Anda di halaman 1dari 12

1.

      ASSESMENT
a.      Menggali Riwayat Pasien

No Kriteria Keterangan
.

1 Data Pasien Nama : Tn. R


Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : L / P
Alamat : Kentungan km 6,5
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Kondisi : Hipertensi dan nyeri lambung.

Penyakit2 yang
Riwayat
pernahPenyakit
diderita : Hipertensi & nyeri lambung
Keluhan sekarang : Tekanan darat tinggi & nyeri lambung.
Data Laboratorium : -
Diagnosis dokter : Hipertensi dan maag.

3 Riwayat -
Pengobatan

4 Keadaan Khusus -
Pasien

b.      Skrining Resep


1)      Administratif (Kelengkapan Resep)

PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK

Inscription

Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter ü   
3 Alamat dokter ü   
ü   
4 Nomor telepon ü   

5 Tempat dan tanggal ü   


penulisan
resep

Invocatio
6 ü   
Tanda resep diawal penulisan resep
(R/)

Prescriptio/Ordonatio

7 Nama Obat ü   

8 Kekuatan obat ü   

9 Jumlah obat ü   

Signatura

10 Nama pasien ü   

11 Jenis kelamin ü   

12 Umur pasien ü   

13 Barat badan ü   

14 Alamat pasien ü   

15 Aturan pakai obat ü   

16 Iter/tanda lain ü   

Subscriptio

17 Tanda tangan/paraf dokter ü   

Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP dokter,
nomor telepon dokter, kekuatan obat, dan berat badan pasien.
Cara pengatasan SIP dokter dan nomor telepon dokter dapat dikonfirmasi kepada
dokter untuk memastikan keabsahan resep, SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter
bekerja diinstansi. Kekuatan sediaan dapat dikonfirmasi kedokter atau dipilih
kekuatan yang terkecil. Sementara data pasien seperti berat badan pasien dapat
ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.

2)      Kesesuaian Farmasetis

No Kriteria Permasalahan Pengatasan


1 Bentuk sediaan - Sesuai
2 Stabilitas obat - Sesuai
3 Inkompatibiltas - Sesuai
4 Cara pemberian - Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai - Sesuai
3)      Dosis

No. Nama Obat Dosis Resep Dosis Literatur Kesimpulan Rekomendasi

1 Nifedipin tab 2 x sehari 1 Dewasa Dosis awal 30 mg sekali sehari Under dose 3 x sehari 1
tablet sebagai sustain release, 10 mg 3 kali tablet
sehari sebagai kapsul.
Dosis lazim 10-30 mg 3 kali/hari sebagai
kapsul atau 30-60 mg sekali sehari sebagai
SR
Dosis maksimum 120-180 mg/hari
Meningkatkan SR pada interval 7-14 hari.
(DIH, 2010: 1065).

2 Platacid 3 x sehari 10 Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan Sesuai -
forte syr mL 1 jam sesudah tiap kali makan dan
menjelang tidur malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida
yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus
berat berikan tiap 2 jam.
(MIMS, 2012: 9).

3 Ranitidin tab 2 x sehari 1 Dewasa 150 mg 2x/hari, maintenance 150 Sesuai -


tablet mg 1x/hari.
(DIH, 2010: 1296).

4 Neurosanbe 3 x sehari 1 1 kaplet 3x/hari. Maksimal 4 kaplet/hari. Sesuai -


plus tab tablet (MIMS, 2012: 143).

4)      Pertimbangan Klinis

No. Kriteria Permasalahan Pengatasan


1 Indikasi - -
2 Kontraindikasi - -
3 Interaksi Antasida dapat menurunkan efektivitas Ranitidin dimakan 1 jam sebelum
dari ranitidin. antasida.
Ranitidin meningkatkan bioavaibilitas Beri jarak penggunaan ranitidin dan
Nifedipin.
nifedipin.
4 Dupikasi/polifarmasi - -
5 Alergi - -.
6 Efek samping Hipotensi, konstipasi, diare. Pemakaian obat sesuai dosis yang
dianjurkan.
Reaksi obat yang - -
merugikan
(ADR/Adverse Drug
Reaction)

c.       Karakteristik Penyakit


1)                                    Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi yang semakin banyak terjadi
belakangan ini, dan lebih sering dialami oleh kaum pria. Hipertensi terjadi bila aliran darah
didalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh darah.
Hasil atau nilai pengukuran tekanan darah terdiri dari 2 nilai: nilai yang lebih tinggi disebut
sebagai tekanan darah sistolik, dan nilai yang lebih rendah disebut tekanan darah diastolik.
Tekanan darah normal yaitu ≤ 120 (sistolik) / 80 (diastolik) mmHg, tetapi nilai ini bervariasi
untuk masing-masing orang. Sebagian besar (90%) kasus hipertensi tidak diketahui
penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko seseorang
untuk mengalami hipertensi, antara lain: usia, keturunan, jenis kelamin, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol, obesitas (kegemukan), stres, penyakit ginjal, gangguan adrenal, penyakit
jantung bawaan, obat-obat tertentu, preeklamsia, konsumsi makanan yang mengandung garam,
dan gaya hidup yang kurang aktif.
(MIMS, 2012: A98).
2)                                    Maag
Ulkus merupakan istilah umum yang mengacu pada kerusakan kulit lapisan permukaan dari usus
atau mulut, tetapi biasanya digunakan untuk ulkus pada saluran cerna. Derajat keasaman yang
berlebihan (hiperasiditas) atau adanya mikroorganisme seperti Helicobacter pylori biasanya
menjadi penyebab terjadinya ulkus pada saluran cerna. Helicobacter pylori adalah penyebab
terbanyak infeksi saluran cerna. Bakteri ini tumbuh subur pada lapisan mukosa yang melindungi
dinding saluran cerna. Faktor-faktor seperti merokok dan stress, jadwal makan tidak teratur, cara
diet yang salah, konsumsi alkohol berlebihan, dan beberapa obat-obatan juga mempengaruhi
terjadinya ulkus. Orang yang menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dalam jangka
lama, terutama mereka yang mengidap arthritis, akan mengalami ulkus (tukak) lambung. Ulkus
peptikum dapat mengenai pria, wanita, dan anak-anak. Gejala-gejala ulkus antara lain : rasa perih
di ulu hati atau nyeri ketika lapar, mual, nyeri hilang beberapa menit setelah perut diisi makanan
atau antasida, nyeri berulang, biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa bulan,
berat badan turun. Kebanyakan ulkus yang banyak sembuh sendiri tanpa diobati. Tetapi gejala
ulkus dapat kambuh kembali dan memburuk jika factor penyebabnya tidak diatasi dan akhirnya
beresiko terjadi komplikasi seperti perdarahan dan perforasi lambung. Ulkus peptikum, gaster
atau duodenum kronik juga dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut, yang selanjutnya dapat
menghalangi jalannya makanan, sehingga mengakibatkan muntah dan berat badan menurun.

Definisi
Sakit ulu hati (maag) adalah suatu gangguan yang tidak begitu serius. Penyebabnya ialah
kelebihan asam lambung yang mengalir keatas ke kerongkongan (esofagus), karena otot lingkar
(sfingter) antara kerongkongan dan lambung tidak bekerja dengan baik lagi. Hal ini diakibatkan
oleh antara lain hiatus hernia dan tekanan tinggi dalam perut. Misalnya karena kehamilan, terlalu
gemuk, lambung terus-menerus penuh dengan makanan atau gas, batuk atau sembelit kronis, dan
pakaian yang terlalu ketat. Begitupula dengan asam lambung yang berlebihan karena banyak
merokok atau terlalu banyak makan.
Gejala
Gejala-gejalanya berupa nyeri seperti terbakar pada kerongkongan yang dirasakan di
belakang tulang dada, terutama jika 1 jam setelah makan (terlalu banyak) dan bila membungkuk
atau baring. Selalu terasa nyeri yang menusuk di bagian lambung, mual dan muntah-muntah.
Adakalanya keluhan ini berkurang sesudah makan, tetapi kadang-kadang justru menghebat.
Seringkali penderita terbangun dari tidur karena perasaan pedih dan adanya sedikit asam dalam
mulut. Lazimnya serangan berlangsung 0,5 jam sampai lebih dari 1 jam. Bila tidak diobati
dengan tepat, dinding kerongkongan yang berlainan dengan dinding lambung yang tidak tahan
asam akan dirusak mukosanya. Dengan demikian terjadilah radang dinding kerongkongan yang
lebih serius (Swamedikasi: 94).
Pengobatan
Lazimnya dilakukan dengan sejumlah obat yang hanya bekerja simptomatis, yakni
meringankan gejala-gejalanya dengan jalan menurunkan keasaman isi lambung (antasida, H 2-
bloker, penghambat pompa-proton, antikolinergik) (OOP: 249).

d.      Karakteristik Obat

1)      Nifedipin
Komposisi:
Nifedipin 10 mg.

Indikasi:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung, hipertensi atau fenomena Raynaud.

Dosis:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung Dosis awal 1 tab 3x/hari, dapat
ditingkatkan menjadi 9-12 tab/hari pada angina.
Hipertensi atau fenomena Rauynaud dapat ditingkatkan sampai dengan 2 tab 3x/hari.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan dengan atau tanpa makan. Hindari jus grapefruit.

Kontra Indikasi:
Hamil.

Peringatan:
Hipotensi berat, penderita lemah jantung.

Efek Samping:
Pusing, kemerahan pada muka, sakit kepala, hipotensi, edema perifer. Hepatitis, ruam, kram
otot, sindrom nefrotik, psikosis akut, hyperplasia gingival.

Interaksi Obat:
Meningkatkan efek antihipertensi B-Blocker, meningkatkan bioavaibilitas dengan simetidin,
ranitidine.

Kategori Kehamilan: C
(MIMS, 2012: 50).

2)      Plantacid Forte Syr

Komposisi:
Per tab forte/5 mL susp forte: Mg(OH)2 400 mg, Al(OH)3 400 mg, simethicon 100 mg.

Indikasi:
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak deudenum.
Dosis:
Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan 1 jam sesudah tiap kali makan dan menjelang tidur
malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus berat berikan
tiap 2 jam.

Pemberian Obat:
Berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang
tidur malam.

Peringatan:
Insufisiensi ginjal.

Efek Samping:
Konstipasi dan diare.

Interaksi Obat:
Mengganggu absorbs tertasiklin, simetidin.

Kategori Kehamilan: -

(MIMS, 2012: 9).


3) Ranitidin
Komposisi :
Ranitidin tablet 150 mg, 300 mg.

Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat
AINS, tukak duodenum karena H. Pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung akan bermanfaat.

Peringatan :
Gangguan ginjal dan hati (kurangi dosis); kehamilan dan menyusui; injeksi intravena lebih baik
dihindari (infus lebih baik), terutama pada dosis tinggi (kadang-kadang dapat menyebabkan
aritmia); gangguan kardiovaskular; hindarkan pada porfiria (IONI : 17).

Kontraindikasi :
Hipersensitivitas. Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.

Efek samping :
Sakit kepala, reaksi alergi, mual, muntah, pusing, lesu, diare, konstipasi.

Dosis :
Oral 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sebelum tidur malam (tukak lambung
dan tukak duodenum).

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama atau tanpa makan.

Interaksi obat :
Waktu protrombin bisa dipengaruhi bila diberikan bersama antikoagulan. Antasid menurunkan
efektivitasnya, sehingga bila diberikan bersama harus terlebih dahulu dimakan 1 jam sebelum
antasid.

Mekanisme kerja :
Menghambat kerja histamin untuk menghasilkan asam lambung dengan menduduki reseptor H 2
pada sel parietal lambung (Peresepan Obat : 235).

3)      Neurosanbe Plus


Komposisi:
Metampyron 500 mg, vit B1 50 mg, vit B6 100 mg, vit B12 100 mcg.

Indikasi:
Neuritis dan neuralgia, trauma nyeri berat pada penyakit degeneratif kolumna vertebra.

Dosis:
1 kaplet 3x/hari. Maksimal 4 kaplet/hari.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra Indikasi:
Tekanan darah sistolik < 100 mmHg.

Peringatan:
Jangan digunakan pada nyeri otot akibat flu atau reumatik. Gangguan hematologi, gangguan
fungsi hati atau ginjal.

Efek Samping:
Reaksi hipersensitivitas, agranulositosis.
(MIMS, 2012: 143).

Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, kekurangan dapat dikonfirmasi kepada dokter maupun
pasien. Adanya efek samping hipotensi, konstipasi, diare dapat diatasi dengan meminum obat
sesuai dosis yang dianjurkan. Nifedipin under doses diatasi dengan meningkatkan frekuensi
penggunaan menjadi 3 x sehari 1 tablet. Interaksi antasida dapat menurunkan efektivitas dari
ranitidin dan ranitidin meningkatkan bioavaibilitas nifedipin dapat diatasi dengan meminum
ranitidin diminm 1 jam sebelum antasida dan beri jarak penggunaan ranitidin dan nifedipin.
2.      PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a.       Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara
penyimpanan yang benar.
b.      Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan
tercapai.
c.       Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara
penyimpanan yang benar.
No. Kriteria Informasi Isi Informasi

1 Nama Obat Nifedipin


Plantacid forte
Ranitidin
Neurosanbe plus

2 Kegunaan Nifedipin: mengatasi darah tinggi


obat/outcome terapi Plantacid forte: Mengurangi gejala kelebihan asam
yang diharapkan lambung, tukak lambung, tukak deudenum.
Ranitidin: Mengatasi tukak lambung, mengurangi
asam lambung.
Neurosanbe plus: Mengatasi Nyeri, pegal-pegal.

3 Aturan pakai Nifedipin: 3 x sehari 1 tablet, dapat diberikan dengan


atau tanpa makan. Hindari jus grapefruit.
Plantacid: 3 x sehari 10 mL, berikan dalam perut
kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum
makan dan menjelang tidur malam.
Ranitidin: 2 x sehari 1 tablet, dapat diberikan bersama
atau tanpa makan.
Neurosanbe plus: 3 x sehari 1 kaplet, dapat diberikan
dengan atau tanpa makan.

4 Waktu minum obat Nifedipin: dapat diberikan dengan atau tanpa makan.
Plantacid: berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah
makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang tidur
malam.
Ranitidin: dapat diberikan bersama atau tanpa makan.
Neurosanbe plus: dapat diberikan dengan atau tanpa
makan.

5 Cara pakai Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x


sehari artinya tiap 8 jam, 2 x sehari artinya tiap 12
jam.

6 Durasi penggunaan 30 hari


obat
7 Efek samping Hipotensi, konstipasi, diare dapat diatasi dengan
meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Efek
samping lain anemia, mual, muntah.
8 Penyimpanan Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu kamar
(25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.
9 Aktivitas yang Aktivitas yang disarankan:
disarankan/dihindari Pertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga
secara teratur, diet rendah garam dan rendah lemak.

Belajar untuk releks dan mengendalikan stres.

Kontrol berat badan.

Periksa tekanan darah teratur

Meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Minum


air putih. Jika lambung terasa perih, minumlah air
untuk mengurangi rasa perih tersebut.

Bila lupa minum antasida maka segeralah minum jika


mengingatnya. Jika sudah mendekati waktu minum
obat berikutnya, hilangkan saja dan kembali pada
jadwal semula. Jangan minum obat tersebut 2 dosis
sekaligus.

Bila keluhan sudah sembuh, penggunaan masing-


masing obat dapat dihentikan.
Makan dalam porsi sedang (tidak banyak). Makan
yang lunak.

Makan makanan yang kaya buah dan sayur, namun


hindari sayur dan buah yang bersifat asam (misalnya
jeruk, lemon, grapefruit,nanas, tomat).

Aktivitas yang dihindari:


Jika merokok, berhenti merokok.

Hindari minum alkohol.

Gaya hidup tidak sehat, stress.


Hindari makanan yang mengiritasi seperti pedas,
asam, dan yang digreng, berlemak, kopi/kafein,
minuman berkarbonasi,
Jangan berbaring setelah makan untuk mencegah
refluk (aliran balik) asam lambung.
Hindari penggunaan obat NSAID.

Konseling cara penggunaan obat


Jadwal minum obat

Waktu minum obat


Nama
Pagi Pagi Pagi Siang Siang Sore Malam Malam
Obat
(05.00) (6.00) (7.00) (13.00) (14.00) (19.00) (20.00) (21.00)
Nifedifin ü    ü    ü   

Plantacid ü    ü    ü   
forte
Ranitidin ü    ü   

Neurisanbe ü    ü    ü   
plus

Keterangan:
Nifedifin: 3 x/hari 1 tablet, bersama makan.
Plantacid: 3 x/hari 10 mL, perut kosong (1 jam sebelum makan).
Ranitidin: 2 x/hari 1 tablet, perut kosong/tanpa makan (1 jam sebelum antasida).
Neurosanbe plus: 3 x/hari 1 kaplet, bersama makan.
3.      MONITORING

Hal-hal yang perlu monitoring:


a.      Pantau perkembangan pasien apakah asam lambung masih meningkat atau sudah mulai
menurun.
b.      Kepatuhan pasien minum obat.
c.       Kemungkinan timbulnya efek samping seperti anemia, mual, muntah.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan berkurang, hilang/tidak,
pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan
(keluhan berkurang/tidak).

Anda mungkin juga menyukai