PROPOSAL
Disusun Oleh :
Canda Ardiana
NPP. 17.11.022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Canda Ardiana
NPP. 17.11.022
1.
2.
3. Reno Irwanto, S.TP, M.Si
NPP. 03.20.12.09.1990
Disahkan oleh :
Dekan Ketua Jurusan Studi Ilmu Keperawatan
2
LEMBAR PERNYATAAN
PROPOSAL
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Canda Ardiana
NPP. 17.11.022
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal ini. Adapun judul
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
GrandMed Lubuk Pakam Tahun 2021”. Proposal ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada program studi ilmu keperawatan.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan
terimakasih kepada:
4. Ns. Tati Murni Karo Karo S.Kep.,M.Kep Selaku Ketua Program Studi
serta selalu sabar dalam membantu peneliti dan memberi saran serta
4
5. Ns. Dian anggriyanti S.Kep,M.Kep Selaku Sekretaris Program Studi
Lubuk Pakam.
melakukan penelitian.
7. Ns. Samuel Ginting S.Kep Selaku Wali Tingkat yang selama ini sudah
10. Kakak abang serta adik saya yang bersedia memberi kasih sayang, dan
pembelajaran.
5
saran saran yang membangun,sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini.
12. Teman terdekat peneliti Nur Ria Anggriani, Nabilla Munthe, yang
proposal ini .
Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran
membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
peneliti.
(Canda Ardiana)
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUANii
HALAMAN PENGESAHANiii
HALAMAN PERNYATAANiv
KATA PENGANTARv
DAFTAR ISIviii
DAFTAR GAMBARxi
DAFTAR LAMPIRANxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah5
1.3 Tujuan5
1.4 Manfaat Penelitian6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sectio Caesarea7
2.1.1 Defenisi Sectio Caesarea8
2.1.2 Etiolologi Sectio Caesarea 8
2.1.3 Patofisiologi Sectio Caesarea 9
2.1.4 Komplikasi Sectio Casarea 10
2.1.5 Penatalaksanaan Sectio Caesarea10
2.2 Tinjauan Umum Tentang Kecemasan12
2.2.1 Pengertian Kecemasan13
2.2.2 Faktor Penyebab Kecemasan 15
2.2.3 Mekanisme Koping Terhadap Kecemasan 16
2.2.4 Rentang Respon Kecemasan 18
2.2.5 Tingkat Kecemasan 19
2.2.6 Manisfestasi Kecemasan20
7
2.3 Konsep Murottal Al-Qur’an23
2.3.1 Defeni Al-Qur’an23
2.3.2 Pengaruh Membaca Dan Mendengarkan Al-qur’an 25
2.3.3 Terapi Al-Qur’an dan Suara Al-Qur’an26
2.3.4 Pengertian Murottal 27
2.3.5 Terapi Murottal Al-Qur’an27
2.3.6 Tujuan Diturunkan Al-Qur’an, Menurut (Sholeh,2012)28
2.3.7 Manfaat Terapi Murottal Al-Qur’an 29
2.3.8 Mekanisme Murottal Alqur’an Sebagai Terapi 30
2.4 Kerangka Teori31
2.5 Kerangka Konseptual 31
2.6 Hipotesis Penelitian32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian33
3.2 Lokasi dan Waktu penelitian33
3.2.1 Waktu33
3.2.2 Tempat35
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian35
3.3.1 Populasi 35
Sampel 35
3.4 Variabel Penelitian 37
3.4.1 Variabel Dependen(Variabel Terikat) 37
3.4.2 Variabel Independen(Variabel Bebas)38
3.5 Definisi Operasional 38
3.6 Cara Pengumpulan Data 39
3.7 Instrumen Penelitian 40
3.8 Pengolahan Data 40
3.8.1 Teknik Pengolahan Data 40
3.9 Analisis Data 41
3.10 Alur Penelitian 42
DAFTAR PUSTAKA 44
8
KUESIONER 50
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian.........................................34
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden48
Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden49
Lampiran 3 Lembar kuesioner peneliti50
Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan55
Lampiran 5 Surat Balasan dari Rumah Sakit56
Lampiran 4 Lembar konsul peneliti57
10
BAB 1
PENDAHULUAN
Sectio caesarea (SC) adalah salah satu operasi bedah yang paling umum
janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
dilakukan untuk mencegah kematian janin dan ibu karena adanya suatu
110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Shinha, dkk 2010). Sedangkan di Indonesia
diperoleh bahwa tahun 2007 kejadian sectio caesarea sebesar 53,2%, tahun 2005
sebesar 51,59%, tahun 2008 sebesar 53,68% (Grace, 2007). Di Jawa Tengah
tindakan SC (Nurak, 2017). Data dari Rumah Sakit Siloam Purwakerto sebanyak
suatu Negara adalah 5-15% per 1000 kelahiran di dunia Rumah sakit
Serdang, Sumatera Utara di Rumah Sakit Lubuk Pakam pada tahun 2015 yang
11
menunjukkan angka yang lebih dramatis yaitu 6,4% (Dinas Kesehatan Deli
Serdang, 2015). Di Rumah Sakit Sembiring Delitua pada tahun 2016 SC tanpa
indikasi 326 (16,1%) dari 2022 tenaga kerja dari 2015 yaitu 67 (3,6%) dari 1815
pekerja.
besar, risiko kematian dan komplikasi lebih besar seperti risiko kesakitan dan
(Depkes RI, 2019). Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien post SC adalah
nyeri abdomen, cedera kandung kemih dan ureter, kematian ibu, gangguan stress
pasca-trauma. Beberapa risiko yang harus ditanggung oleh ibu post SC membuat
ibu rentan mengalami tekanan jiwa termasuk kecemasan dan tekanan emosi
Cemas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi takut dan
terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam dan tidak direlakan yang
dapat atau tidak dapat atau tidak berhubungan dengan rangsangan eksternal
kecemasan sering meningkatkan persepsi rasa sakit, namun rasa sakit juga bisa
(Potter,dkk 2006). Berdasarkan Chapman & Gavrin (1999), rasa sakit yang terus
12
sebagai kecemasan bisa menekan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan
2006).
berupa tindakan mandiri oleh perawat seperti tindakan relaksasi dan distraksi.
Salah satu teknik distraksi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat
tenang dengan mengingat Allah. Ketahuilah, bahwa mengingat Allah itu dapat
menentramkan jiwa (QS Al Ra’d : 28). Dari ayat tersebut dengan tegas
13
Berdasarkan penelitian Faradisi (2010) mengenai perbandingan terapi
musik klasik dengan terapi murotal terhadap kecemasan pra operasi pada pasien
yang kuat antar variabel. Hal ini menunjukan bahwa apabila terapi murottal
dilakukan dengan baik maka secara tidak langsung akan mengurangi kecemasan
Hasil survey yang telah diperoleh dari data Rumah Sakit GrandMed Lubuk
Pakam pasien SC rawat inap pada tahun 2021 bulan Januari-Maret berjumlah 200
orang. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Rawat Inap
penelitian sbb: Apakah ada pengaruh pemberian terapi murottal terhadap tingkat
Pakam.
Pakam.
14
1.3.2 Tujuan Khusus
Lubuk Pakam.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan di perut
dengan menyayat dinding rahim. Istilah Caesar sendiri berasal dari bahasa Latin
caedere yang artinya memotong atau menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut
dinding perut dan dinding rahim. Menurut sejarah operasi Caesar, bayi terpaksa
dilahirkan melalui cara ini apabila persalinan alami sudah tidak efektif. Ada pun
cm. setelah diding perut dan peritoneum parietal terbuka pada garis tengah dibalut
beberapa kain kasa panjang antara dining perut dan dinding uterus untuk
mencegah masuknya air ketuban dan darah ke rongga perut. Dilakukan insisi pada
bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas
plika vesiko uterine. Dilakukan lubang kecil pada kantong ketuban untuk
16
mengisap air ketuban sebanyak mungkin. Lubang ini kemudian dilebarkan, dan
janin dilahirkan dari rongga perut untuk memudahkan tindakan selanjutnya. Dan
diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dalam diding uterus dan palsenta serta
dengan jahitan catgut yang kuat dalam dua lapisan: lapisan pertama terdiri atas
jahitan simpul dan lapisan kedua atas jahitan menerus. Selanjutnya dilakukan
jahitan catgut yang lebih tipis, yang mengikutsertakan peritoneum serta bagian
luar mio,etrium dan yang menutupi jahitan yang terlebih dahulu dengan rapi.
ringan. Diakdakan insisi pada didnding perut pada garis tengah simfisis smapai
speculum perut dan lapangan operasi dipisah oleh rongga perut dengan satu kain
kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada didning uterus depan dan bawah
dipegang dengan pinset, plia vesiko-uterina dibuka dan insisi ini diterusakn
ibunya. Apabila harus dilakukan tindakan operasi ada empat alasan, yaitu utuk
keselamatan ibu dan janin ketka persalinan berlangsung, tidak terjadi kontraksi,
17
dalam keadaan darurat sehingga harus segera dilahirkan, tetapi jalan lahir tidak
sebagai berikut :
Yaitu pada primigrapida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
18
1) Infeksim puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama bebrapa
har dalam masa nifas, besifat berat eperti peritonitis dan sepsis.
2) Perdarahan
operasi.
b) Persiapan pasien
19
d. Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis d
antiseptic)
g. Pemeriksaan USG
a) Analgetik
b. Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100
mg Meperdin.
b) Tanda-tanda vital
darah, nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hlang dan keadaab
20
c) Terapi cairan dan diet
e) Ambulasi
f) Perawatan luka
g) Laboratorium
21
h) Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
perawatan bayinya
yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas
merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik
sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala
menentu, atau reaksi ketakutan dan tidak tenteram yang terkadang disertai
individu yang subjektif yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum
22
diketahui secara khusus faktor penyebabnya (Zan Pieter dkk, 2011).
Kecemasan adalah fitrah, karena fitrah maka dipastikan setiap orang akan
mengalaminya. Jika seseorang telah mengalami gejala serupa cemas, takut, was-
was atau gelisah, maka tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan kesabaran
dan menegakkan shalat serta tetap tawakkal dengan berdzikir kepada Allah
berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan
a. Teori Psikoanalisis
ada bahaya.
b. Teori Interpersonal
terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga
23
eksistensi diri dengan orang lain ataupun masyarakat akan menyebabkan
diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas.
c. Teori Perilaku
berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal).
a. Faktor eksternal :
2) Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas diri, harga
a) Usia : Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah
24
tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya.
ditandai oleh kecemasan yang spontan dan episodik, gangguan ini lebih
Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain
25
dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme
ansietas. Ansietas perlu diatasi untuk mencapai keadaan homeostasis dalam diri
individu, baik secara fisiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu
dalam dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah (problem solving strategic)
secara realistis.
Beberapa contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain :
yang ada.
26
maupun bayangan pikiran mengenai apa yang dilakukan. Sebab, segala
sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang
usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri
bertahan dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung
mengatasi masalah.
a. Respon adaptif
Adalah suatu keadaan dimana terjadi stressor dan bila individu mampu
b. Respon maladaptive
27
Rentang Respon Kecemasan
a. Cemas Ringan
sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan
berhati- hati serta waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada
b. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
28
Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan
ransangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah
c. Cemas Berat
hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.
Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak
ancaman meningkat.
d. Panik
Pada tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat
telah diberi pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik
dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit,
Wartonah, 2011).
29
Menurut Hawari, instrumen lain yang dapat digunakan untuk mengukur
skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yaitu mengukur
a) Perasaan cemas yang ditandai dengan : cemas, firasat buruk, takut akan
mudah terkejut.
orang banyak.
malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, mimpi buruk, mimpi
yang menakutkan.
hari,
g) Gejala somatik yang ditandai dengan : nyeri pada otot, kaku, kedutan otot,
30
merah dan pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.
nyeri dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan, detak
j) Gejala pernafasan yang ditandai dengan : rasa tertekan atau sempit di dada,
panjang.
makan, rasa panas di perut, perut terasa kembung atau penuh, muntah,
defekasi lembek, berat badan menurun, konstipasi (sukar buang air besar).
masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, frigiditas,
m) Gejala otonom yang ditandai dengan : mulut kering, muka merah kering,
mudah berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa berat, bulu- bulu
berdiri.
meningkat, nafas pendek dan cepat, muka merah (Dadang Hawari, 2001).
Petunjuk penggunaan alat ukur Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) adalah:
1) Penilaian skor
31
Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali
Skor 1 : 1 dari gejala yang ada
Skor 2 : separuh dari gejala yang ada
Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada
Skor 4 : semua gejala ada
2) Penilaian hasil
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW agar bisa membimbing segenap
kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Kitab Al- qur‟an mengarahkan manusia pada
jalan yang benar. Dalam Q.S. Yunus (10) ayat 57 disebutkan bahwa “Wahai
manusia, sungguh telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian dan
penyembuh untuk apa yang ada di dalam dada serta petunjuk dan rahmat bagi
32
Al-qur‟an adalah wahyu Allah yang berfungsi untuk mu‟jizat bagi
Rasulullah Muhammad saw sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim dan
dan bernilai sangat abadi. Sebagai mu‟jizat, Al-qur‟an telah menjadi salah satu
sebab penting bagi masuknya orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama
A‟raf/7:204.
kaidah kaidah hokum fundamental (asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan
33
termasuk penyembuhan. Supaya pengobatan menjadi efektif, penulis
saat tidur, karena otak tetep bekerja dan merespon suara Al-qur‟an tadi
pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-
Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang mendengarkan. (QS. Ar-Rum (30) : 23) (Ir. Abdel Daem Al-
khaheel, 2013).
izin Allah. Jadi, hal yang dapat mempengaruhi pasien yaitu dengan
bacaan Al-qur‟an. Bacaan Al-qur‟an terdiri atas dua hal, yaitu makna
kondisi jiwa yang lebih stabil, mampu mengontrol emosi, marah dan ceroboh,
34
menghilangkan rasa khawatir, ragu-ragu atau cemas, mampu membuat keputusan
yang baik, menyembuhkan penyakit yang umum seperti: alergi, pilek dan sakit
kebiasaan buruk.
frekuensi audio atau gelombang yang dikirim kepada kita melalui udara.
saja setelah gelombang itu masuk di telinga dan berubah menjadi sinyal-sinyal
listrik dan getaran-getaran pada sel-sel rambut dalam koklea untuk selanjutnya
melalui saraf koklearis menuju otak dan meciptakan imajinasi keindahan diotak
kanan dan otak kiri yang akan memberi dampak berupa kenyamanan dan
wilayah kiri korteks serebri sehingga timbul ketenangan.(Ir. Abdel Daem Al-
khaheel, 2013).
seruan Rasulullah, apabila Rasulullah menyeru kamu kepada suatu yang memberi
35
kehidupan kepada kamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi
Al-qur‟an bisa untuk penyembuh (obat) juga dijelaskan pada Q.S. Al- Isra/17:82
ٰ ونُن َِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلم ْؤمن ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد
الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل َخ َسارًا ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ
Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-qur‟an suatu yang menjadi penawar
dan rahmad bagi orang-orang yang beriman dan al-qur‟an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S. Al-Isra/17:82) (Ir. Abdel
Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi
Mendengarkan ayat-ayat Al-qur‟an yang dibacakan secara tartil dan baner, akan
otak (Heru, 2008 dikutip oleh Rohmi Handayani, Dyah Fajarsari, Dwi Retno
qori‟ (pembaca Al-qur‟an) (Heru, (2008) dalam Siswantinah (2011). Secara fisik
36
lantunan Al-qur‟an merupakan unsure suara manusia sedangkan instrumennya
bahwa terapi murottal Al-qur‟an yaitu terapi religi dimana seseorang akan
menurut Potter & Perry (2005), terapi musik maupun suara harus didengarkan
terbukti bisa mengaktifkan sel-sel tubuh dengan mengubah getaran suara menjadi
Berdasarkan penelitian dilakukan oleh (Fitriyatun lis, 2014) dan (Handayani dkk,
dibuktikan oleh beberapa ahli seperti yang dilakukan oleh Ahmad Al Khadi
direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida,
37
2.3.6 Tujuan diturunkan Al-qur‟an, menurut (Sholeh, 2012):
1. Sebagai pedoman
3. Untuk diamalkan
3. Mengurangi nyeri
38
Hal ini terbukti berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
implus atau rangsangan suara akan diterima oleh daun telinga pembacanya,
adalah proses dimana telinga informasi kesususnan saraf pusat. Setiap bunyi
dihasilkan oleh sumber bunyi atau getaran udara akan diterima oleh telinga.
39
Getaran tersebut diubah menjadi implus mekanik di telinga tengah dan diubah
menjadi implus elektrik ditelinga dalam dan diteruskan melalui saraf pendengaran
oleh daun telinga yang akan disalurkan kelubang telinga dan mengenai membrane
pendengaran yang bertautan yang satu dengan yang lainnya. Getaran suara
Post Operasi SC
atau teori dalam bentuk konsep penelitian. Pembuatan kerangka konsep mengacu
pada masalah-masalah yang akan diteliti atau berhubungan dengan penelitian dan
Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) pada penelitian ini adalah
Keterangan :
yang diteliti
41
Pengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
2010).
T1 X T2
Keterangan:
3.2.1. Waktu
42
Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian
No Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan
judul
2. Bimbingan
proposal (BAB
1,2,3)
3. Presentasi dan
seminar
proposal
4. Perbaikan
Proposal
5. Pengumpulan
Data
6. Analisa Data
7. Penulisan
Laporan
8. Sidang Skripsi
9. Perbaikan dan
Pengumpulan
3.2.2. Tempat
3.3.1. Populasi
menjadi awal dari sebuah sampel dipilih. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
43
3.3.2. Sampel
dengan sebuah prosedur khusus. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 25
orang responden.
a
n=
(
N . Z ² 1−
2)
p.q
a
d ² ( N −1 )+ z ² ( 1 ) p . q
2
56,55
n=
2,28
n=24,88=25orang
Keterangan :
N : jumlah populasi
a
d : Derajat ketepatan yang digunakan (0,1) (Z1 ) = Nilai Z pada curva
2
44
Untuk membatasi karakteristik dari sampel, dilakukan kriteria pemilihan
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
gelisah, bahkan takut seolah-olah akan terjadi sesuatu yang buruk yang akan
45
24-31 : kecemasan berat
Terapi murattal Al-Qur’an adalah metode terapi suara bacaan ayat suci
Al- Qur’an yaitu Ar-Rahman, dalam hal ini disediakan oleh peneliti dalam bentuk
operasi diberikan dalam 2 kali dengan sekali terapi dalam waktu 15 menit, terapi
ini diberikan dengan interval waktu 3 jam antara pemberian terapi pertama dan
kedua, serta terapi ini dilakukan dalam 3 hari berturut-turut dan dievaluasi atau
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
cemas, takut, was-was atau gelisah, maka tidak ada pilihan lain
46
membran melalui sebuah insisi dinding abdomen dan uterus dan
24 minggu ke atas,
atau Qori’ah sesuai dengan tartil dan tajwid yang mengalun indah
yang dikemas dalam media audio seperti kaset, CD atau data digital.
berikut:
1. Sumber data
a. Data primer
b. Data sekunder
mendukung.
47
e. Mengkaji tingkat kecemasan menggunakan skala pengukuran
memberikan intervensi.
HARS.
pengkuran HARS (Hamilton Anxiety Ranting Scale). Alat ukur kecemasan ini
sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas dan terbukti menjadi skala ukur
kecemasan yang valid dan dapat diterima secara universal (Dadang Hawari,
2001).
a. Editing
48
kekosongan dari data yang dibutuhkan.
b. Coding
c. Proccesing
d. Cleaning
dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif
yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan
a. Analisa Univariat
49
informasi yang berguna, peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
b. Analisa Bivariat
tabulasi silang antara kedua variabel tersebut. Bila data yang diuji
Ho diterima dan Ha ditolak bila didapatkan nilai p > 0,05. Hasil yang
50
3.10 Alur Penelitian
Informed consent
Sampel
Pemberian terapi
Murattal Al-Quran
Qur‟an
Analisis Data
51
Penyajian Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Faradisi, Firman. (2012). Efektivitas Terapi Murottal dan Terapi Musik Klasik
52
Grace.(2018).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Post
Hady, Nur Afuana dkk. 2012. Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik dan
Jakarta : FKUI.
Julianto, Very dan Magda Bhinnety. 2011. The Effect of Reciting Holy Qur’an
Mada
53
dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Di Rumah Sakit Haji
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian al-
No.2.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedal Edisi 8 Vol.
Jakarta : EGC
54
Keperawatan Ed. 4. Jakarta : Salemba Medika.
Andira Publisher.
prima.wordpress.com/info-kesehatan/%E2%80%9Cmanfaat-membaca-al-
qur%E2%80%99an-dan-kesehatan%E2%80%9D/.
55
Lampiran 1
Lembar Permohonan Menjadi Responden
56
Lubuk Pakam, April 2021
Peneliti
Canda Ardiana
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Responden
Peneliti
( )
( Canda Ardiana )
57
Lampiran 3
Kuisioner Penelitian
LEMBAR WAWANCARA:
A. Biodata Pasien
Nama Initial :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Diagnosa Medis :
Umur :
( ) Pretest
( ) Post test
58
3. tidak ada kecemasan : <8
4. kecemasan ringan : 9-15
5. kecemasan sedang : 16-23
6. kecemasan berat : 24-31
7. kecemasan berat sekali/panik : 32
KUESIONER TINGKAT KECEMASAN : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
PETUNJUK: Berilah tanda silang (X) pada kolom nilai angka (score). 0= jika tidak ada
gejala, 1= jika gejala ringan, 2= jika gejala sedang, 3= jika gejala berat, 4= jika gejala
berat sekali.
59
Berdebar-debar
Rasa lesu atau lemas
seperti mau pingsan
6 Gejala respiratory
(pernafasan)
Pernafasan cepat dan
dangkal
Pernafasan lambat dan dalam
Sering menarik nafas
Nafas pendek atau sesak
7 Gejala gastrointestinal
(pencernaan)
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Kesimpulan Hasil
a. Tidak ada Kecemasan
b. Kecemasan Ringan
c. Kecemasan Sedang
d. Kecemasan Berat
e. Kecemasan Sangat Berat (Panik)
60
Lampiran 4
Lampiran 5
61
62
Lampiran 6
Paraf
No Tanggal Materi Bimbingan Saran
pembimbing
1. 02 Januari 2021 Pengajuan Judul Perbaikan lokasi
Proposal penelitian
63
64