Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER


NOBEL PRIZE

Disusun oleh:
NAMA
: VENSA PAULIN MUSTAMU
NIM
: 0130540191
PROGRAM STUDI
: FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2015
NOBEL PRIZE

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. Deskripsi
Hadiah Nobel merupakan hadiah yang diberikan setiap tahun untuk orangorang yang mempunyai prestasi luar biasa di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan
untuk pelopor perdamaian dunia dan kepada mereka yang telah memberikan
konstribusi besar terhadap kemajuan umat manusia seluruh dunia.
Dalam penghargaan ini, pemenang penghargaan nobel mendapat medali emas,
sertifikat, dan sejumlah besar uang. Hadiah Nobel adalah hadiah paling bergengsi di
dunia. Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang dengan kontribusi luar biasa
dalam enam bidang, yaitu : fisika, kimia, sastra, fisiologi atau kedokteran, perdamaian
dan ekonomi.
Bidang Ekonomi ditambahkan dalam daftar penghargaan nobel pada tahun
1969 untuk pertama kalinya. Salah satu hadiah diberikan pada masing-masing bidang.
Jika ada lebih dari satu penerima penghargaan dalam satu bidang, hadiah uang dibagi
merata di antara semua pemenang.
Rata-rata usia pemenang hadiah Nobel adalah 59 tahun, kecuali di bidang
kimia dan fisika yang rata-ratanya berusia 57 tahun dan di bidang ilmu kedokteran
pada usia 55 tahun.
Pemenang Nobel Fisika 1915, Lawrance Bragg menerima hadiah itu ketika
berusia 25 tahun. Sedangkan pemenang Nobel Fisika tertua adalah Raymond Davis Jr.
yang berusia 88 tahun ketika menerima hadiah itu pada tahun 2002.
Dua orang pemenang Nobel untuk ekonomi berusia lebih tua lagi, yakni
Leonid Hurwicz dan Lloyd Shapley yang masing-masing berusia 90 dan 89 tahun.
b. Sejarah
Apakah Anda tahu bagaimana sejarah penghargaan Nobel dimulai? Nobel
prize pertama kali diberikan berdasarkan wasiat seorang Ilmuwan, kimiawan,
insinyur, penemu dan industrialis yang berasal dari swedia yang bernama Alfred
Bernhard Nobel. Ia lahir di Stockholm pada tanggal 21 Oktober 1833 dan meninggal
pada tanggal 10 Desember 1896. Ayahnya juga seorang ilmuwan. Meskipun ia adalah
seorang warga negara Swedia, ia di didik di Rusia.
Alfred Nobel adalah seseorang yang menemukan dinamit. Bahan ini banyak
digunakan untuk memecahkan batu, menggali sumur minyak, dan tentunya dalam
peperangan. Untuk penemuan berharga ini, Alfred Nobel menjadi terkenal di seluruh
dunia.
Dia mendapatkan banyak uang dari penjualan hasil temuannya. Pada saat
kematiannya pada tahun 1896, ia meninggalkan uang dalam jumlah luar biasa yaitu
sekitar 9.000.000 dolar. Dia meninggalkan wasiat yang menunjukkan bahwa bunga
uang ini harus diberikan sebagai hadiah kepada orang-orang yang mempunyai
kontribusi luar biasa mereka untuk fisika, kimia, kedokteran, sastra dan perdamaian.
Penghargaan ini disebut sebagai Hadiah Nobel atau Nobel Prize.

Hadiah Nobel pertama diberikan kepada Roentgen pada tanggal 10 Desember


1901 atas jasanya yang luar biasa dalam penelitian sinar-X. Hadiah uang yang
diberikan sebanyak 40.000 Dolar. Meskipun hadiah uang tidak begitu besar, namun
pemenang penghargaan Nobel ini begitu dihormati dan pantas untuk dibanggakan di
seluruh dunia.
Nobel prize pertama kali Secara formal di anugrahkan oleh Raja Swedia.
Penganugrahan nobel setiap tahunnya sampai sekarang diselenggarakan pada Tanggal
10 Desember bertepatan dengan tanggal kematian dari Alfred Bernhard Nobel.
Hadiah Nobel diberikan oleh dewan yang disebut Nobel Foundation of
Sweden. Institusi The Royal Academy of Sciences Stockholm memilih para ilmuwan
terbaik setiap tahun di bidang Fisika dan Kimia. The Caroline Institute of Stockholm
memilih orang terbaik di bidang Ilmu Kedokteran dan Fisiologi, sedangkan Swedish
Academy of Literature melakukannya untuk bidang Sastra. Kemudian sebuah komite
yang terdiri dari lima orang yang ditunjuk oleh Parlemen Norwegia memilih orangorang terbaik untuk Penghargaan Perdamaian.
Beberapa dari banyak orang yang luar biasa di dunia yang telah
menerima penghargaan Hadiah Nobel diantara Albert Einstein, George Bernard Shaw,
Rabindra Nath Tagore, Sir CV Raman, Hargobind Khorana, bunda Teressa dan masih
banyak lagi.
Orang termuda yang menerima Hadiah Nobel adalah Sir William Lawrence
Bragg dari Inggris, yang menerima Hadiah Nobel untuk fisika ketika ia berusia 25.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tentang peraih penghargaan Nobel di Bidang Kimia dan Bidang
Kedokteran.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai sumber informasi
tentang peraih penghargaan Nobel di Bidang Kimia dan Bidang Kedokteran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bidang Kimia
1. Alan Graham MacDiarmid, Alan Heeger, dan Hideki Shirakawa (2000)
a. Alan Graham MacDiarmid
Alan Graham MacDiarmid (lahir di Masterton, Selandia Baru, 14
April 1927 meninggal di Drexel Hill, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7
Februari 2007 pada umur 79 tahun) adalah seorang kimiawan kelahiran Selandia
Baru. Bersama dengan Alan Heeger dan Hideki Shirakawa pada 2000 ia
dianugerahi Hadiah Nobel Kimia untuk penemuan dan pengembangan polimer
konduktif.
Terlahir dari keluarga miskin, dan Great Depression membuat hidup susah.
Pada usia 10 tahun, ia menemukan minat dalam ilmu kimia, karena ia membaca
buku-buku lama ayahnya. Dengan buku itulah ia mengajar diri. Kemudian ia
menjadi asisten bagian kimia di Victoria University of Wellington, tempatnya
sebelumnya dididik. Pada 1951 ia lulus dengan penghormatan kelas satu dan
memenangkan beasiswa Fulbright ke Universitas Wisconsin tempatnya menerima
gelar doktor. Ia bekerja di Universitas St. Andrews, Skotlandia, dan selama 45
tahun menjadi profesor di Universitas Pennsylvania.
MacDiarmid Institute for Advanced Materials and Nanotechnology di
Universitas Victoria, Wellington dinamai menurut namanya.
b. Alan Jay Heeger
Alan Jay Heeger (22 Januari 1936 di Sioux City, Iowa) adalah
seorang kimiawan dan fisikawan Amerika Serikat. Bersama dengan Alan
MacDiarmid dan Shirakawa Hideki mereka dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam
Kimia pada 2000 untuk
penemuan
dan
pengembangan
pada polimer konduktif. Ia mengajar di University of California, Santa Barbara.
c. Hideki Shirakawa
Profesor Hideki
Shirakawa (Shirakawa
Hideki,
lahir
di Tokyo, 20
Agustus 1936) adalah seorang kimiawan Jepang dan pemenang Penghargaan
Nobel dalam Kimia pada tahun 2000 untuk penemuannya terhadap polimer
konduktif bersama dengan Alan J. Heeger dan Alan G MacDiarmid.
Penemuan yang membuatnya menerima penghargaan tersebut adalah film
plastik (poliasetilin; polyacethylene) yang dapat mengalirkan arus listrik.
2. William Standish Knowles, Noyori Ryoji, dan Karl Barry Sharpless (2001)
a. William Standish Knowles
William Standish Knowles (lahir di Taunton, Massachusetts, 1 Juni 1917)
ialah kimiawan Amerika Serikat.
Ia menerima Nobel Kimia pada tahun 2001 bersama dengan Ryji Noyori
dan K. Barry Sharpless untuk pengembangan sintesis asimetris katalis, yang
merupakan teknologi yang relevan dengan persiapan sejumlah bahan obat.
Knowles memimpin tim peneliti yang mengembangkan ligan kiral fosfin yang
terbukti efektif dalam sintesis enantioselektif L-DOPA.[1][2] Knowles melakukan
penelitian yang membuatnya memenangkan Nobel ini di Monsanto.
Sekarang ia tinggal di Saint Louis (Missouri).

b. Noyori Ryoji
Ryoji Noyori (lahir di Kobe, Jepang, 3 September 1938) memenangkan
Hadiah Nobel Kimia pada tahun 2001.
Noyori menerima separuh dari hadiah itu dengan William S. Knowles untuk
studi hidrogenasi yang dikatalisasikan; paruh kedua hadiah itu jatuh ke tangan
Barry Sharpless untuk studinya dalam reaksi oksidasi yang dikatalisasikan
(Epoksidasi Sharpless).
Noyori
terkenal
untuk
hidrogenasi
asimetri
yang
digunakan
sebagai kompleks katalis rhodium dan ruthenium, khususnya yang berdasar pada
ligant dari BINAP. Hidrogenasi asimetris dari alkena dalam kehadiran ((S)BINAP)Ru(OAc)2 digunakan untuk produksi komersial naproxen murni (97% ee),
digunakan sebagai obat-obatan anti-radang. Levofloksasin agen anti-bakteri
diproduksi oleh hidrogenasiasimetris keton dalam kehadiran kompleks halida
Ru(II) BINAP.
Ia juga bekerja pada proses asimetris lainnya. Tiap tahun 400.000 ton mentol
diproduksi (dalam 94% ee) oleh Takasago International Co., menggunakan
metode Noyori untuk isomerisasi allylic amines.
Kini ia dan Jessop telah mengembangkan proses industri untuk manufaktur
N,N-dimetilformamida
dari hidrogen,
dimetilamin
dan karbon
dioksida superkritik dalam kehadiran RuCl2(PMe3)4 sebagai katalis.
c. Karl Barry Sharpless
Karl Barry Sharpless (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 28
April 1941) ialah seorang kimiawan Amerika Serikat yang dikenal dengan
karyanya pada reaksi stereoselektif.
Sharpless lahir di Philadelphia. Ia lulus dari Friends' Central School pada
tahun1959. Ia melanjutkan pendidikannya di Dartmouth College (1963) dan
menerima Ph.D dari Stanford University pada tahun 1968. Ia melanjutkan karya
pascadoktoral di Universitas Stanford dan Harvard. Ia memegang gelar
kehormatan dari Universitas Teknik Mnchen.
Sharpless adalah profesor di Massachusetts Institute of Technology dan
Stanford University. Sekarang ia memegang jabatan profesor W. M. Keck dalam
kimia di The Scripps Research Institute.
Pada tahun 2001 ia memenangkan Nobel Kimia untuk karyanya pada reaksi
oksidasi stereoselektif (epoksidasi Sharpless, dihidroksilasi asimetris Sharpless,
oksiaminasi Sharpless). Hadiah ini dibagi dengan William S. Knowles dan Ryoji
Noyori (untuk karya mereka pada hidrogenasi stereoselektif). Ia juga berhasil
mengepoksidisasi (menggunakan asam tartarat rasemik) bola Fuckminster
Fullerene C-86, menggunakan p-kresol sebagai pelarut. Sekarang ia
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan memperkenalkan kimia ketuk,
seperangkat reaksi eksoterm yang amat selektif yang terjadi dalam keadaan sejuk;
variannya yang paling berhasil adalah sikloadisi Huisgen azida alkina untuk
membentuk 1,2,3-triazol.
3. John Bennett Fenn, Koichi Tanaka, dan Kurt Wuthrich (2002)
a. John Bennett Fenn
John Bennett Fenn (15 Juni 1917 - 10 Desember 2010) adalah seorang
professor Amerika di bidang kimia analitik yang dianugerahi Hadiah Nobel
Kimia pada tahun 2002. Fenn mendapat penghargaan bersama Koichi
Tanaka untuk pekerjaan mereka yaitu spektrometri. Sisi lain dari tahun 2002

penghargaan pergi ke Kurt Wuthrich. Kontribusi Fenn secara khusus terkait


dengan pengembangan ionisasi electrospray, sekarang teknik yang biasa
digunakan untuk molekul besar dan spektrometri massa kromatografi cair-tandem
rutin. Pada awal karirnya, Fenn melakukan penelitian di bidang jet di Proyek
SQUID, dan terfokus padabalok molekul studi. Fenn mengakhiri kariernya dengan
lebih dari 100 publikasi, termasuk satu buku.
Fenn lahir di New York City, dan pindah ke Kentucky dengan keluarganya
selama Depresi Besar. Fenn melakukan pekerjaan sarjana di Universitas
Berea, dan menerima gelar Ph.D. dari Yale. Dia bekerja di industri
di Monsanto dan di laboratorium penelitian swasta sebelum pindah ke posting
akademik termasuk Yale dan Virginia Commonwealth University.
Penelitian Fenn ke dalam ionisasi electrospray dia menemukan di tengahtengah sengketa hukum dengan Yale University. Dia kehilangan gugatan itu,
setelah ditetapkan bahwa ia menyesatkan universitas tentang kegunaan potensi
teknologi. Yale dianugerahi $ 500.000 pada biaya hukum dan $ 545.000 dalam
kerusakan. Keputusan senang universitas, tapi memprovokasi tanggapan beragam
dari beberapa orang yang berafiliasi dengan lembaga, yang kecewa dengan
perlakuan dari pemenang Hadiah Nobel dengan sejarah panjang di sekolah.
b. Koichi Tanaka
Koichi Tanaka (3 Agustus 1959) adalah insyinyur Jepang yang
mendapat Hadiah Nobel Kimia tahun 2002 untuk mengembangkan metode baru
untuk spektrometri massa analisis biologi makromolekul dengan John Bennett
Fenn dan Kurt Wuthrich (terakhir dalam spektroskopi NMR).
Tanaka lahir dan dibesarkan di Toyama, Jepang. Dia menghadiri Toyama
Chubu SMA di Toyama City. Pada tahun 1983, ia lulus dari Universitas
Tohoku dengan gelar sarjana di bidang teknik listrik. Setelah lulus, ia
bergabung di Perusahaan Shimadzu, di mana ia terlibat dalam pengembangan
spektrometer massa.
c. Kurt Wuthrich
Kurt Wuthrich (4 Oktober 1938 di Aarberg, Kanton Bern) adalah seorang
kimiawan dari Swiss/biofisika dan mendapatkan hadiah Nobel yang dikenal unruk
mengembangkan Nuklir Magnetic Resonance (NMR) yaitu metode untuk
mempelajari makromolekul.
4. Peter Agre dan Roderick MacKinnon (2003)
a. Peter Agre
Peter Agre (lahir di Northfield, Minnesota, 30 Januari 1949) adalah
seorang dokter dan biolog
molekuler Amerika keturunan Swedia danNorwegia.
Pada tahun 2003 bersama dengan Roderick MacKinnonmenerima Nobel Kimia,
atas penemuannya pada akuaporin (protein yang memindahkan molekul air
melalui membran sel).
Agre menerima gelar M.D. pada tahun 1974 dari Universitas Johns
Hopkins, Baltimore, Maryland. Pada bulan Juli 2005, ia menjadi wakil penasihat
di Universitas Duke, Durham, North Carolina.
b. Roderick MacKinnon

Roderick MacKinnon (lahir di Burlington, Massachusetts, Amerika Serikat, 19


Februari 1956; umur 59 tahun) ialah seorangkimiawan Amerika Serikat yang
memenangkan Nobel Kimia pada tahun 2003. Ia menerima hadiah itu "untuk studi
struktur dan mekanis atas saluran ion". Ia membagi penghargaan itu dengan
mitranya Peter Courtland Agre.
Lahir dan besar di Burlington, Massachusetts, MacKinnon mendapat
gelar dokter pada tahun 1982 dari Tufts Medical School,Boston, Amerika Serikat.
Ia adalah profesor neurobiologi molekuler dan biofisika di Rockefeller
University. New York City.
MacKinnon berhasil menentukan struktur ruang di saluran ion, yakni saluran
kalium. Berkat usaha itu sekarang kita memahami bagaimana ion melintas melalui
saluran itu, yang dapat membuka-tutup dengan bantuan sinyal lain dalam sel itu.
5. Aaron Ciechanover (2004)
a. Aaron Ciechanover
Dr. Aaron Ciechanover (lahir di Haifa pada tahun 1947) ialah ilmuwan Israel.
Ciechanover ialah profesor di Bagian Biokimia dan Direktur Lembaga Penelitian
Ilmu Kedokteran Keluarga Rappaport di Technion (Institut Teknologi Israel) di
Haifa, Israel. Ia menjadiguru besar di Technion pada 1992, dan merupakan
profesor kolega di sana dari 1987 hingga 1992.
Ciechanover menyandang gelar Ph.D dan dokter. Ia belajar kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Ibrani di Yerusalem, menerima gelar dokter
pada 1974. Antara 1974-1977, Ciechanover bertugas di Angkatan Pertahanan
Israel. Antara 1977-1981, Ciechanover ialah mahasiswa sarjana dengan Avram
Hershko di Technion. Ciechanover menerima gelar Doctor of Philosophy pada
1981. Antara 1982-1984, Ciechanover ialah anggota pascadoktoral di Bagian
Biologi, Institut
Teknologi
Massachusetts,
di
mana
ia
belajar lasialoglikoprotein dan reseptor transfer di laboratorium Harvey Lodish,
dan juga berkolaborasi dengan Varshavsky danmahasiswanya Finley dalam
studinya pada sel tikus.
Karya mandiri Ciechanover bermula pada 1986, di Bagian Biokimia,
Technion, Israel.
b. Avram Hershko
Dr. Avram
Hershko (lahir
di Karcag, Hongaria pada 1937 dengan
nama Hersk Ferenc) merupakan seorang biolog Israel. Pada 1950, Hershko dan
keluarganya pindah dari Hungaria ke Israel. Hershko ialah Profesor Istimewa di
Unit Biokimia, Fakultas Kedokteran Rappaport di Technion (Institut Teknologi
Israel) di Haifa, Israel. Ia menjadi profesor di Technion pada 1980, dan Profesor
Kolega di sana dari 1972 sampai 1980.
Antara 1969-72, Hershko ialah mahasiswa pasca doktoral dengan yang
terakhir Dr. Gordon Tomkins di Universitas California, San Francisco. Hershko
memegang gelar Ph.D. dan M.D.D.. Ia mengerjakan karya sarjana antara 1967-69
di Fakultas Kedokteran Hadassah Universitas Ibrani Yerusalem, menerima
gelar PhD pada 1969. Hershko menerima gelar M.D. pada 1965, di Fakultas

Kedokteran
yang
sama.
Antara
1965-67,
Hershko
bekerja
sebagai dokter di Angkatan Pertahanan Israel.
c. Irwin A. Rose
Irwin A. Rose (lahir di Brooklyn, New York, 16 Juli 1926; umur 89 tahun)
ialah seorang kimiawan Yahudi Amerika Serikat.
Rose
menempuh
pendidikan
di sekolah Ibrani,
namun
menjadi
seorang sekuler pada usia 10. Ia besar di Spokane, Washington. Kemudian ia
belajar di Washington State College dan kemudian bertugas di U.S.
Navy sebagai teknisi radio menjelang akhir PD II. Ia menyelesaikan
tingkat prasarjana di bawah Pernyataan HAM G.I. pada 1949 di Universitas
Chicago dan terus menerima gelar dalambiokimianya di sana. Ia bertugas di
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Yale dari 1954 hingga 1963.
Pada 1963, ia menjadi anggota senior Fox Chase Cancer Center di Philadelphia, di
mana ia tetap di sana hingga pensiun pada 1995. Selama di Fox Chase, ia menjadi
anggota National Academy of Sciences.
Rose kini seorang spesialis di Bagian Fisiologi dan Biofisika UC Irvine
College of Medicine di California.
Pada Oktober 2004, Irwin Rose dianugerahi Hadiah Nobel dalam
Kimia bersama dengan tokoh Israel Aaron Ciechanover dan Avram Hershko.
Ketiga ilmuwan itu menemukan cara utama yang melaluinya building block
seluler-dikenal sebagai protein ubiquitin-diatur dan diturunkan. Prestasi itu telah
membuka pintu pada alat pengembangan obat yang baru yang bisa
melawan penyakit semacamkanker, fibrosis
kista, penyakit
Alzheimer dan Parkinson:
kemudian
membangkitkan
dan
memperpanjang hidup banyak orang.
Rose dan istrinya tinggal di Leisure World di Orange County. Menunjukkan
keyahudiannya melalui hubungan dengan Israel.
6. Robert H. Grubbs, Richard Royce Schrock, Yves Chauvin (2005)
a. Robert H. Grubbs
Profesor Robert H. Grubbs (lahir di Calvert City, Kentucky, 27 Februari 1942;
umur 73 tahun) adalah seorang kimiawan Amerika Serikat yang merupakan
Profesor Kimia di Institut Teknologi California (Caltech).
Lahir di Calvert City, ia mempelajari kimia di Universitas Florida,
Gainesville dan Universitas Columbia di New York, di mana ia memperoleh
gelar doktornya pada tahun 1968. Ia lalu menghabiskan masa setahun dengan
James Collman di Universitas Stanford. Gurbbs kemudian bergabung dengan
fakultas di Universitas Negara Bagian Michigan (Michigan State University).
Pada tahun 1978, ia pindah ke Institut Teknologi California di mana ia sekarang
mengajar sebagai profesor kimia.
Pada tahun 2005, ia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Kimia bersama
dengan Yves Chauvin, dan Richard R. Schrock "untuk pengembangan
metode metatesis dalam sintesis organik".
b. Richard Royce Schrock

Richard Royce Schrock (lahir 4 Januari 1945; umur 70 tahun) adalah seorang
ilmuwan Amerika Serikat. Pada tahun 2005 dia menerima Penghargaan Nobel
dalam Kimia untuk sumbangannya kepada metode metatesis dalam kimia organik
Richard dilahirkan di Berne, Indiana, dan melanjutkan ke SMU di San Diego,
California. Dia mengambil gelar sarjana (1967) dariUniversitas California di
Riverside dan Ph.D. (1971) dari Universitas Harvard. Pada 1971-72 dia
melakukan penelitian postdoctoral diUniversitas Cambridge.
Dia bergabung dengan fakultas MIT pada 1975 dan menjadi profesor penuh
pada 1980. Pada 2005 dia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Kimia bersama
dengan Robert H. Grubbs dan Yves Chauvin, untuk hasil kerjanya dalam
bidang metatesis olefin, sebuah teknik sintesis organik.
c. Yves Chauvin
Yves Chauvin (lahir 10 Oktober 1930; umur 84 tahun) adalah
seorang kimiawan Perancis. Ia adalah direktur penelitian kehormatan di Institut
franais du ptrole dan merupakan anggota Akademi Ilmiah Perancis.
Ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Kimia tahun 2005 bersama
dengan Robert H. Grubbs dan Richard R. Schrock, untuk karyanya sejak
awal 1970-an dalam bidang metatesis olefin. Chauvin berhasil menggambarkan
"resep" untuk reaksi metatesis olefin pada tahun 1971. Ia menjelaskan secara rinci
bagaimana reaksi-reaksi metatesis bekerja dan jenis-jenis senyawa logam apa saja
yang bertindak sebagai katalis di situ.
Chauvin telah menyatakan bahwa ia tak akan pergi mengambil penghargaan
tersebut karena penelitiannya dilakukakn 35 tahun yang lalu dan ia hanya
memperoleh penghargaan tersebut berkat penelitian-penelitian tambahan yang
dilakukan oleh rekan-rekannya dari Amerika Serikat.
7. Roger David Kornberg (2006)
Roger David Kornberg (lahir di St. Louis, Missouri tahun 1947) adalah
seorang ilmuwan asal Amerika
Serikat.
Ia
adalah profesorbiologi
struktural di Universitas Stanford sejak tahun 1978.
Lulusan Universitas Harvard (1967) dan Stanford (1972), Kornberg adalah
putra Arthur Kornberg, pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau
Kedokteran pada tahun 1959. Ia pernah bekerja di Sekolah Kedokteran
Harvard sebagai asisten profesor sebelum pindah ke Stanford sebagai profesor di
departemen biologi struktural pada tahun 1978.
Kornberg dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Kimia pada tahun 2006
"untuk penelitiannya mengenai basis molekul transkripsieukaryota" yang menjelaskan
proses di mana DNA berubah menjadi RNA.

10

8. Gerhard Ertl (2007)


Gerhard Ertl (lahir di Bad Cannstatt, Stuttgart, 10 Oktober 1936; umur 78
tahun) ialah seorang kimiawan Jerman. Ia memenangkanNobel Kimia pada tahun
2007. Ia adalah professor emeritus di Fritz-Haber-Institut der Max-PlanckGesellschaft di Berlin.
9. Osamu Shimomura, Martin Chalfie, dan Roger Yonchien Tsien (2008)
a. Osamu Shimomura
Osamu Shimomura (lahir di Kyoto, Jepang, 27 Agustus 1928; umur 87 tahun)
adalah seorang ahli kimia organik dan biologi kelautan dari Jepang. Ia adalah
profesor emeritus pada Laboratorium Biologi Kelautan di Woods Hole dan
Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Boston, Massachusettes.
Osamu Shimomura mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun 2008
bersama-sama dengan Martin Chalfie dan Roger Tsienuntuk hasil kerja mereka
dalam isolasi dan pemanfaatan protein berpendar hijau, GFP (green fluorescent
protein), sehingga sekarang menjadi salah satu alat penelitian biologi yang sangat
bermanfaat.
b. Martin Chalfie
Martin Chalfie (lahir pada tahun 1947) adalah seorang lulusan dari Universitas
Harvard dan sekarang sebagai profesor dalam bidang biologi saraf (neurobiologi)
dari Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat.
Martin Chalfie mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun 2008
bersama-sama dengan Osamu Shimomura dan Roger Y. Tsienuntuk penemuan
mereka dalam pengembangan protein hijau berpendar, GFP (green fluorescent
protein). Chalfie adalah orang yang pertama kali menunjukkan bagaiman
memanfaatkan gen penghasil GFP sebagai penanda untuk menunjukkan ekspresi
gen. Salah satu penelitian pertamanya adalah dengan mewarnai enam
sel nematoda tembus pandang Caenorhabditis elegans.
c. Roger Yonchien Tsien
Roger Yonchien Tsien (lahir di New York, Amerika Serikat, 1 Februari 1952;
umur 63 tahun) adalah seorang kimiawan Amerika Serikat keturunan Cina. Roger
merupakan profesor dalam bidang kimia dan biokimia dari Universitas California
San Diego, Amerika Serikat. Roger Tsien mendapat hadiah Nobel untuk
bidang kimia tahun 2008 bersama-sama dengan Osamu Shimomura dan Martin
Chalfie untuk penemuan mereka dalam pengembangan protein berpendar
hijau GFP (green fluorescent protein).
10. Venkatraman Ramakrishnan, Thomas A. Steitz, dan Ada E. Yonath (2009)
a. Venkatraman Ramakrishnan
Venkatraman (Venki) Ramakrishnan (lahir tahun 1952) adalah seorang
ahli biologi dari Medical
Research
Council, Cambridge,Inggris.
Venki
Ramakrishnan mendapat Hadiah Nobel dalam ilmu kimia tahun 2009 bersamasama dengan Thomas A. Steitz dan Ada E. Yonath untuk hasil kerja mereka
mengenai struktur dan fungsi ribosom.
b. Thomas A. Steitz

11

Thomas A. Steitz (lahir di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, 23


Agustus 1940;
umur
75
tahun)
adalah
seorang
profesor
dan
ahli biofisika molekuler dan biokimia dari Yale University, Amerika Serikat.
Thomas Steitz mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimiatahun 2009 bersamasama dengan Venkatraman Ramakrishnan dan Ada E. Yonath untuk hasil kerja
dan riset mereka mengenai struktur dan fungsi ribosom.
c. Ada E. Yonath
Ada E. Yonath (lahir di Jerusalem, Israel, 22 Juni 1939; umur 76 tahun) adalah
direktur
dan
ahli Crystallograph / biologi molekuler
dari Institut
Sains
Weizmann, Israel. Ada Yonath mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun
2009 bersama-sama denganVenkatraman Ramakrishnan dan Thomas A.
Steitz untuk hasil kerja dan riset mereka mengenai struktur dan fungsi ribosom.
11. S Richard F. Heck, Ei'ichi Negishi, dan Akira Suzuki (2010)
a. S Richard F. Heck
Richard F. Heck adalah seorang profesor dalam bidang kimia yang banyak
dikenal dengan reaksi Heck dari Universitas Delaware,Amerika Serikat. Richard
Heck mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun 2010 bersama-sama
dengan Akira Suzuki dan Ei-ichi Negishi untuk hasil kerja dan riset mereka
mengenai katalisator paladium dalam sintesis organik.
b. Ei'ichi Negishi
Ei'ichi Negishi (lahir di Hsinking, Manchukuo (kini China), 4 Juli 1935; umur
80 tahun) adalah seorang profesor dalam bidang kimiayang banyak dikenal
dengan reaksi penggandengan Negishi dari Universitas Purdue, Amerika Serikat.
Negishi mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun 2010 bersama-sama
dengan Richard F. Heck dan Akira Suzuki untuk hasil kerja dan riset mereka
mengenai penggandengan silang (cross-coupling) pada katalisator paladium di
dalam sintesis organik.
c. Akira Suzuki
Akira Suzuki (lahir di Hokkaido, Jepang, 12 September 1930; umur 84 tahun)
adalah seorang profesor dalam bidang kimia yang banyak dikenal dengan reaksiSuzuki dari Universitas Hokkaido, Jepang. Suzuki mendapat hadiah Nobel untuk
bidang kimia tahun 2010 bersama-sama dengan Richard F. Heck dan Ei-ichi
Negishi untuk hasil kerja dan riset mereka mengenai katalisator paladiumdalam
sintesis organik.
12. Dan Shechtman (2011)
Dan Shechtman (Ibrani) lahir di Tel Aviv, Israel, 24 Januari 1941 (umur 74
tahun) adalah Philip Tobias Professor of Materials Science di Institut Teknologi
Technion - Israel, Rekanan Ames Laboratory milik Departemen Energi AS, dan
Profesor Ilmu Material di Iowa State University. Pada 8 April 1982, ketika sedang
beristirahat di U.S. National Bureau of Standards di Washington, D.C., Shechtman
menemukan fase ikosahedral, yang membuka bidang baru dalam kristal

12

kuasiperiodik. Ia
kuasikristal".

memenangkan Hadiah

Nobel

Kimia 2011

atas

"penemuan

13. Robert J. Lefkowitz dan Briant Kent Kobilka (2012)


a. Robert J. Lefkowitz
Robert J. Lefkowitz (lahir di New York , 15 April 1943; umur 72 tahun) adalah
seorang dokter dan ilmuwan warga negara Amerika Serikat yang mendapat hadiah
Nobel untuk bidang kimia tahun 2012 bersama Brian K. Kobilka untuk hasil karya
mereka di bidang reseptor protein terkapling-G.
b. Briant Kent Kobilka
Briant Kent Kobilka (lahir diLittle Falls, Minnesota, 1955) adalah seorang
profesor Amerika Serikat pemenang Hadiah Nobel di Departemen Molekul dan
Fisiologi Sel, Sekolah Kesehatan Universitas Stanford. Ia juga salah satu pendiri
ConfometRx, sebuah perusahaan bioteknologi yang memfokuskan diri dalam
pengembangan G protein-coupled receptor. Ia terpilih sebagai anggotaAkademi
Sains Nasional Amerika Serikat pada 2011.
14. Michael Levitt, Martin Karplus, dan Arieh Warshel (2013)
a. Michael Levitt
Michael Levitt (lahir di Pretoria, 09 Mei 1947; umur 68 tahun) adalah seorang
ahli biofisika dan profesor di Stanford Universitywarga negara Amerika
Serikat yang
mendapat
hadiah
Nobel
untuk
bidang kimia tahun 2013 bersama Martin Karplus dan Arieh Warshel untuk hasil
karya mereka dalam mengembangkan model multiskala bagi sistem kimiawi
kompleks.
b. Martin Karplus
Martin Karplus (lahir di Wina, 15 Maret 1930; umur 85 tahun) adalah seorang
ahli kimia dan profesor di Harvard University warga negara Amerika Serikat yang
mendapat hadiah Nobel untuk bidang kimia tahun 2013 bersama Michael
Levitt dan Arieh Warsheluntuk hasil karya mereka di dalam mengembangkan
model multiskala bagi sistem kimiawi kompleks.
c. Arieh Warshel
Arieh Warshel (lahir di Israel, 20 November 1940; umur 74 tahun) adalah
seorang ahli biokimia dan profesor di University of Southern California warga
negara Amerika
Serikat yang
mendapat
hadiah
Nobel
untuk
bidang kimia tahun 2013 bersama Martin Karplus dan Michael Levitt untuk hasil
karya mereka dalam mengembangkan model multiskala bagi sistem kimiawi
kompleks.
15. Eric Betzig, William Esco Moerner, dan Stefan W. Hel (2014)
a. Eric Betzig
Eric Betzig (lahir 13 Januari 1960; umur 55 tahun) adalah seorang ahli kimia
dan
fisika,
lulusan California
Institute
of
Technology dan Cornell
University warga negara Amerika Serikat yang mendapat hadiah Nobel untuk
bidang kimia tahun 2014 bersama Stefan W. Hell dan William E. Moerner untuk

13

hasil karya mereka dalam mengembangkan mikroskopi floresen (super-resolved


fluorescence microscopy).
b. William Esco Moerner
William Esco Moerner (lahir di Kalifornia, 24 Juni 1953; umur 62 tahun)
adalah seorang ahli kimia & biofisika dan profesor di Stanford University warga
negara Amerika
Serikat yang
mendapat
hadiah
Nobel
untuk
bidang kimia tahun 2014 bersama Stefan W. Hell dan Eric Betzig untuk hasil
karya mereka dalam mengembangkan mikroskopi floresen (super-resolved
fluorescence microscopy).
c. Stefan W. Hell
Stefan W. Hell (lahir di Arad, 23 Desember 1962; umur 52 tahun) adalah
seorang ahli fisika dan profesor di Max Planck Institute for Biophysical
Chemistry (di Gttingen) warga negara Jerman yang mendapat hadiah Nobel
untuk
bidang kimia tahun 2014 bersama William
Esco
Moerner dan Eric
Betzig untuk
hasil
karya
mereka
dalam
mengembangkan mikroskopi floresen (super-resolved fluorescence microscopy).

14

2.2 Bidang Kedokteran


1. Arvid Carlsson, Paul Greengard, dan Eric Richard Kandel
a. Arvid Carlsson
Arvid Carlsson (lahir di Uppsala, Swedia, 25 Januari 1923; umur 92 tahun)
ialah
seorang ilmuwan Swedia yang
terkenal
akan
karyanya
berupa neurotransmiter dopamin dan efeknya pada penyakit Parkinson. Carlsson
memenangkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2000 bersama
dengan Eric Kandel dan Paul Greengard.
Carlsson lahir di Uppsala, Swedia, anak Gottfrid Carlsson, sejarawan yang
kemudian menjadi profesor di Universitas Lund, di mana Arvid Carlsson memulai
pendidikan kedokterannya pada tahun 1941. Pada tahun 1944 ia memulai tugas
memeriksa tahanan di kamp konsentrasi Nazi, yang telah diatur oleh Folke
Bernadotte, anggota keluarga kerajaan Swedia, untuk dibawa ke Swedia.
Meskipun Swedia netral selama Perang Dunia II, pendidikan Carlsson terputus
oleh beberapa tahun dinas di Angkatan Darat Swedia. Pada tahun 1951, ia
menerima gelar M.L. (setara M.D.) dan M.D. (sama dengan Ph.D.). Kemudian ia
menjadi profesor di Lunds universitet. Pada tahun 1959 ia menjadi guru
besar di Universitas Gteborg.
Pada tahun 1957, Carlsson menunjukkan bahwa dopamin ialah
neurotransmiter di otak dan tak hanya prekursor norepinefrin, seperti yang
dipercaya sebelumnya. Ia mengembangkan pengukuran jumlah dopamin di
jaringan otak dan menemukan bahwa kadar dopamin di ganglia basalis, daerah
otak yang penting untuk gerakan, amat tinggi. Kemudian Carlsson menunjukkan
bahwa pemberian obat reserpin pada hewan menyebabkan penurunan kadar
dopamin dan hilangnya kendali gearakan. Efek tersebut mirip dengan gejala
penyakit Parkinson. Dengan pemberian L-Dopa pada hewan tersebut, yang
merupakan prekursor dopamin, ia bisa mengurangi gejala itu. Penemuan itu
mendorong dokter lain mencoba menggunakan L-Dopa pada pasien penyakit
Parkinson, dan menemukannya mengurangi beberapa gejala di awal penyakit. LDopa masih menjadi dasar bagi penanganan penyakit Parkinson.
b. Paul Greengard
Paul Greengard (lahir 11 Desember 1925; umur 89 tahun) adalah ahli
saraf Amerika Serikat. Ia lahir di New York City. Selama PD II, ia bertugas
di Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai teknisi listrik di Institut Teknolgi
Massachusetts yang
bekerja
pada
sistem
peringatan
dini
untuk
mendeteksi pesawat-pesawat kamikaze Jepang.
Setelah perang,
ia
masuk Hamilton
College dan
lulus
pada
tahun 1948 dengan gelar
sarjana dalam matematika dan fisika.
Ia
memutuskan
untuk
mengambil sarjana dalam fisika karena sebagian besar penelitian fisika
pascaperang berfokus pada senjata nuklir, dan alih-alih tertarik dalam biofisika. Ia
memulai studi sarjana di Johns Hopkins University di laboratorium Haldan Keffer
Hartline. Terilhami kuliahAlan Hodgkin, Greengard mulai berkarya dalam bidang
fungsi molekuler dan seluler neuron. Pada tahun 1953, Greengard menerima
gelar PhD dan memulai karya pascadoktoral di University of London, Cambridge
University, dan Universitas Amsterdam.

15

Sebagai profesor, ia telah bekerja di Albert Einstein College of


Medicine, Vanderbilt University, Yale University, dan Rockefeller University.
Penelitian Greengard berfokus pada peristiwa di dalam neuron yang
disebabkan oleh neurotransmiter. Secara pesifik, Greengard dkk meneliti perilaku
kaskade duta kedua yang mengubah masuknya neurotransmiter dalam pencerap ke
dalam perubahan tetap dalam neuron. Dalam serangkaian eksperimen, Greengard
dkk menunjukkan bahwa saat berinteraksi dalam sebuah reseptormembran sel dari
sebuah neuron, dopamin menyebabkan bertambahnya AMP siklik dalam sel, yang
pada gilirannya mengaktifkanprotein kinase A, yang menghidupkan atau
mematikan fungsi protein lain melalui reaksi fosforilasi. Protein yang diaktifkan
fosforilasi itu mengubah DNA untuk membuat protein baru, memindahkan lebih
banyak reseptor ke sinaps (menambah sensitivitas neuron), atau
memindahkan saluran ion ke permukaan sel (menambah eksitabilitas sel).
Pada
tahun 2000,
Greengard, Arvid
Carlsson,
dan Eric
Kandel dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran atas
penemuan mereka tentang transduksi sinyal dalam sistem syaraf.
c. Eric Richard Kandel
Eric Richard Kandel (lahir di Wina, Austria, 7 November 1929; umur 85
tahun)
ialah
seorang psikiater dan ilmuwan
saraf Amerika
Serikat,
juga profesor biokimia dan biofisika di Columbia
University
College
of
Physicians and Surgeons, New York. Ia menjadi dikenal secara internasional pada
tahun 2000 atas Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran yang
diterimanya atas pengamatannya pada kerja memori pada tingkatan molekuler. Ia
membagi penghargaan itu bersama Arvid Carlsson dan Paul Greengard.
Berlawanan dengan pengetahuan umum, Kandel bukanlah psikiater pertama yang
menerima Hadiah Nobel Kedokteran, melainkan Julius Wagner-Jauregg.
Pada tahun 2006 Kandel menerbitkan autobiografinya In Search of Memory:
The Emergence of a New Science of Mind. Sebuah buku ajar di mana Kandel
menjadi salah satu penulisnya adalah Principles of Neural Science (edisi pertama
terbit tahun 1981).
2. Leland Harrison (2001)
a. Leland Harrison
Leland Harrison "Lee" Hartwell (lahir di Los Angeles, California, 30
Oktober 1939; umur 75 tahun) ialah pimpinan dan direktur Fred Hutchinson
Cancer Research Center di Seattle, Washington.
Pada tahun 1998 ia menerima Albert Lasker Award for Basic Medical
Research bersama dengan Masui Yoshio dan Sir Paul M. Nurse. Ia
memenangkan Penghargaan
Nobel
Fisiologi
atau
Kedokteran tahun 2001 bersama Richard Timothy Hunt dan Paul Maxime
Nurse untuk penjelasannya mengenai siklus sel melalui studi ragi selama
bertahun-tahun.
b. Richard Timothy
Sir Richard Timothy "Tim" Hunt, FRS, (lahir di Neston, Cheshire, 19
Februari 1943; umur 72 tahun) ialah seorang biokimiawanInggris.

16

Ia
dianugerai Penghargaan
Nobel
dalam
Fisiologi
atau
Kedokteran tahun 2001 bersama dengan Leland Hartwell dan Sir Paul Nurseuntuk
penemuan atas pengaturan siklus sel oleh siklin dan kinase bergantung siklin.[1] Ia
adalah staf kehormatan Clare College, Cambridge, dan dianugerahi gelar
bangsawan dalam Queen's Birthday Honours List tahun 2006.
c. Paul Maxime Nurse
Sir Paul Maxime Nurse, FRS (lahir 25 Januari 1949; umur 66 tahun) adalah
seorang biokimiawan Britania Raya. Ia dianugerahi Penghargaan Nobel
Kedokteran pada
tahun 2001 bersama
dengan Leland
Harrison
Hartwell dan Richard Timothy Hunt untuk penemuan berkaitan pengaturan siklus
sel oleh siklin dan kinase bergantung siklin.
Or
Tu
Nurse
berasal
dari Norfolk.
Ia
lahir
dan
besar
di Wembley, London barat laut, dan dididik di Harrow County School for Boys. Ia
menerima gelar sarjana dan master pada tahun 1970 dari Universitas
Birmingham dan gelar PhD pada tahun 1973 dari Universitas East Anglia. Di
awal 1976, Nurse mengidentifikai cdc2 pada ragi (Schizosaccharomyces pombe).
Gen ini mengendalikan proses siklus sel dari fase G1 ke S dan perubahan dari fase
G2 ke mitosis. Pada tahun 1987, Nurse mengidentifikasi gen homolog pada
manusia, CDK1, kode untuk kinase bergantung siklin.
Pada tahun 1984, Nurse bergabung dengan Imperial Cancer Research
Fund (ICRF, sekarang Cancer Research UK London Research Institute). Ia keluar
pada tahun 1988 untuk mengepalai bagian mikrobiologi di University of Oxford.
Ia kemudian kembali ke H ICRF sebagai direktur riset pada tahun 1993, dan pada
tahun 1996 diangkat sebagai DirJen ICRF, yang menjadi Cancer Research UK
London Research Institute pada tahun 2002. Pada tahun 2003, ia menjadi
presiden Rockefeller University, New York City di mana ia melanjutkan kerja
pada siklus sel ragi fisi.
Di samping Penghargaan Nobel, Nurse telah menerima sejumlah penghargaan
dan penghormatan. Pada tahun 1989, ia menjadi anggota Royal Society dan pada
tahun 1995 ia menerima Royal Medal dan menjadi mitra asing National Academy
of Sciences. Ia menerima Albert Lasker Award for Basic Medical Research pada
tahun 1998. Nurse dianugerahi gelar kebangsawanan pada tahun1999. Ia
dianugerahi Legion d'honneur pada tahun 2002. Ia juga dianugerahi Copley
Medal pada tahun 2005. Ia terpilih sebagai anggota kehormatan asing di American
Academy of Arts and Sciences, salah satu penghormatan tinggi, pada bulan April
2006.

17

3. Sydney Brenner, Howard Robert Horvitz, dan John Edward Sulston (2002)
a. Sydney Brenner
Sydney
Brenner (lahir
di Germiston, Gauteng, Afrika
Selatan, 13
November 1927; ia
berumur 87 tahun) ialah seorang tokoh Inggris
penerima Hadiah
Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2003 bersama
dengan John E. Sulston dan Howard Robert Horvitz.
b. Howard Robert Horvitz
Prof. Dr. Howard Robert Horvitz dilahirkan pada 8 Mei 1947. Ia
memperoleh Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2002 atas penemuannya
beserta teman-temannya John E. Sulston dan Sydney Brenner mengenai
bagaimana gen-gen tertentu menyebabkan kematian sel.
c. John Edward Sulston
John Edward Sulston (lahir di Cambridge, Cambridgeshire, Inggris, Britania
Raya, 27 Maret 1942; umur 73 tahun) merupakan seorang ahli biologi Britania
Raya yang
menerima Hadiah
Nobel
Fisiologi
atau
Kedokteran tahun 2002 bersama dengan Sydney Brenner dan H. Robert Horvitz.
4. Paul Christian Lauterbur dan Peter Mansfield (2003)
a. Paul Christian Lauterbur
Paul Christian Lauterbur, (dilahirkan 6 Mei 1929) merupakan ahli
kimia Amerika Serikat yang mendapatkan Hadiah Nobel dalam Fisiologi pada
tahun 2003 bersama Peter Mansfield untuk keberhasilan dalam pembuatan
imajinasi getaran magnetik "magnetic resonance imaging". Mesin MRI asalnya
terletak dalam bangunan Kimia di kampus Universitas Stony Brook di Long
Island, New York (dimana Paul Christian Lauterbur merupakan profesor selama
beberapa tahun).
b. Peter Mansfield
Sir Peter Mansfield, (dilahirkan 9 Oktober 1933), merupakan ahli
fisika Inggris yang memenangkan Hadiah Nobel 2003 dalam Fisiologi atau Obatobatan untuk penemuannya berkenaan gagasan getaran magnetik "magnetic
resonance imaging" bersama dengan Paul Christian Lauterbur. Mesin MRI asal
terletak dalam bangunan Kimia di kampus Universitas Stony Brook di Long
Island, New York, Amerika Serikat.
5. Linda B. Buck dan Richard Axel, M.D. (2004)
a. Linda B. Buck
Linda
B.
Buck (lahir 29
Januari 1947;
umur
68
tahun)
ialah biolog Amerika yang banyak terkenal untuk karyanya pada sistem
penciuman. Ia dan Richard Axel memenangkanHadiah Nobel Fisiologi atau
Kedokteran 2004 untuk karya mereka pada reseptor penciuman.
b. Richard Axel, M.D.
Richard Axel, M.D. (lahir 2 Juli 1946 di Kota New York) adalah
ilmuwan Amerika Serikat yang meneliti sistem penghidu atau penciuman
dengan hidung.
Hasil
penelitiannya
dengan Linda
B.
Buck tersebut
memenangi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2004.

18

6. Barry J Marshall dan John Robin Warren (2005)


a. Barry J Marshall
Barry J Marshall (lahir pada 30 September 1951 di Kalgoorlie) adalah
seorang dokter Australia dan profesor Mikrobiologi Klinis di Universitas Western
Australia.
Ia
dikenal
sebagai
orang
yang
membuktikan
bahwa bakteria Helicobacter
pylori sebagai
penyebab tukak
lambung,
menggantikan doktrin kedokteran yang dipercaya selama beberapa dekade
lamanya bahwa tukak lambung disebabkan stres, makanan pedas, dan terlalu
banyak asam. Saat ini ia menangani sebuah laboratorium biologi molekuler
di Perth dan masih berkutat dengan dampak pylori pada manusia dan binatang.
Pada tahun 2005, ia dan Dr. Robin Warren dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam Fisiologi atau Kedokteran berkat jasanya dalam penemuan Helicobacter
pylori dan pengaruhnya pada tukak lambung.
b. John Robin Warren
John Robin Warren (lahir pada 11 Juni 1937 di Adelaide) adalah seorang
pakar patologi dan peneliti berkebangsaan Australia yang dianggap sebagai
penemu bakterium Helicobacter pylori pada tahun 1979. Bersama dengan
rekannya Barry Marshall, Warren membuktikan bahwa bakterium tersebut
merupakan penyebab sakit maag.
Awalnya Warren telah bertahun-tahun mengamati asalnya bakteri di lambung
pasien gastritis, namun ia tidak menyampaikannya di forum ilmiah. Saat itu
pendapat tentang peran utama asam lambung yang berlebihan sebagai penyebab
sakit maag masih dominan.
Akhirnya pada tahun 1982, bersama dengan Marshall, Warren melaporkan
hasil penelitian dalam bentuk surat singkat di majalah Lancettentang organisme
mirip Campylobacter. Penelitian selanjutnya memperkuat bukti bahwa infeksi
kuman itu merupakan penyebab penyakit maag.
Pada tahun 2005, Warren dan Marshall dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran.
7. Craig C. Mello dan Andrew Z. Fire (2006)
a. Craig C. Mello
Craig C. Mello (lahir 1960) adalah penerima Hadiah Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran bersama Andrew Z. Fire untuk penemuanRNA
interference.
Penelitian
ini
dilakukan
di Institusi
Carnegie
Washington dan dipublikasikan pada 1998.

19

b. Andrew Z. Fire
Andrew Z. Fire (lahir 1959) adalah penerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi
atau Kedokteran bersama Craig C. Mello untuk penjelasan mengenaiinterferensi
RNA dan teknik pemanfaatannya. Penelitian ini dilakukan di Institusi Carnegie
Washington dan dipublikasikan pada 1998.
Fire kini menjabat sebagai profesor patologi dan genetika di Universitas
Stanford.
Pada 2006, Mello dan Fire menerima Nobel untuk penelitian mereka yang
dimulai pada 1998, ketika Mello dan Fire bersama rekan mereka (SiQun Xu, Mary
Montgomery, Stephen Kostas, Sam Driver) mempublikasikan sebuah
makalah pada jurnal Nature. Mereka menjelaskan bagaimana potongan
kecil RNA sel menghancurkan mRNA atau RNA duta sebelum dapat
memproduksi protein. Hal ini dapat menghilangkan dampak gen tertentu, dan
memungkinkan manusia memerangi penyakit seperti AIDS dan kanker.
8. Mario Renato Capecchi (2007)
a. Mario Renato Capecchi
Mario Renato Capecchi (lahir di Verona, Italia, 6 Oktober 1937; umur 77
tahun)
adalah
seorang genetikawan molekuler
berkebangsaan Amerika
Serikat yang dilahirkan di Italia dan pemenang bersama Penghargaan Nobel dalam
Fisiologi tahun 2007. Saat ini ia adalah Profesor Luar Biasa genetika
manusia dan biologi di Sekolah Kedokteran Universitas Utah.
b. Sir Martin John Evans
Sir Martin John Evans FRS (lahir di Stroud, 1 Januari 1941; umur 74 tahun)
ialah seorang genetikawan Inggris, dihormati dengan penemuan bagaimana
mengkultur sel punca pada tahun 1981, dan karyanya pada pertumbuhan tikus
yang sudah dilumpuhkan dan teknologi terkait penargetan gen. Pada tahun 2007,
ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran bersama Oliver Smithies dan Mario
Renato Capecchi untuk pengakuan karya penargetan gennya.
c. Oliver Smithies
Oliver Smithies (lahir di Halifax, West Yorkshire, Inggris, 23 Juni 1925; umur
90 tahun) ialah seorang genetikawan Amerika Serikatkelahiran Inggris dan
penerima Penghargaan Nobel Kedokteran, atas karyanya pada tikus knockout bersama dengan Mario Capecchi dan Martin Evans.
9. Harald zur Hausen (2008)
Harald zur Hausen (lahir 11 Maret 1936; umur 79 tahun) adalah seorang
pakar biologi kedokteran berkebangsaan Jerman dan seorang profesor emeritus.
Dalam risetnya terhadap kanker mulut rahim, ia menemukan peran virus HIV. Atas
penelitiannya tersebut, ia menerima Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada
tahun 2008.

20

10. Carol W. Greider (2009)


Carol W. Greider (lahir di San Diego, Kalifornia, Amerika Serikat, 15 April 1961;
umur 54 tahun) adalah seorang professor dari Universitas Johns Hopkins, Amerika
Serikat. Greider mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang Fisiologi atau Kedokteran.
Pada tahun 2009 bersama-sama dengan Elizabeth Blackburn dan Jack W.
Szostak untuk penemuan enzim telomerase, rangkaian akhir dari sebuahkromosom.
11. Robert Geoffrey Edwards (2010)
Robert
Geoffrey
Edwards (lahir 27
September 1925 meninggal 10
April 2013 pada umur 87 tahun) adalah seorang ahli fisiologiwarganegara Inggris yang memperoleh Penghargaan Nobel Kedokteran tahun 2010
bersama Patrick Steptoe untuk penemuan mereka dalam bidang kesuburan in
vitro yang menjadi dasar dari lahirnya bayi tabung Louise Joy Brown.
12. Bruce A. Beutler (2011)
Bruce A. Beutler (lahir di Chicago, 29 Desember 1957; umur 57 tahun) adalah
seorang ahli genetik warga negara Amerika Serikat yang memperoleh Penghargaan
Nobel Kedokteran tahun 2011 bersama Jules A. Hoffmann dan Ralph M.
Steinman untuk
penemuan seldendretik
dan
peranannya
dalam
bidang imunitas adaptif.
Beutler adalah seorang profesor dan ketua bagian genetik di lembaga riset The
Scripps Research Institute, La Jolla, California, Amerika Serikat. Dia merupakan
lulusan dari Universitas Chicago fakultas kedokteran pada tahun 1977 dan
mendapatkan gelar M.D. pada usia 23 tahun.
13. John B. Gurdon (2012)
John B. Gurdon (lahir 2 Oktober 1933; umur 81 tahun) adalah seorang
ahli biologi warga-negara Inggris yang
memperolehPenghargaan
Nobel
Kedokteran tahun 2012 bersama Shinya Yamanaka. Dia meneliti mengenai
perkembangan sel dan organisme, salah satunya adalah mekanisme sel manusia
dewasa hingga dapat berkembang kembali menjadi berbagai jenis sel tubuh lainnya
(bersifat pluripoten). Gurdon merupakan peneliti yang banyak dikenal dari karyanya
di bidang transplantasi inti sel (nukleus) dankloning.
Sebelum tahun 1962, pemahaman umum mengenai perkembangan sel adalah
sel embrionik (sel punca)akan terspesialisasi dan membentuk berbagai jenis sel tubuh
dewasa. Proses tersebt tidak akan bisa berbalik yang berarti sel tubuh dewasa tidak
akan bisa berubah kembali menjadi sel lain. Namun, penelitian Gurdon mematahkan
teori tersebut. Dia memasukkan inti sel (nukleus) usus katak dewasa ke dalam sel
telur katak tanpa inti. Ternyata, ketika sel telur tersebut dibuahi, dihasilkanlah katak
baru (berudu). Penelitian ini merupakan awal dari berkembangnya penelitian
mengenai sel punca dan kloning.

21

14. James E. Rothman (2013)


James E. Rothman (lahir: 3 November 1950) adalah seorang profesor di Yale
University warga-negara Amerika Serikat yang memperoleh Penghargaan Nobel
Kedokterantahun 2013 bersama Randy W. Schekman dan Thomas C. Sudhof untuk
hasil karya mereka dalam menemukan mesin pengatur lalu lintas vesikel (sel berisi
cairan) pada sistem transportasi utama di dalam tubuh kita.
15. John O'Keefe (2014)
John O'Keefe (lahir 1939) adalah seorang profesor di University College
London warga-negara Amerika Serikat yang memperoleh Penghargaan Nobel
Kedokteran tahun 2014 bersama May-Britt Moser dan Edvard Moser untuk hasil
karya mereka dalam menemukan sel yang berfungsi sebagai sistem
pengendali/pengenal posisi tempat (mirip dengan prinsip GPS) di dalam otak.

22

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hadiah Nobel merupakan hadiah yang diberikan setiap tahun untuk orang-orang yang
mempunyai prestasi luar biasa di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan untuk pelopor
perdamaian dunia dan kepada mereka yang telah memberikan konstribusi besar terhadap
kemajuan umat manusia seluruh dunia.

DAFTAR PUSTAKA
http://profil.merdeka.com/mancanegara/a/ahmed-hassan-zewail/ (diakses tanggal 5 September
2015)
http://memerik sa-qsi.konsultan-pendidikan.web.id/en4/centerfifa-2337/AlanMacDiarmid_49140_memeriksa-qsi-konsultan-pendidikan.html (diakses tanggal 5 September
2015)
http://share-all-time.blogspot.com/2015/01/apa-itu-penghargaan-nobel-sejarah-tentangnobel.html (diakses tanggal 5 September 2015)
http://niasonline.net/2013/10/16/ini-dia-para-peraih-hadiah-nobel-2013/ (diakses tanggal 5
September 2015)
http://www.dw.com/id/rekor-hadiah-nobel/a-17135187 (diakses tanggal 5 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai