RIWAYAT PASIEN
No. Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Tn.N
Umur : 75
Jenis Kelamin : L
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Kondisi :
2 Riwayat Penyakit -
3 Riwayat Pengobatan -
4 Keadaan Khusus -
SKRINING RESEP
1) Administratif (Kelengkapan Resep)
No PADA RESEP
URAIAN
. ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Barat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak ada , alamat dokter, nomor telepon, alamat
pasien, berat badan pasien.
Cara pengatasan
Untuk masalah alamat pasien dan berat badan pasien dapat diatasi dengan
cara bertanya secara langsung kepada pasien atau keluarga pasien yang
datang menebus resep tersebut, dan meminta tanda tangan dokter.
2) Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
3 Inkompatibiltas - Sesuai
3) Dosis
N Nama Obat Dosis Resep Dosis Kesimpulan Rekomendasi
O Literatur
1 Chlorampenikol 3 x sehari di oleskan3-4 x/hari Sesuai
Cream pada bagian tubuh
yang gatal
2 Chorpheniramine 2x1 tab/hari 4mg tiap 4-6 Sesuai
Maleate Sesudah makan jam;maksimal
24 mg /hari
3 Vit. B. compelks 2x1 tab/hari 3x1 tab/hari
Sesudah makan
4 Prednisone 2x1 tab/hari 5-20 mg/hari. sesuai
Sesudah makan
4. Infomasi Obat
a. indikasi obat.
1. Chloamphenikol Cream
Untuk infeksi kulit yang di sebabkan oleh bakteri gram positif dan negative yang sensitive
terhadap chloramphenicol.
2. chlorpheniamine Maleat
a. indikasi
Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal-gatal, urtikaria, dermatitis.
b. kontraindikasi
hipersensitivitas
c. Efek samping
Sakit kepala
Kantuk
Pusing
Mual
Muntah
d. interaksi obat
Interaksi obat yang dapat timbul jika chlorpheniramine digunakan dengan obat-obatan
adalah:
e. Dosis
Dewasa dan anak usia >12 tahun: 4 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 24 mg per hari.
Anak usia 6–12 tahun: 2 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 12 mg per hari.
Anak usia 2–5 tahun: 1 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 6 mg per hari.
Anak usia 1–2 tahun: 1 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 4 mg per hari.
3. vitamin B complex
a. indikasi
Indikasi utama suplemen vitamin B kompleks adalah untuk seseorang yang mengalami defisiensi
vitamin B.
b. kontaindikasi
c. Efek samping
d. interaksi obat
e. dosis
4. Prednison
a. Indikasi
Predison bekerja dengan menekan respon sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi
peradangan.
b. kontraindikasi
Peningkatan efektivitas prednison, jika digunakan bersama preparat hormon estrogen
(misalnya pil KB)
Peningkatan pembuangan kalium dari dalam tubuh, jika digunakan bersama obat laksatif
Peningkatan tekanan di dalam bola mata (intraokuler), jika digunakan bersama obat-obatan
golongan antikolinergik, seperti atropine
c. Efek Samping
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan prednisone adalah:
Mual
Muntah
Mulas
Jerawat
Sulit tidur
Penurunan nafsu makan
d. interaksi Obat
jenis obat yang akan menimbulkan interaksi tertentu saat digunakan bersama prednisone.
Antidiabetik.
Prednisone dapat mengurangi efektivitas obat antidiabetek dalam menurunkan kadar gula
dalam darah, sehingga pasien akan tetap mengalami diabetes..
Ketoconazole, ritonavir, dan eritromisin. Obat di atas dapat menurunkan pembersihan
dan meningkatkan konsentrasi serum prednisone dalam tubuh, sehingga dapat memicu
efek samping, seperti sakit kepala.
Aluminium dan magnesium. Obat di atas dapat menurunkan penyerapan prednisone,
sehingga efektivitas prednisone dalam mengatasi peradangan akan berkurang.
Fluorokuinolon, misalnya siprofloksasin dan levofloksasin. Penggunaan prednisone
dengan obat di atas dapat meningkatkan risiko cedera pada tendon.
NSAID dan salisilat. Prednisone dapat meningkatkan risiko perdarahan dan luka pada
saluran pencernaan.
Agen antikolinergik, misalnya atropin. Penggunaan obat di atas bersama prednison dapat
meningkatkan tekanan intraokular tambahan.
Prazikuantel dan isoniazid. Prednison dapat menurunankan konsentrasi serum
prazikuantel dan isoniazid.
Somatropin. Prednisone dapat mengurangi efektivitas somatropin dalam mengatasi
gangguan pertumbuhan.
Klorokuin, hidroksiklorokuin, dan meflokuin.Penggunaan bersama obat di atas dapat
meningkatan risiko gangguan pada otot (miopati) atau kardiomiopati.
e. Dosis
3 Riwayat Pengobatan -
4 Keadaan Khusus -
SKRINING RESEP
1. Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep
(R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Barat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak ada alamat dan tinggi badan pasien.
Cara pengatasan
Untuk masalah alamat pasien dan tinggi badan pasien dapat diatasi dengan
cara bertanya secara langsung kepada pasien atau keluarga pasien yang datang
menebus resep tersebut.
2. Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
3 Inkompatibiltas - Sesuai
a. Indikasi
1. Glyceril guaiacolate
Sebagai Ekspetorans n
2. Ctm
Mengatasi gejala alergi seperti hay fever, utikaia. Pengobatan darurat
reaksi anafilatik.
3. Paracetamol
Untuk meredahkan nyeri dan demam.
4. Amoxixiline
pada keadaan otitis media akut, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran
kemih, infeksi Helicobacter pylori, dan abses dental.
b. Kontraindikasi
1. GG
Hipersensitivitas , diabetes, penyakit liver, fenilketouria, hamil dan
menyusui.
2. Ctm
Porfiria ,serangan asma akut , anak kurang dari satu tahun.
3. Paracetamol
Hypersensitive gangguan hati.
4. Amoxixiline
Hypersensitive , infeksi mononukleus.
c. Efek Samping
1. GG
Pusing,mengantuk,sakit kepala, kulit kemerahan,mual, muntah, nyeri
perut.
2. Ctm
Sedasi , nyeri kepala, gangguan psikomotor,efek antikolinegik,retensi
urine,mulut kering,pandangan kabur, gangguan saluran cerna
3. Paracetamol
4. Muncul ruam kulit yang terasa gatal , Sakit tenggorokan , Muncul
sariawan , Nyeri punggung ,Tubuh terasa lemah , Kulit atau mata
berwarna kekuningan , Timbul memar pada kulit
5. AMOXIXILINE
Mual,Muntah,Sakit kepala,Muncul ruam pada kulit,Diare
d. Interaksi obat
1. GG
Belum diketahui efek interaksi pasti dari penggunaan guaifenesin bersama
obat-obatan lain. Agar aman, selalu beri tahu dokter jika Anda ingin
mengonsumsi obat-obatan lain bersamaan dengan guaifenesin.
2. Ctm
Peningkatan efek antikolinergik dari MAOI yang berpotensi fatal
Terhambatnya metabolisme phenytoin sehingga meningkatkan risiko
terjadinya keracunan obat,
Peningkatan efek antimuskarinik dari antidepresan trisiklik
Peningkatan efek kantuk dan risiko terjadinya komplikasi jika digunakan
dengan obat antinyeri golongan opioid, obat antiansietas, obat penenang,
atau obat antipsikotik
3. Paracetamol
Kolestiamine menurunkan absorpsi paracetamol
Metoclopramide dan domperidone meningkatkan efek paracetamol .
Paaceatamol meningkatkan efek warfarin.
4. Amoxixiline
Peningkatan resiko ruam bila di berikan bersama allopurinol
e. Dosis obat
1. GG
Dewasa: 200–400 mg, tiap 4 jam, atau untuk tablet pelepasan lambat 600–
1.200 mg, tiap 12 jam. Dosis maksimal adalah 2.400 mg per hari.
Anak usia 6–12 tahun: 100–200 mg, 4 kali sehari. Dosis maksimal 400
mg per hari.
2. Ctm
Dewasa :4 mg tiap jam: maksimal 24 mg /hari
Anak < 1 tahun tidak di anjurkan ;anak 1-2 tahun 2x1 mg sehari
Anak 2-5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam ,maksimal 6 mg/hari
Anak 6-12 tahun 2mg tiap 4-6 jam , maksimal 12 mg/hari
3. Paracetamol
Dewasa
325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol
biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg.
Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk meredakan
demam.
Anak < 2 bulan10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan
anjuran dokter.
Anak 2 bulan–12 tahun10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai
anjuran dokter. Dosis maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.
Anak > 12 tahun325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.
4. Amoxixiline
Dosis umum
Dewasa dan anak ≥20kg:250mg-500mg setiap 8 jam
Anak >20kg:20-40 mg/kgbb/ hari di bagi dalam 3 dosis
3 Riwayat Pengobatan -
Keadaan Khusus -
4
SKRINING RESEP
4) Administratif (Kelengkapan Resep)
No PADA RESEP
URAIAN
. ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Barat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak ada , alamat dokter, nomor telepon, alamat
pasien, berat badan pasien.
Cara pengatasan
Untuk masalah alamat pasien dan berat badan pasien dapat diatasi dengan
cara bertanya secara langsung kepada pasien atau keluarga pasien yang
datang menebus resep tersebut, dan meminta tanda tangan dokter.
5) Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
3 Inkompatibiltas - Sesuai
6) Dosis
NO Nama Obat Dosis Resep Dosis Literatur Kesimpulan Rekomendasi
Informasi Obat
a. Indikasi
Allopurinol
Menurunkan kadar asam urat
Loratadine
Mengobati Alergi dan Urtikaria.
Piroxicam
Terapi simpatomatik pada rheumatoid artrithis
b. Kontraindikasi
Allopurinol
Hipersensitivitas
Loratadine
Hipersensitivitas pada anak usia di bawah 2 tahun dapat menyebabkan
kejang
Piroxicam
Hipersensitivitas terhadap OAINS ,riwayat tukak lambung.
c. Efek samping
Allopurinol
Ruam ,gangguan saluran cerna, Hepatotoksik, parestesian ,Neuropati.
Loratadine
Lesu, Nyeri kepala ,sedasi
Piroxicam
Gangguan gastroinstetinal seperti stomatitis,anoreksia, mual ,konstipasi
kembung , diare.
d. Interaksi Obat
Allopurinol
Allopurinol meningkatkan toksisitas cyclophosphamide dan sitotoksik ,
menghambat metabolisme warfarine di hati, meningkatkan resiko
hipoglikemia
Efek allopurinol di kurangi oleh salisilat dan urikosurik
Loratadine
Dapat meningkatkan konsentrasi plasma jika di berikan bersamaan dengan
ketoconazole, fluconazole, erythromycin, clarithromycin, cimetidine.
Meloxicam
Kolestiramin.
Penggunaan bersama kolestiramin dapat mempercepat eliminasi
meloxicam, sehingga efektivitas meloxicam dalam mengatasi peradangan
akan berkurang.
Obat diuretik.
Penggunaan bersama obat untuk memudahkan pengeluaran air seni
(diuretik) dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Alkohol.
Pasien yang mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan iritasi pada
mukosa lambung.
Kortikosteroid.
Penggunaan bersama kortikosteroid dapat meningkatkan risiko luka pada
dinding lambung.
e. Dosis
Allopurinol
Oral : setelah makan , dewasa dosis awal 100 mg sebagai dosis tunggal ,
naikan secara bertahap dalam 1-3 minggu, sesuaikan dengan kadar asam
urat dalam plasma atau urine .
Dosis penunjang 200-600 mg
Anak dengan neoplasma /gangguan enzim :10 -20 mg/kgBB
Loratadine
Dewasa 1x10 mg/hari
Anak : 2-12 tahun dengan berat badan <30 kg :1x5 mg /hari
Anak 2-12 tahun dengan berat badan >30 kg :1x10mg/hari
Meloxicam
Osteoartritis 1x7,5 mg sehari. Dapat di tingkatkan samai 15 mg/hari
Rhematoid arthritis 1x15 mg, sehari dapat di kurangi 7,5 mg
Langsia 7,5 mg sehari