Anda di halaman 1dari 12

ANALISA RESEP

1) Resep Non Racikan


PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA
Jln. Kesehatan No. 1 Dok II Jayapura , Telp. 533616, Fax
(0967)533781

RUANGAN/POLIK : IGD
Nama Dokter : dr. X
No. SIP :
Tanggal : 29 juni 2023

R/
Natrium diclofenat 25 mg tab No X
S 2 dd 1

R/
Livron b plex tab No X
S 1 dd 1

Nama Pasien : Ny. A


Tanggal Lahir/ Umur : 11 April 1957
Berat Badan :
Alamat Pasien : (-)
1. ASSESMENT
a. Menggali Riwayat Pasien
No. Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Ny. A
Umur : (-)
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : (-)
No. HP : (-)
BB/TB : (-) kg /(-) cm
Pekerjaaan : Dokter
2 Riwayat Penyakit (-)
3 Riwayat Pengobatan (-)
4 Riwayat Alergi (-)
5 Keadaan Khusus Pasien (-)

b. Skrining Resep
1) Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter 
2 SIP dokter 
3 Alamat dokter 
4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Barat badan 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan: Resep tidak lengkap karena pada keseluruhan pengambilan tidak terdapat
paraf dokter.
Cara pengatasan: Dapat mengonfirmasi umur dan alamat kepada pasien dan
mengonfirmasi pada dokter untuk melengkapi paraf pada resep. Jika resep telah lengkap
maka dapat melakukan pemberian obat.
c. Telaah Resep
No Kategori Keterangan
Ya Tidak
1. Tepat pasien 
2. Kejelasan tulisan resep 
3. Tepat obat 
4. Tepat dosis 
5. Tepat rute pemberian 
6. Tepat waktu 
7. Duplikasi Obat 
8. Interaksi obat 
9. Berat badan 
10. Adanya kontraindikasi 

d. Informasi obat
1. Natrium diclofenat 25 mg
Indikasi : Informasi obat hanya untuk kalangan medis. obat peredang nyeri
dan nyeri ringan dan sedang dan membantu merendah kan
peradangan.terapi simtomatik untuk eksaserbasi
Dosis dewasa : Mengobati osteoarthritis : Obat kapsul 25 mg , 2x sehari
Efek samping : Gangguan dan predaran darah GI, tukak peptic, sakit kepala cemas,
ruam kulit, pruritus, tentius, edma, depresi, mengantuk, imsomnia
penglihatan kabur hipersesitivitas, kerusakan hati dan ginjal.
Kontraindikasi : hipersesitivitas terhadap iklovenat atau NSAID lainnya.
Interaksi obat : Interaksi obat diklofenak di antaranya berupa peningkatan risiko
efek samping diklofenak, serta penurunan konsentrasi diklofenak
atau obat lain.

2. Livron b plex
Indikasi : Anemia makrositik hiperkromik, tropikal mega-loplastik anemia,
anemia hiperkromik sehabis keracunan, infeksi atau perdarahan,
penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin B, sesudah
pengobatan dengan antibiotika, sulfonamida, sebagai tambahan
vitamin.
Dosis dewasa : Dewasa: 3 x sehari 1-2 tablet atau menurut petunjuk dokter. Anak-
anak: 3 x sehari 1 tablet atau menurut petunjuk dokter
Efek samping : Mual, muntah, pusing dan sakit kepala.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Interaksi obat : 1. Levodopa
2. Phenobarbital
3. Fenitoin
4. Sulfasalazine
5. Chloramphenicol
6. Methotrexate
7. Cotrimoxazole
8. Lithium
9. Vitamin D
10. Omeprazole
11. Quinolone
12. Tetrasiklin
13. Levothyroxine
List di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi
dengan Livron B Plex. Diingatkan untuk memberi
tahu dokter semua obat baik obat kimiawi, herbal
atau vitamin yang sedang atau akan kamu
konsumsi.

Tidak semua obat berinteraksi dengan Livron B Plex, namun terapi


tetap disesuaikan tergantung kondisi kamu.

f. KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)


Apoteker awalnya memanggil pasien Ny. A kemudian mengonfirmasi kembali apa benar
pasien merupakan Ny. A kemudian baru melakukan KIE sebagai berikut:
 Jika hanya natrium diklovenat yang diberikan:
Baik ibu, terdapat 2 obat dimana obat pertama merupakan natrium diklovenat yang
dikonsumsi 30 menit sesudah makan pagi. Kemudian yang berikutnya obat Livron b plex
yang harus dikonsumsi 1 kali sehari dimana satu kali minum langsung 1tablet. Karena obat
merupakan antibiotik maka wajib dihabiskan.
.
ANALISA RESEP
2) Resep Racikan
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA
Jln. Kesehatan No. 1 Dok II Jayapura , Telp. 533616, Fax (0967)533781

RUANGAN/POLIK : Anak
Nama Dokter : dr. A
No. SIP :
Tanggal : 24 Juli 2023

R/
Ambroxsol tab 10 mg
Ctm tab 2 mg
Dexsametason tab 0.2 , mg No XV
Sabutamol 2 mg No
m.f. pulv dtd
S 2 dd 1 pulv

R/
Paratusin mg No VI
S 3 dd 1 pulv

Nama Pasien : An. Y


No. RM : (-)
Tanggal Lahir/ Umur : 10 tahun
Berat Badan : 20 kg
Alamat Pasien : Kompleks RSUD
1. ASSESMENT
a. Menggali Riwayat Pasien
No. Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : An. Y
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : (-)
Alamat : (-)
No. HP : (-)
BB/TB : 20 kg /(-) cm
Pekerjaaan : (-)
2 Riwayat Penyakit (-)
3 Riwayat Pengobatan (-)
4 Riwayat Alergi (-)
5 Keadaan Khusus Pasien (-)

b. Skrining Resep
1) Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter 
2 SIP dokter 
3 Alamat dokter 
4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Barat badan 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan: Resep tidak lengkap karena jenis kelamin pasien tidak diberitahukan.
Cara pengatasan: Dapat mengonfirmasi jenis kelamin kepada pasien. Jika resep telah
lengkap maka dapat melakukan pemberian obat.
c. Telaah Resep
No Kategori Keterangan
Ya Tidak
1. Tepat pasien 
2. Kejelasan tulisan resep 
3. Tepat obat 
4. Tepat dosis 
5. Tepat rute pemberian 
6. Tepat waktu 
7. Duplikasi Obat 
8. Interaksi obat 
9. Berat badan 
10. Adanya kontraindikasi 

d. Informasi obat
1. Ambroxsol tab 10 mg
Indikasi : sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis khususnya
pada eksaserbasi bronkitis kronis dan bronkitis asmatik dan asma
bronkial.

Dosis yang diminta × jumlah obat


Rumus pengambilan =
Dosis yang tersedia
10 mg×15
Pengambilan = = 5 tablet
30 mg
Efek samping : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan
sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping
yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga
medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat
adalah: Mual, muntah, diare, dispepsia, mulut atau tenggorokan
kering, sakit perut, mulas, hipoestesia oral atau faring, dysgeusia.
Berpotensi Fatal: Jarang, reaksi anafilaksis (misalnya syok
anafilaksis, angioedema, ruam, urtikaria, pruritus).
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Interaksi obat : 1. Mual
2. Sakit perut
3. Perut kembung
4. Mulut atau tenggorokan terasa kering
5. Muntah atau mual
6. Sensasi rasa terbakar di dada (heartburn)
7. Diare
Bila efek samping di atas tidak kunjung membaik atau semakin
memburuk, lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain itu, Anda
harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat yang
dapat ditandai dengan munculnya ruam gatal di kulit, bengkak
pada bibir dan kelopak mata, atau sesak napas.
2. Ctm tab 2 mg
Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal-gatal,
urtikaria, dermatitis.
Dosis yang diminta × jumlah obat
Rumus pengambilan :
Dosis yang tersedia
2mg ×15
Pengambilan : = 5 tablet
6 mg
3. Dexamethasone (Basic Pharmacology & Drug Notes, 2022).
Indikasi : Dasar penggunaan obat ini adalah efek anti-inflamasi dan
kemampuan menekan reaksi imun
Dosis anak : 0,08-0,3 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi 6-12 jam (rentang bawah
dosis yaitu 0,3467 mg dan rentang atas dosis yaitu 1,3 mg)
Dosis yang di minta × jumlah obat
Rumus pengambilan =
Dosis yang tersedia
0 ,2 mg ×15
Pengambilan = = 6 tablet
0 ,5 mg
Efek samping : (-)
Kontraindikasi : (-)
Interaksi obat : (-)
4. Salbutamol
Indikasi : Bronkospasme pada semua jenis asma bronkial, bronkritis kronik,
dan emfisema
Dosis anak : Anak-anak berusia 6-12 tahun : 2 kali sehari 2 mg.
Dosis yang diminta × jumlah obat
Rumus pengambilan =
Dosis yang tersedia
2mg ×10
Pengambilan = = 7.5 tablet
4 mg
Efek samping : Takikardi, palpitasi, mual, muntah, kram otot, tremor, sakit kepala.
Kontra indikasi : Hipersensitif salbutamol
Interaksi obat : Penggunaan salbutamol bersamaan dengan obat tertentu dapat
menimbulkan efek interaksi, seperti:
 Meningkatkan risiko terjadinya jantung berdebar, nyeri dada,
dan tekanan darah tinggi, bila digunakan bersama obat golongan
MAOI atau antidepresan golongan trisiklik, seperti amitriptyline
 Menghambat kerja salbutamol dan meningkatkan risiko sesak
napas yang parah, bila digunakan bersama obat golongan beta-
blocker, seperti propranolol
 Meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia (kekurangan
kalium), bila digunakan bersama obat kortikosteroid, teofilin,
atau golongan obat diuretik, seperti thiazide, diuretik loop, dan
furosemide

5. Paratusin
Indikasi : Untuk meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.
Dosis anak : Dewasa : 4 sendok takar (20 ml), 3 kali sehari Anak-anak usia 6-12
tahun : 2 sendok takar (10 ml), 3 kali sehari Anak-anak usia 2-5
tahun : 1 sendok takar (5 ml), 3 kali sehari
Efek samping : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan
sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping
yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga
medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat
adalah: Mengantuk, pusing, mulut kering, ruam kulit, kejang
epileptiform (dosis tinggi).
Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat. Penderita
dengan gangguan gungsi hati yang berat. Hipertiroidisme,
hipertensi, Penyakit Jantung Kronis, terapi dengan MAOI, nefropati.
Interaksi obat : 1. Mengantuk.
2. Mual.
3. Muntah.
4. Sakit perut.
5. Pusing.
6. Mulut kering.
Jika kondisi di atas tidak juga membaik atau diikuti efek samping
obat seperti berikut, hentikan penggunaan obat dan
periksakan diri Anda ke dokter.
1. Ruam atau gatal pada kulit.
2. Kesulitan bernapas.
3. Wajah, lidah, atau leher membengkak.
4. Detak jantung meningkat dan tidak beraturan.
5. Kejang-kejang.
Efek samping yang dirasakan setiap orang mungkin berbeda-
beda. Jika Anda memiliki kekhawatiran usai minum obat,
konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

d. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)


Apoteker awalnya memanggil pasien An. Y kemudian mengonfirmasi kembali apa benar
pasien merupakan wali dari An. Y kemudian baru melakukan KIE sebagai berikut:
Baik ibu, terdapat 1 obat puyer dimana obat puyer pertama merupakan Ambroksol, Ctm,
dexamethasone dan Sabutamol yang dikonsumsi 2×sehari 2 bungkus (pagi dan malam
dengan jarak minum obat 12 jam). Obat ini berfungsi untuk mengatasi gejala flu dan batuk
yang dialami.
Kemudian yang berikutnya obat Paratusin yang dikonsumsi 3×sehari 1 bungkus (pagi,
siang dan malam dengan jarak minum obat 8 jam).
Mengonfirmasi kembali apakah penerima mengerti dan memahami informasi yang
diberikan dengan cara meminta penerima untuk kembali mengulang informasi yang telah
diberikan. Jika penerima mengerti dan memahami informasi yang diberikan maka obat dapat
diserahkan.

Anda mungkin juga menyukai