Anda di halaman 1dari 6

Data base merupakan hal pertama yang harus dikerjakan dalam

menyusun RPK, database dapat ditelusuri dari Rekam Medis Pasien,


wawancara dengan pasien, dokter, perawat, dan keluarga pasien. Data yang
dikumpulkan tersebut disebut Data Subyektif dan Data Obyektif. Jenis
informasi yang ditelusuri adalah data demografi pasien, riwayat penyakit,
riwayat alergi obat, riwayat sosial, dan gambaran ekonomi pasien, tujauan
database adalah menilai kondisi pasien. Adapun komponen database
adalah :

- Riwayat penyakit pasien


- Riwayat sosial
- Riwayat keluarga
- Physical finding relevant to drug therapy
- Riwayat obat
- Terapi obat saat ini

Untuk mendukung database diperlukan data Subyektif dan Obyektif

Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang bersumber dari pasien atau keluarganya,
atau orang lain tanpa dapat dikonfirmasi secara independen, data ini sangat
bersifat subyektif antar individu, misalnya pasien menyatakan badan terasa
demam, nyeri, sesak nafas, pusing.

Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang didapat dari hasil pengukuran (hasil
observasi) yang dilakukan oleh dokter atau perawat. Contoh, hasil diagnosa,
suhu badan pasien yang diukur dengan termometer, tekanan darah, hasil
pemeriksaan USG, hasil pemeriksaan Laboratorium, hasil kultur bakteri, dan
lain-lain.

Assessmen

Assessmen merupakan langkah identifikasi untuk mendekatkan antara


informasi data pasien dengan terapi yang didapatkan. Ada 2 macam cara
yaitu :

a. Evaluasi database-farmakoterapi
Data subyektif dan obyektif dicocokkan dengan farmakoterapi,
guideline, atau EBM, kemudian dicatat DRP yang didapat
b. Pendekatan problem list
Pendekatan ini dengan mengelompokkan data obyektif dan subyektif,
misalnya :
Obyektif, subyektif : suhu, tekanan darah, diagnosa, gejala, disfungsi
organ, cacat medik, morbiditas, dan lain-lain kemudian dipasangkan
dengan terapi yang ada untuk selanjutnya dianalisis sesuai
farmakoterapi

Contoh kasus dengan dengan pendekatan problem list

Seorang Bapak berusia 50 tahun, dirawat di RS karena mengalami


pembengkaan pada sendi-sendi kaki dan merasa nyeri hebat karena Gout,
demam suhu 39 C,dan mengeluh pusing. Pasien mendapat pengobatan
Allopurinol 300 mg 1x1, selain itu pasien juga mendapatkan CTM 2 mg 3x1
untuk mengatasi ruam kulit yang timbul 1 hari setelah perawatan. Bapak
tersebut juga mengalami mual muntah hebat, dan setelah pemeriksaan
didapat kadar serum kreatinin sebesar 3,5 mg/dL (N = 0,7-1,1 mg/dL pada
pria), diagnosa adalah CRF , obat lain yang didapat adalah primperan 3x1
amp, dan antasida 3x1 am.

Problem Subyektif Obyektif Terapi DRP


Medik
Gout Nyeri hebat Allopurinol ADR
sendi, 300 mg 1x1 potensial :
bengkak ruam kulit
CRF, alergi Ruam/gatal Ureum darah CTM
alopurinol 40 mg/dL
mual Mual muntah Primperan ADR
muntah et 3x1 amp potensial :
causa CRF EPS
Antasida 3x1
Potensial
toksisitas
alumunium

Improper
drug
selection of
antacida
CRF SrCr 3,5
mg/dL
Demam Suhu badan Untreated
39 C indication
Untuk menganalisa kasus di atas kita memerlukan beberapa guideline atau
EBM terkait dengan problem medik yang ada, yaitu CRF dan GOUT. Setelah
DRP didapat tahap selanjutnya adalah menyususun Care Plan.

PLAN (Care Plan)

1. Ruam pada kulit dapat terjadi karena pasien alergi terhadap


penggunaan allopurinol, diskusikan dengan dokter untuk mencari
alternatif pengganti allopurinol, misalnya kita sarankan penggunaan
NSID, namun dapat juga gatal gatal disebabkan karena peningkatan
kadar BUN sehingga perlu dipastikan apakah penyebab ruam adalah
alergi atau karena progresifitas penyakit, apabila terbukti karena alergi
alopurinol, maka sebaiknya dicari obat lain, sehingga penggunaan CTM
tidak diperlukan lagi.
2. Mual dan muntah disebabkan karena peninggian BUN dan kreatinin,
dalam hal ini tingkat keparahan penyakit akan menentukan tindakan
medis dari dokter, terapi farmakologis hemodialisa mungkin akan
disarankan oleh dokter, dengan menurunnya BUN dan kreatinin mual
muntah akan hilang dengan sendirinya. Pada saat pasien
menggunakan primperan maka perlu direncanakan pemantauan efek
samping Exstra Pyramidal Syndrome (EPS).
3. Penggunaan antasida dapat menyebabkan toksisitas di ginjal, karena
kadar Al meningkat, maka disarankan untuk menghentikan
penggunaan antasida, selain itu tidak dijumpai adanya problem medik
yang mengarah pada perlunya penggunaan antasida.

Pasien mengalami demam tinggi, perlu disarankan penggunaan antipiretik


seperti parasetamol 500 mg prn.

1. Form Data Base PasienUntuk Analisis Penggunaan Obat


FORM DATA BASE PASIEN
UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT

IDENTITAS PASIEN
Nama : No Rek Medik
:
Tempt/tgl lahir : Dokter yg merawat :
Alamat :
Ras :
Pekerjaan :
Sosial :
Riwayat masuk RS

Riwayat penyakit terdahulu


Riwayat Sosial

Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian Ya / tidak
Ya / tidak ................batang/hari
Merokok Ya/ tidak
Ya/ tidak
Meminum Alkohol

Meminum Obat herbal

Riwayat Alergi :

Keluhan / Tanda Umum

Tanggal Subyektif Obyektif

RIWAYAT PENYAKIT DAN PENGOBATAN

NAMA PENYAKIT TANGGAL/TAHUN

OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI


Rute
No. Nama obat Indikasi Dosis pemberia Interaksi E
n
TUGAS :

1. BUATLAH LATAR BELAKANG SINGKAT, TENTANG PATOFISOLOGI DAN


FARMAKOTERAPINYA
2. MASUKKAN DATA BASE PASIEN KE DALAM FORMAT DATABASE
3. BUATLAH ASSESSMENT
4. SUSUN DRP POTENSIAL
5. BUATLAH CARE PLAN DAN MONITORINGNYA

Anda mungkin juga menyukai