PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
EKA DENNY WIDYASTUTI
NIM. 200411008
Pembimbing,
(……………………………)
NIK. ………………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
EKA DENNY WIDYASTUTI
NIM. 200411008
………………………………..
NIK ……………………………
Penguji II
………………………………..
NIK ……………………………
Penguji III
………………………………..
NIK ……………………………
Mengesahkan Mengetahui,
Ketua ITKES Wiyata Husada Samarinda Ketua Program Studi
Samarinda,
Yang membuat pernyataan,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan BimbinganNya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “Efektifitas Pemberian Kompres Daun Kubis Terhadap
Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan”.
Penyusunan proposal ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
program pendidikan S1 Kebidanan di Institut Kesehatan dan Sains Wiyata
Husada Samarinda.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal penelitian ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan semua proses tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak H. Mujito Hadi, MM selaku Ketua Yayasan Institut Teknologi
Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
2. Bapak Dr.Eka Ananta Sidharta, CA.,CfrA , selaku Rektor Institut Teknologi
Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
3. Ibu Hestri Norhapifah, S.ST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda.
4. Ibu …………………., SST., M.Keb selaku pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal penelitian
5. Ibu ………………, S.ST, M.Keb yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal penelitian
6. Ibu ………………, S.ST,M.Kes yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal penelitian
7. Suami dan anak-anak yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan
moril maupun materiil yang tak ternilai harganya serta dan doa kasih
sayangnya kepada peneliti.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan di Reguler Transfer Program Studi
Kebidanan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada
Samarinda, kalian adalah saudara perjuangan terbaik bagi peneliti.
9. Kepada Semua pihak yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data yang saya perlukan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah
diberikan kepada peneliti. Demi kesempurnaan proposal ini peneliti
mengharapkan kritik, masukan dan saran yang sifatnta membangun, guna
perbaikan selanjutnya. Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini berguna
dan bermanfaat bagi kita semua dan dapat dijadikan saran untuk menambah
wawasan, khusunya dalam ilmu kebidanan
Peneliti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Dengan ini menyetujui dan memberikan hak kepada ITKES Wiyata Husada
Samarinda atas proposal penelitian saya yang berjudul :
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak ini, ITKES Wiyata
Husada berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta.
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN iv
KATA PENGANTAR v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR BAGAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Wanita Usia Subur 9
1. Pengertian Wanita Usia Subur 9
2. Tanda-tanda Wanita Usia Subur 10
3. Perhitungan Masa Subur 12
4. Alat Reproduksi Wanita 14
5. Siklus Menstruasi Pada Wanita 14
6. Penyakit Kelamin yang biasa terjadi pada Wanita Usia Subur 15
B. Organ Reproduksi Wanita 17
1. Pengertian Organ Reproduksi Wanita 17
2. Anatomi Dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita 18
3. Macam-macam Penyakit Pada Organ Reprodukasi 20
C. Keputihan/ Fluor Albus 22
1. Pengertian Fluor Albus 22
2. Macam-macam Keputihan 23
3. Gejala Keputihan 23
4. Penyebab Keputihan 24
5. Dampak Keputihan 25
6. Pencegah Keputihan 26
7. Penatalaksanaan Keputihan 27
D. Perineal Hygiene 27
1. Pengertian Perineal Hygiene 27
2. Tujuan Perineal Hygiene 28
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perineal Hygiene 28
4. Cara Memelihara Organ Reproduksi 28
E. Daun Sirih Hijau (Piper Betle L) 3
1. Deskripsi Tanaman 31
2. Klasifikasi Tanaman 32
3. Kandungan Nutrisi dan Senyawa Alami 32
4. Khasiat 33
5. Efek Samping Daun Sirih 33
6. Cara Pemberian Sirih Hijau (Piper Betle L) 34
F. Kerangka Teori 35
G. Hipotesis Penelitian 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36
A. Jenis dan Desain Penelitian 36
B. Kerangka Konsep 36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 37
D. Populasi dan Sampel 37
E. Teknik Pengambilan Sampel 38
F. Kerangka Kerja Penelitian 39
G. Variabel Penelitian 40
H. Definisi Operasional 40
I. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 41
1. Alat dan Bahan 41
2. Instrumen Penelitian 41
3. Prosedur Penelitian 42
4. Pengolahan Data 42
5. Analisa Data 44
J. Etika Penelitian 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling diutamakan
untuk bayi. Telah banyak penelitian di berbagai negara memberikan bukti
bahwa menyusui memiliki manfaat jangka pendek dan jangka panjang untuk
ibu dan bayi. Sebagian besar ibu yang menyusui merasakan pengalaman yang
sangat memuaskan, baik secara fisik maupun emosional. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) telah menekankan pentingnya menyusui untuk
jangka waktu lebih dari enam bulan, dan sebagian besar negara, sudah
mempromosikan pemberian ASI eksklusif (Boi, et al., 2017 dalam Ariescha,
dkk. 2020).
WHO melaporkan bahwa secara global rata-rata angka pemberian ASI
eksklusif di dunia pada tahun 2017 hanya sebesar 38%, WHO menargetkan
pada tahun 2025 angka pemberian ASI eksklusif pada usia 6 bulan pertama
kelahiran meningkat setidaknya 50%. Secara nasional, cakupan bayi
mendapat ASI eksklusif tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Angka tersebut
sudah melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu 47%. Persentase tertinggi
cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi Jawa Barat
(90,79%), sedangkan persentase terendah terdapat di Provinsi Gorontalo
(30,71%). Data Provinsi Kalimantan Timur sebesar 70,02% juga sudah
melampaui target Renstra tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019). Cakupan ASI
eksklusif Kota Balikpapan tahun 2017 sebesar 75,09% terjadi peningkatan
dari tahun 2016 (73,60%) (Dinkes Kota Balikpapan, 2018).
Salah satu masalah umum yang berhubungan dengan menyusui adalah
pembengkakan payudara (breast engorgement). Engorgement didefinisikan
sebagai pembengkakan dan gangguan ketegangan payudara, biasanya pada
hari-hari awal inisiasi laktasi, yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah
serta datangnya ASI awal (Berens & Brodribb, 2016 dalam Ariescha, dkk.
2020). Kesulitan yang paling umum ditemui oleh ibu menyusui pada minggu
pertama pasca persalinan adalah pembengkakan payudara yang menyakitkan,
puting yang sakit dan bayi yang gagal untuk menghisap dan mengosongkan
ASI secara efektif.
Bendungan ASI merupakan pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferus atau kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan
dengan sempurna. Pembengkakan payudara sering terjadi pada hari kedua
sampai hari kesepuluh postpartum. Sebagian besar pasien merasakan
payudara bengkak, merah, keras, nyeri dan terasa panas. Penyebab bendungan
ASI diantaranya tidak efektifnya frekuensi pengeluaran ASI, hal tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain tidak dilakukannya rawat
gabung sehingga terjadi pemisahan ibu dan anak, dan adanya teknik
menyusui yang tidak benar dan efektif (Damaiyanti, dkk. 2020).
Payudara akan terasa panas, sakit, nyeri pada perabaan, tegang,
bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan.
Rasa nyeri pada payudara akibat pembengkakan payudara dapat membuat
ketidak nyamanan yang dirasakan ibu dan bayi.Kejadian tersebut dapat
membuat bayi kesulitan melakukan perlekatan, sehingga menyebabkan
pemberian ASI menjadi tidak optimal (Muniarti & dkk, 2012 dalam Meriani,
dkk. 2020).
Nyeri pada payudara dapat diatasi dengan menyusukan on demand
sesering mungkin, kompres panas, kompres dingin payudara sebelum
disusukan, pijatan payudara, kompres dingin payudara diantara menyusui
(Saifuddin, 2009 dalam Rahayu, dkk. 2020). Selain itu dengan memanfaatkan
tanaman obat tradisional seperti daun kubis dengan kompres hangat dan
dingin sebagai penanganan pada pembengkakan payudara, kedua perawatan
ini sama-sama efektif dalam mengurangi pembengkakan payudara dan nyeri
payudara pada ibu post partum (Arora, 2008 dalam Rahayu, dkk. 2020).
Menurut Hill dan Hummenick (1994 dalam Damaiyanti, dkk. 2020)
skala 3 pada six point engorgement scale menunjukkan adanya
pembengkakan payudara namun masih dalam tahap awal. Kemudian, skala 4
pada six point engorgement scale menunjukkan adanya pembengkakan
payudara yang lebih parah bila dibandingkan dengan skala 3. Sehingga rasa
nyeri yang disebutkan oleh responden juga cenderung ringan yaitu berkisar
antara skala 2 hingga 4. Sedangkan untuk jumlah ASI sebelum pemberian
perlakuan pada kedua kelompok didapatkan jumlah ASI yang masih sangat
sedikit, hal ini dapat terjadi mengingat pada ibu yang mengalami bendungan
ASI biasanya terjadi sumbatan pada pembuluh darah vena dan limfe, yang
nantinya dapat menyebabkan sumbatan pada aliran air susu, sehingga
menyebabkan ASI terjebak di dalam saluran susu payudara dan jumlah ASI
yang keluar juga relatif lebih sedikit.
Kubis dapat digunakan untuk terapi pembengkakan karena
mengandung asam amino metionin yang berfungsi sebagai antibiotik dan
kandungan lain seperti sinigran (Allylisothiocyanate), minyak mustard,
magnesium, Oxylate heterosides belerang, hal ini dapat membantu
mempelebar pembuluh darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah
untuk keluar masuk dari daerah tersebut, sehingga memungkinkan tubuh
untuk menyerap kembali cairan yang terbendung dalam payudara tersebut.
Selain itu juga daun kubis mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap
panas yang ditandai dari klien merasa lebih nyaman dan daun kubis menjadi
layu atau matang setelah 30 menit penempelan (Sari dan Putri, 2020).
Hasil penelitian Apriani, dkk. (2018) mendapatkan bahwa selisih skor
pembengkakan payudara sebelum dan sesudah perlakuan antara kelompok
eksperimen dibandingkan kelompok kontrol dengan uji mann whitney didapat
nilai p(0,001), serta nilai Z -3.306, mean rank kelompok eksperimen 10,60
serta mean rank kelompok kontrol 20,40. Kesimpulan ada perbedaan selisih
skor pembengkakan payudara sebelum dan sesudah perlakuan yang secara
statistik signifikan antara kelompok eksperimen dibandingkan kelompok
kontrol dimana penatalaksanaan kompres daun kubis dan breast care lebih
efektif mengatasi masalah pembengkakan payudara bagi ibu nifas
dibandingkan penatalaksanaan breast care saja.
Penelitian Rohmah, dkk. (2019) juga menunjukkan hasil yang serupa
bahwa ada efektivitas pemberian kompres daun kubis (brassica oleracea)
terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu post partum dapat dilihat
dari penurunan pembengkakan payudara sebelum diberikan kompres daun
kubis (brassica oleracea) yaitu skala 4, sesudah diberikan kompres daun kubis
pembengkakan payudara menjadi skala 1 dengan p-value (0,000).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik meneliti
“Efektifitas Pemberian Kompres Daun Kubis Terhadap Pembengkakan
Payudara Pada Ibu Post Partum Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana efektifitas
pemberian kompres daun kubis terhadap pembengkakan payudara pada ibu
post partum di Ruang Dahlia Rumah Sakit Pertamina Balikpapan?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi efektifitas pemberian kompres daun kubis
terhadap pembengkakan payudara pada ibu post partum di Ruang Dahlia
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pembengkakan payudara pada ibu post partum
sebelum pemberian kompres daun kubis.
b. Mengidentifikasi pembengkakan payudara pada ibu post partum
sesudah pemberian kompres daun kubis.
c. Menganalisis efektifitas pemberian kompres daun kubis terhadap
pembengkakan payudara pada Ibu Post Partum.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Post Partum
Sebagai bahan acuan mengenai kompres daun kubis terhadap
pembengkakan payudara sehingga dapat meningkatkan kemampuan
keluarga merawat ibu.
b. Bagi Bidan di Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk melaksanakan praktik
kebidanan berupa kompres daun kubis terhadap pembengkakan
payudara pada ibu post partum.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan
pengembangan pembelajaran kebidanan tentang kompres daun kubis
terhadap pembengkakan payudara pada ibu post partum.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi berupa data penelitian tentang kompres
daun kubis terhadap pembengkakan payudara untuk dilakukan
penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Peneliti mengidentifikasi perbedaan penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Metode Perbedaan
Peneliti
1. Apriani. Efektivitas Jenis studi quasi eksperimental Perbedaan dengan
(2018) Penatalaksanaa
dengan desain non randomized penelitian ini terletak
n Kompres control group pretest posttest. pada lokasi
Daun Kubis Teknik sampel non probability penelitian, jumlah
(Brassica sampling jenis consecutive sampel dan uji
Oleracea Var.
sampling. Jumlah sampel 15 statistik.
Capitata) Dan
subjek per kelompok. Pretest
Breast Care dan posttest dengan checklist
Terhadap SPES. Kelompok eksperimen
Pembengkakanintervensi breast care dan
Payudara Bagi
kompres daun kubis, kelompok
Ibu Nifas kontrol intervensi breastcare.
Intervensi sebanyak dua kali
sehari selama tiga hari.
2. Rohmah, Efektivitas Desain penelitian ini Quasi Perbedaan dengan
dkk. (2019) Kompres Daun Experiment dengan desain penelitian ini terletak
Kubis (Brassica eksperimen One Group Pratest pada lokasi
Oleracea) Posttest. Sampel dalam penelitian, jumlah
terhadap Skala penelitian ini adalah 25 ibu sampel dan uji
Pembengkakan postpartum yang mengalami statistik.
Payudara pada pembengkakan payudara dengan
Ibu Post Partum teknik pengambilan sampel
di PMB Endang Accidental Sampling, alat
Kota Kediri pengumpulan data menggunakan
Checklist six-point engorgement
scale dan wawancara singkat.
Uji statistik menggunakan Uji
Wilcoxon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Perawatan Payudara
1. Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan Payudara merupakan suatu tindakan perawatan payudara
yang dilaksanakan, baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang
dilaksanakn mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan
payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta
menghindari terjadinya pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga
menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi. Adapun
langkah-langkah dalam perawatan payudara (Anggraini, 2010).
Perawatan payudara yang bengkak yang selama ini dilakukan adalah
dengan kompres hangat dan dingin, komres gel packs, kompres daun kol
dingin, akupuntur, pijat payudara, memerah payudara, kompres daun sirih
merah, penggunaan herbal sampai dengan menggunakan obat- obatan untuk
menurunkan rasa nyeri payudara. Perawatan payudara yang dilakukan
tersebut ternyata dapat mengeluarkan air susu dengan lancar tanpa
menurangi produksi ASI (Emilda, 2017)
2. Tujuan Dilakukannya Perawatan Payudara
a. Memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI
b. Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
c. Menghindari putting susu yang sakit dan infeksi payudara
d. Menjaga keindahan bentuk payudara
e. Memperbanyak produksi ASI
f. Mengetahui adanya kelainan (Sari, 2018).
3. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Payudara
a. Pengurutan Payudara
1) Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.
2) Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah puting susu
selama 2 menit (10kali) untuk masing-masing payudara.
3) Handuk bersih 1-2 buah.
4) Air hangat dan air dingin dalam baskom.
5) Waslap atau sapu tangan dari handuk.
b. Langkah-langkah pengurutan payudara:
1) Pengurutan yang pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua telapak
tangan diantara kedua payudara lakukan pengurutan, dimulai dari arah
atas lalu arah sisi samping kiri kemudian kearah kanan, lakukan terus
pengurutan kebawah atau melintang.Lalu kedua tangan dilepas dari
payudara, ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
2) Pengurutan yang kedua
Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua
atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan
berakhir pada puting susu. Lakukan tahap mengurut payudara dengan
sisi kelingking dari arah tepi kearah puting susu. Lakukan gerakan 20-
30 kali
3) Pengurutan yang ketiga
Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan
lain mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke puting susu.
Lakukan gerakan 20-30 kali.
4) Pengompresan
Alat-alat yang disiapkan :
a) 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat
dan air dingin.
b) 2 buah waslap.
Caranya:
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit,
kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres
bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan kompres air hangat.
c) Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui
(Sari, 2018).
4. Perawatan Puting Susu
Puting susu memegang peran penting pada saat menyusui. Air susu
ibu akan keluar dari lubang-lubang pada putting susu. Oleh karena itu
putting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik. Tidak semua
wanita mempunyai puting susu yang menonjol (normal). Ada wanita yang
mempunyai puting susu dengan bentuk datar atau puting yang masuk ke
dalam. Ketiga bentuk puting susu tersebut dapat mengeluarkan ASI jika
dirawat dengan benar (Emilda, 2017).
Huliana juga menambahkan, sebaiknya perawatan puting susu
dilakukan 4-5 hari pada pagi dan sore hari, dan tidak menggunakan bahan-
bahan seperti alkohol atau sabun untuk membersihkan puting susu karena
akan menyebabkan kulit menjadi kering dan lecet. Berikut ini langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk merawat puting susu (Emilda, 2017).
a. Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak
selama 5 menit agar kotoran disekitar puting mudah terangkat.
b. Jika puting susu normal, lakukan perawatan dengan mengoleskan minyak
pada ibu jari dan telunjuk, lalu letakkan keduanya pada puting susu.
Lakukan gerakan memutar ke arah dalam sebanyak 30 kali putaran untuk
kedua puting susu. Gerakan ini untuk meningkatkan elastisitas otot
puting susu.
c. Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, lakukan tahap-tahap berikut:
1) Letakkan kedua jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian
tahan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara
perlahan
2) Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan
serta hentakan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
5. Perawatan Payudara untuk Mengurangi Pembengkakan Payudara
Pada saat ASI mulai diproduksi, payudara mulai terasa kencang,
bengkak, dan tidak nyaman, karena itu segera susui bayi dan sesering
mungkin. Namun agar tidak mengalami kesulitan selama periode menyusui,
maka perlu melakukan perawatan payudara. Perawatan payudara setelah
melahirkan dapat dengan melakukan beberapa pemijatan (Emilda, 2017).
Perawatan payudara secara tradisional tersebut dapat digunakan untuk
mencegah dan menangani pembengkakan payudara. Menurut Anggraini
untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan dari perawatan
payudara maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah (Sari, 2018)
a. Pemijatan/ pengurutan hendaknya dilakukan secara teratur dan sistematis
b. Memperhatikan makanan dan minuman dengan menu yang seimbang
c. Menggunakan BH yang bersih dan menopang payudara
d. Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang
e. Menghindari rokok dan minuman yang beralkohol
Perawatan payudara dengan menggunakan masase payudara yang
sebelumnya diberikan kompres panas dapat menggunakan handuk kecil atau
waslap yang telah dibasahi dengan air hangat dengan tujuan memberikan
efek vasodilatasi pada pembuluh darah. Kemudian dilanjutkan pemijatan
pada payudara.
Pemijatan payudara dengan gerakan ke bawah tidak dianjurkan untuk
penanganan pembengkakan payudara. Cara sederhana untuk mengurangi
pembengkakan payudara pada daerah areola payudara dengan melakukan
gerakan tekanan mundur (Emilda, 2017)
Metode farmakologi :
serapeptase (danzen),
Bromelain, tablet
protease, analgetik
seperti paracetamol
atau ibuprofen
metode non Kandungan daun
farmakologi untuk kubis : anti
penanganan oksidan alami,
pembengkakan asam amino
payudara : glutamine yang
1. Kompres dingin berfungsi anti
2. Kompres panas inflamasi dan Pembuluh darah pada
dingin bergantian asam amino payudara terjadi
3. Akupuntur metionin yang vasodilatasi kemudian
4. Ultrasound berfungsi sebagai dilanjutkan masase
antibiotik agar terasa lebih
5. Daun kubis
lemas, melancarkan
6. Perawatan aliran ASI dan
payudara menurunkan tegangan
payudara
Ket : : diteliti
: tidak diteliti
O3 X2 O4
Skema 3.2 Rancangan penelitian
Keterangan :
O1 : Pembengkakan payudara sebelum dilakukan intervensi kompres daun
kubis
O2 : Pembengkakan payudara setelah dilakukan intervensi kompres daun
kubis
O3 : Pembengkakan payudara sebelum dilakukan intervensi perawatan
payudara
O4 : Pembengkakan payudara setelah dilakukan intervensi perawatan
payudara
X1 : Perubahan pembengkakan payudara sebelum dan setelah intervensi
kompres daun kubis
X2 : Perubahan pembengkakan payudara sebelum dan sesudah
intervensi perawatan payudara
Penelitian ini mengidentifikasi kelompok sampel ibu nifas yang
mengalami pembengkakan payudara sebagai variabel bebas yang dilakukan
penempelan kompres daun kubis dilanjutkan perawatan payudara dan
kelompok kontrolnya dilakukan perawatan payudara saja. Kedua kelompok
tersebut diobservasi untuk menilai skala pembengkakan payudara dengan
menggunakan Six Point Engorgement Scale (SPES).
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan teori-teori pada tinjauan pustaka maka peneliti membuat
kerangka konsep agar memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep sesuai
penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian
kompres daun kubis variabel dependen adalah pembengkakan payudara pada
ibu post partum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
kompres daun kubis terhadap pembengkakan payudara. Hasil yang
diharapkan adalah kompres daun kubis efektif dalam mengatasi
pembengkakan payudara pada ibu post partum di Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan. Secara skematis, kerangka konsep dapat digambarkan sebagai
berikut :
Bagan 3.2
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Pembengkakan
Kompres Daun Kubis Payudara pada ibu
post partum
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
berbeda antara satu objek dengan objek yang lain (Sujarweni, 2014). Pada
penelitian ini menggunakan 2 variabel meliputi :
1. Variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel dependen.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah kompres daun kubis.
2. Variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Adapun variabel dependent
dalam penelitian ini adalah pembengkakan payudara pada ibu post partum.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati
atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen
atau alat ukur (Notoatmodjo, 2018). Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
No Variabel Definisi Operasional Pengukuran Kategori Skala
Variabel Bebas
1 Daun Kubis Pemberian daun kubis Penempelan daun
dingin (Brassica utuh yang didinginkan kubis pada kelompok
Oleracea Var. dalam frezzer sekitar intervensi sebanyak 2
Capitata) 20 menit kemudian kali sehari selama 30
pasangkan pada kedua menit. Dilakukan
payudara yang evaluasi setiap
mengalami intervensi sebelum
pembengkakan dengan dan setelah intervensi.
cara dimasukkan ke Dalam penelitian ini
dalam bra selama 30 didapatkan dalam
menit. Kemudian waktu 1 hari
dilakukan perawatan pembengkakan
payudara payudara sudah
2 Perawatan Pemijatanpayudara Perawatan payudara
Payudara sesuai dengan langkah- dilakukan pada
langkah perawatan kelompok kontrol
payudara untuk sehari dua kali
pembengkakan dilakukan evaluasi
payudara yang setiap intervensi.
sebelumnya diberikan Dalam penelitian ini
kompres hangat didapatkan
pembengkakan
payudara sembuh
dalam waktu 2 hari
Variabel Terikat
3 Pembengkakan Kejadian Observasi SPES :
payudara pembendungan (pengamatan langsung score 1-6 rasio
kelenjar air susu akibat secara inspeksi dan 1: halus, tidak
ASI terkumpul pada palpasi) menggunakan ada perubahan
payudara yang ditandai checklist yang berisi pada payudara
gejala payudara terasa six-point
penuh dan panas, terasa engorgement scale 2 : sedikit
nyeri, merah tegang (SPES) perubahan
dan keras pada payudara
3 : tegas,
payudara
kurang
lembut
4 : tegas, mulai
ada nyeri
payudara
5 : tegas,
lembut
6 : sangat
tegas, sangat
lembut
F
P= X 100%
N
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah data
2. Analisa bivariat
Analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolerasi. Pada penelitian ini, peneliti ingin membandingkan skala
pembengkakan payudara dengan variabel bebasnya adalah penanganan
payudara non farmakologis (daun kubis dingin, perawatan payudara)
variabel terikatnya adalah penanganan pembengkakan payudara. Adapun
perlakuan pada kedua kelompok sama kecuali terhadap penanganan yang
diteliti dan variabel efek berskala numerik. Dalam analisa ini uji statistic
yang digunakan adalah Uji T 2 kelompok independent (unpaired – t
test). sedangkan uji paired t test untuk mengetahui sebelum dan setelah
perlakuan. kelompok yang pertama merupakan kelompok perlakuan
sedangkan kelompok lainnya menerima penanganan yang standar. Untuk
bidang kesehatan menggunakan confident Interval 95% (Ghozali, 2013).
Tahap awal pengujian statistik dilakukan dengan melakukan uji
normalitas data dengan uji shapiro wilk karena responden kurang dari 50
untuk masing-masing variabel. Adapun hasil uji normalitas data
didapatkan tidak berdistribusi normal, sehingga uji unpaired- t test
diganti dengan uji Mann-Whitney dan uji paired t test nya diganti dengan
uji Wilcoxon (Cooper & Schindler, 2014).
L. Etika Penelitian
Selama melakukan penelitian, peneliti memperhatikan dan menjunjung
tinggi etika penelitian. Peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik yang harus
ditegakkan terhadap responden, yaitu :
1. Right to self-determination
Pada prinsip ini, responden diberi kebebasan menentukan untuk
ikut atau tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian setelah sebelumnya
diberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian. Setelah responden
setuju untuk terlibat dalam penelitian ini, responden menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan.
2. Right to privacy and dignity
Peneliti melindungi privasi dan martabat responden dengan
menjaga kerahasiaan informasi dan data yang didapat dari responden
dalam hal ini peneliti memberikan koding sebagai identitas responden
dan untuk menjaga kerahasiaan responden semua data yang telah
diberikan responden hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan
setelah penelitian selesai, data tersebut disimpan untuk keperluan sebagai
dokumentasi penelitian.
3. Right to anonymity and confidentiality
Selama penelitian, kerahasiaan dijaga dengan cara merahasiakan
identitas responden. Data penelitian yang berasal dari responden tidak
disertai dengan identitas responden tetapi hanya dengan mencantumkan
kode responden. Data yang diperoleh dari setiap responden hanya
diketahui oleh peneliti, asisten peneliti dan responden yang
bersangkutan.
4. Right to protection from discomport and harm
Penelitian dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan
responden dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan
responden. Selain itu, peneliti meminimalisir resiko dan tindakan yang
diberikan. Kemudian kenyamanan responden baik fisik, emosi dan
lingkungan tetap dipertahankan.
KESIONER PENELITIAN
EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES DAUN KUBIS TERHADAP
PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM
DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN
A. Petunjuk Pengisian
1. Identitas Responden
Isilah identitas anda dengan lengkap dan benar pada kolom yang
telah tersedia
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini, serta beri tanda silang (X) untuk
salah satu jawaban anda.
B. Identitas Responden
1. Nama Lengkap :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Paritas :
5. Perkerjaan :
6. Alamat :
C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1. Paritas :
2. Perawatan Payudara Saat Hamil :
3. Jenis Persalinan :
4. IMD dilakukan / tidak :
5. Frekuensi menyusui :
6. Pemberian susu tambahan :
7. Konsumsi jamu :
D. Kuisioner Pertanyaan Pengetahuan
1. Bendungan ASI biasanya terjadi pada minggu
a. Pertama setelah melahirkan
b. Ketiga setelah melahirkan
c. Keempat setelah melahirkan
2. Salah satu tanda-tanda terjadinya bendungan ASI yaitu
a. Merah meradang
b. Bengkak dan bernanah
c. Bengkak dan nyeri tekan
3. Kapan sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayinya
a. Segera setelah melahirkan
b. Setelah ASI yang keluar sudah banyak
c. 1 hari setelah melahirkan
4. Segera setelah melahirkan, ASI yang pertama kali kelura sebaiknya
a. Dibuang
b. Langsung diberikan kepada bayinya
c. Dibiarkan sampai ASI yang keluar sudah banyak
5. Apabila ibu mengalami bendungan ASI, yang sebaiknya dilakukan
adalah
a. Tetap menyusui bayinya
b. Berhenti menyusui bayinya
c. Mengkonsumsi antibiotik
6. Jika tidak ditangani dengan baik, bendungan ASI dapat menyebabkan
a. Kanker payudara
b. Tumor payudara
c. Demam dan ASI tidak keluar
7. Hal yang sebaiknya dilakukan saat ibu mengalami bendungan ASI yaitu
a. Mengompres payudara dengan air hangat dan diselingi dengan air
dingin
b. Membungkus payudara dengan kain
c. Mengompres payudara dengan alkohol
8. Sebaiknya perawatan payudara mulai dilakukan saat
a. Dari sebelum melahirkan
b. Sebelum hamil
c. Setelah ibu menyusui
9. Kapan sebaiknya bayi ibu mulai menyusui
a. Setelah bayi lahir
b. 2 jam setelah bayi lahir
c. Jika bayi menangis
10. Apa tanda dan gejala pembengkakan payudara (bendungan ASI)
a. Payudara panas, bengkak, nyeri, berat, dan terasa keras
b. Payudara menegang dan lunak
c. Payudara panas dan lunak
11. Apa penyebab terjadinya pembengkakan payudara (bendungan ASI)
a. Pemakaian BH yang longgar
b. Pemakaian BH yang terlalu ketat
c. Pemakaian BH yang tidak terlalu ketat
12. Sudah berapa kali ibu mengalami masalah pembengkakan payudara(
Bendungan ASI)
a. Pertama kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
13. Ketika ibu nifas mengalami masalah pembengkakan payudara
(Bendungan ASI) sebaiknya apa yang seharusnya dilkukan
a. Minum obat penghilang nyeri
b. Minum jejamuan
c. Konsultasi ke tenakes
14. Apakah ibu nifas menyusui bayinya sudah sesuai dengan ketentuan
a. Menyusui secara bergantian
b. Meyusui pada payudara sebalah kanan
c. Menyusui pada payudara sebalah kiri
15. Menurut yang ibu ketahui, posisi mulut bayi salah saat menyusui sangat
berpengaruh terhadap terjadinya pembengkakan payudara( bendungan
ASI)
a. Berpengaruh
b. Tidak berpengaruh
c. Tidak ada hubungannya
16. Sebaiknya ibu nifas menyusui bayinya berapa jam sekali
a. 2 jam sekali
b. 3 jam sekali
c. Sesering Mungkin
17. Dalam menjalani masa nifas,sebagian ibu mengalami sakit,bengkak dan
merah pada payudara. Jika ibu menglami keadaan tersebut, apakah yang
ibu lakukan
a. Menyusui bayi pada payudara yang tidak sakit
b. Menyusui bayinya sesering mungkin
c. Tidak menyusui bayinya sama sekali
18. Kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan
a. Saat bayi menangis
b. Saat usia bayi >4 bulan.
c. Saat usia bayi >6 bulan.
d. Saat bayi merasa lapar, tidak cukup setelah diberikan ASI.
KUESIONER PENELITIAN
1. Perawatan Payudara
Apakah ibu pernah melakukan perawatan payudara?
Perawatan Payudara Ya Tidak
Masa hamil
Masa nifas
Bendungan ASI
No. Tanda dan Gejala Bendungan ASI Ya Tidak
1. Payudara Bengkak
2. Payudara terasa keras dan penuh
3. Payudara terasa panas dan nyeri
Breast Care (Perawatan Payudara)
Beri tanda checklist (√) pada salah satu kolom dilakukan atau tidak dilakukan
sesuai dengan hasil observasi
No. Perawatan payudara (Breast Care) Ya Tidak
1. Mencuci tangan
2. Mengkompres putting susu dengan kapas
minyak selama 3-4 menit
3. Membersihkan papilla dan areola mamae
dengan kapas minyak tersebut untuk
mengangkat kotoran
4. Memutar putting susu ke kanan dan ke kiri
secara bergantian masing-masing 20x untuk
menjaga agar putting susu tetap menonjol
5. Bila putting susu mendatar atau tenggelam,
meletakkan ibu jari pada sisi kanan dan kiri
putting susu, kemudian ditarik ke arah yang
berlawanan sebanyak 20x
6. Membasahi telapak tangan dengan minyak
7. Melakukan pengurutan payudara dari pangkal
ke putting susu sebanyak 30x
8. Mengkompres payudara dengan air hangat
kemudian air dingin dengan memakai waslap
selama 30 detik
9. Mencuci tangan
Tanggal :
A. Identitas Responden
Nama ibu :
Usia ibu :
Paritas :
Jenis persalinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
B. Bendungan ASI
No. Tanda dan gejala Ya Tidak
1. ASI tidak keluar
2. Payudara terasa penuh