2019
Lubis, Nurhasanah
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16954
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT SEBAGAI PREDIKTOR INFEKSI BAKTERI
PADA ANAK
TESIS
NURHASANAH LUBIS
147041199 / IKA
TESIS
NURHASANAH LUBIS
147041199 / IKA
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Nurhasanah Lubis
ii
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Sumatera Utara.
kasih kepada:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) sebagai dekan Fakultas Kedokteran
3. Dr. dr. Mohd Rhiza Z. Tala, M.Ked (OG), Sp.OG(K) sebagai sekretaris
5. dr. Selvi Nafianti, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku ketua program studi Ilmu
Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, Sp.A(K), dr. Inke Nadia Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A,
iii
Universitas Sumatera Utara
dr. Hendri Wijaya, M.Ked(Ped), Sp.A yang telah meluangkan waktu dan
7. Prof. dr. Munar Lubis, Sp.A(K), dr. R. Lia Kusumawati Iswara, MS, Sp.MK(K),
M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran
9. Ibunda Mujihati, ayahanda Sulaiman Lubis, suami dan kedua anak saya yang
telah sabar dan selalu memberikan semangat untuk saya sehingga menjadi
Saya menyadari bahwa tesis ini masih memiliki kekurangan, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaannya. Akhir
kata, saya berharap semoga tesis ini dapat memberikan mafaat bagi setiap
Penulis
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.4.1. Tujuan Umum 3
1.4.2. Tujuan Khusus 3
1.5. Mafaat Penelitian 4
v
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 15
3.4. Perkiraan Besar Sampel 16
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 16
3.5.1. Kriteria Inklusi 16
3.5.2. Kriteria Eksklusi 17
3.6. Etika Penelitian 17
3.7. Cara Kerja 17
3.8. Alur Penelitian 18
3.9. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 19
3.10. Pengolahan dan Analisis Data 21
BAB 5 PEMBAHASAN 29
BAB 7 RINGKASAN 36
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 45
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA
ix
Universitas Sumatera Utara
RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT SEBAGAI PREDIKTOR INFEKSI BAKTERI PADA
ANAK
Nurhasanah Lubis, Bugis Mardina Lubis, Syahril Pasaribu, Ayodhia Pitaloka Pasaribu
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang : Infeksi bakteri merupakan masalah yang penting di dunia dimana
mortalitas pada negara maju 20% dengan jumlah terbesar pada anak berusia 1-4
tahun. Diagnosis dini dan akurat dari infeksi pada anak sangat penting untuk
mengurangi mortalitas. Rasio neutrofil limfosit (RNL) merupakan salah satu marker
infeksi yang sedang diteliti saat ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk
menilai RNL pada anak karena RNL gampang dilakukan, sederhana dengan biaya
yang relatif murah sehingga dapat digunakan pada praktek sehari hari.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang secara retrospektif pada anak
yang dilakukan kultur darah di RSUP H.Adam Malik tahun 2017 dengan total sampel
506 anak.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan laki laki (n=293) lebih banyak daripada
perempuan, dengan usia <1 tahun sebagai peringkat pertama (n=174). RNL memiliki
cut off ≥ 1,3 sebanyak 127 orang (79.9%). dimana uji kai kuadrat dengan α =0.05
diperoleh bahwa nilai p=0.1 (nilai p> α). Selanjutnya berdasarkan uji kai kuadrat juga
ditemukan nilai Odds Rasio sebesar 1.4 dengan nilai IK 95% sebesar 0.9-2.2.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara RNL dengan kultur
darah.
Kata kunci : infeksi bakteri pada anak; rasio neutrofil limfosit; prediktor infeksi
bakteri
x
Universitas Sumatera Utara
NEUTROFIL LYMPHOCYTE RATIO AS PREDICTOR OF BACTERIAL
INFECTION IN CHILDREN
Nurhasanah Lubis, Bugis Mardina Lubis, Syahril Pasaribu, Ayodhia Pitaloka Pasaribu
Department of Child Health, Faculty of Medicine,
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
ABSTRACT
Results: In this study, there were more men (n = 293) than women, with age <1 year
as the first rank (n = 174). RNL has a cut off of ≥ 1.3 by 127 people (79.9%). where
the kai squared test with α = 0.05 is obtained that the value p = 0.1 (p value> α).
Furthermore, based on the chi square test also found the Odds Ratio value of 1.4
with a 95% IK value of 0.9-2.2. Thus it can be concluded that there is no relationship
between RNL and blood culture.
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
pada negara maju 20% dengan jumlah terbesar pada anak berusia 1-4 tahun.
Diagnosis dini dan akurat dari infeksi pada anak sangat penting untuk
mengurangi mortalitas.1
yang sedang diteliti saat ini dan dari hasil penelitian sebelumnya di
Netherland pada tahun 2001 menyatakan bahwa RNL lebih baik sebagai
dan neutrofil.7 Hal yang sama juga dikemukakan di Turki pada tahun 2015
pada bronkiektasis eksaserbasi akut pada anak karena respon fisiologi dari
sistemik yang disebabkan oleh tertundanya apoptosis dan stimulasi stem cell
peningkatan RNL dihubungkan dengan prognosis yang buruk dan cut off
ideal masih bervariasi dengan nilai 3 sampai 5.4 Oleh karena itu, diperlukan
penelitian untuk menilai RNL pada anak karena RNL gampang dilakukan,
sederhana dengan biaya yang relatif murah sehingga dapat digunakan pada
bakteremia.
1.3. Hipotesis
tahun 2017
tahun 2017
3. Untuk menentukan nilai cut off RNL sebagai prediktor bakteremia pada
2017
tahun 2017
dunia kedokteran.
TINJAUAN PUSTAKA
Angka kejadian infeksi negara maju meningkat antara tahun 2002 sampai
2010 dari 74,9 menjadi 116,9 per 1.000 jiwa namun terjadi penurunan pada
tahun 2011 menjadi 69,1 per 1.000 jiwa dan meningkat kembali pada tahun
seperti Amerika serikat 23,5% sampai 27,5% dan Australia 65% pada anak-
anak kurang dari 5 tahun disebabkan oleh haemophilus influenza tahun 2001
sampai 2010 sedangkan pada negara berkembang yaitu Afrika timur 12%
sampai 47% dan Kenya tahun 2003 sebanyak 2240 per 100.000 pada anak
kurang dari 2 tahun dan 1192 per 100.000 pada anak diatas 5 tahun.14-16
terutama di Indonesia belum pernah dilakukan sampai saat ini, oleh karena
2.2. Patofisiologi
2.2.1. Neutrofil
Neutrofil adalah sel matang dalam darah yang dapat menyerang dan
14 hari kemudian bertahan dalam sirkulasi darah 4-8 jam dan merupakan
Neutrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan sel matur yang dapat
gambar berikut
dan saling bertemu pada sisi yang berlawanan sehingga melepaskan diri dari
Infeksi bakteri akut memicu produksi neutrofil hingga 10-30 kali lipat
dalam sirkulasi dari sumsum tulang. Neutrofil yang matang tetap bertahan
selama beberapa hari di sumsum tulang, namun selama infeksi dan juga
2.2.2. Limfosit
homogen dan kromatin padat.20 Limfosit terletak dalam nodus limfe dan
dalam jaringan limfoid khusus seperti limpa, daerah submukosa dari traktus
terhadap mikroba karena sel ini dapat mengenal setiap jenis antigen, baik
Limfosit terdiri dari dua kelompok yaitu timus atau limfosit T dimana
sekitar 80% dari limfosit, memberikan pertahanan lokal melawan antigen dari
limfosit dibagi menjadi sel penolong dan sel penekan. Kelompok kecil natural
killer cell yang memiliki fungsi sitotoksik langsung, terkait erat dengan
jawab atas keseluruhan sisi humoral pertahanan terhadap virus, bakteri dan
alergen.20,21
C-Reactive Protein (CRP) adalah protein akut yang disintesis dihati terhadap
respons dari sitokin IL-1 dan IL-6 dan berinflamasi pada jaringan yang
puncaknya pada 2-3 hari.24 Semakin besar stimulusnya, maka CRP akan
bertahan lebih lama dan setelah stimulus inflamasi dihilangkan, kadar CRP
virus namun, CRP tidak sensitif dan spesifik untuk infeksi bakteri karena
2.4. Prokalsitonin
dalam waktu 4 jam setelah stimulasi dan mencapai puncak pada 8 jam.
bakteri sistemik atau infeksi kronik sedangkan itu hampir tidak meningkat
pada sistemik lokal atau ringan infeksi bakteri.30 Galetto-Lacour, dkk pada
tahun 2001 merupakan indikator yang lebih sensitif dan sedikit meningkat
pada infeksi virus, tetapi dapat meningkat hampir seribu kali lipat dalam
infeksi bakteri.31
Kultur darah adalah standar emas untuk diagnosis bakteremia. Kultur darah
Bactroides tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan kultur darah, hal ini
mikroorganisme peka asam lainnya mati 3 hari setelah inkubasi dan sebagai
pada 1954 pasien bakteremia usia >17 tahun mendapatkan hasil penelitian
270 sampel dengan hasil kultur darah positif dengan 154 pasien gram negatif
spesifisitas dari RNL sebagai prediksi bakteremia sekitar 70% dan positif
predictive value untuk rasio neutrofil limfosit 0,20 dan negative predictive
penanda hasil ini mudah, cepat dan murah dan sehingga dapat digunakan
anak infeksi saluran kemih mendapatkan hasil RNL dapat digunakan sebagai
marker pielonefritis akut pada anak dibandingkan CRP, leukosit dan eritrosit
laboratorium.38
1790 anak usia 1 minggu sampai 3 bulan dengan infeksi akut mendapatkan
hasil bahwa pada bayi yang demam maka CRP merupakan marker tunggal
terbaik untuk infeksi akut, absolut neutrofil count adalah yang terbaik untuk
membedakan antara infeksi bakteri dan virus dengan RNL limfosit >6,2
eksaserbasi akut pada anak dengan hasil yang cepat, biaya yang murah dan
negara yang sama pada 542 pasien familial Mediterranean fever anak
peradangan kronis pada pasien dan inisiasi awal pengobatan pada pasien
dengan temuan klinis khas familial Mediterranean fever serta pemeriksaan ini
belum dilakukan sehingga Indonesia belum memiliki data dan penelitian pada
anak di negara lain juga masih sangat sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkan
penelitian yang menilai RNL pada populasi anak untuk mendapatkan cut off
yang sesuai dan evaluasi dengan pemeriksaan gold standar yaitu kultur
Infeksi Bakteri
: yang diteliti
METODE PENELITIAN
bakteremia.
data sekunder dari rekam medis pasien yang dilakukan kultur darah dan
berjumlah 511 orang pada tahun 2017. Sampel penelitian ini berjumlah 505
15
Universitas Sumatera Utara
16
besar sampel untuk satu populasi. Besar sampel dalam penelitian ini
sebesar 95%.
n = Zα x Sen (1-sen) / d2 x p
Keterangan rumus :
d = Presisi = 5% = 0,05
sebanyak 137 orang. Besar sampel yang kami gunakan pada penelitian ini
sebanyak 511 orang dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Data sekunder dari rekam medis tidak lengkap (pemeriksaan kultur darah dan
medis), dari rekam medis sesuai data dari kultur darah dan data darah
Data dermografi
Darah lengkap
(neutrofil dan limfosit)
Kultur darah
Sensitifitas
Spesifitas
Positif predictive value
Negative predictive value
Cut off
Proporsi kuman
Skala
Variabel Defenisi Operasional Hasil ukur
ukur
Kultur darah Dijumpai bakteri 1. (+) Nominal
dalam darah 2. (-)
Neutrofil Sel matang dalam darah % Rasio
yang dapat menyerang
dan menghancurkan
bakteri dan virus dalam
sirkulasi darah.18
Nilai :
0 hari – 29 hari : 17,00 –
60,00
1 bulan - 9 tahun : 25,00 –
60,00
10 tahun – 18 tahun :
50,00 – 70,00
Limfosit Sistem imun adaptif yang % Rasio
memberikan respon
terhadap mikroba.21
Nilai :
0 hari – 29 hari : 20,00 –
70,00
1 bulan - 9 tahun : 25,00 –
50,00
10 tahun – 18 tahun :
20,00 – 40,00
CRP protein akut yang disintesis mg/dL Rasio
dihati terhadap respons
dari sitokin IL-1 dan IL-6
dan berinflamasi pada
jaringan yang rusak.23,24,25
Nilai :
Positif : > 0,7 mg/dL
Negatif : < 0,7 mg/dL
Package for Social Sciences for Windows (SPSS) versi 20,0 dengan interval
masing masing variabel. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2018.
Sampel diambil dari data rekam medis pasien anak yang dilakukan
pemeriksaan kultur darah di tahun 2017. Jumlah sampel sebanyak 511 orang
tetapi 6 orang tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga total sebanyak 505
orang. Alur hasil penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
22
Universitas Sumatera Utara
23
Penelitian ini memiliki data karakteristik yang dapat dilihat pada tabel
4.1. berikut
Tabel diatas dapat kita lihat bahwa penelitian ini lebih banyak pada laki
laki sebanyak 293 (58%) dengan usia <1 tahun sebagai peringkat pertama
sebanyak 174 (34,4%). Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata leukosit dan
neutrofil terbanyak pada usia >10 tahun masing masing sebesar 20.760
(52.457) dan 70,6 (24,3%) dengan mean limfosit terbanyak pada usia 1-4
juga ditemukan dalam penelitian ini tetapi sayangnya tidak semua sampel
Ada 159 sampel yang memiliki kultur darah positif dan penelitian ini
mendapatkan 41 jenis bakteri dari hasil kultur darah. Gambar dibawah ini
35
31
30
24
25
19
20
15
11 11
10
0
Klebsiella Acinetobacter Staphylococcus Escherichia coli Staphylococcus
pneumonia baumanii aureus haemolyticus
Untuk mengetahui atau mengukur nilai cut off dari rasio neutrofil limfosit
Sebagai perbandingan nilai cut off, berikut ini akan ditampilkan nilai
Tabel 4.2. Nilai Cut Off Rasio Neutrofil Limfosit Berdasarkan Sensitifitas
dan Spesifisitas
Berdasarkan uji ROC, nilai cut off diperoleh dari median nilai
sensitifitas, yakni 0,555 atau 55,5%, sehingga cut off yang diperoleh adalah
3,6. Tabel diatas menunjukkan nilai cut off yang digunakan adalah 1,3
Kultur darah
Marker infeksi Positif Negatif P OR IK 95%
n % n %
Rasio Neutrofil Limfosit
≥ cut off 127 79,9 253 73,1 0,1 1,4 0,9-2,2
< cut off 32 20,1 93 26,9
CRP
Positif 52 32,7 107 30,9 0,9 - -
Negatif 22 13,8 48 13,9
Tidak diperiksa 85 53,5 191 54,7
Prokalsitonin
Positif 48 30,2 86 24,9 0,3 - -
Negatif 37 23,3 99 28,6
Tidak diperiksa 74 46,5 161 46,5
IT rasio
Positif 0 0 1 0,3 0,6 - -
Negatif 12 7,5 31 9
Tidak diperiksa 147 92,5 314 90,8
infeksi, tidak ada marker infeksi yang signifikan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pasien dengan RNL memiliki cut off ≥ 1,3 sebanyak 127
orang (79,9%) dimana uji kai kuadrat dengan α =0,05 diperoleh bahwa nilai p
= 0,1 (nilai p> α). Selanjutnya berdasarkan uji kai kuadrat juga ditemukan nilai
Odds Rasio sebesar 1,4 dengan nilai IK 95% sebesar 0,9-2,2. Dengan
demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara RNL dengan kultur
26,9% dan positif predictive value 33% serta negative predictive value 74%.
kuadrat dengan α =0,05 diperoleh nilai p = 0,9 (nilai p > α). Dengan demikian
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara CRP dengan kultur darah.
Hal ini juga terjadi pada Prokalsitonin dimana dari hasil penelitian
menunjukkan 48 orang (30,2%) uji kai kuadrat dengan α =0,05 diperoleh nilai
p = 0,3 (nilai p > α). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan
negatif (0,3%), uji kai kuadrat dengan α =0,05 diperoleh nilai p =0,6 (nilai p>
α.). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara IT rasio
sehingga didapatkan cut off rasio neutrofil limfosit terhadap masing masing
jenis bakteri tersebut, dimana cut off untuk masing masing bakteri dapat
dikelompokkan menjadi gram negatif dan gram positif sehingga diperoleh nilai
cut off RNL berdasarkan masing masing bakteri tersebut. Cut off tertinggi 1,4
dimiliki oleh gram positif dengan sensitifitas 81,8% dan spesifisitas 26,3%.
Bakteri gram positif dengan cut off tertinggi 2,4 dan ini terbukti dari 5 kuman
ketertarikan sendiri dimana kita dapat memprediksikan bakteri apa yang akan
muncul ketika kita melihat cut off rasio neutrofil limfosit yang dapat dilakukan
pada saat pasien dirawat sehingga kita dapat memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis bakteri yang mungkin muncul pada hasil kultur darah
tersebut.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM Medan pada bulan September 2018
sampai Februari 2019 dengan melihat data rekam medis kultur darah dan
darah lengkap (neutrofil dan limfosit) pasien anak tahun 2017. Penelitian ini
menggunakan total population sebanyak 511 anak dengan 505 anak yang
memenuhi kriteria inklusi dan didapatkan 159 kultur darah positif dan 346
kultur darah negatif. Pada data data karakteristik dengan hasil laki laki lebih
dkk dan penelitian oleh Holub M, dkk juga menemukan hasil yang sama..37,40
usia dibawah 1 tahun. Penelitian oleh Terradas, dkk mendapatkan usia rata
rata anak usia 16 tahun dan penelitian oleh Holub M, dkk dilakukan pada usia
diatas 17 tahun.37,40
Penelitian ini menemukan jenis bakteri yang muncul pada kultur darah
30
Universitas Sumatera Utara
31
Perbedaan ini dipengaruhi oleh pola kuman yang berbeda pada setiap rumah
bakteri terbanyak yang ditemukan pada tahun 2001 sampai 2010. 15 Hal ini
yang ditemukan pada penelitian ini sejalan dengan lima bakteri terbanyak
pada penelitian yang kami lakukan yaitu 5 kuman terbanyak hanya saja
penelitian ini dilakukan pada negara berkembang, dengan jenis bakteri yang
bersirkulasi mirip.
dapat digunakan sebagai prediktor pada infeksi bakteri. Hal ini terjadi karena
apoptosis yang tertunda dan growth hormone distimulasi oleh stem cell
hasil RNL >6,2 sebagai diagnostik bacteremia. Sedangkan pada penelitian ini
mendapatkan cut off RNL ≥1,3.37,40 Perbedaan cut off RNL ini mungkin
tersebut.
26,9%, positif predictive value 33% dan negative predictive value 74%. Pada
dengan usia dijumpai mulai 17 tahun dengan hasil sensitifitas dan spesifisitas
70%, positif predictive value 20% dan negative predictive value 92% dan
penelitian ini dibandingkan maka dapat kita lihat bahwa ketiga penelitian ini
Pada penelitian ini, kami menganalisa cut off RNL dengan bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif memiliki cut off 1,4
memiliki cut off 1,3 dengan sensitifitas 80,2% dan spesifisitas 24,8%. Tujuan
dari analisa ini untuk memprediksikan bakteri apa yang akan muncul ketika
Pada penelitian ini ditemukan RNL lebih baik untuk menentukan infeksi
bakteri dibandingkan prokalsitonin, CRP dan IT rasio akan tetapi belum dapat
dijadikan pedoman karena hubungan antara RNL dengan kultur darah tidak
signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Zahorec, dkk yang mengatakan
bahwa RNL dibandingkan dengan CRP, total leukosit dan neutrofil memiliki
hasil yang lebih baik untuk menentukan bakteremia.7 Penelitian oleh Holub,
infeksi neonatal.44 Penelitian oleh Mentis mendapatkan hasil RNL dan CSF
tunggal terbaik untuk infeksi akut pada bayi demam, absolut neutrofil count
terbaik untuk infeksi bakteri invasif dan RNL serta neutrofil absolut berperan
CRP lebih tinggi daripada limfositopenia dan RNL sebagai penanda penyakit
karena kita dapat menggunakan RNL sebagai prediktor pada infeksi bakteri
terbatas dengan biaya yang murah dan sederhana serta kita dapat
menggunakan desain potong lintang retrospektif, data tidak lengkap, data dari
ini benar dapat dijadikan prediktor pada infeksi bakteri sehingga dapat
6.1. Kesimpulan
Rasio neutrofil limfosit belum dapat dijadikan prediktor bakteremia pada anak
6.2. Saran
lengkap dan analisa lebih baik agar dapat dijadikan prediktor pada infeksi
bakteri
35
Universitas Sumatera Utara
36
dijadikan alternatif unutk menilai infeksi bakteri dengan biaya yang relatif
RINGKASAN
Infeksi bakteri merupakan masalah yang penting didunia dan memiliki angka
mortalitas yang tinggi. Untuk mengetahui hal tersebut ada beberapa marker
infeksi dan salah satunya RNL yang saat ini sedang banyak dilakukan
penelitian untuk menilai apakah RNL tersebut dapat dijadikan prediktor pada
infeksi bakteri.
74% dengan cut off RNL 1,3 lebih baik dijadikan prediktor infeksi bakteri pada
anak dibandingkan marker infeksi yang lain seperti CRP, prokalsitonin dan IT
rasio tetapi belum dapat diaplikasikan karena hubungan antara RNL dengan
pada anak.
memiliki cut off RNL tersendiri serta menilai cut off RNL bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif sehingga kita dapat memberikan antibiotik yang
mungkin sesuai dengan hasil kultur pada awal pasien masuk dengan agar
37
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
45.
2. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku ajar infeksi
dan pediatri tropis. Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2002. h.13.
3. Kim YK, Jeng TD, Lee W, Chun S, Min WK. Procalcitonin in the
4. Gurol G, Ciftci IH, terzi HA, Atasoy AR, Ozbek A, Koroglu M. Are there
5. De Jager CPC, Van Wijk PT, mathoera RB, De Jongh JL, Van Der Poll T.
6. Bozdemir SE, Altintop YA, Uytun S, Aslaner H, Torun YA. Diagnostic role
38
Universitas Sumatera Utara
39
42(4):358-62.
10. De Jager CPC, Wever PC, Gemen EFA, Kuster R, Van Gageldonk-
Lafeber AB, Van Der Poll T, dkk. The neutrophil-lymphocyte count ratio in
11. Yigit Y, Yilmaz S, Akdogan A, Halhalli HC, Ozbek AE, Gencer EG. The
the classification of febrile seizures. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2017;
21:554-9.
13. The Society of Critical Care Medicine and the World Federation of
15. Jensen US, Knudsen JD, Wehberg S, Gregson DB, Laupland KB. Risk
16. Brent AJ, Ahmed I, Ndiritu M, Lewa P, Ngetsa C, Lowe B, dkk. Incidence
88.
17. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Dalam: Setiawan I,
19. Arceci RJ, Hann IM, Smith OP. Pediatric hematology. Massachusetts.
21. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Resistensi tubuh
22. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi dasar Abbas fungsi dan
26. Reny JL, Vuagnat A, Ract C, Benoit MO, Safar M, Fagon JY. Diagnosis
protein compared with other clinical and biological variables. Crit care
27. Walsh SR, Cook EJ, Goulder F, Justin TA, Keeling NJ. Neutrophil-
31. Lacour AG, Zamora SA, Gervaix A. Bedside procalcitonin and C reactive
32. Gomez B, Bou SH, Garcia JJ, Mintegi S. Bacteremia in previously healthy
characteristics and outcome. Eur J Clin Mikrobiol Infec Dis. 2014; 1-8.
33. Davis TR, Evans HR, Murtas J, Weisman A, Francis L, Khan A. Utility of
17:675-81.
38. Yi Han S, Lee IR, Park SJ, Kim JH, Shin JI. Usefulness of neutrophil-
Korean J Pediatr.2016;59(3):139-144.
258-61.
41. Duksal F, Alaygut D, Guven AS, Ekici M, Oflaz MB, Tuncer R, Cevit O.
at a tertiary level paediatric hospital in South Africa. BMC infect dis. 2017;
17:750.
46. Wolfswinkel ME, Jongbloed KV, Melo MM, Wever PC, McCall MB,
2013; 12:101.
LAMPIRAN
1. Personil Penelitian
a. Ketua Penelitian
b. Anggota Penelitian
2. dr. Prof. DR. Dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K)
2. Biaya Penelitian
3. Jadwal Penelitian
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan laporan
Penggandaan laporan
DATA SEKUNDER
MR.
Inisial : …………………………………………………..
Ruang Perawatan
Tabel Pemantauan
3. Nilai neutrofil …
4. Nilai limfosit …
5. Rasio neutrofil limfosit
6. Leukosit
7. CRP
8. Procalcitonin
9. IT ratio