ASSESMENT
a. Menggali Riwayat Pasien
No Kriteria Keterangan
.
Penyakit2 yang
Riwayat
pernahPenyakit
diderita : Hipertensi & nyeri lambung
Keluhan sekarang : Tekanan darat tinggi & nyeri lambung.
Data Laboratorium : -
Diagnosis dokter : Hipertensi dan maag.
3 Riwayat -
Pengobatan
4 Keadaan Khusus -
Pasien
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter ü
3 Alamat dokter ü
ü
4 Nomor telepon ü
Invocatio
6 ü
Tanda resep diawal penulisan resep
(R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat ü
8 Kekuatan obat ü
9 Jumlah obat ü
Signatura
10 Nama pasien ü
11 Jenis kelamin ü
12 Umur pasien ü
13 Barat badan ü
14 Alamat pasien ü
16 Iter/tanda lain ü
Subscriptio
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP dokter,
nomor telepon dokter, kekuatan obat, dan berat badan pasien.
Cara pengatasan SIP dokter dan nomor telepon dokter dapat dikonfirmasi kepada
dokter untuk memastikan keabsahan resep, SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter
bekerja diinstansi. Kekuatan sediaan dapat dikonfirmasi kedokter atau dipilih
kekuatan yang terkecil. Sementara data pasien seperti berat badan pasien dapat
ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.
1 Nifedipin tab 2 x sehari 1 Dewasa Dosis awal 30 mg sekali sehari Under dose 3 x sehari 1
tablet sebagai sustain release, 10 mg 3 kali tablet
sehari sebagai kapsul.
Dosis lazim 10-30 mg 3 kali/hari sebagai
kapsul atau 30-60 mg sekali sehari sebagai
SR
Dosis maksimum 120-180 mg/hari
Meningkatkan SR pada interval 7-14 hari.
(DIH, 2010: 1065).
2 Platacid 3 x sehari 10 Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan Sesuai -
forte syr mL 1 jam sesudah tiap kali makan dan
menjelang tidur malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida
yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus
berat berikan tiap 2 jam.
(MIMS, 2012: 9).
Definisi
Sakit ulu hati (maag) adalah suatu gangguan yang tidak begitu serius. Penyebabnya ialah
kelebihan asam lambung yang mengalir keatas ke kerongkongan (esofagus), karena otot lingkar
(sfingter) antara kerongkongan dan lambung tidak bekerja dengan baik lagi. Hal ini diakibatkan
oleh antara lain hiatus hernia dan tekanan tinggi dalam perut. Misalnya karena kehamilan, terlalu
gemuk, lambung terus-menerus penuh dengan makanan atau gas, batuk atau sembelit kronis, dan
pakaian yang terlalu ketat. Begitupula dengan asam lambung yang berlebihan karena banyak
merokok atau terlalu banyak makan.
Gejala
Gejala-gejalanya berupa nyeri seperti terbakar pada kerongkongan yang dirasakan di
belakang tulang dada, terutama jika 1 jam setelah makan (terlalu banyak) dan bila membungkuk
atau baring. Selalu terasa nyeri yang menusuk di bagian lambung, mual dan muntah-muntah.
Adakalanya keluhan ini berkurang sesudah makan, tetapi kadang-kadang justru menghebat.
Seringkali penderita terbangun dari tidur karena perasaan pedih dan adanya sedikit asam dalam
mulut. Lazimnya serangan berlangsung 0,5 jam sampai lebih dari 1 jam. Bila tidak diobati
dengan tepat, dinding kerongkongan yang berlainan dengan dinding lambung yang tidak tahan
asam akan dirusak mukosanya. Dengan demikian terjadilah radang dinding kerongkongan yang
lebih serius (Swamedikasi: 94).
Pengobatan
Lazimnya dilakukan dengan sejumlah obat yang hanya bekerja simptomatis, yakni
meringankan gejala-gejalanya dengan jalan menurunkan keasaman isi lambung (antasida, H 2-
bloker, penghambat pompa-proton, antikolinergik) (OOP: 249).
1) Nifedipin
Komposisi:
Nifedipin 10 mg.
Indikasi:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung, hipertensi atau fenomena Raynaud.
Dosis:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung Dosis awal 1 tab 3x/hari, dapat
ditingkatkan menjadi 9-12 tab/hari pada angina.
Hipertensi atau fenomena Rauynaud dapat ditingkatkan sampai dengan 2 tab 3x/hari.
Pemberian Obat:
Dapat diberikan dengan atau tanpa makan. Hindari jus grapefruit.
Kontra Indikasi:
Hamil.
Peringatan:
Hipotensi berat, penderita lemah jantung.
Efek Samping:
Pusing, kemerahan pada muka, sakit kepala, hipotensi, edema perifer. Hepatitis, ruam, kram
otot, sindrom nefrotik, psikosis akut, hyperplasia gingival.
Interaksi Obat:
Meningkatkan efek antihipertensi B-Blocker, meningkatkan bioavaibilitas dengan simetidin,
ranitidine.
Kategori Kehamilan: C
(MIMS, 2012: 50).
Komposisi:
Per tab forte/5 mL susp forte: Mg(OH)2 400 mg, Al(OH)3 400 mg, simethicon 100 mg.
Indikasi:
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak deudenum.
Dosis:
Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan 1 jam sesudah tiap kali makan dan menjelang tidur
malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus berat berikan
tiap 2 jam.
Pemberian Obat:
Berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang
tidur malam.
Peringatan:
Insufisiensi ginjal.
Efek Samping:
Konstipasi dan diare.
Interaksi Obat:
Mengganggu absorbs tertasiklin, simetidin.
Kategori Kehamilan: -
Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat
AINS, tukak duodenum karena H. Pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Peringatan :
Gangguan ginjal dan hati (kurangi dosis); kehamilan dan menyusui; injeksi intravena lebih baik
dihindari (infus lebih baik), terutama pada dosis tinggi (kadang-kadang dapat menyebabkan
aritmia); gangguan kardiovaskular; hindarkan pada porfiria (IONI : 17).
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas. Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping :
Sakit kepala, reaksi alergi, mual, muntah, pusing, lesu, diare, konstipasi.
Dosis :
Oral 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sebelum tidur malam (tukak lambung
dan tukak duodenum).
Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama atau tanpa makan.
Interaksi obat :
Waktu protrombin bisa dipengaruhi bila diberikan bersama antikoagulan. Antasid menurunkan
efektivitasnya, sehingga bila diberikan bersama harus terlebih dahulu dimakan 1 jam sebelum
antasid.
Mekanisme kerja :
Menghambat kerja histamin untuk menghasilkan asam lambung dengan menduduki reseptor H 2
pada sel parietal lambung (Peresepan Obat : 235).
Indikasi:
Neuritis dan neuralgia, trauma nyeri berat pada penyakit degeneratif kolumna vertebra.
Dosis:
1 kaplet 3x/hari. Maksimal 4 kaplet/hari.
Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
Kontra Indikasi:
Tekanan darah sistolik < 100 mmHg.
Peringatan:
Jangan digunakan pada nyeri otot akibat flu atau reumatik. Gangguan hematologi, gangguan
fungsi hati atau ginjal.
Efek Samping:
Reaksi hipersensitivitas, agranulositosis.
(MIMS, 2012: 143).
Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, kekurangan dapat dikonfirmasi kepada dokter maupun
pasien. Adanya efek samping hipotensi, konstipasi, diare dapat diatasi dengan meminum obat
sesuai dosis yang dianjurkan. Nifedipin under doses diatasi dengan meningkatkan frekuensi
penggunaan menjadi 3 x sehari 1 tablet. Interaksi antasida dapat menurunkan efektivitas dari
ranitidin dan ranitidin meningkatkan bioavaibilitas nifedipin dapat diatasi dengan meminum
ranitidin diminm 1 jam sebelum antasida dan beri jarak penggunaan ranitidin dan nifedipin.
2. PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a. Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara
penyimpanan yang benar.
b. Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan
tercapai.
c. Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara
penyimpanan yang benar.
No. Kriteria Informasi Isi Informasi
4 Waktu minum obat Nifedipin: dapat diberikan dengan atau tanpa makan.
Plantacid: berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah
makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang tidur
malam.
Ranitidin: dapat diberikan bersama atau tanpa makan.
Neurosanbe plus: dapat diberikan dengan atau tanpa
makan.
Plantacid ü ü ü
forte
Ranitidin ü ü
Neurisanbe ü ü ü
plus
Keterangan:
Nifedifin: 3 x/hari 1 tablet, bersama makan.
Plantacid: 3 x/hari 10 mL, perut kosong (1 jam sebelum makan).
Ranitidin: 2 x/hari 1 tablet, perut kosong/tanpa makan (1 jam sebelum antasida).
Neurosanbe plus: 3 x/hari 1 kaplet, bersama makan.
3. MONITORING
4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan berkurang, hilang/tidak,
pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan
(keluhan berkurang/tidak).