Diajukan Oleh
KHUZAINI
NIM : 077102016
CHS : 1123
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
KHUZAINI
Assalamualikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya serta
telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir Pendidikan Dokter
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih
1. Pembimbing dr. Budi Irwan, SpB, KBD yang telah memberi bimbingan, bantuan serta
saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis
ini.
2. Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan
3. dr. Marshal, SpB-TKV (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Bedah FK-USU dan dr. Asrul, SpB, KBD sebagai Seketaris Program Studi yang
4. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. DR. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc
(CTM), SpA(K) serta Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD, KGEH selaku dekan FK-USU
dan dr. Erjan Fikri, SpB, SpBA sebagai Seketaris Departemen Ilmu Bedah FK-USU
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.
6. Guru Besar di Departemen Ilmu Bedah , terima kasih yang sedalam-dalamnya dan
dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang
7. Seluruh Staf pengajar di Departemen Ilmu Bedah FK-USU/RSUP HAM, RSU Pirngadi
Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan
Banda Aceh.
9. Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam dan Yayasan
10. Para Senior dan teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah
membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, Eka
Agusfansyah, Syariful Anwar Harefa, Jerry, Kapri Jaya, Eri Darmawan, Hendro
Mustaqim, Bayu Irvia. Terima Kasih untuk kebersamaan kita dalam menjalani
11. Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan
yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik,
Teristimewa untuk istri tercinta dr. Poppy Riflizawany, M.ked(Ped), SpA dan ananda
tersayang Muhammad Rifqy Khuzaini dan Reza Fahlevi Khuzaini, terima kasih atas doa,
pengertian, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan selama saya menempuh pendidikan.
Orang tua yang saya cintai dan hormati H. Wahidin dan Hj. Salimah, kakak dan adik saya,
serta Ayah dan ibu mertua dr. H. Arif Fadilah, SpPD, FINASIM dan Hj. Elisma yang telah
memberikan dukungan, bantuan moril dan materil selama saya mengikuti pendidikan ini. Terima
kasih karena selalu mendoakan dan memberi dorongan selama menjalani pendidikan. Semoga
budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi
Wassalamualikum Wr. Wb
Khuzaini
Halaman
Persetujuan Tesis
Pembimbing, Ketua Departemen, Ketua Program Studi i
Seksi Ilmiah ii
Konsultan Metodologi Penelitian iii
Pernyataan iv
Ucapan Terima Kasih v
Daftar isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
Abstrak xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan 3
1.4.1. Tujuan Umum 3
1.4.2. Tujuan Khusus 3
1.5.ManfaatPenelitian 4
1.5.1. Bidang ilmiah 4
1.5.2. Bidang pelayanan Masyarakat 4
1.5.3. Bidang pengembangan penelitian 4
BAB 5. PEMBAHASAN 29
Daftar Kepustakaan 33
Tabel Halaman
Halaman
1. Susunan Peneliti 35
2. Riwayat Hidup Peneliti 36
3. Rencana Anggaran Penelitian 38
4. Jadwal Penelitian 39
5. Naskah Penjelasan kepada Orang Tua / Kerabat Pasien lainnya 40
6. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 42
7. Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian 43
8. Formulir / Kuisioner 44
Bahan dan Cara kerja : Seluruh pasien kanker rektum yang dilakukan operasi dilakukan
pencatatan follow up pasca operasi mulai dari hari pertama sampai hari rawatan ke sepuluh
dilihat kedaan klinis, produksi drain serta apakah ada tanda-tanda kebocoran dari anastomosis
pada pasien yang dilakukan LAR+ Ileostomy dengan LAR+ Ghost Ileostomy.
Hasil : Dari 6 kasus kanker rektum yang dilakukan LAR + Ileostomy ada 2 pasien perempuan
dan LAR+Ghost Ileostomy ada 4 pasien laki-laki. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari
anal verge di antara kedua kelompok terapi. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada dua kelompok , namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi dengan ghost ileostomy
mengalami kematian dan 2 pasien yg diterapi ileostomy tidak mengalami kebocoran.
Simpulan : Pasca operasi tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana
pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada
pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari.
Kata kunci : Kanker rectum, Kebocoran anastomosis, LAR+Ileostomy dan LAR+ Ghost
Ileostomy.
Bahan dan Cara kerja : Seluruh pasien kanker rektum yang dilakukan operasi dilakukan
pencatatan follow up pasca operasi mulai dari hari pertama sampai hari rawatan ke sepuluh
dilihat kedaan klinis, produksi drain serta apakah ada tanda-tanda kebocoran dari anastomosis
pada pasien yang dilakukan LAR+ Ileostomy dengan LAR+ Ghost Ileostomy.
Hasil : Dari 6 kasus kanker rektum yang dilakukan LAR + Ileostomy ada 2 pasien perempuan
dan LAR+Ghost Ileostomy ada 4 pasien laki-laki. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari
anal verge di antara kedua kelompok terapi. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada dua kelompok , namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi dengan ghost ileostomy
mengalami kematian dan 2 pasien yg diterapi ileostomy tidak mengalami kebocoran.
Simpulan : Pasca operasi tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana
pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada
pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari.
Kata kunci : Kanker rectum, Kebocoran anastomosis, LAR+Ileostomy dan LAR+ Ghost
Ileostomy.
PENDAHULUAN
Kanker kolorektal adalah keganasan yang paling sering pada saluran cerna. Di Amerika
menurut insiden kanker tahunan, kanker kolorektal menempati urutan ketiga pada kedua gender
dan menurut mortalitas kanker menempati urutan kedua setelah kanker paru dan prostat atau
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk. Namun, hanya
3,2% dari kasus kanker yang baru mencari perawatan di Rumah Sakit. Dewasa ini kanker
kolorektal telah menjadi salah satu dari kanker yang banyak terjadi di Indonesia, data yang
dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan salah satu
dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria maupun wanita. (Soeripto ,2007)
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah. Tujuan utama tindakan
bedah ialah menperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif maupun nonkuratif. Kemoterapi
dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif. Tindakan bedah terdiri atas
reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar limf regional. Bila sudah ada metastase jauh, tumor
primer akan direseksi juga dengan maksud mencegah obstruksi, perdarahan , anemia,
Low anterior resection (LAR) adalah tindakan operasi reseksi rectum sepertiga tengah
dengan melakukan anastomosis colon dan rectum di bawah peritoneal floor. (Yann P ,2010)
udem dari usus, (3) adanya tension dari usus, (4) tehnik operasi yang salah. (Mary E,2008)
anastomosis kolorektal, namun banyak kerugian yang dapat dikaitkan dengan kehadiran dari
pada ileostomy, terlebih lagi pasien sering kali sulit menerima kualitas hidup yang disebabkan
Michelangelo miccini pada tahun 2008 memperkenalkan pertama kali tindakan ghost
ileostomy pada operasi low anterior resection. Ghost Ileostomy merupakan teknik sederhana
yang memiliki semua kelebihan ileostomy tanpa diikuti komplikasinya pada pasien yang
menjalani reseksi rektum letak rendah. Apabila tidak terjadi kebocoran setelah operasi, ghost
ileostomy dapat mencegah semua komplikasi yang berkaitan dengan ileostomy. Pada saat terjadi
kebocoran anastomosis, ghost ileostomy dapat dengan mudah dan aman diubah menjadi
ghost ileostomy terhadap 36 pasien, dan terdapat 4 pasien yang diubah dari ghost ileostomy
Selama januari 2008 sampai dengan januari 2009, Nino Gula, melakukan tindakan low
anterior resection terhadap 45 penderita, dengan 18 pasien dengan ghost ileostomy dan 27
Sepanjang penelusuran kami belum pernah ada pengalaman atau pemakaian ghost
ileostomy tersebut di Indonesia khususnya di Rumah Sakit Pendidikan FK-USU , untuk itu
penelitian ini bermaksud mendapatkan pengalaman tentang manfaat ghost ileostomy terutama
Apakah ada perbedaan kebocoran anastomosis pada tindakan low anterior resection
dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy pada pasien yang di operasi di rumah sakit
1.3. Hipotesa
Tidak ada perbedaan kebocoran anastomosis pada operasi low anterior resection dengan
menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy di rumah sakit pendidikan FK - USU Medan.
1.4.1. Umum
dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy di Rumah Sakit Pendidikan FK-
USU.
1.4.2. Khusus
Untuk mengetahui tingkat kebocoran pada operasi low anterior resection dengan
Sebagai data base mengenai kebocoran dari anastomosis pada operasi low
anterior resection dengan ileostomy atau ghost ileostomy yang dilakukan di Rumah Sakit
Pendidikan FK-USU.
Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi bagi pihak Rumah Sakit
tindakan operasi low anterior resection dengan menggunakan ileostomy atau ghost
Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
Kanker kolorektal adalah salah satu dari tumor ganas yang sering dijumpai dimana
insidensinya masih meningkat di Negara Barat. Kini kanker kolorektal adalah kanker yang
paling sering kedua di Eropa baik insidens maupun mortalitasnya. (Stein, 2007)
Dewasa ini, perhatian terhadap kanker kolorektal makin meningkat. Data statistik
mencatat, angka kejadian kanker kolorektal di seluruh dunia meningkat tajam sejak tahun 1975.
Sekitar 783.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis pada tahun 1990. Data statistik juga
Tahun 2008, terdapat 36 pasien dengan kanker rektum dan menjalani low anterior
resection dengan ghost ileostomy . Usia rata-rata pasien adalah 62,5 tahun (kisaran 39-88 tahun)
dengan rasio pria-wanita 1,2:1 (20 pria, 16 wanita). Terdapat 4 pasien (11%) yang di ubah dari
ghost ileustomy pada hari ke 5 dan 6 menjadi loop ileostomy karena didapati kebocoran dari
anastomosis. Tidak ada morbiditas tambahan pada pasien, baik komplikasi umum maupun lokal
yang terkait dengan ghost ileostomy yang diamati pada 32 pasien yang tersisa, selama rawatan
pasien di rumah sakit selama 10 hari tidak ditemukan kebocoran dari anastomosis maka ghost
Selama januari 2008 sampai dengan januari 2009, Nino Gula melakukan tindakan low
anterior resection terhadap 45 penderita, dengan 18 pasien dengan ghost ileostomy dan 27
sampai dengan 15 rawatan setelah operasi tidak dijumpai kebocoran dilakukan melepas pita
Low anterior resection (LAR) adalah tindakan operasi reseksi rectum sepertiga
tengah dengan melakukan anastomosis colon dan rectum di bawah peritoneal floor,
teknik anastomosis dapat handsewn (lapisan tunggal atau ganda) atau stapled.
(Yann P,,2010)
Dalam operasi ini, bagian dari rectum yang terdapat tumor diangkat tanpa
mengganggu anus. Usus tersebut kemudian melekat pada bagian yang tersisa dari rectum
sehingga setelah operasi, penderita akan buang air besar seperti biasa. ( Zinner M J, 2007)
integritas sebuah anastomosis dipertanyakan , ahli bedah tidah perlu ragu untuk
Dibuat insisi mediana mulai 2 jari atas umbilikus sampai symfisis pubis. Insisi
Lesi pada kolon sigmoid dan rektum diinspeksi dan dipalpasi untuk menilai
Dengan menggunakan kasa besar, usus halus disisihkan agar ekspose dari
Peritoneum dibebaskan dari sigmoid pada kedua sisi dan terus dibebaskan
kebawah . Indentifikasi dan isolasi ureter kanan- kiri dan pembuluh darah
Rektum dibebaskan dari sisi anterior dan posterior dengan melakukan diseksi
rektum.
Rektum pada distal tumor dan sigmoid pada proksimal tumor dipotong sesuai
kaidah onkologi.
Pastikan segmen proksimal cukup longgar dan tidak tegang pada saat
pengikatan.
rectum letak rendah untuk menurunkan tingkat kejadian sepsis pelvik yang dapat
merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan keuntungan dari membuat loop
Ileostomy merupakan tindakan bedah yang membuat suatu loop pada usus halus
dengan dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih
dijumpai ; dehidrasi, retraksi stoma, prolaps stoma, iritasi kulit periostoma, nekrosis.
(Zinner M J,2007)
kurang lebih diameter 2 – 3 cm lateral dari incisi mediana kulit dan lemak
satu jari dari dalam dinding abdomen dan jari lain mempertahankan kocher
clamps.
internal aperture.
- Maturasi dari stoma dilakukan setelah dinding abdomen ditutup dan ujung
- Protusi dan eversi dari stoma dilakukan dengan menggunakan benang chromic
- Terdapat delapan titik suture pada stoma dan dilakukan secara vertical untuk
mencegah ischemi.
bag. Yang harus diperhatikan dari stoma adalah warna stoma , swelling
Beberapa ahli bedah baru- baru ini mengusulkan penciptaan dari pre-tahap
ileostomy (Ghost Ileostomy). Loop usus diidentifikasi pada bagian ileum terminal dengan
kateter pediatric melalui dinding perut, bebas dari ketegangan dan kemudian jahit pada
dari gabungan ileostomy tanpa komplikasi setelah dilakukan tindakan operasi low
anterior resection. Pada saat yang sama dalam kasus kebocoran dari anastomosis dengan
ghost ileostomy dengan mudah dan aman dikonversikan menjadi loop ileostomy. (Miccini M,
2010)
marjinal.
retraksi intra-abdominal.
- Selalu Menggunakan kasa dan foley cateter untuk mengurangi resiko traksi
tanda-tanda kebocoran, maka fiksasi dari ghost ileustomi yang didinding perut
Anastomosis dapat dibuat antara dua segmen dari usus dalam banyak cara.
Geometri anastomosis mungkin end to end, end to side, side to end, atau side to side.
Teknik anastomosis dapat handsewn (lapisan tunggal atau ganda) atau stapled . Lapisan
submukosa usus memberikan kekuatan dinding usus besar dan harus dimasukkan dalam
anatomi operasi dan kemampuan ahli bedah. Vaskularisasi yang baik, badan yang sehat
dari usus tanpa ketegangan, keadaan gizi pasien yang baik dan tekanan darah yang
normal hampir selalu menghasilkan hasil yang baik. Anastomosis beresiko tertinggi
kebocoran atau penyempitan adalah pada daerah anus distal. (Charles F,2008).
Defenisi Kebocoran menurut Jung tahun 2008 adalah adanya tanda tanda dari
keluarnya gas, pus atau keluar feces dari drain pelvic atau tanda tanda peritonitis. (Rahbari N
N,2010)
rectum bawah. Insides kebocoran anastomosis bervariasi antara studi klinis sebagian karena
setelah reseksi anterior rektum. Karena definisi ini terdiri dari semua jenis kebocoran
mulai dari kebocoran dengan gejala hingga kebocoran menghasilkan kondisi yang
mengancam jiwa, kami sarankan juga sistem penilaian klinis. Klasifikasi ini merupakan
(Rahbari N N,2010)
Tabel : Defenisi dan grading keparahan kebocoran anastomosis setelah low anterior resection
Defenition Defec of the intestinal wall intergrity at the colorectal or coloanal anastomotic site
without re-laparotomy
( Rahbari N N,2010)
tomography (CT) dengan enema kontras dubur atau radiografi kontras enema sederhana
dengan agen kontras yang larut dalam air. Pemeriksaan klinis (digital rectal palpasi) dan
kebocoran anastomotic dan / atau (fecal) peritonitis. Kebutuhan untuk intervensi aktif
relevan. Tergantung pada keparahan gejala, pasien dirawat baik konservatif dengan
antara kompartemen luminal intra dan ekstra, karena cacat integritas dinding usus pada
anastomosis antara usus besar dan rektum atau usus besar dan anus. (Rahbari N N,2010)
( Rahbari N N,2010)
- Penyakit sistemik
- Tehnik operasi
- Kondisi Lokal
- Material
Healing Leakage
Ca. Recti
METODOLOGI PENELITIAN
- Populasi
- Besar sampel
Oleh karena yang di butuhkan pada penelitian ini adalah pasien dengan
Ca. recti yang akan dioperasi low anterior resection dengan ileostomy
atau ghost ileostomy jumlahnya terbatas maka untuk penelitian ini adalah
Total Sampling.
Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari pasien setelah dilakukan
yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian dan kode
etik penelitian biomedik, izin didapat dari komisi etika penelitian Fakultas Kedokteran
- Data dikumpulkan melalui rekam medis dengan memeriksa adanya tindakan operasi
Low Anterior Resection dengan ileostomy pada penderita ca recti yang dirawat inap
- Pasien yang telah dilakukan operasi low anterior Resection dengan Ghost Ileostomy
(Grade C Relaparotomi)
Variabel Dependent
Alat Hasil
No Variabel Defenisi Cara Ukur Skala
Ukur Ukur
1. Kebocoran Kebocoran klinis yang - Klinis -Tanda Ya Nominal
Anastomosis masuk dalam katagori - Drain Peritonitis Tidak
grade C yang - Barium - Melihat abses
memerlukan tindakan - Ektravasasi
Relaparotomi. kontras
Variabel Independent
Hasil
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Skala
Ukur
1. Ileostomy Tindakan pembuatan Kuisioner Wawancara Ya Nominal
stoma Tidak
2. Ghost Tindakan pembuatan Kuisioner Wawancara Ya Nominal
Ileostomy (tape) benang elastic Tidak
HASIL PENELITIAN
Selama periode penelitian dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari
2013, dijumpai 6 pasien dengan Carsinoma Rectum yang dilakukan tindakan operasi LAR +
median (range), cm
a
Fisher’s Exact test, b Mann Whitney Test
menggunakan teknik Ghost Ileostomy 4 orang. Seluruh responden yang dibedah menggunakan
ileostomy adalah perempuan, sedangkan responden yang mendapat teknik ghost ileostomy
kebanyakan adalah laki-laki ( tiga dari empat pasien yang menjalani ghost ileostomy). Tidak ada
perbedaan usia dan jarak tumor dari anus di antara kedua kelompok terapi (p = 0.14 dan p =
0.453).
Komplikasi
Pneumonie
Ya 0 2 (50)
Mortalitas
Ya 0 3 (75)
a
Mann Whitney Test, b Fisher’s Exact test
Pasca operasi juga ditemukan tidak ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana
pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada
pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari. Seluruh
responden yang dibedah dengan ileostomy tidak ada yang mengalami pneumonie sedangkan
pada responden dengan ghost ileostomy terdapat ( dua dari empat pasien yang menjalani operasi
ghost ileostomy) yang mengalami pneumonie. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada dua kelompok (p = 0.400), namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi
hanya pada 1 pasien yang diterapi dengan ghost ileostomy (satu dari empat pasien yang
menjalani ghost ileostomy) sedangkan pada pasien yang diterapi dengan ileostomy seluruhnya
Volume cairan serous juga lebih banyak terjadi pada kelompok responden yang diterapi
dengan ghost ileostomy dengan volume tertinggi pada hari I perawatan yaitu sebanyak 110 cc
(50-250) cc. Tidak ada perbedaan yang bermakna volume drain antara dua kelompok terapi.
PEMBAHASAN
Tujuan dari studi ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi kemudahan dan
kelebihan dari ghost ileostomy (GI) dibandingkan dengan Ileostomy dalam hal komplikasi, lama
perawatan dirumah sakit dan kualitas hidup pasien dan orang yang merawat mereka, setelah
dilakukan low anterior resection untuk kanker rectum. Melakukan ileostomy pada pasien yang
menjalani operasi low anterior resection dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan potensi
komplikasi yang berbahaya dan tingkat morbiditas yang tinggi, tidak lepas dari konsekuensi
yang berat pada pasien terutama dalam hal morbiditas pasien dan biaya. Oleh karena itu
perdebatan tentang indikasi melakukan ileostomy pada operasi low anterior resection masih
terbuka. Pilihan untuk tidak memakai stoma masih belum didukung oleh bukti ilmiah yang
relevan dan masih didukung oleh kelompok kecil saja karena membutuhkan struktur organisai
dan terapi yang tidak dimiliki oleh semua center . (Nino Gulla, 2011)
Dari penelitian sebelumnya pada tahun 2008, terdapat 36 pasien dengan kanker rektum
dan menjalani low anterior resection dengan ghost ileostomy . Terdapat 4 pasien (11%) yang di
ubah dari ghost ileustomy pada hari ke 5 dan 6 menjadi loop ileostomy karena didapati
kebocoran dari anastomosis. Tidak ada morbiditas tambahan pada pasien, baik komplikasi
umum maupun lokal yang terkait dengan ghost ileostomy yang diamati pada 32 pasien yang
tersisa, selama rawatan pasien di rumah sakit selama 10 hari tidak ditemukan kebocoran dari
anastomosis maka ghost iloestomy dianggap tidak diperlukan lagi, .(Michelangelo miccini,2010)
operasi low anterior resection dengan ileostomy sebanyak 2 orang dan low anterior resection
dengan ghost ileostomy sebanyak 4 orang, dengan penderita berjenis kelamin laki-laki 4 orang
dan yang berjenis kelamin perempuan 2 orang. Seluruh responden yang di operasi menggunakan
ileostomy adalah perempuan, sedangkan responden yang mendapat teknik ghost ileostomy
kebanyakan adalah laki-laki ( tiga dari empat pasien yang menjalani ghost ileostomy). Tidak ada
perbedaan usia dan jarak tumor dari anus di antara kedua kelompok terapi. Pasca operasi juga
tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana pada pasien dengan
operasi low anterior resection + ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14)
dan pada pasien low anterior resection + ghost ileostomy median lama rawatan adalah 11 (8-14)
hari. Seluruh pasien yang di ileostomy tidak ada yang mengalami pneumonie sedangkan pada
responden dengan ghost ileostomy terdapat ( dua dari empat pasien yang menjalani ghost
ileostomy) yang mengalami pneumonie. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada dua kelompok, namun sebanyak 3 penderita yang diterapi dengan ghost ileostomy
mengalami kematian dan hanya ada 1 pasien yang tidak mengalami kebocoran dari anastomosis.
Berdasarkan kenyataan bahwa kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya jumlah
kasus yang dijumpai untuk mendapatkan perbandingan kebocoran anastomosis pada tindakan
operasi low anterior resection + ileostomy dengan low anterior resection + ghost ileostomy
sehingga peran dan indikasi dari stoma protektif mempunyai keterbatasan pengamatan. Akan
tetapi perlu evaluasi lebih lanjut berdasarkan besar sampel , secara khusus dibutuhkan studi lebih
lanjut untuk menjabarkan peranan ghost Ileostomy (GI) untuk mengindentifikasi berbagai
6.1 Simpulan
Dari penelitian Perbandingan Kebocoran anastomosis pada operasi low anterior resection
dengan menggunakan Ileostomy atau Ghost ileostomy di Rumah Sakit Pendidikan FK USU
medan mulai Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 pada 6 kasus, dijumpai :
1. Kelompok usia terbanyak pada operasi LAR+ ileostomy 57,5 (57-58) dan LAR+ ghost
2. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari anal verge diantara kedua kelompok
3. Pasca operasi juga ditemukan tidak ada perbedaan signifikan pada lama rawatan,
dimana pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari
(9-14) hari dan pada pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11
4. Kebocoran pada anastomosis grade C terjadi pada perawatan hari ke 10, yang terjadi
hanya pada 1 pasien yang diterapi dengan ghost ileostomy ( satu dari empat pasien
yang menjalani ghost ileostomy) sedangkan pada pasien yang diterapi dengan
1. Lebih banyak studi yang masih harus dilakukan untuk mengevaluasi ghost Ileostomy
pada kasus kebocoran anastomosis dan menjabarkan peran terapi yang akurat
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam sempel yang lebih besar untuk
loop ileostomy closure in patients with rectal tumor, World Journal Of Surgery. 34 :
1937-1942 (2010).
Bullard K.M, Rothenberger D.A : Colon, Rectum and Anus ; in Brunicardi F.C, Schwartz’s
Ileostomy with or without abdominal split, World Journal of Surgical Oncology, Italy 9:
92 (2011).
Gordon P.H, Nivatvongs S : Neoplasma of the Colon, Rectum and Anus, 2nd ed. USA. 207-
226 ( 2007).
Hyman N, Manchester T.L, Osler T, Burns B, Cataldo P.A : Anastomotic leaks after
selective defunctioning stoma after low anterior resection for rectal cancer, Springer-
Miccini M, Bonapasta S.A, Gregori M, Barillari P, Tocchi A : Ghost ileostomy : real and
Colorectal Cancer, Recent results in Cancer research, vol 176, Berlin (2007).
peritonitis after anterior resection: experience from a referral intensive care unit ; in
Parkin, Bray D.M, Ferlay J, Pisani P : Global Cancer Statistics ; in Calif. Cancer J. 74 - 108
(2002).
Rahbari N.N, Weitz J, Hohenberger W, Heald R.J, Moran B, Ulrich A, et al : Definition and
the international study group of rectal cancer, surgery. Netherlands. 147: 339-351. (2010)
Zinner M.Z : Tumor of the Colon ; Maingot’s Abdomial Operation , chapter 23, 11th ed
(2007).
Zinner M.Z : Tumor of the Colon ; Maingot’s Abdomial Operation , chapter 25, 11th ed
(2007).
Peneliti
a. Nama lengkap : dr. Khuzaini
b. Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk. I / III c / 197601142003121002
c. Jabatan Fungsional : -
d. Fakultas : Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Pembimbing
a. Nama lengkap : dr. Budi Irwan, SpB, KBD
b. Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk. I / III d / 196712201997031001
c. Jabatan Fungsional : Staf Bedah Digestif
d. Fakultas : Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
f. Bidang Keahlian : Bedah Digestif
RIWAYAT HIDUP
HP : 081376301789
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan
No Uraian Jumlah
1 Pengumpulan data & honorarium Rp 2.800.000,-
2 Fotocopi kuesioner, dll (800 lbr x Rp 200) Rp 1.600.000,-
3 Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 700.000,-
4 Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 1.500.000,-
5 Pemeriksaan penunjang Lab lengkap + Barium Rp 9.000.000,-
enema @ 750.000 x 12 Pasien
Total Rp 15.600.000,-
Sumber dana : Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Nanggroe Aceh Darussalam (BRR - NAD).
Jadwal Penelitian
Bapak/Ibu yang terhormat, nama saya dr. Khuzaini, peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk tesis saya yang berjudul Perbandingan kebocoran anastomosis pada
operasi Low Anterior Resection dengan menggunakan Ileostomi atau Ghost Ileostomi di Rumah
Sakit Pendidikan FK-USU Medan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kebocoran dari sambungan usus besar dan rektum.
Dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan pengangkatan kanker pada rektum dan
dilakukan penyambungan usus besar dan rektum baik secara manual (jahitan primer) atau pun
menggunakan alat bantu (stapler).
Untuk melengkapi penelitian ini maka saya harus mewawancarai Bapak/Ibu. Sebelum
wawancara, saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak/Ibu atas
kesediannya ikut serta dalam penelitian ini. Perlu saya jelaskan bahwa penelitian ini akan saya
gunakan untuk mengetahui tingkat kebocoran sambungan usus besar dengan rektum.
Kami meminta izin untuk melakukan tindakan sambungan usus besar dengan rektum
setelah dilakukan pengangkatan kanker pada rektum dengan menggunakan ileostomy atau
pratahap ileostomy (ghost Ileostomy).
Pada penelitian ini identitas Bapak/Ibu disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota
peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data Bapak/Ibu . Kerahasian data Bapak/Ibu
akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiannya tetap dijaga.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak terjadi perubahan
tindakan pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu
tetap akan mendapatkan pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan prosedur pelayanan.
Mudah-mudahan informasi yang saya sampaikan sudah cukup jelas. Bila demikian saya
harapkan Bapak /Ibu dapat membubuhkan tanda tangan pada bagian lembaran persetujuan
tindakan operasi.
Hormat kami,
Peneliti
(dr. Khuzaini)
Medan, ……………………………2012
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan
LEMBARAN ISIAN
Formulir/Kuisioner
Status Pasien
No. MR : Tanggal : Nama :
Identitas Pribadi
Nama : ………………………………………………..L / P
Usia : ............ tahun
Suku bangsa : …………………………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………………………...
Alamat Rumah : …………………………………………………
Keluarga :
Nama : ………………………………………………..L / P
Alamat : …………………………………………………
No. HP/Rumah : …………………………………………………
Hubungan dengan pasien : …………………………………………………
Anamnesis
Penyakit lain yang sedang dialami (jika ada) : ……………………………
…………………………………………..…………………………………………
Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) : ……………………………
……………………………………….….…………………………………………
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Colok Dubur : ……………………………………………………
………..………………………………………….
Pemeriksaan Penunjang
Colonoscopy : ..........................................................................