Anda di halaman 1dari 43

ILMU RESEP

resep nomor 2,4,6,8

Novia krey
20170511064004
ANALISA RESEP
1. Assesment
a. Menggali Riwayat Pasien
No kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Viera
Umur : 2,5 bulan
Jenis kelamin : -
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : - kg/ - cm
Pekerjaan : -
2 Riwayat Pasien -
3 Riwayat -
Pengobatan
4 Riwayat alergi -
5 Keadaan khusu -
pasien
b. Skrining resep
1. Administratif (Kelengkapan Resep)

PADA RESEP
No URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas Dokter
1 Nama dokter 
2 SIP Dokter 
3 Alamat dokter 

4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep 
Prescriptio/Ordinatio
7 Nama obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Berat badan pasien 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 
Subscribtio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan:
Resep tidak lengkap
karena pada resep tidak terdapat jenis kelamin pasien berat badan pasien, serta alamat
pasien.
Cara pengatasan :
Untuk mengatasi resep yang tidak lengkap dapat dikonsultasikan kepada dokter yang
bersangkutan, dan untuk indentitas lengkap pasien seperti yang tidak tertera pada resep
dapat di tanyakan kepada dokter yang bersangkutan jika ada atau dapat di tanyakan
langsung kepada yang pemberi resep (pasien atau keluarga pasien).
2. kesesuaian farmasetis
No Kriteria Ket Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Sesuai
2 Stabilitas obat Sesuai
3 Inkompatibilitas Sesuai
4 Cara pemberian Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai Sesuai
EDUKASI
R/ Lapicef 125 mg no. 1
S 2.dd.gtt.0,6 . PC habiskan

edukasi : lapicef syrup 125 mg digunakan 2 x sehari pagi dan malam setiap 12 jam sekali ,
diminum sesudah makan , harus dihabiskan.

R/ Lasal 0,5 mg
Flamicort 1/ 6 tab
interpect 3 mg
pehachlor 0,5 mg
S 3.dd.1

edukasi : lasal , flamicort, interpect , dan pehachlor masing-masing obat di gunakan 3 x


sehari
3. Dosis
4. Pertimbangan klinis
1. indikasi
• Lapicef: Pengobatan yang disebakan oleh bakteri gram positif. Infeksi saluran kemih,
infeksi pernapasan, dan infeksi kulit jaringan lunak.
• Lasal:Meredakan bronkospasme pada asama dan obstruksi saluran napas
reversiblelainnya.
• Flamicort: Untuk menangani berbagai gejala alergi dan radang, baik pada hidung
(rhinitis alergi), kulit, rongga mulut maupun sendi.
• Interpect: Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis.
• Pehachlor: Untuk mengatasi pilek, bersin-bersin, mata berair, gatal pada mata, gatal
pada terggorokan yang disebakan oleh reaksi alergi

2. Kontraindikasi
• Lapicef: Hipersensitivitas terhadap cephalosporin
• Lasal: Hipersensitivitas terhadap salbutamol
• Flamicort: Hipersensitivitas
• Interpect: Hpersensitivitas terhadap ambroxol
• Pehachlor: Pofiria, serangan asma akut, anak<1 tahun, dan bayi premature.
3. Interaksi
Salbutamol(Lasal) berinteraksi dengan Ambroxol (Interpect).
permasalahan : Interaksi antar kedua obat ini dapat memengaruhi metabolisme dalam
tubuh.
pengatasan : Lasal dapat dipisahkan agar penggunaan waktu yang berbeda ( monitoring
obat )

4. Dupikasi/polifarmasi : tidak ada

5. Alergi : tidak ada

6. Efek samping
• Lapicef: Mual, muntah, diare
• Lasal: tremor
• Flamicort: Gangguan saluran cerna
• Interpect: mual, muntah
• Pehachlor: sakit kepala, reaksi alergi

7. Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)


ANALISA RESEP
1. Assesment
a. Menggali Riwayat Pasien
No Kriteria Keterangan
1 Data pasien Nama : Ny. Mike
Umur : -
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : -
Pekerjaan : -
2 Riwayat penyakit -
3 Riwayat -
pengobatan
4 Riwayat alergi -
5 Keadaan khusus -
pasien
b. Skrining resep
1. Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No URAIAN
ADA TIDAK
Inscriptio
Identitas dokter
1 Nama Dokter 
2 SIP Dokter 
3 Alamat dokter 
4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6 Tanda resep pada diawall penulisan resep 
Prescriptio/Ordinatio
7 Nama obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin pasien 
12 Umur pasien 
13 Berat badan pasien 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/ tanda lain 
Suscriptio
17 Tanda tangan / paraf dokter 
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap
karena pada resep tidak terdapat kekuatan obat,umur pasien,berat badan,dan alamat pasieen
Cara pengatasan:
Untuk yang berhubungan dengan resep ( kekuatan obat) di tanyakan pada dokter dengan cara
menelfon atau dengan cara mendatangi alamamat yang tertera pada resep sedangkan untuk
yang berhubungan dengan pasien bisa ditanyakan langsung pada pasien atau orang yang
membawa resep
2. Kesesuaian Farmasis

No Kriteria Ket Permasalahan Pengatasan


1 Bentuk obat Sesuai
2 Stabilitas obat Sesuai
3 Inkompatibilitas obat Sesuai
4 Cara pemberian Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai Sesuai
EDUKASI
R/ cefixime 100mg diminum 2 kali sehari 1 tablet pada pagi dan malam hari dengan jangka
waktu 12 jam, diminum sesudah makan dan harus di habiskan.
 
R/ Lasal 4 mg diminum 3 kali sehari 1 capsul, pagi, siang dan malam setiap 8 jam sekali,
diminum sesudah makan,digunakan bila sesak
 
R/ Hexilon 4mg diminum 2 kali sehari 1 tablet, pagi dan malam setiap 12 jam sekali, diminum
sesudah makan.

R/ VecitrinCaps diminum 3 kali sehari 1 capsul, pagi, siang dan malam setiap 8 jam sekali,
diminum sesudah makan .
 
3. Dosis
4. Pertimbangan Klinis
1. Indikasi
• Cefixime : ISK tanpa komplikasi, otitis media, faringitis, tonsilitas, bronchitis
akut dan kronk
• Lasal : asma bronkal., bronkitis kronik, emfisema dan peny. Paru lain dengan
komplikasi bronkokonstriksi
• Hexilon (6-α methylprednisolon) : asma bronchial, rhinitis alergi, dermatitis kontak,
dermatitis atopik, lupus eritematosus sistemik, sindroa steven johnson.
• Vectrine (Erdosteine): mukolitik, pengencer dahak pada penyakit saluran nafas akut
dan kronik.

2. Kontraindikasi
• Cefixime : Hipersensitif
• Lasal : hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor beta-2 lannya
• Hexilon (6-α methylprednisolon) : TBC, ulkus peptik, infeksi jamur sistemik, herpes
simpleks, DM.
• Vectrine (Erdosteine) : hipersensitivitas terhadap obat ini, penderita dengan gagal
ginjal berat, penderita sirosis hati
3. Interaksi
• Lapicef : jangan digunakan bersamaan dengan obat probenecid, Aminoglikosida,
furosemid
• Lasal : B2- antagonis, monoamine oksidase, beta bloker non selektif seperti pronanol.
• Flamicord : meningkatkan risiko pendarahan pada system percernaan, jika
dikombinasikan dengan obat antiinflamasi nonsteroid.
• Interpec: meningkatkan konsentrasi serum dengan antibiotic (cefuroxime, doxycycline,
erythromycin)
• Pehacord: pemberian bersamaan dengan calium depleting agent seperti ampoterisin B
atau diuretic, bisa meningkatkan potensi terjadinya hipokalemia.
4. Dupikasi/polifarmasi
• Duplikasi pada obat hexilon dan lasal memiliki indikasi pengobatan yang sama untuk
asma bronchialtetapi tidak berinteraksi dan bersifat saling menguatkan efek
pengobatannya
5. Alergi = tidak ada
6. Efek Samping
• Cefixime : Sakit kepala, mengantuk, mual, kehilangan nafsu makan, diare berair atau
berdarah, pusing, ruam.
• Lasal : tremor
• Hexilon (6-α methylprednisolon):osteoporosis, hiperpigmentasi, kejang.
• Vectrine (Erdosteine) : mual, muntah,diare, nyeri ulu hati, alergi pada kulit.
7. Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)
• Cefixime : diare berair atau berdarah
• Lasal : palpitasi, aritmia
• Hexilon (6-α methylprednisolon): Osteoporosis, pendarahan
ANALISA RESEP
1. Assesment
a. Menggali Riwayat Pasien
No Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : An. Obin
Umur :5,5 tahun -
Jenis kelamin : -
Alamat : -
No.HP : -
BB/TB : -
Pekerjaan : -
2 Riwayat penyakit -
3 Riwayat -
pengobatan
4 Riwayat alergi -
5 Keadaan khusus -
pasien
b. Skrining Resep
1. Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter
1 Nama Dokter 
2 SIP Dokter 
3 Alamat Dokter 
4 Nomor Telepon 
5 Tempat dan Tanggal Penulisan Resep 
Invocatio
6 Tanda Resep diawal Penulisan Resep 
Prescriptio/ Ordinatio
7 Nama Obat 
8 Kekuatan Obat 
9 Jumlah Obat 
Signatura
10 Nama Pasien 
11 Jenis Kelamin Pasien 
12 Umur Pasien 
13 Berat Badan Pasien 
14 Alamat Pasien 
15 Aturan Pakai Obat 
16 Iter/Tanda Lain 
Subscriptio
17 Tanda Tangan / Paraf Dokter 
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap
Karena Pada resep tidak terdapat kekuatan obat dan pada data pasien tidak terdapat jenis kelamin,
umur dan alamt pasien
Cara pengatasan:
untuk permasalahan kekuatan dapat diatasi dengan cara menghubungi dokter penulis resep Untuk
jenis kelamin, umur dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung pada pasien / atau orang tua
pasien.
 
2. Kesesuaian Farmasetis

No Kriteria Ket Permasalahan Pengatasan


1 Bentuk sediaan Sesuai
2 Stabilita sediaan Sesuai
3 Inkompatibilitas Sesuai
4 Cara pemberian Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai Sesuai
EDUKASI
R/ Clabat diminum 3 kali sehari 1 sendok teh atau setara dengan 5 ml diberikan tseiap 8 jam
sekali. diminum seseudah makan. Karena obat ini merupakan antibiotik, jadi obat ini harus
dihabiskan
 
R/ Puyer : puyer diberikan untuk mengobati sesak , obat ini diberikan bila pasien atau merasa
sesak nafas, dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 puyer dan diminum sesudah makan

R/ Pamol diberikan untuk menurunkan panas, obat ini diminum jika pasien atau anak mengalami
panas, dengan aturan pakai 4 kali sehari sebanyak 1 setemgah sendok teh dan diminum tiap 6
jam.

 
3. Dosis
4. Pertimbangan Klinis

1. Indikasi
• Clabat : infeksi saluran nafas atas dan bawah, ISK, kulit, tulang dan jaringan lunak, GO
tanpa komplikasi.
• Lasal : asma bronchial, bronkritis kronik, emfisema dan penyakit paru lain dengan
komplikasi bronkokonstriksi
• Hexilon : asma bronchial, rhinitis alergi, dermatitis atopic, lupus eritematosus sistemik,
sindroma steven Johnson
• Interpec : bronchitis asmatis, asma bronchial, bronkritis kronis
• Pehaclor :urtikaria, ekzemalergi, pruritus, asma, rhinitis vasomotor, alergi obat.
• Pamol : demam dan nyeri
2. Kontraindikasi
• Clabat forte : Pasien hipersensitif pada amoxilin dan golongan ampicilin lain dan asam
klavulanat. Antibiotik betalaktam lain seperti sefalosporin, carbapenem, atau
monobactam. Pasien riwayat ikterus kolestatik / disfungsi yang terkait penggunaan
amoxicilin dan asam klavulanat.
• Lasal : Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoseptor beta-2 lainnya.
• Hexilon : TBC, ulkus peptik, infeksi jamur sistemik, herpes simleks, DM, dan varisela.
• Interpect : Gangguan hati atau ginjal
• Pehachlor : Anak di bawh 2 tahun tidak di anjurkan kecuali dengan petunjuk dokter,
pada pasien neonatus, bayi prematur, atau penderita sernangan asma akut.
• Pamol : Penderita gangguan fungsi hati berat
3. Interaksi
Salbutamol(Lasal) berinteraksi dengan Ambroxol (Interpect)
Permasalahan : Interaksi antar kedua obat ini dapat memengaruhi metabolisme dalam
tubuh
Pengatasan : Lasal dapat dipisahkan agar penggunaan waktu yang berbeda ( monitoring
obat )
4. Dupikasi/polifarmasi = tidak ada
5. Alergi
6. Efek Samping
• Clabat forte : dapat menyebabkan insomnia
• Lasal : dapat menyebabkan hipokalemia atau urtikaria
• Hexilon : dapat menyebabkan kelenjar adrenal berhenti memproduksi kortisol alami
• Interpect : dapat menyebabkan sesak nafas dan adang demam
• Pehachlor : dapat menyababkan mulut kering serta msalah pada ingatan atau
konsentrasi.
• Pamol : gangguan pencernaan
7. Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)
ANALISA RESEP
1. Assesment
a. Menggali Riwayat Pasien

No Kriteria Keterangan
1 Data pasien Nama : An. Attaya
Umur : 7,9 tahun
Jenis Kelamin : -
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : -
Pekerjaan : -

2 Riwayat Penyakit -
3 Riwayat Pengobatan -
4 Riwayat Alergi -
5 Keadaan Khusus Pasien -
b. Skrining Resep

1. Administratif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Data Dokter
1 Nama Dokter 
2 SIP Dokter 
3 Alamat Dokter 
4 Nomor Telepon 
5 Tempat dan Tanggal Penulisan Resep 
Invocatio
6 Tanda Resep diawal tulisan resep 
Prescriptio/Ordinatio
7 Nama obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Bert badan 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/ tanda lain 
Subscriptio
17 Tanda tangan atau paraf dokter 
Kesimpulan:
Resep tersebut tidak lengkap
karena Pada resep tidak lengkap karena pada identitas pasien tidak terdapat jenis
kelamin, berat badan,alamat pasien kemudian bagian resep tidak diberitahukan
kekuatan obat ,iter atau tanda lain.
Cara pengatasan
Cara pengatasan untuk yang berhubungan dengan pasien bisa ditanyakan pada pasien
yang bersangkutan atau dapat di tanyakan pada orang yang membawa resep sedangkan
untuk yang berhubungan dengan resep ( kekuatan obat) untuk dikonfirmasi pada dokter
dengan cara menelfon atau dengan cara datang ketenpat yang tertera pada resep.
2. kesesuaian farsmasetis

No Kriteria Ket Permasalahan Pengatasan


1 Bentuk sediaan Sesuai

2 Stabilitas sediaan Sesuai

3 Inkompatibilitas Sesuai

4 Cara pemberian Sesuai

5 Jumlah dan aturan pakai Sesuai


EDUKASI

R/ spiranter 25 mg
Lasal 1,5 mg
Methyl prednisolone 1,5 mg
Glyceril guaiacolate 20 mg
m.f.pulv.I .No. XV
S 3.dd.pulv.I.pc

Edukasi : 15 Puyer diminum 3 x sehari 1 puyer pagi siang dan malam setiap 8 jam sekali
sesudah makan digunakan selama 5 hari

R/ vectrin syr.
S 3.dd.cth 1
( bila batuk )
 
Edukasi :
Vectrin syr. Diminum 3x sehari 1 sendok teh ( 5 ml ) di berikan bila mengalami batuk
3. Dosis
4. Pertimbangan Klinis
1. Indikasi
• Spiranter:Infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak
• Lasal : meringankan asma bronkial,bronchitis kronik,amfisema & kondisi
bronkospstik lain
• Metylprednisolon: sebagai anti inflamasi,atau imunosupresi pada beberapa penyakit
hematologi, alergi, inflamasi,neuplasma maupun autoimun.
• Glyceryl guaicolate : sebagai ekspetoran (mengurangi volume & mengurangi
kekentalan sputum di trakea )
• Vectrin : sebagai mukolitik & pengencer dahak pada saluran nafas, akut & kronik

2 . Kontraindikasi
• Spiranter : Hipersensitif terhadap spiramycin
• Lasal : hipersensitifitas terhadap salbutamol
• Metylprednisolon: diabetes militus, infeksi berat, hipertensi
• Glyceryl guaicolate : hipersensitivitas
• Vectrin : sirosis hati & defisiensi enzim sistationin sintetase
3. Interaksi
• Spiranter bersifat antagonis dengan penisilin, sstreptomisin, kanamisin, neomisin dan
polimiksin.
• Lasal : Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan obat lasal diantaranya :
Bronkodilator simpatomimetik kerja pendek memberikan efek yang sanagt buruk pada sistem
kardiovaskular.
Obat-obat beta-2 antagonis menghambat kerja salbutamol.
Obat-obat golongan betabloker non-selektif seperti propanolon dapat meningkatkan efek
penyempitan saluran bronkus pada pasien asma.
Monoamine oksidase inhibitor atau anti depresan trisiklik meningkatkan efek pada sistem
kardiovaskular yang bisa memicu hipertensi berat.
Atomeksetin meningkatkan resiko efek samping pada sistem kardiovaskular.
Salbutamol menurunkan konsentrasi digoksin dalam plasma.
Metildopa menyebabkan hipotensi akut atau penurunan tekanan darah dalam waktu singkat
• Methilprednisolon : Jangan digunakan bersamaan dengan vaksin yang dibuat dari virus
seperti vaksin flu, cacar air, dan MMR yaitu Measles, Mumps, Rubella. Dan sebaiknya
methilprednisolon tidak digunakan bersamaan dengan cyclosporine, trolendamycin,
ketoconazole, aspirin, warvarin, hepaarin, phenobarbital, phenytoin dan rifampin.
• Sistenol : Jangan digunakan bersamaan dengan obat antikoagulan kumarin dan indandione,
fenotiazin dan antipiretik lainnya.
• Vectrine : -
4. Dupikasi/polifarmasi
• Duplikasi pada obat glyceril guaiacolate dan vectrin yang berfungsi sebgai pengencer
dahak pada saluran nafas.
• Duplikasi pada obat lasal dan methyprednisolon yangberfungsi untuk asma bronkial
5. Alergi = tidak ada
6. Efek samping
• Spiranter : Gangguan pencernaan
• Lasal : tremor
• Metylprednisolon: keringat berlebihan
• Glyceryl guaicolate: pusing,mengantuk,mual muntah,nyeri perut
• Vectrin :mual, muntah, diare
7. Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)
• Lasal : hypokalemia, aritmia, dan urtikaria
• Metylprednisolon: osteoporosis, hiperkoagulabilitas darah,pendarahan.

Diperlukan monitoring agar tidak terjadi reaksi yang merugikan

Anda mungkin juga menyukai