Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM PADA PENDERITA HIPERTENSI”

Dosen Fasilitator :

Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp. Kep. Kom

Disusun oleh :

Ismawati 19031056

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH PEKANBARU

2021-2022

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Materi : Efektivitas Terapi Bekam Pada Penderita Hipertensi

Pokok Bahasan : Terapi Bekam Pada Penderita Hipertensi

Hari/Tanggal : 16 November 2021

Waktu Pertemuan : 09.00-10.00

Tempat : Forum Virtual

Sasaran : Masyarakat Umum

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling
banyak disandang masyarakat (Kemenkes, 2019). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau dalam
keadaan tenang (Scarlet, 2018). Hipertensi dapat terjadi karena gaya hidup, obesitas, alkohol,
merokok, stress, faktor usia, hingga faktor genetik. Pengobatan untuk hipertensi dapat dilakukan
secara non-farmakologi yaitu dengan terapi bekam.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 jumlah kasus hipertensi ada
839 juta dan diperkirakan menjadi 1.15 milyar pada tahun 2025, yaitu sekitar (29%) dari jumlah
penduduk didunia. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2019 angka kejadian hipertensi sebesar
185.857 jiwa. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
komplikasi (WHO, 2019).
Bekam adalah metode pengobatan dengan metode tradisional dengan tabung atau gelas
yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal. Terjadinya
bendungan lokal disebabkan oleh tekanan negatif dari dalam dalam tabung yang sebelumnya
benda-benda dibakar dan dimasukan kedalam tabung agar terjadi pengumpulan darah lokal
( Umar, 2010 ).

2
Secara alami tubuh manusia selalu melakukan penyeimbangan terhadap apa yang terjadi
didalam tubuh itu sendiri, tetapi apa bila ketidak seimbangan di dalam tubuh terlalu berlebihan
makan tubuh juga tidak mampu melakukan penyeimbangan dengan sendirinya, maka di perlukan
rangsangan dari luar tubuh dengan tujuan untuk membantu tubuh itu sendiri. Salah satu bentuk
ketidak seimbangan adalah kelebihan dalam tubuh atau kekurangan dalam tubuh seperti
Hipertensi, ini merupakan salah satu bentuk yang berlebihan didalam tubuh.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Berdasarkan uraian ringkasan diatas, member dasar bagi peneliti untuk merumuskan bahwa
sangat banyak penderita hipertensi di indonesia, oleh sebab itu SAP ini dibuat agar dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar tau bagaimana melakukan beberapa terapi
tradisional salah satunya yaitu terapi bekam agar dapat mencegah penderita hipertensi.
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian Hipertensi
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Faktor Resiko Hipertensi
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Terapi Tradisional
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian Terapi Bekam
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Melakukan Terapi Bekam Guna Mengurangi
Penderita Hipertensi
6. Untuk Mengetahui Dan Memahami Efek Samping Pada Terapi Bekam
C. Metode :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
D. Media :
Power Point (PPT), dan Poster
E. Waktu dan Tempat :
Hari/tanggal : 16 November 2021
Jam : 09.00- 10.00 WIB
Tempat : Melalaui Forum Virtual

F. Pengorganisasian :
1. Leader :Ismawati
2. Co-leader : Dea Meilani Lutvi Asyari

3
3. Fasilitator : Siti Maisarah
4. Observer :-
 Pembagian Tugas
1) Leader
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bekam dari awal hingga berakhirnya terapi
- Membuat suasana agar lebih tenang dan kondusif
2) Co-leader
- Membantu leader mengkoordinasikan seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Mengantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
- Memotivasi masyarakat agar dapat kooperatif dalam terapi yang akan
dilakukan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
- Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi masyarakat agar dapat
kooperatif dalam terapi yang akan dilakukan
- Membimbing masyarakat selama terapi
4) Obsever
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat,
serta proses jalannya terapi
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok

G. Setting/Tempat : (Gambar/Denah Ruangan)

Keterangan :

4
Keterangan :

: Leader : Fasilitator

: co-leader

H. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 Menit Pembukaan : Menjawab salam
a. Salam pembuka
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan dari
pertemuan
2 10 Menit Penyampaian materi Memperhatikan dan mendengarkan
3 5 Menit Penutup Memperhatikan dan menjawab
a. Menyimpulkan materi salam
bahasan yang telah
disampaikan
b. Memberikan motivasi peserta
penyuluhan untuk hidup sehat
agar terhindar dari hipertensi
dengan melakukan terapi
bekam
c. Salam penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan :
- Perlengkapan yang digunakan lengkap
- Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan :
- Terapi bekam dapat berjalan dengan baik

5
- Masyarakat dapat mengikuti terapi bekam dengan baik dan kooperatif
- Adanya sedikit hambatan saat melakukan terapi bekam
- Semua anggota dapat bekerja sama sesuai dengan tugas masing-masing
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan :
- Hipertensi kembali normal setelah dilakukan terapi bekam
- Masyarakat merasa nyaman
- Masyarakat dapat mengikuti kegiatan dengan baik

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak
disandang masyarakat (Kemenkes, 2019). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau dalam keadaan tenang (Scarlet,
2018). Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak

6
disandang masyarakat (Kemenkes, 2019). Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon vasokointrikstor pembuluh darah sehingga aliran darah ke ginjal menurun dan
berakibat di produksinya enzim renin.
2. Faktor Resiko Hipertensi
Hipertensi dapat disebabkan oleh obesitas (kegemukan), makanan tinggi garam, stress,
minuman beralkohol, kopi, factor genetic, usia ataupun dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti
ginjal, jantung, kelainan hormonal, ataupun efek dari penggunaan obat (Bumi, 2017). Jika penderita
tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur akan menyebabkan terjadinya stroke,
serangan jantung, kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, mata bahkan menyebabkan
kematian (Black dan Hawks, 2014).
3. Pengertian Terapi Tradisional
Terapi tradisonal adalah metode pengobatan yang digunakan dalam masyarakat sejak jaman
dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenerasi berdasarkan
tingkat pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa. Terapi komplementer yang saat
ini populer dan dipercaya masyarakat untuk mengobati hipertensi yaitu terapi bekam (Ekawati, 2016).
4. Pengertian Terapi Bekam
Bekam adalah metode pengobatan tradisional dengan metode tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal. Terjadinya bendungan
lokal disebabkan oleh tekanan negatif dari dalam dalam tabung yang sebelumnya benda-benda dibakar
dan dimasukan kedalam tabung agar terjadi pengumpulan darah lokal ( Umar, 2010 ). Bekam berefek
terhadap hipertensi dengan memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan memberikan efek
vasodilatasi sehingga tekanan darah turun secara stabil, dan menenangkan system saraf simpatik. Efek
pada sistem saraf simpatik ini menstimulasi sekresi enzim yang berperan sebagai sistem angiotensin
renin. Setelah sistem itu tenang dan aktivitasnya berkurang maka tekanan darah akan turun (Sharaf,
2012).
5. Jenis dan Cara Terapi Bekam
Terapi bekam terbagi menjadi dua jenis, yakni bekam basah dan bekam kering. Bekam kering
mencakup bekam luncur, bekam api, dan bekam tarik. Yang membedakan antara bekam basah dan
bekam kering adalah ada tidaknya darah yang dikeluarkan. Mekanisme terapi bekam basah dapat
menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan
dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari . Teknik bekam luncur dilakukan dengan meng-kop
bagian tubuh tertentu, lalu meluncurkan kop tersebut ke bagian tubuh yang lain. Sedangkan bekam
tarik dilakukan dengan cara meng-kop beberapa detik kemudian kop ditarik dan ditempelkan kembali
pada kulit.

7
Pada teknik bekam basah, setelah terjadi bendungan lokal, prosesnya silanjutkan dengan
penyayatan permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan jarum bekam agar darah kotor bisa
dikeluarkan (Fatonah & Rihiantoro, 2015). Lokasi tubuh yang dilakukan perlukaan terapi bekam dapat
menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya adalah berdasarkan titik bekam, titik akupuntur,
lokasi daerah yang sakit, dan penggunaan ilmu lainnya (Sarkosih, 2017). Titik lokasi yang perlu
dihindari saat terapi bekam diantarnya adalah daerah kelenjar limpa, lubang tubuh yang dekat dengan
pembuluh darah besar, lokasi palpitasi, dan bagian tubuh yang terluka (Kasmui, 2016). Penentuan titik
lokasi bekam yang benar akan menentukan efektivitas terapi bekam.
Hubungan harmonis antara organ luar dan dalam dan keseluruhan bagian tubuh manusia
menentukan kondisi kesehatan jiwa raganya. Hubungan ini dikenal sebagai aliran chi atau meridian.
Jika chi terhambat, maka penyakit mudah timbul. Untuk mengobatinya, salah satunya dengan
menstimulasi beberapa titik meridian. Titik-titik tersebut berguna untuk menentukan penyakit atau
keluhan yang dialami pasien. Berikut beberapa titik terapi bekam :
1. Titik bekam Al-Kahil yang berada di antara dua pundak ini, merupakan salah satu titik inti bekam
yang sangat bermanfaat untuk mengobati hingga 72 macam penyakit, menjaga keseimbangan
tubuh, dan juga mengobati sakit kepala yang sering menjadi keluhan pada penderita hipertensi
(Abdullah Almuttaqien, 2018).

2. Titik bekam Yafukh yang berada di atas kepala tepatnya berada di ubun-ubun. Titik ini memiliki
khasiat yang luar biasa seperti dapat melancarkan peredaran darah pada hipertensi, dan juga semua
penyakit tersebut berhubungan langsung dengan kepala serta penyakit non medis seperti sihir (PBI,
2020).

8
3. Titik bekam Al-Akhda’ain melakukan bekam di titik leher ini akan mengobati penyakit yang
disebabkan kelebihan darah atau kerusakan pada jaringan darah disekitar kepala, selain itu titik
bekam al-akhdain ini dapat mencegah sakit kepala, wajah, telinga, hidung dan kerongkongan
(Abdullah Almuttaqien, 2018).

Kadar atau tingkat efektivitas dari kedua mekanisme tersebut dipengaruhi oleh jumlah kop,
durasi dan lokasi titik terapi bekam. Efektifitas terapi ditinjau dari jumlah kop yang ditentukan oleh
jenis dan ukuran yang digunakan (Bentley & Gabriel, 2006; Tham, Lee, & Lu, 2005). Ukuran kop
pada penelitian tersebut bervariasi tergantung dari lokasi tubuh responden. Rentang diameter kop
bekam di antara 2,5-6 cm.
Durasi terapi bekam secara keseluruhan dari tahapan bekam kering hingga pembersihan darah
dari bekam basah di antara 25-30 menit. Adapun durasi bekam basah sekitar 5-10 menit, dan tidak
disarankan lebih dari 10 menit (S. M. El Sayed et al., 2014). Beberapa efek samping dari bekam basah
pada jaringan kulit adalah munculnya eritema, bengkak dan bula jika dilakukan tidak dengan hati-hati
(Al-rubaye, 2012).
6. Efek Samping Terapi Bekam
Efek samping yang ditimbulkan dari praktik bekam tidak berat, hanya menimbulkan rasa tidak
nyaman yang akibat adanya bekas pembekaman dan penyayatan di kulit. Akan tetapi, bekas tersebut
akan hilang dalam waktu 2-3 hari sehingga terapi bekam aman untuk dilakukan.
Sementara kejadian tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat bekam antara lain timbulnya
jaringan parut, luka bakar, sakit kepala, gatal, pusing, rasa lelah, ketegangan otot, anemia, mual,
pembentukan bula, hematoma, timbulnya sakit di tempat dilakukannya bekam, abses, infeksi kulit,
insomnia, hiperpigmentasi, reflex vasovagal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muflih, M., & Judha, M. (2019). Effectiveness of Blood Pressure Reduction Reviewed from Amount of
Kop, Duration And Location of Point of Bekam Therapy. NurseLine Journal, 4(1), 46-53.

Annisa, Z. S., Rudiyanto, R., & Sholihin, S. (2021). EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM PADA
PENDERITA HIPERTENSI: STUDI LITERATUR. Nursing Information Journal, 1(1), 36-41.

Saputra, R. (2017). Efektifitas Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 1(1), 1-6.

Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., Nurhayati, N., & Siswoyo, H. (2019). Pelayanan Kesehatan
Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan Manfaat. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan, 212-225.

10
11

Anda mungkin juga menyukai