Anda di halaman 1dari 11

ROLEPLAY

METODE TEAM DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing: Ns. Grace C Sipasulta, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :

KEPERAWATAN TK. III

Mariani Mukhlis Abdi Syahbani


Marisa Dwiyanda Neneng Septiani
Melita Ramadhani Nila Ayu Septiani
Meidyna Larasati Nur Ainun
Miranda

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN

KELAS BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. Definisi

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu

seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya

kooperatif dan kolaboratif (Douglas,1992).

B. Prinsip Prinsip Tim Keperawatan

1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team terhadap satu atau

sekelompok klien/pasien

2. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,

mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan

memimpin

3. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level

kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus terkoordinasi

secara baik

4. Semua anggota team harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi

dan dambunya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan

berkesinambungan

5. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap

shift dinas (PS– M) Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien

C. Tanggung Jawab Perawat

Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :

1. Tanggung jawab anggota tim:


a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung

jawabnya.

b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberikan laporan..

2. Tanggung jawab ketua tim:

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:

a. Perencanaan

1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-

masing.

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan

perbaikan pulang bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan

aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/ penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelak

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan


mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan

dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

b) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai

asuhan keperawatan.

c) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

d) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru

masuk RS.

8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

b. Pengorganisasian

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2) Merumuskan tujuan metode penugasan.

3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim

dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses

dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada

ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada ketua tim


10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan

1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik.

3) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien.

2) Melalui supervisi:

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri

atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/

mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua

tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta

catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan


dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua

tim tentang pelaksanaan tugas.

c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan

rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.

Pemeran dalam Roleplay :

Narator : Nur Ainun

Kepala Ruangan : Melita Ramadhani

Ketua Tim I : Miranda

Ketua Tim II : Marisa Dwiyanda

Perawat Pelaksana / PA 1 : Neneng Septiani

Perawat Pelaksana / PA 2 : Nila Ayu Septiani

Pasien 1: Meidyna Larasati

Pasien 2: Mariani

Orang tua : Mukhlis Abdi Syahban


Kasus Roleplay:

Sebuah rumah sakit A di nurse station ruang rawat inap sedang di adakan pre

conference atau timbang terima. Pre conference dilakukan pada pukul 07.00 yang

dilakukan antara Kepala ruangan, Ketua Tim1, PA Tim1 (dinas malam) dengan Ketua

Tim2, dan PA Tim2 (dinas pagi).

Karu :”Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi semua. Pertama mari kita

panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME karna dengan berkat rahmatnya kita

masih diberi kesehatan dan berkumpul pagi ini. Ya mari kita mulai saja untuk pre

conference hari ini senin 20 Februari 2019. Ya untuk Perawat Miranda bagaimana

kondisi pasien semalam dan apakah ada kendala selama dinas malam”.

Katim1 menjelaskan tentang kondisi pasien dan kendala selama dinas malam.

Miranda (Katim1) :”Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi semua

terimakasih Ibu Melita. Untuk dinas malam jumlah pasien 2 orang ya bu, dengan

perawatan parsial care. Untuk pasien yang pertama ada Ny. Laras (40 thn) dengan

diagnosa medis Asma bronkial. Keadaan umum: lemah, kesadaran komposmentis,

tampak pucat, dan anemis. TD: 100/60, N: 80x/mnt, RR: 25x/mnt, S: 37oC. Semalam

keluarga ibu laras ada lapor dengan kami sekitar pukul 21.30 bahwa Ibu Laras

mengeluh nyeri dada dan sesak nafas. Diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif b.d

nyeri saat bernafas. Sudah dilaporakn oleh dokter jaga dan diberi obat, sudah dilakukan

pemeriksaan TTV dan pemberian oksigen 3lpm. Kemudian intervensi keperawatan

dilanjutkan.
Selanjutnya pasien 2 ada Nn. Mariani baru masuk pukul 05.00 subuh tadi (20

thn) dengan diagnosa medis diare. Keadaan umum : lemah, tampak pucat dan anemis.

TD : 110/70, N: 80x/menit, RR:20x/menit, S: 37oC. keluhan nyeri abdomen. Diagnosa

keperawatan defisit volume cairan b.d kehilangan volume cairan secara aktif. Rencana

yang sudah dilakukan monitor tanda-tanda vital dan nutrisi. Rencana yang belum

dilakukan adalah pemberian cairan IV. Sekian untuk kondisi pasien selama dinas

malam. Untuk kendala selama dinas malam Alhamdulillah tidak ada. Saya kembalikan

ke Ibu Melita.

Karu :”Terimakasih perawat Miranda, berarti pasien baru belum terpasang


cairan IV ya, untuk tim pagi bisa di lanjutkan intervensi dari tim malam ya, apakah ada
yang ingin ditanyakan perihal kondisi pasien? Jika tidak sebelum kita ke ruangan pasien
marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing masing agar pekerjaan kita
hari ini lancar, semua pasien yang kita rawat dapat lekas sembuh dan untuk Tim malam
terimakasih sudah menjalankan tugasnya”.

Kepala ruangan, Katim1, PA1, Katim2, dan PA2 menuju keruangan pasien.

Miranda (Katim1) :“Assalamualaikum, selamat pagi bu Laras?”

Pasien1 (Ny.L) :“wa’alaikumussalam sus”.

Miranda (Katim1) :” Bagimana keadaan ibu pagi ini? Iya bu kami mau operan jaga

ya bu, dari dinas malam ke dinas pagi kalau tadi malam ibu dengan saya, pagi ini ada

perawat Nila ya bu yang akan merawat ibu. Mba Nila ini Ibu Laras ya dengan asma

bronkial, dx kep pola nafas tidak efektif, Oiya ibu laras ini ada Mba Marisa ya Katim

pagi ini”.

Nila (PA2) :”Baik bu Laras, nama saya Nila perawat yang bertugas untuk

merawat ibu dari pagi pukul 07.00 sampai pukul 15.00 sore nanti. Jika ibu

membutuhkan sesuatu keluarga ibu bisa ke pos perawat ya bu. Iya bu sebelumnya saya

ingin sekalian memeriksa tanda- tanda vital ibu ya”.


Pasien :”baik sus”

Setelah keruangan ibu laras, lanjut ke ruangan Nn. Mariani.

Miranda (Katim I) : “Assalamualaikum, selamat pagi Mba Mariani, kami sedang

operan jaga ya mba dari dinas malam ke dinas pagi, bagaimana

keadaan mba pagi ini? Kalau tadi malam mba dengan saya dan

Mba Neneng, pagi ini ada Mba Nila ya mba dengan Mba

Marisa, permisi ya pak”.

Mukhlis (Ortu) : silahkan suster

Nila (PA2) : “selamat pagi Mba,, perkenalkan nama saya suster Nila, nama

Mba siapa? Bagiamana keadaannya hari ini? Nanti saya akan

pasang infus ya Mba untuk memenuhi kebutuhan cairan Mba

yang hilang karena diare, waktunya 15 menit lagi ya mba”.

Mariani (Pasien2) :” iya sus”.

Tim 1 telah selesai melakukan operan jaga. PA 2 melakukan tindakan

askep pada pasien. Karu mengontrol setiap tim. Setelah itu karu berbincang

bincang dengan katim I.

Melita (Karu) :”kinerja sudah bagus, tingkatkan kemampuan dari PA,

pertahankan dan pantau terus keadaan pasien, lakukan rencana

askep yang paling tepat”

Miranda (Katim I) :”baik bu”

Katim dan PA menuju nurse station. Dan merencanakan tindakan

selanjutnya.

Marisa (Katim2) :”Bu karu saya ingin melaporkan keadaan pasien Ny.X, kondisi

beliau saat ini masih lemah, TTV sudah diperiksa dengan tekanan
darah 120/80, nadi , pernafasan dan suhu , rencana/intervensi

dilanjutkan, pemberian oksigen yaitu pada pukul 10 nanti Ny.X,

namun saat ini saya ada rapat dosen di STIKES AIAIC, saya

meminta bantuan ibu sebagai karu untuk menemani dan

mengawasi PA tim I dalam pemberian oksigen.

Melita (Karu) : terimakasih atas laporannya, saya nanti akan mendampingi PA

tim satu dalam memberikan oksigen pa Pasien Tim I.

Marisa (Katim I) : terimakasih bu atas ijin dan kerjasamanya, . Salam

Karu, Katim1, PA1, Katim2, dan PA2 telah selesai melakukan operan jaga,

kemudian intervensi keperawatan yang belum terlakasana oleh TIM1 dilanjutkan oleh

TIM2.

(Nila) PA2 melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien, PA

melakukan kesalahan dalam melakukan pemeriksaan nadi, Katim mengarahkan.

Nila (PA 2) :”Perawat marisa, saya belum bisa menemukan nadinya,

bagaimana?

Marisa (Katim2) :Baik sus, sini saya bantu

Nila (PA 2) : baik suster marisa

PA dibantu Katim dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Nila (PA 2) : “baik bu, saya sudah selesai memeriksa tanda-tanda vital,

bagaimana perasaan ibu ? baik bu nanti saya akan kesini lagi

untuk memberikan oksigen supaya pernafasan ibu lebih lancar,

tempatnya disini waktunya 10 menit. Selamat beristirahat bu

.wassalam”.
Kemudian setelah melakukan tindakan keperawatan pada pasien 1, PA2

dan Katim2 melanjutkan intervensi keperawatan pada pasien2 (Mariani) untuk

pemasangan IV. Setelah melakukan tindakan Katim2 dan PA2 melakukan

evaluasi.

Karu :”Bagaimana perawat Marisa apakah sudah terlaksana intervensi yang belum

dijalankan?”

Marisa (Katim2) :”Baik bu sudah kami laksanakan dari pasien laras sudah

dilakukan pemberian oksigenasi sebanyak 3 lpm dan untuk pasien mariani sudah

dilakukan pemasangan iv line dan pasien dalam keadaan baik.”

Karu : “kinerja sudah bagus, tingkatkan kemampuan dari PA, pertahankan dan pantau

terus keadaan pasien, lakukan rencana askep yang paling tepat , dan terima kasih atas

kerja samanya.”

Anda mungkin juga menyukai