KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dosen Pembimbing :
Oleh :
Azzahrotul Humaira
(19031051)
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Pemberian Obat Tradisional Lancau Wolio Terhadap Involusi Uterus
Dan Estetika Kecantikan Pada Ibu Nifas Di Kota Baubau
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika
alat -alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil), (Sulistiyowati,
2009:1). Dengan pemantauan yang melekat pada asuhan ibu masa nifas, maka
kemungkinan kematian dapat dicegah (Prawirohardjo, 2002). Oleh karena itulah
pemerintah mengeluarkan program dan kebijakan teknis, yaitu setidaknya dilakukan 4x
kunjungan masa nifas untuk menilai setatus ibu dan BBL, dan untuk mencegah,
mendeteksi menangani masalah-masalah yang terjadi, salah satunya masalah yang
dipantau pada ibu nifas adalah involusi uteri. Involusi uteri merupakan suatu proses
dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram
(Ambarwati,dkk, 2009).
Pengobatan tradisional merupakan salah satu pengobatan yang masih banyak
dilakukan oleh masyarakat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 80%
dari total populasi di benua Asia dan Afrika bergantung pada pengobatan tradisional.
WHO juga telah mengakui pengobatan tradisional dapat mengobati berbagai jenis
penyakit infeksi, penyakit akut, dan penyakit kronis (Yuningsih, 2012).
Perempuan suku Buton mempunyai tradisi pengobatan tradisional dalam
perawatanmasa nifas yang sering dikenal masyarakat dengan nama Lancau Wolio.
Lancau dalam bahasa Buton mempunyai arti obat sedangkan Wolio berarti wolio. Jika
diterjemahkan secara harfiah Lancau Wolio berarti obat Wolio,yaitu suatu ramuan
tradisional untuk perawatan ibu nifas. Ramuan ini sudah digunakan oleh perempuan
Buton dalam masa nifas secara turun temurun sejak nenek moyang suku Buton.
Lancau Wolio dibuat dengan memanfaatkan umbi, batang, dan akar dari 40 jenis
tanaman, diantara beberapa tanaman yang digunakan dalam pembuatan lancau wolio,
yaitu : alang-alang dan gingseng jawa yang dimanfaatkan akarnya. Kemudian kayu
jawa, jarak, sambung nyawa, bangle, dan kayu kuning yang dimanfaatkan batangnya.
Tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya, yaitu : asam jawa, jambu biji, kusambi,
dan kecapi. Serta tanaman yang dimanfaatkan umbinya, yaitu ; paku uban. Seluruh
bahan ini dipercaya bekhasiat mempercepat involusio uteri dan pemulihan kondisi ibu
selama masa nifas meliputi peningkatan produksi ASI, mempercepat penyembuhan
luka bekas implantasi plasenta di uterus maupun luka bekas jahitan perineum dan bekas
operasi serta membuat tubuh ibu kembali sehat bugar dan cepat terjadi penurunan berat
badan sehingga kondisi tubuh kelihatan langsing.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, SAP ini dibuat agar dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat terkait pemanfaatan tanaman lancau wolio
terhadap involusi uterus ibu dan kecantikan pada ibu nifas
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian involusi uterus
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
involusi uterus ibu
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Terapi Tradisional
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami tanaman lancau wolio
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara penggunaan lancau wolio terhadap
involusi ibu dan masa nifas
C. Metode :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
D. Media :
Power Point (PPT), dan Poster
F. Pengorganisasian :
1. Leader : Azzahrotul Humaira
2. Co-leader : Sopia Mulida
3. Fasilitator : Poppy Rafita
4. Observer : Syafira Intantry
Pembagian Tugas
1) Leader
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya penyuluhan pemanfaatan tanaman lancau
wolio dari awal hingga berakhirnya terapi
- Membuat suasana agar lebih tenang dan kondusif
2) Co-leader
- Membantu leader mengkoordinasikan seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Mengantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
- Memotivasi masyarakat agar dapat kooperatif dalam penyuluhan
yang akan dilakukan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
- Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi
masyarakat agar dapat kooperatif dalam penyuluhan yang akan
dilakukan
- Membimbing masyarakat selama penyuluhan berlangsung
4) Obsever
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat, serta proses jalannya terapi
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
Keterangan :
Keterangan :
H. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan :
- Perlengkapan yang digunakan lengkap
- Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan :
- Penyuluhan tanaman lancau wolio dapat berjalan dengan baik
- Masyarakat dapat mengikuti penyuluhan tanaman lancau wolio dengan baik dan
kooperatif
- Semua anggota dapat bekerja sama sesuai dengan tugas masing-masing
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan :
- Involusi ibu kembali normal setelah dilakukan penyuluhan penggunaan tanaman
lancau wolio
- Masyarakat merasa nyaman
- Masyarakat dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Materi Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Anita, A., & Ernawati, S. (2020). Efektifitas Pemberian Obat Tradisional Lancau Wolio
Terhadap Involusi Uterus Dan Estetika Kecantikan Pada Ibu Nifas Di Kota Baubau.
Journal Of Healthcare Technology And Medicine, 6(2), 666-677.
Fairus, M. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan involusi uterus pada ibu post
partum di wilayah kerja puskesmas Ketapang Lampung Utara. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai, 7(2), 1-7.
Paryono, P., & Kurniarum, A. (2014). Kebiasaan konsumsi jamu untuk menjaga kesehatan
tubuh pada saat hamil dan setelah melahirkan di desa Kajoran Klaten Selatan.
Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1).
Subu, M. A. (2015). Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif oleh Penderita Gangguan
Jiwa. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 3(3).