Anda di halaman 1dari 59

TESIS

PERBANDINGAN KEBOCORAN ANASTOMOSIS PADA OPERASI


LOW ANTERIOR RESECTION DENGAN MENGGUNAKAN
ILEOSTOMY ATAU GHOST ILEOSTOMY DI RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN FK – USU MEDAN

Diajukan Oleh

KHUZAINI

NIM : 077102016
CHS : 1123

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

PERBANDINGAN KEBOCORAN ANASTOMOSIS PADA OPERASI LOW ANTERIOR


RESECTION DENGAN MENGGUNAKAN ILEOSTOMY ATAU GHOST ILEOSTOMY DI
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN FK – USU MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

MEDAN, 15 APRIL 2013

KHUZAINI

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya serta

telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir Pendidikan Dokter

Spesialis Ilmu Bedah di FK – USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing dr. Budi Irwan, SpB, KBD yang telah memberi bimbingan, bantuan serta

saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis

ini.

2. Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan

waktu dalam membimbing statistik dari tulisan tugas akhir ini.

3. dr. Marshal, SpB-TKV (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis

Ilmu Bedah FK-USU dan dr. Asrul, SpB, KBD sebagai Seketaris Program Studi yang

telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

4. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. DR. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc

(CTM), SpA(K) serta Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD, KGEH selaku dekan FK-USU

yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter

Spesialis Ilmu Bedah di FK-USU.

Universitas Sumatera Utara


5. dr. Emir Taris Pasaribu, SpB, K(Onk) selaku Ketua Departemen Ilmu Bedah FK-USU

dan dr. Erjan Fikri, SpB, SpBA sebagai Seketaris Departemen Ilmu Bedah FK-USU

yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

6. Guru Besar di Departemen Ilmu Bedah , terima kasih yang sedalam-dalamnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah

membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan

dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang

waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Seluruh Staf pengajar di Departemen Ilmu Bedah FK-USU/RSUP HAM, RSU Pirngadi

Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan

penulisan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Ilmu Bedah FK-Unsyiah/RSU Zainoel Abidin

Banda Aceh.

9. Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam dan Yayasan

Pendidikan Tenaga Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam yang telah memberikan

bantuan dalam pendidikan dan penelitian serta penyelesaian tesis ini.

10. Para Senior dan teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah

membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, Eka

Agusfansyah, Syariful Anwar Harefa, Jerry, Kapri Jaya, Eri Darmawan, Hendro

Mustaqim, Bayu Irvia. Terima Kasih untuk kebersamaan kita dalam menjalani

pendidikan dan penelitian ini.

11. Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan

yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik,

Universitas Sumatera Utara


RSU Pirngadi, RSUD Aceh Singkil, RSUD Gayo Lues, RSU HKBP Balige dan di semua

tempat bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Teristimewa untuk istri tercinta dr. Poppy Riflizawany, M.ked(Ped), SpA dan ananda

tersayang Muhammad Rifqy Khuzaini dan Reza Fahlevi Khuzaini, terima kasih atas doa,

pengertian, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan selama saya menempuh pendidikan.

Orang tua yang saya cintai dan hormati H. Wahidin dan Hj. Salimah, kakak dan adik saya,

serta Ayah dan ibu mertua dr. H. Arif Fadilah, SpPD, FINASIM dan Hj. Elisma yang telah

memberikan dukungan, bantuan moril dan materil selama saya mengikuti pendidikan ini. Terima

kasih karena selalu mendoakan dan memberi dorongan selama menjalani pendidikan. Semoga

budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi

kita semuan, Amin.

Wassalamualikum Wr. Wb

Medan, April 2013

Khuzaini

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan Tesis
Pembimbing, Ketua Departemen, Ketua Program Studi i
Seksi Ilmiah ii
Konsultan Metodologi Penelitian iii
Pernyataan iv
Ucapan Terima Kasih v
Daftar isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
Abstrak xii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan 3
1.4.1. Tujuan Umum 3
1.4.2. Tujuan Khusus 3
1.5.ManfaatPenelitian 4
1.5.1. Bidang ilmiah 4
1.5.2. Bidang pelayanan Masyarakat 4
1.5.3. Bidang pengembangan penelitian 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pendahuluan 5
2.2. Low Anterior Resektion 6
2.2.1 Tehnik Operasi 6
2.3. Ileostomy pada low anterior resection 11
2.3.1 Tehnik Operasi 11
2.4 Ghost Ileostomy 13
2.4.1 Tehnik Operasi 13
2.5 Anastomosis 17
2.6 Kebocoran 17
2.6.1 Grade dari kebocoran anastomosis 18
2.6.2 Tanda klinis dan radiologi kebocoran anastomosis 19

2.7 Kerangka Konsep 21


2.8 Alur penelitian 22

Universitas Sumatera Utara


BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan penelitian 23
3.2. Tempat dan waktu penelitian 23
3.3. Populasi dan Sampel 23
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 24
3.4.1. Kriteria inklusi 24
3.4.2. Kriteria eksklusi 24
3.5. Persetujuan setelah perjanjian (informed consent) 24
3.6. Etika Penelitian 24
3.7. Cara Kerja/pengumpulan data 24
3.8. Identifikasi Variabel 25
3.9. Pengolahan dan analisa data 25
3.10. Defenisi operasional 25

BAB 4. HASIL PENELITIAN 26


4.1 Karateristik Sampel 26

BAB 5. PEMBAHASAN 29

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN 31


6.1 Simpulan 31
6.2 Saran 32

Daftar Kepustakaan 33

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.6.1 Grade dari kebocoran Anastomosis 18


2.6.2 Tanda klinis dan radiologis kebocoran anastomosis 20
4.1 Karateristik Demografi 26
4.2 Kondisi pasien setelah LAR +Ileostomy dan LAR+Ghost Ileostomy 27
4.3 Perbedaan Kebocoran Anastomosis dan Volume Drain Pasca Operasi 28

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Susunan Peneliti 35
2. Riwayat Hidup Peneliti 36
3. Rencana Anggaran Penelitian 38
4. Jadwal Penelitian 39
5. Naskah Penjelasan kepada Orang Tua / Kerabat Pasien lainnya 40
6. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 42
7. Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian 43
8. Formulir / Kuisioner 44

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Objektif : Ileostomy diciptakan untuk meminimalkan dampak klinis dari kebocoroan


anastomosis kolorektal. Akan tetapi ada banyak komplikasi yang berkaitan dengan keberadaan
ileostomy dan usaha untuk menutup kembali. Terlebih lagi pasien sering kali sulit menerima
kualitas hidup yang disebabkan oleh ileostomy. Kami memberikan gambaran tentang sebuah
teknik sederhana (ghost ileostomy) yang memiliki semua kelebihan ileostomy tanpa diikuti
komplikasinya pada pasien yang menjalani reseksi rektum letak rendah. Apabila tidak terjadi
sesuatu pada pasca operasi yang kurang menguntungkan, ghost ileostomy dapat mencegah semua
komplikasi yang berkaitan dengan defunctioning ileostomy. Pada saat terjadi kebocoran
anastomosis, ghost ileostomy dapat dengan mudah dan aman diubah menjadi defunctioning
ileostomy.

Bahan dan Cara kerja : Seluruh pasien kanker rektum yang dilakukan operasi dilakukan
pencatatan follow up pasca operasi mulai dari hari pertama sampai hari rawatan ke sepuluh
dilihat kedaan klinis, produksi drain serta apakah ada tanda-tanda kebocoran dari anastomosis
pada pasien yang dilakukan LAR+ Ileostomy dengan LAR+ Ghost Ileostomy.

Hasil : Dari 6 kasus kanker rektum yang dilakukan LAR + Ileostomy ada 2 pasien perempuan
dan LAR+Ghost Ileostomy ada 4 pasien laki-laki. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari
anal verge di antara kedua kelompok terapi. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada dua kelompok , namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi dengan ghost ileostomy
mengalami kematian dan 2 pasien yg diterapi ileostomy tidak mengalami kebocoran.

Simpulan : Pasca operasi tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana
pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada
pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari.

Kata kunci : Kanker rectum, Kebocoran anastomosis, LAR+Ileostomy dan LAR+ Ghost
Ileostomy.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Objektif : Ileostomy diciptakan untuk meminimalkan dampak klinis dari kebocoroan


anastomosis kolorektal. Akan tetapi ada banyak komplikasi yang berkaitan dengan keberadaan
ileostomy dan usaha untuk menutup kembali. Terlebih lagi pasien sering kali sulit menerima
kualitas hidup yang disebabkan oleh ileostomy. Kami memberikan gambaran tentang sebuah
teknik sederhana (ghost ileostomy) yang memiliki semua kelebihan ileostomy tanpa diikuti
komplikasinya pada pasien yang menjalani reseksi rektum letak rendah. Apabila tidak terjadi
sesuatu pada pasca operasi yang kurang menguntungkan, ghost ileostomy dapat mencegah semua
komplikasi yang berkaitan dengan defunctioning ileostomy. Pada saat terjadi kebocoran
anastomosis, ghost ileostomy dapat dengan mudah dan aman diubah menjadi defunctioning
ileostomy.

Bahan dan Cara kerja : Seluruh pasien kanker rektum yang dilakukan operasi dilakukan
pencatatan follow up pasca operasi mulai dari hari pertama sampai hari rawatan ke sepuluh
dilihat kedaan klinis, produksi drain serta apakah ada tanda-tanda kebocoran dari anastomosis
pada pasien yang dilakukan LAR+ Ileostomy dengan LAR+ Ghost Ileostomy.

Hasil : Dari 6 kasus kanker rektum yang dilakukan LAR + Ileostomy ada 2 pasien perempuan
dan LAR+Ghost Ileostomy ada 4 pasien laki-laki. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari
anal verge di antara kedua kelompok terapi. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada dua kelompok , namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi dengan ghost ileostomy
mengalami kematian dan 2 pasien yg diterapi ileostomy tidak mengalami kebocoran.

Simpulan : Pasca operasi tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana
pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada
pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari.

Kata kunci : Kanker rectum, Kebocoran anastomosis, LAR+Ileostomy dan LAR+ Ghost
Ileostomy.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kanker kolorektal adalah keganasan yang paling sering pada saluran cerna. Di Amerika

menurut insiden kanker tahunan, kanker kolorektal menempati urutan ketiga pada kedua gender

dan menurut mortalitas kanker menempati urutan kedua setelah kanker paru dan prostat atau

payudara. (Michael J. Zinner,2007)

Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk. Namun, hanya

3,2% dari kasus kanker yang baru mencari perawatan di Rumah Sakit. Dewasa ini kanker

kolorektal telah menjadi salah satu dari kanker yang banyak terjadi di Indonesia, data yang

dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan salah satu

dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria maupun wanita. (Soeripto ,2007)

Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah. Tujuan utama tindakan

bedah ialah menperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif maupun nonkuratif. Kemoterapi

dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif. Tindakan bedah terdiri atas

reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar limf regional. Bila sudah ada metastase jauh, tumor

primer akan direseksi juga dengan maksud mencegah obstruksi, perdarahan , anemia,

inkontenensia, fistel, dan nyeri.(Gordon P H, 2007)

Low anterior resection (LAR) adalah tindakan operasi reseksi rectum sepertiga tengah

dengan melakukan anastomosis colon dan rectum di bawah peritoneal floor. (Yann P ,2010)

Universitas Sumatera Utara


Penyebab kebocoran adalah : (1) Persiapan dari bowel prepation yang tidak adekuat, (2)

udem dari usus, (3) adanya tension dari usus, (4) tehnik operasi yang salah. (Mary E,2008)

Manfaat ileostomy adalah untuk meminimalkan dampak klinis dari kebocoran

anastomosis kolorektal, namun banyak kerugian yang dapat dikaitkan dengan kehadiran dari

pada ileostomy, terlebih lagi pasien sering kali sulit menerima kualitas hidup yang disebabkan

oleh ileostomy. ( Miccini M,2010)

Michelangelo miccini pada tahun 2008 memperkenalkan pertama kali tindakan ghost

ileostomy pada operasi low anterior resection. Ghost Ileostomy merupakan teknik sederhana

yang memiliki semua kelebihan ileostomy tanpa diikuti komplikasinya pada pasien yang

menjalani reseksi rektum letak rendah. Apabila tidak terjadi kebocoran setelah operasi, ghost

ileostomy dapat mencegah semua komplikasi yang berkaitan dengan ileostomy. Pada saat terjadi

kebocoran anastomosis, ghost ileostomy dapat dengan mudah dan aman diubah menjadi

ileostomy. ( Miccini M,2010)

Tahun 2008 , Michelangelo memperkenalkan tindakan low anterior resection dengan

ghost ileostomy terhadap 36 pasien, dan terdapat 4 pasien yang diubah dari ghost ileostomy

menjadi loop ileostomy. ( Miccini M,2010)

Selama januari 2008 sampai dengan januari 2009, Nino Gula, melakukan tindakan low

anterior resection terhadap 45 penderita, dengan 18 pasien dengan ghost ileostomy dan 27

pasien dengan loop ileostomy. (Gulla N, 2011)

Sepanjang penelusuran kami belum pernah ada pengalaman atau pemakaian ghost

ileostomy tersebut di Indonesia khususnya di Rumah Sakit Pendidikan FK-USU , untuk itu

penelitian ini bermaksud mendapatkan pengalaman tentang manfaat ghost ileostomy terutama

dalam hal kebocoran pada operasi low anterior resection.

Universitas Sumatera Utara


1.2. Perumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kebocoran anastomosis pada tindakan low anterior resection

dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy pada pasien yang di operasi di rumah sakit

pendidikan FK - USU Medan.

1.3. Hipotesa

Tidak ada perbedaan kebocoran anastomosis pada operasi low anterior resection dengan

menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy di rumah sakit pendidikan FK - USU Medan.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Umum

Mengetahui kejadian kebocoran anastomosis pada operasi low anterior resection

dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy di Rumah Sakit Pendidikan FK-

USU.

1.4.2. Khusus

Untuk mengetahui tingkat kebocoran pada operasi low anterior resection dengan

menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy di Rumah Sakit Pendidikan FK-USU.

Universitas Sumatera Utara


1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bidang Ilmiah

Sebagai data base mengenai kebocoran dari anastomosis pada operasi low

anterior resection dengan ileostomy atau ghost ileostomy yang dilakukan di Rumah Sakit

Pendidikan FK-USU.

1.5.2. Bidang Pelayanan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi bagi pihak Rumah Sakit

Pendidikan FK – Universitas Sumatera Utara, terutama bagi pembuat keputusan dan

pelaksana pelayanan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam perawatan dan

pengobatan penderita kanker kolorektal.

1.5.3. Bidang Pengembangan Penelitian

Memberikan data awal mengenai tingkat kebocoran dari anastomosis pada

tindakan operasi low anterior resection dengan menggunakan ileostomy atau ghost

ileostomy pada pasien operasi di Rumah Sakit Pendidikan FK – Universitas Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Kanker kolorektal adalah salah satu dari tumor ganas yang sering dijumpai dimana

insidensinya masih meningkat di Negara Barat. Kini kanker kolorektal adalah kanker yang

paling sering kedua di Eropa baik insidens maupun mortalitasnya. (Stein, 2007)

Dewasa ini, perhatian terhadap kanker kolorektal makin meningkat. Data statistik

mencatat, angka kejadian kanker kolorektal di seluruh dunia meningkat tajam sejak tahun 1975.

Sekitar 783.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis pada tahun 1990. Data statistik juga

menunjukkan bahwa di antara berbagai keganasan, kanker kolorektal menduduki peringkat

keempat teratas di seluruh dunia. (Kurniawati , 2011)

Tahun 2008, terdapat 36 pasien dengan kanker rektum dan menjalani low anterior

resection dengan ghost ileostomy . Usia rata-rata pasien adalah 62,5 tahun (kisaran 39-88 tahun)

dengan rasio pria-wanita 1,2:1 (20 pria, 16 wanita). Terdapat 4 pasien (11%) yang di ubah dari

ghost ileustomy pada hari ke 5 dan 6 menjadi loop ileostomy karena didapati kebocoran dari

anastomosis. Tidak ada morbiditas tambahan pada pasien, baik komplikasi umum maupun lokal

yang terkait dengan ghost ileostomy yang diamati pada 32 pasien yang tersisa, selama rawatan

pasien di rumah sakit selama 10 hari tidak ditemukan kebocoran dari anastomosis maka ghost

iloestomy dianggap tidak diperlukan lagi. ( Miccini M,2010)

Selama januari 2008 sampai dengan januari 2009, Nino Gula melakukan tindakan low

anterior resection terhadap 45 penderita, dengan 18 pasien dengan ghost ileostomy dan 27

Universitas Sumatera Utara


pasien dengan loop ileostomy. Setelah dilakukan pemeriksaan kontras enema pada hari 10

sampai dengan 15 rawatan setelah operasi tidak dijumpai kebocoran dilakukan melepas pita

ghost ileostomy. (Gulla N, 2011)

2.2. Low Anterior Resection

Low anterior resection (LAR) adalah tindakan operasi reseksi rectum sepertiga

tengah dengan melakukan anastomosis colon dan rectum di bawah peritoneal floor,

teknik anastomosis dapat handsewn (lapisan tunggal atau ganda) atau stapled.

(Yann P,,2010)

Dalam operasi ini, bagian dari rectum yang terdapat tumor diangkat tanpa

mengganggu anus. Usus tersebut kemudian melekat pada bagian yang tersisa dari rectum

sehingga setelah operasi, penderita akan buang air besar seperti biasa. ( Zinner M J, 2007)

Sebuah Ileostomy atau colostomy proksimal jarang dilakukan, namun ketika

integritas sebuah anastomosis dipertanyakan , ahli bedah tidah perlu ragu untuk

melakukan stoma, baik ileostomy ataupun colostomy.(Gordon P H,2007)

2.2.1 Tehnik Operasi

Tindakan reseksi anterior pada low anterior resection adalah penyambungan

antara colon desenden dengan rectum dilakukan dibawah peritoneal floor.

 Dibuat insisi mediana mulai 2 jari atas umbilikus sampai symfisis pubis. Insisi

diperdalam sampai tampak peritoneum dan peritoneum dibuka secara tajam.

 Lesi pada kolon sigmoid dan rektum diinspeksi dan dipalpasi untuk menilai

dapat tidaknya dilakukan pengangkatan tumor. Jika lesi diprediksi ganas,

Universitas Sumatera Utara


palpasi kelenjar limfe mesosigmoid dan hepar untuk melihat metastase

(dilakukan staging tumor).

 Dengan menggunakan kasa besar, usus halus disisihkan agar ekspose dari

kolon descenden dan kolon sigmoid tampak jelas.

 Peritoneum dibebaskan dari sigmoid pada kedua sisi dan terus dibebaskan

kebawah . Indentifikasi dan isolasi ureter kanan- kiri dan pembuluh darah

ovarium dan spermatika.

 Lipatan peritonum anterior rektum dibebaskan dan dipisahkan sampai dasar

buli-2 atau serviks

 Rektum dibebaskan dari sisi anterior dan posterior dengan melakukan diseksi

mesorektal. Diusahakan rektum dan mesorektum dalam keadaan utuh.

A.hemoroidalis medius diikat dan dipotong untuk menambah mobilitas

rektum.

 A. mesenterika inferior diikat dan dipotong pada ujungnya.

 Rektum pada distal tumor dan sigmoid pada proksimal tumor dipotong sesuai

kaidah onkologi.

 Pastikan segmen proksimal cukup longgar dan tidak tegang pada saat

anastomose. Bila terdapat ketegangan sisi lateral kolon desenden sampai

fleksura lienalis dibebaskan untuk menambah mobilitas kolon desenden.

 Dilakukan penyambungan kolon desenden dengan rektum secara end to end.


 Perdarahan dirawat dan dilakukan peritonealisasi. Pada low reseksi anterior
dianjurkan memasang rectal tube retroperitoneal untuk beberapa hari.
 Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
 Spesimen tumor kolon diperiksakan secara patologi anatomi. (Zinner M J,2007)

Universitas Sumatera Utara


Gambar II :
(E) Ligasi mesenterika inferior distal arteri iliaka kiri (F) Ligasi cabang dari mesenterika inferior
(G) Identifikasi saraf cation of presacral.

Universitas Sumatera Utara


Gambar : Single-layer anastomosis dan penyelarasan bagian posterior sebelum dilakukan

pengikatan.

Gambar : Tehnik anastomosis pada low anterior resection dengan stapled.

Universitas Sumatera Utara


Gambar : Total Mesorectal Excision (TME)

Universitas Sumatera Utara


2.3. Ileostomy pada LAR

Loop ileostomy merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan setelah anastomosis

rectum letak rendah untuk menurunkan tingkat kejadian sepsis pelvik yang dapat

disebabkan oleh kebocoran anastomosis. Mengevaluasi komplikasi dari penutupan stoma

merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan keuntungan dari membuat loop

ileostomy. (Akiyosi T,2010)

Ileostomy merupakan tindakan bedah yang membuat suatu loop pada usus halus

dengan dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih

proximal dari usus halus. ( Zinner M J,2007).

Komplikasi yang sering terjadi setelah pembuatan loop ileostomy biasanya

dijumpai ; dehidrasi, retraksi stoma, prolaps stoma, iritasi kulit periostoma, nekrosis.

(Zinner M J,2007)

2.3.1. Tehnik Operasi

- Diawali dengan incisi mediana laparotomi hingga membuka peritoneum,

kurang lebih diameter 2 – 3 cm lateral dari incisi mediana kulit dan lemak

dilakukan incisi longitudinal kurang lebih 3 – 4 cm, menekan ke atas dengan

satu jari dari dalam dinding abdomen dan jari lain mempertahankan kocher

clamps.

- Musculus rectus kemudian disisihkan secara vertical Kemudian fascia

posterior dan peritonium dipotong dengan melindungi bagian bawah

abdomen.Kemudian 2 jari dimasukkan dari bawah untuk memastikan

opening cukup untuk mengakomodasi ileum.

Universitas Sumatera Utara


- Tepi mesenterium kemudian dijahit anterior dinding abdomen dengan

interrupted atau continous suture.Penjahitan dimulai dari tepi stoma dengan

meninggalkan 2,5 cm gap sampai ke ligament falciforme jangan sampai

merusak vascularisasi mesentrium. Penjahitan stabilisasi dilakukan dengan 3.0

absorbable pada lapisan seromuscular ileum dan peritoniumdisekeliling

internal aperture.

- Maturasi dari stoma dilakukan setelah dinding abdomen ditutup dan ujung

stoma ditutup untuk mengurangi kontaminasi.Apabila diragukan suplai

pembuluh darah ileum dapat direseksi kembali.

- Protusi dan eversi dari stoma dilakukan dengan menggunakan benang chromic

3.0 melalui full thickness dari ileum dengan lapisan subcutis.

- Terdapat delapan titik suture pada stoma dan dilakukan secara vertical untuk

mencegah ischemi.

- Melengkapi pembentukan akhir dari ileostomi dipasang kantong ileostomi

bag. Yang harus diperhatikan dari stoma adalah warna stoma , swelling

operasi dari mucocutan ( Zinner M J,2007).

Universitas Sumatera Utara


2.4. Ghost Ileostomy

Beberapa ahli bedah baru- baru ini mengusulkan penciptaan dari pre-tahap

ileostomy (Ghost Ileostomy). Loop usus diidentifikasi pada bagian ileum terminal dengan

kateter pediatric melalui dinding perut, bebas dari ketegangan dan kemudian jahit pada

dinding perut.(Michelle Cerroni,2011)

Kehadiran Ghost Ileostomy (Ileostomi hantu) merupakan tehnik yang sederhana

dari gabungan ileostomy tanpa komplikasi setelah dilakukan tindakan operasi low

anterior resection. Pada saat yang sama dalam kasus kebocoran dari anastomosis dengan

ghost ileostomy dengan mudah dan aman dikonversikan menjadi loop ileostomy. (Miccini M,

2010)

2.4.1 Tehnik Operasi

- Setelah anastomosis kolorektal dikerjakan, bagian ileum yang akan dijadikan

ghost ileostomy diidentifikasi dan dibuat lubang dalam mesenterium yang

berdekatan dengan usus untuk menghindari kerusakan paksa pembuluh darah

marjinal.

- Sebuah folley cateter fr 6 disematkan melingkar dibawah ileum dan keluar

dari perut melalui lubang kecil di fosa iliaka kanan.

- Kemudian difiksasikan dengan kasa di dinding perut untuk menghindari

retraksi intra-abdominal.

- Selalu Menggunakan kasa dan foley cateter untuk mengurangi resiko traksi

yang berlebihan dan adhesi ghost ileostomy ke dinding perut.

Universitas Sumatera Utara


- Selama perawatan dirumah sakit paska operasi anastomosis tidak ditemukan

tanda-tanda kebocoran, maka fiksasi dari ghost ileustomi yang didinding perut

hanya dipotong dan loop turun kembali.

- Namun, jika kebocoran anastomotic terjadi, ghost ileostomy itu hanya

dikonversi dengan anestesi lokal dengan mengekstraksi loop terisolasi melalui

lubang dinding yang sebelum nya sudah di persiapkan. ( Miccini M,2010)

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Gambar : Sebuah folley cateter fr 6 disematkan melingkar dibawah ileum

Gambar : Folley cateter dikeluarkan di dinding perut tanpa tegangan

Universitas Sumatera Utara


2.5. Anastomosis

Anastomosis dapat dibuat antara dua segmen dari usus dalam banyak cara.

Geometri anastomosis mungkin end to end, end to side, side to end, atau side to side.

Teknik anastomosis dapat handsewn (lapisan tunggal atau ganda) atau stapled . Lapisan

submukosa usus memberikan kekuatan dinding usus besar dan harus dimasukkan dalam

anastomosis untuk menjamin penyembuhan. Pemilihan anastomosis tergantung pada

anatomi operasi dan kemampuan ahli bedah. Vaskularisasi yang baik, badan yang sehat

dari usus tanpa ketegangan, keadaan gizi pasien yang baik dan tekanan darah yang

normal hampir selalu menghasilkan hasil yang baik. Anastomosis beresiko tertinggi

kebocoran atau penyempitan adalah pada daerah anus distal. (Charles F,2008).

2.6 Kebocoran (Leakage)

Istilah yang paling sering digunakan untuk menggambarkan komplikasi kegagalan

integritas anastomosis kolorektal / coloanal ini adalah kebocoran anastomosis. Istilah

kebocoran anastomosis, anastomosis insufisiensi, anastomosis kegagalan, anastomosis rusak,

anastomosis cacat, pemisahan anastomosis, dan anastomosis dehiscence digunakan kurang

umum. (Rahbari N N,2010)

Defenisi Kebocoran menurut Jung tahun 2008 adalah adanya tanda tanda dari

keluarnya gas, pus atau keluar feces dari drain pelvic atau tanda tanda peritonitis. (Rahbari N

N,2010)

Kebocoran anastomosis merupakan komplikasi utama setelah reseksi tumor anterior

rectum bawah. Insides kebocoran anastomosis bervariasi antara studi klinis sebagian karena

kurangnya definisi standart dari komplikasi ini. (Mary E,2008)

Universitas Sumatera Utara


2.6.1. Grade dari kebocoran anastomosis

Definisi yang kami usulkan menggambarkan adanya kebocoran anastomosis

setelah reseksi anterior rektum. Karena definisi ini terdiri dari semua jenis kebocoran

mulai dari kebocoran dengan gejala hingga kebocoran menghasilkan kondisi yang

mengancam jiwa, kami sarankan juga sistem penilaian klinis. Klasifikasi ini merupakan

tingkat kebocoran anastomosis (grade A, B, atau C) menurut manajemen infeksi klinis.

(Rahbari N N,2010)

Tabel : Defenisi dan grading keparahan kebocoran anastomosis setelah low anterior resection

Defenition Defec of the intestinal wall intergrity at the colorectal or coloanal anastomotic site

(leakage) (including suture and staple lines of neorectal reservoirs) leading to a

communication between the intra-and extraluminal compartement. A pelvic

abscess close to the anastomosis is also considered as anastomotic leakage.

Grade A Anastomotis leakage requiring no active therapeutic intervention

B Anastomotis leakage requiring active therapeutic intervention but manageable

without re-laparotomy

C Anastomotis leakage requiring re-laparotomy

( Rahbari N N,2010)

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Tanda klinis dan radiologi kebocoran anastomosis

Kebanyakan penulis menegaskan dugaan kebocoran anastomotic oleh computed

tomography (CT) dengan enema kontras dubur atau radiografi kontras enema sederhana

dengan agen kontras yang larut dalam air. Pemeriksaan klinis (digital rectal palpasi) dan

studi endoskopi (rectoscopy kaku atau flexible sigmoidoscopy) dilakukan untuk

memverifikasi diagnosis kebocoran anastomotic. (Rahbari N N,2010)

Prosedur diagnostik utama adalah re-laparotomi dengan verifikasi langsung dari

kebocoran anastomotic dan / atau (fecal) peritonitis. Kebutuhan untuk intervensi aktif

apapun membentuk prasyarat untuk menentukan kebocoran anastomosis klinis yang

relevan. Tergantung pada keparahan gejala, pasien dirawat baik konservatif dengan

antibiotik, drainase perkutan, revisi transanal atau dengan relaparotomy. Kebocoran

anastomosis setelah reseksi anterior rektum harus didefinisikan sebagai penghubung

antara kompartemen luminal intra dan ekstra, karena cacat integritas dinding usus pada

anastomosis antara usus besar dan rektum atau usus besar dan anus. (Rahbari N N,2010)

Universitas Sumatera Utara


Tabel : Karateristik klinis / radiologis kebocoran anastomosis setelah low anterior resection

Grade A Grade B Grade C

Clinical condition Good Mild/Moderate Severely impaired


discomfort
Clinical symptoms No Yes Yes
Abdominal/pelvic Peritonitis
pain Septicemia/sepsis
May have fever
Purulent/fecal vaginal
discharge
(rectovaginal fistula)
Turbid/purulent rectal
Discharge
Contents from the Serous fluid Turbid/purulent (fecal) Fecal (purulent)
drain (if present) May have turbid Content Content
or feculent
contents from the
drain
Laboratory Tests Normal Leucocytosis Leucocytosis
Greactive protein Greactive protein
elevation elevation
May have changes
owing to sepsis
(eg,leucopenia)
Radiologi evaluation Small, contained Anastomotic leakage Anastomotic leakage
anastomotic May have local May have
leakage complications (eg, generalized
pelvic abscess complications (ie,
peritonitis)
Specific treatment No Yes Yes
Antibiotics Re-laparotomy
Interventional with control of
drainage septic focus
Transanal
lavage/drainage

( Rahbari N N,2010)

Universitas Sumatera Utara


2.7 Kerangka Konsep

Low Anterior Resection

Anastomosis colon - rectum

- Penyakit sistemik
- Tehnik operasi
- Kondisi Lokal
- Material

Ileostomy Ghost ileostomy

Healing Leakage

Universitas Sumatera Utara


2.8 Alur Penelitian

Ca. Recti

Memenuhi kriteria inklusi

Operasi Low Anterior Resection

Dengan Ileostomi Dengan Ghost Ileostomy

Healing Leakage Healing Leakage

Hasil Tindakan Total


Iloestomi Ghost Ileostomy
Leakage A B A+B
Healing C D C+D
Total A+C B+D A+B+C+D

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini bersipat Deskriptif Analitik

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

- Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan FK - USU Medan.

- Waktu penelitian dilakukan setelah proposal disetujui, diperkirakan

berlansung selama 3 bulan.

3.3. Populasi dan Sampel

- Populasi

 Penelitian adalah seluruh penderita Ca recti yang dilakukan low anterior

resection dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy yang

berobat di Rumah Sakit Pendidikan FK - USU Medan. .

- Besar sampel

 Oleh karena yang di butuhkan pada penelitian ini adalah pasien dengan

Ca. recti yang akan dioperasi low anterior resection dengan ileostomy

atau ghost ileostomy jumlahnya terbatas maka untuk penelitian ini adalah

Total Sampling.

Universitas Sumatera Utara


3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

- Penderita Ca. recti dengan lokasi 5 - 10 cm dari anal verge

- Dilakukan operasi low anterior resection dengan anastomosis end to end

- Mendapat informed consent.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

- Penderita Ca. recti dengan obstruksi akut.

- Penderita komorbit berat (DM,PPOK,imunodefisiensi).

3.5. Persetujuan setelah perjanjian (Informed Consent)

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari pasien setelah dilakukan

penjelasan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan .

3.6. Etika penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian,

yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian dan kode

etik penelitian biomedik, izin didapat dari komisi etika penelitian Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

3.7. Cara Kerja / Cara Pengumpulan Data

- Data dikumpulkan melalui rekam medis dengan memeriksa adanya tindakan operasi

Low Anterior Resection dengan ileostomy pada penderita ca recti yang dirawat inap

dan dirawat jalan di Rumah Sakit Pendidikan FK – USU Medan.

- Pasien yang telah dilakukan operasi low anterior Resection dengan Ghost Ileostomy

dan di observasi selama 10 hari rawatan rumah sakit pasca operasi.

Universitas Sumatera Utara


3.8. Identifikasi Variabel :

Variabel dependent : Kebocoran Anastomosis

(Grade C  Relaparotomi)

Variabel independent : - LAR dengan Ileostomy

- LAR dengan Ghost Ileostomy

3.9. Pengolahan dan Analisa data :

Dengan menggunakan analisis Chi Square

3.10. Definisi Operasional

Variabel Dependent
Alat Hasil
No Variabel Defenisi Cara Ukur Skala
Ukur Ukur
1. Kebocoran Kebocoran klinis yang - Klinis -Tanda Ya Nominal
Anastomosis masuk dalam katagori - Drain Peritonitis Tidak
grade C yang - Barium - Melihat abses
memerlukan tindakan - Ektravasasi
Relaparotomi. kontras

Variabel Independent
Hasil
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Skala
Ukur
1. Ileostomy Tindakan pembuatan Kuisioner Wawancara Ya Nominal
stoma Tidak
2. Ghost Tindakan pembuatan Kuisioner Wawancara Ya Nominal
Ileostomy (tape) benang elastic Tidak

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karateristik Sampel

Selama periode penelitian dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari

2013, dijumpai 6 pasien dengan Carsinoma Rectum yang dilakukan tindakan operasi LAR +

Ileostomt dan LAR + Ghost ileostomy.

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi

Ileostomy Ghost Ileostomy P value


Karakteristik Demografi
n=2 n=4

Jenis Kelamin, n (%)

Laki – laki 0 3 (75) 0.4a

Perempuan 2 (100) 1 (25)

Usia, median (range), tahun 57,5 (57-58) 58.5 (58-74) 0.14b

Tumor Level from anal verge, 6.5 (6-7) 7 (6-10) 0.453b

median (range), cm
a
Fisher’s Exact test, b Mann Whitney Test

Jumlah pasien Ca.rectum yang mengikuti penelitian ini sebanyak 6 responden.

Responden yang dibedah menggunakan teknik ileostomy sebanyak 2 orang sedangkan

menggunakan teknik Ghost Ileostomy 4 orang. Seluruh responden yang dibedah menggunakan

ileostomy adalah perempuan, sedangkan responden yang mendapat teknik ghost ileostomy

kebanyakan adalah laki-laki ( tiga dari empat pasien yang menjalani ghost ileostomy). Tidak ada

perbedaan usia dan jarak tumor dari anus di antara kedua kelompok terapi (p = 0.14 dan p =

0.453).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Kondisi Pasien Setelah LAR+Ileostomy dan LAR+Ghost Ileostomy

Ileostomy Ghost Ileostomy


Kondisi OS Pasca Operasi P value
n=2 n=4

Lama Rawatan, median (range), hari 11.5 (9-14) 11 (8-14) 0.634a

Komplikasi

Pneumonie

Tidak 2 (100) 2 (50) 0.467b

Ya 0 2 (50)

Mortalitas

Tidak 2 (100) 1 (25) 0.4b

Ya 0 3 (75)
a
Mann Whitney Test, b Fisher’s Exact test

Pasca operasi juga ditemukan tidak ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana

pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14) hari dan pada

pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11 hari (8-14) hari. Seluruh

responden yang dibedah dengan ileostomy tidak ada yang mengalami pneumonie sedangkan

pada responden dengan ghost ileostomy terdapat ( dua dari empat pasien yang menjalani operasi

ghost ileostomy) yang mengalami pneumonie. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada dua kelompok (p = 0.400), namun sebanyak 3 penderita (75%) yang diterapi

dengan ghost ileostomy mengalami kematian.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3 Perbedaan Kebocoran Anastomosis dan Volume Drain Pasca Operasi

Ileostomy Ghost Ileostomy


Kondisi Anastomosis Pasca Operasi P value
n=2 n=4
Perawatan Hari ke-10
Leakage, n (%)
Ya 0 1 (25) 1.000a
Tidak 2 (100) 3 (75)
Drain Hari I, median (range), cc 55 (10-100) 110 (50-250) 0.24b
Drain Hari II, median (range), cc 30 (10-50) 85 (70-250) 0.06b
Drain Hari III, median (range), cc 30 (10-50) 95 (50-150) 0.100b
Drain Hari IV, median (range), cc 35 (20-50) 90 (50-150) 0.095b
Drain Hari V, median (range), cc 15 (10-20) 55 (20-200) 0.100b
Drain Hari VI, median (range), cc 10 (0-20) 40 (20-80) 0.100b
Drain Hari VII, median (range), cc 10 (0-20) 35 (0-80) 0.340b
Drain Hari VIII, median (range), cc 10 (0-20) 35 (0-80) 0.340b
Drain Hari IX, median (range), cc 10 (0-20) 10 (0-50) 0.803b
Drain Hari X, median (range), cc 10 (0-20) 25 (0-150) 0.623b
a
Fisher’s Exact test, b Mann Whitney Test
Kebocoran pada anastomosis grade C terjadi pada perawatan hari ke 10, yang terjadi

hanya pada 1 pasien yang diterapi dengan ghost ileostomy (satu dari empat pasien yang

menjalani ghost ileostomy) sedangkan pada pasien yang diterapi dengan ileostomy seluruhnya

tidak mengalami kebocoran.

Volume cairan serous juga lebih banyak terjadi pada kelompok responden yang diterapi

dengan ghost ileostomy dengan volume tertinggi pada hari I perawatan yaitu sebanyak 110 cc

(50-250) cc. Tidak ada perbedaan yang bermakna volume drain antara dua kelompok terapi.

Kedua kelompok pasien menunjukkan kecenderungan penurunan volume drain.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PEMBAHASAN

Tujuan dari studi ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi kemudahan dan

kelebihan dari ghost ileostomy (GI) dibandingkan dengan Ileostomy dalam hal komplikasi, lama

perawatan dirumah sakit dan kualitas hidup pasien dan orang yang merawat mereka, setelah

dilakukan low anterior resection untuk kanker rectum. Melakukan ileostomy pada pasien yang

menjalani operasi low anterior resection dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan potensi

komplikasi yang berbahaya dan tingkat morbiditas yang tinggi, tidak lepas dari konsekuensi

yang berat pada pasien terutama dalam hal morbiditas pasien dan biaya. Oleh karena itu

perdebatan tentang indikasi melakukan ileostomy pada operasi low anterior resection masih

terbuka. Pilihan untuk tidak memakai stoma masih belum didukung oleh bukti ilmiah yang

relevan dan masih didukung oleh kelompok kecil saja karena membutuhkan struktur organisai

dan terapi yang tidak dimiliki oleh semua center . (Nino Gulla, 2011)

Dari penelitian sebelumnya pada tahun 2008, terdapat 36 pasien dengan kanker rektum

dan menjalani low anterior resection dengan ghost ileostomy . Terdapat 4 pasien (11%) yang di

ubah dari ghost ileustomy pada hari ke 5 dan 6 menjadi loop ileostomy karena didapati

kebocoran dari anastomosis. Tidak ada morbiditas tambahan pada pasien, baik komplikasi

umum maupun lokal yang terkait dengan ghost ileostomy yang diamati pada 32 pasien yang

tersisa, selama rawatan pasien di rumah sakit selama 10 hari tidak ditemukan kebocoran dari

anastomosis maka ghost iloestomy dianggap tidak diperlukan lagi, .(Michelangelo miccini,2010)

Universitas Sumatera Utara


Pada penelitian ini didapatkan kasus penderita kanker rektum yang dilakukan tindakan

operasi low anterior resection dengan ileostomy sebanyak 2 orang dan low anterior resection

dengan ghost ileostomy sebanyak 4 orang, dengan penderita berjenis kelamin laki-laki 4 orang

dan yang berjenis kelamin perempuan 2 orang. Seluruh responden yang di operasi menggunakan

ileostomy adalah perempuan, sedangkan responden yang mendapat teknik ghost ileostomy

kebanyakan adalah laki-laki ( tiga dari empat pasien yang menjalani ghost ileostomy). Tidak ada

perbedaan usia dan jarak tumor dari anus di antara kedua kelompok terapi. Pasca operasi juga

tidak ditemukan ada perbedaan signifikan pada lama rawatan, dimana pada pasien dengan

operasi low anterior resection + ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari (9-14)

dan pada pasien low anterior resection + ghost ileostomy median lama rawatan adalah 11 (8-14)

hari. Seluruh pasien yang di ileostomy tidak ada yang mengalami pneumonie sedangkan pada

responden dengan ghost ileostomy terdapat ( dua dari empat pasien yang menjalani ghost

ileostomy) yang mengalami pneumonie. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada dua kelompok, namun sebanyak 3 penderita yang diterapi dengan ghost ileostomy

mengalami kematian dan hanya ada 1 pasien yang tidak mengalami kebocoran dari anastomosis.

Berdasarkan kenyataan bahwa kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya jumlah

kasus yang dijumpai untuk mendapatkan perbandingan kebocoran anastomosis pada tindakan

operasi low anterior resection + ileostomy dengan low anterior resection + ghost ileostomy

sehingga peran dan indikasi dari stoma protektif mempunyai keterbatasan pengamatan. Akan

tetapi perlu evaluasi lebih lanjut berdasarkan besar sampel , secara khusus dibutuhkan studi lebih

lanjut untuk menjabarkan peranan ghost Ileostomy (GI) untuk mengindentifikasi berbagai

komplikasi yang timbul dari pelaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari penelitian Perbandingan Kebocoran anastomosis pada operasi low anterior resection

dengan menggunakan Ileostomy atau Ghost ileostomy di Rumah Sakit Pendidikan FK USU

medan mulai Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 pada 6 kasus, dijumpai :

1. Kelompok usia terbanyak pada operasi LAR+ ileostomy 57,5 (57-58) dan LAR+ ghost

ileostomy 58,5 (58-74)

2. Tidak ada perbedaan usia dan jarak tumor dari anal verge diantara kedua kelompok

terapi (p = 0,14 dan p = 0,453)

3. Pasca operasi juga ditemukan tidak ada perbedaan signifikan pada lama rawatan,

dimana pada pasien dengan ileostomy median lama rawatan adalah selama 11,5 hari

(9-14) hari dan pada pasien dengan ghost ileostomy median lama rawatan selama 11

hari (8-14) hari.

4. Kebocoran pada anastomosis grade C terjadi pada perawatan hari ke 10, yang terjadi

hanya pada 1 pasien yang diterapi dengan ghost ileostomy ( satu dari empat pasien

yang menjalani ghost ileostomy) sedangkan pada pasien yang diterapi dengan

ileostomy seluruhnya tidak mengalami kebocoran.

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

1. Lebih banyak studi yang masih harus dilakukan untuk mengevaluasi ghost Ileostomy

pada kasus kebocoran anastomosis dan menjabarkan peran terapi yang akurat

dibandingkan dengan Ileostomy.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam sempel yang lebih besar untuk

mendapatkan nilai validitas yang lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Akiyoshi T, Fujimoto Y, Konishi T, Kuroyanagi H, Ueno M, Oya M, et al : Complication of

loop ileostomy closure in patients with rectal tumor, World Journal Of Surgery. 34 :

1937-1942 (2010).

Bullard K.M, Rothenberger D.A : Colon, Rectum and Anus ; in Brunicardi F.C, Schwartz’s

Principles Of Surgery, vol II , 9th ed, Texas :1055-1119 (2008).

Cerroni M, Cirrochi R, Moreli U, Trastulli S, Desiderio J, Mezzacapo M, et al : Ghost

Ileostomy with or without abdominal split, World Journal of Surgical Oncology, Italy 9:

92 (2011).

Compton C C : Colorectal Carcinoma : Diagnostic, Prognostic and Molecular Features. Vol

16. 4th ed. 376 (2003).

Garden O.J : Guidelines for resection of colorectal cancer liver metastases.(2006)

Gordon P.H, Nivatvongs S : Neoplasma of the Colon, Rectum and Anus, 2nd ed. USA. 207-

226 ( 2007).

Gulla N, Trastulli S, Boseli C, Cirocchi R, Cavaliere D, Verdecchia G.M, et al : Ghost

Ileostomy after anterior resection for rectal cancer : a preliminary experience,

Langenbecks Arch Surg. Italy . 396 : 997 – 1007 ( 2011).

Hyman N, Manchester T.L, Osler T, Burns B, Cataldo P.A : Anastomotic leaks after

intestinal anastomosis ; in Annal Of Surgery, Lippincott Williams & Wilkins, Burlington.

Vol 245 (2007).

Kurniawati A, Tenggara R : Pengaruh Asam Asetil Salisilat Terhadap Penurunan

Prevalensi Kanker Kolorektal. CDK 186. 5: 350-352 (2011)

Universitas Sumatera Utara


Lefebure B, Tuech J.J, Bridoux V, Costaglioli. B, Scotte. M, Teniere. P, et al : Evaluation of

selective defunctioning stoma after low anterior resection for rectal cancer, Springer-

Verling. Int J Colorectal Dis. 23: 283-288 (2008).

Mary E, Li en chen : The Washhington Manual of Surgery, 8th ed : 233-234 (2008).

Miccini M, Bonapasta S.A, Gregori M, Barillari P, Tocchi A : Ghost ileostomy : real and

potential Advantages.The American Journal of Surgery, Italy ( 2010).

Soeripto, Indrawati, Indrayanti : Gastro-intestinal Cancer in Indonesia. Asian Pacific Journal

of Cancer Prevention. 4: 289-296 (2007).

Stein U, Schlag P.M : Clinical, Biological and Molecular Aspects of Metastasis in

Colorectal Cancer, Recent results in Cancer research, vol 176, Berlin (2007).

Yann P, Frileux P, Schmitt G, Dehni N, Ollivier J.M, Parc R : Management of Postoperative

peritonitis after anterior resection: experience from a referral intensive care unit ; in

Colon Rectum. 43 : 579-589 (2010).

Parkin, Bray D.M, Ferlay J, Pisani P : Global Cancer Statistics ; in Calif. Cancer J. 74 - 108

(2002).

Rahbari N.N, Weitz J, Hohenberger W, Heald R.J, Moran B, Ulrich A, et al : Definition and

grading of anastomosis leakage following anterior resection of the rectum : A proposal by

the international study group of rectal cancer, surgery. Netherlands. 147: 339-351. (2010)

Zinner M.Z : Tumor of the Colon ; Maingot’s Abdomial Operation , chapter 23, 11th ed

(2007).

Zinner M.Z : Tumor of the Colon ; Maingot’s Abdomial Operation , chapter 25, 11th ed

(2007).

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
Susunan Peneliti

Peneliti
a. Nama lengkap : dr. Khuzaini
b. Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk. I / III c / 197601142003121002
c. Jabatan Fungsional : -
d. Fakultas : Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing
a. Nama lengkap : dr. Budi Irwan, SpB, KBD
b. Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk. I / III d / 196712201997031001
c. Jabatan Fungsional : Staf Bedah Digestif
d. Fakultas : Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
f. Bidang Keahlian : Bedah Digestif

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

RIWAYAT HIDUP

Nama : dr. Khuzaini

Alamat : Jl. Brigjend Zein Hamid Gg. Sepakat No. 13 Medan

Telepon : 061 – 7861173

HP : 081376301789

Tempat / tgl. Lahir : Kuta cane, 14 Januari 1976

Agama : Islam

Status : Menikah

Istri : dr. Poppy Riflizawany, M.Ked (Ped), SpA

Anak : Muhammad Rifqy Khuzaini

Reza Fahlevi Khuzaini

Pendidikan

1. SD I Rimo - Aceh Singkil, selesai tahun 1988


2. SMP I Rimo – Aceh Singkil , selesai tahun 1991
3. SMA Negeri 3 Banda Aceh, selesai tahun 1994
4. S-1 Sarjana Kedokteran (S.Ked), Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara,
selesai tahun 1999
5. Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, selesai
tahun 2002

Universitas Sumatera Utara


Publikasi Ilmiah

KEGIATAN TEMPAT TANGGAL JUDUL Keterangan


ILMIAH PRESENTASI
PIT XVII BEDAH Surabaya 15 s/d 18 juli Penanganan Gawat Podium
Darurat Pasien (Oral Presentation)
2009 Meningioma
Dengan kehamilan
Preterm
MABI XVIII Manado 08 s/d 10 Juli Suralis Flap pada Poster
defec Calcaneus
2010

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Rencana Anggaran Penelitian

No Uraian Jumlah
1 Pengumpulan data & honorarium Rp 2.800.000,-
2 Fotocopi kuesioner, dll (800 lbr x Rp 200) Rp 1.600.000,-
3 Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 700.000,-
4 Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 1.500.000,-
5 Pemeriksaan penunjang Lab lengkap + Barium Rp 9.000.000,-
enema @ 750.000 x 12 Pasien
Total Rp 15.600.000,-

Sumber dana : Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Nanggroe Aceh Darussalam (BRR - NAD).

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Jadwal Penelitian

NOVEMBER DESEMBER JANUARI


FEBRUARI MARET
2012 2012 2013
2013 2013
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
PENGGANDAAN
LAPORAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5
Naskah Penjelasan kepada Subjek Penelitian/Orangtua/Kerabat Pasien Lainnya

Bapak/Ibu yang terhormat, nama saya dr. Khuzaini, peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk tesis saya yang berjudul Perbandingan kebocoran anastomosis pada
operasi Low Anterior Resection dengan menggunakan Ileostomi atau Ghost Ileostomi di Rumah
Sakit Pendidikan FK-USU Medan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kebocoran dari sambungan usus besar dan rektum.
Dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan pengangkatan kanker pada rektum dan
dilakukan penyambungan usus besar dan rektum baik secara manual (jahitan primer) atau pun
menggunakan alat bantu (stapler).
Untuk melengkapi penelitian ini maka saya harus mewawancarai Bapak/Ibu. Sebelum
wawancara, saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak/Ibu atas
kesediannya ikut serta dalam penelitian ini. Perlu saya jelaskan bahwa penelitian ini akan saya
gunakan untuk mengetahui tingkat kebocoran sambungan usus besar dengan rektum.
Kami meminta izin untuk melakukan tindakan sambungan usus besar dengan rektum
setelah dilakukan pengangkatan kanker pada rektum dengan menggunakan ileostomy atau
pratahap ileostomy (ghost Ileostomy).
Pada penelitian ini identitas Bapak/Ibu disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota
peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data Bapak/Ibu . Kerahasian data Bapak/Ibu
akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiannya tetap dijaga.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak terjadi perubahan
tindakan pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu
tetap akan mendapatkan pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan prosedur pelayanan.
Mudah-mudahan informasi yang saya sampaikan sudah cukup jelas. Bila demikian saya
harapkan Bapak /Ibu dapat membubuhkan tanda tangan pada bagian lembaran persetujuan
tindakan operasi.

Universitas Sumatera Utara


Bila ada keluhan setelah dilakukan tindakan, maka Bapak/ibu dapat menghubungi saya di
nomor 081376301789. Peneliti akan bertanggung jawab dan membantu mengatasi keluhan
Bapak/Ibu.

Hormat kami,
Peneliti

(dr. Khuzaini)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Persetujuan Setelah Penjelasan


“ Informed Consent “

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ………………………..……
Umur : ……… tahun L/P
Alamat :………..………………………………………………..
Hubungan dengan pasien : Saya sendiri/Bapak/Ibu/anak/hubungan kerabat lainnya
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN
untuk dilakukan tindakan operasi terhadap diri saya/anak/kerabat/Bapak, sesuai penyakit yang
dideritanya :
Nama : ……………………………. Umur ……...…… tahun
Alamat Rumah :……...…………………………………………………..
yang tujuan, sifat, dan perlunya dilakukan tindakan operasi tersebut di atas, serta risiko yang
dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ……………………………2012
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr. ................................ …………………………...

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8

LEMBARAN ISIAN

Formulir/Kuisioner
Status Pasien
No. MR : Tanggal : Nama :
Identitas Pribadi
Nama : ………………………………………………..L / P
Usia : ............ tahun
Suku bangsa : …………………………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………………………...
Alamat Rumah : …………………………………………………

Keluarga :
Nama : ………………………………………………..L / P
Alamat : …………………………………………………
No. HP/Rumah : …………………………………………………
Hubungan dengan pasien : …………………………………………………

Anamnesis
Penyakit lain yang sedang dialami (jika ada) : ……………………………
…………………………………………..…………………………………………
Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) : ……………………………
……………………………………….….…………………………………………

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Colok Dubur : ……………………………………………………
………..………………………………………….

Pemeriksaan Penunjang
Colonoscopy : ..........................................................................

Ct Scan Abdomen : ………………………………………………..

Tanggal Tindakan Operasi


LAR + Ileostomy : ………………………………………………..
LAR + Ghost Ileostomy : ………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


Tabel pemantauan paska operasi : Low Anterior Resection + Ileostomy

Hari paska Klinis Drain Radiologi Leakage


operasi (peritonitis) (fecal) (Barium Enema) (Grade B/C)
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

Tabel pemantauan paska operasi : Low Anterior Resection + Ghost Ileostomy

Hari paska Klinis Drain Radiologi Leakage


operasi (peritonitis) (fecal) (Barium Enema) (Grade B/C)
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai