluhan bayi


sesak nafas sejak 5 hari lalu, disertai batuk berdahak dan pilek. Kemudian
panas langsung tinggi. Riwayat penyakit asma sejak 13 bulan.
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Heart rate : 164x/menit
RR : 62 x/menit
Suhu : 38°C
Laboratorium :
Leukosit : 22,9 x 103/mm3
LED : 30 mm/jam
Fotothrax : menunjukan abnormalitas
Diagnose : bronkopneumonia dan asma
PENYELESAIAN KASUS
Subjek Objek
Seorang ibu membawa bayi (18bln, 12
kg)ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak •Hasil pemeriksaan :
5 hari lalu, disertai batuk berdahak dan Data fisik Hasil normal
pilek. Kemudian panas langsung tinggi. TD 80/60 mmHg <120-<80mm/Hg
Riwayat penyakit asma sejak 13 bulan. HR 164x/menit 60-100x/menit
RR 62x/menit 16-24 x/menit
Suhu 38°C 37,8°C
Assesment •Laboratorium :
Data Fisik Hasil Normal
Leukosit 22,9 x 103/mm3 >3 x 103/mm 3
•Baby sesak nafas sejak 5 hari lalu, disertai batuk LED 30 mm/jam <15mm/jam
berdahak dan pilek. Kemudian panas langsung Fotothrax Abnormal
tinggi. •Diagnosa :
• Baby juga mempunyai riwayat penyakit asma sejak Bronkopneumonia dan asma
13 bulan.
• Baby terdiagnosa bronkopneumonia dan asma
• Pemilihan obat yang aman bagi balita
Plan

Non Farmakologi Farmakologi

• Dilakukan pencegahan :
Hindari pemakaian selimut atau •Untuk pengobatan asmanya Ventolin inhaler
baju yang berbulu Komposisi : salbutamol sulfate
Hindari penggunaan tempat tidur Pemakaian : 1x puff saat serangan
berbahan kapuk Untuk pengobatan bronkopneumonia Ampi
Hindari pemberian bedak pada Komposisi : ampisillin trihydrate
Dosis : <2th 62,5mg diberikan 4x sehari
wajah terlalu banyak
Untuk pengobatan yang lain
Batuk dan demam : Paratusin syr
Komposisi : per 5 ml sirup noscapine 10 mg,
chlorpeniramine maleate 2 mg, gliceryl
guayacolate 25 mg, paracetamol 125 mg,
succusliq 125 mg, pseudoefedrin HCL 7,5 mg
Indikasi :
flu dengan gejala demam, sakit kepala, pilek,
bersin, batuk dan pegal linu
Dosis : 1-6 th 2,5-5 ml 3-4 kali/hari,

Anda mungkin juga menyukai